23
HUBUNGAN PERAWAT DENGAN PASIEN Diposkan oleh Rizki Kurniadi, Amd.Kep Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana untuk mengaplikasikan proses keperawatan pada saat perawat dan pasien berinteraksi kesediaan untuk terlibat guna mencapai tujuan asuhan keperawatan. Hubungan perawat dan pasien adalah hubungan yang direncanakan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk pencapaian tiuan klien. Dalam hubungan itu perawat menggunakan pengetahuan komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif. Pada dasarnya hubungan perawat dan pasien bersifat professional yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Hubungan perawat dengan pasien merupakan hubungan interpersonal titik tolak saling memberi pengertian. Kewajiban perawat memberikan asuhan keperawatan dikembangkan hubungan saling percaya dibentuk dalam interaksi ,hubungan yang dibentuk bersifat terapetik dan bukan hubungan social,hubungan perawat dan klien sengaja dijalin terfokus pada klien,bertujuan menyelesaikan masalah klien. 2 tahap interaksi yang dilalui dalam berhubungan banyak factor yang perlu diperhatikan baik klien maupun perawat

Hubungan Perawat Dengan Pasien

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Perawat Dengan Pasien

HUBUNGAN PERAWAT DENGAN PASIENDiposkan oleh Rizki Kurniadi, Amd.Kep  

Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana untuk mengaplikasikan proses

keperawatan pada saat perawat dan pasien berinteraksi kesediaan untuk terlibat guna mencapai

tujuan asuhan keperawatan. Hubungan perawat dan pasien adalah hubungan yang direncanakan

secara sadar,bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk pencapaian tiuan klien. Dalam

hubungan itu perawat menggunakan pengetahuan komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang

efektif.

            Pada dasarnya hubungan perawat dan pasien bersifat professional yang diarahkan pada

pencapaian tujuan. Hubungan perawat dengan pasien merupakan hubungan interpersonal titik

tolak saling memberi pengertian.

            Kewajiban perawat memberikan asuhan keperawatan  dikembangkan hubungan saling

percaya dibentuk dalam interaksi ,hubungan yang dibentuk bersifat terapetik dan bukan

hubungan social,hubungan perawat dan klien sengaja dijalin terfokus pada klien,bertujuan

menyelesaikan masalah klien.

2 tahap interaksi yang dilalui dalam berhubungan banyak factor yang perlu diperhatikan baik

klien maupun perawat

a.perawat professional bila mampu menciptakan hubungan terapetik dengan klien

b.keikhlasan,empati dan kehangatan diciptakan dalam berhubungan dengan klien

Page 2: Hubungan Perawat Dengan Pasien

Tahap hubungan perawat dengan pasien

1.      Tahap orientasi

            Di mulai pada saat pertama kali berhubungan.Tujuan utama tahap orientasi adalah

membangun trust.

2.Tahap bekerja

1. Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan

2. Membangun suasana yang mendukung untuk berubah

3.Tahap terminasi

a. Penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan

b. Terminasi disampaikan sejak awal atau tidak mendadak

faktor-faktor yang mempengaruhi klien dalam berhubungan

1.  Perbedaan perkembangan

2.  Perbedaan budaya

3.  Perbedaan gender

4.  Gangguan pendengaran

5. Gangguan penglihatan

Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan terjadi bila :

1.      Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien

2.      Perawat benar-benar memahami  tentang hak-hak pasien dan harus melindungi hak

tersebut,salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien

Page 3: Hubungan Perawat Dengan Pasien

3.      Perawat harus sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada pribadi pasien

yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya,antara lain kelemahan fisik dan

ketidakberdayaan dalam menentukan sikap  atau pilihan sehingga tidak dapat menggunakan hak

dan kewajibannya dengan baik

4.      Perawat harus memahami keberadaan pasien sehingga dapat bersikap sabar dan tetap

memperhatikan pertimbangan etis dan moral

5.      Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala risiko yang mungkin timbul selama

pasien dalam perawatannya

6.      Perawat sedapat mungkin berusaha untuk menghindari konflik antara nilai-nilai pribadi pasien

dengan cara membina hubungan baik antara pasien,keluarga,dan teman sejawat serta dokter

untuk kepentingan pasien 

            Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,keluarga,atau

komunitas,perawat  sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafat yang

mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan

peraktek keperawatan,dimana inti dari filsafat tersebyut adalah hak dan martabat manusia.

Karena itu,fokus dari etika keperawatan ditujukan terhadap sifat manusia yang unik. Untuk

memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat diperlukan peraturan tentang hubungan

antara perawat dengan masyarakat,yaitu sebagai berikut :

1.      Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang

bersumber dari adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu,kelurga,dan masyarakat.

Page 4: Hubungan Perawat Dengan Pasien

2.      Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan,memelihara suasana lingkungan

yang menghormati nilai-nilai budaya,adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari

individu,keluarga,dan masyarakat

3.      Perawat dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu,keluarga dan

masyarakat,senantiasa dilandasi rasa tulus,ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur

keperawatan

4.      Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu,keluarga dan masyarakat,khususnya

dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan serta upaya kesejahteraan pada

umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN TENTANG HUBUNGAN PERAWAT DENGAN PASIENDiposkan oleh Rizki Kurniadi, Amd.Kep  

Kasus :

Nn D dan kakanya Tn.B yang berumur 18 dan 21 th. Pada hari minggu pergi kerumah nenelknya

dengan mobil pribadinya. Mobil tersebut mdikemudikan oleh Tn.B . mobil tersebut mengalami

kecelakaan yang mengakibatkan kaki kiri nNn.D patah dan harus diamputasi,sedangkan

kakaknya meninggal dunia.  Setelah 2 hari dirawat Nn.D baru sadarkan diri dan dia sangat

deprasi setelah mengetahui kakinya diamputasi dan ia menanyakan keadaan kakaknya.

Page 5: Hubungan Perawat Dengan Pasien

Disini terlihat bahwa perawat tersebut mengalami konflik  nilai. Haruskah perawat

tersebut mengatakan secara jujur ataukah ia harus berbohong.

                Dibawah ini ada sedikit cuplikan drama, bagaimana cara perawat

menyelesaikan masalah ini.

Pasien                   :               “Suster….suster…..”

Perawat               :               “Ada apa mbak,.??”

Pasien                   :              “Apa yang terjadi dengan kaki saya sus…??”

Perawat               :               “Maaf mbak,kaki mbak terpaksa

diamputasi,karena jika tidak bisa     

                                              bisa membahayakan diri

mbak”.                                                          

Pasien                   :              “Tak mungkin sus…tak mungkin,.tak mungkin

semua ini terjadi,saya tak mau

                                              sus…!!”

Perawat               :               “Tenang mbak,tenang…”

Pasien                   :              “mana mungkin saya bisa tenang sus,lihat kaki

saya,sekarang saya sudah

                                               cacat”.

Diruang IGD . . .

Bustam                 :               (Nafasnya tinggal satu-satu)

Perawat Budi     :               “ Dokter….dokter..!!! pasien kita sekarat ”

Dr. Alfy                 :               (datang keruang IGD sambil berlari-lari dan

langsung memeriksa pasien)

Kemudian datang orang tua pasien

Ayah pasien       :               “ Bagaimana keadaan anak saya dok…? ”

Dr. Alfy                                 :               “ Maaf pak, kami sudah berusaha

sebisa mungkin, tapi Tuhan berkehendak

                                             lain,anak bapak tidak bisa diselamatkan karna

lukanya teramat parah “

Page 6: Hubungan Perawat Dengan Pasien

Keluarga pasien menangis dengan merintih..

Perawat Budi     :              “ Maaf Pak, Bu sabar ya… semua ini cobaan dari

Tuhan.. Bapak,dan Ibu harus

                                                tabah menghadapi cobaan ini “

lalu keluarga pasien langsung pergi keruang dimana anak perempuannya

dirawat

 Ibu                        :              “Dewi…”

Pasien                   :              “Mama….”

Ibu                         :              (Memeluk anaknya ) “ Tenang nak,,tenang…”

Pasien                   :               Kaki dewi ma,..kaki dewi..!!” ( Menangis )

Ayah                      :               “Sabar nak,semua ini sudah jalan terbaik,jika

kakimu tidak diamputasi akan

                                              membahayakan dirimu nak,kami tak mau

kehilangan kamu…”

 Pasien                  :               “Tapi pa,kaki dewi cacat pa…

cacat…”(menangis)

Ibu                         :               “kamu harus sabar nak,kamu harus

kuat,semua ini pasti ada hikmahnya,ada

                                               papa dan mama yang akan

mendampingimu”.

Pasien                   :               “Kak  bustam  mana ma, gimana keadaan dia

sekarang…??”

Ibu                         :               “ Kakak kamu….” (kemudian menangis dan

lari keluar dari ruangan)

Pasien                   :               “Pa,apa yang terjadi dengan kak pa…???”

Ayah                      :               (Terdiam dan langsung keluar ruangan)

Pasien                   :               “ Suster,apa yang terjadi sus?”

Page 7: Hubungan Perawat Dengan Pasien

Perawat               :               “tenang mbak,mbak tenang dulu,kami akan

mnceritakan semuanya”

Pasien                   :               “ Sebenarnya apa yang terjadi sus?”

Perawat               :              “ Maaf sebelumnya mbak..mbak harus bisa

menerima semuanya,kami sudah

                                               Berusaha sebisda mungkin,tapi Tuhan

berkehendak lain,kakak mbak tidak bisa

                                               Kami selamatkan”.

Pasien                   :              “Apa sus….?? Suster pasti bohong kan…??

Mana kakak saya sus, saya mau

                                              Bertemu dengannya”

Perawat               :               “Saya tau mbak,ini pasti berat buat mbak,tapi

kakak  mbak memang tidak bisa

                                             diselamatkan,lukanya gterlau parah”.

Pasien                   :              “tak mungkin sus…tak mungkin..”

Perawat               :               “Mbak yang sabar ,mbak harus bisa menerima

semua ini,dan sebaiknya

                                              Sekarang mbak istirahat dulu”.

Pasien                   :               “ Tapi sus...”

Perawat               :              “Sekarang mbak tarik nafas dulu dan keluarkan

perlahan-lahan”.

Pasien                   :              (diam dan kemudian menarik nafas)

Perawat               :               “Sekarang mbak istirahat saja dulu karena

keasaan mbak masih lemah”.

Pasien                   :               “ Baiklah sus”.

Page 8: Hubungan Perawat Dengan Pasien

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan

pada praktik keperawatan, yang diberikan kepada pasien pada berbagai

tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan,

berpedoman pada standar asuhan keperawatan dalam lingkup wewenang

serta tanggung  jawab       keperawatan (Hartianah.Z, 1997), dalam

menjalankan asuhan keperawatan, Perawat selalu mengadakan hubungan

dengan  pasien (Robert Priharjo,1995). Disisi lain peningkatan hubungan

antara perawat dengan pasien dapat dilakukan melalui penerapan proses

keperawatan (Nursalam, 2001).

 Dasar hubungan perawat, dokter, dan pasien  merupakan mutual

humanity  dan pada hakekatnya hubungan yang saling ketergantungan

dalam mewujudkan harapan pasien terhadap keputusan tindakan asuhan

keperawatan .

Untuk memulai memahami hubungan secara manusiawi pada

pasien, perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan harus memahami

bahwa penyebab bertambahnya kebutuhan manusiawi secara universal

menimbulkan kebutuhan baru, dan membuat seseorang (pasien) yang

rentan untuk menyalahgunakan.

Dengan demikian  bagaimanapun hakekat hubungan tersebut adalah

bersifat dinamis, dimana pada waktu tertentu hubungan tersebut dapat

memperlihatkan karakteristik dari  salah satu atau semua pada jenis

hubungan, dan perawat harus mengetahui bahwa pasien  yang

berbeda  akan memperlihatkan reaksi- reaksi yang berbeda terhadap

Page 9: Hubungan Perawat Dengan Pasien

ancaman suatu penyakit yang telah dialami, dan dapat mengancam

humanitas pasien.

Oleh sebab itu sebagai perawat professional, harus dapat

mengidentifikasi komponen- konponen yang berpengaruh terhadap

seseorang dalam membuat keputusan etik. Faktor- faktor tersebut

adalah :  faktor agama, sosial, pendidikan, ekonomi, pekerjaan/ posisi

pasien termasuk perawat, dokter dan hak-hak pasien, yang dapat

mengakibatkan pasien perlu mendapat bantuan perawat dan dokter dalan

ruang lingkup pelayanan kesehatan. Disamping harus menentukan

bagaimana keadaan tersebut dapat mengganggu humanitas pasien

sehubungan dengan integritas pasien sebagai manusia yang holistic.

1.2  Tujuan Penulisan

1.2.1        Tujuan umum

Setelah penulisan makalah ini penulis memahami hubungan perawat

dan pasien terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.

1.2.2        Tujuan khusus

Setelah penulisan makalah ini penulis dapat :

1)      Memahami etika hubungan tim keperawatan.

2)      Memahami hubungan perawat - pasien – dokter.

3)      Memahami hubungan perawat – pasien dalam konteks etik.

Page 10: Hubungan Perawat Dengan Pasien

4)      Penerapan  hubungan antara perawat – pasien, perawat dan perawat,

perawat – profesi lain dan perawatan dengan masyarakat.

BAB 2TINJAUAN  PUSTAKA

            Dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan kepada

pasien  berdasarkan rencana  yang telah ditetapkan, perawat secara

kolaboratif terlibat pula dalam program tim kesehatan lain. Perawat dituntut

mampu berkomunikasi dan mengambil keputusan  etis dengan sesama

profesi, pasien, dan tim kesehatan lain khususnya dokter.

2.1   Etika hubungan tim keperawatan

 dari semua individu yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan

kepada pasien. Komposisi anggota tim keperawatan bervariasi, tergantung

pada tenaga keperawatan yang ada, sensus pasien, jenis unit

keperawatan, dan program pendidikan keperawatan yang

berafiliasi/kerjasama Faktor-faktor tim keperawatan yang diarahkan

terhadap kualitas

asuhan keperawatan . Dalam kerjasama dengan sesama tim, semua

perawat harus berprinsip dan ingat bahwa fokus dan semua upaya yang

dilakukan adalah mengutamakan kepentingan pasien serta kualitas asuhan

keperawatan dan semua perawat harus mampu mengadakan komunikasi

secara efektif. Latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan maupun

kemampuan bervariasi, maka dalam pemberian tugas asuhan

keperawatan, perawatan dibagi dalam berbagai kategori, misalnya perawat

pelaksana, kepala bangsal, kepala unit perawat, kepala seksi perawatan

(supervisor), dan kepala bidang keperawatan (direktor president of

Page 11: Hubungan Perawat Dengan Pasien

nursing). Dalam memberikan asuhan keperawatan, setiap anggota harus

mampu mengkomunikasikan dengan perawat anggota lain, dimana

permasalahan etis dapat didiskusikan dengan sesama perawat atau

atasannya.

2.2  Perawat, pasien, dan dokter

Perawat, pasien, dan dokter adalah tiga unsur manusia yang saling

berhubungan selama mereka terkait dalam hubungan timbal balik

pelayanan kesehatan. Hubungan perawat dengan dokter telah terjalin

seiring perkembangan kedua kedua profesi ini, tidak terlepas dari sejarah,

sifat ilmu/ pendidikan, latar belakang personal dan lain- lain.

Kedokteran dan keperawatan, walaupun kedua disiplin ilmu ini sama-

sama berfokus pada manusia, mempunyai beberapa

perbedaan. Kedokteran lebih bersifat paternalistik, yang mencerminkan

figur seorang bapak, pemimpin dan pembuat keputusan (judgment).

Sedangkan keperawatan lebih bersifat mothernalistik, yang mencerminkan

figure seorang ibu (mother instink) dalam memberikan asuhan

keperawatan, kasih sayang, dan bantuan (helping relationship).

Berbagai model hubungan antara perawat, dokter dan pasien telah

dikembangkan, berikut ini model hubungan perawat, dokter, dan pasien

yang dikembangkan oleh: Szasz dan Hollander mengembangkan tiga

model hubungan dokter, perawat, dimana model ini terjadi pada semua

hubungan antar manusia, termasuk hubungan antar perawat dan dokter.

Model mereka kembangkan meliputi :

              

2.2.1        Model aktivitas- pasivitas

Suatu model dimana perawat dan dokter berperan aktif dan pasien

berperan pasif. Model ini tepat untuk bayi, pasien koma, pasien dibius, dan

Page 12: Hubungan Perawat Dengan Pasien

pasien dalam keadaan darurat. Dokter  berada pada posisi

mengatur  semuanya, merasa mempunyai kekuasaan, dan identitas pasien

kurang diperhatikan. Model ini bersifat otoriter dan paternalistic.

2.2.2        Model hubungan membantu

              Merupakan dasar  untuk sebagian besar dari praktik keperawatan

atau praktik kedokteran. Model ini terdiri dari pasien yang mempunyai

gejala mencari bantuan dan perawat atau dokter yang mempunyai

pengetahuan terkait dengan kebutuhan pasien. Perawat dan dokter

memberi bantuan dalam bentuk perlakuan/ perawatan atau pengobatan.

Timbal baliknya pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati anjuran

perawat atau dokter. Dalam model ini, perawat dan dokter mengetahui apa

yang terbaik bagi pasien, memegang apa yang diminati pasien dan bebas

dari prioritas yang lain. Model ini bersifat paternalistik walau sedikit lebih

rendah.

2.2.3        Model partisipasi mutual

Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama atau

kesejahteraan antara umat manusia merupakan nilai yang tinggi, model ini

mencerminkan asumsi dasar dari proses demokrasi. Interaksi, menurut

model ini, menyebutkan  kekuasaan  yang sama, saling membutuhkan, dan

aktivitas yang dilakukan akan memberikan kepuasan kedua pihak. 

Model ini mempunyai ciri bahwa setiap pasien mempunyai

kemampuan untuk menolong dirinya sendiri yang merupakan aspek

penting  pada layanan kesehatan saat ini. Peran dokter dalama model ini

adalah membantu pasien menolong dirinya sendiri.

Page 13: Hubungan Perawat Dengan Pasien

Dari perspektif keperawatan, model partisipasi mutual ini penting

untuk mengenal dari pasien dan kemampuan diri pasien. Model ini

menjelaskan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan

berkembang. Keperawatan bersifat menghargai martabat individu yang

unik, berbeda satu sama lain dan membantu kemampuan dalam

menentukan dan mengatur diri sendiri ( Bandman and Bandman,1999.

dikutip dari American Nurses Assocication, Nursing: Asocial Policy. Kansas

City. MO: 1980. hal:6 ).  

2.3 Hubungan  perawat dan  pasien  dalam  konteks  etis

  Seorang pasien dalam situasi menjadi pasien mempunyai tujuan

tertentu. Seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan juga

mempunyai tujuan tertentu. Kondisi yang dihadapi pasien merupakan

penentu peran perawat terhadap pasien ( Husted dan Husted, 1990 ).

Untuk menjelaskan peran perawat secara umum dapat digunakan

kerangka yang mengacu pada pandangan dasar Helldegard .E  Pepley,

tentang hubungan perawat dan pasien dalam asuhan keperawatan,

merupakan rasa percaya, pengukuran pemecahan masalah (Problem

Solving ), dan kolaborasi.

Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, perawat dapat

berperan Sebagai konselor pada saat pasien mengungkapkan kejadian

dan perasaan tentang penyakitnya. Perawat juga dapat berperan sebagai

pengganti orang tua (terutama pada pasien anak), saudara kandung, atau

teman bagi pasien dalam ungkapan perasaan-perasaannya.

2.1    Penerapan hubungan antara perawat dan pasien, perawat dan

perawat, perawat dan profesi lain, dan perawat dengan

masyarakat        

Page 14: Hubungan Perawat Dengan Pasien

Bentuk-bentuk penerapan, Dalam konteks hubungan perawat dan pasien,

perawat dapat berperan Sebagai konselor pada saat pasien

mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang penyakitnya. Perawat juga

dapat berperan sebagai pengganti orang tua (terutama pada pasien anak),

saudara kandung, atau teman bagi pasien dalam ungkapan perasaan-

perasaannya.

Perawat dan perawat memiliki etika khusus mengatur tanggung jawab

moral perawat yang disusun oleh  organisasi perawat itu

sendiri. berdasarkan suatu sumber yang ada dilingkungan baik

lingkungan   kesehatan, lingkungan konsumen dan lingkungan Komunitas

Keperawatan. Contoh penerapannya yaitu :

1 Tritmen pada pasien yang menghadapi ajal :

- Pemberian O2 -> diteruskan / di stop.

- Program pengobatan diteruskan / tidak

- Suport terapi ( RJP ) sampai kapan.

- dalam kondisi MBO.

2. Mengijinkan unsur mengakhiri penderitaan dan hidup pasien dengan

sengaja atas permintaan pasien sendiri,pembatasan perilaku, dan

infomrmed consent.

- Pasien teriminal

- Status vegetatif

- pasien HIV /AID

- pasien mendapat terapi diet

- pasien menghadapi tindakan medik

-operasi, pemakaian obat yangharganya mahal dll.

3 Bioetika :

Page 15: Hubungan Perawat Dengan Pasien

- aborsi, pembatasan kelahiran,sterilisasi, bayi tabung, tranplantasi organ

dll.

4 Pengungkapan kebenaran dan kerahasiaan dalam bidang kedokteran.

- permintaan informasi data pasien,

- Catatan medik,

- Pembicaraan kasus pasien.

penerapan hubungan antara perawat dan profesi lain yang memiliki bidang

kesehatan yang saling berketergantungan satu sama lain misalnya

seorang dokter pasti membutuhkan, perawat, apoteker dan lain-lain , yang

saling berkaitan satu sama lain.

Selain penerapan-penerapan dengan perawat dan profesi lain, perawat

juga harus menerapkan hubungan antara perawat dan

masyarakat  Perawat mengemban tugas tanggung jawab bersama

masyarakat untuk memprakarsai dan medukung berbagai kegiatan dalam

memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.dan tetap menghargai privasi

yang ada dalam masyarakat berupa Privasi pasien. Menghargai harkat

martabat pasien,Sopan santun dalam pergaulan,saling menghormati,

saling membantu, peduli terhadap lingkung

Page 16: Hubungan Perawat Dengan Pasien

BAB 3

PEMBAHASAN

Fokus utama dari perhatian etis dalam keputusan tindakan asuhan

keperawatan seharusnya adalah kesejahteraan individu, dan walaupun

pasien mempunyai peran integral dan bahan peran sentral dalam

pengambilan keputusan, maka pasien tidak lagi mempunyai hak untuk

memaksa perawat, sebagai pelaksana asuhan keperawatan.

Bila perbedaan antara perawat dan pasien tidak dapat di selesaikan,

maka pelaksana asuhan keperawatan harus menarik diri dari pelaksana

asuhan keperawatan dan merujuknya kepada seseorang yang sistim

valuenya sesuai dengan keinginan pasien. Dan bila tidak ada juga, pasien

mungkin harus mempertimbangkan kembali keputusannya atau dapat

menarik diri dari asuhan keperawatan

            Berdasarkan peran dan fungsi perawat, perawat menerima tugas

secara pribadi untuk memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan dari

pasien. Bagaimanapun perawat tidak mempunyai kewajiban khusus untuk

mencoba mengisi semua (atau beberapa) keinginan asuhan keperawatan

dari individu, meskipun perawat dapat melakukannnya tetapi tidak ada

kewajiban moral secara khusus untuk melakukannya.

Terlebih lagi perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan, tidak

mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pasien yang diluar

bidang keahliannya, dan mempunyai hak untuk mengakhiri tindakan

asuhan keperawatan yang diluar batas kemampuannya.

Oleh sebab itu, hubungan parawat dan pasien sebenarnya

merupakan keputusan– keputusan yang dibuat berdasarkan kesepakatan

Page 17: Hubungan Perawat Dengan Pasien

bersama sebagai pencerminan suatu penghargaan terhadap value dari

kedua belah pihak. Disamping itu dalam memberikan asuhan keperawatan

kepada pasien , perawat juga mempunyai hubungan dengan dokter dalam

peran dependen (tergantung) mengingat dalam melaksanakan  asuhan

keperawatan didalamnya terdapat program kesehatan  dimana

pertanggung jawaban dipegang oleh dokter, disamping peran  kolaborasi

(interdependen) yang dilaksanakan dalam mengatasi permasalahan

secarateam work dengan tim kesehatan lain.

            Untuk membuat keputusan terdapat permasalahan etika

keperawatan secara tepat, maka perawat perlu mengetahui dan

memahami konsep dasar etika keperawatan. Berbagai permasalahan etika

dapat terjadi dalam tatannan tindakan asuhan keperawatan, dimana terjadi

intervensi antara pasien dengan perawat. Permasalahan bisa menyangkut

penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam

menentukan kamatian.

           Upaya menjaga keselamatan pasien yang bertentangan dengan

berbagai sector lain, dan penerapan asuhan keperawatan yang tidak ilmiah

dalam mengatasi permasalahan kesehatan pasien. Dalam membuat

keputusan terhadap dua masalah yang dihadapi, perawat dituntut untuk

dapat mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan dirinya,

yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini oleh pas

BAB 4

PENUTUP

Berdasarkan   uraian pada  latar belakang  dan analisa dari studi

perpustakaan diatas, maka penyusun dapat mengambil kesimpulan dan

saran- saran, sebagai berikut:

Page 18: Hubungan Perawat Dengan Pasien

4.1   Kesimpulan

Pada  dasaranya hubungan antara perawat dan pasien berdasarkan

pada sifat alamiah perawat dan pasien. Dalam interaksi perawat dan

pasien, peran yang dimiliki masing–masing membentuk suatu kesepakatan

atau persetujuan dimana pasien pempunyai peran dan hak sebagai pasien

dan perawat dapat melaksanakan asuhan keparawatan mempunyai peran

dan hak sebagai perawat.

       Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, maka

setiap hubungan harus didahului dengan kontrak dan kesepakatan

bersama, dimana pasien mempunyai peran sebagai pasien dan perawat

sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Kesepakatan ini menjadi

parameter bagi perawat dalam menentukan setiap tindakan etis.

4.2  Saran- saran

            Untuk memulai memahami hubungan manusiawi dalam kontek

profesional seseorang harus mengerti bahwa penyebab bertambahnya

kebutuhan manusiawi secara universal menimbulkan kebutuhan baru, dan

membuat seseorang yang rutin untuk menyalahgunakan.

            Oleh karena itu sebagai perawat harus dapat mengidentifikasi

kerusakan fisiologis yang spesifik yang disebabkan oleh gejala-gejala

penyakit atau kelainan lain, tetapi juga harus menemukan bagaimana

keadaan tersebut dapat mengganggu humanitas pasien sehubungan

dengan integritas pasien sebagai manusia.

Dengan mengetahui bahwa pasien yang berbeda akan

memperlihatkan reaksi- reaksi yang berbeda terhadap ancaman penyakit

yang telah dialami dan dapat mengancam humanitas pasien, maka

perawat harus melakukan pengidentifikasian respon-respon manusia

terhadap ancaman-ancaman tersebut.

Page 19: Hubungan Perawat Dengan Pasien