44
DASAR PEMBUATAN PERJANJIAN KERJA 1. KECAKAPAN KEDUA BELAH PIHAK 2. KEMAMPUAN ATAU KECAPAKAPAN MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM 3. ADANYA PEKERJAAN YANG DIPERJANJIAKAN DAN 4. PEKERJAAN YANG DIPERJANJIKAN TIDAK BERTENTANGAN DENGAN KETERTIBAN UMUM, KESUSILAAN DAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN YANG BERLAKU CATATAN : Jika tidak dipenuhi - 1 DAN 2 maka DAPAT DIBATALKAN - 3 DAN 4 maka BATAL DEMI HUKUM

Hubungan Perburuhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Perkuliahan Hukum Perburuhan

Citation preview

  • DASAR PEMBUATAN

    PERJANJIAN KERJA 1. KECAKAPAN KEDUA BELAH PIHAK

    2. KEMAMPUAN ATAU KECAPAKAPAN MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM

    3. ADANYA PEKERJAAN YANG DIPERJANJIAKAN DAN

    4. PEKERJAAN YANG DIPERJANJIKAN TIDAK BERTENTANGAN DENGAN KETERTIBAN UMUM, KESUSILAAN DAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN YANG BERLAKU

    CATATAN : Jika tidak dipenuhi

    - 1 DAN 2 maka DAPAT DIBATALKAN

    - 3 DAN 4 maka BATAL DEMI HUKUM

  • JENIS PERJANJIAN KERJA,

    PSL 56 AYAT (1) UU No. 13 Tahun 2003

    1. PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

    Perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu

    2. PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU Perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan

    hubungan kerja dalam waktu tidak tertentu atau parmanent

  • PENGATURAN PKWT

    PEKERJAAN SEKALI SELESAI, SEMENTARA

    SIFATNYA

    1. Didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu.

    2. Dibuat untuk paling lama 3 tahun

    3. Apabila selesai dari yang diperjanjikan, putus demi hukum

    4. Harus dicantumkan batasan suatu pekerjaan dinyatakan

    selesai

    5. Karena kondisi tertentu, pekerjaan belum dapat

    diselesaikan, dapat dilakukan pembaharuan.

    6. Pembaharuan dilakukan setelah melebihi masa tenggang

    waktu 30 hari setelah berakhir perjanjian kerja

    7. Selama tenggang waktu tidak ada hubungan kerja

    8. Para pihak dapat mengatur lain ketentuan pembaharuan

    dan tenggang waktunya

  • PENGATURAN PKWT

    PEKERJAAN BERSIFAT MUSIMAN Pekerjaan yang pelaksanaannya tergantung pada

    musim atau cuaca

    Hanya dapat dilakukan untuk satu jenis pekerjaan pada musim tertentu

    Pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi pesanan atau target, sebagai pekerjaan musiman

    Diberlakukan untuk pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan tambahan

    Untuk pekerjaan memenuhi pesanan atau target sebagai pekerjaan tambahan, pengusaha harus membuat daftar nama pekerja/buruh

    Tidak dapat dilakukan pembaharuan

  • PENGATURAN PKWT

    BERHUBUNGAN DENGAN PRODUK BARU

    Dilakukan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk

    tambahan yang masih dalam percobaan atau

    penjajagan

    Dapat dilakukan paling lama 2 tahun dan dapat diperpanjang satu kali paling lama 1 tahun

    Hanya boleh diberlakukan untuk melakukan pekerjaan diluar kegiatan utama atau diluar

    pekerjaan yang biasa dilakukan perusahaan

  • PEKERJA HARIAN LEPAS

    Wajib membuat Perjanjian Kerja Harian Lepas secara tertulis Perjanjian kerja harian lepas dapat dibuat berupa daftar pekerja

    yang melakukan pekerjaan, sekurang-kurangnya memuat : nama/alamat perusahaan, alamat/alamat pekerja, jenis pekerjaan yang dilakukan, besarnya upah dan/atau imbalan lainnya.

    Daftar pekerja disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan setempat, selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak mempekerjakan pekerja

    Pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan serta upah didasarkan pada kehadiran

    Dilakukan kurang dari 21 hari dalam 1 bulan Apabila bekerja lebih dari 21 hari atau lebih selama 3 bulan

    berturut-turut, berubah menjadi PKWTT

    Perjanjian Kerja Harian Lepas dikecualikan dari ketentuan jangka waktu PKWT pada umumnya

  • PENCATATAN PKWT

    Wajib dicatatkan kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota setempat, selambat-lambatnya 7 hari kerja sejakpenandatanganan

    Pekerja harian lepas, dicatatkan daftar pekerja/buruh kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan setempat.

  • PERUBAHAN PKWT MENJADI PKWTT

    Tidak dibuat dalam bahas Indonesia dan huruf latin, sejak adanya hubungan kerja.

    Pekerjaan bersifat musiman tidak dibuat untuk satu jenis pekerjaan pada musim tertentu dan tidak dibuat terhadap pekerjaan tambahan, sejak adanya hubungan kerja.

    Pekerjaan produk baru, dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan jangka waktu dan perpanjangan serta dilakukan pembaharuan, sejak dilakukan penyimpangan

    Pembaharuan untuk pekerjaan sekali selesai atau sementara sifatnya, tidak melalui tenggang waktu 30 hari

    Hak pekerja dan prosedur penyelesaiannya dilakukan sesuai ketentuan perundang-undangan bagi PKWTT

  • PERATURAN PERUSAHAAN

    Peraturan yang dibuat secara tertulis oleh Pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan

    Dasar hukum Peraturan Perusahaan: 1. Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

    Ketenagakerjaan

    2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 48/Men/2004 tanggal 8 April 2004 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama

  • TUJUAN

    PERATURAN PERUSAHAAN

    1. memberikan kepastian syarat-syarat kerja di

    perusahaan

    2. meningkatkan kegairahan dan ketenangan

    bekerja

    3. meningkatkan produktivitas kerja, akhirnya

    akan meningkatkan taraf hidup pekerja dan

    keluarganya

  • MATERI

    PERATURAN PERUSAHAAN

    a. Hak dan kewajiban Pengusaha

    b. Hak dan kewajiban pekerja

    c. Syarat kerja

    d. Tata tertib perusahaan

    e. Jangka waktu berlakunya

  • PEMBUATAN

    PERATURAN PERUSAHAAN

    1. Disusun dan menjadi tanggung jawab

    perusahaaan

    2. Memperhatikan saran dan pertimbangan

    dari wakil pekerja

    3. Dalam hal telah terbentuk Serikat Pekerja

    (SP), maka wakil pekerja adalah pengurus SP

    4. Perwakilan pekerja dipilih secara demokratis

  • PROSES MENDAPATKAN SARAN DAN

    PERTIMBANGAN

    Pengusaha harus menyampaikan naskah rancangan Peraturan Perusahaan (PP) kepada perwakilan Pekerja/Buruh

    Saran dan pertimbangan harus sudah diterima Pengusaha dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya naskah Peraturan Perusahaan (PP)

    Dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja, tidak memberikan saran dan pertimbangan, Pengusaha dapat mengajukan permohonan pengesahan disertai bukti

  • PERSYARATAN

    PERMOHONAN PENGESAHAN

    PERATURAN PERUSAHAAN

    1. Mengajukan permohonan secara tertulis

    2. Melampirkan naskah Peraturan Perusahaan

    rangkap 3 (tiga) yang telah ditandatangani

    oleh Pengusaha

    3. Melampirkan bukti telah dimintakan saran

    dan pertimbangan dari perwakilan

    Pekerja/Buruh

  • PERMOHONAN PENGESAHAN

    PERATURAN PERUSAHAAN 1. Nama dan alamat perusahaan

    2. Nama Pimpinan perusahaan

    3. Wilayah operasi perusahaan

    4. Status perusahaan

    5. Jenis atau bidang usaha

    6. Jumlah pekerja menurut jenis kelamin

    7. Status hubungan kerja

    8. Upah tertinggi dan terendah

    9. Nama dan alamat SP/SB (bila ada)

    10. Nomor pencatatan SP/SB (bila ada)

    11. Masa berlaku PP

    12. Pengesahan Peraturan Perusahaan yang ke berapa

  • PENGESAHAN

    PERATURAN PERUSAHAAN 1. Pengesahan sudah diberikan dalam waktu 30 (tiga puluh)

    hari kerja sejak naskah diterima

    2. Dalam hal pembuatan telah sesuai ketentuan dan apabila waktu 30 (tiga puluh) hari kerja terlampaui, Peraturan

    3. Perusahaan dianggap telah mendapatkan pengesahan

    4. Dalam hal tidak memenuhi persyaratan, harus diberitahukan secara tertulis kepada Pengusaha

    5. Dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan, Pengusaha wajib mengembalikan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk

  • PERUBAHAN

    PERATURAN PERUSAHAAN

    Perubahan harus berdasarkan kesepakatan antara Pengusaha dan SP/SB dan atau wakil

    pekerja/buruh

    Perubahan harus mendapatkan pengesahan kembali

    Perubahan dianggap tidak ada apabila belum mendapatkan pengesahan.

  • PEMBAHARUAN

    PERATURAN PERUSAHAAN Pengusaha wajib mengajukan pembaharuan paling lama 30 (tiga

    puluh) hari kerja sebelum berakhirnya masa berlaku Peraturan Perusahaan

    Pembaharuan dilakukan sebagaimana pengaturan permohonan pengesahan Peraturan Perusahaan

    Dalam pembaharuan, apabila terdapat perubahan materi dari Peraturan Perusahaan sebelumnya, perubahan tersebut harus didasarkan atas kesepakatan Pengusaha dengan wakil Pekerja/Buruh

    Ketentuan dalam Peraturan Perusahaan yang telah berakhir masa berlakunya, tetap berlaku sampai ditandatanganinya PKB atau disahkan Peraturan Perusahaan baru

    Dalam hal perundingan pembuatan PKB telah dilakukan, belum mencapai kesepakatan, Pengusaha wajib mengajukan permohonan pengesahan pembaharuan Peraturan Perusahaan

  • KETENTUAN PERATURAN

    PERUSAHAAN Pengusaha mempekerjakan pekerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)

    orang wajib membuat Peraturan Perusahaan

    Melalui berlaku sejak disahkan Masa berlakunya 2 (dua) tahun dan wajib diperbaharui setelah habis

    masa berlakunya

    Selama berlakunya PP, Pengusaha wajib melayani kehendak SP/SB untuk pembuatan PKB

    Selama perundingan belum mencapai kesepakatan, PP berlaku sampai habis jangka waktu berlakunya

    Ketentuan dalam PP tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    Perubahan PP hanya dapat dilakukan atas dasar kesepakatan Pengusaha dan wakil pekerja

    Perubahan PP harus mendapat pengesahan Pengusaha wajib memberitahukan dan menjelaskan isi PP serta

    memberikan naskah PP atau perubahannya kepada pekerja

  • SANKSI

    Tindak Pidana Pelanggaran Denda paling sedikit Rp. 5.000.000 dan paling

    banyak Rp. 50.000.000 (pasal 188) : a. Tidak membuat Peraturan Perusahaan

    Pasal 108 ayat ( 1)

    b. Tidak melakukan pembaharuan Pasal 111 ayat ( 3 )

    Tidak memberitahukan dan menjelaskan isi serta memberikan naskah Peraturan Perusahaan atau perubahannya kepada pekerja. Pasal 114

  • PROSES PENGESAHAN

    PERATURAN PERUSAHAAN 1. Meneliti kelengkapan dokumentasi dan materi Peraturan Perusahaan

    2. Mengembalikan permohonan Pengusaha dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterima permohonan, untuk dilengkapi atau diperbaiki

    3. Perusahaan wajib menyampaikan naskah Peraturan Perusahaan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya pengembalian Peraturan Perusahaan

    4. Apabila tidak dikembalikan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja, dapat dianggap perusahaan belum memiliki Peraturan Perusahaan

    5. Pengesahan Peraturan Perusahaan wajib menerbitkan Surat Keputusan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja

    6. Dalam hal waktu 30 (tiga puluh) hari kerja terlampaui dan Peraturan Perusahaan telah memenuhi syarat, Peraturan Perusahaan dianggap telah mendapatkan pengesahan

    7. Catatan :

    1. Akibat No. 4 perusahaan dikenakan sanksi pidana pelanggaran sebagaimana diatur pasal 188 UU Ketenagakerjaan

  • PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)

    Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara Serikat Pekerja/Serikat

    Buruh yang tercatat pada instansi yang

    bertanggung jawab di bidang

    ketenagakerjaan dengan Pengusaha, atau

    beberapa Pengusaha atau perkumpulan

    Pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja,

    hak dan kewajiban kedua belah pihak

  • DASAR HUKUM PEMBUATAN PKB

    1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

    Bagian Ketujuh Pasal 116 133 1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi No. 48/Men/2004 tanggal 8 April 2004 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan

    serta Pembuatan dan Pendaftaran

    Perjanjian Kerja Bersama

  • TUJUAN

    PERJANJIAN KERJA BERSAMA

    1. Mengusahakan perbaikan syarat-syarat

    kerja

    2. Meningkatkan kegairahan dan ketenangan

    bekerja di perusahaan

  • MATERI

    PERJANJIAN KERJA BERSAMA

    1. Nama, tempat kedudukan serta alamat SP/SB

    2. Nama, tempat kedudukan serta alamat Pengusaha

    3. Nama serta tanggal pencatatan SP/SB

    4. Hak dan kewajiban Pengusaha

    5. Hak dan kewajiban SP/SB beserta pekerja

    6. Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya PKB

    7. Tanda tangan para pihak pembuat PKB

    8. Penandatanganan oleh wakil harus ada surat kuasa dilampirkan pada PKB

  • PEMBUATAN PKB

    1. Hanya dapat dibuat 1 (satu) PKB, berlaku bagi seluruh pekerja di perusahaan yang bersangkutan

    2. Perusahaan yang memiliki cabang, dibuat PKB Induk berlaku di semua cabang dan dapat dibuat PKB turunan yang berlaku di masing-masing cabang

    3. PKB Induk menurut ketentuan yang berlaku umum di seluruh cabang perusahaan, PKB turunan memuat pelaksanaan PKB induk yang disesuaikan dengan kondisi cabang perusahaan masing-masing

    4. PKB turunan belum disepakati, PKB induk tetap berlaku

  • PERSYARATAN PEMBUATAN PKB

    1. Dirundingkan SP/SB atau beberapa SP/SB yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan Pengusaha atau beberapa Pengusaha.

    2. Harus didasari itikad baik dan kemauan bebas kedua belah pihak

    3. Dilakukan secara menyeluruh untuk mufakat

    4. Lamanya perundingan ditetapkan berdasarkan kesepakatan dan dituangkan dalam Tata Tertib Perundingan

  • PERUNDINGAN PEMBUATAN PKB

    1. Tempat perundingan dilakukan di kantor perusahaan atau kantor SP/SB atau tempat lain sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

    2. Biaya perundingan menjadi beban Pengusaha, kecuali disepakati oleh kedua belah pihak.

    3. Tim perunding sesuai dengan kedudukan dengan ketentuan masing-masing pihak paling banyak 9 orang dengan kuasa penuh.

    4. SP/SB yang tidak terwakili dalam tim perunding dapat menyampaikan aspirasinya secara tertulis kepada Tim Perunding sebelum dimulai perundingan

  • SYARAT SP/SB UNTUK

    MERUNDINGKAN PKB

    1. SP/SB telah tercatat berdasarkan UU No. 21

    Tahun 2000

    2. Memenuhi pengesahan sebagaimana diatur

    pasal 119 dan pasal 120 UU Nomor 13 Tahun

    2003

    3. Mengajukan permintaan secara tertulis

  • SERIKAT PEKERJA MEMBUAT PKB

    1. dalam hal 1 (satu) SP memiliki anggota lebih dari 50 % dari jumlah pekerja 2. mendapat dukungan lebih 50 % dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan melalui pemungutan suara

    2. bila tidak mendapat dukungan, SP dapat mengajukan kembali perundingan PKB, setelah 6 (enam) bulan sejak dilakukan pemungutan suara

    3. dalam hal lebih dari 1 (satu) SP maka SP yang memiliki jumlah keanggotaan lebih dari 50 % dari jumlah pekerja melakukan koalisi, sehingga tercapai lebih 50 % dari jumlah pekerja

    4. membentuk tim perunding yang keanggotaannya ditentukan secara proporsional

    5. pemungutan suara diselenggarakan panitia (wakil pekerja dan pengurus SP) disaksikan oleh Pengusaha dan pihak pejabat yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan

    6. keanggotaan SP dibuktikan dengan Kartu Anggota

  • PROSES PELAKSANAAN HAK

    LEBIH DARI 1 SP/SB 1. SP/SB yang berhak mewakili pekerja melakukan perundingan

    PKB adalah SP yang mewakili anggota lebih dari 50 % dari seluruh jumlah pekerja.

    2. Penentuan SP/SB yang berhak dilakukan melalui verifikasi yang dilakukan oleh Panitia yang terdiri dari wakil pengurus SP/SB disaksikan wakil instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dan Pengusaha.

    3. Verifikasi dilakukan berdasarkan Kartu Tanda Anggota (KTA), apabila terdapat KTA lebih dari satu, KTA yang terakhir yang sah

    4. Pelaksanaan dilakukan di tempat-tempat lainnya diatur sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu proses produksi dalam waktu 1 hari kerja yang disepakati SP/SB.

    5. Pengusaha maupun SP/SB dilarang melakukan tindakan yang mempengaruhi pelaksanaan verifikasi.

  • Lanjutan 1. SP/SB diberikan kesempatan untuk menjelaskan program

    pembuatan PKB dalam waktu 14 hari dan dilakukan 3 hari setelah tanggal diumumkannya pemungutan suara.

    2. Pelaksanaan penjelasan tersebut dilakukan diluar jam kerja pada tempat-tempat yang disepakati SP dan Pengusaha.

    3. Dalam waktu paling lambat 7 hari sebelum pemungutan suara, SP dapat membuktikan keanggotannya pada Pengusaha, maka pemungutan suara tidak perlu dilaksanakan

    4. Panitia pemungutan suara menyelesaikan waktu pelaksanaan pemungutan suara diluar jam kerja sehingga tidak mengganggu proses produksi.

    5. Tempat pemungutan suara ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara panitia dengan Pengusaha.

    6. Hasil pemungutan suara, setelah ditandatangani oleh panitia dan saksi-saksi

  • TATA TERTIB PERUNDINGAN

    1. Tujuan pembuatan tata tertib

    2. Susunan tim perunding

    3. Lamanya masa perundingan

    4. Materi perundingan

    5. Tempat perundingan

    6. Tata cara perundingan

    7. Cara penyelesaian apabila terjadi kebuntuan perundingan

    8. Sahnya perundingan

    9. Biaya perundingan

  • PENDAFTARAN PKB

    Pengusaha mendaftarkan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan

    Pengajuan pendaftaran, melampirkan naskah PKB dalam rangkap 3 bermaterai cukup yang telah dibubuhkan tanda tangan Pengusaha dan SP/SB

    Penelitian dalam waktu 7 hari kerja sejak tanggal diterimanya permohonan, meliputi kelengkapan pernyataan formal dan materi PKB.

    Persyaratan dan materi telah terpenuhi, dalam waktu 7 hari kerja sejak selesainya penelitian, harus menerbitkan Surat Keputusan Pendaftaran.

    Apabila persyaratan dan atau materi bertentangan dengan per-UU-an, memberi catatan pada surat keputusan pendaftran.

    Catatan menurut pasal-pasal yang bertentangan dengan per-UU-an

  • PENGAJUAN PENDAFTARAN PKB

    1. Nama dan alamat perusahaan

    2. Nama Pimpinan perusahaan

    3. Wilayah operasi perusahaan

    4. Status permodalan perusahaan

    5. Jenis atau bidang usaha

    6. Jumlah pekerja menurut jenis kelamin

    7. Status hubungan kerja

    8. Upah tertinggi dan terendah

    9. Nama dan alamat SP/SB

    10. Nomor pencatatan SP/SB

    11. Jumlah anggota SP

    12. Masa berlaku PKB

    13. Pendaftaran yang ke

  • MAKSUD PENDAFTARAN

    Sebagai alat monitoring dan evaluasi pengaturan syarat kerja di perusahaan

    Sebagai rujukan utama dalam hal terjadi perselisihan pelaksanaan PKB

  • MASA BERLAKUNYA PKB

    Berlakunya 2 (dua) tahun Dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)

    tahun berdasarkan kesepakatan secara tertulis

    Perundingan pembuatan dapat dimulai paling cepat 3 (tiga) bulan sebelum berakhir

    Dalam hal tidak mencapai kesepakatan, tetap berlaku untuk paling lama 1 (satu) tahun

    Dapat mengadakan perubahan

  • PERPANJANGAN ATAU

    PEMBAHARUAN PKB

    Dalam hal terdapat 1 (satu) SP, tidak mempersyaratkan jumlah anggota SP

    Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) SP, SP yang anggotanya lebih dari 50 %, bersama-sama SP yang membuat terdahulu

    Dalam hal tidak ada SP yang anggotanya lebih dari 50 % dapat membuat koalisi

    Apabila hal tersebut tidak terpenuhi SP membentuk Tim

    Perunding, yang keanggotannya ditentukan secara proporsional

  • PERUBAHAN PKB

    Perubahan PKB yang sedang berlaku, harus berdasarkan kesepakatan

    Perubahan menjadi bagian yang terpisahkan dari PKB yang sedang berlaku

  • KEWAJIBAN PARA PIHAK

    Wajib melaksanakan ketentuan yang ada dalam PKB

    Wajib memberitahukan atas perubahannya kepada pekerja

    Pengusaha harus mencetak dan membagikan kepada setiap pekerja atas biaya perusahaan

    Pengusaha mendaftarkan

  • KEWAJIBAN PENGUSAHA, SP/SB

    Melaksanakan ketentuan yang ada dalam PKB

    Wajib memberitahukan isi PKB dan perubahannya kepada seluruh pekerja

  • PERUNDINGAN PEMBUATAN PKB

    TIDAK MENCAPAI KESEPAKATAN Menjadwalkan kembali perundingan dengan waktu paling lama 30

    hari setelah perundingan gagal, apabila perundingan pembuatan PKB tidak selesai disepakati dalam Tata Tertib

    Membuat pernyataan secara tertulis tidak dapat diselesaikan memuat :

    a. Materi yang belum disepakati b. Pendirian para pihak c. Risalah perundingan d. Tempat, tanggal dan tanda tangan para pihak. Salah satu pihak atau kedua belah pihak melaporkan kepada

    instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

    Penyelesaian instansi, sesuai mekanisme penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial UU Nomor 2 Tahun 2004

  • PENYELESAIAN MELALUI MEDIASI

    Penyelesaian melalui mediasi, para pihak atau salah satu pihak tidak menerima anjuran, berdasarkan kesepakatan para pihak mediator melaporkan kepada Menteri untuk menetapkan langkah-langkah penyelesaian.

    Laporan mediator memuat a. Materi yang belum disepakati b. Pendirian para pihak c. Pendirian para pihak d. Kesimpulan perundingan e. Pertimbangan dan saran penyelesaian Menteri dapat menunjuk pejabat untuk menyelesaikan pembuatan PKB. Penyelesaian pembuatan PKB juga tidak mencapai kesepakatan, salah satu pihak

    dapat mengajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial daerah hukum tempat pekerja bekerja.

    Daerah hukum tempat pekerja bekerja melebihi 1 daerah hukum gugatan diajukan pada PHI yang daerah hukumnya mencakup domisili perusahaan.

  • KETENTUAN KHUSUS

    dalam 1 (satu) perusahaan hanya dapat dibuat 1 (satu) PKB mulai berlaku sejak ditandatangani, kecuali ditentukan lain perjanjian kerja tidak boleh bertentangan dengan PKB

    dalam hal Perjanjian Kerja tidak memuat aturan yang diatur dalam PKB, maka berlaku aturan-aturan dalam PKB

    dilarang mengganti PKB dengan PP apabila tidak ada lagi SP, maka ketentuan yang ada dalam PP tidak

    boleh lebih rendah dari PKB

    SP bubar atau pengalihan kepemilikan, PKB tetap berlaku sampai berakhir

    dalam hal merger, yang berlaku adalah PKB yang paling menguntungkan pekerja

    merger antara perusahaan yang belum memiliki PKB dengan yang telah memiliki PKB, maka yang berlaku adalah PKB tersebu