Upload
samun-ismaya
View
1.009
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Modul Perkuliahan Hukum Perburuhan
Citation preview
DASAR PEMBUATAN
PERJANJIAN KERJA 1. KECAKAPAN KEDUA BELAH PIHAK
2. KEMAMPUAN ATAU KECAPAKAPAN MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM
3. ADANYA PEKERJAAN YANG DIPERJANJIAKAN DAN
4. PEKERJAAN YANG DIPERJANJIKAN TIDAK BERTENTANGAN DENGAN KETERTIBAN UMUM, KESUSILAAN DAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN YANG BERLAKU
CATATAN : Jika tidak dipenuhi
- 1 DAN 2 maka DAPAT DIBATALKAN
- 3 DAN 4 maka BATAL DEMI HUKUM
JENIS PERJANJIAN KERJA,
PSL 56 AYAT (1) UU No. 13 Tahun 2003
1. PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
Perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu
2. PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU Perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja dalam waktu tidak tertentu atau parmanent
PENGATURAN PKWT
PEKERJAAN SEKALI SELESAI, SEMENTARA
SIFATNYA
1. Didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu.
2. Dibuat untuk paling lama 3 tahun
3. Apabila selesai dari yang diperjanjikan, putus demi hukum
4. Harus dicantumkan batasan suatu pekerjaan dinyatakan
selesai
5. Karena kondisi tertentu, pekerjaan belum dapat
diselesaikan, dapat dilakukan pembaharuan.
6. Pembaharuan dilakukan setelah melebihi masa tenggang
waktu 30 hari setelah berakhir perjanjian kerja
7. Selama tenggang waktu tidak ada hubungan kerja
8. Para pihak dapat mengatur lain ketentuan pembaharuan
dan tenggang waktunya
PENGATURAN PKWT
PEKERJAAN BERSIFAT MUSIMAN Pekerjaan yang pelaksanaannya tergantung pada
musim atau cuaca
Hanya dapat dilakukan untuk satu jenis pekerjaan pada musim tertentu
Pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi pesanan atau target, sebagai pekerjaan musiman
Diberlakukan untuk pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan tambahan
Untuk pekerjaan memenuhi pesanan atau target sebagai pekerjaan tambahan, pengusaha harus membuat daftar nama pekerja/buruh
Tidak dapat dilakukan pembaharuan
PENGATURAN PKWT
BERHUBUNGAN DENGAN PRODUK BARU
Dilakukan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajagan
Dapat dilakukan paling lama 2 tahun dan dapat diperpanjang satu kali paling lama 1 tahun
Hanya boleh diberlakukan untuk melakukan pekerjaan diluar kegiatan utama atau diluar
pekerjaan yang biasa dilakukan perusahaan
PEKERJA HARIAN LEPAS
Wajib membuat Perjanjian Kerja Harian Lepas secara tertulis Perjanjian kerja harian lepas dapat dibuat berupa daftar pekerja
yang melakukan pekerjaan, sekurang-kurangnya memuat : nama/alamat perusahaan, alamat/alamat pekerja, jenis pekerjaan yang dilakukan, besarnya upah dan/atau imbalan lainnya.
Daftar pekerja disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan setempat, selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak mempekerjakan pekerja
Pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan serta upah didasarkan pada kehadiran
Dilakukan kurang dari 21 hari dalam 1 bulan Apabila bekerja lebih dari 21 hari atau lebih selama 3 bulan
berturut-turut, berubah menjadi PKWTT
Perjanjian Kerja Harian Lepas dikecualikan dari ketentuan jangka waktu PKWT pada umumnya
PENCATATAN PKWT
Wajib dicatatkan kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota setempat, selambat-lambatnya 7 hari kerja sejakpenandatanganan
Pekerja harian lepas, dicatatkan daftar pekerja/buruh kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan setempat.
PERUBAHAN PKWT MENJADI PKWTT
Tidak dibuat dalam bahas Indonesia dan huruf latin, sejak adanya hubungan kerja.
Pekerjaan bersifat musiman tidak dibuat untuk satu jenis pekerjaan pada musim tertentu dan tidak dibuat terhadap pekerjaan tambahan, sejak adanya hubungan kerja.
Pekerjaan produk baru, dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan jangka waktu dan perpanjangan serta dilakukan pembaharuan, sejak dilakukan penyimpangan
Pembaharuan untuk pekerjaan sekali selesai atau sementara sifatnya, tidak melalui tenggang waktu 30 hari
Hak pekerja dan prosedur penyelesaiannya dilakukan sesuai ketentuan perundang-undangan bagi PKWTT
PERATURAN PERUSAHAAN
Peraturan yang dibuat secara tertulis oleh Pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan
Dasar hukum Peraturan Perusahaan: 1. Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 48/Men/2004 tanggal 8 April 2004 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama
TUJUAN
PERATURAN PERUSAHAAN
1. memberikan kepastian syarat-syarat kerja di
perusahaan
2. meningkatkan kegairahan dan ketenangan
bekerja
3. meningkatkan produktivitas kerja, akhirnya
akan meningkatkan taraf hidup pekerja dan
keluarganya
MATERI
PERATURAN PERUSAHAAN
a. Hak dan kewajiban Pengusaha
b. Hak dan kewajiban pekerja
c. Syarat kerja
d. Tata tertib perusahaan
e. Jangka waktu berlakunya
PEMBUATAN
PERATURAN PERUSAHAAN
1. Disusun dan menjadi tanggung jawab
perusahaaan
2. Memperhatikan saran dan pertimbangan
dari wakil pekerja
3. Dalam hal telah terbentuk Serikat Pekerja
(SP), maka wakil pekerja adalah pengurus SP
4. Perwakilan pekerja dipilih secara demokratis
PROSES MENDAPATKAN SARAN DAN
PERTIMBANGAN
Pengusaha harus menyampaikan naskah rancangan Peraturan Perusahaan (PP) kepada perwakilan Pekerja/Buruh
Saran dan pertimbangan harus sudah diterima Pengusaha dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya naskah Peraturan Perusahaan (PP)
Dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja, tidak memberikan saran dan pertimbangan, Pengusaha dapat mengajukan permohonan pengesahan disertai bukti
PERSYARATAN
PERMOHONAN PENGESAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN
1. Mengajukan permohonan secara tertulis
2. Melampirkan naskah Peraturan Perusahaan
rangkap 3 (tiga) yang telah ditandatangani
oleh Pengusaha
3. Melampirkan bukti telah dimintakan saran
dan pertimbangan dari perwakilan
Pekerja/Buruh
PERMOHONAN PENGESAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN 1. Nama dan alamat perusahaan
2. Nama Pimpinan perusahaan
3. Wilayah operasi perusahaan
4. Status perusahaan
5. Jenis atau bidang usaha
6. Jumlah pekerja menurut jenis kelamin
7. Status hubungan kerja
8. Upah tertinggi dan terendah
9. Nama dan alamat SP/SB (bila ada)
10. Nomor pencatatan SP/SB (bila ada)
11. Masa berlaku PP
12. Pengesahan Peraturan Perusahaan yang ke berapa
PENGESAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN 1. Pengesahan sudah diberikan dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari kerja sejak naskah diterima
2. Dalam hal pembuatan telah sesuai ketentuan dan apabila waktu 30 (tiga puluh) hari kerja terlampaui, Peraturan
3. Perusahaan dianggap telah mendapatkan pengesahan
4. Dalam hal tidak memenuhi persyaratan, harus diberitahukan secara tertulis kepada Pengusaha
5. Dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan, Pengusaha wajib mengembalikan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk
PERUBAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN
Perubahan harus berdasarkan kesepakatan antara Pengusaha dan SP/SB dan atau wakil
pekerja/buruh
Perubahan harus mendapatkan pengesahan kembali
Perubahan dianggap tidak ada apabila belum mendapatkan pengesahan.
PEMBAHARUAN
PERATURAN PERUSAHAAN Pengusaha wajib mengajukan pembaharuan paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja sebelum berakhirnya masa berlaku Peraturan Perusahaan
Pembaharuan dilakukan sebagaimana pengaturan permohonan pengesahan Peraturan Perusahaan
Dalam pembaharuan, apabila terdapat perubahan materi dari Peraturan Perusahaan sebelumnya, perubahan tersebut harus didasarkan atas kesepakatan Pengusaha dengan wakil Pekerja/Buruh
Ketentuan dalam Peraturan Perusahaan yang telah berakhir masa berlakunya, tetap berlaku sampai ditandatanganinya PKB atau disahkan Peraturan Perusahaan baru
Dalam hal perundingan pembuatan PKB telah dilakukan, belum mencapai kesepakatan, Pengusaha wajib mengajukan permohonan pengesahan pembaharuan Peraturan Perusahaan
KETENTUAN PERATURAN
PERUSAHAAN Pengusaha mempekerjakan pekerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
orang wajib membuat Peraturan Perusahaan
Melalui berlaku sejak disahkan Masa berlakunya 2 (dua) tahun dan wajib diperbaharui setelah habis
masa berlakunya
Selama berlakunya PP, Pengusaha wajib melayani kehendak SP/SB untuk pembuatan PKB
Selama perundingan belum mencapai kesepakatan, PP berlaku sampai habis jangka waktu berlakunya
Ketentuan dalam PP tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Perubahan PP hanya dapat dilakukan atas dasar kesepakatan Pengusaha dan wakil pekerja
Perubahan PP harus mendapat pengesahan Pengusaha wajib memberitahukan dan menjelaskan isi PP serta
memberikan naskah PP atau perubahannya kepada pekerja
SANKSI
Tindak Pidana Pelanggaran Denda paling sedikit Rp. 5.000.000 dan paling
banyak Rp. 50.000.000 (pasal 188) : a. Tidak membuat Peraturan Perusahaan
Pasal 108 ayat ( 1)
b. Tidak melakukan pembaharuan Pasal 111 ayat ( 3 )
Tidak memberitahukan dan menjelaskan isi serta memberikan naskah Peraturan Perusahaan atau perubahannya kepada pekerja. Pasal 114
PROSES PENGESAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN 1. Meneliti kelengkapan dokumentasi dan materi Peraturan Perusahaan
2. Mengembalikan permohonan Pengusaha dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterima permohonan, untuk dilengkapi atau diperbaiki
3. Perusahaan wajib menyampaikan naskah Peraturan Perusahaan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya pengembalian Peraturan Perusahaan
4. Apabila tidak dikembalikan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja, dapat dianggap perusahaan belum memiliki Peraturan Perusahaan
5. Pengesahan Peraturan Perusahaan wajib menerbitkan Surat Keputusan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
6. Dalam hal waktu 30 (tiga puluh) hari kerja terlampaui dan Peraturan Perusahaan telah memenuhi syarat, Peraturan Perusahaan dianggap telah mendapatkan pengesahan
7. Catatan :
1. Akibat No. 4 perusahaan dikenakan sanksi pidana pelanggaran sebagaimana diatur pasal 188 UU Ketenagakerjaan
PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)
Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara Serikat Pekerja/Serikat
Buruh yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dengan Pengusaha, atau
beberapa Pengusaha atau perkumpulan
Pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja,
hak dan kewajiban kedua belah pihak
DASAR HUKUM PEMBUATAN PKB
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Bagian Ketujuh Pasal 116 133 1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 48/Men/2004 tanggal 8 April 2004 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan
serta Pembuatan dan Pendaftaran
Perjanjian Kerja Bersama
TUJUAN
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
1. Mengusahakan perbaikan syarat-syarat
kerja
2. Meningkatkan kegairahan dan ketenangan
bekerja di perusahaan
MATERI
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
1. Nama, tempat kedudukan serta alamat SP/SB
2. Nama, tempat kedudukan serta alamat Pengusaha
3. Nama serta tanggal pencatatan SP/SB
4. Hak dan kewajiban Pengusaha
5. Hak dan kewajiban SP/SB beserta pekerja
6. Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya PKB
7. Tanda tangan para pihak pembuat PKB
8. Penandatanganan oleh wakil harus ada surat kuasa dilampirkan pada PKB
PEMBUATAN PKB
1. Hanya dapat dibuat 1 (satu) PKB, berlaku bagi seluruh pekerja di perusahaan yang bersangkutan
2. Perusahaan yang memiliki cabang, dibuat PKB Induk berlaku di semua cabang dan dapat dibuat PKB turunan yang berlaku di masing-masing cabang
3. PKB Induk menurut ketentuan yang berlaku umum di seluruh cabang perusahaan, PKB turunan memuat pelaksanaan PKB induk yang disesuaikan dengan kondisi cabang perusahaan masing-masing
4. PKB turunan belum disepakati, PKB induk tetap berlaku
PERSYARATAN PEMBUATAN PKB
1. Dirundingkan SP/SB atau beberapa SP/SB yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan Pengusaha atau beberapa Pengusaha.
2. Harus didasari itikad baik dan kemauan bebas kedua belah pihak
3. Dilakukan secara menyeluruh untuk mufakat
4. Lamanya perundingan ditetapkan berdasarkan kesepakatan dan dituangkan dalam Tata Tertib Perundingan
PERUNDINGAN PEMBUATAN PKB
1. Tempat perundingan dilakukan di kantor perusahaan atau kantor SP/SB atau tempat lain sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
2. Biaya perundingan menjadi beban Pengusaha, kecuali disepakati oleh kedua belah pihak.
3. Tim perunding sesuai dengan kedudukan dengan ketentuan masing-masing pihak paling banyak 9 orang dengan kuasa penuh.
4. SP/SB yang tidak terwakili dalam tim perunding dapat menyampaikan aspirasinya secara tertulis kepada Tim Perunding sebelum dimulai perundingan
SYARAT SP/SB UNTUK
MERUNDINGKAN PKB
1. SP/SB telah tercatat berdasarkan UU No. 21
Tahun 2000
2. Memenuhi pengesahan sebagaimana diatur
pasal 119 dan pasal 120 UU Nomor 13 Tahun
2003
3. Mengajukan permintaan secara tertulis
SERIKAT PEKERJA MEMBUAT PKB
1. dalam hal 1 (satu) SP memiliki anggota lebih dari 50 % dari jumlah pekerja 2. mendapat dukungan lebih 50 % dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan melalui pemungutan suara
2. bila tidak mendapat dukungan, SP dapat mengajukan kembali perundingan PKB, setelah 6 (enam) bulan sejak dilakukan pemungutan suara
3. dalam hal lebih dari 1 (satu) SP maka SP yang memiliki jumlah keanggotaan lebih dari 50 % dari jumlah pekerja melakukan koalisi, sehingga tercapai lebih 50 % dari jumlah pekerja
4. membentuk tim perunding yang keanggotaannya ditentukan secara proporsional
5. pemungutan suara diselenggarakan panitia (wakil pekerja dan pengurus SP) disaksikan oleh Pengusaha dan pihak pejabat yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
6. keanggotaan SP dibuktikan dengan Kartu Anggota
PROSES PELAKSANAAN HAK
LEBIH DARI 1 SP/SB 1. SP/SB yang berhak mewakili pekerja melakukan perundingan
PKB adalah SP yang mewakili anggota lebih dari 50 % dari seluruh jumlah pekerja.
2. Penentuan SP/SB yang berhak dilakukan melalui verifikasi yang dilakukan oleh Panitia yang terdiri dari wakil pengurus SP/SB disaksikan wakil instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dan Pengusaha.
3. Verifikasi dilakukan berdasarkan Kartu Tanda Anggota (KTA), apabila terdapat KTA lebih dari satu, KTA yang terakhir yang sah
4. Pelaksanaan dilakukan di tempat-tempat lainnya diatur sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu proses produksi dalam waktu 1 hari kerja yang disepakati SP/SB.
5. Pengusaha maupun SP/SB dilarang melakukan tindakan yang mempengaruhi pelaksanaan verifikasi.
Lanjutan 1. SP/SB diberikan kesempatan untuk menjelaskan program
pembuatan PKB dalam waktu 14 hari dan dilakukan 3 hari setelah tanggal diumumkannya pemungutan suara.
2. Pelaksanaan penjelasan tersebut dilakukan diluar jam kerja pada tempat-tempat yang disepakati SP dan Pengusaha.
3. Dalam waktu paling lambat 7 hari sebelum pemungutan suara, SP dapat membuktikan keanggotannya pada Pengusaha, maka pemungutan suara tidak perlu dilaksanakan
4. Panitia pemungutan suara menyelesaikan waktu pelaksanaan pemungutan suara diluar jam kerja sehingga tidak mengganggu proses produksi.
5. Tempat pemungutan suara ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara panitia dengan Pengusaha.
6. Hasil pemungutan suara, setelah ditandatangani oleh panitia dan saksi-saksi
TATA TERTIB PERUNDINGAN
1. Tujuan pembuatan tata tertib
2. Susunan tim perunding
3. Lamanya masa perundingan
4. Materi perundingan
5. Tempat perundingan
6. Tata cara perundingan
7. Cara penyelesaian apabila terjadi kebuntuan perundingan
8. Sahnya perundingan
9. Biaya perundingan
PENDAFTARAN PKB
Pengusaha mendaftarkan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
Pengajuan pendaftaran, melampirkan naskah PKB dalam rangkap 3 bermaterai cukup yang telah dibubuhkan tanda tangan Pengusaha dan SP/SB
Penelitian dalam waktu 7 hari kerja sejak tanggal diterimanya permohonan, meliputi kelengkapan pernyataan formal dan materi PKB.
Persyaratan dan materi telah terpenuhi, dalam waktu 7 hari kerja sejak selesainya penelitian, harus menerbitkan Surat Keputusan Pendaftaran.
Apabila persyaratan dan atau materi bertentangan dengan per-UU-an, memberi catatan pada surat keputusan pendaftran.
Catatan menurut pasal-pasal yang bertentangan dengan per-UU-an
PENGAJUAN PENDAFTARAN PKB
1. Nama dan alamat perusahaan
2. Nama Pimpinan perusahaan
3. Wilayah operasi perusahaan
4. Status permodalan perusahaan
5. Jenis atau bidang usaha
6. Jumlah pekerja menurut jenis kelamin
7. Status hubungan kerja
8. Upah tertinggi dan terendah
9. Nama dan alamat SP/SB
10. Nomor pencatatan SP/SB
11. Jumlah anggota SP
12. Masa berlaku PKB
13. Pendaftaran yang ke
MAKSUD PENDAFTARAN
Sebagai alat monitoring dan evaluasi pengaturan syarat kerja di perusahaan
Sebagai rujukan utama dalam hal terjadi perselisihan pelaksanaan PKB
MASA BERLAKUNYA PKB
Berlakunya 2 (dua) tahun Dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)
tahun berdasarkan kesepakatan secara tertulis
Perundingan pembuatan dapat dimulai paling cepat 3 (tiga) bulan sebelum berakhir
Dalam hal tidak mencapai kesepakatan, tetap berlaku untuk paling lama 1 (satu) tahun
Dapat mengadakan perubahan
PERPANJANGAN ATAU
PEMBAHARUAN PKB
Dalam hal terdapat 1 (satu) SP, tidak mempersyaratkan jumlah anggota SP
Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) SP, SP yang anggotanya lebih dari 50 %, bersama-sama SP yang membuat terdahulu
Dalam hal tidak ada SP yang anggotanya lebih dari 50 % dapat membuat koalisi
Apabila hal tersebut tidak terpenuhi SP membentuk Tim
Perunding, yang keanggotannya ditentukan secara proporsional
PERUBAHAN PKB
Perubahan PKB yang sedang berlaku, harus berdasarkan kesepakatan
Perubahan menjadi bagian yang terpisahkan dari PKB yang sedang berlaku
KEWAJIBAN PARA PIHAK
Wajib melaksanakan ketentuan yang ada dalam PKB
Wajib memberitahukan atas perubahannya kepada pekerja
Pengusaha harus mencetak dan membagikan kepada setiap pekerja atas biaya perusahaan
Pengusaha mendaftarkan
KEWAJIBAN PENGUSAHA, SP/SB
Melaksanakan ketentuan yang ada dalam PKB
Wajib memberitahukan isi PKB dan perubahannya kepada seluruh pekerja
PERUNDINGAN PEMBUATAN PKB
TIDAK MENCAPAI KESEPAKATAN Menjadwalkan kembali perundingan dengan waktu paling lama 30
hari setelah perundingan gagal, apabila perundingan pembuatan PKB tidak selesai disepakati dalam Tata Tertib
Membuat pernyataan secara tertulis tidak dapat diselesaikan memuat :
a. Materi yang belum disepakati b. Pendirian para pihak c. Risalah perundingan d. Tempat, tanggal dan tanda tangan para pihak. Salah satu pihak atau kedua belah pihak melaporkan kepada
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
Penyelesaian instansi, sesuai mekanisme penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial UU Nomor 2 Tahun 2004
PENYELESAIAN MELALUI MEDIASI
Penyelesaian melalui mediasi, para pihak atau salah satu pihak tidak menerima anjuran, berdasarkan kesepakatan para pihak mediator melaporkan kepada Menteri untuk menetapkan langkah-langkah penyelesaian.
Laporan mediator memuat a. Materi yang belum disepakati b. Pendirian para pihak c. Pendirian para pihak d. Kesimpulan perundingan e. Pertimbangan dan saran penyelesaian Menteri dapat menunjuk pejabat untuk menyelesaikan pembuatan PKB. Penyelesaian pembuatan PKB juga tidak mencapai kesepakatan, salah satu pihak
dapat mengajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial daerah hukum tempat pekerja bekerja.
Daerah hukum tempat pekerja bekerja melebihi 1 daerah hukum gugatan diajukan pada PHI yang daerah hukumnya mencakup domisili perusahaan.
KETENTUAN KHUSUS
dalam 1 (satu) perusahaan hanya dapat dibuat 1 (satu) PKB mulai berlaku sejak ditandatangani, kecuali ditentukan lain perjanjian kerja tidak boleh bertentangan dengan PKB
dalam hal Perjanjian Kerja tidak memuat aturan yang diatur dalam PKB, maka berlaku aturan-aturan dalam PKB
dilarang mengganti PKB dengan PP apabila tidak ada lagi SP, maka ketentuan yang ada dalam PP tidak
boleh lebih rendah dari PKB
SP bubar atau pengalihan kepemilikan, PKB tetap berlaku sampai berakhir
dalam hal merger, yang berlaku adalah PKB yang paling menguntungkan pekerja
merger antara perusahaan yang belum memiliki PKB dengan yang telah memiliki PKB, maka yang berlaku adalah PKB tersebu