Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM
MEMANFAATKAN AIR SUNGAI UNTUK KEBUTUHAN
MANDI, CUCI DAN KAKUS (MCK) DI DESA KUTA
BATE KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
NOFITA SUNDARI
NIM : 09C10104043
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
2014
HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM
MEMANFAATKAN AIR SUNGAI UNTUK KEBUTUHAN
MANDI, CUCI DAN KAKUS (MCK) DI DESA KUTA
BATE KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
NOFITA SUNDARI
NIM : 09C10104043
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umur Meulaboh
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
2014
ABSTRAK
Novita Sundari, “Hubungan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air sungai
untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate Kecamatan
Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014”.
Dibawah bimbingan T. Abdullah, SKM, MPH dan Afrizal DN.Com, SE.
Pemanfaatan sungai yang dilakukan oleh masyarakat dengan berbagai aktivitas
yang ada, seperti pembuangan sampah dan limbah keluarga termasuk aktivitas
MCK, hal tersebut dapat menimbulkan persoalan tersendiri, terutama berkaitan
dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Kualitas lingkungan yang buruk
dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit dan diare. Pemerintah
telah berupaya untuk menjaga kualitas lingkungan termasuk menanggulangi
kerusakan lingkungan sungai yang disebabkan oleh perilaku masyarakat.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perilaku masyarakat dalam
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di
Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Penelitian ini survei
analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan populasi sebanyak 273 KK.
Dengan sampel 73 KK dari populasi dengan penggunaan teknik sampel random
sampling. Lokasi penelitian adalah di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong
Kabupaten Nagan raya. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 20 sampai
dengan 30 Agustus 2014. Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil penelitian membuktikan bahwa responden yang memanfaatkan air sungai
untuk kebutuhan MCK adalah responden dengan pengetahuan kurang baik
sebesar 40 (54,8%), yang memiliki sikap negatif sebesar 37 (50,7%), dan yang
bertindakan kurang baik sebesar 44 (60,3%).
Dari hasil penelitian di dapat bahwa pengetahuan ada hubungan dengan
pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK dengan Pvalue 0,038 < α = 0,05,
sikap ada hubungan dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK
dengan Pvalue 0,040 < α = 0,05, dan tindakan ada hubungan dengan pemanfaatan
air sungai untuk kebutuhan MCK dengan Pvalue 0,031 < α = 0,05. Diperlukan
upaya penyuluhan terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan
menambah fasilitas kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Kata Kunci : Perilaku, Masyarakat, Air Sungai, MCK.
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Memanfaatkan Air
Sungai Untuk Kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di
Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2014.
Nama Mahasiswa : Nofita Sundari
Nim : 09C10104043
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Kesehatan Lingkungan
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
(T. Abdullah, SKM, MPH) (Afrizal DN. Com, SE)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Dekan
(Marniati, SKM, M.Kes) (Sufyan Anwar, SKM, MARS)
NIDN : 0104097801 NIDN : 0121067602
Tanggal Lulus : 23 September 2014
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI
Judul Skripsi : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Memanfaatkan Air
Sungai Untuk Kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di
Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2014.
Nama Mahasiswa : Nofita Sundari
Nim : 09C10104043
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Kesehatan Lingkungan
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 23 September 2014 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Ketua : T. Abdullah, SKM, MPH ....................................
Anggota : 1. Afrizal DN. Com, SE ....................................
2. Kartini, SE, M. Kes ....................................
3. Dian Fera, SKM ....................................
Alue Peunyareng, 24 September 2014
Ketua Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Marniati, SKM, M.Kes
RIWAYAT HIDUP
Nama : NOFITA SUNDARI
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Kp. Aie, 27 Juli 1988
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Seuneubok, Kecamatan Johan Pahlawan,
Kabupaten Aceh Barat
Orang Tua
Ayah : Sudarisman
Ibu : Warnita
Alamat : Putra Jaya, Kecamatan Simeulue Tengah
Kabupaten Simeulue
Pendidikan Formal
Sekolah Dasar (1997-2003) : SD Negeri 1 Simeulue Tengah
SLTP (2003-2006) : SMP Negeri 1 Simeulue Tengah
SLTA (2006-2009) : SMA Negeri 1 Simeulue Tengah
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul “Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Memanfaatkan Air Sungai
Untuk Kebutuhan Mandi, Cuci Dan Kakus (MCK) Di Desa Kuta Bate
Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014”. Selawat dan salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat mengatasi berbagai kendala
dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Jasman J Ma’ruf, SE, MBA selaku Rektor Universitas
Teuku Umar Meulaboh.
2. Bapak Sufyan Anwar, SKM, MARS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh.
3. Bapak T. Abdullah, SKM, MPH selaku dosen pembimbing ketua dan
bapak Afrizal DN. Com, SE selaku dosen pembimbing anggota yang telah
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta
memberikan saran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Ibu Kartini, SE, M. Kes selaku dosen penguji I dan Ibu Dian Fera, SKM
selaku dosen penguji II yang telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran
untuk membimbing serta memberikan saran dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
5. Tidak lupa juga terima kasih kepada Ibu Marniati, SKM, M.Kes selaku
Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku
Umar.
6. Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak memberikan motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan Staf pengajar serta civitas akademika Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh yang telah
memberikan dorongan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritikan dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini di masa
yang akan datang. Akhirnya dengan satu harapan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi semua kalangan yang membacanya. Dari
sekian banyak yang tidak berguna, sedikit tidaknya ada yang berguna. Amin...
Penulis
KATA MUTIARA
“Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan
dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan
habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah
maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Lukman: 27)
Alhamdulillah…. dengan ridha-Mu ya Allah….. Amanah ini telah selesai,
sebuah langkah usai sudah. Cita telah ku gapai, namun itu bukan akhir dari
perjalanan ku, melainkan awal dari sebuah perjalanan.
Ibunda……
Ayahanda……
Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang ayahanda dan ibundaku
Setulus hatimu bunda, searif arahanmu ayah Doamu hadirkan keridhaan
untukku, Petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, diantara
perjuangan dan tetesan doa malammu Dan sebait doa telah merangkul diriku,
Menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studiku Dengan
kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,
Kupersembahkan karya tulis ini untuk yang termulia.
Terima kasih atas cintanya, semoga karya ini dapat mengobati beban kalian
walau hanya sejenak, semua jasa-jasa kalian tak kan dapat kulupakan. Semoga
Allah beserta kita semua untuk tulusnya persahabatan yang telah terjalin,
spesial buatnya sahabat-sahabatku seperjuangan atas motivasidan
dorongannya.
Terima kasih kepada sahabat-sahabatku Semoga persahabatan kita menjadi
persaudaraan yang abadi selamanya, Bersama kalian warna indah dalam
hidupku, suka dan duka berbaur dalam kasih, Serta terima kasih kepada semua
pihak yang telah menyumbangkan bantuan dan doa dari awal hingga akhir
yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Kesuksesan bukanlah suatu
kesenangan bukan juga suatu kebanggaannamun hanya suatu perjuangan
dalam menggapai sebutir mutiara keberhasilan…
Semoga Allah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Amin…
Novita Sundari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
2.1 Pengertian Perilaku ................................................................................... 9
2.2 Air ............................................................................................................. 14
2.3 Sungai ....................................................................................................... 16
2.3 Kerangka Teori Penelitian......................................................................... 19
2.4 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 21
3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian ............................................................... 21
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................... 21
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian ............................................................... 21
3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 22
3.5 Definisi Operasional ................................................................................. 23
3.6 Aspek Pengukuran Variabel...................................................................... 24
3.7 Analisis Data ............................................................................................. 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 27
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 27
4.2 Analisis Univariat....................................................................................... 27
4.3 Analisis Bivariat ......................................................................................... 31
4.4 Pembahasan ................................................................................................ 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 38
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 38
5.2 Saran ........................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 39
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Variabel Penelitian .............................................................................. 23
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Desa Kuta
Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014...........28
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa
Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun
2014........................................................................................................28
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2014.............................................................................................29
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di
Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2014.............................................................................................29
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa Kuta
Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014...........30
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan di Desa
Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun
2014........................................................................................................30
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Air Sungai Untuk Kebutuhan
MCK di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan
Raya Tahun 2014...................................................................................31
Tabel 4.8 Distribusi Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Peman-
faatan Air Sungai Untuk Kebutuhan MCK di Desa Kuta Bate
Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014....................31
Tabel 4.9 Distribusi Hubungan Sikap Responden Terhadap Pemanfaatan
Air Sungai Untuk Kebutuhan MCK di Desa Kuta Bate
Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014....................32
Tabel 4.10 Distribusi Hubungan Tindakan Responden Terhadap Peman-
faatan Air Sungai Untuk Kebutuhan MCK di Desa Kuta Bate
Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014..................33
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian ............................................................ .... 19
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ .... 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Lampiran 2. Tabel Skor
Lampiran 3. Master Data Penelitian
Lampiran 4. Data Hasil Komputerisasi
Lampiran 5. Surat Keterangan Pengambilan Data Awal
Lampiran 6. Surat Pemohonan Izin Penelitian
Lampiran 7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sungai mempunyai peranan yang sangat besar bagi perkembangan
peradaban manusia, ketersediaan air dan kesuburan tanah disekitarnya, sungai
telah memberikan sumber kehidupan bagi manusia. Sungai juga dapat dijadikan
sebagai sarana transportasi guna meningkatkan mobilitas serta komunikasi antar
manusia (Tominaga, 2012).
Pemanfaatan sungai yang dilakukan oleh masyarakat dengan berbagai
aktivitas yang ada, seperti pembuangan sampah dan limbah keluarga termasuk
aktivitas MCK, hal tersebut dapat menimbulkan persoalan tersendiri, terutama
berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Penurunan kualitas
lingkungan di sekitar sungai tersebut disebabkan oleh berbagai hal, antara lain
pembuangan limbah industri maupun limbah rumah tangga, sampah dan berbagai
macam kotoran termasuk kotoran manusia, semuanya dibuang ke sungai, perilaku
semacam ini tidak mendukung terhadap lingkungan bersih, yang pada gilirannya
akan menurunkan kualitas lingkungan hidup. Kualitas lingkungan dapat dimaknai
dengan kualitas hidup, dimana dalam lingkungan yang baik kualitasnya terdapat
potensi untuk berkembangnya kualitas hidup yang tinggi. Demikian sebaliknya
kualitas lingkungan yang buruk dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti
penyakit kulit dan diare (Kristanto, 2011).
Dari aspek hukum pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menjaga
kualitas lingkungan termasuk menanggulangi kerusakan lingkungan sungai yang
disebabkan oleh perilaku penduduk. Upaya pemerintah tersebut lebih bersifat
preventif sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 35
Tahun 1991 Tentang sungai. Pada Pasal 27 Bab XII berbunyi dilarang membuang
benda-benda, bahan-bahan padat dan atau cair ataupun yang berupa limbah ke
dalam maupun di sekitar sungai yang diperkirakan atau patut diduga akan
menimbulkan pencemaran atau penurunan kualitas air, sehingga membahayakan
dan atau merugikan penggunaan air dan lingkungan. Undang-undang tersebut
dalam pelaksanaannya masih diabaikan oleh masyarakat, seperti di Yogyakarta
pemanfaatan kali Code sebagai sarana mandi, cuci dan kakus (Latif, 2009).
Begitu juga pemerintah kabupaten Nagan Raya telah berupaya untuk tetap
menjaga lingkungan agar bersih dan sehat, termasuk lingkungan sungai. Upaya
tersebut dilakukan dalam bentuk sosialisai dan gerakan kebersihan yang
dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Nagan Raya. Sosialisasi dan gerakan
kebersihan tersebut melibatkan berbagai komponen masyarakat dan aparat
pemerintah, sebagaimana di sampaikan oleh salah seorang staf Dinas Kebersihan
Kabupaten Nagan Raya antara lain:
1. Pemasangan papan pengumuman di beberapa tempat strategis yang berisi
anjuran menjaga kebersihan, termasuk lingkungan sungai. Dengan
mempertimbangkan basis kulktur masyarakat agamis, maka pengumumanpun
dibuat dengan menggunakan bahasa agama, seperti annadhofatu minal iman
(kebersihan itu sebagaian dari iman).
2. Kerjasama dengan tokoh masyarakat seperti RT, RW dan para kyai atau
sesepuh masyarakat. Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk himbauan dan
gerakan kebersihan. Himbauan dilakukan melalui berbagai kegiatan yang ada
di lingkungan masyarakat, seperti pengajian, pertemuan RT, RW dan lain-lain.
3. Gerakan Jum’at bersih yang dilakukan oleh aparat pemerintah, kegiatannya
berupa kebersihan yang dilakukan pada setiap hari Jum’at pagi. Berbagai
upaya tersebut diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang bersih.
Lebih lanjut diuraikan berkaitan dengan kualitas lingkungan dengan
derajat pemenuhan kebutuhan dasar manusia (sandang, papan, dan pangan)
berarti lingkungan memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan manusia
tersebut, selama manusia dalam memanfaatkan lingkungan tidak melampau
kemampuan lingkungan untuk menyediakan berbagai kebutuhan manusia, jika
yang terjadi sebaliknya maka akan terjadi pencemaran atau penurunan kualitas
lingkungan (Kristanto, 2011).
Pada perkembangannya sungai juga dapat dikelola sebagai tempat
pariwisata, pengembangan budidaya perikanan, sarana lalu lintas sungai dan
pemenuhan berbagai kebutuhan hidup lainnya. Dalam banyak hal sungai dapat
dikelola dan dimanfaatkan bagi kehidupan manusia. Ketersediaan air yang
terdapat di sungai maupun kesuburan tanah disekitarnya, memiliki keterkaitan
yang sangat erat dengan kehidupan manusia. Pada umumnya masyarakat
memanfaatkan sungai untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari, antara
lain untuk irigasi, air minum, kebutuhan industri dan ada juga yang memanfaatkan
untuk tempat aktivitas mandi, cuci dan kakus (MCK). Kegiatan semacam ini
merupakan gejala umum yang terjadi di berbagai tempat, terutama masyarakat
yang tinggal di sekitar sungai, termasuk masyarakat yang tinggal di wilayah Desa
Kuta Bate yang wilayah pemukimannya dilalui aliran sungai (Djamal, 2009).
Adanya kebutuhan fisiologi manusia seperti memiliki rumah, yang
mencakup kepemilikan jamba sebagai bagian dari kebutuhan setiap anggta
keluarga kepemilikan jamba bagi keluarga merupakan salah satu indikator rumah
sehatselain pintu ventilasi, jendela, air bersih, tempat pembuangan sampah,
saluran air limbah, ruang tidur, ruang tamu dan dapur. Jamban yang sehat
berfungsi untuk membuang kotoran manusia, ada berbagai macam bentuk seperti
leher angsa, cemplung dan sebagainya. Keberadaan jamban di Indonesia menurut
data Bank Dunia tahun 2013 dari jumlah penduduk Indonesia 218 juta orang yang
menggunakan jamban baru 150 juta orang atau hanya 68% saja. Dari data ini
diperkotaan yang menggunakan jamban sekitar 80% (Depkes RI, 2013).
Di Provinsi Aceh dari hasil pemeriksaan rumah, terlihat bahwa cakupan
penggunaan jamban pada tahun 2013 sekitar 52%. Hal ini jika dibandingkan
dengan angka nasional yang berkisar 61%, maka Provinsi Aceh masih di bawah
angka nasional (Profil Kesehatan Provinsi Aceh, 2013).
Berdasarkan data Dinas Kabupaten Nagan Raya di Kecamatan Beutong
dengan jumlah penduduk 13066 jiwa dengan 3284 Kepala Keluarga yang
memiliki jamban hanya 684 Kepala Keluarga, masyarakat yang tidak memiliki
jamban memamfaatkan sungai sebagai kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK)
salah satunya di Desa Kuta Bate yang masih sangat kurangnya fasilitas jamban di
rumah-rumah masyarakat, masyarakat yang tidak memiliki jamban
memamfaatkan sungai sebagai kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) (Profil
Dinas Kabupaten Nagan Raya, 2013).
Data dari Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong dengan jumlah penduduk
1126 jiwa dengan 273 Kepala Keluarga yang memiliki jamban hanya 104 Kepala
Keluarga, masyarakat yang tidak memiliki jamban memamfaatkan sungai sebagai
kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) (Profil Desa Kuta Bate, 2013).
Fenomena ini dapat dilihat di sepanjang aliran sungai yang melintas di
wilayah pemukiman penduduk di Desa Kuta Bate. Salah satunya adalah Sungai
Jajar. Sungai Jajar melintasi beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Nagan
Raya, yakni Kecamatan Seunagan Timur, Kecamatan Seunagan. Desa Kuta Bate
termasuk wilayah Kecamatan Beutong, sebagaian wilayahnya dilalui aliran
sungai, masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Jajar tersebut pada
umumnya memanfaatkan sungai untuk berbagai kepentingan, salah satunya
adalah untuk aktivitas mandi, cuci dan kakus (MCK), hal serupa juga dilakukan
oleh masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai lainnya.
Kondisi semacam ini merupakan fenomena yang dapat dilihat setiap hari,
terutama pada waktu pagi dan sore hari. Perilaku masyarakat dalam
memanfaatkan sungai sebagai tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) dan berbagai
aktivitas lainnya merupakan fenomena yang patut dicermati, salah satunya adalah
masyarakat Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya yang
wilayahnya dilintasi aliran sungai.
Berdasarkan permasalahan di atas, masyarakat di Desa Kuta Bate masih
memanfaatkan sungai sebagai tempat mandi, cuci dan kakus di Desa Kuta Bate
Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Maka perlu di lakukan penelitian
hubungan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan
Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin melihat apakah ada
hubungan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan
Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan
air sungai untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate
Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan
air sungai untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate
Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
2. Untuk mengetahui hubungan sikap masyarakat dalam memanfaatkan air
sungai untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate
Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
3. Untuk mengetahui hubungan tindakan masyarakat dalam memanfaatkan air
sungai untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate
Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
1.4 Hipotesis Penelitian
Ha. 1. Ada hubungan pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan air sungai
untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate
Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
Ha. 2. Ada hubungan sikap masyarakat dalam memanfaatkan air sungai untuk ke-
butuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate Kecamatan
Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
Ha. 3. Ada hubungan tindakan masyarakat dalam memanfaatkan air sungai untuk
kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate Kecamatan
Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Dapat menambah wacana pengetahuan bagi kita semua.
2. Melatih kemampuan penulis dalam meneliti masalah hubungan perilaku
masyarakat dalam memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan
Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.
3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian lanjutan tentang hubungan perilaku
masyarakat dalam memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan
Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Memberikan informasi dan masukan bagi masyarakat terhadap hubungan
perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan
Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong
Kabupaten Nagan Raya.
2. Sebagai bahan pertimbangan pemangku kebijakan untuk sosialisasi
perilaku hidup bersih di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten
Nagan Raya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.
Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,
menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat di simpulkan bahwa
yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar (Notoatmodjo 2007).
2.1.1 Pengetahuan
2.1.1.1 Pengertian pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi
perilaku baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yaitu (Notoatmodjo, 2007) :
1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (meras tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
sunjek sudah mulai terbentuk.
3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut (Lukman, 2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu :
1. Umur
Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau
menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu
pengetahuan akan berkurang.
2. Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagi suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir
abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. perbedaan
intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat
pengetahuan.
3. Lingkungan
Dalam lingkungn seseorang akan memperolreh pengalaman yang akan
berpengaruh pada cara berfikir seseorang.
4. Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Hubungan
seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu
pengetahuan.
5. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya.
6. Informasi
jika seseorang mendapatkan informasi yang baik dari berbagi media misalnya
TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
7. Pengalaman
pengalaman merupakan guru yang terbaik, pepatah tersebut dapat diartikan
bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
2.1.1.3 Tingkat pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
ransangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar.
3. Apliksasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam satu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2.1.2 Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb, salah seorang ahli
psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Azwar (2009), sikap dapat bersifat positif dan dapat pula
bersifat negatif, yaitu :
1. Sikap positif dalam menghadapi perubahan fisik ditunjukkan dengan menjadi
bangga atau toleran dengan tubuhnya sendiri, mempergunakan dan
melindungi tubuh sendiri secara efektif disertai dengan rasa kepuasan
personal, percaya diri.
2. Sikap negatif dalam menghadapi perubahan fisik ditunjukkan dengan tidak
percaya diri, ragu-ragu dalam mengambil tindakan, takut dan cemas.
2.1.3 Tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu
yang positif terhadap imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya dan ada
fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan
anaknya. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support)
dari pihak lain. Misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua dan lain-lain
(Notoatmodjo, 2007).
2.2 Air
2.2.1 Pengertian Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah
sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam
tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat
mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang
dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5-2 liter air sehari untuk
keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007).
2.2.2 Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi merupakan suatu fenomena alam. Hidrologi sendiri
merupakan suatu ilmu yang mempelajari siklus air pada semua tahapan yang
dilaluinya. Dalam buku Teknologi Penyediaan Air Bersih, jumlah air di alam ini
tetap ada dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi. Dalam
siklus ini dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada di
permukaan bumi akan menguap. Penguapan terjadi pada air permukaan, air yang
berada pada lapisan tanah bagian atas, air yang ada di dalam tumbuhan , hewan,
dan manusia. Karena adanya angin, maka uap air ini akan bersatu dan berada di
tempat yang tinggi yang sering dikenal dengan nama awan (Sutrisno, 2004).
2.2.3 Sumber Air di Alam
Sumber air di alam terdiri atas air laut, air atmosfir (air metereologik), air
permukaan, dan air tanah (Sutrisno, 2004).
1. Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar
garam NaCl dalam air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum.
2. Air Atmosfir, Air Meteriologik
Dalam kehidupan sehari-hari air ini dikenal sebagai air hujan. Dapat
terjadi pengotoran dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh
kotoran-kotoran industri/debu dan lain sebagainya tatapi dalam keadaan murni
sangat bersih. Sehingga untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum
hendaknya tidak menampung air hujan pada saat hujan baru turun, karena masih
mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan memiliki sifat agresif terutama
terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan
mempercepat terjadinya korosi (karatan). Disamping itu air hujan ini mempunyai
sifat lunak sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan,
air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih.
Faktor- faktor yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Mutu atau kualitas baku
b. Jumlah atau kuantitasnya
c. Kontinuitasnya
Air permukaan seringkali merupakan sumber air yang paling tercemar, baik
karena kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lainnya. Air permukaan
meliputi :
a. Air Sungai
Air sungai memiliki derajat pengotoran yang tinggi sekali. Hal ini karena selama
pengalirannnya mendapat pengotoran, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu,
daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Oleh karena itu dalam
penggunaannya sebagai air minum haruslah mengalami suatu pengolahan yang
sempurna.
4. Air Tanah
Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan lingkungan , air tanah
merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap ke
dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air
tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan
terjadinya kesadahan pada air. Kesadahan pada air ini akan menyebabkan air
mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi.
2.3 Sungai
2.3.1 Pengertian Sungai
Sungai dapat didefinisikan sebagai saluran di permukaan bumi yang
terbentuk secara alamiah yang melalui saluran itu air dari darat menglir ke laut. Di
dalam Bahasa Indonesia, kita hanya mengenal satu kata “sungai”. Sedang di
dalam Bahasa Inggris dikenal kata “stream” dan “river”. Kata “stream”
dipergunakan untuk menyebutkan sungai kecil, sedang “river” untuk
menyebutkan sungai besar. Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang
yang mengalir secara terus menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara) dan
biasanya dibuat oleh alam (Ilham, 2010).
2.2.2 Kegunaan Sungai
Berikut ini adalah kegunaan / manfaat perairan darat bagi manusia yang
ada di sekitarnya (Sarwono, 2003) :
1. Sumber energi pembangkit listrik
2. Sebagai sarana transportasi
3. Tempat rekreasi atau hobi
4. Tempat budidaya ikan, udang, kepiting, dll
5. Sumber air minum makhluk hidup
6. Bahan baku industri
7. Sumber air pertanian, peternakan dan perikanan
8. Sebagai tempat olahraga
9. Untuk mandi, cuci dan kakus
10. Tempat pembuangan limbah ramah lingkungan
11. Tempat riset penelitian dan eksplorasi
12. Bahan balajar siswa sekolah dan mahasiswa
2.2.3 Pencemaran sungai
Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai yang disebabkan oleh
limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara
yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu
kesehatan manusia (Mubarak, 2009).
2.2.4 Penyebab pencemaran sungai
Sumber polusi air sungai antara lain limbah industri, pertanian dan rumah
tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat masuk perairan yaitu : bahan-bahan
yang mengandung bibit penyakit, bahan-bahan yang banyak membutuhkan
oksigen untuk pengurainya, bahan-bahan kimia organic dari industri atau limbah
pupuk pertanian, bahan-bahan yang tidak sedimen (endapan), dan bahan-bahan
yang mengandung radioaktif dan panas (Mubarak, 2009).
Pembuangan sampah organik maupun yang anorganic yang dibuang
kesungai terus-menerus, selain mencemari air, terutama dimusim hujan ini akan
menimbulkan banjir. Belakangan ini musibah karena polusi air datang seakan
tidak terbendung lagi disetip musim hujan. Sebenarnya air hujan adalah rahmat.
Akan tetapi rahmat dapat menjadi ujian apabila kita tidak mengelolanyadengan
benar.
2.2.5 Dampak dari pencemaran air sungai
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam (Sarwono,
2003). Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam yaitu :
a. air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
b. air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c. jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri
d. air sebagai media untuk hidup vector penyakit
Mubarak (2009) menyatakan bahwa cara mengatasi serta upaya pelestarian
daerah aliran sungai yaitu
1. Melestarikan hutan di hulu sungai
2. Tidak buang air di sungai
3. Tidak membuang sampah di sungai
4. Tidak membuang limbah rumah tangga dan industri
2.4 Kerangka Teori Penelitian
Perilaku masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai tempat mandi,
cuci dan kakus (MCK) dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor
kebutuhan hidup yang diwujudkan dalam Kebutuhan untuk mandi, cuci dan
kakus, Kondisi lingkungan masyarakat, Perilaku masyarakat dalam memanfaatkan
upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pendidikan atau pengetahuan dan
kondisi lingkungan.
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Pemanfaatan air sungai
untuk kebutuhan MCK
Faktor Perilaku
( Notoatmodjo, 2007)
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan
Kegunaan Sungai
( Sarwono, 2003)
1. pembangkit listrik
2. sarana transportasi
3. Tempat rekreasi
4. Tempat budidaya
5. Sumber air minum
6. Bahan baku industri
7. Sumber air pertanian,
8. tempat olahraga
9. Untuk mandi, cuci
dan kakus,dll
2.5 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan kepustakaan, maka kerangka
konsep mengacu pada teori menurut Notoatmodjo (2007) dapat digambarkan
sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian
Pengetahuan
Sikap Pemanfaatan air sungai
untuk kebutuhan MCK
Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini survei yang bersifat survei analitik dengan pendekatan
cross sectional yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen
dimana penulis hanya meninjau hubungan perilaku masyarakat dalam
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di
Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya (Notoatmodjo,
2005).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong
Kabupaten Nagan Raya. Dan penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 20
sampai dengan 30 Agustus 2014.
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat yang tinggal di Desa Kuta
Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Jumlah seluruhnya adalah 273
KK.
3.3.2 Sampel Penelitian
Untuk mengambil sampel didasarkan pada rumus yang dikemukakan oleh
Slovin untuk mempermudah teknis penelitian. Bila populasi penelitian terbilang
sangat banyak atau wilayah populasi terlalu luas, maka penggunaan rumus
pengambilan sample tertentu dimaksudkan untuk memperkecil jumlah
pengambilan sampel atau mempersempit wilayah populasi agar teknis penelitian
menjadi lancar dan efisien (Chandra, 2006).
n= 𝑁
1+𝑁(d) 2
n= 273
1+273 (0,1) 2
n= 273
1+2,73
n= 273
3,73
n = 73
ket : N= Besar populasi (273)
n= Besar sampel (73)
d= Penyimpangan statistik dari sampel terhadap populasi di
tetapkan sebesar 10% atau 0,1.
Berdasarkan rumus diatas sampel yang diambil adalah 73 KK.
Pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan cara sample random
sampling (secara acak sederhana) (Notoatmodjo, 2005).
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan mengunjungi
rumah responden dengan mengadakan kuisioner yang telah disusun sebelumnya.
3.4.2 Data Sekunder
Data yang diperoleh di Desa Kuta Bate serta melalui buku-buku
kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian.
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel Independen
No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
1. Pengetahuan Kemampuan res- Wawancara Kuesioner 1. Baik Ordinal
ponden dalam 2. Kurang
memahami tentang baik
sungai untuk kebutuhan
Mandi, Cuci dan
Kakus (MCK)
2. Sikap Tanggapan dan Wawancara Kuesioner 1. Positif Ordinal
persepsi responden 2. Negatif
dalam memahami
sungai untuk kebutuhan
Mandi, Cuci dan
Kakus (MCK)
3. Tindakan Upaya responden Wawancara Kuesioner 1. Baik Ordinal
dalam memahami 2. Kurang
tentang sungai baik
untuk kebutuhan
Mandi, Cuci dan
Kakus (MCK)
Variabel Dependen
4. Pemanfaatan Aktifitas nyata Wawancara Kuesioner 1. Ada Ordinal
air sungai sehari-hari responden 2. Tidak
untuk kebutu- dalam memanfaatkan
han Mandi, air sungai untuk
Cuci dan kebutuhan Mandi, Cuci
Kakus (MCK) dan Kakus (MCK)
3.6 Aspek Pengukuran Variabel
3.6.1 Variabel Independen
1. Pengetahuan
Baik : Jika responden dapat menjawab benar dengan skor > 4
dari pertanyaan yang diberikan.
Kurang baik : Jika responden dapat menjawab benar dengan skor ≤ 4
dari pertanyaan yang diberikan.
2. Sikap
Positif : Jika responden dapat menjawab benar dengan skor > 4
dari pertanyaan yang diberikan.
Negatif : Jika responden dapat menjawab benar dengan skor ≤ 4
dari pertanyaan yang diberikan.
3. Tindakan
Baik : Jika responden dapat menjawab benar dengan skor > 4
dari pertanyaan yang diberikan.
Kurang baik : Jika responden dapat menjawab benar dengan skor ≤ 4
dari pertanyaan yang diberikan.
3.6.2 Variabel Dependen
1. Pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK
Ada : Jika responden dapat menjawab benar dengan skor > 4
dari pertanyaan yang diberikan.
Tidak : Jika responden dapat menjawab benar dengan skor ≤ 4
dari pertanyaan yang diberikan.
3.7 Analisis Data
3.7.1 Analisis Univariat
Analisis Univariat yaitu untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari
seluruh variabel penelitian dengan menggunakan program komputerisasi. Analisis
univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap variabel, distribusi
frekuensi variabel independen. Dengan melihat distribusi frekuensi dapat
diketahui deskripsi masing-masing variabel dalam penelitian (Hastono, 2007).
𝑃 = f
n x 100
Keterangan :
p = Persentase
f = Jumlah jawaban
n = Jumlah skor maksimal
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan dependen, dengan menggunakan uji Chi-Square, dengan
derajat kepercayaan/CI 95% dan α=0,05. Persamaan rumus Chi-Square adalah
sebagai berikut (Chandra, 2006) :
𝑋2 = 𝑂 − 𝐸 2
𝐸 E =
Total Baris x Total Kolom
Grand Total
Keterangan:
𝑋2 = nilai chi-kuadrat hitung.
𝑂 = frekuensi teramati pada klasifikasi ke-j.
𝐸 = frekuensi harapan (expected value) pada klasifikasi ke-j, yaitu jumlah
frekuensi ideal yang diharapkan terjadi pada masing-masing klasifikasi.
Dalam melakukan uji Chi-Square ada syarat-syarat yang harus dipenuhi :
1. Sampel dipilih acak dan data yang tersedia dalam bentuk jumlah atau distrit.
2. semua pengamatan dilakukan independen.
3. Sel-sel dengan frekuensi harapan (expected value) kurang dari 5 jika ada
dapat dibenarkan sekitar 25% dari total sel, dan pada sembarang frekuensi
harapan 𝐸 nilainya paling sedikit 1.
4. Khusus untuk tabel kontingensi 2×2, syarat tersebut berarti tidak ada satu sel
pun boleh berisi frekuensi harapan 𝐸 < 5. Jika ada, maka disarankan untuk
menggunakan uji Exact Fisher atau uji Chi-Square.
5. Apabila tabel 2x2 tidak dijumpai nilai E < 5, maka menggunakan Uji Statistik
Continuity Correction.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Wilayah Penelitian
Desa Kuta Bate merupakan salah satu desa yang terletak di pemukiman
Blang Seumot Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya yang berjarak 2 Km
dari pusat Kecamatan. Luas wilayahnya adalah ± 72,55 Ha, dengan jumlah
penduduk 273 jiwa yang rata-rata bermata pencaharian sebagai petani sawah,
berdagang dan pengawai di kantor pemerintahan. Secara umum keadaan gampong
merupakan dataran datar dengan mayoritas lahan dan area persawahan dan
sebagai perkebunan masyarakat, adapun pembagian perbatasan gampong adalah
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kulam Jeureneh
2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Gampong Lhok Seumot
3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Gampong Lhok Seumot Barat
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Gampong Blang Seumot
4.2 Analisis Univariat
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran data responden yang terdiri dari
umur, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, sikap, tindakan, dan pemanfaatan air
sungai untuk kebutuhan MCK yang dapat dilihat distribusinya pada tabel berikut
ini.
4.2.1 Umur Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Desa Kuta
Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014
No Umur Frekuensi Persentase(%)
1 5 - 20 Tahun 20 27,4
2 21 - 40 Tahun 30 41,1
3 41 - 65 Tahun 23 31,5
Jumlah 73 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang lebih banyak yang
berumur 21- 40 tahun yaitu sebanyak 30 responden (41,1% ) dan yang paling
sedikit dengan umur 5-20 tahun sebanyak 20 responden (27,4%).
4.2.2 Pekerjaan Responden
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa
Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun
2014
No Pekerjaan Frekuensi Persentase(%)
1 PNS 13 17,8
2 Pedagang 19 26,1
3 IRT 25 34,2
4 Petani 16 21,9
Jumlah 73 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa jumlah pekerjaan
responden yang paling banyak adalah IRT sebanyak 25 responden (34,2%) dan
yang paling sedikit adalah PNS yaitu sebanyak 13 responden (17,8%).
4.2.3 Pendidikan Responden
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2014
No Pendidikan Frekuensi Persentase(%)
1 SD, SMP 31 42,5
2 SMA 24 32,9
3 Perguruan Tinggi 18 24,6
Jumlah 73 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah responden yang paling
banyak dengan tingkat pendidikan SD dan SMP sebanyak 31 responden (42,5%)
dan yang paling sedikit tingkat pendidikan tinggi sebanyak 18 responden (24,6%).
4.2.4 Pengetahuan Responden
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di
Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2014
No Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)
1 Baik 33 45,2
2 Kurang Baik 40 54,8
Jumlah 73 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki
tingkat pengetahuannya baik sebanyak 33 responden (45,2%) dan yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 40 responden (54,8%).
4.2.5 Sikap Responden
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa Kuta
Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014
No Sikap Frekuensi Persentase(%)
1 Positif 36 49,3
2 Negatif 37 50,7
Jumlah 73 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki sikap
positif sebanyak 36 responden (49,3%) dan yang memiliki sikap negatif sebanyak
37 responden (50,7%).
4.2.6 Tindakan Responden
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan di Desa
Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun
2014
No Tindakan Frekuensi Persentase(%)
1 Baik 29 39,7
2 Kurang Baik 44 60,3
Jumlah 73 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki
tingkat tindakan baik sebanyak 29 responden (39,7%) dan yang memiliki tingkat
tindakan kurang baik sebanyak 60 responden (60,3%).
4.2.7 Pemanfaatan Air Sungai Untuk Kebutuhan MCK
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Air Sungai Untuk Kebutuhan
MCK di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan
Raya Tahun 2014
No Pemanfaatan Air Sungai Frekuensi Persentase(%)
Untuk Kebutuhan MCK
1 Ada 51 69,9
2 Tidak 22 30,1
Jumlah 73 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa yang memanfaatkan air sungai
untuk kebutuhan MCK yaitu sebanyak 51 responden (69,9%) dan yang tidak
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK sebanyak 22 responden (30,1%).
4.3 Analisis Bivariat
4.3.1 Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Pemanfaatan Air Sungai
Untuk Kebutuhan MCK
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Dalam Pemanfaatan
Air Sungai Untuk Kebutuhan MCK di Desa Kuta Bate Kecamatan
Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014
Pemanfaatan Air Sungai
Pengetahuan Untuk Kebutuhan MCK Total P value OR (95%CI)
Ada Tidak
f % f % f %
Baik 19 57,6 14 42,4 33 100 0,038 3,339 (0,120-
Kurang Baik 32 80,0 8 20,0 40 100 0,958)
Jumlah 51 69,9 22 30,1 73 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan
baik dan memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK yaitu sebanyak 19
orang (57,6%) dan yang tidak memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK
yaitu sebanyak 14 orang (42,4%), sedangkan yang berpengetahuan kurang baik
dan memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK yaitu sebanyak 32 orang
(80,0%) dan yang tidak memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK yaitu
sebanyak 8 orang (20,0%).
Hasil uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK dengan nilai
Pvalue (0,038), maka Pvalue < α = 0,05 berarti ada hubungan antara pengetahuan
responden dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK. Dengan nilai
OR yaitu 3,339, artinya responden dengan pengetahuan kurang baik berpeluang
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK 3 kali dibandingkan dengan
responden yang berpengetahuan baik.
4.3.2 Hubungan Sikap Responden Terhadap Pemanfaatan Air Sungai Untuk
Kebutuhan MCK
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Dalam Pemanfaatan Air
Sungai Untuk Kebutuhan MCK di Desa Kuta Bate Kecamatan
Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014
Pemanfaatan Air Sungai
Sikap Untuk Kebutuhan MCK Total P value OR (95%CI)
Ada Tidak
f % f % f %
Positif 24 66,7 12 33,3 36 100 0,040 2,741 (0,272-
Negatif 27 73,0 10 27,0 37 100 2,020)
Jumlah 51 69,9 22 30,1 73 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang sikap positif dan
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK yaitu sebanyak 24 orang (66,7%)
dan yang tidak memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK yaitu sebanyak
12 orang (33,3%), sedangkan yang sikap negatif dan memanfaatkan air sungai
untuk kebutuhan MCK yaitu sebanyak 27 orang (73,0%) dan yang tidak
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK yaitu sebanyak 10 orang
(27,0%).
Hasil uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang signifikan antara sikap
dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK dengan nilai Pvalue (0,040),
maka Pvalue < α = 0,05 berarti ada hubungan antara sikap responden dengan
pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK. Dengan nilai OR yaitu 2,741,
artinya responden dengan sikap negatif berpeluang memanfaatkan air sungai
untuk kebutuhan MCK 2 kali dibandingkan dengan responden yang bersikap
positif.
4.3.2 Hubungan Tindakan Responden Terhadap Pemanfaatan Air Sungai Untuk
Kebutuhan MCK
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Dalam Pemanfaatan
Air Sungai Untuk Kebutuhan MCK di Desa Kuta Bate Kecama-
tan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014
Pemanfaatan Air Sungai
Tindakan Untuk Kebutuhan MCK Total P value OR (95%CI)
Ada Tidak
f % f % f %
Baik 21 72,4 8 42,4 29 100 0,031 4,225 (0,436-
Kurang Baik 30 68,2 14 20,0 44 100 3,439)
Jumlah 51 69,9 22 30,1 73 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan tidakan baik dan
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK yaitu sebanyak 21 orang (72,4%)
dan yang tidak memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK yaitu sebanyak 8
orang (42,4%), sedangkan yang tindakan kurang baik dan memanfaatkan air
sungai untuk kebutuhan MCK yaitu sebanyak 30 orang (68,2%) dan yang tidak
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK yaitu sebanyak 14 orang
(20,0%).
Hasil uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang signifikan antara
tindakan dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK dengan nilai
Pvalue (0,031), maka Pvalue < α = 0,05 berarti ada hubungan antara tindakan
responden dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK. Dengan nilai
OR yaitu 4,225, artinya responden dengan tindakan kurang baik berpeluang
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK 4 kali dibandingkan dengan
responden yang tindakan baik.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Pemanfaatan Air Sungai
Untuk Kebutuhan MCK
Hasil uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK dengan nilai
Pvalue (0,038), maka Pvalue < α = 0,05 berarti ada hubungan antara pengetahuan
responden dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK. Dengan nilai
OR yaitu 3,339, artinya responden dengan pengetahuan kurang baik berpeluang
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK 3 kali dibandingkan dengan
responden yang berpengetahuan baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salam (2013)
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar (BAB)
sembarangan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden
mempunyai pengaruh bermakna terhadap perilaku buang air besar (BAB)
sembarangan, dimana pengetahuan yang kurang baik berpeluang 4 kali melakukan
perilaku buang air besar (BAB) sembarangan.
Hal ini sejalan dengan teori Azwar (2009) pengetahuan dapat
mempengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Pengetahuan
adalah hasil yang didapat dari hasil proses, selain diperoleh dari hasil indera yang
mempunyai nilai-nilai sendiri.
Pengetahuan adalah suatu wawasan apa yang diketahui oleh masyarakat
terhadap sikap dan tindakan yang diambil. Tingginya pengetahuan maka perilaku
seseorang akan bertambah baik, sebaliknya jika pengetahuan seseorang kurang
maka dapat perilaku kurang wajar. Sehingga keputusan yang diambil sering
menimbulkan kegagalan atau kesalahan (Notoatmodjo, 2007).
Agar kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar dapat terjaga di
perlukan upaya peningkatkan pengetahuan tentang pemanfaatan air sungai yang
baik yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan serta menghilangkan kebiasaan
dalam memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK.
Kepada petugas kesehatan lingkungan diharapkan memberi penyuluhan
ke pada masyarakat tentang begitu pentingnya menjaga kesehatan lingkungan
yang benar dan menjaga kondisi kesehatannya agar terhindar dari penyakit. Hal
ini sangat di butuhkan peran aktif kepada para penyuluh kesehatan untuk
mencegah pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK (Notoatmodjo, 2007).
4.4.2 Hubungan Sikap Responden Terhadap Pemanfaatan Air Sungai Untuk
Kebutuhan MCK
Hasil uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang signifikan antara sikap
dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK dengan nilai Pvalue (0,040),
maka Pvalue < α = 0,05 berarti ada hubungan antara sikap responden dengan
pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK. Dengan nilai OR yaitu 2,741,
artinya responden dengan sikap negatif berpeluang memanfaatkan air sungai
untuk kebutuhan MCK 2 kali dibandingkan dengan responden yang bersikap
positif.
Sikap dapat dipandang sebagai predisposisi untuk bereaksi dengan cara
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, orang dan konsep
apa saja. Ada beberapa asumsi yang mendasari pendapat tersebut, yaitu sikap
berhubungan dengan perilaku, sikap yang berkaitan erat dengan perasaan
seseorang terhadap objek, dan sikap adalah kontruksi yang bersifat hipotesis,
artinya konsekuensinya dapat diamati, tetapi sikap itu tidak dapat dipahami
(Sopiah, 2008).
Begitu juga dengan kejadian pencemaran lingkungan, apabila kita tidak
menjaga lingkungan dengan baik maka akan terjadinya pencemaran lingkungan
serta dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Maka dari itu diharapkan
kepada warga di desa Kuta Bate Kecamatan Beutong agar selalu menjaga
kebersihan lingkungan serta mengurangi aktifitas pemanfaatan air sungai untuk
kebutuhan MCK.
4.4.3 Hubungan Tindakan Responden Terhadap Pemanfaatan Air Sungai Untuk
Kebutuhan MCK
Hasil uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang signifikan antara
tindakan dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK dengan nilai
Pvalue (0,031), maka Pvalue < α = 0,05 berarti ada hubungan antara tindakan
responden dengan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK. Dengan nilai
OR yaitu 4,225, artinya responden dengan tindakan kurang baik berpeluang
memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan MCK 4 kali dibandingkan dengan
responden yang tindakan baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arman (2012)
tentang gambaran pencemaran lingkungan di masyarakat, hasil penelitian
menunjukkan bahwa tindakan responden mempunyai pengaruh bermakna
terhadap pencemaran lingkungan, dimana tindakan yang baik berpeluang 2 kali
terhindar dari pencemaran lingkungan dibandingkan dengan tindakan yang kurang
baik.
Hal ini di sebabkan karena masyarakat kurang memahami bagaimana
tindakan yang baik dalam menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan
akibat dari pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan MCK. Untuk mewujudkan
sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang menunjukkan antara lain adalah fasilitas MCK dan tingkat kepedulian, ini
dikarenakan tidak adanya fasilitas MCK serta penyuluhan tentang kesehatan dan
kurangnya tingkat kepedulian masyarakat sehingga masyarakat lebih terbiasa
menggunakan air sungai untuk kebutuhan MCK.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ada hubungan pengetahuan responden dengan pemanfaatan air sungai untuk
kebutuhan MCK dengan menggunakan uji Chi-Square di dapat Pvalue 0,038 <
α = 0,05.
2. Ada hubungan sikap responden dengan pemanfaatan air sungai untuk
kebutuhan MCK dengan menggunakan uji Chi-Square di dapat Pvalue 0,040 <
α = 0,05.
3. Ada hubungan tindakan responden dengan pemanfaatan air sungai untuk
kebutuhan MCK dengan menggunakan uji Chi-Square di dapat Pvalue 0,031 <
α = 0,05.
5.2 Saran
1. Dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan lingkungan
sebaiknya Dinas Kesehatan sering mengadakan penyuluhan mengenai
kesehatan di Desa Kuta Bate.
2. Sebaiknya di Desa Kuta Bate Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
disetiap minggu diadakan penyuluhan terhadap pentingnyan menjaga
kesehatan dan pemerintah menyediakan fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus
(MCK) yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
M. Arman, 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Buang Air Besar
(BAB) sembarangan pada Masyarakat di desa Sumber Makmur,
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan raya.
Azwar, A. 2009. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. Binarupa
Aksara. Jakarta.
Chandra. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya. 2013. Progran Pemberantasan
Penyakit P2p. Dinkes Nagan Raya. Nagan Raya.
Depkes RI. 2013. Modul Penelitian Dan Pengawasan Kesehatan Lingkungan
Pemukiman. Ditjen PPM/PLP. Jakarta.
Dinkes Nagan Raya. 2013. Profil Desa Kuta Bate. Kecamatan Beutong. Dinkes
Nagan Raya. Nagan Raya.
Djamal. 2009. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas dan
Lingkungan. Bumi Aksara. Jakarta.
Hastono,S.P. 2007. Statistik Kesehatan, Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Ilham. 2010. Pedoman Bidang Studi Pembuangan Sampah, APK. EGC. Jakarta.
Kristanto. 2011. Ekologi Industri. Andi Offset. Yogyakarta
Lukman. 2009. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan. Gajah Mada
Unifersity Press. Yogyakarta.
Latif. A. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penduduk dalam
Pemanfaatan Sungai Code Sebagai sarana Mandi cuci dan kakus (MCK),
Studi Kasus di Kecamatan Jetis Kotamadya Yogyakarta. Tesis.
Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM. http://www. Pendidikan di
Indonesia. ad.Id/18678/9/detil.com. Diakses tanggal 20 Juni 2013.
Tominaga. dan Suyitno. A. 2012. Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan.
Yayasan Obor Indonesia. Gajah Mada Unifersity Press. Yogyakarta.
Mubarak. 2009. Ilmu Kesehatan Masyaraka. Selemba Medika. Jakarta.
Notoatmodjo. S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
______________. 2007. Promosi Kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta.
Salam, 2013. Gambaran Pencemaran Lingkungan Pada Masyarakat di Desa
Damai Indah, Kecamatan Kuala Tripa Kabupaten Nagan raya.
Sarwono. 2003. Sanitasi dan kesehatan lingkungan. Gajah Mada Unifersit Press.
Yogyakarta.
Slamet. 2007. Sumber Daya Air. Selemba Medika. Jakarta.
Sopiah, 2008. Perilaku kesehatan lingkungan. Erlangga Jakarta.
Sutrisno. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Gajah Mada Unifersit Press.
Yogyakarta.
Lampiran 1
KUESIONER
HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN
AIR SUNGAI UNTUK KEBUTUHAN MANDI, CUCI DAN KAKUS (MCK)
DI DESA KUTA BATE KECAMATAN BEUTONG
KABUPATEN NAGAN RAYA
TAHUN 2014
NAMA PENELITI : NOFITA SUNDARI
NIM : 09C10104043
A. DATA UMUM
No Responden :
Umur :........................ Tahun
Pekerjaan : PNS Tani Swasta
Lain-lain (sebutkan..........................)
Pendidikan : SD/MIN SMP/MTSN
SMU/MAN PT/Perguruan Tinggi
B. PENGETAHUAN
1. Apakah pengertian jamban ?
a. Tempat membuang kotoran
b. Tempat jongkok
2. Apakah jenis MCK keluarga di rumah ?
a. Jamban leher angsa
b. Jamban empang di sungai
3. Apakah fungsi MCK bagi keluarga ?
a. Melindungi dari penyakit
b. Untuk tempat serangga
4. Apa manfaat jamban bagi keluarga ?
a. Tempat membuang air besar
b. Mencagah bau menyebar
5. Bagaimana syarat jamban yang sehat ?
a. Ada septic tank
b. Ada alat pembersih
6. Bagaimana memelihara jamban yang benar ?
a. Lantai bersih dan tidak ada serangga
b. Lantai bersih
7. Penyakit apa yang di timbulkan jika tidak memakai jamban ?
a. Cacingan dan disentri
b. Gatal-gatal
8. Bagaimana ciri bangunan jamban yang sehat ?
a. Ruangan luas (ventilasi, lampu, air dan alat pembersih)
b. Ada lantai
C. SIKAP
1. Apakah anda setuju jika sebaiknya membuang kotoran dijamban jagan
di sungai ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Apakah anda setuju jika untuk menghindari pencemaran air kita jangan
memanfaatkan air sungai sebagai aktifitas MCK ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
3. Apakah anda setuju jika buang air besar disembarangan tempat dapat
merugikan kesehatan ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
4. Apakah anda setuju jika menggunakan jamban perlu di siram dan
dibersihkan selesai buang air besar ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
5. Apakah anda setuju jika memiliki jamban leher angsa lebih baik dari
pada memanfaatkan air sungai sebagai aktifitas MCK ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
6. Apakah anda setuju untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan bakti
untuk membangun jamban umum ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
7. Apakah anda setuju jika adanya penyuluhan tentang sanitasi
lingkungan dan penggunaan jamban sehat ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
8. Apakah anda setuju untuk tidak menggunakan air sungai untuk
kebutuhan MCK ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
D. Tindakan
1. Bagaimana partisipasi anggota keluarga dalam memanfaatkan air
sungai sebagai aktifitas MCK ?
a. Lebih suka di rumah
b. Sudah menjadi kebiasaan
2. Apa yang dilakukan agar air sungai tidak tercemar ?
a. Tidak melakukan aktifitas MCK di sungai
b. Membiarkan saja
3. Apakah anda memanfaatkan air sungai sebagai aktifitas MCK
meskipun memiliki jamban dirumah ?
a. Ya
b. Tidak
4. Bila ada jamban, apa alasan anda memanfaatkan air sungai sebagai
aktifitas MCK ?
a. Karena sudah menjadi kebiasaan
b. Ingin mencoba
5. Apakah saudara/i mengetahui bahwa memanfaatkan air sungai sebagai
aktifitas MCK dapat mencamari air sungai ?
a. Ya
b. Tidak
6. Siapa saja yang berpartisipasi dalam memanfaatkan air sungai sebagai
aktifitas MCK ?
a. Seluruh anggota keluarga
b. Anak-anak
7. Adakah kesadaran anda untuk tidak memanfaatkan air sungai sebagai
aktifitas MCK ?
a. Ada
b. Tidak
8. Apakah yang anda lakukan jika anda sudah memiliki jamban di
rumah ?
a. Tidak akan memanfaatkan air sungai sebagai aktifitas MCK
b. Tetap memanfaatkan air sungai sebagai aktifitas MCK
E. Pemanfaatan Air Sungai untuk Kebutuhan MCK
1. Apakah pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan
Kakus (MCK) merupakan kebiasaan masyarakat setempat ?
a. Ya
b. Bukan
2. Bagaimana kondisi air sungai yang di manfaatkan untuk Mandi, Cuci
dan Kakus (MCK) ?
a. Baik, cocok untuk Mandi, Cuci dan Kakus (MCK)
b. Sangat tidak memungkinkan
3. Apakah semua masyarakat menggunakan air sungai untuk Mandi, Cuci
dan Kakus (MCK) ?
a. Ya hampir seluruh keluarga
b. Hanya beberapa keluarga saja
4. Apakah anda nyaman menggunakan air sungai sebagai sarana untuk
Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) ?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda terus akan menggunakan sungai sebagai sarana Mandi,
Cuci dan Kakus (MCK) ?
a. Ya
b. Tidak, kalau ada sarana MCK yang telah di sediakan
6. Adakah kemauan anda untuk mengubah kebiasaan menggunakan air
sungai untuk Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) ?
a. Ada
b. Tidak, karena sudah terbiasa demikian
7. Apakah ada keiginan anda untuk memilki sarana Mandi, Cuci dan
Kakus (MCK) sendiri ?
a. Ya
b. Tidak
8. Adakah penyakit yang anda alami karena kebiasaan menggunakan air
sungai untuk Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) ?
a. Ada
b. Tidak
Lampiran 2
TABEL SKOR
NO Variabel No urut
pertanyaan
Jawaban/skor Rentang
A B
1 Pengetahuan 1 1 0 8 + 0
2
Baik > 4
Kurang Baik ≤ 4
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
6 1 0
7 1 0
8 1 0
2 Sikap 1 1 0 8 + 0
2
Positif > 4
Negatif ≤ 4
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
6 1 0
7 1 0
8 1 0
3 Tindakan 1 1 0 8 + 0
2
Baik > 4
Kurang Baik ≤ 4
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
6 1 0
7 1 0
8 1 0
4 Pemanfaatan 1 1 0 8 + 0
2
Ada > 4
Tidak ≤ 4
Air sungai 2 1 0
Untuk 3 1 0
kebutuhan 4 1 0
MCK 5 1 0
6 1 0
7 1 0
8 1 0
Gambar 1. Wawancara bersama responden untuk
mengumpulkan data penelitian
Gambar 2. Peneliti sedang mendampingi responden untuk
mengisi kuesioner
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 3. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden
dalam mengisi kuesioner
Gambar 4. Peneliti sedang mengarahkan responden dalam
mengisi kuesioner