14
DEPARTEMEN FARMAKOLOGI MODUL KARDIOVASKULAR MEDARMY 2013 2015 CATATAN KULIAH FARMAKOLOGI I Departemen Farmakologi Medarmy 2013 kembali menerbitkan catatan kuliah farmakologi yang mana kali ini, catatan dibuat berdasarkan yang dikuliahkan. Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap, teman-teman dapat membaca sumber-sumber utama seperti Rang and Dale Pharmacology, Goodman & Gillman dan sebagainya sebagai referensi belajar. Semoga catatan kuliah ini bermanfaat. “Knowledge to illuminate your world and your soul.” Danke schon Pendahuluan Yang termasuk dalam obat saluran nafas adalah 1. Obat Asma Bronkhial 2. Antitusif & Ekspektoran, Mukolitik 3. Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) Baiklah kita bahas terlebih dahulu obat Asma Bronkial. Nah sebenarnya . ASMA BRONKHIAL itu apa sih. ??? Asma bronkial adalah suatu penyakit saluran nafas yg dikarakteristikkan dengan peningkatan respons trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan disertai dengan penyempitan menyeluruh saluran nafas dimana berat ringannya penyakit dapat berubah secara spontan atau dengan obat. dan apa sih gejala klinisnya yaitu :

I - Catatan Kuliah Farmakologi Modul Respi 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tes

Citation preview

  • DEPARTEMEN

    FARMAKOLOGI

    MODUL KARDIOVASKULAR

    MEDARMY 2013

    2015

    CATATAN KULIAH FARMAKOLOGI I

    Departemen Farmakologi Medarmy 2013 kembali menerbitkan catatan kuliah

    farmakologi yang mana kali ini, catatan dibuat berdasarkan yang dikuliahkan.

    Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap, teman-teman dapat

    membaca sumber-sumber utama seperti Rang and Dale Pharmacology,

    Goodman & Gillman dan sebagainya sebagai referensi belajar.

    Semoga catatan kuliah ini bermanfaat.

    Knowledge to illuminate your world and your soul.

    Danke schon

    Pendahuluan

    Yang termasuk dalam obat saluran nafas adalah

    1. Obat Asma Bronkhial

    2. Antitusif & Ekspektoran, Mukolitik

    3. Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)

    Baiklah kita bahas terlebih dahulu obat Asma Bronkial.

    Nah sebenarnya . ASMA BRONKHIAL itu apa sih. ???

    Asma bronkial adalah suatu penyakit saluran nafas yg dikarakteristikkan

    dengan peningkatan respons trakea dan bronkus terhadap berbagai

    rangsangan disertai dengan penyempitan menyeluruh saluran nafas

    dimana berat ringannya penyakit dapat berubah secara spontan atau dengan

    obat.

    dan apa sih gejala klinisnya yaitu :

  • serangan berulang episode batuk, sesak nafas dan mengi.

    dan menurut sudut pandang Patologi Anatomi yaitu terjadi

    - konstriksi pada otot polos sal.nafas

    - penebalan mukosa akibat edem dan infiltrasi selular

    - penyempitan lumen saluran nafas karena mukus yg kental dan liat

    Phatogenesis

    Hiperaktivitas saluran nafas yang erat hubungan nya dgn proses inflamasi

    meliputi Serangan asma yang terjadi karena :

    1. respons imunologik

    Respons/proses imunologik diawali dg reaksi Antibodi spesifik (IgE)[yg telah

    mengalami sensitisasi] pd permukaan sel monosit yang memberbaskan

    mediator-mediator reaksi anafilaksis, yaitu :

    a. Histamin,

    b. Leukotrien (LTB4, LTC4,LTD4),

    c. ECF (eosinophil chemotactic factors)

    2. Reflek parasimpatik yang Berlebihan

    Reflek parasimpatik yag berlebihan yaitu (bronkokonstriksi)

    merupakan respons terhadap faktor-faktor pencetus, seperti :

    - iritan alergen yg diinhalasi

    - udara dingin/perubahan keadaan udara,

    - kerja fisik (exercise)

    - sulfdure dioksid

    Refleks diperantarai oleh : aferen dan eferen nervus vagus

    Pengobatannya melalui Farmakologi Otot polos bronkhial

    A. Bronkospasme dapat hilang dengan :

    1. Simpatomimetik

    nah untuk membahas ini kita telah mengenal Antagonis - dan -adrenergik

    ini termasuk dalam simpatomimetik. mekanisme kerja antiasma agonis

    reseptor berkaitan relaksasi langsung otot polos saluran napas dan dapat

    mengakibatkan bronkodilatasi . Walaupun otot polos bronkial manusia tidak

    atau sedikit mendapat persarafan simpatis , otot tersebut mengandung jumlah

    reseptor agonis yang banyak. stimulasi reseptor mengaktifkan jalur Gs-

    adenilil-siklase-AMP siklik yang mengakibatkan penurunan tonus otot polos.

    Agonis resepto aderenergik juga meningkatkan konduktans saluran Ca2+

    yang sensitif terhadap K+ dalam otot polos saluran napas, menyebabkan

    hiperpolarisasi dan relaksasi membran. nah gitu deh ceritanya.

    2. Antikolinergik (parasimpatolitik)

    Dengan adanya agonis /-adrenergik inhalasi, penggunaan senyawa

    antikolinergik menurun Ketertalikan baru terhadap senyawa antikolinergik

    seiring dengan kenyataan bahwa jalur parasimpatik penting dalam

    bronkospasme pada beberapa pasien asma dan ketersediaan ipratropium

    bromila (atroven )suatu antagonis reseptor muskarinik kuarterner yang

    mempunyai sifat farmakologis lebih baik daripada obat-obat sebeluninya.

    Respons yang sangat baik terhadap ipratropium terlihat pada subgrup pasien

    asma yang mengalami eksaserbasi psikogenik.

    3. Memblok kerja histamin pada otot polos bronkus.

    Yang berperanan dalam bronkodilator/ bronkokonstriksi :

    1. Peninggian Siklik AMP ---> dilatasi

    2. Peninggian Siklik GMP---> konstriksi

  • Zat-zat bronkokonstriktor

    Asetil kolin (Ach)

    Histamin

    SRS-A(campuran Leukotrien D4, C4, E4)

    Kinin

    5-H.T.

    PG, misalnya PGF2

    Beta-bloker

    Zat-zat bronkodilator

    Agonis beta (mis.: adrenalin, salbutamol)

    Penghambat fosfodiesterase (mis.:Teofilin)

    Atropin dan derivat (Ipratropium)

    PGE

    Penggolongan Obat Asma menurut mekanisme kerja

    1. Yg menaikkan cAMP/menurunkan cGMP intrasel:

    a. Agonis- -2:

    - Non-spesifik yaitu Epinefrin, Efedrin

    - Spesifik yaitu Terbutalin, Salbutamol, Fenoterol, Prokaterol,.

    b. Penghambat enzim fosfodiesterase : Teofilin, Aminofilin

    c. Antikolinergik : Ipratropium

    2. Antiinflamasi : Kortikosteroid, Kromolin

    3. Penghambat pembebasan mediator: Kromolin, - Kortikosteroid

    Agonis -2 Non-selektif

    fungsinya untuk Merangsang reseptor -1 dan -2

    1. ADRENALIN : diberikan dengan suntikan subkutaneus (SK) , efek

    Toksisitas menyebabkan vasokonstri, aritmia jantung.

    2. ISOPRENALIN : diberikan dengan cara Inhalasi

    - Toksisitas: Tremor, Aritmia

    3. ORSIPRENALIN diberikan dengan Peroral , ini diberikan karena

    absorbs baik

    - Toksisitas : Tremor, aritmia

    4. EFEDRIN : (aktivitas Simpatomimetik tak langsung). diberikan secara

    peroral

    menyebabkan toksisitas: Insomnia, aritmia takifilkaksis, retensi urinae.

    Epinefrin

    (Perangsang lebih dari Reseptor -1 + -2) menyebabkan nantinya

    Tremor

    Palpitasi

    Takikardi

    Ansietas

    Mata :midriasis,tekanan intraokular meningkat

    Sakit kepala

    Pucat

    Agonis -2 Selektif

    nah kita telah ketahui bahwan Terdapat resepror 2-adrenergik pada tipe

    sel dalam saluran napas selain otot polos bronkus. perhatian utama stimulasi

  • resepror. 2 ,-adrenergtk menghambat fungsi berbagai sel-sel infamatori,

    teimasuk sel mast, basophil , eosinofi l, neutrofi l, dan limfosit.

    Stimulasi pada 2 akan menyebabkan beberapa efek pada paru yaitu

    brokodilatas, uterus menyebabkan relaksasi, dan pada pembuluh

    darah otot rangka bervasodilatasi.

    Dosis kecil yang diberikan akan memberikan efek -2 lebih-lebih

    besar dari -1

    dan apabila Dosis ditingkatkan maka akan meyebabkan selektivitas

    turun/hilang

    ESO gejala stimulasi -1 (palpitasi, takikardi, disritmia, hipertensi,

    sakit kepala, mual, muntah, tremor). ESO stimulasi -2: Tremor, taki kardi, ansietas. dan Efek utama

    pada manusia: Bronkodilatasi,Tremor,takikardi

    Agonis B-2 Selektif Preparat

    Salbutamol dapat diberikan secara Inhalasi, Oral, IM (intra

    Muskular,dan Intra Vena IV, termasuk dalam Agonis Beta-2 yang

    paling kuat

    Terbutalin diberikan secara Inhalasi, Intra Vena, SubKutaneus , Oral

    Ibuterol : Oral (tak aktif, setelah diabsorpsi diubah jadi

    terbutalin).

    Ritodrin diberikan hanya secara inhalasi

    Fenoterol dan preparat ini Mulai kerja cepat

    Isoetarin memiliki Masa kerja yang pendek

    Toksisitas : Semua agonis -2 selektif meski diberikan dosis biasa

    dapat timbul Tremor dan apabila diberikan dosis besar menimbulkan:

    - peningkatan kontraksi jantung

    - peningkatan frekuensi denyut jantung

    nah nanti kita lanjut lagi ya , semngat baca nya,,..:D

    Teofilin

    Indikasi Teofilin

    Hah di sini ada beberapa catatan kuliah dan slide mengenai indikasi dari

    teofilin

    1. Bronkodilator pada asma dan PPOM.

    2. Memperbaiki fungsi diafragma pada PPOM.

    3. Mengurangi apneu yang memanjang pada bayi preterm.

    Efek samping Teofilin

    Gejala-gejala dosis berlebih:

    - Per oral : sakit kepala, gemetaran, pusing, enek, muntah, nyeri

    epigaster,kejang.

    - Intra Vena : aritmia jantung, hipotensi, henti jantung, kejang.

    - Anak-anak : Stimulasi SSP, diuresis dan demam.

    Nah si teofilin memiliki efek samping yaitu bisa menyebabkan

    TREMOR efek ini sama dengan salbutamol, Satu lagi yang harus wajib di

    ingat Si Teofilin tidak Boleh Dikombinasi Dengan ciprofloxacin karena

    Dapat menghambat enzim metabolisme si teofilin tapi tenang dulu selalu

    ada solusi jadi Si teofilin ini bisa di kombinasikan dengan Azitromisin,

    cepixcin, tiamfenikol.

  • Ipratropium Bromid

    Farmakodinamik

    Bekerja secara selektif pada otot polos bronkus

    Ipratropium bromida adalah antikolinergik (parasympatholytic)

    agen yang tampaknya menghambat efek Asetilkolin pada

    persimpangan neuromuskular pada paru-paru dan reseptor

    muskarinik di otot polos pernafasan bronkus sehingga

    mengurangi bronkokonstriksi.

    Efek pd vagus sama kuat dengan Atropin.

    efek pengeringan sputum lebih kecil.

    Farmakokinetik

    Derivat Isopropil dari atropin (Amonium kwarterner yang

    sukar diabsorpsi sehingga efek samping sistemik <

    atropin), dan bebas dari Efek Samping terhadap, SSP

    (beda dgn atropin)

    Ipratropium mempunyai penimbulan aksi yang lebih perlahan

    namun durasi aksi yang lebih panjang daripada beta-2 agonists

    yang beraksi singkat. Ipratropium biasanya ditolerir dengan

    baik dengan efek-efek samping yang minimal bahkan ketika

    digunakan pada dosis-dosis yang lebih tinggi.

    Ipratropium memerlukan waktu lebih lama untuk bekerja

    dibanding dengan beta-2 agonis, dengan puncak efektifitas

    terjadi pada 2 jam setelah masuk dan berakhir sekitar 6 jam.

    Indikasi

    Dibanding dgn B-2 agonis lebih efektif untuk PPOM, kurang

    efektif untuk asma

    Biasa diberikan bersama B-2 agonis.

    Efek samping

    Mulut kering, mual, konstipasi, sakit kepala, takikardi, fibrilasi

    atrial

    Tambahan

    Kombinasi albuterol dan inhaler ipratropium harus

    diperhatikan bila digunakan bersamaan dengan obat golongan beta

    adrenergik yang lain karena meningkatkan risiko efek samping pada

    kardiovaskular.

    Dosis

    Larutan Inhalasi :

    Dosis disesuaikan kebutuhan individu pasien

    Dewasa/orang tua dan remaja umur >14 tahun : 3-4 x 0,4-2 ml/hari

    Anak 6-14 tahun : 3-4x 0,4-1 ml/hari

    Dilarutkan dengan larutan garam fisiologis

    Inhalasi dosis terukur :

    Dewasa dan anak : pengobatan berkala dan jangka panjang 3-4 x 2 semprot

    Untuk mempertahankan keadaan bebas dari gejala-gejala, lakukan inhalasi

    secara teratur dengan selang 4 jam dengan maksimal 12 semprot/hari.

    Kortikosteroid

    Obat asma/efek anti inflamasi kuat

    Pemakaiannya dibatasi oleh Efek Samping sistemiknya

    Mengurangi inflamasi dan edema saluran nafas

  • Memperkuat efek bronko dilatasi obat Adrenergik

    Intravena jangka pendek diperlukan untuk Status asmatikus

    Tambahan menurut Kuliah dr.pandu

    Kortikosteroid wajib diberikan saat terjadi asma, berhubung

    kortikosteroid ini merupakan obat anti inflamasi kuat maka si

    kortikosteroid ini menghambat asam arakhidonat, kalo dari sistem

    imun dia menghambat interleukin II, dan ini harus diingat

    pemberian nya single dose yaa pada pagi hari karena apa ? karena

    bisa menyebabkan cushing syndrome.

    1. Prednison ]

    2. Prednisolon ] Peroral efektifitas

    3. Metil prednisolon ] +/- sama

    4. Beklometason aerosol :

    - bekerja selektif, lokal pd sal nafas ---> Efek samping sistemik

    kecil/ringan.

    - setelah episode akut dpt di atasi, terapi ilanjutkan dgn prep oral

    tappering off

    Indikasi Kortikosteroid :

    Bronkospasme akut

    Bronkospasme yang berat

    Kortikosteroid Inhalasi

    Golongan controller yg paling efektif saat ini

    Mekanisme kerja :

    Menghambat metabolisme Asam Arakidonat sehingga

    mempengaruhi produksi Leukotrin dan Prostaglandin

    Mengurangi kebocoran mikrovaskular

    Mencegah migrasi lsg sel-sel radang

    Menghambat produksi cytokines

    Meningkatkan kepekaan reseptor pada otot polos bronkus.

    Contoh kortikosteroid sediaan inhalasi

    Nama generic

    Nama dagang di

    Indonesia

    Bentuk

    Sediaan

    Dosis dan

    Aturan

    pakai

    Beclomethaso

    ne

    dipropionate

    Becloment(beclomethaso

    ne dipropionate 200g/

    dosis)

    Inhalasi

    aerosol

    Inhalasi

    aerosol:

    200g , 2

    kali

    seharianak:

    50-100 g

    2 kali

    sehari

    Budesonide

    Pulmicort(budesonide

    100 g, 200 g, 400 g /

    dosis)

    Inhalasi

    aerosolSerbu

    k inhalasi

    Inhalasi

    aerosol: 20

    0 g, 2 kali

  • sehariSerbu

    k

    inhalasi:20

    0-1600 g /

    hari dalam

    dosis

    terbagianak

    : 200-800

    g/ hari

    dalam dosis

    terbagi

    Fluticasone

    Flixotide(flutikason

    propionate50 g , 125 g

    /dosis)

    Inhalasi

    aerosol

    Dewasa

    dan anak >

    16 tahun:

    100-250

    g, 2 kali

    sehariAnak

    4-16 tahun;

    50-100 g,

    2 kali

    sehari

    Beklometason Dipropionat

    Indikasi:

    profilaksis asma, terutama jika tidak sepenuhnya teratasi oleh bronkodilator

    atau kromoglikat

    Dosis:

    aerosol inhalasi: 200 mcg 2 x sehari atau 100 mcg 3-9 kali sehari (pada

    kondisi lebih berat dosis awal 600-800 mcg per hari). ANAK: 50-100 mcg 2-

    4 kali sehari atau 100-200 mcg 2 kali sehari.

    Efek samping :

    Iritasi saluran nafas:

    suara serak

    rasa sakit pd mulut + tenggorokan

    Infeksi Kandida pd mulut, faring & laring

    Kerja Obat

    Analog betametason dl bentuk esterfie chlorinated.

    Sediaan : Aerosol per inhalasi dengan dosis terukur (metered

    doses)

    Kortikosteroid yg poten.

    Bekerja lokal pd mukosa sal nafas (terutama efek

    antiinflamasinya).

    Absorpsi sistemik kecil, cepat dimetabolisme.

    Efek pada aksis-hipotalamus-hipofise-adrenal (-)

    Natrium Kromoglikat

    Natrium kromoglikat dipakai untuk pengobatan, pencegahan pada

    asma bronchial dan tidak dipakai untuk serangan asma akut. Metode

    pemberiannya adalah secara inhalasi dan obat ini dapat dipakai bersama

  • dengan adrenergic beta dan derivate santin. Obai ini tidak boleh dihentikan

    secara mendadak karena dapat menimbulkan serangan asma.

    Farmodinamik

    bekerja menghambat degranulasi sel mastosit

    Farmakokinetik

    Efektif per Inhal, absorpsi 80% dosis

    Tidak mengalami degradasi metabolisme.

    Ekskresi sebgn besar dlm bentuk utuh.

    Penggunaan Klinik

    Mencegah serangan asma, terutama:

    a. asma karena kegiatan fisik

    b. asma karena perubahan udara (dingin)

    c. Terutama efektif untuk asma pd anak (dewasa kurang efektif)

    d. Efek baru nyata setelah 4-6 minggu

    e. Tidak efektif pd Asma akut/status asma,

    f. Dapat menimbulkkan eksaserbasi asma

  • Mekanisme Asma

    Nah kita disini bisa melihat bagan pada reaksi asma

    Pertama ada dua jalur yaitu late phase dan immediate phase, nah bisa

    dilihat pada immediate phase kemotaksis atau kemokins dari pembentukan

    mast cell bisa terulang ke late phase sehingga terjadi infiltrasi citokin dan

    pelepasan Th2 sel.

    Pada jalur intermediate terjadi pengulangan bronkospasma oleh 2

    adrenoresptor antagonis, nah kita kan tau efek dari si beta bloker ini terjadi

    bronkospasme, dan theofilin, nah pada late phase terjadi inflamasi melalui

    airway ( udara) dan hipersensitivitas yang nanti mennyebabkan

    bronkospasme dan berssingitu, nah ini nanti dihambat oleh glokortikoid dan

    di cegah oleh krmoglikate dan nedocrommil.

    Asma merupakan penyempitan bronkus yang dapat disebabkan oleh allergen

    ataupun reaksi dalam tubuh.

    Pengobatan asma

    Ada obat

    1. Controller medication: untuk dikontrol asmanya (yaiyalah

    controller coy), ini untuk jangka panjang.

    2. Reliever medication: untuk pelega napas, supaya jalan

    napasnya terbuka. Ini pertolongan pertama pada sesak napas.

    JikaTidak ada obat

    1. Obatflu :pokoknya yg ada pseudoefedrin yg diambil efedrinnya

    2. Kopi hitam :yg dipake kafeinnya, trus karena kopi sifatnya asam

    hati-hati kalo ada gastritis bias buat muntah sama kambuh.

    3. Teh : tapi efeknya kurang soalnya kafein dalam teh ndak

    sebanyak yg ada di kopi. Yg penting bias dipake kalo terdesak.

  • Jom kita mulai dari yg pake obat

    1. Controller Medication

    Kalo di slide banyak jadi kita ambil poin penting nya coy yg pasti tu

    kalo mau control harus ada

    a. Kortikosteroid

    Gunanya sebagai anti inflamasi

    Memperkuat efek dilatasi obat adrenergik

    Yg pasti harus ada tapering off.

    Ada 2 cara makainya

    1. Sistemik

    Single dose sajaaaaa ~ pagiharipakainyaygmanis kayak

    Triamsinolon

    2. Inhalasi

    Beklometasondipropionat

    Analog betametason dl bentuk esterfied

    chlorinated.

    Sediaan : Aerosol per inhalasi dgn dosis terukur

    (metered doses)

    Kortikosteroid yg poten.

    Bekerja lokal pd mukosaa sal nafas (terutamaefek

    antiinflamasinya).

    Absorpsi sistemik kecil, cepat dimetabolisme.

    Efek pd aksis-hipotalamus-hipofise-adrenal (-)

    b. Sodium

    c. Teofilin yg lepas lambat (Euphylin)

    Adalah sebuah methylxanthineefek relaksasi sebagai

    bronkodilator pada otot polos dengan penghambatan

    fosfodiesterase (PDE) isoenzim, dengan peningkatan resultan

    cAMP dan / atau cGMP. Antagonis kompetitif dari adenosin

    dapat berkontribusi di reseptoradenosin A1 danreseptor A2.

    Aspek farmakokinetik : Theophylline diberikan secara

    oral sebagai sediaan lepas lambat. Aminofilin dapat

    diberikan melalui suntikan intravena lambat dari dosis

    muatan diikuti dengan infus intravena.

    Interaksi obat: konsentrasi plasma menurun dengan

    obat yang menginduksi enzim P450 (termasuk

    rifampisin, fenitoin dan

    karbamazepin).Konsentrasimeningkat dengan obat

    yang menghambat enzim P450, seperti eritromisin,

    klaritromisin, ciprofloxacin, diltiazem dan flukonazol.

    Hal ini penting mengingat jendela terapeutik yang

    sempit; antibiotik seperti clarithromycin sering dimulai

    ketika penderita asma yang dirawat di rumah sakit

    karena serangan parah dipicu oleh adainfeksipd dada,

    dan jika dosis teofilin tidak berubah,

    dapatmenyebabkantoksisitas berat.

    Menghambat fosfodiesterase dan blok reseptor

    adenosin. Diatasudahdijelasin coy hehe

    Biasanya sih yg dikasi tu untuk teofilin biasanya dosis

    1x1 kalo yg retard mite biasanya 2x1

  • Teofilin ndak bias ditemuin sama antibiotic golongan

    quinolon soalnya mereka memiliki masa lalu yg kelam

    (hmmmm aku mulai curiga) jadi quinolone tu dapat

    mengganggu metabolism dari teofilin yg akan

    membuat teofilin lemah trus mengurangi efek teofilin

    tersebut.

    d. Agonis beta

    Menaikkan cAMP menurunkan cGMP

    Jangan dikasi ke orang hipertensi soalnya ntar bisa nambah

    hipertensi.

    Non-spesifik :Epinefrin

    Spesifik : Salbutamol

    agen Short-acting: salbutamol dan terbutalin. Ini

    diberikan untuk inhalasi; efek maksimum terjadi dalam

    waktu 30 menit dan durasi pemberianadalah 3-5 jam;

    mereka biasanya digunakan pada 'yang memerlukan'

    untuk mengontrol gejala.

    agen Long-acting: misalnya salmeterol dan

    formoterol. Ini diberikan sediaan aerosol hirup, dan

    durasi tindakan adalah 8-12 jam. Mereka tidak

    digunakan 'yang memerlukan' tetapi diberikan secara

    teratur, dua kali sehari, sebagai terapi tambahan pada

    pasien yang asma tidak cukup dikendalikan oleh

    glukokortikoid.

    EfekSamping : dalam konteks penggunaannya dalam

    asma, berupatremor; efek yang tidak diinginkan

    lainnya termasuk takikardia dan detak jantung tak

    beraturan

    e. Anti allergen

    Biasanya anti histamine ygdikasisoalnya histamine

    ygseringbuathalkalomasalahasma.

    2. Reliever Medication

    Sebenarnya untuk reliever ini hamper mirip dengan controller banyak

    yg pake peroral trus pake astaxantin (good) sama koligernik inhalasi.

    Pemilihan Obat Asma

    1. Pemilihan didasarkan pd berat/ringan peny dan kondisi penderita saat

    itu.

    2. Dosis dan frekuensi pemberian obat dpt disesuaikan dgn makin

    memberatnya penyakit

    3. Sebagai terapi dasar untuk semua jenis asma ringan dpt dianjurkan

    antiinflamasi inhalasi dg teratur

    4. Untuk asma ringan cukup digunakan Agonis B-2 kerja singkat.

    5. Pemberian Agonis B-2 pd asma sedang dan berat hanya ditujukan

    untuk penanganan simptomatis (< 3-4 x sehari) dan u/ mencegah

    serangan akibat kerja fisik.

    6. Untuk mengontrol asma nokturnal pd asma sedang /berat, dpt

    digunakan bronkodilator kerja lama (agonis B-2 oral/ihalasi atau

    teofilin lepas lambat).

    7. Antikolineregik dpt dipertimbangkan sebagai obat alternatifpada

    penderita yg tidak tolerans thd agonis B-2 inhalasi(bila timbul ES

    tremor atau bradikardi).

  • 8. Bila diperlukan pemberian kortikosteroid oral jangka lama, berikan

    dosi serendah mungkin (dgn menurunkan dosis oral secara bertahap.)

    9. Kortikosteroid oral dapat disubstitusi dgn kortikosteroid. Inhalasi

    dosis tinggi(>2mg/hari) dengan menurunkan dosis Oral secara

    bertahap

    Antitusif, Ekspektoran Dan Mukolitik

    Nah sekarang kita bakal bahas obat saluran nafas khususnya obat

    batuk nih. Jadi obat batuk ini dibagi berdasarkan jenis dari batuk itu sendiri.

    Ada obat buat batuk kering dan batuk berdahak.

    Jadi kalau buat batuk kering (tanpa dahak) bisa di beri obat antitusif

    buat nekan batuknya. Nah obat ini gak bisa diberikan pada batuk berdahak.

    Karena seperti yang kita tau dahak itu kan salah satu bentuk pengeluaran

    sekret jadi gak boleh ditahan batuknya. And so, obat yang cocok buat batuk

    berdahak itu ada ekspektoran yang mendorong mengeluarkan dahak dari

    saluran nafas. Dan juga dapat diberi obat jenis mukolitik yang bisa

    mengencerkan dahaknya...

    Nah yang pertama kita bahas yang antitusif dulu yaaaaa..

    Check it outttt guysss!!!

    Antitusif

    Seperti yang udah dijelaskan diatas bahwa obat ini digunakan

    biasanya pada batuk kering tanpa dahak. And nowww kita bahas obat-obat

    yang tergolong antitusif dulu yaaww..

    A. Dekstrometorfan

    Obat golongan antitusif yang pertama ada dekstrometorfan yang

    gugus kimianya itu D-3-metoksi N metilmorfinan. Nah obat ini

    tidak bersifat adiksi dan juga gak ada efek analgetiknya. Nah obat

    ini meningkatkan ambang rangsang refleks batuk secara sentral

    sehingga akan menekan rasa ingin batuk daaaann efek antitusifnya

    ini bisa bertahan sampe 5-6 jam. Nah keuntungan lain dari obat ini

    adalah tidak menimbulkan kantuk dan gangguan saluran cerna

    serta memiliki efek toksik yang rendah. Tapiiii dalam dosis tinggi

    dapat menimbulkan depresi pernafasan.

    B. Noskapin

    Nah sekarang kita bahas yang jenis obat kedua dari golongan

    antitusif yaitu noskapin. Nah obat ini merupakan pelepas histamin

    terbesar sehingga pada dosis tinggi dapat menyebabkan

    bronkokonstriksi dan hipotensi serta dapat menghambat kontraksi

    otot jantung dan otot polos. Obat ini juga tidak bersifat adiksi dan

    habituasi.

    C. Kodein

    Nah kita masuk ke obat terakhir dari golongan antitusif nih..

    Yaaa Kodein.. (ayoo mau kodein siapa nih?? wkwkwk). Jadi

    kodein ini merupakan derivat morfin yang emang bersifat antitusif.

    Tapi sekarang udah banyak ditinggalkan karena efek adiktifnya.

    Sampai saat ini kodein hanya digunakan pada batuk yang kering

    dan iritatif.

    Ekspektoran

    Ekspektoran adalah obat yang dapat mengeluarkan dahak dari

    saluran nafas. Kata dokter Pandu ekspektoran dapat memicu

    batukrangsangan parasimpatis n.vagusbronkokonstriksiTIDAK

  • BOLEH diberikan pada px ASMA, kalo asma berikan mukolitik :

    asetilsistein.

    Mekanisme kerja : diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan

    selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran nafas

    melalui N.vagus sehingga viskositas mukus menurun dan

    mempermudah pengeluaran dahak.

    Termasuk golongan ini adalah Amonium klorid dan Gliuseril

    guaiakolat.

    A. Amonium klorida

    Jarang sebagai obat single karena sering digabung dengan

    ekspektoran lain atau antitusif.

    Efek samping : dosis besar dapat menimbulkan asidosis metabolik.

    Hati-hati pada penyakit paru, ginjal dan hati.

    Sudah jarang digunakan.

    Nice to know : dosis ammonium klorida dewasa 300 mg (5mL

    tiap 2-4 jam)

    B. Gliseril Guaiakolat

    Kurang begitu bermanfaat dan sudah mulai ditinggalkan

    pemakaiannya

    Efek samping pada dosis besar adalah kantuk, mual dan muntah

    Nice to know : sediaan sirop 100 mg/5 mL. Dosis dewasa 2-4 kali

    200-400mg sehari

    Mukolitik

    Mukolitik ialah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas

    dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida

    dari sputum.

    A. Bromheksin

    Obat ini digunakan sebagai mukolitik pada bronkitis atau kelainan

    saluran napas yang lain. Selain itu obat ini digunakan secara lokal di bronkus

    untuk memudahkan pengeluaran dahak pasien yang dirawat di UGD. Data

    efektivitas klinik obat ini sangat terbatas.

    Efek samping pada pemberian oral berupa mual dan peninggian

    transaminase serum. Bromheksin harus hati-hati digunakan pada pasien tukak

    lambung.

    Dosis oral untuk dewasa yang dianjurkan 3 kali 4-8 mg sehari. Obat

    ini rasanya pahit sekali.

    B. Ambroksol

    Ambroksol sedang diteliti tentang kemungkinan manfaatnya pada

    keratokonjungtivitas sika dan sebagai perangsang produksi surfaktan

    pada anak lahir prematur dengan sindrom pernapasan.

    C. Asetilsistein

    Asetilsistein diberikan secara semprotan (nebulization) atau obat

    tetes hidung. Asetilsistein, menurunkan viskositas sekret paru pada pasien

    radang paru. Aktivitas mukolitik zat ini langsung terhadap mukoprotein

    dengan melepaskan ikatan disulfidanya, sehingga menurunkan viskositas

    sputum. Aktivitas mukolitik terbesar pada pH 7-9. Setalah inhalasi sputum

    menjadi encer dalam waktu 1 menit, dan efek maksimal dicapai dalam waktu

    5-10 menit. Obat ini juga diberikan langsung pada trakea waktu trakeotomi.

    Efek samping yang mungkin timbul berupa spasme bronkus, terutama

  • pada pasien asma. Dapat juga timbul mual, muntah, stomatisis, pilek,

    hemoptisis dan terbentuknya sekret berlebihan sehingga perlu disedot

    (suction). Obat ini tidak boleh diberikan bila tidak tersedia alat penyedot

    lendir napas. Larutan yang biasa digunakan ialah asetilsistein 10-20%.

    Penyakit Paru Obstruktif Menahun / Kronis (PPOK)

    Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang

    ditandai dengan obstruksi saluran nafas menetap yang disebabkan oleh

    bronkitis khronis atau emfisema.

    Gejala utama: batuk kronis, produksi sputum bertambah, sesak nafas

    (susah bernafas) yang menetap. Kebanyakan pasien ada riwayat perokok

    berat .

    Faktor resiko lain adalah paparan karena pekerjaan (debu dan zat kimia)

    dan faktor genetik y.i.: defisiensi alpha I antitrypsin (jarang)

    Pengelolaan :

    1) Farmakoterapi (bronkodilator, kortikosteroid, AB)

    2) Intervensi untuk mengurangi faktor resiko jadi progresifnya penyakit

    (misal berhenti merokok).

    3) Suplemen O2 dibutuhkan oleh beberapa penderita.

    4) Pasien yang mengalami hipoksemia diajurkan suplemen O2 dan

    dimonitor gas darah arterinya.

    5) Terapi bronkodilaltor harus dimulai untuk mengurangi obstruksi

    saluran nafas dan memperbaiki osigenasi.

    6) Pada eksaserbasi akut PPOK dianjurkan agonis beta-2 kerja singkat

    (seperti albuterol) dan obat antikolinergik.

    7) Kombinasi agonis beta-2 inhaler dan obat antikolinergik dianjurkan

    pada pasien yang tidak berespons terhadap tiap obat dosis maksimal.

    8) Bronkodilator lain (aminofilin, teofilin, dan agonis beta-2 sistemik)

    tidak dianjurkan karena peningkatan ESO (efek samping obat).

    9) Penderita secara terus menerus dimonitor (dinilai) untuk kebutuhan

    obat tambahan atau bantuan pernafasan yang lebih agresif (ventilasi

    mekanik).

    * Antibiotika dapat diberikan karena infeksi bakteri pada saluran pernafasan

    dapat mempresipitasi eksaserbasi akut PPOK,

    10) Kortikosteroid digunakan untuk memperbaiki fungsi paru dan untuk

    melengkapi pelega sistemik.

    11) Pemberian kotikosteroid > 2 minggu disertai dengan peningkatan

    ESO.

    12) Penggunaan kortikosteroid inhaler pada pasien eksaserbai akut PPOK

    tidaklah tepat.