Upload
duongnhi
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDID!KAN TINGGI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERKampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111
re I p : 0 3 1 - 5 e
Zl^'ii ;?1 ;ifilll,^ i;:: ;;{' ( H u n t i n g )
http://www.its.ac.id
PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
NOMOR 11 TAHUN 2OI7
TENTANG
UNIT USAHA KOMERSIAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER,
Menimbang : a.
Mengingat : 1.
b.
bahwa sesuai dengan Penetapan ITS sebagai Perguruan Tinggi
Negeri Badan Hukum yang memberikan wewenang kepada ITS
untuk melakukan pengelolaan sumber daya modal terutama
keuangan secara otonom;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Rektor tentang Unit Usaha
Komersial;
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a2B6);
Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2OO7 Tentang
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OO7 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4756);
Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2OI4 tentang Penetapan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai Perguruan Tinggi
Negeri Badan Hukum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OI4 Nomor 30a);
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2015 tentang Statuta
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 172, Tanbahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5723);
Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor
138/Mi Kp IIV l2ol5 tentang Pengangkatan Rektor ITS Masa
Jabatan 2015 - 2Ol9;
Peraturan Rektor Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Institut Teknologi Sepuluh Nopember;
2.
3.
4.
5.
6.
MEMUTUSKAN :
MCNCtApKan : PERATURAN REKTOR ITS TENTANG UNIT USAHA KOMERSIAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang selanjutnya disebut ITS adalah
pergunran tinggi negeri badan hukum
2. Rektor adalah Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3. Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha adalah satuan pendukung InstitutTeknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang mengelola unit usaha dan dana lestariyang dimiliki oleh ITS.
4. Unit Usaha komersial merupakan unit usaha otonom dan mandiri berbentuk dan
hukum yang menyelenggarakan usaha dalam rangka memanfaatkan aset dan
modal yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
T\rjuan pendirian unit usaha komersial adalah:
a. memberikan sumbangsih bagi negara melalui pemanfaatan kompetensi dan
sumber daya Institut di bidang sains, teknologi, seni dan budaya;
b. mencari keuntungan bagi ITS melalui kegiatan usaha komersial yang sesuai
dengan visi dan misi ITS serta tidak bertentangan dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;
c. turut serta membantu perintisan dan pengembangan kegiatan-kegiatan usaha
baru melalui komersialisasi karya-karya inovatif ITS, pemanfaatan aset dan moda-l
materiil maupun immaterial ITS; dan
d. memperluas kesempatan kerja khususnya bagi lulusan ITS.
BAB III
FUNGSI
Pasal 3
Unit usaha memiliki fungsi sebagai berikut:
a. menyelenggarakan kegiatan usaha sesuai dengan ketentuan dan kebuakan Badan
Pengembangan dan Pengelola Usaha;
b. alat ITS dalam rangka komersialisasi kompetensi ITS; dan
c. memfasilitasi pembentukan wirausahawan untuk membangun bangsa dan
meningkatkan daya saing dalam kompetisi global.
BAB IV
PRINSIP PENGELOLAAN
Pasal 4
(1) Prinsip pengelolaan unit usaha komersial adalah:
a. Unit usaha komersial wajib dikelola secara profesional dengan menggunakan
prinsip pengelolaan bisnis yang sehat dan efisien;
b. Unit usaha komersial wajib memenuhi semua peraturan dan perundangan yang
berlaku serta kebijakan dan ketentuan yang berasal dari Badan Pengembangan
dan Pengelola Usaha;
c. Unit Usaha komersial wajib membayar pajak, royalti, serta kewajiban lainnya
terhadap para pemangku kepentingan yang ditentukan oleh Negara sesuai
den gan peraturan perundan g-undan gan yang berlaku ;
d. Unit Usaha komersial menyediakan kesempatan bagi masyarakat akademik ITS
untuk melakukan penelitian, kerja praktek, dan kegiatan akademik lainnya di
unit usahanya; dan
e. Unit Usaha komersial tidak diperkenankan untuk melakukan kecurangan,
tindakan kriminal, tindakan yang melanggar etika akademis dan bisnis, serta
tindakan yang dapat mencemarkan nama baik ITS.
(2) Rektor melimpahkan wewenang kepada Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha
untuk memantau, mengawasi, dan mengkoordinasikan seluruh Unit Usaha
Komersial ITS.
BAB V
PENDIRIAN DAN PENGEMBANGAN UNIT USAHA KOMERSIAL ITS
Pasal 5
(1) ITS dapat mendirikan Usaha Komersia-l baru atau mengembangkan unit usaha
komersial yang sudah ada.
(2) Usulan pendirian dan/atau pengembangan Unit Usaha Komersial dapat berasal
dari Rektor, pimpinan Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha, sivitas
akademika ITS, atau masyarakat lainnya.
(3) Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha melakukan studi kelayakan atas
setiap usulan pendirian dan pengembangan usaha komersial ITS yang terdiri atas
berbagai aspek antara lain aspek pasar, aspek teknis teknologis, aspek legal, aspek
SDM, aspek keuangan dan aspek lainnya yang dianggap perlu.
(4) Dalam melakukan studi kelayakan pendirian dan/atau pengembangan usaha
tersebut, Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha ITS dapat menunjuk
konsultan maupun pakar-pakar dalam bidang keahlian yang relevan untukmembantu dalam melakukan analisis.
(5) Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha ITS melaporkan hasil kajian
kelayakan usulan pendirian/ pengembangan usaha ITS kepada Rektor.
BAB VI
MODAL UNIT USAHA KOMERSIAL
Pasal 6
(1) ITS dapat menanamkan modal ke dalam sebuah Unit Usaha melalui upayapendirian Unit Usaha baru atau penyertaan modal ke dalam Unit Usaha yang
sudah ada.
(21 Modal Unit Usaha dapat berbentuk modal materiil dan modal immateriil.(3) Modal materiil antara lain:
a. uang tunai,
b. tanah selain tanah milik negara;
c. bangunan selain bangunan milik ITS;
d. mesin; dan
e. peralatan.
(4) Modal immateriil diantaranya dapat berupa hak milik intelektual dan kepakaran.(5) Modal materiil dan modal immateriil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (4) harus dikonversikan ke dalam nilai satuan mata uang tunai sesuai dengan
nilai dan harga yang wajar.(6) Tanah yang berstatus kekayaan Negara kepemilikannya tetap pada Negara dan
tidak dapat dijadikan ekuitas unit usaha.
(71 Bangunan milik ITS, kepemilikannya tetap berada pada ITS dan tidak dapat
dijadikan ekuitas dari Unit Usaha.
(8) Modal yang ditanamkan pada unit usaha komersial diwujudkan sebagai
kepemilikan saham.
Pasa-l 7
(1) Modal Unit usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dapat bersumberdari modal internal dan modal eksternal.
(2) Sumber modal internal ITS diantaranya dapat berasal dari :
a. pemisahan sebagian harta dan kekayaan ITS yang mengikuti peraturan yang
berlaku;
b. sisa hasil usaha Unit Usaha lainnya yang dikelola pemanfaatannya oleh Badan
Pengembangan dan Pengelola Usaha; dan
c. penyertaan modal dari Unit Usaha lainnya yang telah ada sebelumnya.
(3) Total modal internal berupa modal materill yang diinvestasikan untuk Unit Usaha
tidak boleh melebihi 2Ooh (dua puluh persen) dari nilai aset tetap dan aset
bergerak.
(4) Sumber modal internal akan dikelola oleh Badan Pengembangan dan Pengelola
Usaha untuk diinvestasikan ke datam Unit Usaha.
(5) Sumber modal eksternal ITS diantaranya dapat berasal dari:
a. penyertaan modal dari mitra usaha lembaga baik dari dalam maupun luarnegeri;
b. penyertaan modal dari mitra usaha individu atau kelompok bukan lembaga;
c, pinjaman dari bank maupun dari lembaga keuangan lainnya; dan
d. sumber modal yang tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
(6) Dosen atau karyawan ITS diperbolehkan untuk menyertakan modal pada UnitUsaha Komersial.
(7) Penyertaan modal baik yang bersumber dari internal maupun eksternaldiwujudkan dalam kepemilikan saham pada usaha komersial.
BAB VII
PENGELOLAAN SAHAM USAHA KOMERSIAL
Pasal 8
(1) Pemegang Saham Unit Usaha Komersial yang berasal dari modal internal ITS
diwakili oleh Rektor.
(2) Pemegang Saham yang berasal dari modal eksternal ITS diwakili oleh:
a. Pimpinan Lembaga atau orang yang dikuasakannya jika modalnya berasal daripenyertaan modal dari mitra usaha lembaga;
b. Pimpinan Kelompok jika modalnya berasal dari penyertaan modal dari mitrausaha kelompok bukan lembaga; dan
c. Individu jika modalnya berasal dari penyertaan modal dari mitra usaha
individu.
BAB VIII
JENIS USAHA KOMERSIAL
Pasal 9
(1) Unit Usaha Komersial dapat berupa Unit Usaha Komersial Mayoritas dan UnitUsaha Komersial Minoritas.
(2) Unit Usaha Komersial Mayoritas yaitu Unit Usaha Komersial yang kepemilikannya
lebih dari 50% (lima puluh persen) berasal dari sumber internal ITS.
(3) Unit Usaha Komersial Minoritas atau Penyertaan yaitu Unit Usaha Komersiat yang
kepemilikannya kurang dari 50% (lima puluh persen) berasal dari sumber internal
ITS.
Pasal 10
(1) Usaha Komersial ITS wajib untuk menerapkan sistem manajemen yang profesional
dan akuntabel.
(2) Sistem manajemen organisasi internal setiap Unit Usaha Komersial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Unit usaha Komersial masing-
masing.
BAB IX
BENTUK USAHA KOMERSIAL
Pasal 1 1
Bentuk usaha komersial antara lain :
a. Perseroan Terbatas;
b. Koperasi;
c. Persekutuan Komanditer; dan
d. Bentuk lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB X
USAHA KOMERSIAL BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS
Bagian Kesatu
Organ
Pasal 13
(1) Unit usaha komersial berbentuk Perseroan Terbatas mempunyai organ:
a. Rapat Umum Pemegang Saham, yang disingkat RUPS;
b. Dewan Komisaris; dan
c. Direksi.
(2) Tugas dan fungsi organ Unit usaha komersial berbentuk Perseroan Terbatas sesuai
den gan ketentu an peraturan perundang-undan gan.
Bagian Kedua
Rapat Umum Pemegang Saham
Pasal 14
(1) Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut sebagai RUPS merupakan
peme gang keku asaan tertin ggi Perseroan Terb atas.
(2) Kepala Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha mewakili Rektor datam RUPS
Perseroan Terbatas.
(3) Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah:
a. RUPS tahunan; dan
b. RUPS lainnya, yang dalam Peraturan ini disebut juga RUPS Luar Biasa;
Bagian Ketiga
Dewan Komisaris
Pasal 15
(1) Dewan Komisaris merupakan organ Perseroan Terbatas yang mewakili kepentinganpemegang saham.
(2) Dewan Komisaris bertugas antara lain:
a. memberikan saran dan nasehat kepada Direksi Perseroan Terbatas;
b. melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Perseroan Terbatas termasukpelaksanaan rencana kerja dan anggaran, serta keputusan Rapat UmumPemegang Saham; dan
c. kewenangan lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan PeraturanPerundang-undangan.
(1)
(2t
(3)
(41
Pasal 16
Anggota Dewan Komisaris Unit Usaha Komersial diusulkan oleh Pimpinan Badan
Pengembangan dan Pengelola Usaha dengan persetujuan Rektor.
Anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari
kalangan internal maupun eksternal ITS.
Anggota Dewan Komisaris dari kalangan internat ITS sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus memiliki kemampuan yang memadai dan jaringan bisnis yang luas.
Anggota Dewan Komisaris yang berasai dari kalangan eksternal ITS sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)'adalah orang yang memiliki pengalaman, kemampuan, dan
jaringan bisnis yang luas serta memiliki integritas.
Bagian Keempat
Direksi
Pasal 17
Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan
tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan anggaran dasar.
Direksi mempunyai kewajiban utama:
a. mengums harta kekayaaan Unit Usaha Komersial'
b. mengums kegiatan usaha;
c. mewakili Perseroan Terbatas di dalam dan di luar Unit Usaha Komersial dalam
batas kewenangan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham; dan
d. kewajiban lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Susunan Direksi Perseroan Terbatas diusulkan oleh Pimpinan Badan
Pengembangan dan Pengelola Usaha kepada Rektor.
Pasal 18
Anggota Direksi Perseroan Terbatas dapat berasal dari kalangan internal maupun
eksternal ITS.
Anggota Direksi Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
mereka yang profesional daiam bidang bisnis.
Anggota Direksi Perseroan Terbatas yang berasal dari kalangan internat ITS adalah
orang yang memiliki pengalaman, kemampuan profesional, serta jaringan bisnisyang luas.
Anggota Direksi Perseroan Terbatas yang berasal dari kalangan eksternal ITS adalahorang yang memiliki pengalaman, kemampuan yang memadai, dan jaringan bisnisyang luas serta memiliki integritas.
(3)
(1)
(21
(3)
(4)
(1)
(21
BAB XI
TRANSAKSI BISNIS
Pasal 19
(1) Transaksi bisnis yang dilakukan Unit usaha dengan pihak lain harus sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Nilai barang dan jasa yang dibeli dengan kredit atas nama Unit usaha tidak boleh
melebihi total nilai aset perusahaan.
(3) Unit usaha diperbolehkan untuk mendapat tambahan modal dari pihak eksternal
atas persetujuan dan izin tertulis Pimpinan Badan Pengembangan dan Pengelola
Usaha dan pimpinan lembaga mitra usahanya.
(4) Unit Usaha Komersial diperbolehkan menginvestasikan modal yang dimiliki untuktujuan pengembangan usaha komersial atas persetujuan dan izin tertulis Pimpinan
Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha dan pimpinan lembaga mitra usahanya.
(5) Unit Usaha Komersial diperbolehkan meminjamkan dananya kepada pihak lain atas
persetujuan dan izin tertulis Pimpinan Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha
dan Pimpinan Lembaga mitra usahanya.
(6) Unit Usaha tidak diperbolehkan menjual atau menjaminkan modal dan harta
kekayaannya tanpa persetujuan dan izin tertulis Pimpinan Badan Pengembangan
dan Pengelola Usaha dan Pimpinan Lembaga mitra usahanya.
(7) Unit usaha diperbolehkan untuk meminjam dana dari pihak luar atas persetujuan
Pimpinan Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha dan Pimpinan Lembaga mitra
usahanya.
(8) Persetujuan Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha seperti yang dimaksud
pada ayat (3) sampai dengan (7) diatas diberikan melalui mekanisme Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB).
BAB XII
PENGELOLAAN KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Pasal 20
(1) Pembagian deviden dan sisa hasil usaha dilakukan secara proporsional diantara
para mitra usaha sesuai dengan besarnya penyertaan modal atau saham yang
dimiliki.
(2) Apabila timbul kerugian dalam pengelolaan Unit Usaha, maka Pimpinan Unit Usaha
waj ib untuk mempertanggung-j awabkannya.
(3) Pertanggungjawaban ITS melalui Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha
terhadap kerugian Unit Usaha adalah terbatas pada besarnya modal yang
disetorkan ke dalam Unit Usaha
(s)
(4) Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha tidak menanggung kerugian materiil
yang ditimbulkan oleh Unit Usaha.
Unit Usaha komersial mayoritas berbentuk Perseroan Terbatas dapat dibubarkanoleh sebab-sebab sebagai berikut :
a. atas keputusan pengadilan;
b. atas keputusan Rapat Umum Pemegang Saham;
c. Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah
berakhir;
d. dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup untukmembayar biaya kepailitan;
e. Karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit, berada dalam
keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; atau
f. Karena dicabutnya izin uaha Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan
melakukan likuidasi sesu ai dengan ketentu an peratu ran perundang-undan gan.
Tindak lanjut pembubaran Unit Usaha komersial berbentuk Perseroan Terbatas
haru s dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Rektor ini berlaku pada tanggai ditetapkan.
(6)
Ditetapkan dipada tanggal
Surabaya1 Februari 2Ol7
Rektor ITS,
Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES.,NIP. 196006 18 198803 LOO2/.41-
Ph.D.
e*