Upload
leanh
View
248
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan Kota Palangkaraya
kedepan yang akan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, peningkatan
kesejahteraandan semakin tingginyakesadaran masyarakat akan pola hidup sehat
maka kebutuhan terhadap komoditi hortikultura khususnya buah-buahan juga akan
semakin meningkat. Salah satu komoditas buah-buahan yang menjadi prioritas dan
perlu mendapat perhatian adalah tanaman melon (Cucumis melo L.). Tanaman melon
termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim yang mempunyai arti
penting bagi perkembangan sosial ekonomi khususnya dalam peningkatan
pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat dan perluasan kesempatan kerja.
Daya tarik buah melon bagi konsumen yaitu cita rasa yang enak, manis,
beraroma wangi dan khas serta menyegarkan; sedangkan daya tarik bagi
pembudidayanya yaitu umur panen yang pendek yaitu 60-70 hari setelah tanam dan
harga buah melon di pasaranyang relatif lebih tinggi dibandingkan tanaman
hortikultura lainnya. Hal ini akan memberi banyak keuntungan kepada petani atau
pengusaha melon.
Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan melon bagi masyarakat Kota
Palangka Raya, sebagian besar masih harus didatangkan dari luar kota. Melihat
potensi lahan yang tersedia di Kota Palangka Raya dan sekitarnya, sangat
memungkinkan untuk budidaya tanaman melon.
2
Namun demikian, karena tanaman melon masih tergolong jenis tanaman yang
relatif baru menyebabkan pengetahuan petani tentang teknik budidaya melon yang
baik dan benar masih terbatas sehingga masih sangat sedikit petani yang
mengusahakan tanaman ini. Melon memang memiliki nilai ekonomis dan prospek
yang cukup besar dalam pemasarannya, tetapi memerlukan penanganan intensif
dalam budidayanya.
Pada era perdagangan menuju pasar bebas, persaingan semakin ketat. Oleh
karenanya, pelaku agribisnis melon perlu meningkatkan mutu buah dengan sistem
produksi yang tepat sehingga memiliki daya saing dipasar dan memberikan
keuntungan berkelanjutan. Tehnik budi daya yang baik mutlak diperlukan dalam
mendukung produksi yang tinggi dan kualitas buah yang memenuhi standar mutu
pasar.
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam budidaya melon di daerah
Kalimantan Tengah khususnya Palangka Raya adalah lahan pertanian yang
didominasi oleh tanah marginal salah satunya adalah tanah berpasiryang tingkat
kesuburannya rendah dan sifat fisiknya kurang menguntungkan.
Upaya yang dapat dilakukan agar produktivitas tanahnya meningkat salah
satunya adalah dengan pemberian bahan organik dan pemupukan yang berimbang
agar pertumbuhan dan produksi tanaman melon dapat optimum.
Pupuk kandang kotoran ayam merupakan salah satu pilihan bahan organik
yang dapat dimanfaatkan. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam berfungsi untuk
menyuburkan tanah dan membuat strukturnya remah hingga tidak mudah memadat,
3
meningkatkan kemampuan mengikat air dan sebagai sumber hara nitrogen, fosfor
dan kalium (Sutejo, 2000).
Menurut ahli tanah di fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta Sarwono Hardjowigeno kotoran ayam lebih unggul menyuburkan tanah
ketimbang kotoran lain karena bagian padat dan cair kotoran ayam menyatu
(Ridha,2014)
Selain pupuk kandang, untuk pertumbuhan yang baik, tanaman juga perlu
diberi pupuk buatan. hal ini disebabkan kandungan unsur hara dalam pupuk kandang
belum mencukupi, kecuali pada lahan yang benar-benar subur (Setiawan, 2009)
Pemupukan umumnya diberikan melalui tanahterutama untuk pupuk yang
mengandung unsurhara makro (N,P, dan K). Sedangkan unsur-unsurhara mikro yang
tidak kalah pentingnya bagitanaman melon perlu mendapat perhatian.Oleh karena
itu, pemakaian pupuk N, P, dan Kyang diberikan lewat tanah perlu diimbangidengan
pemberian pupuk daun yang mengandungunsur hara mikro.
Pemupukan melalui daun inihanyalah sebagai pelengkap dari pupuk
yangdiberikan lewat tanah.Pemberian pupuk pelengkap melalui daunlebih efektif,
karena unsur hara mikro yangdikandungnya cepat diserap, sehingga dapatmemacu
pertumbuhan, disamping mengandung unsur mikro, pupuk pelengkap juga
mengandungzat pengaktif (bio aktivator) bio sintesa dalamjaringan tanaman dan
sebagai biokatalisatorpembentuk berbagai senyawa di dalam sel tanamandalam
memanfaatkan ketersediaaan unsur haradalam tanah secara optimal (Abdullah,
1993).
4
Pupuk Plant Catalyst 2006 merupakan salah satu pupuk pelengkap yang dapat
berperan sebagai katalisator tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara dalam tanah
serta menyediakan unsur hara makro dan mikro untuk tanaman. Selain itu juga dapat
mengefektifkan pemakaian unsur hara makro, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas tanaman (PT. Centranusa Insan Cemerlang, 2001).
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran ayam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.) pada tanah
berpasir.
b. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk Plant Catalyst 2006 terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.) pada tanah
berpasir.
c. Mengetahui pengaruh interaksi pemberian pupuk kandang kotoran ayam
dan pupuk plant catalyst 2006 terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
melon (Cucumis melo L.) pada tanah berpasir.
1.3. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
a. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.) pada tanah
berpasir.
b. Pemberian pupuk Plant Catalyst 2006 berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.) pada tanah berpasir.
5
c. Interaksi pemberian pupuk kandang kotoran ayamdan pupuk Plant Catalyst
2006 berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melon
(Cucumis melo L.) pada tanah berpasir.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Melon
Dalam klasifikasi tanaman melon termasuk keluarga tanaman labu-labuan
(Cucurbitaceae). Menurut Rukmana (1994) secara lengkap dan sistematika
klasifikasi tanaman melon adalah sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L.
Melon termasuk tanaman semusim atau setahun (annual) yang bersifat
menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin. Tentang
sistem perakarannya tanaman melon memiliki akar tunggang dan akar cabang yang
menyebar pada kedalaman lapisan tanah antara 30-50 cm.
Batang tanaman melon bisa mencapai ketinggian (panjang) antara 1,5-3
meter, berbentuk segi lima, lunak, berbuku-buku, sebagai tempat melekatnya tangkai
daun. Batang melon mempunyai alat pemegang yang disebut pilin. Batang ini
digunakan sebagai tempat memanjat tanaman (Rukmana, 1994).
Daun melon (Cucumis melo L.) berbentuk hampir bulat, tunggal dan tersebar
sudutnya lima, mempunyai jumlah lekukan sebanyak 3-7 lekukan. Daun melon
7
berwarna hijau, lebar bercangap atau berlekuk, menjari agak pendek. Permukaan
daun kasar, ada jenis melon yang tepi daunnya bergelombang dan tidak bercangap.
Panjang pangkal berkisar 5-10 cm dengan lebar 3-8 cm (Soedarya, 2010).
Bunga melon tumbuh di ketiak daun dan hampir selalu berkelamin tunggal,
berumah satu (monoceous). Artinya letak bunga jantan dan betina terpisah tidak
dalam satu bunga, tetapi masih dalam satu tanaman bahkan dalam satu cabang
tanaman. Bunga betina terbentuk secara tunggal, tidak berkelompok. Bunga jantan
mudah dibedakan dari bunga betinanya. Bunga jantan terbentuk berkelompok 3-5
buah dan terdapat pada setiap ketiak daun. Bunga betina umumnya terletak pada
daun ke-1 atau 2 pada setiap ruas percabangan. Bunga betina mempunyai putik,
mahkota bunga dan bakal buah (Prajnanta, 2003).
Buah melon sangat bervariasi, baik bentuk, warna kulit, warna daging buah
maupun berat atau bobotnya. Bentuk buah melon antara bulat, bulat oval sampai
lonjong atau selindris. Warna kulit buah antara putih susu, putih-krem, hijau-krem,
hijau kekuningan, hijau muda, kuning, kuning-muda, kuning jingga sampai
kombinasi dari warna-warni tersebut. Bahkan ada yang bergaris-garis, totol-totol
danjuga struktur kulit antara berjala, semi berjala hingga tipis dan halus (Rukmana,
1994).
Warna daging buah melon bermacam-macam, mulai hijau kekuningan,
kuning agak putih, hingga jingga. Ketebalan daging buah antara agak tebal (sedang),
sampai tebal dengan cita rasa manis beraroma harum yang khas. Kandungan kadar
gulanya pada kisaran 10% sampai 16%. Berat buah melon masak antara 0,5-2,5 kg.
Melon hibrida bahkan ada yang beratnya mencapai 4kg, yakni varietas Ten-Me dan
8
Action 434.Umur buah di panen antara 60-100 hari setelah pindah tanam tergantung
varietas nya (Agromedia, 2007)
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Melon
Tanaman melon memerlukan curah hujan antara 2000-3000 mm/tahun.
Ketinggian tempat yang optimal adalah 200-900 m dpl. Namun, tanaman melon
masih dapat berproduksi dengan baik pada ketinggian 0-100 meter dpl.
Pertumbuhan tanaman melon tidak banyak dipengaruhi oleh kelembaban udara,
asalkan kadar air di dalam tanah cukup tersedia. Kelembaban ± 65% . Kelembaban
yang tinggi akan mempercepat perkembangan penyakit, jamur dan proses
pemasakan. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon dan
hujan yang turun terus menerus juga akan merugikan tanaman melon. (Prajnanta,
2003).
Tanaman melon membutuhkan tempat yang mendapat sinar matahari penuh
sekitar 10-12 jam/hari, suhu udaranya hangat dan kelembaban udaranya relatif
rendah. Selama proses perkecambahan idealnya pada suhu udara 28oC-
30oC,sedangkan pada periode pertumbuhan kisaran suhu yang ideal 25oC-30o C
(Rukmana, 1994).
Jenis tanah yang paling ideal untuk melon adalah tanah geluh berpasir yang
lapisan olahnya dalam, tidak mudah becek (menggenang), subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, dan pHnya antara 6,0-6,8 meskipun masih toleran pada
pH antara 5,8-7,2 (Rukmana, 1994).
9
2.3. Tanah Berpasir
Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsional (%) relatif antara fraksi pasir, debu
dan liat. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung
minimal 70 % pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung ( Hanafiah, 2009).
Menurut Novizan (2005), tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah. Tanah
jenis ini memiliki ketersediaan rongga udara dan drainase yang baik. Namun, tekstur
pasir yang memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga
kemampuan menyimpan airnya sangat rendah atau tanahnya cepat kering.
Kemampuan menyimpan hara pada tekstur pasir juga sangat rendah, sehingga unsur
hara yang diberikan melalui pemupukan cepat hanyut terbawa air keluar dari area
perakaran.
Tanah berpasir merupakan tanah yang mempunyai struktur porous. Pada tanah
ini umumnya bila secara alamiah ditanami, tanaman tidak bisa tumbuh subur, karena
sifat porous tanah tersebut sangat mudah merembeskan air yang mengangkut unsur
hara hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman tidak bisa dijangkau akar ( Lingga, 2001)
Salah satu cara dalam mengatasinya yaitu penambahan bahan organik, seperti
kompos dan pupuk kandang dalam jumlah banyak. Bahan ini bertindaksebagai
perekat partikel pasir dan menambah kemampuannya dalam menyimpan air dan
unsur hara.
10
2.4. Pupuk Kandang Kotoran ayam
Pupuk kandang merupakan produk yang berasal dari limbah usaha peternakan.
Limbah tersebut tidak saja berupa feses, melainkan juga sisa pakan, urine, dan sekam
sebagai litter pada pemeliharaan ayam (Setiawan, 2011).
Menurut Jumin (2008), keuntungan pemakaian pupuk kandang antara lain :
(1) dapat memperbaiki kesuburan fisik tanah melalui perubahan struktur dan
permeabilitas tanah, (2) Dapat memperbaiki kesuburan kimia tanah karena
mengandung unsur N, P, K, Ca dan Cl, (3) dapat meningkatkan kegiatan
mikroorganisme tanah yang berarti meningkatkan kesuburan biologis, (4) dalam
pelapukannya sering mengeluarkan hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman,
seperti auxin, gibberelin dan cytokinin.
Dalam penggunaannya pupuk kandang yang digunakan harus sudah matang
dan siap pakai. Pada kondisi matang, pupuk kandang antara lain mempunyai tanda-
tanda sebagai berikut, Jika diraba, pupuk terasa dingin, jika diremas, pupuk tersebut
mudah rapuh, pada kebanyakan pupuk kandang, wujudnya telah berubah dari wujud
aslinya, bau aslinya (bau kotoran) telah hilang (Setiawan, 2009).
Pupuk yang belum matang, apalagi yang baru keluar dari tubuh hewan
sebaiknya tidak digunkan. Sebab, kotoran masih mengalami proses penguraian oleh
jasad renik. Salah satu hasil proses penguraian ini adalah energi panas yang akan
memberikan efek buruk bagi tanaman (Agromedia, 2007).
Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk kandang sangat
tergantung pada jenis hewan, kondisi pemeliharaan, lama atau barunya kotoran, dan
11
tempat penyimpanan. Berikut ini gambaran tentang kandungan hara dalam beberapa
jenis pupuk kandang.
Tabel 1. Jenis dan kandungan hara dalam pupuk kandang
Jenis pupuk kandang Kandungan (%)
Nitrogen (N) Fosfor (P) Potasium (K)
Kotoran sapi 0,97 O,69 1,66
Kotoran Kuda 0,50 0,74 0,84
Kotoran Biri-biri 2,04 1,66 1,83
Kotoran Ayam 2,71 6,31 2,01
Kotoran Itik 0,83 1,80 0,43
Kotoran Kambing 0,60 0,30 1,17
Kotoran domba 0,75 0,50 0,45
Kotoran Babi 1,25 1,85 0,75
Sumber : Agromedia (2007)
Pupuk kandang kotoran ayam tergolong salah satu jenis pupuk kandang yang
bagian padat dan cairnya tergabung menjadi satu.
Menurut Hardjowigeno dalam Supraptono (2008), karena bagian padat dan cair
menjadi satu, maka kandungan haranya lebih tinggi dibanding dengan pupuk
kandang lain.
Berdasarkan penelitian Supraptono (2008), pada budidaya melon pada tanah
mineral disarankan, hendaknya melon diberi pupuk kandang kotoran ayam 30 t ha-1 .
Pada penelitian penulis sebelumnya dengan dosis pupuk kandang 30 t ha-1 pada
tanah berpasir masih belum mampu menghasilkan berat buah rata-rata pada deskripsi
varietas.
2.5. PupukPlant catalyst 2006
Kelebihan yang paling mencolok dari pupuk daun, yaitu penyerapan unsur
haranya berjalan lebih cepat dibandingkan pupuk yang diberikan lewat akar.
12
Akibatnya tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak rusak, oleh
karena itu pemupukan lewat daun dipandang lebih berhasil dibandingkan pemupukan
lewat akar(Lingga, 2001).
Plant Catalyst 2006 adalah pupuk pelengkap yang mengandung unsur hara
lengkap (makro dan mikro). Merupakan katalisator dan berperan dalam
mengefektifkkan serta mengoptimalkan tanaman menyerap pupuk-pupuk utama dari
dalam tanah dan dari pupuk dasar (urea, SP-36, KCl, ZA, pupuk kandang).
Tabel 2. Komposisi Unsur Plant Catalyst 2006
Komposisi Unsur Hara Plant Catalyst 2006
Unsur Jumlah
Nitrogen ( N ) 0,23 % Kalium ( K ) 0,88 % Phosfor ( P ) 5,54 %
P2 O5 12,70 % Sulfur ( S ) 0,02 % Boron ( B ) 0,25 % Chloride ( Cl ) 0,11 % Natrium ( Na ) 27,42 % Carbon ( C ) 6,47 % Calcium ( Ca ) < 0,05 ppm Magnesium ( Mg ) 25,92 ppm Manganese ( Mn ) 2,37 ppm Zinc ( Zn ) 11,15 ppm Iron ( Fe ) 36,45 ppm Molibdenum ( Mo ) 35,37 ppm Copper ( Cu ) < 0,03 ppm Aluminium ( Al ) < 0,4 ppm Cobalt ( Co ) 9,59 ppm
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Analisa Sucofindo No. 2724428Tanggal 16
Agustus2000) Catatan : Dalam aplikasinya, komposisi/kadar seperti diatas, harus dilarutkan
minimal dalam 400 L air untuk setiap 1- 4 kg formula.
13
Saat aplikasi pupuk Plant Catalyst 2006, pupuk dasar (NPK, Urea, SP-36, KCl,
ZA, Pupuk kandang) tetap diberikan sesuai rekomendasi Dinas Pertanian. Waktu
penyemprotan yang baik adalah pagi hari sebelum pukul 09.30 atau sore setelah
pukul 15.30.Khusus tanaman padi, jagung, dan timun, jangan menyemprot pada saat
tanaman berbunga.
Keunggulan dari pupuk Plant Catalyst 2006 yaitu (1) meningkatkan produksi
per satuan luas (2) meningkatkan kualitas produksi (buah lebih besar, biji lebih
bernas, tahan terhadap hama dan penyakit), (3) ramah lingkungan dan tidak merusak
struktur tanah, (4) kandungan unsur haranya lengkap (unsur hara makro dan mikro),
(5) mengatasi defisiensi laten unsur-unsur mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, (6)
dapat digunakan untuk semua jenis tanaman, (7) bentuk tepung (powder)
memudahkan cara menyimpan (PT. Centranusa Insan Cemerlang, 2001).
Sudarman dalam Surtinah (2006) melaporkan bahwa produksi sawi dapat
ditingkatkan sampai 150% dari produksi Nasional apabila diberi Plant Catalyst 2006
dengan konsentrasi 7,5 g dengan media tanam diberi pupuk kandang ayam dengan
dosis 20 ton/hektar dan dipanen pada umur 36 hari setelah pindah tanam.
Pemberian pupuk Plant Catalyst 2006 dengan konsentrasi 0,3% memberikan
hasil tertinggi pada tanaman mentimun (Hanibal, 2004)
Pemberian pupuk plant catalys 2006 dengan konsentrasi 2 gram/liter air dengan
dosis pupuk kandang 30 t ha-1 memberikan hasil tertinggi untuk parameter berat
buah, tebal daging buah dan kadar kemanisan buah pada tanaman melon (Andrianus,
2014.
14
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakankan pada bulan Mei-Agustus 2014.Penelitian
berlokasi di kebun percobaan kampus II Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
Jalan Mahir Mahar Km. 5,5 Kelurahan Kereng Bangkirai, Kecamatan Sebangau,Kota
Palangka Raya.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan dalam penelitian ini adalah, benih melon varietas Action 434,
pupuk kandang kotoran ayam, pupuk Plant Catalyts 2006, Urea, SP-36, KCL, NPK
Mutiara Yaramila, Boron, KNO3 (kalium nitrat), kapur dolomit,Furadan 3G, Decis
25 EC,Prevathon, Agrimex, Amistartop.Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah
hand traktor, cangkul, gembor, ember, polybag, meteran,hand sprayer, timbangan,
kamera, alat tulis menulis, serta alat bantu lainnya yang menunjang kelancaran
penelitian.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian direncanakan dengan menggunakan Rancangan AcakKelompok
faktorialdengan dua faktor dan tiga ulangan .
Faktor pertama adalah pupuk kandang kotoran ayam (K) yang terdiri dari tiga
taraf yaitu :
K1 =20t ha-1
K2= 30 t ha-1
K3= 40 t ha-1
15
Faktor kedua adalah pupukPlant Catalyst 2006(P) yang terdiri dari tiga taraf
yaitu :
P1 = konsentrasi1 gram/literair
P2 = konsentrasi2 gram/liter air
P3 =konsentrasi 3 gram/liter air
Dengan demikian diperoleh 9 kombinasi perlakuan seperti pada tabel 2
berikut :
Tabel 3. Kombinasi perlakuan pupuk kandang kotoran ayam (K) danpupukPlant Catalyst 2006 (P).
pupuk kandang kotoran ayam (K)
pupuk Plant Catalyst 2006(P)
P1 P2 P3
K1 K1P1 K1P2 K1P3
K2 K2P1 K2P2 K2P3
K3 K3P1 K3P2 K3P3
Dengan demikian dari kombinasi 2 (dua) faktor perlakuan yang diulang
sebanyak 3 (tiga) kali diperoleh 27 satuan percobaan. Sedangkan penempatan
masing-masing perlakuan dilakukan secara acak kelompok.
Menurut Yitnosumarto (1993) Model Linear Aditif yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Yijk = µ + αi + βj + γk + (αβ)ij+ ɛijk
Dimana :
Yijk= Nilai pengamatan pengaruh pupuk kandang kotoran ayam taraf ke-i
dan pupuk plant catalyst 2006 tarafke-j pada kelompok ke-k
µ = Nilai tengah umum
16
αi = Pengaruh pupuk kandang kotoran ayam pada taraf ke-i
βj= Pengaruh pupuk plant catalyst 2006 pada taraf ke-j
γk = Pengaruh kelompok ke-k
(αβ)ij = Pengaruh interaksi pupuk kandang kotoran ayam taraf ke-i dan
pupuk plant catalyst 2006 taraf ke-j
ɛijk= Galat percobaan
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Persiapan Lahan
Lahan yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan
daritumbuhtumbuhan, akar dan sisa tanaman yang mengganggu. Pengolahan tanah
dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama membalik dan memecahkan
bongkahan tanah dan tahap kedua membersihkan tanah dan membuat petakan
dengan ukuran panjang 3,2 m,lebar 2,3 m dan tinggi 30 cm, sebanyak 27
petakan,jarak antar petakan 50 cm, dan jarak antar kelompok 100 cm. Setelah
pembuatan petakan selesai dilanjutkan dengan pemasangan plang nama/kode
kombinasi perlakuan pada setiap petakan sesuai dengan tata letak yang telah
ditentukan.
Setelah pengolahan tanah pertama dan kedua, dilakukan pemberian kapur
dolomit yang diberikan setelah dilakukan pengecekan pH tanah dengan mengambil
sampel pada 10 titik dan dirata-ratakan. Rata-rata hasil pengukuran pH tanah pada
penelitian ini yaitu 5,4. Kapur dolomit diberikan dengan dosis 3,6 tha-1(rekomendasi
Derajat kemasaman tanah VS Dolomit, TRUBUS) dengan caradisebarkan secara
merata dan dicangkul agar bercampur dengan tanah pada petakan,Setelah dilakukan
17
pengapuran tanah diinkubasi selama 2 minggu. Rekomendasi pemberian kapur
dolomit disajikan pada tabel lampiran 7.
3.4.2. Pengecambahan Benih
Benih yang akan dikecambahkan dimasukkandalam kantong plastik kecil
yang telah dilubangi dan direndam dalam air hangat kuku selama 4-6 jam. Setelah
direndam benih ditiriskan dan dibalut dengan kain basah lalu dimasukkan kedalam
kotak pemeraman selama ± 36 jam. Dijaga agar tetap dalam kondisi lembab.
3.4.3. Penyemaian Benih
Benih yang sudah berkecambah disemai pada polybag berukuran 7x10 cm,
media yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang yang sudah
matang dengan perbandingan 2:1. Penanaman dilakukan dengan cara membuat
lubang sedalam 2 cm dengan jari, lalu benih dimasukkan dengan bagian berakar
dibawah. Kemudian, benih ditutup dengan dengan tanah, tetapi ujung benih masih
terlihat. Selanjutnya media semai dibasahi dengan hand sprayer agar kelembabannya
tetap terjaga.
3.4.4. Penanaman
Penanaman dilakukanpada umur 10hari setelah semai. Bibit yang ditanam
adalah bibit yang subur dan sehatdengan ciri berwarna hijau segar serta
pertumbuhannya seragam, penanaman dilakukan dengan hati-hati, dengan tiap satu
lubang tanam ditanami 1 bibit melon. Jarak tanam yang digunakan adalah 80 x 50
cm.
Penananaman dilakukan pada sore hari sekitar pukul 16.00 untuk
menghindari tanaman mengalami stres karena terik matahari, sesaat sebelum tanam,
18
media tanah dalam polybag atau kantong semai disiram sampai basah agar tidak
pecah/berhamburan ketika polybag/kantong plastik semai dilepas. Setelah
penanaman selesai, bibit disiram secukupnya agar tanaman tidak layu.
3.4.5. Pemupukan
Pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang kotoran ayam yang sudah
matang sesuai dengan dosis masing-masing perlakuan. diberikan 2 minggu setelah
pengapuran (2 minggu sebelum tanam)dengan cara diberikan pada lobang tanam, dan
dicangkul agar bercampur dengan tanah danpemberian pupuk Urea dengan dosis
176,25 kgha-1, SP-36 dosis 250 kg ha-1, serta KCl dosis 375 kg ha-1 yang
diberikansaat tanam.
Pemupukan susulan dilakukan secara berkala untuk memberikan nutrisi yang
cukup bagi tanaman agar berproduksi optimal. Pupuk susulan diberikan dalam
bentuk larutan dan dituangkan pada lubang tanam dengan tidak mengenai pangkal
batang.Jenis pupuk, waktu pemberian dan dosis pupuk susulan disajikan pada
lampiran 6.
Aplikasi pupuk Plant Catalyst 2006 sebagai perlakuan diberikan pada saat
tanaman berumur 7, 14, 42 dan 49 hari setelah Pindah tanam.Penyemprotan
dilakukan berdasarkan kebutuhan tanaman sesuai dengan umur tanaman.
Penyemprotan dilakukan pada seluruh bagian daun tanaman dengan kriteria seluruh
daun basah. Namun untuk menjaga agar seluruh perlakuan mendapatkan jumlah
larutan yang sama maka dilakukan kalibrasi terlebih dahulu, yaitu menyemprotkan
tanaman yang bukan tanaman sampel sampai basah kemudian dihitung jumlah
tekanan yang diberikan terhadap hand sprayer berapa kali tekan, maka untuk seluruh
19
perlakuan diberikan dengan dosis sama.Pada umur 7 HST diberikan dengan dosis 10
ml/tanaman , umur 14 HST diberikan dengan dosis 24ml/tanaman, umur 42 HST
diberikan dengan dosis 46ml/tanaman danumur 49 HST diberikan dengan dosis
50ml/tanaman, sehingga total dosis penyemprotan per tanaman adalah 130 ml.Waktu
penyemprotan adalah pagi hari sebelum pukul 09.30.
3.4.6. Pemeliharan
Pemeliharaan tanaman selama percobaan dilakukan secara intensif yang
meliputi: penyiraman,penyulaman, pemasangan ajir, pengikatan tanaman,
pemangkasan, seleksi buah, pengikatan tangkai buah, penyiangan, pembumbunan,
serta pengendalian hama dan penyakit.
Penyiraman dilakukan tiap hari, yaitu pada pagi dan sore hari apabila tidak
turun hujan terutama dilakukan pada awal pertumbuhan. Penyiraman dilakukan
dengan menggunakan gembor, dan diberikan secukupnya sampai tanah lembab.Pada
periode akhir pertumbuhan tanaman, terutama menjelang pemasakan buah,
pemberian air dikurangi agar rasa buah menjadi manis dan tidak mudah pecah.
Penyulaman di lakukan dengan tujuan untuk mengganti tanaman yang mati
atau tumbuhnya tidak normal paling lambat satu minggu setelah tanam dengan cara
menanam bibit cadangan yang berumur sama.
Pemasangan ajir dilakukan dengan menancapkan kayu ajir disamping lubang
tanam sebagai tempat merambatnya tanaman dan penggantung buah melon.
dilakukan 1 minggu setelah tanam.
Pengikatan tanaman dilakukan untuk merambatkan tanamanpada ajir yang
sudah dipasang. Batang tanaman mulai diikat pada ajir dengan tali rafia setelah
20
tanaman berumur 12 hari atau setelah memiliki 7 daun, dengan ikatan model huruf 8
agar batang melon tidak luka. Pengikatan dilakukan 3 hari sekali sampai ikatan
mencapai ujung ajir.
Pemangkasan dilakukan untuk membuang calon tunas (cabang) yang
merugikan atau yang tidak diinginkan, terutama tunas yang muncul diketiak
daun.Pemangkasan dilakukan dari ruas ke-1 sampai dengan ruas ke-10 dan diatas
ruas ke-13, cabang pada ruas ke-11 sampai ke-13 tidak perlu dipangkas untuk
dijadikan tempat munculnya calon buah yang akan dibesarkan.Pelaksanaannya pada
saat tunas-tunasmulai tumbuh.
Seleksi buah dilakukan dengan cara memilih satu buah yang terbaik dari ruas-
ruas yang dipelihara, cabang tempat buah yang tidak terpilih dipangkas.
Pengikatan tangkai buah dilakukan dengan cara mengikat tangkai buah tanpa
mencekik tangkai dan digantung pada ajir untuk menghindari patahnya tangkai buah
dan kontak dengan tanah.
Pembumbunan dilakukan untuk menaikan atau meninggikan tanah di sekitar
pangkal batang untuk menutupi akar tanaman akibat dari penyiraman maupun curah
hujan.
Penyiangan dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan mencabut gulma
yang tumbuh disekitar tanaman.
Pengendalian hama dan penyakit selama penelitian dilakukan dengan
mengutamakan pengendalian preventif (pencegahan) yaitu dengan cara selalu
menjaga kebersihan lingkungan sekitar budidaya dan pengamatan sedini mungkin
terhadap serangan hama dan penyakit tanaman. Pengendalian secara kimiawi
21
dilakukan segera jika ditemukan serangan hama dan gejala penyakit yang berpotensi
menimbulkan gangguan pertumbuhan dan hasil tanaman.
3.4.7. Panen
Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 68 hari setelah tanam, saat buah
sudah memenuhi kriteria panen yaitu ukuran buah sesuai dengan ukuran normal,
serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar, warna kulit hijau kekuningan, terdapat
keretakan pada bagian tangkai buah yang menempel pada buah. Akibat dari
keretakan tersebut, tampak garis pemisah yang berbentuk cincin, dan ciri lainnya
yaitu buah beraroma harum. Waktu pemanenan dilakukan pada pagi hari.
3.5. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada 4 tanaman yang tidak dipinggir setiap petak.
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah :
3.5.1. Diameter batang
Dilakukan dengan mengukur lingkaran tengah batang pada bagian leher akar
dengan jangka sorong. Diameter batang (cm),diukur pada umur 14, 21, dan 28 hari
setelah tanam pada masing-masing sampel kemudian dirata-ratakan.
3.5.2. Jumlah daun
Dilakukan dengan cara menghitung jumlah seluruh daun yang telah terbuka
sempurna.Dihitung sebelum dilakukan pemangkasan tunas apikal (topping).
Jumlahdaun (helai), dihitung pada umur14, 21, dan 28 hari setelah tanam pada
masing-masing sampel kemudian dirata-ratakan.
22
3.5.3. Umur Mulai Berbunga
Dilakukan dengan cara menghitung hari mulai keluarnya bunga pertama.
Dihitung dari hari setelah tanam (HST), hinggamulai keluarnya bunga pertama, yang
ditunjukkan dengan membukanya mahkota bunga dengan sempurnapada masing-
masing sampel kemudian dirata-ratakan.
3.5.4. Diameter buah
Dilakukan dengan cara mengukur pada lingkaran tengah buah (cm), dengan
menggunakan meteran (penggaris siku-siku), diukur pada masing-masing buah
tanaman sampel setelah panenkemudian dirata-ratakan.
3.5.5. Berat buah
Dilakukan dengan cara menimbang berat buah pertanaman setelah panen
dengan timbangan manual. Berat buah (kg),ditimbang pada masing-masing buah
tanaman sampel kemudian dirata-ratakan.
3.5.5. Tebal daging buah
Dilakukan dengan cara mengukur ketebalan daging buah dari batas dengan
kulitsampai batas dengan rongga dalam buahmenggunakan jangka sorong. Tebal
daging buah(cm),diukur pada masing- masing buah tanaman sampel setelah panen
kemudian dirata-ratakan.
3.5.6. Tingkat kemanisan buah
Dilakukan denganmenggunakan alat pengukur tingkat kemanisan
buah/refraktometer. Tingkat kemanisan buah (0briks), diukur setelah panenpada
masing- masing buah tanaman sampel kemudian dirata-ratakan.
23
3.6. Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (Uji F) pada tingkat
signifikansi (nyata) α = 0,05 % dan α = 0,01 %.Apabila Uji F menunjukkan adanya
pengaruh perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf
α = 5 %.
24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1. Diameter Batang (cm)
Data hasil pengamatan diameter batang melon umur 14, 21 dan 28
HSTdisajikan pada lampiran 7, 8 dan 9. Sedangkan analisis ragamnya disajikan pada
lampiran 10.
Hasil analisis ragam diameter batang melon menunjukan bahwa interaksi
perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006
tidak berpengaruh nyata terhadapvariabel diameter batang melon pada umur 14 HST,
21 dan 28 HST, tetapi perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam secara
tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap variabel diameter batang melon pada
umur 14 HST.
Hasil uji beda rata-rata untuk diameter batang melon disajikan pada tabel3.
Tabel4.Hasil uji beda rata-ratadiameter batang melon (cm) pada umur 14 HST akibat pemberian pupuk kandang kotoranayam
Perlakuan Diameter Batang 14 HST
K1 0,89a K2 0,92ab K3 0,93b
BNJ 5% 0,031 Keterangan:Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yangsama menunjukkan tidak
berbedanyata pada uji BNJ 5 %.
Berdasarkan tabel 3, rata-rata diameter batang terbesar diperoleh pada
perlakuan pupuk kandang kotoran ayam dosis 40 t ha-1(K3) secara tunggal yaitu 0,93
cm, berbeda nyata dengan perlakuan K1, namun tidak berbeda nyata dengan
perlakuan K2.
25
Gambar 1. Diagram diameter batang umur 14 HST
Pada diagram diatas terlihat jelas bahwa hasil penelitian untuk parameter
diameter batang terbesar pada umur 14 HST dihasilkan pada perlakuan Pupuk
kandang kotoram ayam secara tunggal dengan dosis 40 t ha-1.
4.1.2. Jumlah Daun (helai)
Data hasil pengamatanjumlah daun melon umur 14, 21 dan 28 HST disajikan
pada lampiran 11, 12 dan 13. Sedangkan analisis ragamnya disajikan pada lampiran
14.
Hasil analisis ragam jumlah daun melon menunjukan bahwa interaksi
perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006
berpengaruh nyata terhadapvariabel jumlah daun melon pada umur 28 HST, namun
tidak berpengaruh nyata pada umur 14 dan 21 HST.
Hasil uji beda rata-rata untuk jumlah daun melon pada umur 28 HST
disajikan pada tabel4.
0.89
0.92
0.93
0.87
0.88
0.89
0.9
0.91
0.92
0.93
0.94
K1 K2 K3
Dia
met
er b
atan
g (c
m)
Perlakuan
Diameter Batang (cm) umur 14 hst
26
Tabel 5.Hasil uji beda rata-ratajumlah daun melon (helai) pada umur 28 HST akibat pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006
Perlakuan Jumlah Daun 28 HST
K1P3 25,92a
K1P1 27,08ab K1P2 27,17ab K3P2 27,28ab K2P1 27,67ab K3P3 28,03b K2P3 28,03b K2P2 28,06b K3P1 28,83b
BNJ 5% 1,94 Keterangan:Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yangsama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji BNJ 5 %.
Berdasarkan tabel 3, rata-rata jumlah daun terbanyak diperoleh pada
kombinasi perlakuan pupuk kandang kotoran ayam dosis 40 t ha-1dan pupuk plant
catalyst 2006 dengan dosis 1 gram/liter air yaitu 28,83 helai dan tidak berbeda nyata
dengan perlakuan yang lain selain K1P3.
Gambar 2.Diagram jumlah daun umur 28 HST
27.08 27.17
25.92
27.6728.06 28.03
28.83
27.28
27.83
24
24.5
25
25.5
26
26.5
27
27.5
28
28.5
29
29.5
K1P1 K1P2 K1P3 K2P1 K2P2 K2P3 K3P1 K3P2 K3P3
Jum
lah
dau
n (H
elai
)
Perlakuan
Jumlah daun (helai) umur 28 HST
27
Pada diagram diatas terlihat jelas bahwa hasil penelitian untuk parameter
jumlah daun terbanyak pada umur 28 HST dihasilkan pada perlakuan Pupuk kandang
kotoram ayam dengan dosis 40 tha-1dan Pupuk plant catalyst 2006 dengan
konsentrasi 1 gram/literair .
4.1.3. Umur Mulai Berbunga
Data hasil pengamatanumur mulai berbunga tanaman melon disajikan pada
lampiran 15, sedangkan analisis ragamnya disajikan pada lampiran 16.
Hasil analisis ragam umur mulai berbunga tanaman melon menunjukan
bahwa interaksi perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant
catalyst 2006 tidak berpengaruh nyata terhadapumur berbunga tanaman melon.
4.1.4. Diameter Buah
Data hasil pengamatandiameter buah melon disajikan pada lampiran 17,
sedangkan analisis ragamnya disajikan pada lampiran 18.
Hasil analisis ragam diameterbuah melon menunjukan bahwa interaksi
perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006
tidak berpengaruh nyata terhadapdiameter buah melon.
4.1.5. Berat Buah
Data hasil pengamatanberat buah melon disajikan pada lampiran 19,
sedangkan analisis ragamnya disajikan pada lampiran 20.
Hasil analisis ragam beratbuah melon menunjukan bahwa interaksi perlakuan
pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006 tidak
berpengaruh nyata terhadapberat buah melon.
28
4.1.6. Tebal Daging Buah
Data hasil pengamatantebal daging buah melon disajikan pada lampiran 21,
sedangkan analisis ragamnya disajikan pada lampiran 22.
Hasil analisis ragam tebal dagingtbuah melon menunjukan bahwa interaksi
perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006
tidak berpengaruh nyata terhadaptebal daging buah melon.
4.1.7. Tingkat Kemanisan Buah
Data hasil pengamatantingkat kemanisan buah melon disajikan pada lampiran
23, sedangkan analisis ragamnya disajikan pada lampiran 24.
Hasil analisis ragam tingkat kemanisan buah melon menunjukan bahwa
interaksi perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst
2006 tidak berpengaruh nyata terhadaptingkat kemanisan buah melon.
4.2. Pembahasan
Pertumbuhan dan produktivitas yang ditampilkan oleh tanaman sangat
dipengaruhi oleh kondisi tanaman, lingkungan tumbuh dan cara budidayanya.
Meskipun pada awalnya kondisi tanaman baik, namun jika lingkungan tumbuh dan
cara budidayanya kurang sempurna maka penampilan tanaman tidak dapat maksimal,
demikian juga sebaliknya. Produktivitas maksimal akan dicapai jika tanaman tumbuh
sehat, lingkungan mampu memenuhi kebutuhan tanaman secara baik serta diikuti
dengan cara budidaya yang tepat.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus2014. Penelitian
berlokasi di kebun percobaan kampus II Universitas Muhammadiyah
29
Palangkaraya,Jalan Mahir mahar Km. 5,5 Kelurahan Sebaru, Kecamatan Sebangau,
Kota Palangka Raya.
Hasilanalisis ragam diameter batang,menunjukan bahwa interaksi perlakuan
pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006 tidak
berpengaruh nyata terhadapvariabel diameter batang melon pada umur 14 HST, 21
dan 28 HST, namun perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam secara
tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap variabel diameter batang melon pada
umur 14 HST.
Interaksi antara pemberianpupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant
catalyst 2006 tidak berpengaruh nyata terhadapvariabel diameter batang melon pada
umur 14 HST, 21 dan 28 HST, hal ini diduga karena kedua perlakuan tidak bekerja
sendiri dalam meningkatan diameter batang tapi juga dipengaruhi oleh faktor lain.
Lingga (1994) mengemukakan bahwa respon pupuk yang diberikan sangat
ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain sifat genetis dari tanaman, iklim dan
tanah. Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri melainkan faktor yang berkaitan.
Menurut Hanafiah (1995), tidak terjadinya pengaruh interaksi dua faktor
perlakuan karena kedua faktor tidak mampu bersinergi (bekerjasama) sehingga
mekanisme kerjanya berbeda atau salah satu faktor tidak berperan secara optimal
atau bahkan bersifat antagonis,yaitu saling menekan pengaruh masing-masing.
Pemberian pupuk kandang kotoran ayam secara tunggal berpengaruh
nyata terhadap variabel diameter batang pada umur 14 HST, dimana pemberian
pupuk kandang kotoran ayam dengan dosis 40 t ha-1(K3) menghasilkan diameter
30
batang terbesar yaitu 0,93 cm, berbeda nyata dengandosis 20 t ha-1 (K1) , namun
dengan dosis 30 t ha-1 (K2) tidak berbeda nyata.
Manfaat pupuk kandang selain sebagai sumber unsur hara, juga
meningkatkan kemampuan tanah menahan unsur hara dan air. Dengan dosis pupuk
kandang yang makin meningkat maka kemampuan tanah dalam menahan unsur hara
menjadi lebih baik, sehingga peningkatan dosis pupuk kandang mampu
meningkatkan diameter batang pada umur 14 HST.
Menurut Hardjowigeno (2003), aplikasi pupuk kandang dapat
memperbaiki aerasi tanah, menambah kemampuan tanah menahan unsur hara,
meningkatkan kapasitas menahan air, meningkatkan daya sangga tanah, sumber
energi bagi mikroorganisme tanah dan sebagai sumber unsur hara.
Peningkatan dosis pupuk kandang berpengaruh terhadap diameter batang
pada umur 14 HST, namun tidak dikuti dengan peningkatan diameter batang pada
umur 21 dan 28 HST diduga saat mulai memasuki fase generatif, ketersediaan hara
sudah lebih tercukupi dimana hara yang bersumber dari pupuk kandang sudah lebih
tersedia, selain itu, peningkatan dosis pemupukan susulan saat tanaman sudah
memasuki fase generatif (pembentukan bunga) menyebabkan ketersediaan hara
mencapai optimum namun kemampuan tanaman menggunakan hara tidak meningkat
meskipun ketersediaan hara meningkat. Ketersediaan hara yang optimum
menyebabkan tanaman menyerap unsur hara dalam jumlah yang sama, sehingga
tidak terjadi perbedaan besar diameter batang. Dapat pula terjadi ukuran diameter
batang belum mencapaibatas maksimum.
31
Peningkatan dosis plant catalyst tidak berpengaruh nyata terhadap
diameter batang, hal ini dapat dijelaskan bahwa pemberian plant catalyst pada masa
vegetatif hanya dua kali, yaitu pada umur 7 HST dan 14 HST. Dapat juga terjadi
hambatan difusi unsur hara ke dalam tanaman karena intensitas bulu daun dan
batang.
Pada hasil analisis ragam jumlah daun melon menunjukan bahwa interaksi
perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006
tidak berpengaruh nyata terhadapvariabel jumlah daun pada umur 14 dan 21 HST,
namun berpengaruh nyata pada variabel jumlah daun umur 28 HST.
Interaksi perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant
catalyst 2006 tidak berpengaruh nyata terhadapvariabel jumlah daun pada umur 14
dan 21 HST, karena pertumbuhan tanaman melon dalam hal ini yaitu jumlah daun
dibatasi. Daun yang dibiarkan tumbuh hanya daun pada batang utama sedangkan
daun pada cabang/tunas lateral dibuang. Hal ini menyebabkan jumlah daun pada
masing-masing perlakuan relatif sama. Selain itu pada kondisi ketersediaan unsur
hara yang mencukupi, perbedaan laju pertumbuhan tanaman terutama pertambahan
jumlah daun pada masing masing perlakuan sangat kecil.Pembatasan pertumbuhan
ini menyebabkan ketersediaan unsur hara meningkat namun tidak diimbangi
kemampuan tanaman menggunakan hara. Sehingga kelebihan unsur hara yang
tersedia tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh tanaman.
Hairiah et al. (2011) menyatakan bahwa sinkronisasi antara ketersediaan hara
dan kebutuhan tanaman terjadi apabila ketersediaan unsur hara dalam tanah
bertepatan dengan saat tanaman membutuhkannya.
32
Interaksipemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst
2006berpengaruh nyata pada variabel jumlah daun umur 28 HST. Pada umur 28
HST perkembangan organ tanaman akar, batang dan daun sudah optimal,
karenaunsur hara yang bersumber dari pupuk kandangkotoran ayam sudah lebih
tersedia sehingga unsur hara plant catalyst yang diberikan lewat daun lebih mampu
dimanfaatkan tanaman dalam peningkatan jumlah daun secara maksimal, sehingga
pemberian pupuk kandangdan pupuk plant catalyst 2006berpengaruh nyata dalam
meningkatkan jumlah daun umur 28 HST
Selanjutnya pada variabel umur mulai berbunga interaksi perlakuan
pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006 tidak
berpengaruh nyata, begitu juga dengan pengaruh tunggal. Diduga karena pada masa
pertumbuhan vegetatif sampai berbunga pada tanaman melon, unsur hara yang
diberikan sudah mencukupi kebutuhan tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman
normal. Diduga Pada kondisi fisik dan kimia tanah yang optimal, umur mulai
berbunga tanaman melon sepenuhnya dipengaruhi faktor genetis.
Selanjutnya pada hasil analisis ragam hasil melon menunjukan bahwa
interaksi perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst
2006 tidak berpengaruh nyata pada semua variabel hasil. Hal ini diduga karena
terdapat interaksi antara pertumbuhan tanaman dan ruang tumbuhnya yang
disebabkan pemilihan tanaman sampel hanya tanaman yang berada ditengah,
sehingga keragaman hasil tanaman cukup tinggi.
33
Pada budidaya umumnya tanaman melon semuanya berada dipinggir
bedengan, karena pada satu bedengan hanya diisi dua baris tanaman sedangkan pada
penelitian ini dibuat empat baris tanaman/petak.
Jika melihat jumlah daun pada umur 28 HST perlakuan pupuk kandang
kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006 berpengaruh nyata, yang menunjukkan
terjadi peningkatan pertumbuhan. Namun, peningkatan pertumbuhan yang tidak
diimbangi dengan ruang tumbuh yang memadai akan menyebabkan terjadinya
kompetisi antar tanaman dalam memperoleh cahaya matahari air dan unsur hara. Jika
dihubungkan dengan pemilihan sampel yang berada ditengah, tanaman yang berada
ditengah mengalami kompetisi cahaya matahari dan unsur hara dan air yang lebih
tinggi dibandingkan tanaman yang dipinggir.
Menurut pengamatan penulis tanaman yang ditengah hasilnya tidak
maksimal. Selain terjadi kompetisi unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan
tanaman pinggir, letak tanaman yang ditengah juga menyebabkan tanaman
terlindungi oleh tanaman yang didepannya yang menyebabkan cahaya matahari yang
diperoleh tanaman tengah lebih sedikit yang akan berpengaruh terhadap proses
fotosintesis tanaman, sehingga potensi sesungguhnya dari tanaman tersebut tidak
tercapai. Menurut Lakitan (1995), proses fotosintesis tanaman dipengaruhi faktor
lingkungan seperti sinar matahari, unsur hara, CO2, air dan ruang tumbuh.
Berdasarkan hasil analisis ragam diameter buah menunjukkan peningkatan
dosis pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst tidak berpengaruh
nyata. Interaksi antara kedua perlakuan juga tidak berpengaruh nyata pada diameter
34
buah. Hasil rata-rata diameter buah terbesar diperoleh pada kombinasi perlakuan
K3P2dengan diameter buah rata –rata 16,98 cm.
Berdasarkan hasil analisis ragam berat buahmenunjukkan peningkatan dosis
pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst tidak berpengaruh nyata.
Interaksi antara kedua perlakuan juga tidak berpengaruh nyata pada berat buah.
Meskipun tidak berpengaruh, Berat buah pada penelitian ini berkisar antara 1,7-3,4
kg. Hasil rata-rata berat buah tertinggi dihasilkan oleh kombinasi perlakuan K3P1
Yaitu 2,69 kg, lebih tinggi dari rata-rata varietas sebesar 2,5 kg.Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian pupuk kandang kotoran ayam dengan dosis 40 ton/ hektar dan
Plant Catalyst 2006 dengan dosis 1 gram/ liter air mampu meningkatkan berat buah
melon.
Hasil analisis ragam tebal daging buahmenunjukkan peningkatan dosis pupuk
kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst tidak berpengaruh nyata. Interaksi
antara kedua perlakuan juga tidak berpengaruh nyata pada tebal daging buah. Rata-
rata tebal daging buah tertinggi dihasilkan oleh kombinasi perlakuan K3P2 Yaitu 4,69
cm.
Pemberian pupuk kandang kotoran ayam danpupuk plant catalyst 2006
mampu meningkatkan ketersediaan hara yang ditunjukkan dengan adanya
peningkatan jumlah daun pada umur 28 HST, ternyata belum diimbangi dengan
kemampuan tanaman memanfaatkan unsur hara meskipun ketersediaannya
meningkat. Hal ini diduga karena pertumbuhan tanaman dibatasi oleh ruang tumbuh.
Pertumbuhan tanaman yang meningkat namun tidak diimbangi ruang tumbuh yang
memadai menyebabkan hasil tanaman tidak maksimal.sehingga peningkatan dosis
35
pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006 tidak berpengaruh
terhadap tebal daging buah.
Hasil analisis ragam tingkat kemanisan buahmenunjukkan peningkatan dosis
pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006 tidak berpengaruh
nyata. Interaksi antara kedua perlakuan juga tidak berpengaruh nyata terhadap
tingkat kemanisan buah. Rata-rata tingkat kemanisan buah tertinggi saat pengamatan
pada penelitian ini dihasilkan oleh kombinasi perlakuan K3P3 yaitu, 10,07 (0Briks).
Pemberian pupuk kandang kotoran ayam danpupuk plant catalyst 2006
mampu meningkatkan ketersediaan hara yang ditunjukkan dengan adanya
peningkatan jumlah daun pada umur 28 HST, ternyata belum diimbangi dengan
kemampuan tanaman memanfaatkan unsur hara meskipun ketersediaannya
meningkat. Hal ini diduga karena pertumbuhan tanaman dibatasi oleh ruang tumbuh.
Pertumbuhan tanaman yang meningkat namun tidak diimbangi ruang tumbuh yang
memadai menyebabkan hasil tanaman tidak maksimal, sehingga peningkatan dosis
pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk plant catalyst 2006 tidak berpengaruh
terhadap tingkat kemanisan buah.
Selain faktor ruang tumbuh, tingkat kemanisan buah juga dipengaruhi oleh
kemasakan buah. Umumnya pada tanaman melon masak buah tidak seragam
sehingga untuk menjaga kualitas buah, pemanenan melon dilakukan secara bertahap.
Pada penelitian ini panen buah dilakukan secara serentak sehingga potensi
terjadinya keragaman hasil akibat masak buah yang tidak merata cukup tinggi. Dari
pengukuran tingkat kemanisan buah yang dilakukan 5 hari setelah dilakukan panen
tanaman sampel, tingkat kemanisan buah mencapai 130Briks, sehingga faktor
36
kemasakan buah juga diduga berpengaruh terhadap peningkatan kemanisan buah
melon.
Waktu panen optimal berkaitan dengan kadar gula buah. Kadar gula buah
bertambah secara drastis selama proses pemasakan. Jadi, ciri-ciri waktu panen yang
pas harus diketahui karena panen dini akan menurunkan kadar gula buah
(Trubus,2011).
37
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut
a. Interaksi pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk Plant
Catalyst 2006 berpengaruh nyata pada pada variabel pengamatan jumlah
daun umur 28 HST. Tetapi tidak berpengaruh nyata terhadapvariabel
diameter batang melon pada umur 14 HST, 21 HST dan 28 HST, umur
mulai berbunga, jumlah daun umur 14 dan 21 HST, serta variabel hasil
tanaman.
b. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam secara tunggal berpengaruh
sangat nyata terhadap variabel diameter batang umur 14 HST, namun tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan pertumbuhan
lainnyaserta variabel hasil tanaman melon.
c. Hasil diameter buah dan tebal daging buah tertinggi dihasilkan oleh
perlakuan K3P2dengan diameter buah rata-rata 16,98 dan tebal daging buah
rata-rata 4,69 cm, berat buah tertinggi dihasilkan perlakuan K3P1 dengan
berat buah rata-rata 2,69 kg, sedangkan tingkat kemanisan buah tertinggi
dihasilkan oleh kombinasi perlakuan K3P3 yaitu dengan tingkat kemanisan
rata-rata 10,07 (0Briks).
5.2. Saran
Dalam budidaya melon pada tanah berpasir khususnya di Palangkaraya,
kalimantan tengah, disarankan mempertimbangkan pengunaan pupuk kandang
39
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. 1990. Dasar Nutrisi Tanaman. Rhineka Cipta. Jakarta.
Andrianus, T. 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Plant Catalyst 2006 Terhadap Hasil Tanaman Melon (Cucumis melo L.).Universitas Muhammadiyah. Palangkaraya.
Hanafiah, Ali,K. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta
Hanibal dan Nusifera, S. 2004. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Plant Catalyt 2006 Terhadap tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. PT Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Lakitan, B. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Lingga, P. 1994. Petunjuk Pengunaan Pupuk . Penebar Swadaya. Jakarta
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta
Thoha, M. 2013. Efektivitas Pemberian Pupuk Organik Cair Kotoran Ayam dan Pengurangan Jumlah Buah Terhadap Hasil tanaman Melon (Cucumis melo. L) Pada Tanah Gambut. Universitas Muhammadiyah. Palangkaraya.
Prajnanta, F. 2003. Melon: Pemeliharaan Secara Intensif, kiat sukses beragribisnis. Penebar Swadaya, Jakarta.
PT. Centranusa Insan Cemerlang, 2001. Pupuk Pelengkap Plant Catalyst 2006. Leaflet. Tidak dipublikasikan.
Redaksi Agromedia, 2007. Budi Daya Melon. Agromedia Pustaka. Jakarta .
Redaksi Agromedia, 2007. Petunjuk pemupukan. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Ridha YK, 2014. Malu Hilang Manis Datang, Majalah Trubus No. 532 Edisi maret 2014/XLV
Rukmana, R. 1994. Budidaya Melon Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Setiawan,Iwan, A. 2009. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.
40
Setiawan, Susilo, B.2011, Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sobir dan Siregar,F. D. 2011. Budidaya Melon Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soedarya, A. 2010. Agribisnis Melon. Pustaka Grafika. Bandung.
Surtinah. 2006. “Peranan Plant Catalyt 2006 Dalam meningkatkan Produksi Sawi (Brssica juncea, L)”. Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 3 No. 1 Agustus 2006.
Supraptono, D. 2008. Pengaruh Pemangkasan Cabang dan Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Melon (Cucumis melo L.) Pada Tanah Mineral. Universitas Muhammadiyah. Palangkaraya.
Sutejo, M. M. 2000. Pupuk Dan Cara Pemupukan, Rhineka Cipta. Jakarta.
Trubus, 2011. The Best Melon. PT Trubus Swadaya. Jakarta.
Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan Perancangan Analisis dan Interprestasinya. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
41
Tabel Lampiran 1. Jadwal Perencanaan Pelaksanaan Penelitian
No
URAIAN KEGIATAN
Bulan
Percobaan Lapangan
Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan lahan
2. Pengecambahan benih
3. Penyemaian benih
4. Penanaman
5. Pemeliharaan
6. Pemupukan susulan
7. Pengamatan
8. Pengumpulan data
9. Pengolahan data
10. Penulisan laporan
42
Tabel Lampiran 2. Deskripsi Tanaman Melon ( Cucumis melo L.) Varietas Action 434
Uraian Deskripsi
Asal PT. BISI INTERNATIONAL Tbk, Indonesia
Golongan varietas Hibrida
Pertumbuhan tanaman Kuat dan tegap,
Dianjurkan Dirambatkan pada lanjaran
Daun Membuka berwarna hijau gelap
Buah Berbentuk bulat berjaring penuh
Warna kulit buah Hijau dan warna daging buah hijau kekuningan
Rasa buah Sangat manis, kadar gula 14 %
Berat buah Rata – rata 2,5 kg
Ketahanan terhadap penyakit
Cukup tahan terhadap penyakit layu, embun
tepung dan lalat buah
Umur mulai panen
35 hari setelah pembungaan atau sekitar65 hari
setelah tanam
Jarak tanam 80 x 50 cm
Kebutuhan benih
500 – 550 gram per hektar untuk populasi
20.000 – 21.000 tanaman
Harga Rp. 150.000-/ bungkus isi ± 550 biji
43
Tabel Lampiran 3.Cara Perhitungan Kebutuhan Pupuk KandangKotoran Ayam per Tanaman
Populasi tanaman =�������(��.�����)
����������(�������)
= ��.�����
�,���
= 25.000 tanaman/ha Dosis pupuk kandang pada masing-masing perlakuan P1 = 20 t ha-1
P2 = 30 t ha-1
P3 = 40 t ha-1
Untuk keperluan pupuk kandang kotoran ayam per tanaman
P1 = 20 t ha-1 = 20.000 kg ha-1
= ��.�����
��.������/��= 0,8 kg/tanaman
P2 = 30 t ha-1= 30.000 kg ha-1
= ��.�����
��.������/��= 1,2 kg/tanaman
P3 = 40 t ha-1 = 40.000 kg ha-1
= ��.�����
��.������/��= 1,6 kg/tanaman
44
Tabel Lampiran 4. Jadwal pemupukan susulan
Jadwal Jenis Pupuk Dosis
3 HST Boron 1 g/liter, 200 ml/tanaman
7 HST NPK Mutiara 16:16:16 + KNO3 (merah) 1 g+1g/liter, 200 ml/tanaman
10 HST Boron 1 g/liter, 200 ml/tanaman
14 HST NPK Mutiara 16:16:16 + KNO3 (merah) 5 g+1 g/liter, 200 ml/tanaman
21 HST NPK Mutiara 16:16:16 5 g/liter, 200 ml/tanaman
28 HST NPK Mutiara 16:16:16 10 g/liter, 200 ml/tanaman
35 HST NPK Mutiara 16:16:16+ KNO3 (putih) 10 g + 2 g/liter, 200 ml/tanaman
38HST NPK Mutiara 16:16:16+ KNO3 (putih) 10 g + 2 g/liter, 200 ml/tanaman
41 HST NPK Mutiara 16:16:16+ KNO3 (putih) 10 g + 2 g/liter, 200 ml/tanaman
44 HST NPK Mutiara 16:16:16+ KNO3 (putih) 10 g + 2 g/liter, 200 ml/tanaman
48 HST NPK Mutiara 16:16:16+ KNO3 (putih) 10 g + 2 g/liter, 200 ml/tanaman
50 HST KCL 10 g/liter, 200 ml/tanaman
51 HST KNO3 (putih) 10 g/liter, 200 ml/tanaman
45
Tabel lampiran 5. Derajat Kemasaman tanah VS Dolomit
Derajat kemasaman tanah Reaksi tanah Kebutuhan Dolomit/ton/ha
< 4,0 Paling asam >10,24
4,0 Sangat asam 10,24
4,2 Sangat asam 9,28
4,4 Sangat asam 8,34
4,6 Asam 7,39
4,8 Asam 6,45
5,0 Asam 5,49
5,2 Asam 4,54
5,4 Asam 3,6
5,6, Agak asam 2,65
5,8 Agak asam 1,69
6,0 Agak asam 0,75
6,1-6,4 Agak asam 0,75
6,5-7,7 Netral -
7,5-8,5 Agak Basa -
Sumber: Trubus, (2011)
46
Tabel Lampiran 6. Data Diameter Batang Melon Umur 14 HST (cm)
No Perlakuan Kelompok
Total Rata-rata I II III
1 K1P1 0,87 0,89 0,88 2,64 0,88 2 K1P2 0,89 0,85 0,90 2,64 0,88 3 K1P3 0,96 0,88 0,87 2,70 0,90 4 K2P1 0,96 0,92 0,92 2,79 0,93 5 K2P2 0,97 0,91 0,91 2,78 0,93 6 K2P3 0,92 0,91 0,84 2,67 0,89 7 K3P1 0,96 0,93 0,95 2,83 0,94 8 K3P2 0,90 0,93 0,87 2,70 0,90 9 K3P3 0,97 0,95 0,91 2,83 0,94
Total 8,39 8,15 8,04 24,58 8,19
Rata-rata 0,93 0,91 0,89 2,73 0,91 Tabel Lampiran 7. Data Diameter Batang Melon Umur 21 HST (cm)
No Perlakuan Kelompok
Total Rata-rata I II III
1 K1P1 1,02 1,02 1,00 3,04 1,01 2 K1P2 1,05 1,00 1,00 3,05 1,02 3 K1P3 1,10 0,92 0,97 2,99 1,00 4 K2P1 1,05 1,04 1,03 3,11 1,04 5 K2P2 1,08 1,04 1,04 3,15 1,05 6 K2P3 1,07 1,05 0,98 3,10 1,03 7 K3P1 1,05 1,04 1,05 3,14 1,05 8 K3P2 1,04 1,05 1,02 3,11 1,04 9 K3P3 1,12 1,05 1,00 3,17 1,06
Total 9,57 9,75 9,31 27,86 9,29 Rata-rata 1,06 1,08 1,03 3,18 1,06
47
Tabel Lampiran 8. Data Diameter Batang Melon Umur 28 HST (cm)
No Perlakuan Kelompok
Total Rata-rata I II III
1 K1P1 1,09 1,15 1,09 3,32 1,11 2 K1P2 1,13 1,15 1,11 3,38 1,13 3 K1P3 1,28 1,08 1,07 3,42 1,14 4 K2P1 1,13 1,18 1,10 3,41 1,14 5 K2P2 1,18 1,15 1,13 3,45 1,15 6 K2P3 1,18 1,16 1,08 3,41 1,14 7 K3P1 1,23 1,12 1,16 3,51 1,17 8 K3P2 1,15 1,15 1,08 3,38 1,13 9 K3P3 1,20 1,12 1,07 3,38 1,13
Total 10,54 10,24 9,87 30,65 10,22
Rata-rata 1,17 1,14 1,10 3,41 1,14
Tabel Lampiran 9. Hasil Analisis Ragam Diameter Batang Melon Umur 14, 21, dan 28 HST
SK DB JK KT F Hitung F Tabel 5% 1%
14 HST Kelompok 2 0,0072042 0.0036021 5.69* 3,63 6,23
K 2 0,0080222 0.0040111 6.33** 3,63 6,23 P 2 0,0011681 0.0005840 0.92tn 3,63 6,23
KxP 4 0,0065764 0.0016441 2.60tn 3,01 4,77 Galat 16 0,0101333 0.0006333 - - -
Total 26 0,0331042 - - - - 21 HST
Kelompok 2 0,014333 0,007166 5,79* 3,63 6,23 K 2 0,007706 0,003853 3,11tn 3,63 6,23 P 2 0,000134 0,000067 0,05tn 3,63 6,23
KxP 4 0,001690 0,000422 0,34tn 3,01 4,77 Galat 16 0,019808 0,001238 - - -
Total 26 0,043671 - - - - 28 HST
Kelompok 2 0,025403 0,012702 6,03* 3,63 6,23 K 2 0,001504 0,000752 0,36tn 3,63 6,23 P 2 0,000071 0,000035 0,02tn 3,63 6,23
KxP 4 0,005434 0,001358 0,64tn 3,01 4,77 Galat 16 0,033728 0,002108 - - -
Total 26 0,066140 - - - - Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata : * = Berpengaruh nyata : ** = Berpengaruh sangat nyata
48
Tabel Lampiran 10. Data Jumlah Daun Melon Umur 14 HST (Helai)
No Perlakuan Kelompok
Total Rata-rata I II III
1 K1P1 10 10 9,5 29,5 9,83 2 K1P2 9,75 10,25 10 30 10 3 K1P3 9,75 8,5 9,5 27,75 9,25 4 K2P1 10,5 9,5 9 29 9,67 5 K2P2 10 10,25 9,75 30 10 6 K2P3 10,25 11 9,5 30,75 10,25 7 K3P1 10,75 9,75 10,33 30,83 10,28 8 K3P2 10,5 10 9,25 29,75 9,92 9 K3P3 10 10,5 9,5 30 10
Total 91,5 90 86,33 267,58 89,19
Rata-rata 10,16 10 9,59 29,73 9,91 Tabel Lampiran 11. Data Jumlah Daun Melon Umur 21 HST (Helai)
No Perlakuan Kelompok
Total Rata-rata I II III
1 K1P1 19,67 19,5 19 58,17 19,39 2 K1P2 19,5 19,75 19 58,25 19,42 3 K1P3 20,5 18,3 18,25 57,08 19,03 4 K2P1 20,5 19,33 18,67 58,50 19,50 5 K2P2 20,25 20,25 20 60,50 20,17 6 K2P3 19,67 20,5 19,33 59,50 19,83 7 K3P1 21 20 20,5 61,50 20,50 8 K3P2 19,5 20,5 18,75 58,75 19,58 9 K3P3 20 20 19 59,00 19,67
Total 180,58 178,16 172,5 531,25 177,08
Rata-rata 20,06 19,79 19,16 59,03 19,68
49
Tabel Lampiran 12. Data Jumlah Daun Melon Umur 28 HST (Helai)
No Perlakuan Kelompok
Total Rata-rata I II III
1 K1P1 28 26,75 26,5 81,25 27,08 2 K1P2 28 27 26,5 81,50 27,17 3 K1P3 27,75 25 25 77,75 25,92 4 K2P1 30 28 25 83,00 27,67 5 K2P2 28,25 28,25 27,67 84,17 28,06 6 K2P3 28,33 29,25 26,5 84,08 28,03 7 K3P1 30 28,5 28 86,5 28,83 8 K3P2 27,5 28,33 26 81,83 27,28 9 K3P3 28,25 27,75 27,5 83,50 27,83
Total 256,08 248,83 238,66 743,58 247,86
Rata-rata 28,45 27,64 26,51 82,62 27,54 Tabel Lampiran 13. Hasil Analisis Ragam Jumlah Daun Melon Umur 14, 21, dan
28 HST
SK DB JK KT F Hitung F Tabel 5% 1%
14 HST Kelompok 2 1,5345 0,7672 3,19tn 3,63 6,23
K 2 0,6687 0,3344 1,39tn 3,63 6,23 P 2 0,0900 0,0450 0,19tn 3,63 6,23
KxP 4 1,5689 0,3922 1,63tn 3,01 4,77 Galat 16 3,8452 0,2403 - - - Total 26 7,7073 - - - -
21 HST Kelompok 2 3,8169 1,9084 5,86* 3,63 6,23
K 2 2,1969 1,0984 3,37tn 3,63 6,23 P 2 0,4101 0,2050 0,63tn 3,63 6,23
KxP 4 2,0998 0,5250 1,61tn 3,01 4,77 Galat 16 5,2127 0,3258 - - - Total 26 13,7364 - - - -
28 HST Kelompok 2 15,8491 7,9245 9,36** 3,63 6,23
K 2 9,5836 4,7918 5,56* 3,63 6,23 P 2 1,3513 0,6756 0,80tn 3,63 6,23
KxP 4 5,4981 1,3745 1,62tn 3,01 4,77 Galat 16 13,5510 0,8469 - - - Total 26 45,8330 - - - -
Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata : * = Berpengaruh nyata : ** = Berpengaruh sangat nyata
50
Tabel Lampiran 14. Data Umur Mulai Berbunga Tanaman Melon (HST)
No Perlakuan Kelompok
Total Rata-rata I II III
1 K1P1 13 12,75 13 38,75 12,92
2 K1P2 13 13,5 13 39,50 13,17
3 K1P3 13 13,5 13 39,50 13,17
4 K2P1 12,75 12,75 13,75 39,25 13,08
5 K2P2 13 12,75 12,5 38,25 12,75
6 K2P3 12,5 12,5 13,25 38,25 12,75
7 K3P1 12,75 12,75 13 38,50 12,83
8 K3P2 12,75 13 13 38,75 12,92
9 K3P3 12,5 12,75 13 38,25 12,75
Total 115,25 116,25 117,5 349 116,33
Rata-rata 12,80 12,92 13,05 38,78 12,93
Tabel Lampiran 15. Hasil Analisis Ragam Umur Mulai Berbunga Tanaman Melon
SK DB JK KT F Hitung F Tabel 5% 1%
Kelompok 2 0,28241 0,14120 1,54tn 3,63 6,23 K 2 0,33796 0,16898 1,84tn 3,63 6,23 P 2 0,01852 0,00926 0,10tn 3,63 6,23
KxP 4 0,37037 0,09259 1,01tn 3,01 4,77 Galat 16 1,46759 0,09172 - - - Total 26 2,47685 - - - -
Keterangan : tn = Tidak berpengaruh nyata Tabel Lampiran 16. Data Diameter Buah Melon (cm)
No Perlakuan Kelompok
Total Rata-rata I II III
1 K1P1 16,20 16,43 15,98 48,61 16,20
2 K1P2 16,50 16,35 16,25 49,10 16,37
3 K1P3 17,13 16,35 15,67 49,15 16,38
4 K2P1 17,60 16,40 16,25 50,25 16,75
5 K2P2 17,20 15,93 15,25 48,38 16,13
6 K2P3 18,05 16,60 15,90 50,55 16,85
7 K3P1 17,80 16,35 16,33 50,48 16,83
8 K3P2 17,30 18,15 15,50 50,95 16,98
9 K3P3 17,73 16,25 16,75 50,73 16,91
Total 155,52 148,81 143,88 448,20 149,40
Rata-rata 17,28 16,53 15,99 49,80 16,60
51
Tabel Lampiran 17. Hasil Analisis Ragam Diameter Buah Melon
SK DB JK KT F Hitung F Tabel 5% 1%
Kelompok 2 7,5877 3,7939 11,44** 3,63 6,23 K 2 1,5739 0,7870 2,37tn 3,63 6,23 P 2 0,2246 0,1123 0,34tn 3,63 6,23
KxP 4 0,7977 0,1994 0,60tn 3,01 4,77 Galat 16 5,3062 0,3316 - - - Total 26 15,4901 - - - -
Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata : ** = Berpengaruh sangat nyata Tabel Lampiran 18. Data Berat Buah Melon (kg)
No Perlakuan Kelompok
Total Rata-rata I II III
1 K1P1 2,38 2,32 2,14 6,83 2,28
2 K1P2 2,37 2,33 2,33 7,02 2,34
3 K1P3 2,57 2,13 1,97 6,66 2,22
4 K2P1 2,70 2,35 2,44 7,49 2,50
5 K2P2 2,83 2,14 1,86 6,83 2,28
6 K2P3 3,15 2,38 2,18 7,72 2,57
7 K3P1 3,10 2,28 2,68 8,06 2,69
8 K3P2 2,70 3,00 1,90 7,60 2,53
9 K3P3 2,87 2,23 2,17 7,26 2,42
Total 24,66 21,14 19,66 65,46 21,82
Rata-rata 2,74 2,35 2,18 7,27 2,42
Tabel Lampiran 19. Hasil Analisis Ragam Berat Buah Melon
SK DB JK KT F Hitung F Tabel 5% 1%
Kelompok 2 1,46408 0,73204 10,30** 3,63 6,23 K 2 0,33127 0,16563 2,33tn 3,63 6,23 P 2 0,05331 0,02665 0,37tn 3,63 6,23
KxP 4 0,21561 0,05390 0,76tn 3,01 4,77 Galat 16 1,13766 0,07110 - - - Total 26 3,20193 - - - -
Keterangan : tn = Tidak berpengaruh nyata : ** = Berpengaruh sangat nyata
52
Tabel Lampiran 20. Data Tebal Daging Buah Melon (cm)
No Perlakuan Kelompok
Total Rata-rata I II III
1 K1P1 4,10 4,47 4,10 12,67 4,22
2 K1P2 4,85 4,75 4,35 13,95 4,65
3 K1P3 4,47 4,30 4,23 13,00 4,33
4 K2P1 4,85 4,50 4,38 13,73 4,58
5 K2P2 4,70 4,43 4,00 13,13 4,38
6 K2P3 5,20 4,37 4,27 13,83 4,61
7 K3P1 4,70 4,45 4,37 13,52 4,51
8 K3P2 4,90 4,95 4,23 14,08 4,69
9 K3P3 4,77 4,33 4,45 13,54 4,51
Total 42,53 40,53 38,38 121,44 40,48
Rata-rata 4,73 4,50 4,26 13,49 4,50
Tabel Lampiran 21. Hasil Analisis Ragam Tebal Daging Buah Melon
SK DB JK KT F Hitung F Tabel 5% 1%
Kelompok 2 0,96112 0,48056 11,36** 3,63 6,23 K 2 0,13605 0,06803 1,61tn 3,63 6,23 P 2 0,08866 0,04433 1,05tn 3,63 6,23
KxP 4 0,37236 0,09309 2,20tn 3,01 4,77 Galat 16 0,67662 0,04229 - - - Total 26 2,23480 - - - -
Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata : ** = Berpengaruh sangat nyata
53
Tabel Lampiran 22. Data Tingkat Kemanisan Buah Melon (0Briks)
No Perlakuan Kelompok
Total Rata-rata I II III
1 K1P1 10,00 8,30 9,63 27,93 9,31
2 K1P2 9,75 8,55 9,80 28,10 9,37
3 K1P3 8,67 9,00 9,10 26,77 8,92
4 K2P1 10,00 9,20 9,00 28,20 9,40
5 K2P2 9,50 9,65 9,15 28,30 9,43
6 K2P3 8,90 10,50 9,80 29,20 9,73
7 K3P1 9,27 8,45 9,50 27,22 9,07
8 K3P2 9,00 9,40 9,33 27,73 9,24
9 K3P3 10,17 10,40 9,65 30,22 10,07
Total 85,25 83,45 84,96 253,66 84,55
Rata-rata 9,47 9,27 9,44 28,18 9,39
Tabel Lampiran 23. Hasil Analisis Ragam Kadar Kemanisan Buah Melon
SK DB JK KT F Hitung F Tabel 5% 1%
Kelompok 2 0,2074 0,1037 0,30tn 3,63 6,23 K 2 0,5327 0,2664 0,78tn 3,63 6,23 P 2 0,4779 0,2390 0,70tn 3,63 6,23
KxP 4 1,7892 0,4473 1,31tn 3,01 4,77 Galat 16 5,4654 0,3416 - - - Total 26 8,4727 - - - -
Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata
54
I II III
Keterangan :
I, II, III = Kelompok
Jarak petakan antar perlakuan = 50 cm
Jarak petakan antar kelompok = 100 cm
K1 = Pupuk kandang kotoran ayam dosis 20 t ha-1
K2=Pupuk kandang kotoran ayam dosis 30 t ha-1
K3 = Pupuk kandang kotoran ayam dosis 40 t ha-1
P1= Konsentrasi Plant catalyst 1 gram/liter air
P2 =Konsentrasi Plant catalyst 2 gram/liter air
P3 = Konsentrasi Plant catalyst 3 gram/liter air
U = Utara
S = Selatan
Gambar Lampiran 1. Denah Tata Letak Percobaan
K2P3
K3P3
K2P1
K1P3
K2P2
K3P1
K1P2
K2P2
K3P3
K2P1
K1P3
K3P1
K3P2
K2P3
K1P1
U S
K3P2
K1P2
K1P1
K1P1
K2P1
K3P2
K2P2
K3P3
K1P2
K3P1
K2P3
K1P3
55
X
X
X
x
X
(x)
(x)
x
X
(x)
(x)
X
X
X
X
x
3,2 m Keterangan : Ukuran petakan : 3,2 m x 2,3m
Jarak tanam : 80 cm x 50 cm
x = tanaman melon
(x) = tanaman sampel
U = Utara
S = Selatan
Gambar Lampiran 2. Sampel Tanaman Percobaan
2,3 m
U
S
56
Gambar Lampiran 3. Pengolahan tanah dengan Hand Traktor
Gambar Lampiran 4. Pupuk Plant Catalyst 2006
57
Gambar Lampiran 5. Pemberian perlakuan pupuk kandang kotoran ayam
GambarLampiran 6. Tanaman melon umur 10 hari setelah semai
59
Gambar Lampiran 9. Tanaman melon umur 3 hari setelah tanam terserang ulat
GambarLampiran 10. Tanaman melon umur 10hari setelah tanam terserang Thrips
60
GambarLampiran 11. Tanaman melon saat berbunga umur 20 hari setelah tanam
GambarLampiran 12. Tanaman melon saat berbuah umur 48 hari setelah tanam
61
GambarLampiran 13. Kunjungan lapangan dosen pembimbing
GambarLampiran 14. Foto bersama dosen pembimbing I
62
GambarLampiran 15. Kunjungan rombongan rektor UMP kelahan penelitian
GambarLampiran 16. Sampel buah hasil penelitian