Upload
votu
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ICOPE dan Potensi Ekologis Kelapa Sawit
J.P. Caliman Director, SMART Research Institute
Chairman of ICOPE 2016
ICOPE 2016 dinilai merupakan tindak lanjut COP21 dalam konteks peran signifikan sektor pertanian terkait mitigasi
efek Gas Rumah Kaca, selain kapasitasnya dalam beradaptasi dengan perubahan iklim. Konferensi tahun ini
mengundang partisipasi semua pihak pada 16-18 Maret 2016 di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali untuk
merumuskan langkah-langkah dan pendekatan ilmiah yang paling tepat untuk industri kelapa sawit.
Dua tahun lalu, 450 delegasi dan peserta International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE),
mengakhiri konferensi internasional tentang kelapa sawit dan lingkungan ke-4 dengan kesadaran bahwa “kelapa
sawit berada pada jalur yang tepat sebagai model pertanian berkelanjutan,” sebagai bentuk nyata transformasi dari
praktik industri kelapa sawit berkelanjutan selama 10 tahun terkahir. Apa yang kita saksikan sekarang merupakan
langkah maju yang patut diapresiasi, walaupun industri kelapa sawit relatif berumur masih muda, karena belum
mencapai tahap pengembangan selama 50 tahun, kendati budidaya sawit untuk tujuan komersial telah dimulai pada
tahun 1911.
Nilai positif budidaya kelapa sawit
Peserta ICOPE pada umumnya memahami bahwa kelapa sawit meningkatkan harga tanah yang sudah tentu
bermanfaat bagi pemilik lahan dan petani. Dari sisi produktivitas, kelapa sawit mampu memproduksi rata-rata
empat ton minyak per hektar lahan, bahkan hingga lima, enam sampai tujuh ton per hektar.
Walaupun telah dibudidayakan secara intensif, kelapa sawit hanya memerlukan hanya kurang dari 0.5 kg bahan
pestisida aktif per hektar, atau kurang dari 0.15 kg per ton minyak. Petani kelapa sawit menerapkan manajemen
pengendalian hama terpadu sedemikian intensif dan konsisten, dengan pendekatan biocontrol. Hal ini dilakukan
misalnya melalui pemanfaatan burung hantu untuk pengendalian hama tikus, penggunaan tanaman-tanaman
tertentu untuk pengedalian hama perusak tanaman, dan lain-lain.
Hal penting lainnya yang patut mendapat perhatian adalah bahwa kelapa sawit dapat tumbuh bersama gulma dan
tanaman lain dengan jumlah lebih dari 180 jenis gulma vaskular -dalam satu areal. Bila dibudidayakan dengan tepat,
tidak hanya dapat menjaga tingkat kesuburan tanah, tetapi justru dapat memperkaya kandungan karbon organik,
karena tingginya kandungan biomassa yang dihasilkan melalui asimilasi karbon dari atmosfir, dan secara terus-
menerus mendaur ulang karbon organik ke tanah, selama musim panen, pemangkasan dan penanaman kembali
(replanting).
Daftar karakteristik ekologis kelapa sawit sesungguhnya bisa lebih panjang lagi. Walaupun kapasitas industri kelapa
sawit dalam kontribusinya membantu pengentasan kemiskinan memiliki potensi besar untuk berkembang, industri
kelapa sawit berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani sehingga mereka dapat menikmati akses
pada pelayanan kesehatan dan pendidikan dengan lebih baik. Dengan kolaborasi multi pihak dan investasi pada
program-program pemberdayaan masyarakat oleh Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, para petani
dapat memperoleh manfaat besar dari kontribusi industri kelapa sawit.
ICOPE 2016 sebagai forum multi stakeholder
ICOPE diinisiasi dan diselenggarakan untuk mendorong kapasitas tanaman kelapa sawit untuk lebih memperhatikan
lingkungan dan mendorong semua pemangku kepentingan untuk berbagi pengalaman dan solusi nyata.
PT SMART Tbk, telah bekerja sama dengan WWF dan CIRAD sesuai bidang keahlian mereka masing-masing sejak
2006. Kolaborasi tiga pihak PT SMART Tbk dengan kapasitasnya dalam budidaya kelapa sawit berkelanjutan, WWF
dengan kapasitasnya dalam isu-isu lingkungan dan konservasi keanekaragaman hayati, dan lembaga CIRAD dengan
keahlian dan pengetahuan ilmiahnya terhadap budidaya kelapa sawit yang inovatif dan diperoleh dari penelitian
yang panjang di berbagai benua, Asia Tenggara, Afrika dan Amerika Selatan, kembali akan menjadi katalis dalam
konferensi internasional ICOPE ke-5 tahun ini.
Sejak forum ilmiah internasional ini diselenggarakan pertama kali pada tahun 2007, ICOPE menjadi referensi industri
karena fokus pada isu-isu lingkungan yang terkait dengan kelapa sawit. Selama empat kali penyelenggaraannya,
ICOPE berhasil menyajikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan berkesinambungan tentang praktik-praktik terbaik
bagi industri kelapa sawit, baik skala perusahaan maupun petani mandiri, termasuk dengan menerapkan teknologi
intensifikasi produksi yang ramah lingkungan.
Tahun ini, ICOPE akan fokus pada budidaya kelapa sawit dan perubahan iklim: bagaimana industri ini dapat berperan
dalam langkah-langkah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim melalui pemilihan lahan dan praktik berkebun
berkelanjutan, terutama melalui penggunaan pupuk yang optimal, pemanfaatan biomassa, implementasi teknologi
pemanfaatan metana dan konversi energi. Ini semua bisa terjadi karena potensi ekologis kelapa sawit yang sangat
tinggi.
Dapatkan informasi lebih lanjut tentang konferensi ICOPE dengan mengunjungi situs web www.icope-series.com
atau kirimkan email ke [email protected].