20
1 A. JUDUL PROGRAM Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri. B. LATAR BELAKANG Salah satu zat yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh adalah antioksidan. Antioksidan adalah molekul yang menghambat dan menetrealisir radikal bebas. Zat ini sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit yang ditimbulkan oleh radikal bebas. penyakit yang sering di hubungkan dengan radikal bebas diantaranya penyakit kanker, serangan jantung, serta penuaan dini. Beberapa tahun terakhir orang yang terserang penyakit kanker dan serangan jantung semakin banyak. Hal ini dapat disebabkan karena tubuh manusia yang terlalu banyak menerima paparan radikal bebas terutama dari lingkungan sekitarnya yang banyak mengandung racun dan polusi. penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun- tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga timbulah sel-sel mutan. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Lipid yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar berubah menjadi lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat penuaan. Selain itu, oksigen reaktif dapat meningkatkan kadar LDL (low density lipoprotein) yang kemudian menjadi penyebab penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Akibatnya timbullah artherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung koroner. Mengingat sangat pentingnya antioksidan untuk menangkal bahaya radikal bebas maka identifikasi kadar antioksidan dalam tubuh sangat di perlukan. Dengan memeriksa status antioksidan maka dapat diketahui informasi tentang kapasitas status antioksidan seseorang. Serta untuk menilai daya tahan tubuh atau

Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

1

A. JUDUL PROGRAMIdentifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunakan

Metode Spektrofotometri.

B. LATAR BELAKANG Salah satu zat yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh adalah

antioksidan. Antioksidan adalah molekul yang menghambat dan menetrealisir radikal bebas. Zat ini sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit yang ditimbulkan oleh radikal bebas. penyakit yang sering di hubungkan dengan radikal bebas diantaranya penyakit kanker, serangan jantung, serta penuaan dini. Beberapa tahun terakhir orang yang terserang penyakit kanker dan serangan jantung semakin banyak. Hal ini dapat disebabkan karena tubuh manusia yang terlalu banyak menerima paparan radikal bebas terutama dari lingkungan sekitarnya yang banyak mengandung racun dan polusi.

penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga timbulah sel-sel mutan. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Lipid yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar berubah menjadi lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat penuaan. Selain itu, oksigen reaktif dapat meningkatkan kadar LDL (low density lipoprotein) yang kemudian menjadi penyebab penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Akibatnya timbullah artherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung koroner.

Mengingat sangat pentingnya antioksidan untuk menangkal bahaya radikal bebas maka identifikasi kadar antioksidan dalam tubuh sangat di perlukan. Dengan memeriksa status antioksidan maka dapat diketahui informasi tentang kapasitas status antioksidan seseorang. Serta untuk menilai daya tahan tubuh atau paerlindungan tubuh terhadap serangan radikal bebas. Untuk selanjutnya dapat di tentukan perlu tidaknya terapi atau suplemen antioksidan, dan dapat dilakukan upaya untuk mencegah timbulnya penyakit yang berkaitan dengan radikal bebas, serta memantau terapi / pemberian suplemen antioksidan.

Salah satu pemeriksaan laboratorium untuk menilai sistem antioksidan tubuh yaitu Status Antioksidan Total (SAT), merupakan pemeriksaan untuk mengukur kapasitas dan aktivitas total antioksidan yang terdapat dalam tubuh. Dalam pengertian klinis yang sering dianggap sebagai antioksidan total adalah antioksidan yang mempunyai berat molekul besar (antioksidan primer) serta berfungsi mencegah terbentuknya radikal bebas, dalam hal ini : SOD (Super oksida dismutase) dan Glutation peroksidase (GPx). Akan tetapi selama ini pengukuran kadar antioksidan dalam tubuh sangat jarang. Biasanya pengukuran dilakukan dengan cara kimia serta kalaupun ada alat otomatis, harganya masih relatif sangat mahal.

Untuk mengetahui status antioksidan total(SAT) dalam tubuh maka dapat diukur kadar SOD (Super oksida dismutase) dan Glutation peroksidase (GPx) dalam darah. Oleh karena itu identifikasi kadar antioksidan dalam darah dengan

Page 2: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

2

menggunakan metode spektrofotomeri merupakan salah satu upaya identifikasi kadar antioksidan dalam darah. Secara teoritis kalau kadar ini dalam darah dapat ditentukan maka dapat diprediksi adanya bahaya radikal bebas. Selain itu cara ini dapat memberikan solusi identifikasi kadar antioksidan dalam darah yang efektif dan efesien dari segi penggunaan maupun segi biaya.

C. RUMUSAN MASALAHPada perangkat pendeteksi kadar antioksidan dalam darah ini digunakan

sensor cahaya untuk mendeteksi gelombang cahaya yang dibiaskan oleh sampel darah. Keluaran dari sensor berupa sinyal listrik akan di teruskan ke komputer untuk diproses sekaligus hasilnya akan ditampilkan pada layar komputer. Hasil yang didapat akan dianalisis untuk mencari hubungan antara kadar antioksidan dalam darah dengan tegangan keluaran sensor.

D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi atau mengukur kadar

antioksidan dalam darah dengan metode spektrofotomeri dan diproses komputer. Identifikasi atau pengukur tersebut akan dianalisis hubungan antara kadar antioksidan dalam darah dengan tegangan keluaran sensor dan diharapkan mempunyai keakuratan yang dapat terpercaya.

E. LUARAN YANG DIHARAPKANDari penelitian ini diharapkan menghasikan metode identifikasi kadar

antioksidan dalam darah kemudian dapat diaplikasikan dalam bentuk alat pengukur kadar antioksidan dalam darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan ketersediaan alat yang mempunyai keunggulan dalam hal efisiensi dan biaya. Selain itu alat ini di harapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat.

F. KEGUNAANPenelitian ini bermanfaat untuk memudahkan cara identifikasi kadar

antioksidan dalam darah dengan keakuratan yang cukup baik sehingga dapat diaplikasikan dalam bidang medis sebagai salah satu alternatif dalam pengidentifikasi kadar antioksidan dalam darah.

G. TINJAUAN PUSTAKAG.1 Antioksidan Dan Radikal Bebas

Antioksidan adalah molekul yang menghambat dan menetrealisir radikal bebas. Zat ini sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit yang di timbulkan oleh radikal bebas. Cara kerja senyawa antioksidan adalah bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas.

Radikal bebas merupakan suatu atom, molekul, atau senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan dalam orbital

Page 3: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

3

luarnya. Karena kehilangan pasangannya itu, sifatnya menjadi tidak stabil, reaktif. dan radikal. Akibatnya, radikal bebas selalu berusaha mencari pasangan elektron yakni merebut elektron dari molekul lain yang di sebut reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas baru dan memicu reaksi berantai sehingga jumlah radikal bebas semakin banyak. Reaksi oksidasi berujung pada timbulnya suatu penyakit.

Efek oksidatif radikal bebas dapat menyebabkan peradangan dan penuaan dini. Lipid yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar berubah menjadi lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat penuaan. Kanker pun disebabkan oleh oksigen reaktif yang intinya memacu zat karsinogenik, sebagai faktor utama kanker. Selain itu, oksigen reaktif dapat meningkatkan kadar LDL (low density lipoprotein) yang kemudian menjadi penyebab penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Akibatnya timbullah artherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung koroner.

Antioksidan ini terdiri dari berbagai macam komponen baik intraselular (di dalam sel/endogen), maupun ekstraselular (di luar sel/eksogen). Antioksidan terbagi menjadi dua yaitu antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx). Antioksidan vitamin lebih populer sebagai antioksidan dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol (vitamin E), beta karoten dan asam askorbat (vitamin C).

Terdapat 3 kelompok antioksidan dalam tubuh:1. Primary Antioxidants (Antioksida Primer). Bekerja dengan cara mencegah

pembentukan radikal bebas baru. Contoh: SOD (Superoxide Dismutase), GPx (Glutathione Peroxidase), dan Protein Pengikat Metal (Metal Binding Protein) seperti Ferritin atau Ceruloplasmin.

2. Secondary Antioxidants (Antioksidan Sekunder). Berfungsi menangkap senyawa radikal serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh: Vitamin E (alpha-tokoferol), Vitamin C (askorbat), beta-karoten, Asam urat, Flavonoid, Bilirubin dan Albumin.

3. Tertiary Antiokxidants (Antioksidan Tersier). Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas. Contoh: enzim-enzim yang memperbaiki DNA dan metionim sulfoksida reduktase.

Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya. Stres oksidatif adalah ketidak seimbangan antara radikal bebas dan antioksidan yang dipicu oleh dua kondisi umum; kurangnya antioksidan dan kelebihan produksi radikal bebas.

Page 4: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

4

G.2 DarahG.2.1 Konsep dasar tentang darah

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 % sampai 47%. Bagian sekitar 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari: Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.

Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah

Sel darah putih atau leukosit (0,2%).Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas

untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.

Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas: Air: 91,0%, Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen), Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll). Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung albumin, bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenis protein, berbagai jenis garam.

G.2.2 Antioksidan dalam darahDalam pengertian klinis yang sering dianggap sebagai antioksidan total

adalah antioksidan yang mempunai berat molekul besar (primer) serta berfungsi mencegah terbentuknya radikal bebas, dalam hal ini : SOD (Superoksida dismutase) dan Glutation peroksidase (GPx). Kadar mereka berkisar: 1,30 s/d 1,77 mmol/L (SOD: 1,102 s/d 1,601 μ/g Hb, Gpx: 27,5 s/d 73,6 μ/g Hb). Secara teoritis kalau kadar ini dalam darah dapat ditentukan maka dapat diprediksi adanya bahaya radikal bebas, dengan sekaligus memberikannya antioksidan serta dapat mengikuti efektifitas berbagai pengobatan.

Page 5: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

5

G.3 CahayaGelombang cahaya merupakan gelombang elektromaknetik, yang biasanya

di karakteristik dengan panjang gelombang, cepat rambat gelombang, frekuensi gelombang dan sebagainya. Panjang gelombang didefinisikan sebagai jarak antar dua titik maksimum atau dua titik minimum yang berdekatan. Sedangkan frekuensi di definisikan banyaknya gelombang yang melewati suatu titik dalam satu detik. Cepat ranbant gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu satuan waktu.Hubungan antara panjang gelombang, frekuensi, dan cepat rambat gelombang adalah di nyatakan dengan:

Dengan c : cepat rambat gelombang cahaya ( 3 x 108 m/s)f : frekuensi gelombang (Hz)λ : panjang gelombang (m)

Gelombang elektromagnetik mempunyai spektrum dengan rentang panjang gelombang yang sangat lebar yaitu mulai dari 106 sampai 10-12. Dari berbagai macam panjang gelombang yang ada hanya sebagian kecil yang dapat dilihat oleh mata yaitu pada rentang panjang gelombang tampak yang berkisar antar 400 nm sampai 700 nm.

G.4 SpektrofotometerHukum beer menyatakan bahwa suatu larutan akan mengabsorbsi

sejumlah energi tertentu apabila larutan tersebut dikenai radiasi elektromagnetik. Absorbsi yang terjadi dapat dinyatakan dengan rumus :

P=P0. ea . L .C

Dengan P0 : Intensitas radiasi yang mengenai larutan P : intensitas radiasi yang diteruskan larutan a : faktor absorbsi L : Panjang jalur yang dilewati cahaya C : Konsentrasi larutan pengabsorbsi

Besaran yang umum di pakai dalam spektrofotometri yang menyatakan hubungan antara P dan P0 adalah transmittance (T), biasanya dinyatakan dalam persen (%). Hubunga antara T, P, dan P0 adalah sebagai berikut

%T=100Pp0

=100. ea . L .C

Karena hubungan antara konsentrasi dan transmittance adalah eksponensial, maka akan lebih mudah menyatakan hubungan ini dengan suatu besaran yang di sebut absorbance (A), dengan persamaan:

A=logPp0

=log100%T

=2−log(%T )

Besarnya absorbsi ditentukan oleh panjang gelombang yang digunakan. Daerah panjang gelombang dimana terjadi absorbsi maksimum merupakan parameter penting untuk analisa kuantitatif dengan prinsip spektrofotometri karena pengukuran pada daerah ini akan memberikan hubungan yang linear antara absorbance (A) dan konsentrasi (C).

Page 6: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

6

Menurut Cairns (2009), spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk. Spektrofotometer dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi larutan dengan menggunakan prinsip spektrofotometri. Pengukuran kadar antioksidan dalam darah juga dapat dilakukan dengan menggunakan cara tersebut. Secara ringkas cara kerja dari alat tersebut adalah darah yang sudah dilarutkan dengan pelarut dengan perbandingan tertentu ditempatkan dalam sebuah kuvet (Tempat sampel darah), kemudian berkas sinar monokromatis dengan panjang gelombang 500 s/d 600 nm dilewatkan melalui kuvet tersebut. Setelah dilewatkan kuvet cahaya di tangkap oleh sensor cahaya untuk diukur intensitasnya

Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 penting yaitu :G.4.1 Sumber Cahaya

Sebagai sumber cahaya haruslah dalam range cahaya dimana cahaya terabsorbsi maksimum. Sumber cahaya diusahakan mempunyai pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi . Sumber cahaya yang digunakan harus spesifik karena dalam metode spektrofotometri serat optik panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan harus sama atau setidaknya mendekati panjang gelombang serapan .

Tabel 1. panjang gelombang dari berbagai warna cahaya)

No λ (nm) Warna yang terabsobsi Warna tertransmisi*)

(Komplemen)1 400 – 435 Violet Kuning – Hijau2 435 – 480 Biru Kuning3 480 – 490 Hijau – Biru Jingga4 490 – 500 Biru - Hijau Merah5 500 – 560 Hijau Ungu6 560 – 580 Kuning - Hijau Violet7 580 – 595 Kuning Biru8 595 – 610 Jingga Hijau – Biru9 610 – 750 Merah Biru – Hijau

*) Warna larutan

G.4.2 MonokromatorMonokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya

polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).

G.4.3 CuvetCuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat

contoh atau cuplikan yang akan dianalisis.  Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).

Page 7: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

7

G.4.4 Sensor cahayaPeranan sensor cahaya penerima adalah memberikan respon terhadap

cahaya pada berbagai panjang gelombang. sensor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya di proses dikomputer.

G.5 Operasional Amplifier (Op- Amp)Operasional ampifier (Op-Amp) merupakan rangkaian elektronika yang

didesain agar dapat digunakan dalam berbagai tujuan hanya dengan sedikit menambahkan komponen luar. Op Amp mempunyai 5 terminal dasar , yaitu: dua untuk suplay daya,dua untuk masukan(input), satu untuk keluaran (output).

Op-Amp yang idea adalah mempunyai sifat-sifat berikut: Impedansi input yang tinggi. Impedansi output yang rendah, sehinga tidak ada pengaruh pembebanan. Mempunyai penguat yang sangat tinggi. Mempunyai bandwidth yang lebar.

G.6 ADC (Analog To Digital Converter)ADC digunakan untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal-

sinyal digital yang berupa kode-kode biner, sehingga dapat digunakan sebagai data yang dapat diolah komputer dengan bantuan perangkagkat lunak. Faktor penting yang menentukan spesifikasi ADC adalah resolusi. Resolusi adalah jumlah level teganagan output yang dapat dihasilkan oleh ADC. Sebagai contoh ADC dengan resolusi 8 bit dapat menghasilkan 256 level tegangan output yang berbeda.

Untuk tujuan mengkonversi sinyal-sinyal tegangan yang ada menjadi sinyal-sinyal teganagan yang kita inginkan dapat digunakan deferensial applifier. Deferensial amplifier merupakan merupakan suatu penguat deferensial yang bisa mengukur maupun memperkuat sinyal-sinyal yang ada hingga menjadi jauh lebih besar dan sesuai dengan yang diinginkan. Perubahan level tegangan output ini menunjukkan perubahan tiap bit dari 00000000 sampai 11111111. Sedangkanperbedaan tegangan tiap bit-nya tergantung dari besar tegangan inputnya.

H. METODE PELAKSANAANH.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Page 8: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

8

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Juni 2011. Rencana perancangan spektrofotometer secara keseluruhan akan dilaksanakan di laboratorium fisika Instrumentasi Unair. Pengambilan sampel darah untuk pengujian akan di rencanakan di laboratorium Larissa, yaitu laboratorium yang sudah diakui di daerah surabaya.

H.2 Bahan Dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Darah dan pelarut

darah. Adapun komponen komponen dasar alat yang digunakan adalah sumber cahaya, monokromator, sensor cahaya, Op-Amp, ADC (Analog To Digital Converter), dan komponen elektronik pendukung lainnya.

H.3 Tahap Penelitian

Gambar 1. Diagram alir penelitian

H.4.1 Tahap Persiapan Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah menyiapkan komponen-

komponen pendukung pembuatan alat sumber cahaya, monokromator, Sensor cahaya, Op-Amp, ADC (Analog To Digital Converter) dan komponen elektronik pendukung lainnya. Komponen-komponen tersebut dapat diperoleh dari toko optik dan elektronika di Surabaya.

H.4.2 Perakitan alat

Page 9: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

9

Sumber cahaya yang digunakan harusnya cahaya monokromatis dengan panjang gelombang 500 s/d 600 nm. Panjang gelombang tersebut termasuk dalam cahaya tampak, warna cahaya yang masuk dalam range tersebut adalah cahaya warna hijau dengan panjang gelombang 500 s/d 590 nm. Sehingga digunakan filter warna hijau untuk memperoleh cahaya monokromatis yang meloloskan cahaya dengan panjang gelombang 500-560 nm. Perancangan komponen elektronik secara keseluruhan adalah menggabungkan antara sensor cahaya, Rangkaian Op-amp, ADC(Analog to Digital Converter), dan Komputer. Adapun blok diagram alat secara keseluruhan sebagai berikut :

Gambar 2. Blok diagram alatSupaya kode biner dari ADC dapat dibaca oleh komputer kemudian

diproses dan di tampilkan oleh komputer sesuai dengan yang diharapkan, maka harus ada software yang dapat melakukan itu semua di dalam komputer. Untuk melakuakan itu semua dalam penelitian ini digunakan bahasa pemrograman delphi 7.

H.4.3 Uji Coba Kinerja AlatUji kinerja alat dilakukan dengan menguji pe blok kemudian dilanjutkan

dengan menguji seluruh peralatan. Urutan pengujianya sebagai berikut:1. pengujian blok rangkaian penguat Op-Amp non Inverting dilakukan untuk

mendapatkan penguatan antara tegangan masukan dari sensor (Vin) dan tegangan keluaran dari op- amp (Vout) dengan hubungan Vout = a Vin , a adalah gain atau penguat dai op-amp.

2. Pengujian blok rangkaian penguat logaritmik dilakukan untuk mendapatkan hubungan logaritmik antara masukan (Vi) dan keluaran (Vout) dengan

hubungan V out=aT ln [V in

R4

R3

V cc]

3. Pengujian blok rangkaian penguat instrumentasi dilakukan untuk mendapatkan hubungan logaritmik antara masukan (Vi) dan keluaran (Vo)

dengan hubungan V o=V Re f−cV in 4. Pengujian blok rangkaian pengali dilakukan untuk mendapatkan hubungan

linier antara tegangan keluaran dari penguat logaritmik dengan besar

Page 10: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

10

konsentrasi dengan hubungan V out=

V in−b

a .Langkah langkah dalam uji coba alat adalah sebagai berikut:

1. Mengukur tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian sensor cahaya terhadap kadar antioksidan.

2. Mengukur tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian penguat kadar antioksidan.

H.4.4 Pengambilan DataData yang diperoleh dari percobaan ini berupa nilai kadar antioksidan

dalam sampel darah dalam satuan ppm dan intensitas radiasi transmitan yang diterima sensor cahaya keluarannya berupa tegangan dalam satuan volt.

Tabel 3. Tabel Ompong data pengukuran kadar antioksidanNo. Kadar antioksidan

(ppm)Pembacaan Tegangan Keluaran

1 2 3

H.4.5 Variabel PenelitianPada penelitian ini kadar antioksidan dalam darah merupakan variabel

bebas, sedangkan beda intensitas antara I0 dan I merupakan variabel terikat dan tegangan keluaran sebagai variabel terukur.

H.4.6 Analisis dataData – data yang diperoleh dari pengambilan data dinyatakan dalam grafik

tegangan keluaran terhadap kadar antioksidan. Tegangan keluaran menyatakan besarnya Kadar antioksidan dalam darah. Semakin besar kadar antioksidan semakin besar pula tegangan keluaran. Grafik tersebut dianalisis dengan regresi linear y = ax +b kemudian dihitung koefisien korelasi grafik tersebut.

Setelah mengetahui hubungan kadar antioksidan dengan tegangan keluar alat. maka dari hubungan tersebut dibuatkan program dengan bahasa program delphi 7 untuk mendisplaikan hasil pengukuran di layar komputer.

I. JADWAL KEGIATANPenelitian ini akan dilakukan sesuai jadwal berikut :

Page 11: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

11

Tabel 3.4. Tabel jadwal pelaksanaan penelitianKegiatan Bulan ke

I II III IV V

Persiapan alat

Perakitan alat

Studi pustaka

Pengambilan data

Penulisan laporan

J. RANCANGAN BIAYANO Jenis Pengeluaran Rincian Anggaran (Rp)1 Biaya penggunaan laboratorium 1.300.0002 Biaya penyediaan sampel 800.0003 Biaya pembuatan alat 3.250.0004 Biaya transportasi 500.0005 Biaya penyusunan laporan 250.000

Jumlah 6.100.000

K. DAFTAR PUSTAKAHerman Widodo Soemitro. 1992. Penguat operasional dan rangkain terpadu

linear. Erlangga. jakarta

Page 12: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

12

Hidajat Burhan. 2005. Penggunaan Antioksidan Pada anak (The use of Antioksidant in Children). Naskah lengkap Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak IV

http://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya : Akses 04 oktober 2010http://id.wikipedia.org/wiki/Darah : Akses 04 oktober 2010Muhammad Mulya dan Achmad Syahrani.1990 Aplikasi analisis Spektrofotometri

UV-VIS. Mechpiso Grafika. SurabayaM. Mulja dan A Syahrani. Aplikasi Analisis Spektrofotometri UV-VIS. Edisi

Tahun 1990.Sapuan Imam, Msi. 2010. Materi kuliah interface, Jurusan Fisika. Universitas

airlangga SurabayaSheingold, Danial H. 1986 Analog-Digital Conversional Handbook. Prentice HallWahyunik.2008. Pengukuran kosentrasi Ion Timbal (Pb) dalam Air menggunakan

Dua serat Optik dengan berdiameter teras berbeda sebagai sensor. Skripsi Jurusan fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Surabaya

L. LAMPIRANBIODATA PENELITI 1. Ketua Pelaksana Kegiatan

Page 13: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

13

a. Nama lengkap : Ahmad Zaini Arif b. NIM : 080710243c. Fakultas/Jurusan : FSAINSTEK/Fisika d. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga e. Waktu untuk Kegiatan : ± 9 Jam/Minggu

Ahmad Zaini ArifNIM 080710243

2. Anggota pelaksana a. Nama lengkap : Abdul Halim b. NIM : 080710242c. Fakultas/Jurusan : FSAINSTEK/Fisika d. Perguruan Tinggi : Universitas Airlanggae. Waktu untuk Kegiatan : ± 9 Jam/Minggu

Abdul HalimNIM 080710242

3. Anggota pelaksanaa. Nama lengkap : Yopi Cahyob. NIM : 080710276c. Fakultas/Jurusan : FSAINSTEK/Fisika d. Perguruan Tinggi : Universitas Airlanggae. Waktu untuk Kegiatan : ± 9 Jam/Minggu

Yopi CahyaNIM 080710276

4. Anggota pelaksanaf. Nama lengkap : Athoillahg. NIM : 080810658h. Fakultas/Jurusan : FSAINSTEK/Matematika i. Perguruan Tinggi : Universitas Airlanggaj. Waktu untuk Kegiatan : ± 9 Jam/Minggu

Page 14: Identifikasi Kadar Antioksidan Dalam Darah dengan Menggunaka

14

AthoillahNIM 080810658

BIODATA DOSEN PEMBIMBING 1. Nama Lengkap dan Gelar : Delima Ayu Saraswati, ST 2. Golongan Pangkat dan NIP : 139080807

3. Jabatan Pokok : Dosen 4. Fakultas/Program Studi : FSAINSTEK/Fisika 5. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga 6. Bidang Keahlian : Fisika Teknobiomedik7. Waktu untuk kegiatan PKM : 9 jam/minggu

Delima Ayu Saraswati, STNIP. 139080807