13

ii - repository.unpak.ac.id · kacang merah. Pengolahan pangan tersebut umumnya bertujuan untuk ... pengujian organoleptik secara periodik. Produk disimpan dalam wadah atau chamber

  • Upload
    letu

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

ii

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum Wr Wb

Pangan lokal merupakan isu terkini yang sontak menarik perhatian di lingkungannasional di Indonesia. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alammampu menyediakan berbagai sumber pangan yang berkualitas untuk dikonsumsimasyarakat. Namun, dengan pola konsumsi masyarakat saat ini, dirasakeberagaman sumber pangan berbasis lokal masih kurang dikembangkan.Masyarakat masih banyak yang mengkonsumsi bahan pangan impor, padahalsangat banyak sumber pangan asli Indonesia yang belum termanfaatkan denganbaik. Pangan lokal sangat layak untuk dikembangkan. Selain untuk memperkuatkedaulatan dan ketahanan pangan di Indonesia, ternyata pangan lokal jugaberpotensi menjadi sasaran bisnis. Bagaimana tidak, pangan merupakankebutuhan pokok manusia, sedangkan Indonesia sendiri menyediakan berbagaisumber pangan lokal yang berkualitas untuk diolah dan dipasarkan. Besar harapanbahwa akan muncul banyak aktivitas industri pangan yang menggunakan panganlokal sebagai bahan baku produksi. Tentu saja, industri pangan tersebut haruslahyang memperhatikan kearifan lokal dan lingkungan di sekitar.

Dengan latar belakang tersebut, program studi teknologi pangan dibantu olehprogram studi lain di lingkungan fakultas teknik Universitas PGRI semarangmenyelenggarakan seminar nasional dengan tema “pangan lokal, bisnis, dan eko-industri”. Meskipun baru berumur satu tahun, kami berusaha agar dapatberkontribusi untuk bangsa. Kami menyelenggarakan seminar ini agarmenghasilkan suatu luaran berupa pengetahuan, sehingga nanti akan munculkepedulian dan kontribusi yang nyata terkait pengembangan pangan lokal diIndonesia. Pada seminar kali ini dihadirkan para pemateri yang mumpuni dibidang pengembangan pangan lokal, yaitu Bapak Ir. Nuswantoro, MM dari DinasTanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jateng serta Ibu Prof. Dr. Ir. EniHarmayani, M.Sc. selaku guru besar di Fakultas Teknologi Pertanian UGM,Yogyakarta.

Kami ucapkan terimakasih atas kerjasama seluruh panitia dan peserta, serta kamimohon maaf sebesar-besarnya bilamana terdapat ketidaksempurnaan dalamterselenggaranya seminar nasional ini.

Wassalamu’alaykum Wr Wb.

iv

DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................................i

Halaman Sampul.............................................................................................................. ii

Kata Pengantar................................................................................................................. iii

Daftar Isi.......................................................................................................................... iv

Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Sebagai Sumber EnergiDan Mengurangi Pencemaran Air Industrial Waste Water TreatmentTechnology Of Tofu As Source Of Energy And To Reduce Air PollutionNovarina Irnaning Handayani1 dan Ikha Rasti Julia Sari; Balai Besar TeknologiPencegahan Pencemaran Industri.....................................................................................1

Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Karet Desa Pematang BeranganKecamatan RambahAmar Dona, Defidelwina, Rina Ferbrinova.....................................................................10

Nilai Tambah Ekonomi Pada Integrasi Padi-Ternak Economic Added Value InThe Integration of Livestock-RiceWahyu Purbalisa, Dolty Mellyga W.P., Prihasto Setyanto............................................. 15

Profil Higiene-Sanitasi Para Pedagang Kaki Lima Di Beberapa LokasiNunuk Siti Rahayu........................................................................................................... 20

Nilai Tambah Produk Olahan Berbasis JagungEny Hari Widowati.......................................................................................................... 29

Pemisahan Tanin Dan Hcn Pada Pengolahan Tepung Buah Mangrove UntukSubstitusi Bahan Baku Industri PanganMuryati dan Subandriyo...................................................................................................35

Potensi Airlimbah Industri Kelapa Sawit (CPO) Sebagai Sumber BioenergiTerbarukanNani Harihastuti............................................................................................................... 43

Bahan Berbahaya Sebagai Pemucat Pada Produk Pangan (Studi Kasus ProdukKacang Garing)Nanik Indah Setianingsih dan Subandriyo.......................................................................49

Kajian Peran Industri Dalam Fortifikasi Mikronutrien Wajib Pada Garam,Terigu Dan Minyak Goreng Sawit Untuk Menanggulangi Masalah GiziNilawati............................................................................................................................56

v

Remaja Sebagai Target Utama Westernisasi PanganVilda Ana Veria Setyawati, Eti Rimawati....................................................................... 63

Pengujian Aktifitas Antioksidan Dan Tangkapan Radikal Bebas (Rsa)Komponen Bioaktif Buah Duwet (Syizigium cuminii)Yunca Muhimatul Hasanah, Puspita Sari........................................................................ 70

Pengelolaan Internal Dan Optimasi Proses Produksi Di Ikm Garam BeryodiumMenuju Perolehan Sertifikat Sni ProdukMarihati, Nilawati............................................................................................................ 76

Pembibitan Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk) Dengan Berbagai MediaTanamHeru Sudrajad, Suharto, Fauzi......................................................................................... 84

Stabilitas Kandungan Gizi dan Pendugaan Umur Simpan Flakes BerbahanBaku Tepung Singkong (Manihot esculenta Crantz) Fortifikasi Tepung KacangMerah (Phaseolus vulgaris L.)Eka Herlina, Farida Nuraeni............................................................................................ 89

Diversifikasi Camilan Melalui Teknologi Sederhana Sebagai UpayaPemberdayaan Perempuan SejahteraDuwi Nuvitalia, Ngurah Ayu NM....................................................................................95

Aplikasi Berbagai Dekomposer pada Vinasse Terhadap Kualitas PupukOrganik Cair, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Hijau (Lactuca sativaL.)Arlinka Mutiara Dewi dan Bistok H. Simanjuntak.......................................................... 100

Evaluasi Tingkat Penanganan Pasca Panen Kopi Robusta Sesuai GMP (GoodManufacturer Practices) (Studi Kasus Di Desa Wonokerso, Pringsurat,Kabupaten Temanggung)Alfina Handayani............................................................................................................. 109

Optimalisasi Feed Additive Herbal Dengan Intermittent Lighting UntukMenurunkan Asam Urat Dan Kolesterol Pada Ayam BroilerMei Sulistyoningsih, Reni Rakhmawati...........................................................................117

Seminar Nasional Pangan Lokal, Bisnis dan Eko-IndustriSemarang, 1 Agustus 2015

89

Stabilitas Kandungan Gizi dan Pendugaan Umur Simpan FlakesBerbahan Baku Tepung Singkong (Manihot esculenta Crantz) Fortifikasi

Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.).

Eka Herlina, Farida NuraeniUniversitas Pakuan, Bogor, Indonesia

[email protected] ; [email protected]

Abstract : Flakes is one practical food products that have been developed in various circles.Flakes are generally made from cereals or corn. However, to meet the nutritionalneeds flakes flakes then developed products that are not only rich in carbohydrates,but also rich in protein that flakes made from cassava flour (Manihot esculentaCrantz) flour fortified with red bean (Phaseolus vulgaris L.). Estimation of shelf lifeis one of the things that are important in the production of food. This study aims todetermine the shelf life of the product flakes made from cassava flour fortified withred bean flour and determine whether there is a reduction in the levels of thenutrients in the product during storage. This study uses the proximate analysis todetermine the nutrient content changes flakes during storage, where the levels of ashand moisture content using the gravimetric technique, test methods Kjehdahl proteinlevels, test methods sokhletasi fat content, carbohydrate content test method bydifference. As well as methods Labuza with the method for determining the criticalwater content estimation flakes shelf life, starting with the initial determination ofwater content, and then proceed with the determination of the critical water contentthat is based on the humidity, the manufacture of sorption isotherm curve, andcontinued with the calculation of the shelf life of flakes.

Keywords: Stability, Shelf Life, Flakes, Nutrition.

1. PENDAHULUANFlakes merupakan makanan

yang biasa disantap saat sarapan pagidengan dicampurkan susu. Flakes yangumumnya berbahan dasar sereal ataujagung kini memiliki alternatif lain yaituflakes berbahan dasar tepung singkong.Untuk menambah kandungan proteindan serat pada flakes, dilakukanfortifikasi dengan penambahan tepungkacang merah. Pengolahan pangantersebut umumnya bertujuan untukmemperpanjan umur simpan,meningkatkan nilai ekonomis sertameningkatkan atau mempertahankanmutu (Andarwulan dan Hariyadi, 2004).

Sebelum produk pangan sampai dikonsumen, maka akan melalui prosespenyimpanan terlebih dahulu yang dapatmenyebabkan penurunan kualitas. Oleh

karena itu diperlukan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap produkpangan tersebut untuk memperpanjangumur simpan, salah satu faktornya yaitupengemasan (Farid dkk., 2009). Bahanpangan mempunyai sifat yan berbeda-beda dalam kepekaannya terhadappenyerapan atau pengeluaran gas (udaradan uap air). Bahan kering harusdilindungi dari penyerapan air danoksigan dengan cara menggunakanbahan pengemas yang mempunyai dayatembus rendah terhadap gas tersebut(Purnomo, 1995)

Metode pendugaan umursimpan dapat dilakukan dengan metodeAccelerated Self Life Testing (ASLT)yaitu dengan cara menyimpan produkpangan pada lingkungan yangmenyebabkannya cepat rusak, baik pada

Seminar Nasional Pangan Lokal, Bisnis dan Eko-IndustriSemarang, 1 Agustus 2015

90

kondisi suhu atau kelembaban ruangpenyimpanan yang lebih tinggi. Metodeakselerasi dapat dilakukan dengan waktuyang lebih singkat dengan akurasi yangbaik. Metode ASLT yang seringdigunakan adalah model Arhennius danmodel kadar air kritis (Gordon, 2010).

2. METODE PENELITIAN

2.1. Peralatan dan Bahan

Cawan petri dikosongkan dandioven, lalu didinginkan dan ditimbangbobot kosongnya. Sejumlah flakesditimbang (3-5 gram) dimasukkan kedalam cawan petri. Kemudiandimasukkan ke dalam oven bersuhu 105°C. Sampel ditimbang secara berkalahingga diperoleh bobot yang tetap(AOAC, 1995)

( − )

Alat yang digunakan yaitu=

keterangan :× 100%

tanur, oven, labu lemak, labu Kjehdahl,cawan porselin, cawan petri, buret danklem, mortar dan alu, desikator, gelaskimia ( 50 mL, 200 mL, 250 mL, 500mL), neraca analitik dan alat gelaslainnya yang diperlukan dalampenelitian.

Flakes, selenium, H2SO4 pekat,akuades, NaOH, H3BO3, indikator (ciranmethyl red dan brom creosol green),HCl 0.1 N, pelarut heksana, NaCl (RH76), K2Cr2O7 (RH 98), KI (RH 69), KCl(RH 84), NaOH (RH 7).

2.2. Cara Kerja

2.2.1. Uji Kandungan Gizi SelamaMasa Penyimpanan.

Kandungan gizi di analisis secaraberkala dalam suhu ruang untuk waktuminggu ke-0, minggu ke-2, minggu ke-4, minggu ke-6, minggu ke-8, danminggu ke-10

2.2.1.1. Uji Kadar Abu

Menggunakan metode gravimetridengan sampel diabukan didalam tanurlistrik selama 4-6 jam dengan suhu400°C – 600 °C. Didinginkan dalamdesikator lalu ditimbang hingga bobotkonstan (AOAC, 1995)

a = berat cawan dan sampel awalb = berat cawan dan sampel akhirc = berat sampel awal

2.2.1.3. Uji Kadar Protein

a) Tahap destruksi : flakes ditimbangsebanyak 0.5 – 1 gram laludimasukkan ke dalam labuKjehdahl. 0.25 gram seleniumdan25 ml H2SO4 ditambahkan kedalam labu. Labu tersebutkemudian dimasukkan ke dalamalat pemanas. Proses destruksisilakukan hingga larutan berwarnahijau bening.

b) Tahap destilasi : Sampel yang telahdidestruksi dituangkan ke dalamlabu destilasi lalu ditambahkanakuades 50 ml. Air bilasan jugadimasukkan ke dalam alat destilasidan ditambahkan NaOH 40 %sebanyak 20 mL. Cairan dalamujung tabung kondensor ditampungdalam Erlenmeyer yang berisilarutan H3BO3 dan 2 tetesindikator (methyl red dan bromcreosol green). Dilakukan hinggadiperoleh destilat berwarna hijaukebiruan.

c) Tahap titrasi : Titrasi dilakukandengan menggunakan HCl 0.1 Nsampai warna larutan berubah

=

2.2.1.2. Uji Kadar Air

100% menjadi merah muda. Volumetitran dibaca dan dicatat (AOAC,1995)

Seminar Nasional Pangan Lokal, Bisnis dan Eko-IndustriSemarang, 1 Agustus 2015

91

% =− ×0.1 ×14.007 100%

Kadar protein = % Nitrogen x 6.25

2.2.1.4. Uji Kadar Lemak

Labu lemak yang digunakan dikeringkandan dioven dengan suhu 105 °C, laludidinginkan dalam desikator. Setelahdingin, ditimbang bobot kosong. Flakesditimbang sebanyak 3 gram, dibungkusdengan kertas saring dan dimasukkan kedalam alat ekstraksi (sokhlet) yang telahberisi pelarut heksana. Proses sokletasidilakukan hingga larutan jernih danpelarut yang ada di dalam labu lemakterdestilasi. Selanjutnya labu lemakberisi hasil ektraksi dipanaskan dalamoven bersuhu 105 °C hingga beratnyakonstan, didinginkan dalam desikatordan ditimbang (AOAC,1995).

=

× 100 %

2.2.1.5. Penentuan KadarKarbohidrat (AOAC,1995)

Dengan menggunakan metode bydifference, kadar karbohidrat daoatditentukan denga rumus;% ℎ= 100 − ( + + + )

keterangan :P = Kadar proteinKA = Kadar airA = Kadar abuL = Kadar lemak

2.2.2. Pendugaan Umur SimpanPangan Metode ASLT denganMetodeAir Kritis

2.2.2.1. Penentuan Kadar AirAwal(Mo)

Kadar air awal dianalisis denganmetode oven (AOAC, 1995). Kadar air

awal dinyatakan dalam bobot kering(%bk). Hasil analisis kadar air awalakan digunakan sebagai faktor koreksidalam penentuan berat padatan (Ws)sampel yang diperlukan dalamperhitungan umur simpan denganpersamaan Labuza.

2.2.2.2. Penentuan Kadar Air Kritis

Penentuan kadar air kritis dilakukandengan menyimpan produk di dalamwadah yang memiliki kelembaban tinggi(Labuza et al., 1985) dan melakukanpengujian organoleptik secara periodik.Produk disimpan dalam wadah atauchamber dengan larutan garam jenuhyaitu NaCl yang memiliki nilai RH 76.

Pengamatan sampel dilakukansecara periodik setiap 24 jam. Setelahditetapkan batas penolakan produk,maka dilakukan analisis kadar air kritis.Analisis kadar air kritis ini dilakukandengan menggunakan metode oven(AOAC, 1995) dan dinyatakan dalambobot kering (% bk).

2.2.2.3. Penentuan Kurva SorpsiIsotermis

Dilakukan preparasi sampel larutangaram jenuh. Lalu ditimbang sejumlahgaram dan dimasukkan ke dalam wadahatau chamber. Garam tersebut kemudiandiaduk dan ditambahkan sejumlah airuntuk menjaga kejenuhan larutansehingga kelembaban relatif yangdihasilkan tetap dan tidak menggangguproses sorpsi. Chambers kemudianditutup dan dibiarkan selama 24 jamdalam suhu yang tetap.

Flakes diambil 5 gram kemudiandimasukkan ke dalam tempat atau gelasukuran kecil. Kemudian dimasukkan kedalam chambers yang telah berisibeberapa larutan garam jenuh. Sampelditimbang secara periodik hinggadiperoleh bobot yang tetap. Lalu hitungkadar airnya.

Seminar Nasional Pangan Lokal, Bisnis dan Eko-IndustriSemarang, 1 Agustus 2015

92

Tabel 1. Jumlah Garam dan Air untuk PreparasiLarutan Garam Jenuh

Tabel 2. Data Kandungan Gizi selama 10 minggupenyimpanan

Jenis RH Kuantitas Minggu (kadar dalam %)UjiGaram (%) Garam Air

(g) (mL)

K2Cr2O7 98 100 100protei 9.94 9.93 9.87 9.84 9.8 9.75n

Sumber : Agus (2004) karbo 78.9 77 75.1 74.7 74.54 74.3

II.2.2.4.Perhitungan Umur Simpan

Perhitungan umur simpanditentukan persamaan Labuza yangdimodifikasi sebagai berikut (Labuza,1982);

ln ( − )

hidrat 4

Aktivitas air ternyata berpengaruhterhadap stabilitas dan keawetan pangan.Kenaikan kadar air diakibatkan olehkeadaan lingkungan yang berbeda,misalnya penyimpanan dan juga suhu

=

Keterangan :

( − )( / )

(Kusnandar, 2010). Kadar air selamamasa penyimpanan ditunjukkan semakinnaik setiap minggunya. Aktivitas air inimenyebabkan penurunan pada unsur

θ = waktu untuk mencapai kadar airkritis atau umur simpan (hari)Mo = Kadar air produk diawalpenyimpanan (%bk)Mc = kadar air kritis pada suhu tertentu(%bk)Me = Kadar air kesetimbangan (%bk)k/x = permeabilitas kemasan(g/m2.hari.mmhHg)A = Luas kemasan yang dihitungberdasarkan dimensi kemasan yangdigunakan (m2)Ws = berat padatan produk awal (g)Po = Tekanan uap jenuh (mmHg)b = slope kurva isotermis

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Stabilitas KandunganGizi

Pada uji stabilitas kandungan giziyaitu uji lemak, karbohidrat, kadar air,kadar abu, dan uji protein didapatkanhasil serta kurva stabilitasnya selama 10minggu.

yang lainnya. Kadar protein, kadarlemak, dan kadar karbohidrat minggukeminggunya semakin menurun seiringdengan kenaikan jumlah kadar air.

3.2.Pendugaan Umur SimpanFlakes

Umur simpan ditentukan denganmenggunakan metode akselerasi denganpendekatan kadar air kritis. Umursimpan dihitung melalui persamaanLabuza (1982) adalah umur simpan padapenyimpanan RH 76%. Berdasarkanpersamaan ini didapatkan beberapafaktor dan parameter yaitu kadar airawal (Mo), kadar air kritis (Mc), kadarair kesetimbangan (Me), konstantapermeabilitas uap air kemasan (k/x),rasio luas kemasan dengan berat keringproduk (A/Ws), tekanan uap air jenuhpada kondisi penyimpanan (Po), dankemiringan kurva sorpsi isotermis (b).

Kadar air awal yang diperoleh yaitu0.0330 g H2O/g padatan. Kadar air kritisyang diperoleh yaitu 0.1040 g H2O./gpadatan. Kadar air kesetimbangan yaitu0.2163 g H2O/g padatan. Ini didapatkandengan kurva sorpsi isotermis.

NaOH 7 150 85KI 69 200 50KCl 84 200 80

0 2 4 6 8 10air 3.31 5.3 7.2 7.6 7.7 7.94abu 3.23 3.15 3.12 3.12 3.1 3.1lemak 4.85 4.8 4.75 4.73 4.71 4.7

Seminar Nasional Pangan Lokal, Bisnis dan Eko-IndustriSemarang, 1 Agustus 2015

93

Tabel 3. Kadar Air Kesetimbangan Flakes danWaktu Tercapainya Pada Beberapa RHPenyimpanan

Tabel 4. Nilai Parameter Perhitungan UmurSimpan Flakes

RH Aw

100)

KAKesetim

(g H2O/g

Waktu

Parameter Nilai

RH 76

H2O/g padatan)

K2Cr2 98 0.98 0.2704 4 Slope Kurva sorpsi 0.136O7

Kurva sorpsi membentuk sigmoidmenyerupai huruf S walau tidaksempurna.

0.25

0.2

0.15

0.1

isotermis (b)KA Kesetimbangan(Me) (g H2O/g padatan)PermeabilitasKemasan (k/x)(g/m2.hari.mmHg)Luas Kemasan (A)(m2)Berat Padatan perkemasan (Ws) (g)Tekanan uap jenuhsuhu 30 °C (Po)

0.21636

0.0136

0.02535

50

31.8240.05

00 0.5 1

Aktivitas Air

Berdasarkan pada grafik diatas,nilai slope pada kurva sorpsi isotermisproduk flakes yaitu 0.136.

Dari uji coba pendugaan umursimpan flakes berdasarkan metodeASLT menurut Labuza denganpendekatan kadar air kritis, diperoleh

(mmHg)

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian (2015) danLabuza (1982)

Nilai yang diperoleh kemudiandimasukkan ke dalam rumus persamaanLabuza (1982),

ln −

θ = −

0.21636 −0.0330lnθ = 0.21636 −0,1040

0.02535 31.824beberapa faktor dan parameter 0.0136 50 0.136pendukung; ln 0.18336

θ = 0.11236

0.0136 0.0005(234 )

θ= ln 1.63120.0015912

θ = 307.5 hari

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitianlanjutan produk flakes berbahan bakutepung singkong fortifikasi tepungkacang merah dapat disimpulkan bahwa:

Garam (%) (RH/ bangan (hari) Aw 0.76

NaOH 7 0.07padatan0.1325 18

KA awal (Mi) (g 0.0330

KI 69 0.69 0.1830 25 KA Kritis (Mc) (g 0.1040KCl 84 0.84 0.2220 14 H2O/g padatan)

y=0.136x +0.113R²= 0.876

KadarAir(H

2O/g

padatan)

Seminar Nasional Pangan Lokal, Bisnis dan Eko-IndustriSemarang, 1 Agustus 2015

94

1. Kandungan gizi flakes selama masapenyimpanan mengalami perubahan.Perubahan ini diakibatkan olehpeningkatan kadar air selama masapenyimpanan. Kadar air yang tinggimenyebabkan perubahan kandunganyang semakin menurun dan dayatahan yang berkurang.

2. Berdasarkan metode Labuza (1982)dengan pendekatan kadar air kritisuntuk menduga umur simpan suatuproduk, dihasilkan nilai umursimpan produk flakes hingga 307hari.

5. DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan, N dan Hariyadi, P.2004.Perubahan Mutu (Fisik, Kimia,Mikrobiologi) Produk PanganSelama Pengolahan danpenyimpanan Produk Pangan.Pelatihan Pendugaan WaktuKadaluwarsa (Self Life). Bogor, 1-2Desember 2004

AOAC. 1995. Official Methode of Analysisof The Association of AnalyticalChemists. Washingtong D.C.

Farid, Rakhmat A, Hadi Suprapto, EkaKhaeruni Asih. 2009. Sifat FisikoKimia Pada Pengemasan danPenyimpanan Cassava FlakesFortifikasi.Jurnal TeknologiPertanian 4(2):48-55, Maret 2009

Gordon, L. Robertson. 2010. FoodPackaging and Shelf Life. Australia:CRC Press

Kusnandar, F., D.R. Adawiyah, dan M.Fitria. 2010. Pendugaan UmurSimpan Produk Biskuit denganMetode Akselerasi berdasarkanPendekatan Kadar Air Kritis. JurnalTeknologi dan Industri Pangan, XXI(2): 117-122

Labuza, T.P. 1982. Shelf Life Dating ofFoods. Westport, Connecticut: Foodand Nutrition Press, Inc.

Labuza, T.P. Schimdl, M.K. 1985.Accelerated Shelf Life Testing ofFoods. Food Technology, 39(9): 57-62, 64,134.

Purnomo, Hari. 1995. Aktivitas Air danPeranannya dalam PengawetanPangan. Jakarta: PenerbitUniversitas Indonesia

Supriadi, Agus. 2004. Optimasi TeknologiPengolahan Kajian SorpsiIsothernmik Beras Jagung Instan.Tesis. Sekolah Pascasarjana IPB.Bogor.

Seminar Nasional Pangan Lokal, Bisnis dan Eko-IndustriSemarang, 1 Agustus 2015

95