14

Click here to load reader

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

  • Upload
    ngomien

  • View
    219

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jambu Mete

Menurut Baker (2009), jambu mete (Anacardium occidentale L) termasuk

tumbuhan yang berkeping biji dua atau juga disebut tumbuhan berbiji belah.

Nama yang tepat untuk mengklasifikasikan tumbuhan ini adalah tumbuhan yang

berdaun lembaga dua atau disebut juga dikotil. Jambu mete mempunyai batang

pohon yang tidak rata dan berwarna coklat tua. Daunnya bertangkai pendek dan

berbentuk lonjong (bulat telur) dengan tepian berlekuk-lekuk, dan guratan rangka

daunnya terlihat jelas. Bunganya berwarna putih. Bagian buahnya yang

membesar, berdaging lunak, berair, dan berwarna kuning kemerah-merahan biasa

disebut buah semu. Bagian itu bukan buah sebenarnya, tetapi merupakan tangkai

buah yang membesar. Buah jambu mete yang sebenarnya biasa disebut mete

(mente), yaitu buah batu yang berbentuk ginjal dengan bijinya yang berkeping dua

dan terbungkus oleh kulit keras yang mengandung getah. Gambar buah mete

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Gambar Buah Mete

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

6

Menurut Hidayat dan Estiti (1995), dalam tatanama atau sistematika

(taksonomi) tanaman, jambu mete diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Anacardium

Spesies : Annacardium occodentale L

Secara taksonomi, jambu mete ini sama sekali bukan anggota jambu-

jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah

lebih dekat kekerabatannya dengan mangga (suku Anacardiaceae).

2.2 Proses Pengolahan Mete

Menurut Haryadi et al, (1994), pengolahan gelondong menjadi mete siap

konsumsi dimulai dengan pemilihan gelondong, penjemuran, pengupasan

(pengacipan), penyangraian, pelepasan kulit ari (testa), sortasi dan grading, dan

diakhiri dengan pengemasan.

1. Pemilihan mete gelondongan

Pemilihan mete gelondongan untuk memisahkan mete yang bermutu dapat

dilakukan sebelum atau sesudah penjemuran. Mete gelondongan yang

berkecambah, rusak, tidak sempurna bentuknya, dan kerusakan lainnya

dipisahkan dengan mete yang sehat.

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

7

2. Penjemuran mete gelondongan

Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk

menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengolahan pada

saat pengacipan mete gelondongan. Mete gelondongan dengan kadar air yang

tinggi menyebabkan hasil olahan banyak yang tidak utuh dan mete olahan

tercemari minyak kulit mete yang mengganggu tenggorokan saat mengkonsumsi

mete nantinya. Pada proses penjemuran pelaku industri hanya menggunakan

tenaga sinar matahari. Mete gelondongan dijemur dipanas terik selama kira-kira

dua hari dan diperkirakan kadar air 8-6%. Mete gelondongan tidak bisa

dikeringkan melebihi batas yang ditentukan antara 8-6% karena mete

gelondongan yang terlalu kering akan menyebabkan mete akan mudah patah pada

saat pengacipan sehingga banyak hasil olahan yang tidak utuh.

3. Pengupasan (pengacipan)

Masalah utama dalam pengolahan mete adalah pengupasan kulit gelondong.

Bentuk gelondong umumnya memiliki bentuk tidak teratur serta kulitnya licin.

Selama pengolahan mete tidak boleh terkontaminasi minyak kulit mete yang akan

mengakibatkan biji mete kecoklatan dan menurunkan kualitas mete yang

dihasilkan. Selama ini pengupasan gelondong masih dilakukan secara manual

dengan menggunakan kacip sederhana. Kacip merupakan alat pengupas

gelondong mete yang dirancang untuk mengatasi berbagai masalah dalam

pengupasan gelondong. Kacip mudah dioperasikan dilengkapi dengan dua buah

pisau berpasangan sehingga mampu mengatasi masalah keragaman bentuk dan

ukuran gelondong. Kapasitas olah alat tersebut sekitar 32 kg gelondong/hari (8

jam kerja) dengan tingkat keutuhan biji yang diperoleh 85-90%. Kapasitas olah

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

8

masih dapat ditingkatkan seiring dengan meningkatnya keterampilan dalam

mengoperasikan alat tersebut.

4. Penyangraian

Pengeringan dilakukan setelah mete dikupas, tujuannya mengurangi kadar

air hingga 3% dan untuk mempermudah pengupasan kulit ari biji mete (testa).

Pengeringan bisa dengan matahari atau dengan cara mekanis. Pengeringan dengan

sinar matahari dilakukan hingga kulit arinya dapat dikelupas dengan tangan.

Keuntungan dari pengeringan dengan matahari adalah biji mete tidak gosong dan

kualitas yang baik. Kelemahannya, biji mete dengan kadar air lebih dari 3%

menjadi sangat rapuh (hancur), sedangkan dengan cara mekanis dapat dilakukan

pada suhu optimum 70°C selama 4 - 8 jam. Hasilnya, kualitas baik dengan kadar

air ± 3 %.

5. Pelepasan kulit ari (testa)

Pengupasan kulit ari dilakukan segera setelah dikeringkan. Pengupasan

dapat secara manual dan cara lain yang dapat dilakukan petani, yaitu proses

gabungan antara penggorengan bersama-sama dengan pengupasan.

6. Sortasi dan grading

Dasar sortasi dan grading adalah keadaan, ukuran dan warna. Berdasarkan

keadaan biji mete dapat dibedakan 6 golongan, yaitu : (1). biji mete utuh (whole

kernels) yaitu biji mete utuh seluruhnya, tanpa cacat, (2). biji mete sedikit utuh

(butts kernels) yaitu biji mete yang sebagian kecil sudah pecah, (3). biji mete

belahan (split kernels) yaitu biji mete setengah utuh atau merupakan belahan biji

mete yang utuh, (4). Biji mete remukan besar (large pieces kernels) yaitu biji

mete yang pecah lebih dari dua bagian dengan ukuran di atas 0,6 cm, (5). Biji

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

9

mete remukan kecil (small pieces kernels), yaitu biji mete yang pecah/remuk

dengan ukuran 0,4 - 0,5 cm, dan (6). Biji mete remukan halus (baby bits kernels)

yaitu biji mete yang pecah/remuk halus (Haryadi et al., 1994)

Biji mete yang didapat berdasarkan warna, yaitu : (1). Biji mete putih (white

kernels) yaitu biji mete berwarna putih bersih, tidak terdapat bercak berwarna

coklat atau hitam, (2). Biji mete agak putih (fancy kernels) yaitu biji mete

berwarna agak putih atau agak gosong, (3). Biji mete setengah gosong (desserts

kernels) yaitu biji mete setengah gosong atau bercak-bercak hitam, dan (4). Biji

mete gosong (scorched kernels) yaitu biji mete yang gosong berwarna coklat

muda sampai coklat akibat pemanasan yang berlebihan (Haryadi et al., 1994).

7. Pengemasan

Pengemasan perlu segera dilakukan karena biji mete mudah sekali rusak.

Kemasan dapat berupa peti, kaleng, dan plastik kemas dalam keadaan tanpa udara.

Pengemasan tidak dapat meningkatkan atau memperbaiki mutu, tetapi hanya

mempertahankan atau melindungi mutu produk yang dikemas. Oleh karena itu,

hanya produk yang baik yang perlu dikemas. Produk yang rusak atau busuk yang

ada dalam kemasan akan menjadi kontaminasi dan infeksi bagi produk yang

masih sehat, akibatnya produk tidak laku di pasaran.

2.3 Rencana Bisnis

Menurut Umar (2005), perencanaan bisnis (business plan) merupakan alat

yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan

perusahaan. Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan yang akan

dilaksanakan maupun yang sedang berjalan tetap berada di jalur yang benar sesuai

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

10

dengan yang direncanakan. Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk

mempertajam rencana-rencana yang diharapkan, karena di dalam perencanaan

bisnis kita dapat mengetahui posisi perusahaan kita saat ini, arah tujuan

perusahaan dan cara mencapai sasaran yang ingin kita capai. Perencanaan bisnis

yang baik harus memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

memaksimalkan peluang keberhasilan.

Menurut Rangkuti (2003), Perencanaan bisnis harus dapat menangkap

faktor-faktor apa saja yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sehingga

penggunaannya dapat dioptimalkan. Perencanaan bisnis dapat membuat kerangka

pengendalian faktor-faktor keberhasilan, sehingga kinerja aktual perusahaan dapat

dievaluasi secara terus menerus untuk menuju kearah yang lebih baik.

2.4 Manfaat Rencana Bisnis

Menurut Umar (2005), rencana bisnis sangat bermanfaat baik bagi internal

maupun eksternal perusahaan. Dalam internal perusahaan, rencana bisnis dapat

menetapkan dan memusatkan tujuan yang direncanakan oleh pebisnis dengan

memanfaatkan keterangan dan analisis yang sesuai. Pebisnis juga dapat

menggarap informasi yang berharga dari orang-orang yang telah berkecimpung

dalam bisnis tersebut yang telah meraih kesuksesan. Rencana bisnis juga dapat

mencegah perusahaan untuk melakukan kelalaian dan menyelesaikan

permasalahan di masa yang akan datang dengan pengetahuan dan pengalaman

yang didapat dalam merancang rencana bisnis tersebut. Hal ini tentu akan sangat

bermanfaat bagi pebisnis dalam memulai usahanya, karena melalui informasi

tersebut pebisnis pemula dapat mengetahui rencana strategi apa saja yang telah

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

11

membawa kesuksesan pebisnis yang sukses dan mengetahui apa saja yang perlu

dihindari dalam menjalankan bisnis tersebut. Rencana bisnis membantu

pengusaha untuk benar-benar memiliki sebuah strategi bisnis yang handal secara

resmi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain, baik di dalam maupun

diluar organisasi.

Rencana bisnis juga bermanfaat jika digunakan kepada pihak eksternal

perusahaan, seperti investor dan pihak bank. Rencana bisnis yang besar biasanya

membutuhkan modal usaha yang besar juga. Dalam hal ini, pebisnis dapat

melakukan pendanaannya melalui investor dengan mengeluarkan saham atau

mendapatkan pinjaman dari pihak bank.

2.5 Analisis SWOT

Menurut Kurtz (2008), analisis SWOT adalah suatu alat perencanaan

strategi yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan

dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external.

Menurut Pearce dan Robinson (2003), analisis SWOT perlu dilakukan karena

analisa SWOT untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi

eksternal perusahaan. Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan

peluang perusahaan dan meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi

sederhana ini mempunyai implikasi yang kuat untuk design strategi yang sukses.

Menurut Thompson (2008), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan

alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui

ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman

eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi. Menganalisa lingkungan internal

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

12

dan eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-

faktor lingkungan internal di dalam perusahaan biasanya dapat digolongkan

sebagai Strength (S) atau Weakness (W), dan lingkungan eksternal perusahaan

dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis

lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.

2.6 Analisis Rencana Bisnis

Menurut Rangkuti (2003), setiap industri bisnis memiliki perbedaan dalam

merancang rencana bisnisnya, akan tetapi rencana bisnis yang baik harus memuat

hal-hal berikut: aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek

menejemen dan sumber daya manusia, dan aspek finansial.

2.6.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Menurut Subagyo (2007), yang dimaksud dengan pasar adalah titik

pertemuan antara permintaan dan penawaran jenis produk dan jasa sehingga

tercapai kesepakatan dalam transaksi, sehingga pasar bukan saja diartikan sebagai

tempat pertemuan secara fisik antara penjual dan pembeli, tetapi terjadinya

kesepakatan ketika pembeli menyetujui dan sepakat untuk menerima harga yang

ditawarkan penjual baik yang dilakukan secara fisik maupun melalui tulisan dan

catatan. Sedangkan pemasaran merupakan salah satu kunci dari keberhasilan

usaha. Usaha yang mampu menguasai pasar dan pemasaran berarti akan

memperoleh laba yang akan menjamin keberlanjutan usahanya.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

13

2.6.2 Aspek Teknis dan Teknologi

Menurut Umar (2005), studi aspek teknis dan teknologi akan

mengungkapkan kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis

proses produksi akan dilaksanakan. Untuk bisnis industri manufaktur misalnya,

perlu dikaji mengenai kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian

peralatan dan mesin, lokasi pabrik, dan tata letak pabrik yang paling

menguntungkan.

Dari kajian teknologi, perlu dipahami bahwa perkembangan teknologi

adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hendaknya antisipasi perkembangan

teknologi perlu dikaji agar teknologi yang akan digunakan nantinya dapat

meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomi, sehingga akhirnya produk yang

dihasilkan mampu bersaing di pasar.

2.6.3 Aspek Manejemen dan Sumber Daya Manusia

Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), aspek manajemen dan organisasi

merupakan aspek yang cukup penting untuk dianalisis untuk rencana bisnis suatu

usaha. Walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa

didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin

akan mengalami kegagalan. Dinilai dari aspek ini adalah para pengelola usaha dan

struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila

dijalankan oleh orang-orang yang profesional, mulai dari merencanakan,

melaksanakan, sampai dengan mengendalikannya apabila terjadi penyimpangan.

Struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan usahanya.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

14

Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi kaidah-kaidah

atau tahapan dalam proses manajemen. Proses manajemen atau kaidah ini akan

tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen.

2.6.4 Aspek Finansial

Dari sisi keuangan proyek bisnis dikatakan sehat apabila dapat memberikan

keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban finansialnya (Umar,

2005). Kegiatan pada aspek keuangan (finansial) ini antara lain adalah

penghitungan perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal

kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap proyek. Menentukan struktur

pembiayaan berupa berapa dana yang harus disiapkan lewat pinjaman dari pihak

lain dan berapa dana dari modal sendiri. Pembuatan hasil analisis keuangan akan

digunakan untuk mengkomunikasikan rencana keuangan dengan pihak yang

berkepentingan. Bebepara keriteria aspek finansial yang digunakan adalah

analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost

Ratio (B/C R), Break Even Point (BEP), Payback Period (PBP), dan analisis

sensitivitas.

(1). Net Present Value (NPV)

Pengertian Net Present Value menurut James dan Horne (2004), adalah nilai

sekarang dari arus kas bersih proyek investasi dikurangi arus keluar kas awal.

Pengertian NPV menurut Martono (2005), merupakan metode untuk mencari

selisih antara nilai sekarang kas netto (proceeds) dengan nilai sekarang dari suatu

investasi (outlays). Metode ini merupakan salah satu metode pendiskontoan aliran

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

15

kas, untuk menerapkan metode ini diperlukan terlebih dahulu discount faktor yang

akan digunakan.

Pada prinsipnya discount faktor yang relevan adalah menggunakan biaya

modal rata-rata tertimbang dengan catatan tingkat risiko investasi yang sama

dengan risiko bisnis perusahan secara keseluruhan. Faktor nilai sekarang yang

sesuai kemudian diterapkan pada arus masuk dan arus keluar kas selama umur

ekonomis dari usulan investasi. Setelah itu nilai sekarang dari semua arus masuk

kas dijumlahkan dengan arus keluar kas, dimana selisihnya merupakan nilai

sekarang. Kebaikan dari metode Net Present Value adalah: (a) memperhitungkan

semua arus kas, (b) semua arus kas didiskontokan pada biaya modal untuk

menentukan nilai sekarang, (c) memperhatikan nilai waktu uang.

Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat digunakan sebagai pedoman

untuk membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama sumber

pembiyaannya.

(2). Internal Rate Of Return (IRR)

Menurut James dan Horne (2004), IRR adalah tingkat diskonto yang

menyamakan nilai sekarang arus kas bersih dimasa depan dari proyek investasi

dengan arus keluar kas awal, atau IRR sering diartikan sebagai tingkat

pengembalian internal dicari dengan cara trial and error atau interpolasi, dengan

kata lain IRR adalah discount faktor yang membuat Net Present Value sama

dengan nol. Kelemahan metode IRR adalah: (a) tingkat bunga yang dihitung

merupakan angka yang sama untuk setiap tahun umur ekonomis, (b) dapat

diperoleh tingkat bunga yang lebih dari satu.

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

16

(3). Benefit Cost Ratio (B/C R)

Menurut James dan Horne (2004), Benefit Cost Ratio ini merupakan rasio

nilai sekarang arus kas bersih proyek di masa depan terhadap arus keluar kas

awal. Metode Benefit Cost Ratio sering disebut dengan Cost Benefit Analysis

Method. Apabila metode NPV mencari selisih antara NPV aliran kas bersih

dengan present value investasi, maka metode Benefit Cost Ratio merupakan

pembagian antau rasio antara present value aliran kas bersih dengan present value

investasi.

Benefit Cost Ratio atau Profitability Index merupakan metode yang

memiliki hasil keputusan sama dengan metode NPV. Artinya, apabila suatu

proyek investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima

pula jika dihitung menggunakan metode Benefit Cost Ratio ini.

(4). Break Even Point (BEP)

Menurut Soeharto (1999), Break Even point (BEP) adalah titik dimana total

biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik impas memberikan petunjuk

bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya

dengan biaya produksi yang dikeluarkan.

Menurut Pujawan (2004), titik impas adalah titik yang menyatakan variabel

output, dimana total pengeluaran sama dengan total pemasukan.

(5). Payback Period (PBP)

Menurut Soeharto (1999), periode pengembalian adalah jangka waktu yang

diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas

bersih (net). Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan (revenue) terhadap

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

17

pengeluaran (expenses) per tahun. Periode pengembalian biasanya dinyatakan

dalam jangka waktu per tahun.

Dalam menganalisis periode pengembalian dapat juga dimasukkan faktor-

faktor seperti modal kerja, depresiasi, dan pajak. Hal ini akan menghasilkan angka

yang lebih realistis. Metode ini masih digunakan secara luas karena mempunyai

keuntungan sebagai berikut :

o Sederhana, menghitungnya tidak sulit, dan memberi pengertian yang mudah

tentang waktu pengembalian modal (capital recovery).

o Bagi proyek yang memiliki risiko makin lama makin tinggi, atau perusahaan

yang peka terhadap masalah likuiditas pada masa awal investasi, dengan

mengetahui kapan pengendalian modal selesai, akan amat membantu untuk

memutuskan disetujui tidaknya proyek tersebut, jadi berlaku seperti indeks

risiko bagi investor.

o Investasi yang menghasilkan produk dengan model yang relatif cepat berubah

atau usang, perlu diketahui kapan dicapai periode pengembalian.

Adapun keterbatasannya adalah :

o Tidak memberikan gambaran bagaimana situasi aliran kas sesudah periode

pengembalian selesai.

o Tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang, berarti tidak mengikuti

prinsip dasar analisis aspek ekonomi – finansial dalam mengkaji kelayakan

suatu proyek (investasi).

o Tidak memberikan indikasi profitabilitas dari unit usaha hasil proyek.

Meskipun mempunyai banyak kelemahan, tetapi dalam kenyataannya

periode pengembalian masih digunakan secara luas, terutama disebabkan oleh

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Mete 2. Penjemuran mete gelondongan Untuk mengurangi kadar air maka pelaku industri mete menjemur untuk menurunkan kadar air. Tujuannya adalah untuk

18

perhitungannya yang mudah dan cepat untuk menggali informasi perihal risiko

yang kebanyakan pengusaha ingin segera mendapatkan jawabannya untuk

memperbaiki beberapa kelemahan di atas dilakukan beberapa modifikasi dengan

memasukkan unsur biaya modal.

(6). Analisis Sensitivitas

Analisa sensitivitas adalah suatu metode dimana kita bisa mengetahui

seberapa besar pengaruh asumsi-asumsi yang dipertimbangkan terhadap

kelayakan suatu proyek. Dengan mengambil sampel dari asumsi yang sangat

sensitive terhadap nilai NPV maka kita dapat membuat analisis skenario melalui

tiga kemungkinan yaitu : optimistic, most likely dan pessimistic Melalui skenario

analisis kita bisa mendapatkan expected NPV. Proyek yang memberikan expected

NPV labih besar dari pada nol dapat dipertimbangkan untuk dilaksanakan.