22
INDUSTRI BARANG KARET DAN PENGUJIANNYA A. LATAR BELAKANG Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia. Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola karet, penghapus pensil, baju tahan air, dll. Saat Christopher Columbus dan rombongannya menemukan benua Amerika pada tahun 1476,mereka terheran-heran melihat bola yang dimainkan orang-orang Indian yang dapat melantun bila dijatuhkan ke tanah. Di sinilah sejarah karet dimulai, tetapi baru pada tahun 1530 ada laporan tertulis mengenai gummi optimum, sebutan Pietro Martire d’Anghiera untuk karet. Pada tahn 1535, Ahli sejarah mengenai bangsa Indian, Captain Gonzale Fernandez de Oveida menulis bahwa dia melihat 2 tim orang Indian yang bermain bola. Bola itu terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput, yang dicampur dengan suatu bahan (latex) kemudian dipanaskan di atas unggun dan dibulatkan seperti bola.

Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

INDUSTRI BARANG KARET DAN PENGUJIANNYA

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet

(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet

dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah

pohon karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet

alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil

dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry

Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar

adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia.

Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola

karet, penghapus pensil, baju tahan air, dll. Saat Christopher Columbus dan rombongannya

menemukan benua Amerika pada tahun 1476,mereka terheran-heran melihat bola yang

dimainkan orang-orang Indian yang dapat melantun bila dijatuhkan ke tanah. Di sinilah sejarah

karet dimulai, tetapi baru pada tahun 1530 ada laporan tertulis mengenai gummi optimum,

sebutan Pietro Martire d’Anghiera untuk karet. Pada tahn 1535, Ahli sejarah mengenai bangsa

Indian, Captain Gonzale Fernandez de Oveida menulis bahwa dia melihat 2 tim orang Indian

yang bermain bola. Bola itu terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput, yang dicampur

dengan suatu bahan (latex) kemudian dipanaskan di atas unggun dan dibulatkan seperti bola.

Bola oran Indian ini bisa melambung lebih tinggi daripada bola yang umum dibuat orang-

orang Eropa waktu itu. Oviedo mengatakan bahwa bila bola buatan Indian itu dijatuhkan, bola

itu bisa melambung lebih tinggi dan kemudian jatuh, lalu melambung lagi walaupun agak

rendah daripada lambungan yang pertama.

Pada tahun 1615 seorang penulis, F.J. Torquemada melaporkan bahwa orang Indian

Mexico membuat sepatu tahan air dari bahan latex atau karet. Tentara Spanyol juga dilaporkan

mengoleskan latex ke mantel mereka, saat hujan menjadi tahan air, tetapi di musim panas

menjadi lengket.

Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945.

Saat ini lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial

karakteristik dan harga karet sangat bervariasi. Pengetahuan tentang keuntungan dan

kekurangan karet sangat membantu dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan

spesifikasi penggunaannya.

Page 2: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam tersedia dalam jumlah besar di pasaran

dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia seiiring dengan berkembangnya

pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak tahan pada suhu

tinggi. Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih banyak ditujukan untuk

memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam, antara lain karet tahan

minyak, karet tahan panas, dll

Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses

vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam minyak,

maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai macam alat untuk

keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu dan bahkan sepatu

yang semuanya terbuat dari bahan karet.

Sebelum itu usaha-usaha menggunakan karet untuk sepatu selalu gagal karena karet

manjadi kaku di musim hujan dan lengket serta berbau di musim panas seperti yang pernah

dilakukan oleh Roxbury Indian Rubber Company pada tahun 1833 dengan cara melarutkan

karet alam terpentin dan mencampurnya dengan hitam karbon untuk menghasilkan karet keras

yang tahan air.

Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat molekul

rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000. Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam

menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan

telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga tidak

berbentuk cairan.

Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang lembut,

fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi

cairan alamiah atau suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi.Namun begitu, sifat-

sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus dimastikasi untuk memutus rantai

molekulnya agar menjadi lebih pendek. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau

viskositas karet alam sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain

ditambahkan.

Banyak sifat-sifat karet alam ini yang dapat memberikan keuntungan atau kemudahan dalam

proses pengerjaan dan pemakaiannya, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam

bentuk vulkanisat. Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah

menggulung pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah

bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam pembuatan kompon. Dalam

Page 3: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai

dalam pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan.

Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh karet sintetik

dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet yang sepatunya

diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.

Pemanfaatan karet alam di luar industri ban kendaraan masih relative kecil, yakni

kurang dari 30 persen. Selain itu industri karet di luar ban umumnya dalam skala kecil atau

menengah. Sementara itu industry berbasis lateks pada saat ini nampaknya belum berkembang

karena banyak menghadapi kendala. Kendala utama adalah rendahnya daya saing

produkproduk industri lateks Indonesia bila dibandingkan dengan produsen lain terutama

Malaysia.

Industri kecil menengah barang jadi karet secara umum masih memerlukan pembinaan

dalam pengembangan usahanya. Industri barang jadi karet dibangun atas sekumpulan

usaha/perusahaan yang bergerak dalam penyediaan bahan baku utama karet alam/sintetik,

bahan bantu dan pembuat cetakan (molding) serta ditunjang beberapa institusi pendukung yang

bergerak dalam bidang jasa penelitian dan pengembangan, regulasi, perdagangan, angkutan,

keuangan dan jasa lainnya.

Dalam operasionalnya, pengrajin industri kecil barang jadi karet menjalin hubungan

secara interpersonal dengan usaha lainnya baik dalam pengadaan bahan baku maupun dalam

sistem pemasarannya. Dalam pengadaan bahan baku, pengrajin industri kecil barang jadi karet

terutama menjalin hubungan secara informal dengan pabrik kompon sebagai bahan baku

utama. Hal ini dilakukan karena industri kecil belum memiliki kemampuan membuat kompon.

Demikian juga dalam pemasaran produk. pengrajin industri kecil barang jadi karet biasanya

menjadi vendor dari suatu perusahaan besar seperti pabrik otomotif atau pabrik elektronik,

menjual ke toko secara langsung atau menggunakan pedagang perantara.

Seringkali industri kecil ini beropersi dengan mengadalkan pesanan (captive market).

Industri kecil barang jadi karet pada umumnya dikelola dalam bentuk industri rumah tangga

secara informal. Pengrajin barang jadi karet, dalam operasional usahanya berjalan secara

soliter, dalam arti hampir tidak terjadi interaksi antar pengrajin. Pengrajin pada umumnya tidak

berminat dan menganggap tidak ada manfaatnya tergabung dalam asosiasi atau koperasi.

Dengan bentuk usaha rumah tangga para pengrajin pada umumnya belum memiliki

akses terhadap sumber modal secara formal. Selain itu karena segmen produk yang mereka

hasilkan relatif terbatas, pada umumnya para pengrajin tidak menganggap perlu pengembangan

Page 4: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

usaha ke arah yang lebih besar. Hal yang dianggap lebih penting oleh mereka adalah

kontinuitas produksi walaupun volumenya relatif kecil. Jenis produk yang dihasilkan oleh

industri kecil barang jadi karet terutama diarahkan pada barang-barang karet untuk otomotif

berupa karet untuk spare part dan barang-barang karet untuk teknik dan industri. Jenisjenis

barang ini relatif mudah dalam proses pemasarannya dan tidak terlalu memerlukan spesifikasi

yang rumit. Selain itu jenis karet tersebut pada umumnya hanya diproduksi oleh industri kecil

sehingga tidak mendapat saingan dari produsen perusahaan besar. Walaupun demikian akhir-

akhir ini terdapat produk-produk impor dari China dan Korea yang dikhawatirkan menjadi

saingan berat bagi barang-barang karet produksi pengrajin barang jadi karet domestik.

Pengrajin barang jadi karet menggunakan teknologi yang sangat sederhana, yakni

tertumpu pada proses pencetakan dan vulkanisasi (pemasakan) pada kompon yang dibeli dari

perusahaan pembuat kompon. Dengan demikian seluruh pengrajin barang jadi karet sama

sekali tidak berhubungan dengan teknologi kompon (compounding). Vulkanisasi menggunakan

panas yang bersumber dari kompor tradisional. Suhu untuk pemasakan dan lama waktu

pemasakan benar-benar didasarkan atas pengalaman yang dilakukan secara berulang-ulang

sehingga didapatkan parameter suhu dan waktu pemasakan yang dianggapnya paling tepat.

Mutu produk barang jadi karet yang dihasilkan yang diamati secara visual. Produk

barang jadi karet yang dihasilkan oleh para pengrajin dapat sampai ketangan konsumen melalui

tiga saluran utama yakni melalui mitra, broker (sering juga disebut sebagai pengorder) atau

melalui kedua saluran tersebut di atas. Mitra pengrajin dalam sistem pemasaran produk barang

jadi karet pada umumnya adalah perusahaan pengadaan suku cadang untuk industri

elektronik dan otomotif dari merek-merek terkenal. Kerjasama dengan mitra dilakukan secara

informal atas dasar saling percaya tanpa adanya suatu ikatan kontrak formal. Harga barang

karet untuk suatu komponen tertentu dijual ke konsumen akhir oleh mitra. setelah dikemas

merek terkenal, dengan harga berlipat dari harga jual di tingkat pengrajin.

Page 5: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

B. INDUSTRI BARANG KARET

Karet alam maupun karet sintetik tidak dipergunakan dalam keadaan mentah, antara

lain karena tidak kuat dan sebagian mudah teroksidasi. Selanjutnya karet mentah mengalami

perubahan bentuk yang tetap bila ditarik atau ditekan, yaitu tidak bisa kembali kebentuk

semula. Dengan kata lain karet mentah tidak elastis.

Karet yang tidak elastis cenderung sulit untuk dimanfaatkan lebih jauh, oleh karena itu

karet mentah harus terlebih dahulu diproses dengan perlakuan-perlakuan tertentu serta

penambahan bahan-bahan kimia tertentu untuk memperoleh suatu kompon.

Kompon merupakan campuran karet dengan bahan-bahan kimia yang mempunyai

komposisi tertentu dengan cara pencampuran digiling pada suhu tertentu, kompon karet dapat

dibuat pada mesin giling 2 rol atau pada mesin pencampur tertutup (Banbury mixer, Internal

mixer). Akan tetapi dalam pembahasan makalah ini hanya dibahas tentang kompon sol luar

sepatu.

Pembuatan kompon karet adalah ilmu dan seni untuk menyeleksi dan mencampur jenis

karet mantah dan jenis-jenis bahan kimia karet, sehingga diperoleh kompon karet yang setelah

dimasak, dapat dihasilkan barang jadi karet dengan sifat-sifat fisik yang dibutuhkan.

Pada pembuatan kompon karet ada 3 faktor yang perlu diperhatikan, yaitu sifat

kompon, karakteristk pengolahan dan harga

Kompon karet selain karet mentah pada umumnya mengandung 8 atau lebih jenis

bahan kimia karet. Setiap jenis bahan tersebut memiliki fungsi spesifik dan mempunyai

pengaruh terhadap sifat, karakteristik pengolahan dan harga dari kompon karetnya, bahan

kimia tersebut adalah:

1. Bahan pemvulkanisasi

2. Bahan pencepat

3. Bahan penggiat

4. Bahan anti degradasi

5. Bahan pengisi

6. Bahan pelunak

7. Bahan pewarna

8. Bahan-bahan khusus

1. Bahan Pemvulkanisasi

Adalah bahan kimia yang dapat bereaksi dengan gugus aktif pada molekul karet

membentuk ikatan silang tiga dimensi. Bahan pemvulkanisasi yang pertama dan paling umum

Page 6: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

digunakan adalah belerang(sulfur), khusus digunakan untuk memvulkanisasi karet alam atau

karet sintetis jenis SBR, NBR, BR, IR, dan EPDM.

2. Bahan Pencepat

Adalah bahan kimia yang digunakan dalam jumlah sedikit bersama-sama dengan

belerang untuk mempercepat reaksi vulkanisasi. Bahan pencepat yang digunakan dapat berupa

satu atau kombinasi dari dua atau lebih jenis pencepat. Pencepat dikelompokkan berdasarkan

fungsinya sebagai berikut;

a. Pencepat primer : - Thiazol (semi cepat), contoh: MBT, MBTS

- Sulfenamida (cepat-ditunda), contoh: CBS

b. Pencepat sekunder : - Guanidine (sedang), contoh : DPG, DOTG

- Thiuram (sangat cepat), contoh : TMT, TMTD

- Dithiokarbonat (sangat cepat), contoh : ZDC, ZMDC

- Dithiofosfat (cepat), contoh : ZBPP

3. Bahan Penggiat

Adalah bahan kimia yang ditambahkan kedalam sistim vulkanisasi dengan pencepat

untuk menggiatkan kerja pencepat. Penggiat yang paling umum digunakan adalah kombinasi

antara ZnO dengan asam stearat.

4. Bahan Antidegradant

Adalah bahan kimia yang berungsi sebagai anti ozonan dan anti oksidan, yang

melindungi barang jadi karet dari pengusangan dan meningkatkan usia penggunaanya.

Contoh : wax (anti ozonan), senyawa amina dan senyawa turuna fenol (ionol).

5. Bahan Pengisi

Bahan pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah yang cukup besar

dengan tujuan untuk meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan tertentu

dan menekan biaya. Bahan pengisi dibagi dalam dua golongan besar yaitu bahan pengisi yang

bersifat penguat, contoh carbon black, silica, dan silikat serta bahan pengisi yang bukan

penguat, contoh CaCO3, kaolin, BaSO4 dan sebagainya.

6. Bahan Pelunak (Softener)

Adalah bahan yang berfungsi untuk melunakkan karet mentah agar mudah diolah

menjadi kompon karet. Jenis bahan pelunak antara lain jenis aromatic, naftenik, parafinik, ester

dan sebagainya.

7. Bahan Kimia Tambahan

Page 7: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

Bahan ini ditambahkan kedalam kompon karet dengan tujuan tertentu dan sesuai

dengan kebutuhan, misalkan :

a. Bahan pewarna

b. Bahan Penghambat (inhibitor)

c. Bahan pewangi

d. Bahan peniup (blowing agent)

e. Bahan bantu olah (homogenizer, peptizer, senyawa pendispersi, tackifier dan

sebagainya)

Pada penyusunan formulasi kompon yang paling penting adalah menetukan jenis atau

campuran karet mentah. Kemudian ditentukan jenis bahan pengisi. Setelah itu ditentukan

sistim vukanisasinya kombinasi bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat dan penggiat. Terkahir

ditentukan bahan-bahan kimia tambahan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan tergantung

jenis proses selanjutnya dan barang yang akan dibuat.

Pada proses pencampuran kompon karet biasanya menggunakan alat pencampur

(mixer) dapat berupa internal mixer (mesin giling tertutup) atau mesin giling terbuka (open

mill). Alat yang paling sederhana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari dua rol keras

dan permukaanya licin. Kecepatan berputar kedua rol berbeda (penggilangan dengan friksi).

Lebar celah diatara dua rol dapat diatur dan disesuaikan dengan banyaknya kompon dan

keadaan kompon, sebelum proses pencampuran, karet mentah terlebih dahulu dilunakkan yang

disebut dengan proses mastikasi yang bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras menjadi

lunak (viskositas berkurang) agar proses pencampuran dengan bahan kimia mneghasilkan

dispersion yang merata (homogen). Pencampuran dimulai setelah karet menjadi plastis dan

suhu rol hangat. Celah dua rol (nip) diatur sedemikian rupa sampai diperoleh tumpukan

material diatas rol yang disebut bank, kemudian bahan kimia bentuk serbuk segera

ditambahkan kecuali belerang. Penggulungan dan pemotongan juga dilakukan. Penambahan

bahan pengisi dilakukan sedikit demi sedikit. Langkah terkahir adalah pemasukan belerang.

Setelah semua bahan kimia tercampur, kompon karet yang dihasilkan dipotong dan

dikeluarkan dari gilingan, kemudian dimasukkan gilingan lagi untuk dibentuk menjadi bentuk

lembaran dengan ketebalan sesuai dengan kebutuhan.

Setalah tahap pembuatan kompon selesai tahap selanjutnya untuk membuat barang

karet adalah tahap pemberian bentuk dan proses vulkanisasi (pematangan).

Proses pemberian bentuk adalah salah satu cara pemberian bentuk terhadap kompon

karet adalah dengan cara cetak tekan (pres moulding) dimana kompon karet dibentuk dalam

Page 8: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

acuan (cetakan) dan sekaligus dimasak dalam mesin kempa vulkanisasi (pres vulaknisasi).

Pada mesin kempa vulaknisasi tunggal terapat satu pasang plat tebal datar yaitu plat atas dan

bawah. Kedua plat datar tersebut pada bagian dalamnya terdapat alur yang dapat dialirkan uap

jenuh atau dipasang elemen listrik sebagai sumber panas. Plat atas tidak dapat bergerak, sedang

plat bawah dipasang pada kempa hirolik sehingga sehingga dapat digerakkan keatas kebawah.

Dengan memompa minyak dari tangki minyak kedalam silinder hidrolik, maka plat bawah

akan ditekan keatas. Tekanan minyak dapat mencapai 100-150 kg/cm2. sebaliknya dengan

mengeluarkan minyak dari selinder kempa hidrolik, kempa bawah akan kembali turun.

Pada mesin kempa vulkanisasi, kompon karet diberi bentuk dan divukanisasi pada

mesin yang sama. Proses vulkanisasi adalah proses pemasakan karet mentah menjadi

vulkanisat. Vulkanisasi merupakan proses irreversible (tidak dapat balik) yang

menggabungkan rantai-rantai molekul karet secara kimiawi dengan molekul belerang

membentuk ikatan tiga dimensi. Sehingga karet mentah yang semula plastis setelah vulaknisasi

berubah menjadi elastis, kuat dan ulet. Salah satu syarat yang harus dimiliki karet agar dapat

divulaknisasi dengan belerang adalah memiliki ikatan rangkap pada rantai utamanya. Sistim

vulkanisasi belerang yang dipercepat dapat diterapkan untuk jenis-jenis karet yang memiliki

ikatan rangkap yaitu:

a. Untuk keperluan umum: karet alam (NR), Isoprene Rubber (IR), Polibutadiene Rubber

(BR) dan karet stiren/butadiene Rubber (SBR)

b. Untuk keperluan khusus : Karet Nitril (NBR), Karet Butil (IIR), Karet Bromo Butyl

(BIIR), Chlorobutil (CIIR) dan Karet Ethylene Propylene Diene Monomer (EPDM).

Vulkanisasi karet alam biasanya dilakukan pada suhu sekitar 1500C dan suhu lebih

tinggi (1550C-1600C) untuk karet sintetis (SBR dan IIR). Untuk memperoleh vulkanisat yang

dapat matang sempurna yaitu yang memiliki sifat fisika optimum, maka kompon karet dalam

cetakan harus dikempa (ditekan) pada tekanan, suhu dan waktu vulkanisasi tertentu.

Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses

vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam minyak,

maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai macam alat untuk

keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu dan bahkan sepatu

yang semuanya terbuat dari bahan karet. Sebelum itu usaha-usaha menggunakan karet untuk

sepatu selalu gagal karena karet manjadi kaku di musim hujan dan lengket serta berbau di

musim panas seperti yang pernah dilakukan oleh Roxbury Indian Rubber Company pada tahun

1833 dengan cara melarutkan karet alam terpentin dan mencampurnya dengan hitam karbon

Page 9: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

untuk menghasilkan karet keras yang tahan air. Struktur dasar karet alam adalah rantai linear

unit isoprene (C5H8) yang berat molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000.

Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk

berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar,

karet tidak berbentuk Kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan

benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat

ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan

dengan kekentalan yang sangat tinggi. Namun begitu, sifat-sifat mekaniknya menyerupai kulit

binatang sehingga harus dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar menjadi lebih

pendek. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan

memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan. Banyak sifat-sifat karet

alam ini yang dapat memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan

pemakaiannya, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat.

Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung

pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah bercampur

dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam pembuatan kompon. Dalam bentuk

kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam

pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan.

Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh karet sintetik

dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet yang sepatunya

diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.

Vulkanisasi karet alam sangat baik dalam hal-hal berikut:

• Kepegasan pantul

Hal ini menyebabkan timbulnya kalor (heat build up) rendah, yang sangat diperlukan

oleh barang jadi karet yang akan mengalami hentakan berulang-ulang.

Sifat inilah yang menyebabkan karet alam selalu dipakai dalam pembuatan ban truk dan kapal

terbang yang sulit disaingi oleh karet sintetik.

• Tegangan putus

• Ketahanan sobek dan kikis

• Fleksibilitas pada suhu rendah

• Daya lengket ke fabric atau logam

Page 10: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

Sol sepatu sangat memerlukan sifat-sifat tersebut di atas, karena itu karet alam adalah

pilihan sangat tepat. Secara umum sol sepatu membutuhkan kekuatan, ketahanan kikis, dan

ketahanan sobek yang tinggi. Vulkanisat karet alam kuat dan tahan lama bahkan dapat

digunakan pada suhu -60°F. Karet alam bisa dibuat menjadi karet yang agak kaku tetapi masih

mempunyai fleksibilitas dan ketahanan kikis, ketahanan retak lentur serta kekuatan tinggi. Hal

ini menguntungkan dalam pembuatan sol sepatu karena sol sepatu bisa dibuat tipis (seperti sol

luar sepatu olahraga), sambil tetap menjaga agar tidak merasakan batu sewaktu berjalan.

C. PENGUJIAN BARANG KARET

Untuk mendapatkan barang karet dengan mutu yang baik, perlu dilakukan analisis karet

beserta bahan kimia yang digunakan sebagai addiftiv dalam pembuatan kompon karet, baik

terhadap barang karet yang belum divulkanisasi maupun yang sudah divulkanisasi.

Analisis barang karet dapat dilakukan berupa pengujian sifat fisika dan analisis kimia,

analisis kimia yang dilkukan meliputi analisis jenis bahan dan analisis jumlah setiap bahan

yang terdapat dalam barang karet. Sedangkan analisis fisika meliputi uji ketebalan, kuat tarik,

kekerasan, perpanjangan putus, ketahanan sobek, bobot jenis, ketahanan kikis, ketahanan retak

lentur dan organoleptis.

Analisis jenis bahan yang digunakan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai

jenis karet, bahan pelunak, bahan pengisi, bahan pencepat, antioksidan dan bahan kimia karet

lainnya.

Analisis jumlah memberikan informasi tentang komposisi bahan utama penyusun

barang karet yaitu karet, serta bahan pelunak, karbon black, abu dan ekstrak acetone. Hasil

analisis dapat digunakan sebagai dasar perkiraan dalam pembuatan barang karet atau yang

lebih baik.

Standar Nasional Indonesia Mutu Sol Karet Cetak No. SNI 0788-1989-A

No Uraian SatuanPersyaratan

Kelas A Kelas B Kelas CFisika

1 Tegangan putus Kg/cm2 Min 150 Min 120 Min 502 Perpanjangan putus % Min 250 Min 150 Min 1003 Kekerasan Shore A 55-80 55-80 55-804 Ketahanan sobek Kg/cm2 Min 60 Min 40 Min 25

5Perpanjangan tetap 50%

% Mak 4 Mak 7 Mak 10

6 Bobot jenis g/cm3 Mak 1,0 Mak 1,5 Mak 2,57 Ketahanan retak Tidak retak Tidak retak Tidak retak

Page 11: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

10 mm

lentur 150 kes

8Organoleptis (keadaan dan atau kenampakan sol

Tidak cacat dan atau rusak yang serupa sobek, lubang, retak, goresan.

Pengujian Fisis

Sifat-sifat fisis yang diuji dalam praktikum ini meliputi; uji tarik, uji kemuluran, dan uji

ketahanan sobek.

Pengujian kuat tarik; pada vulkanisat sol luar sepatu adalah langkah pertama

menyiapkan vulkanisat sol luar sepatu dengan menipiskannya terlebih dahulu dengan mesin

grading setelah itu sol dipotong menurut mal uji kuat tarik yaitu seperti gambar dibawah ini;

30 mm

50 mm30 mm

Gambar.1 Contoh uji kuat tarik pada pengujian sol karet cetak

Setelah contoh uji siap dilakukan pengukuran ketebalan contoh uji pada 3 titik yang

berbeda dan dirata-ratakan hasilnya sebagai tebal contoh uji kemudian diukur luasnya dan

kemudian contoh uji dijepit pada mesin tes tensil streght setelah semua terjepit atur satuan pada

mesin tes tensil streght dalam satuan kg, kemudian dilakukan penarikan dengan kecepatan 500

mm/menit sampai contoh uji terputus. Untuk menentukan jarak antara dua tanda dapat

diketahui dengan cara mengukur jarak tersebut dengan penggaris. Kemudian dilakukan

perhitungan dengan persamaan ;

Tensil Streght=Beban yang dicapai pada saat uji (Kg)Luas Penampang awalcontoh(cm 2)

Uji ketahanan sobek; langkah pertama yaitu memotong karet vulkanisat sol luar sepatu

sesuai dengan mal contoh uji ketahanan sobek seperti gambar dibawah ini;

Gambar. 2 Contoh uji ketahanan sobek

Keterangan;

Panjang : 6 cm

Lebar : 1 cm

Page 12: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

Tebal : 2 mm

Setelah siap contoh uji dibelah sampai garis tengah dan kemudian kedua belahan

dijepitkan pada pada mesin tes tensil streght dan dilakukan penarikan dengan kecepatan 500

mm/menit sampai contoh uji terputus. Kemudian dilakukan perhitungan dengan persamaan;

Ketahanan Sobek=tenagauntuk menyobek (kg )

lebar contoh uji x tebal contoh uji

Pengujian dengan TG/DTA

Deferensial thermonalyse ialah suatu metoda analisa yang menggunakan perubahan suhu

(panas) dari pada zat yang akan dianalisakan.

Kromatografi gas biasanya dipakai untuk analisa sampel yang berbentuk gas atau cairan

dan padatan yang mudah menguap, sampel atau campuran yang hendak diperiksa disuntikan

sedikit kedalam arus gas inert seperti N2, H2, He, Ar atau CO2 yang mengalir melalui kolom

yang berisi suatu medium. Sampel ini terbawa oleh gas inert mengalir melalui medium tadi,

yang mempunyai sifat dapat berinteraksi dengan kompone-komponen dalam campuran, dan

akan menghambat aliran masing-masing komponen. Besarnya hambatan ini bagi masing-

masing komponen berbeda-beda, sehingga komponen-komponen keluar dari kolom tidak

bersama-sama akan tetapi satu persatu. Selanjutnya gas yang keluar dari kolom ini dilewetkan

melalui suatu detektor, hambatan tadi disebabkan karena adanya absorpsi atau partisi oleh

medium terhadap masing-masing komponen. Besarnya gaya adsorpsi atau partisi tersebut, khas

bagi masing-masing komponen. Perbedaan absorpsi atau partisi inilah yang memungkinkan

pemisahan dalam kolom tadi.

TG/DTA adalah alat analisis yang digunakan untuk menganlisis bahan yang

berbentuk padatan dengan menggunakan perubahan suhu untuk mengetahui jenis dan sifat-sifat

bahan yang dianalisa.

Pengujian Kimia

Salah satu analisis dari barang karet adalah analisis jenis dan analisis jumlah. Sebelum

melakukan analisis jenis dan analisis jumlah terhadap contoh barang karet dilakukan persiapan

(sampling). Contoh dibersihkan dan jika mengandung bahan serat atu logam, bagian karetnya

dipisahkan dari bahan – bahan tersebut. Jika terdiri dari beberapa lapisan karet yang jelas, karet

tersebut dipisahkan dan bagian bertemunya lapisan dibuang. Bagian yang akan diuji digunting

menjadi potongan – potongan kecil dengan ukuran sisi ± 2 mm.

Sistematika analisis jenis dan analisis jumlah di Balai Penelitian Teknologi Karet

Bogor, dimulai dengan melakukan uji pendahuluan terhadap contoh barang karet, yaitu uji

Page 13: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

bakar dan uji Lassaigne. Dari uji tersebut akan diketahui jenis atau golongan polimernya,

sehingga dapat ditentukan pelarut yang sesuai untuk mengekstraksi contoh. Aseton biasanya

digunakan sebagai pelarut untuk mengeksraksi hampir semua polimer kecuali beberapa

polimer tertentu seperti karet kloropren, karet nitril dan poliuretan manggunakan metanol

sebagai pelarut.

Dari ekstraksi didapatkan 2 bagian, yaitu bagian ekstrak yang biasanya disebut ekstrak

aseton dan bagian karet. Ekstrak aseton dipisahkan dengan kolom kromatografi menjadi dua

bagian, yaitu fraksi heksan yang mengandung bahan pelunak, serta fraksi aseton yang

mengandung bahan pencepat dan antioksidan. Jenis bahan pelunak ditentukan dengan alat

TLC. Biasanya cukup diketahui golongan bahan pencepat dan antioksidan yang dapat

diketahui dengan melakukan spot test.

Bagian karet setelah dipirolisis dipakai sebagai contoh uji analisis jenis polimer. Bagian

karet juga digunakan sebagai contoh uji analisis barang karet guna mengetahui komposisi

beberapa bahan dalam barang karet, yaitu polimer, carbon black, abu dan bahan pelunak. Jenis

polimer ditentukan dengan alat IR, sedangkan analisis jumlah dilakukan dengan menggunakan

alat TGA. Bagian karet yang dipirolisis akan meninggalkan sisa berupa residu pirolisat. Residu

ini diabukan dengan memanaskannya lebih lanjut. Abu yang didapat ditentukan dengan alat IR.

IR untuk menentukan jenis bahan pengisinya.

Analisis kemurnian dilakukan untuk mengetahui apakah suatu bahan kimia karet masih

dalam bentuk aslinya, serta masih memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan pencampur

pengolahan karet. Yang dimaksud dengan bahan kimia karet adalah bahan pencepat, bahan

pelunak, antioksidan, penyetabil dan bahan – bahan lain yang diperlukan dalam jumlah sedikit

sebagai bahan penbantu dalam pengolahan karet. Analisis dilakukan dengan menggunakan

TLC atau IR.

Identifikasi blooming dilakukan untuk mengetahui apakah noda yang timbul pada

permukaan barang karet berasal dari bahan kimia dari barang karet tersebut yang muncul ke

permukaan dan mengetahui jenis bahan penyebab blooming tersebut. Identifikasi staining

dilakukan untuk mengetahui apakah timbul perubahan warna pada permukaan karet apabila

bersentuhan dengan bahan – bahan tertentu, misalnya logam besi dan tembaga, serta untuk

mengetahui jenis bahan kimia penyebab staining tersebut. Analisis jenis bahan – bahan

tersebut dilakukan dengan alat TLC atau spot test.

Page 14: Industri Barang Karet Dan Pengujiannya

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, ”Mengenal Lebih Jauh Teknologi Pembuatan Barang Jadi Karet”(accessed;

www.google.com/ Mengenal – Lebih – Jauh – Teknologi – Pembuatan – Barang – Jadi

- Karet.pdf.)Balai Penelitian Teknologi Karet: Bogor

Anonimous,2007. ”Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet Edisi Kedua” Badan

Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian

Setyowati Penny,2004, ”Petunjuk Praktikum Teknologi Pembuatan Barang Karet dan

Plastik”,Balai Besar Kulit Karet dan Plastik: Yogyakarta

http://infokaretalamindonesia.blogspot.com/

http://industrikaret.wordpress.com/2008/05/12/hello-world/