6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Abstrak—Kapal yang digunakan nelayan di Jawa Timur rata – rata adalah kapal kayu. Untuk kemajuan industri kapal rakyat, maka diperlukan pengembangan strategis galangan kapal menuju modernisasi. Tugas akhir ini bertujuan untuk menentukan kelayakan modernisasi industri kapal rakyat di Jawa Timur ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis. Dengan kapasitas kapal yang direncanakan adalah 30 GT dan jumlah kapal yang dibangun adalah sebanyak 10 kapal per tahun. Dan mengerjakan reparasi kapal sebanyak 40 kapal per tahun. Metode analisis yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat). Dari analisis SWOT yang telah dilakukan, didapatkan hasil posisi analisis berada pada kuadran dua, sehingga dapat diterapkan strategi WO. Yaitu meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Untuk itu diperlukan modernisasi di bidang peralatan, SDM, fasilitas galangan dan struktur organisasi. Total biaya investasi untuk perubahan galangan ini sebesar Rp10,678,550,000 dengan pendapatan bersih pertahun diharapkan sebesar Rp5,100,000,000 Dengan bantuan metode NPV (Net Present Value), maka estimasi investasi dengan 100% modal pribadi layak dilaksanakan karena nilai NPV > 0 dan modal kembali pada tahun ke-14. Kata Kunci—Modernisasi, Galangan, Kapal Rakyat, Jawa Timur I. PENDAHULUAN apal rakyat bervariasi ukurannya, dari yang kecil dengan panjang 6-8 meter (2-3 GT/gross tonnage) hingga yang berpanjang 30 meter (100 GT) atau lebih. Pada saat ini lebih dari 50 kelompok perajin kapal rakyat yang aktif di Jawa Timur. Mereka tersebar mulai Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, Jember, Tulungagung, Pacitan, Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep. Mereka bekerja dengan prasarana dan sarana yang terbatas. Galangan dibuat jika ada pesanan, jadi bersifat sementara; sebagian kecil permanen. Mereka termasuk usaha nonformal, tidak berbadan hukum, sehingga secara finansial terasing dari perbankan. Jawa Timur memiliki sekitar 400 pulau kecil, yang tersebar di pantai selatan Jawa Timur, Kabupaten Gresik, dan Madura, terutama di Kabupaten Sumenep. Yang sering diberitakan media massa tentang keterasingan pulau-pulau tersebut saat gelombang tinggi adalah Pulau Bawean, kira-kira 80 km di utara Gresik. Pulau penting lainnya adalah Kangean, kira 100 km dari Kalianget. Sebuah pulau yang jauh lebih kecil tapi memiliki peran perdagangan yang penting adalah Sapeken. Interaksi sosial- ekonomi Sapeken dengan Bali sangat tinggi. Kebutuhan daging Jawa Timur dan Bali sebagian disumbang dengan pengangkutan kapal-kapal rakyat ini. Mereka bergantung pada ketersediaan kapal, baik untuk aktivitas penangkapan ikan laut, penyeberangan, maupun angkutan laut antarpulau. Bertahun- tahun ketersediaan kapal ini diupayakan oleh kelompok- kelompok perajin kapal rakyat tradisional di pesisir utara dan selatan Jawa Timur maupun di Madura. Dinamika para perajin kapal rakyat ini masih amat tinggi. [1] Proses pembuatan kapal rakyat di jawa timur masih menggunakan cara yang tradisonal. Peralatan yang digunakan, metode pembuatan sampai alat – alat yang di gunakan masih sangat sederhana. Pembuatan kapal rakyat dilakukan berdasarkan pengalaman dan kebiasaan turun – temurun. Galangan kapal rakyat merupakan usaha nonformal dan tidak berbadan hukum. Hanya sebagian kecil galangan kapal rakyat yang bersifat permanen. Kebanyakan galangan kapal rakyat dibuat jika ada pesanan. Mengingat banyaknya kebutuhan untuk kapal rakyat terutama di jawa timur, produksi kapal rakyat perlu dikembangkan. Salah satu cara mengembangkannya adalah dengan modernisasi industri kapal rakyat. Dari metode yang digunakan, sarana dan prasarana, ataupun SDMnya. Dengan adanya modernisasi proses pembuatan kapal rakyat akan semakin cepat. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Modernisasi Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai suatu bentuk perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terencana. Perencanaan sosial (social planning) dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang mengalami perkembangan. Studi Modernisasi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur Sa’adatul Munawaroh, Sri Rejeki Wahyu Pribadi, Soejitno Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected] K

industri kapal rakyat di probolinggi,pasuruan, banyuwangi.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

    1

    AbstrakKapal yang digunakan nelayan di Jawa Timur rata rata adalah kapal kayu. Untuk kemajuan industri kapal rakyat, maka diperlukan pengembangan strategis galangan kapal menuju modernisasi. Tugas akhir ini bertujuan untuk menentukan kelayakan modernisasi industri kapal rakyat di Jawa Timur ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis. Dengan kapasitas kapal yang direncanakan adalah 30 GT dan jumlah kapal yang dibangun adalah sebanyak 10 kapal per tahun. Dan mengerjakan reparasi kapal sebanyak 40 kapal per tahun. Metode analisis yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat). Dari analisis SWOT yang telah dilakukan, didapatkan hasil posisi analisis berada pada kuadran dua, sehingga dapat diterapkan strategi WO. Yaitu meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Untuk itu diperlukan modernisasi di bidang peralatan, SDM, fasilitas galangan dan struktur organisasi. Total biaya investasi untuk perubahan galangan ini sebesar Rp10,678,550,000 dengan pendapatan bersih pertahun diharapkan sebesar Rp5,100,000,000 Dengan bantuan metode NPV (Net Present Value), maka estimasi investasi dengan 100% modal pribadi layak dilaksanakan karena nilai NPV > 0 dan modal kembali pada tahun ke-14.

    Kata KunciModernisasi, Galangan, Kapal Rakyat, Jawa

    Timur

    I. PENDAHULUAN apal rakyat bervariasi ukurannya, dari yang kecil dengan panjang 6-8 meter (2-3 GT/gross tonnage) hingga yang

    berpanjang 30 meter (100 GT) atau lebih. Pada saat ini lebih dari 50 kelompok perajin kapal rakyat yang aktif di Jawa Timur. Mereka tersebar mulai Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, Jember, Tulungagung, Pacitan, Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep. Mereka bekerja dengan prasarana dan sarana yang terbatas. Galangan dibuat jika ada pesanan, jadi bersifat sementara; sebagian kecil permanen. Mereka termasuk usaha nonformal, tidak berbadan hukum, sehingga secara finansial terasing dari perbankan. Jawa Timur memiliki sekitar 400 pulau kecil, yang tersebar di pantai selatan Jawa Timur, Kabupaten Gresik, dan Madura, terutama di Kabupaten Sumenep. Yang sering diberitakan media massa tentang keterasingan pulau-pulau tersebut saat gelombang tinggi adalah Pulau Bawean, kira-kira 80 km di utara Gresik. Pulau penting lainnya adalah Kangean, kira 100 km dari Kalianget.

    Sebuah pulau yang jauh lebih kecil tapi memiliki peran perdagangan yang penting adalah Sapeken. Interaksi sosial-ekonomi Sapeken dengan Bali sangat tinggi. Kebutuhan daging Jawa Timur dan Bali sebagian disumbang dengan pengangkutan kapal-kapal rakyat ini. Mereka bergantung pada ketersediaan kapal, baik untuk aktivitas penangkapan ikan laut, penyeberangan, maupun angkutan laut antarpulau. Bertahun-tahun ketersediaan kapal ini diupayakan oleh kelompok-kelompok perajin kapal rakyat tradisional di pesisir utara dan selatan Jawa Timur maupun di Madura. Dinamika para perajin kapal rakyat ini masih amat tinggi. [1] Proses pembuatan kapal rakyat di jawa timur masih menggunakan cara yang tradisonal. Peralatan yang digunakan, metode pembuatan sampai alat alat yang di gunakan masih sangat sederhana. Pembuatan kapal rakyat dilakukan berdasarkan pengalaman dan kebiasaan turun temurun. Galangan kapal rakyat merupakan usaha nonformal dan tidak berbadan hukum. Hanya sebagian kecil galangan kapal rakyat yang bersifat permanen. Kebanyakan galangan kapal rakyat dibuat jika ada pesanan. Mengingat banyaknya kebutuhan untuk kapal rakyat terutama di jawa timur, produksi kapal rakyat perlu dikembangkan. Salah satu cara mengembangkannya adalah dengan modernisasi industri kapal rakyat. Dari metode yang digunakan, sarana dan prasarana, ataupun SDMnya. Dengan adanya modernisasi proses pembuatan kapal rakyat akan semakin cepat.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Modernisasi

    Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai suatu bentuk perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terencana. Perencanaan sosial (social planning) dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang mengalami perkembangan.

    Studi Modernisasi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur

    Saadatul Munawaroh, Sri Rejeki Wahyu Pribadi, Soejitno Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected]

    K

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

    2

    B. Industri Galangan Kapal Rakyat

    Galangan kapal rakyat adalah galangan yang tidak berbadan hukum dan biasanya khusus mengerjakan pembuatan dan reparasi kapal kayu. Proses produksi kapal kayu ini dilakukan dengan cara traditional, tanpa melalui tahapan perencanaan yang detail, dan tidak ada struktur galangan seperti galangan modern, karena galangan kapal rakyat biasanya merupakan usaha personal. Pada umumnya galangan kapal rakyat memiliki karakter yang hampir sama diantaranya: Pembuatan kapal dilakukan tanpa melalui perencanaan

    terlebih dahulu, akan tetapi merupakan kebiasaan dan keahlian yang dipelajari turun temurun.

    Penggunaan peralatan yang sangat sederhana, kurang memanfaatkan teknologi modern.

    Perusahaannya merupakan usaha individu sehingga kurang memperhatikan pengembangan.

    Pemilihan lokasi dekat pantai yang berpasir dan landai untuk mempermudah peluncuran.

    Peluncuran dilakukan dengan cara ditarik oleh banyak orang, tanpa adanya landasan peluncuran

    C. Konsep Pembangunan Kapal Kayu

    Dalam proses pembangunan kapal Kayu atau kapal rakyat, ada beberapa tahapan. Antara lain: Perhitungan bagian bagian konstruksi kapal kayu Pemasangan lunas dan linggi

    - Lunas Pemasangan pertama dalam pembangunan kapal kayu adalah lunas. Ujung belakang lunas berfungsi juga sebagai sepatu kemudi, yang panjangnya mulai dari linggi baling baling sampai tempat dudukan kemudi. Sepatu lunas dipasang pada alas lunas berfungsi sebagai pelindung lunas dari benturan benturan dari dasar perairan.

    - Linggi haluan dan linggi buritan Pemasangan linggi haluan dibantu dengan penguat bantu untuk menegakkan linggi haluan pada lunas. Untuk pemasangan kulit pada linggi haluan dibuat alur/sponeng. Kedalaman sponeng sama dengan tebal papan kulit sedangkan kemiringannya sama dengan kemiringan kulit. Kemudian diletakkan lutut atau knee diantara linggi haluan dan lunas, dibuat dari kayu yang melengkung. Pemasangan linggi buritan dengan cara meneruskan linggi baling baling pada lunas sampai dengan balok geladak.

    Pemasangan balok mati Fungsi balok mati adalah sebagai penopang bagian konstruksi yang mengapitnya agar posisinya tepat sesuai rencana. Balok mati dipakai juga sebagai penghubung balok tabung poros propeller dan lunas, sehingga ukuran balok mati tergantung propeller dan lunas. Balok mati juga diletakkan di antara balok tabung poros dan linggi buritan. Jenis kayu yang dipakai adalah jenis kayu bungur yang berasal dari daerah jawa dan sumatera.

    Pemasangan balok tabung poros propeller Bentuk dan ukuran balok tabung poros propeller tergantung ukuran poros propeller. Tabung poros propeller dipasang di antara balok mati dengan knee / lutut yang letaknya diusahakan agar propeller tetap di dalam air.

    Perakitan gading dan wrang

    Pemasangan gading yaitu dengan cara membentuk gading tersebut menjadi satu kesatuan (berbentuk U) dengan diperkuat oleh wrang wrang di tengah dan penguat bantu pada sisi atas dari gading gading tersebut. Dengan menggunakan alat material handling, gading yang telah diset (dirakit), dibawa dari assembly yard ke errection yard dan diletakkan atau dipasang pada lunas yang sebelumnya telah dipasang pada dudukan bantalan. Proses pengerjaan gading dimulai dari pemberian tanda pada lunas untuk letak gading, pemberian takik pada lunas atau linggi haluan dan buritan, penyetelan gading gading, pengeboran dan pembautan gading.

    Pemasangan galar

    - Galar balok Galar balok ipasang sepanjang kapal tanpa putus (menembus sekat) di sisi dalam gading gading pada lajur dibawah geladak dan pengikatan galar terhadap gading menggunakan baut. Untuk membantu tegaknya galar balok, dipasang lutut pengikat linggi yang kedua lengannya diikatkan pada galar balok atas sedangkan bagian tengahnya dikaitkan pada linggi. Pemasangan galar balok bawah sama cara pemasangan galar balok atas tetapi pelaksanaan pemasangannya dilakukan setelah balok balok geladak terpasang. - Galar kim (bilga) Galar kim fungsinya sama dengan galar balok hanya galar kim letaknya ada di bagian bawah gading, sehingga gading diikat olaeh galar pada bagian atas, tengah dan bawah.

    Pemasangan balok geladak

    Balok geladak diletakkan di atas galar balok dan berhimpit dengan gading kemudian dibentuk menjadi satu kesatuan yang merupakan kekuatan melintang kapal. Balok geladak tanpa terputus selebar kapal atau sampai tutup palkah.

    Konstruksi sekat

    Untuk pembagian ruangan di dalam kapal diperlukan sekat yang membatasi antar ruangan. Kapal ikan dibagi dalam beberapa ruangan, yaitu kamar mesin, ruang muatan, ruang akomodasi dan ruang fore peak.

    Pemasangan papan kulit dan papan geladak

    - Papan kulit Pemasangan papan kulit dimulai dari lajur lunas. Kusus papan lajur atau papan lajur alas yang berada dibawah pondasi mesin agar dipasang terakhir setelah pembautan pondasi mesin ke gading selesai dengan baik. Kayu yang

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

    3

    dipakai adalah jenis tembusu. - Papan geladak Macam dari papan geladak adalah: papan tutup sisi geladak, papan geladak tengah dan papan geladak lainnya.

    Pemasangan pagar

    Bagian bagian dari konstruksi pagar yaitu: - Tiang pagar

    Tiang pagar dapat dibuat dengan meneruskan satu dari setiap dua sisi gading atas / dapat dibuat dengan memasang tiang yang ditembuskan ke bawah geladak dan diikatkan pada gading sisi atau galar balok.

    - Papan tutup sisi pagar Papan tutup sisi pagar dibuat dari papan yang tebalnya lebih kecil dari tebal papan kulit, dipasang di sisi luar pagar. Pada bagian bawahnya dibuat bukaan bukaan agar air yang masuk ke geladak dapat keluar.

    Penguat memanjang Penguat memanjang terbuat dua lajur, dibuat dari papan yang tebalnya = tebal papan kulit. Lajur atas dipasang di sisi atas, lajur lainnya ditengah tiang pagar.

    Penutup atas Tebalnya dibuat sama dengan papan tutup sisi geladak.

    Konstruksi ruang muat ikan dan kamar mesin - Ruang muat kapal ikan Ruang muat kapal ikan digunakan untuk menampung hasil tangkapnya dimana didalamnya terdapat bongkakan es, sehingga papan papan dibuat selubung dan membentuk ruangan sampai dengan geladak utama. Di antara selubung dan kulit kapal terdapat ruangan kosong yang diisi dengan foam / sabut kelapa / serbuk gergaji untuk memperkuat posisi selubung tersebut. Bagian bagian konstruksi ruang muat terdiri dari: penumpu memanjang lantai, balok mati, papan lantai, papan dinding, ambang palkah dan papan selubung. Sedangkan konstruksi ambang palkah tersusun atas balok alas, papan dinding, tutup palkah. - Ruang mesin Bagian konstruksi di ruang mesin terdiri dari: pondasi mesin (mesin penggerak, genset dan pompa), balok lantai, papan lantai, ambang ruang mesin. Kemiringan pondasi mesin pada bagian sisi bawah disesuaikan dengan kemiringan gading gading tempat mendudukkan balok pondasi mesin. Pondasi mesin untuk mesin penggerak bantu dipasang mulai dari sekat depan ruang mesin sampai dengan sekat belakang ruang mesin.

    Konstruksi bangunan atas Bentuk, ukuran dan tata ruang bangunan atas tergantung pada keinginan pemesan atau pemilik kapal yang dapat dibuat bertingkat atau satu tingkat. Untuk keperluan penangkap ikan biasanya bangunan atas tidak bertingkat, dengan bagian bagian konstruksinya adalah: balok alas,

    topang, siku siku topang, balok balok penguat mendatar, papan papan dinding, balok, balok atap, balok penumpu memanjang atap, papan atap dan pagar atap. Pembuatan bangunan atas dimulai dari pembuatan kerangka, yang diperkuat oleh balok balok penguat. Kemudian dari kerangka tersebut dipasangkan pada dudukan yang telah direncanakan, kemudaian baru dipasang papan papannya.

    Pemakalan dan pendempulan

    Pemakalan dan pendempulan dilakukan pada celah celah antar lajur lajur, sambungan papan kulit, dinding, atap, ambang palkah, ambang kamar mesin, sekat sekat serta sambungan sambungan lainnya yang memerlukan kekedapan. Kebutuhan akan jumlah pakal didasarkan pada besarnya celah antara lajur lajur dan sambungan papan papan tersebut.

    Pengecatan

    Pengecatan dilakukan menurut petunjuk yang ada pada spesifikasi cat yang dipakai. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, bagian bagian konstruksi dan badan kapal yang akan di cat terutama papan kulit lambung yang berada di bawah garis air diratakan dan dilicinkan dengan menggunakan mesin serut sehingga rata dan licin. Kemudian setelah itu diplamir dengan bahan yang sering digunakan untuk kayu dan mutunya harus baik, setelah itu baru dilaksanakan pengecatan.

    Pemasangan mesin, perlengkapan dan instalasi lainnya

    Urutan pengerjaan pada pemasangan mesin penggerak perlengkapan kapal dan instalasi lainnya adalah sebagai berikut: - Pemasangan tabung poros - Pemasangan poros baling baling - Pemasangan baling baling - Pengangkatan dan penempatan mesin di atas pondasi - Penyetelan kedudukan pondasi mesin - Pemasangan penampang tumpahan minyak - Pengikatan mesin dengan pondasi - Pemasangan perlengkapan mesin - Pemasangan generator dan instalasi listrik - Pemasangan pompa pompa dan sistem perpipaan air

    laut - Pemasangan alat perlengkapan kapal lainnya

    Peluncuran kapal

    Peluncuran kapal dilakukan secara memanjang karena pada saat pembangunannya dalam posisi memanjang atau tegak lurus dengan jalur perairan. Pada galangan kapal kayu ini dipakai sistem landasan peluncuran dengan menggunakan slipway. Perlengkapan untuk peluncuran terdiri dari dua jalur rel, kereta tempat menempatkan kapal, winch untuk menarik dan menurunkan kereta ke perairan. Dalam meletakkan kapal diatas kereta (craddle) dibutuhkan balok

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

    4

    penumpu. Susunan balok penumpu terdiri dari: balok penumpu, balok alas, balok palang. Pelaksanaan peluncuran kapal dilaksanakan saat tinggi permukaan air di ujung landasan peluncuran mencukupi atau memenuhi (pada saat air pasang tertinggi). [7]

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    A. Identifikasi Masalah

    Masalah yang dirumuskan dalan Tugas Akhir ini adalah kondisi Industri Kapal Rakyat di Jawa Timur, cara melakukan modernisasi Industri Kapal Rakyat dan analisa teknis dan ekonomis dari modernisasi Industri kapal rakyat. Perhitungan pay back period dilakukan dengan menggunakan metode NPV (Net Present Value)

    B. Studi Literatus

    Studi literatur berisi data data mengenai industri kapal rakyat, perencanaan galangan kapal kayu modern, konsep pembangunan kapal kayu, material pembangunan kapal kayu, sistem produksi, dan metode analisis SWOT. Yang digunakan sebagai referensi untuk Tugas Akhir ini.

    C. TahapPengumpulan Data

    Data data yang diperlukan dalam tugas akhir ini antara lain: Kondisi galangan kapal rakyat

    Kondisi galangan kapal rakyat di jawa timur saat ini. Diperoleh dari survey yang dilakukan di lokasi sampel yaitu banyuwangi, situbondo dan probolinggo. Proses pembuatan kapal rakyat

    Proses pembuatan kapal di industri kapal rakyat di jawa timur. Dari awal pembuatan hingga peluncuran Peralatan yang digunakan untuk pembangunan kapal rakyat

    Alat - alat yang digunakan selama proses pembuatan kapal rakyat. Material yang digunakan

    Material yang digunakan dalam pembuatan kapal rakyat di jawa timur. SDM yang dibutuhkan

    Jumlah SDM yang dibutuhkan dan seperti apa kriteria SDM yang dipakai. Investasi dan Biaya produksi sebuah kapal rakyat

    Besarnya Investasi dan biaya produksi yang dibutuhkan dalam proses produksi kapal rakyat.

    IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa

    posisi analisis SWOT terhadap galangan kapal rakyat ini berada di kuadran dua, sehingga dapat diterapkan strategi WO. Yaitu meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Tapi ada beberapa kelemahan yaitu kurangnya peralatan dan jumlah SDM, sulitnya mengubah kebiasaan para pekerja. Untuk mengatasi

    kelemahan tersebut, yang perlu dilakukan adalah menambah peralatan dan jumlah pekerja. Peralatan yang rata rata masih manual, bisa ditambah atau diganti dengan teknologi yang modern atau dari yang semula hanya menggunakan hand tools diganti dengan power tools atau kombinasi keduanya. Selain itu, perlu juga disusun struktur organisasi.

    1) Lokasi Survey

    Dari segi akses jalan raya, listrik, air dan jaringan komunikasi dari lokasi survey cukup baik. Lokasi galangan kapal rakyat berada dekat dengan pelabuhan. Jarak dari pemukiman masyarakat cukup dekat. Sehingga membutuhkan sosialisasi yang cukup tinggi untuk mengembangkan area galangan.

    Wilayah lokasi survey tidak membutuhkan perluasan lahan, karena luas lahan dirasa cukup untuk modernisasi industri kapal rakyat ini. Industri industri kapal rakyat ini berada di pinggir pantai, sehingga tidak ada masalah untuk keluar masuk aktivitas kapal rakyat.

    2) Kondisi Eksisting Industri Kapal Rakyat

    Industri kapal rakyat tradisional tidak menggunakan slipway untuk peluncuran. Kapal diluncurkan dengan cara ditarik banyak orang atau ditarik dengan menggunakan boat atau truk pada saat air laut pasang tertinggi. Dari segi peralatan, seluruh pengerjaan kapal kayu dikerjakan menggunakan peralatan manual. Untuk fasilitas galangan, tidak ada gudang, tidak ada kantor, dan tidak ada bengkel. Material ditumpuk di area terbuka di sekitar tempat pembangunan kapal. Gudang peralatan juga tidak ada. Setelah selesai bekerja, peralatan bisa dibawa pulang kerumah karena alat alatnya tidak berat seperti peralatan yang menggunakan mesin. Jadi tidak dibutuhkan gedung untuk penyimpanannya. Kantor juga tidak ada. Karena pekerjanya hanya terdiri dari tukang dan kepala tukang. Juga tidak dibutuhkan ruang gambar karena pembangunan kapal rakyat secara tradisional tidak menggunakan design atau rencana garis. Kebutuhan biaya pembangunan kapal baru dijelaskan pada tabel 1. Dan untuk biaya operasional dijelaskan pada tabel 2.

    Tabel 1. rincian biaya produksi kapal

    NO keterangan biaya

    1 material kayu untuk lambung, deck, gading dll Rp78,000,000

    2 lem, sekrup, paku, cat, pakal dll Rp15,000,000

    3 tangki bahan bakar Rp1,000,000

    4 mesin utama Rp80,000,000

    5 alat tangkap Rp15,000,000

    6 perlengkapan navigasi, keselamatan, pemadam kebakaran dll Rp7,000,000

    7 peralatan tambahan Rp7,000,000

    Rp203,000,000

    Tabel 2. Biaya Operasional NO jenis pengeluaran biaya per tahun keterangan

    1 gaji karyawan

    a. Kepala tukang Rp18,000,000 1 orang @Rp.1.500.000 per bulan

    b. Pekerja Rp86,400,000 6 orang @Rp.1.200.000 per bulan

    2 biaya lain - lain Rp2,000,000 listrik, air, telepon dll

    3 pembuatan kapal Rp812,000,000 4 kapal @Rp.225.000.000

    Rp918,400,000

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

    5

    Pemasukan galangan diperoleh dari pembangunan kapal baru sebanyak 4 kapal per tahun. Yaitu 4 x Rp. 400.000.000 = Rp.1.600.000.000. Sehingga keuntungan yang didapat adalah sebesar Rp.1.600.000.000 Rp. 918.400.000 = Rp.681.600.000.

    3) Kapasitas Galangan Kapal rakyat yang beroperasi di tiap tiap daerah di jawa

    timur adalah sebagian besar kapal berukuran 10 30 GT. Kapal kapal yang akan direparasi adalah kapal kapal ikan. Jumlah kapal rakyat yang berdomisili di daerah survey dijelaskan pada tabel 1.

    Tabel 3. Jumlah Kapal yang Berdomisili di Daerah Survey

    NO U.P.T kapal 10-30 GT kapal >30 GT

    1 Banyuwangi 106 19

    2 Probolinggo 92 113

    3 Pasuruan 40 4 Satu tahun diasumsikan 300 hari jam kerja, maka

    perhitungan dasar untuk reparasi dan perawatan kapal adalah sebagai berikut:

    Direncanakan lama pengerjaan reparasi kapal adalah 7 hari. Sehingga dalam satu tahun galangan mampu mengerjakan sekitar 42 kapal di masing masing daerah. Dari 125 kapal di Banyuwangi, 205 kapal di Probolinggo dan 44 kapal di Pasuruan.

    4) Investasi Galangan

    Investasi galangan meliputi investasi fasilitas galangan, peralatan dan biaya pelatihan SDM. Resume investasi langsung yang meliputi investasi slipway, bengkel produksi, bengkel mekanik, bengkel listrik, bengkel cat dan pakal,bengkel design dan mouldloft, biaya bangunan dan biaya umum ditunjukkan pada tabel 4, Tabel rincian biaya operasional galangan ditunjukkan pada tabel 5 dan rencana pemasukan galangan yang diperoleh dari hasil pembangunan kapal baru dan reparasi kapal ditunjukkan pada tabel 6. Tabel 4. Resume investasi langsung

    NO jenis investasi langsung harga total

    1 slipway 599500000

    2 bengkel produksi Rp906,850,000

    3 bengkel mekanik Rp1,944,900,000

    4 bengkel listrik Rp494,200,000

    5 bengkel cat dan pakal Rp9,800,000

    6 bengkel design dan mould loft Rp12,500,000

    7 biaya bangunan Rp552,000,000

    8 biaya umum Rp3,920,250,000

    jumlah Rp3,920,250,000

    Tabel 5. Rincian biaya operasional galangan

    NO keterangan biaya

    1 material kayu untuk lambung, deck, gading dll Rp100,000,000

    2 lem, sekrup, paku, cat, pakal dll Rp15,000,000

    3 tangki bahan bakar Rp1,000,000

    4 mesin utama Rp80,000,000

    5 alat tangkap Rp15,000,000

    6 perlengkapan navigasi, keselamatan, pemadam kebakaran dll Rp7,000,000

    7 peralatan tambahan Rp7,000,000

    Rp225,000,000

    Tabel 6. Pemasukan yang diharapkan

    NO jenis pemasukan pemasukan per

    tahun

    1 hasil penjualan kapal (10 kapal) Rp4,000,000,000

    2 reparasi kapal (40 kapal) Rp600,000,000

    Rp4,600,000,000

    Dari perkiraan biaya diatas dapat ditentukan rencana

    perhitungan biaya investasi galangan kapal sebagai berikut: a. Biaya pelatihan dan training diasumsikan sama dengan

    industri kapal rakyat semi modern yaitu untuk 10 orang teknisi selama enam bulan dianggarkan sebesar Rp.50,000,000 dan tenaga pengajar Rp.15,000,000. Jadi biaya total pelatihan adalah Rp.65,000,000.

    b. Biaya langsung sebesar Rp3,920,250,000 c. Biaya perencanaan pembangunan galangan sudah termasuk

    ijin usaha dan pengurukan / perataan areal galangan, upah pekerja bangunan dll yang dianggarkan (10% dari jumlah biaya langsung) adalah Rp392,025,000

    d. Jumlah total biaya adalah Rp10,678,550,000 (biaya pembangunan)

    e. Overhead cost (10% dari biaya pembangunan) Rp1,067,855,000

    f. Contingency (5% dari biaya pembangunan) Rp533,927,500 g. Biaya operasional galangan per tahun Rp2,851,250,000 Sehingga jumlah total biaya investasi awal adalah Rp15,131,582,500 Perhitungan biaya untuk produksi 20 kapal per tahun adalah: Biaya pembuatan 10 kapal ikan per tahun @Rp.225,000,000

    = Rp.2,250,000,000 Pendapatan galangan kapal: 1. Penjualan hasil produksi:

    10 kapal rakyat @Rp.400,000,000 = Rp.4.000.000.000 2. Penjualan jasa galangan Reparasi

    Biaya reparasi 1 kapal rakyat Rp.5.000.000 Rp.15.000.000 Pendapatan minimum= Rp.200.000.000 per tahun dan pendapatan maksimum = Rp.600.000.000 per tahun (asumsi 40 kapal per tahun)

    Dalam satu tahun pendapatan dari hasil reparasi adalah Rp.200,000,000 s/d Rp.600,000,000. Diasumsikan galangan kapal rakyat ini memperoleh pendapatan maksimum mengingat pemasukan galangan dari reparasi masih mempunyai peluang pasar pada kapal kapal rakyat di jawa timur. Jadi pendapatan galangan per tahun dari hasil reparasi yang diharapkan adalah Rp.600,000,000. Sehingga pendapatan galangan yang diharapkan dari hasil

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

    6

    penjualan kapal dan reparasi adalah Rp.4,600,000,000 per tahun.

    3. Pendapatan Galangan Jumlah total pendapatan galangan dari hasil penjualan kapal dan reparasi sebesar Rp.4,600,000,000 per tahun. Pendapatan galangan ini diasumsikan sama tiap tahunnya.untuk tahun pertama, pendapatan galangan dikurangi biaya investasi awal sebesar Rp.4,600,000,000 Rp15,131,582,500 = -10531582500. Nilai tersebut merupakan data untuk perhitungan titik impas (Break Event Point) dengan menggunakan metode NPV (Net Present Value)

    5) Perhitungan Pay Back Period Salah satu cara menghitung pay back period atau jangka waktu balik modal adalah dengan metode NPV (Net Present Value). NPV adalah metode untuk menentukan kelayakan investasi suatu proyek. Data data yang diperlukan adalah sebagai berikut: Investasi awal Suku bunga bank Pengeluaran untuk operasi dalam satu tahun Pemasukan dalam satu tahun

    Untuk perhitungan NPV digunakan cara tabulasi karena memerlukan perhitungan berulang atau iterasi. Perhitungan NPV untuk tahun ke-n adalah sebagai berikut: NPV=(Pw) j (Rj-Yj) Dimana: Pw = present Worth = 1/(1+i) i = suku bunga bank R = pemasukan dalam satu tahun j = tahun ke 1,2,3,.......,n

    Gambar 1. Grafik NPV

    V. KESIMPULAN/RINGKASAN Berdasarkan pembahasan pada bab dan sub bab

    sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

    1. Pengerjaan reparasi kapal dan bangunan baru di lakukan pada kapal kapal dengan kapasitas 10 sampai 30 GT. Jenis kapal yang dikerjakan adalah kapal motor dan kapal layar. Dengan banyaknya pekerjaan 20 bangunan baru per tahun dan 42 kapal untuk reparasi dan perawatan.

    2. Perubahan fisik pada industri kapal rakyat ada pada bangunan dan peralatan. Pembangunan dilakukan pada kantor, bengkel produksi, gudang, sampai area

    parkir. Sedangkan untuk peralatan yang semula hanya menggunakan alat alat tradisional yang termasuk hand tools, diganti atau ditambah dengan mesin mesin atau biasa disebut power tools. Dari mulai mesin potong, mesin drill, mesin bubut dll.

    3. Total biaya investasi untuk perubahan galangan ini sebesar Rp 10,531,582,500 dengan pendapatan bersih pertahun diharapkan sebesar Rp1,085,750,000. Dengan bantuan metode NPV (Net Present Value), maka estimasi investasi dengan 100% modal pribadi layak dilaksanakan karena nilai NPV > 0 dan modal kembali pada tahun ke-17.

    UCAPAN TERIMA KASIH Penulis S.M. mengucapkan terima kasih kepada:

    Departemen Agama Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa PBSB tahun 2009-2014, Sri Rejeki Wahyu Pribadi,ST.MT. dan Ir. Soejitno selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

    DAFTAR PUSTAKA [1] (t.thn.). Diambil kembali dari

    http://id.wikipedia.org/wiki/Modernisasi [2] Amantubillah, B. (2006). Studi Kelayakan Pembangunan

    galangan Kapal Kayu di Kawasan Pelabuhan Pasuruhan. Surabaya.

    [3] Anityasari, Maria dan Wessiani, Naning Aranti. (2011). Analisa Kelayakan Usaha Dilengkapi Kajian Manajemen

    Resiko. Surabaya: Guna Widya. [4] http://www.alibaba.com/. (2013, 10 18). [5] http://www.perkakasku.com/. (2013, oktober 6). [6] Soejitno. (1985). Diktat Manajemen Teknologi dan

    Produksi 1. Surabaya. [7] Sriyadi. (2001). Perencanaan Galangan Kapal Kayu

    Modern Kapasitas 60 GT dengan Kapasitas Produksi 10

    Buah per Bulan yang Layak Secara Teknis dan Ekonomis. Surabaya.