7
RisalahPertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan ~/ikasi Isotop dan RadiaSl; 2tXJI PENENTUAN DOSIS IRADIASI PADA Fasciola gigantica (CACING DATI) YANG MEMBER! PERLINDUNGAN PADA KAMBING (Capra hircus Linn) B.l. Tuasikal, M. Arifin, dan Tannizi Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN ABSTRAK PENENTUAN DOSIS IRADIASI PADA FaYciola gigalltica (CACING HATI) YANG MEMBER! PERLINDUNGAN PADA KAMBING (Capra hircus Linn). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh irndiasi terhadap patogenitas Fasciolagiganticayang diharapkan masih menimbulkan respon kekebalan pada ternak kambing, sedangkan tujuan dan sasaran akhir penelitian adalah untuk memperoleh teknik pengendalian cacing hati F:giganticapada ternak ruminansia. Percobaan menggunakan metaserkaria (ms) F:gigantica sebagai bahmlinfeksi yang diiradiasi sinar ganuna. Hewan percobaan yang digunakan adalah 18 ekor kambing kacang (Iokal) jantan berumur :t 10 bulan yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok kambing pertama yaitu kontrol positif (diinfeksi ms iradiasi OGy), kedua kambing kelompok kontrol negatif (tidak diinfeksi illS). Kelompok ketiga, kambing diinfeksi ms iradiasi 25Gy. Kelompok keempat,kambing diinfeksi ms iradiasi 25Gy dengan tantangan ms ganas. Kelompok kelima, kambing diinfeksi ms iradiasi 35Gy. Kelompok keenam, kalnbingdiinfeksi ms 35 Gy dengan tantangan illS ganas.Uji tantang diberikan 8 minggusetelah imunisasi. Parameter yang diamati adalahbobotbadan (BB), gambaran darah(Eosinofil, lib, PCV, Retikulosit), patologi anatomi (PA)hati. Hasil percobaan menunjukkan ada perbedaan antara bewaIl perlakuan dan kontrol. Penurunan robot badanteljadi padaternak kelompok 1, yaitu 130 gram/minggu dibandingkan dengan kelompok 4 yangmengalarni kenaikanrobot badan sebesar 80 gram/minggu. Prosentase eosinofil kelompok 4 lebih tinggi dibandingdengan kelompok 6, masing-masing 90,6% dan 66,8%, yang hal ini menunjukkan bahwa immunisasi dengan ms 25Gy mampu mengeliminasi tantangan ms yang diberikan. Keadaan ini dikonfmnasidengml kondisi hati yang masihtampak normal hila dibandingkandengan hati pada kelompok I, dengan prosentase eosinofil 98,6%. Selanjutnya, dari basil pemeriksaan PCV daDHb, ternakkelompok I menunjukkan gejala anemiapaling tinggi dibanding dengan kelompok lain, yaitu untuk PCV daD Hb: 22,33%daD 8,94%, 25,90% dan 10,10%, sem 27,10% dan 10,10%, masiIlg untuk kelompok I, 4, dan 6. Pada kelompok kmnbing yang diiIueksi metaserkaria iradiasi memperlihatkatl keadaan PA hati masih baik datlnilai basil pemeriksaan darahmasihdalamkisarannormal. Metaserkaria iradiasi dosis 25Gy telah dapat memberikan perlindungan pada kambing terhadap infeksi tantangml metaserkaria ganas. ABSTRACT DETERMINAnON OF IRRADIATION DOSE FOR Fafciola giganJica (liVER FLUKES) FOR PROTECTION IN GOAT (Capra hircus Linn). An experiment was conducted to study the change of pathogenicity of 6OCo-irradiatedF. gigantica that give immunological responses in goat. The aim of the study was to see immunity respond of goats against F. gigantica, which at the end to develop a new strategic technique for fluke control in small ruminant. lITadiated and non-irradiated -using 'Y-cell of 6OCO - metacercariae (mc.) of F. gigantica were used as the infection material that administered into 18 locally bred goats averagely 10 months of age. These animal are divided into 6 groups of treatment as the following: (I) infection with 0 Gy irradiated mc as positive control; (2) without any infection, as negative control; (3) infection with 25 Gy irradiated mc; (4) immunisation with 25 Gy irradiated mc and then challenge by pure infective mc; (5) infection with 35 Gy irradiated mc; and (6) immunisation with 35 Gy irradiated mc and then challenge by pure infective mc. A period of 8 weeks was given to challenge immunisation. Body weight change, blood value (eosinophyl, haemoglobin, PCV, and reticulocyte) and liver anatomical pathology (AP) are observed and recorded. Result of this experiment showed a reduction in body weight change, 130 grams/week, in group I as compare to animal in group 4, which gain body weight of 80 grams/week. The proportion of eosinophyl in group 4 found to be higher as compare to group 6, 90.6% and 66.8%, respectively, which indicates that 25Gy mc immunization enables elimination of the mc challenge given. This condition was confirmed by the "normal" seen on the aI1atomicalpathology of the liver as compare to animal in-group 1, which found to be more cirrhosis with eosinophyl proportion of 98,6%. Furthermore, results from the observation of PC V and Hb indicate that aIlaemia was found in aniInal from group 1 compare to the respective groups: 22.33% and 8.94% vs 25.90% aIld 10.100/0 and 27.10% and 10.100/0, respectively for PCV and HB in- group animal 1,4, and 6. It can be concluded that mc-irradiated infected animal shows anatomical pathology of the liver was normal and blood value in the range of nonnal. Twenty-five Gy irradiated mc stimulates inunune response from the mc challenge. PENDAHULUAN protein nasional. Namun demikian surnbangan yang diberikan dalarn produksi daging di Indonesiamasih sedikit. Diantara faktor yang dapat mengharnbat produktivitas ternak rurninansia adalah serangan Populasi kambing di Indonesia cukup besar, yaitu 11.737.800 ekor II], merupakan salahsatu sumber 337

infeksi cacing 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

infeksi cacing

Citation preview

Page 1: infeksi cacing 2

Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan ~/ikasi Isotop dan RadiaSl; 2tXJI

PENENTUAN DOSIS IRADIASI PADA Fasciola gigantica (CACING DATI)YANG MEMBER! PERLINDUNGAN P ADA KAMBING

(Capra hircus Linn)

B.l. Tuasikal, M. Arifin, dan TanniziPuslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN

ABSTRAK

PENENTUAN DOSIS IRADIASI PADA FaYciola gigalltica (CACING HATI) YANGMEMBER! PERLINDUNGAN PADA KAMBING (Capra hircus Linn). Penelitian ini bertujuan untukmempelajari pengaruh irndiasi terhadap patogenitas Fasciola gigantica yang diharapkan masih menimbulkanrespon kekebalan pada ternak kambing, sedangkan tujuan dan sasaran akhir penelitian adalah untukmemperoleh teknik pengendalian cacing hati F:gigantica pada ternak ruminansia. Percobaan menggunakanmetaserkaria (ms) F:gigantica sebagai bahml infeksi yang diiradiasi sinar ganuna. Hewan percobaan yangdigunakan adalah 18 ekor kambing kacang (Iokal) jantan berumur :t 10 bulan yang dibagi menjadi 6kelompok. Kelompok kambing pertama yaitu kontrol positif (diinfeksi ms iradiasi OGy), kedua kambingkelompok kontrol negatif (tidak diinfeksi illS). Kelompok ketiga, kambing diinfeksi ms iradiasi 25Gy.Kelompok keempat, kambing diinfeksi ms iradiasi 25Gy dengan tantangan ms ganas. Kelompok kelima,kambing diinfeksi ms iradiasi 35Gy. Kelompok keenam, kalnbing diinfeksi ms 35 Gy dengan tantangan illSganas. Uji tantang diberikan 8 minggu setelah imunisasi. Parameter yang diamati adalah bobot badan (BB),gambaran darah (Eosinofil, lib, PCV, Retikulosit), patologi anatomi (PA) hati. Hasil percobaan menunjukkanada perbedaan antara bewaIl perlakuan dan kontrol. Penurunan robot badan teljadi pada ternak kelompok 1,yaitu 130 gram/minggu dibandingkan dengan kelompok 4 yang mengalarni kenaikan robot badan sebesar 80gram/minggu. Prosentase eosinofil kelompok 4 lebih tinggi dibanding dengan kelompok 6, masing-masing90,6% dan 66,8%, yang hal ini menunjukkan bahwa immunisasi dengan ms 25Gy mampu mengeliminasitantangan ms yang diberikan. Keadaan ini dikonfmnasi dengml kondisi hati yang masih tampak normal hiladibandingkan dengan hati pada kelompok I, dengan prosentase eosinofil 98,6%. Selanjutnya, dari basilpemeriksaan PCV daD Hb, ternak kelompok I menunjukkan gejala anemia paling tinggi dibanding dengankelompok lain, yaitu untuk PCV daD Hb: 22,33% daD 8,94%, 25,90% dan 10,10%, sem 27,10% dan 10,10%,masiIlg untuk kelompok I, 4, dan 6. Pada kelompok kmnbing yang diiIueksi metaserkaria iradiasimemperlihatkatl keadaan PA hati masih baik datl nilai basil pemeriksaan darah masih dalam kisaran normal.Metaserkaria iradiasi dosis 25Gy telah dapat memberikan perlindungan pada kambing terhadap infeksitantangml metaserkaria ganas.

ABSTRACT

DETERMINAnON OF IRRADIATION DOSE FOR Fafciola giganJica (liVER FLUKES)FOR PROTECTION IN GOAT (Capra hircus Linn). An experiment was conducted to study the changeof pathogenicity of 6OCo-irradiated F. gigantica that give immunological responses in goat. The aim of thestudy was to see immunity respond of goats against F. gigantica, which at the end to develop a new strategictechnique for fluke control in small ruminant. lITadiated and non-irradiated -using 'Y-cell of 6OCO -metacercariae (mc.) of F. gigantica were used as the infection material that administered into 18 locally bredgoats averagely 10 months of age. These animal are divided into 6 groups of treatment as the following: (I)infection with 0 Gy irradiated mc as positive control; (2) without any infection, as negative control; (3)infection with 25 Gy irradiated mc; (4) immunisation with 25 Gy irradiated mc and then challenge by pureinfective mc; (5) infection with 35 Gy irradiated mc; and (6) immunisation with 35 Gy irradiated mc and thenchallenge by pure infective mc. A period of 8 weeks was given to challenge immunisation. Body weightchange, blood value (eosinophyl, haemoglobin, PCV, and reticulocyte) and liver anatomical pathology (AP)are observed and recorded. Result of this experiment showed a reduction in body weight change, 130grams/week, in group I as compare to animal in group 4, which gain body weight of 80 grams/week. Theproportion of eosinophyl in group 4 found to be higher as compare to group 6, 90.6% and 66.8%, respectively,which indicates that 25Gy mc immunization enables elimination of the mc challenge given. This conditionwas confirmed by the "normal" seen on the aI1atomical pathology of the liver as compare to animal in-group 1,which found to be more cirrhosis with eosinophyl proportion of 98,6%. Furthermore, results from theobservation of PC V and Hb indicate that aIlaemia was found in aniInal from group 1 compare to the respectivegroups: 22.33% and 8.94% vs 25.90% aIld 10.100/0 and 27.10% and 10.100/0, respectively for PCV and HB in-group animal 1,4, and 6. It can be concluded that mc-irradiated infected animal shows anatomical pathologyof the liver was normal and blood value in the range of nonnal. Twenty-five Gy irradiated mc stimulatesinunune response from the mc challenge.

PENDAHULUAN protein nasional. Namun demikian surnbangan yangdiberikan dalarn produksi daging di Indonesia masihsedikit. Diantara faktor yang dapat mengharnbatproduktivitas ternak rurninansia adalah serangan

Populasi kambing di Indonesia cukup besar,yaitu 11.737.800 ekor II], merupakan salah satu sumber

337

Page 2: infeksi cacing 2

Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radias~ 2001

adalah pertambahan bobot badan dan gambaran darahseperti kadar eosinofil, kadar hemoglobin (Hb),persentase packed cells volume (PCV), dan retikulositserta pemeriksaan telur cacing pacta feses (epg).Pemotongan hewan percobaan dilakukan pacta minggukeduapuluh, kemudian dilakukan pemeriksaan patologiaIlatomi (FA) yang dimaksudkan lUltuk melihatkerusakan hati dan penemuan cacing dewasa.

BASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkanbahwa metaserkaria F.gigantica iradiasi memberikanperlindungan pacta kainbing kacang terhadapinfeksi/talltangan yang diberikan. Dari hasilpengamatan bobot badan (Galnbar I) tampak kainbingkelompok 1 sebagai Ve(+) pertUlllbuhannya terhambatdaD terjadi penUnlllan bobot badan rata-rata sebesar

O,13:tO,13 kg per minggu sedangkan kambingkelompok 4 yang diiInunisasi dengan metaserkarif)iradiasi 25 Gy + uji tantang menunjukkan pertumbuhanyang paling baik (terjadi kenaikan bobot badan rata-rata

sebesar O,O8:tO,O4 kg per lninggu). Terharnbatnyapertumbuhan kambing pacta kelompok kontrol positifini menunjukkan bahwa infeksi parasit cacing pada hatimenimbulkan kerusakan yang cukup parah, sehinggaterjadi perdarahan yang mengakibatkan anemia danselanjutnya dapat mengganggu pertumbuhan badanhewan inangnya. Seperti diketahui bahwa salah satufungsi darah adalah mengangkut rnakanan untukdisebar daD disimpan di dalam tubull. Kurangnyajmnlall darall yang beredar dalam tubuh akanmenyebabkan berkurangnya zat makanan yangdidistribusikan ke selurull tubuh. Oleh karena itu, haltersebut merupakan Salall satu penghambat terhadappertwnbullan badan [7]. Keparahan infeksi cacing hatipacta kelompok kontrol negatif didukung dengan hasilgambaran P A hati kainbing kelompok 1 ini, yaituberupa perkapuran hebat selringga konsistensimelungkat (jaringan hati menjadi keras), wama hatibelang pucat daD ditemukan banyak cacing hati dewasa.Sedang kelompok lain tidak ditemukan kerusakan organltati daD juga tidak ditemukan cacing hati dewasa.Derajat patogenitas Fasciola erat hubungannya denganjmnlah metaserkaria yang tertelan atau jumlah cacinghati yang terdapat dalam organ yang terinfeksi. Padainfeksi yang massif, dimana inang menelanmetaserkaria dalamjumlah banyak, akan terjadi anemiahaemorrhagic acut, d.:'lll haemorrhagi subcapsular hatiyang luas sehingga dapat berakibat fatal. Jika inangdapat bertahan, maka dapat terjadi fibrosis dancholangitis hiperplastic yang menyebabkan konsistensihati meningkat. ISSEROFF dkk dalam GEORGI (8)menunjukkan bahwa inflamasi dinding pembuluhempedu pacta hati berhubungan dengan ekskresi asamamino prolin dalaIn jmnlah besar dari F hepatica.Gambaran hati normal pada kelompok kambing yangdiinfeksi metaserkaria iradiasi (kelompok 3 dan 5)menunjukkan ballwa iradiasi mampu menunmkanpatogenitas F. gigantica sehingga berhasil dieliminasidari tubull kambing percobaan. Pizarello dan Witcofski

penyakit. Salah satu penyakit temak yang cukupmerugikan adalah Fasciolosis yang dapat menyeranghewan ruminansia baik kecil maupun besar, bahkandapat menginfeksi semua mamalia [2]. Fasciolosismerupakan penyakit yang bersifat kronis sehinggajarang menyebabkan kematian, tetapi dapatmenimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besarkarena biasanya terjadi penurunan produksi ataupertumbuhan yang lambat akibat penyakit ini. Namundemikian usaha penanggulangan penyakit Fasciolosisini belum maksimal, karena jarang sekali dilakukanpencegahan oleh petemak terhadap penyakit ini.

Mengingat tidak efektifnya tanggap induksemang terhadap cacing pada umumnya, maka tidakbanyak vaksin yang tersedia [3], karena vaksin parasityang terdiri dari organisme mati atau ekstrak dariorganisme tidak berhasil memberikan proteksi.Penelitian Fasciola pada kambing masih jarang

dilakukan, kebanyakan percobaan menggunakan sapidan domba. Penelitian penyakit parasiter dengan teknikiradiasi bertujuan unhlk melemahkan ageD penyakittanpa menghilangkan daya antigeniknya dan berhasilmemberikan daya kebal pada domba ~ sapi [4].Metaserkaria Fasciola gigantica ifadiasi telahmemberikan perlindungan saInpai 98% pada sapiterhadap Fasciolosis [5],. sedangkan pacta dombaberkisar antara 64-80%[6].

Terkait dengan hal tersebut di alas daii sebagaitindak lanjut dari percobaan terdallulu, maka percobaanini bertujuan untuk mempelajari pengaruh iradiasiterhadap patogenitas F. gigantica yang diharapkanmasih menimbulkan respon kekebalaIl pada temakkambing; sedangkan tujuan dan sasaran aklur penelitiaIladalall untuk memperoleh teknik pengendalian cacinghati F. gigantica pacta temak nuninansia.

BAHAN DAN METODE

Metaserkaria daTi siput Lymnaea rubiginosayang diperoleh daTi daerall sekitar kecamatan Suradekabupaten Sukabumi digunakan dalam percobaan.Sebanyak 18 ekor kambing lokal jantan berumur sekitar10 bulan diguncakan sebagai hewan percobaan.Percobaan dibagi menjadic6 kelompok sesuai denganperlakuan yang diberikan. Sebelum penelitian dimulai,kambing diadaptasikan dan dibebas cacingkan terlebihdallulu dengan obat cacing. Metaserkaria yang akandigunakan untuk bahan imunisasi, diiradiasi dengandosis 25 Gy dan 35 Gy mengguncakan iradiatorGammacell di P3TIR-BATAN Pasar Jum'at, Jakarta.Setiap perlakuan daTi Metaserkaria diinfeksikan melaluioral untuk setiap tiga ekor kaInbing kacang, jantan:kelompok 1 (Ve+) untuk dosis 0 Gy (kontrol positif),kelompok 2 (Ve-) untuk kontrol negatif, kelompok 3untuk dosis 25 Gy tanpa uji tantang, kelompok 4 untukdosis 25 Gy kemudiaIl diuji tantang denganmetaserkaria ganas, kelompok 5 wltuk dosis 35 Gytanpa uji tantaIlg, dan kelompok 6 untuk dosis 35 Gy +uji tantang. Dosis ilueksi adalall 350 metaserkaria untuktiap ekor kambing. Uji tantang diberikan saat 8 lninggusetelah imunisasi. Parameter yang diamati tiap minggu

338

Page 3: infeksi cacing 2

Risalah Peltemualllimiah Peneliliall datI Pengemballgall )\olikasi Isolop datI Radias~ ZOO 1

HUGHES (15) mengatakan ballwa alleluia merupakantanda fascio!iosis yang klasik dan terjadi sebagai akibatkebiasaan cacing menghisap darall. SUKHDEO et of.(16] membuktikan pendapat tersebut denganditemukaImya lesi berupc'l ulsemsi hemoragik padamukosa saluran empedu di hati yang mengalamilliperplasia. Rata.'lll persentase retikulositpun (Gambar5) mempunyai nilai tertinggi pada kambing kelompok 1(10,11%), karena keadaan anemia pada kelompok inimenimbulkan kompensasi tubuh yang kekurangandarah merah dengan cam imobilisasi sel-sel darahmerah muda yaitu retikulosit. Gambar terlampirmenunjukkan basil yang diperoleh menurut parameteryang dillmati selama percobaan.

KESIMPULAN

Dari basil penganlatall yang diperolehmenUlljukkall ballwa metaserkaria iradiasi dosis ~5 Gydapat menunmkan patogenitas cacing hati Fa~itiolagigantica tetapi masih memberikan perlindUllgan padakambing terlladap ilueksi tantangan metaserkaria ganas.Karena pada kelompok 4 ini hewan percobaan tidakmengalalni anemia yang ditUlljukkan dengan gambaranrataall presentase Hb, PCV daD Retikulosit masih dalamkisaran nonnal. Galnbaran P A llatipUll masih nonnal.Sedangkan presentase eosinofil, yang berfungsi sebagaisalall satu lllt kebal terhadap cacing, pada kelompok inilebih tinggi dibanding kelompok imunisasi lain(kelompok 6).

UCAPAN TERIMA KASIH

Pacta kesempatan ini penulis menyampaikanterima kasih kepada kerabat kerja; Yusneti, DiI1ardi,Santoso daD Toto Suroto yang telah banyak membantusehingga percobaan ini dapat berjalan dengan baik.Ucapan terima kasih disan1paikan pula kepada BapakDr. Sulk1Tdono daD Sul1aryanta dari Balitvet Bogor yangtelah banyak memberikan bantuan pacta penelitian ini.

DAFTARPUSTAKA

1. ANONIMOUS, "Buku Statistik Petemakan",Direktorat Jenderal Petemakan, DepartemenPertanian, Jakarta (1995) 12.

2. SUHARDONO, "Penggunaan tikus untuk penelitianFasciola sp. di laboratorium", (Froc. gem.Parasit Nasional Y, Ciawi, Bogor, \ 1988),

Perkumpulan Pemberantasan Penyakit ParasitIndonesia, Jakarta (1989) 359.

menyatakaIl ballwa iradiasi yang bertemu denganmateri biologi (dalmn Iml ini metaserkaria F. gigantica)maka iradiasi ilU akan berinteraksi wrtuk melepaskansebagian enersi yang dikmldlUlgtlya pada nmteri biologitersebut. Selanjutnya, dengan serangkaiml peristiwafisika, kimia dan biokilnia maka sinar gc'llmna dapatberakibat pada kelainan biologi yang disebabkan olehkelainan seluler berupa proliferasi, mutasi dantransfontk'lsi, bahkan kematian [9]. Menurut NAffiAHOdaD RATNASARI (1982) pengarull langslUlg dariiradiasi yaitu dapat mengionisasi DNA, sedangkanmenurut RAHA YU (1986) ~ GUNA WARMAN(1993) pengaruil langslUlg iradiasi terjadi karenapartikel sinar ganuna mengenai materi, sehingga terjadiperusakan fungsi biologi yaitu adanya Immbatansintesis DNA yang mempengaruiu pembelalmn selkarena DNA merupakml pembawa infonnasi lUltuksintesis RNA daD protein [10]. Pada kelompokimunisasi (kelompok 4 daD 6) memperlilmtkaIlgambaran P A hati yang nonnal pula, Iml ilUmenlUljukkan ballwa metaserkaria yang diatenuasidengan iradiasi dan mengalmni kerusakan selulermenjadi lemall virulensinya setetapi lnasih mmnpumerangsang kekebalan pada kmnbing daD memberiperlindlUlgan terlmdap infeksi tantangan metaserkariaganas. Pemanfaatan iradiasi lUltuk mengatenuasimetaserkaria Fasciola gigantica telall memberikallperlindlUlgan yang sangat tinggi terhadap infeksi cacinghati, yaitu perlindwlgan 98 % pada sapi daD 80 % pad-'ldomba [II].

Pada Gambar 2. memperlihatkan ballwakambing kelompok 1 memplUlyai rataan persentaseeosinofil paling tinggi, (98,61%) karena kelompokkambing ini diinfeksi oleh metaserkaria ganas,sebagaimana diketahui ballwa peningkatan persentaseeosinofil umunmya disebabkan oleh infeksi parasitcacing [12]. Sedangkan persentase eosinofil hewanimunisasi terbaik adalall pada kelompok 4 (90,67%),Iml ini menlUljukkan ballwa ada usalla tubuh lUltukmemusnallkan parasit (cacing hati) yang masuk saat ujitantang dengan jalan meningkatkan jWnlall eosinofiltersebut. FINKELMAN et al. [13] berpendapat ballwapada wnwlmya ilueksi cacing pada hewan dan manusiaditandai dengan timbulnya eosinofilia dan tingginyaimlUloglobulin E (Ig E) yang berturut-turut disebabkanoleh sitoken interleukin-5 (IL-5) dan IL-4 yangdihasilkan oleh Tl12 helper subset dari sel T. Sepertitelah diketallUi ballwa eosinofil bekerjasalna denganlirnfokinase dari sel T daD 19B serta IgG yang dibentuksel B lUltuk memusnahkaIl parasit cacing yang masukke dalam tubuh induk semangnya. D A VIES danGOOSE [14] berpendapat bahwa degranulasi darieosinofil pada tegumen atau kulit cacing menimbulkanvakuolisasi pada daerall tersebut, yang selanjutnya akanmengakibatkan kematian cacing.

Rataan persentase Hb (Gambar 3) daD PCV(Gambar 4) memmjukkan bahwa kmnbing kelompok 1memplUlyai nilai paling rendah (Hb=8,94 mg%;PCV=22,33%) karena infeksi metaserkaria ganas akanmenyebabkan kerusakan jaringan bati, perdarahan danpenghisapan darah oleh cacing dewasa sehinggamengakibatkan terjadinya mlemia. DA WES &

3. TIZARD, "Pengantar ImW1ologi Veteriner",Airlangga University Press (1988) 322-323.

4. SMITH, N.C., "Concepts & strategies for antiparasite immunoprophylaxis & therapy", Int.Jurr.al for Par. 22 (1992) 1047.

339

Page 4: infeksi cacing 2

Risalah Pertemtlan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan ~/ikasi lsotop dan RadiaSl; 2(XJ 1

T AYLOR, M.G., Irradiation-attenuated anti-parasite-vaccines in ruminants, in Isotopes andRadiation in Parasitology. I V., InternationalAtomic Energy Agency, VielUla (1981) 83.

5. HAROUN, E. M., & HILL YER, G. V., "Resistanceto Fasciola: A Review", Vet. Parasitol., 20(1986) 63.

YaNG, W.K., "Aninml Parasite Control UtilizingBiotechnology", CRC Press, Inc. Boca Raton,Florid.:'l (1992) 199-218.

6..th12. JAIN, ~.C., Vet. Hematology, 4

Febiger, Philadelpia (1986) 731.Ed. Lea and

13. FINKELMAN, F.D., E.J. PEARCE, J.F. URBANand A.SHER, Regulation and biological functionof helmintll induced cytokine responses. In:lmmunoparasitology Today, Ed. Ash, C. andR.B. Gallagller, Elsevier, Cambridge, U.K. A62-A66 (1991).

7. SUHARDONO, TUASIKAL, B.J., danSUHARYANTO.. "Respon mannol terhadapinfeksi buatan dengan Fasciola gigantica",Aplikasi Isotop dan Radiasi dalam BidangPertanian; Peternakan dan Biologi, (RisalallPertemuan Ihniall, Jakarta 1-992) PAIR BATAN,Jakarta (1993) 813.

l4. DA VIES, C. and J. GOOSE, Killing of newlyexcysted juveniles of F. hepatica in sensitisedrats. Parasite immunol, 3 (l981) 81-96.

8. GEORGI, l.R., Parasitology for Veterinarians, 4thed., W.B. Saunders Company, Plliladelpllia

(1985}78.15. DAWES, B. and D.L. HUGHES, Fascioliasis: tlt@

invasive stages in mammals, Adv. Parasitol.,' 8(1970) 259-274.

9. PIZZARELLO, D.l. and R.C. WITCOFSKI,Interaction of Radiation with Living System, InBasic Radiation Biology, Lea & Febiger,Philadelphia (1967) 84. 16. SUKHDEO, M. V.K., N.C. SANGSTER and D.F.

METrRICK, Permanent feeding sites of adultsF. hepatica in rabbits., Int. J. Parasito1. 18(1988) 509-512.

10. GUNA WARMAN, R., Pengaruh iradiasi Sill.'lfgamma daD waktu inkubasi terhadapkemampuan kultur Trichoderma viride datIRhizopus oryzae serta kuItur campurannya dalatllmenghasilkan enzym selulase pada substratBagase., Skripsi Universitas Jenderal Soedinllan,Fak. Biologi, Purwokerto (1993) 34-35.

-0--CI~-Ctt'att

.D-

o.D-om

Ke 12

~

-6- Ke 16

--,A.- Ks 16I I 1lllilcl, I [, I I II'J III '111

5J)8 -0 'Q. 14

Waktul ( Minggu )'5 'B0 2 4 6

Pengamll iradiasi F. gigantica terhadap pertambahan robot badankambing; Kel.1 = kontrol positif; Kel.2 = kontrol negatif; Kel.3 = 25Gy; Kel.4 = 25 Gy + tantang; Kel.5 = 35 Gy; dan Kel.6 = 35 Gy +

tantang.

Gambar

340

Page 5: infeksi cacing 2

Risalah Pertemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan ~/ikaSi. lsalop dan Radiasi, 2(XJ 1

120

100

Kel 1 Kel 2 KeJ 3 Kel 4

Perlakuan

Kel5 Kel6

~~

Gambar 2. Pengarull iradiasi F. gigafltica terhadap persentase sel eosinofil kambing: KeI = kontrol positif; Kel. 2 = kontrol negatif; Kel. 3 = 25 Gy; Kel. 4 = 25Gy +tantang; Kel. 5 = 35 Gy; dan Kel.6 = 35 Gy + tantang.

Gambar 3. Pengarull iradiasi F. gigantica terltadap kadar hemoglobin (Hb) kambing:Kel. I = kontrol positif; Kel. 2 = kontrol negatif; Kel. 3 = 25Gy; Kel. 4 = 25Gy + tantang; Kel. 5 = 35 Gy; dan Kel. 6 = 35 Gy + tantang.

341

Page 6: infeksi cacing 2

Risalah Pel1emuan Ilmiah Pene/ilian dan Pengembangan Aplikasi Isolop dan Radias~ ZOO 1

30

28

-~->(.)D-

26

24

22

20

Kel6Kel1 Kel2 Kel3 Kel4 Kel5

Perlakuan

Gambar 4. Pengaruh iradiasi F. gigantica terhadap persentase PCV kmnbing: Kel. 1 =kontrol positif; Kel. 2 = kontrol negatif; Kel. 3 = 25 Gy; Kel. 4 = 25Gy +tantang; Kel. 5 = 35 Gy; Kel. 6 = 35 Gy + tantang.

12

10

~--.~.2~

~;Q)~

8

6

4

2

Kel 3 Kel 4

Perlakuan

Kel5 Kel6Kel1 Kel2

GaInbar 5. Pengarull iradiasi F. gigantica terhadap persentase set retikulosit kalnbing:Kel. 1 = kontrol positif; Kel. 2 = kontrol negatif; Kel. 3 = 25Gy; Kel. 4 =25 Gy+ tantang; Kel. 5 = 35 Gy~ daD Kel. 6 = 35 Gy + tantang.

342

Page 7: infeksi cacing 2

Risalah Perlemuan Ilmiah Pene/i/ian dan Pengembangan AplikdS/o lsolop dan R~ 2(x) /

DISKUSI

BOKY J. TUASIKALELSJE L. SISWORO

1. Manakah perlakuan yang paling baik nomor 4 alaunomor 3 '?

2. Akan diaplikasikan sebagai basil dari Balan dalamwaktu dekat ini ?

BOKY J. TUASIKAL

1. Kambing kelompok kontrol negatif merupakanbewaIl nonnal dan pada penghitungan "Gainweight" mendapat basil (+) berarti ada kel13ikanbobot badan pada kelompok ini yang tidak berbedanyata dengan kelompok 4. lni berarti pertwnbuhankambing kelompok 4 masih baik seperti hewannormal.

2. Kami bel urn rnencoba iradiasi rn.s < 2S kGy, saranini akan kami pertirnbangkan.

HARSOJO

1. Yang paling baik adalall perlakuan 4. yaitu kambingkelompok ini telah diimunisasi metaserkaria 25 kGydan mampu mengeliminasi cacing dari uji tantang(basil PA : bati tampak normal, presentasi).

2. Belum karena kami masih melakukan penelitianbersama Pusvetma Surabaya pada tahun inimenggunakan hewan percobaan sapi. Batan hanyamemberi teknologi dan yang akan memproduksivaksin ini adalah Pusvetma Surabaya (sesuai denganperaturan dari Dirjen Peternakan).

Apakah muogkin di Indonesia pada kemudiat111ari bebas dari Fasciola?

BOKY J. TUASIKAL

Kemungkinan Indonesia bebas dari Fasciolasangat kecil, hal ini berkaitan dengan budayapetemakan Indonesia yang kurang memperhatikanmanagement pemelil1ara.1n tenk1knya karena penyakitkecacingan pada wnumnya bersifat kronis lnaka gejalaklilus tidak talnpak jelas selungga petenmk tidakrnernsa perlu rnelakukatl pernberiall obat cacing sebagaipencegal1aJl daD sebagainya, selanjutJlya penyakit iniselalu ada pada ternak rakyat.

MARlA LINA

1. Bagain1ana perbandingan berat badall kambingkontrol (-) dengall per1akuan kelompok 4 (m.sradiasi 25 kGy. Apakall acta perbedaaIl(pellalubahan berat badarl darl sebagainya) ?

2. Apakah tidak dicoba dengall m.s yang diradiasi < 25kGy yang kemungkinall menimbulkan responkekebalal11ebih baik ?

343