8
1 INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 24 SEPTEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1435 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya adalah penentuan awal bulan Hijriah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Penentuan awal bulan Hijriah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Dzulhijjah, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang salah satu tupoksinya adalah pelayanan data tanda waktu tentu sangat berkepentingan dalam penentuan awal bulan Hijriah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari Terbenam, Rabu, 24 September 2014 M: Penentu Awal Bulan Dzulhijjah 1435 H sebagai berikut. 1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Peristiwa ini akan kembali terjadi pada hari Rabu, 24 September 2014 M, pukul 06 : 14 UT atau pukul 13 : 14 WIB atau pukul 14 : 14 WITA atau pukul 15 : 14 WIT, yaitu ketika nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 181,133 o . Pada saat konjungsi tersebut, jarak sudut Matahari dan Bulan (elongasi) adalah 1,638 o . Elongasi ini lebih besar daripada jumlah semi diameter Bulan dan Matahari pada saat tersebut, yaitu 0,514 o . Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 16 jam 01 menit. Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon- teramati. Keadaan ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter Matahari, efek refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut (dpl). Dalam perhitungan standar penentuan waktu terbenam Matahari, semi diameter Matahari dianggap 16’, efek refraksi atmosfer dianggap 34’ dan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl (Seidelmann, 1992). Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 24 September 2014 paling awal terjadi pada pukul 17 : 33 WIT di Jayapura dan paling akhir terjadi pada pukul 18 : 34 WIB di Sabang. Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan bahwa konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 24 September 2014 di wilayah Indonesia. Dengan demikian, secara astronomis waktu pelaksanaan rukyat Hilal di wilayah Indonesia bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuan awal bulan Hijriah adalah setelah Matahari terbenam tanggal 24 September 2014. Sementara itu bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Hijriah, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam pada tanggal 24 September 2014 tersebut.

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 24 …data.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_dzulhijjah_1435h.pdf · adalah penentuan awal bulan Hijriah , yang didasarkan pada

Embed Size (px)

Citation preview

1

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 24 SEPTEMBER 2014 M

PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1435 H

Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam

mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya

adalah penentuan awal bulan Hijriah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi.

Penentuan awal bulan Hijriah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal

tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Dzulhijjah, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang

salah satu tupoksinya adalah pelayanan data tanda waktu tentu sangat berkepentingan dalam

penentuan awal bulan Hijriah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari

Terbenam, Rabu, 24 September 2014 M: Penentu Awal Bulan Dzulhijjah 1435 H sebagai berikut.

1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari

Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan

sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Peristiwa

ini akan kembali terjadi pada hari Rabu, 24 September 2014 M, pukul 06 : 14 UT atau pukul 13 : 14

WIB atau pukul 14 : 14 WITA atau pukul 15 : 14 WIT, yaitu ketika nilai bujur ekliptika Matahari

dan Bulan tepat sama 181,133o. Pada saat konjungsi tersebut, jarak sudut Matahari dan Bulan

(elongasi) adalah 1,638o. Elongasi ini lebih besar daripada jumlah semi diameter Bulan dan

Matahari pada saat tersebut, yaitu 0,514o. Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi

sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 16 jam 01 menit.

Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-

teramati. Keadaan ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter

Matahari, efek refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut (dpl).

Dalam perhitungan standar penentuan waktu terbenam Matahari, semi diameter Matahari dianggap

16’, efek refraksi atmosfer dianggap 34’ dan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl (Seidelmann,

1992). Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 24 September

2014 paling awal terjadi pada pukul 17 : 33 WIT di Jayapura dan paling akhir terjadi pada pukul 18

: 34 WIB di Sabang.

Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan bahwa

konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 24 September 2014 di wilayah Indonesia.

Dengan demikian, secara astronomis waktu pelaksanaan rukyat Hilal di wilayah Indonesia bagi

yang menerapkan rukyat dalam penentuan awal bulan Hijriah adalah setelah Matahari terbenam

tanggal 24 September 2014. Sementara itu bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal

bulan Hijriah, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam pada tanggal 24

September 2014 tersebut.

2

2. Data Hilal saat Matahari Terbenam untuk Beberapa Kota di Indonesia

Pada Tabel terlampir ditampilkan informasi astronomis Hilal dan Matahari untuk beberapa kota

di Indonesia saat Matahari terbenam tanggal 24 September 2014 M. Informasi ini adalah informasi

dasar penentu awal bulan Dzulhijjah 1435 H. Pada tabel tersebut, sebagaimana penentuan waktu

terbenam Matahari, waktu terbenam Bulan dinyatakan saat bagian atas piringan Bulan tepat di

horizon-teramati. Dalam perhitungan standar waktu terbenam Bulan, efek refraksi atmosfer

dianggap 34’, elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl dan semi diameter Bulan adalah nilainya pada

saat tersebut (Seidelmann, 1992).

Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North) menyusuri

bidang horizon ke arah Timur dan seterusnya hingga ke posisi proyeksi benda langit di bidang

horizon. Benda langit yang dimaksud adalah Bulan atau Matahari. Tinggi Hilal dinyatakan sebagai

ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon-teramati dengan elevasi pengamat dianggap 0 meter

dpl dan efek refraksi atmosfer standar telah diikutsertakan dalam perhitungan. Elongasi adalah jarak

sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari untuk pengamat dengan elevasi

dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer Bumi diabaikan.

Sementara FI Bulan adalah fraksi illuminasi Bulan, yaitu persentase perbandingan antara luas

piringan Bulan yang tercahayai oleh Matahari dan menghadap ke pengamat di permukaan Bumi

dengan luas seluruh piringan Bulan. Dari tabel tersebut di atas dapat juga diperoleh informasi umur

Bulan dan lag. Umur Bulan adalah selisih waktu antara terbenam Matahari dengan waktu terjadinya

konjungsi. Adapun lag adalah selisih waktu terbenam Bulan dengan waktu terbenam Matahari.

Dalam perhitungan tinggi Bulan, efek tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut dapat

diikutsertakan dengan menggunakan persamaan (1) berikut, yaitu

daa 0 , (1)

dengan a adalah tinggi Bulan dari horizon-teramati dengan memperhitungkan efek tinggi lokasi

pengamat dan ao adalah tinggi Bulan dari horizon-teramati tanpa efek tinggi lokasi pengamat.

Adapun d pada persamaan (1) di atas adalah efek kerendahan horizon (dip) yang dinyatakan oleh1)

hd 02917,0 , (2)

dengan h adalah tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut dalam satuan meter.

Sebagai contoh untuk perhitungan di atas adalah ketinggian Bulan pada 24 September 2014

untuk pengamat di Pelabuhan Ratu dengan elevasi lokasi pengamat 52,685 meter dpl. Berdasarkan

Tabel terlampir untuk lokasi Pelabuhan Ratu, diperoleh ao adalah 0o 24,15’. Berdasarkan persamaan

(2) di atas, nilai d adalah 0,2117o. Setelah hasil ini diterapkan pada persamaan (1) di atas, diperoleh

nilai a adalah 0,6143o. Dengan demikian, setelah memperhitungkan elevasinya, tinggi Bulan di

Pelabuhan Ratu dari horizon-teramati saat Matahari terbenam tanggal 24 September 2014 adalah 0o

36,86’. Prosedur yang sama dapat dilakukan untuk lokasi lainnya.

3

3. Peta Ketinggian Hilal

Gambar 1. Peta ketinggian Hilal tanggal 24 September 2014 untuk pengamat antara 60o LU s.d. 60

o LS.

Pada Gambar 1 ditampilkan peta ketinggian Hilal untuk pengamat di antara 60o LU sampai

dengan 60o LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada

tanggal 24 September 2014. Pada Gambar 1 tersebut ditampilkan pula ketinggian Hilal untuk

pengamat yang berada di Indonesia. Adapun peta ketinggian Hilal saat Matahari terbenam di

Indonesia pada tanggal 24 September 2014 lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2. Pada kedua

gambar tersebut, tinggi Hilal dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon-

teramati dengan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer standar telah

diikutsertakan dalam perhitungan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 1 dan 2, pada daerah dengan

ketinggian Hilal kurang dari 0o, Hilal mustahil akan teramati karena saat Matahari terbenam, Hilal

sudah di bawah horizon. Sebagaimana terlihat pada Gambar 2, ketinggian Hilal di Indonesia saat

Matahari terbenam pada 24 September 2014 berkisar antara -0,67o sampai dengan 0,47

o.

Gambar 2. Peta ketinggian Hilal tanggal 24 September 2014 untuk pengamat di Indonesia

4

4. Peta Elongasi

Pada Gambar 3 ditampilkan peta elongasi untuk pengamat di Indonesia saat matahari terbenam

tanggal 24 September 2014. Elongasi adalah jarak sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat

piringan Matahari untuk pengamat dengan elevasi dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer

Bumi diabaikan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3, elongasi saat Matahari terbenam tanggal 24

September 2014 di Indonesia berkisar antara 1,78o sampai dengan 2,50

o.

Gambar 3. Peta Elongasi tanggal 24 September 2014 untuk pengamat di Indonesia

5. Peta Umur Bulan

Pada Gambar 4 ditampilkan peta umur Bulan saat Matahari terbenam tanggal 24 September

2014. Umur Bulan adalah selisih waktu antara terbenam Matahari dengan waktu terjadinya

konjungsi. Sebagaimana terlihat pada Gambar 4, umur Bulan di Indonesia pada tanggal 24

September 2014 berkisar antara 2,33 jam sampai dengan 5,34 jam.

Gambar 4. Peta Umur Bulan tanggal 24 September 2014 untuk pengamat di Indonesia

5

6. Peta Lag

Pada Gambar 5 ditampilkan peta Lag untuk pengamat di Indonesia pada tanggal 24 September

2014. Lag adalah selisih waktu terbenam Bulan dengan waktu terbenam Matahari. Sebagaimana

terlihat pada gambar tersebut, selisih waktu terbenam Bulan dengan Matahari di Indonesia pada

tanggal 24 September 2014 berkisar antara -1,87 menit sampai dengan 3,34 menit.

Gambar 5. Peta Lag tanggal 24 September 2014 untuk pengamat di Indonesia

7. Peta Fraksi Illuminasi Bulan

Pada Gambar 6 ditampilkan peta Fraksi Illuminasi Bulan untuk pengamat di Indonesia pada

tanggal 24 September 2014. Fraksi Illuminasi Bulan adalah perbandingan antara luas piringan

Bulan yang tercahayai oleh Matahari dan menghadap ke pengamat di permukaan Bumi dengan luas

seluruh piringan Bulan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 6, Fraksi Illuminasi Bulan pada tanggal

24 September 2014 berkisar antara 0,02 % sampai dengan 0,05 %.

Gambar 6. Peta Fraksi Illuminasi Bulan tanggal 24 September 2014 untuk pengamat di Indonesia

6

8. Objek Astronomis Lainnya yang Berpotensi Mengacaukan Rukyat Hilal

Dalam perencanaan rukyat Hilal, perlu diperkirakan juga objek-objek astronomis selain Hilal

dan Matahari yang posisinya berdekatan dengan Bulan dan kecerlangannya tidak berbeda jauh

dengan Hilal atau lebih lebih cerlang daripada Hilal. Objek astronomis ini bisa berupa planet,

misalnya Venus atau Merkurius, atau berupa bintang yang cerlang, seperti Sirius. Adanya objek

astronomis lainnya ini berpotensi menjadikan pengamat menganggapnya sebagai Hilal.

Pada tanggal 24 September 2014, dari sejak matahari terbenam hingga Bulan terbenam tidak

ada objek astronomis lainnya dengan jarak sudut kurang dari 5o dari Bulan.

Referensi

Seidelmann P.K. (Ed.) (1992), Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac,

University Science Books, Mill Valley, CA.

Informasi Lanjut

Sub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG

Gedung Operasional Baru Lantai 3

Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720

Telepon : (021) 4246321 ext. 3309

situs : http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Tanda_Waktu/

surat-e : [email protected]

KONJUNGSI / IJTIMA':RABU, 24 SEPTEMBER 2014 M, PUKUL 13 : 14 WIB

o ' o ' j m j m o ' o ' o ' o ' %

1 SABANG 95 21.00 BT 5 54.00 LU 18 : 34 WIB 18 : 36 WIB 269 32.79 267 6.60 0 13.91 2 30.09 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.05

2 BANDA ACEH 95 45.00 BT 5 31.00 LU 18 : 32 WIB 18 : 35 WIB 269 32.50 267 7.20 0 14.17 2 29.29 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.05

3 MEULABOH 96 7.00 BT 4 11.00 LU 18 : 31 WIB 18 : 33 WIB 269 31.41 267 8.47 0 16.53 2 27.66 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.05

4 GUNUNG SITOLI 97 42.30 BT 1 10.00 LU 18 : 25 WIB 18 : 27 WIB 269 28.95 267 11.99 0 20.53 2 23.16 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

5 MEDAN 98 40.60 BT 3 33.70 LU 18 : 21 WIB 18 : 23 WIB 269 31.06 267 10.87 0 14.03 2 24.28 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

6 SIBOLGA 98 53.70 BT 1 33.10 LU 18 : 20 WIB 18 : 22 WIB 269 29.36 267 12.50 0 17.92 2 22.21 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

7 PADANG 100 21.30 BT 0 53.00 LS 18 : 14 WIB 18 : 17 WIB 269 27.33 267 15.35 0 20.64 2 18.45 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

8 PEKANBARU 101 26.70 BT 0 27.70 LU 18 : 10 WIB 18 : 12 WIB 269 28.58 267 15.02 0 16.26 2 18.52 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

9 JAMBI 103 38.30 BT 1 38.10 LS 18 : 1 WIB 18 : 3 WIB 269 26.88 267 17.89 0 17.05 2 14.37 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

10 BENGKULU 102 20.30 BT 3 51.80 LS 18 : 6 WIB 18 : 9 WIB 269 24.78 267 18.88 0 23.40 2 13.70 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

11 PALEMBANG 104 42.10 BT 2 54.20 LS 17 : 57 WIB 17 : 59 WIB 269 25.81 267 19.41 0 17.86 2 12.16 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

12 BANDAR LAMPUNG 105 14.40 BT 5 14.40 LS 17 : 55 WIB 17 : 58 WIB 269 23.70 267 21.42 0 21.43 2 9.53 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

13 BATAM 104 6.80 BT 1 7.10 LU 17 : 59 WIB 18 : 1 WIB 269 29.33 267 16.36 0 10.85 2 16.41 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

14 TANJUNG PINANG 104 31.80 BT 0 55.00 LU 17 : 57 WIB 17 : 59 WIB 269 29.18 267 16.76 0 10.62 2 15.81 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

15 RANAI 108 27.00 BT 3 50.00 LU 17 : 41 WIB 17 : 43 WIB 269 31.92 267 18.10 0 -1.20 2 14.83 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

16 PANGKAL PINANG 106 8.40 BT 2 8.70 LS 17 : 51 WIB 17 : 53 WIB 269 26.59 267 19.70 0 14.16 2 11.44 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

17 TANJUNG PANDAN 107 45.20 BT 2 45.10 LS 17 : 44 WIB 17 : 47 WIB 269 26.15 267 20.99 0 12.82 2 9.36 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

18 MERAK 106 0.00 BT 5 56.00 LS 17 : 52 WIB 17 : 55 WIB 269 23.10 267 22.30 0 21.52 2 8.17 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

19 PANDEGLANG 106 6.00 BT 6 18.00 LS 17 : 51 WIB 17 : 54 WIB 269 22.76 267 22.62 0 22.03 2 7.75 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

20 SERANG 106 9.00 BT 6 6.00 LS 17 : 51 WIB 17 : 54 WIB 269 22.95 267 22.49 0 21.59 2 7.88 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

21 RANGKAS BITUNG 106 14.00 BT 6 22.00 LS 17 : 51 WIB 17 : 54 WIB 269 22.71 267 22.73 0 21.94 2 7.56 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

23 JAKARTA 106 50.47 BT 6 9.31 LS 17 : 48 WIB 17 : 51 WIB 269 22.95 267 22.84 0 20.59 2 7.16 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

24 PELABUHAN RATU 106 33.46 BT 7 1.74 LS 17 : 49 WIB 17 : 52 WIB 269 22.10 267 23.37 0 24.15 2 6.66 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

25 BANDUNG 107 35.00 BT 6 54.00 LS 17 : 45 WIB 17 : 48 WIB 269 22.29 267 23.71 0 20.77 2 5.79 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

26 LEMBANG 107 36.96 BT 6 49.55 LS 17 : 45 WIB 17 : 48 WIB 269 22.36 267 23.67 0 22.12 2 5.82 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

27 SEMARANG 110 22.80 BT 6 59.00 LS 17 : 34 WIB 17 : 37 WIB 269 22.39 267 24.95 0 16.49 2 3.13 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

28 YOGYAKARTA 110 26.00 BT 7 47.00 LS 17 : 34 WIB 17 : 37 WIB 269 21.63 267 25.49 0 17.83 2 2.37 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

29 PANGGUNG REJO 112 13.00 BT 8 20.00 LS 17 : 27 WIB 17 : 29 WIB 269 21.21 267 26.53 0 15.96 2 0.32 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

30 TANJUNG KODOK 112 21.00 BT 6 52.00 LS 17 : 26 WIB 17 : 29 WIB 269 22.63 267 25.71 0 13.16 2 1.53 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

31 NGLIYEP 112 26.00 BT 8 21.00 LS 17 : 26 WIB 17 : 28 WIB 269 21.21 267 26.62 0 15.64 2 0.12 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

32 PRAPAT,BAWEAN 112 35.00 BT 5 48.00 LS 17 : 25 WIB 17 : 27 WIB 269 23.66 267 25.22 0 10.88 2 2.30 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

33 SURABAYA 112 47.10 BT 7 23.00 LS 17 : 25 WIB 17 : 27 WIB 269 22.17 267 26.19 0 13.39 2 0.69 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

34 PASIBAN 113 20.00 BT 8 20.00 LS 17 : 22 WIB 17 : 25 WIB 269 21.28 267 26.95 0 14.18 1 59.38 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

35 AMBAT,PAMEKASAN 113 25.00 BT 7 13.00 LS 17 : 22 WIB 17 : 24 WIB 269 22.37 267 26.35 0 12.09 2 0.32 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

36 TERANGULASI 114 22.00 BT 8 40.00 LS 17 : 18 WIB 17 : 21 WIB 269 21.03 267 27.52 0 13.11 1 58.23 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

37 PONTIANAK 109 24.50 BT 0 8.60 LS 17 : 38 WIB 17 : 39 WIB 269 28.57 267 20.53 0 5.25 2 10.26 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

38 SINTANG 111 28.60 BT 0 3.90 LS 17 : 29 WIB 17 : 31 WIB 269 28.77 267 21.82 0 1.92 2 8.53 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.04

NO NAMA LOKASIPOSISI LOKASI WAKTU TERBENAM

LINTANG MATAHARI BULAN

TINGGI POSISI BULAN RELATIF

TERHADAP MATAHARI (ELONGASI)MATAHARI BULANBUJUR

DATA HILAL DAN MATAHARI PADA SAAT MATAHARI TERBENAM

RABU, 24 SEPTEMBER 2014 M

PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1435 H

AZIMUTH FI

BULANBULAN

39 PANGKALAN BUN 111 43.00 BT 2 41.00 LS 17 : 29 WIB 17 : 30 WIB 269 26.47 267 23.16 0 6.52 2 5.90 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

40 PALANGKA RAYA 113 56.60 BT 2 13.60 LS 17 : 20 WIB 17 : 21 WIB 269 27.02 267 24.21 0 2.20 2 4.49 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

41 MUARATEWE 114 42.00 BT 0 39.00 LS 17 : 17 WIB 17 : 18 WIB 269 28.47 267 24.07 0 -1.93 2 5.37 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

42 BANJARMASIN 114 45.20 BT 3 26.30 LS 18 : 17 WITA 18 : 18 WITA 269 25.98 267 25.16 0 3.18 2 2.73 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

43 TENGGARONG 116 59.92 BT 0 26.59 LS 18 : 7 WITA 18 : 8 WITA 269 28.80 267 25.44 0 -5.88 2 3.85 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

44 SAMARINDA 117 8.00 BT 0 26.00 LS 18 : 7 WITA 18 : 8 WITA 269 28.82 267 25.53 0 -6.11 2 3.76 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

45 TANJUNG REDEP 117 32.00 BT 2 15.00 LU 18 : 5 WITA 18 : 5 WITA 269 31.17 267 25.22 0 -11.85 2 6.01 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

46 TARAKAN 117 34.10 BT 3 19.70 LU 18 : 5 WITA 18 : 5 WITA 269 32.09 267 25.08 0 -14.01 2 7.01 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

47 JEMBRANA 114 35.00 BT 8 23.00 LS 18 : 17 WITA 18 : 20 WITA 269 21.32 267 27.45 0 12.28 1 58.31 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

48 TABANAN 115 2.00 BT 8 29.00 LS 18 : 16 WITA 18 : 18 WITA 269 21.25 267 27.67 0 11.74 1 57.86 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

49 BULELENG 115 5.00 BT 8 8.00 LS 18 : 15 WITA 18 : 17 WITA 269 21.59 267 27.51 0 11.05 1 58.14 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

50 DENPASAR 115 10.20 BT 8 40.70 LS 18 : 15 WITA 18 : 17 WITA 269 21.07 267 27.82 0 11.85 1 57.58 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

51 BADUNG 115 13.00 BT 8 37.00 LS 18 : 15 WITA 18 : 17 WITA 269 21.13 267 27.81 0 11.67 1 57.60 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

52 GIANYAR 115 20.00 BT 8 31.00 LS 18 : 14 WITA 18 : 17 WITA 269 21.24 267 27.80 0 11.32 1 57.60 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

53 BANGLI 115 22.00 BT 8 27.00 LS 18 : 14 WITA 18 : 16 WITA 269 21.30 267 27.78 0 11.15 1 57.63 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

54 KLUNGKUNG 115 25.00 BT 8 32.00 LS 18 : 14 WITA 18 : 16 WITA 269 21.23 267 27.84 0 11.21 1 57.52 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

55 KARANGASEM 115 31.00 BT 8 26.00 LS 18 : 14 WITA 18 : 16 WITA 269 21.33 267 27.82 0 10.88 1 57.53 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

56 MATARAM 116 6.10 BT 8 33.70 LS 18 : 11 WITA 18 : 13 WITA 269 21.24 267 28.11 0 10.17 1 56.96 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

57 SUMBAWA BESAR 117 25.00 BT 8 26.00 LS 18 : 6 WITA 18 : 8 WITA 269 21.45 267 28.54 0 7.86 1 56.10 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

58 BIMA 118 41.50 BT 8 32.60 LS 18 : 1 WITA 18 : 3 WITA 269 21.43 267 29.06 0 6.02 1 55.09 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

59 WAINGAPU 120 18.10 BT 9 40.20 LS 17 : 55 WITA 17 : 56 WITA 269 20.43 267 30.07 0 5.36 1 52.96 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

60 KUPANG 123 39.80 BT 10 10.60 LS 17 : 41 WITA 17 : 42 WITA 269 20.15 267 31.34 0 0.84 1 50.43 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

61 KOTAMOBAGU 124 22.00 BT 0 45.00 LU 17 : 38 WITA 17 : 38 WITA 269 30.32 267 30.04 0 -19.62 2 0.35 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

62 MANADO 124 55.50 BT 1 32.80 LU 17 : 36 WITA 17 : 35 WITA 269 31.05 267 30.43 0 -22.00 2 0.81 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

63 TONDANO 124 56.00 BT 1 18.00 LU 17 : 36 WITA 17 : 35 WITA 269 30.83 267 30.43 0 -21.54 2 0.57 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

64 BITUNG 125 13.00 BT 1 26.00 LU 17 : 34 WITA 17 : 34 WITA 269 30.97 267 30.63 0 -22.24 2 0.55 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

65 TAHUNA 125 32.00 BT 3 10.00 LU 17 : 33 WITA 17 : 32 WITA 269 32.47 267 30.98 0 -26.06 2 2.03 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

66 MIANGAS 125 35.00 BT 5 33.00 LU 17 : 33 WITA 17 : 32 WITA 269 34.47 267 31.35 0 -30.80 2 4.25 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

67 KENDARI 122 24.80 BT 4 5.10 LS 17 : 46 WITA 17 : 47 WITA 269 25.89 267 29.36 0 -7.68 1 56.87 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

68 LUWUK 122 46.20 BT 1 2.40 LS 17 : 44 WITA 17 : 44 WITA 269 28.65 267 29.12 0 -13.77 1 59.54 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

69 PALU 119 54.50 BT 0 54.90 LS 17 : 56 WITA 17 : 56 WITA 269 28.58 267 27.35 0 -9.52 2 1.41 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

70 TOLI-TOLI 120 47.60 BT 1 7.40 LU 17 : 52 WITA 17 : 52 WITA 269 30.41 267 27.63 0 -14.73 2 2.78 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

71 MAJENE 119 0.00 BT 2 30.00 LS 17 : 59 WITA 18 : 0 WITA 269 27.10 267 27.17 0 -5.18 2 0.52 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

72 MAKASSAR 119 32.90 BT 5 3.50 LS 17 : 57 WITA 17 : 58 WITA 269 24.80 267 28.18 0 -1.42 1 57.75 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

73 GORONTALO 122 51.10 BT 0 38.20 LU 17 : 44 WITA 17 : 44 WITA 269 30.12 267 29.04 0 -17.02 2 1.08 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

74 TERNATE 127 22.90 BT 0 49.80 LU 18 : 26 WIT 18 : 25 WIT 269 30.59 267 32.05 0 -24.54 1 58.94 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

75 AMBON 128 5.00 BT 3 42.00 LS 18 : 23 WIT 18 : 23 WIT 269 26.61 267 32.27 0 -17.38 1 54.34 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

76 SAUMLAKI 131 18.00 BT 7 59.00 LS 18 : 11 WIT 18 : 11 WIT 269 22.80 267 33.74 0 -15.12 1 49.05 Bulan di sebelah Selatan - Atas Matahari 0.03

77 TUAL 132 44.00 BT 5 40.00 LS 18 : 5 WIT 18 : 4 WIT 269 25.10 267 34.47 0 -21.43 1 50.80 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

78 SORONG 131 17.00 BT 0 54.00 LS 18 : 10 WIT 18 : 9 WIT 269 29.33 267 34.32 0 -27.60 1 55.77 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

79 FAK FAK 132 14.00 BT 2 56.00 LS 18 : 7 WIT 18 : 6 WIT 269 27.57 267 34.55 0 -25.45 1 53.54 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

80 MANOKWARI 134 3.00 BT 0 53.00 LS 17 : 59 WIT 17 : 58 WIT 269 29.52 267 36.02 0 -32.16 1 54.96 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

81 BIAK 136 6.20 BT 1 11.00 LS 17 : 51 WIT 17 : 50 WIT 269 29.39 267 37.19 0 -35.01 1 54.22 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

82 TIMIKA 136 53.00 BT 4 32.00 LS 17 : 48 WIT 17 : 47 WIT 269 26.42 267 36.67 0 -30.26 1 50.94 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03

83 MERAUKE 140 25.00 BT 8 31.00 LS 17 : 34 WIT 17 : 33 WIT 269 22.88 267 37.13 0 -29.25 1 46.83 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.02

84 JAYAPURA 140 31.00 BT 2 34.00 LS 17 : 33 WIT 17 : 32 WIT 269 28.44 267 39.25 0 -39.93 1 52.38 Bulan di sebelah Selatan - Bawah Matahari 0.03