11
A. Infrak Miokard 1. Pengertian Menurut Baughman (2000), infrak miokardium (IM) mengacu pada proses dimana jaringan miokard mengalami kerusakan dalam region jantung yang mengurangi suplai darah adekuat karena penurunan aliran darah koroner. Sedangkan menurut Perki (2004) dalam muttaqin (2009), Infrak miokardium akut (IMA) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium yang disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner. 2. Etiologi Penyebab infrak miokard dapat karena penyempitan kritis arteri koroner akibat arterosklerosis atau okulasi arteri komplet akibat embolus atau trombus. ( Baughman, 2000). Akibatnya terjadi pengurangan suplai oksigen yang dapat mengganggu keseimbangan dan membahayakan fungsi miokardium. Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen pada jaringan yang bersifat sementara dan reversible. Iskemia yang lama akan mengakibatkan kematian otot atau nekrosis. Secara klinis, nekrosis miokardium dikenal dengan nama infrak miokardium. (Muttaqin, 2009)

Infrak Miokard Tik 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kmb

Citation preview

A. Infrak Miokard

1. Pengertian

Menurut Baughman (2000), infrak miokardium (IM) mengacu pada proses

dimana jaringan miokard mengalami kerusakan dalam region jantung yang

mengurangi suplai darah adekuat karena penurunan aliran darah koroner.

Sedangkan menurut Perki (2004) dalam muttaqin (2009), Infrak miokardium

akut (IMA) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium yang disebabkan oleh

tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner.

2. Etiologi

Penyebab infrak miokard dapat karena penyempitan kritis arteri koroner

akibat arterosklerosis atau okulasi arteri komplet akibat embolus atau trombus.

( Baughman, 2000). Akibatnya terjadi pengurangan suplai oksigen yang dapat

mengganggu keseimbangan dan membahayakan fungsi miokardium.

Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen pada jaringan yang

bersifat sementara dan reversible. Iskemia yang lama akan mengakibatkan

kematian otot atau nekrosis. Secara klinis, nekrosis miokardium dikenal dengan

nama infrak miokardium. (Muttaqin, 2009)

Ventrikel kiri adalah ruang jantung yang paling rentan terhadap iskemia dan

infrak miokardium, karena sifat khas oksigenisasi miokardiumnya yang unik.

menurut Price (1995) dalam Muttaqin (2009), sifat khas oksigenisasi miokardium

ventrikel kiri adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan ventrikel kiri akan oksigen lebih besar karena besarnya

resistensi sistemik terhadap ejeksi serta masa otot yang lebih besar.

b. Disamping itu, aliran pembuluh koroner secara alamiah bersifat fasik.

Cabang-cabang arteri koronaria tertanam jauh dalam miokardium. Pada

waktu sistole, cabang-cabang ini tertekan sehingga meningkatkan

resistansi terhadap aliran.

c. Kontraksi dinding ventrikel kiri yang tebal akan menghentikan aliran

sistolik melalui cabang pembuluh koroner di dalam miokardium, terutama

di daerah paling dalam atau subendokarial.

d. Pada dinding vebtrikel kanan yang lebih tipis, masih ada aliran sistolik

yang berlangsung kontinu.

Berkurangnya kadar oksigen mengakibatkan miokardium mengubah

metabolisme yang bersifat aerob menjadi metabolisme anaerob. Metabolisme

anaerob yang melewati lintasan glikolisis jauh lebih tidak efisien

dibandingkan dengan metabolisme aerob melalui fosfolirasi oksidatif dan

siklus kreb. Hasil akhir metabolisme anaerob adalah asam laktat yang akan

tertimbun sehingga menurunkan pH sel. Gangguan efek hipoksia,

berkurangnya energi yang tersedia serta asidosis dapat dengan cepat

mengganggu fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium

yang terserang berkurang serabut-serabutnya memendek serta daya dan

kecepatannya berkurang. Selain itu, gerakan dinding pada segmen yang

mengalami iskemia menjadi abnormal, bagian tersebut akan menonjol keluar

setiap kali ventrikel berkontraksi. (Muttaqin, 2009)

Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung dapat

mengubah hemodinamika tubuh. Perubahan hermodinamika bervariasi sesuai

ukuran segmen yang mengalami iskemia dan derajat respons refleks sebagai

kompensasi sistem saraf otonom. Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat

mengurangi curah jantung dengan berkurangnya volume sekuncup (jumlah

darah yang dikeluarkan setiap kali uantung berdenyut). (Muttaqin, 2009)

3. Tanda dan Gejala

Menurut Baughman (2000), tanda dan gejala infrak miokardium adalah

sebagai berikut :

a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus tidak mereda,

biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini

merupakan gejala utama.

b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak

dapat tertahankan lagi.

c. Nyeri ini sangat sakit seperti ditusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu

dan terus kebawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).

d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan

emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang

dengan istirahat atau nitrogliserin (NTG).

e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.

f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,

pening atau kepala terasa melayang, dan mual serta muntah.

g. Pasien dengan diabetes mellitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat

karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu

neuroreseptor (menumpulkan pengalaman nyeri).

4. Patofisiologi

Pada aterosklerosis, intima (lapisan dalam) arteri mengalami perubahan.

Terbentuknya ateroma dan perubahan dinding pembuluh darah pada

aterosklerosis merupakan proses yang panjang, sehingga akan mengganggu

absorpsi nutrien oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam

pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol di

dalam lumen pembuluh darah. Disfungsi endotelial akan membentuk jaringan

parut, selanjutnya lumen menjati semakin sempit dan aliran darah terhambat.

(Muttaqin, 2009)

Spasme arteriol dan penyempitan menyebabkan aliran darah arteri menurun

serta kebutuhan oksigen dan nutrien jaringan miokardium berlanjut. Kerja serupa

dari pemompaan darah harus diselesaikan dengan ketersediaan energi dan

oksigen yang sedikit. Metabolisme anaerob hanya memberikan 6% dari energi

total yang diperlukan. Pengambilan glukosa oleh sel sangat meningkat saat

cadangan glikogen dan adenosin trifosfat berkurang. Kalium dengan cepat

bergerak keluar dari sel miokardium selama iskemia. Asidosis seluler terjadi

yang selanjutnya mengganggu metabolisme seluler. Penting untuk diketahui

bahwa lesi-lesi aterosklerosis biasanya berkembang pada segmen epikardial

proksimal dari arteri koronaria, yaitu pada tempat lengkungan yang tajam,

percabangan, atau perlekatan. Lesi-lesi ini cenderung terlokalisir dan lokal dalam

penyebarannya. Akan tetapi, pada tahap yang lanjut lesi-lesi yang tersebar

berdifusi menjadi menonjol. (Muttaqin, 2009)

Selanjutnya, sebagai respons trombolitik dan akibat adanya statis pada arteri

koroner yang terserang, terbentuklah suatu trombus yang kaya akan fibrin dan

eritrosit (trombus merah) serta meluas ke atas maupun ke bawah. Trombus yang

terbentuk kemudian mengikuti aliran darah dan terhenti pada lumen pembuluh

yang lebih kecil, sehingga menyebabkan okulasi total pembuluh darah.

Penyumbatan ini bermanifestasi dengan tidak adanya aliran darah den

menyebabkan suplai darah ke area lokal menjadi terhenti dan iskemia lokal.

(Muttaqin, 2009)

a. Perubahan pada Detik-detik Pertama

Kekurangan oksigen (iskemia) dengan cepat akan mengurangi cadangan

energi. Oleh karena itu, klien harus menghindari proses pemakaian energi

yang tidak esensial dan mendorong sel untuk mencari energi alternatif dengan

melakukan metabolisme anaerob.

b. Perubahan pada Menit-menit Pertama

Tidak adanya aliran darah juga menyebabkan pembersihan metabolit

yang dihasilkan pada fungsi sel normal terganggu, sehingga terjadi akumulasi

metabolit yang meliputi fosfor anorganik, laktat, adenosin, dan ion hidrogen.

c. Perubahan Berkaitan dengan Kerusakan yang Ireversibel

Perubahan yang terjadi pada beberapa menit pertama masih reversibel,

misalnya pembersihan penyumbatan dan reperfusi aliran darah akan

mengembalikan fungsi sel menjadi normal kembali. Namun, bila

penyumbatan terjadi pada waktu yang lebih lama, mengakibatkan terjadinya

kerusakan ireversibel. Hal ini ditandai dengan pelepasan makro molekul

seperti enzim dan protein. Terjadi juga aktivasi lipoprotein lipase dan

kehilangan kontrol mitokondria. (Muttaqin, 2009)

Ion dan metabolit berukuran kecil dengan cepat akan lewat dari ruang

intraseluler melalui ruang interstistial ke dalam sirkulasi. Sebaliknya,

pembersihan dari makromolekul lebih lambat karena berat molekul yang

lebih besar memerlukan drainase limfatik dan hanya dilepaskan pada

kerusakan ireversibel. (Muttaqin, 2009)

Iskemia yang berlangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan

kerusakan seluler yang ireversible dan kematian otot atau nekrosis. Bagian

miokardium yang mengalami infrak atau nekrosis. Bagian miokardium yang

mengalami infrak atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen.

Jaringan yang mengalami infrak dikelilingi oleh suatu daerah iskemik yang

berpotensi dapat hidup. Ukuran infrak akhir tergantung pada nasib daerah

iskemik tersebut. Bila pinggir daerah ini mengalami nekrosis, maka besar

daerah infrak akan bertambah besar sedangkan perbaikan iskemia akan

memperkecil daerah nekrosis. (Muttaqin, 2009)

Daftar Pustaka

Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah : Buku Saku dari Brunner

& Suddarth. Jakarta : EGC

Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Selemba Medika