245
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ” Kelompok 24 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisasi pekerjaan pada akhir dekade ini telah semakin bertambah maju, jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot berangsur digantikan oleh kekuatan mesin yang dapat diatur dan mengatasi pekerjaan berat.Sehingga peran manusia sebagai subjek pekerjaan malah tergantikan dengan adanya mesin. Dalam hal ini karena mesin lebih mempunyai tingkat konsistensi yang lebih baik dibanding manusia. Walaupun pada kenyataannya mesin mempunyai keterbatasan dibanding manusia dalam hal kontrol. Secara garis besar, kegiatan–kegiatan kerja manusia dapat dikelompokkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Tubuh manusia dirancang untuk melakukan aktivitas serhari- hari, adanya masa otot yang bobotnya lebih dari separuh tubuh memungkinakan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan kerja. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik, koknitif, maupun keterbatasan manusia menerima beban tersebut. Dalam hal ini sebuah metode untuk memberikan rekomendasi mengenai berat beban yang mesti diangkat sangat diperlukan, yaitu dengan menggunakan metode RWL (Recommended Weight Limit), serta dengan menganalisis besarnya peresntasi berat beban dengan kemampuan angkat beban yang seharusnya yaitu dengan menghitung LI (Lifting Indeks), Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 1

Ini Daftar Isinya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mekanisasi pekerjaan pada akhir dekade ini telah semakin bertambah maju, jenis

pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot berangsur digantikan oleh kekuatan mesin yang

dapat diatur dan mengatasi pekerjaan berat.Sehingga peran manusia sebagai subjek

pekerjaan malah tergantikan dengan adanya mesin. Dalam hal ini karena mesin lebih

mempunyai tingkat konsistensi yang lebih baik dibanding manusia. Walaupun pada

kenyataannya mesin mempunyai keterbatasan dibanding manusia dalam hal kontrol. Secara

garis besar, kegiatan–kegiatan kerja manusia dapat dikelompokkan menjadi kerja fisik

(otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena

terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya.

Tubuh manusia dirancang untuk melakukan aktivitas serhari-hari, adanya masa otot

yang bobotnya lebih dari separuh tubuh memungkinakan manusia untuk dapat

menggerakkan tubuh dan melakukan kerja. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban

kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik,

koknitif, maupun keterbatasan manusia menerima beban tersebut. Dalam hal ini sebuah

metode untuk memberikan rekomendasi mengenai berat beban yang mesti diangkat sangat

diperlukan, yaitu dengan menggunakan metode RWL (Recommended Weight Limit), serta

dengan menganalisis besarnya peresntasi berat beban dengan kemampuan angkat beban

yang seharusnya yaitu dengan menghitung LI (Lifting Indeks), untuk kesemuanya itu

diperlukan pula sebuah cara yang dapat menganalisis pengaruh postur tubuh ketika bekerja

terhadap kondisi kerja itu sendiri sehingga akan mendapatkan nilai yang baik yaitu dengan

menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment).

1.2 Tujuan1. Mampu mengintegrasikan berbagai pertimbangan ergonomi, khususnya dari sisi

biomekanika dalam merancang berbagai system kerja untuk menghasilkan rancangan

yang ENASE serta mampu mengetahui poisisi postur yang baik untuk mendapatkan

hasil yang maksimal dari kerja yang dilakukan.

2. Mampu menggunakan konsep dan teknik RWL dalam merancang gerakan-gerakan

perpindahan alat dan benda kerja yang ergonomis dan untuk mengetahui posisi postur

dengan menggunakan software Rula.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 1

Page 2: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

3. Mampu mengklarifikasi besar beban kerja untuk pekerjaan tertentu.

1.3Pembatasan MasalahMasalah yang dibahas pada praktikum ini meliputi data-data yang didapatkan pada

saat praktikum biomekanika. Dimana biomekanika mengambil data mengenai gerakan

suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas yang

disesuaikan dengan jarak vertikal dan jarak horisontal.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2

Page 3: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

1.4 Metodelogi Penulisan

Gambar 1.1 Flowchart Metodologi Penilusan

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 3

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisis

Kesimpulan dan Saran

Penutup

Page 4: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

1.5 Sistematika PenulisanSistematika penulisan dalam laporan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan masalah, metode penulisan

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tinjauan pustaka yang melandasi praktikum.

BAB III PENGUMPULAN DATA

Berisi data hasil praktikum yang kemudian akan diolah.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Berisi pengolahan data biomekanika meliputii RWL dan LI dengan perhitungan

manual, software RULA dan software CATIA.

BAB V ANALISA

Berisi analisa terhadap hasil pengolahan data dengan hasil perhitungan manual

dan output RULA, dan software CATIA.

BAB VI PENUTUP

Berisi kesimpulan mengenai garis besar yang dapat ditarik dari analisa yang

telah diberikan pada bab sebelumnya dan saran dari penyusun.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 4

Page 5: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biomekanika Keluhan Muskuloskelektal adalah keluhan pada bagian otot skelektal dirasakan oleh

seseorang mulai keluhan yang ringan hingga keluhan yang terasa sangat sakit. Apabila otot

statis menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat

menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon. Hal inilah yang

menyebabkan rasa sakit, keluhan ini disebut keluhan Musculoskelektal disorders (MSDs) atau

cedera pada sistem Muskoskelektal (grandjean, 1993, Lemasters, 1996). Secara Garis besar

keluhan otot dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi saat otot menerima

beban statis, namun semikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan

dihentikan.

2. Keluhan menetap ( persisent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap, walaupun

pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot akan terus berlanjut.

Keluhan otot skelektal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan

akibat pemberian beban kerja yang terlalu panjang dengan durasi pembebanan yang

panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot

berkisar antara 15 – 20 % dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot

melebihi 20% maka peredaran darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang

dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun,

proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan

asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot.

(Suma’mur, 1982; Grandjean, 1993)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 5

Page 6: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

2.1.1 Faktor Penyebab Terjadinya Keluhan Muskuloskelatal Peter Vi (2000) menjelaskan bahwa, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya keluhan otot skelektal.

1. Peregangan otot yang berlebihan.

Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) biasanya dialami pekerja yang

mengalami aktivitasa kerja yang menuntut tenaga yang besar. Peregangan otot yang

besar ini terjadi karena pengerahan tenaga yang dikerahkan melampaui kekuatan

optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka akan mempertinggi resiko

terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skelektal.

2. Aktivitas berulang

Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus. Keluhan otot

terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus, tanpa

memperoleh kesempatan untuk melakukan relaksasi.

3. Sikap kerja tidak alamiah

Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi-posisi bagian

tubuh bergerak menjauhi posisi alaminya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat

gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skelektal.

Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan kerja tidak

sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja.

( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ).

4. Faktor Penyebab Sekunder

Tekanan

Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak, seperti saat tangan

harus memegang alat dalam waktu yang lama, akan menyebabkan keluhan pada

otot tersebut akibat tekanan langsung yang diterima. Apabila hal ini

berlangsung terus menerus akan menyebabkan keluhan yang menetap.

Getaran

Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah.

Kontraksi statis ini akan menyebabkan peredaran darah tidak lancar,

penimbunan asam laktat meningkat dan akibatnya menimbulkan rasa nyeri otot

(Suma’mur, 1982)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 6

Page 7: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Mikroklimat

Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan

dan kekuatan pekerja, sehingga pekerja gerakannya menjadi lamban, sulit

bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot. Demikian juga

dengan paparan suhu yang tinggi akan menyebabkan sebagian energi digunakan

oleh tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Apabila tidak disertai dengan

suplai energi yang cukup akan menyebabkan kekurangan suplai energi pada

otot.

5. Faktor Kombinasi

Resiko terjadinya keluhan otot skeletal akan semakin meningkat dengan tugas yang

semakin berat oleh tubuh. Beberapa hal yang mempengaruhi faktor kombinasi tersebut

adalah :

Umur

Chaffin (1979) dan Guo et al (1995) menyatakan bahwa keluhan otot skelektal

biasanya dialami oleh orang dalam usia kerja, yaitu 24-65 tahun. Biasanya

keluhan pertama dialami pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan

meningkat seiring dengan bertambahnya umur.

Jenis kelamin

Dalam pendiasainan suatu beban tugas harus diperhatikan jenis kelamin

pemakainya, Astrand dan Rodahl (1977) menjelaskan bahwa kekuatan otot

wanita hanya 60% dari kekuatan otot pria, keluhan otot juga lebih banyak

dialami wanita dibandingkan pria. Namun pendapat ini masih diperdebatkan

oleh para ahli.

Kebiasaan Merokok

Sama halnya dengan jenis kelamin, kebiasaan merokok pun masih dalam taraf

perdebatan para ahli. Namun dari penelitian oleh para ahli diperoleh bahwa

meningkatnya frekuensi merokok dan lamanya kebiasaan merokok akan

meningkatkan keluhan otot yang dirasakan.

Kesegaran Jasmani

Pada umumnya, keluhan otot jarang dialami oleh seseorang yang dalam

aktivitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 7

Page 8: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Sebaliknya, bagi yang dalam pekerjaan kesehariannya memerlukan tenaga

besar dan tidak cukup istirahat akan lebih sering mengalami keluhan otot.

Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi resiko terjadinya

keluhan otot. Keluhan otot akan meningkat sejalan dengan bertambahnya

aktivitas fisik.

Kekuatan fisik

Chaffin dan Park (1977) seperti yang dilaporkan oleh NIOSH menemukan

keluhan pungggung yang tajam pada para pekerja yang menuntut pekerjaan otot

di atas batas kekuatan otot maksimalnya. Dan pekerja yang memiliki kekuatan

otot rendah berisiko tiga kali lipat lebih besar mengalami keluhan otot

dibandingkan pekerja yang memiliki kekuatan otot yang tinggi. Namun sama

halnya dengan kebiasaan merokok dan jenis kelamin, pendapat ini masih

diperdebatkan.

Ukuran tubuh (antropometri)

Walaupun pengaruhnya relative kecil, ukuran tubuh juga menyebabkan

terjadinya keluhan otot skelektal. Vessy et al (1990) menyatakan bahwa wanita

yang gemuk memiliki resiko tiga kali lebih besar dibandingkan dengan wanita

yang kurus. Temuan lain menyatakan bahwa tubuh yang tinggi umumnya

sering mengalami keluhan sakit punggung, tetapi tubuh tinggi tak mempunyai

pengaruh terhadap keluhan pada leher, bahu, dan pergelangan tangan.

( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ).

2.1.2 Mengukur dan Mengenali Sumber Penyebab Keluhan Muskoskeletal Ada beberapa cara yang telah diperkenalkan dalam melakukan evaluasi ergonomic

untuk mengetahui hubungan antara tekanan fisik dengan resiko keluhan otot skelektal.

Pengukuran terhadap tekanan fisik ini cukup sulit karena melibatkan berbagai faktor seperti

kinerja, motivasi, harapan, dan toleransi kelelahan (Waters & Anderson, 1996). Alat ukur

ergonomi yang dapat digunakan diantaranya adalah :

1. Checklist

Checklist merupakan alat ukur ergonomi yang paling sederhana dan mudah, oleh karena

itu biasanya menjadi pilihan pertama untuk melakukan pengukuran yang masih umum.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 8

Page 9: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Checklist berisi pertanyaan umum yang biasanya mengarah pada pengumpulan data

tentang tingkat beban kerja dan pertanyaan khusus yang berisi data yang lebih spesifik

seperti berat beban, jarak angkat, jenis pekerjaan dan frekuensi kerja. Checklist

merupakan cara yang mudah untuk digunakan, tetapi hasilnya kurang teliti. Oleh karena

itu Checklist lebih cocok digunakan untuk studi pendahuluan dan identifikasi masalah.

2. Model Biomekanik

Model Biomekanik menerapkan konsep mekanik teknik pada fungsi tubuh untuk

mengetahui reaksi otot yang terjadi akibat tekanan beban kerja. Beberapa faktor yang

harus dicermati apabila pengukuran dilakukan dengan model biomekanik adalah

sebagai berikut :

a. Sifat dasar mekanik (static atau dinamik)

b. Dimensi model (dua atau tiga dimensi)

c. Ketepatan dalam mengambil asumsi

d. Input yang diperlukan cukup kompleks.

3. Tabel Psikofisik

Psikofisik merupakan cabang ilmu psikologi yang digunakan untuk menguji hubungan

antara persepsi dari sensasi tubuh terhadap rangsangan fisik. Melalui persepsi dan

sensansi tubuh, dapat diketahui kapasitas kerja seseorang. Steven (1962) dan Snook &

Ciriello (1991) menjelaskan bahwa tingkat kekuatan seseorang dalam menerima beban

kerja dapat diukur melalui perasaan subjektif, dalam arti persepsi seseorang terhadap

beban kerja dapat digunakan untuk mengukur efek kombinasi dari tekanan fisik danh

tekanan biomekanik akibat aktivitas yang dilakukan. Untuk metode psikofisik ini hasil

dari pengukuran tergantung dari persepsi seseorang dan konsekuenainya, kemungkinan

terjadi perbedaan antara persepsi yang satu dengan yang lainnya.

4. Metode Fisik

Salah satu penyebab timbulnya keluhan otot adalah kelelahan yang terjadi akibat beban

kerja yang berlebihan. Oleh karena itu salah satu metode untuk mengetahui keluhan

fisik dapat dilakuakn secara langsung dengan mengukur tingkat beban kerja. Tingkat

beban kerja dapat diketahu melalui indikator denyut nadi, konsumsi oksigen, dan

kapasitas paru-paru. Melalui beban kerja inilah dapat diketahui tingkat reiko terjadinya

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 9

Page 10: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

keluhan otot skelektal. Apabila beban kerja melebihi kapasitas kerja, maka resiko

terjadinya keluhan otot akan semakin besar.

5. Pengukuran dengan Video kamera.

Melalui video camera dapat direkam setiap tahapan aktivitas kerja, selanjutnya hasil

rekaman dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis terhadap sumber

terjadinya keluhan otot.

6. Pengamatan Melalui Monitor

Sistem ini terdiri dari sensor mekanik yang dipasang pada bagian tubuh pekerja yang

dapat mengukur berbagai aspek dari aktivitas tubuh, seperti posisi, kecepatan, dan

percepatan gerakan. Melalui monitor dapat dilihat secara langsung karakteristik dan

perubahan gerak yang dapat digunakan untuk mengestimasi keluhan otot yang akan

terjadi, dan sekaligus dapat dianalisa solusi ergonomiknya.

7. Metode Analitik

Metode analitik ini direkomendasikan oleh NIOSH (National Institute for Occupational

Safety and Health) untuk pekerjaan mengangkat. NIOSH memberikan cara sederhana

untuk mengestimasi kemungkinan terjadinya peregangan otot yang berlebihan

(overexertion) atas dasar karakteritik pekerjaan, yaitu dengan menghitung Recomended

Weight Limit (RWLH) dan Lifting Index (LI). RWLH adalah persamaan pengangkatan

beban kerja yang direkomendasikan oleh NIOSH. RWLH digunakan untuk

pengangkatan beban kerja spesifik pada waktu tertentu untuk pekerja dalam kondisi

normal, dimana mengurangi resiko terjadinya cedera pada musculoskeletal, NIOSH

merekomendasikan penggunaan RWLH dan LI berdasarkan konsep resiko

pengangkatan beban dan Low Back Pain (LBP) Batas penggunaan RWLH dan LI tidak

termasuk dalam hal yang terjadi di bawah ini :

Mengangkat atau menurunkan beban dengan satu tangan

Mengangkat atau menurunkan beban lebih dari 8 jam

Mengangkat atau menurunkan beban ketika duduk atau berlutut

Mengangkat atau menurunkan beban di tempat yang terlarang

Mengankat atau menurunkan beban dengan posisi yang tidak stabil

Menganngkat atau menurunkan beban sambil mendorong atau menarik

Mengangkat atau menurunkan beban menggunakan kereta sorong.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 10

Page 11: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Mengangkat atau menurunkan beban dengan kecepatan 30 inchi per sekon

(76.2 cm per sekon)

Mengangkat atau menurunkan beban dengan koefisien statik lantai dengan alas

kaki operator < 0.

Mengangkat atau menurunkan beban di luar suhu optimal (19-26 derajat C) dan

tidak berada pada kelembaban optimal (35-50%)

(http://www.phppo.cdc.gov/cdcRecommends/showarticle.asp?

a_artid=P0000427&TopNum=50&CallPg=Adv

RWLH dihitung berdasarkan enam variabel sebagai berikut :

Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemindahan material, adalah sebagai

berikut :

a. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat badan

operator

b. Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator.

c. Ukuran beban yang harus diangkat (beban yang berukuran besar) akan memiliki

pusat massa yang letaknya jauh dari operator, hal tersebut juga akan

mempengaruhi pandangan operator.

d. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban

(mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit daripada

mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pinggang).

e. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Hal ini adalah untuk

mengantisipasi beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.

f. Stabilisasi beban yang akan diangkat

g. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja

h. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktifitas angkat

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 11

Page 12: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 2.1 Reprentasi dari lokasi tangan

(Sumber : http://www.phppo.cdc.gov/cdcRecommends/showarticle.asp?a_artid=P0000427&TopNum=50&CallPg=Adv)

Gambar 2.2 Ilustrasi sudut putar saat memindahkan beban

(Sumber : http://www.phppo.cdc.gov/cdcRecommends/showarticle.asp?a_artid=P0000427&TopNum=50&CallPg=Adv)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 12

Page 13: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Berdasarkan enam variabel tersebut dapat dihitung rumus RWL

…………1.1

Dimana :

RWLH : batas beban yang direkomendasikan

LC : konstanta pembebanan = 23 kg

HM : faktor penggali horizontal = 25 / H (table 2A.1)

VM : faktor penggali vertical = (1-0.003/ V-75) (table 2A.2)

Untuk pekerja Indonesia, terdapat perbedaan untuk VM, sebagai berikut :

1. Untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di bawah 75 :

……………………1.2

2. Untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di atas 75 cm

..........................1.3

DM : faktor penggali perpindahan = 0,82 + 4,5 / D (table 2A.3)

AM : faktor penggali asimetrik = 1 – 0,0032 A(table 2A.4)

CM : faktor penggali kopling (table 2A.5)

FM : faktor pengali frekuensi (table 2A.6)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 13

VM = 1 – 0,0132 ( V – 75 )

VM = 1 – 0,0145 ( 75 – V )

RWLH = LC X HM X VM X DM X AM X FM X CM

Page 14: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Tabel 2.1 Faktor pengali kopling

(Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)

Tipe Kopling CM

V < 75 V ≥ 75

Baik (Good) 1.00 1.00

Sedang (Fair) 0.95 1.00

Kurang (Poor) 0.90 0.90

Keterangan untuk Coupling Multiplier (CM) adalah

1. Kriteria Good, adalah :

- Kontainer atau Box merupakan design optimal, pegangan bahannya tidak licin.

- Benda yang didalamnya tidak mudah tumpah.

- Tangan dapat dengan nyaman meraih box tersebut.

2. Kriteria Fair, adalah :

- Kontainer atau Box tidak mempunyai pegangan.

- Tangan tidak dapat meraih dengan mudah.

3. Kriteria Poor, adalah :

- Box tidak mempunyai Handle/pegangan.

- Sulit dipegang (Licin, Tajam, dll).

- Berisi barang yang tidak stabil, (Pecah, Jatuh, Tumpah, dll).

- Memerlukan sarung tangan untuk mengangkatnya.

Tabel 2.2 Faktor pengali frekuensi

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 14

Page 15: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

(Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)

Frekuensi

(angkatan

per menit)

(F)

Lama Kerja Mengangakat

≤ 1 jam 1-2 jam 2-8 jam

V < 75 V > 75 V < 75 V > 75 V < 75 V > 75

≥ 0.2 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.85

0.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.81

1 0.94 0.94 0.88 0.88 0.75 0.75

2 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.65

3 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.55

4 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.45

5 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.35

6 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.27

7 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.22

8 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.18

9 0.52 0.52 0.26 0.26 0.00 0.15

10 0.45 0.45 0.00 0.23 0.00 0.13

11 0.41 0.41 0.00 0.21 0.00 0.00

12 0.37 0.37 0.00 0.00 0.00 0.00

13 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00

14 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00

Lanjutan Tabel 2.2 Faktor pengali frekuensi

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 15

Page 16: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

15 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00

> 15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Lifting Index (LI) adalah estimasi sederhana terhadap resiko cedera yang diakibatkan

oleh overexertion. Berdasarkan beban dan nilai RWL, dapat ditentukan, besarnya LI

dengan rumus sebagai berikut.

………… (1. 3)

Aktifitas mengangkat dengan nilai LI > 1 (moderately stressful task), akan

meningkatkan keluhan terhadap sakit pinggang ( LBP), oleh karena itu, maka beban

kerja harus didesain sedemikian rupa sehingga nilai LI ≤ 1. untuk beban kerja LI>1,

mengandung resiko keluhan sakit pinggang, sedangkan untuk nilai LI > 3 (highly

stressfull task), menyebabkan overexertion ( Waters & Anderson, 1996)

8. Nordic Body Map (NBM)

Melalui NBM dapat diketahui bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat

keluhan dari tingkat rasa tidak nyaman (agak sakit) hingga sakit (Corlett, 1992).

Dengan melihat dan menganalisa peta tubuh (NBM) maka dapat diestimasi tingkat dan

jenis keluhan otot skelektal yang dirasakan oleh pekerja. Cara ini sangat sederhana,

namun kurang teliti karena mengandung nilai subjektifitas yang tinggi. Untuk menekan

bias yang mungkin terjadi, maka sebaiknya dilakuakn pengukuran sebelum dan sesudah

melakukan aktifitas (pre and post test).

( Steven, 1962; Snook & Ciriello, 1991).

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 16

LI=BeratBebanRWLH

≤3 .0

Page 17: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

2.1.3 Langkah-Langkah Mengatasi Keluhan Muskoskelektal Berdasarkan rekomondasi dari Occupational Safety and Health Administration (OSHA)

tindakan ergonomic untuk mencegah adanya sumber penyakit adalah melalui dua cara, yaitu :

1. Rekayasa Teknik

Rekayasa teknik pada umumnya dilakukan melalui pemilihan beberapa alternative

sebagai berikut :

a. Eliminasi, yaitu menghilangkan sumber bahaya yang ada. Hal ini jarang bisa

dilakukan mengingat kondisi dan tuntutan pekerjaan yang mengharuskan untuk

menggunakan peralatan yang ada.

b. Subsitusi, yaitu mengganti alat atau bahan lama dengan alat atau bahan baru yang

aman menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur

penggunaan alat.

c. Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan pekerja.

d. Ventilasi, yaitu dengan menambah ventilasi untuk mengurangi resiko sakit,

misalnya akibat suhu udara yang terlalu panas.

2. Rekayasa Manajemen

Rekayasa manajemen dapat dilakukan dengan tindakan sebagai berikut :

a. Pendidikan dan pelatihan.

Melalui pendidikan dan pelatihan, pekerja menjadi lebih memahami lingkungan dan

alat kerja, sehingga diharapkan dapat beradaptasi dan inovatif dalam melakukan

upaya-upaya pencegahan terhadap resiko sakit akibat kerja.

b. Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang

Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang, dalam arti disesuaikan dangan

kondisi lingkungan kerja dan karakteristik pekerjaan, sehingga dapat mencegah

paparan yang berlebih terhadap sumber bahaya.

c. Pengawasan yang intensif

Melalui pengawasan yang intensif dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini

terhadap kemungkinan terjadinya resiko akibat kerja.

Sebagai gambaran, berikut ini dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini terhadap

kemungkinan terjadi resiko kecelakaan kerja :

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 17

Page 18: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

1. Aktivitas angkat-angkat material secara manual

Usahakan minimalkan aktivitas angkat-angkat secara manual

Upayakan agar lantai tidak licin

Upayakan menggunakan alat Bantu kerja yang memadai, seperti crane, kereta

dorong, dan pengungkit

Gunakan alas apabila mengangkat di atas kepala atau bahu

Upayakan agar beban angkat tidak melebihi kapasitas angkat pekerja

2. Berat beban dan alat

Upayakan untuk menggunakan bahan atau alat yang ringan

Upayakan menggunakan wadah atau alat angkut dengan kapasitas < 50 kg

3. Alat tangan

Upayakan agar ukuran pegangan tangan sesuai dengan lingkar gengga,m tangan

pekerja dan karakteristik pekerjaan (pekerjaan ringan atau berat)

Pasang alat peredam getaran pada tangan

Upayakan pemeliharaan yang rutin sehingga alat selalu dalam kondisi layak

pakai

Berikan pelatihan agar pekerja terampil dalam menggunakan alat.

( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ).

2.1.4 Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

2.1.4.1 DefinisiRULA adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya dan gerakan suatu aktivitas

kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini

dikembangkan untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam

melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper limb).

Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tiga tabel penilaian untuk

memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja. Faktor-faktor

resiko yang diselidiki dalam metode ini adalah yang telah dideskripsikan oleh McPhee’ sebagai

faktor beban eksternal (external load factors) yang meliputi :

Jumlah gerakan

Kerja otot statis

Gaya

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 18

Page 19: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan

Waktu kerja tanpa istirahat

Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas (jumlah

gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), RULA dikembangkan untuk :

1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk penjabaran

kemungkinan resiko cidera dari pekerjaan yang berkaitan dengan anggota tubuh bagian

atas;

2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan melakukan

pekerjaan statis atau repetitif, dan hal–hal yang dapat menyebabkan kelelahan otot;

3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi yang lebih luas

meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental, lingkungan dan organisasional; dan

biasanya digunakan untuk melengkapi persyaratan penilaian dari UK Guidelines on the

prevention of work-related upper limb disorder (Panduan dalam pencegahan cidera

kerja yang berkaitan dengan anggota tubuh bagian atas di negara Inggris).

( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ).

2.1.4.2 ProsedurProsedur dalam pengembangan metode RULA meliputi tiga tahap. Tahap pertama

adalah pengembangan metode untuk merekam postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan

sistem penilaian dengan skor, dan yang ketiga adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan

yang memberikan panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk mengadakan

penilaian lanjut yang lebih detail.

1. TAHAP 1 : Pengembangan metode untuk merekam postur kerja

Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan, tubuh dibagi

dalam segmen-segmen yang membentuk dua kelompok atau grup yaitu grup A dan B. Grup

A meliputi bagian lengan atas dan bawah, serta pergelangan tangan. Sementara grup B

meliputi leher, punggung, dan kaki. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh postur tubuh

terekam, sehingga segala kejanggalan atau batasan postur oleh kaki, punggung atau leher

yang mungkin saja mempengaruhi postur anggota tubuh bagian atas dapat tercakup dalam

penilaian.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 19

Page 20: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Jangkauan gerakan untuk tiap bagian tubuh dibagi dalam bagian-bagian berdasarkan

kriteria yang berasal dari literatur-literatur terkait yang telah ada. Bagian-bagian ini diberi

angka, kemudian angka 1 diberikan pada jangkauan gerakan atau postur kerja yang

memiliki faktor-faktor resiko paling kecil atau minimal. Angka yang lebih besar diberikan

pada bagian jangkauan gerakan dengan postur yang lebih ekstrim yang menunjukkan

peningkatan kehadiran faktor resiko yang menyebabkan beban pada struktur segmen tubuh.

Grup A Lengan bagian atas, lengan bagian bawah dan pergelangan tangan

Jangkauan gerakan untuk lengan bagian atas (upper arm) dinilai dan diberi skor

berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Tichauer, Chaffin, Herberts et al, Schuldt

et al, dan Harms-Ringdahl & Schuldt. Skornya sebagai berikut :

o 1 untuk ekstensi 20° dan fleksi 20°;

o 2 untuk ekstensi lebih dari 20° atau fleksi antara 20-45°;

o 3 untuk fleksi antara 45-90°;

o 4 untuk fleksi lebih dari 90°.

Jika bahu terangkat, skor dari postur di atas ditambahkan 1.

Jika lengan bagian atas abduksi maka skor postur juga ditambahkan 1.

Sedangkan bila operator bersandar atau berat lengan disangga atau diberi penyangga,

skor postur di atas dikurangkan 1.

Gambar 2. 3 Standar RULA untuk postur lengan atas

Jangkauan untuk lengan bagian bawah (lower arm) dikembangkan berdasarkan

penelitian Grandjean dan Tichauer. Skornya sebagai berikut :

o 1 untuk fleksi 60-100°;

o 2 untuk fleksi kurang dari 60° atau lebih dari 100°.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 20

Page 21: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Jika lengan bagian bawah bekerja melewati garis tengah (midline) tubuh atau berada di

luar sisi tubuh, maka skor postur di atas ditambahkan 1.

Gambar 2. 4 Standar RULA untuk postur lengan bawah

Panduan untuk pergelangan tangan (wrist) yang diterbitkan oleh Health and Safety

Executive digunakan untuk menghasilkan skor postur berikut :

o 1 jika pada posisi netral

o 2 untuk fleksi dan ekstensi 0-15°

o 3 untuk fleksi dan eks tensi lebih dari 15°

Jika pergelangan tangan dalam gerakan ulnar maupun radial, maka skor postur

ditambahkan 1.

Gambar 2. 5 Standar RULA untuk postur pergelangan tangan

Pronasi dan supinasi pergelangan tangan ditentukan menyertai postur netral berdasarkan

Tichauer. Skornya sebagai berikut :

o 1 jika pergelangan tangan berputar dalam jangkauan tengah

o 2 jika pergelangan tangan berputar dekat atau pada akhir jangkauan

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 21

Page 22: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Grup B Leher, punggung dan kaki

Jangkauan postur untuk leher (neck) didasarkan pada studi yang dilakukan oleh Chaffin

dan Kilbom et al. Skor dan jangkauannya sebagai berikut :

o 1 untuk fleksi 0-10°;

o 2 untuk fleksi 10-20°;

o 3 untuk fleksi lebih dari 20°;

o 4 bila dalam posisi ekstensi.

Jika leher berputar, skor postur ditambahkan 1.

Jika leher bergerak ke samping, skor postur ditambahkan 1.

Gambar 2. 6 Standar RULA untuk postur leher

Jangkauan gerakan punggung (trunk) dikembangkan dari Drury, Grandjean dan

Grandjean et al. Skor posturnya sebagai berikut :

o 1 jika duduk dan tersangga baik dengan sudut antara pinggul dan punggung 90°

atau lebih;

o 2 untuk fleksi 0-20°;

o 3 untuk fleksi 20-60°;

o 4 untuk fleksi lebih dari 60°.

Jika punggung memuntir, maka skor postur ditambahkan 1.

Jika punggung melentur ke samping, maka skor postur ditambahkan 1.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 22

Page 23: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 2. 7 Standar RULA untuk postur punggung

Skor postur kaki (legs) ditentukan sebagai berikut :

o 1 jika kaki dan telapak kaki tersangga dengan baik ketika duduk dengan berat

yang seimbang;

o 1 jika berdiri dengan berat tubuh terdistribusi secara merata pada kedua kaki,

dengan ruang untuk mengganti posisi;

o 2 jika kaki dan telapak kaki tidak tersangga atau berat tidak merata seimbang.

TAHAP 2 : Pengembangan sistem skor untuk pengelompokan bagian tubuh.

Sebuah skor tunggal dibutuhkan dari Grup A dan B yang dapat mewakili tingkat

pembebanan postur dari sistem muskuloskeletal kaitannya dengan kombinasi postur bagian

tubuh.

Rekaman video yang dihasilkan dari postur Grup A yang meliputi lengan atas, lengan

bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan diamati dan ditentukan skor

untuk masing-masing postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan dalam tabel A untuk

memperoleh skor A.

Tabel 2. 3 Skor Postur Grup A (Tabel A)

Upper Arm Score

 

Lower Arm Score

 

Wrist Posture Score

1 2 3 4

Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist

1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 1 2 2 2 2 3 3 3

  2 2 2 2 2 3 3 3 3

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 23

Page 24: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Lanjutan Tabel 2.3 Skor postur Grup A ( Tabel A )

  3 2 3 3 3 3 3 4 4

                   

2 1 2 3 3 3 3 4 4 4

  2 3 3 3 3 3 4 4 4

  3 3 4 4 4 4 4 5 5

                   

3 1 3 3 4 4 4 4 5 5

  2 3 4 4 4 4 4 5 5

  3 4 4 4 4 4 5 5 5

                   

4 1 4 4 4 4 4 5 5 5

  2 4 4 4 4 4 5 5 5

  3 4 4 4 5 5 5 6 6

                   

5 1 5 5 5 5 5 6 6 7

  2 5 6 6 6 6 7 7 7

  3 6 6 6 7 7 7 7 8

                   

6 1 7 7 7 7 7 8 8 9

  2 8 8 8 8 8 9 9 9

  3 9 9 9 9 9 9 9 9

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 24

Page 25: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Rekaman video yang dihasilkan dari postur Grup B yaitu leher, punggung dan kaki diamati

dan ditentukan skor untuk masing-masing postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan ke dalam

tabel B untuk memperoleh skor B.

Tabel 2. 4 Skor Postur Grup B (Tabel B)

Neck Posture Score

Trunk Posture

1 2 3 4 5 6

Legs Legs Legs Legs Legs Legs

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7

2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7

3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8

5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8

6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 25

Page 26: Ini Daftar Isinya

Upper Arm

Lower Arm

Wrist

Wrist Twist

Posture Score

A

Force+ + =Score C

Neck

Trunk

Legs

Posture Score

B

Muscle Force+ + =Score D

Grand Score

Use Table A

Use Table B

Use Table C

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Sistem penilaian dilanjutkan dengan melibatkan otot (mucle) dan tenaga (force) yang

digunakan. Skor yang melibatkan penggunaan otot dikembangkan berdasarkan penelitian

Drury, yaitu sebagai berikut:

o Tambahkan (+) 1 jika postur statis (dipertahankan dalam waktu 1 menit) atau

penggunaan postur tersebut berulang lebih dari 4 kali dalam 1 menit.

Skor untuk penggunaan tenaga (beban) dikembangkan berdasarkan penelitian Putz-

Anderson dan Stevenson dan Baida, yaitu sebagai berikut:

o Jika pembebanan sesekali atau tenaga kurang dari 2 Kg dan ditahan maka skor tidak

ditambah.

o Tambahkan (+) 1 jika beban sesekali antara 2 – 10 Kg.

o Tambahkan (+) 2 jika beban 2 – 10 Kg bersifat statis atau berulang-ulang atau beban

sesekali namun lebih dari 10 Kg.

o Tambahkan (+) 3 jika beban (tenaga) lebih dari 10 Kg dialami secara statis atau

berulang dan atau jika pembebanan seberapapun besarnya dialami dengan sentakan

cepat.

Skor penggunaan otot (muscle) dan skor tenaga (force) pada Grup tubuh bagian A dan

B diukur dan dicatat dalam kotak-kotak yang tersedia kemudian ditambahkan dengan skor

yang berasal dari tabel A dan B seperti pada lembar skor berikut :

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 26

Page 27: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 2.8 Diagram Penilaian RULA

Hasil penjumlahan skor penggunaan otot (muscle) dan tenaga (force) dengan Skor

Postur A menghasilkan Skor C. sedangkan penjumlahan dengan Skor Postur B

menghasilkan Skor D.

TAHAP 3 : Pengembangan Grand Score dan Action List

Tahap ini bertujuan untuk menggabungkan Skor C dan Skor D menjadi suatu grand

score tunggal yang dapat memberikan panduan terhadap prioritas penyelidikan / investigasi

berikutnya. Tiap kemungkinan kombinasi Skor C dan Skor D telah diberikan peringkat,

yang disebut grand score dari 1-7 berdasarkan estimasi resiko cidera yang berkaitan dengan

pembebanan muskuloskeletal (Lihat Tabel 2.3).

Tabel 2. 5 Grand Score (Tabel C)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 27

Page 28: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Berdasarkan grand score dari Tabel C, tindakan yang akan dilakukan dapat dibedakan

menjadi 4 action level berikut :

o Action Level 1

Skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur dapat diterima selama tidak dijaga

atau berulang untuk waktu yang lama.

o Action Level 2

Skor 3 atau 4 menunjukkan bahwa penyelidikan lebih jauh dibutuhkan dan

mungkin saja perubahan diperlukan.

o Action Level 3

Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan

segera.

o Action Level 4

Skor 7 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan sesegera

mungkin (mendesak).

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 28

Page 29: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 2.9 Lembar Kerja Penilaian RULA

(McAtamney, 1993)

2.1.5 Software CATIA

CATIA yaitu sebuah software yang digunakan untuk design 2d maupun 3d, fitur di

dalamnya menurut saya lebih lengkap dan fleksibel dibandingkan product pesaingnya. menurut

saya software ini bisa untuk design berbagai jenis barang (tidak spesifik satu barang saja) dari

yang kecil sampai dengan tingkat kerumitan tinggi, setau saya IPTN (sekarang DI) dari berdiri

sudah menggunakan software CATIA. keunggulan utama CATIA (setau saya) adalah mampu

mendesign ribuan part (contoh : bukan hanya mobil yang di design, tapi seluruh komponen

pesawat maupun kapal).

CATIA merupakan sebuah product dari 3ds. di lingkungan saya product ini kurang

sebegitu terkenal seperti Solidwork (salah satu product 3ds juga) ataupun Inventor (Autodesk).

mungkin langsung saja saya masuk ke program CATIA ini, sebelumnya saya mohon maaf

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 29

Page 30: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

apabila ada kesalahan ataupun kekurangan,(karena saya sendiri masih pemula,hehe). tampilan

utamanya sebagai berikut :

disitu banyak sekali fitur yang bisa kita gunakan,hampir seluruh kebutuhan teknik

(tentunya untuk desain teknik) ada disitu. namun dari informasi yang saya dapatkan kebanyakan

'worlbench'( 'workbench' adalah sebutan untuk area kerja yang akan kita gunakan, apabila kita

akan mendesain sesuatu dapat berpindah dari workbench satu ke yang lain) yang digunakan

adalah :

-Part design

-Assembly part

-Generative shape design

-Sketch Tracer

sebenarnya banyak sekali workbench yang terdapat disitu dan mempunyai fungsi

masing-masing. dibawah ini sedikit latihan menggunakan part design (untuk membuat sebuah

balok) :

1. start-mechanical design-part design

2. klik icon sketch kemudian pilih bidang yang akan kita gambar

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 30

Page 31: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

3. buatlah kotak dengan menggunakan garis

4. kemudian keluar dari sketch (panah merah)

5. kemudian pindah insert-body

6. double klik body (panah putih)

7. pilih pad (panah kuning)

8. isi bidang yang ingin kita panjangkan dan ukurannya (panah merah)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 31

Page 32: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

9. Ok

2.1.6 Software RULA (Rapid Upper Limb Assessment)Terdapat 3 langkah untuk mendapatkan hasil dari metode RULA:

a. Merekam postur tubuh ketika sedang bekerja.

Bagian tubuh yang dianalisa meliputi: lengan (lengan atas), siku tangan

(lengan bawah), pergelangan tangan, leher, trunk, dan kaki. Padalangkah ini, peneliti merekam

dan memasukkan data postur tubuh pekerja pada software  RULA. Kemudian, dari data tersebut

dapat diketahui bagian tubuh yang mempunyai kemungkinan terbesar mengalami cedera.

b. Menghitung nilai

Data hasil rekaman yang telah dimasukkan software, dihitung nilainya

untuk masing-masing bagian tubuh.

c.  Action Level .

Dari hasil nilai yang didapatkan, kemudian diklasifikasikan menurut  action level

Gambar 2.10 Tampilan Software Penilaian RULA

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 32

Page 33: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

BAB III

PENGUMPULAN DATA

3.1 RWLHBerikut ini adalah data praktikum Biomekanika yang dilaksanakan pada tanggal 5 April

2011 dengan operator untuk praktikum ini adalah Yusfran Sitio, untuk pengangkatan

beban dengan berat 5 kg, 10 kg, dan 15 kg. Pengangkatan dilakukan dengan cara

twisting dan nontwisting dengan variasi jarak kaki ke box 0 cm dan 15 cm.

Tabel 3.1 Data RWL

No

Ber

at B

eban

(kg)

Lokasi Tangan (Cm)

Per

pind

ahan

V

erti

kal

Sudut Asimetrik Frekue

nsi (Lift/Menit) D

uras

i (Ja

m)

Kopling KomentarPosisi Awal Posisi Akhir

Awal

Akhir

L H V H V D A A F 1≤ 2 C Fair

1 5 38,8 20 69,7 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

2 5 38,8 50 76,5 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

3 5 38,8 80 114,5 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

4 5 53,8 20 83,6 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

5 5 53,8 50 86,5 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

6 5 53,8 80 99,8 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

7 5 38,8 20 49,5 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

8 5 38,8 50 49,3 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

9 5 38,8 80 51 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

10 5 53,8 20 41,7 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

11 5 53,8 50 44 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

12 5 53,8 80 53,8 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

13 10 38,8 20 64,5 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

14 10 38,8 50 76 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

15 10 38,8 80 85,6 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

16 10 53,8 20 78 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

17 10 53,8 50 83,4 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

18 10 53,8 80 101,3 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

Lanjutan Tabel 3.1 Data RWL

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 33

Page 34: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

19 10 38,8 20 45,7 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

20 10 38,8 50 44,1 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

21 10 38,8 80 56,1 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

22 10 53,8 20 40,9 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

23 10 53,8 50 44,1 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

24 10 53,8 80 49 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

25 15 38,8 20 70,5 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

26 15 38,8 50 83 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

27 15 38,8 80 90,7 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

28 15 53,8 20 70,5 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

29 15 53,8 50 91,5 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

30 15 53,8 80 98 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair

31 15 38,8 20 38,8 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

32 15 38,8 50 45,1 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

33 15 38,8 80 51,6 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

34 15 53,8 20 41,5 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

35 15 53,8 50 44,7 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

36 15 53,8 80 45 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair

3.2 Data RULAMovie Plotter

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 34

Page 35: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 3.2 penentuan titik kiri

Gambar 3.4 penentuan titik thrunk

Tabel 3.2 Rekap Data Titik Sudut Kiri

  Kiri

  titik sudut titik 1 titik 2sudut

  x y x y X y

upper arms 222 216 184 227 238 265 91,94

lower arms 226 183 140 219 197 261 46,89

neck 226 211 193 216 190 235 25,07

trunk 247 271 299 272 229 215 108,92

Video 2

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 35

Page 36: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 3.5 penentuan titik upper arm kanan

Gambar 3.6 penentuan titk lower arm k

Gambar 3.7 penentuan titik thrunk

Tabel 3.3 Rekap Titik Sudut Kanan

Kanan

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 36

Page 37: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

titik sudut titik 1 titik 2sudut

x y x y x y

242 207 212 212 240 245 77,52

230 61 223 107 273 135 38,81

253 207 185 249 197 270 16,67

259 247 213 252 264 299 89,29

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 37

Page 38: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Perhitungan RWLH dan LI (Worksheet)

Gambar 4.1 Worksheet Percobaan 1

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 38

Page 39: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.2 Worksheet Percobaan 2

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 39

Page 40: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.3 Worksheet Percobaan 3

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 40

Page 41: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.4 Worksheet Percobaan 4

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 41

Page 42: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.5 Worksheet Percobaan 5

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 42

Page 43: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.6 Worksheet Percobaan 6

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 43

Page 44: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.7 Worksheet Percobaan 7

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 44

Page 45: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.8 Worksheet Percobaan 8

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 45

Page 46: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.9 Worksheet Percobaan 9

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 46

Page 47: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.10 Worksheet Percobaan 10

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 47

Page 48: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.11 Worksheet Percobaan 11

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 48

Page 49: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.12 Worksheet Percobaan 12

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 49

Page 50: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.13 Worksheet Percobaan 13

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 50

Page 51: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.14 Worksheet Percobaan 14

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 51

Page 52: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.15 Worksheet Percobaan 15

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 52

Page 53: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.16 Worksheet Percobaan 16

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 53

Page 54: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.17 Worksheet Percobaan 17

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 54

Page 55: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.18 Worksheet Percobaan 18

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 55

Page 56: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.19 Worksheet Percobaan 19

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 56

Page 57: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.20 Worksheet Percobaan 20

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 57

Page 58: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.21 Worksheet Percobaan 21

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 58

Page 59: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.22 Worksheet Percobaan 22

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 59

Page 60: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.23 Worksheet Percobaan 23

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 60

Page 61: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.24 Worksheet Percobaan 24

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 61

Page 62: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.25 Worksheet Percobaan 25

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 62

Page 63: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.26 Worksheet Percobaan 26

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 63

Page 64: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.27 Worksheet Percobaan 27

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 64

Page 65: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.28 Worksheet Percobaan 28

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 65

Page 66: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.29 Worksheet Percobaan 29

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 66

Page 67: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.30 Worksheet Percobaan 30

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 67

Page 68: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.31 Worksheet Percobaan 31

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 68

Page 69: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.32 Worksheet Percobaan 32

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 69

Page 70: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.33 Worksheet Percobaan 33

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 70

Page 71: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.34 Worksheet Percobaan 34

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 71

Page 72: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.35 Worksheet Percobaan 35

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 72

Page 73: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.36 Worksheet Percobaan 36

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 73

Page 74: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

4.2 Perhitungan RWLH dan LI (Catia)1. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Non twisting, awal

Posisi Awal H = 38,8 cmV = 20 cm

Gambar 4.37 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting awal

menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 74

Page 75: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

2. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Non twisting, akhirH = 69,7 cmV = 50 cm

Gambar 4.38 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting akhir

menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 75

Page 76: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

3. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Twisting, awalPosisi Awal H = 53,8 cmV = 20 cm

Gambar 4.39 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting awal menggunakan

software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 76

Page 77: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

4. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Twisting, akhir

Gambar 4.40 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting akhir menggunakan

software catia

5. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Non twisting, awal

Gambar 4.41 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg non twisting awal menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 77

Page 78: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

6. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Non twisting, akhir

Gambar 4.42 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg non twisting akhir

menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 78

Page 79: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

7. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Twisting, awal

Gambar 4.43 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg twisting awal menggunakan

software catia

8. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Twisting, akhir

Gambar 4.44 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg twisting akhir menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 79

Page 80: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

9. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Non twisting, awal

Gambar 4.45 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg non twisting awal

menggunakan software catia

10. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Non twisting, akhir

Gambar 4.46 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg non twisting akhir

menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 80

Page 81: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

11. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Twisting, awal

Gambar 4.47 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg twisting awal menggunakan software catia

12. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Twisting, akhir

Gambar 4.48 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg twisting akhir menggunakan

software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 81

Page 82: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

4.3 Rekap Manual RWLH dan LI

Perhitungan Manual (1)

Berat Beban : 5 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 69.7

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg8.210 kg

= 0.609

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 82

Page 83: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 83

Page 84: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (2)

Berat Beban : 5 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 76.5

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 9.095 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg9.095 kg

= 0.550

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 84

Page 85: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 85

Page 86: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (3)

Berat Beban : 5 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 114.5

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg10.195 kg

= 0.490

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 86

Page 87: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 87

Page 88: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (4)

Berat Beban : 5 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 83.6

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.921 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg5.921kg

= 0.844

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 88

Page 89: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 89

Page 90: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (5)

Berat Beban : 5 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 86.5

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.559 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg6.559 kg

= 0.762

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 90

Page 91: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 91

Page 92: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (6)

Berat Beban : 5 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 99.8

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg7.352 kg

= 0.680

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 92

Page 93: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 93

Page 94: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (7)

Berat Beban : 5 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 49.5

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg8.210 kg

= 0.609

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 94

Page 95: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/49.5 = 0.505

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.505 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.076 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg5.076 kg

= 0.985

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 95

Page 96: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (8)

Berat Beban 5 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 49.3

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.64 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 9.095 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg9,095 kg

= 0.55

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 96

Page 97: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/49.3 = 0,507

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V >30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.507x 0.985 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 5,713 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg5,713 kg

= 0.88

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 97

Page 98: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (9)

Berat Beban 5 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 51

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10,195 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg10,195 kg

= 0.49

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 98

Page 99: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/51 = 0,49

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.90

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.49x 0.90 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 5,018 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg5,018 kg

= 0.996

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 99

Page 100: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (10)

Berat Beban 5 kg

H awal : 53,8 Hakhir : 41,7

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53,8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 5,921 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg5,921kg

= 0.84

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 100

Page 101: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/41,7 = 0,60

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.60x 0.925 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 0,95 = 6,025 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg6,025 kg

= 0.83

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 101

Page 102: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (11)

Berat Beban 5 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 44

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.46 5x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 6,559 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg6.559kg

= 0.76

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 102

Page 103: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/44 = 0,568

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.568 x 0.985 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 6,041 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg6,041 kg

= 0.78

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 103

Page 104: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (12)

Berat Beban 5 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 53,8

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7,352 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg7,352kg

= 0.68

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 104

Page 105: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53,8 = 0,465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.895 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 4,757 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg4,757 kg

= 1,05

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 105

Page 106: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (13)

Berat Beban 10 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 64,5

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 8,210 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg8,210 kg

= 1,22

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 106

Page 107: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H> 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V >30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 107

Page 108: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (14)

Berat Beban 10 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 76

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.64 x 0.93 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 9.095 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg9.095 kg

= 1.10

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 108

Page 109: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H> 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 109

Page 110: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (15)

Berat Beban : 10 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 85.6

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg10.195 kg

= 0.981

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 110

Page 111: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 111

Page 112: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (16)

Berat Beban : 10 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 78.0

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.921 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg5.921kg

= 1.689

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 112

Page 113: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 113

Page 114: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (17)

Berat Beban : 10 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 83.4

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.493 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg6.493 kg

= 1.540

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 114

Page 115: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 115

Page 116: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (18)

Berat Beban : 10 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 101.3

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg7.352kg

= 1.360

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 116

Page 117: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg0 kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 117

Page 118: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (19)

Berat Beban : 10 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 45.7

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) =1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg8.210 kg

= 1.218

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 118

Page 119: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/45.7 = 0.547

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.547 x 0.925 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 0.95 = 5.498 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg5.498 kg

= 1.819

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 119

Page 120: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (20)

Berat Beban : 10kg

H awal : 38,8 Hakhir : 44,1

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) =1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 9.095 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg9.095 kg

= 1.099

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 120

Page 121: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/44.1 = 0.567

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.567 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 6.386 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg6.386 kg

= 1.566

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 121

Page 122: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (21)

Berat Beban : 10 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 56.1

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) =1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg10.195 kg

= 0.981

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 122

Page 123: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/56.1 = 0.446

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.446 x 0.895 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 4.562 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg4.562 kg

= 2.192

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 123

Page 124: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 22 )

Berat Beban : 10 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 40,09

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir :900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53,8 = 0,465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0,835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0,465 x 0,835 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 5,921 kg

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 124

Page 125: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg5,921kg

= 1,69

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/40,09 = 0,624

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V >30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0,624 x 0,925 x 0,97 x 0,712 x 0,72 x 0,95 = 6,267 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg6,267 kg

= 1,60

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 125

Page 126: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 23 )

Berat Beban : 10 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 44,1

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir :900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53,8 = 0,465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0,465 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 6,559 kg

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 126

Page 127: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg6,559kg

= 1,52

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/44,1 = 0,567

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0,567 x 0,985 x 0,97 x 0,712 x 0,72 x 1 = 6,386 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg6,386 kg

= 1,57

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 127

Page 128: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 24 )

Berat Beban : 10 kg

H awal : 53,8 Hakhir : 49

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir :900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53,8 = 0,465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0,465 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 7,352 kg

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 128

Page 129: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

10 kg7,352kg

= 1,36

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/49 = 0,510

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0,895

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0,510 x 0,895 x 0,97 x 0,712 x 0,72 x 1 = 5,223 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

10 kg5,223 kg

= 1,9

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 129

Page 130: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 25 )

Berat Beban : 15 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 70,50

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0,644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0,835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0,644 x 0,835 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 8,210 kg

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 130

Page 131: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg8,210 kg

= 1,83

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

15 kg0kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 131

Page 132: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 26 )

Berat Beban : 15 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 83

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0,644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0,644 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 9,095 kg

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 132

Page 133: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg9,095 kg

= 1,65

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

15 kg0kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 133

Page 134: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 27 )

Berat Beban : 15 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 90,70

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0,644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0,644 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 10,195 kg

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 134

Page 135: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Lifting Index Origin = ber at beban

RWL =

15 kg10,195 kg

= 1,47

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0,895

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0,895 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

15 kg0kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 135

Page 136: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 28 )

Berat Beban : 15 kg

H awal : 53,8 Hakhir : 91,50

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53,8 = 0,465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 136

Page 137: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

= 23 x 0,465 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 6,559 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg6,559kg

= 2,29

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/91,50 = 0,273. Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

15 kg0kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 137

Page 138: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (29)

Berat Beban : 15 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 91.5

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 138

Page 139: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.559 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg6.559kg

= 2.287

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

15 kg0kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 139

Page 140: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (30)

Berat Beban : 15 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 98.0

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 140

Page 141: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg7.352kg

= 2.040

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

15 kg0kg

= ∞

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 141

Page 142: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (31)

Berat Beban : 15 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 38.8

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 142

Page 143: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg8.210 kg

= 1.827

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 0.95 = 6.476 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg6.476 kg

= 2.316

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 143

Page 144: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (32)

Berat Beban : 15 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 45.1

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 144

Page 145: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 9.095 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg9.095 kg

= 1.649

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/45.1 = 0.554

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.554 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 6.245 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

15 kg6.245 kg

= 2.402

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 145

Page 146: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (33)

Berat Beban : 15 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 51.6

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 146

Page 147: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg10.195 kg

= 1.471

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/51.6 = 0.484

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.484 x 0.895 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 4.959 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

15 kg4.959 kg

= 3.025

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 147

Page 148: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (34)

Berat Beban : 15 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 41.5

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 148

Page 149: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.921 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg5.921kg

= 2.533

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/41.5 = 0.602

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.602 x 0.925 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 0.95 = 6.054 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

15 kg6.054kg

= 2.478

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 149

Page 150: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

\

Perhitungan Manual (35)

Berat Beban : 15 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 44.7

V awal : 50 Vakhir : 80

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 150

Page 151: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.559 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg6.559kg

= 2.287

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/44.7 = 0.559

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.559 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 6.301 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

15 kg6.301 kg

= 2.381

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 151

Page 152: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Perhitungan Manual (36)

Berat Beban : 15 kg

H awal : 53.8 Hakhir : 45.0

V awal : 80 Vakhir : 110

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 152

Page 153: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

15 kg7.352kg

= 2.040

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/44.7 = 0.559

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≥ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.559 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 5.687 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

15 kg5.687 kg

= 2.638

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 153

Page 154: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

4.3 Rekap RWL dan LIManual

Berikut ini adalah rekapan data hasil perhitungan RWL dan LI secara manual

Tabel 4.1 Rekap Manual RWL dan LI

NOORIGIN DESTINATION

RWL ( kg ) LI RWL ( kg ) LI1 8,210 0,609 0 ∞2 9,095 0,550 0 ∞3 10,195 0,490 0 ∞4 5,921 0,844 0 ∞5 6,559 0,762 0 ∞6 7,352 0,680 0 ∞7 8,210 0,609 5,076 0,9858 9,095 0,55 5,713 0,889 10,195 0,49 5,018 0,99610 5,921 0,84 6,025 0,8311 6,559 0,76 6,401 0,7812 7,352 0,68 4,757 1,0513 8,210 1,22 0 ∞14 9,095 1,10 0 ∞15 10,195 0,981 0 ∞16 5,921 1,689 0 ∞17 6,493 1,540 0 ∞18 7,352 1,360 0 ∞19 8,210 1,218 5,498 1,81920 9,095 1,099 6,386 1,56621 10,195 0,981 4,562 2,192

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 154

Page 155: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

22 5,921 1,69 6,267 1,6023 6,559 1,52 6,386 1,5724 7,352 1,36 5,223 1,9125 8,210 1,83 0 ∞26 9,095 1,65 0 ∞27 10,195 1,47 0 ∞28 6,559 2,29 0 ∞29 6,559 2,287 0 ∞30 7,352 2,040 0 ∞

Lanjutan Tabel 4.1 Rekap Manual RWL dan LI

31 8,2101,82

76,476

2,316

32 9,0951,64

96,245

2,402

33 10,1951,47

14,959

3,025

34 5,9212,53

36,054

2,478

35 6,5592,28

76,301

2,381

36 7,3522,04

05,687

2,638

CATIA

NOORIGIN DESTINATION

RWL ( kg ) LI RWL ( kg ) LI5 NT 8,448 0,59 0 ∞5 T 8,287 0,60 4,52 1,11

10 NT 8,448 1,18 0 ∞10 T 7,038 2,38 4,52 1,1

15 NT 8,979 1,67 0 ∞15 T 7,352 0,680 4,649 3,23

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 155

Page 156: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

4.4 Perhitungan RULA ( Software RULA )1. RULA awal (5kg), video 1

Meja pertama non twisting

Gambar 4.49 Perhitungan RULA pada beban 5 kg non twisting awal

2. RULA akhir, video 1Meja pertama non twisting

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 156

Page 157: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.50 Perhitungan RULA pada beban 5 kg non twisting akhir

3. RULA awal, video 10Meja pertama twisting (5 kg)

Gambar 4.51 Perhitungan RULA pada beban 5 kg twisting awal

4. RULA akhir, video 10Meja pertama twisting

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 157

Page 158: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.52 Perhitungan RULA pada beban 5 kg twisting akhir

5. RULA awal, video 13Meja pertama non twisting (10kg)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 158

Page 159: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.53 Perhitungan RULA pada beban 10 kg non twisting awal

6. RULA akhir, video 13Meja pertama non twisting (10 kg)

Gambar 4.54 Perhitungan RULA pada beban 10 kg non twisting akhir

7. RULA awal, video 23Meja pertama twisting (10kg)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 159

Page 160: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.55 Perhitungan RULA pada beban 10 kg twisting awal

8. RULA akhir, video 23Meja akhir twisting (10 kg)

Gambar 4.56 Perhitungan RULA pada beban 10 kg twisting akhir

9. RULA awal, video 26Meja pertama non twisting (15 kg)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 160

Page 161: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.57 Perhitungan RULA pada beban 10 kg non twisting awal

10. RULA awal, video 26Meja pertama non twisting (15 kg)

Gambar 4.58 Perhitungan RULA pada beban 15 kg non twisting awal

11. Rula awal, video 36 (15 kg)Meja pertama twisting

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 161

Page 162: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.59 Perhitungan RULA pada beban 15 kg twisting awal

12. Rula akhir, vide€o 36 (15 kg)Meja pertama twisting

Gambar 4.60 Perhitungan RULA pada beban 15 kg twisting awal

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 162

Page 163: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

4.5 Perhitungan RULA ( Software CATIA )Beban 5 Kg Twisting

Gambar 4.61 Perhitungan RULA Catia pada beban 5 kg twisting awal

Gambar 4.62 Perhitungan RULA CATIA pada beban 5 kg twisting akhir

Beban 10 kg Twisting

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 163

Page 164: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.63 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg twisting awal

Gambar 4.64 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg twisting akhir

Beban 15 Kg Nontwisting

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 164

Page 165: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.65 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg non twisting awal

Gambar 4.66 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg nontwisting akhir

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 165

Page 166: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Beban 15 kg Twisting

Gambar 4.67 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg twisting awal

Gambar 4.68 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg twisting akhir

Beban 5 Kg Nontwisting

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 166

Page 167: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.69 Perhitungan RULA Catia pada beban 5 kg no twisting awal

Gambar 4.70 Perhitungan RULA Catia pada beban 5 kg nontwisting akhir

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 167

Page 168: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Beban 10 Kg Nontwist

Gambar 4.71 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg nontwisting awal

Gambar 4.72 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg nontwisting akhir

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 168

Page 169: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

4.6 Rekap RULABerikut ini adalah data rekapan perhitungan RULA baik secara manual maupun CATIA.

4.6.1 RULA Posisi Awal ManualTabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal

No. Wrist and Arm Process Neck, Trunk, and Leg Process  

  UAP LAP WP WT Posture MUS LSFinal Wrist

NP TP LP Posture MUS

FS Final Neck, Final

          Score A     And       Score B     Trunk, Score

Arm Score Leg Score

1 2 2 3 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 8 7

2 2 2 3 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 8 7

3 2 2 2 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 7

4 2 2 1 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 6

5 2 2 1 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 6

6 2 2 1 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 6

7 2 2 2 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 6

8 2 2 2 1 3 1 2 6 2 2 1 5 1 2 4 6

9 2 2 2 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 4 6

10 2 2 3 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 8 7

11 2 2 3 1 3 1 2 6 4 4 1 5 1 2 9 7

12 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 6 7

13 2 2 2 1 3 1 2 6 3 4 1 5 1 2 8 7

14 2 3 2 1 4 1 1 6 2 2 1 2 1 1 4 6

15 3 3 2 1 4 1 1 6 2 2 1 2 1 1 4 6

16 2 2 3 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 8 7

17 2 2 3 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 8 7

18 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7

19 2 2 3 1 3 1 2 6 4 5 1 7 1 2 10 7

20 2 2 3 1 3 1 2 6 3 4 1 5 1 2 8 7

21 3 1 2 1 4 1 2 7 3 3 1 4 1 2 7 7

22 2 2 3 1 3 1 2 6 4 5 1 7 1 2 10 7

23 2 2 3 1 3 1 2 6 4 4 1 7 1 2 10 7

24 2 1 2 1 3 1 2 6 4 2 1 5 1 2 8 7

25 2 1 2 1 3 1 2 6 4 2 1 5 1 2 6 7

26 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7

27 2 2 3 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 6

Lanjutan Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal

28 2 2 3 1 3 1 2 6 3 4 1 5 1 2 8 7

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 169

Page 170: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

29 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7

30 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 3 1 3 7 7

31 2 2 2 1 4 1 3 6 2 2 1 2 1 3 6 7

32 2 2 3 1 4 1 1 6 4 4 1 7 1 1 9 7

33 2 2 3 1 4 1 3 6 4 4 1 7 1 3 11 7

34 2 2 3 1 4 1 3 6 3 4 1 5 1 3 9 7

35 2 2 3 1 4 1 1 6 4 4 1 7 1 1 9 7

36 3 1 3 1 4 1 3 8 4 3 1 6 1 3 10 7

Keterangan ;

UAP : Upper Arm Position

LAP : Lower Arm Position

WP : Wrist Position

WT : Wrist Trunk

MUS : Muscle Use Score

LS : Load Score

NP : Neck Position

TP : Trunk Position

LP : Limb Positio

10_0_1 dua kali

4.6.2 Rula Akhir Manual

Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 170

Page 171: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

No.

Wrist and Arm Process Neck, Trunk, and Leg Process  

UAP LAP WP WT PostureMUS LS

Final Wrist and Arm Score

NP TP LPPosture Score

B

MUS

FS Final Neck, Trunk,

Leg Score

Final Score       

Score A    

         

                       

1 2 2 3 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7

2 2 2 2 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7

3 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7

4 2 2 2 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7

5 2 2 2 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7

6 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7

7 2 2 2 1 3 1 2 6 4 4 1 7 1 2 10 7

8 2 2 2 1 3 1 2 6 4 4 1 7 1 2 9 7

9 2 2 2 1 3 1 2 6 4 4 1 6 1 1 8 7

10 2 2 2 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7

11 2 2 2 1 3 1 2 6 4 4 1 7 1 1 9 7

12 2 2 2 1 3 1 2 6 4 3 1 4 1 1 6 7

13 2 2 2 1 3 1 2 6 4 3 1 6 1 2 9 7

14 2 2 3 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7

15 2 2 2 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7

16 2 2 3 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7

17 2 2 3 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7

18 2 2 3 1 3 1 2 6 3 2 1 3 1 2 6 7

19 2 2 3 0 0 1 2 3 3 5 1 6 1 2 9 6

20 2 2 3 1 3 1 2 6 3 4 1 5 1 2 8 7

21 3 1 3 1 4 1 2 7 3 3 1 4 1 2 7 7

22 2 2 3 1 3 1 2 6 4 5 1 7 1 2 10 7

23 2 2 3 1 3 1 2 6 4 3 1 6 1 2 9 7

24 3 1 3 1 4 1 2 7 3 3 1 4 1 2 7 6

25 2 2 3 1 3 1 3 7 3 4 1 5 1 3 9 7

26 2 2 2 1 4 1 1 6 3 2 1 3 1 3 5 6

27 2 3 2 1 4 1 3 6 3 3 1 4 1 3 8 7

28 2 2 2 1 4 1 3 7 3 2 1 2 1 3 6 7

29 2 2 3 1 4 1 3 6 3 3 1 5 1 3 6 7

Lanjutan Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal

30 2 2 3 1 4 1 3 7 3 2 1 5 1 3 6 7

31 2 2 3 1 3 1 3 7 4 5 1 7 1 3 11 7

32 3 3 2 1 4 1 3 8 3 3 1 4 1 3 8 7

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 171

Page 172: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

33 4 3 3 1 5 1 3 9 3 3 1 4 1 3 8 7

34 3 3 2 1 4 1 3 8 2 2 1 2 1 3 6 7

35 3 2 3 1 4 1 3 8 2 2 2 3 1 3 7 7

36 3 1 3 1 4 1 3 8 4 3 1 6 1 3 9 7

4.6.3 Rekap RULA CATIAPosisi Awal

Tabel 4.4 Rekap RULA CATIA awal

No.

Jenis Pengangkata

n

Score A Score B Score CFinal Score

Upper Arm

Lower Arm

Wrist

Twist

Neck

Trunk

Limb

Posture A

Posture B

Muscle Use

Force

1L 5kg Twisting 4 2 1 1 2 1 1 4 2 1 2 7

2L 10 Kg Twisting 3 3 1 1 1 2 1 4 2 1 2 7

3L 15kg Twisting 2 2 1 1 2 3 1 3 4 1 3 7

4L 5 Kg Nontwisting 4 2 1 1 1 4 1 4 5 1 2 7

5L 10 kg Nontwist 3 2 1 1 2 3 1 3 4 1 1 7

6L 15 Kg Nontwisting 2 2 1 1 1 3 1 3 3 1 2 7

Posisi akhir

Tabel 4.5 Rekap RULA CATIA Awal

No.

Jenis Pengangka

tan

Score A Score B Score C Final ScoreUpper Lower W T Ne Tr Li Postu Post Muscl Fo

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 172

Page 173: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Arm Armrist

wist ck

unk

mb re A ure B e Use rce

1L 5kg Twisting 3 3 1 1 4 5 1 4 7 1 2 7

2L 10 Kg Twisting 2 3 1 1 2 3 1 4 4 1 2 7

3L 15kg Twisting 2 2 1 1 2 3 1 3 4 1 3 7

4

L 5 Kg Nontwisting 3 2 1 1 1 4 1 3 5 1 2 7

5L 10 kg Nontwist 3 2 1 1 2 3 1 3 4 1 2 7

6

L 15 Kg Nontwisting 3 2 1 1 1 3 1 3 3 1 3 7

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 173

Page 174: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

BAB V

ANALISIS DATA

5.1 Analisis RWL dan LI ( Sebelum perbaikan)

NOORIGIN DESTINATION

RWL ( kg ) LI RWL ( kg ) LI1 8,210 0,609 0 ∞2 9,095 0,550 0 ∞3 10,195 0,490 0 ∞4 5,921 0,844 0 ∞5 6,559 0,762 0 ∞6 7,352 0,680 0 ∞7 8,210 0,609 5,076 0,9858 9,095 0,55 5,713 0,889 10,195 0,49 5,018 0,99610 5,921 0,84 6,025 0,8311 6,559 0,76 6,401 0,7812 7,352 0,68 4,757 1,0513 8,210 1,22 0 ∞14 9,095 1,10 0 ∞15 10,195 0,981 0 ∞16 5,921 1,689 0 ∞17 6,493 1,540 0 ∞18 7,352 1,360 0 ∞19 8,210 1,218 5,498 1,81920 9,095 1,099 6,386 1,56621 10,195 0,981 4,562 2,19222 5,921 1,69 6,267 1,6023 6,559 1,52 6,386 1,5724 7,352 1,36 5,223 1,9125 8,210 1,83 0 ∞26 9,095 1,65 0 ∞27 10,195 1,47 0 ∞28 6,559 2,29 0 ∞29 6,559 2,287 0 ∞30 7,352 2,040 0 ∞

Lanjutan Tabel 4.1 Rekap Manual RWL dan LI

31 8,210 1,82 6,476 2,31

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 174

Page 175: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

7 6

32 9,0951,64

96,245

2,402

33 10,1951,47

14,959

3,025

34 5,9212,53

36,054

2,478

35 6,5592,28

76,301

2,381

36 7,3522,04

05,687

2,638

RWL (Recommended Weight Limit) merupakan batasan beban yang

direkomendasikan kapada operator yang akan mengangkat beban, sedangkan LI

(Lifting Indeks) merupakan estimasi sederhana terhadap resiko cedera yang

diakibatkan oleh overexertion. RWL dan LI diperngaruhi oleh LC, HM, VM, DM,

AM, FM dan CM. Aktifitas mengangkat dengan nilai LI > 1 (moderately stressful

task), akan meningkatkan keluhan terhadap sakit pinggang ( LBP), oleh karena itu,

maka beban kerja harus didesain sedemikian rupa sehingga nilai LI ≤ 1. untuk

beban kerja LI>1, mengandung resiko keluhan sakit pinggang, sedangkan untuk

nilai LI > 3 (highly stressfull task), menyebabkan overexertion. Sehingga

direkomendasikan nilai LI harus < 1, agar kecelakan kerja dapat di minimalisir.

Dari data rekap manual RWL dan LI diatas dapat terlihat bahwa terdapat nilai RWL

dan LI yang belum memenuhi nilai LI < 1. Sehingga diperlukan perbaikan dalam

proses pengangkatan tersebut.

Pada percobaan ini nilai RWL dan LI bervariasi,sebagai contoh yaitu;

Untuk pengangkatan yang nilai LI < 1, yaitu pada pengangkatan 1

Origin dimana diperoleh nilai RWL= 8,210 kg dan LI =0,609

Untuk pengangkatan yang nilai LI > 1, yaitu pada pengangkatan 12

Destination dimana diperoleh nilai RWL= 4,757 kg dan LI = 1,05

Untuk pengangkatan yang nilai LI > 3, yaitu pada pengangkatan 33

Destination dimana diperoleh nilai RWL= 1,471 kg dan LI = 3,025

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 175

Page 176: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Untuk pengangkatan yang nilai LI = ∞, yaitu pada pengangkatan 1

Destination dimana diperoleh nilai RWL= 0 kg dan LI = ∞

5.2 Analisis Pengaruh H, V, Perpindahan, Frekuensi, Pengangkatan Posisi, Pemindahan, Dan Efek Kopling Ditambah Perhitungan PerbaikanSampel Perhitungan

Perhitungan Manual (1)

Berat Beban : 5 kg

H awal : 38.8 Hakhir : 69.7

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 00

RWL Origin :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 176

Page 177: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg8.210 kg

= 0.609

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : Karena H > 63, maka HM = 0

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg0 kg

= ∞

Perhitungan Manual (10)

Berat Beban 5 kg

H awal : 53,8 Hakhir : 41,7

V awal : 20 Vakhir : 50

Sudut awal : 00 Frequency : 4

Sudut Akhir : 900

RWL Origin :

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 177

Page 178: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/53,8 = 0.465

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )

CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

= 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 5,921 kg

Lifting Index Origin = berat beban

RWL =

5 kg5,921kg

= 0.84

RWL Destination :

LC : 23 kg

HM : 25/H = 25/41,7 = 0,60

VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925

DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97

AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712

FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan

V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )

CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 178

Page 179: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

= 23 x 0.60x 0.925 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 0,95 = 6,025 kg

Lifting Index Destination = berat beban

RWL =

5 kg6,025 kg

= 0.83

Analisis pengaruh H, V, perpindahan, frekuensi, pengangkatan posisi, pemindahan,

dan efek kopling ditambah perhitungan perbaikan

Besarnya H dari percobaan 1 meja pertama di dapatkan H sepanjang 38.8

sm. Hal ini berpengaruh terhadap nili HM yaitu hasil perbandingan antara

nilai 25 dengan jarak horizontal. Semakin besar nilai H maka nilai HM akan

semakin kecil, dalm hal ini pengecualian bila nilai H dibawah 25 maka nilai

HM akan secara otomatis menjadi 1. Dan bila nilai H lebih dari 63 maka

nilai HM secara otomatis adalah nol (0).

Pada percobaan 1 didapatkan nilai HM 0.644, sedang pada percobaan ke

10 diperoleh nilai HM 0.465 dengan nilai H adalah 53.8 cm. V atau jarak

vertikal juga berpengaruh terhadap nilai RWL maupun LI karena semakin

kecil jarak vertikalnya maka akan semakin kecil pula nilai VM yang

dihasilkan, dengan demikian maka nilai RWL akan semakin kecil dan nilai

LI akan semakin besar.

Besar peprpindahan atau D juga mempunyai pengaruh terhadap nilai

RWL dan LI pada percobaan 1 dan semuanya diperoleh nilai DM yang

sama, hal ini karena nilai D pada percobaan kali ini berniali sama yaitu 30

cm. Dengan kriteria pengukuran tinggi 20 cm, 50 cm,dan 80 cm. Semakin

kecil jaraknya makan akan semakin besar nilai DM nya.

Selanjuntnya adalah frekuensi (FM) dan efek kopling (CM), frekuensi

dan efek kopling yang diperoleh juga dapat mempengaruhi besar kecilnya

hasil perhitungan LI, untuk menghasilkan nilai LI kurang dari 1 maka harus

dilakukan perbaikan, baik itu memperkecil jarak akhir maupun memperkecil

frekuensi serta memperbaiki koplingnya. Pada percobaan kali ini frekuensi

yang diambil adalah sebesar 4, nilai ini kemudian dicari untuk mengasilkan

angka frekuensi 4 lift/menit. Angka ini merupakan standar yang diterapkan

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 179

Page 180: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

oleh suatu perusahaan. Setelah kita mendapatkan angka-angka di

sebelumnya maka saatnya menentukan nilai kopling dari tabel yang

tersedia. Nilai kopling dalam hal ini terdapat 3 kriteria yaitu Good, fair dan

poor. Bila pekerjaan terasa nyaman maka bisa dikatakn baik maka

dinyatakan Good, bila pekerjaan terasa kurang nyaman maka fair, dan jika

pekerjaan sangat tidak nyaman dikatakan poor.

Masing –masing keadaan tersebut mempunyai nilai masing masing

sesuai dengan nilia V nya. Bila V kurang dari 75 maka secara berurutan

nilai good, fair, poor adalah 1, 0.95 dan 0.90. sedang bila V diatas 75 maka

nilai good, fair, poor nya adalah 1, 1, 0.9. semakin besar nilai CM maka

akna semakin besar pula nilai RWL nya, dan karena itu maka akan semakin

kecil nilia LI nya sekitar kurang dari 1. Dengan demikian resiko terjadinya

keluhan muskuloskeletal dapat terhindar.

5.3 Analisa RWLH dan LI ( Setelah Perbaikan )Perbandingan hasil perhitungan manual RWLH dan LI sebelum perbaikan dan setelah perbaikan.

Tabel perhitungan manual RWLH dan LI sebelum perbaikan

NO BEBAN ( kg )   H V D F C LC HM VM DM FM CM AM RWL ( kg ) LI

22 10AWAL

53,80 20,00 30,00 4,00 0,95

23,00 0,465 0,835 0,97 0,72 0,95

1,000 5,921 1,69

AKHIR40,0

9 50,00 30,00 4,00 0,9523,0

0 0,624 0,925 0,97 0,72 0,950,71

2 6,267 1,60

30 15AWAL

53,80 80,00 30,00 4,00 1,00

23,00 0,465 0,985 0,970 0,720 1,000

1,000 7,352 2,040

AKHIR98,0

0 110,00 30,00 4,00 1,0023,0

0 0,000 0,895 0,970 0,720 1,0001,00

0 0,000 0,000

33 15AWAL

38,80 80,00 30,00 4,00 1,00

23,00 0,644 0,985 0,970 0,720 1,000

1,000 10,195 1,471

AKHIR51,6

0 110,00 30,00 4,00 1,0023,0

0 0,484 0,895 0,970 0,720 1,0000,71

2 4,959 3,025

Tabel perhitungan manual RWLH dan LI setelah perbaikan

NO

BEBAN ( kg )   H V D F C LC HM VM DM FM CM AM

RWL ( kg ) LI

22 10AWAL

31,50 20,00

30,00

4,00

0,95

23,00

0,794

0,835 0,97 0,72 0,95

1,000 10,113 0,99

AKHIR

25,00 50,00

30,00

4,00

0,95

23,00

1,000

0,925 0,97 0,72 0,95

0,712 10,050 0,99

30 15 AWAL 24,0 80,00 30,0 4,0 1,0 23,0 1,04 0,98 0,97 0,72 1,00 1,00 16,482 0,91

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 180

Page 181: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

0 0 0 0 0 2 5 0 0 0 0AKHIR

25,00 96,00

30,00

4,00

1,00

23,00

1,000

0,937

0,970

0,720

1,000

1,000 15,051

0,99

33 15AWAL

26,00 80,00

30,00

4,00

1,00

23,00

0,962

0,985

0,970

0,720

1,000

1,000 15,214

0,98

AKHIR

17,00

110,00

30,00

4,00

1,00

23,00

1,471

0,895

0,970

0,720

1,000

0,712 15,053

0,99

Analisis :

Dari tabel dapat dilihat perbedaan hasil perhitungan manual RWLH dan LI

sebelum perbaikan dengan RWLH dan LI setelah perbaikan. Perbaikan perhitungan

RWLH dan LI betujuan untuk memperoleh nilai RWLH dan LI yang dapat

meminimalkan terjadinya kecelakan kerja terhadap operator yaitu dengan nilai LI < 1.

Perbaikan dari perhitungan manual dilakukan dengan mengubah nilai dari variabel-

variabel H,V, F dan juga sudut. Pada perhitungan perbaikan no.22, mengganti nilai H

awal (sebelum)= 53,8 menjadi H awal (setelah)= 31,5 dari hasil perhitungan tersebut

maka nilai LI berubah dari LI (sebelum) = 1,69 menjadi nilai LI ( setelah ) = 0,99. Maka

LI < 1, sehingga pengangkatan beban secara manual dapat dilakukan tanpa

mengakibatkan kecelakaan kerja.

5.4 Analisis Perbedaan Hasil RWL dan LI Manual Vs CATIAPerhitungan nilai RWL dan LI baik dengan cara manual maupun dengan software

CATIA terdapat selisih angka yang tidak terlalu besar. Sebagai contoh, perhitungan

RWL dan LI untuk percobaan pertama yaitu pengangkatan beban seberat 5 kg dengan

jarak kaki ke box 0 cm diperoleh nilai LI awal sebesar 0,60 sedangakan pada CATIA

diperoleh nilai LI sebesar 0,59. Perbedaan disini tidak terlalu signifikan dikarenakan

pada perhitungan RWL dan LI menggunakan software CATIA penempatan titik – titik

acuan untuk pengukuran jarak horisontal dan vertikal diusahakan sebisa mungkin sama

dengan jarak horizontal dan vertikal pada saat praktikum.Contohnya, jarak horizontal

pada saat praktikum adalah 38,8 cm sedangkan di CATIA dibuat sedekat mungkin yaitu

dengan jarak 38,79. Tetapi pada hasil akhirnya nilai 37,79 tersebut secara otomatis

terkonversi ke 38,8 cm oleh software CATIA sehingga hasil akhir perhitungan RWL

nya tidak jauh berbeda.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 181

Page 182: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

5.5 Analisis RULARULA adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya dan gerakan suatu

aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper

limb). Metode ini dikembangkan untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami

oleh seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota

tubuh bagian atas (upper limb).

Pada metedo ini untuk mendapatkan nilai yang mendeskripsikan keadaan postur

tubuh yaitu dengan menggunakan prosedur RULA. Prosedur dalam pengembangan

metode RULA meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan metode untuk

merekam postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan sistem penilaian dengan skor,

dan yang ketiga adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan yang memberikan

panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk mengadakan penilaian lanjut

yang lebih detail.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 182

Page 183: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Pada percobaan yang kami lakukan nilai rata-rata untuk RULA yang dihasilkan

adalah skornya 7. Skor ini merupakan angka yang cukup kritis kerena skor ini berada

pada action level 4 dimana Skor 7 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan

dibutuhkan sesegera mungkin (mendesak). Nilai 7 ini merupakan Grand skor dari tahap-

tahapan yang ada, dengan memperhatikan tabel a (skor postur Grup A meliputi upper

dan lower), tabel b (skor postur Grup B meliputi neck dan trunk). Sedangkan untuk

menentukan skor postur tubuh grup A dan B kita wajib mengetahui besar sudut yang

terjadi ketika tubuh bagian atas kita beraktivitas. Skor nilai yang paling baik seharusnya

adalah antara 1 dan 2 berada pada action level 1 yang menunjukkan bahwa postur dapat

diterima selama tidak dijaga atau berulang untuk waktu yang lama. Akan tetapi untuk

mendapatkan keadaan tersebut sangatlah sulit, apalgi dengan beban yang cukup berat.

Skor 7 yang kami peroleh dari perhitungan RULA ini bisa disebabkan oleh beberapa

sebab, yang pertama adalah sudut yang dibetuk pada posisi upper arm tertalu lebar,

sehingga menghasilkan sudut yang relatif basar, begitu juga pada saat lower arm dan

Trunk.

5.6 Analisis RULA untuk perbaikan hasil software RULAPada perhitungan RULA menggunakan software RULA maupun Software

CATIA secara umum tidak terdapat perbandingan nilai hasil akhir RULA. Pada

perhitungan menggunakan software RULA semua hasil akhir RULA bernilai 7. Ini

berarti posisi kerja dan kondisi kerja pekerja sangat berbahaya dan harus segera

dilakukan investigasi. Artinya jika posisi ini terus dibiarkan, akan memebahayakan

kondisi pekerja. Sedangakan untuk perhitungan CATIA semua hasil akhir RULA

bernilai 7. Artinya perhitungan RULA dengan software maun dengan CATIA

penempatan posisi ataupun penganalisisan posisi kerjanya tepat, tidak dapat

perbedaan yang signifikan.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 183

Page 184: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

5.7 Analisis perbaikan hasil RULA (software RULA Vs catia)Perhitungan nilai RULA baik dengan CATIA maupun dengan software RULA

diperoleh nilai 7 artinya perlu perbaikan dengan sangat segera. Untuk perbaikan

nilai ini maka langakah yang diambil adalah tidak menganjurkan bagi pekerja untuk

mengangkat beban tersebut. Tapi beban dapat dipindahkan dengan cara

menggunakan alat bantu sehingga dapat mengutrangi resiko peregangan otot yang

berlebihan dan tidak membahayakan pekerja. Selain itu hal lain yang dapat

dilakukan adalah dengan cara mengurangi beban yang diangkat oleh pekerja

sehingga dengan demikian tidak menimbulkan resiko bagi pekerja. Nilai RULA

yang baik dengan Lifting Index bernilai 1, artinya kondisi tersebut dapat diterima.

Untuk memperoleh nilai tersebut maka diadakanlah perbaikan baik secara

administrative control ataupun engineering control. Administrative control

dilakukan dengan cara pemberian pelatihan kepada pekerja mengenai pentingnya

posisi kerja ataupun dengan pembagian kerja secara shift – shift atau rolling

kerja,dimana pada satu waktu pekerja yang satu ditempatkan ke pekerjaan yang

lain. Secara engineering control dilakukan perbaiakan dengan rekayasa pada

sistem kerja ataupun peralatan kerja yang digunakan, Misalnya dengan

menggunakan pegangan box yang aman, yang mudah dijangkau sehingga pekerja

merasa nyaman dalam bekerja.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 184

Page 185: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1

1.2 Tujuan................................................................................................................................1

1.3Pembatasan Masalah..........................................................................................................2

1.4 Metodelogi Penulisan.........................................................................................................3

Gambar 1.1 Flowchart Metodologi Penilusan..............................................................................3

1.5 Sistematika Penulisan.........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................5

2.1 Biomekanika.................................................................................................................5

2.1.1 Faktor Penyebab Terjadinya Keluhan Muskuloskelatal........................................6

2.1.2 Mengukur dan Mengenali Sumber Penyebab Keluhan Muskoskeletal.................8

Gambar 2.1 Reprentasi dari lokasi tangan.................................................................................12

Gambar 2.2 Ilustrasi sudut putar saat memindahkan beban.....................................................12

Tabel 2.1 Faktor pengali kopling................................................................................................14

2.1.3 Langkah-Langkah Mengatasi Keluhan Muskoskelektal............................................17

2.1.4 Rapid Upper Limb Assessment (RULA)...............................................................18

2.1.4.1 Definisi............................................................................................................18

2.1.4.2 Prosedur.........................................................................................................19

Gambar 2. 3 Standar RULA untuk postur lengan atas................................................................20

Gambar 2. 4 Standar RULA untuk postur lengan bawah............................................................21

Gambar 2. 6 Standar RULA untuk postur leher..........................................................................22

Gambar 2. 7 Standar RULA untuk postur punggung...................................................................23

Gambar 2.8 Diagram Penilaian RULA.........................................................................................27

Gambar 2.9 Lembar Kerja Penilaian RULA..................................................................................29

2.1.5 Software CATIA..........................................................................................................29

2.1.6 Software RULA (Rapid Upper Limb Assessment).......................................................32

Gambar 2.10 Tampilan Software Penilaian RULA.......................................................................32

BAB III.........................................................................................................................................33

PENGUMPULAN DATA................................................................................................................33

3.1 RWLH................................................................................................................................33

3.2 Data RULA........................................................................................................................34

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 185

Page 186: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 3.2 penentuan titik kiri.................................................................................................35

Gambar 3.4 penentuan titik thrunk............................................................................................35

Gambar 3.5 penentuan titik upper arm kanan..........................................................................36

Gambar 3.6 penentuan titk lower arm k...................................................................................36

Gambar 3.7 penentuan titik thrunk............................................................................................36

BAB IV.........................................................................................................................................38

PENGOLAHAN DATA...................................................................................................................38

4.1 Perhitungan RWLH dan LI (Worksheet)............................................................................38

Gambar 4.1 Worksheet Percobaan 1.........................................................................................38

Gambar 4.3 Worksheet Percobaan 3.........................................................................................40

Gambar 4.4 Worksheet Percobaan 4.........................................................................................41

Gambar 4.5 Worksheet Percobaan 5.........................................................................................42

Gambar 4.6 Worksheet Percobaan 6.........................................................................................43

Gambar 4.7 Worksheet Percobaan 7.........................................................................................44

Gambar 4.8 Worksheet Percobaan 8.........................................................................................45

Gambar 4.9 Worksheet Percobaan 9.........................................................................................46

Gambar 4.10 Worksheet Percobaan 10.....................................................................................47

Gambar 4.11 Worksheet Percobaan 11.....................................................................................48

Gambar 4.12 Worksheet Percobaan 12.....................................................................................49

Gambar 4.13 Worksheet Percobaan 13.....................................................................................50

Gambar 4.14 Worksheet Percobaan 14.....................................................................................51

Gambar 4.15 Worksheet Percobaan 15.....................................................................................52

Gambar 4.16 Worksheet Percobaan 16.....................................................................................53

Gambar 4.17 Worksheet Percobaan 17.....................................................................................54

Gambar 4.18 Worksheet Percobaan 18.....................................................................................55

Gambar 4.19 Worksheet Percobaan 19.....................................................................................56

Gambar 4.20 Worksheet Percobaan 20.....................................................................................57

Gambar 4.21 Worksheet Percobaan 21.....................................................................................58

Gambar 4.22 Worksheet Percobaan 22.....................................................................................59

Gambar 4.23 Worksheet Percobaan 23.....................................................................................60

Gambar 4.24 Worksheet Percobaan 24.....................................................................................61

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 186

Page 187: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

Gambar 4.25 Worksheet Percobaan 25.....................................................................................62

Gambar 4.26 Worksheet Percobaan 26.....................................................................................63

Gambar 4.27 Worksheet Percobaan 27.....................................................................................64

Gambar 4.28 Worksheet Percobaan 28.....................................................................................65

Gambar 4.29 Worksheet Percobaan 29.....................................................................................66

Gambar 4.30 Worksheet Percobaan 30.....................................................................................67

Gambar 4.31 Worksheet Percobaan 31.....................................................................................68

Gambar 4.32 Worksheet Percobaan 32.....................................................................................69

Gambar 4.33 Worksheet Percobaan 33.....................................................................................70

Gambar 4.34 Worksheet Percobaan 34.....................................................................................71

Gambar 4.35 Worksheet Percobaan 35.....................................................................................72

Gambar 4.36 Worksheet Percobaan 36.....................................................................................73

4.2 Perhitungan RWLH dan LI (Catia).....................................................................................74

Gambar 4.37 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting awal menggunakan software catia.............................................................................................................................74

Gambar 4.38 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting akhir menggunakan software catia.............................................................................................................................75

Gambar 4.39 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting awal menggunakan software catia............................................................................................................................................76

Gambar 4.40 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting akhir menggunakan software catia............................................................................................................................................77

Gambar 4.42 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg non twisting akhir menggunakan software catia.............................................................................................................................78

Gambar 4.43 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg twisting awal menggunakan software catia.............................................................................................................................79

4.3 Rekap Manual RWLH dan LI..............................................................................................82

4.3 Rekap RWL dan LI...........................................................................................................154

4.4 Perhitungan RULA ( Software RULA )..............................................................................156

4.5 Perhitungan RULA ( Software CATIA ).............................................................................162

4.6 Rekap RULA....................................................................................................................168

4.6.1 RULA Posisi Awal Manual.......................................................................................168

4.6.3 Rekap RULA CATIA...................................................................................................171

BAB V........................................................................................................................................173

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 187

Page 188: Ini Daftar Isinya

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem

Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24

ANALISIS DATA.........................................................................................................................173

5.1 Analisis RWL dan LI ( Sebelum perbaikan).....................................................................173

5.2 Analisis Pengaruh H, V, Perpindahan, Frekuensi, Pengangkatan Posisi, Pemindahan, Dan Efek Kopling Ditambah Perhitungan Perbaikan....................................................................175

5.3 Analisa RWLH dan LI ( Setelah Perbaikan ).....................................................................179

5.4 Analisis Perbedaan Hasil RWL dan LI Manual Vs CATIA..................................................180

5.5 Analisis RULA..................................................................................................................181

5.6 Analisis RULA untuk perbaikan hasil software RULA......................................................182

5.7 Analisis perbaikan hasil RULA (software RULA Vs catia).................................................183

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 188