61
INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWA CV PETERNAKAN AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG Laporan Praktek Kerja Lapang Disusun Oleh : Ade Hermawan 2008410001 FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI PETERNAKAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG 2012 INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK KAMBING

Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK KAMBING

PERANAKAN ETAWA CV PETERNAKAN AGRIRANCH

KARANGPLOSO MALANG

Laporan Praktek Kerja Lapang

Disusun Oleh :

Ade Hermawan

2008410001

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2012

INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK KAMBING

Page 2: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

PERANAKAN ETAWA CV PETERNAKAN AGRIRANCH

KARANGPLOSO MALANG

Laporan Praktek Kerja Lapang

Disusun Oleh :

Ade Hermawan

2008410001

Merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan Pada Program Studi Peternakan

Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Malang

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2012

INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK KAMBING

Page 3: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

PERANAKAN ETAWA CV PETERNAKAN AGRIRANCH

KARANGPLOSO MALANG

Laporan Praktek Kerja Lapang

Disusun Oleh:

Ade Hermawan

2008410001

Menyetujui : Mengetahui:

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Dosen Pembimbing.

Fakultas Ilmu Pertanian

Program Studi Peternakan

Ketua:

Nonok Supartini,SPt.,MP Nonok Supartini.Spt.Mp

Tanggal : Tanggal :

Menyetujui :

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Manager CV Peternakan Agiranch

Fakultas Ilmu Pertanian Karangploso

Dekan, Malang Ja-Tim

Dr.Ir. Widowati, MP. Bpk. Alexander Martinus

Tanggal : Tanggal :

Page 4: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

RINGKASAN

INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK KAMBING

PERANAKAN ETAWA CV PETERNAKAN AGRIRANCH

KARANGPLOSO MALANG

Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di CV Peternakan

Agriranch Krangploso Malang dimulai dari tanggal 21 bulan Februari 2011 sampai

dengan 21 Maret 2011 yang bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari proses

inseminasi buatan pada ternak kambing Peranakan Etawa yang dilaksanakan di CV

Peternakan Agriranch karangplosoyang semoga dapat memberikan suatu informasi

mengenai proses inseminasi buatan pada ternak kambing peranakan etawa serta

menjadi bahan pembanding bagi mahasiswa antara teori yang didapat di bangku

kuliah dengan keadaan di lapangan yang relevan.

CV. Peternakan Agriranch Karangploso Malang memiliki Kambing

Peranakan Etawa dengan jumlah populasi 243 ekor indukan, 47 ekor pengamatan

birahi, 44 ekor pengamatan kebuntingan, 236 ekor kambing bunting, 4 ekor abortus

dan 22 ekor partus dengan jumlah karyawan 5 orang.Penelitian akan dilakukan

dengan cara Metode Penelitian Kualitatif yang bersifat Studi Kasus yaitu melalui

observasi,wawancara,berpartisipasi,magang dan terlibat secara langsung dengan

mengikuti kegiatan yang berlangsung dilokasi PKL khususnya dalam proses

inseminasi buatan ternak kambing peranakan etawa

Tatalaksana usaha pembibitan kambing boerawa yang dilaksanakan di CV.

Peternakan Agriranch Krangploso dilakaukan secara intensif dan proses penanganan

ternaknyapun dilakukan menggunakan tekhnologi yang modern mulai pendeteksian

birahi sampai pada pendeteksian kebuntingan semua dilakukan dengan

menggunakan alat bantu pendeteksian yang canggih,yaitu pendeteksian birahi

dengan cara mendeteksi kekentalan lendir vagina menggunakan alat Draminski

Estrus Detector sedangkan pendeteksian kebuntingan menggunakan alat Draminski

Pregnance Ditector alat ini mendeteksi kebuntingan berdasarkan adanya cairan

amnion dalam uterus dan penggunaan alat Draminski Ultrasound Scanner adapun

prinsip kerja dari alat ini yaitu mengubah suara yang timbul akibat suatu rangkaian

elektronik yang membentur suatu objek lalu menjadikannya gambar pada monitor.

Tatalaksana pemberian pakan berdasarkan status ternak di CV. Peternakan

Agriranch belum memenuhi persyaratan ini dikarenakan kandungan protein didalam

bahan pakan masih rendah yaitu 14% Sebaiknya kandungan dalam bahan pakan

konsentrat kandungan protein kasarnya 18% agar produktivitas ternak dapat

meningkat.

Page 5: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

ABSTRACT

ARTIFICIAL INSEMINATION

PERANAKAN ETAWA GOAT IN CV PETERNAKAN AGRIRANCH

KARANGPLOSO MALANG

Practice Lapang (PKL) carried out in CV Ranch Agriranch Krangploso Malang

started from 21 February 2011 to March 21, 2011 which aims to identify and study

the process of artificial insemination Etawa goats Peranakan implemented in CV

Peternakan Agriranch Karangploso, hopefully provide some information about the

process of artificial insemination in goats as well as being Peranakan etawa

comparative learn for students between the theory learned in college with the

situation in the relevant fields.

CV. Peternakan Agriranch Krangploso Malang has Peranakan Etawa with

population of 243 head of breeding, 47 head observations lust, 44 head observations

of pregnancy, 236 pregnant goats, 4 heads and 22 heads parturition abortion by the

number of employees 5 orang.Penelitian will be conducted by Research Methods

qualitative Case Study of nature through servation, interviews, participation,

apprenticeship and directly involved with the activities that took place following

the location street vendors, especially in the process of artificial insemination of

cattle goats peranakan etawa

Management of breeding goats boerawa implemented in CV. Peternakan

Agriranch Krangploso conducted intensively and livestock handling processes were

carried out using modern technology start detection lust until the detection of

pregnancy is all done using a sophisticated detection tools, namely the detection of

lust by detecting the viscosity of vaginal mucus using Draminski estrus detection

Detector while pregnancy using this tool Draminski Pregnance Ditector pregnancy

detection based on the presence of amniotic fluid in the uterus and the use of

Ultrasound Scanners Draminski as for the working principle of this tool is to change

the sound arising from an electronic circuit which hit an object and then make the

image on the monitor

Management of based on status of cattle feeding in the CV. Agriranch farms do

not meet this requirement due to protein content in the feed material is still low at

14% should concentrate feed ingredients in the material 18% crude protein content in

order to increase livestock productivity.

Page 6: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T sehingga penulisan praktek kerja lapang

dengan judul “INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK KAMBING

PERANAKAN ETAWA CV PETERNAKAN AGRIRANCH KARANGPLOSO

MALANG” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan pada

junjungan kita Nabi besar Muhammad S.a.w beserta seluruh keluarga dan para

sahabatnya. Peneliti mengharapkan dan memohon kepada Allah SWT yang maha

kuasa agar penulisan Laporan Praktek Kerja Lapang ini membawa manfaat bagi

mahasiswa jurusan Peternakan khususnya dan mahasiswa jurusan lain pada

umumnya.

Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapang ini merupakan salah satu syarat

bagi mahasiswa peternakan untuk memperoleh gelar sarjana peternakan pada

Fakultas Peternakan, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. H Son Suwasono, MSc, selaku Dekan Fakulatas Pertanian.

2. Ibu Nonok Supartini,SPt.,MP, selaku Ketua Program Studi dan Dosen

Pembimbing

3. Bapak Ir.Eko Marhaeniyanto.MS, sebagai Dosen Wali

4. Bapak Hanry Kaunang selaku pemilik perusahaan

5. Bapak Alexander Martinus selaku Manager CV Peternakan Agriranch

6. Kepada kedua orang tua saya Bapak Ajie Wahyudin dan Ibu Laila Hayati

serta saudara-saudara saya Dede Sudrajat, Rio Hartanto, Haris Setiadi,

Mawar Kurniasih, Dewi Permatasari dan Wulan Ndari, serta teman-teman

dari AMC Crue yang selalu memberikan dukungannya baik moral maupun

material.

Page 7: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

7. Mas Triono, Mas Bagus selaku pembing, Mas adi,Mas sairun, Arif, Ambon,

Doni, Rangga,Nur, Ibu Kantin serta teman-teman di agriranch lainya yang

telah banyak membantu saya.

8. Semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang.

Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua

pihak guna penyempurnaan Laporan ini. Harapan peneliti, Laporan Praktek Kerja

Lapang ini bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 20 Juni 2011

Peneliti

Page 8: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

DAFTAR ISI

RINGKASAN ...................................................................................................... i

ABSTRAK............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ ............... viii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Analisis Situasi .................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................. 8

1.3 Manfaat ............................................................................................... 8

1.4 khalayak Sasaran ................................................................................. 8

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................................ 9

2.1 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan .......................................................... 9

2.1.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL ........................................ 9

2.1.2 Metode ....................................................................................... 9

2.1.3 Parameter yang Diamati ............................................................. 10

2.1.4 Analisis Data 10

2.2 Gambaran Umum Peternakan ............................................................. 11

2.3 Manajemen Pemeliharaan ................................................................... 13

2.3.1 Manajemen Pemberian Pakan dan Minum................................. 13

2.3.2 Manajemen Perkandangan........................................................... 14

2.4 Deteksi Birahi...................................................................................... 15

2.5 Inseminasi Buatan ............................................................................... 17

2.5.1 Pemilihan Induk yang Akan diinseminasi ............................... 17

2.5.2 Pengadaan Straw 19

Page 9: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

2.5.3 Prosedur Inseminasi Buatan 18

2.5.4 Proses Inseminasi Buatan 29

2.6 Deteksi Kebuntingan ........................................................................... 22

2.6.1. Deteksi Fisual 22

2.6.2 Deteksi Kebuntingan dengan Penggunaan Alat Bantu 22

2.7 Masalah Reproduksi..................................................................................... 25

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI .............................................................. 26

3.1 Keadaan Umum CV Peternakan Agriranch Karangploso ................... 26

3.2 Pemberian pakan dan minum .............................................................. 27

3.3 Deteksi Birahi...................................................................................... 29

3.4 Inseminasi Buatan ............................................................................... 31

3.4.1 Pemilihan Induk yang Akan diinseminasi 31

3.4.2 Pengadaan Straw 33

3.4.3 Prosedur Inseminasi Buatan 34

3.4.4 Proses Inseminasi Buatan 34

3.5 Deteksi Kebuntingan ........................................................................... 36

3.5.1 Deteksi Fisual 36

3.5.2 Deteksi Birahi dengan Penggunaan Alat Bantu 36

3.6 Masalah Reproduksi................................................................................ 39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 44

4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 44

4.2 Saran .................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 46

LAMPIRAN ......................................................................................................... 48

Page 10: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Proporsi pemberian bahan pakan berdasarkan status ternak 14

2. Data keberhasilan IB di CV. Peternakan Agriranch..............................................21

Page 11: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Organisasi CV Agriranch Karangploso Malang 12

2. Draminski Estrus 16

3. Gambar 3. Diagram Alir Pendeteksian Birahi.................................................17

4. Draminski Pragnance Ditector 23

5. Draminski Ultrasound Scanner 24

6. Cara penggunaan Draminski Pragnance Ditector 38

Page 12: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. . Efisiensi Antara Biaya Straw Dan Biaya Pemeliharaan...................…...…….. 48

2. Dokumentasi Selama Kegiatan Praktek Kerja Lapang Berlangsung …...…….. 49

Page 13: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Dalam rangka menghadapai swasembada daging tahun 2012 diperlukan

peningkatan populasi ternak potong secara nasional dengan cara meningkatkan

jumlah kelahiran pedet dan calon induk dalam jumlah besar. Untuk mendukung

peningkatan populasi tersebut terutama pada usaha peternakan rakyat diperlukan

suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai dengan kondisi agroekosistem dan

kebutuhan pengguna yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani.

Pasokan daging kambing relatif terbatas karena usaha peternakan kambing di

Indonesia di dominasi oleh usaha rumah tangga dengan skala kepemilikian 4 – 10

ekor. Permintaan kambing untuk konsumen khususnya seperti restauran dan hotel-

hotel masih dipenuhi oleh impor. Hal ini disebabkan daging kambing dalam negeri

kurang sesuai untuk masakan yang dikehendaki oleh restoran dan hotel tersebut.

Pengembangan pasar ke pasar spesifik merupakan peluang ekonomi yang pantas

diraih dengan perusahaan peternakan kambing PE.

Di Indonesia umumya kambing peranakan Etawah (PE), yang umumnya

masih lebih dominan sebagai sumber daging dibandingkan dengan sumber air susu

(Bambang A.M., 2005). Kambing peranakan ettawa merupakan kambing dari

persilangan antara kambing ettawa dan kambing kacang. Spesifikasi dari kambing

peranakan ettawa ini adalah memiliki warna bulu yang bervariasi, ada yang

berwarna coklat muda dan hitam, telinga agak besar dan terkulai serta mampu

memproduksi air susu 1-1,5 liter/hari (Anonimus, 2004).

Page 14: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Sumoprastowo (1980) mengemukakan bahwa ciri dari kambing peranakan

ettawa antara lain: bulu panjang dibagian paha belakang, puting susu besar dan

panjang, rahang bawah lebih menonjol dibanding rahang atas, berat badan janta

dewasa + 37 kg dan betina + 32 kg. Kambing peranakan ettawabetina pada bagian

garis belakang paha memiliki bulu yang lebih panjang dan tebal (Cahyono, 1998).

Rataan bobot lahir kambing PE bervariasi 2,8 – 5 kg, sehingga bobot sapih

juga bervariasi cukup besar (9 – 14 kg). Kematian prasapih yang tinggi (10 – 50%)

merupakan sumber kerugian yang cukup besar dalam usaha peternakan kambing di

Indonesia, sebagian karena bobot lahir yang rendah dan sifat keindukan dari induk

yang kurang baik. Kambing PE betina mencapai pubertas pada umur 8 – 12 bulan

dan bobot badan 18 – 22 kg atau sekitar 53 – 60% bobot badan dewasa. Lama

kebuntingan bervariasi 142 – 156 hari, dan post-partum estrus terjadi 3 – 5 bulan

setelah beranak sehingga jarak beranak menjadi sekitar 8 – 10 bulan (Ketut Sutama,

2010). Produktivitas biologis kambing cukup tinggi, 8-28% lebih tinggi

dibandingkan sapi (Divendra, C dan M. Burns, 1994). Jumlah anak per kelahiran

(litter size) bervariasi 1 sampai dengan 3 ekor dengan tingkat produksi susu yang

melebihi dari kebutuhan untuk anaknya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai

produk komersial dan tidak mengganggu proses reproduksinya. Biaya investasi

usaha ternak kambing relatif rendah dan pemeliharaannya pun jauh lebih mudah

dibanding sapi.

Penampilan reproduksi kambing PE menurut hasil penelitian Sandhi, dkk

(1991) adalah sebagai berikut: lama kebuntingan 148,24 +5,41 hari, liter size 1,51+

0,51 ekor, sedangkan produksi susu rata-rata 0,85 liter per hari (Suranidyah, dkk.

1997). Jarak antara beranak 9-15 bulan (Setiadi, dkk. 1995). Dari data diatas dapat

Page 15: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

disimpulkan bahwa efisiensi reproduksi dan reproduksi kambing PE masih jauh dari

ideal.

Pengembangan usaha kambing PE mempunyai peluang pasar yang cukup

tinggi di Kabupaten Malang karena daya dukung kesesuaian iklim dan aksesibilitas

ke berbagai daerah konsumen, namun dalam usaha ternak kambing masih sering

muncul beberapa permasalahan, diantaranya masih terjadi kawin berulang dan

rendahnya angka kebuntingan sehingga menyebabkan panjangnya jarak beranak

pada induk (calving interval ) yang akan berdampak terhadap rendahnya

perkembangan populasi ternak

Salah satu faktor penyebab rendahnya perkembangan populasi ternak potong

adalah manajemen perkawinan yang tidak tepat, yakni:

1. Manajemen perkawinan yang masih belum baik

2. pengamatan birahi dan waktu kawin tidak tepat,

3. Rendahnya kualitas semen atau kurang tepatnya pemanfaatan

pejantan dalam kawin alam dan

4. Kurang terampilnya beberapa petugas

Pola perkawinan menggunakan pejantan alam, petani mengalami kesulitan

memperoleh pejantan, apalagi yang berkualitas, sehingga pedet yang dihasilkan

bermutu jelek, bahkan berindikasi adanya kawin keluarga (inbreeding) terutama pada

wilayah pengembalaan. Penurunan efisiensi reproduksi dipengaruhi juga oleh faktor

manajemen perkawinan yang tidak sesuai dengan kondisi dan lingkungan sekitarnya,

sehinggga terindikasi terjadinya kawin yang berulang yang menyebabkan rendahnya

keberhasilan kebuntingan dan panjangnya jarak beranak. Guna peningkatan populasi

Page 16: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

tersebut maka dilakukan pemanfaatan teknologi reproduksi peternakan melalui

teknik Inseminasi Buatan (IB) dengan menggunakan semen beku (Kaiin ,2005 ).

CV. Peternakan Agriranch karangploso Malang terletak di lereng kaki

gunung arjuna dengan suhu yang sejuk dan curah hujan yang cukup membuat tempat

ini menjadi tempat yang baik untuk lokasi pembibitan kambing Boerawa. CV.

Peternakan Agriranch menggunakan metode inseminasi buatan dalam melakukan

proses perkawinannya guna mendapatkan kwalitas pejantan yang unggul demi

kwalitas anakan yang unggul pula.

1.1.1 Definisi Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan adalah suatu cara perkawinan pada ternak yang dilakukan

oleh manusia dengan cara mendeposisikan semen ke dalam saluran reproduksi ternak

betina, dimana semen merupakan cairan yang dihasilkan oleh organ reproduksi

ternak jantan yang mana mengandung spermatozoa (Batosamma, T. 2002).

1.1.2 Tujuan Inseminasi Buatan

a. Memperbaiki mutu genetika ternak;

b. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang

dibutuhkan sehingga mengurangi biaya;

c. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas

dalam jangka waktu yang lebih lama;

d. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;

e. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.

Page 17: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

1.1.3 Manfaat Inseminasi Buatan

a. Inseminasi buatan (IB) sangat mempertinggi penggunaan pejantan-

pejantan unggul. Daya guna seekor pejantan yang secara genetik unggul

dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

b. Bagi peternak-peternak kecil seperti umum ditemukan di Indonesia,

penggunaan IB sangat menghemat biaya disamping dapat menghindari

bahaya dan menghemat tenaga pemeliharaan pejantan yang belum tentu

merupakan pejantan terbaik untuk diternakkan.

c. Pejantan-pejantan yang digunakan dalam IB telah dilakukan seleksi

secara teliti dan ilmiah dari hasil perkawinan betina-betina dengan

pejantan unggul.

d. Dengan lebih banyak betina yang dilayaninya dan dari turunan-turunan

hasil perkawinan ini dapat lebih cepat diseleksi dan dipertahankan

pejantan-pejantan unggul dan mengeliminir pejantan-pejantan jelek.

e. Penularan penyakit dapat dicegah melalui IB, dengan hanya

menggunakan pejantan-pejantan yang sehat atau bebas dari penyakit,

menghindari kontak kelamin pada waktu perkawinan, dan membubuhi

antibiotika ke dalam semen sebelum dipakai.

f. IB merupakan cara terbaik mencegah penyebaran penyakit veneral dan

penyakit menular lainnya seperti Brucellosis, Vibriosis, Leptospirosis dan

Trichomoniasis.

g. Karena hanya semen dengan fertilitas tinggi yang diberikan pada

peternak, maka calving intervalnya dapat diperpendek dan dapat

menurunkan kasus repeat breeder (kawin berulang bagi betina).

Page 18: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

h. Keuntungan lainnya adalah memungkinkan perkawinan antara ternak

yang sangat berbeda ukurannya, misalnya sapi Bali dapat dikawinkan

dengan semen sapi Brangus, Simental maupun Limousin. IB juga dapat

memperpanjang waktu pemakaian pejantan-pejantan yang secara fisik

tidak sanggup berkopulasi secara normal. IB dapat menstimulir interese

yang lebih tinggi dalam beternak dan praktik manajemen yang lebih baik.

IB juga sangat berguna untuk digunakan pada betina-betina yang berada

dalam keadaan estrus dan berovulasi tetapi tidak mau berdiri untuk

dinaiki pejantan. (Anonimus, 2010)

1.1.4 Keuntungan Inseminasi Buatan (IB)

a. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;

b. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;

c. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);

d. Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam

jangka waktu yang lama;

e. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian

walaupun pejantan telah mati;

f. Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena

fisik pejantan terlalu besar;

g. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang

ditularkan dengan hubungan kelamin.,(Anonimus, Artikel Peternakan

Inseminasi Buatan (IB) Kawin Suntik insemination gun Sunday, 19

October 2008)

Page 19: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

1.1.5 Kerugian IB

a. Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat

maka tidak akan terjadi terjadi kebuntingan;

b. Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang

digunakan berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan

diinseminasikan pada sapi betina keturunan / breed kecil;

c. Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen

beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama;

d. Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila

pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui

suatu progeny test).( Anonimus, 2011 inseminasi buatan (IB))

1.1.6 Aspek Keberhasilan IB

a. Inseminator

b. Deteksi birahi (Walker et al., 1994).

c. Ketepatan waktu IB

d. Kemungkinan adanya gangguan reproduksi / kesehatan sapi betina.

e. Umur betina, berat, serta nutrisi

f. Post thawing motility (PTM) (Boothby dan Fahey, 1995; Wardhani et

al.,1993; Hafez, 2000)

Page 20: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

1.2 Tujuan

Praktek kerja lapang bertujuan untuk mempelajari proses inseminasi butan pada

ternak kambing peranakan etawa.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari praktek kerja lapangan ini memberikan suatu

informasi mengenai proses inseminasi buatan pada ternak kambing peranakan etawa

serta menjadi bahan pembanding bagi mahasiswa antara teori yang didapat di

bangku kuliah dengan keadaan di lapangan yang relevan dan sebagai bekal bagi

mahasiswa untuk terjun ke masyarakat terutama dalam menghadapi dunia kerja.

1.4 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dari pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang ini adalah

Inseminasi Buatan pada Kambing Peranakan Etawa CV. Peternakan Agriranch

Karangploso Malang dan pegawai/ staf, segenap tenaga kerja atau karyawan yang

terlibat langsung dalam kegiatan Inseminasi Buatan Kambing Peranakan Etawa

dengan jumlah populasi 243 ekor indukan, 47 ekor pengamatan birahi, 44 ekor

pengamatan kebuntingan 236 ekor kambing bunting, 4 ekor abortu dan 22 ekor

partus dengan jumlah karyawan 5 orang.

Page 21: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

2.1.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan di PT. Peternakan Agriranch,

Karangploso Malang, yang di laksanakan selama satu bulan 21 Februari 2011-21

Maret 2011. Adapun parameter yang diamati adalah Pemeliharaan dan penanganan

ternak kambing peranakan etawa (PE) betina mulai dari pemberian pakan, Deteksi

birahi mulai dari cara dan metode pendeteksian birahi sampai persyaratan kambing

yang boleh di inseminasi, Tekhnik inseminasi buatan pada kambing PE dan cara

mendeteksi kebuntingan baik menggunakan pengamatan visual maupun dengan

penggunaan alat bantu.

2.1.2 Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat studi

kasus. (Surachmad,1992 di sitasi Erna,2008). Studi kasus merupakan pendekatan

dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci untuk

menemukan semua variabel yang penting serta menelaah secara mendalam suatu

totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk

memahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya,(Surachmad,1992

di sitasi Erna,2008).

Page 22: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Untuk memperoleh data dilakukan pendekatan menggunakan Metode Studi

Kasus yaitu melalui observasi,wawancara,berpartisipasi,magang dan terlibat secara

langsung dengan mengikuti kegiatan yang berlangsung dilokasi PKL khususnya

dalam proses inseminasi buatan ternak kambing peranakan etawa.

2.1.3 Parameter Yang Diamati

Parameter yang diamati dalam Praktek Kerja Lapang meliputi :

1. Gambaran umun CV. Peternakan Agriranch Karangploso Malang

2. Manajemen Pemeliharaan

3. Deteksi birahi

4. Tekhnik inseminasi buatan.

5. Deteksi kebuntingan

6. Masalah reproduksi

2.1.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis

deskriptif dan dibandingkan dengan pustaka yang relavan

Page 23: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

2.2 Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan Agriranch terletak didaerah Karangploso Desa Bra, kelurahan

Tawang Agro,Kecamatan Karangploso, Malang dengan ketinggian 600 m dpl dengan

curah hujan rata-rata 1.890 mm/tahun dengan suhu sekitar 20-30oC dengan

kelembaban 60%. Perusahaan Agriranch mempunyai lahan sendiri dimana pada

lahan tersebut didirikan sebuah gudang pakan, kantor, dapur, pos penjaga , tempat

pencacah tebon jagung, tempat pembuatan pupuk kandang serta 20 unit kandang

dimana dalam satu kandang tersebut terdapat 6 kotak kecil

Lokasi perusahaan Agriranch terletak di tempat yang strategis karena mudah

dijangkau oleh transportasi. Disamping itu, perusahaan Agriranch juga memiliki

sumber air sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyono (1998), bahwa air

merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi semua makluk hidup

termasuk ternak kambing. Sehingga air bersih harus selalu tersedia dalam jumlah

yang cukup dan diberikan secara ad-libitum.

Perusahaan Agriranch berdiri pada tanggal 1 Februari 2008 yang berlokasi di

desa Bra, Kelurahan Tawang Agro, Kecamatan Karangploso Malang. Misi dari

perusahaan adalah ingin mengangkat peternakan di Indonesia khususnya sumber

daya daging.

CV. Agriranch memiliki tenaga kerja sebanyak 25 orang yang terdiri dari

mandor satu orang, kepala kandang satu orang, asisten operasional satu orang,

asisten kandang satu orang, administrasi satu orang, anak kandang sembilan orang,

logistik dua orang, helper satu orang, security dua orang. Untuk tenaga kerja itu

sendiri berasal dari desa sekitar perusahaan.

Page 24: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Untuk memperlancar kegiatan di perusahaan ini, maka sangat diperlukan adanya

suatu susunan kepengurusan dalam menunjang kepengurusan dan kelancaran setiap

kegiatan. Maka diperlukan suatu susunan tingkatan wewenang dari puncak pimpinan

sampai kepada bawahan. Perusahaan Agriranch di Karangploso Malang, membuat

suatu susunan kepengurusan untuk mempermudah dalam garis komando dan

tanggung jawab perusahaan. Struktur organisasi di perusahaan Agriranch disajikan

pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur Organisasi CV Agriranch Karangploso Malang

Gambar 1: Struktur Organisasi Perusahaan Agriranch

Keterangan : AK : Anak Kandang

Helper : Pembantu

Security : Penjaga

Kepala Kandang

Manajer

Asisten

Kandang

Administrasi Logistik Asisten

operasional

AK 1 AK 2 AK 3 AK 4

AK 5

Helper Security

Page 25: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

2.3 Manajemen Pemeliharaan

2.3.1 Manajemen Pemberian Pakan dan Minum

Sumber pakan untuk ternak kambing dapat disediakan dalam bentuk hijauan

dan konsentrat, hijauan merupakan pakan utama ternak kambing sedangkan

konsentrat menjadi pakan tambahan dan pakan pelengkap. Pemberian pakan baru

dapat dikatakan baik jika kebutuhan gizi ternak mencukupi secara seimbang terutama

kebutuhan hidup pokok. Pakan yang digunakan pada ternak Kambing Peranakan

Etawa di CV. Peternakan Agriranch berupa pakan hijauan (Rumput gajah dan

leguminosa; gamal dan kaliandra) dan konsentrat (Pollard,bungkil kelapa sawit,tetes

tebu,dan jagung).

Pemberian pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pada pukul 07.00 pemberian

konsentrat dan setengah jam berikutnya baru diberikan hijauan, dan pada pukul 13.00

pemberian konsentrat kedua dan selang setengah jam berikutnya di lakukan

pemberian hijauan kembali. Adapun bahan pakan yang diberikan berupa hijauan

yaitu berasal dari rumput gajah, kaliandra dan gamal yang diberikan dengan cara di

choper terlebih dahulu, sedangkan yang berasal dari konsentrat yaitu berupa

konsentrat dengan kandungan protein 14% yang diberikan dalam bentuk kering.

Adapun proporsi pemberian bahan pakan di bedakan berdasarkan statusnya, ini

dikarenakan setiap statusternak yang berbeda memiliki kebutuhan nutrisi yang

berbeda pula.data pemberian pakan berdasarkan status ternak terdapat pada tabel 1.

Page 26: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Tabel 1 Proporsi pemberian bahan pakan berdasarkan status ternak

STATUS TERNAK KONSENTRAT

(kg)

GAMAL

(kg)

RUMPUT

GAJAH

(kg)

Pengamatan Birahi 0,25 2 6

Setelah IB 0,25 2 6

Pengamatan Kebuntingan 0,25 2 6

Bunting Muda 0,25 2 6

Bunting Tua 0,5 2 6,7

Partus 0,5 4 6,7

2.3.2 Manajemen Perkandangan

Kandang adalah syarat penting dalam berternak,yang mempunyai fungsi

untuk melindungi kambing dari sengatan panas matahari, hujan, suhu dingin,

sekaligus untuk mempermudah pengawasan dan pengamanan kambing. Kandang

juga berfungsi untuk memudahkan dalam pemeliharan ternak sehari-hari seperti

pemberian pakan dan minum, pengendalian penyakit dan pencegahan penyakit.

Kandang yang digunakan di CV. Peternakan Agriranch adalah kandang jenis

koloni & kandang individu . Kandang jenis koloni diperuntukkan untuk kambing

betina sedangkan kandang jenis individu diperuntukkan untuk kambing jantan.

Kandang jenis koloni berisikan 10 ekor kambing betina. Kandang jenis individu

berisikan 1 ekor kambing Jantan yang juga berfungsi sebagai tempat perkawinan

alami.

Page 27: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

CV. Peternakan Agriranch menggunakan sistem perkandangan dengan atap

monitor dengan alas lantai berbentuk panggung panggung kolong galian dengan

lebar x panjang x tinggi 7 x 30 x 3 m, kolong galian kandang kandang berupa kolam

kecil berfungsi untuk menampung limbah padat ternak yang akan dikomposkan

dengan menggunakan semprotan dari cairan EM4 dan air dengan perbandingan 1 :1

.

2.4 Deteksi Birahi

CV Peternakan Agriranch Karangploso melakukan pendeteksian birahi

seteiap hari pada pagi dan sore hari yaitu pada pukul 06.00- 07.30 dan pukul 13.00-

15.00. untuk meningkatkan keberhasilan inseminasi buatan maka pendeteksian

birahi harus dilakukan dengan cermat dan teliti.

Pendeteksian birahi di CV Peternakan Agriranch Karangploso dilakukan

dengan 3 cara yaitu:

1).Pengamatan fisual

Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering

dikibaskan, sering kencing, sering berteriak, kemaluan bengkak dan mau/diam bila

2).Penggunaan pejantan

Cara pendeteksian menggunakan pejantan di mulai dari memasukkan

pejantan pengusik kedalam kandang pendeteksian selanjutnya pejantan akan mulai

mengedus vagina dan air seni dari ternak betina.

Tanda-tanda birahi : betina sering berteriak ketika melihat pejantan, betina

mendekati pejantan dan diam ketika dinaiki pejantan.

Page 28: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Draminski Estrus Detector

Gambar 2. Draminski Estrus Detector berfungsi untuk deteksi birahi

3).Pengggunaan alat draminski estrus detector.

Cara pendeteksian menggunakan alat ini dengan memasukannya kedalam

vagina melewati dua cincin yang ada pada ujung alat lalu menekan tombol kontak

sebanyak 3 kali dan akan terukur angka kekentalan lendirnya pada monitor.

Tanda-tanda birahi: angka kekentalan lendirnya masih berada dibawah 300,

lendir yang terdapat pada ujung alat belum mengeras (duren).

Pendeteksian birahi pada CV Peternakan Agriranch Karangploso diawali

dengan pemasukan pejantan kedalam kandang pendeteksian jika ada reaksi dari

ternak betina yang menunjukan tanda-tanda birahi seperti mendekati pejantan dan

diam ketika dinaiki oleh pejantan, selanjutnya dilakukan pengukuran kekentalan

lendir vagina dengan menggunakan alat draminski estrus detector, syarat kambing

yang boleh diinseminasi yaitu jika masih terdapat lendir pada vulva dan angka

draminskinya masih dibawah 300 selanjutnya induk tersebut diberi tanda pada

punggungnya dan dilakukan pencatatan nomer ternak dan angka kekentalan

lendirnya. Alat deteksi birahi Draminski Estrus Detector yang digunakan untuk

mendeteksi birahi dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 29: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Diagram Alir Pendeteksian Birahi di CV.Peternakan Agriranch Karangploso

dapat dilihat pada Gambar 3.

Pemasukan pejantan pengusik

Betina menunjukan tanda-tanda birahi

Pengukuran kekentalan lendir

Pemberian tanda pada ternak birahi

pencatatan

2.5 Inseminasi Buatan

2.5.1 Pemilihan Induk yang Akan Diinseminasi

Kambing peranakan etawa dijadikan indukan pada perusahaan CV.

Peternakan Agriranch utuk diinseminasikan dengan kambing jenis boer dengan

tujuan agar menghindari terjadinya kelainan atau cacat pada anak kambing boer yang

ukuran tubuhnya lebih besar dan kompak dari kambing Peranakan Etawa maka

performan dari induk yang akan di inseminasi sangat perlu di perhatikan.

Gambar 3. Diagram Alir Pendeteksian Birahi

Page 30: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Kriteria calon indukan kambing Peranakan Etawa di CV. Peternakan

Agriranch Krangploso yang akan di inseminasi sebagai berikut:

1. Dewasa tubuh

2. Tinggi minimal 60 cm

3. Bobot minimal 23 kg

4. Umur minimal 1 tahun

5. Tidak cacat tubuh

6. Ambing simetris dan tidak cacat

2.5.2 Pengadaan Straw

. Salah satu faktor keberhasilan inseminasi buatan ditentuka dari dari kwalitas

straw yang digunakan. Straw yang digunakan pada perusahaan CV. Peternakan

Agriranch Karangploso diperoleh dari Sumber Sekar yang memproduksi Straw

kambing boer.

CV. Peternakan Agriranch Krangploso menggunakan 2 galur straw dan 1

galur kawin alami yang mana galur tersebut meliputi:

1. Galur tarzan (Straw)

2. Galur tayson (Straw)

3. galur redcovin (Kawin alami)

Straw yang digunakan untuk inseminasi ini di ganti setiap 1 bulan sekali guna

mempermudah pengenalan identitas anak kambing (cempe) yang akan dihasilkan dan

menghindari resiko terjadinya kawin sedarah (inbreeding).

Page 31: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Uji kualitas straw di Sumber Sekar dilakukan pengamatan yang mana

pengamatan tersebut sangat berperan penting dalam keberhasilan insiminasi buatan

pada ternak kambing peranakan etawa. Spermatozoa yang baik utuk dijadikan straw

didalam proses inseminasi: spermatozoa dalam straw haruslah bergerak progresif

(kedepan) dan presentase spermatozoa motilnya minimal 60%.

2.5.3 Prosedur Inseminasi Buatan

Inseminasi Buatan CV. Peternakan Agriranch Krangploso dilakukan pada

pagi dan sore hari yaitu setelah pendeteksian birahi selesai dilakukan,

Syarat inseminsi buatan agar memeroleh hasil yang maksimal antara lain :

1. ternak harus benar-benar birahi,

2. masih tedapat lendir pada vulva,

3. lubang seviks masih membuka dan

4. kedalaman gun masuk minimal pada servik-3.

Proses inseminasi Buatan CV. Peternakan Agriranch Krangploso dilakukan 3

orang yang mana satu orang memegang ternak yang akan diinseminasi, satu orang

bertugas melakukan thawing, dan satu lagi bertindak sebagai inseminator.

Alat – alat yang digunakan dalam insiminasi buatan pada CV. Peternakan

Agriranch Krangploso berupa :

a. Spekulum b. Vaselin

c. Senter kecil d. Tisu

e. Gun f. Straw

g. Plastic sheet

Page 32: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

2.5.4 Proses Inseminasi Buatan

1. Posisi kambing bagian belakang lebih tinggi dari pada bagian depan + 45

derajat

2. Spekulum di beri vaselin setelah itu dimasukkan ke dalam vagina

3. Lihat lubang vagina dengan menggunakan senter kecil untuk melihat lubang

cervik

4. Ketika semua sudah siap baru dilakukan proses thawing

a. Semen beku dikeluarkan dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam

air hangat suhu untuk thawing yang baik adalah 37oC selama 7-18 detik.

b. Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan

dengan tissue.

c. Straw dimasukkan kedalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong

dengan menggunakan gunting bersih

d. Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen

beku/straw.

5. Gun IB/ plastic sheet di masukan kedalam vagina dan sprema di semprotkan

tepat kedalam cervix uteri.

6. Setelah di inseminnasi kambing di berikalung sebagai tanda untuk kode bulan

inseminasi dengan warna yang berbeda setiap bulannya setelah itu kambing di

pindah kandangkan sesuai galur straw yang di inseminasikan.

Page 33: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Tabel 2. Data keberhasilan IB di CV. Peternakan Agriranch

Status Ternak IB

Kawin Alam Kawin Pasar Jumlah

Pengamatan Birahi 37 10 47

Pengamatan Kebuntingan 26 18 44

Ternak Bunting 97 27 2 126

Abortus 4 0 4

Partus 22 0 22

Jumlah 186 55 2 243

Persentase 76,54% 22,63% 0,82%

Presentase Keberhasilan 66,13%

Persentase Kegagalan 19,89%

Persentase yang belum di ketahui 13,98%

Keterangan :

IB = ternak yang diinseminasi buatan

Kawin alam = penggunaan pejantan ungggul (perkawinan ini hanya dilakukan jika

inseminasi gagal dilakukan lebih dari 3 kali perkawinan)

Kawin pasar = ternak yang baru dibeli dari dari pasar telah mengalami kebuntingan

terlebih dahulu

Presentase = Jumlah Ternak x 100%

Total keseluruhan

Presentase keberhasilan = Ternak bunting + Abortus + partus x 100%

Jumlah ternak yang di inseminasi

X 100%

X 100%

Page 34: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

2.6 Deteksi Kebuntingan

Kebuntingan pada ternak kambing berlangsung selama 150-152 hari atau ± 5

bulan. setelah satu bulan usai inseminasi dan tidak terjadi estrus kebali ternak

dilakukan deteksi kebuntingan melalui 2 cara :

1. Deteksi fisual

2. Deteksi dengan penggunaan alat bantu

2.6.1. Deteksi Fisual

Tanda-tanda kebuntingan pada ternak kambing adalah sebagai berikut :

a. Tidak munculnya birahi pada siklus birahi berikutnya

b. Lebih tenang dan menghindar jika dinaiki temannya

c. Ambing tampak menurun dan nafsu makan bertambah

d. Perut sebelah kanan terlihat membesar

e. Bulu tampak lebih mengkilat

f. Frekuensi pernafsan lebih tinggi dari biasanya

g. Air susu lengket dan mengental

h. Jika di raba pada ambing terdapat gumpalan yang mengeras.

2.6.2 Deteksi Kebuntingan dengan Penggunaan Alat Bantu

Alat yang digunakan di CV. Peternakan Agriranch Krangploso terdiri 2

macam alat bantu yang mana alat bantu tersebut terdiri dari draminski pragnance

ditector dan draminski ultrasound scanner.

Page 35: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

a. Draminski Pragnance Ditector

Alat ini hanya bisa digunakan jika umur kebuntingan telah mencapai 2-4

bulan, lat ini terdiri atas beberapa bagian yaitu detector, kabel, ultrasonic probe dan

minyak pelumas khusus, adapun cara kerja dari alat ini sebagai berikut:

1. Rakit draminski pragnace ditector dengan cara menggabungkan ditektor pada

kabel beserta ultrasonic probe

2. setelah perakitan selesai ultrasonic probe diberi minyak pelumas secukupnya

3. lakukuan pendeteksian pada ambing sebelah kanan dan disekitarnya dengan

membentuk sudut 45 derajat

4. jika terjadi kebuntingan maka lampu detector akan hidup mati dengan cepat

dengan bunyi yang keras dan berlangsung dengan frekuensi yang tinggi,

semakin tua kebuntingan maka maka frekuensi bunyinya akan semakin tinggi

pula.

Gambar .4 Draminski Pragnance Ditector

Page 36: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

b. Draminski Ultrasound Scanner

CV. Peternakan Agriranch Krangploso menngunakan alat Draminski

Ultrasound Scanner untuk mempermudah dalam melakukan pendeteksian

kebuntingan pada ternak kambing dalam melakukan Insiminasi Buatan. Draminski

Ultrasound Scanner hanya dapat digunakan pada umur kebuntingan telah mencapai

30 hari, penggunaan Draminski Ultrasound Scanner di lakukan dengan mempemberi

minyak pelumas pada ultrasonic probe setelah itu probe letakan disebelah kanan

ambing setelah itu diarahkan pada perut bagian dalam ke arah depan menuju bagian

uterus, jika terjadi kebuntingan maka pada rahim akan kelihatan calon embrio yang

sedang berkembang. Gambar Draminski Ultrasound Scanner dapat dilihat pada

Gambar 5.

Diagnostic photos

Examination made by sector abdominal probe (scanning angle 90º)

Pregnancy in goat - 35th day

Pregnancy in goat - 40th day

Pregnancy in goat - 50th day

Gambar . 5 Draminski Ultrasound Scanner

Page 37: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

2.7 Masalah Reproduksi

Masalah reproduksi yang terdapat pada CV. Peternakan Agriranch Karangploso

yaitu:

Ternak tidak dapat menghasilkan keturunan

Terjadinya kematian embrio (foetus abortus)

Siklus berahi tidak normal/tidak terkendali

Adapun penyebab dari kemajiran tersebut ada beberapa faktor yaitu:.

1. Kegagalan deteksi birahi.

2. Kondisi pakan yang sangat buruk dalam waktu yang lama

3. Inseminator yang kurang terampil

4. Kwalitas straw yang jelek.

Untuk menekan biaya pengeluaran ternak yang yang diangga majir akan

diculling atau di abkir.

Page 38: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

BAB III

ANALISIS DAN EVALUASI

3.1 Keadaan Umum CV Peternakan Agriranch Karangploso

Perusahaan Agriranch terletak didaerah Karangploso Desa Bra, kelurahan

Tawang Agro,Kecamatan Karangploso, Malang dengan ketinggian 600 m dibawah

permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 1.890 Mm/Tahun dengan suhu sekitar

20-30oC dengan kelembaban 60%. Perusahaan Agriranch mempunyai lahan sendiri

dimana pada lahan tersebut didirikan sebuah gudang pakan, kantor, dapur, pos

penjaga , tempat pencacah tebon jagung, tempat pembuatan pupuk kandang serta 20

unit kandang dimana dalam satu kandang tersebut terdapat 6 kotak kecil.

Lokasi perusahaan CV. Peternakan Agriranch Karangploso termasuk

peternakan yang memiliki lahan hijauan sendiri yang mana hijauan tersebut terdiri

dari lahan rumput gajah,gammal, kaliandra. Ruang lingkup Perusahaan CV.

Peternakan Agriranch Karangploso merupakan peternakan yang sangat cocok untuk

berternak kambing yang mana lokasi perusahaan CV. Peternakan Agriranch

Karangploso bisa dibilang jauh dari pemukiman penduduk yang mana bertujuan agar

limbah dari peternakan tidak mengganggu kanyamanan masyarakat disekitar

kandang, pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Sutama (2009) untuk

menghasilkan produktifitas pada ternak kambing diupayakan suasana lingkungan

disekitar kandang jauh dari keramaian untuk menghindari stres pada ternak kambing

yang berdampak pada prokdutifitas kambing itu sendiri.

Page 39: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Lokasi perusahaan CV. Peternakan Agriranch Karangploso juga memiliki

sumber air sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyono (1998) bahwa air

merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi semua hewan ternak .

Sehingga air bersih harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup dan diberikan

secara ad-libitum.

Perusahaan Agriranch berdiri pada tanggal 1 Februari 2008 yang berlokasi di

desa Bra, Kelurahan Tawang Agro, Kecamatan Karangploso Malang. Misi dari

perusahaan adalah ingin mengangkat peternakan di Indonesia khususnya sumber

daya daging.

CV. Peternakan Agriranch Karangploso memiliki tenaga kerja sebanyak 25

orang yang terdiri dari mandor satu orang, kepala kandang satu orang, asisten

operasional satu orang, asisten kandang satu orang, administrasi satu orang, anak

kandang sembilan orang, logistik dua orang, helper satu orang, security 2 orang.

untuk tenaga kerja itu sendiri berasal dari desa sekitar perusahaan.

Secara umum, lokasi perusahaan Agriranch merupakan daaerah lereng dikaki

gunung Arjuna didaerah Karangploso Desa Bra,kelurahan Tawang Agro,Kecamatan

Karangploso, Malang dengan ketinggian 600 m dpl dengan curah hujan rata-rata

1.890 mm/tahun dengan suhu sekitar 20-30oC dengan kelembaban 60%.dengan

demikian maka letak topografi usaha peternakan ini sangat cocok untuk

pengembangan usaha pembibitan khususnya kambing Boerawa.

3.2 Pemberian pakan dan minum

Page 40: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Pakan sangat dibutuhkan oleh kambing untuk tumbuh dan berkembang biak.

Hanya pakan yang sempurna yang mampu mengembangkan perjaan sel tubuh. Pakan

yang sempurna mengandung kelengkapan protein,karbohidrat, lemak, air, vitamin,

dan mineral Sarwono (2002). Macam pakan dapat dibagi dalam dua macam, yaitu

pakan hijauan dan konsentrat Sarwono (2009).

Pemberian pakan di CV peternakan Agriranch di berikan dalam bentuk

hijauan segar berupa (rumput gajah, gamal, dan kaliandra) dan konsentrat dengan

kandungan PK 14 %. Proporsi pemberian pakan dibedakan berdasarkan status ternak

sedangkan untuk pemberian minum diberikan secara adlibitum ini sesuai dengan

pendapat Sutama (2009) Pemberian pakan harus disesusaikan dengan kebutuhan

ternak, pemberian pakan saat ternak dalam masa kawin dapat meningkatkan

kemungkinan kelahiran kembar, 2-3 minggu sebelum masa kawin ternak diberi

pakan kualitas baik (flushing) yaitu dengan pemberian pakan konsentrat dengan

kandungan protein kasar (PK) 18-20% sebanyak 1-1.5 kg/ekor, Setelah kawin, pakan

hijauan yang diberikan ditingkatkan secara bertahap, baik jumlah dan kualitasnya.

Pemberian pakan hijauan dengan cara dicampur (rumput+daun-daunan /legume, dan

limbah hasil pertanian) Ternak bunting memerlukan jumlah pakan lebih banyak dari

ternak yang tidak bunting. Pakan tersebut digunakan untuk pertumbuhan anak yang

dikandungnya dan untuk si induk, pada saat menyusui (laktasi) kebutuhan pakan

induk dan anaknya merupakan satu kesatuan jadi memerlukan pakan yang baik

konsumsi pakan anak tergantung dari banyaknya susu induk yang dihasilkan.

Kambing juga perlu minum, maka perlu disediakan air minum dalam wadah

dikandang sehingga apabila kambing merasa haus sudah tersedia air. Air minum

diberikan secara adlibitum Air diambil dari sumur yang ditampung di tandon/tong

Page 41: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

plastik besar. Menurut Sarwono (2009) bahwa pemberian minum tidak boleh

terlambat, apabila air dalam wadah habis harus segera diisi lagi, cara ini disebut

adlibitum. Kambing tidak perlu dikhawatirkan minum terlalu banyak, sebab mereka

hanya minum ketika haus dan setelah makan. Sebaliknya kekurangan air minum

dapat mengganggu kesehatan ternak karena kerja dari organ tubuh tidak optimal

bahkan kekurangan air yang mencapai 20% dapat menimbulkan kematian Sudrajat

(1992).

3.3 Deteksi Birahi

Dalam meningkatkan kenerhasilan inseminasi buatan CV. Peternakan

Agriranch Karangploso melakukan pendeteksian birahi dengan sangat cermat dan

teliti untuk meningkatkan keberhasilan inseminasi buatan, hal ini sesuai dengan

pendapat Hatmono.H (2009) yang menjelaskan bahwa keberhasilan inseminasi

buatan sangat ditentukan oleh ketepatan waktu inseminasi itu sendiri,dan didukung

oleh pendapat Rizal. M dan Herdis (2008) yang mengatakan bahwa deteksi estrus

merupakan salah satu tahapan vital yang harus mendapat perhatian khusus dalam

mensuskseskan program inseminasi buatan.

Tahap pertama dalam proses pendeteksian birahi pada CV Peternakan

Agriranch Karangploso diawali dengan pemasukan pejantan pengusik (teaser)

kedalam kandang pendeteksian jika betina mendekati pejantan dan diam ketika

dinaiki pejantan yang berarti betina dalam keadaan birahi hal ini sesuai dengan

pendapat Rizal. M dan Herdis (2008) bahwa gejala umum estrus yang sering

dijumpai pada ternak kambing yaitu: vulva membengkak, berwarna merah, hangat

Page 42: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

dan berlendir serta diam saat dinaiki oleh pejantan, setelah mendapatkan ternak yang

diperkirakan sedang mengalami birahi

Tahap kedua proses pendeteksian birahi pada CV Peternakan Agriranch

Karangploso dilakukan pengukuran kekentalan lendir vagina dengan menggunakan

alat draminski estrus detector jika angka kekentalan lendir berada dibawah 300

ternak tersebut berada dalam keadaan birahi, akantetapi menurut Rizal (2005) angka

kekentalan lendir pada ternak kambing yang sedang mengalami puncak estrus diatas

300 yaitu sebesar 390 untuk daerah sub tropis dan 395 untuk daerah tropis.

Penggunaan alat draminski estrus detector

Prinsip kerja alat ini adalah untuk mengukur kekentalan lendir pada penutup

lubang servik yang mencair saat proses estrus berlangsung. Sebagaimana diketahui

bahwa sevix selalu dalam keadaan tertutup rapat (tersumbat oleh lendir yang

mengental) kecuali saat estrus berlangsung atau pada saat ternak melahirkan. Lendir

pada servix berfungsi sebagai penghalang benda asing terutama bakteri sehingga

bagian uterus dan tubafalopi selalu terlindungi termasuk melindungi fetus dari

mikroorganisme pada saatternak tersebut dalam keadaan bunting. Fenomena

tertutupnya servix menjelaskan terjadinya penyebab perkawinan pada saat betina

tidak mengalami estrus tidak dapat melakukan fertilisasi akibat spermatozoa tidak

dapat menembus cervix yang tertutup rapat disamping tidak adanya proses ovulasi

dari ternak betina.

Pada daerah subtropis kekentalan lendir vagina pada saat estrus berkisar pada

angka 390 sedangkan untuk daerah indonesia angka kekentalan lendir vagina pada

puncak estrus berada pada angka 395 (Herdis, 2005)

Page 43: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Untuk mempermudah proses deteksi birahi dapat menggunakan metode

singkronisasi birahi yaitu menyrentakan waktu birahi pada ternak.

Singkronisasi banyak dikembangkan untuk mengatasi permasalahan kesulitan

deteksi estrus, sehingga dimungkinkan pelaksanaan IB dapat dilakukan tepat waktu

(Goodling,dkk. 2005). Keuntungan yang dapat diperoleh dengan pelaksanaan

singkronisasi birahi ialah adanya pengaturan estrus dan pengaturan calving interval

sehingga dapat mempermudah progran inseminasi buatan dan mengatasi

permasalahan didalamnya (Sorensen, 1979). Singkronisasi estrus dapat dilakukan

dengan dua metode, yaitu dengan pemberian sediaan progerterone untuk meniru

kerja korpus luteum dan dengan pemberian prosαtaglandin F2α untuk melisiskan

corpus luteum (Dalton, 1999). Hanya proses saja proses ini memakan banyak biaya

dan dikhawatirkan berdampak pada keberhasilan IB dan ternak yang dihasilkan.

3.4 Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan (IB) merupakan taknologi reproduksi generasi pertama

yang dikembangkan manusia yang merupakan suatu metode kawin secara higienik

dengan campur tangan manusia (Rizal. M dan Herdis ,2008). Melalui penerapan

teknologi IB yang dipadukan degan pengolahan semen, satu ejakulat (dengan kawin

alam yang hanya mengawini satu ekor betina) dapat ditingkatkan menjadi puluhan

bahkan ratusan ekor bergantung pada kwantitan dan kwalitas ejakulat tersebut.

3.4.1 Pemilihan Induk yang Akan Diinseminasi

Menuurut Hatmono.H (2009) kambing yang di inseminasi buatan dapat

memperbaiki karakteristik keturunan. Kambing peranakan etawa dijadikan indukan

Page 44: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

pada perusahaan CV. Peternakan Agriranch untuk diinseminasikan dengan kambing

jenis boer dengan tujuan agar menghindari terjadinya kelainan atau cacat pada anak

kambing boer yang ukuran tubuhnya lebih besar dan kompak dari kambing

Peranakan Etawa maka performan dari induk yang akan di inseminasi sangat perlu di

perhatikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hatmono.H (2009) yang menegaskan

bahwa indukan yang berkualitas akan menghasilkan keturunan yang baik.

Berikut ini adalah cara umum dalam memilih calon induk kambing betina:

1. Jelas riwayat kedua induknya.

2. Penampilan fisik calon induk

a. Bentuk tubuh yang bagus, seimbang dan tidak cacat

b. Warna kulit yang cerah dan tinggi gumba

c. Keadaan gigi (umur produktif)

d. Tulang (balungan) besar

e. Berat badan yang proporsional dengan fisik kambing (tidak terlalu

kurus dan tidak terlalu gemuk)

3. muka yang cerah, tenang dan pandangan mata berseri. Calon betina yang baik

bertingkah laku normal dan bersifat keibuan

4. Menilai bentuk tubuh

a. Dari arah depan: tubuh terlihat besar, kaki lurus, dan jarak antar

kakinya lebar

b. Dari samping: tubuh terlihat tinggi, panjang, dan dalam

c. Dari arah belakang: tubuh terlihat besar, serta kaki belakang memiliki

jarak yang lebar dan kuat, tulang rusuk berkembang sehingga dada

terlihat luas dan perkembangan daging baik

Page 45: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

d. Bagian belakang tubuh nampak berat menunjukkan kemampuan

kambing mendukung berat air susu

5. Calon induk kambing betina yang bagus memiliki bentuk ambing yang besar,

rasanya lembut jika dipegang, dan mudah dilipat-lipat dengan jari. Bentuk

ambing simetris, berjumlah dua sama besar dan tidak ada cacat.

Sumber : (Anonimus. 2009) Memilih Kambing Etawa Betina

3.4.2 Pengadaan Straw

Salah satu faktor keberhasilan inseminasi buatan ditentukan dari dari kwalitas

straw yang digunakan (Hatmono.H, 2009) Presentase spermatozoa motil merupakan

variabel paling utama dalam penentuan kwalitas semen. Yang dimaksud spermatozoa

yang motil adalah spermatozoa yang bergerak progresif (bergerak kedepan), tidak

termasuk spermatozoa yang bergerak ditempat, berputar-putar dan maju mundur.

Evaluasi terhadap motilitas spermatozoa dilakukan dengan cara mendapatkan

satu tetes semen segar ditambahkan satu tetes larutan NaCl fisiologik (0,9%),

kemudian diletakkan di atas gelas objek dan ditutup dengan gelas penutup lalu

diamati dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400x. Persentase

spermatozoa motil ditentukan dengan memperkirakan berapa persen spermatozoa

yang bergerak ke depan dan berapa persen spermatozoa yang diam atau bergerak

tetapi tidak ke arah depan. Penilaian biasanya menggunakan skala 5% atau 10%

misal 40%,45%,50% dan seterusnya. Semen yang baik untuk dijadikan straw dalam

inseminasi harus memiliki presentase 60-70% spermatozoa motil (Rizal. M dan

Herdis, 2008).

Page 46: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

persentase spermatozoaa motil = x - y

x 100%

x

Keterangan : x = spermatozoa motil

y = spermatozoa immotil

Straw yang digunakan untuk inseminasi ini di ganti setiap 1 bulan sekali guna

mempermudah pengenalan identitas anak kambing (cempe) yang akan dihasilkan dan

menghindari resiko terjadinya kawin sedarah (inbreeding). Hal ini sesuai dengan

pendapat Hatmono.H (2009) yang menerangkan bahwa penggunaan straw yang sama

dalam jangka waktu yang lama memeperbesar kemungkinan terjadinya kawin

sedarah (inbreeding).

3.4.3 Prosedur Inseminasi Buatan

Inseminasi Buatan CV. Peternakan Agriranch Krangploso dilakukan pada

pagi dan sore hari yaitu setelah pendeteksian birahi selesai dilakukan, sebelum

dilakukan insiminasi ternak harus dinyatakan benar-benar sudah birahi dan masih

terdaat lendir ada vulva serta lubang servik masih membuka.

Menurut Hatmono.H (2009) jika kambig yang akan di insiminasi pada saat

birahi 80% kemungkinan ternak akan mengalami kebuntingan karena 20%

kegagalan di sebabkan oleh insiminator.

Proses inseminasi Buatan CV. Peternakan Agriranch Krangploso dilakukan 3

orang yang mana satu orang memegang ternak yang akan diinseminasi, satu orang

bertugas melakukan thawing, dan satu lagi bertindak sebagai inseminator.

3.4.4 Proses Inseminasi Buatan

Page 47: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Proses insiminasi sangat menentukan keberhasilan dalam melakukan

insiminasi karena jika proses insiminasi tidak berjalan sesuai kaedah yang ada

kemungkinan besar insiminasi tersebut akan gagal (Hatmono.H , 2009).

Proses Insiminasi buatan terbagi 8 proses yang menentukan keberhasilan,

proses tersebut yakni :

1. Posisi kambing bagian belakang lebih tinggi dari pada bagian depan + 45

derajat

2. Spekulum di beri vaselin setelah itu dimasukkan ke dalam vagina

3. Lihat lubang vagina dengan menggunakan senter kecil untuk melihat

lubang cervik

4. Ketika semua sudah siap baru dilakukan proses thawing

a. Semen beku dikeluarkan dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam

air hangat suhu untuk thawing yang baik adalah 37oC selama 7-18

detik.

b. Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan

dengan tissue.

c. Straw dimasukkan kedalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong

dengan menggunakan gunting bersih

d. Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi

semen beku/straw.

7. Gun IB/ plastic sheet di masukan kedalam vagina dan sprema di semprotkan

tepat kedalam cervix uteri.

Page 48: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

8. Setelah di inseminnasi kambing di berikalung sebagai tanda untuk kode bulan

inseminasi dengan warna yang berbeda setiap bulannya setelah itu kambing di

pindah kandangkan sesuai galur straw yang di inseminasikan.

3.5 Deteksi Kebuntingan

Kebuntingan pada ternak kambing berlangsung selama 150-152 hari atau ± 5

bulan. setelah satu bulan usai inseminasi dan tidak terjadi estrus kebali ternak

dilakukan deteksi kebuntingan menggunakan cara Deteksi fisual dan Deteksi dengan

penggunaan alat bantu.

3.5.1 Deteksi Fisual

Tanda-tanda kebuntingan pada ternak kambing berupa: tidak munculnya birahi

pada siklus birahi berikutnya, lebih tenang dan menghindar jika dinaiki temannya,

ambing tampak menurun dan nafsu makan bertambah, perut sebelah kanan terlihat

membesar ,bulu tampak lebih mengkilat , frekuensi pernafsan lebih tinggi dari

biasanya, air susu lengket dan mengental, dan jika di raba pada ambing terdapat

gumpalan yang mengeras.

Jika tanda – tanda tersebut terdapat pada kambing yang telah di insiminasi

99% ternak tersebut sedang bunting.

3.5.2 Deteksi Birahi dengan Penggunaan Alat Bantu

Page 49: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Alat yang digunakan di CV. Peternakan Agriranch Krangploso terdiri 2

macam alat bantu yang mana alat bantu tersebut terdiri dari draminski pragnance

ditector dan draminski ultrasound scanner.

a. Draminski Pregnance Ditector

Draminski Pregnance Ditector mampu mendeteksi ternak bunting dan tidak

bunting dengan cepat dengan akurasi yang tinggi. Alat ini mendeteksi kebuntingan

berdasarkan adanya cairan amnion dalam uterus. Pendeteksi ultrasonic memberikan

tekanan pada kulit hewan untuk memancarkan gelombang suara ultrasonik, dimana

gelombang itulah yang dipantulkan cairan amnion di uterus hewan bunting dan

diterima kembali oleh detector.Draminski pregnancy detector dapat mendeteksi

kebuntingan pada saat usia kebuntingan 60-70 hari dengan pendeteksian abdominal

(dibawah perut). Apabila terjadi kebuntingan pada saat pendeteksian maka sinyal

dipantulkan dengan kelipan cahaya dan bunyi dengan frekuensi yang tinggi alat ini

terdiri atas beberapa bagian yaitu detector, kabel, ultrasonic probe.

Prosedur Tes :

Olesi kulit ternak dan ujung detector dengan sedikit minyak pelumas untuk

meyakinkan tidak ada kontak udara antara detector dan kulit.

Tempatkan detector pada posisi uterus (sisi samping bagian bawah perut).

Amati lampu dan sinyal bunyi, jika terjadi kebuntingan lampu dan sinyal

suara akan berbunyi sangat cepat.

Page 50: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Rekomendasi waktu yang tepat untuk diagnosis akurat adalah 60 -70 hari

setelah perkawinan.

Cara penggunaan Draminski Pragnance Ditector dapat dilihat pada Gambar 6.

b. Draminski Ultrasound Scanner

Ultrasonografi (USG) udah dikembangkan dibidang kedokteran manusia

sejak tahun 1970, tetapi USG mulai dimanfaatkan dibidang kedoteran hewan dan

peternakan pada tahun 1980. CV. Peternakan Agriranch Krangploso mengunakan

alat Draminski Ultrasound Scanner untuk mempermudah dalam melakukan

pendeteksian kebuntingan pada ternak kambing dalam melakukan Insiminasi Buatan.

Gambar 6. Cara penggunaan Draminski Pragnance Ditector

Page 51: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Prinsip kerja ultrasonografi yaitu mengubah suara yang timbul akibat suatu

rangkaian elektronik membentur suatu objek lalu menjadi gambar pada monitor.

Komponen dasar USG terdiri atas dua unit, yaitu cosule dan tranducer,

cosule adalah rangkaian perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengirim dan

menerima suara atau pulsadari unit tranducer. Suara atau pulsa yang diterima oleh

consule, kemudian diubah menjadi gambar untuk ditunjukan pada monitor.

Draminski Ultrasound Scanner hanya dapat digunakan pada umur

kebuntingan telah mencapai 30 hari, penggunaan Draminski Ultrasound Scanner di

lakukan dengan mempemberi minyak pelumas pada ultrasonic probe setelah itu

probe letakan disebelah kanan ambing yang diarahkan pada perut bagian dalam ke

arah depan menuju bagian uterus, jika terjadi kebuntingan maka pada rahim akan

terlihat calon embrio yang berupa gumpalan hitam.

3.6 Masalah Reproduksi

Kemajiran adalah suatu keadaan yang ditandai proses reproduksi yang tidak

berjalan secara normal disebabkan oleh satu atau banyak faktor, terjadi baik pada

ternak jantan maupun betina. Setiap ada gangguan reproduksi dapat menyebabkan

kemajiran. Derajat kemajiran pada ternak tergantung pada banyaknya faktor

pengganggu, makin banyak faktor gangguan reproduksi maka makin berat kemajiran

yang terjadi.

Fakta –fakta di lapangan dan beberapa literatur telah membuktikan bahwa

faktor nutrisi merupakan faktor yang lebih kritis, dalam arti baik pengaruh langsung

maupun pengaruh tidak langsung terhadap fenomena reproduksi dibanding faktor

lainnya. Jadi, nutrisi yang cukup dapat mendorong proses biologis untuk mencapai

Page 52: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

potensi genetiknya, mengurangi pengaruh negatif dari lingkungan yang tidak nyaman

dan meminimalkan pengaruh-pengaruh dari teknik manajemen yang kurang baik.

Nutrisi yang kurang baik tidak hanya akan mengurangi performans dibawah potensi

genetiknya, tetapi juga memperbesar pengaruh negatif dari lingkungan .

Macam-macam sebab majir

Terdapat beberapa penyebab terjadinya kemajiran yakni faktor genetik dan

faktor lingkungan.

Faktor genetik berhubungan dengan sifat turunan yang disebabkan oleh

perbedaan kode genetik dalam ternak, misalnya seekor kambing yang lahir

dengan kelainan alat reproduksi sehingga agak sulit untuk melahirkan. Sifat

yang berupa kelainan alat reproduksi tersebut diturunkan kepada anaknya

sehingga beberapa diantaranya timbul masalah yang sama.

Faktor lingkungan berhubungan dengan semua hal di luar faktor genetik

seperti nutrisi, suhu, penyakit, cara perkawinan yang dilakukan dan

manajemen tatalaksana secara keseluruhan. Semua faktor tersebut dapat

mengakibatkan kegagalan reproduksi.

Ciri-ciri kemajiran

Ternak disebut mengalami kemajiran bila mengalami gangguan pada sistem

reproduksi, atau memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Ternak tidak dapat menghasilkan keturunan

Ternak melahirkan dalam usia kandungan tidak normal sehingga kondisi anak

mati/kurang sehat

Page 53: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Terjadinya hambatan pada perkembangan embrio

Terjadinya kematian embrio (foetus abortus)

Terjadinya penimbunan nanah pada uterus (pyometra)

Siklus berahi tidak normal/tidak terkendali

Posisi anak saat dilahirkan dalam kondisi tidak normal

Bentuk anak yang abnormal

Induk melahirkan dengan tingkat kesulitan yang diluar kewajaran

Penanganan kemajiran

Apabila ternak mengalami kemajiran dapat dilakukan upaya yang bersifat

preventif dan pengabatan/penanganan secara langsung yakni :

Bagi ternak yang diketahui mandul atau steril atau memiliki kelainan organ

reproduksinya secara permanen sehingga menghambat kelahiran, maka

dipisahkan dari kelompok, dengan demikian hanya pejantan dan betina subur

dan normal yang melanjutkan perkawinan. Sedangkan bagi ternak yang

infertil, mengalami gangguan reproduksi yang sifatnya tidak permanen dan

masih dapat disembuhkan maka dilakukan isolasi hingga gangguan tersebut

hilang/sembuh. Perkawinan antar ternak yang memiliki sifat genetik yang

baik bagi reproduksi dapat menurunkan keturunan yang memiliki sifat yang

baik pula sehingga dapat memperbaiki keturunan.

Untuk mengefektifkan keberhasilan perkawinan sebaiknya lakukan

perkawinan buatan (IB). IB juga dapat mengatasi permasalahan pejantan

yang memiliki sperma baik, tetapi karena suatu hal tidak dapat dikawinkan

secara langsung. Dengan pemeriksaan kesehatan yang ketat terhadap pejantan

Page 54: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

yang akan ditampung semennya, maka kemungkinan penyebaran penyakit

pada betina semakin sedikit dibanding perkawinan alami tradisional.

Guna pencegahan penyakit, upayakan sanitasi kandang dan ternak serta

program vaksinasi yang berkala. Lakukan pemeriksaan rutin dengan cara

palpasi (perabaan), cek darah, urine, dan diagnosa lainnya agar timbulnya

suatu penyakit dapat lebih dini diketahui dan mudah untuk dieliminasi.

Perhatikan suhu dalam kandang, jangan terlalu panas atau terlalu dingin

karena akan mempengaruhi metabolisme dan fisiologis ternak. Selain itu juga

harus memperhatikan ventilasi, arah angin, intensitas cahaya matahari,

keleluasaan dalam kandang (floor space) tidak terlalu sempit dan hal-hal

berkaitan dengan kandang lainnya.

Bila ternak telah mengalami suatu penyakit, maka isolasikan ke kandang

khusus dan lakukan pengobatan bagi penyakit yang dapat disembuhkan dan

apabila tidak dapat maka ternak harus dimusnahkan karena penyakitnya dapat

menular. Penyebab kemajiran disebabkan penyakit terutama oleh bakteri

merupakan faktor yang sangat sering terjadi.

Perhatikan pemberian nutrisi yang tepat, tidak kurang dan tak berlebih.

Pemberian pakan harus sesuai dengan kebutuhan ternak, apakah untuk hidup

pokok, untuk pertumbuhan, reproduksi ataukah untuk laktasi dsb. Khusus

untuk kualitas semen pejantan, maka berikan makanan tambahan yang

mengandung banyak vitamin dan sering digembalakan, dan lakukan

perkawinan/pengambilan semen (IB) dalam jarak waktu yang tidak

berdekatan. Pemeriksaan kualitas semen ini dapat diperiksa secara teliti di

laboratorium dengan menggunakan mikroskop.

Page 55: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Perhatikan umur pejantan dan betina, apakah telah memiliki syarat untuk

dilakukan perkawinan karena apabila belum terjadinya dewasa kelamin dan

dewasa tubuh maka besar kemungkinan akan mengalami kegagalan

reproduksi. Interval perkawinan juga merupakan hal yang penting karena

terdapat suatu kondisi dimana walaupun fungsi organ reproduksi telah

terbentuk namun karena sering digunakan dalam waktu yang berdekatan

maka fisik organ tersebut belum siap digunakan, dan harus diistirahatkan

terlebih dahulu.

Saat terjadi kelahiran, amati dan lakukan pertolongan apabila terdapat kondisi

yang abnormal, seperti posisi anak yang terbalik, plasenta yang menutupi

pernafasan anak dan tidak dijilati oleh induk, dan kesulitan melahirkan

lainnya.

Page 56: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian di tempat Praktek Kerja Lapang di CV. Peternakan

Agriranch Karangploso Malang, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendeteksian birahi masih belum memenuhi standar ini dikarenakan pejantan

pengusik yang digunakan masih dalam keadaan produktif dan tidak diberi

perlakuan untuk menghindari terjadinya kesalahan pada saat pendeteksian.

sebaiknya pendeteksian birahi menggunakan pejantan yang telah telah

divaksektomi (perusakan pada vas deferns), ataupun pejantan pengusik diberi

apron (celemek sebagai penghalang penetrasi penis kedalam vagina) guna

menghindari terjadinya human error pada saat pendeteksian birahi

berlangsung.

2. Batasan angka kekentalan lendir vagina terlalu rendah dan belum sesuai

dengan batasan sesungguhnya. Angka kekentalan lender sebaiknya dinaikan

menjadi dibawah 400 ini dikarenakan pada saat angka kekentalan lendir

vagina dibawah 300 ternak masih belum mengalami puncak ovulasi.

3. Tatalaksana pemeliharaan di CV. Peternakan Agriranch secara umum dapat

dikatakan telah sesuai dengan prinsip-prinsip tatalaksana pemeliharaan secara

teoritis. Tatalaksana ini meliputi pemeliharaan kambing peranakan etawa

(perkandangan, pemberian pakan dan minum, dan pencegahan penyakit).

4. Pemilihan calon induk masih kurang selektif, karna umumnya calon induk

dibeli dari peternak rakyat yang belum memiliki recording.

Page 57: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di tempat Praktek Kerja Lapang di CV. Peternakan

Agriranch Karangploso Malang, diberikan saran sebagai berikut :

1. Pendeteksian birahi sebaiknya menggunakan pejantan yang telah telah

divaksektomi (perusakan pada vas deferns), ataupun pejantan pengusik

diberi apron (celemek sebagai penghalang penetrasi penis kedalam

vagina) guna menghindari terjadinya human error pada saat pendeteksian

birahi berlangsung.

2. Batasan angka kekentalan lendir vagina sebaiknya dinaikan menjadi

dibawah 400 ini dikarenakan pada saat angka kekentalan lendir vagina

dibawah 300 ternak masih belum mengalami puncak ovulasi.

3. Upaya sanitasi harus digalakkan ini dikarenakan usaha ternak breeding

sangat rawan penyakit terutama anak kambing yang masih kecil.

4. Untuk mengurangi angka kemajiran pada induk sebaiknya calon induk

diseleksi dengan ketat agar menghasilkan keturunan yang baik dan

semoga perusahaan peternakan ini dapat menjadi contoh dan pedoman

bagi perusahaan peternakan lainnya.

Page 58: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus 2008. http://www.vet-klinik.com/Peternakan/Inseminasi-Buatan-IB-atau-

Kawin-Suntik.html di akses 04 Juli 2010

Anonimus 2011. http://www.ddlivestock.or.id/artikel/teknologi/150-inseminasi-

buatan-ib-atau-kawin-suntik-pada-sapi.html di akses 04 Juli 2010

Anonimus,2010.http://fmawonosari.blogspot.com/2010/07/manfaat-dan-kerugian

inseminasi - buatan.html.di akses 04 Juli 2010

Bambang A.M. 2005. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah.

Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Batosamma, T. 2002. Teknologi Reproduksi Inseminasi Buatan. Makalah Kursus

Singkat Teknik Biologi Reproduksi dalam Meningkatkan Produktivitas

Ternak Kerjasana Fakultas Peternakan Unhas dengan Dirjen Dikti Depdiknas.

Fakultas Peternakan Unhas, Makassar

Boothby D and G Fahey. 1995. A Practical Guide Artificial Breeding of Cattle.

Agmedia, East Melbourne Vic 3002. 127 pages

Cahyono, B. 1998. Beternak Domba dan Kambing. Kanisius. Jakarta

Divendra, C dan M. Burns, 1994. Produksi kambing di daerah tropis,

diterjemehkan oleh I.D.K. Putera. Penerbit ITB Bandung dan Universitas

Udayana.

Erna, 2008. Design Action Research,Febru Aries S, Sigit Diva Prees. Yogyakarta

Foote RH and MT Kaproth. 2002. Large batch freezing of bull semen: effect of

time of freezing and fructose on fertility. J. Dairy Sci. 85:453‐456

Hatmono . H, 2009. Http :// Tech. Dir.Groups. Yahoo. Com Group / Berkebun /

Message / 701. Di akses tanggal 19 oktober 2008

Jaenudeen, MR and E.S.E. Hafez, 2000. Gestation, Prenatal Physiology and

Parturition. In : Reproduction in Farm Animals.

Kaiin EM, M Gunawan, S Said dan B Tappa. 2004. Fertilisasi dan

Perkembangan Oosit Hasil IVF dengan Sperma Hasil Pemisahan.

Prosiding Seminar NasionalTeknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor 4‐5

Agustus, 2004 : 21‐25

Page 59: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Ketut Sutama 2010. http :// peternakan .litbang. deptan. go.id/index. php?

option=com_content&view= article&id = 50%3 Akinerja-produksi-dan-

reproduksi – kambing – betina – peranakan – etawah - d i – Indonesia & catid

= 37%3 Awartazoa - vol-19-no-1-tahun-2009&Itemid=22

Muhammad Rizal dan Herdis, 2008. Inseminasi Buatan Pada Domba, Rineka

Cipta Jakarta.

Sarwono,B. 2004 Berternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya 2006.

Penggemukan Kambing Potong. Penebar Swadya. Jakarta

Sutama dan Budiarsana 2009. Panduan Lengkap Kambing & Domba, Penebar

Swadaya.http:// kandangbambu.wordpress.com / 2010 /02 / 24 / cara-

pemberian – pakan – yang – efektif – pada – ternak – kambing – perah /

Walker D, H Ritchie and D Hawkins. 1994. Effective Use of Artificial

Insemination in Beef Cattle. Michigan State Univ. Extension. MSU

Exention Beef Bull. :16360001, 01/01/94

Page 60: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Lampiran 1. Efisiensi Antara Biaya Straw Dan Biaya Pemeliharaan

No Barang Volume Kambing Harga Lama Jumlah

1 Straw 3 100 Rp 20.000 30 Rp 6.000.000

Total biaya Rp 6.000.000

2 hijauan 6 100 Rp 300 30 Rp 5.400.000

3 konsentrat 0,25 100 Rp 1.500 30 Rp 1.125.000

4 karyawan 2

Rp600.000

Rp 1.200.000

5 perawatan

Rp 50.000

Rp 50.000

6 air+listrik

Rp100.000

Rp 100.000

Total biaya Rp 7.875.000

Efisiensi biaya Rp 1.875.000

Efisiensi Biaya= Total Biaya Pemeliharaan- Total Biaya Straw Yang Digunakan

Page 61: Inseminasi Buatan Pada Ternak Kambing

Lampiran 2. Dokumentasi selama Praktek Kerja Lapang berlangsung

Posisi Dramnskiestrus detector Pengukuran kekentalan lendir vagina

Draminski Ultrasound Scanner Proses Inseminasi Buatan

Posisi kambing saat proses inseminasi Penglihatan lubang vagina sebelum

diinseminasi