Investigasi Wabah New

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    1/25

    MAKALAH DISKUSI JUMAT

    LANGKAH INVESTIGASI WABAH

    Disusun Oleh :

    VINA SANGGA WISA (0618011089)

    ZAKIA FINANDA PUTRI (0618011037)

    ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    SEPTEMBER 2012

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    2/25

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    memberikan rahmat dan karuniaNya yang tidak terhitung, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan makalah diskusi Ilmu Kedokteran Komunitas mengenai Langkah

    Investigasi Wabah

    Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada para pembimbing kepaniteraan

    Ilmu Kedokteran Komunitas yang telah meluangkan waktunya untuk

    membimbing terselesaikannya makalah ini.

    Penulis juga menyampaikan terima kasih banyak kepada para rekan-rekan yang

    telah banyak membantu baik dorongan semangat maupun berupa materi untuk

    dapat terselesaikannya makalah ini.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk

    itu penulis sangat berterimakasih untuk saran dan kritik yang membangun. Akhir

    kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.

    Bandar Lampung, September 2012

    Penulis

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    3/25

    I. PENDAHULUAN

    Wabah merupakan peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyakdaripada keadaan normal di suatu area tertentu atau pada suatu kelompok tertentu,

    selama suatu periode waktu tertentu. Informasi tentang terjadinya wabah biasanya

    datang dari sumber-sumber masyarakat, yaitu laporan pasien, keluarga pasien,

    kader kesehatan, atau warga masyarakat. Tetapi informasi tentang terjadinya

    wabah bisa juga berasal dari petugas kesehatan, laporan kematian, laporan hasil

    pemeriksaan laboratorium, atau media lokal (surat kabar dan televisi). Pada

    dasarnya wabah merupakan penyimpangan dari keadaan normal karena itu wabah

    ditentukan dengan cara membandingkan jumlah kasus sekarang dengan rata-rata

    jumlah kasus dan variasinya di masa lalu (minggu, bulan, tahun).

    Kenaikan jumlah kasus belum tentu mengisyaratkan terjadinya wabah. Terdapat

    sejumlah faktor yang bisa menyebabkan jumlah kasus tampak meningkat:

    (1) Variasi musim (misalnya, diare meningkat pada musim kemarau ketika airbersih langka)

    (2) Perubahan dalam pelaporan kasus;(3) Kesalahan diagnosis (misalnya, kesalahan hasil pemeriksaan laboratorium);(4) Peningkatan kesadaran petugas kesehatan (meningkatkan intensitas

    pelaporan);

    (5) Media yang memberikan informasi bisa dari sumber yang tidak benar.

    Terjadinya wabah dan teridentifikasinya sumber dan penyebab wabah perlu

    ditanggapi dengan tepat. Jika terjadi kenaikan signifikan jumlah kasus sehingga

    disebut wabah, maka pihak dinas kesehatan yang berwewenang harus membuat

    keputusan apakah akan melakukan investigasi wabah. Sejumlah faktor

    mempengaruhi dilakukan atau tidaknya investigasi wabah:

    (1) Keparahan penyakit;

    (2) Potensi untuk menyebar;

    (3) Perhatian dan tekanan dari masyarakat;

    (4) Ketersediaan sumber daya.

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    4/25

    Beberapa penyakit menimbulkan manifestasi klinis ringan dan akan berhenti

    dengan sendirinya (self-limiting diseases), misalnya flu biasa. Implikasinya, tidak

    perlu dilakukan investigasi wabah maupun tindakan spesifik terhadap wabah,

    kecuali kewaspadaan. Tetapi wabah lainnya akan terus berlangsung jika tidak

    ditanggapi dengan langkah pengendalian yang tepat. Sejumlah penyakit lain

    menunjukkan virulensi tinggi, mengakibatkan manifestasi klinis berat dan fatal,

    misalnya flu burung. Implikasinya, sistem kesehatan perlu melakukan investigasi

    wabah dan mengambil langkah-langkah segera dan tepat untuk mencegah

    penyebaran lebih lanjut penyakit itu.

    Langkah pencegahan kasus dan pengendalian wabah dapat dimulai sedini

    mungkin setelah tersedia informasi yang memadai. Bila investigasi atau

    penyelidikan wabah telah memberikan fakta yang jelas mendukung hipotesis

    tentang penyebab terjadinya wabah, sumber agen infeksi, dan cara transmisi yang

    menyebabkan wabah, maka upaya pengendalian dapat segera dimulai tanpa perlu

    menunggu pengujian hipotesis.

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    5/25

    II. ISI

    1. DEFINISI WABAHSejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya

    penemuan kuman kolera oleh John Snow sehingga ia terkenanl dengan metode

    investigasi wabah kolera di London (1854). Wabah adalah istilah umum untuk

    menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada

    banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut.

    Wabah dipelajari dalam epidemiologi.

    Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal PemberantasanPenyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981

    Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah

    meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit .

    Last 1981Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa

    penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau

    kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih

    banyak dari keadaan biasa.

    Undang-undang RI No.4 th. 1984 tentang wabah penyakit menularWabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam

    masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihidari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat

    menimbulkan malapetaka.

    Benenson, 1985Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada

    penduduk suatu daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa .

    http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Epidemiologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Epidemiologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit
  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    6/25

    Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia th 1989Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang

    sejumlah besar orang di daerah yang luas.

    a. Dari sudut arti kataWabah atau epidemic berasal dari bahasa Yunani yaitu epi berarti pada

    dan demos yang berarti penduduk atau rakyat. Jadi epidemic diartikan

    sebagai hal-hal yang terjadi pada penduduk.

    b. Dari sudut epidemiologiDari sudut epidemiologi wabah berate suatu peningkatan kejadian

    kesakitan atau kematian suatu penyakit di suatu tempat tertentu yang

    melebihi keadaan biasanya.

    Tinjauan definisi menurut undang-undang no.4 tahun 1984 dapat

    mencakup empat hal berikut :

    - Penyakit menularYang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan

    oleh mikroorganisme atau produk toksinnya, yang ditularkan dari

    penderita atau reservoirnya kepada manusia lain yang rentan

    - Keadaan yang lazimJumlah penderita suatu penyakit menular dalam suatu masyarakat atau

    wilayah sangat bervariasi tergantung dari penyebab penyakitnya, sifat-

    sifat penduduk yang terserang serta lingkungan dimana penykait itu

    terjangkit. Pada umumnya jumlah penderita penyakit menular di suatu

    wilayah diamati dalam suatu kurun waktu tertentu (mingguan, bulan,atau tahunan).

    - Peningkatan jumlah penderita

    Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak,

    yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan

    lingkup global (pandemi).

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    7/25

    - OUTBREAKSuatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit

    yang sama dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama

    lain.

    - EPIDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang

    ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat

    frekuensinya meningkat.

    - PANDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit),

    frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya

    telah mencakup wilayah yang luas

    - ENDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit),

    frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama

    berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul

    dalam suatu wilayah tertentu.

    II. PEMBAGIAN WABAH MENURUT SIFATNYA

    a. Common Source Epidemic / Point Source EpidemicAdalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah

    orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu

    yang relatif singkat. Adapun Common Source Epidemic itu berupa

    keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia

    di udara terbuka. Dapat ditandai oleh :

    - Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang cepat.- Masa inkubasi yang pendek.- Episode penyakit merupakan episode tunggal.- Waktu munculnya penyakit jelas.- Lenyapnya penyakit dalam waktu yang cepat.

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    8/25

    b. Propagated/Progresive Epidemic atau Contagious disease epidemicBentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu

    lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau

    progressive epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang

    baik langsung maupun melalui vector, relatif lama waktunya dan lama

    masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran

    anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat,

    masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita

    dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang

    rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai denganurutan generasi kasus. Ditandai oleh :

    2. Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang pelan.3. Masa inkubasi yang panjang.4. Episode penyakit yang bersifat majemuk.5. Waktu munculnya penyakit tidak jelas.6. Lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama.

    c. Mix Source EpidemicYang dimaksud disini adalah suatu keadaan wabah yang disamping

    ditemukan gejala-gejala dari wabah bentuk pertama juga ditemukan

    gejala-gejala dari wabah bentuk kedua.

    III. LANGKAH LANGKAH INVESTIGASI WABAH

    1. Konfimasi / menegakkan diagnosa Definisi kasus Klasifikasi kasus dan tanda klinik Pemeriksaan laboratorium

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    9/25

    2. Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan

    Bandingkan informasi yang didapat dengan definisi yang sudahditentukan tentang KLB

    Bandingkan dengan incidende penyakit itu pada minggu/bulan/tahunsebelumnya

    3. Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat

    dan orang

    Kapan mulai sakit (waktu) Dimana mereka mendapat infeksi (tempat) Siapa yang terkena : (Gender, Umur, imunisasi, dll)

    4. Rumuskan suatu hipotesa sementara

    Hipotesa kemungkinan : penyebab, sumber infeksi, distribusi penderita(pattern of disease)

    Hipotesa : untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut

    5. Rencana penyelidikan epidemiologi yang lebih detail Untuk menguji

    hipotesis :

    Tentukan : data yang masih diperlukan sumber informasi Kembangkan dan buatkan check list. Lakukan survey dengan sampel yang cukup

    6. Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan

    Lakukan wawancara dengan :a. Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)

    b. Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenaiwaktu/tempat terjadinya penyakit, tetapi mereka tidak sakit

    (control)

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    10/25

    Kumpulkan data kependudukan dan lingkungannya Selidiki sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan

    faktor yang ikut berperan

    Ambil specimen dan sampel pemeriksa di laboratorium

    7. Buatlah analisa dan interpretasi data

    Buatlah ringkasan hasil penyelidikan lapangan Tabulasi, analisis, dan interpretasi data/informasi Buatlah kurva epidemik, menghitung rate, buatlah tabel dan grafik-

    grafik yang diperlukan

    Terapkan test statistik Interpretasi data secara keseluruhan

    8. Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan

    Lakukan uji hipotesis Hipotesis yang diterima, dpt menerangkan pola penyakit :

    a. Sesuai dengan sifat penyebab penyakitb. Sumber infeksic. Cara penularad. Faktor lain yang berperan

    9. Lakukan tindakan penanggulangan

    Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif.

    Lakukan surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yangberhubungan.

    Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang

    10. Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut.

    Pendahuluan

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    11/25

    Latar Belakang Uraian tentang penelitian yang dilakukan Hasil penelitian Analisis data dan kesimpulan Tindakan penanggulangan Dampak-dampak penting Saran rekomendasi

    IV KLASIFIKASI WABAH

    Menurut penyebabnya, penyakit yang menimbulkan wabah digolongkan menjadi :

    1.Toxin, terdiri dari :a. Enterotoxin (Stapylococcus aureus)b. Exotoxin (Clostridium botolinum)c. Endotoxin

    2.Infeksia. Virusb. Bakteric. Protozoad. Cacing

    3.Toxin Biologisa. Racun jamur, Plankton, racun ikan, racum tumbuhan.

    b. Afla toxin4.Toxin Kimia

    a. Zat kimia organik : logam berat (Hg).b. Gas beracun : CO2, CO.

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    12/25

    V. PENYAKIT YANG SERING MENIMBULKAN WABAH

    Penyakit yang dapat menimbulkan wabah (Permenkes RI no.

    560/Menkes/Per/VIII/1989)

    1. Kholeraa. Berak-berak mendadak disertai muntah-muntah, Tinja mengucur seperti air

    sehingga dalam waktu singkat tubuh kekurangan cairan (dehidrasi).

    b. Pemeriksaan laboratorium pada najis/ muntahan menunjukkan adanya kumancholera (vibrio cholera) dan dalam darah terdapat zat antinya.

    2. Demam kuninga. Demam tinggi mendadak, kulit kuning, sakit kepala, lemah/lesu, mual,

    muntah, denyut nadi lemah dan lambat, seringkali disertai dengan perdarahan

    berupa mimisan, perdarahan mulut, muntah darah, berak darah.

    b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus demamkuning atau zat antinya.

    3. Tifus bercaka. Demam 2 minggu, sakit kepala, menggigil, badan lemah, kadang-kadang

    selama masa demam ditemukan bercak-bercak merah menimbul pada kulit.

    b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya zat anti terhadaptifus bercak wabah I (Rickettsia prowazeki).

    4. Campaka. Panas tinggi, sakit kepala, batuk pilek dan conjungtivitis fotophoby yang

    berakhir lebih kurang setelah 3-7 hari. Masa timbulnya bercak-bercak merah(rash) pada kulit sesudah kira-kira 3 hari panas. Mula-mula timbul pada

    belakang telinga menyebar ke seluruh muka, dada dan anggota badan lainnya.

    Bercak bertahan selama 4-6 hari.

    b. Pemeriksaan laboratorium pada lendir konjungtiva dan tenggorokanmenunjukkan adanya virus campak, dan pada darah terdapat virus campak

    atau zat antinya.

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    13/25

    5. Difteria. Panas lebih kurang 38 0, adanya pseudomembran putih keabu-abuan, tak

    mudah lepas dan mudah berdarah. Letak pseudomembran bisa di faring,

    laring atau tonsil, sakit waktu menelan, leher membengkak seperti leher sapi

    disebabkan karena pembengkakan kelenjar leher dan sesak nafas disertai

    bunyi (stridor).

    b. Pemeriksaan laboratorium pada jaringan luka menunjukkan adanya kumandifteri.

    6. Rabiesa. Demam tinggi, sakit kepala hebat, kelumpuhan mulai dari tungkai menjalar

    ke atas, sulit menelan, takut air (hydrophobia), sulit bernafas, kesadaran

    menurun, terjadi beberapa minggu sampai satu tahun setelah digigit anjing,

    kucing, kera, atau hewan penular rabies lainnya yang menderita rabies.

    b. Pemeriksaan laboratorium pada otak dan kelenjar air liur hewan yangmenggigit, dan pada air liur, air mata serta jaringan otak penderita

    menunjukkan adanya virus rabies.

    7. InfluenzaDemam, perasaan dingin dan ingusan 1-6 hari, sering kali disertai sakit kepala,

    sakit pada otot-otot dan batuk. Pemeriksaan laboratorium pada darah

    menunjukkan adanya virus influenza atau zat antinya.

    8. Tifus PerutDemam tinggi terus menerus 1 minggu atau lebih, badan lemah, sakit kepala,

    sembelit kadang-kadang diare, permukaan lidah kotor dan pinggirnya merah,

    disertai dengan kesadaran menurun. Pemeriksaan laboratorium pada darah, air

    seni, tinja atau sumsum tulang menunjukkan kuman salmonella typhi dan pada

    darah terdapat kenaikan kadar zat antinya.

    9. Encephalitisa. Panas tinggi, kejang-kejang, kesadaran menurun dan reflek patologis positif.

    b. Pemeriksaan lab darah atau cairan serebrospinal menunjukkan adanya virus/kuman atau zat antinya.

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    14/25

    10.Pesa. Demam tinggi mendadak, disertai pembengkakan kelenjar (bubo) dilipat paha

    atau ketiak, atau leher, batuk darah mendadak (tanpa didahului sakit batuk).

    b. Pemeriksaan laboratorium pada darah, cairan bubo, sputum atau usaptenggorok menunjukkan adanya kuman pes (Yersinia pestis).

    11.Demam bolak-balika. Demam 2-9 hari diikuti masa tanpa demam 3-4 hari yang berulang-ulang 2-

    10 kali. Kadang-kadang selama masa masa demam ditemukan bercak-bercak

    merah dikulit.

    b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus kumandemam bolak-balik (Borellia recurrentis).

    12.DBDa. Demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, lesu atau

    gelisah, nyeri ulu hati, hati membesar, dan disertai perdarahan dikulit berupa

    bintik merah (petechiae), ruam, lebam. Kadang-kadang berak darah, muntah

    darah, kesadaran menurun, dan renjatan (shock).

    b. Pemeriksaan lab pada darah menunjukkan adanya pengentalan darah(hemokonsentrasi) dan kekurangan sel pembekuan darah (trombosit), dan

    ditemukan virus dengue atau zat antinya.

    13.Polioa. Panas, ingusan, batuk, lemas, muntah, diare. Panas menurun kemudian timbul

    kelemahan/ kelumpuhan anggota gerak (lengan/kaki), biasanya asimetris.

    b. Pemeriksaan laboratorium pada tinja atau lendir tenggorokan menunjukkanadanya virus polio dan pada darah terdapat zat antinya.

    14.Pertusisa. Batuk beruntun, pada akhir batuk anak menarik nafas panjang dan terdengar

    suara hup (whoop) khas, biasanya disertai muntah. Serangan batuk lebih

    sering pada malam hari. Anak mengeluarkan riak liat dan kental. Akibat

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    15/25

    batuk yang dapat terjadi perdarahan konjungtiva atau edema periorbital.

    Lamanya batuk 1-3 bulan (batuk 100 hari).

    b. Pemeriksaan laboratorium pada lendir tenggorokan menunjukkan adanyakuman pertusis (Bordetella pertusis).

    15.Malariaa. Demam, berkeringat, dingin, menggigil, yang berulang setiap 1-3 hari, sakit

    kepala hebat, badan lemah, muka pucat, sering disertai mual, muntah dan

    nyeri otot. Kadang-kadang limpa membesar, kejang dan kesadaran menurun.

    b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya parasit malaria.16.Hepatitis

    a. Demam, badan lemas, mual, selaput mata kuning, air seni berwarna sepertiair the kental.

    b. Pemeriksaan laboratorium pada darah/ tinja menunjukkan adanya virushepatitis dan darah juga terdapat antigen virus tersebut.

    17.MeningitisPanas, kaku kuduk, kejang-kejang, kesadaran menurun, reflek patologis positif.

    Pemeriksaan laboratorium pada LCS.

    18.Anthraxa. Tipe kulit : Kulit melepuh (vesikel) tanpa sebab yang jelas atau tukak (ulkus)

    dengan pinggir menonjol dan bagian tengahnya berwarna merah tua-

    kehitaman, kadang-kadang disertai demam tinggi.

    b.

    Tipe gastrointestinal : Sakit perut hebat terjadi beberapa jam sesudah makandaging hewan yang menderita penyakit anthrax (Bacillus anthracis).

    19.DiarePenyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar/defekasi

    (lebih 3 kali sehari) disertai adanya perubahan bentuk atau kondisi tinja dari

    penderita.

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    16/25

    20.Keracunana. Penderita jatuh sakit mendadak dengan gejala pusing, mual/muntah, dan

    kejang (cramp) perut atau usus, kadang-kadang disertai adanya kejang otot

    serta gejala khas keracunan lainnya.

    b. Pada pemeriksaan laboratorium tinja atau muntahan menunjukkan adanyapenyebab keracunan dan konsentrasinya melebihi ambang normal.

    VI. KEGIATAN PENANGGULANGAN WABAH

    Untuk dapat melakukan penanggulangan wabah banyak kegiatan yang harus

    dilakukan. Untuk suatu Puskesmas, kegiatan tersebut secara sederhana dapat

    dibedakan atas empat macam, yaitu

    1) Menetapkan terjangkitnya keadaan wabahMerupakan kegiatan pertama yang harus dilakukan. Untk dapat

    menetapkan terjangkit atau ridaknya wabah tersebut, perlu dilakukan

    pengumpulan data, penganalisaan data, dan penarikan kesimpulan. Agas

    kesimpulan tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya perlu dimiliki

    suatu pedoman pengambilan kesimpulan. Pedoman yang dimaksud dikenal

    dengan nama Nilai Batas Keadaan Wabah.

    2) Melaksanakan penanganan keadaan wabahApabila telah dibuktikan adanya wabah, kegiatan selanjutnya yang perlu

    dilakukan adalah melaksanakan penanganan wabah. Untuk ini ada tiga hal

    yang harus dilakukan yakni :

    a. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada penderitab. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada masyarakatc. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan terhadap lingkungan

    3) Menetapkan berakhirnya keadaan wabahCara menetapkan berakhirnya keadaan wabah adalah sama dengan

    menetapkan terjangkitnya wabah, yakni melakukan pengumpulan data,

    penganalisaan data, dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    17/25

    disini juga memanfaatkan Nilai Batas Keadaan Wabah yang telah

    ditetapkan.

    4) Pelaporan wabahPada dasarnya laporan wabah tersbut meliputi laporan terjangkitnya

    keadaan wabah, laporan penanganan wabah serta laporan berakhirnya

    keadaan wabah. Semua laporan ini dipersiapkan oleh Puskesmas untk

    dikirimkan ke Dinas Kesehatan Tingkat II. Adanya laporan seperti ini

    dipandang penting dalam rangka penyusunan rencana-rencana dan

    pelaksanaan rencana kerja penanggulangan wabah itu sendiri.

    Ruang lingkup penanggulangan wabah di Indonesia masih terbatas pada

    penyakit menular. Jika ditinjau dari sudut program kesehatan masyarakat,

    maka ada tidaknya penyakit menular di suatu Negara merupakan petunjuk

    dari maju atau tidaknya program kesehatan masyarakat di Negara tersebut.

    Lazimnya jika penyakit menular banyak ditemukan ini berarti program

    kesehatan masyarakat belum maju dan demukian juga sebaliknya.

    VII. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

    Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan

    yang berlaku di Indonesia. tatus Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan

    Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.

    Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian

    kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu

    daerah dalam kurun waktu tertentu. Kriteria tentang KLB mengacu pada

    Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada

    unsur:

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    18/25

    1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidakdikenal

    2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurunwaktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)

    3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebihdibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan,

    tahun).

    4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipatatau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun

    sebelumnya.

    VIII. PELACAKAN KLB

    1)Garis Besar Pelacakan KLBa. Pengumpulan data dan informasi secara seksama langsung di lapangan

    tempat kejadian

    b. Analisa data yang diteliti dengan ketajaman pemikiran.c. Adanya suatu garis besar tentang sistematika langkah-langkah yang

    pada dasarnya harus ditempuh dan dikembangkan dalam setiap usaha

    pelacakan.

    2)Analisis Situasi Awala. Penentuan atau penegakan diagnosis

    b.Penentuan adanya wabahc.

    Uraian keadaan wabah (waktu, tempat dan orang)

    3)Analisis Lanjutana. Usaha Penemuan kasus tambahan

    Adakan pelacakan ke rumah sakit dan dokter praktek ntukmenemukan kemungkinan adanya kasus diteliti yang belum ada

    dalam laporan.

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    19/25

    Pelacakan intensif terhadap mereka yang tanpa gejala, gejalaringan tetapi mempunyai potensi menderita atau kontak dengan

    penderita.

    b. Analisa Data secara berkesinambungan.c. Menegakkan Hipotesisd. Tindakan Pemadaman wabah dan tindak lanjut.

    Tindakan diambil sesuai dengan hasil analisis Diadakan follow up sampai keadaan normal kembali. Yang menimbulkan potensi timbulnya wabah kembali disusunkan

    suatu format pengamatan yang berkesinambungan dalam bentuk

    survailans epidemiologi terutama high risk.

    4) Penanggulangan KLBa. SKD KLB

    b. Penyelidikan dan penanggulangan KLBc. Pengembangan sistem surveilans termasukpengembangan jaringan

    informasid) Koordinasi kegiatan surveilans : lintas program dan lintas

    sektoral

    Macam Penyakit Menular

    Jika ditinjau dari kaitannya dengan kemungkinan timbulnya wabah, maka

    penyakit menular secara umum dapat dibedakan atas empat kelompok yakni :

    1. Penyakit karantina atau penyakit wabahJenis penyakit yang masuk dalam kelompok ini ditentukan oleh peraturan

    perundang-undangan yaitu UU No.2 dan No.1 tahun 1962.

    2. Penyakit menular dengan potensi wabah rendah

    Apabila penyakit tersebut dapat menjalar dengan cepat dan atau memiliki

    angka mortalitas yang tinggi . Contohnya adalah penyakit DBD, diare,

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    20/25

    campak,pertusis dan diare. Sebenarya penyakit ini sama dengan kedua

    akan tetapi karena kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran serta

    kemajuan pragram kesehataan masyarakat maka angka penjalaran serta

    mortalitas dapat ditekan.

    3. Penyakit menular yang tidak berpotensi wabah

    Merupakan kelompok penyakit yang tidak berpotensial menimbulkan

    wabah.Hanya saja dalam program angka morbiditasnya masih tinggi, perlu

    diprogramkan pemberantasannya.

    IX. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULYA WABAH

    a. Herd immunity yang rendahadalah daya tahan masyarakat terhadap penyebran penyakit infeksi

    karena sebagian besar anggota masyarakat memiliki kekebalan terhadap

    penyakit infeksi tersebut. Dalam keadaan tertentu herd immunity ini bisa

    menurun sehingga terjadi wabah.

    b. Patogenesityadalah kemampuan bibit penyakit untuk dapat menimbulkan suatu

    penyakit.

    c. lingkungan yang buruk

    adalah seluruh kondisi yang terdapat disekitar mikroorganisme tetapi

    mempengaruhi kehidupan atau perkembangan mikroorganisme tersebut.

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    21/25

    Epidemiologi Deskriptif

    2.3.6.1 gambaran waktu berdasarkan waktu

    Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik histogram yang

    berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu :

    1. Member informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana

    kemungkinan kelanjutannya

    2. Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan

    pada periode tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa

    inkubasinya.

    3. Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian

    mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang,

    atau campuran keduanya

    Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan :

    1. Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata

    2. Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung

    mundur satu masa inkubasi rata-rata

    3. Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi

    terpendek

    Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai

    timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa

    penyakit belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam

    memperikan periode pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi :

    a. Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannya

    b. Buat frekuensi kumulatifnya

    c.

    Tentukan posisi kasus paling tengahd. Tentukan kelas median

    e. Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak antara

    waktu pemaparan dan kasus median

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    22/25

    2.3.6.2 gambaran wabah berdasarkan tempat

    Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik

    berbentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol tempat

    tertentu yang menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian menurut

    golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi.

    2.3.6.3 Gambaran wabah berdasarkan ciri orang

    Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada

    hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu

    penyakit.Misalnya karakteristik inang ( umur, jenis kelamin, ras/suku, status

    kesehatan) atau berdasarkan pemaparan ( pekerjaan, penggunaan obat-obatan)

    2.3.7 Pembuatan Hipotesis

    Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas

    memformulasikan hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan

    pemaparan yang mengakibatkan sakit.

    1. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:

    a. Apa reservoir utama agen penyakitnya?

    b. Bagaimana cara penularannya?

    c. Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?

    d. Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?

    2. Wawancara dengan beberapa penderita

    3. Mengumpulkan beberapa penderita mencari kesamaan pemaparan.

    4. Kunjungan rumah penderita

    5.

    Wawancara dengan petugas kesehatan setempat6. Epidemiologi diskriptif

    2.3.8 Penilaian Hipotesis

    Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu

    dari dua cara ini:

    1. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    23/25

    2. Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan

    menyelidiki peran kebetulan.

    3. Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.

    2.3.9 Perbaikan hipotesis dan penelitian tambahan

    Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini

    1. Penelitian Epidemiologia. epidemiologi analitik

    2. Penelitian Laboratorium dan Lingkungana. Pemeriksaan serum

    b. Pemeriksaan tempat pembuangan tinja2.3.10 engendalian dan Pencegahan

    Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya

    penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah

    diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang

    terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada

    agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.

    2.3.11 Penyampaian Hasil Penyelidikan

    Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan

    pada pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang

    bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan

    tertulis.Penyamapin penyelidikan diantaranya

    Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran

    harus dapat dipertahankan secara ilmiah

    Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan

    tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi,

    kesimpulan, dan saran)

    Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan

  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    24/25

    Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan

    rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang .

    DAFTAR PUSTAKA

    Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, 2004.Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid ke II.

    Hal 78-81.

    Soerawidjaja, Resna A dan Azrul Azwar, 1989.Penanggulangan Wabah oleh

    Puskesmas Edisi Pertama. Jakarta. Bina Rupa Aksara.

    www.worldpress.com,Dasar-dasar epidemiologi. Diakses tanggal 20 Juli 2009.

    Kunthi, Dyah.Epidemiologi dan Informatika Kesehatan. Available at

    www.blogspot.com/dyahkunthi.com. diakses tanggal 20 Juli 2009

    http://aamhabank.blogspot.com/2008/06/tugas-ikm.html

    http://www.worldpress.com/http://www.blogspot.com/dyahkunthi.comhttp://aamhabank.blogspot.com/2008/06/tugas-ikm.htmlhttp://aamhabank.blogspot.com/2008/06/tugas-ikm.htmlhttp://www.blogspot.com/dyahkunthi.comhttp://www.worldpress.com/
  • 7/23/2019 Investigasi Wabah New

    25/25