Isi Conjunctivitis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    1/37

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang

    membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan

    permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Karena lokasinya,

    konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan substansi-substansi dari

    lingkungan luar yang mengganggu (Vaughan, 2010 dalam lloyna 2011).

    !eradangan pada konjungtiva disebut konjungtivitis, penyakit ini bervariasi

    mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat

    dengan sekret purulen (Vaughan, 2010 dalam lloyna 2011). Konjungtivitis

    umumnya disebabkan oleh reaksi alergi, in"eksi bakteri dan virus, serta dapat

    bersi"at akut atau menahun (#lyas, 200$ dalam lloyna 2011). !enelitian yang

    dilakukan di %elanda menunjukkan penyakit ini tidak hanya mengenai satu

    mata saja, tetapi bisa mengenai kedua mata, dengan rasio 2,$& pada satu mata

    dan 1',$$ pada kedua mata ( ajmudar, 2010 dalam lloyna 2011).

    Konjungtivitis dapat dijumpai di seluruh dunia, pada berbagai ras, usia, jenis kelamin dan strata sosial. alaupun tidak ada data yang akurat mengenai

    insidensi konjungtivitis, penyakit ini diestimasi sebagai salah satu penyakit

    mata yang paling umum ( meri*an *ademy o" +pthalmology, 2010 dalam

    lloyna 2011 dalam lloyna 2011).

    !ada kunjungan di departemen penyakit mata di merika serikat, 0

    adalah keluhan konjungtivitis akibat bakteri dan virus, dan 1 adalah

    keluhan konjungtivitis alergi ( arlin, 200$ dalam lloyna 2011).Konjungtivitis juga diestimasi sebagai salah satu penyakit mata yang paling

    umum di /igeria bagian timur, dengan insidensi 2,$ dari $'$ kunjungan di

    departemen mata ba etropolis, /igeria, pada tahun 200' hingga 200&

    ( madi, 200$ dalam lloyna 2011).

    !ada konjungtivitis bakteri, patogen yang umum adalah Streptococcus

    pneumonia , Haemophilus influenzae , Staphylococcus aureus , dan Neisseria

    meningitidis ( arlin, 200$ dalam lloyna 2011). penelitian yang dilakukan di

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    2/37

    2

    iladel"ia menunjukkan insidensi konjungtivitis bakteri sebesar ' dari

    semua kasus di departemen mata pada tahun 200 hingga 200& (!atel, 200

    dalam lloyna 2011). !enelitian di Kentu*ky pada tahun 1$$ hingga 1$$

    menunjukkan pada 2 0 kasus konjungtivitis bakteri, 0 disebabkan oleh

    in"eksi Haemophilus influenzae ( eissman, 200 dalam lloyna 2011).

    !atogen umum pada konjungtivitis virus adalah virus herpes simpleks tipe 1

    dan 2, Varicella zoster , virus po3 dan Human Immunodeficiency Virus

    (Vaughan, 2010 dalam lloyna 2011). 4ata statistik yang akurat mengenai

    "rekuensi penyakit ini tidak tersedia karena banyak kasus konjungtivitis virus

    yang tidak men*ari pertolongan medis (5*ott, 2010 dalam lloyna 2011).

    4i merika 5erikat, dari kunjungan di departemen penyakit mata, 1

    merupakan keluhan konjungtivitis alergi ( arlin, 200$ dalam lloyna 2011).

    Konjungtivitis alergi biasanya disertai dengan ri6ayat alergi, dan terjadi pada

    6aktu-6aktu tertentu. alaupun prevalensi konjungtivitis alergi tinggi, hanya

    ada sedikit data mengenai epidemiologinya. 7al ini disebabkan kurangnya

    kriteria klasi"ikasi, dan penyakit mata yang disebabkan oleh alergi umumnya

    ter*atat di departemen penyakit alergi ( ajmudar, 2010 dalam lloyna 2011).

    4i #ndonesia dari 1 . '$ kunjungan ke departemen mata, total kasuskonjungtivitis dan gangguan lain pada konjungtiva sebanyak $$.1$ kasus

    dengan jumlah '&. 0 kasus pada laki-laki dan 2. 1 kasus pada perempuan.

    Konjungtivitis termasuk dalam 10 besar penyakit ra6at jalan terbanyak pada

    tahun 200$, tetapi belum ada data statistik mengenai jenis konjungtivitis yang

    paling banyak yang akurat (4itjen 8anmed, Kemkes 9#, 2010 dalam lloyna

    2011).

    1.2 Rumusan Masalah

    %agaimana etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan

    konjungtivitsis:

    I.3 Tujuan

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    3/37

    3

    engetahui etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan

    konjungtivitsis.

    I. Man!aat

    1 enambah 6a6asan mengenai penyakit mata khususnya

    2 5ebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti

    kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit mata

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    4/37

    4

    BAB II

    "TATU" PA"IEN

    2.1 IDENTITA" PA"IEN

    /ama ; /n. <

    =enis Kelamin ; !erempuan

    >mur ; 1 tahun

    lamat ; ?ondang tama ; Kedua mata merah

    2 9i6ayat !enyakit 5ekarang ;

    !asien datang ke poli mata dengan keluhan kedua mata merah sejak 1

    bulan yang lalu. 5elain itu, pasien juga mengeluhkan mata terasa pedih dan

    keluar kotoran lengket terutama pada pagi hari saat bangun tidur

    sehinggga sulit untuk membuka mata. !asien mengatakan teman sekamar

    juga memiliki keluhan yang sama. !asien menyangkal adanya pandangan

    mata kabur. !asien juga tidak memiliki alergi dan ri6ayat trauma mata

    sebelumnya.

    9i6ayat !enyakit 4ahulu ; 5akit yang sama (B)' 9i6ayat !enyakit Keluarga ; (-)

    9i6ayat !engobatan ; (-)

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    5/37

    5

    & 9i6ayat lergi ; (-)9i6ayat Kebiasaan ; pasien merupakan santri di salah

    satu pondok yang tidur dalam satu kamar dengan 20 santri lainnya9i6ayat enstrusi ; mens pertama saat berumur 12

    tahun, siklus teratur, kadang-kadang sakit punggung saat mens.2.3 "TATU" #ENERALI"

    Kesadaran ; *ompos mentis (?C5 ' &)Vital sign ;

    Aensi ; tidak didapatkan data

    /adi ; tidak didapatkan data

    !erna"asan ; tidak didapatkan data

    5uhu ; tidak didapatkan data

    2. "TATU" $%TALM$L$#I"

    Pemer&ksaan $D $"V

    Aanpa koreksi4engan koreksi

    &@&-

    &@&-

    A#+ tidak didapatkandata

    tidak didapatkandata

    Kedudukan +rthophoria +rthophoria!ergerakan

    !alpebra- edema- hiperemi- trikiasis

    ---

    ---

    Konjungtiva

    - bulbi; injeksikonjungtiva- tarsal; "olikel,

    hiperemi- injeksi silier

    B

    B

    -

    B

    B

    -Kornea

    - 6arna- permukaan- in"iltrate

    =ernihCembung

    -

    =ernihCembung

    -%ilik mata depan

    - kedalaman Cukup Cukup

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    6/37

    6

    - hi"ema- hipopion

    --

    --

    #ris @ pupil- 6arna iris- bentuk pupil

    - re"lek *ahaya

    7itam%ulat, *entral

    D B mm

    B

    7itam%ulat, *entral

    D B mm

    B

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    7/37

    7

    • en*u*i tangan setiap kali selesai memegang mata yang sakit dan

    menggunakan tisu.• 7anduk atau sapu tangan baru yang digunakan untuk

    membersihkan mata yang sakit

    2.- PR$#N$"I"d vitam ; dubia ad bonamd un*tionam ; dubia ad bonam

    d 5anationam ; dubia ad bonam

    BAB III

    TIN+AUAN PU"TA*A

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    8/37

    8

    3.1 * njungt&/a

    3.1.1 Anat m& * njungt&/a

    5e*ara anatomis konjungtiva adalah membran mukosa yang

    transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak

    mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera

    (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan

    posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. 4i tepi superior dan

    in"erior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada "orniks superior

    dan in"erior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva

    bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbital di

    "orniks dan melipat berkali-kali. danya lipatan-lipatan ini

    memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan

    konjungtiva sekretorik (Vaughan, 2010 dalam lloyna 2011).

    #am0ar Anat m& * njungt&/a

    "um0er lloyna, 2011)

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    9/37

    9

    "um0er 4ikutip dari Khurana K. 4isease o" Ahe Conjun*tiva. 4alam;

    Comprehensive +phthalmology. 'Ah edition./e6 4elhi; /e6 ge

    #nternational(!)

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    10/37

    10

    #am0ar 7istologi konjungtiva . Gpibulbar konjungtiva, epitelnonkeratinizing stratified skuamus . %. Konjungtiva palpebral. 5troma

    berisi pembuluh darah dan sel in"lamasi (tanda panah) C. orniks

    konjungtiva yang mengandung kelenjar 7enle dengan sel ?oblet. 4.

    !eriodi* a*id H 5*hi"" (! 5) G. Karunkula konjugtiva yang

    mengandung kelenjar sebaseus

    (5umber ; American Academy of Opthalmology, 201')

    3.1.3 askular&sas& 4an Inner/as& * njungt&/a

    rteri-arteri konjungtiva berasal dari arteria siliaris anterior dan

    arteria palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis dengan bebas dan

    bersama dengan banyak vena konjungtiva membentuk jaringan vaskular

    konjungtiva yang sangat banyak (Vaughan, 2010 dalam lloyna 2011).

    Konjungtiva juga menerima persara"an dari per*abangan pertama

    nervus V dengan serabut nyeri yang relati" sedikit (Aortora, 200$ dalam

    lloyna 2011).

    3.2 * njungt&/&t&s

    3.2.1 De!&n&s&

    Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit

    ini adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena

    lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    11/37

    11

    "aktor-"aktor lingkungan lain yang mengganggu (Vaughan, 2010

    dalam lloyna 2011). !enyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

    ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak

    sekret purulen kental (7ur6itI, 200$ dalam lloyna 2011).

    =umlah agen-agen yang pathogen dan dapat menyebabkan in"eksi

    pada mata semakin banyak, disebabkan oleh meningkatnya

    penggunaan oat-obatan topi*al dan agen imunosupresi" sistemik, serta

    meningkatnya jumlah pasien dengan in"eksi 7#V dan pasien yang

    menj menjalani transplantasi organ dan menjalani terapi

    imunosupresi" (Aherese, 2002 dalam lloyna 2011).

    #am0ar * njungt&/&t&s

    "um0er htt5s 66html2!.s7r&04assets.7 m6,897h4n7n 1:ug496&mage

    s62;(a' ea 2 4.j5g

    3.2.2 *las&!&kas& * njungt&/&t&s

    1. * njungt&/&t&s Bakter&

    Konjungtivitis %akteri adalah in"lamasi konjungtiva yang disebabkan

    oleh bakteri. !ada konjungtivitis ini biasanya pasien datang dengan keluhan

    mata merah, sekret pada mata dan iritasi mata (=ames, 200 dalam lloyna

    2011).

    Aerutama disebabkan oleh 5taphylo*o**us aureus, 5trepto*o**us

    pneumoniae, 7aemophilus in"luenIae, dan ora3ella *atarrhalis.

    Konjungtivitis bakteri sangat menular, menyebar melalui kontak langsung

    dengan pasien dan sekresinya atau dengan objek yang terkontaminasi ( #lyas, 200'

    dalam non 2011).

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    12/37

    12

    2. * njungt&/&t&s &ral

    Konjungtivitis viral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh

    berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat

    menimbulkan *a*at hingga in"eksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan

    dapat berlangsung lebih lama daripada konjungtivitis bakteri (Vaughan,

    2010 dalam lloyna 2011).

    =enis konjungtivitis ini adalah akibat in"eksi human adenovirus (yang

    paling sering adalah keratokonjungtivitis epidermika ) atau daripenyakit

    virus sistemik seperti mumps dan mononukleosis. %iasanya disertai dengan

    pembentukan "olikel sehingga disebut jugakonjungtivitis "olikularis. ata

    yang lain biasanya tertular dalam 2'-' jam ( #lyas, 200' dalam non

    2011).

    3. * njungt&/&t&s alerg&Konjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang paing sering

    dan disebabkan oleh reaksi in"lamasi pada konjungtiva yang diperantarai

    oleh sistem imun (Cuvillo et al, 200$ dalam lloyna 2011). 9eaksi

    hipersensitivitas yang paling sering terlibat pada alergi di konjungtiva

    adalah reaksi hipersensitivitas tipe 1 ( ajmudar, 2010 dalam lloyna

    2011).

    Konjungtivitis alergi biasanya timbul pada musim semi dan panas,dan

    disebabkan oleh pajanan dengan alergen misalnya polen (serbuk sari).

    !asien akan mengeluh rasa tidak enak dan iritasi yang

    berlebihan.Aerbentuk papilla yang dapat dikonjungtiva, dan kornea bias

    terlibat.Konjungtivitis alergi dapat terjadi bersama dengan reaksi alergi

    yang lain, misalnya astma dan J hay fever ( #lyas, 200' dalam non

    2011).

    . * njungt&/&t&s Gonorrhea

    Konjungtivitis hiper akut dengan sekret purulen yang disebabkanoleh

    Neisseria gonorrhea . 5edangkan in"eksi gonokokus pada matapada

    neonatus atau bayi baru lahir disebabkan oleh in"eksi tidak langsungselama

    keluar mele6ati jalan lahir pada ibu yang menderita gonore, konjungtivitis

    yang berat disebut o"talmia neonatorum ( #lyas, 200' dalam non 2011).

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    13/37

    13

    '. Tra7h ma

    Ara*homa merupakan konjungtivitis "olikular kronik yang disebabkan

    hlamydia trachomatis . asa inkubasi dari tra*homaadalah hari ( H 1'

    hari ). Ara*homa dapat mengenai segala umurterutama de6asa muda dan

    anak-anak, yang akut atau sub akut. Carapenularannya melalui kontak

    langsung dengan sekret atau alat-alat pribadi ( #lyas, 200' dalam non

    2011).

    (. * njungt&/&t&s +amur

    Konjungtivitis jamur paling sering disebabkan oleh andida al!icans

    dan merupakan in"eksi yang jarang terjadi. !enyakit ini ditandai dengan

    adanya ber*ak putih dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien

    dengan keadaan sistem imun yang terganggu. 5elain Candida sp, penyakit

    ini juga dapat disebabkan oleh Sporothri" schenckii, #hinosporidium

    ser!eri, dan occidioides immitis 6alaupun jarang (Vaughan, 2010 dalam

    lloyna 2011).

    ). * njungt&/&t&s Paras&t

    Konjungtivitis parasit dapat disebabkan oleh in"eksi $helazia

    californiensis , %oa loa , Ascaris lum!ricoides , $richinella spiralis ,

    Schistosoma haemato!ium , $aenia solium dan &thirus pu!is 6alaupun

    jarang (Vaughan, 2010 dalam lloyna 2011).

    ,. * njungt&/&t&s k&m&a atau &r&tat&!

    Konjungtivitis kimia-iritati" adalah konjungtivitis yang terjadi oleh

    pemajanan substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis. 5ubstansi-

    substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis dan dapatmenyebabkan konjungtivitis, seperti asam, alkali, asap dan angin, dapat

    menimbulkan gejala-gejala berupa nyeri, pelebaran pembuluh darah,

    "oto"obia, dan ble"arospasme (Vaughan, 2010 dalam lloyna 2011).

    5elain itu penyakit ini dapat juga disebabkan oleh pemberian obat

    topikal jangka panjang seperti dipive"rin, miotik, neomy*in, dan obat-obat

    lain dengan bahan penga6et yang toksik atau menimbulkan iritasi.

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    14/37

    14

    Konjungtivitis ini dapat diatasi dengan penghentian substansi penyebab dan

    pemakaian tetesan ringan (Vaughan, 2010 dalam lloyna 2011).

    -. * njungt&/&t&s la&n

    5elain disebabkan oleh bakteri, virus, alergi, jamur dan parasit,

    konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan penyakit

    autoimun seperti penyakit tiroid, gout dan karsinoid. Aerapi pada

    konjungtivitis yang disebabkan oleh penyakit sistemik tersebut diarahkan

    pada pengendalian penyakit utama atau penyebabnya (Vaughan, 2010

    dalam lloyna 2011).

    Konjungtivitis juga bisa terjadi sebagai komplikasi dari acne rosacea

    dan dermatitis herpeti"ormis ataupun masalah kulit lainnya pada daerah

    6ajah ( + , 200 dalam lloyna 2011).

    3.2.3 Et& l g& 4an %akt r Res&k

    1. * njungt&/&t&s Bakter&

    Konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat bentuk, yaitu

    hiperakut, akut, subakut dan kronik. Konjungtivitis bakteri hiperakut

    biasanya disebabkan oleh N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N

    meningitidis . %entuk yang akut biasanya disebabkan oleh Streptococcus

    pneumonia dan Haemophilus aegyptyus . !enyebab yang paling sering pada

    bentuk konjungtivitis bakteri subakut adalah H influenza dan 'scherichia

    coli , sedangkan bentuk kronik paling sering terjadi pada konjungtivitis

    sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis (=atla,

    200$ dalam lloyna 2011).

    Konjungtivitis bakterial biasanya mulai pada satu mata kemudian

    mengenai mata yang sebelah melalui tangan dan dapat menyebar ke orang

    lain. !enyakit ini biasanya terjadi pada orang yang terlalu sering kontak

    dengan penderita, sinusitis dan keadaan imunode"isiensi ( arlin, 200$

    dalam lloyna 2011).

    2. * njungt&/&t&s &ral

    Konjungtivitis viral dapat disebabkan berbagai jenis virus, tetapi

    adenovirus adalah virus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini, dan

    herpes simple" virus yang paling membahayakan. 5elain itu penyakit ini

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    15/37

    15

    juga dapat disebabkan oleh virus Varicella zoster , picornavirus (enterovirus

    0, Co3sa*kie 2'), po3virus, dan human immunodeficiency virus (5*ott,

    2010 dalam lloyna 2011).

    !enyakit ini sering terjadi pada orang yang sering kontak dengan

    penderita dan dapat menular melalu di droplet perna"asan, kontak dengan

    benda-benda yang menyebarkan virus ("omites) dan berada di kolam

    renang yang terkontaminasi (#lyas, 200 dalam lloyna 2011).

    3. * njungt&/&t&s Alerg&

    Konjungtivitis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungtivitis

    alergi musiman dan konjungtivitis alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya

    dikelompokkan dalam satu grup, keratokonjungtivitis vernal,

    keratokonjungtivitis atopik dan konjungtivitis papilar raksasa (Vaughan,

    2010 dalam lloyna 2011).

    Gtiologi dan "aktor resiko pada konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai

    dengan subkategorinya. isalnya konjungtivitis alergi musiman dan

    tumbuh-tumbuhan biasanya disebabkan oleh alergi tepung sari, rumput, bulu

    he6an, dan disertai dengan rinitis alergi serta timbul pada 6aktu-6aktu

    tertentu. Vernal konjungtivitis sering disertai dengan ri6ayat asma, eksemadan rinitis alergi musiman. Konjungtivitis atopik terjadi pada pasien dengan

    ri6ayat dermatitis atopi*, sedangkan konjungtivitis papilar rak pada

    pengguna lensa-kontak atau mata buatan dari plastik ( sokan, 200 dalam

    lloyna 2011).

    3.2. Man&!estas& *l&n&s

    Tan4a;tan4a k njungt&/&t&s se7ara umum< =a&tu #lyas, 200' dalam

    non 2011);

    • Konjungtiva ber6arna merah (hiperemi) dan membengkak.• !roduksi air mata berlebihan (epi"ora).• Kmata bagian atas nampak menggelantung(pseudoptosis) seolah

    akan menutup akibat pembengkakankonjungtiva dan peradangan

    sel-sel konjungtiva bagian atas.• !embesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnyasebagai

    reaksi nonspesi"ik peradangan.• !embengkakan kelenjar ("olikel) di konjungtiva dansekitarnya.

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    16/37

    16

    • Aerbentuknya membran oleh proses koagulasi "ibrin(komponen

    protein).• 4ijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hinggabernanah).

    #ejala k njungt&/&t&s se7ara umum =a&tu Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah

    danmengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri

    mengeluarkankotoran yang kental dan ber6arna putih. Konjungtivitis

    karena virusatau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak

    mata bisamembengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis

    karenaalergi ( #lyas, 200' dalam non 20..). ?ejala lainnya adalah;

    ata berair • ata terasa nyeri• ata terasa gatal• !andangan kabur • !eka terhadap *ahaya• Aerbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi

    hari.

    #ejala * njung&t&/&s 0er4asarkan Et& l g&

    * njung&t&/&t&s Bakter&

    ?ejala-gejala yang timbul pada konjungtivitis bakteri biasanya

    dijumpai injeksi konjungtiva baik segmental ataupun menyeluruh.

    5elain itu sekret pada kongjungtivitis bakteri biasanya lebih purulen

    daripada konjungtivitis jenis lain, dan pada kasus yang ringan sering

    dijumpai edema pada kelopak mata ( + , 2010 dalam lloyna 2011).

    Ketajaman penglihatan biasanya tidak mengalami gangguan pada

    konjungtivitis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adanya

    sekret dan debris pada lapisan air mata, sedangkan reaksi pupil masih

    normal. ?ejala yang paling khas adalah kelopak mata yang saling

    melekat pada pagi hari se6aktu bangun tidur. (=ames, 200 dalam

    lloyna 2011).

    Aanda dan gejala pada konjungtivitis bakterial ini dibagi

    berdasarkan gejala klinis dan onsetnya, yaitu;

    1. * njungt&/&t&s muk 5urulen akut

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    17/37

    17

    Konjungtivitis ini ditandai dengan adanya hiperemi

    konjungtiva dan adanya sekret mukopurulen. %akteri yang

    biasanya menyebabkan penyakit ini yaitu Staphylococcus aureus ,

    &neumococcus , Streptococcus pneumoniae , Haemophilus

    aegypticus , dan och)*eeks !acillus . %eberapa tanda dan gejala

    pada konjungtivitis tipe ini yaitu (Khurana, 200 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    18/37

    18

    Konjungtivitis ini disebut juga konjungtivitis hiperakut, dan

    ditandai dengan respon in"lamasi yang lebih berat. !enyakit ini

    disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae , StaphylococcuS aureus ,

    dan Streptococcus pneumoniae . !enyebaran penyakit ini biasanya

    melalui saluran genital yang terin"eksi N gonorrheae dan menular

    ke mata melalui tangan yang terkontaminasi. Aanda dan gejala

    pada penyakit ini berlangsung dalam tiga "ase, yaitu (Khurana,

    200 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    19/37

    19

    Konjungtivitis ini ditandai dengan pembentukan membran pada

    konjungtiva. !enyakit ini disebabkan oleh oryne!acterium

    diphteriae dan Streptococcus haemolyticus . !embentukan membran

    pada konjungtiva tersebut diakibatkan oleh adanya deposisi eksudat

    "ibrinosa pada permukaan konjungtiva akibat in"lamasi yang berat.

    embran ini kemudian dapat mengalami nekrosis yang menghasilkan

    jaringan granulasi pada konjungtiva. Aanda dan gejala dari

    konjungtivitis ini dibagi dalam tiga "ase, yaitu (Khurana, 200 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    20/37

    20

    . * njungt&/&t&s 5seu4 mem0ran sa

    Konjungtivitis ini ditandai dengan pembentukan pseudomembran pada konjungtiva. !seudomembran tersebut terbentuk karena adanya

    koagulasi eksudat "ibrinosa pada permukaan konjungtiva. !enyakit ini

    ditandai dengan adanya konjungtivitis mukopurulen akut dan

    pembentukan pseudomembran pada "orni3 dan konjungtiva palpebra

    (Khurana, 200 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    21/37

    21

    ?ejala klinis pada konjungtivitis virus berbeda-beda sesuai dengan

    etiologinya. !ada keratokonjungtivitis epidemik yang disebabkan

    oleh adenovirus biasanya dijumpai demam dan mata seperti kelilipan,

    mata berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran. 5elain itu

    dijumpai in"iltrat subepitel kornea atau keratitis setelah terjadi

    konjungtivitis dan bertahan selama lebih dari 2 bulan (Vaughan L

    sbury, 2010 dalam lloyna 2011). !ada konjungtivitis ini biasanya

    pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran perna"asan atas dan

    gejala in"eksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam

    (5enaratne L ?ilbert, 200 dalam lloyna 2011).

    !ada konjungtivitis herpetic yang disebabkan oleh virus herpes

    simpleks (75V) yang biasanya mengenai anak ke*il dijumpai injeksi

    unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, "oto"obia ringan dan sering

    disertai keratitis herpes (Khurana, 200 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    22/37

    22

    "aringitis, atau konjungtivitis (9iordan-Gva et al 200 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    23/37

    23

    * njungt&/&t&s /&rus Her5es "&m5le9 H" >

    Konjungtivitis ini biasanya menyerang pasien usia anak-

    anak. !enyakit ini mun*ul selama in"eksi 75V dan biasanya

    bersamaan dengan keratitis herpes simple3. Aerdapat lesi pada

    kornea yang akan menjadi ulkus. Konjungtivitis 75V bersi"at

    "olikuler, dengan "olikel yang terdapat pada palpebra dan tepi

    palpebra (9iordan-Gva et al 200 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    24/37

    24

    pendek, yaitu dalam -' jam dan gejala klinis mulai timbul

    setelah - hari terin"eksi. %eberapa negara yang menjadi

    endemi penyakit ini yaitu #ndia, ?hana, Ahailand, !akistan,

    Cina, =epang, Aai6an, dan %raIil. !enyakit ini lebih banyak

    terdapat pada negara-negara berkembang. >sia anak-anak (10-

    1' tahun) merupakan usia dengan prevalensi konjungtivitis

    hemoragik akut terbanyak (9iordan-Gva et al 200 E !le*haty

    dan 9oy 2011 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    25/37

    25

    yang eritematosa dan konjungtiva tampak putih susu. !ada

    kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun, sedangkan

    pada konjungtiviitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala

    yang mirip konjungtivitis vernal (Vaughan, 2010 dalam lloyna

    2011).

    * njungt&/&t&s Trak ma

    %eberapa tanda dan gejala dari trakoma ini yaitu (Khurana,

    200 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    26/37

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    27/37

    27

    liran airmata yang terganggu akan menyebabkan iskemia syara"

    optik dan terjadi ulkus kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan

    lapang pandang yang disebabkan kurangnya aliran air mata sehingga

    pandangan menjadi kabur dan rasa pusing (#lyas, 200' dalam non

    2011).

    1. Ber4asarkan Et& l g&

    ; * njungt&/&t&s Bakter&

    =aringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh "lora normal

    seperti streptococci, staphylococci dan jenis oryne!acterium .

    !erubahan pada mekanisme pertahanan tubuh ataupun pada jumlah

    koloni "lora normal tersebut dapat menyebabkan in"eksi klinis.

    !erubahan pada "lora normal dapat terjadi karena adanya kontaminasi

    eksternal, penyebaran dari organ sekitar ataupun melalui aliran darah

    (9apuano, 200 dalam lloyna 2011).

    !enggunaan antibiotik topikal jangka panjang merupakan salah satu

    penyebab perubahan "lora normal pada jaringan mata, serta resistensi

    terhadap antibiotik (Viss*her, 200$ dalam lloyna 2011).

    ekanisme pertahanan primer terhadap in"eksi adalah lapisan epitelyang meliputi konjungtiva sedangkan mekanisme pertahanan

    sekundernya adalah sistem imun yang berasal dari perdarahan

    konjungtiva, lisoIim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air

    mata, mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip. danya

    gangguan atau kerusakan pada mekanisme pertahanan ini dapat

    menyebabkan in"eksi pada konjungtiva ( madi, 200$ dalam lloyna

    2011). !atogenesis dari konjungtivitis bakterial ini yaitu terdapat perubahan pada (9iordan-Gva et al, 200 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    28/37

    28

    o Aingkat jaringan, yang berupa edema pada konjungtiva. Aerjadi

    deskuamasi pada epitel super"isial, proli"erasi pada lapisan

    basal konjungtiva, dan peningkatan sel goblet.o 5ekret konjungtiva, yang terdiri atas air mata, mukus, sel

    in"lamasi, sel epitel yang berdeskuamasi, "ibrin, dan bakteri

    patogen. !ada konjungtivitis yang berat, dapat ditemukan sel

    darah merah.; * njung&t&/&t&s &ral

    ekanisme terjadinya konjungtivitis virus ini berbeda-beda

    pada setiap jenis konjungtivitis ataupun mikroorganisme

    penyebabnya (7ur6itI, 200$ dalam lloyna 2011).

    ikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit ini dijelaskan

    pada etiologi.; * njungt&/&t&s Trak ma

    #am0ar Et& l g& 4an Pat !&s& l g& * njungt&/&t&s Trak ma"um0er http;@@666.*arter*enter.org@images@%

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    29/37

    29

    3.2.( D&agn s&s1. Ber4asarkan Et& l g& * njungt&/&t&s Bakter&

    !ada saat anamnesis yang perlu ditanyakan meliputi usia, karena

    mungkin saja penyakit berhubungan dengan mekanisme pertahanan

    tubuh pada pasien yang lebih tua. !ada pasien yang akti" se*ara

    seksual, perlu dipertimbangkan penyakit menular seksual dan

    ri6ayat penyakit pada pasangan seksual. !erlu juga ditanyakan

    durasi lamanya penyakit, ri6ayat penyakit yang sama sebelumnya,

    ri6ayat penyakit sistemik, obat-obatan, penggunaan obat-obat

    kemoterapi, ri6ayat pekerjaan yang mungkin ada hubungannya

    dengan penyakit, ri6ayat alergi dan alergi terhadap obat-obatan, dan

    ri6ayat penggunaan lensa-kontak ( arlin, 200$ dalam lloyna

    2011). * njungt&/&t&s &ral

    4iagnosis pada konjungtivitis virus bervariasi tergantung

    etiologinya, karena itu diagnosisnya di"okuskan pada gejala-gejala

    yang membedakan tipe-tipe menurut penyebabnya. 4ibutuhkan

    in"ormasi mengenai, durasi dan gejala-gejala sistemik maupun

    o*ular, keparahan dan "rekuensi gejala, "aktor-"aktor resiko dan

    keadaan lingkungan sekitar untuk menetapkan diagnosis

    konjungtivitis virus ( + , 2010 dalam lloyna 2011). !ada

    anamnesis penting juga untuk ditanyakan onset, dan juga apakah

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    30/37

    30

    hanya sebelah mata atau kedua mata yang terin"eksi (?leadle, 200

    dalam lloyna 2011).Konjungtivitis virus sulit untuk dibedakan dengan konjungtivitis

    bakteri berdasarkan gejala klinisnya dan untuk itu harus dilakukan pemeriksaan lanjutan, tetapi pemeriksaan lanjutan jarang dilakukan

    karena menghabiskan 6aktu dan biaya (7ur6itI, 200$ dalam

    lloyna 2011). * njungt&/&t&s Alerg&

    4iperlukan ri6ayat alergi baik pada pasien maupun keluarga

    pasien serta observasi pada gejala klinis untuk menegakkan

    diagnosis konjungtivitis alergi. ?ejala yang paling penting untuk

    mendiagnosis penyakit ini adalah rasa gatal pada mata, yang

    mungkin saja disertai mata berair, kemerahan dan "oto"obia

    ( eissman, 2010 dalam lloyna 2011). * njungt&/&t&s Trak ma

    >ntuk menegakkan keadaan endemik trakoma pada keluarga atau

    sebuah komunitas, sejumlah anak harus mempunyai minimal dua

    dari tanda berikut (9iordan-Gva et al, 200 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    31/37

    31

    #am0ar "ta4&um Trak ma

    "um0er ;http;@@666.pyroenergen.*om@arti*les@images@tra*homa .jpeg

    3.2.) Pemer&ksaan Penunjang1. "e7ara umum (#lyas, 200' dalam non 2011); !emeriksaan "isik memperlihatkan injeksi pembuluh konjungtival

    bulbar.!ada anak-anak, tanda dan gejala sistemik bisa meliputi

    sakit tenggorokan dan demam. onosit merupakan yang utama dalam uji pulasan ber6arna pada

    kerikan konjungtival jika konjungtivitis disebabkan virus. 5el polimor"onuklear (neutro"il) adalah hal utama jika

    konjungtivitis disebabkan bakteri. >ji kultur dan sensitivitas membantu mengidenti"ikasi organisme

    ba*terial yang menyebabkan dan mengidenti"ikasi terapi

    antibioti* yang tepat.2. Ber4asarkan *las&!&kas&

    * njungt&/&t&s Trak ma !emeriksaan laboratorium dilakukan untuk menemukan

    trachomatis . !emeriksaan tersebut yaitu (9iordan-Gva et al, 200

    dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    32/37

    32

    • 5itologi konjungtiva, yang dilakukan dengan pe6arnaan ?iemsa.

    !emeriksaan ini dapat ditemukan adanya sel plasma, sel ! /,

    dan sel multinukleat raksasa (sel

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    33/37

    33

    men*egah terjadinya in"eksi sekunder. Konjungtivitis virus yang

    terjadi pada anak di atas 1 tahun atau pada orang de6asa

    umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi,

    namun antivirus topikal atau sistemik harus diberikan untuk

    men*egah terkenanya kornea (5*ott, 2010 dalam lloyna 2011).

    !asien konjungtivitis juga diberikan instruksi hygiene untuk

    meminimalkan penyebaran in"eksi (=ames, 200 dalam lloyna

    2011). * njungt&/&t&s Trak ma

    !enatalaksanaan trakoma dapat menggunakan antibiotik

    sistemik, yaitu (9iordan-Gva et al, 200 dalam

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    34/37

    34

    mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal jangka pendek untuk

    meredakan gejala lainnya (Vaughan, 2010 dalam lloyna 2011). !ada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau

    kombinasi antibiotik-steroid. 5ikloplegik hanya dibutuhkanapabila di*urigai adanya iritis.!ada banyak kasus !rednisolon

    asetat (!red "orte), satu tetes, P#4 *ukup e"ekti",tanpa adanya

    kontraindikasi (#lyas, 200' dalam non 2011).Pen=e0a0 La&nn=a pabila etiologinya di*urigai reaksi Staphylococcus atau acne

    rosasea, diberikan Aetra*y*line oral 2 0 mg atau erythromy*in

    2 0 mg P#4 !+, bersamadengan pemberian salep antibiotik

    topikal seperti ba*itra*in atau erythromy*insebelum tidur.

    etronidaIole topikal ( etrogel) diberikan pada kulit A#4

    jugae"ekti". Karena tetra*y*line dapat merusak gigi pada anak-

    anak, sehinggakontraindikasi untuk usia di ba6ah 10 tahun. !ada

    kasus ini, diganti dengando3y*y*line 100 mg A#4 atau

    erythromy*in 2 0 mg P#4 !+. Aerapi dilanjutkan2 sampai '

    minggu. !ada kasus yang di*urigai, pemeriksaan Q-ray dada

    untuk menyingkirkan tuberkulosis (#lyas, 200' dalam non2011).

    3.2.- * m5l&kas&

    5ta"ilokok dapat menyebabkan ble"arokonjungtivitis,

    genokok menyebabkan per"orasi kornea dan endo"talmitis, dan

    meningokok dapatmenyebabkan septikemia atau meningitis.

    Komplikasi berdasarkan klasi"ikasi;A. * njungt&/&t&s Bakter&al

    %le"aritis marginal kronik sering menyertai konjungtivitis

    bateri, ke*uali pada pasien yang sangat muda yang bukan

    sasaran ble"aritis. !arut di konjungtiva paling sering terjadi dan

    dapat merusak kelenjar lakrimal aksesorius dan menghilangkan

    duktulus kelenjar lakrimal. 7al ini dapat mengurangi komponen

    akueosa dalam "ilm air mata prakornea se*ara drastis dan juga

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    35/37

    35

    komponen mukosa karena kehilangan sebagian sel goblet.

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    36/37

  • 8/15/2019 Isi Conjunctivitis

    37/37

    37

    antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan se*ara luas untuk in"eksi

    bakteri khususnya bakteri gram negati". Aobramy*in bekerja dengan *ara

    mengikat ribosom 0s dan 0s pada bakteri yang menyebabkan kegagalan

    pemba*aaan m9/ sehingga bakteri tidak mampu mensisntesis protein untuk

    pertumbuhannya, sedangkan de3amethasone merupakan glukokortikoid

    sintesis yang dapat menekan imunitas sehngga diharapkan in"lamasi yang

    sedang terjadi dapat mereda.

    =ika pengobatan diberikan dengan tepat maka prognosis penyakit ini baik.

    >ntuk men*egah penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga diminta

    memperhatiikan higiene pribadi dan menghindari kontak erat dengan

    indiviidu yang terin"eksi. !asien disarankan untuk sering *u*i tangan dan

    menghinndari penggunaan handuk, saputangan, ka*amata, dan make up

    se*ara bersamaan untuk men*egah penularan.

    BAB

    PENUTUP

    '.1 *es&m5ulan

    4ari hasil anamnesa dan pemeriksaan "isik pasien didiagnosa +45

    kunjungtivitis e.* 5usp. %akteri

    '.2 "aran

    !emberian K#G kepada pasien dan keluarga mengenai personal higien untuk men*egah in"eksi berulang.