61
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat komsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dengan jenis material yang kita komsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa lepas dari “pengelolaan” gaya hidup masyarakat. Maslah sampah telah menjadi topik utama. Mulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu sangat berpengaruh dalam hal ini. Menurut WHO, sampah merupakan sesuatu yang tidak dapat digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegitan manusia dan tidak terjadi sendirinya.dan menurut Undang Undang Republik Indonesia (UURI) No.18 tahun 2008 mendefinisikan smapah sebagai sisa kegiatan manusia sehari hari dan atau proses alam berbentuk padat. Jumlah atau volume sampah yang semakin hari semakin meningkat yang dapat menyebabkan permasalah dimasyarakat. Dalam menangani permasalahan ini dibutuhkan program dalam pengelolaan sampah. Dimana pengelolaan sampah sendiri 1 | Page

Isi (Repaired)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Yuniga H S.Ked

Citation preview

Page 1: Isi (Repaired)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas

manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan

tingkat komsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari-hari.

Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dengan jenis material yang

kita komsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa lepas dari

“pengelolaan” gaya hidup masyarakat. Maslah sampah telah menjadi topik utama.

Mulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkup yang besar. Banyak hal yang

menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu

sangat berpengaruh dalam hal ini.

Menurut WHO, sampah merupakan sesuatu yang tidak dapat digunakan, tidak

dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegitan manusia dan

tidak terjadi sendirinya.dan menurut Undang Undang Republik Indonesia (UURI)

No.18 tahun 2008 mendefinisikan smapah sebagai sisa kegiatan manusia sehari hari

dan atau proses alam berbentuk padat.

Jumlah atau volume sampah yang semakin hari semakin meningkat yang dapat

menyebabkan permasalah dimasyarakat. Dalam menangani permasalahan ini

dibutuhkan program dalam pengelolaan sampah. Dimana pengelolaan sampah sendiri

terdiri dari dari 2 yaitu sampah organik yang dapat diuraikan, dan sampah anorganik.

Pola pikir dan pandangan bahwa sampah adalah barang yang tidak berguna dan harus

dibuang, perlu diubah dan diluruskan. Setiap individu harus diberikan landasan

pemahaman dan penyadaran tentang pengelolaan sampah, sehingga akan terbentuk

karakter pola hidup bersih dan sehat. Apabila dikelola dengan baik dan benar,

sampah memiliki potensi yang dapat didayagunakan. Perubahan jenis sampah

( kemasan atau bungkus dari daun menjadi plastik, Styrofoam dll.). Saat ini, belum

diikuti dengan cara penanganan sampah yang ramah lingkungan.

Penanganan sampah di perkotaan umumnya menganut pola : kumpul, angkut-

buang, sementara di pedesaan semua jenis sampah, dibakar atau ditimbun. Untuk

menangani permasalahan sampah, perlu dikelola secara mandiri dengan menerapkan

prinsip 3R “Reduce, Reuse, Recycle “.

1 | P a g e

Page 2: Isi (Repaired)

Pengelolaan sampah di Kelurahan Nan Balimo dan Keluran Laing masih belum

memadai. Salah satu kebutuhan sanitasi dasar yang belum tercapai adalah tempat

pembuangan tinja manusia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Nan

Balimo Solok pencapaian pengelolaan sampah 84,9% yang memenuhi syarat kesehatan.

Target untuk pengelolaan sampah harus mencapai 95% dimana artinya seluruh

masyarakat harus bekerjasama dengan pihak puskesmas maupun pemerintah dalam

pengelolaan sampah.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

mengetahui tentang pengelolaan sampah

1.2.2 Tujuan khusus

1. mengetahui program pengelolaan sampah di wilayah puskesmas nan balimo.

2. mengetahui pencapaian target pengelolaan sampah dipuskesmas nan balimo.

3. mengetahui pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah di wilayah

puskesmas nan balimo.

1.3 Manfaat

1. meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah.

2. dapat menyusun rencana usulan kegiatan program peningkatan pengelolaan

sampah tahun berikutnya.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pembahasan masalah ini adalah mengenai program

peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pengelolaan sampah tentang rendahnya

cakupan pengelolaan sampah di wilayah kerja puskesmas nan balimo tahun 2015.

2 | P a g e

Page 3: Isi (Repaired)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, Puskesmas

merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesahatan

perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,

untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai

tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung

terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas

menyelenggarakan fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah

kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan

masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya

kesehatan masyarakat pengembangan. UKM esensial meliputi pelayanan promosi

kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan

keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian

penyakit. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan atau

serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,

pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan

memulihkan kesehatan perorangan.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk

mewujudkan masyarakat yang :

1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat.

2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

3 | P a g e

Page 4: Isi (Repaired)

3. Hidup dalam lingkungan sehat

4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai

tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung

terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:

1. Melaksankan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan

4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerja sama dengan sektor lain terkait

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas

7. Memantau pelakasanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,

dan cakupan pelayan kesehatan

9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk

dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon penanggulangan

penyakit.

10. Penyelengggaran UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

4 | P a g e

Page 5: Isi (Repaired)

Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu.

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif.

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan

dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan

kerja sama inter dan antar profesi,

6. Melaksanakan rekam medis

7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan

akses pelayanan kesehatan.

8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan

9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan vasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya

10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem

rujukan.

2.2 Manajemen

Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya

secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini manejemen mengandung tiga prinsip pokok yang

menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatan sumber daya, efektif

dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam

pengambilan keputusan manejerial.

5 | P a g e

Page 6: Isi (Repaired)

2.2.1 Perencanaan

a. Pengertian

Perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan

strategi, kebijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk

menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap

pengenalan siklus perencanaan baru (Steiner). Perencanaan merupakan fungsi

terpenting dalam manajemen karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi

manajemen lainnya. Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang secara

menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang dijalankan, siapa yang akan melakukan dan

kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian

tujuan secara efektif dan efisien.

b. Langkah-langkah Perencanaan

Dalam perencanaan, terdapat beberapa langkah-langkah perencanaan yaitu sebagai

berikut :

1. Analisa situasi

2. Mangidentifikasi masalah prioritas

3. Menentukan tujuan program

4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program

5. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

2.2.2 Pengorganisasian

a. Pengertian

Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai

peranan penting, melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber daya yang dimiliki

oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan diatur penggunaannya secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.

Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan

mengatur berbagai macam kegiatan menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan

pendelegasian wewenang oleh pimpinan staf dalam mencapai tujuan organisasi

6 | P a g e

Page 7: Isi (Repaired)

b. Manfaat Pengorganisasian

Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian seorang manajer akan

mengetahui:

1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok

2. Hubungan organisatoris antar manusia yang akan terjadi anggota atau staf

organisasi

3. Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan akan melimpahkan wewenang

kepada staf sesuai dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya

4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi

c. Langkah-langkah Pengorganisasian

Ada lima langkah penting dalam pengorganisasian yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf

2. Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai

tujuan

3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis

4. Menetapkan kewajiban yang dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas

pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya

5. Mendelegasikan wewenang

2.2.3 Penggerakan dan Pelaksanaan

a. Pengertian

Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerak semua kegiatan program

(ditetapkan pada fungsi pengorganisasian) untuk mencapai tujuan program (yang

dirumuskan dalam fungsi perencanaan). Fungsi manajemen ini lebih menekankan

bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya (manusia dan

yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

7 | P a g e

Page 8: Isi (Repaired)

b. Tujuan dan Fungsi Pelaksanaan

Tujuan pelaksanaan yaitu

1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien

2. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan staf

3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan

4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan

prestasi kerja staf

5. Memuat organisasi berkembang secara dinamis.

2.2.4 Pengawasan dan Pengendalian

a. Prinsip Pengawasan

Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi yang terakhir dari proses

manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi perencanaan.

Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan program yang

dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu

dibandingkan dengan hasil yang dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf. Jika ada

kesenjangan dan penyimpangan yang terjadi harus segera diatasi. Penyimpangan harus

dapat dideteksi secara dini dicegah, dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi

pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih

diefesienkan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih

diefektifkan.

b. Standar Pengawasan

Standar pengawasan mencakup :

1. Standar norma. Standar ini dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan

kegiatan program yang sejenis atau yang dilaksanakan dalam situasi yang sama di

masa lalu.

2. Standar kriteria. Standar ini diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh petugas

yang sudah mendapat pelatihan. Standar ini terkait dengan tingkat profesionalisme

staf.

c. Manfaat Pengawasan

Fungsi pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dengan tepat, organisasi yang

akan memperoleh manfaatnya yaitu :

8 | P a g e

Page 9: Isi (Repaired)

1. Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh

staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber dayanya

sudah digunakan sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi

pengawasan dan pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan efesiensi kegiatan

program

2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf melaksanakan

tugas-tugasnya.

3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan

dan telah dimanfaatkan secara efisien.

4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau

diberikan pelatihan lanjutan.

d. Evaluasi

Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering dilakukan

untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaaannya terletak pada

sasarannya, sumber data, siapa yang akan melaksanakannya dan waktu

pelaksanaannya. Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga mempunyai

kesamaan tujuan yaitu untuk memperbaiki efesiensi dan efektifitas pelaksanaan

program dengan memperbaiki fungsi perencanaan.

2.3 Definisi SampahSampah memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun

pada prinsipnya, sampah adalah suatau bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber

hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk

sampah bisa berada dalam setiap fase materi yaitu padat, cair, dan gas.

Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah

dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik atau sampah basah

ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur.

Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami ( degradable ). Sementara itu,

sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai

(undegradable ).

9 | P a g e

Page 10: Isi (Repaired)

2.4 JENIS-JENIS SAMPAH

a. Berdasarkan sumbernya

1. Sampah alam

2. Sampah manusia

3. Sampah konsumsi

4. Sampah nuklir

5. Sampah industri

6. Sampah pertambangan

b. Berdasarkan sifatnya

1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

c. Berdasarkan bentuknyaSampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi

dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:1. Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:

Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

10 | P a g e

Page 11: Isi (Repaired)

o Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

o Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

2. Sampah CairSampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan

kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.

Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.

3. Sampah daur ulang

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur

ulang alami, seperti halnya daun-daunkering di hutan yang terurai menjadi tanah.

Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-

daun kering di lingkungan pemukiman.

4. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan

terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti fesesdan urin. Sampah manusia

11 | P a g e

Page 12: Isi (Repaired)

dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan

sebagai vektor(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan==== Sampah Cair

==== Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan

kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Limbah hitam:Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung

patogen yang berbahaya.

Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi

dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan

dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatahan

sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri

(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur,

dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu

waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

5. Sampah Komsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna

barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini

adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah

kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang

dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

6. Sampah Radioktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang

menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan

hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat

yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju

12 | P a g e

Page 13: Isi (Repaired)

biasanya bekas tambang garam atau dasar laut(walau jarang namun kadang masih

dilakukan).

2.5 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan,

pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya

mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya

dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau

keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam .

Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan

metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara

berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda

juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak

berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan

industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya

tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

 

2.6 Tujuan

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:

mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis atau

mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi

lingkungan hidup.

 

2.7  Metoda Pembuangan

1. Penimbunan darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk

membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan

ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau

lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola

dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah.

13 | P a g e

Page 14: Isi (Repaired)

Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik

akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau

sampah , menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Efek

samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat

berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan

gunung sampah)

Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.Pembakaran/pengkremasian

Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi biasa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.

Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bisa dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.

Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.[[Sampah menjadi energi (waste-to-energy)|Sampah menjadi energi atau energi dari sampah adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bagedi sekitar kota Bandung.

14 | P a g e

Page 15: Isi (Repaired)

2. Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk

digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang ,

pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil

kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode

baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan

dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang

dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari

sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus),

atau dari sampah yang sudah tercampur.

Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng

baja makanan/minuman, Botol HDPEdan PET, botol kaca , kertas karton, koran,

majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di

daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih

susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis

bahannya.

3. Pengolahan biologis

Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa

diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan

istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk

dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan

adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah

organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di

kantong khusus untuk di komposkan.

 

15 | P a g e

Page 16: Isi (Repaired)

4. Pemulihan energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan

cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara

mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan

panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau

memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk

menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua

bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu

tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah

tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi

produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk

menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya

bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur

plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung

menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini

kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

5. Metode penghindaran dan pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat

sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode

pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang

yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali

(seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk

menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan

mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang

sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

16 | P a g e

Page 17: Isi (Repaired)

2.8 Konsep Pengelolaan Sampah

Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam

penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum,

banyak-konsep yang digunakan adalah:

Diagram dari hirarki limbah.

Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi

sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang

mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari

segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari

sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk

mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk

menghasilkan jumlah minimum limbah.

Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah / Extended Producer

Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk

mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk

mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke

dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan

untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan

diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan /

atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka

berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.

prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana

pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan

dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah

untuk membayar sesuai dari pembuangan

 

17 | P a g e

Page 18: Isi (Repaired)

2.9 Pendidikan Dan Kesadaran

Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah. 

2.10 Pengaruh pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan lingkungan

Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat

maupun lingkungan dari daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif

dan ada yang juga negative

1. Pengaruh yang Baik

Penelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif

terhadap masyarakat dan lingkungannya, seperti berikut:

1) Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa

dan dataran rendah.

2) Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

3) Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses

pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pangaruh

buruk sampah tersebut pada ternak.

4) Pengelolaan sampah dapat menyebabkan berkurangnya tempat untuk

berkembang biak serangga atau binatang pengerat.

5) Menurut insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan

sampah.

18 | P a g e

Page 19: Isi (Repaired)

6) Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup

masyarakat.

7) Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya

masyarakat.

8) Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana

kesehatan suatu Negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk

keperluan lain.

2. Pengaruh Negatif

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh

negative bagi kesehatan lingkungan, maupun bagi kehiduoan sosial ekonomi

dan budaya masyarakat, seperti berikut:

a. Pengaruh terhadap kesehatan

1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah

sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat atau

tikus

2. Insidensi penyakit demam bardarah dengue akan meningkat karena

vektor pentakit hidup dan berkembang biak dalam sampah kaleng

ataupun ban bekas yang berisi air hujan.

3. Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan,

misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca, dan sebainya.

4. Gangguan psikosomatis, misalnya sesak nafas, insomnia, stres, dan

lain-lain.

b. Pengaruh terhadap lingkungan

1. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap di pandang mata.

2. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan

menghasilkan gas-gas tertentu yang akan menimbulkan bau busuk.

3. Pembakaran sampah sdapat menimbulkan pencemaran udara dan

bahaya kebakaran yang lebih luas.

4. Pembuangan sampah kedalam saluran pembuangan air akan

menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air menjadi dangkal.

19 | P a g e

Page 20: Isi (Repaired)

5. Apabila musim hujan datang, sampah akan menumpuk dapat

menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber

air permukaan atau sumur dangkal.

6. Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat,

seperti jalan, jembatan, dan saluran air.

c. Terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat

1. Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan

sosial budaya masyarakat setempat.

2. Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan

minat dan hasrat orang lain ( turis ) untuk datang berkunjung

kedaerah tersebut.

3. Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk

setempat dan pihak pengelola ( mis.,kasus TPA Bantargebang,

Bekasi ).

4. Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hak kerja

sehingga produktivitas masyarakat menurun.

5. Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang

besar sehingga dana untuk sektor lain berkurang.

6. Penurunan pemasukan daerah ( devisa ) akibat penurunan jumlah

wisatawan yang diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat

setempat.

7. Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi

menurun dan tidak memiliki nilai ekonomis.

8. Penumpukan sampah dipinggir jalan menyebabkan kemacetan

lalulintas yang dapat menghambat kegiatan transportasi barang dan

jasa.

20 | P a g e

Page 21: Isi (Repaired)

BAB III

HASIL PRAKTIK KLINIK

3.1 Gambaran Umum Puskesmas Nanbalimo

3.1.1 Kondisi Geografi

Peta Wilayah :

21 | P a g e

Page 22: Isi (Repaired)

Puskesmas Nan Balimo Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok mulai

beroperasional pada bulan april 2008. Puskesmas Nan Balimo mempunyai dua

Kelurahan yaitu Kelurahan Nan Balimo dengan luas wilayah 759 Ha dan Kelurahan

Laing dengan luas wilayah 815 Ha. Puskesmas Nan Balimo merupakan puskesmas

non perawatan atau puskesmas rawat jalan.

Puskesmas Nan Balimo terletak di Kecamatan Tanjung Harapan dengan batas –

batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aripan Kabupaten Solok

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel PPA dan Kampung Jawa

Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan tanjung paku

Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung jawa

22 | P a g e

Page 23: Isi (Repaired)

Jarak antara Puskesmas Nan Balimo dengan Ibukota Propinsi Sumatera

Barat 67 km, dengan Luas wilayah kerja 1474 Ha yang terbagi atas 2 (dua)

kelurahan, yaitu :

Kelurahan Nan Balimo

Kelurahan Laing

3.1.2 Kondisi Demografi

Berdasarkan data statistik tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Nan Balimo sebanyak 8191 jiwa, dimana menurut kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Nan Balimo, jumlah penduduk sebanyak 7080 jiwa

2. Kelurahan Laing, jumlah penduduk sebanyak 1111 jiwa

Mata pencarian penduduk di Kelurahan Nan Balimo dan Kelurahan Laing pada

umumnya bekerja di sektor perdagangan dan sektor pertanian.

3.1.3 Visi Dan Misi

Visi

“Terwujudnya masyarakat Nan Balimo dan laing mandiri untuk hidup

sehat”

Misi

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk ber-PHBS

Meningkatkan kemitraan dengan stake holder bidang kesehatan

Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan

Meningkatkan sumber daya manusia kesehatan

Memantapkan manajemen Puskesmas dan sistim informasi

Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja

Memelihara dan meningkatkan UKP dan UKM serta kesehatan

lingkungan

3.1.4 Sarana Dan Prasarana Kesehatan

1. Gedung Puskesmas

1 buah gedung puskesmas yang terletak di Kelurahan Nan Balimo Kota

Solok

2. Puskesmas Pembantu

Pustu Gelanggang Betung

23 | P a g e

Page 24: Isi (Repaired)

Pustu Tembok

Pustu Laing Taluk

Pustu Laing Pasir

3. Pos Kesehatan Kelurahan

Poskeskel Nan Balimo

Poskeskel Laing

4. Sarana Transportasi

Kendaraan Dinas Roda 4 : 1 Unit

Kendaraan Dinas Roda 2 : 13 Unit

Data Sarana Dan Prasarana Kesehatan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo

Tahun 2015

No Jenis Sarana Jumlah

1. Puskesmas Induk 1 Unit

2. Puskesmas Pembantu 4 Unit

3. Poskeskel 2 Unit

4. Posyandu Balita 9 Unit

5. Posyandu Lansia 4 Unit

6. Kendaraan Dinas Roda 4 1 Unit

7. Kendaraan Dinas Roda 2 13 Unit

3.1.5 Ketenagaan Puskesmas

Tenaga yang ada di Puskesmas Nan Balimo Tahun 2015, yaitu :

No Jenis Tenaga Jumlah Ket

1 Dokter Umum 2

2 Dokter Gigi 1

3 Kesehatan Masyarakat 4 1 Kepala Pusk, 1 TU

4 Tenaga Perawat 10 1 Sukarela

5 Tenaga Bidan 12 1 sukarela

6 Tenaga Sanitarian 1

24 | P a g e

Page 25: Isi (Repaired)

7 Tenaga Gizi 3

8 Perawat Gigi 1

9 Tenaga Apotik/gudang obat 3

10 Tenaga Analis 1

11 Tenaga Refraksi Optisi 0

12 Tenaga RM 1

13 Tenaga Elektromedik 0

14 Tenaga Umum 0

15 Tenaga Supir 1

16 Penjaga Malam 1

17 Tenaga Kebersihan 1

Total 40

3.2 Gambaran Umum Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

Nan Balimo

3.2.1 Upaya Kesehatan Wajib

3.2.1.1 Promosi kesehatan

A. Kegiatan yang dilakukan :

Penyuluhan ke Sekolah

Penyuluhan di Posyandu

Penyuluhan Keliling

Pembinaan Kelurahan model PHBS KTR

Pelaksanaan kegiatan Kelurahan Siaga

B. Hasil Kegiatan :

25 | P a g e

Page 26: Isi (Repaired)

No KegiatanPencapaian

(%)Target (%)

1. Penyuluhan Keliling 8x

2. Penyuluhan Ke Posyandu 100x

3. Pembinaan Kelurahan Siaga 2x

4. Penyuluhan ke Sekolah 10x

5. Kelurahan Siaga 100x

3.2.1.2 Kesehatan Lingkungan

A. Kegiatan yang dilakukan :

inspeksi sanitasi dasar

rumah sehat

pemeriksaan TTU-TPM

STBM (

Pengelolaan sampah RT

Pembinaan dan Pengawasan kwalitas air

Penyuluhan Hygiene sanitasi ke sekolah

Penyuluhan kawasan sehatHasil Kegiatan

B. Hasil Kegiatan :

No KegiatanPencapaian

%Target %

Akses air bersih * 90,8 92

Jamban keluarga * 70,5 90

Pembuangan limbah 85,13 75

Pengelolaan sampah 84,9 95

Rumah sehat 87,12 80

TTU 89,4 75

TPM 82,5 65

26 | P a g e

Page 27: Isi (Repaired)

3.2.1.3 Kesehatan Ibu dan Anak serta KB

A. Kegiatan yang dilakukan :

a. Program Kesehatan Ibu

Kelas Ibu Hamil

Pelayanan ANC

Kunjungan Bumil Resti

Kunjungan Nifas

Pemantauan Stiker P4K/ANC

Berkwalitas

otopsi verbal,dll

b. Program Kesehatan Anak

DDTK

Kelas Ibu Balita

c. Program Keluarga Berencana

pelayanan dan konseling

penanganan komplikasi ringan

A. Hasil Kegiatan

a. Program Kesehatan Ibu

No KegiatanPencapaian

(%)

Target

(%)

1 K1 Sasaran 187 107,5 100

2 K4 Sasaran 187 96 95

3 Persalinan oleh Nakes sasaran 179 93,3 90

4 Persalinan komplikasi Obstetri 100 80

5 Kunjungan Nifas 82,7 90

6 Deteksi resti ibu hamil o Nakes 15 20

7 Deteksi Resti ibu Hamil o Masy 0 10

8 Kematian Ibu hamil/bersalin/nifas 0 0

27 | P a g e

Page 28: Isi (Repaired)

b. Program Kesehatan Anak

N

o

Progra

mKegiatan sasaran

Pencapaian

(%)Target (%)

(Anak) Jumlah KN1 170 88,23 90

Jumlah KN Lengkap

sasaran 170170 82,7 90

DDTK 2x/tahun 659 82,9 90

Jumlah neonatus

komplikasi yg

ditangani

0 26,6 80

(Bayi) Pelayanan Bayi

DDTK 4x/th 170 90,5 90

Yankes anak balita 170 84,6 85

Jlh kematian

neonatus0 4 -

Jlh kematian bayi 0 1 -

Jlh Kematian Balita 0 0 -

c. Program Keluarga Berencana

NoKeluraha

n

Jml

PUS

Peserta KB

BaruPeserta KB Aktif DROP OUT

Kumulatif Kumulatif Kumulatif

Jml % Jml % Jml %

1Nan

Balimo1250 108 8,64 908 72,6 83 6,64

28 | P a g e

Page 29: Isi (Repaired)

2 laing 174 41 23,6 133 76,4 23 13,2

Total 1424 149 16,12 1041 74,5 106 16,5

3.2.1.4 Perbaikan Gizi Masyarakat

A. Kegiatan yang dilakukan :

Penimbangan Masal & Pembr Vit A (bln Feb & Agst)

pengukuran Status Gizi Murid TK/PAUD

pengukuran Status Gizi Siswa SD, SLTP & SLTA

Pemberian PMT Pemulihan

Kelas gizi

Survey GAKY tingkat rumah tangga.

Kegiatan rutin seperti :

pemberian vit A

pemberian tablet Fe

GERNASDARZI

B. Hasil Kegiatan

No KegiatanPencapaian

(%)Target (%)

D/S Balita 65,7 69

N/D’ Balita 89.4 87

BGM/D Balita 0,9 3

Pendistribusian Vit A 98 85

Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 96 95

Bayi usia 0-6 bulan mendapat asi

ekslusif90.9 80

Balita gizi buruk mendapat perawatan - -

Cakupan rumah tangga yg konsumsi 100 90

29 | P a g e

Page 30: Isi (Repaired)

beryodium

3.2.1.5 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

A. Kegiatan yang dilakukan :

a. Prog. P2P

Sosialisasi P2P dan Surveilans

Pemeriksaan kontak TB

Penyegaran Kader TB

Penyuluhan HIV – AIDS,IMS & TB untuk pemuda dan Lapas

Survey Epidemiologi

PTM

Posbindu

b. Kusta

penemuan dan penanganan kasus

c. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TBC

a. Pelacakan Kasus Kontak

b. PMO TB

c. TB mangkir

d. Penyaringan saspec

e. Pencegahan dan Pemberantasan DBD

Sosialisasi DBD

Pemantauan Jentik

PE

f. Penemuan dan Penanggulangan Pneumonia

penemuan dan penanganan kasus

g. Penemuan dan Penanganan Kasus Rabies :

Pelacakan Kasus

h. Program Imunisasi

Pelayanan Imunisasi

BIAS

TT WUS

30 | P a g e

Page 31: Isi (Repaired)

Sweeping

Pelacakan KIPI

B. Hasil Kegiatan

1. Prog. P2P

No KegiatanPencapaian

%Target %

Penemuan kasus BTA

(+) *38 70

Angka Bebas

Jentik(ABJ)77,43 92

Penemuan kasus

Pneumoni *18 org -

Pengobatan Diare 100 100

Penanganan kasus DBD 100 100

Penemuan kasus Kusta - -

Rabies : Kasus Gigitan 19 org -

Pemberian VAR/SAR 9 -

IVA : diperiksa 63 org 237 org

hasil (+) 2 org -

Pemakaian Zink pada

diare pada anak balita100 100

2. Program Imunisasi

No Kegiatan Pencapaian Target

31 | P a g e

Page 32: Isi (Repaired)

% %

Imunisasi lengkap 91.2 90

HB 0 92.4 85

BCG 95.3 95

Polio 1 96.5 95

DPT HB 1 101.2 95

DPT HB 3 95.9 90

Polio 4 98.2 90

Campak 91.2 90

BIAS Campak 96.3 95

BIAS DT/TT 93.9 95

TT WUS SMU 91.1 85

TT WUS

POSYANDU82.9 85

3.2.2 Program Pengembangan (Inovasi)

3.2..2.1 Kegiatan

1. UKS

Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA

Pembinaan Sekolah Sehat

Pelatihan Dokter Kecil/Kader Kesehatan

2. Perkesmas

asuhan keperawatan pada keluarga

kunjungan rumah KK Resti

3. Kesehatan Jiwa

penemuan dini dan penanganan kasus jiwa

rujukan kasus jiwa

32 | P a g e

Page 33: Isi (Repaired)

4. Kesehatan Mata

penemuan dan penangan kasus

rujukan

5. Kesehatan Lansia

pelayanan di dalam dan luar gedung

pembinaan kelompok Lansia

senam lansia

Penyuluhan Kesehatan Lansia

Deteksi Dini Kesehatan Lansia

6. PKPR (Pelayanan Kes Peduli Remaja)

pelatihan kader PKPR

Penyuluhan & konsultasi ke sekolah

konsultasi bagi remaja

7. Kesehatan Gigi & Mulut

Dalam Gedung :

Pelayanan kedaruratan Gigi

Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar

Pelayanan medik gigi dasar

Luar Gedung

UKGS

UKGM

3.2.2.1 Hasil Kegiatan

1. UKS

No Kegiatan Pencapaian % Target %

Skrining : SD * - 100

SMP/SMU - 100

Pelatihan Dokter Kecil - 100

Pembinaan sekolah sehat 4 sekolah

33 | P a g e

Page 34: Isi (Repaired)

2. Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia, Perkesmas, PKPR (Pelayanan Kes

Peduli Remaja)

N

o

Program Kegiatan Pencapaian

%

Target

%

JIWA Cakupan Pelayanan 32 orang -

LANSIA Pelayanan dalam

dan luar gedung

81.49 73

PERKESM

AS

Jumlah KK yg

dibina

125 59

PKPR Pelayanan dalam

dan luar gedung

88,07 82

3.3 Fokus Kajian Program

3.3.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi dan

wawancara dengan penanggung jawab program di puskesmas nan balimo. Terdapat 5

upaya kesehatan masyarakat essensial yang dijalankan, yaitu promosi kesehatan,

kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, perbaikan gizi

masyarakat, serta pencegahan dan pengendalian penyakit. Identifikasi masalah

dilakukan pada masing – masing program wajib di puskesmas nan balimo. Pada

program essensial tersebut masih dapat k esenjangan antara target dan pencapain.

Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih 3 masalah

yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas Urgens, seriousness, growth

(USG). Penilaian tiga masalah prioritas tersebut ditentukan berdasarkan data laporan

tahunan puskesmas. Permasalahan ini tidak dilihat dari kesenjanagan antara target dan

pencapian, tetapi dilihat dari urgensi, seriousness, growth.

Uraian tiga permasalahan kesehatan yang dipilih tersebut, yaitu :

1. Rendahnya capaian kegiatan pengelolaan sampah

34 | P a g e

Page 35: Isi (Repaired)

Target pengelolaan sampah memenuhi syarat adalah 95% , tetapi hanya tercapai

84.95% pengelolaan sampah.

2. Rendahnya capaian akses sarana air bersih

target jumlah jiwa yang menggunakan air bersih adalah sebanyak 8682. di

Puskesmas Nan Balimo hanya ditemukan sebanyak 90,8% yang seharusnya

mencapai target 92%.

3. Rendahnya capaian akses jamban pada program kesehatan lingkungan di

Puskesmas Nan Balimo.

Target akses jamban pada program kesehatan lingkungan adalah 90% dimana di

wilayah kerja puskesmas Nan Balimo pencapaian 70,5% di bawah target.

3.3.2. Penetapan Prioritas Masalah

Setelah dilakukan analisis, masalah tersebut dikelompokkan dalam 3 masalah utama yaitu :

1. Rendahnya pengetahuan pengelolaan sampah yang di periksa dan memenuhi

syarat dari target yang seharusnya 95%.

2. Di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo di dapatkan 90,8% yang menggunakan

sarana air bersih dari taget pencapaian yang seharusnya 92%

3. Rendahnya pencapaian akses jamban dari target yang dicapai yaitu 90%.

Beberapa masalah yang ditemukan di Puskesmas Nan Balimo harus ditentukan prioritas

masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas.

Upaya yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah tersebut adalah

menggunakan teknik skoring sebagai berikut :

35 | P a g e

Page 36: Isi (Repaired)

1. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)

Nilai 1 : tidak penting

Nilai 2 : kurang penting

Nilai 3 : cukup penting

Nilai 4 : penting

Nilai 5 : sangat penting

2. Seriusnes ( tingkat keseriusan)

Nilai 1 : tidak penting

Nilai 2 : kurang penting

Nilai 3 : cukup penting

Nilai 4 : penting

Nilai 5 : sangat penting

3. Growth ( tingkat perkembangan)

Nilai 1 : tidak penting

Nilai 2 : kurang penting

Nilai 3 : cukup penting

Nilai 4 : penting

Nilai 5 : sangat penting

Tabel . Nilai Skoring berdasarkan USG

Masalah U S G P Prioritas

Rendahnya pengetahuan tentang pengelolaan

5 5 4 100 I

36 | P a g e

Page 37: Isi (Repaired)

sampah yang memenuhi syarat

Rendahnya penggunaan air bersih

5 5 3 75 II

Rendahnya akses pencapaian jamban

4 3 4 48 III

Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa

( Fishbone) Cakupan Ibu Hamil Dengan Komplikasi Yang Di Tangani

37 | P a g e

Metode Man

Page 38: Isi (Repaired)

Kurangnya tenaga kerja Kurangnya pengetahuan yang memadai

Kurangnya kepedulian Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan

dana dari pemerintah

tidak mencukupi fasilitas & pemanfaatan fasilitas

kurang maksimal

kurangnya dukungan dari

keluarga dan masyarakat

3.3.3. Analisis Sebab AkibatBerdasarkan skala prioritas pada Tabel 3.1 penulis menganggap perlunya upaya

pengelolaan sampah di kelurahan nan balimo dan laing . Hal ini disebabkan kurangnya

pengetahuan masyarakat dan kurangnya edukasi tentang pengelolaan sampah dengan

pencapain 84,9% kurang dari 95% target yang harus dicapai.

38 | P a g e

Rendahnya pencapaian

target pengelolaan sampah

sebanyak 84,9% dari target

95%

Sarana LingkunganMoney

Page 39: Isi (Repaired)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pimpinan puskesmas serta

pemegang program kesehatan lingkungan diperoleh permasalahan sebagai berikut:

NO Variabel Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah

Faktor Penyebab

Penyebab Masalah

1 Manusia Masih kurangnya pengetahuan

masyarakat dalam pengelolaan

sampah.

Kurangnya kepedulian

masyarakat terhadap

pengelolaan sampah.

Masyarakat masih menganggap

sampah sebagai barang yang

tidak berguna, padahal ada nilai

ekonomis dari sampah yang

telah diolah dengan baik.

Dilakukan penyuluhan

mengenai pengelolaan

sampah.

Dilakukan pemicuan

mengenai pentingnya

dampak sampah dan

pentingnya pengelolaan

sampah.

Dengan melakukan

2 Metode Kurangnya tenaga kerja

untuk kesehatan lingkungan.

Kurangnya sosialisasi atau

penyuluhan tentang pengelolaan

sampah

Menambahkan jumlah tenaga kerja

Melakukan penyuluhan dan memberi pengajaran cara mengelola sampah menjadi hal hal yang berguna.

3 Sarana Tidak adanya fasilitas yang

memadai

Membantu masyarakat untuk

membuat tempat

penampungan sampah

organik dan non organik

4 Lingkungan Kurngnya dukungan keluarga

dan masyarakat tentang

Memberikan penyuluhan tentang dampak BAB di sungai

39 | P a g e

Page 40: Isi (Repaired)

pengelolaan sampah

5 Dana Kurangnya biaya untuk petugas kesling

Memaksimalkan penggunaan sumber dana puskesmas yang ada

3.3.4 Plan Of Action

1. Manusia

Rendahnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang pengelolaan

sampah dengan maksimal sehingga sampah memeiliki nilai ekonomis.

Kegiatan : memberikan motivasi dan penyuluhan tentang cara mengelola

sampah yang tidak berguna menjadi sesuatu yang bernilai

ekonomis.

Sasaran : masyarakat (baik oarang tua, remaja hingga anak- anak) di

kelurahan Nam Balimo dan Laing

Waktu : 1x sebulan

Lokasi : Puskesmas

Pelaksana : Dokter, petugas puskesmas dan kader.

Target : - peningkatan pengetahuan masyarakat tentang

pengelolaan sampah

Pelaksanaan : penyuluhan secara masal dan personal

2. Metode

a. Tidak ada kader khusus untuk promosi kesehatan lingkungan.

Rencana : pemicuan yang dilakukan berdasarkan pengetahuan dan kemauan warga

tersebut untuk membantu dirinya sendiri dan warga lainnya

mengaplikasikan cara pengelolaan sampah yang baik dan benar.

Sasaran : Warga masyarakat

Lokasi : Balai Pertemuan Warga

Pelaksana : Dokter puskesmas,

40 | P a g e

Page 41: Isi (Repaired)

Target : banyak kader yang dapat memantau perkembangan masyarakat dalam

pengelolaan sampah.

Pelaksanaan : Merekrut kader baru dan memberikan pelatihan kader baru

b. kurangnya sosialisasi dan peyuluhan pengelolaan sampah.

Rencana : melakukan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat dalam

pengelollan sampah.

Sasaran : Warga masyarakat

Lokasi : Balai Pertemuan Warga

Waktu : 1x sebulan

Pelaksana : Dokter puskesmas,

Target : peningkatan pengetahuan masyarakat

Pelaksanaan : penyuluhan secara personal dan massal

4. Lingkungan

Kurangnya dukungan dan partisipasi dari keluarga

Pelaksana : petugas program kesling dan petugas promosi kesehatan.

Sasaran : masyarakat

Target : meningkatkan kepedulian dan pengetahuan masyarakat tentang

pengelolalan sampah

Tempat : Balai pertemuan warga

Pelaksanaan : Penyuluhan personal dan penyebaran pemflet sewaktu

penyuluhan tentang pengelolaan sampah.

5. Material

kurangnya pemanfaatan media informasi

Pelaksana : Masyarakat, petugas puskesmas, dokter puskesmas.

Sasaran : Masyarakat yang tidak mengetahui tentang pemanfaatan sampah dan

mengelola sampah

Target : Tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan

dapat mengelola sampah menjadi sesuatu yang bernilai

Tempat : Wilayah Kelurahan Nan Balimo dan Laing

Penatalaksanaan : Penyuluhan massal

41 | P a g e

Page 42: Isi (Repaired)

Plan of action (POA)

no Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Volume kegiatan

pelaksanaan

1 Penyuluhan tentang

pengelolaan sampah

Agar masyarakat

dapat mengelolaa

sampah dengan baik

Masyarakat di

kelurahan nanbalimo dan Laing

Puskesmas dan

kelurahan

1x sebulan Dokter, petugas kesling

2 Membagikan leaflet tentang pengelolaan

sampah

Agar meningkatka

n minat masyarakat

dalam pengelolaan

sampah

masyarakat puskesmas 1x sebulan Dokter dan petugas kesling

3 Memberikan pengayaan tentang

keterampilan pengelolaan

sampah menjadi hal yang bernilai

Untuk meningkatka

n keterampilan

dan meyadarkan masyarakat

bahwa sampah

memiliki nilai

masyarakat Puskesmas atau

kelurahan

1x sebulan Petugas kesling, petugas kelurahan

BAB IV

PENUTUP

42 | P a g e

Page 43: Isi (Repaired)

4.1. Kesimpulan

Pengelolaan sampah di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo masih rendah.

Rendahnya pengetahuan dan kepedulian ini disebabkan karena:

- Faktor lingkungan: partisipasi masyarakat terhadap pemasalahan sampah masih

rendah.

- Faktor manusia: buang sampah sembarangan dan pengelolaan sampah yang

tidak benar.

- Faktor material: tidak fasilitas pembuangan sampah, petugas sampah dan

Metode : Belum adanya kemauan masyarakat dalam mengolah sampah

perilaku : Kurangnyaada tenaga kerja untuk promosi kesehatan

terutama untuk pengelolaan sampah dan dampak jika

membuang sampah sembarangan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan sampah antara

lain:

Dilakukan penyuluhan dan pemicuan mengenai pengelolaan sampah

Melakukan pemberdayaan keterampilan dalam pengolahan sampah yang

dapat benilai ekonomis.

4.2 Saran

1. Masyarakat

43 | P a g e

Page 44: Isi (Repaired)

Masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran pentingnya kebersihan

lingkungan dari sampah sehingga masyrakat hidup sehat serta dapat mengubah

perilaku membuang sampah sembarangan, sehingga dapat menurunkan faktor

risiko terjadinya penyakit berbasis lingkungan.

2. Pembina wilayah

Diharapkan pembina wilayah lebih meningkatkan pengawasan terhadap

lingkungan bebas dari sampah dengan adanya pemberdayaan masyarakat

tentang pengelolan sampah.

3. Camat dan Lurah

Camat dan lurah diharapkan lebih ikut serta menggerakkan masyarakat untuk

menggelola sampah dan fasilitas untuk pembuangan sampah.

4. Puskesmas

Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan terutama di bidang kesehatan

lingkungan, promosi kesehatan dan program lainnya serta memberi reward

kepada pemegang program yang berhasil menjalankan tugas dengan baik.

Menambah jumlah tugas kesling untuk melakukan promosi kesehatan dan

pengawasan mengenai pengelolaan sampah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Profil kesehatan nan balimo solok. 2015

44 | P a g e

Page 45: Isi (Repaired)

2. Puskesmas Nan Balimo. Laporan tahunan puskesmas Nan Balimo. 2014.

3. Azwar A. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber

Widya; 1995.

4. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: PT.

Rineka Cipta; 2003.

5. Apriadji, Wied Harry.2005. Memproses Sampah.Jakarta :

Penebar Swadaya

6. Departemen Pekerjaan Umum. 1993. Pengolahan Sampah. Bandung : Departemen

Pekerjaan Umum

7. Dewi, Trias Qurnia.2008.Penanganan dan Pengolahan Sampah.Jakarta : Penebar

Swadaya

8. Sarudji, Didik.1985.Pengelolaan Sampah. Surabaya : APK ,Surabaya.

9. Sudarso.1985.Pembuangan Sampah. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

45 | P a g e