Author
vanphuc
View
228
Download
0
Embed Size (px)
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG Aquilaria microcarpa DAN UJI
AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTIKANKER
SKRIPSI
OKKY PUTRI RAHAYU
PROGRAM STUDI S-1 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
iv
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam
lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi
kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan
sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah.
Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik dari Kulit Batang Aquilaria microcarpa dan Uji Aktivitasnya sebagai Antikanker. Naskah skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini terutama kepada yang terhormat:
1. Dr. Mulyadi Tanjung, M,S sebagai Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan dorongan berupa kritik dan saran untuk perbaikan naskah skripsi juga semua bantuannya selama penelitian.
2. Dr. Alfinda Novi Kristanti, DEA sebagai Pembimbing II, sekaligus dosen wali, yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan naskah skripsi, dan juga motivasinya selama penelitian.
3. Dr. Purkan, M.Si sebagai Ketua Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, atas dorongan dan motivasinya.
4. Bapak Tamso dan Ibu Sri Mundari, kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan doa dan motivasi demi kelancaran penulisan skripsi ini.
5. Ira Esti Rahayu, Ibnu Basuki, Friska Dwi Rahayu, Warsito, Zidane Satria Danuarta, Nayaka Sandya Kesuma, Keane Nixon Athallah, Amelia Meika Putri, selaku keluarga terkasih yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya kepada penulis.
6. Tjitjik Srie Tjahjandarie, Ph.D, selaku dosen favorit sekaligus dosen penguji I, yang telah memberikan inspirasi, arahan dan masukan pada penulis.
7. Muhammad Zakki Fahmi, Ph.D sebagai dosen penguji II atas masukan dan arahannya pada penulis.
8. Ratih Dewi Saputri, S.Si,M.Si, yang turut membantu keberhasilan penelitian ini.
9. Rizky Ratu Balqis, Baharrani Dwi Kurnia, dan Erika Herdiana, selaku rekan berjuang selama penelitian.
10. Dini Oktavia, Dian Ningsih, Murobbiyatul Wathoniyyah dan Wahyu Sara Novita yang selalu menemani dan memberikan semangat pada penulis.
11. Syarfian Nur Asyisyah, Muafillah Shofah, Annisa Rachman dan Eva Agustina, teman satu kos yang tak lupa selalu memberikan motivasi pada penulis.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
vi
12. Seluruh staf pengajar departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga yang telah memberikan ilmunya.
13. Teman-teman Kimia Universitas Airlangga yang telah memberikan banyak inspirasi dan semangat dalam mencari segala informasi dan pengetahuan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
14. Teman-teman rekan satu kelompok dalam KKN-BBM Unair ke-52 yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas dukungannya selama ini pada penulis.
Penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari penguji serta pembaca akan sangat membantu dalam menyempurnakan skripsi ini.
Surabaya, 25 Juli 2016
Penulis, Okky Putri Rahayu
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
vii
Rahayu, O.P., 2016, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik dari Kulit Batang Aquilaria microcarpa dan Uji Aktivitasnya sebagai Antikanker. Skripsi ini di bawah bimbingan Dr.Mulyadi Tanjung, M.S dan Dr.Alfinda Novi Kristanti, DEA. Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
ABSTRAK
Aquilaria microcarpa merupakan salah satu spesies dari famili Thymelaeaceae. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan struktur senyawa fenolik dari kulit batang Aquilaria microcarpa serta menentukan aktivitas antikankernya. Ekstrasi kulit batang A. microcarpa dilakukan menggunakan pelarut n-heksana yang dilanjutkan dengan pelarut metanol. Kemudian fraksinasi dan pemurnian dilakukan menggunakan berbagai teknik kromatografi, meliputi kromatografi kolom tekan dan kromatografi radial hingga menghasilkan dua senyawa fenolik, yang diidentifikasi sebagai 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon dan 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon. Struktur kedua senyawa fenolik ditetapkan berdasarkan metode spektroskopi, meliputi UV,HR-ESI-MS,1D NMR (1H-NMR dan 13C-NMR), serta 2D NMR (HMQC dan HMBC). Uji aktivitas antikanker senyawa fenolik hasil isolasi ditentukan menggunakan metode microculture tetrazolium technique (MTT) terhadap sel kanker payudara T47D yang memperlihatkan nilai IC50 berturut-turut 2884,03 dan 2494,59 ppm. Nilai ini menunjukkan bahwa kedua senyawa tidak aktif sebagai antikanker. Kata kunci: Fenolik, kromon, flavon, Aquilaria microcarpa, antikanker
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
viii
Rahayu, O.P., 2016, Isolation and Identification of Phenolic Compounds from The Stem Bark of Aquilaria microcarpa and Their Anticancer Activity. This thesis is supervised by Dr.Mulyadi Tanjung, M.S and Dr.Alfinda Novi Kristanti, DEA. Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, Universitas Airlangga, Surabaya.
ABSTRACT
Aquilaria microcarpa is a species from Thymelaeaceae family. The objectives of this research are to determine the structure of phenolic compounds isolated from the stem bark of Aquilaria microcarpa and to determine anticancer activity of these isolated phenolic compounds against T47D breast cancer cells. Extraction of A. microcarpas stem bark was done using n-hexane and followed by methanol. Fractination and purification were carried out using various chromatographic techniques, including flash chromatography and radial chromatography, yielded two phenolic compounds, which were identified as 6-hidroxy-2-(2-phenylethyl)chromones and 7-hidroxy-5,3,4-trimethoxyflavones. The structure of both compounds was determined by spectroscopic methods, including UV, HR-ESI-MS, 1D NMR (1H-NMR and 13C-NMR), and 2D NMR (HMQC and HMBC). The anticancer activity test of both isolated compounds against T47D breast cancer cells by microculture tetrazolium technique (MTT) showed IC50 values were 2884,03 and 2494,59 ppm respectively. This result showed that these two compounds were categorized inactive as anticancer. Keywords: Phenolic, chromones, flavones, Aquilaria microcarpa, anticancer
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
ix
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya :
Nama : Okky Putri Rahayu
NIM : 081211532003
Program studi : S-1 Kimia
Fakultas : Sains dan Teknologi
Jenjang : Sarjana (S1)
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul : Isolasi dan Identifikasi Senyawa Fenolik dari Kulit
Batang Aquilaria microcarpa dan Uji Aktivitasnya sebagai Antikanker.
Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah diterapkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surabaya, 25 Juli 2016
Okky Putri Rahayu
NIM.081211532003
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
x
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR JUDUL....................................................................... .................................... i LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... iii LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ................................................... iv KATA PENGANTAR..................................................................................... ............... v ABSTRAK .................................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................................. viii PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................... ix DAFTAR ISI..................................................................................... .............................. x DAFTAR TABEL ................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR.. ................................................. xiii DARTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4 2.1 Aquilaria microcarpa ........................................................................................... 5 2.2 Profil Fitokimia Aquilaria ................................................................................... 5 2.2.1 Senyawa kromon Aquilaria ......................................................................... 7 2.2.2 Senyawa flavonoid Aquilaria .................................................................... 10 2.3 Analisis Spektroskopi ........................................................................................ 12 2.4 Tinjauan Tentang Antikanker ............................................................................ 14 2.4.1 Penentuan aktivitas antikanker dengan metode MTT ............................... 16 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 19
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................ 19 3.2 Sampel dan Bahan Penelitian ............................................................................ 19
3.2.1 Sampel penelitian ...................................................................................... 19 3.2.2 Bahan penelitian ........................................................................................ 19
3.3 Peralatan Penelitian ........................................................................................... 20 3.4 Prosedur Kerja .................................................................................................. 21
3.4.1 Ekstraksi dan pemurnian senyawa fenolik ................................................ 21 3.4.2 Penentuan struktur molekul senyawa fenolik hasil isolasi ........................ 22 3.4.3 Penentuan aktivitas antikanker senyawa fenolik...................... ................. 24
3.5 Diagram Alir Penelitian ................................................................................... 25
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 26 4.1 Ekstraksi dan Pemurnian Senyawa Fenolik ...................................................... 26 4.2 Penentuan Struktur Molekul Senyawa Fenolik Hasil Isolasi ............................ 29
4.2.1 Senyawa 1 ................................................................................................. 29 4.2.2 Senyawa 2 ................................................................................................. 35
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
xi
4.3 Penentuan Aktivitas Antikanker Senyawa Hasil Isolasi ................................... 42 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 46
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 46 5.2 Saran ................................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 48 LAMPIRAN
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman 2.1 Distribusi senyawa metabolit sekunder Aquilaria 6 2.2 Distribusi senyawa 2-(2-feniletil)kromon tumbuhan Aquilaria 37 2.3 Senyawa flavonoid Aquilaria 11 4.1 Hasil analisis spektrum HMQC senyawa 1 hasil isolasi 32 4.2 Data spektrum NMR senyawa 6-hidroksi-2-(2-feniletilkromon) hasil Isolasi dalam aseton 34 4.3 Perbandingan data NMR 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon hasil isolasi dan 6- hidroksi-2-(2-feniletil)kromon pada literature 35 4.4 Hasil analisis spektrum HMQC senyawa 2 hasil isolasi. 38 4.5 Data spektrum NMR 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon dalam CDCl3 42
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman 2.1 Tumbuhan Aquilaria microcarpa 5 2.2 Kerangka struktur senyawa 2-(2-feniletil)kromon pada Aquilaria 9 2.3 Struktur senyawa tetrahidrokromon dan epoksikromon Aquilaria 10 2.4 Struktur senyawa flavon Aquilaria 11 2.5 Struktur senyawa glikosida flavon Aquilaria 12 2.6 Struktur 5,7-dihidroksi-3-metoksi flavon 13 2.7 Persamaan reaksi reduksi garam MTT menjadi kristal formazan oleh
enzim suksinat dehidrogenase 17 3.1 Diagram alir penelitian 25 4.1 Analisis KLT dari hasil kromatografi kolom tekan 27 4.2 Hasil uji kemurnian senyawa 1 menggunakan KLT 29 4.3 Hasil uji kemurnian senyawa 2 menggunakan KLT 29 4.4 Kemungkinan struktur senyawa 1 hasil isolasi 31 4.5 Korelasi sinyal proton H-3 dengan sinyal karbon C-2, C-4a dan C-8 33 4.6 Korelasi sinyal proton H-5 dan H-8 dengan sinyal karbon C-4a, C-6, C-7 dan C-8a 34 4.7 Struktur flavon tersubtitusi C-5/C-7/C-3/C-4 37 4.8 Korelasi H-3 dengan sinyal karbon C-2, C-4, C-4a dan C-1 39 4.9 Korelasi sunyal proton H-2, H-5, H-6, 3-OCH3 dan 4-OCH3 dengan sinyal-sinyal atom karbon di cincin B 40 4.10 Korelasi sunyal proton H-6, H-8, 5-OCH3 dan 5-OCH3 dengan sinyal sinyal atom karbon di cincin A 41 4.11 Strukur kimia 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon hasil isolasi 41 4.12 Grafik aktifitas antikanker senyawa 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon 44 4.13 Grafik aktifitas antikanker senyawa 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon 45 4.14 Grafik aktifitas antikanker ekstrak etil asetat 45
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Lampiran
1 Hasil pengukuran spektrum UV senyawa 1 dalam metanol 2 Hasil pengukuran HR-ESI-MS senyawa 1 3 Hasil pengukuran spektrum 1H-NMR senyawa 1 4 Hasil pengukuran spektrum 13C-NMR senyawa 1 5 Hasil pengukuran HMQC senyawa 1 6 Hasil pengukuran HMBC senyawa 1 7 Hasil pengukuran spektrum UV senyawa 2 dalam metanol 8 Hasil pengukuran HR-ESI-MS senyawa senyawa 2 9 Hasil pengukuran spektrum 1H-NMR senyawa 2 10 Hasil pengukuran spektrum 13C-NMR senyawa 2 11 Hasil pengukuran HMQC senyawa 2 12 Hasil pengukuran HMBC senyawa 2 13 Data dan tabel hasil uji aktivitas antikanker 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon 14 Data dan tabel hasil uji antikanker 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon 15 Data dan tabel hasil uji aktivitas antikanker ekstrak etilasetat
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Aquilaria microcarpa merupakan salah satu spesies dari famili
Thymelaeaceae dan dikenal dengan nama gaharu. Tumbuhan ini hanya terdapat di
Asia Tenggara dan Asia Selatan (Gao, et al., 2014). Aquilaria merupakan salah
satu komoditas ekspor, karena Aquilaria menghasilkan bau harum sehingga
digunakan sebagai bahan pembuat parfum dalam industri kosmetika. Di Indonesia
Aquilaria ditemukan beberapa spesies, antara lain A. agallocha, A. crassna, A.
sinensis, A. beccariana, A. malaccensis, A. cumingiana, A. hirta, A. microcarpa,
dan A. filaria (Wiriadinata, 2009). Selain menghasilkan minyak atsiri, tumbuhan
ini digunakan dalam pengobatan tradisional seperti analgesik, antidiabetes,
antiinflamasi dan antikanker (Dong, et al.,2012; Feng, et al., 2011; Ibrahim, et al.,
2011; Li, et al., 2014; Zhou, et al., 2008). Kegunaan tumbuhan Aquilaria tentunya
berkaitan dengan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan.
Berdasarkan studi literatur, senyawa metabolit sekunder Aquilaria
golongan fenolik antara lain senyawa golongan flavonoid, kromon, benzofenon,
dan kumarin (Dai, et al., 2010; Feng, et al, 2011; Ishihara, et al., 1993; Yang, et
al., 2012; Qi, et al., 2009). Senyawa kromon dan seskuiterpen ditemukan dalam
A. agallocha, A. crassna, A. hirta, A. malaccensis dan A. sinensis, sedangkan
flavonoid dan benzofenon ditemukan dalam A. sinensis.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
2
Aquilaria microcarpa merupakan salah satu spesies yang belum pernah
diteliti kandungan senyawa metabolit sekundernya. Berdasarkan uji skrining
fitokimia, tumbuhan ini mengandung senyawa fenolik.
Berdasarkan studi literatur, Aquilaria juga diketahui memperlihatkan
aktivitas sebagai antikanker. Ekstrak Aquilaria malaccensis memperlihatkan
aktivitas antikanker terhadap sel usus HCT116 dengan IC50 4g/mL (Ibrahim, et
al., 2011), dan terhadap sel lymphocytic leukimia P-388 dengan hasil ED50 yaitu
0,35 g/mL (Gunasekera, et al., 1981). Senyawa 2-(2-feniletil)kromon yang
diisolasi dari Aquilaria sinensis menunjukkan aktivitas antikanker sebesar IC50
14,6 g/mL terhadap sel kanker lambung manusia SGC-7901 (Liu, et al., 2008).
Dari penelitian tersebut, dapat ditunjukkan bahwa senyawa metabolit sekunder
dalam Aquilaria memiliki potensi sebagai antikanker.
Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa fenolik
dalam kulit batang tumbuhan Aquilaria microcarpa dan menguji aktivitas
antikanker terhadap sel sel kanker payudara T47D. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi ekstraksi dengan pelarut n-heksana, yang dilanjutkan
dengan ektraksi dengan metanol. Fraksinasi dan pemurnian dilakukan dengan
menggunakan berbagai teknik kromatografi. Penentuan struktur molekul
ditetapkan berdasarkan cara-cara spektroskopi, meliputi spektroskopi ultraviolet
(UV), spektroskopi massa (MS) dan resonansi magnet inti (NMR). Senyawa
fenolik hasil isolasi yang sudah diketahui struktur molekulnya selanjutnya
dilakukan uji antikankernya menggunakan metode microculture tetrazolium
technique (MTT) secara in vitro.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
3
1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur senyawa fenolik hasil isolasi dari kulit batang
Aquilaria microcarpa ?
2. Bagaimana aktivitas antikanker dari senyawa fenolik hasil isolasi dari kulit
batang Aquilaria microcarpa?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Melakukan isolasi dan menentukan struktur senyawa fenolik hasil isolasi
dari kulit batang Aquilaria microcarpa.
2. Menentukan aktivitas antikanker dari senyawa fenolik hasil isolasi dari
kulit batang Aquilaria microcarpa
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap keragaman senyawa fenolik tumbuhan Aquilaria microcarpa dari aspek
fitokimia serta memberikan informasi bahwa senyawa fenolik tumbuhan
Aquilaria microcarpa memiliki aktivitas antikanker.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aquilaria microcarpa
Aquilaria merupakan salah satu genus dari famili Thymelaeaceae yang
tersebar di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Aquilaria menghasilkan senyawa
minyak atsiri dengan nilai ekonomi tinggi. Kualitas minyak atsiri dengan aroma
yang khas dan menghasilkan warna hitam pada batang dan kambiun. Bentuk
pertahanan diri terhadap serangan mikroba pada tumbuhan tersebut dikenal
dengan nama agarwood. Jenis kerangka senyawa minyak atsiri seperti eudesman,
guaiadien, dan spirovetiven merupakan ciri khas senyawa turunan seskuiterpen
dari Aquilaria (Gao, et al., 2014; Li, et al., 2015; Zhang, et al., 2012).
Aquilaria microcarpa merupakan salah satu spesies yang dapat ditemui di
Sumatera, Kalimantan dan Malaysia yang sampai saat ini belum ada kajian
fitokimianya. Tumbuhan ini termasuk dalam kategori dilindungi dengan status
kelangkaan yang rawan, mengingat eksploitasi yang berlebihan sehingga masuk
daftar terancam punah (Wiriadinata, 2009).
Aquilaria microcapa merupakan pohon dengan tinggi 40 m dengan
diameter batang 80 cm. Memiliki batang berkulit kelabu dan berserat panjang.
Daun berseling, elips, dengan panjang 4-10 cm dan lebar 1,5-5 cm, berbentuk
basal menyempit, ujung lancip, dengan urat daun lateral berjumlah 12-19 pasang
dan nampak jelas pada permukaan bawah daun. Perbungaan di ketiak atas daun,
memayung, dengan jumlah 6-11 bunga. Bunga berupa tabung, warna putih
kekuningan, dan panjangnya sekitar 5 mm, berbulu rapat. Buahnya bulat lonjong,
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
5
hijau licin dan berukuran sekitar 1-1,5 cm. Bijinya berjumlah 2 buah (Wiriadinata,
2009).
Berdasarkan taksonomi, tumbuhan Aquilaria microcarpa (Tarigan, 2004)
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Thymelaceae
Genus : Aquilaria
Spesies : Aquilaria microcarpa
Gambar-2.1. Tumbuhan Aquilaria microcarpa
2.2 Profil Fitokimia Aqularia
Berdasarkan studi literatur, senyawa metabolit sekunder yang terdapat
pada Aquilaria adalah senyawa seskuiterpen jenis eudesman, guaian, dan
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
6
spirovetiven yakni senyawa-senyawa yang merupakan komponen penyusun
minyak atsiri yang memberikan aroma pada resin gaharu (Gao, et al., 2014; Li, et
al., 2015; Ueda, et al., 2006; Zhang, et al., 2012). Selain seskuiterpen, tumbuhan
Aquilaria menghasilkan senyawa fenolik antara lain benzofenon, flavonoid,
kumarin, santon dan kromon (Dai, et al., 2010; Dong, et al., 2012; Peng, et al.,
2011; Sun, et al., 2014; Wu, et al., 2014; Yagura, et al., 2003; Yang, et al.,
2014). Senyawa kromon merupakan senyawa fenolik utama yang terdapat dalam
tumbuhan Aquilaria. Senyawa kromon Aquilaria mempunyai kerangka jenis 2-
(2-feniletil)kromon yang jarang ditemukan pada tumbuhan lain. Senyawa
flavonoid Aquilaria merupakan jenis flavon dan isoflavon dengan pola oksigenasi
C-5/7/4 dan C-5/7/3/4 (Dong, et al., 2012). Distribusi senyawa metabolit
sekunder tumbuhan Aquilaria dapat dilihat pada data Tabel-2.1.
Tabel-2.1. Distribusi senyawa metabolit sekunder Aquilaria.
Spesies Bagian tumbuhan
Asal Jenis kerangka
Pustaka
A. agallocha Batang, kulit batang
India, Jepang
Kromon, kumarin, seskuiterpen
Bhandari, et al.,1982; Ishihara, et al.,1993; 1992; 1991; Nakanishi, et al., 1986; 1981; Pant, et al.,1980; Ueda, et al.,2006; Yoneda, et al.,1984; Zhang, et al., 2004
A. crassna Batang Vietnam Kromon Yagura, et al., 2005
A. hirta Batang Malaysia Seskuiterpen Hassan, et al., 2011
A. malaccensis Batang, kulit batang
Indonesia, Thailand
Fenilpropanoid, kromon, seskuiterpen
Gunasakera, et al., 1982; Konishi, et al., 2002; Nakanishi, et al., 1984;
A. sinensis
Daun, batang, kulit batang
China Benzofenon, diterpen, kromon, lignan, flavonoid, santon, seskuiterpen
Alkhathlan, et al., 2005, Feng, et al., 2011. Dai, et al.,2010; Dong, et al.,2012; Li, et al., 2015, 2014; Liu, et al., 2008; Peng, et al.,2011; Sun, et al.,2014; Wu, et al.,2014; Yagura,
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
7
et al., 2003; Yang, et al., 2014, 2013, 2012a; 2012b, 2012c
2.2.1 Senyawa kromon Aquilaria
Kromon merupakan senyawa dalam kelompok senyawa poliketida dan
biosintesisnya berasal dari jalur asetat malonat melalui pembentukan rantai
karbon linier yakni poli--karboksilat atau yang disebut rantai poliasetil. Berbagai
variasi senyawa-senyawa turunan 2-(2-feniletil)kromon pada Aquilaria dapat
dilihat dalam Tabel-2.2.
Tabel-2.2. Distribusi senyawa 2-(2-feniletil) kromon tumbuhan Aquilaria
Senyawa Spesies Pustaka
6-Metoksi-2-(2-3'-hidroksi-4'-metoksifeniletil)kromon (1) A. sinensis Li, et al., 2014
5-Hidroksi-6-metoksi-2-(2-3'-hidroksi-4'-metoksifeniletil)kromon (2)
A. sinensis Li, et al., 2014
5-Hidroksi-6-metoksi-2-[2-(4-metoksifenil)etil]kromon (3) A. sinensis Li, et al., 2014
6-Metoksi-2-[2-(4-metoksifenil)etil]kromon (4)
A. sinensis Li, et al., 2014
6-Metoksi-2-[2-(3-metoksi-4-hidroksifenil)etil]kromon (5)
A. sinensis Li, et al., 2014
6-Metoksi-2-[2-(3-metoksifenil)etil]kromon (6)
A. sinensis Li, et al., 2014
2-(2-Feniletil)kromon (7) A. malaccensis Konishi, et al., 2002 7-Hidroksi-2-(2-feniletil)kromon (8) A. malaccensis Konishi, et al., 2002 6,8-Dihidroksi-2-(2-feniletil)kromon (9) A. malaccensis Konishi, et al., 2002
6-Hidroksi-2-(2-4'-hidroksifeniletil)kromon (10) A. malaccensis Konishi, et al., 2002
6-Hidroksi-2-(2-2'-hidroksifeniletil)kromon (11) A. malaccensis Konishi, et al., 2002
6-Hidroksi-7-metoksi-2-(2-feniletil)kromon (12) A. malaccensis Konishi, et al., 2002
6-Metoksi-2-(2-4'-hidroksi-3'-metoksifeniletil)kromon (13) A. malaccensis Konishi, et al., 2002
6-Hidroksi-7-metoksi-2-(2-3'- A. sinensis Yang, et al., 2012
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
8
hidroksi-4'-metoksifeniletil)kromon (14) 6,7-Dimetoksi-2-(2-3'-hidroksi-4'-metoksifeniletil)kromon (15) A. sinensis Yang, et al., 2012
7-Hidroksi-6-metoksi-2-(2-3'-hidroksi-4'-metoksifeniletil)kromon (16)
A. sinensis Yang, et al., 2012
6,7-Dimetoksi-2-(2-4'-hidroksi-3'-metoksifeniletil)kromon (17) A. sinensis Yang, et al., 2012
6,8-Dihidroksi-2-(2-3'-hidroksi-4'-metoksifeniletil)kromon (18) A. sinensis Yang, et al., 2012
6,7-Dihidroksi-2-(2-4'-metoksifeniletil)kromon (19) A. sinensis Yang, et al., 2012
6-Hidroksi-2-(2-4'-hidroksi-3'-metoksifeniletil)kromon (20) A. sinensis Yang, et al., 2012
5-Hidroksi-6-metoksi-2-(2-feniletil)kromon (21) A. sinensis Yagura, et al., 2003
8-Kloro-2-(2-feniletil)-5,6,7-trihidroksi-5,6,7,8-tetrahidrokromon (22)
A. sinensis Yagura, et al., 2003
6,7-Dihirdoksi-2-(2-feniletil)-5,6,7,8-tetrahidrokromon (23) A. sinensis Yagura, et al., 2003
7,8-Dimetoksi-2-(2-3'-asetoksifeniletil)kromon (24) A. sinensis
Alkhathlan, et al., 2005
6-Metoksi-2-(2-feniletil)kromon (25) A. sinensis
Alkhathlan, et al., 2005
(5S*,6R*,7S*)-5,6,7-Trihidroksi-2-(3-hidroksi-4-metoksifeniletil)-5,6,7,8-tetrahidro-4H-kromen-4-on (26)
A. sinensis Dai, et al., 2010
(5S*,6R*,7R*)-5,6,7-Trihidroksi-2-(3-hidroksi-4-metoksifeniletil)-5,6,7,8-tetrahidro-4H-kromen-4-on (27)
A. sinensis Dai, et al., 2010
6,7-Dimetoksi-2-[2-4-hidroksifenil)etil]kromon (28) A. sinensis Yang, et al., 2014
2-[2-Hidroksi-2-(4-metoksifenil)etil]kromon (29) A. Sinensis Yang, et al., 2014
2-(2-Hidroksi-2-4'-hidroksifeniletil)kromon (30) A. Sinensis Yang, et al., 2014
AH3 (31) A. Crassna Okudera, et al., 2009 AH4 (32) A. Crassna Okudera, et al., 2009 6-Metoksi-2-(2-3-metoksifeniletil)kromon/AH5 (33)
A. Crassna Okudera, et al., 2009
6,7-Dimetoksi-2-(2-feniletil)kromon/AH6 (34)
A. Crassna Okudera, et al., 2009
OAC-B (35) A. Crassna Okudera, et al., 2009 OAC-C (36) A. Crassna Okudera, et al., 2009 2-[2-(4-Metoksifenil)-etil]kromon A. agallocha Nakanishi, et al., 1986
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
9
(37) 6-Metoksi-2-[2-(4-metoksifenil)-etil]-kromon (38)
A. agallocha Nakanishi, et al., 1986
8-Kloro-5,6,7-trihidroksi-2-(3-hidroksi-4-metoksifenetil)-5,6,7,8-tetrahidrokromen-4-on (39)
A. sinensis Liu, et al., 2008
Oksidoagarokromon A (40) A. crassna Yagura, et al., 2005 Oksidoagarokromon B (41) A. crassna Yagura, et al., 2005 Oksidoagarokromon C (42) A. crassna Yagura, et al., 2005
Struktur kimia senyawa turunan 2-(2-feniletil) kromon Aquilaria
umumnya mempunyai substituen hidroksi dan metoksi di kedua inti aromatik
seperti terlihat pada Gambar-2.2.
Gambar-2.2. Kerangka struktur senyawa 2-(2-feniletil)kromon pada Aquilaria
Modifikasi kimiawi melalui reaksi reduksi dan oksidasi senyawa turunan
2-(2-feniletil) kromon Aquilaria menghasilkan senyawa tetrahidrokromon dan
epoksi kromon yang mempunyai beberapa atom C khiral seperti terlihat pada
Gambar-2.3.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
10
Gambar-2.3. Struktur senyawa tetrahidrokromon dan epoksikromon Aquilaria
2.2.2 Senyawa flavonoid Aquilaria
Senyawa flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15
atom karbon, dimana dua cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantai propan (C3)
sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6 (Manitto, 1992). Susunan ini dapat
menghasilkan tiga jenis kerangka, yakni 1,3-diarilpropan (flavonoid), 1,2-
diarilpropan (isoflavonoid), dan 1,1 diarilpropan (neoflavanoid). Biosintesis
senyawa flavonoid, merupakan penggabungan jalur skhimat dan asetat malonat
dengan prekursor asam amino tirosin. Senyawa flavonoid yang ditemukan pada
tumbuhan Aquilaria umumnya merupakan jenis flavonoid dan isoflavonoid.
Senyawa jenis flavonoid Aquilaria umumnya merupakan jenis flavon dalam
bentuk turunan apigenin (5,7,4-trihidroksi flavon) dan turunan luteolin (5,7,3,4-
tetrahidroksi flavon). Senyawa jenis flavon Aquilaria ditemukan baik dalam
bentuk aglikon maupun dalam bentuk glikon seperti terlihat pada Tabel 2.3.
Senyawa aglikon flavon Aquilaria mempunyai ciri yaitu adanya substituen
hidroksi dan metoksi yang terikat di kedua cincin aromatik. Isolasi senyawa
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
11
aglikon flavon Aquilaria umumnya menggunakan pelarut semipolar seperti
diklorometana, kloroform atau etilasetat. Beberapa senyawa aglikon flavon
Aquilaria dapat dilihat pada Gambar-2.4.
Gambar-2.4. Struktur senyawa flavon Aquilaria
Tabel-2.3. Senyawa flavonoid Aquilaria
Senyawa Spesies Pustaka 5,7-Dihidroksi-4-metoksiflavon (43) A. sinensis Dong et.al., 2012 5-Hidroksi-7,4-dimetoksiflavon (44) A. sinensis Dong et.al., 2012 5,3,4-Trihidroksi-7-metoksiflavon (45) A. sinensis Dong et.al., 2012 5-Hidroksi-7,3,4-trimetoksiflavon (46) A. sinensis Dong et.al., 2012 Formonetin (47) A. sinensis Dong et.al., 2012 Akuilarinosida A1 (48) A. sinensis Dong et.al., 2012 Letediosida A (49) A. sinensis Dong et.al., 2012 7, 4-Dimetil-5-O-silosilglukosida apigenin (50)
A. sinensis Dong et.al., 2012
Letedosida A (51) A. sinensis Dong et.al., 2012 7, 3-Dimetil-4-hidroksi-5-O-glukosida flavon (52)
A. sinensis Dong et.al., 2012
7, 4-Dimetil-5-O-glukosida flavon (53) A. sinensis Dong et.al., 2012
Senyawa glikon flavon Aquilaria selain substituen hidroksi dan metoksi
juga terikat gugus gula dalam bentuk O-glikosida. Gugus gula tersebut antara lain
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
12
glukosa, silosa dalam bentuk mono maupun diglikosida. Beberapa senyawa
glikon flavon Aquilaria dapat dilihat pada Gambar-2.5.
Gambar-2.5. Struktur senyawa glikosida flavon Aquilaria
2.3 Analisis Spektroskopi
Penentuan struktur molekul senyawa flavonoid dan 2-(2-feniletil)kromon
tumbuhan Aquilaria diinterpretasi dengan metode spektroskopi. Alat
spektrofotometer yang digunakan meliputi spektrometer ultraviolet (UV),
spektroskopi inframerah (IR), spektroskopi massa (MS), dan spektroskopi
resonansi magnet inti (NMR).
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai analisis spektroskopi salah satu
senyawa flavonoid dalam Aquilaria, yakni 5,7-dihidroksi-4-metoksi flavon.
Struktur 5,7-dihidroksi-4-metoksi flavon dapat dilihat pada Gambar-2.6.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
13
Gambar-2.6. Struktur 5,7-dihidroksi-4-metoksiflavon
Spektrum UV senyawa 5,7-dihidroksi-4-metoksi flavon dalam metanol
memberikan serapan maksimum pada maks (log ) : 260 nm dan 330 nm yang
merupakan ciri khas serapan benzoil dan sinamoil. Spektrum IR senyawa 5,7-
dihidroksi-4-metoksi flavon dalam KBr memperlihatkan pita serapan pada
bilangan gelombang maksimum maks : 3383 cm-1 (vibrasi ulur hidroksi OH), 1652
cm-1 (vibrasi ulur C=O terkonyugasi), dan 1604, 1504, 1466 cm-1 (vibrasi ulur
C=C aromatik). Spektrum massa senyawa 5,7-dihidroksi-4-metoksi flavon terdiri
dari unsur C, H dan O memperlihatkan ion molekul Mr pada m/z genap (Dong,
et.al., 2012).
Spektrum 1H NMR senyawa 5,7-dihidroksi-4-metoksi flavon dalam
aseton d6 memperlihatkan sepasang sinyal proton aromatik meta (J = 2,4 Hz)
pada pergeseran kimia H 6,15 dan 6,01 ppm di cincin A yakni pada H-6 dan H-8.
Sepasang proton aromatik berposisi ortho (J = 8,4 Hz) yang masing-masingnya
mewakili dua proton pada pergeseran kimia H 7,15 dan 7,88 ppm di cincin B
yakni pada H-2/6 dan H-3/5. Satu sinyal singlet pada H 6.34 ppm merupakan
sinyal proton di H-3 yang merupakan ciri khas flavon. Sinyal singlet broad pada
12,80 ppm merupakan ciri khas substituen OH di C-5 yang dapat berikatan
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
14
hidrogen dengan karbonil C=O di C-4. Sinyal singlet metoksi terlihat pada H
3,87 ppm genap (Dong, et.al., 2012).
2.4 Tinjauan Tentang Antikanker
Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan hilangnya fungsi
kontrol sel terhadap regulasi siklus hidup sehingga sel tidak dapat berpoliferasi
secara normal. Pertumbuhan sel yang tidak normal ini akan menyerang jaringan
biologis sekitarnya serta mampu bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain
melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik sehingga menyebabkan kematian
(Farida, et al., 2010).
Secara teoritis, timbulnya sel kanker umumnya terjadi oleh senyawa-
senyawa karsinogenik yang berinteraksi dengan DNA sehingga terjadi mutasi.
Senyawa-senyawa tersebut membentuk senyawa intermediet menghasilkan
alkilasi DNA yang menyebabkan kesalahan pasangan basa DNA. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan urutan basa atau terjadi kesalahan pembacaan
informasi genetik dan mengakibatkan terjadinya mutasi. Mutasi DNA dapat
memicu perkembangan neoplastik yang menghasilkan sel tumor atau kanker
(Jagetia, et al., 2006).
Proses pembentukan kanker terdiri atas empat tahap. Tahapan pertama
adalah inisiasi, yaitu tahapan terjadinya perusakan DNA atau mutasi yang
mengatur penggandaan sel. Tahapan kedua adalah promosi, yaitu tahap
peningkatan penggandaan sel abnormal akibat proses inisiasi. Munculnya sel-sel
kanker yang diikuti perubahan genetik menandai perkembangan tahapan yang
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
15
ketiga yaitu tahap progresi. Tahapan terakhir ialah metatasis, yaitu tahapan sel
kanker melakukan ekspansi ke jaringan pembuluh darah lain. Sel ekspansif akan
membentuk kanker sekunder di jaringan yang ditulari (Ren, et al., 2003).
Pengobatan kanker umumnya menggabungkan pembedahan dan radiasi
dengan pengobatan kemoterapi. Kemoterapi merupakan pengobatan kanker
menggunakan suatu obat sitostatika yang merusak sel kanker. Beberapa obat
sitostatika yang sudah digunakan sebagai agen kemoterapi ialah taksol, bleomisin,
5-flurourasil, klorambusil, tiotepa, serta alkaloid indol seperti vinblastin dan
vinkristin. Obat sitostatika bekerja dengan mempengaruhi metabolisme asam
nukleat terutama DNA atau biosintesis protein. Hal inilah yang menyebabkan obat
sitostatika bekerja tidak selektif karena bersifat toksik baik pada sel kanker
maupun sel normal, terutama sel normal yang kecepatan proliferasinya tinggi
seperti pada sum-sum tulang belakang. Obat-obatan tersebut memberikan efek
samping berupa mual, muntah, rambut rontok, iritasi kandung kemih disertai
terdapatnya darah dalam air kemih (Sukmarianti, et al., 2013). Hal ini mendorong
para peneliti untuk mengeksplorasis enyawa-senyawa bioaktif antikanker dari
bahan alam untuk mengurangi efek samping. Sampai saat ini pencarian obat untuk
antikanker dari senyawa bahan alam masih terus dikembangkan.
Pada dasarnya strategi pengembangan senyawa bahan alam untuk
mendapatkan obat kanker yang aman dan efektif meliputi uji senyawa aktif pada
kultur sel kanker secara in vitro, uji senyawa aktif pada tingkat molekuler (DNA
break), dan uji senyawa aktif secara in vivo dengan menggunakan hewan
percobaan. Mekanisme aktivitas senyawa bahan alam dalam menghambat sel
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
16
kanker antara lain melalui DNA alkilasi, inhibisi DNA, inhibisi sintesis protein,
DNA topoisomerase, inhibisi lipoksigenase, dan mekanisme sistem imun
(Ancuceanu, et al., 2004).
2.4.1 Penentuan aktivitas antikanker dengan metode MTT
Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan aktivitas antikanker
ialah metode microculture tetrazolium technique (MTT) secara in vitro. Sel
kanker yang digunakan pada uji aktivitas antikanker ini adalah sel kanker
payudara T47D.
Metode MTT berperan untuk mendeteksi adanya proliferasi sel. Sel yang
mengalami proliferasi ditandai dengan berubahnya garam MTT [3-(4,5-
dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromida] yang berwarna kuning menjadi
kristal formazan yang berwarna biru gelap. Perubahan warna ini disebabkan
adanya reaksi reduksi garam MTT menjadi kristal formazan oleh enzim suksinat
dehidrogenase yang berada pada mitokondria sel kanker payudara T47D. Dalam
metode MTT, penambahan senyawa aktif hasil isolasi terhadap sel kanker
payudara T47D berperan untuk menghambat proses reduksi garam MTT menjadi
kristal formazan. Persamaan reaksi reduksi garam MTT menjadi kristal formazan
oleh enzim suksinat dehidrogenase dapat dilihat pada Gambar-2.7.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
17
N N
NN
S
N
Br
Suksinat dehidrogenase
NHN
NN
S
N
FormazanMTT
Gambar-2.7. Persamaan reaksi reduksi garam MTT menjadi kristal formazan oleh
enzim suksinat dehidrogenase (Jaswir, et al., 2011)
Kristal formazan yang dihasilkan tersebut tidak dapat larut dalam air.
Penambahan reagen dimetil sulfoksida dapat melarutkan kristal formazan yang
kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm menggunakan
microplate reader. Intensitas warna biru gelap yang terbentuk sebanding dengan
jumlah sel yang hidup (Zulfiana, 2012).
Daya hambat konsentrasi senyawa uji terhadap sel kanker payudara T47D
dinyatakan dalam nilai IC50 yang dihitung melalui ektrapolasi garis 50% serapan
senyawa uji terhadap berbagai konsentrasi menggunakan analisis regresi. Sifat
sitotoksik suatu senyawa uji dikategorikan kuat jika nilai IC50< 2 ppm (< 10 M),
sedang jika IC50 2-4 ppm (10-20 M), lemah jika IC50 4-8 ppm (20-40 M), dan
tidak aktif jika IC50> 8 ppm (> 40 M) (Ito, et al., 2003).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015-Juni 2016 di
Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Airlangga, Surabaya. Analisis spektroskopi UV dilakukan di
Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Airlangga, Surabaya. Analisis spektroskopi massa dilakukan di
FMIPA, ITB, Bandung. Analisis spektroskopi NMR dilakukan di Institute of
Tropical Disease, Universitas Airlangga, Surabaya. Uji aktivitas antikanker
dilakukan di Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya.
3.2 Sampel dan Bahan Penelitian
3.2.1 Sampel penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit batang Aquilaria
microcarpa yang belum terinfeksi mikroba, yang diperoleh dari hutan konservasi
Bukit Bangkirai, Samboja, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
3.2.2 Bahan penelitian
Pelarut yang digunakan untuk keperluan ekstraksi ialah pelarut dengan
kualitas teknis yang telah didestilasi. Pelarut yang digunakan untuk pemisahan,
pemurnian dan analisis adalah pelarut dengan kualitas pro analisis. Pelarut
organik yang digunakan antara lain metanol, n-heksana, etilasetat, diisopropileter,
kloroform, dan aseton. Fasa diam yang digunakan dalam pemisahan dan
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
20
pemurnian adalah silika gel 60 GF254 0.25 mm (Merck) untuk keperluan
kromatografi lapis tipis (KLT), silika gel 60 GF254 untuk keperluan kromatografi
kolom gravitasi, serta silika gel 60 PF254 untuk keperluan kromatografi radial.
Pereaksi yang digunakan untuk penampak noda ialah pereaksi serium sulfat dan
lampu UV. Sel kanker yang digunakan untuk uji aktivitas antikanker adalah sel
kanker payudara T47D. Bahan yang digunakan untuk pembuatan kultur sel adalah
medium RPMI-1640. Pereaksi yang digunakan untuk uji aktivitas antikanker
adalah reagen MTT [3-(4,5-dimetil thiazol-2-il)-2,5-difenil tetrazolium bromida].
3.3 Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat destilasi, rotary
vacuum evaporator, kromatografi kolom tekan, kromatografi radial, pipet mikro,
kuvet mikro, lampu UV serta alat gelas yang umum. Peralatan spektrofotometer
antara lain spektrometer UV-Vis Shimadzu 1800, spektrometer HR-ESI-MS
merck Waters LCT XE ESI-TOF (electro spray ionization-time of flight), serta
spektrometer NMR JEOL ECA 400 yang beroperasi pada 400 MHz (1H-NMR)
dan 100 MHz (13C-NMR). Peralatan yang digunakan untuk keperluan uji aktivitas
antikanker ialah 96 well micro plate dan microplate reader.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
21
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Ekstraksi dan pemurnian senyawa fenolik
Bahan penelitian berupa kulit batang Aquilaria microcarpa yang terlebih
dahulu dibersihkan lalu dipotong kecil-kecil dan digiling sampai berbentuk
serbuk. Serbuk kulit batang sebanyak 1,69 kg diekstraksi padat cair dengan
metode maserasi menggunakan pelarut n-heksana sebanyak tiga kali pada suhu
kamar. Ekstraksi dengan n-heksana bertujuan untuk menghilangkan senyawa non
polar yang terdapat dalam kulit batang Aquilaria microcarpa. Selanjutnya, serbuk
kulit batang diektraksi dengan maserasi menggunakan metanol sebanyak tiga kali.
Ekstrak metanol yang diperoleh dari hasil maserasi dipekatkan dengan alat
penguap bertekanan rendah untuk memperoleh ekstrak kental metanol
Selanjutnya ekstrak kental metanol sebanyak 120 gram ditambahkan air
sebanyak 10% dan dilakukan pemisahan dengan ekstraksi cair-cair secara partisi
menggunakan pelarut etil asetat. Partisi tersebut menghasilkan dua lapisan, yakni
lapisan atas adalah fraksi etil asetat dan lapisan bawah adalah fraksi metanol-air.
Fraksi etilasetat yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap bertekanan
rendah sehingga didapatkan ekstrak kental etilasetat sebanyak 10,80 gram yang
mengandung senyawa fenolik. Ekstrak etilasetat selanjutnya dianalisis dengan
analisis KLT untuk mendapatkan gambaran mengenai kompleksitas kandungan
senyawa fenolik serta mendapatkan eluen yang sesuai untuk pemisahan
menggunakan kromatografi. Analisis KLT dilakukan dengan pelarut n-
heksana:etil asetat(9:1), kloroform 100%, dan klorofrom:etil asetat (9:1).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
22
Pemisahan ekstrak etilasetat dengan kromatografi kolom tekan dilakukan
menggunakan pelarut n-heksana-etil asetat yang ditingkatkan kepolarannya secara
gradien, yaitu dengan perbandingan menggunakan pelarut n-heksana dan
etilasetat, yaitu dengan perbandingan 9:1, 8:2, 7:3, dan 6:4. Hasil elusi ini
menghasilkan beberapa fraksi, yang dimonitoring dengan pereaksi serium sulfat
dan analisis KLT. Pemurnian senyawa fenolik dilakukan menggunakan
kromatografi radial dan dilakukan analisis kemurnian dengan KLT, minimal
menggunakan tiga sistem eluen yang berbeda. Senyawa dianggap murni jika
memperlihatkan satu noda dalam berbagai eluen. Uji kemurnian senyawa fenolik
hasil isolasi juga ditentukan dengan pengukuran titik leleh menggunakan Fisher
Johns melting point apparatus.
Senyawa fenolik hasil isolasi dianalisis secara spektroskopi untuk
menentukan struktur kimianya. Senyawa fenolik yang sudah diketahui struktur
kimianya kemudian dilakukan uji aktivitas antikankernya terhadap sel kanker
payudara T47D untuk mengetahui keaktifan senyawa fenolik hasil isolasi
terhadap sel kanker payudara T47D.
3.4.2 Penentuan struktur molekul senyawa fenolik
Struktur senyawa fenolik hasil isolasi ditentukan dengan menggunakan
pengukuran spektroskopi UV, HR-ESI-MS dan NMR.
Senyawa fenolik hasil isolasi dalam metanol diukur panjang gelombang
maksimum (maks) menggunakan spektrofotometer UV pada maks 260-400 nm
untuk mengetahui pola serapannya.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
23
Penentuan massa molekul dan rumus molekul ditentukan dengan
spektrometer massa resolusi tinggi HR-ESI-MS. Pengukuran spektroskopi massa
senyawa fenolik hasil isolasi dilakukan dengan cara melarutkan sampel dalam
campuran air:asam formiat (1:1). Melalui percobaan ionisasi kuasi molekul
positif menghasilkan ion pada m/z [M+H]+ atau percobaan ionisasi kuasi molekul
negatif menghasilkan ion pada m/z [M-H]-.
Analisis NMR merupakan analisis spektroskopi yang paling penting dalam
penentuan struktur senyawa fenolik. Pengukuran NMR dapat dilakukan dengan
cara satu dimensi 1D NMR dan dua dimensi 2D NMR. Analisis 1D NMR
meliputi pengukuran 1H-NMR dan 13C-NMR. Daerah pengukuran pergeseran
kimia 1H-NMR ialah pada H 0-14 ppm, sedangkan daerah pengukuran pergeseran
kimia 13C-NMR ialah pada C 0-220 ppm. Referensi standar internal untuk pelarut
CDCl3 muncul sinyal pada pergeseran kimia H7,26 ppm untuk proton dan
pergeseran kimia C 77,0 ppm untuk karbon.
Pengukuran 2D NMR dalam penentuan struktur molekul senyawa
flavonoid hasil isolasi menggunakan analisis pengukuran HMQC dan HMBC.
Analisis spektrum HMQC berguna untuk mengetahui korelasi antara proton dan
karbon dalam satu ikatan, sedangkan analisis spektrum HMBC berguna untuk
mengetahui korelasi antara proton dan karbon dalam dua atau tiga ikatan.
3.4.3 Penentuan aktivitas antikanker senyawa fenolik
Uji sitotoksik senyawa fenolik hasil isolasi terhadap sel kanker payudara
T47D menggunakan metode MTT [3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)2,5-difenil-
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
24
tetrazoliumbromida] assay (Alley, 1988). Uji aktivitas dilakukan dengan cara
menambahkan senyawa hasil isolasi dalam berbagai konsentrasi pada kultur sel
kanker payudara T47D. Setelah diinkubasi selama 48 jam, ke dalam sampel uji
ditambahkan pereaksi warna MTT dan diinkubasi selama 4 jam. Jumlah sel yang
terinhibisi oleh sampel diukur serapannya dengan menggunakan microplate
reader pada 540 nm. Nilai IC50 dapat dihitung melalui ektrapolasi garis 50%
serapan senyawa uji terhadap berbagai konsentrasi menggunakan analisis regresi.
Menurut Ito (2003) sifat sitotoksik suatu senyawa dikategorikan sangat kuat
apabila nilai IC50 < 2 ppm (10 M) , sedang 2-4 ppm (10-20 M), lemah 4-8 ppm
(IC50 20-40 M), dan tidak aktif jika IC50 > 8 ppm (40 M).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
file:///C:/Users/Charisma/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7b0159008D-0143-0144-3C01-43013E01FE00%7d/Daftar%20Pustaka.docxfile:///C:/Users/Charisma/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7b0159008D-0143-0144-3C01-43013E01FE00%7d/Daftar%20Pustaka.docx
25
Kromatografi Kolom Tekan
Uji Kemurnian
Uji Titik Leleh
Kromatografi Radial
Maserasi dengan metanol, lalu partisi dengan etilasetat
Kromatografi Kolom Tekan
Kromatografi Radial
Spektroskopi UV,HR-ESI-MS, NMR
Kromatografi Kolom Tekan
Uji Kemurnlian
Uji Titik Leleh
Spektroskopi UV, HR-ESI-MS, NMR
3.5 Diagram Alir Penelitian
Gambar-3.1. Diagram alir penelitian
Serbuk kulit batang Aquilaria microcarpa (1,69 kg)
Maserasi dengan n-heksana
Residu Ekstrak n-Heksana (4,69 g)
Senyawa Kromon Murni
Fraksi Etilasetat (10,80 g)
Senyawa Kromon
Fraksi A
Fraksi Metanol Sisa
Aktivitas antikanker
Uji aktivitas antikanker
Struktur Kromon
Fraksi B Fraksi C Fraksi D Fraksi E
Senyawa Flavonoid
Senyawa Flavonoid Murni
Struktur Flavonoid
Aktivitas antikanker
C1 C2 C3 C4 E1 E2 E3 E4
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ekstraksi dan Pemurnian Senyawa Fenolik
Ektraksi senyawa fenolik yang terdapat dalam kulit batang Aquilaria
microcarpa (1,69 kg) dilakukan dengan metode ektraksi padat-cair secara
maserasi. Proses ekstraksi dengan n-heksana dilakukan pada suhu kamar sebanyak
tiga kali yang bertujuan untuk menghilangkan senyawa non polar agar tidak
mengganggu dalam isolasi senyawa fenolik. Selanjutnya proses ekstraksi dengan
metanol pada suhu kamar dilakukan sebanyak tiga kali. Proses ekstraksi dilakukan
sebanyak tiga kali bertujuan supaya senyawa fenolik yang terdapat dalam kulit
batang Aquilaria microcarpa terekstrak secara sempurna.
Ekstrak metanol hasil maserasi dipekatkan dengan alat penguap
bertekanan rendah sehingga diperoleh ekstrak kental metanol sebanyak 120 g.
Selanjutnya ekstrak metanol ditambahkan air sebanyak 10% dan dilakukan
pemisahan dengan ekstraksi cair-cair secara partisi menggunakan pelarut
etilasetat. Partisi tersebut menghasilkan dua lapisan, yakni lapisan atas berupa
ekstrak etilasetat dan lapisan bawah berupa ekstrak metanol-air. Ekstrak etilasetat
selanjutnya dipekatkan dengan alat penguap bertekanan rendah sehingga
diperoleh ekstrak kental etilasetat sebanyak 10,8 g yang mengandung senyawa
fenolik.
Pemisahan senyawa fenolik yang terdapat dalam ekstrak etilasetat
dilakukan menggunakan kromatografi kolom tekan. Pemilihan eluen yang
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
27
digunakan dalam pemisahan ditetapkan melalui analisis dengan kromatografi lapis
tipis (KLT) menggunakan eluen campuran n-heksana:etilasetat (8:2), n-heksana :
aseton (8:2),, dan kloroform : etilasetat (9:1). Hasil KLT menunjukkan bahwa .
campuran n-heksana : etilasetat merupakan eluen yang terbaik dalam pemisahan.
Pemisahan ekstrak etilasetat sebanyak 10 g dilakukan dengan kromatografi
kolom tekan menggunakan campuran n-heksana : etilasetat yang kepolarannya
ditingkatkan secara gradien dengan perbandingan 9:1, 8:2, 7:3, dan 3:2
menghasilkan lima fraksi utama, yaitu fraksi A-E. Hasil KLT dapat dilihat pada
Gambar-4.1.
Gambar-4.1. Analisis KLT dari hasil kromatografi kolom tekan (eluen
kloroform 100%)
Fraksi C menunjukkan spot warna ungu yang sangat kuat di bawah sinar
UV pada uji KLT. Spot yang berpendar dengan sinar UV merupakan ciri dari
senyawa fenolik. Pemisahan fraksi C (1,81 g) dilakukan dengan kromatografi
kolom tekan dengan campuran n-heksana : etilasetat yang ditingkatkan secara
A B C D E
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
28
gradien kepolarannya dengan perbandingan 9:1, 8:2, 7:3, dan 6:4 menghasilkan
empat subfraksi, yaitu fraksi C1-C4. Pemurnian subfraksi C4 (0,04 g) dengan
kromatografi radial menggunakan campuran n-heksana : etilasetat (8,5 : 1,5
sampai 7:3) menghasilkan senyawa 1 berwujud padatan kuning muda sebanyak 3
mg.
Pemisahan fraksi E (0,25 g) dengan eluen n-heksana : etilasetat yang
ditingkatkan kepolarannya secara gradien dengan perbandingan 9:1, 8:2, 7:3, dan
6:4 menghasilkan empat subfraksi, yaitu fraksi E1-E4. Pemurnian subfraksi E2
(605mg) dengan kromatografi radial menggunakan campuran eluen n-heksana :
kloroform (9:1 sampai 7:3) menghasilkan senyawa 2 berwujud padatan kuning
muda sebanyak 20 mg.
Uji kemurnian kedua senyawa hasil isolasi dilakukan menggunakan KLT
dengan tiga eluen yang berbeda. Senyawa 1 memperlihatkan satu noda dengan
eluen kloroform 100%, n-heksana : etilasetat (9:1) dan n-heksana : aseton (8:2).
Senyawa 2 memperlihatkan satu noda dengan eluen kloroform(100%), n-heksana:
etilasetat (8:2), dan n-heksana:aseton (8,5:1,5). Hasil uji KLT kedua senyawa
fenolik hasil isolasi dapat dilihat pada Gambar-4.2 dan Gambar-4.3.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
29
Gambar-4.2. Hasil uji kemurnian senyawa 1 menggunakan KLT
Gambar-4.3. Hasil uji kemurnian senyawa 2 menggunakan KLT
4.2 Penentuan Struktur Molekul Senyawa Fenolik Hasil Isolasi
4.2.1 Senyawa 1
Senyawa 1 hasil isolasi berwujud padatan kuning muda. Hasil spektrum
UV senyawa 1 hasil isolasi dalam metanol menunjukkan serapan maksimum pada
maks nm (log ) : 242 (4,33), 314 (3,58), dan 369 (3,39) yang merupakan ciri
senyawa kromon (Li et.al., 2014). Penambahan NaOH memberikan efek
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
30
batokromik yakni bertambahnya serapan maksimum senyawa. Hasil pengukuran
UV terlampir pada Lampiran 1.
Pengukuran senyawa 1 hasil isolasi dengan spektroskopi massa ionisasi
elektrosprey resolusi tinggi (HR-ESI-MS) memperlihatkan ion kuasi molekul
negatif [M-H]- pada pada m/z 265,0805 (perhitungan [M-H]- 265,0865) yang
sesuai dengan rumus molekul C17H14O3 Hasil pengukuran spektum HR-ESI-MS
senyawa kromon dapat dilihat pada Lampiran 2.
Spektrum 1H-NMR (400 MHz) senyawa 1 hasil isolasi dalam aseton d6
memperlihatkan dua unit sinyal proton aromatik yakni tiga buah sinyal proton
sistem ABX aromatik dan lima buah sinyal proton aromatik monosubstitusi. Tiga
buah sinyal proton sistem ABX aromatik memperlihatkan sinyal proton pada
pergeseran kimia H 6,88 (d, J = 8,3 Hz), 7,24 (dd, J = 8,3 dan 2,1 Hz), dan 7,48
(d, J = 2,1 Hz). Sinyal proton dari unit aromatik lainnya memperlihatkan
multiplisitas multiplet pada pergeseran kimia H 7,27 ppm yang mewakili lima
proton. Sinyal proton singlet pada pergeseran kimia H 6,04 ppm dan dua sinyal
proton multiplet (H 3,08 dan 2,96) menunjukkan ciri khas senyawa golongan
kromon yang mempunyai substituen hidroksi di C-6 atau di C-7 seperti terlihat
pada Gambar-4.4. Hasil pengukuran spektrum 1H-NMR senyawa 1 hasil isolasi
dapat dilihat pada Lampiran 3.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
31
Gambar-4.4. Kemungkinan struktur senyawa 1 hasil isolasi
Analisis spektrum 13C-NMR menunjukkan adanya lima belas sinyal
karbon yang terpisah secara sempurna, dimana berdasarkan rumus molekul
C17H14O3 senyawa berdasarkan HR-ESI-MS seharusnya adalah tujuh belas atom
karbon. Jumlah sinyal ini menunjukkan adanya dua karbon simetris. Berdasarkan
struktur senyawa 1 pada Gambar 4.4, kedua atom karbon yang simetris terletak di
C-2/6 dan C-3/5. Lima belas sinyal karbon senyawa 1 hasil isolasi terdiri dari
enam karbon kuartener (C 182,7; 168,9; 156,6; 151,2; 141,2; 124,6), tujuh karbon
metin CH (C 109,7; 108,9; 120,2; 115,8;129,2;127,1;129,3) dan dua karbon
metilen CH2 (C 33,4 dan 36,4). Empat dari enam sinyal karbon kuarterner terdiri
atas tiga sinyal karbon oksiaril (C 169,2; 156,6; 151,2) dan satu sinyal karbon
karbonil (C 182,7 ppm). Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa 1 hasil isolasi
memiliki struktur 2-(2-feniletil)kromon dengan satu subtituen hidroksi seperti
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
32
yang disarankan pada Gambar 4.4. Hasil pengkuran 13C-NMR terlampir pada
Lampiran 4.
Spektrum HMQC (Heteronuclear Multiple Quantum Coherence)
menunjukkan korelasi antara sinyal proton 1H-NMR dan satu sinyal karbon 13C-
NMR dalam satu ikatan. Sebagai contoh, sinyal singlet proton H 6,04 berkorelasi
dengan sinyal karbon pada C 109,7 ppm. Sinyal proton sistem ABX pada
pergeseran kimia H 6,88 (d, J =8,3 Hz) berkorelasi dengan sinyal karbon C
115,8, sinyal proton pada pergeseran kimia H 7,24 (dd, J = 8,3 dan 2,1)
berkorelasi dengan sinyal karbon pada C 120,2 ppm, dan satu sinyal proton H
7,48 (d, J = 2,1 Hz) berkorelasi dengan sinyal karbon pada pergeseran kimia C
108,9 ppm. Dua sinyal proton multiplet metilen CH2 pada pergeseran kimia H
3,08 dan 2,96 ppm, masing-masingnya berkorelasi dengan sinyal karbon metilen
CH2 pada pergeseran kimia C 33,4 dan 36,4 ppm. Data analisis HMQC senyawa
1 hasil isolasi dapat dilihat pada Tabel-4.1 dan Lampiran 5.
Tabel-4.1 Hasil analisis spektrum HMQC senyawa 1 hasil isolasi
H (multiplisitas, J Hz, integrasi) C 7,48 (d, J = 2,1, 1H) 108,9 7,27 (m, 5H) 129,3
129,2 127,1
7,24 (dd, J = 8,3 dan 2,1, 1H) 120,2 6,88 (d, J = 8,3, 1H) 115,8 6,04 (s, 1H) 109,7 3,08 (m, 2H) 33,4 2,96 (m, 2H) 36,4
Untuk memastikan posisi subtituen hidroksi berada di C-6 atau C-7,
ditentukan dengan analisis 2D NMR melalui HMBC. Sinyal singlet proton pada
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
33
H 6,04 (H-3) memperlihatkan korelasi dengan dua sinyal karbon kuarterner (C
169,1 dan 124,6) dan satu sinyal karbon metilen pada C 36,4. Berdasarkan
analisis HMQC diketahui sinyal karbon pada C 169,1 adalah milik C-2, C 124,6
merupakan sinyal di C-4a dan C 36,4 adalah sinyal C-8. Korelasi tersebut dapat
dilihat pada Gambar-4.5.
Gambar-4.5. Korelasi sinyal proton H-3 dengan sinyal karbon C-2, C-4a dan C-8
Proton-proton aromatik sistem ABX pada pergeseran kimia H 7,48 (d, J =
2,1 Hz) memperlihatkan korelasi dengan dua karbon oksiaril (C 156,6 dan 151,2)
dan satu sinyal karbon C 124,6 (C-4a). Hasil korelasi tersebut mengindikasikan
bahwa subtituen hidroksi terikat di C-6. Dengan demikian sinyal proton pada H
7,48 (d, J = 2,1 Hz) terletak pada H-5. Sinyal proton pada H 6,88 (d, J = 8,3 Hz)
berkorelasi dengan satu karbon oksiaril (C 151,2) dan satu karbon metin CH (C
120,2). Hasil korelasi sinyal-sinyal proton aromatik menunjukkan bahwa sinyal
pada C 151,2 adalah C-8a, C 120,2 adalah C-7 dan C 156,6 adalah C-6. Korelasi
antara proton dan karbon tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.6. Hasil spektrum
HMBC dapat dilihat pada Lampiran 6.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
34
Gambar-4.6. Korelasi sinyal proton H-5 dan H-8 dengan sinyal karbon C-4a, C-6, C-7 dan C-8a
Dari keseluruhan hasil analisis disimpulkan bahwa senyawa 1 hasil isolasi
adalah 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon. Data hasil analisis HMBC yang
mendukung struktur senyawa 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon hasil isolasi dapat
dilihat pada Tabel-4.2.
Tabel-4.2. Data spektrum NMR senyawa 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon hasil isolasi dalam aseton d6
No.C H (mult, J Hz) C HMBC 2 - 169,1 - 3 6,04 (s) 109,7 C-2, C-4a, C-8 4 - 182,7 - 4a - 124,6 - 5 7,48 (d, J = 2,1) 108,9 C-4a, C-6, C-8a 6 - 156,6 - 7 7,24 (dd, J = 8,3 dan 2,1) 120,2 C-6, C-8a 8 6,88 (d, J = 8,3) 115,8 C-7, C-8a 8a - 151,2 - 1 - 141,3 2/6 7,27 (m) 129,2 C-4, C-6 3/5 7,27 (m) 129,2 C-1, C-5 4 7,27 (m) 129,2 C-2, C-6 7 3,08 (m) 33,4 C-2, C-1, C-2, C-8 8 2,96 (m) 36,4 C-2, C-3, C-1, C-7
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
35
Analisis spektrum NMR senyawa 1 hasil isolasi memperlihatkan
kesesuaian data dengan senyawa 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon pada tumbuhan
A. sinensis (Ibrahim, et al., 2014). Data hasil perbandingan 6-hidroksi-2-(2-
feniletil)kromon hasil isolasi dan 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon pada literatur
dapat dilihat pada Tabel-4.3.
Tabel-4.3. Perbandingan data NMR 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon hasil isolasi dan 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon pada literatur
No. C
6-Hidroksi-2-(2-feniletil)kromon dalam aseton
d6
6-Hidroksi-2-(2-feniletil)kromon dalam DMSO
(Ibrahim, et al., 2014) H (mult, J Hz) C H (mult, J Hz) C
2 - 169,1 - 168,3 3 6,04 (s) 109,7 6,12 (s) 108,6 4 - 182,7 - 176,7 4a - 124,6 - 123,9 5 7,48 (d, J=2,1) 108,9 7,47 (d, J=9,0 Hz) 107,5 6 - 156,6 - 154,5 7 7,24 (dd, J = 8,3 dan
2,1) 120,2 7,21 (m) 122,7
8 6,88 (d, J = 8,3) 115,8 7,16 (m) 119,4 8a - 151,2 - 149,6 1 - 141,3 - 140,1 2/6 7,27 (m) 129,2 7,27 (m) 128,3 3/5 7,27 (m) 127,1 7,27 (m) 128,3 4 7,27 (m) 129,3 7,27 (m) 126,2 7 3,08 (m) 33,4 2,97 (m) 32,1 8 2,96 (m) 36,4 2,97 (m) 34,8
4.2.2 Senyawa 2
Senyawa 2 hasil isolasi berwujud padatan berwarna kuning muda dengan
titik leleh 1720 1740 C. Spektrum UV senyawa dalam metanol memperlihatkan
serapan maksimum pada maks nm (log ): 269 (4,19) dan 340 (4,24) yang
merupakan ciri khas serapan senyawa flavon atau flavonol dengan sistem serapan
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
36
benzoil dan sinamoil (Dong, et al., 2012). Penambahan NaOH memberikan efek
batokromik yang menunjukkan senyawa hasil isolasi merupakan senyawa fenolik.
Hasil pengukuran spektrum UV senyawa fenolik hasil isolasi dapat dilihat pada
Lampiran 7.
Spektrum massa senyawa 2 memperlihatkan ion kuasi molekul positif
pada m/z 329,1024 yang sesuai dengan rumus molekul C18H17O6 (perhitungan
[M+H]+ 329,1025) berdasarkan hasil pengukuran spektrum massa ionisasi
elektrosprey resolusi tinggi (HR-ESI-MS). Hasil pengukuran spektrum massa
senyawa 2 hasil isolasi dapat dilihat pada Lampiran 8.
Spektrum 1H-NMR (400 MHz) senyawa 2 hasil isolasi dalam CDCl3
memperlihatkan dua unit sinyal proton aromatik yakni tiga buah sinyal proton
aromatik untuk sistem ABX dan dua buah sinyal proton aromatik yang berposisi
meta satu sama lainnya.
Tiga buah proton aromatik dari sistem ABX memperlihatkan sinyal proton
pada pergeseran kimia H 7,53 ppm (dd, J = 8,6 dan 2,1 Hz); 7,34 ppm (d, J = 2,1
Hz); dan 6,98 ppm (d, J = 8,6 Hz). Sepasang sinyal proton dari unit aromatik
lainnya memperlihatkan multiplisitas doublet dengan konstanta kopling meta (J =
2,2 Hz) pada pergeseran kimia H 6,50 dan 6,38 ppm. Sinyal proton 1H-NMR dari
kedua unit aromatik menunjukkan senyawa flavonoid hasil isolasi tersubstitusi
pada C-5/C-7/C-3/C-4. Sinyal singlet pada H 6,60 ppm menunjukkan bahwa
senyawa 2 hasil isolasi merupakan turunan flavon (Dong, et al., 2012). Senyawa 2
juga memperlihatkan tiga sinyal singlet dari gugus metoksi pada H 3,99; 3,97 dan
3,89 ppm. Berdasarkan data analisis spektrum 1H-NMR maka senyawa 2
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
37
merupakan senyawa flavon tersubstitusi pada C-5/C-7/C-3/C-4 seperti terlihat
pada Gambar-4.7. Hasil pengukuran spektrum 1H-NMR senyawa 2 hasil isolasi
dapat dilihat pada Lampiran 9.
Gambar-4.7. Struktur flavon tersubstitusi C-5/C-7/C-3/C-4
Analisis spektrum 13C-NMR (percobaan APT, 100 MHz) senyawa 2 hasil
isolasi memperlihatkan 18 sinyal atom karbon yang terpisah secara sempurna,
konsisten dengan struktur senyawa flavon yang tersubstitusi pada C-5/C-7/C-
3/C-4. Analisis spektrum 13C-NMR memperlihatkan senyawa flavon
terdistribusi atas enam atom karbon metin CH (C120,2; 111,2; 108,8; 104,8; 98,2
dan 92,8 ppm), tiga atom karbon metoksi -OCH3 (C 56,2; 56,1; dan 55,9 ppm),
dan sembilan atom karbon kuartener (C 182,4; 165,5; 164,7; 164,1; 162,3; 152,2;
149,3; 123,8 dan 105,6 ppm). Sinyal atom karbon kuartener memperlihatkan fasa
yang sama dengan pelarut CDCl3, sedangkan atom karbon metin dan karbon
metoksi memperlihatkan fasa yang berlawanan dengan pelarut CDCl3. Hasil
pengukuran spektrum 13C-NMR senyawa 2 hasil isolasi dapat dilihat pada
Lampiran 10.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
38
Spektrum HMQC (Lampiran 11) senyawa 2 hasil isolasi memperlihatkan
korelasi satu ikatan antara sinyal proton 1H-NMR dengan sinyal karbon 13C-NMR.
Sebagai contoh, sinyal proton aromatik dari sistem ABX pada pergeseran kimia
H 7,34 ppm (d, J = 2,1 Hz) berkorelasi dengan sinyal karbon C 108,8 ppm;
sinyal proton pada H 7,53 ppm (dd, J = 8,6 dan 2,1 Hz) mempunyai korelasi
dengan sinyal karbon C 120,2 ppm; dan sinyal proton pada H 6,98 ppm (d, J =
8,6 Hz) berkorelasi dengan sinyal karbon pada C 111,2 ppm. Data analisis
HMQC dapat dilihat pada Tabel-4.4.
Tabel-4.4. Hasil analisis spektrum HMQC senyawa 2 hasil isolasi
H (multiplisitas, J Hz) H 6,60 (s) 104,8 6,38 (d, J=2,2 Hz) 98,2 6,50 (d, J= 2,2 Hz) 92,8 7,34 (d, J=2,1 Hz) 108,8 6,98 (d, J=8,6 Hz) 111,2 7,53 (dd, J=8,6 & 2,1 Hz) 120,2 3,89 (s) 55,9 3,97 (s) 56,1 3,99 (s) 56,2
Penempatan ketiga gugus metoksi dan satu gugus hidroksi ditentukan
dengan pengukuran spektrum HMBC (Lampiran-12). Korelasi antara sinyal
proton singlet pada H 6,60 ppm (H-3) dengan empat sinyal karbon kuartener
(C182,4; 164,1; 123,8 dan 105,6 ppm) menunjukkan C182,4 merupakan karbonil
di C-4, C164,1 merupakan oksiaril di C-2, C123,8 di C-1 dan C105,6 di C-4a
seperti terlihat pada Gambar-4.8.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
39
Gambar-4.8. Korelasi H-3 dengan sinyal karbon C-2, C-4, C-4a dan C-1
Berdasarkan struktur kimia pada Gambar 4.8 maka sinyal proton aromatik
sistem ABX pada pergeseran kimia H 7,53 ppm (dd, J = 8,6 dan 2,1 Hz)
berkedudukan di H-6; 7,34 ppm (d, J = 2,1 Hz) di H-2; dan 6,98 ppm (d, J = 8,6
Hz) di H-5. Korelasi antara sinyal proton singlet pada H 7,53 (H-6) dengan satu
sinyal karbon oksiaril (C152,2) dan satu sinyal karbon metin (C108,8) yang
menunjukkan C152,2 di C-4 dan C108,8 di C-2. Korelasi antara sinyal singlet
metoksi H 3,99 dengan sinyal karbon oksiaril (C152,2) memperlihatkan metoksi
terikat di C-4. Korelasi antara sinyal proton singlet pada H 6,98 (H-5) dengan
dua sinyal karbon kuarterner (C149,3 dan123,8) menunjukkan bahwa C149,3
adalah sinyal C-3 dan C123,8 adalah sinyal C-1. Korelasi dua ikatan antara
sinyal singlet metoksi H 3,97 dengan sinyal karbon oksiaril (C149,3)
memperlihatkan metoksi terikat di C-3. Korelasi antara sinyal proton aromatik
7,34 (H-2) dengan satu sinyal karbon oksiaril (C152,2) dan satu sinyal karbon
metin (C120,2) menunjukkan C120,2 adalah sinyal C-6. Korelasi sinyal proton
aromatik di H-2, H-5, H-6, 3-OCH3 dan 4-OCH3 dengan sinyal-sinyal atom
karbon dapat dilihat pada Gambar-4.9.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
40
Gambar-4.9. Korelasi sinyal proton H-2, H-5, H-6, 3-OCH3 dan 4-OCH3 dengan sinyal-sinyal atom karbon di cincin B
Berdasarkan keterangan di atas maka penempatan salah satu gugus
metoksi bisa terikat di C-5 atau C-7. Korelasi salah proton aromatik di cincin A
yakni sinyal proton pada H 6,98 memperlihatkan korelasi dengan tiga sinyal
karbon kuarterner (C164,7; 162,3; 105,6) dan satu sinyal karbon metin (C98,2).
Berdasarkan keterangan Gambar 4.2 diketahui bahwa sinyal karbon C 105,6 ppm
adalah milik C-4a. Selanjutnya, nampak ada korelasi antara sinyal singlet metoksi
H 3,89 dengan sinyal karbon oksiaril pada C165,5 ppm. Sinyal proton pada H
6,38 memperlihatkan korelasi dengan tiga sinyal karbon kuarterner (C165,5;
164,7; 105,6) dan satu sinyal karbon metin (C92,8). Berdasarkan analisis HMBC
diketahui gugus metoksi terikat di C-5. Jika metoksi terikat di C-7 maka kedua
sinyal proton aromatik memperlihatkan korelasi dengan sinyal karbon oksiaril
pada 165,5. Korelasi sinyal proton aromatik di H-6, H-8 dan 5-OCH3 dengan
sinyal-sinyal atom karbon dapat dilihat pada Gambar-4.10.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
41
Gambar-4.10. Korelasi sinyal proton H-6, H-8, 5-OCH3 dan 5-OCH3 dengan sinyal-sinyal atom karbon di cincin A
Berdasarkan data analisis spektrum UV, HR-ESI-MS, 1D dan 2D NMR
maka diketahui senyawa 2 hasil isolasi adalah 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon,
yang strukturnya tertera pada Gambar-4.11.
Gambar-4.11. Strukur kimia 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon hasil isolasi
Berdasarkan analisis spektrum 1H-NMR, 13C-NMR, HMQC, dan HMBC,
maka masing-masing posisi proton dan karbon senyawa 7-hidroksi-5,3,4-
trimetoksiflavon hasil isolasi dapat dilihat pada Tabel-4.5.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
42
Tabel-4.5. Data spektrum NMR 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon dalam CDCl3.
No.C H (mult, J Hz) C HMBC 2 - 164,1 - 3 6,60 (s) 104,8 C-2, C-4, C-4a, C-1 4 - 182,4 - 4a - 105,6 - 5 - 165,5 - 6 6,38 (d, J = 2,2 Hz) 98,2 C-4a, C-5, C-7, C-8 7 - 164,7 - 8 6,50 (d, J = 2,2 Hz) 92,8 C-4a, C-6, C-7, C-8a 8a - 162,3 - 1 - 123,8 - 2 7,34 (d, J = 2,1 Hz) 108,8 C-4, C-6 3 - 149,3 - 4 - 152,2 - 5 6,98 (d, J = 8,6 Hz) 111,2 C-1, C-3 6 7,53 (dd, J = 8,6 & 2,1 Hz) 120,2 C-2, C-4 5-OCH3 3,89 (s) 55,9 C-5 3-OCH3 3,97 (s) 56,1 C-3 4-OCH3 3,99 (s) 56,2 C-4
4.3 Penentuan Aktivitas Antikanker Senyawa Hasil Isolasi
Kedua senyawa hasil isolasi, yaitu senyawa 6-hidroksi-2-(2-
feniletil)kromon dan 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon ditentukan aktivitas
antikankernya terhadap sel kanker payudara T47D secara in vitro menggunakan
metode MTT [3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromida].
Metode MTT berperan untuk mendeteksi adanya proliferasi sel. Sel yang
mengalami proliferasi ditandai dengan berubahnya garam MTT [3-(4,5-
dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromida] yang berwarna kuning menjadi
kristal formazan yang berwarna biru gelap. Perubahan warna ini disebabkan
adanya reaksi reduksi garam MTT menjadi kristal formazan oleh enzim suksinat
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
43
dehidrogenase yang berada pada mitokondria sel kanker payudara T47D. Kristal
formazan yang dihasilkan tersebut tidak dapat larut dalam air. Penambahan reagen
dimetil sulfoksida dapat melarutkan kristal formazan yang kemudian diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm menggunakan microplate reader.
Intensitas warna biru gelap yang terbentuk sebanding dengan jumlah sel yang
hidup. Dalam uji aktivitas antikanker ini, penambahan senyawa 6-hidroksi-2-(2-
feniletil)kromon dan 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon hasil isolasi dalam
berbagai konsentrasi bertujuan untuk menghambat reaksi reduksi garam MTT
menjadi kristal formazan oleh enzim suksinat dehidrogenase yang berada di
dalam mitokondria sel kanker payudara T47D hidup.
Daya hambat konsentrasi senyawa uji terhadap sel kanker payudara T47D
dinyatakan dalam nilai IC50 yang dihitung melalui ektrapolasi garis 50% serapan
senyawa uji terhadap berbagai konsentrasi menggunakan analisis regresi. Sifat
sitotoksik suatu senyawa uji dikategorikan kuat jika nilai IC50< 2 ppm (< 10 M),
sedang jika IC50 2-4 ppm (10-20 M), lemah jika IC50 4-8 ppm (20-40 M), dan
tidak aktif jika IC50> 8 ppm (> 40 M) (Ito, et al., 2003).
Berdasarkan hasil uji sitotoksik senyawa 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon
dan 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon terhadap sel kanker payudara T47D
memperlihatkan daya hambat konsentrasi IC50 berturut-turut sebesar 2884,03 dan
2494,59 ppm, yang menunjukkan kedua senyawa tersebut tidak aktif terhadap sel
kanker payudara T47D karena kedua senyawa hasil isolasi memperlihatkan nilai
IC50> 8 ppm. Namun ekstrak etilasetat menunjukkan nilai IC50 yang lebih baik
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
44
dari kedua senyawa hasil isolasi, yaitu 26,92 ppm meskipun masih dalam kategori
tidak aktif.
Data uji aktivitas antikanker dengan sistem triplo pada senyawa 6-
hidroksi-2-(2-feniletil)kromon dan 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon, juga
sistem duplo pada ekstrak etilasetat terhadap sel kanker payudara T47D masing-
masing terlampir pada Lampiran 13, Lampiran 14 dan Lampiran 15. Grafik
aktivitas antikanker dari senyawa 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon, 7-hidroksi-
5,3,4-trimetoksiflavon dan ekstrak etilasetat terhadap sel kanker payudara T47D
dapat dilihat pada Gambar-4.12, Gambar-4.13 dan Gambar-4.14.
Gambar-4.12 Grafik aktivitas antikanker senyawa 6-hidroksi-2-(2-
feniletil)kromon
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
12.5 25 100 200 800
Abs
orba
nsi
Konsentrasi sampel (ppm)
Grafik aktivitas antikanker senyawa 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon
Rep 1
Rep 2
Rep 3
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
45
\
Gambar-4.13 Grafik aktivitas antikanker senyawa 7-hidroksi-5,3,4-
trimetoksiflavon
Gambar-4.14 Grafik aktivitas antikanker ekstrak etilasetat
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
12.5 25 50 100 800
Abs
orba
nsi
Konsentrasi sampel (ppm)
Grafik aktivitas antikanker senyawa 7-hidroksi-5,3',4'-trimetoksiflavon
Rep 1
Rep 2
Rep 3
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
12.5 25 50 100
Abs
orba
nsi
Konsentrasi sampel (ppm)
Grafik aktivitas antikanker ekstrak etilasetat
Rep 1
Rep 2
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
46
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Dua senyawa fenolik berhasil diisolasi dari kulit batang Aquilaria microcarpa
yakni senyawa 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon dan 7-hidroksi-5,3,4-
trimetoksiflavon. Struktur kedua senyawa fenolik hasil isolasi ditetapkan
berdasarkan data pengukuran spektroskopi UV, HR-ESI-MS, 1D NMR (1H-
NMR dan 13C-NMR), dan 2D NMR (HMQC dan HBMC).
(1)
(2)
Gambar-5.1. Struktur senyawa 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon (1) dan 7-
hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon (2)
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
47
2. Uji aktivitas 6-hidroksi-2-(2-feniletil)kromon dan 7-hidroksi-5,3,4-
trimetoksiflavon terhadap sel kanker payudara T47D mempunyai nilai IC50
masing-masing sebesar 2884,03 dan 2494,59 ppm. Sedangkan ekstrak etilasetat
mempunyai nilai IC50 sebesar 26,92 Hasil uji aktivitas antikanker kedua
senyawa fenolik tersebut dikategorikan tidak aktif, begitu pula dengan ekstrak
etilasetat.
5.1 Saran
Mengingat uji aktivitas antikanker senyawa 6-hidroksi-2-(2-
feniletil)kromon dan 7-hidroksi-5,3,4-trimetoksiflavon tidak aktif terhadap
sel kanker payudara T47D, maka disarankan untuk menguji aktivitas
antikanker senyawa fenolik ini terhadap sel lain untuk mengetahui aktivitas
antikankernya. Ataupun dapat dengan melakukan uji bioaktivitas lainnya.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
48
DAFTAR PUSTAKA Alkhathlan, H. Z., Al-Hazimi, H. M., Al-Dhalaan, F. S., and Mousa, A. A., 2005,
Three 2-(2-phenylethyl)chromones and two terpenes from agarwood, Nat. Prod. Res., 19(4), 367-372.
Alley, M.C., Czerwinski, M.J., Scudiro, D.A., Monks, A., and Hursey, M.L.,
1988, Feasibility of drug screening with panels of human tumor cell lines using a microculture tetrazolium assay, Cancer. Res., 48, 589-601.
Ancuceanu, R.V., Pharm, Candidate, and Istudor, V., 2004, Pharmacologically
active natural compounds for lung cancer,Altern. Med. Rev., 9 (4), 402-419.
Bhandari, P., Pant, P., and Rastogi, R.P., 1982, Aquillochin a coumarinolignan
from Aquilaria agallocha, Phytochem., 21(8), 2147-2149. Dai, H., Liu, J., Han, Z., Zeng, Y., Wang, H., and Mei, L., 2010, Two new 2-(2-
phenylethyl)chromones from Chinese eaglewood, J. Asian. Nat. Prod., 12(2), 134-137.
Dong, C., Dan, B., Yue-Lin, S., and Peng-Fei, T., 2012, Flavanoids from the
stems of Aquilaria sinensis, J Nat. Med., 10, 0287-0291. Farida, Y., Martati, T., Musir, A., and Edward, B., 2010, Cytotoxic activity and
antioxidants from Typhonium divaricatum leaf extract (L) Decne, Indonesian J. Pharm. Sci., 8 (2), 69-140.
Feng, J., Yang, X. W., and Wang, R. F., 2011, Bio-assay guided isolation and
identification of -glucosidase inhibitors from the leaves of Aquilaria sinensis, Phytochem., 72, 242-247.
Gao, X., Xie, M., Liu, S., Guo, X., Chen, X., Zhong, Z., Wang, L., and Zhang,
W., 2014, Chromatographic fingerprint analysis of metabolites in natural and artificial agarwood using gas chromatography-mass spectrometry combined with chemometric methods, J. Chrom., 967, 264-273.
Gunasekera, S. P., Kinghorn, A.D., Cordell, G.A., and Farnsworth, S.S., 1981,
Plan Anti Cancer Agent. XIX. Constittuent of Aquilaria maaccensis, J Nat. Prod., 44(5), 569-572.
Hassan, N.H., Ali, N., Zainudin, F., and Ismail, H., 2011, Effect of 6-
benzylaminopurine (BAP) in different basal media on shoot multiplication of Aquilaria hirta and detection of essential oils in the vitro shoots, African. J. Biotech., 10(51), 10500-10503.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
49
Ibrahim, A. H., Al-Rawi, S.S., Abdul Majid, A.M.S, Ab. Rahman, N.N, Abo-Salah, K.M, and Ab-Kadir, M.O., 2011, Separation and fractionation of Aquilaria malaccennsis oil using supercritical fluid extraction and the cytotoxic properties of the extraxted oil, Pro. Food.Sci., 1, 1953-1959.
Ibrahim, Sabrin R.M and Gamal A.Mohamed.,2014. Natural Occuring 2-(2-
phenylethyl)chromones, structure elucidation and biological activities, Nat.Prod.Res
Ishihara, M., Tsuneya, T., and Uneyama, K., 1993, Fragrant sesquiterpenes from
agarwood, Phytochem., 33(5), 1147-1155. Ishihara, M., Masatsugu, Y., and Uneyama, K., 1992, Preparation of(-)-Guaia-
1(10),11-dien-15,2-olide and (-)-2-hydroxyguaia-1(10),11-dien-15-oic acid, fragrant sesquiterpenes in agarwood (Aquilaria agallocha Roxb.), Tetrahedron., 48(47), 10265-10276.
Ishihara, M., Tsuneya, T., Shiga, M., and Uneyama, K., 1991, Three
sesquiterpenes from agarwood, Phytochem., 30(2), 563-566. Ishihara, M., Tsuneya, T., and Uneyama, K., 1991, Guaiane sesquiterpenes from
agarwood, Phytochem., 30(10), 3343-3347. Ito, C., Itoigawa, M., Takakura, T., Ruangrungsi, N., Enjo, F., Tokuda, H.,
Nishino, H., and Furukawa, H., 2003, Chemical constituents of Garcinia fusca: Structure elucidation of eight new xanthones and their cancer hemopreventive activity, J. Nat. Prod., 66 (2), 200-205.
Jagetia, G. C., and Rao, S. K., 2006, Evaluation of the antineoplastic activity of
guduchi (Tinospora cordifolia) in ehrlich ascites carcinoma bearing mice, Biol. Pharm. Bull.,29(3), 460-466.
Jaswir, I., Noviendri, D., Salleh, H. M., Taher, M., and Miyashita, K., 2011,
Isolation of Fucoxanthin and Fatty Acids Analysis of Padina australis and Cytotoxic Effect of Fucoxanthin on Human Lung Cancer (H1299) Cell Lines, African J. Biotech., 10 (81), 18855-18862.
Konishi, T., Konoshima, T., Shimada, Y., and Kiyosawa, S., 2002, Six New 2-(2-
Phenylethyl)chromones from Agarwood, Chem. Pharm. Bull., 50(3), 419-422.
Kristanti, A., Aminah, N. S., Tanjung, M., dan Kurniadi B., 2008, Buku Ajar
Fitokimia, Surabaya; Airlangga University press. Li, W., Cai, C. H., Dong, W. H., Guo, Z. K., Wang, H., Mei, W. L., and Dai, H.
F., 2014, 2-(2-Phenylethyl)chromone derivatives from Chinese agarwood induced by artificial holing, Fitote., 98, 117-123.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ISOLASI DAN IDENTIFIKASI... OKKY PUTRI RAHAYU
50
Li, W., Cai, C. H., Guo, Z.K., Wang, H., Zuo, W. J., Dong, W. H., Mei, W. L., Dai, H. F., 2015, Five new eudesmane-type sesquiterpenoids from Chinese agarwood induced by artificial holing, Fitote., 100, 44-49.
Liu, J., Wu, J., Zhao, Y. X., Deng, Y. Y., Mei, W. L., and Dai., 2008, H. F., A
new cytotoxic 2-(2-phenylethyl)chromone from Chinese eaglewood, Chinese. Chem. Letters., 19, 934-936.
Manitto, P. 1992. Biosintesis Produk Alami. Cetakan Pertama. Terjemahan
Koensoemardiyah dan Sudarto. New York: Ellis Horwood Limited. Nakanishi, T., Yamagata, E., Yoneda, K., and Miura, I., 1981, Jinkohol, a
prezizane sesquiterpene alcohol from agarwood, Phytochem., 20(7), 1597-1599.
Nakanishi, T., Yamagata, E., Yoneda, K., Nagashima, T., Kawasaki, I., Yoshida,
T., Mori, H., and Miura, I., 1984, Three fragrant sesquiterpenes of agarwood, Phytochem., 23(9), 2066-2067.
Nakanishi, T., and Nishi, A. I. M., 1986, A new and a known derivates of 2-(2-
phenylethyl) chromone from a kind of agarwood (Kanankoh in japanese) originating from Aquilaria agallocha, J Nat. Prod., 49(6), 1106-1108.
Okudera, Y., and Ito, M., 2009, Production of agarwood fragrant constituents in
Aquilaria calli and cell suspension cultures, Plant. Biotech., 26, 307-315.
Peng, K., Mei, W., Zhao, Y., Tan, L., Wang, Q., and Dai, H., 2011, A novel
degraded sesquiterpene from the fresh stem of Aquilaria sinensis, J. Asian. Nat. Prod. Res., 13(10), 951-955.
Qi, J., Lu, J.J., Liu, J.H., Yu, B.Y., 2009, Flavonoid and a rare benzophenone
glycoside from the leaves of Aquilaria sinensis, Chem. Pharm. Bull., 57, 134-137.
Ren,W., Qiao, Z.,Wang, H., Zhu, L., and Zhang, L., 2003, Flavonoids: Promising
anticancer agents, Med. Res. Rev., 23(4), 519-534. Sukmarianti, N. W. S., Suaniti, N. M., and Sw