67
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT AKAR TUMBUHAN JENGKOL (Archidendron jiringa (Jack) I. C. Nielsen) SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI (Skripsi) Oleh Dicky Sildianto FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2019

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER

DARI KULIT AKAR TUMBUHAN JENGKOL

(Archidendron jiringa (Jack) I. C. Nielsen) SERTA UJI AKTIVITAS

ANTIBAKTERI

(Skripsi)

Oleh

Dicky Sildianto

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 2: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

ABSTRAK

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER

DARI KULIT AKAR TUMBUHAN JENGKOL

(Archidendron jiringa (Jack) I. C. Nielsen) BERDASARKAN UJI

AKTIVITAS ANTIBAKTERI

Oleh

Dicky Sildianto

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri merupakan salah satu penyakit

yang banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang. Salah satu cara

pengobatan infeksi dapat digunakan antibiotik, akan tetapi penggunaan antibiotik

menimbulkan masalah baru yaitu timbulnya resistensi bakteri terhadap antibiotik.

Pemanfaatan tumbuhan obat memiliki potensi untuk menghasilkan senyawa

bioaktif antibakteri, dan salah satu tumbuhan yang memiliki potensi tersebut

adalah tumbuhan jengkol. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan

mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dari kulit akar tumbuhan jengkol

dan menguji bioaktivitas antibakteri senyawa hasil isolasi terhadap bakteri

Escherichia coli dan Bacillus subtilis untuk mengetahui resisten senyawa hasil

isolasi. Telah dilakukan skrining, isolasi dan uji resisten senyawa bioaktif dari

kulit akar tanaman jengkol. Uji bioaktivitas dilakukan terhadap bakteri E. coli resisten kloramfenikol dan B. subtilis resisten amoxicillin. Skrining dan isolasi

metabolit bioaktif melalui beberapa tahap pemisahan yaitu kromatografi cair

vakum, dan kromatografi kolom gravitasi dengan variasi pelarut, serta penentuan

struktur menggunakan spektrofotometer JNM-ECZ500R / S1 Agilent frekuensi

500 MHz 1H-NMR. Berdasarkan hasil isolasi diperoleh senyawa golongan

fenolik pada fraksi etil asetat ditandai dengan adanya pergeseran kimia pada

daerah aromatik δH 6 - δH 7, sinyal untuk gugus metoksi (-OCH3) pada δH 3,7,

signal proton pada δH 8,01 merupakan puncak pergeseran kimia dari gugus

hidroksil (-OH) pada cincin aromatik, dan puncak khas untuk gugus asam lemak

(alkana) pada δH 0,89 - δH 2,2. Pada uji bioaktivitas diperoleh Minimum Inhibitor

Concentration (MIC) 25 g / mL untuk E. coli dan 25 g / mL untuk B.subtilis.

Kata Kunci: Tanaman jengkol, senyawa fenolik, antibakteri, minimum inhibitor

concentration.

Page 3: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

ABSTRACT

ISOLATION AND IDENTIFICATION OF SECONDARY METABOLIT

COMPOUNDS FROM JENGKOL PLANT BARK ROOT (Archidendron

jiringa (Jack) I. C. Nielsen) BASED ON THE TEST OF ANTIBACTERIAL

ACTIVITIES

By

Dicky Sildianto

Infectious diseases caused by bacteria is one of the diseases suffered by many people in developing countries. One method of treatment of infection can be used

antibiotics, but the use of antibiotics raises new problems that arise resistance to antibiotics. Utilization medicinal plants has the potential to produce antibacterial

bioactive compounds, and one of the plants that has this potential is the jengkol plant. This study aims to isolate and compensate for secondary metabolism of the

root bark of jengkol plant and examine antibacterial bioactivity to Escherichia coli and Bacillus subtilis bacteria to knowing the resistance of the result from isolation.

There have been screening, insulation and resistance tests of the bioactive

compunds found in the bark root of the jengkol plant. Bioactive tests were done on the Escherichia coli resisten of chloramphenicol and Bacillus subtilis resisten of

amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through various stages of separation of liquid chromatography vacuum, and gravitational column

chromatography with various solvents, and structural pattering use spectrographic

JNM-ECZ500R/ S1 agilent frequency 500 MHz 1H-NMR. According to the

insulation a phenolic compound on the ethyl acetate fraction was marked by a chemical in the aromatic region δH 6 - δH 7, metoxy’s signal (-OCH3) on δH 3,7,

proton’s signal on δH 8,01 by superfying the chemical shift of the hydroxyl tied to

the aromatic ring, and the distinctive peaks for the fatty acid (alkanes) on δH 0,89 -

δH 2,2. The bioactivity test was obtained Minimum Inhibitor Concentration (MIC)

25 g / mL for E. coli and 25 g / mL for B.subtilis.

Keywords: jengkol plant, phenolic compund, antibacterial, minimum inhibitor

concentration.

Page 4: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER

DARI KULIT AKAR TUMBUHAN JENGKOL (Archidendron jiringa (Jack)

I. C. Nielsen) SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

Oleh

Dicky Sildianto

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through
Page 6: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through
Page 7: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Dicky Sildianto dilahirkan di Kesumadadi pada tanggal

20 September 1996. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari

pasangan Bapak Suparyo dan Ibu Ambar Wati. Penulis menyelesaikan pendidikan

di TK 02 Yapindo pada tahun 2002 melanjutkan di SD 02 Yapindo lulus pada

tahun 2008, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP Yapindo lulus

pada tahun 2011 dan melanjutkan pendidikan di SMA Sugar Group lulus pada

tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung melalui

jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Selama

menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Kimia

bidang Kimia Organik Teknologi Hasil Pangan semester ganjil 2016/2017, Kimia

bidang Kimia Organik II semester genap 2016/2017, Kimia bidang Kimia

Organik II semester Genap 2017/2018, Kimia bidang Kimia Organik I semester

ganjil 2018/2019, dan praktikum Kimia Organik II semester genap 2018/2019.

Penulis juga mengikuti aktivitas organisasi, dimulai dengan menjadi Kader Muda

Himaki (KAMI) pada tahun 2014, kemudian terpilih menjadi anggota Bidang

Sains dan Penalaran Ilmu Kimia (SPIK) Himpunan Mahasiswa Kimia (Himaki)

FMIPA Unila periode 2015/2016 dan 2016/2017. Penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Baru Ranji, Kecamatan Merbau Mataram,

Page 8: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

Lampung Selatan pada 2017. Penulis pernah menjadi pemakalah pada kegiatan

SEMIRATA 2017 Bidang MIPA BKS PTN Barat di Jambi pada Mei 2017 dengan

judul “Optimasi Pemisahan Ekstrak Metanol Kulit Batang Tumbuhan Binahong

(Anredera cordifolia) Secara MPLC”.

Page 9: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

MOTTO

“Dia Yang Pergi Untuk Mencari Ilmu Pengetahuan, Dianggap Sedang Berjuang di Jalan Allah Sampai Dia

Kembali”. (HR. Tirmidzi)

“Do The Best and God Will Do The Rest”

Page 10: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang

Dengan mengucap

Alhamdulillahirabbilalamin

Ku Persembahkan karya kecilku ini kepada

Bapak dan Ibuku tercinta yang tak pernah mengeluh berpeluh tenaga,

berlelah pikiran, berlimang kata-kata, dan menengadahkan tangan seraya

berdo’a, untuk anak yang kalian. Rasa terimakasih yang terucap melalui

karyaku ini.

Seluruh keluarga yang selalu mendoakan keberhasilanku

Dengan segala rasa hormat kepada bapak Dr. Noviany, S.Si., M.Si.,

bapak Andi Setiawan, Ph.D. dan bapak Prof. Yandri AS., M.S.

serta seluruh Dosen Pengajar yang telah membimbing dan mendidikku

sampai menyelesaikan pendidikan sarjana.

Seluruh teman-temanku yang telah memberikan semangat, kebahagiaan dan

pelajaran hidup

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 11: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

SANWACANA

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah

memberikan segala bentuk rahmat dan nikmat-Nya, sehingga Penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Baginda

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat, semoga kita termasuk

umat yang beliau cintai dan mendapatkan syafa’at beliau di yaumil akhir nanti,

aamiin yarabbal’alamin.

Skripsi dengan judul “Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder

Dari Kulit Akar Tumbuhan Jengkol (Archidendron jiringa (Jack) I. C.

Nielsen) Serta Uji Aktivitas Antibakteri” merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam UniversitasLampung.

Teriring do’a yang tulus, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Kedua orang tua Penulis, Bapak Suparyo dan Ibu Ambar Wati dan Adik

penulis Aditya Bagus Hermawan yang telah memberikan segala usaha dan

do’a, cinta dan kasih, dukungan moral dan spiritual yang sampai saat ini tak

Page 12: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

ii

pernah berhenti. Bapak Ibu terima kasih atas segala kasih sayang yang tak

terhingga untuk penulis.

2. Keluarga besar penulis yang memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

3. Ibu Dr. Noviany, S.Si., M.Si. selaku pembimbing I atas segala kebaikan, ilmu,

motivasi, kritik, saran, kesabaran dan bimbingan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan skripsi ini dengan baik. Atas semua yang telah

beliau berikan, semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan atas

semua yang beliau berikan

4. Bapak Andi Setiawan, Ph.D. selaku pembimbing II atas segala saran, nasehat,

kesabaran, keikhlasan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis

dalam perencanaan dan penyelesaian penelitian serta skripsi ini. Semoga Allah

SWT senantiasa memberikan ridho-Nya dan membalas semuanya dengan

kebaikan.

5. Bapak Prof. Yandri AS., M.S. selaku pembahas atas segala bimbingan, kritik,

saran, dan ilmu bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT memberikan

keberkahan atas semua yang sudah diberikan.

6. Bapak Mulyono, Ph.D. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan

bimbingan, kritik, saran, dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

7. Bapak Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T., selaku Ketua Jurusan Kimia

FMIPA Unila yang telah memberi banyak masukan dan saran.

8. Bapak Drs. Suratman, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Matematika danIlmu

Pengetahuan Alam, Universitas Lampung beserta jajarannya.

Page 13: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

iii

9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA Unila atas seluruh

ilmu,bimbingan, perhatian dan pengalaman yang telah diberikan sehingga

penulisdapat menyelesaikan studi ini dengan baik berkat ilmu yang telah

diberikan,serta terimakasih kepada staff administrasi Jurusan Kimia FMIPA

Unila yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan persyaratan

administrasi selama kuliah. Semoga Allah SWT senantiasa membalas

kebaikan-kebaikan bapak dan ibu.

10. Mbak Wiwit selaku Laboran Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi

yang telah banyak memberikan arahan, membantu penulis dalam penyediaan

alat untuk penelitian, serta tempat bertukar pikiran saat jenuh.

11. Keluarga Besar Kimia 2014 yang menjadi teman seperjuangan menuntut ilmu

bersama.

12. Teman – teman satu penelitian dan satu bimbingan Rizky F., Ufi, Nurlaelatul,

Risa, dan Wahyu. Terimakasih atas bantuan, doa, dan kebersamaan selama ini,

semoga semua diberi kesuksesan dunia dan akhirat.

13. Teman – teman di Laboratorium Kimia Organik. Terimakasih atas bantuan,

doa, dan dan kebersamaan selama ini.

14. Teman – Teman satu bimbingan pak Andi terimakasih atas bantuan, doa, dan

dan kebersamaan selama ini.

15. Kakak tingkat 2010, 2011, 2012, 2013 beserta adik-adik angkatan 2015, 2016,

2017, dan 2018 yang tidak bisa saya sebutkan. Terimakasih atas persaudaraan

dan kekeluargaan kita selama ini, semoga kita semua menjadi orang-orang

sukses dan teman-teman sekalian lekas menyelesaikan pendidikan.

Page 14: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

iv

16. Terimakasih pada Fendi dan Berliana atas dukungan, bantuan, dan

kebersamaannya selama ini.

17. Terimakasih untuk teman – teman kontrakan Rendi, David, Budi, Bima,

Ricky, dan Rofik atas kebersamaannya.

18. Terimakasih pada Alya Rahmatina Salsabilla atas dukungan, bantuan, dan

saran selama penulis mengerjakan skripsi.

19. Terimakasih kepada UPT LaboratoriumTerpadu dan Sentra Inovasi Teknologi

Universitas Lampung beserta jajarannya yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir ini.

20. Almamater tercinta Universitas Lampung.

21. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas

segala ketulusan, bantuan, dan doa. Semoga kebaikan yang sudah diberikan

selama ini mendapat balasan dari Allah SWT.

Bandar Lampung, Juli 2019

Penulis,

Dicky Sildianto

Page 15: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

C. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5

A. Fabaceae ................................................................................................... 5

B. A. jiringa ................................................................................................... 6

C. Efek Farmakologi ...................................................................................... 8

D. Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder Famili Fabaceae ....................... 9

1. Terpenoid ............................................................................................ 10

2. Alkaloid .............................................................................................. 11

3. Flavanoid ............................................................................................. 12

4. Senyawa Fenolik Lain ......................................................................... 15

E. Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder ....................................................... 15

1. Ekstraksi .............................................................................................. 16

2. Pemisahan Secara Kromatografi .......................................................... 17

3. Analisis Kemurnian ............................................................................. 20

F. Karakterisasi Senyawa Secara Spektroskopi ............................................ 21

1. Spektroskopi Resonansi Magnetik Nuklir ............................................ 22

G. Bakteri .................................................................................................... 25

Page 16: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

vi

H. Uji Aktivitas Antibakteri ......................................................................... 26

1. Metode Difusi ...................................................................................... 27

2. Metode Dilusi ...................................................................................... 30

I. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Antibakteri ........................ 31

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 34

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 34

B. Alat dan Bahan ........................................................................................ 34

C. Prosedur Percobaan ................................................................................. 35

1. Persiapan Sampel ................................................................................ 35

2. Ekstraksi dengan Berbagai Pelarut ....................................................... 36

3. Kromatografi Cair Vakum (KCV) ....................................................... 36

4. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .......................................................... 37

5. Kromatografi Kolom (KK) .................................................................. 38

6. Spektroskopi Resonansi Magnetik Nuklir (NMR) ................................ 38

7. Pengujian Aktivitas Antibakteri ........................................................... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 41

A. Ekstraksi .................................................................................................... 41

B. Isolasi dan Fraksinasi Berpandukan pada Hasil Uji Bioaktivitas ................. 42

C. Pemurnian Fraksi Aktif Antibakteri ......................................................... 51

1. Fraksi E13 ............................................................................................ 51

2. Fraksi E28 ............................................................................................ 55

D. Karakterisasi Dengan Spektroskopi Resonansi Magnetik Nuklir (NMR) . 58

1. Identifikasi Subfraksi E2816 ................................................................. 58

V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 63

A. Simpulan ................................................................................................. 63

B. Saran ....................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 65

LAMPIRAN ...................................................................................................... 70

Lampiran 1. Diagram Alir .............................................................................. 71

Page 17: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

vii

Lampiran 2. Pembuatan Larutan Uji Aktivitas Antibakteri ............................. 72

1. Metode Difusi ...................................................................................... 72

2. Metode Dilusi ...................................................................................... 73

Lampiran 3. Surat Hasil Determinasi Tanaman ............................................... 76

Lampiran 4. Perhitungan Rata - Rata OD (Optical Density) ............................ 77

Lampiran 5. Perhitungan Tetapan Kopling Subfraksi E2816 ............................ 78

Page 18: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pergeseran kimia untuk proton dalam molekul organik ............................. 25

2. Kriteria kekuatan antibakteri ..................................................................... 28

3. Hasil pengamatan zona hambat ekstrak (dalam mm) terhadap bakteri

E. coli ....................................................................................................... 43

4. Hasil pengamatan zona hambat ekstrak (dalam mm) terhadap bakteri B.

subtilis ...................................................................................................... 43

5. Hasil uji MIC ekstrak n – heksana, etil asetat, dan metanol menggunakan

96 sumuran (wellplate) terhadap bakteri E. coli dan B. subtilis .................. 44

6. Diameter zona hambat (mm) fraksi – fraksi KCV-1 dan KCV-2 terhadap

bakteri E.coli ............................................................................................. 48

7. Diameter zona hambat (mm) fraksi – fraksi KCV-1 dan KCV-2terhadap

bakteri B.subtilis ....................................................................................... 49

8. Hasil uji MIC fraksi KCV terhadap bakteri E. coli dan B. subtilis

menggunakan plate 96 well hasil KCV ...................................................... 50

9. Hasil uji MIC pada subfraksi E131 dengan menggunakan 96 sumuran

(wellplate) terhadap bakteri E. coli dan B. subtilis ..................................... 54

10. Hasil uji MIC pada hasil subfraksi E281 dengan menggunakan 96

sumuran (wellplate) terhadap bakteri E. coli dan B. subtilis ....................... 57

11. Perbandingan pergeseran kimia pada 1H-NMR subfraksi E2816 dengan

Senyawa 1-(2,6-dihydroxy-4-methoxyphenyl)decan-1-one ........................ 61

12. Tetapan Kopling dan Integrasi 1H-NMR subfraksi E2816 ........................... 62

Page 19: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tanaman Jengkol ...................................................................................... 7

2. Struktur senyawa terpernoid yang berhasil diisolasi dari Fabaceae ............ 11

3. Senyawa alkaloid yang diisolasi dari Fabaceae .......................................... 12

4. Senyawa flavonoid yang diisolasi dari Fabaceae ....................................... 14

5. Senyawa golongan fenolik yang diisolasi dari akar tanaman turi dan

kulit akar tanaman turi .............................................................................. 15

6. Jenis radiasi elektromagnetik dan panjang gelombangnya ......................... 22

7. Uji bioaktivitas dengan metode difusi (a) pada bakteri E. coli pada

konsentrasi 0,5 gram/disk (b) pada bakteri . E. coli pada konsentrasi 0,3

gram/disk (c) pada bakteri B subtilis pada konsentrasi 0,5 gram/disk (d)

pada bakteri B. subtilis pada konsentrasi 0,3 gram disk ............................. 42

8. Pengujian MIC pada ekstrak n – heksana, etil asetat, dan metanol

menggunakan 96 sumuran (wellplate) (a) pada bakteri E. coli (b)

pada bakteri B. subtilis .............................................................................. 44

9. Kromatogram hasil KLT ekstrak etil asetat dengan eluen etil asetat /

aseton 1:1 (a) plat KLT disemprot serium sulfat (b) plat KLT dilihat

di bawah lampu UV 254 ........................................................................... 46

10. Kromatogram hasil KCV-1 (a) dan KCV-2 (b) dengan eluen etil asetat /

aseton 1:1 .................................................................................................. 48

11. Pengujian MIC pada hasil fraksi KCV (a) terhadap bakteri E. coli (b)

bakteri B. subtilis ...................................................................................... 49

12. Kromatogram KLT spesifik fraksi E13 dan E28 dengan eluen etil asetat /

aseton 1:1 (a) fraksi E13 positif senyawa fenolik (b) fraksi E13 positif

senyawa flavonoid (c) fraksi E28 positif senyawa fenolik (d) fraksi E28

positif senyawa flavonoid .......................................................................... 51

Page 20: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

x

13. Kromatogram KLT hasil kolom C18 dengan eluen etil asetat :

aseton 1:1 (a) telah disemprot serium sulfat (b) di bawah lampu UV

panjang gelombang 254 ............................................................................ 52

14. Kromatogram hasil KKG subfraksi E131 dengan eluen isopropil

alkohol / n – heksana 6:4 (a) telah disemprot dengan serium sulfat (b)

di bawah lampu UV panjang gelombang 254 ............................................ 53

15. Pengujian MIC pada hasil subfraksi E13 menggunakan 96 sumuran

(wellplate) (a) terhadap bakteri E. coli (b) bakteri B. subtilis ..................... 54

16. Kromatogram hasil KKG fraksi E281 dengan eluen isopropil alkohol

/ n – heksana 6:4 (a) telah disemprot serium sulfat (b) di bawah lampu

UV panjang gelombang 254 ...................................................................... 56

17. Uji MIC pada hasil subfraksi E281 menggunakan 96 sumuran (wellplate)

(a) terhadap bakteri E. coli (b) bakteri B. subtilis ....................................... 57

18. Hasil 1H-NMR subfraksi E2816 ................................................................. 59

19. Struktur senyawa 1-(2,6-dihydroxy-4-methoxyphenyl)decan-1-one ........... 61

Page 21: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri merupakan salah satu penyakit

yang banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang, termasuk di Indonesia

(Kemenkes, 2013). Secara sederhana bakteri dapat dibagi menjadi 2 golongan

besar yaitu bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit dan bakteri

nonpatogen yang tidak menyebabkan panyakit (Muljono dkk., 2016).

Bakteri yang termasuk kedalam golongan bakteri patogen diduga memiliki sifat-

sifat tertentu yang memperkuat kemampuan bakteri tersebut dalam menimbulkan

suatu penyakit. Banyak penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri di

antaranya tifus, diare, pneumonia, tuberkulosis (TBC), dan sebagainya.

Salah satu cara pengobatan infeksi oleh bakteri dapat digunakan antibiotik, akan

tetapi penggunaan antibiotik menimbulkan masalah baru yaitu timbulnya

restitensi bakteri sendiri terhadap antibiotik. Selain itu efek samping yang

ditumbulkan oleh antibiotik juga menjadi pertimbangan yang penting dalam

penggunaannya (Ji dkk., 2012).

Sejarah resistensi bakteri terhadap antibiotika diawali dari ditemukannya

staphylococcus yang resisten terhadap penicillin pada awal 1940-an. Dua faktor

Page 22: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

2

penting ikut berperan dalam penyebaran resistensi yaitu kemampuan bakteri untuk

mentransfer dan merekasa gen sehingga mampu membuat resistensi bakteri

terhadap antibiotik dan menjadi masalah yang belum terselesaikan secara tuntas

(Dwiprahasto, 2005).

Berdasarkan permasalahan tentang resistensi bakteri yang ada telah banyak

dilakukan penelitian – penelitian untuk menemukan bahan antibakteri terutama

yang berasal dari tumbuhan. Tumbuhan dapat digunakan sebagai alternatif

pencarian bahan antibakteri adalah tumbuhan obat yang memiliki senyawa yang

aktif dalam bidang kesehatan. Telah banyak senyawa aktif asal tumbuhan yang

memasuki aplikasi komersial untuk berbagai kegunaan. Senyawa alam hasil

isolasi dari tumbuhan, juga digunakan sebagai bahan asal untuk sintesis bahan-

bahan biologis aktif dan sebagai senyawa model untuk merancang senyawa baru

yang lebih aktif dengan sifat toksik yang lebih rendah (Salni dkk., 2011).

Sepanjang sejarah yang ada bahwa tumbuhan telah lama digunakan menjadi salah

satu sumber pengobatan yang sering digunakan dalam bidang kesehatan. Sekitar

70-80% populasi masyarakat yang masih tinggal di pedesaan masih sangat

tergantung pada obat herbal untuk perawatan kesehatan (Nwodo et al., 2011).

Tanaman obat ini memiliki beberapa kelebihan seperti memiliki harga yang lebih

relativ murah dan sifat tanaman obat ini aman sehingga tidak perlu pengawasan

yang ketat dalam penggunaannya (Hidayat dan Hardiansyah, 2012).

Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian dalam bidang farmasi telah banyak

mengembangkan produk alami yang di ekstrak dari tanaman,untuk menghasilkan

obat yang efektif dan biaya yang terjangkau bagi masyarakat. Negara – negara di

Page 23: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

3

Asia – Pasifik untuk saat ini juga mengharuskan adanya pencarian sumber

antibiotik yang baru adanya resistensi mikroba patogen terhadap obat kimia yang

selama ini digunakan (Doughari, 2006).

Penggunaan tanaman obat di Indonesia sendiri masih dalam sebatas dari manfaat

dari tanaman itu sendiri, belum banyak dilakukan proses identifikasi kandungan

senyawa yang ada pada tanaman obat tersebut sehingga nantinya senyawa yang

ada pada tanaman obat tersebut dapat disintesis. Dengan keanekaragaman yang

banyak di Indonesia seharusnya dapat dihasilkan beragam senyawa yang

dihasilkan dari tumbuhan obat yang dapat dijadikan sumber antibakteri yang baru

(Multazami, 2013).

Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai tanaman obat adalah jengkol

(Archidendron jiringa (Jack) I. C. Nielsen). Salah satu tanaman suku Fabaceae ini

sudah sejak lama ditanam di Indonesia, di kebun atau pekarangan. Buah jengkol

mengandung karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, alkaloid,

minyak atsiri, steroid, glikosida, tannin, dan saponin. Biji jengkol merupakan

bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan

obat untuk menyembukan luka luar (Rizal dkk., 2016)

Telah banyak dilakukan penelitian terhadap tanaman jengkol seperti pada daun

dan pada kulit buah jengkol, namun hanya sebatas uji fitokimia dan efek

farmakologi ekstrak. Sedangkan penelitian terhadap jengkol sendiri masih sangat

jarang ditemukan. Sehingga perlu dilakukan penelitian tehadap akar jengkol

dengan mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dari kulit

Page 24: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

4

akar tanaman jengkol (Archidendron jiringa ) serta uji aktivitas antibakteri

terhadap bakteri E.coli dan B. subtilis resisten.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dari kulit akar

tumbuhan jengkol (A. jiringa)

2. Menguji bioaktivitas antibakteri senyawa hasil isolasi terhadap bakteri E.coli

dan B. subtilis untuk mengetahui resisten senyawa hasil isolasi.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan informasi mengenai kandungan

metabolit sekunder dari kulit akar tumbuhan jengkol (A. jiringa) dan sumber

alami yang berpotensi sebagai bahan atau agen antibakteri.

Page 25: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Fabaceae Salah satu kekayaan tumbuhan di dunia adalah suku polong-polongan (Fabaceae)

yang mempunyai distribusi yang luas di kawasan tropis, salah satunya di

Indonesia, suku Fabaceae ini mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan

manusia antara lain sebagai bahan pangan, tanaman penghijauan, penghasil pakan

ternak, tanaman penghasil tanin, dan tanaman yang berkasiat obat.

Suku polong-polongan merupakan suku ketiga terbesar tumbuhan berbunga. Suku

polong - polongan mempunyai habitat hidup seperti semak, berkayu merambat

(liana), pohon dan sebagian kecil merupakan tumbuhan air. Suku polong-

polongan merupakan komponen mayor dari vegetasi dunia dan sering ditemui

pada lahan yang subur karena kemampuannya untuk mendaur ulang nitrogen dari

atmosfer melalui bintil akar (Lewis et al., 2005). Suku ini terdiri dari 18.000 jenis

dan 630 marga.

Anggota suku polong-polongan mudah dikenal dari bentuk buahnya yang

berbentuk polong. Suku polong-polongan dibagi menjadi 3 suku yaitu

Mimosaceae, Caesalpiniaceae, dan Papilionaceae. Masing-masing dari suku

tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Suku Papilionaceae mempunyai

Page 26: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

6

bunga yang bentuknya seperti kupu-kupu khas dengan mahkota bunga yang tidak

sama bentuknya. Tanaman yang termasuk dalam suku Papilionaceae adalah

kacang tanah, kacang kedelai, buncis, dan kapri. Sedangkan pada suku

Mimosaceae karakter bunganya berbentuk bongkol. Tanaman yang termasuk

dalam suku Mimosaceae adalah jengkol, lamtoro, putri malu,dan petai.

Selanjutnya adalah suku Caesalpiniaceae yang memiliki ciri bunganya tersusun

majemuk membentuk seperti piramida. Tanaman yang termasuk dalam suku

Caesalpiniaceae adalah kembang merak dan secang (Danarto, 2013).

Fabaceae sebagian besar berkhasiat sebagai tumbuhan obat. Bagian yang

dimanfaatkan sebagai obat antara lain daun, bunga, kulit akar, dan kulit batang.

Fabaceae mengandung berbagai zat metabolit yang mengandung khasiat sebagai

obat demam, batuk, TBC, obat cacing, obat sakit perut, obat kulit, pegal-pegal,

salep mata, obat kuat. Senyawa yang dihasilkan dari Fabaceae antara lain

flavonoid, protein, stilbenoid, santon, triterpen, saponin, diterpen, balsam, dan

fitoaleksin. Asam organik (termasuk asam malonik, asam tartarik, asam

chelidonik), protein, asam galakturonik yang dapat berpotensi sebagai

antimikroba/bakterisida/ bakteriostatik, antidiabetik, antitumor, dan antifertilitas

(Danarto, 2013).

B. A. jiringa

Tumbuhan jengkol atau lebih dikenal dengan tumbuhan jering adalah termasuk

dalam famili Fabaceae (suku biji-bijian). Tumbuhan kulit buah jengkol atau

Page 27: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

7

jering dengan nama Latinnya yaitu (A. jiringa) dengan sinonimnya yaitu

Pithecellobium jiringa dan Archindendron yang merupakan tumbuhan khas di

wilayah Asia Tenggara.

Gambar 1. Tanaman Jengkol

Tanaman jengkol termasuk tanaman berkeping 2 yang memiliki ciri-ciri seperti

memiliki batang yang tegak, bulat, berkayu, licin, dan percabangan simpodial.

Untuk daun berbentuk majemuk dengan panjang 10-20 cm dan bewarna hijau tua.

Pada bunga berstruktur majemuk, berbentuk seperti tandan, memiliki tangkai

bulat, dan kulitnya bewarna ungu. Buahnya berbentuk bulat pipih bewarna coklat

kehitaman, sedangkan akarnya berbetuk tunggang (Maxiselly dkk., 2016).

Page 28: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

8

Klasifikasi tanaman jengkol adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisi : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (dikotil)

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Archidendron

Spesies : Archidendron jiringa

(Heyney, 1987)

C. Efek Farmakologi

Tumbuhan jengkol dikenal sebagai tanaman yang memiliki manfaat dibidang

pengobatan.. Seluruh bagian dari tanaman jengkol dapat dijadikan sebagai obat

mulai dari daun hingga buah dari tanaman jengkol (Rizal dkk., 2016). Menurut

penelitian yang dilakukan oleh (Syafnir dan Krishnamurti, 2015) menyatakan

bahwa kulit jengkol dan biji jengkol dapat mengurangi kadar gula dalam tubuh.

Selain itu, kulit jengkol juga menjadi salep dalam mengobati penyakit borok

(Hutauruk, 2010). Sebagai obat-obatan tradisional daun tanaman jengkol dapat

digunakan sebagai obat eksim, kudis, luka dan bisul, kulit buahnya digunakan

sebagai obat borok. Daun tanaman jengkol juga telah digunakan untuk

menyembuhkan penyakit infeksi (Salni dkk., 2011).

Page 29: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

9

D. Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder Famili Fabaceae

Sebagian besar komponen kimia yang berasal dari tamanan yang digunakan

sebagai obat atau bahan obat adalah merupakan metobolit sekunder (Radji, 2005).

Metabolit sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan atau disintesa pada sel

dan group taksonomi tertentu pada tingkat pertumbuhan atau stress tertentu.

Senyawa ini diproduksi hanya dalam jumlah sedikit tidak terus-menerus, untuk

mempertahankan diri dari habitatnya, dan tidak berperan penting dalam proses

metabolisme utama (primer). Pada tanaman, senyawa metabolit sekunder

memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai atraktan (menarik serangga

penyerbuk), melindungi dari stress lingkungan, pelindung dari serangan

hama/penyakit (phytoaleksin), pelindung terhadap sinar ultra violet, sebagai zat

pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman lain (alelopati) (Mariska,

2013).

Kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam famili Fabaceae sangat

banyak dan cukup beragam, dimulai dari susunan yang sederhana hingga molekul

yang paling rumit. Secara umum senyawa metabolit sekunder yang terdapat

dalam famili Fabaceae adalah terpenoid, alkaloid, flavonoid, dan senyawa fenolik

lainya.

Page 30: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

10

1. Terpenoid

Terpenoid adalah turunan molekul terpen yang mengandung atom lain selain atom

karbon dan hidrogen, biasanya mengandung atom oksigen dalam bentuk gugus

hidroksil, karbonil, karboksilat dan telah ditemukan pula terpenoid halogen,

terutama yang memiliki gugus klor dan brom. Kelompok senyawa terpen dikenal

sebagai metabolit sekunder, dihasilkan oleh organisme melalui jalur biogenetik

asam mevalonat (Usman, 2014). Berdasarkan jumlah atom C yang terdapat pada

kerangkanya, terpenoid dapat dibagi menjadi hemiterpen dengan 5 atom C,

monoterpen dengan 10 atom C, seskuiterpen dengan 15 atom C, diterpen dengan

20 atom C, triterpen dengan 30 atom C, dan seterusnya sampai dengan politerpen

dengan atom C lebih dari 40 (Nagegowda, 2010).

Banyak sekali senyawa terpenoid yang telah diisolasi dari berbagai jenis

tumbuhan, contohnya adalah seperti senyawa 1,2-seco-cladiellan (1) yang

diisolasi dari herba miniran yang telah diselidiki memiliki aktivitas antibakteri

pada bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Contoh senyawa lainya

yang berhasil diisolasi dari famili Fabaceae yaitu kahirikosida II (2). Struktur dari

senyawa terpenoid yang berhasil diisolasi dari Fabaceae ditunjukan pada Gambar

2 (Gunawan dkk., 2008)

.

Page 31: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

11

(1) (2)

Gambar 2. Struktur senyawa terpernoid yang berhasil diisolasi dari Fabaceae

2. Alkaloid

Alkaloid juga banyak terdapat dalam tumbuhan, khususnya pada Angiospermae

(lebih dari 20% dari semua spesies menghasilkan alkaloid). Alkaloid umumnya

hanya sedikit terdapat pada tumbuhan Gymnospermae, lycopodium, Equisetum,

jamur, dan alga. Alkaloid juga dapat ditemukan pada bakteri, jamur, binatang laut,

antropoda, amphibi, pada sejumlah burung, dan mamalia. Alkaloid sangat penting

bagi organisme yang memproduksinya. Satu fungsi utamanya adalah sebagai

pelindung dan untuk melawan herbivora maupun predator.

Beberapa alkaloid bersifat sebagai antibakteri, antijamur, dan antiviral Senyawa

kimia yang dihasilkan kemungkinan dapat menyebabkan keracunan bagi hewan.

Alkaloid biasanya dikelompokkan berdasarkan bentuk cincin heterosiklik nitrogen

yang terdapat di dalamnya sebagai contoh pirolidin, piperidin, quinolin,

isoquinolin, indol (Achmad, 1986). Atom nitrogen pada alkaloid berasal dari

asam amino dan umumnya struktur kerangka karbon pada asam amino prekusor

akan bertahan ketika dalam bentuk alkaloid. Prekusor asam amino yang

Page 32: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

12

berhubungan dengan biosintesis alkaloid antara lain adalah ornitin, lisin, asam

nikotinoat, tirosin, triptopan, asam antranilat, dan histidin. Contoh senyawa

alkaloid yang berhasil diisolasi dari famili Fabaceae ditunjukan Gambar 3.

Gambar 3. Senyawa alkaloid yang diisolasi dari Fabaceae

3. Flavanoid

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa bahan alam yang banyak

ditemukan pada tumbuhan. Flavonoid pada umumnya mempunyai kerangka

flavon C6-C3-C6, dengan tiga atom karbon sebagai jembatan antara gugus fenil

yang biasanya juga terdapat atom oksigen. Senyawa ini biasanya terdapat sebagai

pigmen tumbuhan untuk menarik pollinators, atau sebagai bahan pertahanan bagi

tumbuhan untuk melawan serangga dan mikroorganisme. Senyawa fenolik yang

dominan dalam famili ini adalah flavonoid. Selain senyawa flavonoid banyak

ditemukan senyawa dari jenis dibenzooxepin dan stilben. Kecenderungan

flavonoid yang ditemukan dalam tiap jenis genus dalam famili Fabaceae berbeda-

Page 33: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

13

beda bergantung pada tingkat evolusinya. Misalnya dari Guibourtia coleosperma,

senyawa flavonoid yang dihasilkan adalah flavonoid yang terikat dengan

glikosida misalnya epikatecin- (4b - 8)- 7-O-β-D- xyloppiranosilepikatecin (1)

yang berupa dimer dan 7-O-β-D- xyloppiranosil-epikatecin (2) yang berupa

monomer (Bekker et al., 2006).

Sedangkan pada genus Caesalpinia, flavonoid yang dihasilkan berupa

homoisoflavonoid misalnya bonducellin (3) yang diisolasi dari Caesalpinia

Pulcherima (Zhao et al., 2004). Berbeda dengan 2 spesies yang sebelumnya,

genus Milletia ini menghasilkan senyawa flavonoid berupa isoflavon yang

terprenilasi. Milletia papchycarpa diketahui mengandung millewanins G (4),

millewanins H (5), dan furowanin B (6) (Ito et al., 2006). Senyawa lain yang

pernah diisolasi adalah bauhiniastatin 1-2 (7-8) yang diisolasi pada Bauhinia

purpurea. Bauhinisantin 1 (7) juga diketahui memiliki aktivitas sitotoksik yang

tinggi terhadap sel murin leukemia (Pettit et al., 2006).

Page 34: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

14

(1) (2)

(3) (4)

(5) (6)

(7) (8)

Gambar 4. Senyawa flavonoid yang diisolasi dari Fabaceae

Page 35: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

15

4. Senyawa Fenolik Lain

Senyawa lain juga yang telah diisolasi dari famili Fabaceae adalah senyawa

1,1’binaptalen-2,2’-diol atau 1,1’-bi-2-naptol (1) dari akar tanaman turi (Sesbania

grandiflora (L.) Pers.) (Hasan et al., 2012) dan 2 senyawa baru dari 2-

arilbenzofuran A (2) dan B (3) dari kulit batang tanaman turi (Sesbania

grandiflora (L.) Pers.) (Noviany et al., 2018).

(1) (2) R=H; (3) = R =CH3

Gambar 5. Senyawa golongan fenolik yang diisolasi dari akar tanaman turi dan

kulit akar tanaman turi

E. Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Isolasi merupakan cara untuk memisahkan senyawa yang bercampur sehingga

dapat menghasilkan senyawa tunggal yang murni. Biasanya proses isolasi

senyawa dari bahan alami mengisolasi senyawa metabolit sekunder, karena dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

Page 36: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

16

Kandungan senyawa dari tumbuhan untuk isolasi dapat diarahkan pada suatu

senyawa yang lebih dominan dan salah satu usaha isolasi senyawa tertentu dapat

dimanfaatkan pemilihan pelarut organik yang akan digunakan pada isolasi

tersebut, pelarut polar akan lebih mudah melarutkan senyawa polar dan

sebaliknya senyawa non polar lebih mudah larut dalam pelarut non plar (Dia et al.,

2015).

1. Ekstraksi

Terdapat berbagai jenis macam ekstraksi yang sangat sering digunakan dalam

mengisolasi metabolit sekunder seperti perkolasi, sokletasi, maserasi, gas

superkritikal, refluks, dll. Metode ekstraksi yang paling sederhana dan sering

menjadi pilihan adalah maserasi (perendaman), yakni merendam material di

dalam pelarut. Maserasi (merendam dalam pelarut) menjadi metode yang dipilih

pada tahap pendahuluan atau ekstraksi dalam jumlah yang cukup banyak karena

sangat sederhana dan juga tidak banyak gangguan.

Tahapan ekstraksi secara maserasi melewati dua mekanisme dasar yakni:

Disolusi: Proses terendamnya senyawa target oleh solven.

Difusi: Proses terbawanya senyawa-senyawa oleh solven keluar sel atau

matriks alami.

Agar pelarut dapat menjangkau tempat senyawa di dalam sel atau ruang sel maka

proses peryerbukan pada material yang digunakan harus dilakukan. Serbuk yang

Page 37: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

17

terlalu halus menyebabkan larutan keruh atau terbentuk dispersi.yang dapat

mengganggu proses disolusi dan difusi (Saifudin, 2014).

2. Pemisahan Secara Kromatografi

Di dalam isolasi senyawa, kromatografi sangat penting dan fundamental untuk

identifikasi, deteksi pemisahan, deteksi optimasi fasa gerak, deteksi kemurnian,

dan lain-lain (Saifudin, 2014).

Ada 2 tipe kromatografi berdasarkan fase diamnya, yakni kromatografi lapis tipis

(KLT) dan kromatografi kolom (KK). Kromatografi lapis tipis cenderung bersifat

analisis (preperatif). KLT akan memvisualkan senyawa-senyawa yang

terkandung di dalam bahan sehingga dapat diketahui sifat-sifatnya dan terutama

polaritasnya. Sistem fasa diam dan fasa gerak yang dipilih sebisa mungkin

memberikan jumlah bercak yang banyak. Fase diam seringkali disebut dengan

penyerap atau adsorben (Saifudin, 2014). Pada KLT fasa diam yang biasa

digunakan adalah alumina (Al2O3.xH2O)n atau silika gel (SiO2.xH2O)n. Ikatan

kovalen pada adsorben ini menyebabkan material ini sangat polar

(Sastrohamidjojo, 2002).

KLT memiliki hasil berupa bercak yang dapat dilihat dibawah sinar UV atau

setelah disemprotkan dengan suatu reagen. Dimana bercak ini dapat diukur untuk

mengetahui nilai Rf dari suatu bahan yang diidentifikasi (Saifudin, 2014). Untuk

menghitung nilai Rf (nilai faktor retensi suatu senyawa yang nilainya berupa

angka desimal) dapat digunakan cara :

Page 38: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

18

Rf =

Kromatografi kolom adalah teknik pemisahan yang umum dan sangat berguna

dalam kimia organik. Metode pemisahan ini memiliki prinsip yang sama dengan

KLT, tapi dapat diaplikasikan untuk memisahkan sampel dalam jumlah yang lebih

besar dibandingkan KLT. Kromatografi kolom dapat digunakan baik dalam skala

besar maupun skala kecil. Teknik ini dapat diaplikasikan pada berbagai disiplin

ilmu, seperti biologi, biokimia, mikrobiologi, dan obat-obatan. Banyak jenis

antibiotik yang telah dimurnikan dengan kromatografi kolom. Kromatografi

kolom memungkinkan kita untuk memisahkan dan mengumpulkan masing-

masing senyawa dalam beaker glass yang berbeda-beda.

Sebagaimana pada metode KLT, alumina dan silika gel merupakan fasa diam

yang paling populer digunakan dalam kromatografi kolom. Dengan

menggunakan fasa diam ini, sampel yang lebih polar akan lebih lama berikatan

dengan fasa diam, sementara sampel yang kurang polar akan terelusi terlebih

dahulu dari kolom, diikuti dengan komponen dengan kepolaran yang semakin

meningkat secara berurutan (Sastrohamidjojo, 2002).

Kemudian untuk teknik kromatografi yang selanjutnya adalah teknik KCV. KCV

merupakan suatu teknik yang dilakukan dalam suatu sistem yang bekerja pada

kondisi vakum secara berlanjut, sehingga diperoleh kerapatan kemasan yang

maksimum atau dengan menggunakan tekanan rendah untuk meningkatkan laju

air fasa gerak. Urutan eluen yang digunakan dalam kromatografi cair diawali

mulai dari eluen yang mempunyai tingkat kepolaran rendah kemudian

kepolarannya ditingkatkan secara perlahan-lahan (Saifudin, 2014).

Page 39: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

19

Kromatografi kolom lainnya adalah kromatografi cair bertekanan tinggi (MPLC)

dan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Pada MPLC memiliki

cara kerja yang hampir sama seperti KCV namun peralatannya dilengkapi dengan

regulator tekanan dan regulator pengatur rasio fase gerak. Rasio bahan yang ingin

dipisah menyesuaikan ukuran kolom. Bahan ditempatkan pada pre kolom yang

disambung pada kolom. Pemisahan dengan alat ini jauh lebih efisien dan dengan

kapasitas yang maksimal. Seringkali MPLC ini dilengkapi dengan lampu UV

(Saifudin, 2014).

Sedangkan untuk HPLC digunakan untuk mendapatkan senyawa target dengan

lebih cepat, efisien, dan lebih aman secara kesehatan. Solven organik yang

digunakan di dalam pemisahan sering kali terbawa udara di dalam ruangan

sehingga sedikit banyak akan terhirup oleh peneliti. Untuk itu, HPLC dipilih

untuk pertimbangan kesehatan yang lebih baik. Dengan sistem ini jumlah b ahan

yang digunakan cukup dalam bobot mg (satuan berat) saja (Saifudin, 2014).

Pada setiap pemisahan menggunakan kromatografi maka akan menggunakan

eluen. Eluen adalah pelarut yang digunakan dalam proses migrasi atau

pergerakan dalam membawa komponen-komponen senyawa yang dipisahkan.

Urutan kromatografi diawali dari eluen yang memiliki tingkat kepolaran yang

rendah berlanjut dengan meningkatkan kepolarannya perlahan-lahan (Ibrahim dan

Sitorus, 2013). Berikut ini merupakan urutan eluen pada kromatografi

berdasarkan penurunan tingkat kepolarannya :

Page 40: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

20

Air

Metanol

Asetonitril

Etanol

n-propanol

Aseton

Etil Asetat

Kloroform

Metolen Klorida

Toulena

Benzena

Karbon tetraklorida

Sikloheksana

n-heksana Kepolaran menurun

3. Analisis Kemurnian

Salah satu metode yang dapat digunakan dan cepat dalam analisis kemurnian dari

suatu padatan adalah dengan mengukur titik lelehnya. Rentang titik leleh (melting

point) yang sempit umumnya menunjukan bahwa sampel telah murni, meski

terdapat kemungkinan yang rendah bahwa padatan merupakan campuran eutektik.

Jika sampel hasil rekristalisasi berubah rentang titik leleh dari luas menjadi sempit,

maka proses rekristalisasi tersebut sukses. Teknik penentuan titik leleh dari

senyawa organik yang mudah, menggunakan sampel yang sedikit, dan datanya

memuaskan adalah dengan metode mikro dengan menggunakan pipa kapiler.

Teknik ini banyak digunakan di laboratorium organik (Ibrahim dan Sitorus, 2013).

Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan titik leleh yaitu yang pertama

adalah rentang titik leleh yang diamati bergantung pada beberapa faktor yakni

jumlah sampel, laju pemanasan selama penentuan, dan kemurnian serta sifat kimia

Page 41: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

21

pada sampel. Akurasi dari pengukuran suhu bergantung sepenuhnya pada kualitas

dan kalibrasi dari thermometer (Ibrahim dan Sitorus, 2013)

F. Karakterisasi Senyawa Secara Spektroskopi

Spektroskopi merupakan suatu studi mengenai antraksi cahaya dengan atom dan

molekul. Radiasi cahaya atau electromagnet dapat dianggap menyerupai

gelombang. Beberapa sifat fisika cahaya paling baik diterangkan dengan ciri

gelombangnya, sedangkan sifat lain diterangkan dengan sifat partikel. Teknik

spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan struktur dari senyawa organik

tersebut. Radiasi elektromagnetik tersebut dapat berupa radiasi sinar γ, sinar-X

(X-ray), UV-VIS (ultraungu-tampak), infra merah (IR), gelombang mikro, dan

gelombang radio (Struve and Mills, 1990). Berdasarkan panjang gelombang

radiasi elektromagnetik dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang ditunjukan

Gambar 6.

Page 42: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

22

Gambar 6. Jenis radiasi elektromagnetik dan panjang gelombangnya (Struve and

Mills, 1990)

Metode spektroskopi yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah

spektroskopi ultraungu-tampak (UV-VIS), spektroskopi inframerah, spektroskopi

resonansi magnetik nuklir (NMR).

1. Spektroskopi Resonansi Magnetik Nuklir

Inti atom-atom tertentu akan mempunyai spin, yang berputar dan menghasilkan

momen magnetik sepanjang aksis spin. Jika inti yang berputar ini diletakkan di

dalam medan magnet, maka sesuai dengan kalkulasi kuantum mekanik, momen

magnetiknya akan searah (paralel; mempunyai energi yang rendah) atau

berlawanan arah (antiparalel, mempunyai energi yang tinggi) dengan arah medan

magnet yang diberikan. Jika sejumlah energi diberikan kepada inti yang berada

dalam medan magnet tersebut, maka inti yang berada pada keadaan parallel akan

berubah arahnya menjadi antiparalel (beresonansi) (Dachriyanus, 2004).

Page 43: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

23

Spektrometri NMR atau spektrometri resonansi magnit inti berhubungan dengan

sifat magnit dari inti atom. Spektrometri NMR terdapat dua jenis yaitu

spektrometri 1H-NMR dan

13C-NMR. Dari spektrum

1H-NMR, akan dapat diduga

ada berapa banyak jenis lingkungan hidrogen yang ada dalam molekul, dan juga

jumlah atom hidrogen yang ada pada atom karbon tetangga. Dari spektrum 13

C-

NMR dapat diketahui bagaimana keadaan lingkungan karbon tetangga, apakah

berada dalam bentuk karbon primer, sekunder, tersier, atau kuarterner.

Spektroskopi resonansi magnetik nuklir adalah teknik yang memanfaatkan sifat

magnetik dari inti tertentu. Instrumen yang paling umum dan paling populer

digunanakan adalah Spektroskopi Proton NMR dan Carbon-13 NMR (Settle,

1998).

Inti dari suatu atom yang dianalisis dengan menggunakan spektrometer NMR,

akan mengalami efek dari medan magnet kecil pada lingkungan di dekatnya.

Elektron yang bersirkulasi menyebabkan terjadinya medan magnet pada inti atom.

Saat medan magnet lokal dalam atom berlawanan dengan medan magnet

diluarnya, hal ini dinamakan inti atom tersebut “terperisai”. Inti yang terperisai

memiliki kekuatan medan efektif yang lebih rendah dan beresonansi pada

frekuensi yang lebih rendah. Hal ini menghasilkan setiap jenis inti dalam molekul

akan memiliki frekuensi resonansi yang agak berbeda. Perbedaan ini dinamakan

geseran kimia. Nilai geseran kimia ini memiliki satuan ppm. memberikan nilai

geseran kimia dari beberapa jenis senyawa dengan TMS sebagai titik nol-nya

(Settle, 1997).

Page 44: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

24

Berarti, kekuatan medan magnet luar akan menentukan besarnya panjang

gelombang atau frekuensi yang dibutuhkan. Ada beberapa hal yang perlu

diketahui (Dachriyanus, 2004) :

1. Jika suatu medan magnet diatur pada 14,1 T (14.092 G) dan frekuensi radio

pada 60 MHz, suatu inti hidrogen akan berputar dengan energi 5,7 x 10-6

kkal/mol.

2. Pada medan magnet yang sama dengan frekuensi 15 MHz, suatu inti 13

C akan

berputar dengan 1,4 x 10-6

kkal/mol.

3. Resonansi inti tidak hanya terjadi pada inti 1H dan

13C.

Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel

yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Energi yang dipakai

dalam pengukuran dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5

m atau pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukur

(Silverstein et al., 1986). Informasi yang diberikan oleh spektro resonansi

magnetik nuklir ini cukup banyak. Pada dasarnya metode ini digunakan untuk

mengidentifikasi suatu struktur senyawa atau rumus bangun molekul senyawa

organik. Berikut adalah beberapa pergeseran kimia senyawa organik :

Page 45: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

25

Tabel 1. Pergeseran kimia untuk proton dalam molekul organik (Silverstein et al.,

1986)

Jenis Senyawa Jenis Proton 1H (δ) ppm

Alkana

Alkuna

Eter

Alkena

Fenol

Alkohol

Aromatik

Aldehid

Karboksilat

C CH3

C C H

H3C O

H2C C

Ar OH

R OH

Ar H

O

C H

O

C OH

0,5 – 2

2,5 - 3,5

3,5 - 3,8

4,5 - 7,5

4 - 8

5 - 5,5

6 - 9

9,8 - 10,5

11,5 - 12,5

G. Bakteri

Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki

selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik

berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada

membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut

nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron (urutan nukleotida yang

terdapat dalam gen antara ekson) dan hanya tersusun atas ekson saja. Bakteri juga

memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid (DNA

Page 46: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

26

ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi) yang berbentuk kecil dan sirkuler

(Brooks et al., 2013).

Berdasarkan pewarnaan Gram, bakteri dapat dibedakan menjadi dua golongan,

yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram negatif zat

lipidnya akan larut selama pencucian dengan alkohol, pori-pori pada dinding sel

akan membesar, permeabilitas dinding sel menjadi besar, sehingga zat warna yang

sudah diserap mudah dilepaskan dan kuman menjadi tidak berwarna. Sedangkan

pada bakteri Gram positif akan mengalami denaturasi protein pada dinding selnya

oleh pencucian dengan alkohol. Protein menjadi keras dan kaku, pori-pori

mengecil, permeabilitas kurang sehingga kompleks ungu kristal jodium

dipertahankan dan sel kuman tetap berwarna ungu. Contoh bakteri gram positif

diantaranya adalah Staphyloccocus aureus dan Bacillus subtilis sedangkan bakteri

gram negatif di antaranya adalah Esherichia coli dan Pseudomonas (Staf Pengajar

FKUI, 1993).

H. Uji Aktivitas Antibakteri

Antibakteri adalah suatu senyawa yang digunakan untuk menghambat bakteri.

Antibakteri biasanya terdapat dalam suatu organisme sebagai metabolit sekunder.

Mekanisme senyawa antibakteri secara umum dilakukan dengan cara merusak

dinding sel, mengubah permeabilitas membran, mengganggu sintesis protein, dan

menghambat kerja enzim. Senyawa yang berperan dalam merusak dinding sel

antara lain fenol, flavonoid, dan alkaloid. Senyawa tersebut berpotensi sebagai

antibakteri alami pada bakteri patogen (Pelczar dan Chan, 2008).

Page 47: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

27

Uji aktivitas antibakteri terdiri dari dua metode utama yaitu :

1. Metode Difusi

Pada metode ini, zat antibakteri akan berdifusi ke dalam media agar yang telah

ditanami bakteri. Teknik metode ini secara umum adalah dengan

menginokulasikan kuman secara merata diseluruh pemukaan media agar,

kemudian sampel yang diuji ditempatkan di atas permukaan tersebut. Setelah

diinkubasi, selama 18 - 24 jam pada suhu 37oC, akan terbentuk zona hambat di

sekeliling reservoir sampel. Pengamatan berdasarkan ada atau tidaknya zona

hambat pertumbuhan bakteri disekeliling cakram. Ada tiga macam teknik difusi,

yaitu : cara parit, cara lubang atau sumuran, dan cara cakram.

1. Pada metode parit, media agar yang ditanami bakteri dibuat parit yang

kemudian diisi dengan larutan yang mengandung zat antibakteri dan

diinkubasi selama 18 - 24 jam pada suhu 37oC. Kemudian dilihat ada atau

tidaknya zona hambatan disekeliling parit.

2. Cara lubang atau sumuran, pada media agar yang ditanami bakteri dibuat

lubang atau dengan meletakkan silinder besi tahan karat pada medium agar

yang kemudian diisi dengan larutan yang mengandung zat antibakteri dan

diinkubasikan selama 18 – 24 jam pada suhu 37oC, kemudian dilihat ada

atau tidaknya zona hambatan disekeliling.

Page 48: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

28

3. Cara cakram, pada media agar yang telah ditanami bakteri diletakkan di

atas kertas cakram yang mengandung zat antibakteri dan diinkubasikan

selama 18 – 24 jam pada suhu 37oC, kemudian dilihat ada atau tidaknya

zona hambatan di sekeliling cakram. Cara lubang maupun cara cakram

terdapat persamaan yaitu larutan akan berdifusi secara tiga dimensi.

Sedangkan pada cara parit, sampel hanya berdifusi secara dua dimensi

(Brooks et al., 2013).

Luas zona hambat yang tampak mencerminkan tingkat kerentanan

mikroorganisme uji terhadap senyawa antibakteri. Kriteria kekuatan senyawa

antibakteri ditunjukan Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria kekuatan antibakteri

Diameter Zona Hambat (mm) Sifat Daya Hambat

<10 Lemah

10 – 16 Sedang

> 16 Kuat

(Win et al., 2012)

Faktor-faktor yang mempengaruhi metode difusi adalah ketebalan agar, komposisi

dari media agar, konsentrasi inokulum, suhu, dan waktu inkubasi. Ketebalan

lapisan agar yang sedikit saja bervariasi akan menghasilkan efek dan besar zona

hambat yang jauh berbeda. Oleh karena itu, diperlukan ketebalan lapisan agar

yang sama. Cawan petri yang digunakan harus benar-benar rata dan agar harus

dituang pada posisi yang tepat. Media agar mempengaruhi besarnya zona

Page 49: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

29

hambatan dengan 3 cara, yaitu : mempengaruhi aktivitas suatu antibakteri,

mempengaruhi kecepatan difusi suatu sampel antibakteri, dan mempengaruhi

kecepatan pertumbuhan bakteri. Aktivitas dari antibakteri dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti adanya kation dalam media, pH dari media, dan adanya

bermacam-macam zat antagonis (pengganggu). Kecepatan difusi dari obat

ditentukan oleh konsenstrasi agar, konsentrasi beberapa ion dalam media, dan

perpanjangan pengikatan elektrostatikantar sampel dan group yang terionisasi di

dalam media agar. Viskositas dari media juga mempengaruhi kecepatan difusi

dan hal ini tergantung juga pada waktu inkubasi. Kapasitas nutrisi dari media

agar sangat ditentukan oleh panjangnya fasa lag dan waktu pertumbuhan untuk

bakteri yang diteliti. Konsentrasi inokulum yang besar akan memperkecil zona

hambat, sebab masa kritis sel akan tercapai dengan cepat. Suhu harus sesuai

dengan suhu optimal untuk pertumbuhan bakteri, yaitu pada 37 oC. Bila tidak

sesuai maka akan mengakibatkan kecepatan pertumbuhan bakteri tidak sesuai

sehingga jumlah bakteri yang diinginkan tidak akan tercapai. Suhu inkubasi yang

rendah dapat memperbesar zona hambat karena akan memperlambat pertumbuhan

bakteri atau dapat juga memperkecil zona hambat karena difusi sampel antibakteri

berjalan lambat. Tetapi efek memperbesar zona hambatan lebih dominan.

Lamanya waktu inkubasi harus merupakan waktu minimal yang diperlukan

pertumbuhan normaldari bakteri percobaan. Perpanjangan waktu dapat

menurunkan aktivitas dan dapat pula menimbulkan muatan resisten (Brooks et al.,

2013).

Page 50: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

30

2. Metode Dilusi

Metode ini biasanya digunakan untuk menentukan Konsentrasi Hambat Minimum

(KHM) sampel antibakteri terhadap bakteri uji. Metode dilusi ini dilakukan

dengan mencampurkan zat antibakteri dengan media yang kemudian

diinokulasidengan bakteri. Pengamatannya dengan melihat ada atau tidaknya

pertumbuhan bakteri (Haddadin et al., 2010). Berdasarkan media yang digunakan

dalam percobaan, metode ini dibagi menjadi dua yaitu penipisan lempeng agar

dan pengenceran tabung. Pada penipisan lempeng agar, zat antibakteri yang akan

diuji dilarutkan lebih dahulu dalam air suling steril atau dalam pelarut steril lain

yang sesuai. Kemudian dilakukan dengan pengenceran secara serial dengan

kelipatan dua sampai kadar terkecil yang dikehendaki. Hasil pengenceran

dicampur dengan medium agar yang telah dicairkan kemudian didinginkan pada

suhu 45 oC-50

oC. Setelah itu dituang kedalam cawan petri steril, dibiarkan dingin

dan membeku, lalu diinkubasi pada suhu 37 oC selama 30 menit.

Pada setiap cawan petri diinokulasikan dengan suspensi bakteri yang mengandung

kira-kira 105 sampai 10

6 sel bakteri/ml. Untuk setiap seri pengenceran digunakan

kontrol negatif. KHM yaitu konsentrasi terkecil dari obat yang menghambat

pertumbuhan bakteri, sehingga tabung kaldu dengan konsentrasi sampel

antibakteri tersebut kelihatan jernih dan tidak memperlihatkan pertumbuhan

bakteri bila dibandingkan dengan kontrol (Brooks et al., 2013). Pada pengenceran

tabung, zat antibakteri dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, kemudian diencerkan

dengan kaldu berturut-turut pada tabung-tabung yang disusun dalam satu deret

terkecil yang dikehendaki, dengan metode Kerby Bauwer yang dimodifikasi.

Page 51: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

31

Setiap tabung yang berisi 1 ml campuran dengan berbagai kadar tersebut

diinokulasikan dengan suspensi kuman yang mengandung kira-kira 105

sampai

106

sel bakteri/ml. Diinkubasi selama 18 sampai 24 jam pada suhu 37 o

C .

Sebagai kontrol gunakan paling sedikit satu tabung cair dengan inokulum bakteri

tersebut. Kedua cara di atas biasanya digunakan dalam penentuan Kadar Hambat

Minimal (KHM) (Haddadin et al., 2010).

I. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Antibakteri Aktivitas antibakteri ditentukan oleh spektrum kerja (spektrum kerja luas,

spectrum kerja sempit), Cara kerja (bakterisida atau bakteriostatik), dan

ditentukan pula oleh Konsentrasi Hambat Minimun (KHM) serta potensi KHM.

Suatu antibakteri dikatakan mempunyai aktivitas yang tinggi bila KHM terjadi

pada kadar antibakteri yang rendah tetapi mempunyai daya bunuh atau daya

hambat yang besar. Pada percobaan in vitro dengan metode lempeng agar dapat

dilihat pada besar diameter hambatan pertumbuhan mikroba di sekeliling

antibakteri. Bila antibakteri pada kadar yang rendah dapat memberikan diameter

hambatan yang luas dan bening di sekeliling antibakteri, antibakteri tersebut

berpotensi tinggi terhadap mikroba uji yang digunakan (Brooks et al., 2013).

Pada cara difusi agar, digunakan media agar padat dan reservoir yang dapat

berupa cakram kertas, silinder atau cekungan yang dibuat pada media padat.

Larutan uji akan berdifusi dari pencadang ke permukaan media agar padat yang

telah diinokulasi bakteri. Bakteri akan terhambat pertumbuhannya dengan

Page 52: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

32

pengamatan berupa lingkaran atau zona disekeliling pencadang. Ada beberapa

faktor yang harus diperhatikan dalam metode difusi. Faktor-faktor tersebut antara

lain:

1. Pra difusi, perbedaan waktu pradifusi mempengaruhi jarak difusi dari zat uji

yaitu difusi antar pencadang.

2. Ketebalan media agar, hal ini penting untuk memperoleh sensitivitas yang

optimal. Perbedaan ketebalan media agar dapat memempengaruhi difusi dari zat

uji kedalam agar sehingga akan mempengaruhi diameter zona hambat. Semakin

tebal media yang digunakan, semakin kecil diameter zona hambat yang terjadi.

3. Kerapatan inokulum, ukuran inokulum merupakan faktor terpenting yang

mempengaruhi lebar zona hambat, jumlah inokulum yang lebih sedikit

menyebabkan obat dapat berdifusi lebih jauh, sehingga zona hambat yang

dihasilkan lebih besar, sedangkan jika jumlah inokulum lebih besar maka akan

dihasilkan zona hambat yang kecil.

4. Suhu inkubasi, kebanyakan bakteri tumbuh baik pada suhu 37oC.

5. Komposisi media agar, perubahan komposisi media dapat merubah sifat media

sehingga jarak difusi berubah. Hal ini akan mempengaruhi aktivitas beberapa

bakteri, kecepatan difusi antibakteri, dan kecepatan pertumbuhan antibakteri.

6. Waktu inkubasi disesuaikan dengan pertumbuhan bakteri karena luas zona

hambat ditentukan beberapa jam pertama, setelah diinokulasikan pada media agar,

maka zona hambat dapat diamati segera setelah adanya pertumbuhan bakteri.

Page 53: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

33

7. Pengaruh pH, adanya perbedaan pH media yang digunakan dapat menyebabkan

perbedaan jumlah zat uji yang berdifusi, pH juga menentukan jumlah molekul zat

uji yang mengion. Selain itu pH berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

(Brooks et al., 2013).

Page 54: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2018 - Mei 2019, bertempat di

Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lampung. Spektroskopi resonansi magnetik inti (NMR) di Laboratorium NMR

dilakukan di LIPI Serpong. Pengujian antibakteri dilakukan di Laboratorium

Biokimia FMIPA Universitas Lampung dan UPT Laboratorium Terpadu dan

Sentra Inovasi Teknologi Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas, penguap

putar vakum, satu set alat kromatografi cair vakum (KCV), satu set alat

kromatografi kolom (KK), pengukur titik leleh, lampu UV, pipet kapiler,

inkubator, spektrofotometer NMR JNM-ECZ500R / S1 Agilent frekuensi 500

MHz 1HNMR, laminar air flow, autoclave, lemari pendingin, oven, Microplate

Reader Hospitex-Italy, petri disk, plate 96 well, dan mikropipet. Sedangkan

bahan yang digunakan sebagai sampel adalah kulit akar tumbuhan jengkol

(Archidendron jiringa (Jack) I. C. Nielsen). Pelarut yang digunakan adalah

Page 55: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

35

pelarut yang berkualitas teknis yang telah didestilasi yang kemudian digunakan

untuk maserasi dan kromatografi sedangkan untuk analisis spektrofotometer

berkualitas pro-analisis (p.a). Bahan-bahan kimia yang dipakai, yaitu etil asetat

(EtOAc), metanol (MeOH), n-heksana (n-C6H14), aseton (C3H6O2), isopropil

alkohol (IPA), , silika gel Merck G 60 untuk impregnasi, silika gel Merck 60 (35-

70 Mesh) untuk KCV dan KK, untuk KLT digunakan plat KLT silika gel Merck

kiesegal 60 F254 0,25 mm, serium sulfat 1,5% dalam asam sulfat (H2SO4) 2N,

akuades (H2O), media nutrien agar (NA), media trypticase soy broth (TSB),

antibiotik (amoxicillin dan chloramphenicol), serta bakteri Escherichia coli dan

Bacillus subtilis.

C. Prosedur Percobaan

1. Persiapan Sampel

Kulit akar tumbuhan jengkol (Archidendron jiringa (Jack) I. C. Nielsen) diperoleh

di daerah perumahan Gedung Meneng, Bandar Lampung pada tanggal 25 Januari

2018. Setelah itu, dilakukan determinasi untuk menentukan spesies di Herbarium

Bogoriensis bidang Botani Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) Cibinong, Jawa Barat.

Kulit akar jengkol dipisahkan dari bagian kayu akar, lalu dicuci bersih dengan air,

kemudian diiris kecil-kecil, dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.

Page 56: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

36

Selanjutnya, kulit akar ditumbuk hingga menjadi serbuk halus yang kemudian

digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

2. Ekstraksi dengan Berbagai Pelarut

Serbuk halus kulit akar jengkol ditimbang sebanyak 2500 gram kemudian

dimaserasi menggunakan beberapa pelarut seperti n-heksana selama 1 × 24 jam

dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, perlakuan yang sama juga dilakukan

menggunakan pelarut etil asetat dan metanol. Lalu ketiga ekstrak hasil

perendaman disaring menggunakan kertas saring. Masing-masing filtrat dari

berbagai pelarut yang didapat lalu dipekatkan dengan rotary evaporator.

Kemudian ditimbang ekstrak pekat yang didapat.

3. Kromatografi Cair Vakum (KCV)

Kemudian ekstrak kasar difraksinasi dengan KCV. Fasa diam silika gel halus

dimasukkan ke dalam kolom sebanyak 3 kali berat sampel. Lalu dengan

menggunakan alat vakum, kolom dikemas kering dalam keadaan vakum. Eluen

yang kepolarannya rendah, dimasukkan ke permukaan silika gel halus terlebih

dahulu kemudian divakum kembali. Kolom dihisap sampai kering dengan alat

vakum. Ekstrak kasar dilarutkan dalam aseton dan diimpregnasikan kepada silika

gel kasar, kemudian dimasukkan pada bagian atas kolom yang telah berisi fasa

diam lalu dihisap secara perlahan-lahan ke dalam kemasan dengan cara

memvakumkannya. Setelah itu kolom dielusi dengan etil asetat/n-heksan 0% :

Page 57: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

37

100% sampai dengan etil asetat/ n-heksana 100% : 0%. Kolom dihisap dengan

vakum sampai kering pada setiap penambahan eluen (tiap kali elusi dilakukan).

Kemudian fraksi-fraksi yang terbentuk dikumpulkan berdasarkan pola

fraksinasinya. Fraksinasi sampel dengan teknik KCV dilakukan berulang kali

dengan perlakuan yang sama seperti tahapan KCV awal.

4. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Sebelum fraksinasi terlebih dahulu dilakukan uji KLT dan juga fraksi-fraksi yang

didapat setelah perlakuan fraksinasi juga dilakukan uji KLT. Uji KLT dilakukan

menggunakan sistem campuran eluen menggunakan pelarut n-heksana, etilasetat,

metanol, dan diklorometana. Hasil kromatogram tersebut kemudian disemprot

menggunakan larutan serium sulfat, FeCl3, dan AlCl3 dalam MeOH untuk

menampakkan bercak/noda dari komponen senyawa tersebut. Ketika diperoleh

fraksi yang lebih sedikit bercak/noda dilihat di bawah lampu UV setelah

dilakukan elusi terhadap plat KLT. Lalu dilakukan penggabungan setiap fraksi

yang menghasilkan pola pemisahan dengan Rf (Retention factor) yang sama pada

kromatogram, kemudian dipekatkan sehingga diperoleh beberapa fraksi gabungan.

Kemudian difraksinasi lebih lanjut fraksi gabungan yang didapat.

Page 58: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

38

5. Kromatografi Kolom (KK)

Fraksinasi sampel dilakukan menggunakan teknik kromatografi kolom. Teknik

kromatografi kolom dilakukan setelah dihasilkan fraksi-fraksi dengan jumlah

yang lebih sedikit. Adsorben silika gel Merck (35-70 Mesh) dilarutkan dalam

pelarut yang akan digunakan dalam proses pengelusian. Slurry dari silika gel

dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kolom, atur fasa diam hingga rapat (tidak

berongga) dan rata. Selanjutnya masukkan sampel yang telah diimpregnasi pada

silika gel ke dalam kolom yang telah berisi fasa diam. Pada saat sampel

dimasukkan, usahakan agar kolom tidak kering/kehabisan pelarut karena akan

mengganggu fasa diam yang telah dikemas rapat, sehingga proses elusi tidak akan

terganggu.

6. Spektroskopi Resonansi Magnetik Nuklir (NMR)

Sampel berupa kristal murni yang akan diidentifikasi dilarutkan ke dalam pelarut

inert yang tidak mengandung proton seperti CCl4 dan CDCl3, lalu ditambahkan

sedikit senyawa acuan. Larutan ini ditempatkan dalam tabung gelas tipis dengan

tebal 5 mm di tengah-tengah kumparan frekuensi radio (rf) di antara dua kutub

magnet yang sangat kuat kemudian energi dari kumparan rf ditambah secara

terus-menerus. Energi pada frekuensi terpasang dari kumparan rf yang diserap

cuplikan direkam dan memberikan spektrum NMR.

Page 59: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

39

7. Pengujian Aktivitas Antibakteri

a. Metode Difusi (Brooks et al., 2013) Pengujian aktvitas antibakteri dari sampel hasil isolasi tanaman jengkol digunakan

metode difusi agar. Tahap awal yang dilakukan pada pengujian aktivitas

antibakteri pada sampel hasil isolasi adalah preparasi bahan-bahan yang akan

digunakan dan dilakukan sterilisasi alat yang akan digunakan menggunakan

autoclave. Kemudian sebanyak 4,5 gram Nutrient Agar ( NA ) ditambahkan 150

ml aquades lalu ditempatkan ke dalam erlenmeyer dan dipanaskan hingga NA

larut homogen. Selanjutnya media agar berubah menjadi bening, lalu ditambahkan

65 ml aquades ke dalam erlenmeyer. Kemudian disterilkan dengan autoclave

selama 15 menit bersama dengan cawan petri yang telah diberi tiga tanda pada

daerah sampel, kontrol positif, dan kontrol negatif. Media yang disterilkan

dimasukkan ke dalam laminar air flow selama 15 menit. Lalu media dituangkan

ke dalam cawan petri yang sudah disterilkan. Lalu dituangkan suspensi yang

dibuat dari satu ose bakter dalam aquades steril dan dihomogenkan ke dalam

media agar. Setelah itu, paper disk yang telah diimpregnasikan larutan uji,

kontrol positif, dan kontrol negatif dimasukkan ke dalam cawan petri dan

dibungkus kembali menggunakan kertas dan disimpan dalam inkubator selama 24

jam.

Page 60: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

40

b. Metode Dilusi (MIC 96 Plate well) (Nicolic et al., 2014)

1. Persiapan Sampel dan Media

Media TSB 100 µL dimasukkan ke dalam Microplate Reader 96 well. Lalu

ditambahkan pengujian menggunakan kontrol (kontrol blanko: tanpa perlakuan,

tanpa penambahan; kontrol positif (antibiotik) : 100µL kloramfernikol 2000 ppm,

kontrol negatif (pelarut sampel): 100 µL metanol; senyawa: 100 µL (senyawa

ekstrak kulit akar tumbuhan jengkol).

2. Pengujian Sampel

Masing-masing pengujian ditambahkan pada well pertama dan didelusi hingga

well terakhir. Selanjutnya ditambahkan 100 µL inokulum bakteri dan di inkubasi

pada suhu 37°C selama 18 jam. Setelah diinkubasi, analisis pre-rezazurin

dilakukan dengan mengukur serapannya dengan menggunakan Microplate Reader

Hospitex-Italy pada panjang gelombang 630 nm. Kemudian ditambahkan

rezazurin 0,2% sebanyak 50 µL dan diinkubasi kembali pada suhu 37°C selama 2-

4 jam. Setelah diinkubasi, analisis pra-rezazurin dilakukan dengan mengukur

serapannya dengan menggunakan Microplate Reader Hospitex-Italy pada panjang

gelombang 630 nm (Nikolic et al., 2014).

Page 61: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak etil asetat kulit akar tanaman jengkol (Archidendron jiringa (Jack) I.

C. Nielsen) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Esherichia coli dan

Bacillus subtilis yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak n-heksana.

2. Fraksi E13 dan fraksi E28 memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.

coli dan B. subtilis yang lebih baik dibandingan dengan fraksi yang lainnya

dari hasil kolom yang sama.

3. Fraksi E13 dan fraksi E28 memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.

coli dan B. subtilis yang lebih baik dibandingan subfraksi E13 dan fraksi E28

hasil pemurniannya.

4. Berdasarkan data hasil 1H-NMR senyawa yang terdeteksi pada subfraksi

E2816 adalah senyawa golongan fenolik.

Page 62: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

64

B. Saran

Dari hasil penelitian disarankan untuk:

1. Dilakukan pemurnian lebih lanjut pada subfraksi terakhir yang diperoleh.

2. Dilakukan analisis spektroskopi lainnya seperti UV – VIS, FTIR, dan 13

C –

NMR pada senyawa murni yang diperoleh dari saran 1.

3. Dilakukan isolasi dan pemurnian pada fraksi – fraksi lain yang memiliki

aktivitas antibakteri.

Page 63: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S.A. 1986. Buku Materi Pokok Kimia Organik Bahan Alam.

Karunika Universitas Terbuka. Jakarta. Hlm 39

Bekker, M., R. Bekker, and V. E. Brandt. 2006. Two flavonoid glycosides and a

miscellaneous flavan from the Bark of Guibourtia coleosperma.

Phytochemistry. 67(8). Hlm. 818–823.

Brooks, G. F., K. C. Caroll, J. Butel, S. A. Morse, and T. Mietzner. 2013. Medical

Microbiology, Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology.

McGraw-Hill. New York. Hlm. 279-829.

Clesceri, L. S., Greenberg, A. E., and Eaton, A. D. 1998. Standard Methods for

The Examination Of Water and Wastewater. American Public Health

Association. ISBN 0875532357. Hlm 1325.

Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.

Multimedia LPTIK. Padang. Hlm.1-126.

Danarto, S. A. 2013. Keragaman dan Potensi Koleksi Polong-Polongan (Fabaceae)

Di Kebun Raya Purwodadi. Jurnal Konservasi Tumbuhan. 18-181. Hlm.

1–7.

Dia, S. P. S., Nurjanah and A. J. Mardiono. 2015. Chemical Composition,

Bioactive Components and Antioxidant Activities from Root, Bark and

Leaf Lindur. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 18(2). Hlm.

205–219.

Doughari, J. H. 2006. Antimicrobial activity of Tamarindus indica Linn. Tropical

Journal of Pharmaceutical Research. 5(2). Hlm. 597–603.

Dwiprahasto, I. 2005. Kebijakan Untuk Meminimalkan Risiko Terjadinya

Resistensi Bakteri di Unit Perawatan Rumah Sakit. Jurnal Manajemen

Pelayanan Kesehatan. 8(4). Hlm. 177–181.

Eloff, J. N. 1998. National Committee for Clinical Laboratory Standards (1990)

Method for Dilution Antimicrobial Susceptibilty Test for Bacteria That

Grow Aerobically - Second Edition; Approved Standard. J.

Ethnopharmacol. 60. Hlm 1-8.

Page 64: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

66

Gunawan, I. W., G. I. G. A. Bawa, dan N. L. Sutrisnayati. 2008. Isolasi dan

identifikasi senyawa terpenoid yang aktif antibakteri pada herba meniran

(Phyllanthus niruri Linn). Issn. 1907-9850. Hlm. 31–39.

Haddadin, R. N. S., S. Saleh, I. S. I. Al-Adham, T. E. J. Buultjens, , and P. J.

Collier. 2010. The Effect of Subminimal Inhibitory Concentrations of

Antibiotics On Virulence Factors Expressed by Staphylococcus aureus

Biofilms. Journal of Applied Microbiology. 108(4). Hlm.1281–1291.

Harbone, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa

Tumbuhan. Cetakan II, Diterjermahkan Oleh K. Padawinata dan I. Soediro.

ITB. Bandung.

Hasan, N., H. Osman., S. Mohamad., and W.K. Chang. 2012. The Chemical

Components of Sesbania grandiflora Root and Their Antituberculosis

Activity. Pharmaceuticals. 5. Hlm 882-889.

Heyney, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Yayasan Sarana Wahajaya.

Jakarta. Hlm. 1385-1386.

Hidayat, D. dan G. Hardiansyah. 2012. Studi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan

Obat di Kawasan IUPHHK PT . Sari Bumi Kusuma Camp Tontang

Kabupaten Sintang. Jurnal Vokasi. 8(2). Hlm. 61–68.

Hutauruk, J. E. 2010. Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Kulit Buah Tumbuhan

Jengkol (Pithecollobium lobatum Benth.). (Skripsi). Universitas Sumatera

Utara.Sumatera Utara.

Ibrahim, S. dan M. Sitorus. 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Graha

Ilmu. Yogyakarta. Hlm. 20-23.

Ito, C., T. Murata, M. Itoigawa, K. Nakao, M. Kumagai, N. Kaneda, and H.

Furukawa. 2006. Induction of Apoptosis by Isoflavonoids From the

Leaves of Millettia taiwaniana in Human Leukemia HL-60 Cells. Planta

Medica. 72 (5). Hlm. 424-429.

Jawetz, M. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. edisi 23. Penerbit Buku Kedokteran

ECG. Jakarta. Hlm 375-379.

Ji, Y. S., N. Dian, dan T. Rinanda. 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol

Kelopak Bunga Rosella ( Hibiscus sabdariffa L). Terhadap Streptococcus

pyogenes Secara In Vitro. JKS. 1. Hlm. 31–36.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kemenkes RI. Jakarta. Hlm.

35-38.

Page 65: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

67

Lewis, G., B. Schrire, and M. Lock. 2005 Legumes of The World. Africa.

(28).Hlm. 1–8.

Mariska, I. 2013. Metabolit Sekunder : Jalur Pembentukan dan Kegunaannya. BB

Biogen Litban. Departemen Pertanian. Hlm. 1–5.

Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Alih Bahasa Kosasih

Padmawinata. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Hlm. 117.

Maxiselly, Y., Ustari, D., Ismail, A., dan Kurniawan. 2016. Pola Penyebaran

tanaman jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain.) di Jawa Barat

Bagian Selatan Berdasarkan Karakter Morfologi. Jurnal Kultivasi. 15(1).

Hlm. 8-13.

Muljono, P., Fatimawali dan A. E. Manampiring. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri

Ekstrak Daun Mayana Jantan (Coleus atropurpureus Benth) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Sp . dan Pseudomonas Sp. Jurnal e-

Biomedik (eBm). 4(1). Hlm. 164–172.

Multazami, T. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa

(Tamarindus indica L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan

Escherichia coli ATCC 11229. Hlm. 1–13.

Nagegowda, D. A. 2010. Plant Volatile Terpenoid Metabolism: Biosynthetic

Genes, Transcriptional Regulation and Subcellular Compartmentation.

FEBS Letters. Hlm. 2965–2973.

Nikolic, M., Markovic, T., Markovic, D., Glamoclija, J., Ciric, A., Smiljkovic, M.,

and Sokovic, M. 2014. Antimicrobial Activity of Three Lamiaceae

Essential Oil Against Common Oral Pathogens. Balkan Journal of Dental

Medicine. 20. Hlm 160-167.

Noviany, N., A. Nurhidayat, S. Hadi, T. Suhartati, M. Azi, N. Purwitasari, and I.

Subasman. 2018. Sebasgrandifloarain A and B: Isolation of Two New 2-

arylbenzofurans From The Stem Bark of Sesbania grandiflora. Natural

Product Research. 32. Hlm. 1-8.

Nwodo, U. U., G. E. Obiiyeke, V. N. Chigor, and A. I. Okoh.2011. Assessment of

Tamarindus indica Extracts For Antibacterial Activity. International

Journal of Molecular Sciences. 12(10). Hlm. 6385–6396.

Pelczar, M. J. dan Chan, E. S. C. 2008. Dasar - Dasar Mikrobiologi 2. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Pettit. G.R., A. Numata, C. Iwamoto, Y. Usami, T. Yamada, H. Ohishi, and G. M.

Cragg. 2006. Antineoplastic Agents. Isolation and Structures of

Bauhiniastatins 1-4 from Bauhinia purpurea. J. Nat. Prod.69. Hlm. 323-

327.

Page 66: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

68

Priya, V., Mallika, J., Surapaneni, K. M., Saraswathi, P., and Chandra, S. G. 2010.

Antimicrobakterial Activity of Pericarp Exstract of Garcinia mangostana

Linn. International Journal of Pharma Sciences and Research. 8. Hlm.

278-281.

Radji, M. 2005. Peranan Bioteknologi Dan Mikroba Endofit Dalam

Pengembangan Obat Herbal. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2(3). Hlm.. 113–

126.

Rizal, M., Yusransyah dan S. N. Stiani. 2016. Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak

Etanol 70% Kulit Buah Jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.)

I.C.Nielse) Terhadap Mencit Jantan Yang Diinduksi Oleum Ricini. 2(2).

Hlm. 131–136.

Saifudin, A. 2014 Senyawa Alam Metabolit Sekunder Teori, Konsep, dan Teknik

pemurnian. Deepublish. Sleman.Hlm. 1-191.

Salni, H. Marisa, dan R. W. Mukti. 2011. Isolasi Senyawa Antibakteri Dari Daun

Jengkol (Pithecolobium lobatum Benth) dan Penentuan Nilai KHM-nya.

Jurnal Penelitian Sains. 14(D). Hlm.. 38–41.

Sarker, S. D., Nahar, L., and Kumarasamy, Y. 2007. Microtitre Plate - Based

Antibacterial Assay Incorporating Rezazurin As An Indicator of Cell

Growth, and Its Application In The In Vitro Antibacterial Screening of

Phytochemicals. Elsevier. 42. Hlm 321-324.

Sastrohamidjojo. 2002. Kromatografi. Journal of Chemical Information and

Modeling. 53. Hlm. 54.

Settle, F. A. 1998. Handbook of Instrumental Techniques for Analytical Chemistry.

IEEE Electrical Insulation Magazine. Prentice-Hall Inc.New Jersey.Hlm.

42.

Silverstein, R. M., Bassler, G. B., and Morcill, T. C. D. 1986. Penyelidikan

Spektrometrik Senyawa Organik. Alih Bahasa: A. J. Hartomo, dan Anny V.

P. Erlangga. Jakarta. Hlm. 191-195.

Sopian, A., Darmawan, A., dan Simanjuntak, P. 2019. Identifikasi Senyawa

Kimia Fenolik Dalam Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah Jengkol. Ejournal

Poltektegal. 8(1). Hlm 51-55.

Staf Pengajar FKUI .1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara

Publisher. Depok. Hlm. 17-483.

Struve, W. and I. Mills. 1990. Fundamentals of Molecular Spectroscopy,

Vibrational Spectroscopy. A Wiley - Interscience Publication.New York.

Hlm. 103-104.

Page 67: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER …digilib.unila.ac.id/58227/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · amoxicillin. Screening and bioactive metabolic insulation through

69

Syafnir, L. dan Y. Krishnamurti. 2015. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol

Kulit Jengkol (Archidendron pauciflorum (Benth.) I.C.Nielsen). Prosiding

SNaPP2014 Sains. Teknologi, dan Kesehatan. 4(1). Hlm. 65–72.

Tambun, R., Limbong, H. P., Pinem, C., Manurung, E. 2016. Pengaruh Ukuran

Partikel, Waktu dan Suhu Pada Ekstraksi Fenol Dari Lengkuas Merah.

Jurnal Teknik Kimia USU. 5. Hlm. 4.

Usman, H. 2014. Kimia Organik Bahan Alam Laut.FMIPA Universitas

Hasanuddin. Makasar

Win, J., G. A. Chapparro, K. Belhaj, D. G. O Saunders, K. Yoshida, S. Dong, S.

Schornack, C. Zipfel, S. Robatzek, S. A. Hogenhout, and S. Kamoun.

2012. Effector biology of plant-associated organisms: Concepts and

perspectives. Cold Spring Harbor Symposia on Quantitative Biology. 77.

Hlm. 235–247.

Zhao P, Y. Iwamot, I. Kouno , Y. Egami, and H. Yamamoto. 2004. Stimulating

The Production of Homoisoflavonoids In Cell Suspension Cultures of

Caesalpinia pulcherrima Using Cork Tissue. Phitochemistry. 65. Hlm.

2455-2461.