11
Fauna Indonesia ISSN 0216-9169 M a s y a r a k a t Z o o l o g i I n d o n e s i a MZI Hylarana rufipes Volume 11, No. 2 Desember 2012

ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

  • Upload
    hangoc

  • View
    228

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

FaunaIndonesia

ISSN 0216-9169

Mas

yara

k a t

Z o o l o g i

I n

do

ne

sia

MZ I

Hylarana rufipes

Volume 11, No. 2 Desember 2012

Page 2: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI). Majalah ini memuat hasil pengamatan

ataupun kajian yang berkaitan dengan fauna asli Indonesia,diterbitkan secara berkala dua kali setahun

ISSN 0216-9169

RedaksiMohammad Irham

Pungki LupiyaningdyahNur Rohmatin Isnaningsih

SekretariatanYulianto

Yuni Apriyanti

Tata LetakYulianto

Alamat RedaksiBidang Zoologi Puslit Biologi - LIPI

Gd. Widyasatwaloka, Cibinong Science CenterJI. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong 16911

TeIp. (021) 8765056-64Fax. (021) 8765068

E-mail: [email protected]

Foto sampul depan :Hylarana rufipes - Foto : Hellen Kurniati

FaunaIndonesia

Page 3: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

PEDOMAN PENULISAN

1. Redaksi FAUNA INDONESIA menerima sumbangan naskah yang belum pernah diterbitkan, dapat berupa hasil pengamatan di lapangan/ laboratorium atau studi pustaka yang terkait dengan fauna asli Indonesia yang bersifat ilmiah popular.

2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan summary Bahasa Inggris maksimum 200 kata dengan jarak baris tunggal.

3. Huruf menggunakan tipe Times New Roman 12, jarak baris 1.5 dalam format kertas A4 dengan ukuran margin atas dan bawah 2.5 cm, kanan dan kiri 3 cm.

4. Sistematika penulisan: a. Judul: ditulis huruf besar, kecuali nama ilmiah spesies, dengan ukuran huruf 14.b. Nama pengarang dan instansi/ organisasi.c. Summaryd. Pendahuluane. Isi:

i. Jika tulisan berdasarkan pengamatan lapangan/ laboratorium maka dapat dicantumkan cara kerja/ metoda, lokasi dan waktu, hasil, pembahasan. ii. Studi pustaka dapat mencantumkan taksonomi, deskripsi morfologi, habitat perilaku, konservasi, potensi pemanfaatan dan lain-lain tergantung topik tulisan.

f. Kesimpulan dan saran (jika ada).g. Ucapan terima kasih (jika ada).h. Daftar pustaka.

5. Acuan daftar pustaka: Daftar pustaka ditulis berdasarkan urutan abjad nama belakang penulis pertama atau tunggal.

a. Jurnal Chamberlain. C.P., J.D. BIum, R.T. Holmes, X. Feng, T.W. Sherry & G.R. Graves. 1997. The use

of isotope tracers for identifying populations of migratory birds. Oecologia 9:132-141.b. Buku

Flannery, T. 1990. Mammals of New Guinea. Robert Brown & Associates. New York. 439 pp.Koford, R.R., B.S. Bowen, J.T. Lokemoen & A.D. Kruse. 2000. Cowbird parasitism in

grasslands and croplands in the Northern Great Plains. Pages 229-235 in Ecology and Management of Cowbirds (J. N.M. Smith, T. L. Cook, S. I. Rothstein, S. K. Robinson, and S. G. Sealy, Eds.). University of Texas Press, Austin.

c. KoranBachtiar, I. 2009. Berawal dari hobi , kini jadi jutawan. Radar Bogor 28 November 2009.

Hal.20d. internet

NY Times Online . 2007.”Fossil find challenges man’s timeline”. Accessed on 10 July 2007 (http://www.nytimes.com/nytonline/NYTO-Fossil-Challenges-Timeline.html).

Page 4: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

6. Tata nama fauna:a. Nama ilmiah mengacu pada ICZN (zoologi) dan ICBN (botani), contoh Glossolepis incisus, nama

jenis dengan author Glossolepis incisus Weber, 1907.b. Nama Inggris yang menunjuk nama jenis diawali dengan huruf besar dan italic, contoh Red

Rainbowfish. Nama Indonesia yang menunjuk pada nama jenis diawali dengan huruf besar, contoh Ikan Pelangi Merah.

c. Nama Indonesia dan Inggris yang menunjuk nama kelompok fauna ditulis dengan huruf kecil, kecuali diawal kalimat, contoh ikan pelangi/ rainbowfish.

7. Naskah dikirim secara elektronik ke alamat: [email protected]

Page 5: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

i

PENGANTAR REDAKSI

Artikel-artikel yang disuguhkan kepada pembaca pada penghujung tahun 2012 ini didominasi oleh kelompok herpetofauna. Potensi kajian ilmiah dan ekonomi kelompok ini mengundang pemerhati binatang melata untuk membagi ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Informasi-informasi mendasar dari cara identifikasi sampai potensi senyawa bioaktif dan perdagangan reptil disajikan secara lugas. Tulisan lainnya tidak kalah menarik yang datang dari dunia serangga dan ikan. Topik pemaparannya juga tidak hanya berkutat kepada masalah biologi tetapi menginjak pada potensi ekonominya. Penggalian potensi ekonomi sangat penting dengan kaitannya dengan usaha konservasi satwa. Hal ini mungkin menjadi kunci kesuksesan konservasi karena kita akan semakin peduli jika nilai ekonominya diketahui. Edisi ini adalah adalah persembahan kami yang terakhir di tahun 2012. Kami berharap semua tulisan yang telah disajikan dapat meningkatkan khazanah pengetahuan dan minat pembaca terhadap konservasi dan potensi pemanfaatan satwa Indonesia. Kami sadari masih banyak kekurangan dari majalah Fauna Indonesia. Oleh karena itu kami selalu berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas artikel di Fauna Indonesia. Akhir kata, kami ucapkan “Selamat Tahun Baru 2013” dan sukses selalu untuk anda pembaca kami yang setia. Redaksi

Page 6: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

ii

DAFTAR ISI

PENGANTAR REDAKSI .............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................... ii

CARA MUDAH MEMBEDAKAN MORFOLOGI KODOK KELOMPOK Hylarana chalconota ASAL SUMATRA ................................................................................................................................................ 1

Hellen Kurniati

JENIS-JENIS REPTILIA YANG DIPERDAGANGKAN DI BANTEN .............................................. 4

Dadang Rahadian Subasli

BIOLOGI JANGKRIK (ORTHOPTERA: GRYLLIDAE) BUDIDAYA DAN PERANANNYA .................................................................................................................................................10

Erniwati

POTENSI KEANEKARAGAMAN KATAK DI PAPUA SEBAGAI SUMBER SENYAWA BIOAKTIF OBAT .............................................................................................................................................15

Aditya Krishar Karim

CICAK DAN TOKEK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ....................................................23

Rury Eprilurahman

IKAN PADI (Oryzias sp.) DARI SULAWESI ..............................................................................................28

Hadi Dahruddin

Stegobium paniceum Linnaaeus, 1758, SI KUMBANG PERUSAK BUKU ..............................................33

Teti Purwasih

Page 7: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

10

FaunaIndonesiaM

asya

rak a t Z o o l o g i I n

do

ne

sia

MZ I

PENDAHULUAN

Jangkrik atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan cricket sudah dikenal dan dipelihara manusia sejak lama. Di Asia, jangkrik dipercaya sebagai pembawa keberuntungan dan hewan peliharaan kesayangan yang menghibur. Di berbagai daerah, jangkrik digunakan sebagai mainan anak-anak yang mengasyikkan dan kerapkali digunakan pula sebagai hewan aduan dengan taruhan. Di Brazil, yang terkenal dengan negara terkaya biodiversitasnya, jika ada jangkrik hitam yang terjebak di dalam ruangan, dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik tidak hanya bermanfaat untuk keseimbangan alam akan tetapi dapat pula dibudidayakan untuk kepentingan manusia, diantaranya sebagai hewan peliharaan dana sumber pakan hewan lainnya. Jangkrik merupakan serangga berukuran kecil sampai besar yang berkerabat dekat dengan belalang.

Keduanya tergolong dalam bangsa Orthoptera. Jangkrik termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo Orthoptera, famili Gryllidae, marga Gryllus (Borror et al., 1996). Di dunia, jangkrik sudah tercatat sekitar 900 jenis, sedangkan di Indonesia tercatat lebih kurang ada 123 jenis. Jenis jangkrik yang banyak dibudidayakan untuk pakan burung dan ikan adalah jenis Gryllus testaceus Walk dan Gryllus mitratus Burn (Paimin et al., 1999). Sedangkan menurut Widiyaningrum (2009) terdapat tiga spesies jangkrik yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia, diantaranya adalah jangkrik Tanah Terbuka (G.mitratus), Cendawang (G.testaceus) dan Kalung (G. bimaculatus). Tulisan ini akan memaparkan mengenai morfologi, habitat, pakan, siklus hidup dan pontensi dan nilai ekonomi dari jenis-jenis jangkrik yang potensial untuk dibudidaya di Indonesia.

BIOLOGI JANGKRIK (ORTHOPTERA: GRYLLIDAE) BUDIDAYA DAN PERANANNYA

Erniwati

Fauna Indonesia Vol 11 (2) Desember 2012 : 10 -14

Summary

Animal diversity in Indonesia is one of national commodities that should be conserved, including insect race. One of the insects that has been cultivated is cricket (Gryllus spp.). The species of cricket that have been cultivated by breeders are necklace cricket (Gryllus bimaculatus), clearing cricket (G. mitratus) and cendawang cricket (G. testacius). Cricket is one of hoping insect that has a capability as a pet and a feed stock, and food source. Cricket has been known by public as a pet by its unique sound and as a food source for other pets such as bird, arwana fish, and insect eater. Cricket has a short lifespan, easy to maintain, adaptable to its food, and low cost for breeding. Moreover, they have a potential value as an alternative animal protein source since it has amino acid, fat acid, and protein. These sources are essential in Glutation Stimulation Hormone (GSH) formation that is a natural antioxidant in human body. The contents of cricket are used as raw materials in pharmacy industry, human food and breeding diet which has been substituted as a flour. The raise of productivity of cricket reproduction has to be done in order to maximize breed so the supply can meet the high demand of consumer needs. Considering to the importance of cricket as one of the sources to increase income, its comprehensive study on biology and ecology could benefit those who interested in cricket breeding. This paper reviews the biology and ecology of the crickets.

Page 8: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

11

MORFOLOGI

Struktur tubuh dari berbagai macam spesies jangkrik dewasa sama secara umum, hanya saja terdapat variasi pada ukuran dan warna. Morfologi tubuh jangkrik pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, toraks, dan abdomen (Corey et al., 2000). Kepala terdiri dari mata tunggal yang tersusun dalam satu segitiga tumpul, sepasang antena, satu mulut, dan dua pasang sungut. Toraks (dada) merupakan tempat melekatnya enam tungkai dan empat sayap. Abdomen (perut) pada bagian posterior terdiri dari ruas-ruas (Corey et al., 2000). Ujung abdomen pada jantan dan betina terdapat sepasang cerci yang panjang serta tajam dan berfungsi sebagai penerima rangsang atau pertahanan apabila ada musuh dari belakang. Jangrik berbentuk bulat panjang, berwarna coklat muda sampai tua, dan hitam. Bentuk jangkrik betina dan jantan agak berbeda, pada betina mempunyai ovipositor panjang bentuk seperti rambut kaku yang muncul dari ruas abdomen terakhir. Venasi sayap depan jangkrik betina berbentuk garis-garis lurus, sedang pada jantan venasi berbentuk tidak beraturan ada yang melingkar dan ada yang lurus. Karakteristik Gryllus testaceus Walk ( jangkrik tanah terbuka) dan Gryllus mitratus Burn (Cendawang) hampir sama, perbedaannya ialah jenis G.mitratus lebih kecil dibandingkan G. testaceus dan pada pinggir sayap punggung G.mitratus terdapat garis putih sedangkan G. testaceus polos. Di samping itu ovipositor Cendawang lebih pendek dan lebih tenang dibandingkan dengan G. testaceus yang lebih agresif (Kumala, 1999). Ciri G. bimaculatus ( jangkrik kalung) adalah terdapat kalung kuning yang melingkari lehernya dan ukurannya hampir sama dengan G. mitratus.

FAUNA INDONESIA Vol 11 (2) Desember 2012 : 10 - 14

PERAN SUARA

Jangkrik merupakan hewan nokturnal dimana jangkrik lebih aktif pada malam hari. Menariknya, pada saat malam yang sunyi, jangkrik aktif bermain musik. Musik ini dikeluarkan oleh jangkrik jantan yang berasal dari gesekan sayap depan atau tegmina satu sama lain. Sayap depan yang tidak beraturan ini di bagian venasi Cu2 membentuk jaringan keras seperti gerigi-gerigi tajam yang berbaris. Bagian yang bergerigi ini terletak di punggung sayap depan, sehingga bila sayap depan ini bergerak maju-mundur maka bagian punggung yang bergerigi ini akan bergeskkan dengan sayap depan yang lain, sehingga menimbulkan getaran-getaran. Getaran inilah yang menghasilkan resonansi disekitar area sayap. Suara yang unik ini menyerupai suara kecapi. Semakin naik suhu sekitarnya, semakin keras suara yang dihasilkannya. Setiap jenis jangkrik menghasilkan jenis musik yang berbeda, variasi frekuensi bunyi pada jangkrik berkisar 1500 sampai 10.000 Hz (Rentz, 1991). Pada jangkrik betina mempunyai alat yang berperan sebagai penangkap suara atau “telinga” yang terletak dibagian timpanum di tungkai depan. Peranan suara yang dihasilkan jangkrik jantan ini adalah untuk menarik perhatian jangkrik betina, hanya individu-individu pasangan jenisnya yang dapat menangkap suara dan menemukan pasangannya.

HABITAT DAN PAKAN

Jangkrik dapat ditemukan di bawah batu-batuan, kayu-kayu lapuk, dinding-dinding tepi sungai dan di semak-semak belukar serta ada yang hidup pada lubang-lubang di tanah. Jangkrik dapat ditemui di hampir seluruh Indonesia dan hidup dengan baik pada daerah yang bersuhu antara 20-32°C dan kelembaban sekitar 65-80%, bertanah gembur/berpasir dan memiliki persediaan tumbuhan semak belukar. Jangkrik hidup bergerombol dan bersembunyi dalam lipatan-lipatan daun kering atau bongkahan tanah. Jangkrik tidak selalu dapat dijumpai di alam karena hanya bermunculan pada bulan-bulan tertentu saja yaitu pada Juni-Juli dan Nopember-Desember. Jangkrik sulit ditemui pada bulan Januari-Mei dan Agustus-Oktober karena jumlahnya terbatas dan bukan merupakan musim jangkrik (Paimin, 1999). Di alam, jangkrik mempunyai musuh alami, diantaranya Gambar 1. Morfologi Jangkrik (www.repvet.co.za, 2006)

Page 9: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

12

ERNIWATI - BIOLOGI JANGKRIK (ORTHOPTERA: GRYLLIDAE) BUDIDAYA DAN PERANANNYA

yaitu beberapa jenis tawon, kumbang tanah, burung pemakan serangga (contoh: kutilang), dan kadal. Jangkrik berperan sebagai hewan omnivora atau (pemakan tumbuhan) dan perombak material organik dari tumbuhan, dan jamur. di dalam suatu ekosistem. Pakan jangkrik yang baik untuk peliharaan ialah hijauan, kacang-kacangan, buah-buahan, dan umbi-umbian yang masih muda serta sayur-sayuran. Sayur-sayuran yang masih segar diberikan pada jangkrik disamping dapat memenuhi kebutuhan makannya juga dapat memenuhi kebutuhan minumnya. Oleh karena itu untuk kebutuhan minum tidak perlu diberikan secara khusus dalam wadah atau mangkuk (Kumala, 1999). Jangkrik juga perlu diberi makanan kaya sumber protein, misalnya pelet, konsentrat, atau bokasi untuk mempercepat perkembangan nimfanya (Paimin et al., 1999).

SIKLUS HIDUP

Jangkrik termasuk serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna karena tidak melewati tahapan larva dan pupa. Jangkrik merupakan serangga ovipar, yaitu serangga dewasa mengeluarkan telur melalui ovipositor (Destephano, et al.,1982). Kemudian telur menetas jadi nimfa dan berkembang jadi serangga dewasa. Siklus hidupnya dimulai dari telur kemudian menjadi jangkrik muda (nimfa) dan melewati beberapa kali stadium instar sebelum menjadi jangkrik dewasa (imago) yang ditandai dengan terbentuknya dua sayap (Borror et al., 1992). Hasegawa dan Kubo (1996) menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan nimfa untuk tumbuh dewasa tergantung pada cuaca, spesies dan jenis makanannya. Stadia telur berbentuk bulat panjang berwarna kuning muda bening panjang rata-rata 2,5-3 mm. Bagian atas telur terdapat tonjolan yang disebut operculum, yang merupakan tempat keluar nimfa dari dalam telur. Kulit telur jangkrik sangat liat dan kuat, berfungsi melindungi bagian dalamnya. diletakkan oleh jangkrik betina dengan alat ovipositor

di dalam tanah atau pasir dengan kedalaman 2-4 cm dari permukaan tanah. Perkembangan telur selama proses penetasan dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap telur muda, telur remaja dan telur tua. Pada jenis G. mitratus telur muda berusia 1-5 hari yang ditunjukkan dari warnanya yang putih kekuningan, telur remaja berusia 6-10 hari dengan warna yang sudah berubah menjadi kuning, dan telur yang berumur lebih dari 11hari memiliki warna yang sudah menjadi kuning kehitaman, dan siap menetas (Paimin et al., 1999).Setelah 6-11 hari telur menetas menjadi jangkrik nimfa. Bentuk nimfa sama seperti jangkrik dewasa, hanya berbeda pada ukurannya. Nimfa berukuran lebih kecil dan sayap belum menutup penuh pada abdomen atau masih dalam pertumbuhan. Dalam siklus hidup ini membutuhkan waktu 2-3 bulan tergantung jenisnya. Pada semua jenis, umur jantan lebih pendek dibanding betinanya. Umur dewasa jantan jenis G. mitratus hanya 78 hari, sedang betina dewasanya dapat mencapai 105 hari (Paimin et al.,1999). Seekor induk jangkrik kalung dapat menghasilkan 1.375 butir telur (Widiyaningrum, 2009), sedangkan penelitian Fitriyani (2005) menghasilkan 3.154-4.128 butir telur/ekor. Produksi telur pada berbagai spesies jangkrik sangat bervariasi karena pengaruh berbagai faktor meliputi faktor genetik dan lingkungan, dengan proporsi 30% faktor genetik dan 70% faktor lingkungan.

POTENSI DAN NILAI EKONOMI

Pada masa krisis ekonomi di Indonesia tahun 1998 lalu, budidaya jangkrik sangat gencar. Kegiatan ini banyak dilakukan mengingat banyaknya tenaga kerja yang dirumahkan, sehingga mencari kegiatan dan penghasilan pengganti. Ternyata budidaya jangkrik dapat memberikan tambahan penghasilan atau dapat dijadikan penghasilan utama. Tahun 2000, merupakan titik puncak masyarakat membudidayakan jangkrik di seluruh penjuru Indonesia. Jangkrik mempunyai potensi untuk menjadi salah satu pakan ikan, binatang kesayangan bahkan sebagai bahan pangan manusia. Jangkrik termasuk salah satu jenis serangga yang biasanya dikonsumsi oleh sebagian masyarakat di beberapa negara misalnya India, Filipina, dan Thailand (Bodenheimer, 1951). Serangga ini dimakan bukan hanya dalam keadaan darurat melainkan sebagai bahan makanan Gambar 2. Gryllus mitratus (Cendawang).

Page 10: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

13

FAUNA INDONESIA Vol 11 (2) Desember 2012 : 10 - 14

pelengkap sumber protein alternatif sepanjang tahun. Hal ini didukung dengan pernyataan De Foliart (1989) bahwa jangkrik sangat berpotensi untuk dibudidayakan sebagai bahan pangan dan pakan karena memiliki palatabilitas dan kandungan protein yang tinggi serta daya reproduksinya tinggi dan mudah dalam pemberian pakannya. Ada tiga produk yang dapat laku di pasar, yaitu telur, clondo, dan induk. Telur dan indukmemiliki sasaran pasar peternak jangkrik, sedangkan clondo dijual kepada penggemar burung berkicau atau ikan arwana. Oleh karena itu, semua produk dari jangkrik masih dapat dikatakan potensial (Paimin et al., 1999). Burung berkicau yang diberi makanan jangkrik akan memiliki kicauan yang bagus dan prima sehingga nilai jualnya naik atau dapat diikutsertakan dalam lomba burung. Jangkrik sebagai makanan ikan arwana, dapat menjadikan warna tubuh ikan lebih cemerlang (Paimin,1999). Jangkrik sebagai pakan udang dan lele diberikan dalam bentuk tepung, dan pertumbuhan udang dan lele yang mengkonsumsi tepung jangkrik berkembang pesat (Paimin et al., 1999).

Umumnya jangkrik yang dibudidayakan adalah jangkrik jenis Gryllus mitratus Burn dan G. testaceus Walk , jangkrik jenis ini mudah ditemukan karena penyebarannya sangat luas di Indonesia. Dari budidaya ini yang dipanen adalah jangkrik stadia nimfa yang berumur 30-35 hari, dimana ukuran tubuh maksimum (1,3-1,8 cm) untuk dipanen dan pertumbuhan sayap belum penuh. Pada stadia nimfa ini diperuntukan makanan burung peliharaan (berkicau) dan ikan arwana. Di tingkat penjual harga persatuan jangkrik muda ini sekitar Rp.50,-. Dewasa ini kegunaan jangkrik semakin berkembang, selain sebagai pakan burung dan ikan juga sebagai bahan dasar kosmetik. Singapura membutuhkan jangkrik dalam jumlah banyak secara reguler untuk pembuatan kosmetik, sehingga di daerah Batam banyak yang beternak jangkrik.

Jangkrik dapat diolah menjadi tepung dan berpotensi sebagai sumber protein hewani alternatif karena mengandung nutrisi, terutama asam amino yang cukup lengkap sehingga mampu menggantikan sebagian tepung kedelai dan tepung ikan dalam campuran pakan ayam broiler. Kadar protein tepung jangkrik berdasarkan bahan basah berkisar antara 56,02-61,58%. Bila dibandingkan dengan kadar protein bahan pangan yang sering dikonsumsi oleh manusia memperlihatkan bahwa tepung hewan

ini berpotensi untuk digunakan sebagai alternatif bahan pangan sumber protein (Napitupulu, 2003). Menurut Novianti (2003) bahwa tepung jangkrik kalung (G. bimaculatus) mengandung protein dan lemak yang cukup tinggi yaitu masing-masing berkisarantara 56,02-74,5% dan 15,47-32,84%. Hasil penelitian Syaiful (2003) menunjukkan bahwa asam linoleat merupakan asam lemak yang paling dominan pada tepung jangkrik, sangat penting bagi manusia dan hewan, terutama untuk mencegah dermatitis (pengeringan dan pengelupasan kulit) pada anak-anak.

KESIMPULAN DAN SARAN

Jangrik adalah salah satu jenis serangga yang potensial untuk dibudidayakan, sebagai sumber protein alternatif. Diperlukan sosialisasi jangkrik sebagai bahan pangan sumber protein, yang dapat dimakan. Beberapa mahasiswa, dari IPB, UGM, dan UNES Semarang telah melakukan penelitian tentang pakan dari jangkrik, tetapi masih banyak lagi aspek yang belum terungkap. Perlu inovasi, bagaimana agar jangrik bisa tahan penyakit dan berproduksi tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Borror, D.J., C.A. Triplehorn, & N.F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi XI. Penterjemah: Soetiyono, P. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Bodenheimer, F. S. (1951) Insects as Human Food. W. Junk, The Hague. 352pp.

Corey, S., B. Holy., N. Patrick, & B. Patrick. 2000. Crickets. 1st Ed. Arizona University, Arizona.

de Foliart, G. R. 1989. The human use of insects as food and as animal feed. Bull. Ent. Soc. Am. 35: 22-35.

Destephano, D. B., U. E. Brady, & C. A. Farr. 1982. Factors influencing oviposition behavior in cricket, Acheta domesticus. Ann. Entomol. Soc. Am. 75: 111-114.

Fitriyani, J. 2005. Performa jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) pada kandang dengan atau tanpa pengolesan lumpur dan dengan atau tanpa penyekatan. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut

Page 11: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · PDF filecontoh Ikan Pelangi Merah. ... dipercaya sebagai tanda datangnya penyakit. Jangkrik ... as bird, arwana fish, and insect eater

14

Pertanian Bogor, Bogor

Hasegawa, Y. & H. Kubo. 1996. Jangkrik. Seri Misteri Alam. Terjemahan S. Handoko. PT Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.

Delport. R. 2006. “Cricket Anatomy”. Accessed on 20 November 2012. http://www.repvet.co.za/files/herp/cricket_anat.jpg.

Kumala. L. 1999. Sukses Budidaya Jangkrik. Penerbit Arkola, Surabaya

Napitupulu, D. I. 2003. Komposisi asam amino tepung jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) pada berbagai tingkat umur. Skripsi. Fakultas PeternakanInstitut Pertanian Bogor, Bogor.

Novianti, J. 2003. Komposisi tepung jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) pada suhu pengeringan yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor

Paimin, F. B., L. B. Pudjiastuti dan Erniwati. 1999.

Sukses Beternak Jangkrik. Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta.

Paimin, F. B. 1999. Mengatasi Permasalahan Jangkrik. Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta.

Syaiful. 2003. Komposisi asam lemak tepung jangkrik kalung (Gryllus mitratus) yang diberi pakan kombinasi konsentrat dengan daun singkong atau daun pepaya. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rentz, D. C. F. 1991. Orthoptera. Pages: 369-393 in The Insects of Australia (I.D. Naumann, P.B. Carne, J.F. Lawrence, E.S. Nielsen, J.P. Spradbery, R.W. Taylor, M.J. Whitten, & M.J. Littlejohn, Eds),. Melbourne University Press. Melbourne.

Widiyaningrum, P. 2009. Pertumbuhan Tiga Spesies Jangkrik Local yang Dibudidaya kan Pada Padat Penebarandan Jenis Pakan Berbeda. Berk. Penel. Hayati, 14: 173–177.

ERNIWATI - BIOLOGI JANGKRIK (ORTHOPTERA: GRYLLIDAE) BUDIDAYA DAN PERANANNYA

Erniwati

Museum Zoologicum Bogoriense, Bidang Zoologi, Puslit Biologi – LIPIGd. Widyasatwaloka, Jl. Raya Jakarta – Bogor KM. 46 Cibinong 16911Email: [email protected]