Upload
riennovia
View
439
Download
19
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
JOURNAL READING
MALLET FINGER
Pembimbing ;
dr. H. Sunaryo, Sp.OT, SH, MHkes, FICS
Disusun oleh
Rien Novia Maulida
08310259
Kepaniteraan Klinik Senior Universitas Malahayati
SMF Bedah RSUD Tasikmalaya
Tasikmalaya, Oktober 2012
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………………………………………………..ii
Bab 1 : Pendahuluan ………………………………………………………………………. 1
Bab 2 :
A. Anatomi jari……………………………………………………………………...... 2B. Definisi Mallet Finger …………………………………………………………….. 7C. Epidemiologi Mallet Finger ……………………………………………………… 8D. Etiologi Mallet Finger …………………………………………………………….. 8E. Klasifikasi Mallet Finger …………………………………………………………. 9F. Manifestasi Klinis …………………………………………………………………12G. Diagnosis Mallet Finger ………………………………………………………….. 14H. Penatalaksanaan Mallet Finger …………………………………………………… 15I. Komplikasi Mallet Finger ………………………………………………………… 22J. Prognosis Mallet Finger …………………………………………………………… 23
Bab 3 : Kesimpulan ………………………………………………………………………. 24
Daftar pustaka
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Baseball Finger atau disebut juga dengan Mallet Finger adalah fraktur dari basis falang
distal pada insersio dari tendon ekstensor. Ujung jari yang dalam keadaan ekstensi tiba-tiba fleksi
pasif pada sendi interfalang distal karena trauma, sehingga terjadi avulsi fragmen tulang basis
falang distal pada insersi tendon ekstensor jari.
Tendon ekstensor jari melekat ke falang terminal (ujung distal jari). Gangguan dari
tendon ekstensor pada penempatan (jari palu) adalah salah satu cedera tendon yang paling umum
dalam olahraga. Hal ini terutama terjadi pada olahraga bola. Secara umum, atletik cedera di
mana pemain basket dan baseball pengalaman secara rutin macet jari, tetapi cedera dapat terjadi
karena kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan, atau bahkan jari terluka saat bekerja di
dapur. Mekanisme yang biasa cedera adalah bahwa dari kuat lentur diterapkan untuk aktif
meluruskan, biasanya ketika bola tiba-tiba mengenai jari sehingga menyebabkan jari menekuk.
Sebuah fragmen tulang kecil terkadang robek longgar bersama dengan tendon. Fragmen tulang
akan muncul pada sinar-X.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Struktur penting dari tangan dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Ini termasuk
* Tulang dan sendi
* Ligamen dan tendon
* Otot
* Saraf
* Pembuluh darah
a) Tulang dan Sendi
Ada 27 tulang di pergelangan tangan dan tangan. Pergelangan tangan sendiri
berisi delapan tulang kecil, disebut carpals. Carpal bergabung dengan dua tulang lengan
bawah, radius dan ulna, membentuk pergelangan tangan bersama. Lebih lanjut ke telapak
tangan, karpal terhubung ke metakarpal. Ada lima metakarpal membentuk telapak
tangan. Satu metakarpal menghubungkan ke masing-masing jari dan jempol. poros tulang
kecil disebut garis falang sampai setiap jari dan jempol.
Sendi buku utama yang dibentuk oleh koneksi falang ke metakarpal. Sendi ini
disebut sendi metakarpofalangealis (MCP sendi). MCP sendi bekerja seperti engsel saat
Anda membungkuk dan meluruskan jari dan jempol. Tiga falang di jari masing-masing
dipisahkan oleh dua sendi, yang disebut sendi interfalangealis (IP sendi). Yang paling
4
dekat dengan sendi MCP (buku) disebut IP sendi proksimal (PIP). Sendi di dekat ujung
jari disebut IP distal (DIP). jempol hanya memiliki satu sendi IP antara dua phalanges
jempol. Sendi IP dari digit juga bekerja seperti engsel saat Anda membungkuk dan
meluruskan jari dan jempol. Sendi tangan, jari, dan ibu jari yang ditutupi berakhir dengan
tulang rawan artikular. Materi ini, putih mengkilap memiliki konsistensi yang kenyal.
Fungsi tulang rawan artikular adalah untuk menyerap dan memberikan permukaan yang
sangat halus untuk memfasilitasi gerak. Ada tulang rawan artikular dasarnya di mana-
mana bahwa dua tulang permukaan bergerak melawan satu sama lain, atau
mengartikulasikan.
b) Ligamen dan Tendon
Ligamen adalah pita yang keras jaringan yang menghubungkan tulang bersama-
sama. Dua struktur yang penting, ligamen jaminan yang disebut, ditemukan di kedua sisi
masing-masing jari dan sendi jempol. Fungsi ligamen jaminan adalah untuk mencegah
abnormal samping lentur masing-masing bersama. Dalam sendi PIP (sendi tengah antara
buku jari utama dan sendi DIP), ligamen terkuat adalah pelat volar. ligamen ini
menghubungkan falang proksimal falang tengah di sisi telapak sendi. ligamen ini
memperketat sebagai sendi diluruskan dan tetap bersama PIP dari membungkukkan
punggung terlalu jauh (hyperextending). Jari cacat dapat terjadi ketika mengendur piring
volar dari penyakit atau cedera.
Tendon yang memungkinkan setiap jari bersama untuk meluruskan disebut
tendon ekstensor. tendon ekstensor dari beberapa jari-jari mulai sebagai otot yang timbul
dari bagian belakang tulang lengan bawah. Otot-otot ini perjalanan menuju tangan, di
mana mereka akhirnya terhubung ke tendon ekstensor sebelum menyeberang bagian
5
belakang pergelangan tangan. Perjalanan mereka ke jari-jari, ekstensor tendon menjadi
kap ekstensor. Kap ekstensor rata keluar untuk menutup bagian atas jari dan mengirim
cabang di setiap sisi yang terhubung ke tulang di tengah dan akhir jari. Tempat dimana
tendon ekstensor menempel falang tengah disebut slip pusat. Ketika otot ekstensor
kontrak, mereka tunda pada tendon ekstensor dan meluruskan jari. Masalah terjadi ketika
slip pusat rusak.
c) Otot
Banyak otot-otot yang mengontrol mulai tangan di siku atau lengan bawah.
Mereka berlari ke bawah lengan bawah dan salib pergelangan tangan dan tangan.
Beberapa kontrol hanya membungkuk atau penegakan pergelangan tangan. Lainnya
pengaruh gerakan jari atau jempol. Banyak dari otot-otot ini membantu posisi dan
memegang pergelangan tangan dan tangan sedangkan ibu jari dan jari pegangan atau
melakukan tindakan motorik halus. Sebagian besar otot-otot kecil yang bekerja ibu jari
dan jari mulai pada tulang karpal. Otot-otot ini terhubung dengan cara yang
memungkinkan tangan untuk pegangan dan terus. Dua otot memungkinkan jempol untuk
berpindah di seluruh telapak tangan, fungsi penting yang disebut oposisi jempol. Otot-
otot terkecil yang berasal di pergelangan tangan dan tangan disebut otot-otot intrinsik.
Otot-otot intrinsik memandu gerakan halus jari-jari dengan mendapatkan jari diposisikan
dan memegang mereka stabil selama kegiatan tangan.
6
d) Saraf
Semua saraf yang bepergian ke tangan dan jari-jari mulai bersama di bahu: saraf
radial, saraf median, dan saraf ulnar. Saraf membawa sinyal dari otak ke otot-otot yang
menggerakkan lengan, tangan, jari, dan ibu jari. Saraf juga membawa sinyal kembali ke
otak tentang sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan suhu.
Pengetahuan mengenai anatomi mekanisme ekstensor tangan yang normal diperlukan
untuk mengetahu Mallet Finger. Sendi-sendi jari bergerak seperti engsel letika jari melakukan
fleksi dan ekstensi. setiap jari memiliki tiga phalang yang dipisahkan oleh dua sendi interphalang
, kecuali ibu jari yang memiliki dua phalang.
Sendi jari bekerja seperti engsel ketika jari menekuk dan meluruskan. Sendi buku jari
utama adalah metakarpofalangealis (MCP). Hal ini dibentuk oleh sambungan tulang metakarpal
di telapak tangan dengan tulang jari pertama, atau phalanx proksimal. Setiap jari memiliki tiga
falang, atau tulang kecil, dipisahkan oleh dua sendi interfalangealis (IP sendi). Yang paling dekat
dengan sendi MCP (buku) disebut IP sendi proksimal (PIP). Sendi di dekat ujung jari disebut IP
distal bersama (DIP).
Ketika tendon ekstensor melekat pada dasar phalang distal , sendi DIP akan melakukan
ekstensi, sebaliknya jika tendon fleksor yang melekat pada telapak jari maka sendi DIP akan
menekuk kea rah dalam (fleksi).
7
Gambar : Tendon extensor Longus
Gambar. Zona Tendon Ekstensor
8
B. Definisi Mallet Finger
Baseball finger (Mallet finger) merupakan fraktur dari basis falang distal pada insersio
dari tendon ekstensor. Ujung jari yang dalam keadaan ekstensi tiba-tiba fleksi pasif pada sendi
interfalang distal karena trauma, sehingga terjadi avulsi fragmen tulang basis falang distal pada
insersi tendon ekstensor jari.
Mallet finger adalah cidera pada ujung jari yang disebabkan oleh mekanisme ekstensor
dari sendi jari dibawah phalanx distal atau bisa dihubungkan langsung dengan suatu fraktur
sehingga jari tidak bisa diluruskan. Sendi yang terkena adalah Distal Interphalanx joint (DIP).
9
Umumnya cedera atletik, Mallet Finger terjadi ketika sendi terluar dari jari terluka.
Pemain basket dan baseball secara rutin mengalami jammed finger, tapi cedera dapat terjadi
karena crush accident pada pekerjaan atau bahkan karena jari terpotong saat bekerja di dapur.
C. EPIDEMIOLOGI
Kebanyakan mallet finger terjadi pada orang yang melakukan aktivitas atletik
seperti pemain basket, baseball, atau pemain voli. Mallet finger umumnya banyak terjadi
pada pria usia 29 tahun dibandingkan dengan wanita. Mallet finger kebanyak terjadi pada
jari ke-2 ulnar.
berbagai cidera yang berbeda dapat terjadi di interphalang . cidera yang paling
sering terjadi adalah sprain (keeleo) pada sendi interphalang proksimal
D. ETIOLOGI
Secara umum, atletik cedera di mana pemain basket dan baseball pengalaman secara rutin
macet jari, tetapi cedera dapat terjadi karena kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan,
atau bahkan jari terluka saat bekerja di dapur.
Namun, mallet finger bisa disebabkan oleh :
Cidera yang disebabkan oleh rupture tendon DIP sehingga ujung jari tidak bisa
digerakkan
Tekanan kecil pada ujung jari tempat tendon melekat. Sehingga menyebabkan
tendon tidak bisa meluruskan ujung jari
Fraktur distal interphalang
10
Gambar: Trauma pada Mallet Finger
E. KLASIFIKASI MALLET FINGER
Menurut Niechavej , klasifikasi Mallet Finger berdasarkan patomekanismenya
dibagi menjadi 5, yaitu :
Tipe A : Mallet finger yang disebabkan oleh rupture tendon
Gambar : Mallet Finger Tipe A
11
Tipe B : mallet finger yang disebabkan oleh fraktur kecil dibawah dari distal
phalang
Gambar Mallet Finger Tipe B
Tipe C : Mallet Finger yang disebabkan oleh fraktur avulse tanpa disertai
dislokasi yang disebabkan oleh fragmen fraktur
Gambar : Mallet Finger Tipe C
12
Tipe D : Mallet Finger yang disebabkan oleh fraktur dengan disertai dislokasi
Gambar : Mallet Finger Tipe D
Tipe E : Mallet Finger yang disebabkan oleh fraktur dengan disertai dislokasi
dan subluksasi di distal phalang
Gambar : Mallet Finger Tipe E
13
Doyle membagi 4 jenis Mallet :
1. Luka tertutup dg kerusakan komponen tendon ekstensor, berhubungan dengan fragmen
tulang yg patah
2. Luka terbuka dg laserasi langsung insersi distal tendon ekstensor.
3. Luka terbuka disertai avulsi soft tissue .
4. Melibatkan falang distal, dibagi jadi:
a. trans fiseal fraktur pada anak.
b. hiperfleksi disertai 20%-50% permukaan sendi.
c. hiperekstensi disertai subluksasi falang distal ke volar
F. MANIFESTASI KLINIS :
Manifestasi klinik yang dijumpai pada pasien dengan Mallet Finger antara lain:
Pasien tidak dapat melakukan gerakan ekstensi penuh pada ujung distal
falang.
Ujung distal falang selalu dalam posisi fleksi pada sendi interfalang distal
terdapat hematoma pada dorsum sendi tersebut.
Pasien juga bisa merasa adanya nyeri di sendi jari yang terkena dan terdapat
kemerahan disekitar ujung distal phalang.
cedera Mallet finger dapat menimbulkan beberapa kondisi dibawah ini :
kerurasakan tendon tanpa fraktur
rupture tendon dengan fraktur kecil akibat kekuatan cidera
rupture tendon dengan fraktur besar
14
Mallet Finger biasanya lebih sering tertutup dibandingkan terbuka.
Mekanisme cedera tertutup biassanya tiba-tiba , terjadi flexi yang kuat
dari sendi DIP pada jari yang ekstensi.. Hal ini menyebabkan rupture
tendon ekstensor atau avulse tendon sering dengan fragmen tulang dari
tempat insersinya pada phalang distal.
Terdapat 4 tipe cidera dari Mallet Finger , yaitu :
Tipe I : cidera tertutup dengan hilangnya kontinuitas tendon
dengan atau tanpa fraktur avulse
Tipe II : laserasi pada atau proksimal ke sendi DIP dengan
hilangnya kontinuitas tendon
Tipe III : Abrasi dalam dengan hilangnya kulit subkutaneus dan
inti tendon
Tipe IV : a. Fraktur bidang trans epifisis pada anak
b. cidera hiperekstensi dengan fraktur permukaan
artikular
c. cidera hiperekstensi dengan fraktur permukaan
artikular biasanya >50% dengan subluksasi volar
phalang distal yang terlalu dini atau terlambat.
15
Gambar : Mallet Finger
G. DIAGNOSIS
Diagnosis Mallet Finger bisa ditentukan melalui gejala yang dialami pasien berupa ujung
jari bengkok , bisa disertai dengan rasa nyeri dan tertekan pada jari yang terkena.
X-ray mungkin menunjukkan fraktur avulsion kecil dari lempeng dorsal yang sesuai
dengan penyisipan tendon atau adanya kelainan tendon. MRI atau USG dapat menunjukkan
pecah tendon dan hematoma.
Pada pemeriksaan x-ray posterior anterior dan lateral x-ray ditengah dari Distal
Interphalang dapat digunakan untuk membedakan antara bony injury dengan tendennous mallet
injury dan juga gambaran fraktur distal phalang.
16
H. PENATALAKSANAAN
Mallet finger dapat diobati dengan belat (splint) sederhana. Belat Stack adalah jenis
termudah untuk menggunakan belat untuk cedera ini. Sejak belat Stack biasanya dipakai
selama 6 sampai 8 minggu.
Gambar : Terapi Splint pada mallet Finger
17
Gambar : Hasil Terapi Splint pada distal Phalang
Sekarang diakui bahwa mallet finger yang tidak segera ditangani dapat memiliki kemungkinan
untuk beberapa derajat gangguan fungsional. , sering berupa rasa nyeri dan kekakuan.. sehingga
dapat disimpulkan bahwa :
pengobatan konservatif dengan menggunakan splint eksternal adalah pengobatan pilihan
dan efektif untuk mnegatasi Mallet Finger
PErhatian terhadap edukasi terhadap pasien yang tepat diperlukan untuk memaksimalkan
pengobatan konservatif dari Mallet Finger
Berbagai teknik bedah dilakukan untuk Mallet Finger kronik dan berulang.
Ada beberapa situasi yang mungkin memerlukan pengobatan tambahan. Mallet
finger Kebanyakan cedera pada tendon itu sendiri, tetapi dalam beberapa kasus, tendon
18
mungkin menarik dari sebuah fragmen kecil tulang dari tulang jari. Jika fragmen cukup
besar, mungkin memerlukan perawatan bedah
Pembedahan mungkin juga diperlukan dalam situasi di mana cedera ini tidak
diobati selama lebih dari 4 sampai 6 minggu. Pada pasien ini, koreksi bedah dari cedera
tendon mungkin diperlukan. Jika jari palu yang tidak diobati, deformitas jari dapat
memperburuk. Pasien yang meninggalkan jari palu yang tidak diobati dapat
mengembangkan deformitas dari sendi jari disebut "cacat leher angsa."
sebagian ahli bedah memilih tindakan operasi untuk Mallet finger yang diikuti
dengan subluksasi volar phalang distal, karena dapat mengembalikan keutuhan sendi dan
keseimbangan antara kekuatan fleksor dan ekstensor sehingga mendapatkan hasil yang
adekuat.
Terapi pembedahan pada mallet Finger dengan menggunakan teknik fiksasi yaitu :
Intramedullary fixation, umbrella Handle Kirschner wire fixation, external fixation,
Screw Fixation, Mini External Fixators, Hook Plate fixation.
Menurut Damron,dkk , teknik operasi yang paling bagus untuk mallet finger
adalah : fiksai dengan menggunakan Kirschenr Wire, figure-of-eight-wire, tension band
wire, dan tension band suture.
19
Gambar : Teknik Pembedahan pada mallet Finger
Teknik Operasi Umbrella handle
Teknik operasi Umbrella Handle dijelaskan oleh Rocchi L, bahwa fragmen dorsal dikaitkan
dengan kawat kirschner diameter 1,2 mm kemudian diarahkan miring dari proksimal distal ke
dalam fragmen utama distal phalang dibawah kendali dari fluoroscopic. ujung kawat yang
bengkok dibentuk ke dalam bentuk pegangan paying dan kemudian sayatan kecil dibagian dorsal
dibuat. Kemudian Kawat Kirschner ditarik turun dari fragmen palmar untuk mengurangi fragmen
dorsal. lalu kawat dilewatkan melalui splint termoplastik dan kanula untuk menjaga tekanan
20
Gambar ; teknik operasi ‘Umbrella handle’’
21
Teknik Operasi Hook Plate
Teknik operasi Hook Plate dijelaskan oleh Theinvendran K, bahwa teknik operasi ini
menggunakan plate titanium difragmen dorsal.
22
Gambar : teknik Operasi “Hook Plate”
sebuah teknik bedah baru telah dijelaskan oleh Kaleli, dkk yaitu teknik mini eksternal
fixator untuk memudahkan extensi dari mallet finger. teknik operasi ini tidak
memerlukan splint . Teknik ini memegang sendi DIP yang diperpanjang tanpa
mengganggu pergerakan PIP dan MCP.
Gambar : Teknik Operasi Mini External Fixator
23
Doyle membagi 4 jenis Mallet :
4. Luka tertutup dg kerusakan komponen tendon ekstensor, berhubungan dengan fragmen
tulang yg patah
5. Luka terbuka dg laserasi langsung insersi distal tendon ekstensor.
6. Luka terbuka disertai avulsi soft tissue .
4. Melibatkan falang distal, dibagi jadi:
a. trans fiseal fraktur pada anak.
b. hiperfleksi disertai 20%-50% permukaan sendi.
c. hiperekstensi disertai subluksasi falang distal ke volar.
Terapi I ,IVa, IV b: splint jari hiperekstensi 8 minggu.
Tipe II : - repair kulit
- tenodermodesis
- splint hiperekstensi
Tipe III: - repair soft tissue
- kischner wire pinning,jaga DIP joint tetap ekstensi
- lokal flap
Terapi Bedah dapat menyebabkan beberapa komplikasi diantaranya ;
dapat menyebabkan deformitas pada pertumbuhan kuku
menyebabkan sindrom nyeri regional
komplikasi lain yang tidak dapat diprediksi
24
I. Komplikasi Mallet Finger
Mallet Finger jika tidak segera dilakukan terapi baik non bedah ataupun bedah dapat
menyebabkan deformitas permanen, dimana jari tidak dapat diluruskan kembali. Dalam beberapa
kasus mallet finger yang tidak dilakukan terapi dapat menyebabkan hiperekstensi dari sendi
distal palang ( Swan Neck Deformity).
Gambar : Swan Neck deformity
Komplikasi selama terapi konservatif jarang dan tidak berbhaya dan pada sebagian besar
kasusu berhubungan dengan komplikasi pada kulit. deficit ekstensi yang persisten kira-kira 10%
pernah dilaporkan setelah terapi konservatif pada 40-70% pasien , dan masalah kulit sementara
seperti maserasi dan ulserasi punggung jari . sedangkan komplikasi pembedahan meliputi,
infeksi, kekakuan, kerusakan kuku permanen, kesalahan sendi atau deviasi sendi DIP.
J. Prognosis Mallet Finger
dengan terapi yang baik, jari yang mengalami mallet finger dapat berfungsi kembali.
25
Bab 3
Kesimpulan
Mallet finger adalah cidera pada ujung jari yang disebabkan oleh mekanisme ekstensor
dari sendi jari dibawah phalanx distal atau bisa dihubungkan langsung dengan suatu fraktur
sehingga jari tidak bisa diluruskan. Sendi yang terkena adalah Distal Interphalanx joint (DIP).
Kebanyakan mallet finger terjadi pada orang yang melakukan aktivitas atletik seperti
pemain basket, baseball, atau pemain voli. Mallet finger umumnya banyak terjadi pada pria usia
29 tahun dibandingkan dengan wanita. Mallet finger kebanyak terjadi pada jari ke-2 ulnar.
Gejala klinik mallet finger pada umumnya berupa;
Pasien tidak dapat melakukan gerakan ekstensi penuh pada ujung distal
falang.
Ujung distal falang selalu dalam posisi fleksi pada sendi interfalang distal .
Pasien juga bisa merasa adanya nyeri di sendi jari yang terkena dan terdapat
kemerahan disekitar ujung distal phalang.
Pemeriksaan penunjang pada mallet finger yaitu x-ray yang menunjukkan fraktur
pada distal phalang.
Terapi mallet finger berupa pemasangan splint sederhana ataupun terapi
pembedahan.
26
Mallet Finger memiliki komplikasi jika tidak segera dilakukan terapi konservatif berupa
syndrome swan neck.
Mallet Finger juga memiliki beberapa komplikasi dari terapi konservatif maupun terapi
pembedahan.
Prognosis untuk Mallet Finger dengan dilakukan terapi konservatif yang baik, maka
fungsi jari akan kembali baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
Study Of Clinical : Mallet Injuries. Pb Journal of Orthopedic, 2011, vol. XII, no.1
www.oxfordradcliffe.nhs.uk (diakses tanggal 14 oktober 2012)
MA, Habib, Haque, ME : Biomechanics of Mallet Finger A Case Report,JAFMC
Bangladesh, 2009, vol.V, No.1
www.royalberkshire.nhs.uk (diakses tanggal 15 oktober 2012)
www.orthopaedia.aaos (diakses tanggal 13 oktober 2012)
Rockwell, W. B., et al. Extensor Tendon: Anatomy, Injury, and Reconstruction. Plastic and Reconstructive Surgery, 2000, Vol. 106, No. 7, pp. 1592-1603.
28