37
INFEKSI TORCH PADA KEHAMILAN Gia Piurawati Pembimbing : dr. Baharuddin Hafied, Sp. OG

JURNAL TORCH

  • Upload
    ghya311

  • View
    305

  • Download
    11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

JURNAL TORCH

Citation preview

  • INFEKSI TORCH PADA KEHAMILANGia Piurawati

    Pembimbing : dr. Baharuddin Hafied, Sp. OG

  • INFEKSI TORCH TORCH merupakan singkatan dari 4 penyakit infeksi (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simpleks Virus).

  • ToxoplasmosisProtozoa Parasit T. gondiiFamili : SarcocystidaeTachyzoite 2-4 & 4-8 mmOocyst 12,1 x 11 mmCyst 200 mmRubellaAntigen: Virus RubellaFamili : TogaviridaeUkuran: 60 - 70 nmCytomegalovirusAntigen: Virus CytomegaloFamili : HerpesviridaeUkuran: 180 - 200 nmHerpes GenitalisAntigen: Virus Herpes Simpleks-2Famili : HerpesviridaeUkuran: 180 - 200 nmTORCH

  • TOXOPLASMOSIS

  • Tinja kucing (mengandung ookista) Hewan potong yang terinfeksi (mengandung kista) Ibu yang terinfeksi pada saat hamil Organ/darah donor yang terinfeksiSUMBER INFEKSI TOXOPLASMA

  • Makan makanan : sayuran dan buah- buahan yang tercemar tinja kucing (sumber ookista)Makan daging yang masih mentah atau kurang matang (mengandung kista)Secara vertikal dari ibu ke janinMelalui transfusi darahMelalui transplantasi organCARA TERJADINYA PENULARANINFEKSI TOXOPLASMA

  • DAMPAK TERHADAP KEHAMILANResiko penularan terhadap janin: Trimester I = 15% Trimester II = 25% Trimester III = 65%Namun derajat infeksi terhadap janin paling besar adalah bila infeksi terjadi pada trimester I.

  • DAMPAK TERHADAP KEHAMILANAbortus spontan Trias klasik toksoplasma berupa: Hidrosepalus Kalsifikasi intrakranial Korioretinitis

    Trias tersebut jarang terlihat75% tidak memperlihatkan gejala25-50% memperlihatkan sekuele

  • MANIFESTASI INFEKSI TOKSOPLASMA KONGENITAL

    HidrosepalusKorioretinitisMikrosepaliMikroptalmiaHepatosplenomegaliKalsifikasi serebralKonvulsiPerkembangan mental terganggu

  • DIAGNOSISDiagnosis ditegakan bila: IgM positif Titer IgM akan tetap tinggi sampai 3 4 bulan Titer IgG meningkat 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang selang waktu 2 - 3 minggu

  • DIAGNOSIS PRANATALKordosentesis (pengambilan sampel darah janin melalui tali pusat) ataupun amniosentesis (aspirasi cairan ketuban) dengan tuntunan ultrasonografi. Pembiakan darah janin ataupun cairan ketuban dalam kultur sel fibroblas, ataupun diinokulasi ke dalam ruang peritoneum tikus diikuti isolasi parasit, ditunjukan untuk mendeteksi adanya parasit. Pemeriksaan dengan teknik PCR guna mendeteksi DNA T. gondii pada darah janin atau cairan ketuban. Pemeriksaan dengan teknik ELISA pada darah janin guna mendeteksi antibodi IgM janin spesifik (antitoksoplasma).

  • TERAPISpiramycinUntuk mencegah penjalaran ke janin. 3g/hari/oral dalam 3 dosis untuk 3 minggu di ulang setelah 2 minggu sampai kehamilan aterm. Pyrimethamine dan SulfadiazineUntuk menurunkan derajat infeksi kongenital dan meningkatkan proporsi neonatus tanpa gejala. Phyrimethamin 1 mg/kg/hari secara oral untuk 3-4 hari.Sulfadiazine 50-100 mg/kg/hari/oral dibagi 2 dosis.Asam Folinat Untuk mencegah kerusakan janin.2 kali 5 mg injeksi intamuskuler tiap minggu selama pemakaian phyrimethamin.

  • PENCEGAHANMasaklah daging sampai matang.Hindari memegang mulut dan mata pada waktu mengolah daging mentah, cucilah tangan dgn bersih.Cucilah permukaan dan peralatan dapur yang bersentuhan dengan daging mentah.Cucilah buah-buahan dan sayuran dengan bersih sebelum dimakan.Pakailah sarung tangan bila berkebun/menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi kotoran kucing.Rendamlah piring makan kucing selama 5 menit dengan air mendidih.

  • RUBELLA

  • SUMBER INFEKSI Sekresi nasofaring Ibu yang terinfeksi pada saat hamil

  • CARA PENULARANNYA Melalui saluran pernafasan

    Melalui plasenta, dari ibu ke janin

  • DAMPAK TERHADAP KEHAMILANAbortus spontan Sindroma rubella kongenital Secara spesifik, infeksi pada trimester I berdampak terjadinya sindroma rubella kongenital sebesar 25% ( 50% resiko terjadi pada 4 minggu pertama ), resiko sindroma rubella kongenital turun menjadi 1% bila infeksi terjadi pada trimester II dan III.

  • SINDROMA RUBELLA KONGENITAL

    Intra Uterin growth retardation simetrikGangguan PendengaranKelainan jantung : PDA (Patent Ductus Arteriosus) dan hiplasia arteri pulmonalis.Gangguan mataKatarakRetinopatiMikroptalmiaHepatosplenomegaliGangguan sistem saraf pusatMikrosepalusKalsifikasi OtakRetardasi PsikomotorHepatitisTrombositopenik purpura

  • GEJALABiasanya terjadi demam ringan, sakitkepala, rasa lelah dan perasaan tidakkaruan, sakit tenggorokan, batuk30-50% tidak bergejalaRuam akan timbul sekitar 16-18 harisetelah terpaparPada orang dewasa kadang2 disertaisakit pada persendian

  • DIAGNOSISPemeriksaan Serologi :IgM akan cepat memberi respon setelah keluar ruam dan kemudian akan menurun dan menghilang dalam waktu 4 8 minggu.IgG juga akan memberikan respon setelah keluar ruam dan tetap tinggi selama hidup.Diagnosa ditegakan dengan adanya peningkatan titer 4 kali lipat dari hemagglutination-inhibiting (HAI) antibody dari dua serum yang diperoleh dua kali selang waktu 2 minggu atau setelah adanya IgM.Diagnosis Rubella juga dapat ditegakan melalui biakan dan isolasi virus pada fase akut.Ditemukan IgM dalam darah talipusat atau IgG pada neonatus atau bayi 6 bulan mendukung diagnosa infeksi rubella.

  • PENCEGAHANVaksinasi Bayi pada usia 1 tahun Anak remaja usia 11-12 tahun Wanita usia subur yang seronegatif - sebelum hamil (jika mungkin) - setelah melahirkan Para pekerja Healthcare

  • TERAPITidak ada pengobatan khusus untuk Rubella, namun, manajemen dalam menangani gejala untuk mengurangi ketidaknyamanan. Perawatan bayi baru lahir difokuskan pada pengelolaan komplikasi.

  • C M V

  • Saliva Urin Sekresi Serviks atau vagina Sperma ASI Darah atau organ donor yang terinfeksi Ibu yang terinfeksi pada saat hamilSUMBER INFEKSI

  • CARA PENULARAN Respiratory droplets Kontak dengan sumber infeksi (saliva, urin, sekresi serviks dan vagina, sperma, ASI, airmata) Transfusi dan transplantasi organ Secara vertikal dari ibu ke janin : Prenatal (plasenta) Perinatal (pada saat kelahiran) Postnatal (ASI, kontak langsung)

  • DIAGNOSISVirus dapat di isolasi dari biakan urine atau biakan berbagai cairan atau jaringan tubuh lain.Tes serologis mungkin terjadi peningkatan IgM yang mencapai kadar puncak 3 6 bulan pasca infeksi dan bertahan sampai 1 2 tahun kemudian. IgG meningkat secara cepat dan bertahan seumur hidup.

    Masalah dari interpretasi tes serologi adalah:Kenaikan IgM yang membutuhkan waktu lama menyulitkan penentuan saat infeksi yang tepat.Angka negatif palsu yang mencapai 20%. Adanya IgG tidak menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi yang persisten.

  • DAMPAK TERHADAP KEHAMILANCMV adalah infeksi virus kongenital yang utama di US dan mengenai 0.5 2.5 % bayi lahir hidup. Infeksi plasenta dapat berlangsung dengan atau tanpa infeksi terhadap janin dan infeksi pada neonatus dapat terjadi pada ibu yang asimptomatik. Resiko transmisi dari ibu ke janin konstan sepanjang masa kehamilan dengan angka sebesar 40 50%.

  • DAMPAK TERHADAP KEHAMILAN10 20% neonatus yang terinfeksi memperlihatkan gejala-gejala:Hidrop non imunePJT simetrikKorioretinitisMikrosepaliKalsifikasi serebralHepatosplenomegaliHidrosepalus

    80 90% tidak menunjukkan gejala namun kelak dikemudian hari dapatmenunjukkan gejala :Retardasi mentalGangguan visualGangguan perkembangan psikomotor

  • TERAPISaat ini belum ada terapi yang efektif. Penapisan serologis tidak dianjurkan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists (2000) :Sekuele infeksi primer belum dapat diperkirakan secara akuratBelum tersedia vaksinSebanyak 1 sampai 2 persen bayi mengekresi sitomegalovirus, dan upaya-upaya untuk mengidentifikasi dan mngisolasi mereka mahal dan tidak praktis (Demmler, 1991;Hagay dkk.,1996)

  • H S V

  • Saliva Cairan vesikel Ibu yang terinfeksi pada saat hamilSUMBER INFEKSI

  • Kontak dengan lesi Kontak tidak langsung Secara vertikal dari ibu ke janinPrenatal (plasenta jarang 1 : 200.000 kehamilan)PerinatalPostnatalCARA PENULARAN

  • GEJALAInfeksi PrimerMerupakan paparan pertama kali terhadap HSV 1 atau 2 yang dapat menyebabkan lesi vulva dan disuria namun kadang - kadang juga tanpa gejala. Seringkali di diagnosa sebagai infeksi traktus urinarius atau candidiasis.Pada pemeriksaan ditemukan ulkus multiple yang disertai rasa nyeri hebat. Kadang disertai dengan pembesaran kelenjar inguinal

  • GEJALAInfeksi non-primer, episode pertama herpes genitalis Terjadi pada penderita dengan riwayat lesi oro-labial HSV-1 yang kemudian mendapatkan infeksi genital-HSV 2. Terdapat perlindungan silang dari infeksi oro-labial sehingga gejala yang ditimbulkan oleh HSV 2 lebih ringan dibandingkan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi HSV 1. Infeksi non primer ini biasanya lebih asimptomatik dibandingkan infeksi primer.

    Herpes Rekuren Episode ulangan dapat asimptomatik (subklinis). Gejala yang timbul biasanya ebih ringan dibandingkan infeksi pertama. Seringkali didahului oleh rasa gatal, pedih di area yang akan timbul erupsiPada pemeriksaan dijumpai satu atau dua ulcus yang meliputi area kecil90% penderita infeksi HSV 2 dan 60% pada infeksi HSV 1 akan mengalami kekambuhan dalam tahun pertama. Rata rata kekambuhan 2 kali pertahun , namun beberapa penderita memperlihatkan gejala ulangan yang lebih sering

  • DIAGNOSIS Kultur jaringan Pemeriksaan serologi IgM dan IgG (HSV-1 dan HSV-2)

  • TERAPIHerpes primer dan episode infeksi pertama kali Obat antivirus untuk menurunkan berat dan lamanya gejala. Obat ini tidak dapat mencegah latensi sehingga tidak dapat mencegah serangan ulang.RegimenAcyclovir 200 mg 3 x 1 selama 5 hari (untuk ibu hamil dan menyusui)Famcyclovir 250 mg 2 x 1 selama 5 hariValciclovir 500 mg 2 x 1 selama 5 hari.Analgesik

    Herpes genital rekurenRekurensi bersifat self limiting dengan terapi suportif.Rekurensi dapat diringankan dengan obat antiviral sedini mungkin saat erupsi belum muncul.Dosis Acyclovir 200 mg 5 x 1 selama 5 hariFamcyclovir 125 2 x 1 selama 5 hariValciclovir 500 mg 1 x 1 selama 5 hari.

  • TERIMA KASIH