22
0 Tema : “SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM HIDUP DALAM MEMBENTUK SIKAP MENTAL POSITIF LULUSAN SMK SEHINGGA MAMPU BERSAING DALAM ASEAN ECONOMIC COMUNITY” Judul : “MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG BERSIH DAN RAPI DENGAN PROGRAM ½ JAM UNTUK MASA DEPAN” Oleh : SUCOKO, S.Pd. Diajukan dalam rangka mengikuti lomba Jurus Jitu Daihatsu DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA MOJOKERTO UPTSMK NEGERI 1 MOJOKERTO TAHUN 2014

Jurus Jitu Daihatsu 2014 Risalah 1/2 jam untuk masa depan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

daihatsu, smkn 1 mojokerto

Citation preview

  • 0

    Tema :

    SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM HIDUP DALAM MEMBENTUK

    SIKAP MENTAL POSITIF LULUSAN SMK SEHINGGA MAMPU

    BERSAING DALAM ASEAN ECONOMIC COMUNITY

    Judul :

    MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG BERSIH DAN RAPI DENGAN

    PROGRAM JAM UNTUK MASA DEPAN

    Oleh :

    SUCOKO, S.Pd.

    Diajukan dalam rangka mengikuti lomba Jurus Jitu Daihatsu

    DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA MOJOKERTO

    UPTSMK NEGERI 1 MOJOKERTO

    TAHUN 2014

  • 1

    DAFTAR ISI

    BAB Isi Halaman

    Daftar Isi ..................................................................................

    1

    Lembar Pengesahan................................................................. 2

    BAB I

    A Latar Belakang Masalah........................................................... 3

    B Data Permasalahan ................................................................. 5

    C Check List Data Permasalahan ............................................... 6

    D Data Sheet Masalah ................................................................ 6

    E Diagram Pareto Penyebab Permasalahan ............................. 6

    F Penetapan Tema dan Judul ..................................................... 7

    BAB II

    A Inventarisasi Penyebab Masalah ............................................. 9

    B Stratifikasi Calon Penyebab Masalah ...................................... 9

    C Menentukan Akar Masalah ...................................................... 10

    D Metode NGT Akar Penyebab Masalah .................................... 11

    E Fish Bone Diagram .................................................................. 12

    BAB III

    A Rencana Pelaksanaan Program .............................................. 13

    B Pelaksanaan Program ............................................................. 14

    BAB IV

    Hasil Yang Di Capai ................................................................. 16

    Data Sheet Permasalahan Setelah Pelaksanaan Program ..... 16

    Diagram Pareto Setelah Pelaksanaan Program ...................... 17

    Dampak Yang Ditimbulkan ...................................................... 17

    BAB V

    A Kesimpulan .............................................................................. 19

    B Membuat Standar Baru ............................................................ 19

    C Rencana Berikutnya ................................................................ 20

  • 2

    LEMBAR PENGESAHAN

    Tema :

    SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM HIDUP DALAM MEMBENTUK SIKAP

    MENTAL POSITIF LULUSAN SMK SEHINGGA MAMPU BERSAING DALAM

    ASEAN ECONOMIC COMUNITY

    Judul :

    MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG SEHAT, BERSIH DAN RAPI DENGAN

    PROGRAM JAM UNTUK MASA DEPAN

    Telah di periksa dan sudah di implementasikan dalam setiap pembelajaran pada

    mata pelajaran produktif di program keahlian Teknik Kendaraan Ringan

    UPT SMK Negeri 1 Mojokerto

    Oleh :

    SUCOKO, S.Pd.

    NIP. 19791021 200903 1 002

    Mojokerto, 04 Desember 2014

    Kepala UPT SMKN 1 Mojokerto,

    DRS. HAROL KRISTIYANDOKO, MT

    NIP. 19600826 198603 1 014

  • 3

    BAB I

    A. Latar Belakang Permasalahan

    SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan memiliki

    kewajiban untuk dapat membekali para alumni dan siswa dengan berbagai

    kemampuan atau kompetensi sesuai dengan jurusan yang mereka pilih.

    Sesuai dengan arah kebijakan nasional dan dengan memperhitungkan

    berbagai permasalahan serta isu strategis dalam pembangunan pendidikan

    nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.

    20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan

    perlunya suatu Standart Nasional Pendidikan yang dapat digunakan sebagai

    tolok ukur penjaminan mutu kinerja satuan pendidikan. Untuk mengetahui

    peran SMK dalam rangka menyiapkan lulusan yang Kompeten dan berdaya

    saing serta beretika kerja serta bersertifikasi profesi, perlu model pembelajaran

    berbasis industri yang dapat memberikan kemampuan hard skill seperti

    pengetahuan dan kemampuan soft skill seperti kemampuan lisan, tulisan,

    gambar serta kemampuan untuk bekerja secara mandiri maupun tim dengan

    dukungan kurikulum 2013.

    Sebuah SMK akan menjadi ideal apabila memegang prinsip-prinsip

    pendidikan kejuaruan yang benar. Menurut Charles Allen Prosser (1871-1952)

    yang dikenal sebagai bapak pendidikan kejuruan, bahwa sekolah harus mampu

    membantu para siswanya untuk mendapatkan pekerjaan, mempertahankan

    pekerjaan tersebut dan terus maju dalam karir. Agar dapat mencapai apa yang

    dimaksud maka sekolah kejuruan yang ideal harus menjalankan 16 prinsip

    dasar pendidikan kejuruan sebagaimana yang di tetapkan oleh Prosser.

    Adapun 16 prinsip pendidikan kejuruan atau yang lebih dikenal dengan dalil

    Prosser tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih

    merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.

    2. Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-

    tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti

    yang ditetapkan di tempat kerja.

    3. Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan

    berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.

  • 4

    4. Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu

    memodali minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat

    yang paling tinggi.

    5. Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau

    pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang

    memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung

    darinya.

    6. Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk

    membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-

    ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.

    7. Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai

    pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan

    pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.

    8. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh

    seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.

    9. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.

    10. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika

    pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).

    11. Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu

    okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.

    12. Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-

    beda antara satu dengan yang lain.

    13. Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika

    sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan

    memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.

    14. Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan

    dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat

    peserta didik tersebut.

    15. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.

    16. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi

    maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.

    Dalam kenyataannya memang tidak banyak sekolah yang mampu menjalankan

    prinsip-prinsip tersebut. Walaupun demikian seyogyanya sekolah berusaha

    untuk menerapkan program secara bertahap untuk menuju terbentuknya

    sekolah yang ideal, yang mampu membawa peserta didik menjadi lulusan yang

    tangguh serta memiliki kesiapan secara kognitif (pengetahuan) kesiapan afektif

  • 5

    (sikap mental) serta kesiapan psikomotor (keterampilan) sehingga mereka akan

    memiliki daya saing yang tinggi dalam menghadapi era persaingan yang

    terbuka dilingkup regional maupun internasional.

    Tahun 2015 adalah tahun mulai diberlakukannya Asean Economic

    Community. Asean Economic Comunity atau AEC adalah sebuah komunitas

    Negara-negara Asean dalam bidang Ekonomi dan Jasa. AEC sebagai konsep

    integrasi ekonomi Asean. AEC akan menjadi babak baru dimulainya hubungan

    antar Negara Asean sebagai single market dan single production base meliputi

    free trade area, penghilangan tarif perdagangan antar Negara Asean, pasar

    tenaga kerja dan modal bebas serta kemudahan arus keluar masuk prosedur

    antar Negara Asean. Antisipasi terhadap AEC tahun 2015 sangat dibutuhkan,

    terutama dibidang pengembangan SDM. Mengingat bahwa Elimination Of Non

    Tarif Barriers dan Single Window mengakibatkan tenaga kerja dari luar negeri

    akan mudah bermigrasi ke Indonesia, sehingga tenaga kerja asing yang

    memiliki keahlian diatas keahlian SDM Indonesia tentu akan mendapat

    pekerjaan di perusahaan yang ada di Indonesia.

    Tanpa adanya skill yang memadai akan sulit untuk kita dapat bersaing,

    akibatnya pengangguran akan meningkat. Peningkatan skill atau ketrampilan

    SDM akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai jual produk maupun upah

    tenaga kerja. Peningkatan kualitas SDM akan dapat membawa tetap mampu

    Indonesia bertahan dalam perdagangan bebas Asean (AEC) pada tahun 2015.

    B. Data Permasalahan

    Berdasarkan pengamatan yang dicatat oleh penulis maupun dari hasil

    wawancara dari rekan kerja bahwa ada beberapa permasalahan yang terkait

    dengan kesiapan siswa dalam menghadapi persaingan kerja khusunya pada

    jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Adapun permasalahan tersebut adalah

    sebagai berikut :

    No Masalah

    1 Kebersihan lab,

    2 Kebersihan media praktek

    3 Kesehatan & motivasi siswa

    4 Maintenance management peralatan praktek

    5 Training & development untuk instruktur

  • 6

    C. Check List Data Permasalahan

    Data pengamatan selama 2 minggu (Juli 2014)

    No MASALAH Frekwensi minggu 1

    Frekwensi minggu 2

    Jml

    1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

    1. Lab praktek kotor 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

    2. Media pembelajaran kotor

    1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

    3. Siswa kurang motivasi/malas

    1 1 1 1 1 7

    4. Alat praktek rusak 1 1 1 3

    5. Ketrampilan guru tidak up to date

    1 1 1 3

    D. Data Sheet Masalah

    No Masalah Kode Jml % %

    KUM

    Rang

    king

    1 Lab praktek kotor A 12 34% 34% I

    2 Media pembelajaran kotor B 10 29% 63% II

    3 Siswa kurang motivasi/malas C 7 20% 83% III

    4 Alat praktek rusak D 3 9% 91% IV

    5 Guru tidak melakukan update

    pengetahuan E 3 9%

    100% V

    J u m l a h 35 100%

  • 7

    E. Diagram Pareto penyebab permasalahan

    F. Penetapan Tema dan Judul

    1. Analisa QCDSM

    a. Quality :

    Kondisi lingkungan pembelajaran (metode, alat dan lay out pati

    berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, dan akan berbanding

    lurus dengan kualitas lulusan jurusan Teknik Kendaraan Ringan)

    b. Cost :

    Lingkungan pemebalajarn yang bersih tidak selalu memerlukan biaya

    tinggi. Pemeliharaan kebersihan lingkungan pendidikan merupakan

    bagian dari pendidikan untuk mencetak lulusan yang siap mental

    (peduli, tanggung jawab, peka)

    c. Delivery :

    Mencetak manusia dengan sikap mental positif yang disiplin, tanggung

    jawab, peka dan peduli tidak dapat dilakukan secara instan. Sekolah

    bisa digunakan sebagai labolatorium hidup bagi pertumbuhan karakter

    positif yang sangat dibutuhkan dalam dunia industri dan dunia usaha.

    Keterangan :

    A : Lab praktek kotor

    B : Media pembelajaran kotor

    C : Siswa kurang motivasi/malas

    D : Alat praktek rusak

    E : Guru tidak melakukan update

    pengetahuan

  • 8

    d. Safety :

    Kondisi yang aman adalah kondisi yang bebas dari potensi bahaya.

    Baik secara fisik maupun secara fisiologis. Lingkungan yang nyaman

    dan bersih, sikap mental yang baik dari para siswa akan menjamin

    terciptanya kondisi dan tindakan selamat.

    e. Morality :

    Lulusan yang siap secara kognitif (pengetahuan) maupun yang siap

    secara psikomotor (keterampilan) tidak akan bermanfaat dan tidak akan

    berkembang dengan baik tanpa kesiapan atitude (sikap mental)

    2. Penetapan Tema

    Berdasarkan paparan sebelumnya maka penulis menetapkan tema

    yang akan di angkat adalah:

    Sekolah sebagai labolatorium hidup dalam membentuk sikap mental

    positif para lulusan sehingga mampu bersaing dalam AEC 2015.

    3. Penetapan Judul Masalah

    Dengan mempertimbangkan keluasan area penelitian, penulis

    menetapkan judul yang diangkat sebagai berikut:

    Menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan rapi dengan program

    jam untuk masa depan

    4. Alasan Pemilihan Judul

    Dari hasil pengamatan beberapa wawancara dengan pembimbing

    PRAKERIN dari pihak DU/DI dan seminar termasuk dalam seminar yang

    diadakan oleh Daihatsu di dinas pendidikan provinsi Jatim dikatan oleh

    narasumber bahwa salah satu masalah lulusan SMK adalah bahwa mereka

    tidak terbiasa hidup dengan budaya industri yang identik dengan disiplin,

    tanggung jawab, peduli, dan kerja keras.

  • 9

    BAB II

    A. Inventarisasi Penyebab Masalah

    No. Jenis Faktor Penyebab Kategori Relevansi (Y/N)

    1 Siswa kurang peduli lingkungan Manusia Y 2 Siswa tidak mengerti pentingnya

    kebersihan Manusia Y

    3 Siswa malas Manusia Y 4 Guru tidak memberikan intruksi Manusia Y 5 Kondisi alat pendukung rusak Alat Y 6 Kurang sapu/alat kebersihan Alat Y 7 Tidak ada waktu yang disediakan Metode Y 8 Tidak ada petugas kebersihan Manusia Y 9 Ruang kotor Lingkungan Y 10 Alat peraga kotor Lingkungan Y 11 Barang berserakan Lingkungan Y 12 Siswa lemas/malas/tidak bergairah Manusia Y 13 Siswa jenuh Manusia Y

    B. Stratifikasi Calon Penyebab Masalah

    No. Faktor Calon Penyebab Masalah

    1 Manusia Siswa tidak mengerti pentingnya kebersihan Siswa malas/kurang bergairah Guru tidak memberikan intruksi Siswa kurang peduli lingkungan

    2 Alat Kondisi alat pendukung rusak

    Kurang sapu/alat kebersihan

    3 Material Materi pelajaran IPA yang menyangkut lingkungan hanya berada pada tataran teori

    4 Metode Tidak ada waktu yang disediakan untuk bersih bersih Tidak ada program rutin yang bersifat rekreatif Sekolah tidak memiliki program "house keeping"

    5 Lingkungan Ruang kotor Alat peraga kotor Barang berserakan Ruang kotor

  • 10

    C. Menentukan Akar Masalah

    No. Faktor Calon Penyebab Masalah Diskusi Akar

    Masalah (Y/N)

    1 Manusia Siswa tidak mengerti pentingnya kebersihan

    Slogan tentang kebersihan sudah terpasang pada berbagai sudut sekolah

    N

    Sebagian siswa malas/tidak bergairah

    Siswa memang tidak memiliki motivasi untuk ikut menjaga lingkungan

    N

    Guru tidak memberikan intruksi

    Intruksi sudah diberikan tetapi belum terstruktur/melembaga

    N

    Siswa kurang peduli lingkungan

    Siswa tidak tertarik untuk ikut membersihakan lingkungan dari sampah

    N

    Tidak ada petugas kebersihan

    Petugas kebersihan tetapi jumlahnya terbatas

    N

    2 Alat Kondisi alat pendukung rusak

    Banyak sapu dan tempat sampah rusak karena tidak dipakai

    N

    Kurang sapu/alat kebersihan

    Jumlah alat kebersihan kurang dan tidak terawat

    N

    3 Material Materi pelajaran IPA yang menyangkut lingkungan hanya berada pada tataran teori

    Siswa seharusnya melakukan praktek yang nyata & bermanfaat tetapi jumlah jam perminggu tidak memungkinkan

    N

    4 Metode Tidak ada waktu yang disediakan

    Tidak ada alokasi khusus untuk kegiatan house keeping

    N

    Tidak ada program rutin yang bersifat rekreatif

    Tidak pernah diadakan senam secara rutin

    Y

    Sekolah tidak memiliki program "house keeping"

    Harus dibuat program house keeping

    Y

    5 Lingkungan

    Lab praktek kotor Lab dibersihkan hanya pa beberapa titik

    N

    Alat peraga kotor Alat peraga tidak dibersihkan secara rutin

    N

    Barang berserakan Penempatan barang tidak jelas

    N

  • 11

    D. Metode Nominal Group Technic (NGT) Akar Penyebab Masalah

    Dari 9 orang instruktur di laboratorium praktek TKR ketika di minta

    pendapat secara perorangan ketika di tabulasikan kedalam tabel dan dengan

    menggunakan nominal group technic, didapatkan kesimpulan sebagai berikut

    NO FAKTOR PENYEBAB NILAI ANGGOTA

    JML Rank. A B C D E F G H I

    1 Tidak ada program rutin yang bersifat rekreatif

    2 2 2 2 2 2 1 1 1 15 1

    2 Sekolah tidak memiliki program "house keeping"

    1 1 1 1 1 1 2 2 2 12 2

    3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

    Berdasarkan Perhitungan NGT (1/2N + 1), maka faktor penyebab yang diduga

    dominan dari hasil brainstorming dengan menggunakan diagram tulang ikan,

    sebagai berikut :

    1. Tidak ada program rutin yang bersifat rekreatif 2. Sekolah tidak memiliki program "house keeping"

  • 12

    Diagram Tulang Ikan

  • 13

    BAB III

    A. Rencana Pelaksanaan Program

    Dari hasil analisa sebelumnya akhirnya dilakukan perbaikan sebagai berikut :

    1. Melakukan kegiatan senam selama 10 menit pada pagi hari sebelum kegiatan

    pembelajaran

    2. Membagi area kerja di lab. praktek dan memberi label sejumlah kelompok dalam

    kelas tertentu

    3. Melakukan house keeping setelah kegiatan senam selama 20 menit dan

    memastikan bahwa setiap siswa telah melaksanakan tanggung jawabnya untuk

    membersihkan area yang menjadi tanggung jawab kelompoknya

    4. Secara bergiliran siswa harus memberi safety talk dalam forum breafing sebelum

    pembelajaran dimulai.

    5. Menunjuk salah satu dari masing masing kelompok yang bekerja sebagai team leader

    dan bertanggung jawab atas kinerja anggotanya.

    6. Pemilihan team leader berdasarkan monitoring dalam kegiatan sehari hari, dan hasil

    tes yang diberikan. Team leader adalah siswa yang terbaik di kelasnya, team leader

    sekaligus menjadi mentor yang bertugas sebagai asisten instruktur

    7. Dalam pelaksanaannya team leader mendapatkan jaminan berupa nilai pelajaran

    produktif/praktek yang lebih bagus dari pada rekan dalam 1 teamnya.

    8. Kegiatan ini di usulkan dalam rapat program keahlian dan disepakati dijadikan

    sebagai program standar yang harus dilakukan sebelum memulai pelajaran produktif

    (praktek)

  • 14

    B. Pelaksanaan Program

    1. Senam sehat

    2. House keeping

  • 15

    3. Safety talk dan briefing

  • 16

    BAB IV

    A. HASIL YANG DICAPAI

    Dampak yang ditimbulkan setelah dilakukan kegiatan dapat digambarkan

    dari hasil tabulasi pengamatan dalam tabel di bawah ini. Pengamatan ini dilakukan

    pada minggu pertama dan kedua pada bulan Nopember 2014

    No MASALAH Frekwensi minggu 1

    Frekwensi minggu 2 Jml

    1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

    1. Lab praktek kotor - - - - - - - - - - - - -

    2. Media pembelajaran kotor - - - - - - - - - - - - -

    3. Siswa kurang motivasi/malas - - - - - - - - - - - - -

    4. Alat praktek rusak 1 1 1 3

    5. Ketrampilan guru tidak up to date

    1 1 1 3

    B. DATA SHEET PERMASALAHAN SETELAH PELAKSANAAN PROGRAM

    No Masalah Kode Jml % % Rang

    KUM king

    4 Alat praktek rusak D 3 50% 50% I

    5 Guru tidak melakukan update pengetahuan

    E 3 50% 100% II

    1 Lab praktek kotor A 0 0% 100% III

    2 Media pembelajaran kotor

    B 0 0% 100% IV

    3 Siswa kurang motivasi/malas

    C 0 0% 100% V

    J u m l a h 6 100%

  • 17

    C. DIAGRAM PARETO

    D. DAMPAK YANG DI TIMBULKAN

    Dampak yang ditimbulkan setelah dilaksanakannya program, berdasarkan

    analisa QCSDM adalah sebagai berikut :

    Quality Area bengkel (indoor maupun outdoor) bebas debu dan kotoran,

    tanaman terawat dengan baik, pembelajaran menjadi sangat

    nyaman.

    Cost Tidak diperlukan lagi petugas kebersihan di area bengkel, jumlah

    petugas yang terbatas selama ini TIDAK berdampak bagi kondisi

    kebersihan lingkungan bengkel

    Siswa mengumpulkan barang bekas (botol & gelas plastik) dikelola

    oleh kelas dan hasilnya untuk kas kelas (setiap minggu mencapai

    Rp. 80.000,-)

    delivery Sekolah menjadi tempat praktek yang sebenarnya, menanamkan

    budaya kerja yang sama dengan industri. semua siswa beraktifitas,

    tanpa kecuali.

    Keterangan :

    A : Lab praktek kotor

    B : Media pembelajaran

    kotor

    C : Siswa kurang motivasi/

    malas

    D : Alat praktek rusak

    E : Guru tidak melakukan

    update pengetahuan

  • 18

    safety Ffisik siswa yang sehat dan bugar setelah senam linkungan

    menjadi bersih, nyaman tanpa debu, potensi bahaya selalu

    terpantau dengan baik oleh setiap siswa & guru di linkungan

    bengkel

    morality Siswa bekerja tanpa di perintah lagi, muncul kesadaran akan

    tanggung jawab masing masing

    Siswa tentang potensi ekonomi di sekitar kita dan bisa

    memanfaatkannya dengan baik (interpreneurship)

    Nampak tumbuhnya kepedulian terhadap kebersihan,

    pengembangan diri di dalam kelompok belajar & kepercayaan diri

  • 19

    BAB V

    A. Kesimpulan

    Setelah dilakukan program jam untuk masa depan didapatkan kondisi

    sebagai berikut :

    1. Tidak ada daerah yang kotor di dalam area lab/bengkel praktek

    2. Lingkungan di sekitar bengkel menjadi bersih

    3. Terbentuk kelompok peduli lingkungan di kelas XII TKR yang bertugas

    mengumpulkan sampah plastik dan kertas, serta memanfaatkan barang tersebut

    untuk di jual dan hasilnya digunakan sebagai uang kas kelas XII TKR

    4. Senam yang dilakukan dengan riang gembira membuat siswa lebih bersemangat

    dalam belajar

    B. Membuat standar baru

    Pelaksanaan program jam untuk masa depan telah terbukti dapat

    menumbuhkan karakter positif siswa, terciptanya lingkungan yang sehat, bersih dan

    rapi serta menciptakan suasanan belajar yang kondusif dan efektif.

    Untuk menjaga keberlangsungan program ini diperlukan standar prosedur operasional

    yang harus ditetapkan dan dilaksanakan untuk menjamin keterlangsungan program.

    1. Guru harus datang tepat waktu dan mempersiapkan keperluan untuk

    pelaksanaan senam sehat

    2. Mulai awal masuk siswa program keahlian Teknik Kendaraan Ringan di wajibkan

    untuk menghafalkan senam kreasi yang sudah di tentukan

    3. Guru mapel produktif di program keahlian Teknik Kendaraan Ringan diharuskan

    mengikuti seluruh program jam untuk masa depan dan memastikan bahwa

    setiap siswa melaksanakan sesuai prosedur/rencana

    4. Kegiatan jam untuk masa depan dijadikan sebagai bagian dari program

    pendidikan karakter dan dialokasikan waktunya selama jam di awal

    pembelajaran mapel produktif TKR

  • 20

    C. Rencana berikutnya

    1. Melakukan evaluasi berkelanjutan atas program jam untuk masa depan

    2. Mengembangkan untuk program berikutnya terkait dengan lingkungan seperti

    pemanfatan limbah menjadi bio energi atau kompos

    3. Melengkapi keperluan yang mendukung program jam untuk masa depan

    seperti tempat sampah yang representatif, pemasangan papan peringatan dan

    rambu lainnya.

  • 21

    DATA DIRI PESERTA

    Nama : Sucoko, S.Pd.

    Tempat Tanggal Lahir : Mojokerto, 21 Oktober 1979

    Alamat : Jl. Raya Kemiri, Ds. Kemiri Kecamatan Pacet, Kab.

    Mojokerto

    Pekerjaan : Guru Mata Pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan

    Telepon : 082335758980

    Instansi : SMK Negeri 1 Kota Mojokerto

    Alamat Instansi : Jl. Kedungsari Kec, Magersari, Kota Mojokerto Jawa

    Timur

    No. Telp Instansi : 0321 381959