12
Email Redaksi: [email protected] @kabarmaduranews TWITTER Dinas PU Kredit Fiktif J Bersambung ke Hal 6 5 Januari 2013 SABTU Kabar Bangkalan Kabar Pamekasan Kabar Sumenep Kabar Sampang Eksekutif “Boikot” Rapat Bamus Diskors Hingga Waktu yang Tak Ditentukan Pemkab Tolak Retribusi Hotel Camplong Konsinyasi Rp 3,5 juta-5 juta per Bulan Lewat PN Tagih Pengeboran Air Bersih Warga Desa Banyu Pelle Hanya Dijanjikan Proyek Plengsengan Jalan Diduga Tidak Sesuai RAP DPRD Minta Eksekutif Turun Tangan Gugatan Pemilukada Bangkalan dan Sampang JAKARTA-Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang perdana gugatan sengketa Pemilukada Bangkalan dan Sampang secara bersamaan di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat No.6 Jakarta, Jumat (4/1). Gugatan Pemilukada Bangkalan dilay- angkan oleh pasangan calon Imam Buch- ori-Zainal Alim (Imam-Zain) yang merasa dicurangi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bangkalan. Sementara gugatan Pemilukada Sampang diajukan pasangan calon Hermanto Subaidi-Jakfar Shodiq yang melaporkan adanya kecurangan dalam penghitungan suara. Majelis hakim yang dipimpin M. Akil Mochtar sengaja menggabungkan persi- dangan gugatan Pemilukada Bangkalan dan Sampang dengan alasan persidangan hanya mengagendakan pembacaan materi gugatan pemohon. PAMEKASAN-Stadion R Soenarto Hadiwid- jojo, Lawangan Daya, Pademawu, disesaki oleh massa pendukung fanatik calon bupati & wakil bupati Kholilurrahman-Masduki (KOMPAK) dalam acara Kampanye Akbar, Jumat (4/1). Stadion yang luasnya berkisar dua kali la- pangan sepakbola tersebut dipenuhi massa KOMPAK hingga meluber ke luar lapangan. Sudut-sudut jalan perkotaan pun dipenuhi massa pendukung KOMPAK. Lautan massa tersebut datang dari berbagai penjuru Kabupaten Pamekasan, tepatnya dari 13 kecamatan yang ada di kota gerbang salam. Usai salat Jumat, massa sudah meny- emut di sepanjang jalan Pamekasan. LAUTAN MASSA: Kholilurrahman digendong ribuan massa pendukungnya dalam Kampanye Akbar di Stadion R Soenarto Hadiwidjojo. Kholilurrahman menyampaikan orasi politik di depan pendukungnya (foto atas). KM/AHMADUR RUSDI Dijejali Kiai, Panggung KOMPAK Roboh PAMEKASAN-KPU Provinsi Jawa Timur memutuskan melakukan perubahan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam Pemilukada Pame- kasan 2013 dari semula 644.142 menjadi 642.808 DPT. Perubahan tersebut mengakibatkan kelebihan 1.334 surat suara. Peruba- han tersebut sesuai Keputu- san KPU Jawa Timur Nomor 01/Kpts/KPU-Prov-041/2012. Mendapati kenyataan perbai- kan tersebut, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Pamekasan mendesak KPU Pamekasan untuk membakar surat su- ara di luar DPT tersebut. Desakan tersebut bertu- juan meminimalisasi upaya kecurangan dalam pencob- losan 9 Januari 2013 nanti. “Surat suara tersebut bisa menimbulkan tindak kecuran- gan, jadi wajib dibakar,” terang Ketua Panwaslu Kabupaten Pamekasan, Zaini, sembari menambahkan jika pihaknya siap melakukan tindakan jika KPU Pamekasan bergeming terhadap desakan tersebut. Anggota KPU Pamekasan, Didin Sudarman, menegaskan bahwa pihak KPU Pamekasan memang sudah memastikan diri untuk membakar surat su- ara sebanyak 1.334 itu. KM/HAIRUL ANAM PENGAWASAN KETAT: Aparat kepolisian menjaga proses penyortiran surat suara. Sebanyak 1.334 surat suara akan dibakar usai KPU Jawa Timur memutuskan perubahan jumlah DPT. 1.334 Surat Suara Siap Dibakar DPT) me- a 8 t n - m u KEBERADAAN ba- ngunan rumah di Ma- dura ternyata memi- liki makna dan filosofi yang luar biasa. Ban- gunan yang berdiri di seluruh wliayah Madura, terutama Sumenep, ada kaitan- nya dengan makna kehidupan. KM/ AHMAD AINOL HORRI ASLI MADURA : Salah satu bangunan rumah asli Madura yang masih berdiri kokoh di Sumenep. Rumah ini merupakan salah satu contoh tanean lanjang (halaman panjang) dan menghadap ke selatan. Menulusuri Makna di Balik Gaya Arsitektur Bangunan Asli Madura Membelakangi Gunung dan Menghadap ke Laut Salah satu yang penting untuk diperha- tikan tentang keberadaan bangunan di Madura, terutama di kawasan perde- saan, yakni arah rumah menghadap. Hampir semua rumah yang berada di perdesaan menghadap ke selatan. Apa maknanya dan mengapa hampir semua rumah berjajar satu arah? AHMAD AINOL HORRI, Sumenep. Telat, Rekanan Tak Diputus Kontrak SUMENEP-Beberapa proyek di Sumenep masih banyak yang belum kelar meski sudah melewati batas akhir kontrak yang berakhir pada akhir ta- hun 2012. Sebelumnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Sumenep pernah ber- janji akan memutus kontrak jika ada rekanan yang belum menyelesaikan pekerjaannya hingga akhir tahun 2012. KM/ AHMAD AINOL HORRI PILIH KASIH: Pengerjaan proyek perbaikan jalan di Desa Longos, Kecamatan Gapura, tetap berlangsung meski sudah melewati batas waktu yang disepakati. Tersangka Belum Ditahan SUMENEP-Kasus dugaan kredit fiktif yang terjadi di Bank Jatim Cabang Sumenep hing- ga kini belum menunjukkan titik kepastian. Kasus yang melenyapkan uang milik Bank Jatim sebesar Rp12 miliar tersebut saat ini di- tangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep. Sebelumnya kasus tersebut ditangani Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur. Namun saat ini berkas dan barang bukti telah diserahkan ke Kejari Sumenep. J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6

Kabar Madura

Embed Size (px)

DESCRIPTION

morning daily newspaper

Citation preview

Page 1: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

@kabarmaduranewsTWITTER

Dinas PU

Kredit Fiktif

Bersambung ke Hal 6

5 Januari 2013SABTU

Kabar Bangkalan

Kabar Pamekasan

Kabar Sumenep

Kabar Sampang

Eksekutif “Boikot” Rapat BamusDiskors Hingga Waktu yang Tak Ditentukan

Pemkab Tolak Retribusi Hotel CamplongKonsinyasi Rp 3,5 juta-5 juta per Bulan Lewat PN

Tagih Pengeboran Air BersihWarga Desa Banyu Pelle Hanya Dijanjikan

Proyek Plengsengan Jalan Diduga Tidak Sesuai RAPDPRD Minta Eksekutif Turun Tangan

Gugatan Pemilukada Bangkalan dan SampangJAKARTA-Mahkamah Konstitusi (MK)

menggelar sidang perdana gugatan sengketa

Pemilukada Bangkalan dan Sampang secara bersamaan di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat No.6 Jakarta, Jumat (4/1).

Gugatan Pemilukada Bangkalan dilay-angkan oleh pasangan calon Imam Buch-ori-Zainal Alim (Imam-Zain) yang merasa

dicurangi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bangkalan. Sementara gugatan Pemilukada Sampang diajukan pasangan calon Hermanto Subaidi-Jakfar Shodiq yang melaporkan adanya kecurangan dalam penghitungan suara.

Majelis hakim yang dipimpin M. Akil Mochtar sengaja menggabungkan persi-dangan gugatan Pemilukada Bangkalan dan Sampang dengan alasan persidangan hanya mengagendakan pembacaan materi gugatan pemohon.

PAMEKASAN-Stadion R Soenarto Hadiwid-jojo, Lawangan Daya, Pademawu, disesaki oleh massa pendukung fanatik calon bupati & wakil bupati Kholilurrahman-Masduki (KOMPAK) dalam acara Kampanye Akbar, Jumat (4/1).

Stadion yang luasnya berkisar dua kali la-pangan sepakbola tersebut dipenuhi massa KOMPAK hingga meluber ke luar lapangan. Sudut-sudut jalan perkotaan pun dipenuhi massa pendukung KOMPAK.

Lautan massa tersebut datang dari berbagai penjuru Kabupaten Pamekasan, tepatnya dari 13 kecamatan yang ada di kota gerbang salam. Usai salat Jumat, massa sudah meny-emut di sepanjang jalan Pamekasan.

LAUTAN MASSA: Kholilurrahman digendong ribuan massa pendukungnya dalam Kampanye

Akbar di Stadion R Soenarto Hadiwidjojo. Kholilurrahman menyampaikan orasi politik di

depan pendukungnya (foto atas).KM/AHMADUR RUSDI

Dijejali Kiai, Panggung KOMPAK Roboh

PAMEKASAN-KPU Provinsi Jawa Timur memutuskan melakukan perubahan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam Pemilukada Pame-kasan 2013 dari semula 644.142 menjadi 642.808 DPT. Perubahan tersebut mengakibatkan kelebihan 1.334 surat suara. Peruba-han tersebut sesuai Keputu-san KPU Jawa Timur Nomor 01/Kpts/KPU-Prov-041/2012.

Mendapati kenyataan perbai-kan tersebut, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Pamekasan

mendesak KPU Pamekasan untuk membakar surat su-ara di luar DPT tersebut. Desakan tersebut bertu-juan meminimalisasi upaya kecurangan dalam pencob-losan 9 Januari 2013 nanti.

“Surat suara tersebut bisa menimbulkan tindak kecuran-gan, jadi wajib dibakar,” terang

Ketua Panwaslu Kabupaten Pamekasan, Zaini, sembari menambahkan jika pihaknya siap melakukan tindakan jika KPU Pamekasan bergeming terhadap desakan tersebut.

Anggota KPU Pamekasan, Didin Sudarman, menegaskan bahwa pihak KPU Pamekasan memang sudah memastikan diri untuk membakar surat su-ara sebanyak 1.334 itu.

KM/HAIRUL ANAM

PENGAWASAN KETAT: Aparat kepolisian menjaga proses penyortiran surat suara. Sebanyak 1.334 surat suara akan dibakar usai KPU Jawa Timur memutuskan perubahan jumlah DPT.

1.334 Surat Suara Siap DibakarDPT) me-a 8t

n -

mu

KEBERADAAN ba-ngu nan rumah di Ma-dura ternyata memi-liki makna dan filosofi yang luar biasa. Ban-gunan yang berdiri di seluruh wliayah Madura, terutama Sumenep, ada kaitan-nya dengan makna kehidupan.

KM/ AHMAD AINOL HORRI

ASLI MADURA : Salah satu bangunan rumah asli Madura yang masih berdiri kokoh di Sumenep. Rumah ini merupakan salah satu contoh tanean lanjang (halaman panjang) dan menghadap ke selatan.

Menulusuri Makna di Balik Gaya Arsitektur Bangunan Asli Madura

Membelakangi Gunung dan Menghadap ke LautSalah satu yang penting untuk diperha-tikan tentang keberadaan bangunan di

Madura, terutama di kawasan perde-saan, yakni arah rumah menghadap.

Hampir semua rumah yang berada di perdesaan menghadap ke selatan. Apa maknanya dan mengapa hampir

semua rumah berjajar satu arah?

AHMAD AINOL HORRI, Sumenep.

Telat, Rekanan Tak Diputus KontrakSUMENEP-Beberapa proyek

di Sumenep masih banyak yang belum kelar meski sudah melewati batas akhir kontrak yang berakhir pada akhir ta-hun 2012. Sebelumnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Sumenep pernah ber-janji akan memutus kontrak jika ada rekanan yang belum menyelesaikan pekerjaannya hingga akhir tahun 2012.

KM/ AHMAD AINOL HORRI

PILIH KASIH: Pengerjaan proyek perbaikan jalan di Desa

Longos, Kecamatan Gapura, tetap berlangsung meski sudah melewati

batas waktu yang disepakati.

Tersangka Belum DitahanSUMENEP-Kasus dugaan kredit fiktif yang

terjadi di Bank Jatim Cabang Sumenep hing-ga kini belum menunjukkan titik kepastian. Kasus yang melenyapkan uang milik Bank Jatim sebesar Rp12 miliar tersebut saat ini di-tangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep.

Sebelumnya kasus tersebut ditangani Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur. Namun saat ini berkas dan barang bukti telah diserahkan ke Kejari Sumenep.

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Page 2: Kabar Madura

“Saya minta pihak terkait

dapat melakukan pemotongan pada

ranting pohon, kalau perlu pohon yang sudah tua dapat

ditebang agar tidak membahayakan.”

SUKIRMANWarga Keleyan Kec. Socah

SABTU 5 Januari 20132

Email Redaksi: [email protected]

K R I M I N A L

L I N G K U N G A N H I D U PPohon-pohon Tua

Ancam WargaSOCAH-Pohon-pohon tua yang batang-

nya sudah lapuk, banyak betebaran di sekitar instalasi jaringan listrik, wilayah Kecamatan Socah. Hal itu membuat gusar sejumlah warga. Sebab, di musim pen-ghujan seperti saat ini, seluruh wilayah Kabupaten Bangkalan sering diguyur hujan dan dilanda angin kencang.

Muncul kekhawatiran pohon-pohon tua itu tumbang akibat tiupan angin, sehingga berisiko men-genai penggu-na jalan serta mengakibatkan terganggunya instalasi listrik. Oleh karena itu, warga Socah berharap, pihak terkait dapat m e m a n g k a s rant ing-rant-ing pohon dan menebang po-

hon yang sudah tua agar tidak menim-bulkan bahaya.

“Saya minta pihak terkait dapat melaku-kan pemotongan pada ranting pohon, kalau perlu pohon yang sudah tua dapat ditebang agar tidak membahayakan,” ujar Sukirman, 35 warga Desa Keleyan, Kecamatan Socah.

Selain takut mengganggu instalasi lis-trik, sejumlah warga juga khawatir pohon tua yang ada di pinggir jalan tersebut dapat roboh sewaktu-waktu jatuh me-nimpa rumah mereka. Mereka sendiri mengaku tidak berani memotong pohon tersebut karena pohon-pohon tersebut bukan milik mereka.

“Saya takut pohon-pohon tua itu jatuh kerumah saya mas, sedang saya tidak berani memotong soalnya bukan milik saya,” lanjut Sukirman.

Selama musim hujan ini sedikitnya ada dua kasus pohon tumbang yang terjadi di Bangkalan, satu terjadi di Kecamatan Arosbaya pada 10 November 2012 dan ro-boh melintang di jalan raya Pacenan, Desa Arosbaya. Kejadian serupa juga terjadi berapa waktu lalu, di Desa Keleyan, Ke-camatan Socah. Sebuah pohon tumbang mengakibatkan putusnya jaringan listrik dan telepon. Padah saat itu cuaca cerah dan angin dalam kondisi normal. (fir/yoe)

KM/AGUS JOSIANDI

TERLALU: bunga bonsai ini adalah barang bukti pencurian. Ketiga tersangka kini menunggu saat diadili, tanpa harus mendekam dalam tahanan.

Demi Rp 100 Ribu, Jadi Pencuri

KAMAL- Ada-ada saja ulah salah satu warga Banyuajuh, Kecamatan Kamal ini. Tertarik dengan bunga bonsai milik tetangganya, dia menyuruh tetangga lain-nya untuk mencuri bunga idamannya itu, dengan menjanjikan upah uang senilai Rp 100 ribu.

Seorang ibu paruh baya dan putrinya pun terbujuk dengan iming-iming upah Rp 100 ribu itu. Tanpa peduli risiko ter-tangkap dan masuk penjara, keduanya melakukan aksi pencurian bunga bonsai tersebut. Beruntung, kendati tertangkap ketiganya tak ditahan dengan segala pertimbangan.

Adalah Supatmi, wanita berusia 60 tahun, yang melakukan aksi pencurian bunga bonsai itu. Bersama anaknya, Tri. Dia menggasak milik tetangganya, Jimat Suprayogi, atas perintah suripto, tetang-ganya yang lain.

Ibu dan anak tersebut melakukan pen-curian di halaman rumah korban yang berada di Perum Bea Cukai Banyuajuh, Kamal pada hari Minggu, 21 oktober 2012 sekitar pukul 5 sore.

Korban yang ternyata memasang CCTV di halaman rumahnya merekam aksi pen-curian tersebut. Tak ayal korban akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian terdekat atas perbuatan tercela tetangganya tadi yang telah men-curi barang miliknya.

AKP Puguh Santoso, Kapolsek Kamal mengatakan kepada Kabar Madura, ke-jadian tersebut kini telah dilimpahkan ke kejaksaan. Baginya kasus ini tergolong unik sebab bunga bonsai yang menjadi barang bukti bukanlah barang yang is-timewa.

“Cuma bonsai biasa gini mas, tapi apap-un tetap kami proses. Berkasnya sekarang sudah di kejaksaan, tinggal nunggu si-dang. Sedangkan ke-3 tersangkanya tidak kami tahan atas beberapa pertimbangan. Lagi pula kami yakin, pelaku tak mungkin lari,” papar Puguh. (jos/yoe)

KOTA-Selama tahun 2012 lalu, Pengadilan Negeri (PN) Bangkalan sedikit-nya menerima 225 perkara. Berdasarkan jumlah terse-but, 220 perkara diputus, sedangkan 5 di antaranya dibebaskan.

Dari sekian banyak perkara itu, jumlah terdakwa yang diputus sebanyak 283 orang. Di mana di antaranya adalah 264 orang pria dewasa, 3 lainnya perem-puan dewasa, dan 16 terdakwa lain masih tergolong di bawah umur.

Yang cukup mencengangkan 8 terdakwa adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil) aktif. Sedangkan 14 di antaranya masih tercatat sebagai mahasiswa. Ada-pun kasus yang menyeret para terdakwa tersebut pering-kat tertinggi adalah kasus pencurian, sebanyak 64 ter-dakwa.

Di peringkat kedua 56 terdakwa terjerat kasus per-judian, disusul berikutnya adalah narkoba sebanyak 44 terdakwa, dan terakhir adalah penganiayaan 25 terdakwa. Lalu-lalu, kepe-milikan senjata tajam dan senjata api tanpa izin meli-batkan 28 terdakwa.

Dari sejumlah kasus terse-but, 4 di antaranya hanya di-jatuhi hukuman percobaan. Kemudian, 197 terdakwa divonis di bawah 1 tahun

penjara, dan 72 lainnya dihu-kum antara 1 sampai dengan 5 tahun penjara. Sedangkan 12 terdakwa diputus dengan hukuman 5-10 tahun pen-jara. Dan 2 lainnya divonis di atas 10 tahun bui.

Sementara, kasus tilang lalu-lintas selama 2012 adalah 5.411 kasus. Di mana dari sekian tindak pelangga-ran tersebut diperoleh sanksi denda senilai Rp 247.577.000.

Sedangkan untuk denda berdasarkan putusan pidana bi-asa totalnya ter-catat sebesar Rp 24.978.000.000, hanya dar i 35 perkara.

Namun demiki-an, menurut Urip-no, Panitera Muda Hukum PN Bang-kalan – kendati tidak menyebut-kan secara pasti jumlahnya – para

terpidana lebih memilih subsider kurungan penjara ketimbang membayar denda tersebut.

“Sebagian besar memang memilih subsider kurungan penjara mas, jadi denda yang terbayar lebih rendah dari nilai tersebut,” jelas Uripno.

Muhammad istiadi, Wakil Ketua PN Bangkalan ber-harap, pada tahun 2013 jum-lah perkara bisa lebih ren-dah. Sebab menurutnya, jika hal itu terjadi, maka kondisi Bangkalan pada 2013 nanti boleh dibilang lebih kondusif dibanding tahun sebelum-nya. (jos/yoe)

Diskors Hingga Waktu yang Tak Ditentukan

KOTA- Kegiatan DPRD Bangkalan di awal tahun 2013, diwarnai dengan kegagalan. Sedianya DPRD Bangkalan dan beberapa perwakilan Pemerin-tahan Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Jumat (4/1) kemarin, melaksanakan agenda rapat Badan Musyawarah (Ba-mus) DPRD Bangkalan.

Sesuai jadwal, agenda tersebut seha-rusnya dimulai pukul 9 pagi dan akan dilaksanakan hingga hari ini (5/1). Akan tetapi, hingga pukul 11 siang kemarin, tak seorangpun perwakilan eksekutif (Pemkab Bangkalan, red) hadir di ruang rapat DPRD yang telah dipersiapkan untuk agenda tersebut.

Hanya beberapa anggota legislatif DPRD Bangkalan yang tampak hadir di ruangan itu. Karena yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang, sampai tengah hari, maka rapat Bamus tersebut akhirnya diskors hingga waktu yang tak ditentukan.

Munawwar Cholil, Wakil Ketua DPRD Bangkalan yang hadir untuk memimpin rapat Bamus tersebut, mengaku kecewa dengan ketidakhadiran perwakilan eksekutif. Menurutnya hingga siang kemarin tidak ada penjelasan terkait ketidakhadiran perwakilan pemkab tersebut.

Padahal, undangan acara sudah dikirim ke kepala daerah (Bupati), beberapa waktu sebelumnya. “Hingga siang ini tidak ada keterangan terkait ketidakhadiran pihak pemda (Pemkab Bangkalan, red) mas, tadi kami sudah

coba menghubungi ke bagian sekda tapi tidak ada respon,” papar Munaw-war, dengan mimik wajah kecewa.

Dalam kesempatan tersebut Mu-nawwar juga menjelaskan, agenda rapat Bamus kali ini adalah dalam

rangka sinkronisasi agenda kerja an-tara DPRD dan Pemkab Bangkalan, selama tahun 2013. “Ini dilakukan guna menentukan jadwal dan ren-cana kerja selama 1 tahun ke depan,” tutur Munawwar.

Selanjutnya dia mengungkapkan, berdasarkan kebiasaan tahun-tahun se-belumnya, Bupati selaku kepala daerah mendelegasikan kehadirannya dalam rapat itu kepada Sekdakab (Sekretaris Daerah Kabupaten), Bappeda (Badan Perencanaan dan Pembangunan Dae-rah), dan jajaran lainnya.

“Seharusnya pemda bisa menghor-mati undangan tersebut demi kebaikan kinerja pihaknya dan kami di dprd. Harapan kami Walaupun tidak bisa hadir setidaknya ada pemberitahuan atau setidaknya diwakilkan ke asisten atau staf ahlinya agar ada kejelasan gitu,” gerutu Munawwar.

Agenda Bamus yang seharusnya dihadiri 21 anggota DPRD dan 24 perwakilan eksekutif itu, hingga kemarin siang, belum ada kejelasan terkait pelaksanaannya. Menurut Munawwar, jika masih tidak ada kejelasan dari pihak eksekutif, maka rapat penting terkait sinkronisasi agenda kerja DPRD dan Pemkab selama 2013 itu, akan dibatalkan. Se-lanjutnya diganti dengan rapat ulang Bamus yang akan dilaksanakan sewaktu-waktu nantinya. (jos/yoe)

KM/AGUS JOSIANDI

TAK ADA KEJELASAN: Ruang rapat Bamus DPRD Bangkalan yang kosong kemarin siang (3/1). Sedianya rapat itu dilaksanakan selama 2 hari sejak kemarin.

Eksekutif “Boikot” Rapat Bamus

Pencurian, Judi, dan Narkoba Dominasi PN

Sebagian besar memang memilih

subsider kurungan penjara mas, jadi

denda yang terbayar lebih rendah dari nilai

tersebut.”

URIPNOPanitera Muda Hukum

PN Bangkalan

KAMAL-Sebagaimana di-ungkapkan Jero Wacik, dalam dialognya di salah satu televisi swasta nasional, Jumat (4/1) pagi, dalam kurun waktu wak-tu 2013, TDL untuk pengguna daya 1.300 watt ke atas, akan mengalami kenaikan seban-yak 4 kali, hingga mencapai 15 persen dari TDL semula.

Dengan demikian berarti, sepanjang tahun 2013, setiap 3 bulan sekali TDL untuk peng-guna listrik berdaya 1.300 watt ke atas akan mengalami ke-naikan. Jika dirata-rata, setiap 3 bulan kenaikannya adalah 3,75 persen dari TDL semula.

Meski menurut Jero Wacik, dalam dialog tersebut, tidak akan memberatkan masyara-kat, toh banyak juga yang resah. Terutama dari kalangan pengusaha kecil dan menen-gah. Salah satunya adalah Rosyid, pengusaha mebel rumahan di daerah Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan.

Rosyid mengaku, setiap hari menggunakan listrik dengan daya cukup besar untuk operasional beberapa peralatan usahanya. Dia ter-golong pengguna listrik ber-daya 1.300 ke atas. Karenanya Rosyid mengaku pasrah atas kenaikan TDL itu.

Kendati merasa berat, dan cukup merugikan baginya, namun Rossyid menyatakan, tak mampu berbuat banyak

atas kenaikan TDL tersebut. “Ya mau gimana lagi mas, pasrah ajalah. Tapi ini jelas merugikan bagi kami pen-gusaha kecil,” ujarnya dengan nada tak bersemangat.

“Kalau kenaikan yang ter-jadi semata-mata pada listrik gak masalah mas. Tapi mas tahu sendiri lah, listrik (TDL, red) belum naik harga barang sudah mahal. Yang jelas den-gan kenaikan listrik beberapa barang lain juga akan naik (harga) nantinya. Otomatis karyawan kami juga harus kami naikkan gajinya,” papar Rosyid.

Hal senada juga diungkap-

kan anggota Komisi C DPRD Bangkalan. Mahmudi, ang-gota dewan yang menangani bidang ekonomi dan pemban-gunan ini mengaku kecewa atas keputusan pemerintah menaikkan TDL. Menurutnya masyarakat masih belum siap menghadapi kenaikan itu.

“Saya turut mengecam ke-naikan TDL ini. Menurut saya masyarakat belum siap meng-hadapi inflasi akibat kenaikan TDL itu,” tandasnya. “Selama ini keputusan kenaikan selalu didasari data ekonomi makro nasional, tapi tidak pernah mengacu pada kondisi sosial ekonomi masyarakat yang mayoritas tergolong ekonomi menengah ke bawah,” imbuh Mahmudi.

Kendati kenaikan tidak ber-laku bagi pengguna daya 450 dan 900 watt, Mahmudi berharap PLN tidak menutup pemasangan baru atas 2 jenis daya tersebut. “Saya harap PLN bisa bijak ya, jangan karena kenaikan ini terus seperti yang lalu dia (PLN, red) gak mau lagi melayani pemasangan daya 450 dan 900 watt,” ungkapnya.

Atas kondisi tersebut, tegas Mahmudi lebih lanjut, pihak DPRD Bangkalan mengaku angkat tangan. Menurutnya semua keputusan ini adalah wewenang Pemerintah Pusat dan DPR RI. (jos/yoe)

Masyarakat Industri Kecil dan Menengah Resah

Kalau kenaikan yang terjadi semata-mata

pada listrik gak masalah mas. Tapi

mas tahu sendiri lah, listrik (TDL, red) belum

naik harga barang sudah mahal. Yang

jelas dengan kenaikan listrik beberapa barang

lain juga akan naik (harga) nantinya.

Otomatis karyawan kami juga harus kami

naikkan gajinya.”

ROSYIDPengusaha mebel

rumahan Bangkalan.

KM/IST

MENJERIT: Menteri ESDM Jero Wacik menyatakan, kenaikan TDL tak bakal memberatkan masyarakat. Tapi nyatanya, pengusaha kecil dan menengah, seperti industri rumahan mebel ini, banyak yang merasa tercekik.

Page 3: Kabar Madura

3SABTU 5 Januari 2013

Email Redaksi: [email protected]

B E N C A N A A L A M

KOTA-Bertempat di halaman Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN) Sampang, Kamis (3/1) puncak acara peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) Kemenag Ke-67 digelar. Sengatan ma-tahari pagi tidak mematahkan semangat ratusan pegawai yang berasal dari satuan kerja di jajaran Kemenag Kabupaten Sampang untuk mengikuti upacara bendera.

Pada upacara HAB Kemenag Ke-67 ini, seluruh pegawai meng-gunakan pakaian KORPRI leng-kap. Pembina upacara pada HAB Kemenag ke-67 ini adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang, Achmad Mudjali. Dalam pidatonya, dia membacakan naskah sambutan Menteri Agama RI yang bertema Meningkatkan Kinerja Kementeri-an Agama dengan Profesionalitas dan Integritas.

Salah satu pesan penting yang disampaikannya dalam sambu-tan itu, adalah: “Profesionalitas tanpa integritas akan membawa kerugian dan kehancuran, se-dangkan integritas tanpa pro-

fesionalitas akan menyebabkan kita jalan di tempat.”

Lebih lanjut Mudjali me-nambahkan, kata kunci pen-ingkatan kinerja Kementerian Agama. Hal itu bersumber dari kaidah dalam agama yang me-nyatakan, apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah ke-hancurannya.

“Oleh karena itu, pengem-bangan Sumber Daya Manusia menjadi salah satu agenda pent-ing dalam reformasi birokrasi Kementerian Agama, khususnya di Kabuapten Sampang,” tutur Achmad Mudjali.

Setelah melakukan upacara tersebut Kemenag Sampang menggelar tasyakuran. Bertem-pat di halaman depan kantor Kementerian Agama Sampang, acara tasyakuran dalam rangka memperingati HAB Kementeri-an Agama ke-67 berjalan lancar dan khidmat.

Di bagian lain Achmad Mud-jalli menjelaskan, acara ta-syakuran itu diikuti sekitar 750 pegawai Kemenag Sampang,

para kiai, dan sejumlah ulama di Kabupaten Sampang. Pihaknya berharap di HAB Kementerian Agama ke-67 itu, Kementerian Agama bisa menjaga keruku-nan antar umat beragama, dan pelayanan haji di tahun 2013 semakin baik.

“Sebelum tasyakuran hari puncak ini diawali dengan upa-cara bendera di halaman MAN Sampang sekaligus pemberian hadiah kepada pemenang se-jumlah yang digelar Kemenag Sampang. Salah satunya lomba drum band,” ujarnya.

Lanjut Achmad Mudjali dalam sambutan acara tasyakuran men-gatakan, “syukur Alhamdulillah peserta didik dan lembaga dalam naungan Kemenag Sampang berpotensi mengikuti lomba mata pelajaran di tingkat MI, MTS, dan MA dapat membang-gakan serta mengharumkan nama Sampang. Suatu misal MI Sokobanah mengikuti acara maple di tingkat internasional dikirim ke Beijing, Cina, dan mendapatkan medali perunggu,” pungkasnya. (fan/yoe/adv)

KM/FANDRI ARDIANSYAH

KHIDMAT: Puncak acara peringatan HAB Kemenag ke-67 di Sampang, ditandai dengan upacara bendera, dan ditutup dengan tasyakuran. Para kiai dan ulama serta pejabat teras, hadir dalam acara itu.

Tasyakuran, Puncak HAB Kemenag Ke-67

Tiap Bulan Konsinyasi Rp 3,5 juta-5 juta Lewat PNKOTA-Bergulirnya gu-

gatan demi gugatan yang dilayangkan PT Surabaya Inn Bestari terhadap Pemkab Sampang, membuat hubun-gan antara kedua belah pi-hak makin meruncing.

Berkaitan dengan masalah itu, Pemkab Sampang den-gan tegas menolak setoran retribusi hasil dari pengelo-laan Hotel Wisata Camplong (HWC), yang selama ini

dikerjakan oleh PT Surabaya Inn.

Sebelumnya, Pemkab Sam-pang lebih dulu menghenti-kan secara sepihak, kontrak kerja dengan PT Surabaya Inn atas pengelolaan HWC. Akibatnya, PT Surabaya Inn pun melayangkan gugatan hukum.

Karena setorannya ditolak Pemkab Sampang, maka PT Surabaya Inn menempuh langkah konsinyasi melalui Pengadilan Negeri (PN) Sampang. Langkah konsin-yasi itu telah dilakukan sejak September 2012 lalu.

Dengan langkah tersebut,

PT Surabaya Inn menitip-kan uang setorannya pada PN Sampang. Sementara, hingga kini Pemerintah Kabupaten Sampang tidak mendapat hasil apapun dari pengelolaan HWC, karena menolak setoran.

Berdasarkan pasal 1404 KUH Perdata (Kitab Un-dang-Undang Hukum Per-data), konsinyasi sendiri be-rarti, manakala pihak berpiu-tang menolak pembayaran dari pihak pengutang, maka pihak pengutang dapat melakukan pembayaran tu-nai utangnya dengan cara menitipkannya pada kas

kepaniteraan Pengadilan Negeri.

Menurut Maftum, Kabid Pariwisata Disbudparpora Sampang, mulai Septem-ber 2012, Pemkab Sam-pang tidak menerima hasil pendapatan retribusi Hotel Wisata Camplong, karena uangnya masih dalam status dititipkan di PN Sampang.

“Hasil retribusi Hotel Wi-sata Camplong masih kon-sinyasi dengan Pengadilan Negeri Sampang karena proses hukumnya belum se-lesai,” katanya kepada Kabar Madura, Jumat (4/1).

Proses hukum atas sengke-

ta antara Pemkab Sampang dan PT Surabaya Inn sendiri sudah berlangsung seban-yak 3 kali. Yang pertama dilakukan gugatan perdata terhadap Pemkab Sampang terkait diterbitkannya surat pemberhentian kontrak pen-gelolaan HWC.

Perkara gugatan per-data itu dimenangkan PT Surabaya Inn Bestari. Pros-es hukum berikutnya, di-lanjutkan melalui PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara) Surabaya. Hasilnya, lagi-lagi PT Surabaya Inn memenangi perkara. Amar putusan majelis hakim di

PTUN menyatakan, Pemkab Sampang diwajibkan men-cabut surat pemberhentian kontrak tersebut

Namun proses hukum itu belum berakhir. PT Surabaya Inn masih melanjutkan gu-gatannya, tapi pihak tergu-gat kali ini adalah Bupati Sampang Noer Tjahja se-cara pribadi. Karena, selaku pimpinan pihak tergugat sebelumnya (Pemkab Sam-pang), Noer Tjahja ternyata tak melaksanakan amar pu-tusan majelis hakim PTUN Surabaya tersebut.

Humas PN Sampang, Shi-habbuddin menjelaskan, PT

Surabaya Inn mengambil langkah konsinyasi supaya tidak dianggap melakukan wanprestasi (ingkar) ter-hadap kesepakatan kontrak dengan Pemkab Sampang. Adapun besaran konsinyas-inya adalah Rp 3,5 juta-5 juta per bulan.

Ditambahkanya retribusi ini tetap dititipkan di PN Sam-pang selama pihak Pemkab Sampang masih menolak. “Soal penyerahan kepada pemkab, ada prosesnya den-gan melakukan pemberita-huan. Kalau tetap menolak ya tetap dititipkan di PN,” tandasnya. (waw/yoe)

Pemkab Tolak Retribusi Hotel Camplong

Tanah Longsor Masih Jadi Ancaman SeriusKOTA-Di musim penghujan pada tahun

ini, ancaman bencana alam seperti tanah longsor masih menjadi masalah serius, di Kabupaten Sampang. Bencana alam yang terjadi selama tahun 2012, didominasi tanah longsor, sekalipun tidak sampai menimbul-kan korban jiwa.

Kasi Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Fathor Rasyid menjelaskan, bencana tanah longsor selama tahun 2012 mengalami peningkatan dibad-ing tahun 2011 lalu.

Dimana pada tahun 2012, tercatat sebanyak 26 kejadian. Sementara di tahun 2011, hanya 14 kejadian. Dikatakannya bencana tanah longsor didominasi wilayah utara seperti di Kecamatan Ro-batal Tambelan-gan dan Kedung-dung. “Wilayah yang rawan long-sor pada umumnya berada di pinggir jalan, longsor ter-jadi karena tanah mulai terkikis air hujan,” ujarnya ke-pada Kabar Madu-ra, kemarin (4/1).

L e b i h l a n j u t F a t h o r R a s y i d mengatakan, pi-h a k n y a s u d a h melakukan survei terhadap sejum-lah rumah yang ambruk karena tanah longsor , untuk mendapat-kan bantuan dana rehabilatasi dan rekonstruksi dari BPBD Provinsi Jawa Timur atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

“Selain tanah longsor, bencana alam yang rawan terjadi di Kabupaten Sampang adalah banjir dan kebakaran. Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2007, pihak yang paling bertang-gungjawab dalam penanggulangan bencana di daerah adalah para kepala daerah,” kata Rasyid.

“Kewenanganan (Pemerintah) Pusat, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan di daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Maka dari itu, pemerintah pusat dan daerah diharuskan menyediakan dana untuk penanggulangan bencana melalui dana dari DIPA/APBN/APBD,” imbuhnya.

Pihak BPBD Kabupaten Sampang sendiri akan membangun kapasitas masyarakat yang tangguh terhadap ancaman bencana, bisa ber-adaptasi saat terjadi bencana, dan segera pulih pasca bencana jauh lebih penting. (fan/yoe)

CAMPLONG-Banyaknya penambang pasir, kavling rumah, serta tumpukan sam-pah di sekitar pesisir Pantai Camplong, dapat merusak ekosistem tempat berkem-bang biaknya tanaman man-grove, di sepanjang pesisir pantai tersebut, sehingga menimbulkan ancaman berupa abrasi parah.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Sampang Sing-gih Bektiono mengatakan, tumbuh suburnya pohon mangrove memang ditentu-kan oleh kondisi alamnya.

Namun peran serta ma-syarakat sekitar pantai, juga sangat dibutuhkan. Sehing-ga keberadaan tanaman pe-nahan abrasi tersebut tetap tumbuh subur. “Di Pesisir Camplong sendiri, diman-faatkan oleh warga setempat untuk dijadikan penamban-gan pasir, sehingga keber-langsungan pertumbuhan mangrove sendiri terham-bat,” ujarnya kepada Kabar Madura kemarin (4/1).

Lebih lanjut, Singgih men-gatakan, “Tumbuh suburnya mangrove kan ditentukan

dengan alam, serta masyara-kat sekitar. Dan saat ini di kawasan Camplong masih ada para penambang pasir, sehingga pertumbuhannya tersendat,” katanya bernada pasrah.

“Kami sudah bekerja sama dengan pihak terkait untuk memberhentikan penam-bangan pasir tersebut, tapi terkendala masalah perut dan nasib mereka mencari nafkah. Jadi para pihak ter-kait membiarkannya,” ujar Singgih seraya menyiratkan tanda menyerah.

Meski begitu pihaknya akan terus memberikan so-sialisasi kepada masyarakat setempat, mengenai fung-si dari tamanan mangrove sendiri. Karena dengan ad-anya hutan mangrove secara otomatis pasir di kawasan tersebut akan melimpah.

Lebih lan jut S inggih mengimbau, agar masyarakat pesisir Pantai Camplong selalu menjaga keberadaan pohon penahan abrasi itu, serta ti-dak membuang sampah dan tidak terus menerus melaku-kan penambangan pasir yang nantinya dapat merusak eko-sistem laut. (fan/yoe)

KM/FANDRI ARDIANSYAH

BUAH SIMALAKAMA: Hutan mangrove di Pantai Camplong ini berfungsi sebagai penahan abrasi. Tapi, karena kebutuhan perut, ekosistemnya pun kian lama kian rusak.

Hutan Mangrove di Pesisir Kian Rusak

Selain tanah long-sor, bencana alam yang rawan terjadi di Kabupaten Sam-pang adalah banjir

dan kebakaran. Ber-dasarkan UU Nomor

24 Tahun 2007, pihak yang paling bertanggungjawab dalam penanggu-langan bencana di daerah adalah para

kepala daerah.”

FATHOR RASYID Kasi Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kabupaten

Sampang

KM/RRI.CO.ID

SETORAN MINIM: Suasana salah satu sudut Pantai Camplong, tempo doeloe (foto kiri) dan saat Lebaran Idul Fitri tahun lalu. Tak heran bila Pemkab Sampang memutus kontrak dengan PT Surabaya Inn Bestari, pengelola pantai ini, karena setorannya cuma Rp 3,5 juta-5 juta per bulan.

KM/WWW.PANORAMIO.COM

Page 4: Kabar Madura

SABTU 5 Januari 20134

Email Redaksi: [email protected]

I N F R A S T R U K T U R

P E R T A N I A N

KM/ANWAR NURIS

MENGELUPAS : Ruas jalan di daerah pegunungan masuk wilayah Desa Bangsereh penuhi lubang dan aspalnya mengelupas tergerus air.

Ruas Jalan Desa Bangsereh Rusak

BATUMARMAR-Jalan lintas Pegan-tenan-Batumarmar tepatnya di ruas perbukitan desa Bangsereh Kecamatan Batu Marmar kondisi badan jalan tampak mengelupas bahkan berlubang. Sehingga kondisi ini membuat pengguna jalan yang melintas daerah tersebut harus ekstra hati-hati apalagi pada musim hujan sep-erti saat sekarang ini.

Pantauan di lapangan, lebih parah lagi ke-tika sampai di atas tanjakan jalan berkelok terdapat lubang besar di badan jalan yang menyebabkan pengguna jalan aga terkejut karena tanjakannya agak tinggi.

Hasan, warga sekitar, menuturkan, ja-lan tersebut sudah lama sekitar 1 bulan lalu kondisi berlubang dan mengelupas karena selalu tergerus air yang mengalir dari puncak gunung apalagi sekarang musim hujan. “Parahnya lagi sampai saat ini belum diperbaiki, padahal banyak pengendara motor yang melintas di sini,” pungkasnya.

Perlu diketahui jalan tersebut meng-hubungkan Kecamatan Pegantenan- Batu Marmar sampai pantai utara. Sehingga banyak pengendara motor yang melalui jalan tersebut. (KM12/zis)

G U N U N G B R U K O H

Dirazia, Tetap Jadi Favorit Muda-Mudi

PAKONG- Kawasan lereng gunung Brukoh sepertinya masih menjadi tempat favorit bagi para muda-mudi berkhalwat. Sekalipun berkali-kali dirazia masyarakat setempat, namun tetap saja ada yang nekat.

Pemantauan Kabar Madura menuju puncak Gunung Brukoh yang jalannya menanjak dan penuh dengan tikungan tajam, banyak didapati warga yang datang untuk menikmati pemandangan hamparan sawah membentang bak per-madani hijau.

Tak hanya warga, di area yang juga terdapat menara pemancar TVRI Pame-kasan, juga tampak beberapa pasang muda-mudi lagi asyik berdua-duaan bersenda gurau.

Menurut warga setempat kalau sudah musim libur di daerah tersebut banyak pasangan muda-mudi menjadikan tempat tersebut sebagai favorit jujugan mereka. Hal ini karena lokasinya yang cukup berjarak dengan pemukiman penduduk.

Karena itulah, tempat tersebut pernah ada kejadian pasangan muda-mudi yang melakukan perbuatan yang diharamkan. Padahal tempat tersebut sering dirazia warga sekitar. “Sudah sering mas, tapi masih saja disini menjadi jujugan favorit sepasang kekasih yang memang sengaja datang untuk memuncahkan kasmaran-nya, bahkan ada yang dari kota (Pame-kasan), dan bahkan Sumenep karena memang secara geografis dekat dengan kabupaten diujung timur pulau garam,” kata salah satu warga setempat yang eng-gan namanya disebut. “Pernah sampai ada yang mesum dan ditangkap warga, tapi masih saja ke sini dan tidak mem-berikan efek jera, mereka rata-rata usia SMP dan SMA”, pungkasnya. (KM12/zis)

KM/HAIRUL ANAM

KECEWA: Massa yang mengatasnamakan Forum Monitoring Pamekasan Bersatu (FMPB) meluruk Kantor Kejari Pamekasan, kemarin, karena terabaikannya penanganan kasus korupsi miliaran rupiah di Pamekasan.

PAMEKASAN-Kantor Kejari Pamekasan di Jalan Panglegur didemo massa yang menga-tasnamakan dirinya Forum Monitoring Pamekasan Bersatu (FMPB), Kamis lalu. Ini ter-kait dengan tudingan ketidak-seriusan lembaga adhyaksa itu mengusut serius kasus korupsi senilai miliaran rupiah di Kota Gerbang Salam.

Kepala Seksi Pidana Umum (Kasi Pidum) Kejari Pamekasan Achmad Syafei mengatakan kasus korupsi yang menjadi tun-tutan pendemo saat ini sedang diproses dan disikapi secara serius. “Dalam waktu dekat, pasti akan terungkap,” ujar Achmad Syafei, kemarin.

Namun rupanya komentar tersebut dianggap janji semu belaka. Hasan Basri, koordina-tor aksi, mengatakan jawaban pihak Kejari tersebut dinilai

terlalu basi. “Tiap kali ada yang protes, pasti jawabannya ‘ditan-gani dalam waktu dekat’. Selain banci, Kejari juga suka ingkar janji,” ujar Hasan Basri.

Dalam aksi massa tersebut, para pendemo diterima oleh Achmd Syafei selaku perwakilan pejabat terkait. Usai berdialog singkat dengan pihak Kejari, akhirnya massa bubar. Sebelum bubar semua, massa aksi masih sempat main foto-fotoan di hala-man kantor Kejari.

Selain itu, Hasan Basri men-egaskan, keseriusan Kejari mengusut kasus korupsi tak juga selaras dengan harapan masyarakat. Kasus lama dan besar karena menelan uang rakyat, kata demonstran ini, tak jua ditangani secara maksimal.

“Tidak ada perkembangan-nya sama sekali. Bahkan, bisa dikatakan mandeg. Kejari hanya

menjadi wadah menampung kasus-kasus korupsi, untuk ke-mudian didiamkan demi kepent-ingan diri belaka,” tudingnya.

Sekadar diketahui, beberapa kasus korupsi yang merugikan hingga miliaran rupiah, antara lain kasus Roko Citra Logam Mulia dengan kerugian negara Rp 1,9 miliar, kasus Program Listrik Masuk Desa (PLMD) dengan kerugian negara Rp 8,2 miliar, dan kasus bantuan buku Ad hoc dengan kerugian negara 1,9 M yang didalangi oleh Dinas Pendidikan Kabu-paten Pamekasan.

“Belum lagi kasus-kasus lain-nya yang nyaris seakan lenyap dari permukaan. Karena itu, kami menuntut Kejari untuk secepatnya menuntaskan semua kasus korupsi yang telah lama tersebut. Jangan pandang bulu,” tukasnya. (anm/zis)

Didemo Lagi, Kejari Beri Janji

Warga Desa Banyu Pelle Hanya Dijanjikan

PALENGAAN-Meski su-dah masuk musim penghu-jan, namun sebagian warga, khususnya di wilayah Ka-bupaten Pamekasan, masih kesulitan untuk mendapat-kan air bersih. Salah satunya warga Desa Banyu Pelle Kec Palengaan.

Sampai sekarang, masyara-kat harus menunggu hu-jan turun untuk mendapat-kan air dalam keperluan sehari-harinya. Karena un-tuk mendapatkan air bersih masih sangat kesulitan, se-hingga alternatifnya adalah memakai air hujan, itu pun kalau hujan turun.

“Sampai sekarang, ma-syarakat di Desa Banyu Pelle ini masih belum mendapat-kan perhatian yang serius dari pemerintah sehingga masyarakat menggunakan air hujan. Karena memang masih belum ada pasokan air ke sini oleh pihak terkait,” ujar Mohammad Ali, Ketua RT Dusun Pangongangan pada Kabar Madura, Jumat (4/1) kemarin.

Ali yang juga kepala dusun berusia 25 tahun tersebut juga menjelaskan, pemer-intah setempat sudah men-gagendakan pengeboran dan penyaluran air bersih, namun sampai sekarang masih ada yang terlaksana.

Sampai sekarang, masyara-kat di Dusun Pangongangan Desa Banyu Pelle ketika tidak ada hujan yang meng-guyur daerah setempat, warga harus menggunakan yang air yang keruh, yang

tidak layak untuk digunakan dalam kesehariannya

“Beberapa kali diagenda-kan akan diadakan penge-boran air bersih oleh pemer-intah, akan tetapi hingga tahun 2013 ini, tidak ada satupun pengeboran yang terlaksana. Pemerintah hanya melontarkan janji belaka tanpa ada realisasi. Bahkan agenda pengeboran sudah bergulir sejak tahun 2009 silam,” tukas Moham-mad Ali.

Pengiriman air bersih dari pihak terkait sebenarnya sudah pernah terjadi, namun tidak sesuai dengan jad-wal. Jadwalnya akan dikirim dalam satu minggu sekali. Namun pengiriman sering kali tersendat dan tidak se-cara rutin.

“Memang ada pengiriman dari pemerintah untuk air bersih, akan tetapi tidak sesuai jawal yaitu tiap satu minggu sekali, tepatnya se-tiap hari Rabu.

Akan tetapi sering molor, bahkan sampai lebih dari setengah bulan tidak dikir-im,” ujar Bahlil, salah satu warga Dusun Pangongan-gan.

Kalau di musim tembakau, menurut pengakuan Bahlil, yang merupakan petani tembakau, dirinya dan war-ga sekitar harus membeli air untuk menyirami tembakau-nya. Karena memang tidak ada pilihan lain selain mem-beli. “Kalau musim tanam tembakau, saya dan warga lainnya yang berprofesi sebagai petani tembakau, harus membeli air untuk menyirami tembakau kami. Kami membeli seharga Rp 60 ribu dalam satu pikap,” katanya. (ong/zis)

Tagih Pengeboran Air Bersih

KM/ANWAR NURIS

KREATIF: Salah satu perajin batik sedang mendesain motif di atas kain polos.

Lutfi , Perajin Batik Desa Toronan

Dagang Baju Sepi, Pilih Jadi Pengusaha Batik KOTA-Warga Jl Diponegoro

digegerkan oleh pembobolan sebuah galeri yang berada di depan Pasar Sore, sekitar pukul 02.30 WIB, Jumat (4/1). Beruntung pelakunya berha-sil ditangkap dan diserahkan masyarakat kepada polisi.

Tersangka pelaku pem-bobol toko milik Asmuni, berinisial AI, berusia 19 ta-hun, warga Jl Pintu Gerbang Gg IX, Kelurahan Bugih.

“Pelaku sempat ketemu dengan satpam Pasar Sore, saat ditanya oleh satpam, AI mau numpang menginap karena baru datang perjala-nan jauh. Satpam pun sem-pat menegurnya agar tidak menginap di tempat tersebut, akan tetapi tidak direspon oleh AI,” cerita Rasyidi, salah satu warga yang mendatangi tempat kejadian sekitar jam 3.30 tadi pagi.

Dosen di salah satu pergu-ruan tinggi di Pamekasan ini juga menuturkan, pelaku-nya tidak hanya satu orang melainkan ada tiga orang, sedangkan duanya berhasil melarikan diri melalui be-lakang lokasi kejadian. Na-mun nasib sial menimpa AI

yang ditangkap oleh warga. Beruntung ia tidak sampai dihakimi oleh warga.

Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman, me-lalui Kasat Reskrim AKP Nur Amin yang didampingi oleh Kanit I, Ipda J. Tirto A, mem-benarkan insiden pembobo-lan sebuah toko tersebut. AKP Nur Amin menjelaskan, AI melakukan pembobo-lan tersebut kerena dilatar belakangi oleh utang dan harus menebus ijazahnya yang ditahan di sebuah super market di Surabaya, tempat AI bekerja dulu. Akan tetapi AI harus mengeluarkan uang sebesar Rp 500 ribu untuk mendapatkan ijazahnya dari tempatnya bekerja dulu.

Sedangkan kerugian toko dari pembobolan tersebut, yaitu kurang lebih Rp 4-18 juta. Namum pihak kor-ban yang masih berusia 45, warga panglegur tersebut ada rencana untuk mencabut laporannya. “Dari pihak korban, yaitu pemilik toko ada rencana ingin mencabut laporannya karena bara-barangnya AI masih utuh,” katanya. (ong/zis)

Demi Utang dan Ijazah, Nekat Bobol Toko

Kerajinan batik di kota ger-bang salam telah mentradisi secara turun temurun sejak puluhan tahun silam. Sampai kini pun kerajinan tetap terjaga kelestariannya. Ini juga karena upaya yang dilakukan generasi penerus di tengah arus budaya global yang siap mengubur bu-

daya warisan leluhur itu.

ANWAR NURIS, Kota

Di ujung utara Kecamatan Kota tepatnya di dusun Selatan, Desa Toronan kerajinan batik tulis masih terjaga kelestariannya. Berkat campur tangan generasi penerus, salah satunya adalah Lutfi. “Saya menggeluti usaha kerajinan batik tulis ini sudah dua tahun terakhir ini, sebelum itu saya dagang baju di pasar karena pembeli sepi, maka saya menggeluti kerajianan batik tu-lis ini,” ujar Lutfi saat ditemui di rumahnya, Jumat (4/1) kemarin.

Bagi Lutfi, bukan berarti ia baru tahu tentang kerajinan batik tu-lis ini. “Saya sebenarnya sudah tahu mengrajin batik sejak saya di bangku sekolah dengan dia-jari orang tua saya dan kakek, masih usia SMP, bahkan jika ada tetangga bertandang diajari membatik, saling mengajar ”, kisah pria berusia 40 tahun ini.

Pria berperawakan gemuk itu, menambahkan bahkan bebera-pa bulan lalu ada siswa SMK Al-Faqih mengadakan pelatihan membatik di rumahnya.

Meski ‘baru’ 2 tahun, namun kemampuan Lutfi menjelaskan proses pembuatan batik seolah ia sudah berpengalaman selama bertahun-tahun.

“Untuk mendapat batik kualitas

terbaik, saya memilih bahan (kain--red) yang bagus, tahap pertama kain dierndam ke minyak buah jarak gunanya untuk melenturkan kain dan warna batik tidak cepat pudar dan luntur, selama 5 sam-pai 7 hari, setelah itu dikeringkan dulu, setelah kering baru didesain motif, ditutup dengan malam, baru dicelup ke dalam air mendidih, di-kasih obat baru dilakukan pewar-naan, lalu ditutup dengan malam lagi, setelah itu dicelup lagi ke dalam air mendidih, dikasih warna lagi” tuturnya.

Tak hanya menjadi perajin-batik, pria berusia 40 tahun ini juga memasarkan sendiri batik buatannya pada pedagang. Tak hanya itu ada juga yang pesan

ke Lutfi dengan harga untuk kualitas sedang Rp 135.000- Rp 150.000/potong, untuk kualitas terbaik Rp 200 ribu/potong.

Salah satu perajin batik di Desa Toronan itu mengaku me-miliki pekerja 4 orang yang ma-sih tetangganya sendiri dalam seminggu bisa menghasilkan 20 potong batik yang siap dipasar-kan, dan mendesain sendiri mo-tif batiknya dengan idenya send-iri. Kadang motifnya mendapat ide dari motif baju istrinya dan lihat motif baju para artis sine-tron, jadi tak heran jika motif batiknya itu banyak ditiru pera-jin di desa tersebut sehingga banyak disukai. “Ya mengikuti trend lah”, kelakarnya.(zis)

KM/FATHOR RAHMAN

MENYESAL: Beberapa barang bukti dan pelaku pembobolan sebuah toko di Jl Diponegoro

Salah Obat, Padi RusakKADUR-Pengalaman Moh. Toha, salah

satu petani di Desa Kertagena Daya Kec Ka-dur, bisa jadi pelajaran bagi petani lainnya.

Lahan tanaman padi yang masih be-rumur setengah bulan, sebanyak lima petak harus direlakan rusak dan kering sehingga berakibat gagal panen. Tentu saja, akibatnya petani 45 tahun tersebut mengalami kerugian yang tidak sedikit, karena dirinya sudah mengeluarkan mod-al banyak untuk melakukan penanaman padi di musim penghujan ini. Kerugian tersebut mencapai Rp 3 juta rupiah.

“Yang jelas mengalami kerugian pak, karena untuk melakukan pekerjaan perta-nian ini harus keluar uang, termasuk un-tuk membeli pupuk untuk menyuburkan tanaman saya. Sudah beberapa yang su-dah saya keluarkan untuk tanaman saya, tapi sekarang malah rusak,” ujar Moh. Toha, petani yang mengalami kerugian akibat tanaman padinya rusak.(ong/zis)

Page 5: Kabar Madura

DPRD Minta Eksekutif Turun Tangan KOTA- Rusaknya plengesengan jalan di

Desa Nyapar, Dasuk, mengundang perha-tian serius DPRD Sumenep. Berdasarkan keterangan warga setempat, bangunan plengsengan yang berada di pinggir jalan tersebut belum berumur satu tahun, namun tingkat kerusakannya sudah sangat parah.

Pantauan Kabar Madura di lapangan, plengsengan sepanjang 300 meter, yang ter-letak di sebelah utaranya SDN I Nyapar, No. 03. Dasuk, rusak di lebih dari satu tempat.

Di sepanjang Plengsengan, kerusakan yang terjadi lebih dari tiga 3 titik. Ru-saknya pembangunan itu terus menjadi pembicaraan masyrakat sekitar di warung-warung kopi terdekat.

Menanggapi hal itu, Moh. Husin, salah satu anggota komisi C DPRD Sumenep, mengaku prihatin dn berharap kepada dinas terkait agar segera turun ke lapan-gan dan memperbaiki plengsengan yang rusak dan merugikan warga. ”Saya harap, dinas yang bersangkutan segera turun lapangan.” Katanya.

Husin mengimbau jika dalam pembuatan plengsengan tersebut hasil pekerjaannya tidak sesuai dengan proyek, dinas terkait ti-dak harus menurunkan uang pembangunan proyek meski pekerjaannya sudah selesai. ”Kalau pekerjaannya tidak bagus, saya rasa gak usah diturunkan dananya,” jelasnya.

Makhtub Sarib, salah seorang anggota LSM di Sumenep menilai pelaksanaan

pembangunan tersbut di duga tidak sesuai dengan RAP yang ada. Ia menduga pem-bangunan proyek plengsengan jalan di Nyapar terjadi penyelewengan yang cukup besar. Dampaknya adalah pada buruknya kualitas pembangunan proyek plengsen-gan tersebut. ”Buktinya kan, umurnya tidak sampai satu tahun.” katanya.

Dugaan tersebut kemudian diperkuat oleh pernyataan Amin, warga Desa Nyapar. Dia menuturkan sejak awal dir-inya sudah melakukan komplain terhadap pekerja proyek sekitar 3 bulan yang lalu. Waktu itu, pembangunan plengsengan dinilai terlalu irit campuran semen. ”Tapi mereka tidak menghiraukan,” katanya.

Selain itu, Amin juga mengatakan kerusakan tersebut bukan yang pertama kalinya terjadi. Pada bulan-bulan sebel-umnya sudah terjadi kerusakan terhadap plengsengan tersebut. ”Cuma kerusakan-nya tidak sampai separah seperti sekarang ini.” Tambahnya.

Dikonfirmasi tentang ini, Kadis PU Bina Marga dan PU pengairan sama-sama tidak mengetahui apakah proyek tersebut berada di bawah tanggung jawabnya atau tidak. Di lokasi pekerjaan proyek, papan nama yang bisa memberikan keterangan kepada warga setempat juga tidak terlihat sejak proses pembangunan proyek itu dianggap selesai.

Terpisah Kepala Dinas Pengairan, Edi Rasiadi, mengaku akan turun langsung ke lapangan mengecek keberadaan proyek.”Seandainya benar itu proyek pengairan, kami akan segera memperbai-kinya.” pungkas Edi. (aqu/zis)

BUDAYA

55 Januari 2013SABTU

Email Redaksi: [email protected]

Kesepakatan di ang-gota pansus, kita akan panggil. Dalam perte-muan nanti kita akan

mempertanyakan, kenapa tidak sama data yang diajukan

eksekutif dengan pen-getahuan DPRD. “

ISKANDAR Ketua Pansus RTRW

DPRD Sumenep

KOTA- Menjamurnya tempat wisata di wilayah Sumenep ternyata tidak menjadi angin segar bagi pengelola pantai Slopeng. Sejak adanya tempat-tempat wisata baru, pengunjung pantai Slopeng tampaknya se-makin sepi. Bahkan, dari tahun ke tahun jumlah pengunjung terus merosot.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pantai Slopeng, Kamaruddin, mengakui sejak kemunculan tempat wisata-wisata baru, pengunjung pantai Slopeng turun drastis.

”Tapi kami tetap akan beru-saha dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bisa menarik perhatian masyarakat dalam tiap bulannya,” ujar Ka-maruddin, Jumat (4/1).

Kamaruddin menambahkan,

hadirnya tempat wisata baru sep-erti tempat pemandian anak-anak di Kasengan, kolam renang, dan pantai-pantai baru di Sumenep yang mulai banyak di kunjungi oleh orang menjadi salah faktor merosotnya jumlah pengunjung di pantai tersebut. Dia mengaku persaingan industri wisata ke depan semakin ketat. ”Kalau dulu kan yang lain belum ada. Bahkan Lombang pun tidak mengada-kan,” tandasnya.

Dalam momen-momen hari besar ataupun hari libur, wi-sata pantai memang bukan hanya pantai di Sumenep bukan hanya Slopeng dan Lombang semata. Di wilayah Sumenep bagian timur, terdapat dua pantai yang juga mulai dikunjungi orang, yakni Pantai Badur, Tang-Bhetang, dan Pantai Totale, Lapa Laok Dung-

kek. Dua tempat wisata ini men-jadi alternatif bagi wisatawan.

Selain itu, di wilayah Keca-matan Ambunten, juga terdapat tambahan objek wisata selain. Pantai Ambunten yang terletak di sebelah barat pasar, menjadi objek wisatawan dadakan. Se-lain itu, Pantai Taneros, dengan keindahan bukit pasir, di Desa Beluk Ares juga sering di kun-jungi orang. Bahkan dalam mo-men-momen tertentu seringkali mengadakan kegiatan-kegiatan yang meriah.

Moh. Saleh, salah satu warga Beluk Ares, mengaku Pantai Taneros di desanya tak per-nah sepi dari pengunjung. ”Cuma memang tidak ada yang merawat. Coba kalau ada yang merawatnya mungkin bisa lebih ramai lagi,” ujarnya. (aqu/zis)

KOTA-Pemkab Sumenep agaknya mulai kehabisan cara bagaimana mengatur penge-mis yang masih banyak berke-liaran meski sudah difatwakan haram oleh Majelis Ulama In-donesia Kabupaten Sumenep.

Seperti diakui oleh Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Ka-bupaten Sumenep Zainurul, dari beberapa program yang dicanangkan dinsos dalam hal penanganan pengemis ini hampir tidak menemui hasil. “Dinsos dua kali dalam setahun mengadakan razia, pendataan, bimbingan men-tal hingga melibatkan MUI, namun hasilnya nihil lantaran para pengemis yang direha-bilitasi mengingkari terhadap failititas yang sudah diberikan Dinsos” kata pria yang akarab disapa Nurul ini kepada Kabar Madura, Jumat (4/1) kemarin.

Lebih lanjut, Nurul menjelas-

kan pihaknya sudah melaku-kan banyak tindakan untuk menangani pengemis ini, sep-erti mengadakan penyuluhan, bimbingan dan pelatihan, ban-tuan terhadap penderita cacat berat bahkan juga pernah beker-jasama dengan MUI, hingga pengemis yang pernah kena razia waktu itu diambil sumpah untuk tidak mengemis lagi, namun hasilnya mereka tetap jalan dengan berbagai alasan. “ Kami sudah pernah memberi-kan bantuan terhadap penderita cacat berat, dengan diberikan tunjangan sebesar Rp. 300 ribu/ bulan,” ujarnya. “Pernah Din-sos mengadakan bimbingan memasak di Pragaan, kami juga memenuhi permintan mer-eka untuk diberikan alat masak yang beragam jenisnya, kami turuti permintaannya mereka dengan memberikan bantuan alat masak kepada 20 warga

sana, pernah juga bersama MUI menyumpah mereka yang kena razia untuk tidak mengemis lagi, namun sayangnya habis itu mereka beraksi lagi,” keluhnya.

Dengan hasil yang relatif nihil ini, Nurul hanya ber-harap untuk masyarakat ikut membantu pemerintah dalam hal penanganan pengemis ini dengan cara tidak memberi-kan mereka uang, agar mer-eka bisa kapok dan mungkin berhenti menjadi pengemis. “ Saya berharap masyarakat ikut serta dalam pemberan-tasan pengemis ini dengan ti-dak memberi pengemis uang agar mereka jera, dan mau berhenti menjadi pengemis,” pungkasnya.

Kesimpulannya, hingga hari ini persoalan pengemis masih menjadi masalah yang belum dituntaskan oleh Kabupaten Sumenep, padahal pengemis

termasuk menganggu keter-tiban dan keindahan, lebih-lebih profesi mengemis bukan

profesi yang dibolehkan baik oleh negara maupun oleh agama. (KM13/zis)

KOTA-Pembahasan Ran-cangan Peraturan Daerah (Raperda) Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) terus dike-but. Dalam pembahasan itu, anggota Pansus menemukan materi yang tercantum di dalam draf untuk ditetapkan sebagai wilayah kurang air bersih tidak sesuai dengan yang ada di lapangan se-hingga pihak eksekutif akan dipanggil untuk memper-tanggungjawabkannya.

Ketua Pansus RTRW, Is-kandar menyampaikan, satu anggota pansus melakukan pembahasan sejak kemarin (4/1) menemukan salah satu wilayah yang akan ditetap-kan sebagai daerah rawan kekurangan air bersih tidak sesuai dengan data yang ditemukan anggota pansus.

”Jadi teman-teman mem-pertanyakan, kenapa data itu yang dalam materi tidak se-lengkap yang diketahui ang-gota pansus,” ungkap Ang-gota Komisi C itu,kemarin.

Draf yang disampaikan pihak eksekutif yang ter-cantum dalam materi RTRW hanya menetapkan daerah rawan kekurangan air ber-sih sebanyak 10 lokasi se-mentara menurut Iskandar, anggota pansus menemukan fakta lain, bahwa wilayah rawan kekurangan air yang ada di Sumenep lebih dari 10 lokasi.

”Di draf itu ada 10 desa se-dangkan pemahaman teman-teman lebih dari itu, yang diketahui oleh teman-teman tidak sama,” terangnya, seusai melakukan paripurna pansus RTRW kemarin.

Lebih jauh, politisi PAN itu lantas menjelaskan, yang tidak tercover dalam materi pansus RTRW yang diajukan pihak eksekutif, yaitu desa Dang Keddang, Sergang Ke-

camatan Batuputih dan juga di Arjasa. ”Padahal menurut teman-teman anggota pan-sus perwakilan kepulauan itu, ada banyak daerah yang rawan kekurangan air ber-sih,” ujarnya.

Ketetapan RTRW akan berdampak pada program pemerintah yang akan di-realisasikan, karena semua program pemerintah akan mengacu pada hasil pene-tapan RTRW sehingga un-tuk menyamakan data yang diketahui anggota pansus dengan eksekutif, Iskandar mengatakan, pihaknya akan memanggil pihak eksekutif untuk mensinkronkan data yang ada.

”Kesepakatan di anggota pansus, kita akan panggil. Dalam pertemuan nanti kita akan mempertanyakan, ke-napa tidak sama data yang diajukan eksekutif dengan pengetahuan DPRD, “ lan-jutnya.

Namun, Iskandar belum me-mastikan kapan pertemuan itu akan dilakukan, ia menyam-paikan soal waktu pemang-gilan terhadap pihak eksekutif tergantung pada kesepakatan anggota pansus. (rei/zis)

Generasi Muda Buta Sejarah Daerah

KOTA- Pantauan aktivis PMII Sumenep tentang minimnya literatur-literatur sejarah Kabupaten Sumenep mendapat tanggapan serius dari berbagai kalangan. Sesuai dengan hasil pantauan para akti-vis tersebut, di beberapa perpustakaan sekolah, sangat sulit menemukan satu buku yang berbicara tentang khazanah kebudayaan Sumenep.

Ketua Cabang PMII Sumenep, Sat-nawi mengatakan sesuai dengan hasil kajian bulanan, di beberapa tempat, lit-eratur yang menjelaskan tentang sejarah Sumenep sulit ditemukan. Bahkan, dia mengaku di Perpustakaan Daerah pun sangat sulit. ”Itu kami sadari ketika saat mau mengkaji tentang sejarah kebuday-aan Sumenep,” ungkapnya.

Sulitnya literatur tentang Sumenep, tam-bah Satnawi, berdampak pada minimnya pengetahuan generasi muda Sumenep terhadap sejarah leluhurnya. Apalagi dalam pendidikan formal, materi tentang sejarah lokal tidak diajarkan di sekolah-sekolah. ”Saya bahkan haqqul yaqin, para pelajar buta terhadap sejarah daerahnya sendiri,” tandasnya.

Minimnya literatur tentang sejarah kebudayaan Sumenep dinilai sebagai bentuk ketidakbecusan pihak pemerintah dalam menyelamatkan aset bersejarah.

Kata Satnawi, memang selama ini pemerintah daerah kurang serius dan sangat lemah dalam hal dokumentasi sejarah. ”Itu yang membuat generasi muda tanpa sadar meninggalkan tradisi-tradisi daerah tanpa mereka sadari,” tambahnya.

Di tempat terpisah, M. Ali Humadi, Ketua SC Kongres Kebudayaan Madura II mengaku terbatasnya literatur ten-tang sejarah lokal itu tidak saja terjadi di Sumenep, tetapi di daerah Madura secara keseluruhan.

Krisis literatur tentang tersebut me-mang sempat menjadi pembahasan dalam kongres. ”Khusus untuk di Sumenep, saya melihat dokumentasi sejarah sumenep memang perlu diting-katkan,” jelasnya. (aqu/zis)

Tak Bahayakan KesehatanBLUTO-Munculnya ulat gantung men-

jadi kekhwatiran tersendiri bagi masyara-kat pedesaan, umumnya ulat yang meng-gantung di pepohonan khusunya pohon jati dan mempunyai tubuh warna hitam ditengarai bisa menimbulkan penyakit semacam gatal-gatal dan lain sebagainya.

Seperti diungkapkan H Thayyib, warga Desa Guluk Manjung Kecamatan Bluto beberapa waktu lalu yang menuturkan masyarakat enggan menyentuh ulat-ulat tersebut lantaran takut terkenan penyakit.

Mengenai fenomena ini, Dinas Kesehat-an (Dinkes) Sumenep tidak memberikan keterangan dengan alasan belum adanya laporan masuk ke Dinkes. Namun menu-rut Hendrianto, Kasi Evaluasi & Pelaporan RSUD Dr. Moh. Anwar Sumenep, umum-nya ulat-ulat yang muncul tersebut kalau hanya sekadar disentuh tidak berpenga-ruh terhadap kesehatan, tidak menyebab-kan gatal-gatal ataupun penyakit lain.

“ Setahu saya ulat-ulat yang muncul di beberapa daerah dan umumnya berada di pohon jati tersebut tidak mengandung efek terhadap kesehatan, jadi masyarakat tidak perlu khwatir kalau hanya sekadar mau menyingkirkan kalau misalnya meng-ganggu jalan,” pungkasnya. (KM13/zis)

ULAT GANTUNG

Proyek Plengsengan Jalan Diduga Tak Sesuai RAP

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

RUSAK PARAH: Plengsengan jalan di Desa Nyapar, Dasuk dikeluhkan warga sekitar karena bangunannya berusia setahun.

Data Wilayah Rawan Air Tak Akurat

Obyek Wisata Kian Bersaing, Pantai Slopeng Makin Sepi

Pemkab Kewalahan Tangani Pengemis

KM/DOK.

MEROSOT: Sejumlah warga menawarkan jasa kepada pengunjung di pantai Salopeng. Pengunjung wisata Pantai Salopeng terus menurun. Hal ini ditengarai makinbanyak obyek wisata di Sumenep.

KM/ BADRUR ROSI

SUSAH DIATUR : Seorang pengemis berkeliaran di areal Taman Bunga Sumenep.

Page 6: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

6 SABTU 5 Januari 2013

Direktur Utama/

Pemimpin Umum:Taufi q Rizqon

Direktur: Disyahmain

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI TANDA PENGENAL, DAN DILARANG

ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BA-RANG DARI SUMBER BERITA

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro. Biro Bangkalan: Firman Ghazali Akhmadi (plt kepala), Syaiful Islam, Agus Josiandi. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala), Wawan Awalluddin Husna. Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy, Fathor Rahman. Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri, Achmad Qusyairi Nurullah. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafi s: Ryan Kalig (kepala), Abdur Rohim, Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Manager Iklan dan Pemasaran/EO: Ahmadur Rusdi. Keuangan: Neny Haryanti. Staf Penagihan: Ahmad Qoyyum, Felda Yulia, Eko Prayitno, Khairus Shodiqin. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Dalam persidangan pa-sangan Imam-Zain men-gungkapkan adanya dugaan keterlibatan KPU Bangkalan dan sejumlah pihak untuk menjegal langkahnya seka-ligus berupaya memenang-kan pasangan calon lain, yakni Makmun Ibnu Fuad-Mondir Rofii.

Kuasa Hukum Imam-Zain, Wakil Kamal, mengungkap-kan salah satu kejanggalan yakni KPU Bangkalan yang tidak melakukan banding atas putusan Majelis Ha-kim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Surabaya dan Surat Keputusan KPU Bangkalan yang mendis-kualifikasi pasangan Imam-Zain sebagai calon bupati dan wakil bupati Bangkalan.

”Keputusan KPU Bangkalan inilah yang menyebabkan hak konstitusional pasangan Imam Buchori-Zainal Alim terlanggar. Kami siap mem-beber bukti-bukti tersebut di persidangan,” ungkap Wakil Kamal seusai persidangan seperti dikutip dari www.an-

taranews.com, kemarin.Gugatan dilayangkan oleh

pasangan calon Imam-Zain ke MK dengan harapan digelar pemungutan suara ulang Pemilukada Bang-kalan dengan mengikut-sertakan dirinya yang se-belumnya telah ditetapkan oleh KPU Bangkalan sebagai pasangan nomor urut 1 di dalam surat suara.

Kepada Kabar Madura Imam Buchori menyatakan bahwa pihaknya sudah me-nyampaikan seluruh petitum atau tuntutan dalam persi-dangan perdana tersebut. Ia memohon supaya MK mem-batalkan rekapitulasi hasil pemilukada Bangkalan dan meminta MK memerintah-kan KPU Bangkalan melak-sanakan pemilukada ulang.

Dalam persidangan kema-rin, pihak termohon (KPU Bangkalan) dan pasangan calon Makmun Ibnu Fuad-Mondir Rofii (Makmur) be-lum menyampaikan jawa-ban. Sidang dilanjutkan Senin (7/1) mendatang den-gan agenda saksi dan bukti.

Sementara dalam gugatan

Pemilukada Sampang yang diajukan pasangan calon Hermanto Subaidi-Jakfar Shodiq (Hejas), dengan agenda pembacaan materi gugatan pemohon sekaligus jawaban termohon, harus ditunda setelah terjadi pe-rubahan materi gugatan yang dibacakan pemohon.

Perubahan tersebut tidak sesuai dengan salinan yang diterima KPU Sampang se-belumnya sebagai termo-hon. Sidang akhirnya hanya mengagendakan pembacaan materi gugatan pemohon dan dilanjutkan pada Selasa (8/1) pekan depan.

”Seharusnya persidangan hari ini (kemarin, red) men-gagendakan pembacaan materi gugatan sekaligus jawaban dari termohon. Na-mun terhitung sejak tanggal 4 Januari, materi gugatan terjadi perubahan dan per-baikan sehingga berbeda antara materi ggugatan se-belumnya dengan yang ter-baru,” ungkap Anggota KPU Sampang, Miftahur Rozaq, kepada Kabar Madura, ke-marin.

Menurut Rozaq, KPU Sam-pang sebenarnya sudah me-nyiapkan materi jawaban dan siap untuk dibacakan di persidangan. Namun pe-rubahan materi gugatan tersebut baru diserahkan pada akhir persidangan ke-pada majelis hakim sehingga persidangan harus ditunda sambil menunggu hasil per-baikan materi gugatan dari pasangan Hejas.

Dalam sidang perdana yang dihadiri oleh seluruh pihak yang terkait tersebut, pemohon dan termohon hadir beserta kuasa hukum-nya. Rozaq menambahkan, berdasar salinan materi gugatan yang diterima KPU Sampang dari MK sebelum persidangan, ada 17 poin yang dipersoalkan pasan-gan Hejas.

Hejas meminta agar MK memerintahkan KPU Sam-pang menggelar pemilihan ulang di 78 TPS yang be-rada di empat Panitia Pe-milihan Kecamatan (PPK), yaitu, Kecamatan Kota, Sreseh, Karangpenang, dan Omben. (ful/waw/rr)

Dalam kesempatan terse-but, para ulama dan kiai pengasuh pesantren di Pa-mekasan juga turut serta, di antaranya: RKH Rofiie Baidhowi dan KH Akhmad Baidhowi (Pengasuh Ponpes Al-Hamidy Banyuanyar); RKH M. Hasan Abdul Ha-mid, RKH M Thohir Zain Abdul Hamid, dan RKH M Amin Abdul Hamid (Ponpes Mambaul Ulum Bata-Bata); KH Achmad Wasil Barmawi (Ponpes Miftahul Amin Gu-dang), KH Mudassir Badrud-din (Ponpes Al-Miftah Pa-nyepen), dan beberapa kiai serta ulama lain.

Selain dihadiri para ulama, kiai, dan nyai, hadir pula dalam kampanye tersebut, Hj Mutiah selaku penga-suh Ponpes Mambaul Ulum Bata-Bata. Ia didampingi Hj Khadijah (Ponpes Banyu-anyar); Hj Ummu Royhana (isteri KH Kholilurrahman); Hosnia Syarqowi (Ketua Tim Perempuan Pemenangan

KOMPAK); dan Hasiah Ali Makki (Ponpes Cenlecen).

Dalam kesempatan terse-but, para kiai yang menjadi juru kampanye KOMPAK menekankan bahwa sudah selayaknya masyarakat Pa-mekasan mencoblos pas-angan KOMPAK karena Kholilurrahman sudah ter-bukti mampu memimpin Pa-mekasan sehingga mampu mempersembahkan ragam prestasi bagi Pamekasan.

”KH Kholilurrahman juga dikenal cukup berwibawa. Beliau tegas dan teguh pendirian dalam memimpin Pamekasan. Kami atas nama para ulama dan kiai di Pamekasan berharap agar komitmen memenangkan KOMPAK tetap bergelora di seluruh dada masyarakat Pamekasan. KOMPAK harus dipilih karena sudah jelas-jelas didukung oleh ulama, kiai, dan masyarakat secara luas,” tegas RKH Moh Rofiie Baidawi.

Ia mengimbau agar ma-syarakat jangan sampai

menyia-nyiakan dan men-gandalkan perjuangan para ulama dan kiai semata. ”Ma-syarakat harus juga mendu-kung sekaligus memenang-kannya,” tekannya penuh keseriusan.

Dalam orasi politiknya, Kholilurrahman berjanji manakala terpilih untuk kali kedua memimpin Pa-mekasan, akan meneruskan program-program yang telah terlaksana dan bermanfaat untuk masyarakat. Ia juga berjanji akan menyempur-nakan program yang belum sempurna.

Dikatakan, setidaknya ter-dapat enam program yang sudah tercapai dalam beber-apa tahun terakhir, yaitu ke-amanan, birokrasi, kesehat-an, ekonomi, dan infrastruk-tur. ”Dari segi pendidikan, alhamdulillah Pamekasan berhasil dinobatkan sebagai Kota Pendidikan pada ta-hun 2010 lalu. Dan hanya Pamekasan yang bisa men-capai hal itu se-Indonesia,” bangga Kholilurrahman.

Untuk diketahui, massa KOMPAK sempat dibuat kalut oleh hujan yang turun deras. Ditambah lagi pang-gung yang sempat ambruk. ”Alhamdulillah, ambruknya panggung kami dikarenakan dipenuhi oleh para kiai dan ulama. Dan kami semakin bangga kepada masyarakat. Sebab, mereka tetap bertahan sekalipun hujan deras,” tutur KH Juhaini, salah seorang tim sukses KOMPAK.

Kampanye Akbar berakhir sekitar pukul 16.00 dengan di-iringi gerimis yang membasa-hi rumput stadion. Dalam he-mat KH Juhaini, gerimis dan hujan deras itu, bisa diartikan betapa Kompak ialah penebar keamanan yang identik den-gan suasana dingin.

“Kami juga senang karena Kampanye Akbar KOMPAK kali ini dihadiri oleh Kelu-arga Besar Pondok Pesantren Sidogiri. Para kiai dan nyai Sidogiri memberikan dukun-gan utuh kepada pasangan KOMPAK,” tukasnya. (anm/rr/advertorial)

Sejauh ini tersangka kasus tersebut masih belum di-tahan pihak Kejari Sumenep dengan dalih kendala den-gan kesehatan.

”Tahap pertama penyera-han berkas perkara, tahap kedua penyerahan barang bukti tersangka. Saat ini tersangka sudah masuk ke tahanan Kejari, tapi kondisi jantungnya sangat buruk se-hingga tidak memungkinkan untuk ditahan. Saat ini ter-sangka masih dirawat di

rumah sakit,” ungkap Kepala Kejari Sumenep, Bambang Hartoto, Jumat (4/1).

Menurut Bambang, ter-sangka belum di tahan karena alasan kemanusiaan karena penyakit yang dideri-tanya. Ia menambahkan, saat ini tersangka sedang men-jalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumenep sehingga proses hukum mengalami kendala.

”Saya minta supaya cek kesehatan. Saat ini tersangka ZL sedang menjalani rawat inap di ICU RSUD Sumenep

karena sakit jantung. Berkas, barang bukti, dan tersangka sudah dilimpahkan kepada kami (Kejari, red) dari Polda Jatim,” terangnya lebih lanjut.

Bambang mengaku masih menunggu perkemban-gan kesehatan tersangka ZL sebelum memutuskan untuk ditahan atau tidak. Namun ia berjanji bahwa proses hukum kasus terse-but tetap akan berlanjut hingga tuntas.

”Kami menunggu kesem-buhan tersangka untuk di-hadirkan di persidangan

nanti. Semuanya masih menunggu kesembuhan yang tersangka untuk kemu-dian kita bawa ke pengadi-lan,” pungkasnya.

Seperti yang diberitakan sebelummnya, kasus terse-but berawal dari pengajuan kredit fiktif oleh mantan bendahara UPT Pendidi-kan Kecamatan Paragaan dengan memalsukan data seperti SK dan tanda tan-gan beberapa pihak se-hingga Bank Jatim Cabang Sumenep kebobolan dana sebesar Rp12 miliar. (rei/rr)

Orang Madura mempunyai keyakinan bahwa membuat rumah tidak boleh dilaku-kan di sembarang tempat dan waktu. Semuanya ada perhitungannya dan telah berlangsung lama dari nenek moyang mereka.

Salah satu ciri bangunan rumah masyarakat Madura adalah menghadap ke arah selatan. Pemilihan arah tersebut bukan sekedar asal-asalan atau ikut-ikutan bangunan yang telah ada di sebelahnya. Namun memi-liki makna dan tujuan agar orang yang menempatinya mendapat keselamatan dan memiliki kehidupan yang tentram.

Budayawan Madura, Tajul Arifin, mengatakan bahwa makna filosofi perumahan masyarakat Madura yang merupakan bagian dari ke-budayaan Madura erat kai-tannya dengan kehidupan mereka yang diyakini sejak turun temurun.

”Jadi tidak sembarangan menghadapkan rumahnya saat membangun. Mereka

mempunyai makna filosofi yang sangat tinggi,” ung-kapnya.

Tajul menjelaskan, rumah masyarakat Madura yang menghadap ke selatan be-rarti menghadap laut yang memilki arti menghadap ke wahana yang luas, bebas tanpa batas, dan membe-lakangi gunung dengan artian membelakangi ang-kara murka, membelakangi kesombongan, dan arogansi.

”Sekarang karena sem-pit lahan menghadapnya sembarangan. Kalau dulu biasanya menghadap ke selatan atau menghadap ke laut dengan membelakangi gunung. Ini bukan asal-asalan, tapi ada tujuannya,” ujarnya.

Seiring dengan perkem-bangan zaman, masyarakat tidak lagi memperahatikan soal waktu dan tempat dalam membangun rumah. Tapi semuanya disusuaikan den-gan kondisi yang ada. ”Pada-hal dulu masyarakat Madura saat membuat rumah harus mencari tempat yang diya-kini tidak akan membawa petaka,” tambahnya.

Selain itu, masyarakat Madura sangat fanatik ter-hadap waktu yang cocok untuk membangun rumah sehingga pada peletakan batu pertama untuk mem-bangun sebuah rumah harus disesuaikan dengan keyaki-nan mereka, biasanya orang Madura menyebut panca bere (Madura, Red).

”Tidak hanya pada pele-takan batu pertama, mema-sang kayu saja ada filosofi-nya. Mereka mencari waktu tetentu sehingga semuanya diperhitungkan dengan ke-selamatan dan keberka-han dari rumah tersebut. Mereka tidak asal-asalan meletakkan batu dan mem-buat rumah, tetapi harus dengan perhitungan matang dengan dengan keyakinan mereka seperti panca bere dan tatengnger,” kata Tajul.

Ia berharap masyarakat dan pemerintah setempat giat melestarikan kebudayaan Madura agar tidak punah begitu saja. ”Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menyelamatkan peningga-lan nenek moyang kita?” tan-yanya penuh harapan. (rr)

Salah satu proyek yang masih dikerjakan yakni per-baikan jalan di Desa Longos, Kecamatan Gapura. Hingga Kamis (3/1) malam, penger-jaan proyek tersebut masih berlangsung dengan pen-gaspalan hotmix.

Kenyataan tersebut ber-tolak belakang dengan pernyataan Kepala Dinas PU Mina Marga Sumenep, Muhammad Sahrial, yang beberapa waktu lalu ber-janji akan memutus kontrak rekanan yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaan-nya hingga akhir tahun 2012.

Selain proyek perbaikan jalan di Desa Longos, be-berapa proyek perbaikan yang belum selesai antara lain terjadi di Jalan Dr Soeto-mo, Jalan KH Agus Salim, dan Jalan MH Thamrin. Banyaknya proyek yang belum selesai dan tidak ad-anya tindakan dari Pemkab Sumenep untuk memutus kontrak rekanan seperti janji Kepala Dinas PU Bina Marga membuat beberapa rekanan lain kecewa.

Menurut keterangan Mau-

lidi, pemilik CV Mubarok yang berasal dari Pulau Gili Genting, Pemkab Sumenep dalam hal ini Dinas PU Bina Marga telah melakukan tebang pilih dalam member-lakukan aturan.

Ia mengatakan, sejumlah rekanan lain langsung dipu-tus kontraknya karena tidak mampu menyelesaikan pe-kerjaan hingga batas waktu yang disepakati, yakni akh-ir tahun 2012. ”Kebijakan Pemkab Sumenep ini tidak adil dan terkesan tebang pilih. Ini sudah tidak fair karena ada beberapa rekan-an yang langsung diputus kontrak begitu gagal meny-elesaikan pekerjaan,” ung-kapnya, Jumat (4/1).

Muhammad Syahrial me-nyangkal telah melakukan pilih kasih terhadap rekanan yang mengerjakan proyek. Menurutnya, saat ini ada peraturan baru yang men-gatur tentang pelaksanaan proyek sehingga meskipun lewat batas hingga waktu yang telah ditentukan se-belumnya, pekerjaan tetap bisa dilanjutkan dan tidak diputus kontraknya.

”Di aturan yang baru

ditegaskan jika pekerjaan masih tetap diteruskan meski telah melewati batas waktu kesepakatan, yakni dengan tengat waktu 50 hari dari batas akhir perjanjian kon-trak. Rekanan yang kemarin diputus kontraknya karena masih menggunakan per-aturan lama,” jelasnya kepada Kabar Madura, sembari men-erangkan jika 50 hari tersebut dihitung dari tanggal 20 De-sember 2012 yang merupakan batas akhir pengerjaan.

Ia menambahkan, rekanan yang diputus kontraknya tergantung pada kesanggu-pan mereka untuk menyele-saikan pekerjaannya dengan sisa waktu yang ada. ”Kalau tidak sanggup menyele-saikan dalam waktu 50 hari dari batas kontrak sebelum-nya, ya diputus kontraknya,” imbuh Syahrial.

Meski demikian rekanan yang kembali gagal meny-elesaikan pekerjaan dalam waktu tambahan 50 hari akan dikenakan denda. Hanya saja Syahrial tidak menjelaskan besarnya denda dan mekanismenya. ”Kalau terlambat lagi pasti kami denda,” pungkasnya. (rei/rr)

Waktunya akan dilakukan dalam beberapa hari men-datang.

”Kelebihan surat suara ini akan segera kami musnah-kan. Pasti kami bakar. Ini berlandaskan hasil rapat KPU Pamekasan. Kalau ti-dak ada halangan, kami akan membakar kelebihan surat suara tersebut pada tanggal 6 Januari besok atau sebelum pendistribusi surat suara ke TPS-TPS,” terangnya.

Ia menambahkan, pemba-

karan surat suara tersebut akan dilakukan di lapan-gan terbuka dan disaksikan langsung oleh pihak kepoli-sian dalam hal ini Polres Pamekasan, Panwaslu Pa-mekasan, KPU Pamekasan, media massa, dan masyara-kat umum.

Selain surat suara yang sesuai DPT, masih terdapat surat suara lainnya sebanyak 2,5 persen dari jumlah surat suara yang dipesan sebagai surat suara cadangan.

”Sisa 2,5 persen ini berlan-daskan pada Undang-un-dang, yakni bagi penduduk

yang tidak terdaftar di DPT, asal memiliki KTP bisa men-coblos usai seluruh pemilih yang terdaftar melakukan pencoblosan,” terang Sek-retaris KPU Pamekasan, Akhmad Zaini.

Untuk itu, katanya, di-harapkan masyarakat ter-libat aktif dalam momen-tum Pemilukada Pame-kasan yang pelaksanaanya tinggal menghitung hari ini. ”Pastikan masyara-kat datang dan mencoblos calon pemimpin mereka pada tanggal 9 Januari 2013,” tukasnya. (anm/rr)

MK Gelar Sidang Bersama

Dijejali Kiai, Panggung KOMPAK Roboh

Tersangka Belum Ditahan

DEMI HUKUM: Bambang

Hartoto (kanan) berjanji akan

menuntaskan proses hukum

kredit fi ktif Bank Jatim.

WWW.RRI.CO.ID

Membelakangi Gunung dan Menghadap ke Laut

Telat, Rekanan Tak Diputus Kontrak

1.334 Surat Suara Siap DibakarSambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Page 7: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

ANDA MEMILIKI UNEG-UNEG, SARAN, DAN KELUHAN TENTANG PELA YANAN PUBLIK (PENDIDIKAN, EKONOMI,

KEAMANAN DLL) DI SEANTERO MADURA? Silakan kirim melalui pesan dan alamat ke:

Kabar Madura. Tulis pendapat Anda dan kirim ke no +6287850767325 (khusus SMS)

atau via email:[email protected], [email protected]

SABTU 5 Januari 2013 7

KAPAN lounching PMU? Apa bisa laksanakan sebelum ISL kick off?

+6287750022057

SEMANGAT terus di kasta tertinggi ISL. Pantang meny-erah, aku selalu mendukungmu. Maju terus dengan gaya individu Barca

Badri Maradona Lncar, +6287850324812

AYO kawan-kawan PMU ku, semuakita lorengkan bumi sumenep oke??! Kami K_ConK Badebo_Bangkalan eco, n coconut_treez psr bunten

+6287750825051

HALLO P-MU, kamu punya permainan yang bagus dan mental juara. Tumbangkan lawan-lawanmu dengan modal yang kamu miliki itu. Kami selalu mensupport dan mendo-akanmu. Mantap...!!!

+6287850557786

BRAVO P-MU, ayo tunjukkan permainan yang cepat, can-tik, enak ditonton dan pasti menang...! Sebagai masyarakat Madura, saya tetap mendukung P-MU setiap pertandingan yang dilakoni P-MU.

Chelsea Mania, +6287750767327

AYOO Perseba, buktikan kalau Madura bisa. Jadilah ke-bangaan rakyat Madura. Hanya kamulah yang dapat kami banggakan. Jangan takut menghadapi lawanmu. Jangan lekas puas dengan kemenanganmu. Good Luck...!

Mey-Mey Si3 “Jebbing Mania”, +6282143451060

AYO P-MU.. Kami MDS FC Pakong Mendukungmu. Jan-gankan lintas pulau, lintas samudrapun kan Kami dukung langsung. Walaupun kami hanya pengangguran, Kami pasti mendukung di atas segalanya...

Zaenol Pakong, +6282334121234

MERAH darahku, putih tulangku, semangatku tetap untuk PMU. Tak pernah kunjung padam seperti Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan

Andre95 nk OI iwn fals, +6287850113277

DEMOKRASI adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara, sebagai upaya mewujudkan ke-daulatan rakyat (kekuasaan warganega-ra) dalam negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang mem-bagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independent) dan berada dalam per-ingkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga lembaga negara ini sangat urgen ke-berperanannya, agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prin-sip checks and balances.

Namun hari ini, persoalan demokrasi di Indonesia terkesan terlalu be-bas. Sehingga demokrasi Indonesia, menjadi demokrasi liberal. Sehingga kedudukan eksekutif, yudikatif dan legislatif, tidak lagi memiliki kekuatan domaine otoritarian untuk menetap-kan produk hukumnya. Sebagaimana prahara penetapan kenaikan harga ekonomi kerakyatan dan juga pene-tapan kebijakan pemerintah.

Hari ini selaku mahasiswa yang sa-dar akan perannya sebagai “agent of

change. Social countrol and devolopment”, mer-ekomendasikan pada pemerintah, agar tidak terlalu demokratis dalam menjalankan perannya guna stabilitas perjalanan kebijakan produk hukumnya. Apa-lagi persoalan pesta demokrasi, yang sering kali membawa pertanyaan besar tentang riak-riak politik untuk mendapatkan posisi.

Sungguh ketika melihat seruan-seruan moral yang sering kali dide-ngungkan di jalan-jalan raya dengan kibaran bendera kebanggaan salah satu organisasi kemahasiswaan, terkesan hanya menerbitkan sedikit terang dan cepat datang petang. Hal itu cukup mendapatkan sedikit apresiasi sebagian kalangan dan mengimbuhkan rasa sangat miris apabila ada masyarakat yang sudah melek peradaban yang menyatakan aksi turun jalan mahasiswa sudah tidak lagi atas dasar kesadaran untuk peran dan fungsinya. Akan tetapi lebih pada by order (ditunggangi) se-hingga diklaim aksi mahasiswa lebih mendukung pada satu pihak. Bahkan ada yang menyatakan hanya sekadar mencari makan dan uang rokok. (study kasus opini publik, Red)

Sehingga tidak pelak juga masyarakat menyatakan kalau hanya demo (aksi

turun jalan) yang seke-dar urak-urakan tanpa memberikan solusi dan resolusi yang mendasar,

baik dalam cengkram vertikal ataupun horizontal, tukang becak, ojek, buruh, bahkan kepala desa, seperti yang kema-rin terjadi di Jakarata, juga sudah bisa. Sehingga efektivitas aksi demonstrasi para mahasiswa ketika dikaitkan den-gan fakta yang kerap kali diperankan oleh masyarakat umum sudah bisa dinyatakan mesti merubah rute dengan aksi yang lebih kreatif, inovatif dan konseptualis dengan target advokasi secara radikal.

Maka kami selaku mahasiswa yang masih berupaya untuk berpegang teguh pada ideal realistis peran ma-hasiswa, mengharapkan dan mereko-mendasikan agar kawan-kawan seper-juagan untuk berperan sebagai agen perubahan yang objektif dan autentik. Agar perubahan bangsa ini bisa benar-benar tertempa sebagaimana cita besar para pemuda yang menggemakan sumpahnya dan cita luhur Pancasila yang terpampang di dada Garuda yang mencengkram Bhineka Tunggal Ika.

Adapun untuk para pemangku perad-aban, agar senantiasa sadar akan tupok-sinya dan profesional pada profesinya. Tegasnya, tidak mencari perlindungan

pada pemuda dengan melakukan nepo-tisme kolusi dan korupsi.

Sebab apabila pemerintah sadar, maka negara akan mendapatkan cita bangsa dan negara gemah ripah loh jinawi. Bangsa pun bakal mempunyai entitas besar untuk memperjuangkan hak rakyat untuk mengeluarkan dari gagapnya kesadaran hukum. Kekuatan pemuda pun akan senantiasa bergema untuk menetapkan potensi diri menuju keagungan madani yang telah dicita-citakan para pemangku adat orde lama, orde baru, reformasi dan demokrasi.

Yang tentunya cita ideal itu sendiri akan terwujud, apabila demokrasi mempunyai karakter budaya yang saling menghargai dengan kori-dor obyektivitas dan subjektivitas otokritik untuk lebih membangun. Di lain sisi, juga tidak melepaskan diri dari kesadaran ber-Pancasila yang merupakan azaz dan dasar negara, yang telah memberikan imaji-nasi arief menuju lokal dengan saling menghargai akan adanya perbedaan pendapat dan pilihan dengan tidak menimbulkan chaos yang mampu mengkwatirkan runtuhnya kebertah-anan NKRI.

*)Khoirus Shodiqin, Kabid PA HMI Cabang Pamekasan.

PADA era modern ini, masyara-kat Indonesia disibukkan dengan suguhan-suguhan hiburan ajang pencarian bakat. Mulai dari pencarian bakat-bakat yang bergenre seni hingga bakat-bakat bergenre agama. Setiap ajang tersebut selalu berhasil menarik perhatian pemirsa Indonesia.

Saking tingginya antusias masyara-kat, ajang pencarian bakat ini menjadi acara yang selalu diagendakan setiap tahunnya. Bahkan setiap tahunnya selalu muncul acara pencarian bakat baru dari genre yang berbeda maupun dari dari genre yang sama, dikemas dalam sistem yang berbeda.

Dari segi manfaat, acara pencar-ian bakat ini memberikan ruang dan kesempatan bagi masyarakat untuk mengasah bakatnya. Yang lain, san-gat membantu menaikkan rating dari stasiun TV penggagas acara tersebut.

Terlepas dari wacana di atas, ada fenomena menarik yang bisa kita amati dari penyelenggaraan ajang pencarian bakat tersebut. Fenemona ini adalah sedikitnya peserta ajang tersebut yang memiliki bakat dibidang kesenian tradis-ional. Hampir semua bakat-bakat yang mereka tampilkan adalah bakat-bakat kesenian modern, yang notabene bukan lahir dari kebudayaan lokal Indonesia.

Misalkan saja ajang pencarian bakat

tarik suara yang ditay-angkan di beberapa stasi-un televisi, hampir semua peserta menampilkan kemampuan tarik su-ara dengan genre musik yang bukan dari genre musik local. Seperti ker-oncong misalnya. Namun justru music-musik ber-genre pop, rock, blues dan lain-lain.

Pada ajang pencar-ian bakat lainnya, yakni bakat tari atau dance misalnya, hampir semua peserta menampilkan bakat-bakat dance modern. Seperti hip-hop dance, street dance, break dance, robot dance, ballet, dan lain-lain yang sejatinya bukan tarian lokal Indonesia. Seperti tarian jaipong salah satunya.

Fenemona tersebut bisa disebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama adalah memang sedikit peserta yang memiliki bakat-bakat seni lokal yang mendaftar pada ajang tersebut. Faktor kedua, ter-batasnya ruang dan kesempatan yang disediakan oleh penyelenggara ajang pencarian bakat bagi mereka yang memiliki bakat-bakat kesenian lokal.

Kedua faktor tersebut sangat me-mungkinkan untuk teraplikasikan.

Namun kesimpulan yang dapat dibaca oleh pe-mirsa masyarakat In-donesia yang pertama adalah mulai menurun-nya tingkat ketertarikan generasi-generasi muda bangsa ini akan kesenian dan kebudayaan lokal Indonesia. Kesimpulan kedua adalah kesenian dan kebudayaan lokal Indonesia sudah mulai tergantikan oleh kes-enian dan kebudayaan luar.

Kesimpulan kedua ini-lah yang harus kita cermati bersama. Karena kita telah ketahui bersama bahwa kesenian dan kebudayaan lokal negara ini merupakan karakter dan identitas utama bangsa ini. Karakter dan identitas utama yang mampu membedakan bangsa Indonesia den-gan bangsa-bangsa lain di dunia. Jika kesenian dan kebudayaan lokal negara ini telah tergantikan oleh kesenian dan kebudayaan luar, maka sama saja neg-ara kita adalah negara tanpa identitas.

Apalah arti sebuah nama (Indonesia) tanpa adanya karakter dan identitas negara. Negara tanpa adanya karak-ter dan identitas negara adalah setara

dengan negara jajahan. Karena negara tersebut sejatinya terbelenggu tanpa mampu menampilkan jati dirinya. Jadi seharusnya kita janganlah men-jadi heran lagi jika pemerintah kita setengah mati menerbitkan peraturan dan mengusulkan hak paten tentang kesenian kebudayaan lokal bangsa ini, namun tetap saja kesenian dan kebu-dayaan lokal tersebut selalu berhasil dicaplok dan diakui sebagai kesenian dan kebudayaan lokal negara lain. Karena masyarakat Indonesia yang seharusnya menjadi pelindung dan pelestari utama kesenian dan kebu-dayaan tersebut malah melupakan dan mengabaikan kesenian dan kebuday-aan lokal bangsa ini.

Fenomena ini bukanlah kesalahan yang dilakukan perseorangan, namun merupakan kesalahan perongrongan sistem yang harus kita tanggulangi bersama dari segala segi kehidupan dan aspek kepentingan. Kita tidak bisa lagi bersikap masa bodoh dan cuek lagi dengan fenomena ini. Kita harus saling berpangku tangan memperbaiki kes-alahan sistem ini. Mulai dari tatanan kehidupan terkecil, yakni keluarga.

*)Abdi Barri Salam, S.Si, PNS Pem-kab Sampang, Berdomisili di Peruma-

han Manggis Square Sampang.

Indonesia Tanpa Seni dan Budaya Lokal, Ibarat Negara Tanpa Identitas

Pemuda dan Demokrasi Pancasila

PERHELATAN Pemilu 2014 tak lama lagi akan digelar. Partai politik yang ada sudah mematok target, mema-sang kuda-kuda, dan mempersiapkan logistik dan amunisi untuk bisa lolos parlementary treshold (PT) sebesar 3,5 persen, atau bahkan menjadi pe-menang Pemilu 2014.

Menjadi pertanyaan publik dan wajib untuk dijawab oleh partai poli-tik adalah, apakah pola rekrutmen calon anggota dewan atau calon wakil rakyat pada seluruh level, oleh partai politik, sudah mengacu pada asas proporsionalitas dan profesionalitas? Jika mengacu pada Pemilu 2009 lalu, jawabannya mudah sekali ditebak, masih jauh panggang dari api.

Karena itu, tidak bisa disalahkan juga anggapan sebagian kalangan yang menilai bahwa di tubuh partai politik di Indonesia penuh dengan nepotisme dan kongkalikong. Kongkalikong dalam artian, rekrutmen dan seleksi para calon wakil rakyat, masih sangat ditentukan oleh segelintir elit pengurus parpol, tanpa melibatkan publik secara luas.

Partai politik dalam hal ini bahkan dinilai cenderung pragmatis dan jauh dari nilai ideal memperjuangkan aspira-si rakyat. Yang menjadi ukuran utama dalam rekrutmen adalah, apakah calon wakil rakyatnya bisa meningkatkan perolehan suara atau memperbanyak amunisi pemenangan Pemilu.

Faktor pertimbangan akuntabilitas dan moralitas calon wakil rakyat, malah sering dihitung nomor sekian, setelah faktor elektabilitas dan mo-dalitas. Tak heran jika kemudian wakil rakyat yang dihasilkan kurang memenuhi selera dan aspirasi publik secara utuh dan berkesinambungan. Ujung-ujungnya rakyat juga yang rugi.

Tak melulu soal itu, namun bahkan calon wakil rakyat banyak juga yang berasal dari kalangan internal atau keluarga besar elit partai. Coba kita perhatikan, di Partai Demokrat, pe-menang Pemilu 2009, ada nama Edhi Baskoro Yudhoyono, putera Ketua Pembina Partai Demokrat, yang juga Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Di Partai Demokrasi Indonesia Per-

juangan (PDIP) terdapat nama Puan Maharani, puteri Ketua Umum PDIP Megawati Soek-arno Puteri yang juga mantan Presiden RI. Di Partai Golkar juga ada nama Tubagus Aryadi, putera Walikota Cilegon, Banten. Di Partai Amanat Nasional (PAN) ada nama Ahmad Mumtaz Rais, putera Ketua Majelis Per-timbangan Partai (MPP) sekaligus pendiri PAN dan mantan Ketua MPR RI Amien Rais. Dan banyak lagi nama-nama lain yang berhasil duduk di Senay-an memiliki hubungan dekat dengan elit partai dan pejabat negara, mulai dari Gubernur hingga Bupati dan lainnya.

Bagaimana di tingkat daerah? Kon-disinya tidak beda jauh. Di Banten, hampir semua keluarga dekat guber-nurnya, mulai dari adik, ipar dan lain sebagainya menjadi anggota dewan, baik untuk tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Begitu seterusnya, di berbagai daerah di Tanah Air, hampir rata mereka yang memiliki hubungan dengan pejabat negara atau elit partai berhasil menjadi wakil rakyat.

Di Madura bisa disebut misalnya Ilyasi Siraj, adik mantan Bupati Sumenep KH Ramdlan Siraj pernah menjadi anggota DPR RI. Begitu pula dengan Ra Momon, Bupati Bangkalan terpilih merupakan putera mantan Bupati Bangkalan KH Fuad Amin. Di Sumenep, Ada KH Noval adik ang-gota DPR RI KH Unais Ali Hisyam yang juga mantan Ketua DPC PKB Sumenep. Di partai lain, ada caleg yang tak kunjung dilantik oleh par-tainya untuk menggantikan anggota dewan melalui proses pergantian an-tarwaktu (PAW) karena dinilai kurang loyal terhadap partai/pengurus partai.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah kondisi ini normal saja atau terjadi ketidakwajaran dalam proses demokrasi kita. Hal mendasar yang per-lu dijawab adalah, apakah pencalegan mereka atau peletakan nomor urut para keluarga elit partai dan pejabat itu ada

permintaan khusus dari keluarga, atau melalui proses yang normal dalam sebuah partai politik?

Adakah aturan dan norma partai yang di-langgar untuk semua proses itu. Apakah ada pengistimewaan tertentu bagi keluarga elit dan pe-jabat dibanding dengan kader lain di satu partai. Atau memang ada kes-epahaman yang berlaku di tubuh partai, bahwa keluarga elit dan pejabat

memiliki kelebihan tertentu, dengan alasan untuk memperbanyak suara dan membesarkan partai. Hal inilah yang tidak ada tolok ukurnya. Sehingga menimbulkan syak wa sangka.

Jika semua itu terbukti benar adanya, maka kondisi ini akan semakin me-nambah tingginya ketidakpercayaan publik kepada institusi bernama partai politik. Beberapa waktu lalu, sejumlah survei dilakukan untuk membuktikan bahwa partai politik dan DPR memiliki citra negatif dalam persepsi korupsi di tanah air. Hasil survei ini diperkuat oleh banyaknya wakil rakyat yang terjerat kasus korupsi dengan nominal ratusan miliar rupiah. Anggota dewan yang terlibat berasal dari beragam partai, hampir semua partai, mulai dari partai besar, hingga partai kecil. Dari partai nasionalis sampai partai relegius.

Di tengah kepercayaan publik yang terpuruk, muncul semacam dinasti politik dari keluarga elit partai. Hal ini diprediksi akan semakin menambah tingginya angka golput di Indonesia. Lihat saja Pilkada di berbagai daerah, menunjukkan minimnya partisipasi rakyat, angka golput mencapai 40-an persen. Di Pemilu 2009 yang usai di-gelar, angka golput hampir mencapai 30 persen, lebih besar dari Pemilu 2004 dan 1999. Angka 30 persen itu sudah ditambah dengan pemilih hantu (ghost votter) dan money politik, alias politik uang. Warga diiming-imingi sejumlah uang atau materi lainnya untuk men-coblos partai atau caleg tertentu.

Menariknya, nepotisme sering di-

lakukan oleh elit parpol yang selama ini mendewa-dewakan demokrasi. Ada ketua umum partai politik yang merek-rut keluarganya untuk menjadi pengu-rus. Bukan sekadar pengurus biasa, tapi pengurus dengan posisi penting dan kewenangan besar pula. Tidak jauh dari struktur puncak pengambil kebijakan. Dan jangan kaget, jika ada nama anak ketua umum atau apapun namanya menjadi pengurus teras di satu partai. Tak berhenti sampai disitu, anak elit tadi kemudian mengajak kawan-kawan dan konco-konconya untuk masuk ke partainya. Begitu seterusnya.

Dampak lebih luas, konflik dan perpecahan di tubuh partai politik menjadi semakin terbuka, dan drama perpolitikan tanah air menjadi tidak menarik serta menggelikan untuk di-pertontonkan di depan publik. Sebab, kader yang selama ini berjuang dengan penuh ketulusan, membesarkan partai merasa kurang mendapat diapresiasi partai. Akhirnya banyak ulah yang kemudian mereka lakukan, yang pada intinya merugikan dan semakin meng-erdilkan partai politik.

Untuk Pemilu 2014 mendatang, mesti-nya partai politik introspeksi diri. Sebab partai merupakan gerbang utama dalam menegakkan nilai-nilai demokrasi, bu-kan tempat atau sarana menyalurkan keluarga dan kerabat atau konco-konco elit partai untuk menjadi pejabat. Nilai dan prinsip demokrasi harus diterap-kan dalam partai politik. Hal tersebut berlaku bagi semua partai politik yang nasionalis atau yang relegius.

Namun sepertinya, situasi dan suasana perpolitikan di Pemilu 2014 mendatang, tak akan jauh berbeda dengan yang terjadi pada Pemilu 2009, kekuasaan dan rekrutmen para wakil rakyat, tetap saja berputar di kalangan segelintir elit. Semoga saja diprediksi itu salah. Namun jika benar, maka, Selamat Datang Era Nepotisme. Untuk rakyat, persiapkanlah sebesar mungkin ruang hati dan jiwa untuk menampung kekecewaan yang bisa jadi tak akan bertepi.

*)Hidayaturrahman, M.IKom, Magister Ilmu Komunikasi Unitomo

Surabaya.

Selamat Datang Era Nepotisme Partai Politik

Oleh:MOH. HIDAYATURRAHMAN, MIKOM

Oleh:ABDI BARRI SALAM, S.Si

KHOIRUS SHODIQIN

Oleh:

Page 8: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

SABTU 5 Januari 20138

PANWASLU SAMPANG Ketua Komisi C DirollingMelalui Rapat Paripurna Perubahan Alat Kelengkapan DPRD

SUMENEP – Setelah Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) melaku-kan koordinasi dan komunikasi yang cukup matang dengan fraksi-fraksi lain, akhirnya Ketua Komisi C DPRD, KH Abdul Hamid Ali Munir, resmi pindah ke Komisi A.

Politisi yang berangkat dari dae-rah pemilihan (IV) tersebut dirolling dengan anggota Komisi A, K Tamam, keduanya anggota Fraksi PKB.

Berdasarkan informasi, Ketua Komisi C DPRD Sumenep dipegang oleh Fajar

Hari Punto, dari Fraksi Golkar. Sedang-kan K Tamam, menjadi anggota Komisi C DPRD menggantikan Abdul Hamid Ali Munir. Pengesahan Ketua Komisi C DPRD Sumenep dilakukan hari Senin (7/1) mendatang.

Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Dul Siam, mengatakan bahwa rolling tersebut dilakukan me-lalui Rapat Paripurna Perubahan Alat Kelengkapan DPRD yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Sumenep, KH Imam Hasyim.

”Ketua Komisi C DPRD memang tidak harus dari FPKB. Saat ini, Ketua Komisi C di pegang oleh Fajar Hari Ponto (Anggota Fraksi Golkar). Pengesehan-nya masih akan dilakukan hari Senin lusa,” ujar Dul Siam kepada Kabar Madura, Jumat (4/1).

Menurutnya, rolling anggota menjadi penting dilakukan karena politisi se-nior tersebut tiga priode menjadi ang-gota dewan dan selama itu pula selalu berada di Komisi C DPRD Sumenep.

Alasan lain yang menjadi penguat DPC PKB meminta Fraksi PKB melaku-kan rolling anggota agar Abdul Hamid Ali Munir diharapkan dapat mem-back up seluruh program dan kebijakan Bupati Sumenep, yang tidak lain meru-pakan Ketua DPC PKB Sumenep.

”Beliau dianggap senior dan selama tiga priode di DPRD selalu berada di Komisi C. Jadi dasar DPC PKB meminta rolling ini adalah murni untuk penyegaran serta agar kader PKB yang baru memiliki pen-galaman juga di Komisi C,” tandasnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, dengan pelaksanaan rolling tersebut diharapkan

Abdul Hamid yang berada di Komisi A akan mampu membackup setiap program dari Pemerintah Kabupaten Sumenep. Se-bab, leading sector dari Pemerintah berada di Komisi A DPRD Sumenep. (bus/rr)

Tak Terkait, Ikut Sidang MKSAMPANG-Meski bukan menjadi

pemohon atau termohon dalam persidan-gan yang di gelar Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan Pemilukada Sam-pang, Jumat (4/1), Panitian Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sampang yang dip-impin Ishak Wahyudi ikut hadir dalam persidangan tersebut di Jakarta.

Berangkatnya tiga orang anggota Panwaslu Sampang ke Jakarta tersebut menjadikan situasi Kantor Panwaslu Sampang terlihat sepi tanpa penghuni. Tidak ada aktivitas berarti yang dilaku-kan oleh staf Panwaslu, kemarin. Tidak heran jika pukul 11.00 kantor sudah dalam kondisi tertutup.

Ishak Wahyudi yang dihubungi Kabar Madura melalui sambungan telepon mengatakan keikutsertaannya ke Jakarta bukan karena terkait dengan gugatan Hejas, namun hanya ingin mengikuti persidangan yang digelar perdana ini

”Karena ini adalah persidangan per-dana, Panwas ingin mengetahui jalannya persidangan,” kilah Ishak. ”Kita memang bukan termohon ataupun pemohon, jadi hanya ingin mengikuti saja,” lanjutnya.

Menurutnya, meski bukan pihak yang terkait dengan materi gugatan, paling tidak pihaknya harus memahami apa yang disampaikan dalam persidangan karena dalam perkembangan persidangan dimungkinkan pihaknya bisa terkait.

Ishak juga menjelaskan keberangkatanya ke Jakarta bersamaan dengan lima orang komisioner KPU Sampang beserta tujuh stafnya dan pihaknya membawa tiga orang anggotanya. ”Kita (Panwaslu Sampang, red) hanya tiga orang saja yang berangkat ke Jakarta,”ungkapnya. (waw/rr)

SALAH satu strategi kampanye pasangan calon (paslon) bu-pati dan wakil bupati Kabupaten Pamekasan 2013-2018 adalah kampanye tertutup dan terbuka. Khusus kampanye terbuka, dikenal juga dengan Kampanye Akbar. Berikut beberapa potret Kampanye pasangan Akbar Achmad Syafii-Khalil Asy’ari (ASRI), yang melibatkan para pendukungnya dari 13 kecamatan di Pamekasan.

1. Berdasarkan laporan Keamanan & Humas Stadion R Soenarto Hadiwidjojo, lebih dari seratus ribu massa pen-dukung Achmad Syafii-Khalil Asy’ari (ASRI) hadir dalam Kampanye Akbar ASRI di Lawangan Daya, Pademawu, Kamis (3/1).

2. Pasangan ASRI meneguhkan visi-misinya untuk mem-bangun perubahan di Kota Gerbang Salam ke arah yang lebih baik.

3. Para ulama atau kiai merestui pasangan ASRI untuk melaju dalam Pemilukada 9 Januari 2013. Alasannya, pasangan ASRI dikenal tawadu’ dan teruji kebersihannya dalam memimpin Kota Gerbang Salam.

4. Para abang becak turut serta memeriahkan Kampanye Ak-bar ASRI. Mereka menyatakan mendukung ASRI karena ASRI dikenal cukup peduli terhadap wong cilik.

5. Calon wakil bupati Khalil Asy’ari menyampaikan visi pem-bangunannya secara lugas di hadapan massa kampanye. Visi yang disampaikannya mampu meningkatkan euforia para pendukung fanatiknya.

6. Kaum hawa pun berjubel dalam Kampanye Akbar pasan-gan ASRI. Secara umum, di Pamekasan, para kaum hawa kagum kepada ASRI karena dikenal sebagai pemimpin yang peduli terhadap keluarganya.

FOTO‐FOTO: AHMADUR RUSDI

Menuju Pamekasan 1

1

2

3

4

5 6

Karena ini adalah

persidangan perdana,

Panwas ingin mengetahui

jalannya persidangan.”

WWW.MADURACHANNEL.COM

ISHAK WAHYUDIKetua Panwaslu Sampang

Ketua Komisi C DPRD memang tidak harus dari FPKB. Saat ini, Ketua Komisi C di pegang oleh

Fajar Hari Ponto (Anggota Fraksi

Golkar).”WWW.LIPUTANWINDA.COM

ABDULUL HAMID ALI MUNIRKetua Komisi C DPRD Sumenep

(advertorial)

Page 9: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

SABTU 5 Januari 20139

Klaim Dapat Dukungan 22 Parpol Pakde Karwo Pasti Maju Pilgub Jatim 2013SURABAYA-Gubernur Jawa

Timur, Soekarwo, memastikan akan kembali maju lagi dalam pemilihan gubernur (pilgub) Jawa

Timur, Agustus mendatang. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Timur tersebut mengklaim mendapat dukungan 22 partai politik non-parlemen se-Jawa Timur.

Soekarwo bahkan mengaku su-dah bertemu dengan para petinggi ke-22 parpol non-parlemen terse-but. ”Selain bertemu untuk mem-bahas permasalahan Jawa Timur,

mereka juga siap mendukung Saya maju lagi dalam Pilgub Jatim 2013,” ujar pria yang akrab disapa Pakde tersebut, Jumat (4/1).

Seperti dikutip dari www.kom-pas.com, selain merangkul par-tai non-parlemen, pekan depan Soekarwo juga mengagendakan kunjungan ke beberapa partai parlemen untuk membuka ko-munikasi politik. Namun mantan

Sekretaris Daerah Provinsi (Sek-daprov) Jawa Timur tersebut eng-gan menyebut partai mana saja yang dimaksud.

Ia hanya berki lah bahwa semuanya akan diketahui bersa-ma pada pekan depan. ”Ditunggu pekan depan saja. Ayo berangkat bersama-sama ke sana (parpol yang dimaksud, red),” tuturnya kepada sejumlah wartawan.

Sementara itu Soekarwo juga belum memastikan rekan du-etnya dalam pencalonan men-datang. Ia juga belum memasti-kan apakah Saifullah Yusuf tetap menjadi pasangannya sebagai calon wakil gubernur. Namun sejak awal Pakde hanya memas-tikan pasangannya nanti adalah dari kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU).

Ia beralasan, secara kultur dan sosial politik, Jawa Timur dihuni kalangan nasionalis dan agamis. Untuk itu ia yakin siapapun yang ingin maju menjadi gubernur Jawa Timur harus berasal dari dua kekuatan itu. Soekarwo send-iri mengklaim dirinya sebagai perwakilan kalangan nasionalis meskipun tidak berangkat partai nasionalis. (kom/rr)

PARTNER SEJATI:

Pasangan Soekarwo

dan Syaifullah Yusuf menjadi

duet yang mampu

membawa perubahan

dan perbaikan bagi

pembangunan di Jawa

Timur dalam lima tahun

berjalan.

WWW.VIVANEWS.COM

Jabatan Menpora Milik Partai DemokratJAKARTA-Presiden Susilo Bam-

bang Yudhoyono (SBY) memastikan kader Partai Demokrat akan mengisi jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menggantikan Andi Mal-larangeng yang mengundurkan diri.

“Tentu karena yang keluar ini men-teri dari Partai Demokrat, maka untuk keadilan akan diisi kader dari Partai Demokrat juga. Soal siapa namanya, akan saya sampaikan kemudian,” kata Presiden pada sela-sela kun-jungan mendadak ke perkampungan nelayan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Jumat (4/1).

Seperti dikutip dari www.anta-ranews.com, Kepala Negara men-gatakan hal tersebut berdasarkan susunan kabinet yang terdiri dari perwakilan partai politik anggota ko-alisi dan juga kalangan profesional.

”Komposisi dan jumlah sudah ditetap-kan. Komposisi masing-masing parpol sudah tahu, dulu Partai Demokrat mendapatkan perwakilan besar di kabinet. Ada enam orang menteri dari Partai Demokrat,” kata Presiden.

Setelah reshuffle 2012, kata Pres-iden melanjutkan, perwakilan Partai

Demokrat di kabinet ada lima orang dan jumlah itu akan dipertahankan Atas keputusan ini, Presiden meminta semua pihak bisa memahami termasuk sejumlah tokoh-tokoh yang namanya disebut-sebut akan mengisi posisi Menpora di sejumlah media massa.

“Saya harus ulangi banyak liputan yang mengatakan calon Menpora a,b,c,d ... saya katakan itu tidak be-rasal dari saya,” katanya. Presiden mengatakan akan melantik Menpora baru dalam waktu dekat.

Sementara Ketua Fraksi Partai Ke-adilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid menyatakan, sudah wajar, Menteri Pemuda dan Olahraga dari Partai Demokrat.

”Menteri Pemuda dan Olahraga memang seharusnya diisi Partai De-mokrat. Kami mendukung sepenuh-nya penunjukkan Menpora dari Partai Demokrat,” kata Hidayat di Jakarta, Jumat.

Mantan Presiden PKS itu meyakini, Partai Demokrat memiliki kader-kader yang mumpuni. “Saya percaya penuh di Partai Demokrat banyak orang-orang hebat yang bisa mengisi

posisi Menpora,” tambahnya. PKS sendiri, kata dia, meminta

penunjukkan Menpora ini bisa segera dilakukan supaya ada yang konsen-trasi mengurusi bidang olah raga.

“Seharusnya Presiden SBY memang menegaskan ada tidak adanya re-shuffle sejak lama. Karena kasihan juga para menteri menjadi tidak fokus bekerja.

Para birokrat juga terganggu. Jika kebijakan berubah-ubah terus juga akan ribet. Nantinya malah kement-erian tidak produktif,” kata Hidayat.

Pasalnya, permasalahan olahraga dan kepemudaan saat ini sedang memprihatinkan. Prestasi olahraga In-donesia sedang terpuruk. Belum lagi, di tubuh Kemenpora juga sedang men-galami ketimpangan, karena beberapa pejabatnya juga terlibat kasus korupsi.

“Seperti Sesmenpora dan Kepala Biro Perencanaan Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora. Jadi, sia-papun yang mengisi posisi Menpora dari Partai Demokrat, kami harap-kan bisa bertindak cepat mengatasi sejumlah permasalahan di Kemen-pora,” kata Hidayat. (ant/rr)

WWW.KOMPAS.COM

GENTLE MAN: Andi Mallarangeng mengundurkan diri dari jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga setelah ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.

Page 10: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

SABTU 5 Januari 201310

PAMEKASAN-Puluhan ma-hasiswa UIM (Universitas Is-lam Madura) yang tergabung dalam BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) mendatangi kan-tor Dinas Pertanian (Disperta) Pemkab Pamekasan. Maksud kedatangan mereka, meminta program-program unggulan yang sudah tersusun.

Termasuk, meminta transpar-ansi program yang sudah di-canangkan di sepanjang 2013 ini. Karena bagaimana pun, program-program unggulan disperta itu dianggap penting untuk diketahui masyarakat.

”Kami datang kesana untuk mengetahui program-program unggulan dari pihak disperta, dan kami sudah dapatkan program-program unggulan tersebut,” terang koordinator lapangan (korlap) audiensi, Moh. Amin Jakfar pada Kabar

Madura, Jumat (4/1) kemarin, seusai audiensi.

Wapres (wakil presidem maha-siswa) UIM ini menambahkan, program unggulan disperta itu nantinya akan diagendakan un-tuk dibawa ke pertemuan BEM se-Jawa Timur. Selain itu pula, agar masyarakat mengetahui program tersebut dan mema-haminya. Sehingga nantinya bisa menjadi bahan acuan para petani yang saat ini sedang ber-cocok tanam, khususnya padi.

”Kalau temuan-temuan kami di masyarakat terhadap pro-gram-program yang belum tercapai, masih belum turun langsung ke lapangan. Karena tujuan kami untuk semen-tara ini bukan untuk advokasi. Mungkin nanti setelah kami mendalami semua program SKPD seluruh Pamekasan, baru kami akan mendalami

dan kroscek ke lapangan se-bagai tindak lanjutnya,” ujar Moh Ali, salah satu perserta audiensi.

Sedangkan program-program unggulan yang didapat peserta audiensi kemarin, antara lain peningkatan mutu intensifikasi padi dan penanamannya. Juga agenda rutin tiap tiga tahun, evaluasi dan verifikasi kelompok tani di 13 kecamatan.

”Diakui memang, swasembada beras selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan sebe-sar lima persen. Tetapi dengan kenaikan yang lima persen tersebut, perhatian pihak terkait ke masyarakat masih dinilai kurang,” terangnya.

Sayangnya, audiensi aktivis BEM UIM ke disperta ini, ti-dak ditemui langsung kepala dinasnya. Tetapi hanya ditemui Sekdis, Rika. (ong/ed)

PAMEKASAN-Beberapa pekan terakhir, masyarakat Pamekasan disodori tontonan panggung politik. Khususnya persaingan dua calon kuat yang dinilai sangat memenga-ruhi masyarakat sebagai figur pilihannya untuk memimpin mereka lima tahun ke depan.

Persaingan ketat antara ked-ua calon dimaksud memberi pemikiran tersendiri bagi masyarakat kota pendidikan ini. Sebab persaingan tersebut banyak memberi efek yang dinilai cukup riskan terhadap masyarakat itu sendiri.

”Kalau saya mengharap-kan, agar politik di Gerbang Salam ini memberikan pen-didikan politik yang baik. Yaitu tidak saling menghujat antara satu dengan yang lainnya. Juga, memberi pen-didikan politik yang santun. Tanpa saling menyinggung dan saling berebut kebenaran antara pendukung yang satu dengan yang lainnya,” ujar Kholiq, Presiden Mahasiswa (Presma) UIM (Universitas Islam Madura) Pamekasan, saat ditemui Kabar Madura, Jumat (4/1) kemarin.

Panggung perpolitikan di Pamekasan yang memper-tontonkan tensi cukup panas, dinilai Kholiq sudah cukup menjadi perhatian masyara-kat. Sehingga membuat jenuh masyarakat dengan pesain-gan yang menimbulkan aksi demo yang sering terjadi di

Pamekasan oleh salah satu pendukung fanatiknya.

”Ketika terjadi persoalan dengan dunia perpolitikan di Pamekasan, yang melibat-kan seluruh masyarakat, hal ini tentu memerlukan peran aktif tokoh masyarakat untuk memberikan nilai pendidikan politik yang baik. Yang bisa membuat masyarakat tidak saling cerca dan saling se-rang untuk memperebutkan kemenangan.”

Ketika masyarakatyang dicekoki dengan suguhan politik yang tidak mendidik, ketika itu pula masyarakat menilai bahwa keadaan politik Gerbang Salam sudah jauh dari sikap arif. Maka saat itu pula, masyarakat men-jadi bulan-bulanan dari yang berkepentingan dan semata hanya memanfaatkan kekua-tan masyarakat. (ong/ed)

SUMENEP-Penempatan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) kepulauan yang may-oritas berasal dari Sumenep daratan mendapat kritik ped-as Komisi D DPRD Sumenep. Sebab model penempatan seperti itu tidak membuat pendidikan di kepulauan makin maju. Sebaliknya, malah makin merosot dan tertinggal.

Pernyataan tersebut disam-paikan langsung Badrul Aini, salah satu anggota DPRD Sumenep asal kepulauan. Sesuai dengan pengaduan warga Sapeken, aku Badrul Aini, guru yang berasal dari daratan seringkali tidak ada di lokasi. Bahkan dalam satu tahun, terkadang hanya datang mengajar tiga kali.

”Tingkat kedisiplinannya cukup rendah, tetapi tetap tak digubris oleh disdik,” katanya.

Badrul menilai, kebijakan Dinas Pendidikan (Disdik) Pemkab Sumenep yang men-empatkan guru PNS asal da-ratan tidak tepat sasaran. Ke-bijakan tersebut menurutnya menjadi musabab utama dari malasnya guru PNS menetap di wilayah kepulauan.

”Seperti yang terjadi pada guru SMP di Sapeken. Ber-dasar laporan warga ke saya, kadang masuknya giliran. Sebulan masuk, sebulannya tidak,” paparnya.

Lebih lanjut Badrul juga menilai, kebijakan pemerin-tah yang merekrut guru PNS daratan merupakan tanda bahwa pendidikan di kepu-lauan masih dianaktirikan. Sebab, fenomena malasnya guru PNS kepulauan men-gajar, sudah menjadi rahasia umum. ”Mestinya kan disdik merekrut guru PNS dari kepulauan juga. Sehingga angka bolos mengajar bisa dikurangi,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dis-dik Sumenep, Ahmad Ma-suni hingga sore kemarin belum bisa dimintai komen-tar terkait persoalan tersebut. Namun demikian, Ketua Dewan Pendidikan Kabu-paten Sumenep (DPKS), M. Kamalil Ersyad mengatakan, penilaian tersebut terlalu berlebihan. ”Bagi saya, guru itu tak harus dikambing hi-tamkan,” tandasnya.

Tetapi, terkait tingkat kedi-siplinan guru PNS di kepu-lauan, Ersyad mengakui hal itu sudah menjadi kesan umum yang beredar di ma-syarakat luas. Hanya saja, pihak Disdik dalam hal ini memang harus melakukan perbaikan dari segala aspek. Mulai dari perekrutan guru PNS, hingga tindakan yang tegas terhadap UPTD setem-pat yang tidak disiplin.

”Dalam hal ini, pihak di-nas pendidikan tentu harus bertanggung jawab,” pung-kas Ersyad, Jumat (4/1) kemarin. (aqu/ed)

Guru PNS Kepulauan Dikritik

Butuh Politik yang Santun dan Mendidik

KM/DOK

GENERASI MADURA: Sejumlah siswa salah satu sekolah lanjutan di Pamekasan, sedang beraktifi tas di lingkungan sekolahnya.

Semua kalangan pasti setuju kalau kemudian Bahasa Madura ditanamkan sejak dini. Tujuan-nya untuk bisa melestarikan dan membumikan terhadap generasi Madura. Namun tentunya hal lain juga perlu dipertimbangan agar rencana tersebut bisa berjalan

sesuai harapan.

BADRUR ROSI, Sumenep

KONGRES Kebudayaan Mad-ura (KKM II) yang digelar di Kabupaten Sumenep, beberapa minggu lalu, salah satunya mer-ekomendasikan Bahasa Madura masuk Kurikulum 2013. Hal terse-

but mendapat sorotan. Itu, menyusul sepakatnya Dinas

Pendidikan (Disdik) dan DPRD Sumenep untuk memasukkan Bahasa Madura dalam muatan lokal yang diperkirakan akan berjalan mulai Juli nanti.

Di satu sisi, banyak yang men-gapresiasi langkah tersebut. Se-bab dinilai bisa mempertahankan bahasa lokal yang tambah lama semakin memudar di kalanga generasi Madura. Namun hal itu juga mendapat tanggapan nega-tif. Sebab terkait dengan minim-nya pengajar Bahasa Madura.

Upaya dimaksud bisa berjalan kalau memang ada banyak guru berkompeten untuk mengajarkan materi Bahasa Madura secara baik dan benar. Namun kenyataannya, sedikit sekali guru yang kapabel dalam hal materi Bahasa Madura.

Lebih-lebih Bahasa Madura yang utuh. Mengingat Bahasa Madura sendiri sangat bervariasi dan be-ragam di setiap daerah.

S e p e r t i y a n g d i u n g k a p -kan Hasan, Kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Ulum Kar-duluk, Kecamatan Pragaan Sumenep. Dia tak menampik penerapan kurikulum baru terse-but memang baik. Namun bisa terkendala oleh ketersediaan tenaga pengajar. Termasuk juga di wilayah Sumenep.

”Apakah mungkin ada guru yang benar-benar berkompeten dalam Bahasa Madura? Apa-lagi Bahasa Madura tidak ses-impel Bahasa Indonesia. Itu yang menurut saya juga perlu dipertimbangkan,” ujar Hasan dengan nada serius.

Terpisah, Dahlawi, seorang

guru swasta di Kecamatan Pragaan, Sumenep, juga memer-tanyakan kesiapan penerapan kurikulum yang memasukkan Bahasa Madura sebagai muatan lokal tersebut. Pasalnya, langkah tersebut memang tak terpisahkan dengan ketersediaan pengajar.

”Masalahnya, siapa yang mau mengajar? Apakah ada yang memang benar-benar kapabel dalam hal berbahasa Madura. kalaupun ada, apakah mencukupi di sekolah-sekolah se Kabupaten Sumenep,” tuturnya.

Di sisi lain, tambah Dahlawi, penerapan kurikulum tidak boleh sekadar main putus atas dasar satu pertimbangan. Tapi juga perlu pertimbangan lain dan persiapan matang. Agar kurikulum itu bisa berjalan den-gan baik. (ed)

Mengawal Rencana Bahasa Madura Masuk Kurikulum 2013

Khawatir Jumlah dan Kompetensi Tenaga Pengajar

KM/FATHOR RAHMAN

TEROBOSAN: Puluhan pengurus BEM UIM Pamekasan beraudiensi ke Disperta, Jumat (4/1) kemarin.

BEM UIM Jajaki Program Unggulan Disperta KM/DOK

KHOLIQ Presma BEM UIM

Pamekasan

PAMEKASAN-Peluang memang harus dimaksimalkan. Semisal yang dilakukan Ali Hosnan, 27, warga Pamekasan. Men-getahui wilayah sekitar kampus Universitas Madura (Unira) di Jl Raya Panglegur Pame-kasan, potensial membuka usaha kuliner, langsung digarapnya. Sebab usahanya itu dinilai kebutuhan utama dari banyak ma-hasiswa yang kos di sekitar lokasi kampus.

”Saya membuka warung nasi goreng. Termasuk juga jenis makanan dan minu-man lainnya. Hasilnya lumayan untuk sumber rezeki,” ujar Ali Hosnan.

Perlu diketaui, warung yang dikelola mantan aktivis kampus ini berada persis di depan kampus Unira. Yakni di sisi timur dari ruas Jalan Raya Panglegur.

Di tempat yang sama pula, dua tahun sebelumnya, Ali Hosnan hanya menye-diakan minuman dan roti bakar. Seiring waktu, usahanya lumayan berkembang dan terus berkembang.

”Pemuda harus kreatif, progresif, dan inovatif, dan tak harus kerja di kantoran. Kita harus cari peluang, apa saja yang bisa menghasilkan uang. Tak usah malu,” ujarnya penuh semangat.

Pemuda berperawakan pendek itu me-nambahkan, sekalipun usahanya bukan termasuk kerja kantoran, namun sejat-inya tak ada bedanya. Sebab sama-sama mengahsilkan uang. ”Kita kerja kan cari uang,” tegasnya.

Malahan, imbuh Ali Hosnan, dengan membuka usaha sendiri, dirinya bisa berpenghasilan lebih tinggi dari gaji kary-awan kantoran. Meski memang omset yang diraupnya tak menentu. (KM12/ed)

ENTREPRENEUR

KM/ANWAR NURIS

ANTRE: Beberapa pembeli sedang menunggu nasi goreng pesanannya di warung milik Ali Hosnan, Kamis (3/1) Malam.

Tak Harus Kerja Kantoran

DOK/KM

BADRUL AINIAnggota DPRD

Sumenep

Mestinya kan disdik merekrut guru PNS dari

kepulauan juga. Sehingga angka bolos mengajar bisa

dikurangi.”

DOK/KM

M. KAMALIL ERSYADKetua DPKS

Sumenep

Dalam hal ini, pihak dinas pendidikan

tentu harus bertanggung jawab.”

Page 11: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

SABTU 5 Januari 2013 11

Kiprah Perseba Super di Divisi Utama BANGKALAN-Kans Perseba Super

Bangkalan mencuri perhatian di kancah Divisi Utama 2013-2014 cukup besar. Bahkan tidak menutup kemungkinan bakal nangkring di pemuncak klasemen Grup C. Sebab dalam empat pertand-ingan pertamanya, tim berjuluk Laskar Suramadu tersebut bakal menghadapi tim-tim yang tergolong mudah ditak-lukkan.

Namun kalkulasi di atas kertas terse-but tidak akan berjalan mulus. Meski-pun tim-tim yang dihadapi tidak ter-lalu berat, tapi tim yang ditukangi Nus Yadera ini bakal terkendala masalah recovery. Bahkan diyakini itu akan menjadi ”hantu” yang akan dihadapi Danilo Fernando dan kawan-kawan. Sebab Perseba akan melakoni empat laga pertamanya hanya dalam 12 hari.

Mengawali kompetisi pada 2 Februari mendatang, Perseba akan bertandang ke Tulungagung menghadapi tuan rumah Perseta. Empat hari berselang, giliran PSBK Kota Blitar yang akan menjadi destinasi anak-anak Laskar

Suramadu. Selanjutnya, Perseba akan memainkan

dua laga home. Masing-masing mela-wan Persid Jember pada 10 Februari dan Persekam Metro FC 14 Februari.

Hal ini tentu saja membuat tim pelatih harus memeras otak. Bahkan bukan tidak mungkin, dua lawatan Perseba di laga pembuka akan dibayar cukup mahal. Kondisi lapangan di Stadion Tulungagung yang kurang bersahabat, sangat mungkin membuat pasukan Nus Yadera itu bertumbangan.

Menanggapi hal itu, Pelatih Kepala Perseba Super Nus Yadera tak terlalu memusingkannya. Pelatih asal Maluku namun berdomisili di Sidoarjo itu men-gaku sudah menyiapkan strategi khusus untuk menyiasati empat pertandingan melelahkan itu.

”Kami akan tetap fokus untuk mencuri poin di dua laga awal. Tentu saja tidak mudah menjalani empat laga dalam 12 hari. Sehingga rotasi pemain akan menjadi solusi yang cukup ampuh,” terang Nus.

Setelah melakoni empat laga yang cukup menguras banyak energi itu, Perseba baru bisa beristirahat. Hingga 25 Februari yang menjadi tanggal dima-na kanak Bhangkalan harus kembali ke lapangan hijau untuk laga tandang beri-kutnya menghadapi Deltras Sidoarjo.

Meskipun jadwal ini belum fix, na-mun sebagian besar pendukung Perse-ba Super mengaku optimistis dengan penampilan Perseba. Khususnya pada putaran pertama Divisi Utama. Meng-ingat sebagian besar partai yang dila-koni Perseba hanya digelar di kawasan Jawa Timur.

”Ini tentu tak banyak menguras stamina dalam melakukan perjalanan dan tentu saja tak menguras biaya yang cukup besar,” terang Fajar, pendukung Perseba asal Kecamatan Burneh.

Laga ke luar pulau pun tercatat hanya sekali dijalani tim yang menurut kabar masih melakukan nego untuk kembali ber-homebase di Bangkalan itu. Yakni saat bertandang melawan Persepas Paser Penajam, Kalimantan Timur. Laga dimaksud adalah satu laga di luar pulau Jawa yang akan dihelat 2 Maret mendatang. Persisnya setelah melawat ke Stadion Delta Sidoarjo. (bai/ed)

Awali Kompetisi dengan MudahS U P O R T E R

Dalam prestasi pencak silat, atlet asal Kecamatan Kamal, Bangkalan, tidak bisa dipan-dang sebelah mata. Ratu-san gelar juara pencak silat tingkat regional, nasional, dan internasional dibukukan. Prestasi pencak silat Kamal terwujud lewat keberadaan Perguruan Pencak Silat Joko-tole atau PPS Jokotole yang berdiri pada 21 Maret 1976.

AHMAD BAIQUNI, Bangkalan

BICARA pencak silat, rasan-ya kurang pas apabila tidak membahas perguruan yang satu ini. Perguruan Pencak Silat (PPS) Jokotole. Perguruan yang berdiri di Kecamatan Ka-mal, Kabupaten Bangkalan ini, saat ini sudah memiliki cabang hampir di seantero negeri. Bah-kan beberapa cabangnya sudah berdiri di luar negeri. Antara lain Malaysia dan Belanda.

Ditemui di padepokan-nya, pendiri PPS Jokotole Suhaimi, menyambut Kabar Madura sangat bersahabat.

Bahkan pria bernama lengkap Suhaimi Salam itu beberapa kali memberi ucapan terima kasih atas perhatian yang diberikan koran yang mengusung motto ”Madhureh Ongghu” ini.

Tak lama berselang, pria pensiunan PNS yang terakhir bertugas di Kantor Kecamatan Kamal ini berkisah tentang pelopor berdirinya perguruan yang semula bernama Sum-ber Gaya itu. Mereka adalah Soedjono, Marjuki, Nesman, sebagai pendekar pencak si-lat, serta Marhamin, Marsuki Karim dan R Suherudin seb-agai pengelola organisasi.

”Cikal bakalnya PPS Jokotole ini semula bernama Sumber

Gaya. Namun berkat jasa enam guru saya tersebut, pada 1976 resmi diubah menjadi PPS Joko-tole. Tepatnya tanggal 21 Maret, berbarengan dengan diresmi-kannya cabang pertama kami di Sumenep,” kenang Suhaimi.

Hingga kini, sebanyak 73 ca-bang telah berdiri di seantero negeri. Termasuk empat di Belanda dan masing-masing satu di Amerika dan Malaysia. Diceritakan juga, pada 1984, seorang Belanda bernama Glen Pennock yang merupakan murid di padepokan Jokotole berhasil merintis empat cabang di Belanda. Masing-masing

di Kota Harlem, Krommenie, Hamstead dan Juliana Drop.

”Kemudian Glen hijrah ke Amerika hingga membuka cabang PPS Jokotole di Chi-cago,” ungkap bapak dengan empat anak, yang seluruhnya menekuni pencak silat tersebut.

Keberhasilan ini tak serta merta membuat Suhaimi berpuas diri. Dirinya mengaku masih mem-punyai misi untuk membenahi organisasi perguruannya itu. ”Masih banyak yang perlu dibe-nahi. Jokotole sudah terlanjur besar. Sudah menjadi tanggung jawab saya untuk terus membe-nahinya,” tandasnya.

PPS Jokotole sedianya meru-pakan ungkapan kecintaan seorang atlet terhadap olah-raga yang digelutinya. Sosok Suhaimi (yang mengaku tak mengetahui pasti tanggal kela-hirannya) tentu bisa menjadi inspirasi bahwa upaya yang dilakukan oleh siapapun akan berbuah baik, apabila dilaku-kan dengan kesungguhan hati. Bahkan Suhaimi sebelumnya tidak pernah membayangkan bahwa apa yang dirintisnya 42 tahun silam itu, akan menjadi sedemikian besar seperti saat ini.

”Saya tidak pernah mem-bayangkan bisa seperti ini. Ini semata-mata adalah atas kehen-dak Yang Mahakuasa,” katanya.

Pria yang pernah menjadi juara dunia pencak silat nomor tanding ini juga beranggapan bahwa faktor religius memang menjadi kunci utama bagi dirinya untuk membangun perguruannya tersebut. ”Olah-raga memang tidak bisa dip-isahkan dengan keagamaan. Karena menurut saya, segala sesuatu merupakan media yang akan mengantarkan kita kembali mengenal Tuhan. Prestasi pasti akan mengir-ingi,” pungkasnya. (ed)

KM/TABRI S. MUNIR

TARETAN DHIBI’: Mimit (kiri) dan Erwin, foto bareng di sela menyaksikan sesi latihan pagi P-MU di Lapangan Kowel Pamekasan, kemarin.

Disaksikan Dua Pentolan MaduraPAMEKASAN-Latihan pagi Persepam

Madura United (P-MU) di Lapangan Kowel Pamekasan, kemarin (4/1), serasa berbeda. Pasalnya, dua pentolan suporter Madura ikut memantengi latihan Laskar Sape Kerap hingga usai.

Keduanya adalah Erwin selaku Koor-dinator Lapangan Taretan Mania, yakni suporter P-MU yang berbasis di Pame-kasan. Yang satunya adalah Mimit, dirijen K-Conk, suporter P-MU yang berbasis di Bangkalan.

Kepada Kabar Madura, kedua pentolan suporter tersebut mengaku sengaja me-nyaksikan langsung latihan pemain P-MU bersama-sama. Itu, sebagai bagian untuk melihat perkembangan permainan P-MU.

”Syukur saat ini sudah mulai terlihat bentuk permainannya. Jadi semakin semangat untuk mendukungnya,” jelas Mimit, yang pada kesempatan kemarin diminta foto bareng dengan Erwin oleh Kabar Madura.

Selain untuk melihat jalannya pertand-ingan, keduanya saat ini sedang men-jalankan misi khusus. Yakni menginisiasi pertemuan tokoh suporter se-Jawa Timur yang akan dilangsungkan hari ini (5/1) di Rumah Makan Suramadu Bangkalan.

”Kami juga sedang menjalin komunikasi dengan sejumlah suporter se-Jawa Timur untuk berkumpul dalam rangka menyika-pi persoalan timnas yang tak kunjung usai. Demi tim sepak bola Negara, kami harus mengesampingkan label IPL-ISL,” jelas Mimit tentang misi pertemuan yang akan digelarnya.

Kedua pentolan suporter tersebut juga terlihat ”memelototi” latihan Anton Sam-ba dan kawan-kawan pada sore harinya yang juag dilaksanakan di Lapangan Kowel Pamekasan. Pada latihan tersebut, pinggir Lapangan Kowel Pamekasan dipadati penonton. Kondisi tersebut me-lebih hari-hari biasanya, yang biasanya hanya berkisar ratusan warga. (bri/ed)

K-Conk Siap Lorengkan TambaksariBANGKALAN-Rencana Persepam Madura United (P-

MU) membalas lawatan Persebaya Divisi Utama (DU) Surabaya ke Stadion Gelora 10 November Tambaksari Surabaya, mengundang antusias. Pertandingan yang sekaligus menjadi ajang pertemuan kedua suporter beda pulau itu akan dimanfaatkan sebagai momentum mem-pererat tali persaudaraan.

Hal itu disampaikan salah satu pendukung P-MU asal Bangkalan, K-Conk Mania. Komunitas yang bermarkas di Jalan Cokroaminoto Bangkalan itu berencana meng-koordinir anggotanya dalam pertandingan yang akan digelar 7 Januari mendatang itu. Meskipun bertepatan hari Senin, yang sekaligus hari efektif pertama masuk sekolah pasca libur akhir tahun, namun K-Conk yakin hal itu tak akan banyak mempengaruhi jumlah anggotanya yang akan ikut serta.

”Meskipun bertepatan hari Senin, namun ini tetap akan menjadi laga yang ramai suporter. Sambutan Bonek Ma-nia tentu akan sangat besar, meskipun Kami akan Ngong-ghai Tambaksari sebagai suporter lawan bagi Persebaya DU,” terang Joni Hartono, Koordinator Lapangan (Korlap) K-Conk Mania.

Pria asal Kelurahan Kemayoran itu juga mengaku su-dah mulai mendapat banyak permintaan terkait rencana ngongghai Stadion Tambaksari itu. ”Sepertinya teman-teman sangat antusias. Sudah mulai banyak yang me-nyatakan bersedia ikut untuk laga melawan Persebaya DU mendatang,” ungkapnya.

Rencananya, K-Conk Mania akan menyewa beberapa kendaraan bak terbuka untuk keberangkatan ke Tam-baksari. Selain karena jarak yang tidak terlalu jauh, opsi tersebut dinilai layak. Mengingat jumlah peserta sangat mungkin akan bertambah hingga beberapa jam sebelum keberangkatan.

Selain itu, K-Conk juga berencana tetap mengawal ang-gotanya yang akan menggunakan kendaraan pribadi. Baik mobil maupun sepeda motor, hingga tempat tujuan. ”Kami akan kenakan biaya Rp 10 ribu bagi setiap ang-gota yang mau ikut kendaraan kami. Ini tidak termasuk bagi anggota yang menggunakan kendaraan pribadi,” pungkas Joni. (bai/ed)

UNTUK MADURAUNTUK MADURA: Maskot K-Conk Mania saat : Maskot K-Conk Mania saat memberi dukungan pada laga P-MU di SGB di memberi dukungan pada laga P-MU di SGB di kancah Divisi Utama 2012 lalu. Mereka bertekat kancah Divisi Utama 2012 lalu. Mereka bertekat meramaikan lagatanding P-MU lawan Persebaya meramaikan lagatanding P-MU lawan Persebaya DU di Gelora 10 November Tambaksari Surabaya, DU di Gelora 10 November Tambaksari Surabaya, 7 Januari mendatang.7 Januari mendatang.

KM/DOK

PPS Jokotole, Berdiri 1976 Miliki 68 Cabang

Tidak Termasuk 5 Cabang di Belanda dan Amerika

KM/DOK

BERPRESTASI: Sejumlah pesilat binaan PPS Jokotole merebut medali di arena Popda Jatim 2012 lalu.

ISTIMEWA

SUHAIMI SALAMPendiri PPS Jokotole

JADWAL LAGA PERSEBA SUPER DIVISI UTAMA 2013 PUTARAN I

2 Feb v Perseta Tuluangung (Away)

6 Feb v PSBK Kota Blitar (Away)

10 Feb v PERSID Jember (Home)

14 Feb v Persekam Metro FC (Home)

25 Feb v Deltras Sidoarjo (Away)

2 Mar v Persipas Penajam Paser Utara (Away)

17 Mar v Persebaya (Away)

25 Mar v Persebo Bondowoso (Home)

29 Mar v PSMP Mojokerto (Home)

Page 12: Kabar Madura

Email Redaksi: [email protected]

SABTU 5 Januari 201312

Tumpuan utama untuk melihat permainan sepak bola terlihat indah serta hidup, sepenuhnya berada di pundak gelandang. Baik gelandang serang, gelandang ber-tahan maupun gelandang sayap. Jika menggunakan skema 4-4-2, maka pelatih kepala P-MU memiliki banyak pilihan untuk menentukan starting eleven. Oleh karenanya, persaingan sengit teradi di lini vital ini. Siapa kira-kira yang akan

mengisinya?

TABRI S. MUNIR, Pamekasan

SAAT ini terdapat tiga pemain asing di P-MU yang beposisi sebagai gelandang. Yakni Kwon Jun (Korea), Steven Menncoh (Liberia) dan Ronald Fagundez (Uruguay).

Dari ketiga pemain tersebut, posisi aman dikantongi Kwon Jun. Baik untuk menjadi bagian skuad P-MU ataupun sebagai start-ing line up. Pasalnya pemain yang mengaku sudah kerasan di Pamekasan tersebut selalu menjadi pilihan Daniel Roekito sebagai ge-landang bertahan.

Untuk memperebutkan posisi tersebut, Kwon Jun hanya perlu bersaing dengan Anton Samba, pemain yang juga memiliki karakter kuat.

Berbeda halnya dengan geladang serang. Posisi Steven Mennoch dan Ronald Fa-gundes yang saat ini berebut tempat untuk bisa berbaju P-MU, masih juga harus berebut tempat untuk menjadi gelandang serang Laskar Sape Kerap. Rivalitas keduanya makin berat karena masih terdapat Khairul Mashuda yang juga moncer dalam setiap pertandingan.

Perebutan peran akan makin sengit jika Handik Arif Utomo ditetapkan sebagai ba-gian dari skuad P-MU. Pasalnya, pemain kelahiran Malang tersebut sama-sama berposisi sebagai gelandang. Kendati pada beberapa kali latihan dia kerap ditempatkan

sebagai gelandang sayap.Pilihan antara memasangkan Kwon Jun dan

Ronal Fagundes di lini vital, atau menempat-kan Kwon Jun dengan Anton Samba, masih sama besar peluangnya dengan seandainya memilih Kwon Jun-Anton Samba atau Kwon Jun-Steven Mennoh.

”Pasangan tersebut masih sama-sama mungkin. Sebab semua pemain memiliki karakter berbeda. Kami akan lihat dulu calon lawan untuk memilih pasangan gelandang tersebut,” ujar Daniel Roekito tentang berb-agai pilihan posisi gelandang tersebut.

Sengitnya perebutan starting eleven pemain juga berada di gelandan sayap. Lebih tepatnya, Ros-si Noprihanis yang selalu menjadi pilihan utama ha-rus rela berebut tempat den-gan Handik Arif Utomo yang juga dimainkan di posisi yang sama. Selain Handik, Khairul Mashuda yang nota bene bisa menempati berbagai posisi sewaktu-waktu bisa menjadi pili-han utama pelatih Daniel Roekito.

Posisi tersebut sama berat-nya juga diemban oleh Is-sac Jober. Pemain kelahiran Papua tersebut masih belum tentu menjadi pilihan utama pelatih Daniel Roekito seb-agai starting eleven mengisi gelandang kanan. Pasalnya, masih terdapat Busari yang juga bisa beroperasi sebagai gelandang kanan.

Banyaknya pilihan serta se-ngitnya rivalitas untuk mengisi lini tengah tersebut, menjadi-kan pelatih kepala bersyukur. Sebab dirinya bisa berkreasi secara maksimal untuk me-nyusun formasi sesuai dengan taktik yang diinginkannya. ”Setidaknya lebih aman ketika terjadi sesuatu terhadap pemain yang berada di lini tengah,” pungkas Daniel Roekito. (ed)

Asah Pagar Betis dan Eksekusi Bola Mati

PAMEAKASAN-Kegagalan Persepam Madura United (P-MU) mempertahankan kemenangan ketika melawan Persebaya DU Surabaya pada uji coba beberapa waktu lalu, berawal dari bola mati yang dilakukan melalui tendangan pojok. Demikian juga kegagalan P-MU untuk mencuri poin di ajang turnamen Inter Island Cup (IIC) Grup B beberapa waktu lalu. Terutama ketika meladeni Persegres GU, juga berawal dari bola mati. Yakni tendangan langsung yang dieksekusi Gustavo Chena.

Belajar dari rekaman kesalahan serta untuk terus mematangkan permainan P-MU ketika berada di lapangan, pemain P-MU kemarin di-drill khusus oleh Pelatih Kepala P-MU, Daniel Roekito untuk membentuk pagar betis yang sempurna. Itu, tentu-nya dalam rangka menutup pergerakan bola lawan.

”Setiap pertandingan, dipastikan akan terdapat kesempatan melakukan tendangan langsung di sekitar gawang. Baik itu milik lawan atau milik P-MU. Setidaknya, pemain bisa memahami ber-bagai strategi bertahan jika menghadapi serangan melalui bola mati,” jelas Daniel tentang materi latihan yang diberikannya.

Tak hanya mengasah pemainnya mumpuni dalam menjaga pertahanan ketika mendapatkan seran-gan melalui bola mati di sekitar gawang. Daniel juga men-drill pemainnya untuk melakukan ber-bagai serangan yang memungkinkan dilakukan melalui bola mati. Berbagai serangan tersebut dimatangkan oleh Daniel dalam beberapa kali uji coba.

Selama ini, gol yang dihasilkan P-MU melalui eksekusi bola mati di sekitar garis gawang baru dua gol. Yakni melalui eksekusi Rosy Noprihanis ketika meladeni Deltras Sidoarjo, serta melalui eksekusi Emile Bertnand Mbamba ketika meladeni Persegres GU.

Dengan bergabungnya Ronald Fagundes dalam seleksi pemain P-MU, pilihan eksekutor bola mati di sekitar gawang tidak hanya bertumpu kepada satu pemain saja. Pada latihan kemarin, Fagundes terus di-drill menjadi eksekutor bola mati.

”Banyak pilihan serangan jika mendapatkan bola mati, dan memang butuh banyak pemain yang me-miliki keahlian mengeksekusi bola mati,” gumam pelatih yang pada latihan kemarin tetap menemani anak didiknya kendati lapangan diguyur hujan deras. (bri/ed)

KM/TABRI S. MUNIR

PILIHAN: Ronald Fagundez ditunjuk eksekutor tendangan bebas, sedang pemain lainnya membentuk pagar betis.

FOTO‐FOTO : KM/TABRI S. MUNIR

BINTANG: Untuk kali pertama, klub sepak bola Madura menyumbang pemainnya ke squad Timnas Garuda. Yakni Busari (atas) dan Fachrudin Aryanto (kanan), keduanya penggawa P-MU.

KM/TABRI S. MUNIR

BEREBUT: Dua pemain menyergap Ronald Fagundez dalam sesi latihan sore P-MU di lapangan Kowel.

Mengkalkulasi Format Starting Eleven Laskar Sape Kerap (3)

Lini Vital Banyak Pilihan, Pelatih Bebas Berkreasi

Via Telepon, Minta Surat Tertulis

PAMEKASAN-Dua peng-gawa Persepam Madura United (P-MU) dipanggil memperkuat Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Yakni Busari dan Fachrudin Ary-anto. Tenaga keduanya dibu-tuhkan Timnas yang tengah bersiap terjun ke piala AFF mendatang.

Sayangnya, kabar pemang-gilan yang dirilis langsung pengurus PSSI versi Djohar Arifin beberapa hari lalu, masih sebatas lisan. Sebab surat resmi ataupun bentuk pemanggilan lainnya belum pernah diterima manajemen

tim berjuluk Laskar Sape Kerap ini.

”Saat ini belum ada surat apapun tentang pemanggi-lan Busari dan Fachrudin ke Timnas. Jika ada, kami sudah siap kehilangan dia untuk membela Timnas,” ujar Abd. Mukti, mewakili manajemen P-MU, kemarin (4/1).

Kendati akan memberikan izin, Mukti mengaku akan melihat terlebih dahulu siapa pihak pengundangnya. ”Izin tersebut dengan catatan, KONI selaku pihak yang di-beri kewenangan mengelola Timnas yang memanggilnya. Kalau bukan, kami pertim-bangkan lagi,” jelas Mukti.

Kabar lebih mengejutkan diungkapkan salah satu pe-

main yang bersangkutan, Fachrudin Aryanto. Diakui, dirinya memang dipanggil untuk segera bergabung dalam pemusatan latihan Timnas di Medan. Sayang-nya pemberitahuan tersebut menurut Fachrudin hanya disampaikan via telepon oleh pengurus PSSI.

”Iya, saya memang dipang-gil untuk segera bergabung dalam pemusatan latihan Timnas di Medan. Itupun hanya via telpon saja,” tan-das Fachrudin, kepada Ka-bar Madura ketika ditemui usai latihan kemarin.

Akibatnya, karena hanya via telepon, Fachrudin men-gaku tidak bisa menyam-paikannya ke manajemen

P-MU, jika dirinya dipang-gil Timnas. ”Harusnya ada surat tertulis yang ditujukan kepada saya dan klub. Tapi mereka hanya memintanya via telepon. Untuk saat ini saya masih menunggu adan-nya surat tertulis jika saya dipanggil masuk timnas,” jelas Fachrudin tentang ke-beradaannya saat ini yang tetap berlatih di P-MU.

Bagaimana jika sudah ada surat pemanggilan resmi, sedang manajemen tidak mengizinkan? Fachrudin menjelaskan jika dirinya memasrahkan sepenuhnya keputusannya kepada mana-jamen. ”Saya memang be-lum menyampaikan kepada Bapak (Manajer P-MU, Ach-

sanul Qosasi, Red). Sebab hingga kini masih belum ada surat resminya.

Sebelumnya, dalam rilis yang disampaikan oleh PSSI pimpinan Djohar Arifin, Bu-sari dan Fachrudin Aryanto termasuk dari 43 pemain yang dipanggil masuk pemusatan latihan Timnas sepak bola Indonesia. Sejumlah pemain tersebut diharapkan merapat ke pemusatan latihan paling lambat 5 Janauri, karena lati-han akan dimulai 6 Januari.

Busari dan Fachrudin baru mengetahui pemanggilan tersebut kemarin (4/1). Se-hingga keduanya kemarin masih ikut serta dalam latihan P-MU bersama Anton Samba dan kawan-kawan. (bri/ed)

Busari-Fachrudin Dipanggil Timnas

eleven dan

i lito.t--

, ng gai

e-i

a in

Fokus Persiapan Uji Coba Daniel: Pertajam Game Shooting!PAMEKASAN-Selaku Pelatih Kepala Persepam

Madura United (P-MU), Daniel Roekito tak ingin melihat adak didiknya tumpul dalam membobol ga-wang lawan. Lebih khusus ketika mengahadapi anak asuh Miroslav Janu di Stadion Gelora 10 November Tambaksari Surabaya, 7 Januari mendatang.

Untuk itu, dalam dua hari tersisa, Daniel Roekito mengaku akan memfokuskan latihan Laskar Sape Kerap untuk meladeni jaul beli tendangan ke ga-wang. Sebab itu diprediksi sangat mungkin terjadi dalam uji tanding antara P-MU melawan Perse-baya DU di Stadion 10 November Tambaksari.

Dalam rangka jual beli tendangan tersebut, Daniel Roekito kemarin terus mengasah Tassiou Bako dan kawan-kawan untuk melakukan latihan dengan pola game shooting. Latihan tersebut menuntut seluruh pemain P-MU bermain game dengan target mencetak gol sebanyak-banyaknya.

”Ya kami memang sedang fokus untuk pertandin-gan uji coba melawan anak buah Janu,” ujar Dan-iel Roekito, sambil menjelaskan jika penyebutan anak buah Janu tersebut sebagai pemisah antara Persebaya yang berlagai di IPL yang dilatih Ibnu Graham dengan Persebaya yang berlaga di PT Liga Indonesia yang dilatih Miroslav Janu.

Ketika P-MU ditahan imbang Persebaya DU dalam laga uji coba di Stadion A. Yani Sumenep beberapa hari lalu, Daniel Roekito masih belum mengetahui kondisi tim, Pasalanya, kala itu P-MU masih ditu-kangi Mustaqim. ”Saya hanya bereksprimen dulu untuk menghadapi Persebaya DU. Sebab secara materi, saya masih buta permainan Persebaya DU. Tapi kalau pola latihannya Janu, saya bisa sedikit memahaminya,” jelas pria yang pada latihan kema-rin memakai topi ala koboy yang diakuinya dibeli saat Persik Kediri juara pada 2006 lalu.

Kondisi buta kekuatan lawan serta sedang melaku-kan eksperimen, diakui Daniel –biasa dia disapa, karena secara tim, hingga kini dirinya masih belum menetapkan nama-nama pemain yang akan men-gisi kerangka timnya. ”Kalau sekadar gambaran pastinya ada. Tapi untuk menjadi kerangka tim se-cara utuh, ya menunggu hasil pertandingan dengan Persebaya DU itu,” jelasnya. (bri/ed)

KWON JUN

STEVEN MENNOCHSTEVEN MENNOCH

ANTON SAMBAANTON SAMBA

ROSSI NOPRIHANISROSSI NOPRIHANIS

RONALD FAGUNDEZRONALD FAGUNDEZ

HANDIK A. UTOMOHANDIK A. UTOMO

ISSAC JOBERISSAC JOBER

FOTO‐FOTO: KM/DOK