131

Click here to load reader

KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 1 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

الفهية االقواعدKaidah-kaidah fiqih

كشري ال وحده الله إال إله ال أن وأشهد ،العالمين رب لله الحمد أن8ه نشهد ،وخليله وصفي3ه ورسوله الله عبد محمد/ا أن وأشهد ،له

،الجهاد حق الله في وجاهد مةأال ونصح األمانة وأدى الرسالة بلغ ومن وصحبه آله وعلى محمد نبينا على وبارك وسل3م الله صل3ى

ا الدين. يوم إلى بهداهم اهتدى بعد أم8

Setelah tahmid dan salam dalam makalah ini ana akan mengetengahkan tentang " qaidah syariyyah dari qaidah fiqhiyyah muyassaroh / qaidah-qaidah fiqih yang mudah " yang telah digoreskan oleh ulama' dari generasi salafus sholeh terdahulu ataupun sekarang, sehingga kita semakin mengenal akan qaidah-qaidah syar'iiyah yang di atasnya di bangun agama ini serta dalam istimbat hukum, sehingga mempermudah bagi kita untuk memahami agama ini ( insya ALLAH ), & kitapun beragama dengan qaidah dan ilmu karena makna ilmu mengetahui kebenaran dengan dalilnya

Nن8 Oأل :Pة NفOرQع Nم NمQلOعQلN قR ا NحQلN بOدNلOيلOهO ا bukan hanya sekedar akal-akalan & memperturutkan hawa nafsu sebagaimana kata imam ali RA tatkala mensikapi perintah rasulullah untuk mengusap sepatu bagian atas bukan bagian bawahya bagi orang yang berwudhu memakai sepatu jika musafir (ataupun lainya misal musin dingin pent. ) beliau berkata :

أعالها من أفضال خفين أسفل لمســـح براء الدين لوSeandainya agama ini dengan akal-akalan sungguh mengusap 2 sepatu bagian bawahnya ( tatakala berwudhu) lebih utama dibanding bagian atasnya.( bisa di lihat di kutaib ta'dimus sunnah ) Adapun rujukan yang ana ambil dalam pembahasan ini adalah beberapa kitab karya para ulama diantaranya adalah :

الشيخ آل العزيز عبد بن صالح لشيـــخ القواعد قواعدالله رحمه السعدي ناصر بن الرحمن عبد للعالمة الفقهية القواعد منظومة

رحمه السعدي ناصر بن الرحمن عبد للعالمة الفقه أصول في لطيفة رسالةالله

الفالسي حميد بن الله عبد حميد أبو إعداد الفقهية القواعد ملخص تأليف الله رحمه قدامه ابن للعالمة الناظر روضة على الفقه أصول مذكرةالبيان أضواء صاحب الله رحمه الشنقيطي المختار بن األمين محمد الشيخ

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 2: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 2 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

العثيمن صالح لشيخ القواعد منظومة

Ataupun kitab-kitab yang lainya insya allah Adapun untuk kitab yang pertama ( qowaid al qowaid ) ana cuman menukilkan makna & arti qowaid/qaidah karena kitab ini banyak membahas qaidah secara umum terutama dalam masalah manhaj ( dan munkin juga ana nukilkan disini insya allah ) adapun jika ada yang salah baik terjemahan & tulisan sebagai manusia biasa ana mohon maaf yang tiada terkira & mohon di koreksi, sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadist

التوابون الخطاء خير و النسيان و الخطاء محــل اإلنسانSesunggunya manusia itu tempatnya salah dan lupa sebaik-baiknya kesalahan adalah dengan bertaubat kepada ALLAH.jika ada benarnya itu datangnya dari ALLAH semata sebagiamana firmaNya :

الممترين من تكونن فال ربــك من الحقSesungguhnya kebenaran itu datang dari ALLAH maka janganlah engkau bimbang & ragu Sebelumnya sedikit kita nukilkan penjelasan makna qowaidul fiqhiyyah secara ringkas..

Makna al qowai'd لغـــة

فها القواعد غيرها، عليها يPبنى ما والقاعدة قاعدة، جمع بأنها العلم أهل عر8بمعنى. عليها يبنى ما الشيء قاعدة مثال األساس( مني زيادة و: ) غيرها الحكومـــة أو البالد قاعدة: مثال المبداء أو القانون أو العمارة قاعدة

Secara bahasa : Kata :"qawa'id" sebagaimana dijelaskan oleh ahlul ilmi " dia adalah jama dari kata"qaidah " dan maknanya adalah : apa-apa yang dibangun diatasnya sesuatu yang lain ( lihat qowaidul qowaid hal : 4 ) adapun tambahan dari saya sendiri: artinya pondasi / dasar misal jika dikatakan العمارة قاعدة / qoidatul imaroh artinya pondasi bagunan, bisa juga bermakna : prinsip dan asas ( metode/peraturan) , misal الحكومــة أو البالد قاعدة / qoidatul bilad au hukumah artinya prinsip /peraturan negara atau pemerintah.

ااصطالحأنها: أهل عند القاعدة تعريف إن3 قالوا ولهذا إليه ترجع كلي3 أمر االصطالحكثيرة. فروعإن3: وقال كثيرة. فروع إليه ترجع أغلبي3 أمر القاعدة بعضهم

يدخل لكن األلفاظ في قلة تجمع عبارةs القاعدة أن3 التعريف هذا من ونفهمالمختلفة. الفروع لجمع موضوعة القاعدة ألن3 كثيرة؛ صور تحتها

Untuk itu berkata ahlul ilmi adapun qaidah secara istilah syar'ii adalah : perkara yang menyeluruh ( universal ) yang di kembalikan kepadanya cabang-cabang yang banyak.Dan berkata sebagian yang lain : qaidah adalah perkara yang umum (universal ) dikembalikan kepadanya cabang-cabang yang banyak, maka dari urain tersebut bahwasanya makna qaidah adalah : sebuah ungkapan yang terdiri dari beberapa kata akan tetapi masuk didalamnya pembahasan yang luas, karena sesunggunya pembahasan inti dari qaidah adalah untuk mengumpulkan cabang-cabang yang berbeda-beda.( ibid 4 )

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 3: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 3 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Makna fihq Secara bahasa : dari kata : Nه Oق Nفقها – يفقه – ف artinya : mengerti, memahami, pemahaman maka jika dikatakan : Pــه Nه Rو فق sه NفـقـــهNذك83ره أي أ artinya : memahamkannya / mengajarkan dan mengigatkannya , pegetahuan , pengertian & kepandaian ( الفطنــة ) sebagaiman doa nabi kepada ibnu abbas :

هـــهs الهــم Rالديــــن فــي فق " ya allah pahamkanlah dia kepada ilmu agama "maka jika dikatakan : ه ـــق3 NفNالفقـــه تعلم: ت tafaqqahu = mempelajari ilmu fiqh atau الشــرعيـــة أحكام علــم: الفقـــه fiqh adalah = ilmu hukum syariat ( istilahnya) Maka orang yang pitar dan ahli dalam hukum syariat di sebut : Pــه Pــق Nــقــهــاء: جمعــه و الفـقيـــــه و الف Pالفهــــم شديـــد كان من أي ف Al faquh atau al faqih dan jamaknya ; fuqoha' artinya orang yang sangat cerdas dalam pemahaman.

:Pة NفOرQع Nم Nه Qق OفQال Nو OامNك QحN QألNا Oي8ة Oع Qر ي8ةO اNلش8 Oع Qر NفQلN ا ا NهOل8تOدNأOب Qن Oم ، OابNتOكQلN ن8ةO، ا xالسNو ، Oاع Nم QجO QاإلNو OاسNي OقQال Nو Oيح Oح ـــُجP مقدمة. O اNلص8 NهQن Nم Nـــين OكـOال اNلس8

Dan mana fiqh secara istilahi adalah : mengetahui hukum-hukum syari'at serta cabang-cabangnya dengan dalil dari kitab dan sunnah dan ijma' serta qiyas yang shohih.

المتوفى- رحمه- السالم عبد بن العز اإلمام جاء و وستمائة، ست سنة الله" فألف قواعد: ،" مصالح في األحكام كتابه الكتب أوائل من وكان األنام

مؤلفات فألفوا حذوه، بعده العلماء فاحتذى الفقهية، القواعد في المؤلفةالقواعد هذه في عديدة

Dan adalah al imam al izzi bin abdus salam – semoga allah merahmatinya- beliau wafat thn 606 H dan beliau mengarang kitab " qowaidul ahkam fi masolohil anam " dan kitab ini termasuk salah satu kitab yang pertama di tulis tentang qowaidul fiqhiyyah, maka setelah itu para ulama mengikuti jejak beliau dan mulailah mereka mengarang kutub dalam masalah qowaidul fiqhiyyah.

Ini adalah sekelumit makna ushul fiqh secara ringkas serta sejarahnya bagi yang ingin mendalami secara sunguh-sungguh kami persilahkan untuk menela'ah kutub para ulama diantaranya yang ana sebutkan diatas. Dalam menuliskan serta menukilkan qoidah fiqhiyyah ini ana tuliskan teks indonesianya setelah tulisan arab untuk mempermudah bagi yang ingin menghapalnya namun tidak bisa membaca arab gundul , dan sebagian juga ana nukilkan suatu qaidah inti isinya sama namun berbeda redaksi seperti misal bisa lihat qaidah yang pertama, marilah kita mulai masuk kepada usul & kaidah fiqhiyyah

KAIDAH PERTAMA

للعمل والفساد الصالح بها العمل لسائر شرط النيةAn niyatu sartun lisairil 'amal biha sholaku wal fasadu lil'amal

Artinya : niyat itu adalah syarat bagi semua amalan dalam ibadah dengan niat akan diketahui baik & buruknya amalan.

ال: آخر بعنوان القاعدة هذه عن العلماء بعض عبر وقد بنية، إال ثواب فقالوا

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 4: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 4 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Ada sebagian ulama' mengemukakan qaidah ini dengan lafad & siya' ( susunan kata ) yang berbeda : yaitu : la sowaba illa binniyat ( tidak sah suatu amalan kecuali dengan niat )Atau redaksi yang lain mengatakan ( jumhur ulama') : بمقاصدها األمور ، : Segala sesuatu amalan tergantung niat & tujuannya

Penjelasan secara ringkas :

: بالنية والمراد العمل، لتصحيح شرط النية أن هنا المؤلف ذكر يقال- القصد فمن الفعل، على العزم االصطالح في بالنية ويراد قصده، بمعنى كذا نوى النية يعرف العلماء وبعض نواه، قد بأنه قيل األفعال من فعل على عزمنية: على النية ألن يصح؛ ال وهذا- وجل عز- لله التقرب قصد بأنها نوعين

من أيضا وهذه لغيره، التقرب ونية- وجل عز- لله التقرب بقصد صحيحةحكمه. ولكل النيات، أنواع

Pengarang ( as syeikh abdur rahman as sa'di ) menyebutkan di sini : bahwasanya niat merupakan syarat sah tidaknya suatu amalan, adapun yang di maksud niat adalah : a' qosdu ( tujuan & keinginan) jika di katakan : nawa kadha : artinya : maksud & tujuannya) adapun makna niat secara istilah :" al azmu 'alal fi'il ( berkeinginan kuat untuk mengerjakan suatu amalan ) maka barang siapa yang memiliki keinginan kuat untuk berbuat suatu amalan maka sudah di katakan itu dia telah berniat, dan sebagian ulama' menjelaskan arti niat maknanya : " berkeinginan & bertujuan mendekatkan diri kepada Allah , dan ini kurang tepat , karena disana ada 2 kemunkinan : niat yang benar untuk mendekatkan diri kepada Allah dan ada pula niat untuk mendekatkan diri kepada selain Allah, dan ini juga termasuk niat , dan semuanya ada hukum dan perinciannya.

Dari qaidah ini ada 2 penjelasan yang pertama : 1.Dalil niat merupakan syarat amalan.2. kedudukan dan fungsi niat.

Dalilnya dari hadist umar ibnu khotob :سمعت: الخطاب بن عمر حفص أبي المؤمنين أمير وعن الله رسول قال

إنما: إلى هجرته كانت فمن نوى، ما امرئ لكل وإنما بالنيات، األعمال يقول أو يصيبها لدنيا هجرته كانت ومن ورسوله، الله إلى فهجرته ورسوله الله

متفق) هاجر ما إلى فهجرته ينكحها امرأة ( عليـــه إليه

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

الملة: علماء ومن السلف، من طائفة قال حتى عظيم حديث الحديث وهذا به بدأ ولهذا العلم؛ كتب من كتاب كل أول في الحديث هذا يكون أن ينبغي

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 5: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 5 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

صحيحه،- رحمه- البخاري األعمال إنما حديث فيه حديث أول فجعله اللهأوله. في أورده الذي اللفظ بحسب نوى ما امرئ لكل وإنما بالنيات

ثالثة: اإلمام قال وقد الدين، أصول من أصل الحديث وهذا أحاديث أحمداإلسالم: عليها يدور

إنما: حديث . بالنيات األعمال عمرمن: وحديث . رد فهو منه ليس ما هذا أمرنا في أحدث عائشةالحالل: بن النعمان وحديث بين والحرام بين بشير

Hadist ini merupakan hadist yang amat agung sehingga sebagian ulama' salaf berkata: hendaknya hadist ini diletakkan diawal kitab dari kitab-kitab ilmu agama, karena itulah imam bukhari memulai menulis hadist dalam kitab shohihnya dengan hadist ini ( inamal a'malu binniyat ) sesuai lafad yang kami camtumkan diatas. Dan hadist ini merupakan salah satu usul ( pondasi ) dari sekian pondasi agama, dan telah berkata imam ahmad : " tiga hadist yang berputar & di bangun di atasnya islam yaitu :1.hadist umar RA ini : inamal a'malu binniyat. ( sesunggunya amalan tergantung niyatnya ) 2. hadistnya aisyah RA : " barang siapa mengada-ada ( berbuat bid'ah ) suatu amalan dalam agama kami ( islam ) yang tidak ada contohnya ( dari rasulullah ) maka amalanya tertolak ( lihat arbai nawawi hadist ke 5 ) .3. hadistnya nu'man bin basyir : sesunggunya halal telah jelas dan haram sudah jelas ( lihat arbain nawawi hadist ke 6 )

adapun kedudukan & fungsi niat adalah : kedudukan niat adalah didalam hati tidak ada tuntunan dari rasulullah untuk menlafadkan niat & menjaherkannya, kecuali ibadah haji /umrah

fungsi niat adalah :

1. untuk membedakan amalan itu ibadah ataupun adat dan perbuatan biasa.

Misal : mandi , mandi ini adalah hal biasa, namun jika dilakukan dengan niat ibadah , maka mandi ini akan bernilai ibadah, misal mandi wajib, mandi sebelum ihram, mandi sebelum sholat jum'at, begitu juga orang berkumur-kumur kemudian mencuci muka dan tangan dan mengusap kepala serta kaki , kalo dilakukan habis bangun tidur dengan tujuan biar bersih maka ini adalah hal biasa bukan ibadah, namun jika di lakukan dengan niat wudhu maka inilah ibadah dsb.

2. untuk membedakan amalan satu dengan yang lainnya.

Misalnya: orang menjamak sholat dhuhur dan asar, keduanya dilakukan dalam satu waktu & sama-sama 4 raka'at , maka untuk membedakan ini sholat dhuhur & itu sholat asyar adalah dengan niat, atau misalnya : kita masuk masjid kemudian kita sholat 2 raka'at , ada kemunkinan kita melakukan sholat tahiyatal masjid atau sholat sunnah qobliyah ( sunnah rawatib ) untuk membedaknya adalah dengan niat dsb.

Dan dengan niat akan diketahui benar salahnya amalan itu, karena syarat ibadah selain niat adalah iklash dan mutaba'ah ( mengikuti sunnah nabi ) dan ibadah apapun harus memenuhi syarat ini, sedang iklhas ataupun tidak amalan tersebut juga tergantung niatnya , kalo niyatnya iklhas maka ibadahnya benar tapi kalo niatnya riya' maka ibadahnya salah.

Maka dari sini ada 4 kemungkinan dalam ibadah :

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 6: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 6 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

1. iklash yang sesui dengan syariat ولموافق خالص

2. iklash namun tidak sesui syar'iat موافق غير خالص

3. sesui syariat tetapi tidak iklash خالص غير موافق

4. tidak iklash dan tidak sesui dengan syariat موافق غير و خالص غير

maka dari 4 kemunkinan ini hanya yang iklas & sesuai syariatlah ibadahnya yang di terima.

Ayat dan hadist yang berhubungan dengan niat :

Allah telah berfirman :

ا NمNوا و Pر OمPال8 أOوا إPدPبQعNيOل Nالل8ه Nين OصOل Qخ Pم PهNل NينRالد Nاء NفNن Pوا حPيم OقPي Nو Nة Nال تPوا الص8 QؤPي Nو سورة) NاةNك ( 5: البينة الز8

Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus ( al bayyinah : 5 )

{Qن Nم NانNك PيدOرPي NةNل OاجNعQا الNنQل ا لNهP عNج8 Nيه Oا ف Nم Pاء NشNن Qن NمOل PيدOرPم8 نPا ثNنQلNع Nج PهNل Nن8م Nه Nج ا Nه Nال QصNا ي ذQمPوم/ Nا م ور/ PحQد N( 18) مQن NمNو Nاد Nر

Nأ Nة Nر OخN Qى اَآْلNع NسNا و NهNا ل NهNيQع Nس Nو PهNو sن OمQؤ Pم NكOِئNولPأ Nف NانNك Qم PهPيQع Nا س كPور/ QشN19-18: آية اإلسراء سورة( 19) م:

17:18. Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.

17:19. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik. ( al isra': 18-19 )

{ Qن NمNو QلNع QفNي NكOلNذ NاءNغOتQاب Oاة Nض Qر Nم Oالل8ه NفQو NسNف OيهOت QؤPا ن ر/ QجNا أ النساء سورة) عNظOيم/ (114: آية

Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.( an nisa: 114 )

Rasulullah telah bersabda : : " وسلم عليه الله صلى- النبي أن- عنه الله رضي- معاذ حديث من- قال

" نوى ما له فإنما عقاال، يريد غزاHadistnya mua'd RA sesunguhnya rasulullah telah bersabda : " barang siapa yang berperang

karena ghonimah maka baginya niat tersebut ( artinnya: dia tidak mendapat pahala karena niatnya untuk mendapat harta rampasan perang pent.)

: " وسلم عليه الله صلى- النبي أن المسند في وجاء رب- بين قتيل قالبأن- رحمه- الحافظ حكم" بنيته أعلم الله الصفين وثق ممن الحديث الله

رجاله: رجاله، ،موثقون قالDan dalam musnad sesunggunya rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya antara 2 kelompok yang berperang ( saling membunuh ) allah lah yang tahu niat dalam hatinya (al

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 7: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 7 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

hafidh ibnu hajar menghukumi bahwasannya hadist ini rawinya terpercaya sebagaiamana beliau berkata : rijaluhu mausuqun.

: " وسلم عليه الله صلى- النبي أن اَآْلخر الحديث في وجاء ثم- يبعث قالنياتهم على الناس الله

Dalam hadist lain dikatakan : "kemudian Allah membangkitkan manusia sesui dengan niatnya "

KAIDAH KEDUA

PينRها في المصالح على مبني الدOللقبائح والدرء جلب

Ad dinu mabniyun 'ala masholihi fi jalbiha wa dar ii lilqobaiihi

" agama ini bagun untuk kebaikan dan maslahat dalam penetapan syariatnya dan untuk menolak kerusakan"

dalam kitab mulakhos mandhumah fiqhiyyah yang di ringkas oleh abu humaid abdullah al falasi dari kitabnya as syeikh muhammad sholeh al usaimin di katakan dalam qaidah pertamnya

البشر لسعادة جاء الدين ( ad dinu ja a lisa'adatin basar )

artinya : agama islam datang untuk kebahagian manusia, atau dalam konteks lain dikatakan :

للمفاسد ودفعs للمصالح جلبs كله الدين

( ad dinu kuluhu jalbun lilmasholikhi wa daf'un lilmafasidi

Agama ini islam seluruh syari;atnya adalah untuk mendatangkan kebaikan & manfaat dan untuk menolak kerusakan & mudhorot

.وجل عز الله دين في العامة القاعدة هي القاعدة وهذه. Dan qaidah ini adalah qaidah umum dalam agama ( dienullah ) allah SWT , yang padanya dikembalikan urusan agama ini.

الشريعة،: المراد أطاع: دان الفعل من مأخوذ بالدRين دان فمن بمعنى - الله يطيعون اإليمان أهل كان ولما له، الدين سلم قد فإنه وأطاعه لغيره،

-: } قال الدين، الله شريعة سميت- وجل عز إOن8- نQدN الدRينN سبحانه Oع Oالل8ه Pم Nال QسO Qأن: المصالح على مبني هنا فقوله( 19عمران: آل{ ) اإل الشريعة يعني

المصلحة، واحدتها: بالمصالح المراد ، المصالح أحكامها وضع في راعتالمنفعة. وهي

Karena makna ad dien ( agama ) adalah : as syari'at diambil dari kata fi'il : daana artinya : taat maka jika dikatakan daana lighoirihi :artinya : taat kepada selainnya, dan makna ato'a adalah menyerahkan semua dien ( keta'atan ) kepadnya, maka tatkala orang yang beriman mereka menta'ati allah SWT maka dinamakan syari'at allah itu adalah : ad dien ( agama ) sebagaimana firmannya : sesunggunya ad dien (agama ) yang benar disisi allah hanyalah islam ( ali imran : 19)Dari firman allah disini dapat dipahami : bahwasanya agama islam di bagun untuk kemaslahatan artinya : semua syari'at dalam perintah dan larangannya serta hukum-hukumnya

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 8: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 8 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

adalah untuk maasholihil ( manfaat-manfaat ) dan makna masholihi adalah : jamak dari maslahat artinya : manfaat dan kebaikan Misal : allah melarang minuman keras dan judi karena mudharat ( bahayanya ) lebih besar dari pada manfaatnya, sebagaimana dikatakan dalam QS : al baqorah :219)

NكNونPلNأ QسNي OنNع Oر Qم NخQال Oر OسQي NمQال Nو Qل Pا ق Nم OيهOف sمQثO عP كNبOيرs إ OافNن NمNو Oلن8اسOا ل Nم Pه PمQثO إ Nو PرNبQكNأ Qن Oا م Nم OهOع QفNن

2:219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan misal-misal yang lainya : seperti pengaraman babi, nikah mut'ah ( bagi yang ngotot menghalalkannya mudharatnya lebih besar: misal : menimbulkan penyakit sexual ,karena sering berganti-ganti pasangan karena vagina menerima kadar asam sperma yang berbeda-beda, bisa merusak keturunan, si anak tidak diketahui siapa bapaknya , merusak kaidah berumah tangga dsb sebagaimana dijelaskan oleh akh metrix, tread lainnya)

- لله عايدة والمصلحة المنفعة وليست فهو- - قال كما الغني سبحانه تعالىيNا-: } * جل ا وعال NهxيN NنQتPمP الن8اسP أ اءP أ Nر Nق PفQى الNلOإ Oالل8ه Pالل8ه Nو Nو Pه xيOنNغQال Pيد Oم NحQال

- 2( { )15 فاطر سورة) - غني،( سبحانه الخلق، إلى عائدة المصلحة إنما فهو فإن النفوس؛ ترغبها التي والرغبات األهواء موافقة بذلك المراد وليس

والطاعة الدين لمعنى مخالف ذلك عن بالنهي الشريعة جاءت لذلك ؛ الله بأوامر االلتزام على مبنية فالطاعة

وNالN: } أتباع وNى تNت8بOعO الهوى NهQال Nل8ك OضPي Nف QنNع OيلOب Nس O(26: آية ص سورة{ ) الل8ه أتباع في أبدا المصلحة ليست وخيمة، وشرور عديدة مضار الهوى فإلتباعإذا. الفعل هذا أن خالله من نحكم الذي المصدر هو فما ذلك تقرر الهوىللناس؟ مفسدة أو مصلحة

Dan bukanlah manfaat dan maslahatnya kembali kepada ALLAH , karena sesungguhnya allah maha kaya sebagaimana firmanya : QS alfatir 35:15. Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.Sesungguhnya ALLAH maha kaya dan maslahat serta faedahnya kembali untuk hambaNYA dan bukanlah yang dimaksud disini adalah sesui dengan hawa nafsu dan apa-apa yang di inginkan nafsu manusia, karena itu menyelisihi makna addien ( agama ) dan keta'atan , sedangkan ketaatan dibangun diatas iltizam ( berpegang teguh ) dengan perintah serta larangan allah, maka untuk inilah syari'at islam melarang untuk mengikuti dan memperturutkan hawa nafsu sebagaimana firmanya : : jangan lah kamu mengikuti hawa nafsu sehingga kamu tersesat dari jalan allah ( QS : shood : 26 ) Karena mengikuti hawa nafsu akan menumbulkan bahaya yang banyak, kejelakan serta kehinaan, dan tidak ada di dalamnya maslahat serta manfaatnya sedikitpun dalam mengikuti hawa nafsu, maka jika kita mengakui hal tersebut maka apakah sumber beragama kita yang kita mengambil hukum tatakala mempertimbangkan : ini adalah bermanfaat dan baik buat manusia ataupun sebaliknya ????

Dari sini ada 2 golongan manusia yang mensikapi agama ini : 1. اهتمام أو يوليها ال orang yang tidak memperdulikan dan tidak bersungguh-sungguh dalam mempertimbangkan masalah manfaat dan mudharat ( seperti sebuah fatwa yang bisa merugikan orang banyak & membunuh jiwa pent.) yang mereka ada pada mereka adalah hanya semangat sehingga tidak memperhatikan qaidah fiqh & menjauhi ilmu fiqh dan usul serta qaidahnya.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 9: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 9 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

المصالح جلب و المفاسد درء يبن الصحيحة موازنة يوازنون .2 orang yang menimbang dengan timbagan yang shahih dalam menolak mudharat dan mengambil manfaat dalam beragama dan berkata dan berfatwa, dan ini harus dengan dalil dan syari'at ALLAh bukan hanya sekedar perasaan & dengan akal lebih-lebih hawa nafsu.

Misalnya : sebagian ulama mengharamkan rokok , karena manfaat dan mudharatnay lebih besar dari pada manfaatnya dengan dalil sbb ( sekalin ini bantahan kepada akh … dalam treadnya ) 1. Firman Allah ta'ala :

(157: األعراف) الخبائث عليهم يحرم و الطيبات لهم يحل و Dan dia menghalalkan yang baik bagi mereka serta mengharamankan bagi mereka segala sesuatu yang buruk " ( al a'raf : 157 ) Rokok termasuk hal yang buruk dan membahayakan diri sendiri , & orang lain serta tak sedap baunya. (195: البقرة) التهلكة إلى بأيديكم تلقوا وال .2' dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan " ( al baqoroh : 195) rokok mengakibatkan penyakit yang bisa membinasakan seperti kanker, penyakir paru-paru dan lain sebagainya. (29: النساء) رحيما بكم كان الله إن أنفسكم تقتلوا وال .3Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya allah terhadap kalian maha menyayangi ( an nisa : 29 ) Rokok bisa membunuh penghisapnya secara perlahan-lahan (19: البقرة) نفعيهما من اكبر وإثمهما .4'dosa keduanya ( minuman keras & judi ) lebih besar dari pada manfaatnya ( al baqoroh : 219 ) rokok bahayanya lebih besar dari pada manfaatnya baik bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. (26: اإلسراء) الشياطين إخوان كانوا المبذرين إن تبذيرا تبذر وال .5' janganlah menghambur-hamburkan ( hartamu ) dengan boros, sesungguhnya pemborosan itu adalah saudaranya syaithon ( al isra' : 26 ) membeli rokok adalah merupakan pemborosan & pemborosan termasuk perbuatannya syaithon.6. Rasulallah SAW bersabda : ضرار ال و ضرار ال ' tidak boleh membahayakan diri sendiri ataupun orang lain ' merokok membahayakan si perokok, menganggu orang lain & membuang-buang harta.7. Sabda Nabi Muhammad SAW :

( عليه متفق) المال إضاعة لكم( الله) كره و ' Allah membenci untukmu perbuatan menyia-yiakan harta' ( HR bukhari-muslim ).Merokok adalah menyia-nyiakan harta & dibenci Allah.8. sabda Rasulallah SAW :

الكير نافخ و المسك كحامل السوء الجليس و الصالح الجليس مثل إنما( عليه متفق)

' perumpamaan kawan duduk yang baik dengan kawan duduk yang jelek ialah seperti pembawa minyak wangi dengan peniup api ( tukang pandai besi )' ( HR Bukhari-muslim ) perokok adalah kawan duduk yang jelek yang meniup api yang bisa membakar orang di sekitarnya ataupun menyebabkan bau yang tidak sedap.

خالدا جهنم نار في يتحساه يده في فسمه نفسه فقتل سما تحسى منأبجا فيها مخلدا

( مسلم رواه)

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 10: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 10 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

' Barang siapa menghirup ( meminum ) racun hingga mati maka racun itu akan berada di tangannya lalu dihirupkan slama-lamanya di neraka jahannam ( HR Muslim ).Rokok mengandung racun ( nikotin ) yang membunuh penghisapnya perlahan-lahan & menyiksanya.Sabda Rasulallah SAW :

( عليه متفق) بيته وليقعد مسجدنا وليعتزل فليعتزلنا بصال أو ثوما أكل من ' Barang siapa makan bawang putih atau bawang merah hendaknya menyingkir ( menjauh ) dari kita dan menjauhi masjid kami dan duduklah dirumah ( HR Bukhari-Muslim ).Rokok lebih busuk baunya dari pada bawang putih ataupun bawang merah .11. Sebagian besar ahli fiqh mengharamkan rokok, sedang yang tidak mengaharamkan rokok belum melihat bahayanya yang nyata yaitu penyakit kanker dan paru-paru yang bisa membunun penghisapnya.( bisa lihat buku bimbingan islam untuk masyarakat karya as syeikh muh. zamil zainu )

sumber dalil dari qaidah ini adalah :

قاعدة: وهذه المفاسد ودرء المصالح جلب على الشريعة أحكام بناء القاعدةقوله: عديدة، أدلة عليها يدل -: } منها ا- NمNو لQنNاكN سبحانه Nس Qر

Nال8 أOة/ إ Nم Qح Nر Nين OمNالNعQلOجالبة تكون أن الرحمة الشريعة هذه كون فمقتضى( { 107) ل مN-: } جل8- وقال للمفسدة، دافعة للمصلحة QوNيQال لQتP وعال NمQكNأ QمPكNل QمPكNينOد PتQمNمQتN أ Nو QمPكQيNلNي عOت NمQعOن Pيت Oض NرNو PمPكNل Nم Nال QسO Qين/ا اإلOهذا بإتمام النعمة فإكمال{ د دافعا للمصالح، جالب/ا الدين هذا بكون يكون وإكمالها النعمة وتمام الدين،

للمفاسد.Dari qaidah ini : dalam membangun hukum-hukum syari'at untuk mengambil manfaat & faedah serta menolak mudharat telah menunjukkan dalil-dalil yang jelas dari alqur'an diantaranya : ا .1 NمNو NاكNنQل Nس Qر

Nال8 أOة/ إ Nم Qح Nر Nين OمNالNعQلO(107: آية األنبياء سورة) لDan tidak lah kami mengutusmu ( ya muhammad ) kecuali sebagai rahmat untuk semesta alam ( al anbiya: 107 ) Dan salah satu tujuan dari di utusnya rasulullah adalah sebagai rahmat : dan salah satu tuntutan dari kalimat " rahmad " adalah : hendaknya syari'at itu untuk mengambil manfaat dan maslahat dan untuk menolak bahaya dan kerusakan. 2. { Nم QوNيQال PتQل NمQكNأ QمPكNل QمPكNينOد PتQمNمQتN أ Nو QمPكQيNلNي عOت NمQعOن Pيت Oض NرNو PمPكNل Nم Nال QسO Qين/ا اإلOد }

3: آية المائدة سورة" pada hari ini telah aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah kami cukupkan nikmatKU dan telah aku ridahi islam sebagai agama kalian ( al amidah : 3 ) sempurna dan cukupnya nikmat ini : adalah dengan di sempurnakannya agama islam dan nikmat itu sempurna serta cukup dengan agama yang syariatnya untuk mendapatkan faedah & manfaat bagi manusia serta untuk menolak bahaya dan kerusakan.

عبد بن العز اإلمام أخرجها قد بل بها، العلماء اعتنى القاعدة هذه وألهميةل8ف� السالم Nؤ PمOالقاعدة، هذه على تدور كلها الشريعة أحكام وجعل كامل ب

Karena pentingnya qaidah ini maka ulama merasa cukup dan bersungguh sunguh dalam meperhatikan qaidah ini bahkan telah mengemukakannya al imam al izzi bin abdus salam dalam kitabnya yang lengkap dan menjadikan hukum-hukum syari'ar semuanya berputar dan bersumber dari qaidah ini

CONTOH LAIN DARI QAIDAH INI DALAM AL QUR'AN : Allah ta'ala berfirman :

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 11: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 11 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

NالNوا وxب PسNت NينOال8ذ NونPعQدNي Qن Oم OونPد Oوا الل8هxب PسNي Nف Nا الل8ه لQم� بOغNيQرO عNدQو/ Oع : األنعام) 108 )

Artinya : 6:108. Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.

Dari ayat ini allah melarang kita mencaci & menhina sembahan orang-orang kafir karena manfaatnya lebih kecil bahkan mudharatnya akan lebih besar yaitu : mereka orang kafir akan balik mencaci maki allah dengan melampaui batas tanpa ilmu;

CONTOH DARI PERBUATAN RASULULLAH SAW 1.Ucapan beliau kepada istrinya aisyah RA :

صحيح) إبراهيم قواعد على لجعلته و الكعبة لهدمت بكفر قومك حدثنا لوال و1585و1584و1583: رقم ينيانها ب مكة فضل باب الحاج كتاب البخاري

(1333: رقم بنائها و الكعبة نقض باب الحاج كتاب مسلم صحيح " kalulah bukan baru masuk islam kaummu sungguh akau akan hancurkan ka'bah dan aku bangun kembali diatas pondasi ibrahim ( HR bukhari kitab hajj bab keutamaan ka'bah dan bangunnanya no : 1483,3584,1585 dan muslim kitab hajj bab renofasi ka'bah dan bangunanya no : 1333) dalam hadist ini rasulullah lebih mendahulukan maslahat, padahal beliau ingin sekali memhancurkan ka'bah dan membangun kembali sesui pondasi yang dibangun nabi ibrahim dulu, karena saat kaum quraish merenofasi ulang mereka kekurangan harta yang baik dan bagus untuk membangun ka'bah sehingga hanya sampai di jihr ismail, namun demi maslahat dan tidak ingin timbul fitnah rasulullah mengurungkan niatnya untuk merenofasi ka'bah karena umatnya ( orang quraish ) saat itu baru masuk islam .

2.contah lain , tatkala umar mengemukan kepada rasulullah untuk minta idzin membunuh tokoh munafiq abdullah bin ubai bin salul yang tingkah lakunay sudah sangat meresahkan rasulullah dan kaum mukminin saat itu umar berkata :

ال, يا ال: الله رسول فقال عنقه اضرب إن دعني الله رسول يا يتحدث عمر عن ينهى ما: باب المنافق كتاب البخاري رواه) أصحابه قتل محمد ان الناس نصر باب اَآْلداب و الصلة و البر كتاب في مسلم و 3518: رقم الجاهلية دعوة ( 2584: رقم مظلوما أو ظالما األخ

Kata umar ya rasulullah biarkan aku untuk memengal lehernya, maka Rasulullah SAW menjawab : jangan ya umar , jangan sampai manusia membicarakan bahwa Muhammad telah membunuh para shahabatnya ( HR bukhari kitab munafiq bab: larangan berdoa untuk orang jahiliyyah hadist no : 3518 dan muslim : kitab : berbuat baik dan menyambung silaturrahmi dan adab bab : menolong saudara yang berbuat dhalim atau di dhalimi no : 2584 )Dari hadist ini dapat kita pahami : bahwasanya Rasulullah tidak ingin timbulnya fitnah , dengan sebab membunuh tokoh munafiq ini karena tokoh ini memiliki pengaruh dan pengikut dikaumnya dan saat itu sebagian besar umatnya adalah baru saja masuk islam , padahal kalo kita lihat banyak dosa & penghianatan kepada Rasulullah , menfitnah aisyah ( hadist ifki ), membuat masjid dhiror, mengatakan rasulullah orang yang rakus & orang yang hina ( bisa lihat QS al munafiqun ) dsb, namun demi maslahat secara umum Rasulullah SAW melarang umar untuk membunuh tokoh munafiq ini. 3. tatkala ada orang arab badui masuk kemasjid dan kencing didalamnya, pada saat itu para shohabat ingin mencegahnya namun rasulullah melarangnya, beliau bersabda :

األدب كتاب البخاري رواه) بوله على فصب الماء من بدلو أمر ثم دعوه باب الطهارة كتاب مسلم و 6025: رقم حديث كله األمر في الرفق باب

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 12: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 12 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

حديث.... المسجد في هحصل إذا النجسات من وغير البول غسل وجوب ( 284,285: رقم

Kata rasululah : biarkan saja, dan belaiau memerintahkan untuk menyiramnya dengan air , maka para shohabat menyirmanya dengan air ( HR bukhari kitab adab , bab lemah lembut dalam segala hal hadist no : 6025 dan muslim kitab : thoharah bab wajibnya mencuci air kencing dan najis yang lain jika didapati dalam masjid no : 284&285 )

Dari peristiwa ini mudharat yang di cegah oleh rasulullah SAW diantaranya : 1. jika dibiarkan para shahabat mencegahnya maka akan terbukalah aurat orang badui

ini sehingga akan banyak orang melihatnya.2. jika dicegah munkin akan menyebar air kencingnya ke mana-mana.3. jika dicegah maka akan terputus air kencingnya dengan terpaksa dan ini bisa

menimbulkan penyakit. Inilah diatara manfaat dan faedah dari lemah lembutnya rasulullah kepada orang yang jahil dan bodoh.

على: " وقوله المفاسد، كذلك عدة، ألقسام تتقسم المصالح أن وكما هنا: في المصالح في" يعني والدرء" بها، والعمل إحضارها جلبها

الدرء" : المفاسد،: المراد اإلبعاد، به المراد للقبائح منها: والمفاسد بالقبائح كبائر، هو ما منها المحرمة المفاسد محرمة، ومفاسد مكروهة، مفاسد ذكر وقد عديدة، مراتب إلى نفسها في وتتفاوت صغائر، هو ما ومنها

اعتبار إلى الشريعة أحكام أغلب عاد كيف للمنظومة شرحه في المؤلف. وإلغاء المصالح نعم. المفاسد

KAIDAH KETIGA :

المصالحO من األعلى يPقد8م المصالحO عدد تزاحم فإذا

( FA IDHA TAZAKHUMU ADADUL MASHALIKHI YUQODDAMUL A'LA MINAL MASHOLIKHI ) artinya : jika dalam suatu masalah bertabrakan antara manfaat satu dengan yang lainnya maka di dahulukan & diambil manfaat yang paling besar / tinggi

Dalam kitab mulakhos mandhumah fiqhiyyah yang di ringkas oleh abu humaid abdullah al falasi dari kitabnya as syeikh muhammad sholeh al usaimin dalam kaidah ke 19 di katakan :

إذا: التاسعة القاعدة .األعلى قدم المصالح تعارضت عشرةIdhaa ta'aarodhotil mashoilihi qudimal a'laaJika ada dua maslahat ( faedah ) yang saling berhadapan maka diutamakan maslahat yang paling besar ,

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 13: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 13 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

إذا: بهذه والمراد المصالح، تزاحم قاعدة هذه من العبد يتمكن لم القاعدة المؤلف ذكر حينِئذ يعمل؟ فماذا األخرى بتفويت إال المصلحتين إحدى فعلحP بأنه RرجPذلك سبيل في كان ولو العظمى، المصلحة فيفعل المصالح بين ي اَآْليات من بعدد مقررة الشريعة في قاعدة وهذه األقل، للمصلحة ترك

ات8بOعPوا- } وجل عز- الله قول منها واألحاديث Nو Nن Nس QحNا أ Nم NلOزQنP OلNيQكPمQ أ نQ إ Oم QمPكRب Nجل- قوله ومنها( 55: آية الزمر سورة{ ) ر { :-Qر RشNب Nف بNادO وعال O( 17) عNينOال8ذ

NونPع OمNت QسNي NلQو NقQال NونPعOت8بNي Nف PهNن Nس QحNيرجع وأحسنه( 18-17: آية الزمر سورة{ ) أ أحكام من ألحكام تحقيق فيها يكون التي المصالح تزاحمت فإذا القول، إلى

األحسن. نتبع فإننا الشريعة،Qaidah ini disebut " tazakhumul masholeh " ( bertabrakan beberapa maslahat/ keutamaan ) dan yang dimaksud dengan qaidah ini adalah: :jika seorang itu tidak bisa memilih salah satu dari 2 keutamaan / maslahat, kecuali dengan mengalahkan salah satu dari maslahat itu, maka apa yang harus dilakukan ? maka di sini pengarang ( as syeikh abdur rahman as sa'di) menyebutkan : harus mengutamakan maslahat / keutamaan yang lebih besar walaupun harus meningalkan maslahat / keutamaan yang lebih kecil, dan qaidah ini dalam syari'at islam bersumber dari ayat al qur'an dan hadist rasulullah SAW diantaranya :

1. firman allah dalam QS az zumar: 55:. Dan ikutilah sebaik-baik apa yang Telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu[ alqur'an ]

2. firman allah QS al zumar : 17-18 :sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku, 18. Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaran mereka.

Maka yang paling baik dikembalikan kepada ucapan ini, jika bertabrakan antara manfaat/ keutamaan yang didalamnya untuk mendapatkan hukum dari hukum-hukun syariat maka kami mengikuti yang palin baik.

فمرات: على فيها المصلحة أن وجد الشريعة أحكام اإلنسان تأمل وإذا أنواعالصلوات: واجبة متحتمة المصلحة تكون تكون ومرات المفروضة، مثل

الصلوات: مندوبة مستحبة المصلحة المصلحة تكون ومرات النوافل، مثلصالة: المجتمع أفراد جميع يفعلها لم ولو المجتمع في وجودها يراد مثل

األفراد. جميع من تتحقق أن بالمصلحة يراد ومرات الميت، تغسيل الجنازة،Jika manusia mau memperhatikan hukum-hukum syariat maka akan mendapati maslahat yang banyak jenisnya : ada maslahat yang sudah ditentukan dan merupakan kewajiban seperti : sholat wajib, kadang mendapati maslahat yang disukai dan di sunnahkan, seperti sholat-sholat sunnah, kadang maslahat yang di syari'atkan yang harus ada di masyarakat walaupun tidak semunya mengerjakan seperti misal : sholat jenazah, memandikan mayit, dan kadang juga ada maslahat yang harus dikerjakan oleh semua angota masyarakat.

والعلماء حكمها، على نص للشارع معتبرة مصالح منها المصالح وهذهأقسام: ثالثة إلى المصالح يقسمون

Dan maslalat-maslahat ini diantaranya maslahat yang mu'tabar ( diakui & dikenal ) dalam syariat dan telah di tentukan hukumnya, dan ulama' menbagi maslahat ini menjadi 3 bagian :

مصالح: القسم سواء باالعتبار الشارع لها شهد التي وهي معتبرة، األول أو باإلجماع، أو السنة، بطريق أو الكتاب، بطريق الشرع بطريق ذلك كان

بالقياس.Pertama:maslahatul mutabaroh (maslahat yang sudah terkenal ) dan dia adalah yang telah di akui oleh syari'at kemaslahatannya, baik dengan dalil alqur'an ataupun sunnah, ataupun ijma & qiyas. ( seperti contoh-contoh diatas )

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 14: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 14 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

قالوا: والنوع لها ومثلوا شرعي، لنص المصادمة وهي ملغاة، مصالح الثاني وال اإلطعام، يردعه ال ، بالصيام إال يمينه في التحفظ عن يرتدع ال بمن

أيام؛ ثالثة صيام عليه نوجب الشخص هذا بأن قائل قال فلو الكسوة، يردعه في ملغاة مصلحة هذه لكانت بالصيام إال يمينه في التحفظ عن يرتدع ال ألنه

يعتق، أو يكسو أو يطعم يمينه في الحانث بأن جاءت الشريعة ألن الشرع؛للصيام انتقل يجد لم فإذا

Kedua : maslahatul mulqoh (maslahat yang gugur), dia dia maknanya: yang bertabrakan dengan dalil, seperti misal, orang yang melangar sumpahnya sedang dia tidak bisa menebus kafarahya kecuali dengan puasa, karena tidak mampu memberi makan fakit dan miskin atau memberikan penghidupan & pakaian, maka jika dikatakan kepada orang ini : wajib bagi kamu puasa 3 hari karena tidak bisa menjaga sumpahnya kecuali dengan puasa, akan tetapi maslahat ini digugurkan oleh syari'at, karena dalam syari'at kafarah bagi yang melangar sumpah, harus memberi makan fakir dan miskin atau memberikan kehidupan & pakaian atau membebaskan budak, namun jika tidak di dapati dan tidak mampu maka sebagia gantinyaadalah puasa.

مصالح: النوع وال بإلغائها ال نص بها يأت لم التي وهي مرسلة، الثالث ومنهم الحجية، يثبت من فمنهم حجيتها، في العلماء اختلف وقد باعتبارها،

الله- رحمهم- القيم وابن تيمية ابن اإلسالم شيخ رأى وقد الحجية، ينفي منعQتNبNرة المصالح جميع المصالح بل مرسلة، مصلحة توجد أن يمكن ال أنه Pم

من. أمرين: أحد من يخلو فال مرسلة ظنها مصلحة رأى جميعا

أن: األمر مصلحة. تكون وال مفسدة، تكون األولأن: واألمر وفي الفقيه، ذلك على خفي الشارع من نص عليها يدل الثاني

في والناظر ولشمولها، الشريعة لكمال إثبات وفيه قوة، القول هذا يحتاج ال المرء وأن العباد، مصالح ألغلب شاملة يجدها الشرعية النصوص

النصوص دليل في الوارد النقص تسد قليلة مواطن في إال القياس إلىالحوادث. على

Tiga : masholihil mursalah yaitu : maslahat yang tidak didapati dalilnya, baik pengugurannya atau penetapanya, dan telah berselisih sebagian ulama' dalam menjadikan dalil& hujjah maslahat ini , ada sebagian yang menjadikan nya dalil dan ada sebagian yang menolaknya, dan telah berpendapat as syeikhul islam ibnu taimiyyah dan ibnu qayyim, (semoga allah meroahmati mereka berdua) : bahwasanya tidak munkin ada maslahat mursalah, karena semua maslahat itu sudah pasti mu'tabar ( di kenal dan ditetapkan syari'at ) ,jika ada sebagian yang menganggap itu maslahat mursalah maka tidak lepas dari dua hal :

1. hal itu mafsadah ( mudharat & bahaya ) bukan maslahat ( manfaat & faedah ) 2. sudah ada dalil penetapannya oelh syari'at namun tersembunyi ( samar ) bagi

sebagian faqih ( orang yang mengerti fiqh ) dan pendapat ini sangat kuat , karena menetapkan bahwasanya syari'at islam sudah paripurna dan sempurna, jika kita memperhatikan dalil-dalil syar'iyyah maka akan kita dapati bahwasanya syari'at ini mencapuk keumuman maslahat bagi manusia, dan seseorang itu tidak membutuhkan qiyas kecuali hanya pada hal-hal yang amat sedikit sekali yang munkin kurang adanya dalil-dalil dalam hal-hal ( kejadian ) tersebut.

CONTOH PENERAPAN QAIDAH INI :

الغير، إلى متعديا هنا النفع لكون النافلة؛ صالة من أفضل العلم تعليم فإن في ورد كما المسنون المستحب الفعل من أولى الواجب الفعل ولذلك

ما: " عند الحديث ." عليهم افترضتP ما بمثل إلي8 العباد تقر8ب البخاري

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 15: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 15 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Mencari ilmu syar'iyyah lebih utama dari pada sholat sunnah, karena mencari ilmu selain bermanfaat bagi dirinya juga bermanfaat bagi orang lain, berbeda dengan sholat sunnah manfaatnya untuk diri sendiri, maka dari sini mengerjakan hal yang wajib lebih diutamakan dari pada hal yang sunnah, sebagaimana dikatakan dalam hadist bukhari : "sesunggunya dekatnya seorang hamba kepadaku semisal apa-apa yang telah aku wajibkan atas mereka" artinya semakin banyak seorang hamba mengerjakan kewajiban akan semakin dekat dengan allah dan rasululnya,

الفريضة قد8م أقيمت، قد الفريضة والصالة المسجد دخل فمن هنا ومنالنوافل.. من ونحوها الفجر نافلة- النافلة وعلى المسجد تحية على

Dari sini maka : jika dia masuk masjid sedang sholat wajib sudah di tegakkan maka mendahulukan sholat wajib tersebut dari pada sholat tahiyatul masjid, atau sunnah yang lainya ( seperti 2 rakaat sebelum subuh) dan semisalnya.

إنهم: بين الترجيح القواعد ومن إن: المصالح مقدمة الخاصة المصلحة قالوا فيما العامة بالمصلحة ويعمل الخصوص، محل في العامة المصلحة على

يمثلون. هذا: القرآن، بقراءة لذلك عداه أفضل فهو مصلحة، فيه قالواأذكار: الخاص، الذكر عليها يقدم الخاصة المحال في ولكن الذكر، مثل

فيها يقد8م فهذه والمساء، الصباح، وأذكار الصلوات، بعد وأذكار الصلوات،الخصوص. محل في الخاص الذكر

Maka dari qaidah tarjih antara bebera maslahat (keutamaan ) mereka ( ulama ) berkata: sesunggunya maslahat yang khusus di dahulukan dari pada maslahat yang umum dalam tempat-tempat yang tertentu, dan mengerjakan maslahat yang umum jika tidak pada tempat yang tertentu dan khusus, misalnya : membaca alqur'an , mereka berkata : dan ini termasuk maslahat & keutamaan , dan alqur'an merupakan dzikir paling utama, akan tetapi jika di tempat & waktu tertentu lebih diuatamakan dzikir khusus misalnya : dzikir sholat , ( setelah sholat wajib ), dzikir & doa pagi dan petang ( jika telah tiba waktunya ) maka ini maknanya mendahulukan dzikir khusus di tempat yang khusus, sedang alqur'an bisa dibaca dialin waktu dan kapanpun., misal lainya, mengikuti & menjawab adhan, doa setelah adhan lebih diutamakan dapi pada membaca alqur'an karena waktunya yang khusus & tertentu.

Misal yang lain: Dalam masalah yang wajib : seseorang memiliki hutang puasa ramadhan 3 hari sedang dia juga memiliku hutang puasa nadhar sedang waktu nya sudah mendekati bulan ramdhan sedang keduanya sama-sama wajib mana yang diuatamakan ? melihat keutamaan yang yang agung dan besar maka lebih diutamakan untuk mengerjakan puasa ramadhan. Contoh dalam hal yang sunnah : seseorang masuk masjid dan dia ingin mengerjakan sholat sunnah tahiyatal masjid dan sunnah qobliyah ( rowatib ) sedang waktunya sudah mepet dan tinggal sedikit karena imam sudah ada sedang mngerjakan sholat sunnah juga mana yang di diutamakan ? para ulama: mengatakan diutamakan dahulu tahiyatal masjid karena sunnah muakad bahkan sebagian ahlul ilmi ada yang mengatakan wajib.

Misal dalam alqur'an :

271. Jika kamu menampakkan sedekah(mu)[172], Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya[173] dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 16: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 16 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

[172] menampakkan sedekah dengan tujuan supaya dicontoh orang lain.[173] menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari menampakkannya, Karena menampakkan itu dapat menimbulkan riya pada diri si pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi.

Dari ayat ini dapat kita ketahui bahwasanya : beersedekah dengan sirr ( sembunyi ) lebih uatam dan didahulukan dari pada sedekah denagn jahr ( terang-terangan )

KAIDAH KEEMPAT

تNكOب المفاسدO تزاحمP وضدxه Qدالمفاس من األدنى فار WADHIDDUHU TAZAKUMUL MAFASIDDI FARTAKABU ADNA MINAL MAFASIDI

ARTINYA: adapun lawannya jika bertabrakan antara mudharat satu dengan yang lainya maka diambil mudharat yang paling kecil dan ringan

Dalam kitab mulakhos mandhumah fiqhiyyah yang di ringkas oleh abu humaid abdullah al falasi dari kitabnya as syeikh muhammad sholeh al usaimin dalam kaidah ke 20 dikatakan :

إذا: القاعدة أخفهما. دفع ضرران تعارض العشرونIdhaa ta'aarodho dhororooni daf'u akhfahuma Jika ada dua mudharat ( bahaya ) saling berhadapan maka di ambil yang paling ringan

ترك من المرء يتمكن ال بحيث المفاسد تزاحم السابقة القاعدة وضد األخرى، ارتكاب بشرط أحدهما ترك من يتمكن وإنما معا، المفسدتين

القاعدة وهذه األعلى، المفسدة درء أجل من األقل المفسدة يرتكب فحينِئذنO-: } جل- قوله أدلتها من الشريعة، في أدلة لها Nم Nف طPر8 وعال Qاض NرQيNاٍغ� غNب NالNو الN عNاد� Nف NمQثO (173: آية البقرة سورة{ ) عNلNيQهO إ

Adapun lawan dari kaidah yang sebelumnya adalah " tazakumul mafsid " ( bertabrakan antara mudharat satu dengan yang lainnya ) dimana seseorang tidak mampu meningalkan dua mudharat & mafsadah ( bahaya) secara bersamaan yang dia mampu adalah meninglakan yang satu tetapi tidka bisa lepas dari bahaya yang lainnya, maka jika menghadapi kondisi yang demikian itu : dia harus memilih bahaya yang lebih kecil & ringan untuk mencegah bahaya & mafsadah yang lebih besar,.

Adapun dalil dari qaidah ini adalah firman allah ta'ala :

{Oن Nم Nر8 فPط Qاض NرQيNاٍغ� غNب NالNاد� وNع Nال Nف NمQثO (173: آية البقرة سورة{ ) عNلNيQهO إ

Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( al baqorah : 173 )

المفسدة: تعارضت وهنا مفسدة: مفسدتان والمفسدة النفس، األولىاألكل: نRبNت الميتة، من الثانية PجPارتكاب ذلك في كان ولو األشد، المفسدة فت

الميتة. بأكل األقل المفسدة

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 17: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 17 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Dari ayat ini diketetahui adanya dua bahaya, yaitu bahaya bagi diri sendiri ( jika tidak makan dia akan mati ) , dan bahaya kedua memakan bangkai yang haram , maka jalan keluat dari 2 bahaya itu adalah memilih bahaya yang lebih ringan yaitu memakan bangkai.

على: " المفاسد، كذلك عدة، ألقسام تتقسم المصالح أن وكما وقوله: في المصالح في" يعني والدرء" بها، والعمل إحضارها جلبها

الدرء" : المفاسد،: المراد اإلبعاد، به المراد للقبائح منها: والمفاسد بالقبائح كبائر، هو ما منها المحرمة المفاسد محرمة، ومفاسد مكروهة، مفاسد عديدة،. مراتب إلى نفسها في وتتفاوت صغائر، هو ما ومنها

Sebagaiaman masholeh ( mashatah & manfaat ) itu terbagi menjadi berbagai macam ( lihat pembahasan sebelumnya ) maka begitu juga al mafasid ( muhdarat & bahaya ) ,dan makan ucapan dari qaidah kedua an dinu mabniyun " ala mashalihi fil jalbiha "artinya : untuk memndatangkannya dan beramal dengannya. Dan makna dari " ad dar'ii lil qobaikhi " : ad dar'ii maknanya menjauhkan & menhilangkan, sedang makna " al qobaikhi "adalah mafsadah atau bahaya, dan diantara macam-macam mafsadah & bahaya itu diantaranya : 1.mafsadah yang makruh, : المكروهة المفاسد2. mafsadah yang haram , المحرمة المفاسد yang diantaranya bisa termasuk bahaya yang besar adapula yang kecil , dan perbedan ini bertingkat-tingkat tergantung keadanya.

كان ولو الكبيرة ونجتنب المكروه، فعلنا ولو الصغيرة فنجتنب سبق وكماالجميع. ترك يمكن لم إذا الصغيرة فعل ذلك في

Sebagaimana penjelasan diatas dalam pembagian mafsadah , maka kita tinggalkan mafsadah yang haram walupun kecil dan kita memilih mafsadah yang makruh, dan kita meningalkan mafsadah muhararomah yang besar walupun harus mengerjakan mafsadah muharromah yang kecil, jika tidak ada pilihan lagi dan tidak munkin bagi kita meninggalkan semuanya.

النفس، على قاصر هو ما ومنها بالغير يتعلق ما المفاسد من وكذلك المفسدة درء من نتمكن لم إذا نرتكبها النفس على القاصرة فالمفسدة

إذا: مثال األولى، المفسدة بارتكاب إال بالغير المتعلقة اإلنسان كان ذلك إن فحينِئذ حالته مثل في كان لمن طعاما أو ميتة إال يجد ولم لألكل مضطرا

هو- الطعام من أكل لكنه- اَآْلخر والميتة بالغير، متعلقة مفسدة فيه حالل النفس على القاصرة المفسدة فنقدم بالغير، متعلقة مفسدة فيها ليسبالغير. المتعلقة المفسدة على

Dan begitu juga ada mafsadah & bahaya yang kadang berhubungan dengan orang lain, dan berhubungan dengan diri sendiri, maka jika dalam hal seperti ini, kita harus memilih mafsadah yang berhubungan dengan diri sendiri jika tidak mungkin meningalkan keduanya, misalnya : Jika ada seseoarang yang sangat membutuhkan kepada makanan dan tidak mendapati kecuali bangkai atau binatang yang haram serta makanan yang halal tetapi milik orang lain yang sama keaadannya dengan dia ( sangat membutuhkan makannan ) , maka jika dia makan makanan yang halal milik orang lain tersebut yang bisa menyebabkan bahaya orang lain , sedang jika kita makan bangkai tersebut tidak membahayakan orang lain maka kita harus memilih memakan bangkai yang hanya berhubungan dengan diri sendiri bukan orang lain.

- ذلك ومثال لو- هنا فحينِئذ قتلناك، وإال غيرك اقتل لإلنسان قيل أيضاقتل: المفسدة هنا المقدمة والمفسدة الغير، وقتل النفس، مفسدتان

ندرأ أن أجل من القتل ونتحمل المفسدة، تلك فنرتكب بالنفس، المتعلقةالغير. بقتل المتعلقة األعظم المفسدة

Missal yang lainnya :

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 18: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 18 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Jika dikatakan kepada seseorang bunuh orang lain jika tidak kami akan membunuhmu, maka di sana ada dua mudharat dan bahaya, yaitu : terbunuh jiwanya dan terbunuh orang, maka mafsadah yang kita ambil adalah mafsadah yang berhubungan dengan diri sendiri, dan kita siap dibunuh demi untuk menhilangkan bahaya yang lebih besar yang berhubungan dengan orang lain.

CONTOH DARI HADIST :

Sebagaimana di ceritakan tentang keinginan umar untuk membunuh Abdullah bin ubai bin salul, di sana ada 2 mudharat yaitu : Abdullah bin salul yang suka mencela & menhina islam dan yang kedua jiak di bunuh akan menimbulkan fitnah dan manusia akan mengira bahwasanya rasulullah telah membunuh para shohabatnya. Maka tidak membunuhnya lebih di utamakan oleh rasulullah demi maslahat yang lebih uatama dan ,memilih mafsadah yang lebih kecil.

Contoh lain : Jika dikatakan munimlah khomer ( minuman keras ) kalo tidak aku akn bunuh kamu ? di sana ada dua mudharat yaitu minum khomer yang haram dan di bunuh jika tidak mau minum , maka kita memilih untuk minum khamer demi menolak bahay yang lebih besar yaitu keselamatan jiwa kita terancam

قاعدة: وهي كثيرا، األصوليون عنها يعبر القاعدة بهذه متعلقة قاعدة وهناألن: المصالح، جلب على مقد8م المفاسد درء بالمنهيات الشارع اعتناء قالوا

عليه الله صلى- النبي بقول عليه واستدلوا بالمأمورات، اعتنائه من أعظم شيء عن نهيتكم وإذا استطعتم، ما منه فأتوا بأمر أمرتكم إذا- " وسلم

اجتنبوه: النهي ففي" فاجتنبوه ه األمر وفي كلية، واتركوه قال Nعل8ق . باالستطاعة

Dan dari qaidah ini ada qaidah lain yang berhubungan dengan qaidah ini yang di katakan oleh jumhur ahli usul yaitu : " DAR UL MAFASIDI MUQODAMUN 'ALA JALBIL MASHOLIHI " menolak mudharat lebih di utamkan dari pada mengambil faedah, karena perhatian pembuat syari'at kepada perkara yang dilarang lebih besar dari perhatiannya kepada hal-hal yang di perintahkan , dan mereka berdalil dengan hadist rasulullah SAW: " jika aku perintahkan dengan suatu perkara maka kerjakanlah semampu kalian, sedang jika aku larang dari sesuatu maka jauhilah, dari hadist ini dapat kita pahami : dalam masalah larangan : Rasulullah SAW memerintahkan untuk menjauhi dan meninggalkan larangan itu secara menyeluruh ( semuanya ) sedang dalam masalah perintah dalam melaksanakanya tergantung kemampuan.

إن: المسألة في آخر رأيا يرى اإلسالم وشيخ الشارع اعتناء ويقول عديدة، بأوجه ذلك على استدل قد بالمنهيات اعتنائه من أكثر بالمأمورات

رحمة- اإلسالم شيخ قول من أقوى المسألة هذه في الجمهور قول ولعل،- على الله المفاسد تساوت إذا القاعدة هذه محل أن وليعلم الجميع

والمصالح.

Akan tetapi Syikhul Islam Ibnu Taimiyyah berpendapat dengan pendapat yang lain beliau berkata : sesunggunya perhatian pembuat syari'at dengan perkara perintah lebih besar dari pada masalah larangan, dan beliau berdalil dengan dalil dari berbagai segi, namun pendapat jumhur dalam masalah ini lebih kuat dari pendapat as syikhul islam, dan harap diketahui penerapan qaidah ini jika antara mafsadah dan maslahat dalam kadar

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 19: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 19 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

yang sama.Sebagaimana dikatakan oleh as syeikh sholeh al usaimin dalam kitabnya mandhumatul qowaid :

ومنفعـه ضـرر تسـاوي ومـع ألمفسده لدرء ممنوعا يكون

Wama'a tusaawi dhorarun wa manfa'uhu yakunu mamnu'an li dar il mafasidi ( dan jika kadar mudharat dan manfaatnya sama maka kita cegah ( untuk mengambil manfaat ) demi menolak mudharat ( bahaya )

وبالغQ: " في ورد ما منها عديدة بأمثلة له ويمثلون االستنشاق في الحديثهنا: السنن، في كما" صائما تكون أن إال بالتأثير متعلقة مفسدة فقالوا

ألن هنا؛ المفسدة فدPرئت باالستنشاق، متعلقة مصلحة وهنا الصيام، علىالمصلحة. جلب من أولى المفسدة درء

Dan mereka mengambil contoh yang banyak sekali, diantaranya hadist Rasulullah dalam masalah wudhu : "hendaknya kalian bersungguh-sungguh dalam istinsak (memasukkan / menghirup AIR ) kedalam hidung kecuali kalian dalam keadaan puasa" sebagaimana dalam kitab sunan, mereka berkata: dihadist ini ada mafsadah yang berhubungan puasa dan ada maslahat yang berhubungan menghirup air kedalam hidung dalam wudhu, maka mencegah mudharat lebih diutamakan dari pada mengambil manfaat, yaitu meninggalkan intinsak ( menghirup air) lebih diuatamakan karena bisa merusak/membatalkan puasa.

في كان ولو المصلحة نقدم فإننا المفسدة من أعظم المصلحة كانت إذا أما أو الوضوء، يستطيع ال الذي المريض ذلك أمثلة ومن للمفسدة، فعل ذلك

وهنا طهارة، بدون سيصلي كونه في مفسدة هنا والتراب، الماء فاقد المفسدة تلك من أعظم الصالة مصلحة يقد8م؟ فأيهما الصالة، وهو مصلحةطهارة. غير على كان ولو فيصلي

Adapun jika maslahatnya lebih besar dari mafsadahya maka kita utamakan maslahat dari pada mafsadah, contohnya adalah : orang yang sakit yang tidak bisa berwudhu atau tidak bisa mengunakan air dan debu, disini ada mafsadah , yaitu sholat tanpa bersuci ( wudhu ) dan disana ada maslahat yaitu sholat, maka mana yang diutamakan ? jawabnya adalah : mengutamakan sholat dari mafsadah tersebut, yaitu sholat walaupun tanpa bersuci dan berwudhu.

- ومثاله السمع- والطاعة السمع فإن والظلم، الجور لوالة والطاعة أيضا الجماعة أحوال انتظام مصلحة وفيه ظلمهم، على إعانتهم مفسدة فيه لهم

هذه فتقد3م المفسدة، تلك من أعظم المصلحة وهذه األمة، واستقرار إعانة نوع ذلك في كان ولو الوالة، من الظلمة ويPطاع فيPسمع المصلحة،

العظيمة. المصلحة تلك مقابل في مغتفرة القليلة المفسدة هذه ألن لهم؛نعم. القاعدة إلى ننتقل لعلنا القاعدة بهذه يتعلق مما شيء هذا األخرى

Contoh lainya adalah : mendengar dan taat kepada pemimpin (pemerintahan) yang fajir & dhalim, sesungguhnya mendengar dan ta'at ada mafsadah yaitu membiarkan dan mendiamkan mereka untuk berbuat dhalim, dan juga ada maslahat yaitu menjaga keutuhan jama'ah dan

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 20: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 20 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

ketenangan masyarakat, maka maslahat ini lebih besar dari pada mudharatnya, maka kita utamakan maslahat ini ( yaitu menjadikan masyarakat tenang ) maka kita mendengar dan ta'at kepada pemimpin yang dhalim walaupun dalam keadaan seperti ini kita mendiamkan orang yang berbuta dhalim, karena mafsadah ini lebih kecil yang dimaafkan dan dibanding maslahat yang lebih besar jika kita taat kepada pemimpin / pemerintahan.

dan ini sesui dengan perintah rasulullah SAW diantaranya SBB:

منكم األمر وأولي الرسول وأطيعوا الله أطيعوا آمنوا الذين يأيها

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan Ta’atilah Rasul-Nya, dan ulil amri diantara kalian.” (QS. An Nisa’: 59)

السمع سلم و عليه الله صلى النبي عن عنهما الله رضي عمر ابن عن أمر فإذا بمعصية يؤمر لم ما وكره أحب فيما المسلم المرء على والطاعةطاعة وال سمع فال بمعصية

“Dari sahabat Ibnu Umar rodiallahu ‘anhu dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam Wajib atas setiap orang muslim untuk mendengar dan menta’ati, baik dalam hal yang ia suka atau yang ia benci, kecuali kalau ia diperintahkan dengan kemaksiatan, maka tidak boleh mendengar dan menta’ati.” (Bukhari dan Muslim)

PنQوPكNي يOدQعNب sة NئOم8 N أ تNدPوQنN ال QهNي NايNد PهOب N تNنxوQنN وNال QسNي يOن8ت PسOب Pم Qو PقNي NسNو Qم OهQي Oف sال NجOر Qم PهPب QوPل Pق PبQوPل Pق OنQيOاطNي انO فOي الش8 NمQث Pس� جQنOإ : :NفQيNك PتQل Pق Nال Nق PعNن Qص

Nا أNي NلQو Pس Nر Oالله QنOإ PتQك NرQدN؟ أ NكOلNذ Nال Nق Pع Nم QسNت PعQيOطPت Nو OرQي OمNألOل QنOإ Nو Nب Nر Nض Nك Nر QهNظ Nذ NخNأ Nو ، NكNال Nم

Qع Nم Qاس Nف QعOطNأ Nو

“Akan ada setelahku para penguasa yang tidak melakukan petunjuk-petunjukku dan tidak melakukan sunnah-sunnahku. Dan akan ada diantara mereka orang-orang yang hati-hati mereka adalah hati-hati syaitan yang terdapat di jasad manusia”. Aku (Hudzaifah) berkata, “Bagaimana aku harus bersikap jika aku mengalami hal seperti ini?” Rasulullah bersabda, “Engkau tetap harus setia mendengar dan taat kepada pemimpin meskipun ia memukul punggungmu atau mengambil hartamu, maka tetaplah untuk setia mendengar dan taat!” (Riwayat Muslim)

Ibnu Hajar berkata: “Meskipun ia memukul punggungmu dan memakan hartamu”, perilaku ini banyak terjadi di masa pemerintahan Al-Hajjaaj dan yang semisalnya.” (Fathul Bari 13/36)

sampai-sampai khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz pernah berkata:

لغلبناهم بالحجاج وجِئنا بخبيثها، أمة كل فجاءت األمم، تخابثت لو

“Seandainya seluruh umat berlomba-lomba dengan orang yang paling keji dari mereka, kemudian setiap umat mendatangkan orang yang paling keji dari mereka dan kita mendatangkan Al Hajjaj, niscaya kita dapat mengalahkan mereka.”

PارNي Oخ QمPكOت NئOم8 مQ ال8ذOيQنN أ PهNن Qوxب OحPت QمPكNن Qوxب OحPي Nو NنQوxل NصPي Nو QمPكQيNلNع NنQوxل NصPت Nو Qم OهQيNلNع Pار Nر OشNو QمPكOت NئOم8 مQ ال8ذOيQنN أ PهNن Qو PضOغQبPت QمPكNن Qو PضOغQبPي Nو Qم PهNن QوPنNعQلNت Nو )NلQي Oق QمPكNن QوPنNعQلNي Nا“ وNي NلQو Pس Nر Oالله N ال NفNأ Qم PهPذOابNنP؟” ن OفQي N) فقال بOالس8 ا ال Nا م Qو Pام NقNأ PمPكQي Oف NةNال إOذNا الص8 Nو

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 21: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 21 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

QمPتQيN أ Nر Qن Oم QمPكOتNالPِئ/ا وQي Nش PهNن Qو Pه NرQكNا ت Qو Pه NرQاك Nف PهNل NمNع N ا وNال QوPعOزQنNد/ا تNي Qن Oم .) طNاعNة�مسلم رواه

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan merekapun membenci kalian, kalian melaknati mereka dan merekapun melaknati kalian.” Dikatakan kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, apakah tidak (sebaiknya tatkala itu) kita melawan mereka dengan pedang?” Rasulullah berkata, “Tidak, selama mereka masih menegakkan sholat di tengah-tengah kalian. Dan jika kalian melihat sesuatu yang kalian benci dari para pemimpin kalian, maka bencilah amalannya dan janganlah kalian mencabut tangan kalian dari ketaatan kepadanya.” (Riwayat Muslim)

Pada hadits lain Beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Qن Nى مNأ Nر Qن Oم OهOرQي OمNِئ/ا أQي Nش Pه Pه NرQكNي QرOب QصNيQل Nف Pن8هOإ Nف Qن Nم Nق Nار Nف NةNاع Nم NجQا ال بQر/ Oش Nات Nم Nف يQتNة/ Oم Nي8ة/ فOل Oاه Nج

“Barangsiapa yang melihat sesuatu dari pemimpinnya yang ia benci, maka hendaknya ia bersabar, karena barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah sejauh sejengkal, kemudian ia mati maka kematiannya bagaikan kematian jahiliyah.” (Muttafaqun ‘alaih)

Qن Nم Nق Nار Nف NةNاع Nم NجQا ال بQر/ Oا ش Nن8مNأNك Nف NعNل Nرقبة خ OمNال QسOاإل Qن Oم Oه OقPنPع

“Barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah sejengkal maka seakan-akan ia telah melepaskan kekang Islam dari lehernya”…” (Fathul Bari 13/7).

Ibnu Taimiyyah berkata: “Dan merupakan ilmu dan keadilan yang diperintahkan untuk dilaksanakan adalah bersabar atas kedzoliman para penguasa dan kelaliman mereka, sebagaimana hal ini merupakan prinsip dasar Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah.” (Majmuu’ Fataawaa 28/179)

KAIDAH KE LIMA

تعسير نابه أمر كل في التيسير الشريعة قواعد ومن

WAMIN QOWAI'IDIS SARI'ATI AT TAISIRI FI KULLI AMRIN NAABAHU TA'SIRIN

Artinya : dan termasuk qaidah syari'ah adalah mudah dalam setiap perkara sebagai ganti dari kesulitan ( kesusahan )

ومن: " قوله المراد": الشريعة قواعد هنا التيسير: التيسير مأخوذ بالتيسيرفي: " والليونة، السهولة وهو اليسر من : ونابه أمر كل قوله يعني" نابه

": به، ونزل وعارضه له اعترض التعسير" وهو العسر من مأخوذ تعسيرأن: فالمراد الليونة، وعدم الشدة الله رحمة ومن الله حكمة من بالقاعدةلهم. وتيسر تخفف الشريعة فإن العسر من شيء لهم حصل إذا أنه بعباده

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 22: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 22 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Dari kalimat ini : wamin qowa'idis sarii'ati at taisir" yang dimaksud at taisiru : diambil dari kata al yusru maknanya adalah: mudah & lembut,dan kalimat ini : fi kulli amrin nabahu taksir" nabahu artinya adalah : ganti darinya, mendapatkannya, adapun makna "at ta'sir " diambil dari kata al 'usru manknanya : keras/susah dan tidak lembut, adapun yang dimaksud dari qaidah ini adalah : sesunggunya termasuk hikmad dan kasih sayang ALLAH kepada para hambaNya adalah jika mereka mendapatkan kesulitan dan kesusahan maka sesungguhnya syaria'at islam mempermudah dan memberikan keringanan bagi mereka.

إOن8-: } جل- قوله منها عديدة، أدلة عليها دل3 قد القاعدة وهذه Nف عN وعال Nم

Oر QسPعQا ال ر/ QسPن8( 5) يOإ Nع Nم Oر QسPعQا ال ر/ QسPقوله( 6-5: آية الشرح سورة( { )6) ي - { :-PيدOرPي رN بOكPمP الل8هP سبحانه QسPيQال NالNو PيدOرPي PمPكOب Nر QسPعQ(185: آية البقرة سورة{ ) ال

على والتيسير التخفيف بإرادة أحكامه من كثيرا- وجل عز- الله علل وقد { :PيدOرPي فN أNنQ الل8هP العباد Rف NخPي QمPكQنNع NقOل PخNو Pان NسQنO Qا اإل عOيف/ Nالنساء سورة( { )28) ض

ا﴿ (28: آية NمNو NلNع Nج QمPكQيNلNي عOف OينRالد Qن Oج� مNرNح : أيضا ذلك على ويدل ،[78الحُج] مصلحة تحقق سهلة يسيرة الله بفضل فإنها الشريعة أحكام استقراء

.الخلق

Dalil dari qaidah ini banyak sekali diantaranya firman ALLAH :

إOن8} Nف Nع Nم Oر QسPعQا ال ر/ QسPن8( 5) يOإ Nع Nم Oر QسPعQا ال ر/ QسP(6-5: آية الشرح سورة( { )6) ي

1. 5. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. ( qs : alam nasrok : 5-6 )

{PيدOرPي Pالل8ه PمPكOب Nر QسPيQال NالNو PيدOرPي PمPكOب Nر QسPعQ(185: آية البقرة سورة{ ) ال

2. 185. . Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu ( al baqorah : 185 )

{PيدOرPي Pالل8ه QنNأ Nف Rف NخPي QمPكQنNع NقOل PخNو Pان NسQنO Qا اإل عOيف/ Nآية النساء سورة( { )28) ض :28)

3. dan sungguh Allah banyak sekali menghubungkan dalam hukumnya keringanan dan kemudahan bagi hambanya sebagaiamana dalam firmannya : 28. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. ( an nisa: 28 )

ا﴿.4 NمNو NلNع Nج QمPكQيNلNي عOف OينRالد Qن Oٍج�﴾ م َر� : َر� [78الحُج]

78. kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. ( al hajj: 78 )

النبي فقول السنة من التيسير: " " وأما السمحة بالحنيفية سلسلة بعثتالصحيح :لأللبانيالحديث 2924رقم

dalam hadist dikatakan : aku diutus dengan agama yang lurus lagi mudah.silsilah shohih karya albani hadist no : 2924.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 23: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 23 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

( عليه متفق) استطعتم ما منه فأتوا به أمرتكم ما و

Jika aku perintahkan dengan sesuatu maka kerjakanlah semampu kalian. ( HR bukhari no :7288 & muslim no : 1337 )

dan telah menunjukkan yang demikian itu dalam penetapan hukum-hukum syari'at dan itu semua karena keutamaan allah yaitu bersama kesusahan itu ada kemudahan dan itu semua demi kemaslahatan makluqnya.

المؤلف هنا، المؤلف تعبير يخالف بتعبير القاعدة هذه عن يعبرون والعلماءالتعسير: هنا آخر، بلفظ عنها يعبرون والعلماء للتيسير، سبب يقول

المشقة: لفظ من أولى المؤلف لفظ ولعل التيسير، تجلب فيقولون الفقهاء،

Dan para ulama lainya mengetengahkan qaidah ini dengan siyah yang berbeda dengan apa yang di ketengahkan mualif disini ( as syeikh as sa'diy) mengatakan : kesulitan sebab dari kemudahan ( at ta'siru sababun lil taisir) sedang ulama' lainya mengatakan dengan lafadh : kesusahan mendatangkan kemudahan ( al masaqqotu tajlibu at taisir ) namun lafadh dari mualif lebih tepat dari pada lafadhnya para fuqoha,

As syeikh abu huamid abdullah al falasi mengatakan dalam ringkasanya dari kitab qowaidul fiqhiyyahnya as syeikh sholeh al usaimin dalam qaidah kelima dengan teks

كلما: القاعدة التيسير وجد المشقة وجدت الخامسة

Kulamaa wajadatil masaqotu wajada at taisuru

Dimana jika didapati kesulitan maka akan didapati kemudahan

المرض: للتيسير؟ الجالب العسر أنواع هي فما ، وعال-: جل- قال كما منها {Qن Nم Nف NانNك QمPكQن Oا م رOيض/ Nم Qو

N نQ أNذ/ى بOهO أ Oم Oه OسQأ Nر sةNيQد Oف Nف Qن Oام� مNي Oص QوN ة� أ NقNد Nص Qو

N أك� PسPالحكم- وجل عز- الله علق اَآْلية هذه ففي( 196: آية البقرة سورة{ ) ن

) ولم: ) مريضا من: لم يطلق، بقوله أن على ذلك فدلنا مرض، به كان يقل حكمة الحكم عليه يترتب أو الفعل عليه يترتب والذي خاص، مرض المراد زاد أو البرء لتأخر معها المأمور فعل لو حالة على المرض كان إذا هو الحكم

حينِئذ. التخفيف يشرع فإنه المرض،

Maka apa saja yang di kategorikan " kesulitan itu bisa mendatangkan kemudahan " diantaranya adalah sbb :

1. orang yang sakit sebagaiman firman ALLAH dalam memberikan keringanan kepada orang yang sakit di waktu haji

Qن Nم Nف NانNك QمPكQن Oا م رOيض/ Nم QوN نQ أNذ/ى بOهO أ Oم Oه OسQأ Nر sةNيQد Oف Nف Qن Oام� مNي Oص Qو

N ة� أ NقNد Nص QوN ك� أ PسPن

(196: آية البقرة سورة)

196. . jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 24: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 24 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Dalam ayat ini allah memberikan keringanan hukum dengan firmannya ( مريضا ) namun tidak mutlaq semua sakit allah tidak mengatakan "man kana bihi mardhon" ( barang siapa yang merasa sakit ) ,maka menunjukkan ayat ini sakit yang dimaksud adalah sakit tertentu, maka yang dimaksudkan dari ayat ini yang termasuk hikmah allah dalam menentukan hukum adalah : jika orang yang sakit tersebut mengerjakan peerintah tersebut kemudian menyebabkan sakitnya bertamnah parah atau menghalangi kesembuhanya, maka syariat memberikan keringanan di saat seperti itu.

من: مثال ر الصيام كان ذلك جاز مرضه في يزيد الصيام كان أو شفاءه يؤخ3ز لم كذلك يكن لم ومن الفطر، له Pمن ولذلك مريضا؛ كان ولو الفطر، له يج شفاء يؤخر وال مرضه في يزيد ال الصيام أن بحيث صداع أو أسنان وجع به

اإلفطار. له يجوز ال فإنه المرض،

Contoh lainya adalah: orang yang sakit dalam keadaan puasa jika menyebabkan terhambatnya kesembuhanya atau karena puasa bisa menjadi parah sakitnya mak boleh baginya untuk berbuka( membatalkan pausanya dan menganti dilain hari ), adapun jika tidak dalam keadan seperti itu maka tidka boleh baginya membatalkan puasanya, waluapun dalam keadaan sakit, contohnya , sakit gigi atau sedikit pusing jika dengan menjalankan puasa tidak menyebabkan sakitnya menjadi parah dan menghambat kesembuhannya maka tidak boleh baginya membatalkan puasanya.

.- الشريعة في التيسير أسباب ومن السفر،- في العلماء اختلف وقد أيضا

من: السفر، ضابط حدxه: فمنهم يقول: من ومنهم كيلو، بثمانين يقول: } وجل عز- الله ألن قوة؛ فيه القول وهذا يوم، بمسير -Nم QوNي ظNعQنOكPمQ قال

Nم QوNي Nو QمPكOت Nام NقOنصوصها في جاءت الشريعة وألن( 80: آية النحل سورة{ ) إ ال: " بعض في ورد يوما، بكونه السفر وصف إال يوما امرأة تسافر األحاديث

بأن المسألة في الثالث والقول ذلك، من أقل يرد ولم" مNحرم ذي مع فهو سفرا العرف أهل عده فما العرف إلى يرجع المسألة في الضابط

ا نعده فال وإال سفر، السفر أن على والدليل التخفيف أحكام به تPناط سفر/نQ- } وجل عز- الله قول التخفيف به يناط Nم Nف NانNك QمPكQن Oا م رOيض/ Nم Qو

N ر� عNلNى أ Nف Nس sد8ةOع Nف Qن Oي8ام� مN رN أ NخP( .184: آية البقرة سورة{ ) أ

2. dan salah satu sebab kemudahan dan keringanan dalam syariat adalah orang yang bepergian jauh ( safar) , namun ulama' berselisih pendapat jarak nya berapa bisa dikatakan safar ( bepergian jauh ) , sebaina mereka mengatakan : batasnya tidak kurag dari 80 km, sebagian lagi berkata : batasanya perjalanan sehari , dan pendapat ini munkin yang lebih kuat, karena allah mengatakan :

{ :Nم QوNي QمPكOنQعNظ Nم QوNي Nو QمPكOت Nام NقO80: آية النحل سورة{ ) إ

80. di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim ( an nahl : 80 )

karena syari'at itu datang dengan dalil yang mensifati safat ( bepergian jauh ) dengan makna sehari, sebagaiman dikatakan dalam hadist : " jangan lah seorang perempaun itu safat ( bepergian ) sehari kecuali dengan mahramnya" dan tidak dikatakan yang lebih sedikit dari batasan waktu itu ( sehari )

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 25: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 25 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Adapun pendapat yang ketiga dalam menentukan batasan safar ( bepergian jauh ) yaitu : hendaknya dikembalikan kepengertian umumnya masyarakat, ( al urfi), maka jika umumnya pemahaman ahlul urfi menyatakan hal itu sudah dikatakan safar maka kita sebut safar, jika tidak maka tidak termasuk dikatakan safar dan belum mendapatkan keringanan.

Adapun dalil safar ( bepergian jauh ) mendapatkan keringanan dalam syari'at adalah firman allah :

{Qن Nم Nف NانNك QمPكQن Oا م رOيض/ Nم QوN ر� عNلNى أ Nف Nس sد8ةOع Nف Qن Oي8ام� مN رN أ NخPآية البقرة سورة{ ) أ

:184).

184.. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.

- التخفيف أسباب ومن النقص؛- في عنه يخفف المجنون ولذلك أيضا. الوداع وطواف الصالة عنها تسقط والحائض والمريض، األحكام، وهكذا...

3.Dan sebab lainya dalam mendapatkan keringanan dalam syari'at adalah " an naqs"( kurang sempurna ) maka orang gila mendapatkan keringanan dalam hukum syari't, begitu juga orang yang sakit, orang yang haids gugur darinya kewajiban sholat dan thowaf wada' dsb.

سقوط: الواجب يسقط فمرة عدة مناهُج يسلك التيسير في والشارع مثلصالة: الواجب، ينقص ومرة الحائض، حق في الصالة ومرة المسافر، مثل

مثل: ، الواجب يقدم ومرة الوضوء، بدل التيمم مثل بغيره، الواجب يبدلتأخير: يؤخر ومرة ، المجموعة الصالة وتقديم الزكاة، تقديم الصالة مثل

. بهذه يتعلق مما شيء هذا المجموعة، نعم. القاعدة

Dan pembuat syari'at ( allah & rasulnya ) dalam memberikan keringanan & kemudahan dengan menempuh berbagai manhaj:

1. kadang keringan itu mengugurkan kewajiban, misal : gugurnya kewajiban sholat bagi wanita haids

2. kadang meringankan hal yang wajib, misal : sholatnya orang safar ( boleh dijama' dan di qosor ) , orang yang sakit dan tidak mampu berdiri boleh sholat dengan duduk ataupun berbaring.

3. kadang keringanan itu menganti kewajiban dengan yang lainya, misal: tayamun mengantikan wudhu jika tidak ada air & bagi yang punya udhur ( seperti sakit ).

4. kadang keringan itu bolehnya mendahulukan kewajiban dalam menunaikannya misal : bolehnya mempercepat membayar zakat, dan mendahulukan sholat berjama'ah jika sudah berkumpul.

5. kadang keringan itu bolehnya mengakhirkan suatu kewajiban misal :mengakhirkan sholat berjama'ah jika belum berkumpul jama'ahnya., maka itu semua adalah berhubungan dengan qaidah ini.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 26: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 26 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Dan contoh dari qaidah yang agung ini sangat banyak sekali untuk di kemukakan disini, namun ana cukupkan itu saja

KAIDAH KE ENAM

م وال اقتدار بال واجب وليس ر8 NحPاضطرار مع م

WALAISA WAJIBUN BILAA IQTIDARIN WALAA MUHAROMUN MA'AADH DHOROR.

ARTINYA: tidak menjadi kewajiban jika tidak mampu mengerjakan dan tidak ada keharaman dalam keadaan darurat ( bahaya )

قاعدتين: البيت هذا يتضمنأن: القاعدة بالقدرة: والمراد القدرة، عدم مع تسقط الواجبات األولى

االستطاعةأن: والمراد عنه سقط األفعال من فعل على قادرا يكن لم من بالقاعدةوا- } وجل عز- الله قول ذلك دليل وجوبه، Pات8ق Nف Nا الل8ه Nم QمPتQعNطNت Qسورة{ )- اس بشيء أمرتكم إذا- " وسلم عليه الله صلى- النبي وقول( 16: آية التغابن

" . استطعتم ما منه فأتوافعدم: منها فالواجبات الواجب، باختالف تختلف القدرة وأنواع القدرة بدنيةغسل: ، الواجب بذلك المتعلق البدن جزء بعدم يكون طNع قد اليد، مثل QقPت على الجزء ذلك قدرة بعدم يكون وقد اليد، غسل من يتمكن ال فحينِئذ اليد،

عNد مثل العمل، QقPالقيام. يستطيع ال الذي الم

Bait ini mengandung dua qaidah yaitu :

Qaidah pertama : annal waajibaat tasquru ma'a 'adamil qudroh, artinya : sesunggunya suatu kewajban menjadi gugur jika tidak ada kemampuan untuk menjalanknnya, sedang maksud al qudrah adalah kemampuan.

Jadi maksud dari qaidah ini adalah : barang siapa yang tidak ada kemampuan baginya untuk menjalankan danmelaksanakan salah satu amalan wajib dari kewajiban agama maka gugurlah hukum wajib tersebut.

dalilnya adalah firman ALLAH SWT :

وا} Pات8ق Nف Nا الل8ه Nم QمPتQعNطNت Q(16: آية التغابن سورة{ )- اس

16. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu ( at taqobun: 16 )

Juga hadist rasulullah SAW "

( عليه متفق) مااستطعتم منه فأتوا به امرتكم ما و

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 27: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 27 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Jika aku perintahkan dengan sesuatu maka kerjakanlah semampu kalian. ( HR bukhari no :7288 & muslim no : 1337 )

Adapun macam-macam al qudrah ( kemampuan) disini berbeda-beda tergantung jenis dari kewajiban tersebut, diantara hal yang wajib kadang berhubungan dengan 1.badan, yaitu tidak ada kemampuan ( 'adamul qudrah ) berhubungan dengan angota badan yang berhubungan dengan kewajiban tersebut, contoh : mencuci tangan tatkala berwudhu padahal orang tersebut tidak memiliki tangan ( putus tangannya), maka dalam keadaan seperti itu orang tersebut tidak ada kemampuan untuk mencuci tangan, maka gugurlah kewajiban mencuci tangan baginya

2. kadang tidak ada kemampuan juga berhubungan dengan perbuatan ( fiil ) ibadah, misal : orang yang lumpuh / duduk di kursi roda maka tidak ada kemampuan baginya untuk berdiri ( dalam sholat ataupun ibadah lainnya: misal thowah, sa'ii dsb ) maka gugurlah kewajiban berdiri baginya.

على القدرة لعدم أو المال وجود لعدم عنها يعجز قد المالية والواجباتمن: فيه، التصرف وجوب عنه سقط الحُج في والراحلة الزاد يجد لم مثل

وهذه الكالم، يستطيع ال الذي األبكم عن تسقط قولية واجبات وهناك الحُج،نوعين: على الواجبات

الوضوء: البدل، إلى سير األصل عن عجز فإذا بدل له ما منها والتيمم، مثلوجوب: بدل، له يكون ال سقط إذا ما ومنها غير عن سقط إذا الحُج مثل

المستطيع.

Dan kewajiban yang berhubungan dengan harta ( wajibaatul maaliyyah ) kadang gugur darinya karena tidak memiliki kemampuan untuk mengunakan harta yang cukup, misal : tidak memiliki perbekalan dan biaya untuk bepergian ibadah hajji maka gugurlah kewajiban hajji.

Dan ada juga kewajiban yang berhubungan dengan ucapan/perkataan, ( wajibaatul qauliyyah ) misal : bacaan dalam sholat, maka gugurlah kewajiban itu dari orang yang bisu yang tidak bisa berbicara.

Dan kewajiban ini terbagi menjadi 2 macam :

1. kewajiban yang ada ganti dari kewajiabn tersebut jika tidak ada kemampuan untuk mengerjakannya dengan angota badan misal : wudhu gantinya adalah : tayamum, orang tua yang tidak mampu berpuasa : gantinya memberi makan tiap hari satu orang faqir miskin, dsb

2. kewajiban yang tidak ada ganti dari kewajiabn tersebut jika tidak ada kemampuan untuk melaksanakannya, misal : kewajiban haji gugur dari orang yang tidak ada kemampuan untuk melaksanakanya, atau jihad ( berperang melawan orang kafir ) gugur dari orang yang tidak ada kemampuan untuk menegakkannya misal bagi orang yang sakit parah, tua renta, lumpuh, buta dsb.

يسقطه؟ الواجب بعض عن العجز هل ذلك، تقرر وإذاهل: قاعدة هذه باختالف يختلف هذا يسقطه؟ الواجب بعض عن العجز مهمة

نوعين: على الواجبات فإن الواجبات بعض

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 28: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 28 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Jika kita sudah mengetahui hal diatas , sekarang ada pertanyaan apakah lemah ( tidak mampu ) mengerjakan bagian dari suatu kewajiban meyebabkan gugurnya keajiban tersebut ? qaidah ini yang penting dan perlu di garis bawahi : APAKAH LEMAH UNTUK MENGERJAKAN BAGAIN DARI SUATU KEWAJIBAN MENGGUGURKAN KEWAJIBAN TERSEBUT ? . Ini berbeda dengan jenis & macamnya kewajiban, karena hal yang wajib itu ada dua ,macam :

واجبات: النوع بعضه عن العبد عجز فإذا واحد، جزء هي وإنما تتبNع8ض ال األولصاع: ومثال الجميع، سقط سقط بعضه عن اإلنسان عجز إذا الفطرة ذلك

ما: الفقهاء عنه يعبر وهذا الجميع، كاختيار بعضه فاختيار يتبع8ض ال بقولهمفسقوط: أو كله، كله. كسقوط بعضه قالوا

Yang pertama : ibadah wajib yang tidak bisa dipotong ( dibagi-bagi ) karena ibadah tersebut satu bagian yang sempurna, maka jika seorang hamba tidak mampu untuk mengerjakannya sebgaiannya maka gugurlah kewajiban tersebut. misalnya : batasan zakat fitrah adalah satu sha' (ukuran sekarang kira-kira 2,176 kg Dan kita bisa menggunakan tangan untuk menjadi takaran dengan cara kita penuhi kedua telapak tangan sebanyak empat kali. Karena satu mud sama dengan genggaman dua telapak tangan orang dewasa dan satu sha' sama dengan empat mud pent. ) jika dia tidak memiliki satu sha' maka gugurlah kewajiban tersebut. Dan para ulama mengatakan tentang qaidah ini : maa laa yataba'adu fakhtiaru ba'dhohu ka ikhtiyaru kuluhu artinya : apa saja dari ibadah yang tidak bisa di bag- & di potong sebagian maka memilih bagainnya merupakan pilihan semuanya. Atau mereka berkata : fasaqothu ba'dhuhu ka saqothu kuluhu artinya jika gugur sebagian saja maka gugur semuanya.

واجبات: والنوع عجز إذا فحينِئذ باَآْلخر، مرتبطا بعضها وليس تتبع8ض الثاني عن عجزنا إذا الصالة في العورة ستر مثل الباقي، يسقط لم البعض عن

بقولهم: الفقهاء عنه ويعبر الباقي، ستر علينا وجب العورة بعض ستربالمعسور. يسقط ال الميسور

Jenis kewajiban yang kedua : ibadah wajib yang bisa di bagi-bagi ( di potong sebagian dalam artian : boleh mengerjakan sebgaian dan boleh meningalkan sebagian jika tidak mampu melaksanakannya secara sempurna) dan bagian satu tidak berkaitan dengan bagain yang lain maka jika tidak mampu untuk melaksanakanya sebagian tersebut maka tidak gugur sebagian kewajiban tersebut, misal : menutup seluruh aurat waktu sholat, maka jika kita tidak mampu menutup semua aurat dan terbuka sebagain, maka kita wajib menutup aurat yang kita mampu untuk menutupinya, dan para ulama mengungkapkan qaidah ini dengan : al maisuuru laa yasqutu bil ma'suuru artinya : hal yang mudah tidak membatalkan hal yang sulit secara mutlaq

هل: بين تتردد واجبات وهناك تتبع8ض أجزاء هي أو واحدة وحدة هي األمرينالوضوء: مثال الفقهاء، بين الخالف فيقع غسل عن اإلنسان عجز إذا ذلك غسل يجب فهل األعضاء، بعض غسل من وتمكن الوضوء، في أعضائه جميع

هل: عليه؟ المقدور البعض كان إن يتبعض؟ ال أو يتبع8ض الوضوء يقول يتبعض ال كان وإن منه، يستطاع ما غسل يجب حينِئذ فإنه يتبعض الوضوء

الغسل. يجب ال فإنه

Dan disana ada ibadah wajib yang terkandung didalamnya dua hal diatas : apakah dia satu bagian yang utuh atau dia itu bisa dibagi-bagi , di sini ada perselisihan diantara fuqoha' : contohnya : wudhu' , jika seseorang tidak mampu mencuci semua angota badan yang wajib di

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 29: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 29 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

basuh, dan hanya mampu mencuci sebagian saja, apakan wajiba baginya uintuk mencuci amgota wudhu yang tersisa ? para fuqoha' berkata : apaka wudhu bisa dibagi & di potong sebebagain atau satu kwajiban yang utuh yang tidak bisa di bagi-bagi ? maka jika wudhu' merupakan ibadah yang bisa dibagi & di potong maka wajib bagianya mencuci angota badan yang dia mampu untuk mencucinya, dan meningalkan yang lain, namun jika tidk bisa di bagi maka tidak wajib baginya untuk mencuci dan mengantinya wudhu dengan tayamum. Wallahu a'lam.

ال: القاعدة م الثانية ر8 NحPبقولهم: الفقهاء من كثير عنه يعبر اضطرار، مع م بتركه ضرر العبد يلحق ما بالضرورة والمراد المحظورات، تبيح الضرورات

الصحيح على بالضرورة المراد هذا مقامه، غيره يقوم ال بحيث

Kaidah kedua yang terkandung dalam bait kaidah ke enam adalah :

Laa muharromun ma'a ithdoror, artinya : tidak ada keharaman jika bersaman dengan darurat ( bahaya ) dan banyak dikalangan para fuqoha mengatakan dengan teks lainya : al dhororu tubihul mahdhuuroh " keadaan darurat menhalalkan hal yang haram " dan yang dimaskud ad dhoruruh disini adalah : apa-apa yang menyebabkan bahaya bagi hamba jika di tingalkan, dimana tidak ada lainnya yang menempati sebagai penganti , inilah yang dimaksud ad dhoruroh yang benar .

يقوم قد لكنه بتركه، ضرر المكل8ف يلحق ما هي الحاجة فإن الحاجة بخالف. مقامه غيرهإذا: مثال ترك لو فهنا الميتة، إال يجد ولم مضطرا اإلنسان كان الضرورة

ز ضرورة فهذا الميتة إال يجد ما مقامه، غيره يقوم وال ضرر لحقه الميتةبقدرها مقيدة لكن و مطلقا ليس

Berbeda dengan makna al haajah ( kebutuhan /keperluan ) maka hajah / kebutuhan maknanya : apa saja yang bisa menyebabkan bahaya bagi seseorang jika meninggalkannya, akan tetapi ada yang lainnya yang bisa meenempatinya sebagai penganti.

Misal dhoruroh : jika seseorang dalam keadaanya sangat genting dan lapar sekali dan tidak mendapati hal yang halal untuk dimakan kecuali bangkai padahal bangkai haram , jika dia meninggalkan bangkai tersebut untuk tidak dimakan maka orang tersebut akan mendapatkan bahaya, dan tidak ada lagi selain bangkai sebagai pengantinya ( namaun jika ada makanan yang halal yang bisa dia capai & dapatkan maka dia harus mencari yang halal itu ) , maka dia mendapati bangaki tersebut sebagai dhoruroh, dan ini tidak mutlaq semuanya halal, namun ada muqoyyadnya yaitu : sesui kadar nya saja (tidak boleh berlebih lebihan, akan datang penjelasnya insya allah )

عدد-: تباح المحظورات قاعدة– القاعدة ودليل النصوص من بالضروراتنO: } جل+ قوله منها الشرعية، Nم Nف طPر8 وعال Qاض NرQيNاٍغ� غNب NالNاد� وNع Nال Nف NمQثO { عNلNيQهO إ

(173: آية البقرة سورة)

Adapun dalil dari qaidah ini (al makdhuroot tubahun bil doruroot / hal yang haram menjadi mubah jika dalam kondisi kritis, bahaya) adalah beberapa ayat diantaranya :

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 30: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 30 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

173 barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya ( al baqorah : 173 )

دQ: } وقوله Nق Nو لN سبحانه ا لNكPمQ فNص8 Nم Nم ر8 Nح QمPكQيNلNال8 عOا إ Nم QمPت QرOرPط Qاض OهQيNلO سورة{ ) إ( 119: آية األنعام

Dan firmanya :119. Sesungguhnya Allah Telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu membutuhkanya ( al an'am :119 ) ..

قد- اَآْلية- فاألولى بأنها: األولى الثانية لكن. بالمطعمات خاصة يقالدQ} عام ظاهرها NقNو Nل ا لNكPمQ فNص8 Nم Nم ر8 Nح QمPكQيNلNال8 عOا إ Nم QمPت QرOرPط Qاض OهQيNلO ) إ سورة{ للمضطر. الميتة لحم أكل القاعدة، أمثلة ومن( 119: آية األنعام

Di ayat yang pertama hanya khusus berhubungan dengan masalah makanan, akan tetapi dalam ayat kedua ini thohirnya berupa umum Sesungguhnya Allah Telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu membutuhkanya ( al an'am :119 ) sedang misal dari qaidah ini adalah : memakan bangkai yang asalnya haram di halalkan jika dalam keadaan bahaya ( lapar sekali dan ngak ada penganti selain bangkai tersebut )

ال: وللقاعدة الناس بعض ألن مهمة؛ الشروط وهذه نالحظها، أن بد شروطشروطها. يالحظ وال القاعدة، بهذه الشريعة أحكام من التخفف يريد

Namun dalam qaidah ini ada syarat yang harus kita perhatikan , dimana syarat ini sangat penting sekali karena sebagain manusia mengiginkan keringanan dari hukum syari'at dengan alasan qaidah ini dan tidak memperhatikan syarat-syaratnya

أن: هذه شروط فمن فإن. بفعل تندفع الضرورة تكون القاعدة لم المحظورومثلوا. فعل يجز لم تندفع، خمر، ماء إال يجد ال الذي بالظمآن له المحظور

الظمأ، يبعد ال الخمر ألن الخمر؛ تناول له يجوز ال فهذا الخمر، إال يجد ال الذي/ اإلنسان يزيد وإنما فالمحظور. إلى ظمأ يدفعها ولم الضرورة، زاد هنا ظمِئه

.

Termasuk syarat dari qaidah ini adalah :

Syrarat pertama: hendaknya kondisi genting, gawat & bahaya tersebut bisa hilang dengan mengerjakan hal yang haram tersebut , jika tidak bisa hilang keadaan genting tersebut maka tidak boleh mengerjakan hal yang haram tersebut, ahlul fiqh memberikan misal : orang yang sangat kehausan dan tidak mendapati air kecuali khomer ( minuman keras ) maka ini tidak boleh diambil untuk di minum karena khamer ( minuman keras ) tidak menhilangkan dahaga dan haus , bahkan akan membuat orang tersebut semakin kehausan dansemakin dahaga , maka hal yang haram disini malah justru menambah bahaya dan tidak bisa menhilangkan bahaya tersebut .

أال: الشرط إن. به تندفع آخر طريق يوجد الثاني - يجز لم وجد، الضرورة

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 31: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 31 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

فعل- مثال. حينِئذ طبيبة: المحظور امرأة وعندنا رجل، وطبيب مسلمة، ذلكالطبيبة. المرأة بكشف الضرورة دفع يمكن مريضة،

Syarat kedua : tidak ada jalan lain untuk menghilangakn kondisi gawat dan bahaya tersebut , namun jika ada jalan lain maka tidka boleh mengerjakan hal yang haram tersebut, misalnya : ada dokter laki laki dan dokter perempaun , sedang pasiennya adalah pasien perempuan maka kita mengunakan dokter perempuan untuk memeriksa tubuh pasen perempuan yang sakit tersebut, dan kita tidak boleh memilih dokter laki-laki untuk memeriksa pasien perempuan dikarenakan adanya dokter wanita yang siap.

أن: هذه شروط ومن فإن. من أقل المحظور يكون القاعدة كانت الضرورةمثال. لم أعظم، الضرورة إذا: يجز نفسه، لبقاء غيره قتل إلى اضطر ذلك

المحظور. من أقل الضرورة فهنا السابقة، اإلكراه مسألة في كما المحظورقيل. تهديده بعد اإلنسان، سيPقتل أنه هو والضرورة الغير، قتل هو بالقتلأقتل: قتلناك. وإال غيرك، له

Dan juga termasuk syarat dari qaidah ini adalah : hendaknya hal yang haram tersebut lebih sedikit dari dhorurah ( bahaya ) maka jika dhorurohnya ( bahayanya) lebih besar maka tidak boleh, misalnya : jika bahayanya adalah menghilangkan nyawa orang lain agar dirinya selamat sebagaimana dalam misal paksaan ( dalam qaidah ke empat ) disini dhorurah lebih sedikit dibanding hal yang diharamkan yaitu membunuh orang lain sedang dhorurohnya ( bahayanya ) ancaman manusia kepada dirinya akan dibunuh, dengan ucapan mereka : bunuh orang lain jika tidak maka kami akan membunuhmu, maka ini tidak boleh dituruti.

وال. استباحة حكم زال الضرورة، زالت إذا أنه ويالحظ يجوز المحظوروهذا. به تندفع ال بمقدار المحظور، في يتوسع أن لإلنسان سيعبر الضرورة

المحظور؛ فعل يجز لم الضرورة زالت وإذا اَآْلتية، القاعدة في المؤلف عنهوعبروا. بطل الماء شاهد من ولذلك ما: عنه تيممه بطل لعذر جاز بقولهم

. نعم. بزواله

Dan perlu diperhatikan : jika hilang bahaya tersebut ( setelah melakukan hal yang dilarang) maka hilang lah hukum halal untuk melakukan hal yang dilarang tersebut, ( artinya tidak boleh menambah lebih banyak hal yang di haramkan) dan tidak boleh bagi manusia untuk menambah lebih banyak dalam melakukan hal yang dilarang tersebut, hanya sekedar hal yang bahaya tersebut bisa hilang. Dan ini akan di jelaskan oleh mualaif ( as syeikh as sa;di ) dalam qaidah berikutnya,dan jika hilang bahaya ( dhoruroh )nya maka tidak boleh melakukan hal yang di larang , untuk itu jika melihat air maka tayamumnya menjadi batal , dan ulama' mengatakan : ma jaala li 'udrin bathola bizawalihi artinya: apa saja yang bisa menghilangkan udhur maka batallah dhorurah tersebut.

KAIDAH KE TUJUH

الضرورة تحتاجه ما بقدر الضرورة مع محظور وكل

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 32: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 32 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Wa kullu mahthurin ma'ad dhorurohi bi qodri maa tahtaajuhu ad dhorurotu

Artinya setiap hal yang dilarang itu di bolehkan jika dalam kondisi yang darurat, tetapi sesui dengan kadar yang dibolehkan saja untuk menghilangkan darurat itu.

من يتناول ال أنه وهو السابقة، القاعدة شروط من شرط البيت هذا في عز- الله قول هذا ودليل الضرورة، به تندفع الذي بالمقدار إال المحظور

نO- } وجل Nم Nر8 فPط Qاض NرQيNاٍغ� غNب NالNاد� وNعدم اشترط( 173: آية البقرة سورة{ ) ع الزيادة: العدوان، وعدم البغي، المقدار، في الواجب، مقدار في والعدوان

. القاعدة دليل هذا اإلثم، يلحقه فإنه زاد فمن

Bait qoidah ini merupakan salah satu syarat dari qaidah yang lalu ( ke enam bait kedua :

م ال ر8 NحPاضطرا مع م maknanya adalah : tidak boleh mengambil hak yang diharamkan kecuali sesui kadar kebutuhan yang bisa menghilangkan kondisi darurat / bahaya tersebut,(dan tidak boleh lebih pent. ) sadapun dalilnya adalah firman ALLAH SWT dalam QS albaqoroh:173)

{ Oن Nم Nر8 فPط Qاض NرQيNاٍغ� غNب NالNاد� وNع } ( 173: آية البقرة سورة )

173. tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. ( al baqoroh : 173 )

dalam ayat ini ada syarat : tidak ada keinginan terhadapnya , dan tidak pula melampui batas, makan al udwan : terus menambah hinga melampui batas yang di wajibkan, maka barang siapa yang melampui batas tersebut maka dia mendapatkan dosa, dan inilah dalil dai qaidah ini.

غير: " استدل" وقوله تناط ال الرxخص أن على اللفظ، بهذا العلماء باٍغ برخص يترخص أن له يجز لم معصية، سفر سافر من وأن بالمعاصي،

إال الرخص، جميع وكذلك القصر، أو الصالتين جمع أو الفطر من السفر،ا كان إذا وهنا. مضطر/ هل: الضرورة، بقواعد متعلقة مسألة إليها وهي

هل وتناولته، غيري مال إلى اضطررتP إذا الغير؟ حق تبطل الضرورة تفصيل، فيه هذا يحق؟ ال أو المال؟ هذا بضمان يطالب أن للغير يحق

ننظر: الضرورة كانت فإن الغير؟ حق من نشأت الضرورة هل نقول: لذلك حق ال حينِئذ فإنه الغير، حق من نشأت إنسان. مثاله عليه هاج الغير هل. هنا نفسه، عن دفاعا قتله؛ إلى فاضطر جمل، لصاحب يحق مضطر

أعطني: إليه يأتي أن الجمل ال،: الجمل؟ قيمة ويقول له؛ يحق ال نقول المملوك، ذات من ناشئ الغير، ملك من ناشئ هنا االضطرار ألن لماذا؟

الضمان يجب ال فحينِئذ .

Adapun firmanya : " باغ غير " para ulama mengambil dalil dari lafadh ini , bahwasannya keringanan berlaku jika ada maksiyat, misalnya; barang siapa yang bepergian jauh ( safar

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 33: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 33 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

) dalam rangka maksiyat, maka tidak boleh baginya mendapatkan keringanan sebagaimana keringanan dalam safar, seperti : tidak berpuasa, atau menjamak 2 sholat ataupun qosor (meringkas sholat 4 rakaat menajdi 2 ) , dan begitu juga keringana-keringana yang lainya, kecuali memang dalam keadaan dhoruroh dan terpaksa dan butuh akan kerinagan tersebut.

Ada masalah lain yang berhubungan dengan kaidah darurat ini, yaitu : apakah kondisi darura membatalkan hak orang lainnya? Atau jika kondisinya darurat dan harus mengambil ( menhilangkan ) harta orang lain , apakah yang punya hak boleh menuntuk untuk menganti harta tersebut ? dalam maslah ini ada perinciannya.

2.apakah bahaya / kondisi darurat itu di timbulkan oleh hak milik orang lain atau bukan ? jika kondisi itu di timbulkan oleh hak milik orang lain maka, yang punya hak ngak boleh menuntutnya untuk menganti rugi hak yang hilang tersebut. Misalnya : seseorang tiba-tiba di serang onta ( sapi ) sampai membahayakan dirinya, maka orang tersebut melawannya hingga terbunuh onta/sapi tersebut karena membela diri , disini ada kondisi darurat ( membela diri ) ,maka apakah boleh sang pemilik onta/ sapi datang kepadanya dan mengatakan : berikan ganti rugi seharga onta/ sapi tersebut ?, maka kami ( para ulama) katakan : tidak ada hak bagi sang pemilik, kenapa, karena bahaya / kondisi gawat tersebut di timbulkan karena kelalailan sang pemilik, dia lupa menjaga hak miliknya, maka jika yang demikian ittu tidak ada garansi ( ganti rugi )

مضطر: مثال عنه، ناشِئا ليس االضطرار كان إذا أما إال يجد لم جائع، ذلكفحينِئذ. فذبحه لغيره، مملوكا جمال ملك عن ناشِئا ليس االضطرار وأكله

وعبروا. ذلك يضمن فإنه ثNم ومن الغير، االضطرار: عنه الملك ال بقولهممرادهم. حق يبطل عنه. ناشِئا يكن لم إذا الغيرإنسان: هذا به يتضح آخر، مثال المتاع بعض ألقى السفينة، في التقسيمفهنا. إلى مضطر ألنه البحر؛ في يجب؟ ال أو الضمان؟ يجب هل إلقائه

ننظر: من ناشئ لضرر ألقاه قد كان فإن المتاع؟ ذلك ألقى لماذا نقول المتاع، بعض عليه فسقط السفينة، جانب في الرجل يكون كأن المتاع،فهنا. في بالمتاع فألقى الهالك، نفسه على فخشي ناشئ االضطرار البحر

. الضمان عليه يجب فال الغير، ملك من السفينة تكون بأن المتاع، ذلك من ناشِئا ليس االضطرار كان لو لكن

ال: على القائمون فقال الغرق، من عليها ويخشى كثيرة، حمولتها السفينة يPضمن؟ هل فحينِئذ فألقي، المتاع بعض فأخذ المتاع، بعض إلقاء من بد

نعم: هو وإنما المتاع، ذات من ناشِئا ليس االضطرار هذا ألن يPضمن؛ نقولفحينِئذ. في مNن جميع من ناشئ السفينة: في من لجميع يقال السفينة

. أعدادهم بحسب مثله، أو قيمته عليهم ويضرب المتاع، هذا اضمنوا

2.adapun jika kondisi darurat ( bahaya ) tersebut tidak ditimbulkan karena hak miliknya ( berhubungan dengan ) orang lain maka wajib mengantinya jika mengambil ( menhilangkan hak milik tersebut ) misalnya: seseorang sangat kelaparan, dan dia tidak mendapati makanan apapun kecuali onta milik ( hak ) orang lain kemudian orang ini menyembelihnya dan memakanya,maka dalam kondisi darurat ( bahaya ) ini ada dan terjadi tanpa ada hubungannya dan bukan karena hak orang lain, maka sang pemilik onta boleh menuntut ganti rugi dari onta yang dimakan orang tersebut, maka para ulama mengambil kaidah dari hal ini :

الغير حق يبطل ال االضطرار : ( al idhirar laa yubtilu haqol ghoiri ) kondisi bahaya tidak menhalalkan ( membatalkan ) hak orang lain , dengan catatan kondisi darurat ( bahaya )

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 34: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 34 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

tersebut timbul bukan disebabkan hak miliknya. Contoh lainnya yang lebih terperinci : para penumpang dalam kapal, membuang sebagian barang milik penumpang lain kelautan ,karena bisa menyebakan bahaya jika tidak membuangnya, masalahnya apakah orang yang membuang barang tersebut harus menganti barang tersebut apa tidak ? maka kita lihat sebabnya : jika dia membuangnya karean kelalain sang pemilik barang, misalnya orang tersebut tinggal dibawah barang tersebut di letakkan , dan sebagian barang tersebut sering menjatuhinya, dan bisa membahayakannya, terus dia membuangnya kelautan barang tersebut, maka bahaya tersebut timbul karena kelalaian sang pemilik barang maka , tidak wajib baginya menganti barang tersebut , namun jika kondisi bahaya tersebut bukan ditimbulkan dari hak ( barang ) oranga lain , misal kapal tersebut kelebihan barang dan muatan , dan bisa menyebabkab kapal tersebut tengelam sehingga pemilik / kapten kapal mengatakan : kita harus membuang sebagain barang kelaut, dan diambillah sebagian barang tersebut dan dibuang kelaut, maka apakah ada garansi ( ganti rugi ) barang tersebut, kita katakan : iya ada garansi, karena bahaya tersebut tidak ditimbulkan dari barang itu sendiri atau kelalaian pemilik barang namun timbul karena kelalaian semua orang dalam kapal, sehingga di katakan kepad semua yang ada di kapal : beri ganti rugi barang tersebut , dan di bagi rata setip penumpang hingga terkumpul seharga barang tersebut, tergantung jumlah dan harganya.

نسأل. بهذه يتعلق مما شيء هذا وإياكم يوفقنا أن- وجل عز- الله القاعدة النافع، العلم وإياكم يرزقنا وأن عبادته، أهل من وإياكم يجعلنا وأن لطاعته، ولوالدينا ولكم، لنا الله يغفر وأن المتقبل، والعمل الصائب، والفهم يوفق وأن الشريعة، لبيان المسلمين علماء يوفق وأن المسلمين، ولجميع. محمد نبينا على الله وصلى أعلم، والله الشريعة، بهذه للحكم حكامهم

KAIDAH KE DELAPAN

لليقين الشكP يزيل فال لليقين األحكام وترجع

Wa turja'ul ahkamu lillyaqini falaa yuziilus sakku lillyaqini

Dan dikembalikan hukum itu kepada yang diyakini dan keraguan tidaklah membatalkan keyakinan itu.

Dalam bentuk yang lain dikatakan : كان ما على كان ما بقاء األصل as aslu baqoo u maa kaana 'alaa maa kaana artinya : asal sesuatu perkara dihukumi asalnya,dikatakan dalam mulaqos qowaidul fiqhiyyahnya as syeikh sholeh al usaimin dalam qaidah ke الشك عند لألصل الرجوع 15 ( ruju'u lil asli ;indas shakk ) dikembalikan hukum sesuatu pada asalnya jika timbul keraguan didalamnya.

misalnya : jika seseorang yakin dalam keadaan suci , kemudian timbul keraguan apakah batal atau belum , maka di kembalikan pada asalnya, yaitu suci , karena dia yaqin sebelumnya dalam kedaan suci.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 35: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 35 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Misal lainnya ; jika seseorang sholat dhuhur dan sudah selesai ( sudah salam ) dan selang beberapa saat kemudian timbul keraguan apakah sholatnya sudah sempurna ( 4 rakaat ) atau kurang , maka dikembalikan asalnya bahwasannya sholatnya sudah sempurna.

وترجع: " المؤلف قول : األحكام هنا أن" معناها في عو3لت الشريعة لليقينويراد. على أحكامها زوال: لغة في باليقين اليقين وقال. العرب بعض الشك

إن: يقن: االستقرار، من مأخوذ اللغة في اليقين األصوليين الماء يقالواليقين. بمعنى طمأنينة: في استقر العلم واستقرار القلب، االصطالح

. فيه

Perkataan mualif ( syeikh abdur rahman as sa'diy ) : " لليقين األحكام وترجع " dikembalikan hukum sesuatu pada keyakinan artinya: sesunggunya syariat itu diletakkan dan disandarkan hukum-hukumnya diatas keyakinan, sedang makna yakin dalam bahasa arab adalah :

الشك زوال / zawaalus sha hilangnya keraguan, dan berkatas sebagain ulama' usul : sesungguhnya kata yakin dalam bahasa diambil dari kata : االستقرار tenang/tetap dan diam, jika dikatakan : yaqonal ma'u artinya air tenang/diam , sedang yakin dalam tinjauan syar'ii adalah:

فيه العلم واستقرار القلب، طمأنينة : tumakninatul qolbi was tiqroorul ilmi fiihi, ketentraman dan ketenagan hati dan ketetapan ilmu didalamnya,

التداخل؛: يراد اللغة في والشك ال أمران، عنده يتداخل الشاك ألن وذلك به والشك. الترجيح يستطيع تجويز: في بينهما وال زاد، فما أمرين االصطالح

فيNرOد. على ألحدها مزية من يتمكن وال أكثر، أو احتماالن عنده سائرها االحتماالت تلك بين الترجيح .

Sedang makna shak ( ragu) dalam tinjaun bahasa adalah : at tadaakhul saling masuk / kemasukan , disebut demikian karena keraguan jika masuk didalam hati timbul dua pilihan, yang menyebabkan tidak bisa mengambil salah satu yang benar diantara keduanya, sedang maknanya secara istilahi adalah : membolehkan dua perkara atau lebih , yang tidak bisa menimbang salah satu dari semuanya, maka menimbulkan dua pilihan/ keputusan atau lebih yang tidak munkin mengambil salah satu yang benar diantara pilihan-pilihan tersebut.

وترجع: " المؤلف وقول : األحكام هنا أن" يعني في عولت الشريعة لليقينعدم: المؤلف مراد وليس اليقين، على أحكامها الغالب؛ الظن إعمال هنا

على ويدل المسائل، من عدد في الغالب الظن بإعمال جاءت الشريعة ألنقول: إOنQ-: } جل- الله ذلك Nف ا وعال Nه Nل8قNط Nال Nف NاحNن Pا ج Nم OهQيNلNع QنNا أNع Nاج NرNتNي QنOن8ا إNظ

QنNا أ Nيم OقPي NودPد Pح Oالظن، على بالحكم فعول( 230: آية البقرة سورة{ )- الل8ه االحتمال: والمراد . الراجح به

Adapun ucapan mualif disini : " لليقين األحكام وترجع " dikembalikan hukum kepada keyakinan: maknanya bahwasanya syari'at itu diletakkan hukum-hukumnya diatas dasar keyakinan, dan bukanlah maksud mualif disini, tidak digunakannya persangkaan yang kuat,

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 36: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 36 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

karena syari'at kadang mengunakan persangkaan yang kuat di beberapa masalah, sebagaimana firmanya dalam QS : al baqoroh : 230 :230. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya ber-PRASANGKA ( berpendapat )akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Maka dalam ayat ini di bagun hukumnya diatas dasar prasangka yang kuat. maknanya: kemunkinan saja benar.

يعرفان وفالنا فالنا أن أظن ال- " وسلم عليه الله صلى- النبي قول ومثلهوهذا. حكم على فعول الصحيح، في كما" شيِئا ديننا من مذهب الظن

مطلقا. به يPعمل الغالب الظن أن العلم، أهل جماهير

Dan misalnya juga sabda rasulullah SAW : aku tidak mengira bahwasanya fulan dan fulan mengetahui sedikitpun tentang agama kita. Sebagaimana dalam kitab shohih, maka disini disandarkan hukum pada persangkaan ( yang kuat ) dan ini adalah madhab jumhur ahlul ilmi, yaitu persangkaan yang kuat kadang di gunakan secara mutlaq.

فال: " المؤلف ومراد أن": الشك يزيل بقوله على ورد إذا الشك لليقين بل. إلى يلتفت ال فإنه سابق، وقطع يقين عنده وكان اإلنسان، الشك السابق اليقين عليه المعول .

Adapun maksud dari : : " لليقين الشك يزيل فال ""keraguan tidak menghilangkan keyakinan, maknanya : sesunggunya keraguan jika timbul pada hati manusia sedang sebelumnya ada keyakinan dalam hatinya dan keraguan memutuskan keyakinan yang ada sebelumnya, maka janganlah menghiraukan keraguan tersebut, akan tetapi dikembalikan hukumnya pada keyakinan yang ada sebelumnya.

عدد: ودليل ا- } وجل عز- قوله منها الشرعية، النصوص من القاعدة NمNو PعOت8بNي Qم Pه PرNثQكNال8 أOن�ا إNن8 ظOالظ8ن8 إ Nي الOنQغPي Nن Oم Rق NحQِئ/ا الQي N(36: آية يونس سورة{ ) ش

{ :QنOإ إOن8 الظ8ن8 إOال8 يNت8بOعPونN وقوله Nالظ8ن8 و Nي الOنQغPي Nن Oِئ/ا الحق مQي Nسورة( { )28) ش ( .28: آية النجم

Adapun dalil dari qaidah adalah beberapa nash syar'iyyah diantaranya :

Dari alqur'an

ا} NمNو PعOت8بNي Qم Pه PرNثQكNال8 أOن�ا إNن8 ظOالظ8ن8 إ Nي الOنQغPي Nن Oم Rق NحQِئ/ا الQي Nآية يونس سورة{ ) ش :36)

Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran ( QS yunus : 36 )

Serta firmanya :

{QنOإ NونPعOت8بNال8 يOن8 الظ8ن8 إOإ Nالظ8ن8 و Nي الOنQغPي Nن Oِئ/ا الحق مQي Nالنجم سورة( { )28) ش (28: آية

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 37: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 37 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang Sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran. ( QS an najm : 28 )

dari hadist

" أنه- عنه الله رضي- زيد بن الله عبد حديث من ، الصحيحين في وجاءكي Pالصالة؟ في الشيء يجد الرجل- وسلم عليه الله صلى- للنبي ش يسمع أو ريحا، يجد حتى ينصرف ال- وسلم عليه الله صلى- النبي فقال

صوتا. "

Dan di riwayatkan dalam kitab shohihain ( bukahri dan muslim ) : dari hadistnya abdullah bin zaid RA, sesungguhnya ada seorang laki-laki yang mengadu kepada rasulullah SAW bahwasanya dia mendapati sesuatu didalam sholatnya : maka Rasulullah saw bersabda: janganlah kamu berpaling ( membatalkan sholatnya) sampai mendapati bau ( kentut) atau mendengar suara ( kentut ) ( HR bukahri kitab wudhu bab: orang yang tidak berwudhu karena keraguan yang asalnya yakin, hadist no :137, 173 kitabul buyu' ( jual beli ) bab; tidak memperdulikankan rasa was-was dan subhat serta semisalnya no :2056 dan muslim kitab haid hadist no ; 361,362 )

: " وسلم عليه الله صلى- النبي أن أيضا الصحيح في وجاء إذا- شك قال وليبن الشك، فليطرح أربعا؟ أو ثالثا صلى هل يدر فلم صالته، في أحدكم

" . اليقين على

Dan diriwayatkan juga dalam kitab shohih sesungguhnya nabi SAW bersabda: jika salah seorang dari kalian ragu dalam sholatnya, dan dia tidak tahu sudah dapat tiga roka'at atau empat roka'at ,maka tinggalkan keraguan dan memilih yang yaqin dan pasti.

أبواب جميع في وتدخل مهمة، قاعدة القاعدة هذه فإن ذلك، تقرر إذا القاعدة. هذه على مرتبة الفقهية القواعد من عددا هناك إن بل الفقه،

بعدها القاعدة هذه على المنبنية القواعد من عددا المؤلف ذكر وقدمباشرة،

Jika sudah jelas dan menetapkan dalam hal tersebut maka sesunguhnya kaidah ini adalah kaidah yang sangat penting dan masuk didalam semua pembahasab, bab-bab fiqh, bahkan ada beberapa kaidah-kaidah yang sangat berhububgan erat dengan kaidah ini dan mualif menyebutkan kaidah-kaidah yang berhubungan dengan kaidah ini brikutnya ( akan datang kaidah tersebut beserta penjelasnya, misal : hukum asal air, tanah adalah suci, hukum asal sesuatu adalah mubah ( halal ) hukum dalam ibadah adalah haram / dilarang dsb )

النوع: على القاعدة هذه تحت تندرج التي والمسائل األول: نوعينمثال. على ويتفق القاعدة، في اندراجها على يPتفق مسائل ذلك: حكمها

دOثا كان من Qعليه؟ الطهارة طرأت هل ذلك بعد شك ثم الصباح، في مح في الثابت فاليقين ذلك؟ بعد توضأ هل وشك الصباح، في محدثا كان

فيها. المشكوك الطهارة إلى يلتفت فال محدOث، أنه األول الزمان

Pembahasan yang berhubungan dengan kaidah ini terbagi menjadi 2 macam:

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 38: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 38 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

1.masalah yang di sepakati dan sesui dalam kaidah ini , dan disepakati juga hukumnya

contohnya: seseorang yang pagi harinya dalam keadaan tidak suci dan berhadast ( belum berwudhu / mandi wajib ) kemudian dia ragu apakah telah bersuci ( wudhu/mandi wajib ) atau belum ? adalah dia berhadast pagi harinya, kemudian ragu sudah berwudhu apa belum ? maka yang diyakini dan tetap serta pasti adalah permulaanya / waktu awalnya yaitu dalam keadaan berhadast maka tidak boleh mengambil keputusan bahwasanya dia sudah bersuci yang masih diragukan kebenaran dan kepastiannya.

اليقين: مثال أجرى هل اإلنسان شك فإذا األجنبية، وطء يجوز ال أنه آخروطؤها. يجوز وال محرمة، األجنبية أن األصل فإن عليها؟ النكاح عقد

Contoh lainnya : diyakini bahwasanya tidak boleh berhubungan badan ( bersegama ) dengan wanita bukan istrinya ( ajnabi ) maka jika seseorang ragu apakah dia telah menikah wanita tersebut atau belum ? maka kita kembalikan ke kaidah : yaitu hukum asalnya wanita ajnabi tidak boleh di setubuhi. ( maka dia tidak boleh menganbil keputusan bahwasanya boleh bersetubuh dengannya padahal sudah menikahinya atau belum masih diragukan kepastiannya pent.)

مسائل: من الثاني والنوع القاعدة، في اندراجها على اتفق المسائلمثال. تلك عليه تطبق الذي الحكم في واختلف إذا: المسألة كان ذلك أنه األصل فإن ذلك؟ بعد أحدث هل شك ثم الصباح، في متطهرا اإلنسان في الشك بطروء يزول ال األول الزمان في الثابت اليقين ألن متطهر؛وهذا. وقال. أهل جمهور مذهب الحدث ال،: العلم الصالة أن اليقين المالكية

فال فيها، مشكوك بطهارة اليقين هذا نزيل فال اإلنسان، ذمة في واجبةهذه. والحال يصلي أن له يجوز

2. masalah yang di sepakati dan sesui dalam kaidah ini namun masih diperselisihkan hukum yang cocok bagi permasalahan tersebut,

contohnya : jika sesorang dalam keadaan suci waktu paginya kemudian dia ragu apakah sudah batal atau belum ? asalnya dia dalam keadaan suci kemudian timbul keraguan batal atau belum, maka yang benar adalah maka kita ambil kondisi yang pertama ( dalam keadaan suci ) kita menjauhi keputusan untuk menyatakan telah batal yang keadaanya masih diragukan kepastiannya dan ini adalah madhab jumhur ahlul ilmi ( ulama') , dan berkata para pengikut madhab imam malik ( malikiyyah ) : kita telah batal, karena keyakian yang pasti adalah sholat wajib bagi setiap manusia, dankeyakinan ini tidak menjadi batal dengan keadaan suci yang timbul keraguan didalamnya, maka tidak boleh sholat dalam keadaan ragu seperti ini ( kita harus bersuci / wudhu lagi )

إذا: مثال واحدة؟ أو ثالثا طلقها هل وشك زوجته، اإلنسان طلق آخرالنكاح: فالجمهور بطالق نزيله فال متيقن، األول الزمان في يقولون

وقال. طلقة بأنها فنحكم فيه، مشكوك األصل: واحدة وطء تحريم المالكية فنحكم بقائه، في مشكوك بنكاح المتيقن األصل هذا نزيل فال األجنبية،

طلقات. ثالث بأنها

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 39: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 39 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Contoh lainnya : jika seseorang telah menthalak ( menceraikan ) istrinya, namun dia ragu apakah sudah talak tiga apa baru satu ? maka jumhur ulama' berpendapat : nikah pada permulaanya adalah hal yang sudah pasti di yakini ( sahnya ) , maka tidak membatalkan pernikahan tersebut thalak yang masih diragukan kepastiannya, maka kita hukumi bahwasanya itu adalah thalak satu. Adapun malikiyyah berpendapat : hukum asal mensetubuhi wanita ajnabi adalah haram maka tidak membatalkan keharamanya keyakinan sahnya nikah yang diragukan, maka kita hukumi bahwasanya dia sudah thalak tiga.

أدلة من ودليل عظيم، أصل في أPصلت القاعدة هذه فإن هذا، تقرر إذاواالستصحاب. وهو الشريعة، أنواع: على االستصحاب

Jika kita sudah mengetahui masalah tersebut dengan jelas, maka sketahuilah sesunggunya kaidah ini merupakan pondasi dan pokok-pokok syar'iyyah yang agung dan merupakan dalil dari dalil dalil syar'iyyah, dan ini adalah al istishhab ( penyandaran dan pneyertaan serta berhubungan), dan istishab ada bebrapa macam :

استصحاب: النوع .مباحة أنها األفعال في فاألصل األصلية، اإلباحة األول

Pertama : penyandaran kepada mubah pada hukum asalnya, maka asal dalam perbuatan adalah mubah / boleh

استصحاب: والنوع شيء يلحقها وال بريِئة، الذمم أن فاألصل البراءة، الثانييأتي حتى الواجبات من

الشارع. من دليل

Kedua : penyandaran kepada berlepas diri ( tidak ada ikatan ) maka hukum asalnya manusia adalah berlepas diri, maka tidak ada kewajiban sesuatau apapun sampai ada dalil yang mewajibkannya dari pembuat syari'at ( allah & rasulnya )

استصحاب: من الثالث والنوع أنه يثبت حتى الشارع نص االستصحابدليل. يأتي حتى منسوخ بأنه الشرعي الدليل على نحكم فال منسوخ،

Ketiga: penyandaran kepada dalil syar'ii hingga datang penetapan bahwasanya hal tersebut di mansuh (dihapus/dibatalakan), maka kita tidak boleh menghukumi dan mengatakan dalil syar'ii tersebut mansuh ( batal ) sampai kita bisa membuktikannya dengan dalil.

استصحاب: والنوع .يخصصه دليل يأتي حتى العموم الرابع

Keempat : penyandaran kepada yang umum sampai ada dalil penghususannya.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 40: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 40 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

استصحاب: والنوع استصحاب: الوصف الخامس في الثابتة الطهارة مثلالثاني. الزمان في حكمها فنستصحب الصباح،

Kelima: penyandaran pada sifat, misal : menyandarkan suci dari hadast yang pasti pada waktu subuh ( setelah sholat shubuh) maka disukai untuk menjadikanya ( keadan suci ) sebagai dalil pada waktu berikutnya, ( kecuali sudah jelas bahwasanya dia telah batal pent.)

استصحاب: والنوع هناك يكون بأن وذلك النزاع، محل في اإلجماع السادساالختالف. يقع ثNم ومن الصفات، إحدى تتغير ثم عليها، العلماء أجمع مسألة

Keenam : penyandaran kepada kesepakatan para ulama ( ijma' ulama) dalam permasalahan yang diperselisihkan , yang demikian itu jika ada suatu permasalahan dan ulama telah bersepakat dalam menentukan hukumya, kemudian berubah suatu sifat ( keadaannya) dari sini timbullah perselisihan ( ikthilaf )

أجمع: مثال ثم تيممه، بطل الصالة قبل الماء رأى من أن على العلماء ذلكفهل. إحدى فتغيرت الصالة، أثناء في رآه إذا فيما اختلفوا يصح الصفاتإذا: أن لإلنسان باإلجماع؟ تيممه بطل الصالة، قبل الماء رأى يقول

ال: الجمهور الصالة؟ أثناء رآه إذا فيما ذلك فنستصحب هذا يصح يقولون : ألنه. قالوا النزاع. محل في اإلجماع دعوى تصح ال االستصحاب

Contohnya adalah : para ulama telah sepakat bahwasanya ' barang siapa melihat ( mendapati ) air sebelum sholat maka batal tayamumnya, kemudian mereka berselisih : gimana kalau melihat air di tengah-tengah sholat ( misal tiba-tiba turun hujan pent) , maka berubahlah sifat ( keadaanya ) maka apakah boleh seseorang mengatakan : jika melihat air sebelum sholat maka batal tayamumnya secara ijma ( kesepakatan ulama'), dan kita mengambil / menyandarkan kepada pendapat ini walaupun kita dalam keadaan melaksanakan sholat, maka jumhur berpendapat : tidak sah kita mengambil pendapat tersebut ( tidak batal di tenggah sholat ) mereka berkata : tidak sah menyatakan pendapat jumhur dalam masalah yang masih di perselisihkan.

بأنه: في الثاني والقول : المسألة والمستصحNب. قالوا هو ليس يصح- ألنه اإلجماع؛ مستند المستصحNب وإنما اإلجماع، ال- يكون أن بد باالتفاقفنحن: عليه، يستند دليل لإلجماع ، اإلجماع دليل نستصحب حينِئذ قالوا

هذا. محل الدليل واستصحاب بعضا وسنأخذ القاعدة، بهذه يتعلق ما اتفاقنعم. األبيات في القاعدة هذه تحت المندرجة القواعد من . اَآْلتية

Pendapat kedua dalam masalah ini : bahwasanya boleh mengambil (menyandarkan ) pendapat tersebut mereka berkata: al mustashab ( penyandaran hukum asal ) bukan ijma ( kesepakatan para ulama) namun al mustashab adalah sumber dari ijma itu sendiri, , karena ( telah di sepakati ) harus adanya sumber dalil dari ijma tersebut,

KAIDAH KE SEMBILAN

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 41: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 41 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

والحجارة والسماء واألرض الطهارة مياهنا في واألصل

Hukum asal air tanah, langit dan batu adalah suci

" المؤلف يقول المراد: " األصل القاعدة: هنا نحكم التي المستمرة باألصلإذا. أنواع: أربعة على المسائل فإن األصل، يغير دليل يوجد لم بها

Pengarang ( as syeikh abdur rahamn as sa'dity ) berkata : "األصل"yang dimaksud al aslu ( asalnya ) adalah : pondasi asal yang terus menerus yang dengannya kita mengambil hukun,jika tidak didapati dalil dalam selain asalnya , maka masalah tersebut terbagi menjadi 4 keadaan :

مسائل: النوع بذلك فيحكم الفساد، أو النجاسة أو بالتحريم دليل فيها األول.الدليل

Pertama : perkara yang ada dalilnya dalam masalah haram atau najis atau rusak ( fasad ) maka di hukumi dengannya seperti itu. ( misal : daging babai haram , air kencing dan kotoran najis, maka di hukumi hal tersebut haram dan najis pent.)

مسائل: من الثاني والنوع اإلباحة: يدل دليل فيها المسائل الطهارة أو على. الدليل بذلك فنحكم الصحة، أو

Kedua : perkara yang dalilnya menunjukkan atas : boleh / halal, atau suci, atau sehat /bagus, maka dihukumi dengan keadaan tersebut ( misal : air lautan suci, ikan dilautan halal, maka hal tersebut di hukumi suci dan halah pent.)

مسائل: النوع دليل: دليالن فيها يوجد الثالث الصحة، على يدل متعارضانأو. على يدل ودليل التحريم. على يدل وآخر اإلباحة، على يدل دليل الفساد

أن: قواعد ومن الترجيح، من بد فال بينهما، الجمع يمكن لم فإذا الترجيح. اإلباحة دليل على يقدم التحريم دليل

Ketiga : perkara yang di dalamnya didapati ada dua dalil yang saling bertentangan. Satu dalil menunjukkan bagus/ sehar , satu dalilnya lagi menunjukan hal tersebut rusak, atau dalam satu sisi dalil menunjukkan halal, dan di lain sisi dalil tersebut menunjukkan keharamannya, maka jika tidak munkin mengambungkan antara keduanya darus diadakan pentarjihan ( mengambil slaah satui hukum yang paling kuat ) , sedang dalam masalah pentanrjihan ulaam menentukan kaidah :( اإلباحة دليل على يقدم التحريم دليل أن / anna dalila at tahrimi yuqoddamu 'alaa dalili al ibahati ) artinya : sesungguhnya dalil yang menunjukkan keharaman lebih didahulukan dari pada dalil yang menunjukkan kehalalannya, ( ana kasih contoh waluapun masalah ini sudah jelas dalil keharamannya dan pernah ana dislkusikan dalam forum MYQ ( bolehkan kita demontrasi dan memberontak ) , yaitu ; yang lagi ngetren di kalangan pemikiran para shabab harokah islamiiyah : adalah bom syahid ( sebenarnaya bukan bom

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 42: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 42 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

syahid tetapi bom bunuh diri ) sebagian pemuda ada yang mengatakan boleh dengan dalil fatwa seseorang ulama katanya ( anda pasti tahu fatwa siapa itu ) dan kebanyakan pemuda mengatakan haram , dengan dalil dari penjelasan berbagai ulama yang terkenal , taruhlah ada 2 hukum yang bertentangan , yaitu ada yang mengatakan halal dan ada yang mengatakan haram , dan ini susah kita jama' maka menurut kaidah tarjih : dalil keharamannya bom bunuh diri lebih di dahulukan dari pada dalil yang membolehkan pent.)

مسائل: من الرابع النوع دليال. فيها نعلم ال أو دليل، فيها يوجد ال المسائلاألصل. قواعد عليها نطبق فهذه

Keempat : perkara yang tidak didapati dalilnya, atau kita tidak tahu dalilnya, maka kita kembalikan dalam pengambilan dalilnay ke kaidah asalnya.

واألصل: " قوله يراد". مياهنا في هنا أن: بهذه الطهارة الذي الماء القاعدة األصل، بقاعدة نحكم فإننا نجاسته، على وال طهارته، على دليال فيه نعلم ال

عدد: هذه ودليل يغيره، دليل يأت لم ما طاهر أنه األصل أن وهو من القاعدةلP- } وجل عز- قوله منها الشرعية، النصوص RزNنPي Nو QمPكQيNلNع Nن Oم Oاء Nم اء/ الس8 Nم QمPك Nر RهNطPيOل OهO11: آية األنفال سورة{ ) ب { : لQنNا( NزQنN أ Nو نN وقوله Oم Oاء Nم اء/ الس8 Nم

ا ور/ PهN(.48: آية الفرقان سورة) ط

Adapun perkataannya di sini : " الطهارة مياهنا في واألصل " hukum asal air adalah suci, yang dimaksud kaidah ini adalah : jika ada air yang kita tidak tahu dalil atas kesucianya, ataukah air tersebut najis, maka kita dalam menghukumi air tersebut kita kembalikan kekaidah asalnya, da kaidah tersebut adalah : " air tersebut suci selama tidak ada dalil yang menyatakan lain ( selain suci ), adapun dalil dari kaidah ini beberapa nusus ( nash ) syar'iyyah diantaranya :

Dari alqur'an :

{Pل RزNنPي Nو QمPكQيNلNع Nن Oم Oاء Nم اء/ الس8 Nم QمPك Nر RهNطPيOل OهO(11: آية األنفال سورة{ ) ب

11. dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu ( al anfal : 11 )

لQنNا: } NزQنN أ Nو نN وقوله Oم Oاء Nم اء/ الس8 Nا م ور/ PهN(.48: آية الفرقان سورة) ط

48. dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih ( al furqon : 48 )

Dari hadist :

" في- وسلم عليه الله صلى- النبي وقول هو: الحل ماؤه الطهور البحر باب سلم و عليه الله صلى النبي عن الطهارة: كتاب الترمذي رواه" ) ميتته

الطهارة كتاب داود ابو و 69 و: الحديث رقم طهورا انه البخر ماء في جاء ما ماء باب الطهارة كتاب النسائي و 83: رقم حديث البخر بماء الوضوء باب

,332: رقم حديث البخر بماء الوضوء باب المياه كتاب ,59 رقم حديث البخر كتاب في ماجة ابن و 4350: رقم حديث البخر ميتة باب الذبائح و اليد كتاب

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 43: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 43 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

قال و 386,387,388: رقم حديث البخر بماء الوضوء باب وسننها الطهارة الطهور باب الطهارة كتاب موطاء في مالك وإمام صحيح: األلباني الشيخ

,43رقم: حديث الوضوء من حديث البخر صيد في جاء ما باب الصيد كتاب ( 1074: رقم

Sabda rasulullah SAW tentang air laut: " dia ( laut ) adalah suci airnya dan halal bangkainya ( ikannya ) (HR tirmidhi dalam kitab : cara bersuci yang diajarkan rasulullah SAW bab: penjelasan bahwasanya air laut adalah suci hadist no :69, dan abu dawud dalam kitab at thaharah bab berwudhu dengan air laut no : 83, dan imam nasa'ii dalamkitab at thaharah bab air laut no : 59 , dan kitab al miyah ( macam air ) bab berwudhu dengan air laut no : 332, dan kitab tangan dan sembelihan bab bangkai ikan laut no : 4350, dan ibnu majah dalam kitab at thaharah dan sunnah-sunnahnya bab berwudhu dengan air laut no : 386,387,388, dan berkata as syeikh al bani : shahih dan imam malik dalam mawatha'nya kitab at thaharah bab selesai dari wudhu no : 43, dan di kitab berburu bab penjelasan tentang berburu ikan laut no : 1074 pent. )

" الحديث في وقال الماء: الترمذي رواه") شيء ينجسه ال طهور اَآْلخر ال الماء إن جاء ما باب سلم و عليه الله صلى النبي عن الطهارة: كتاب

بضاعة بِئر في جاء ما باب الطهارة كتاب داود أبو و 66: الحديث رقم ينجسه من ذلك غير إلى شيِئا( صحيح: األلباني الشيخ قال و 66,67: الحديث رقم

فهذا. طهارة في الواردة األحاديث المستمرة والقاعدة األصل، هو المياه. المياه في

, dan dalam hadist lainya belau bersabda : " air itu suci tidak menjadikan najis sesuatu apapun " ( HR tirmidhi dalam kitab : cara bersuci yang diajarkan rasulullah SAW bab: penjelasan bahwasanya air itu tidak ada yang membuatnya najis hadist no : 66 dan abu dawud dalam kitab at thaharah bab penjelasan tentang sumur umum hadist no : 66,67 dan berkata as syeikh albani : shohih pent.), dan selainya dari hadist yang banyak sekali yang menjelaskan tentang kesucian air , dan inilah hukum asal , dan kaidah ini terus dipakai dalam menghukumi air.

األرض أن على به نحكم دليال نعلم حتى طاهرة، أنها األصل األرض، وكذلكفاألصل. ودليل. دليل يأتي حتى طاهرة، أنها نجسة األرض طهارة يغيرها

قول: الشرعية النصوص من عدد صلى- منها " عليه الله النبي وسلم-: " من وذكر" قبلي أحد يعطهن لم خمسا أعطيت وجعلت: األرض لي ذلك " وطهوره مسجده فعنده الصالة، أدركته مسلم فأيما وطهورا، مسجدا

و مسجد األرض لي جعلت النبي قول باب الصالة كتاب في البخاري: رواه) حديث الصالة مواضع و المساجد كتاب في مسلم و 438: رقم حديث طهورا

( 521 رقم

Dan begitu juga hukum asal tanah ( bumi ) bahwasannya asalnya adalah suci , sampai kita tahu dalilnya yang menjelaskan tanah tersebut adalah najis, maka hukum asalnya adaalh suci sampai ada dalil yang menyatakan lain ( najis ), adapun dalil yang menyatakan bahwasanya tanah ( bumi ) adalah suci , beberapa nusus (nash ) syar'iyyah diantaranya : sabda rasulullah SAW : " allah memberikan keutamaan kepadaku ( dan umatku ) lima hal yag tidak diberikan kepada nabi sebelumku " diantaranya disebutkan " : dijadikan bagiku semua tanah ( bumi ) itu masjid ( tempat sholat ) dan suci, maka orang muslim siapapun yang telah mendapati waktu sholat maka baginya tempat sholat ( dimanapun ) dan tempat itu ( tanah ) suci ( HR bukhari

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 44: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 44 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

dalam kitab : sholat bab sabda nabi : dijadikan bagiku bumi sebagai masjid dan suci hadist no : 438 , dan imam muslim dalam kitab masajid wa mawaadhu'us sholat hadist no:521pent.)

" وسلم عليه الله صلى- النبي قال اَآْلخر الحديث وفي الطيب الصعيد- داود. أبي سنن في كما" سنين عشر ولو الماء، يجد لم إذا المسلم طهور

dan dalam hadist lain rasulullah bersabda: " sesungguhnya tanah ( debu ) itu adalah suci dan mensucikan seorang muslim jika tidak mendapati air untuk bersuci, bahkan walaupun sepuluh tahun dalam keaadan seperti itu ( tidak mendapati air ) sebagaimaan di raiwayatkan dalam sunan abu dawud.

دليل قام إذا إال بنجاستها يحكم وال الطهارة، فيها األصل الثياب، وكذلكودليل. أنها على أن: نجسة - وصحابته- وسلم عليه الله صلى- النبي ذلك

كانوا- الله رضوان وينسجونها، الكفار يصنعها التي الثياب يلبسون عليهمفدل. وال وأما. فيها األصل أن على ذلك يغسلونها فهي الحجارة الطهارةنعم. في حكمها فتأخذ األرض، أنواع من نوع . ذلك

Begitu juga hukum asal pakaian adalah suci , dan kita tidsk menhukuminya najis kecuali jika ada dalil yang menunjukkan kenajisannya, adapun dalil nya adalah , rasulullah SAW bersama para shohabatnya ( semoga allah meridhoi mereka semuanya) mereka memakai pakaian yang di buat dan di tenun oleh orang kafir dan mereka ( rasulullah SAW& para shohabat RA ) tidak mencucinya terlebih dahulu, maka dari dalil ini diketahui bahwasanya hukum asalnya pakaina adalah suci , adapun batu , maka ini adalah bagain dan salah satu jenis bumi ( tanah ) maka kita ambil hukumnya sesui keidah diatas.

Dalam kitab mulakhos qowaidul fiqhiyyahnya as syeikh sholeh al usaimin yang di ringas oleh as syeikh abu humaid abdullah al falasi dikatakan dalam kaidah ke tiga belas

األصل: الثالثة القاعدة الحل. األشياء في عشرةHukum asal dalam segala sesuatu adalah boleh dengan dalil :

﴿Nو Pي هOال8ذ NقNل Nم خPكNا ل ضO فOي م8 QرNاأل / يعا Oم Nج﴾ : األعيان في عام وهذا[. 29البقرة]

والمنافعDialah yang telah menciptakan bagi kamu, semua apa yang ada di bumi ( al baqarah : 29 ) dan ini umum bagi segala sesuatu yang bermanfaat, Dan dalam kitab risalah latifah fi usulul fiqh karangan as syeikh abdur rahman as sa'diy , para ulama mengatakan :

الدليل دل ما إال اإلباحة، واألصل شي كل في الطهارة األصل) وقالوا،( تحريمه أو نجاسته على

Hukum asal dalam segala sesuatu adalah suci dan halal ( boleh ) kecuali ada dalil yang menunjukkan hal itu najis atau haram,misalnya dalam QS :al baqarah :172-173:

ا يNا NهxيN نPوا ال8ذOينN أ NمNوا آPلPك Qن Oم OاتNبRيNا ط Nم QمPاكNن Qق Nز Nوا ر PرPك QاشNو Oل8هOل QنOإ QمPتQنPك Pي8اهO إNونPدPبQعNا (172) ت Nن8مO مN إ ر8 Nح PمPكQيNلNع NةNتQي NمQال Nالد8مNو Nم QحNل Nو OيرOزQن OخQا ال NمNل8 و OهPأ OهOب

OرQيNغOل Oالل8ه Oن Nم Nر8 فPط Qاض NرQيNاٍغ� غNب NالNاد� وNع Nال Nف NمQثO ورs الل8هN إOن8 عNلNيQهO إ PفNغ sيم Oح Nر (173)

172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 45: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 45 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

173. Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[*]. tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

___________________________ [*] Haram juga menurut ayat Ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah ( pent.) .

Dalam ayat ini allah memrintahkan kepada kita untuk memakan apa saja yang di anugerahkan kepada kita dari rizki yang baik kemudian menjelaskan sebagian apa saja yang diharamkan untuk dimakan sebagaiman disebutkan dalam ayat diatas

misal dalam jual beli ل8﴿ NحNأ Nو Pالل3ه NعQيNبQال Nم ر8 NحNا وNب Rالر﴾ : فيها فاألصل المبايعة، فأحل ،[275البقرة]

العقود بقية وكذلك الحل275. Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. [*] dalam ayat ini allah menjelaskan kehalalan jual beli karena hukum asal jual beli adalah halal dan begitu juga selain jual beli dari segala kesepakatan antara kedua belah pihak ,namun allah juga menjelaskan apa yang di haramkan dari jual beli yaitu riba. ______________________[*] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. riba yang dimaksud dalam ayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah (pent.)

KAIDAH KESEPULUH :

التحريم واألموال والنفس واللحوم األبضاع في األصل

hukum asal dalam hal perkawinan ( kemaluan ), daging hewan dan jiwa/nyawa dan harta adalah haram

واألموال والنفس الحل يجيء حتى تحريمها واللحوم األبضاع في واألصل" . ما" لعلها يPمل ما الله هداك فافهم للمعصوم إال Pل OحNي

Hukum asal perkawinan ( kemaluan ) dan daging ( hewan ) adalah haram sampai ada sebab yang menghalalkanya, begitu juga hukum asal jiwa (kehormatan ) kecuali karena perang maka fahamilah semoga allah memberikan petunjuk terhadap apa yang kamu harapkan ( munkin yang bagus adalah يمل diganti يحل )

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 46: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 46 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

: األبضاع في األصل قطعة. البPضع وفي. لغة في اللحم، التحريم العربمعان: ثالثة على يطلق االصطالح

Hukum asal dalam hal perkawinan ( kemaluan ) adalah haram , kata البضع ( al budh'u) artinya dalam bahasa arab : adalah potongan daging , adapun arti secara istilah syar'ii mencakup tiga hal :

. المعنى وال: الفرج تستعمل فال التحريم، الفروج في األصل أن شك األولودليل. بحله دليل جاء ما في إال قول: وجوازه ال8ذOينN- } وجل عز- الله ذلك Nو Qم Pه Qم Oه Oوج Pر PفOل NونPظOاف Nال8( 5) حOى إNلNع Qم Oه OاجNو QزNأ Qو

N ا أ Nم QتNكNل Nم Qم PهPان NمQيN مQ أ Pن8هOإ Nف PرQيNغ Nين OومPل N( 6) مOن Nم Nى فNغNتQاب Nاء NرNو NكOلNذ NكOِئNولPأ Nف Pم Pه NونPادNعQالمؤمنون سورة( { )7) ال

( .7-5: آية

Makna yang pertama ( البضع ) adalah : الفرج / kemaluan .

Dan tidak diragukan bahwasanya hukum asal dalam hal kemaluan adalah haram, maka tidak boleh memakai dan menjamahnya kecuali ada dalil ( sebab) yang membolehkan dan menghalalkanya untuk menjamahnya, adapun dalilnya adalah :

5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[*]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa. 7. Barangsiapa mencari yang di balik itu[**] Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.

[*] Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan Biasanya dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan Ini bukanlah suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaan ini. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya ( pent.)

[**] Maksudnya: zina, lesbiaan, homoseksual, dan sebagainya ( pent.)

اتقوا: " في قال- وسلم عليه الله صلى- النبي أن الحديث في وجاء النساء أن على ذلك فدل" الله بكلمة فروجهن استحللتم فإنكم النساء، في الله

الله. كلمة وهو يحلها، أمر يأتي حتى الفروج، تحريم النساء في األصلعقد- على- الله بكلمة والمراد إلى. الصحيح النصوص من ذلك، غير النكاح. الفروج بمعنى األبضاع، تحريم في الواردة

Dan dalam sebuah hadist , rasulullah bersabda tentang kehormatan perempuan : " bertakwalah kepada allah dalam mempergauli istri-istri kalian , karena sesungguhnya kalian dihalalkan menjamah (menjima') kemaluan istri kalian dengan kalimat allah "

Maka dari hadist ini ( dan ayat sebelumnya pent.) dapat kita ketahui bahwasannya hukum asal perempuan dan kehormatan serta kemaluannya adalah haram sampai ada sebab yang menghalalkannya yaitu dengan kalimat allah, sedang yang dimaksud kalimat allah dalam hadist tersebut – yang benar – adalah : ikatan pernikahan, dan masih banyak lagi dalil-dalil yang lainya dalam al qur'an dan as sunnah yang mengharamkan al abdho' yaitu kemaluan.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 47: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 47 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

. معاني من الثاني المعنى والجماع: الجماع أن قررنا وإذا للفرج، الزم ذلك. الجماع في فكذلك التحريم، الفروج في األصل

Makna ( االبضاع/ البضع ) yang kedua adalah: jima' ( bersetubuh ) sedang jima' itu harus pada kemaluan, maka jika kita hubungkan dengan kemaluan ( penjelasan diatas pent.) adalah haram, maka demikian juga dalam jima' (karena jma' tidak terjadi kecuali pada kemaluan pent.)

يراد: والمعنى في األصل أن إلى العلماء بعض وذهب النكاح، عقد به الثالثالتحريم،- عقد- العقود األشباه في- السيوطي ذلك رأى كما النكاح

وغيره- وهو. أهل من والنظائر وظاهر هنا، المؤلف عبارة ظاهر العلموهذا. في عبارته الجواز النكاح عقد في األصل بل يصح، ال المعنى الشرحالتحريم. على يدلنا دليل يأتي حتى والحل،

Makna yang ketiga : yang dimaksud adalah البضع ikatan pernikahan, berpendapat sebagaian ulama' bahwasanya hukum asal dalam ikatan pernikahan adalah haram, sebagaimana pendapat as suyuthi dalam kitabnya "al asbaahu wan nadhooiru" dan juga sebagian ahlul ilmi, dan inilah yang nampak dari ungkapan bait syair mualif disini ( as syeikh as sa'dhiy pent ) dan juga apa yang nampak dari syarah / penjelasan bait kaidah tersebut. Maka makna ini kurang benar, bahkan hukum asal dalam ikatan pernikahan adalah adalah boleh dan halal sampai ada dalil yang menunjukkan akan keharamannya.

عدد: ودليل يNا-: } جل- قوله منها الشرعية، النصوص من ذلك ا وعال NهxيN ال8ذOينN أنPوا NمNوا آ PفQو

Nأ Oود PقPعQالOفاألصل. عقد ذلك ومن( 1: آية المائدة سورة{ ) ب النكاحالصحة. وعدم الفساد، على يدل دليل يأتي حتى والجواز، الصحة العقود في

Adapun dalilnya adalah : beberapa nusus ( nash-nash ) syar'iyyah diantaranya firmannya:

ا يNا} NهxيN نPوا ال8ذOينN أ NمNوا آ PفQوNأ Oود PقPعQالO(1: آية المائدة سورة{ ) ب

Artinya:1. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu[*].

termasuk didalamnya adalah perjanjian dalam pernikahan, maka hukum asal dalam perjanjian tersebut adalah boleh dan syah, sampai ada dalil yang menunjukkan rusak dan batalnya ikatan perjanjian tersebut.

_______________________

[*] Aqad (perjanjian) mencakup: janji setia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya, juga perjanjian dalam pernikahan , perjanjian dalam jual beli ( pent.)

قوله: على ويدل مNتQ-: } جل- ذلك Rر Pح اتPكPمQ عNلNيQكPمQ وعال Nه م8Pأ QمPكPاتNنNب Nو

سورة..... { ) QمPكPات Nو NخNأ Nحصر قد- وجل عز- الله فإن اَآْلية،( 23: آية النساء و . الحل على الباقي أن على ذلك فدل المحرمات،

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 48: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 48 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Dan menunjukkan hal tersebut firman allah jalla wa'alla : 23. Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan[*]…….. ( an nisa : 23 )

dalam ayat ini sesungguhnya allah membatasi perempaun yang haram di nikahi, maka ini menunjukkan selain yang disebutkan tersebut adalah halaj dan boleh di nikahi

___________________

[*] maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas. dan yang dimaksud dengan anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, demikian juga yang lain-lainnya. sedang yang dimaksud dengan anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu, menurut Jumhur ulama termasuk juga anak tiri yang tidak dalam pemeliharaannya. ( pent .)

ل8- } وجل عز- قوله في اَآْلية آخر عليه ويدل OحPأ Nو QمPكNا ل Nم Nاء NرNو QمPكOلNالنساء{ ) ذ يأتي حتى والحل، الجواز النكاح عقد في األصل أن على ذلك فدل( 24: آية

. يغيره دليل

Dan menunjukkan yang demikian juga adalah firman allah di akhir ayat 24 surat an nisa : 24. dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian[*] (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina..

Maka ayat ini menunjukkan hukum asal dalam ikatan pernikahan adalah boleh dan halal sampai ada dalil yang memalingkannya.

______________________

[*] ialah: selain dari macam-macam wanita yang tersebut dalam surat An Nisaa' ayat 23 dan 24. ( pent.)

واألصل: " وهذا". اللحوم في قال األصل أن الفقهاء، بعض مذهب التحريمويستدلون. هو اللحوم في صلى- النبي أن عدOي، بحديث ذلك على التحريم: " وسلم عليه الله إذا- فقتل، غيره معه ووجدت المعلم، كلبك أرسلت قالبأنه: على ويستدلون" قتل أي8هما تدري ال فإنك تأكل فال في اجتمع إذا ذلككما. جانب غلب حاظر، وسبب مPبيح سبب اللحم نوع وكما البغل، في الحظر في حديث ذلك في ورد وقد. الماء في فوقع بالسهم، صيد إذا الطير في

. النسائي

Adapun perkataanya : " التحريم اللحوم في واألصل ". Hukum asal daging hewan adalah haram" ini adalah madhab sebagaian fuqoha', mereka berpendapat bahwasanya hukum asal daging hewan adalah haram, mereka berdalil dengan hadist yang di riwayatkan 'adhiy bin hatim ( pent.) , bahwasanya rasulullah SAW bersabda: " jika kalian berburu dengan anjing yang terlatih, dan kamu dapati bersamanya hewan yang lain dan dia membunuhnya, maka jangan kamu makan, karena sesungguhnya kamu tidak tahu siapa yang saling memyerang dan membunuh." Mereka berdalil dengan hadist ini : bahwasanya jika berkumpul antara jenis daging yang di halalkan dan jenis daging yang berbahaya/haram, maka mengutamakan

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 49: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 49 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

pendapat daging yang berahaya ( tidak memakan daging yang halal namun tercampur dengan yang haram tersebut pent.) sebagaimana pula kuda/keledai biqol ( peranakan dari kuda dengan keledai pent.) , dan burung yang mati karena dipanah kemudian jatuh di air ( karena tidak jelas apakah matinya karena di panah atau karena tengelam dalam air pent. ) , dan sebagaimana di sebutkan dalam sebuah hadist dalam sunan nasa'i.

Bersangkutan dengan masalah ini ( hal yang mubah bercampur dengan hal yang haram / berbahaya ) ana dapatkan dalam kitab mulakhos qowaid al fiqhiyyahnya as syeikh sholeh al usaimin yang di rinkas oleh as syeikh abu humaid Abdullah al falasiy mengatakan dalam kaidah ke dua puluh satu

إذا: الحادية القاعدة المحظور. غلب ومحظور، مباح اجتمع والعشرون

Idhaa ijtama'a mubahun wa mahthurun, gholabal mahthuru

Artinya Jika berkumpul menjadi satu antara sesuatu yang halal dengan yang haram/berbahaya maka di dahulukan ( diambil ) yang haram/berbahaya.

/ المحظور جانب غلب ومحظور، مباح اجتمع إذا يمكن ال ألنه وذلك احتياطا تعالى: قوله ذلك على ويدل والحرام، للحالل الكامل باجتناب إال الحرام تجنب

ا يNا﴿ NهxيN Q ال8ذOينN أ نPوا Nا آم Nن8مO رP إ Qم NخQال Pر OسQي NمQال Nو Pاب NنصNاألNو PمNال QزNاألNو sسQجOر Qن Rم Oل NمNع OانNطQي تNنOبPوهP الش8 Qاج Nف QمPل8كNعNل Nون PحOل QفPت﴾ : والميسر الخمر الله فحرم[ 90المائدة]

منع. الشر جانب غلب لما لكن للناس، منافع فيهما أن مع

Penjelas dari kaidah ini : jika berkumpul dalam sesuatu antara hal yang mubah dan hal yang haram / berbahaya, maka di utamakan sisi yang haram untuk menjaga diri dari haram tersebut, dan tidak munkin menjauhi / menjaga diri dari sisi yang haram tersebut kecuali jika menjauhi secara total sesuatu yang yang bercampur antara yang halal dengan yang haram tersebut, adapun dalil yang menunjukkan kaidah ini adalah firman allah SWT " Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[*], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan" ( QS al maidah : 90 ). Dalam ayat ini allah mengharamkan khamer ( minuman keras ) dan judi (serta mengundi nasib pent.) padahal di dalamnya terdapat manfaat dan faedah buat manusia, namun jika bayak mudharat dan kejelekannya maka mnjadi haram dan dilarang.

___________________________________

[*] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing yaitu dengan: lakukanlah, Jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 50: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 50 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

فيه اجتمع لما األدلة هذه ألن األصل؛ مسألة في ليست األدلة هذه ولعلسبب: كلب. وسبب تحريم، سببان وغرق. سهم أجنبي، وكلب صيد إباحةيراد- تقررت كما- األصل ومسائل المسائل: سابقا دليل. فيها ليس التي بها

هو اللحوم في األصل أن األظهر فإن ولذلك تحريم؛ دليل وال إباحة، دليل الالتحريم. وليس الحل،

Munkin saja dalil-dalil ini bukan inti dari permasalahan hukum asalnya, karena dalil-dalil ini jika berkumpul antara daging yang halal dan yang haram didalamnya ada dua sebab yaitu : sebab keharamanya dan sebab kehalalanya, antara daging dari anjing pemburu ( terlatih ) dan anjing biasa, antara hewan yang mati karena anak panah atau karena tengelam. Namun permasalahan inti asalnya – sebagiamana penjelasan di atas- adalah : perkara dan sesuatu yang tidak ada /tidak didapati dalilnya, baik dalil yang menghalalkannya atapun dalil yang mengharamkannya, oleh karena itu yang nampak jelas dan rajih : bahwasanya hukum asal daging hewan adalah halal bukan haram.

األصل: في قلنا كما وسبب طهارة، سبب اجتمع ولو الطهارة، فيها المياهوال. الماء، في نجاسة أن: ذلك يدل حرم . النجاسة هو المياه في األصل على

Sebagaimana kami katakana tentang air : hukum asal air adalah suci, seandainya berkumpul antara sebab kesuciannya dan sebab kenajisannya maka air itu menjadi najis ( tidak boleh di gunakan untuk bersuci pent.) maka dari hal tersebut tidak menunjukkan bahwasanya : " hukum asal air adalah najis "

أن: ويدل لQ: } قوله والحل، الجواز هو اللحوم في األصل على Pق الN سبحانهPد Oج

Nي أOا ف Nم Nي OوحPي8 أNلO ا إ م/ ر8 NحPى مNلNم� ع OاعNط Pه PمNعQطNال8 يOإ QنNأ NونPكNة/ يNتQي Nاَآْلية..... م } أن: دل فإنه ،( 145: آية األنعام سورة) وأن والجواز، الحل هو األصل على

مستثنى. التحريم

Adapun dalil : hukum asal daging adalah boleh dan halal, adalh firmanNYA : 145. Katakanlah: "Tiadalah Aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - Karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha penyayang". ( al an'am : 145 terjemahannya saya nukil dengan lengkap pent. )

Maka dari ayat ini menunjukkan bahwasanya : hukum asal daging hewan adalah halal dan boleh dimakan , dan pengharammnya adalah dengan pengecualaian ( istisna' ) dari yang halal.

قوله: على ويدل ا: } جل ذلك NمNو ا تNأQكPلPوا أNال8 لNكPمQ وعال م8 Oم NرOكPذ Pم Qاس Oالل8ه OهQيNلNع Qد NقNو Nل ا لNكPمQ فNص8 Nم Nم ر8 Nح QمPكQيNلNال8 عOا إ Nم QمPت QرOرPط Qاض OهQيNلO : آية األنعام سورة{ )- إ التحريم وأن المأكولة، اللحوم في والجواز الحل هو األصل أن فدل( 119

. مستثنى

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 51: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 51 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Dan dalil yang lainya adalah firman Allah SWT :Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal Sesungguhnya Allah Telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. ( al an'am : 119 )

maka ayat ini menunjukkan bahwasanya hukum asal daging adalah halal dan boleh memakanya, sedangkan pengharamnya dengan pengecualain ( istisna') dari yang halal.

قوله: عليه ويدل ا: } جل أيضا Nن8مO إ مN وعال ر8 Nح PمPكQيNلNع NةNتQي NمQآية البقرة سورة{ ) ال " االستثناء بأداة المحرمات فحصر( 173: اَآْلية،" أن على ذلك فدل إنما

. اإلباحة هو اللحوم في األصل

Dalil lain yang menunjukkan hukum asal daging adalah halal firmanya :

ا} Nن8مO مN إ ر8 Nح PمPكQيNلNع NةNتQي NمQال }

173. Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[*]. ( al baqorah : 173 ) dalam ayat ini pengharamannya di batasi dengan kata "إنما" maka yang demikian itu menunjukkan bahwasanya hukum asal daging adalah halal.

_________________________

[*] Haram juga menurut ayat Ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.

الله صلى- النبي أن عائشة حديث من السنن، في ورد ما أيضا عليه ويدل" وسلم عليه اسم ذكر هل يPدرى وال إليهم، تؤتى التي اللحوم عن سِئل- اذكروا: ال؟ أو عليها الله األصل كان ولو" وكلوا أنتم عليها الله اسم فقالال: التحريم؛ اللحوم في إلى. سبب قيام تعلموا حتى تأكلوا لقيل غير اإلباحة حتى والجواز، الحل هو اللحوم في األصل أن على الدالة النصوص من ذلك. يغيره دليل يأتي

Dan menunjukan demikian juga ( asal daging halal ) hadist yang ada di sunan, dari hadistnya aisyah RA : bahwasanya rasulullah pernah di Tanya tentang daging yang diberikan kepada mereka, sedang mereka tidak tahu apakah dalam penyembelihannya menyebut asma allah apa tidak ? maka beliau menjawab : maka bacakan basmalah atasnya kemudian makanlah daging itu " ( HR bukhari kitabul buyu' bab: tidak memperdulikan was-was dan semisalnya dari subhat hadist no : 2057, kitabut tauhid bab: berdoa dengan nama allah dan mohon perlindungan denganya hadist no:7398)

kalau seandainya hukum asal daging adalah haram , sungguh akan dikatakan : " janganlah kamu makan sampai kamu tahu dalil ( bukti ) halalnya daging tersebut. Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang menyetakan bahwasanya hukum asal daging adalah halal dan boleh, sampai ada dalil yang menyatakan lain ( haram/subhat pent.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 52: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 52 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

" وقوله األصل: هذا". النفس في هنا أنه: يراد التحريم سفك يجوز ال به: من بدليل إال الدماء تحريم. فاألصل حتى الخلق، دماء على االعتداء الشارعويدل. دليل يأتي نصوص: هذه على بذلك قوله منها كثيرة، شرعية القاعدةوNالN: } جل تPلPوا وعال QقNت QمPك Nس PفQنN سورة{ ) بOكPمQ كNانN الل8هN إOن8 أ يم/ا Oح N29 آية النساء ر

الN: } قوله ومنها) Nو تPلPوا سبحانه QقNت Nس Qي الن8فOال8ت Nم ر8 Nح Pال8 الل8هOإ Rق NحQالOسورة{ ) ب } 151: آية األنعام : )NالNو تPلPونN وقوله QقNي Nس Qي الن8فOال8ت Nم ر8 Nح Pال8 الل8هOإ Rق NحQالOب }

( .68: آية الفرقان سورة)

Adapun ucapanya disini :

: " التحريم النفس في األصل ". Al aslu fin nafsi at tahrimu "

Hukum asal jiwa manusia adalah haram ditumpahkan darahnya" yang dimaksud kaidah ini adalah : tidak boleh menumpahkan darah manusia kecuali dengan dalil syar'ii yang menghalalkanya, maka hukum asalnya : haram menumpahkan darah makhluqnya sampai datang dalil tentang masalah tersebut,

DALIL KAIDAH INI

Dari al qur'an

telah menunjukkan banyak sekali dalil dari nash-nash syar'ii diantaranya : firman allah SWT

{NالNوا وPلPت QقNت QمPك Nس PفQنN ا بOكPمQ كNانN الل8هN إOن8 أ يم/ Oح N( 29 آية النساء سورة) ر

artinya :. dan janganlah kamu membunuh dirimu[*]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.( QS an nisa:29)

[*] larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, Karena umat merupakan suatu kesatuan.

Dan juga firmnanya : { NالNوا وPلPت QقNت Nس Qي الن8فOال8ت Nم ر8 Nح Pال8 الل8هOإ Rق NحQالOب } ( األنعام سورة 151: آية )

151.dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar[*]"( QS : al an'am :151).

[*] maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.

Firmanya : { NالNو NونPلPت QقNي Nس Qي الن8فOال8ت Nم ر8 Nح Pال8 الل8هOإ Rق NحQالOب } ( : آية الفرقان سورة 68)

68. Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, ( QS:al furqan : 68 )

dari as sunnah

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 53: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 53 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

بإحدى إال مسلم امرئ دم يحل ال- " وسلم عليه الله صلى- النبي وقولالثيب: " للجماعة المفارق لدينه والتارك بالنفس، والنفس الزاني، ثالث

Sabda nabi SAW: tidaklah halal darah seorang muslim kecuali salah satu dari tiga alasan : orang dewasa ( sudah berumah tangga ) yang berzina , orang yang membunuh orang lain, dan orang yang meningalkan agamanya ( murtad ) dan meninggalkan jama'ah umat islam ( HR : bukhari kitabut diyat bab firman allah ( al maidah :45 ) hadist no :6878 dan muslim kitab al qosamah wal muharibin bab : sebab dihalalkannya darah seorang muslim hadist no : 1676 )

من: " من المPعاهOد في- وسلم عليه الله صلى- النبي وقول قتل الذميين" الجنة رائحة يرح لم معاهدا

Dan sabda nabi SAW tentang orang kafir yang dilindungi negara : barang siapa yang membunuh al mu'ahid ( kafir yang dilindungi negara muslim karena suatu perjanjian atau kepentingan , misal bisnis, turis, belajar dsb pent.) maka dia tidak akan mencium baunya surga ( HR bukhari kitabul jiziyah wal muwaada'ah bab: dosa orang yang membunuh mu'ahid tanpa sebab kejahatan hadist no : 3266)

بجواز دليل جاء ما إال. الدماء تحريم المستمرة والقاعدة األصل هو فهذاالساحر: المعصوم غير في وذلك فيه، الدم سفك لقول لإلمام؛ بالنسبة مثل السنن. في كما" بالسيف ضربة الساحر حد- " وسلم عليه الله صلى- النبيتPلPوا: } لقوله المسلمين؛ غير من المحارب ومثل المرتد، ومثل Qاق Nف سبحانه

NينOكOر QشPمQ( .5: آية التوبة سورة{ ) ال

Dan inilah hukum asalnya dan kaidah ini selalu dan senantiasa dipakai dalam pengharaman dan terjaganya jiwa seseorang, kecuali memang disana ada dalil yang membolehkan untuk menumpahkan darah ,( seperti membunuh tanpa sebab, maka hukumnya orang tersebut di qisos ( dibunuh juga ) , atau dalam peperangan dsb pent.) atau selainya seperti jiwa yang tidak terjaga kehormatannya ( boleh dibunuh ) seperti : tukang sihir ( jaman sekarang lebih terkenal dengan sebutan para normal pent.) dan ini yang boleh membunuhnya adalah pemimpin negara (atau dengan keputusan hakim pent. ) sebagaimana sabda rasulullah SAW : hukuman bagi tukang sihir ( paranormal) adalah dengan pedang ( dipengal lehernya ) sebagaimana disebutkan dalam kitab sunan, contoh lainya: orang yang keluar dari agama islam ( murtad) , atau orang yang memerangi kaum muslimin, sebagaiman firmanya SWT:

تPلPوا} Qاق Nف NينOكOر QشPمQ(5: آية التوبة سورة{ ) ال

Maka bunuhlah orang-orang musrik ( yang memerangi kalian ) ( QS : at taubah:5)

األصل: " المؤلف وقول هذه" األموال في هنا مستمرة قاعدة أيضا التحريمالشريعة، في

عدد: ويدل يNا: } قوله منها النصوص، من عليها ا سبحانه NهxيN نPوا ال8ذOينN أ NمNآ Nال الNكPمQ تNأQكPلPوا Nو Qم

Nأ QمPكNنQيNب OلOاطNبQالOال8 بOإ QنNأ NونPكNة/ ت Nار NجOت QنNاض� ع NرNت QمPكQن Oسورة{ م الN: } وقوله 29: آية النساء Nو بx الN الل8هN إOن تNعQتNدPوا سبحانه OحPي NينOدNتQع PمQ190) ال( } )

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 54: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 54 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

الNكPمQ تNأQكPلPوا وNالN- } وجل عز- وقوله( 2 Nو QمNأ QمPكNنQيNب OلOاطNبQالOوا بPلQدPت Nا و NهOى بNلOإ

Oك8ام PحQوا الPلPكQأNتOا ل رOيق/ Nف Qن Oم Oال Nو QمNأ Oالن8اس OمQثO QاإلOب QمPتQنN أ Nو NونPمNلQعN( .3( { )188) ت

KAIDAH : BAHWASANYA HUKUM ASAL DALAM HARTA SESORANG ADALAH HARAM BAGI YANG LAINNYA.

Adapun ucapannya : " التحريم األموال في األصل "

Al aslu fil amwaali at tahrimu "

Artinya :" hukum asal harta orang lain adalah haram " dan kaidah ini sellau dan senantiasa dipakai dalam syari'at islam .

Adapun dalil dari kaidah ini, banyak sekali nash-nash syar'ii yang menunjukkan hal tersebut diantaranya :

Dalil dari al qur'an

Firman allah SWT :

ا يNا NهxيN نPوا ال8ذOينN أ NمNآ Nوا الPلPكQأNت QمPكNال Nو QمNأ QمPكNنQيNب OلOاطNبQالOال8 بOإ QنNأ NونPكNة/ ت Nار NجOت QنNع

اض� NرNت : النساء) QمPكQن O29م)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu ( an nisa':29 )

Dan firmanNYA : { NالNوا وPدNتQعNن تOإ Nالل8ه Nال xب OحPي NينOدNتQع PمQ(190 البقرة سورة) ال }

janganlah kamu melampaui batas, Karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. ( al baqorah: 190 )

firmanNYA :

{NالNوا وPلPكQأNت QمPكNال Nو QمNأ QمPكNنQيNب OلOاطNبQالOوا بPلQدPت Nا و NهOى بNلOإ Oك8ام PحQوا الPلPكQأNتOا ل رOيق/ Nف Qن Oم

Oال Nو QمNأ Oالن8اس OمQثO QاإلOب QمPتQنN أ Nو NونPمNلQعN( {188 البقرة) ت

188. Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui.( al baqarah : 188 )

" حرام عليكم وأموالكم دماءكم إن- " وسلم عليه الله صلى- النبي وقول بطيب إال مسلم امرئ مال يحل ال- " وسلم عليه الله صلى- النبي وقول. النصوص من ذلك غير إلى" منه نفس

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 55: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 55 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Dalil dari as sunnah :

Sabda rasulullah SAW: " sesungguhnya darah kalian dan harta kalian adalah haram ( terjaga ) bagi selain kalian " dan juga sabdanya SAW :" tidak halal harta seseorang muslim kecuali atas kebaikan sang pemiliknya untuk memberikannya " dan banyak seklai dalil-dalil yang lain yang menunjukkan kaidah ini .

إال: " المؤلف وقول يراد" هنا المحارOب،: للمعصوم االستيالء يجوز فإنه بهوغيرهم. المسلمين بين الحرب قامت إذا أموالهم، على

Dan ucapan mualaif disini : " للمعصوم إال " maksudnya di sini adalah kecuali dalam peperangan, maka sesungguhnya boleh memgambil harta mereka, jika terjadi peperangan antara kaum muslimin dengan selainya.

عدد: على ويدل ثNكPمQ- } وجل عز- الله قول منها النصوص، من ذلك Nر QوNأ Nو

Qم Pه Nض QرNأ Qم Pه NارNيOد Nو Qم PهNال Nو Qم

Nأ Nا و ض/ QرNأ Nو QمNا ل NوهPِئNطN(27: آية األحزاب سورة{ ) ت

أNلPونNكN- } وجل عز- وقوله QسNي OنNع Oال NفQنN Qاأل Oل Pق Pال NفQنN Qاأل Oل8هOل Oول Pس سورة{ ) وNالر8اعQلNمPوا: } * وقوله( 1: آية األنفال Nو ا سبحانه Nن8مN تPمQ أ QمOنNغ Qن Oء� م Qي Nن8 شNأ Nف Oل8هOل Pه NسPم P41: آية األنفال سورة{ ) خ. اَآْلية،(

Adapun dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah beberapa dalil dari nash-nash syar'iyyah diantaranya firman Allah SWT :

{QمPكNث Nر QوNأ Nو Qم Pه Nض Qر

Nأ Qم Pه NارNيOد Nو Qم PهNال Nو QمNأ Nا و ض/ Qر

Nأ Nو QمNا ل NوهPِئNطNاألحزاب سورة{ ) ت ( 27: آية

27. Dan dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak [1]. ( QS : al ahzab : 27) _________________________________

[1] Tanah yang belum diinjak ialah: tanah-tanah yang akan dimasuki tentara Islam.

Dan firrmanNYA SWT : { NكNونPلNأ QسNي OنNع Oال NفQنN Qاأل Oل Pق Pال NفQنN Qاأل Oل8هOل Oول Pس وNالر8 } (1: آية األنفال سورة )

1. Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul[2], ( QS al anfal : 1)

_________________________________________

[2] Maksudnya: pembagian harta rampasan itu menurut ketentuan Allah dan RasulNya.

Dan juga firman ALLAH SWT :

وا} PمNلQاعNا و Nن8مN تPمQ أ QمOنNغ Qن Oء� م Qي Nن8 شNأ Nف Oل8هOل ( } سورة.......... Pه NسPم Pاألنفال خ (41: آية

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 56: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 56 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

41. Ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang[3], Maka Sesungguhnya seperlima untuk Allah, ……………. ( QS al anfal : 41)

_________________________________________

[3] yang dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah) adalah harta yang diperoleh dari orang-orang kafir dengan melalui pertempuran, sedang yang diperoleh tidak dengan pertempuran dinama fa'i. pembagian dalam ayat Ini berhubungan dengan ghanimah saja. Fa'i dibahas dalam surat al-Hasyr.

وكان" سلبه فله قتيال قتل من- " وسلم عليه الله صلى- النبي وقولأموالهم ويأخذ المشركين، يغزو- وسلم عليه الله صلى- النبي

Dan sabda rasulullah SAW : " barang siapa yang berperang dalam peperangan maka baginya harta rampasan , dan sudah mashur dalam syiroh bahwasanya rasulullah SAW berperang melawan orang-orang musrik dan belaiu mengambil harta rampasanya.

األصل: القاعدة في االستثناء ذكر عدم واألوQلى األموال في فيقالوال. تقرير: المراد ألن المعصوم؛ يذكر التحريم العام. واألصل القاعدة، هنا

أن: على ويدل القاعدة، صلب من تؤخذ فال المستثنيات وأما التصرف ذلكأخذ: بحق، التصرف مثل األخرى، الحاالت بعض في يجوز األموال في مثل

المال: طرقاتهم، في الناس إليه يحتاج الذي البنيان الذي المؤذي ومثلالهائُج. الجمل مثل الناس يؤذيفلو. هذا المؤلف يذكر لم ذلك ومع بحق، تصرفات فهذه القيد يذكر لم القيد

ذكر بدون القاعدة ذكر في األصوليين، منهُج على أضبط لكان األول،مستثنياتها.

Dan lebih bagus dang afdhol jika tidak disebutkan ististna' (" للمعصوم إال ") dalam kaidah ini maka cukup dikatakan : التحريم األموال في األصل ( hukum asal harta adalah haram ) tanpa di sebutkan kalimat " للمعصوم إال "karena tujuannya disini adalah untuk mejelaskan kaidah asalnya, dan hukum asal adalah umum,tanpa ada pengecualian, adapaun mustasniyat ( pengecualian-pengecualain ) tidak seharusnya diambil dalam menjelaskan kaidah asal, dan menunjukkan hal yang demikian itu adalah : bolehnya mengunakan harta dalam hal-hal tertentu , misalnya : mengunakan untuk kebenaran / kepentingan umum, misalnya : mengambil / menghancurkan sebagian bangunan yang di buuhkan manusia untuk memperbaiki / memperluas jalan bagi kepentingan umum, dan misal yang lain : harta benda orang yang yang meganggu orang lain, misal : onta/ sapi gila yang bisa membahayakan orang lain , maka ini boleh diambil ( di bunuh ) untuk kebaikan / kepentingan umum, walauapun mualaif di sini tidak menyebutkannya penguat ( pengecualian ) diatas maka sungguh lebih bagus dan sesui dengan penjelasan para ahlu usul, dalam meyebutkan kaidah umum tanpa menyebutkan pengecualian-pengecualain.

قاعدة- هذه مثل- المهمة القواعد ومن فإن". في األصل" القواعد األعراض بفعل المسلم عرض يPتناول أن يجوز ال بحيث التحريم، األعراض في األصل

هذا. وال فال. والقاعدة األصل، هو بقول اَآْلخرين، في الحديث يجوز مستمرة. ذلك جواز على دليل قام إذا إال معائبهم، في الكالم وال غيبتهم، وال

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 57: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 57 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

KAIDAH : HUKUM ASAL KEHORMATAN ORANG MUSLIM ADALAH TERJAGA ( HARAM )

Dan termasuk kaidah yang berhubungan dengan pembahasan ini dan juga termasuk kaidah penting adalah :

التحريم األعراض في األصل ( al aslu fil a'roodhi at tahrim )

Artinya : hukum asal kehormatan seseorang adalah haram merendahkannya, maka tidak boleh menganggu, mengambil dan merampas kehormatan seorang muslim, baik dengan ucapan ataupun dengan perbuatan, ini adalah hukum asalanya ( disini tidak disebutkan pengecualian-pengecualiannya walaupun ada, karena kita membicarakan hukum asalanya, dimana hukum asal adalah umum pent.) dan kaidah ini selalu dan senantiasa dipakai dalam syari'at, maka tidak boleh membicarakan kehormatan orang lain , dan tidak boleh menghibahnya, dan berbicara tentang kejelekan , aib dan kekurangganya, kecuali disana ada dalil yang membolehkan hal yang demiakian itu .

قول: ودليل يNا: } جل الله هذا ا وعال NهxيN نPوا ال8ذOينN أ NمNآ Nال Qر Nخ QسNي sم Qو Nق Qن Oم� م Qو Nق ا يNكPونPوا أNنQ عNسNى يQر/ Nخ Qم PهQن Oم NالNو sاء NسOن Qن Oاء� م NسOى نNسNع QنNن8 أPكNا ي يQر/ Nن8 خ PهQن Oم NالNو وا Pز OمQلNت QمPك Nس PفQنN وا وNالN أ PزNابNنNت Oاب NقQلN QاألOقال أن إلى( 11: آية الحجرات سورة{ ) ب

وNالN: } اَآْلية في وا األخرى Pس كPمQ يNغQتNبQ وNالN تNجNس8 PضQعNا ب بx بNعQض/ OحPيN دPكPمQ أ NحNأ QنNأ NلPكQأNي Nم QحNل Oيه OخNت/ا أQي Nم Pوه PمPت QهOرNك N( .12: آية الحجرات سورة{ ) ف

Adapun dalil dari kaidah ini adalah firmanNYA : 11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[2] dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.(QS al hujurat : 11 ) dan dalam ayat berikutnya allah berfirman : 12. . dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. (QS al hujurat : 12 ) .

_____________________________________

[1] Jangan mencela dirimu sendiri maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh.

[2] panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 58: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 58 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

: " وسلم عليه الله صلى- النبي أن عليه المتفق الحديث في وجاء إن- قال شهركم، في هذا، يومكم كحرمة حرام، عليكم وأعراضكم وأموالكم دماءكم

" لفظة هل اَآْلن يحضرني وال" هذا بلدكم في هذا في" أعراضكمفقط؟ مسلم في هي أو الصحيحين؟

Dan dinyatakan dalam hadist shohih yang mutafak alaihi bahwasanya rasulullah SAW bersabda: " sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian haram ( terjaga ) dari selaianya, sebagaiamana keharaman pada hari ini ( fathul makkah ) di bulan ini , dan di negri kalian ini ( makkah), adapun kalimat " kehormatan kalian apakah ada dalam shohihain ( bukahri-muslim ) atau hanya ada dalam kitab muslim saja. Wallahu a'lam .

اإلباحة العادات في األصل

KAIDAH KESEBELAS

اإلباحة صارف يجيء حتى اإلباحة عاداتنا في واألصل

Wal aslu fi 'aadaatinal ibaahati hatta yajii u sooriful ibahah

Artinya : dan hukum asal dalam kebiasaan ( adat istiadat ) adalah boleh saja sampai ada dalil yang memalingkan dari hukum asal.

بالشك". يزال ال اليقين" قاعدة تحت المندرجة القواعد من القاعدة هذهما: والمراد ويراد. ويتعبد اإلنسان، به يتقرب ال بالعادات اإلذن: به باإلباحة

تركه. وفي الشيء، فعل فيعدد- العادات في األصل أن- القاعدة هذه على ويدل النصوص من اإلباحة

وN- } وجل عز- الله قول منها الشرعية، Pي هOال8ذ NقNل Nخ QمPكNا ل Nي مOف Oض QرN Qيع/ا األ Oم Nج

(29: آية البقرة سورة{ )

Kaidah ini termasuk dalam ruang lingkup pembahasan kaidah "hal yang pasti diyakini tidak gugur dengan keraguan ( " بالشك يزال ال اليقين ")

Adapun yang dimaksud dengan kebiasaan ((العادات adalah : apa saya yang dilakukan seorang hamba dalam kehidupan sehari-hari bukan untuk mendekatkan diri kepada allah dan bukan merupakan ibadah, dalam syarahnya as syeikh ubaid al jabiri dikatakan ((العادات jamak dari kata : عادة adapun maknanya : الناس اعتاده ما apa saya yang biasa di kerjakan dan dilakukan oleh manusia, dan setiap kaum, kabilah , masyarakat dan negara memiliki adat dan kebiasaan yang berbeda, dan hukum asal dari kebiasaan adat istiadat adalah boleh selama tidak menyelisihi hukum syar'ii, ( pent.) adapun yang dimaksud dengan boleh ( .adalah : boleh mengerjakan sesuatu ataupun meninggalkannya (اإلباحة

Adapun dalil dari kaidah ini adalah beberapa nash-nash syar'ii diantaranya

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 59: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 59 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Dalil dari al qur'an

firman Allah SWT : { Nو Pي هOال8ذ NقNل Nخ QمPكNا ل Nي مOف Oض QرN Qيع/ا األ Oم Nج } ( : آية البقرة سورة

29)

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu ( QS al baqarah : 29 )

Firman allah SWT :

Nو Pي هOال8ذ NلNع Nج PمPكNل Nض QرN Qوال/ األPلNوا ذ PشQام Nي فOا ف NهOبOاكNن Nوا مPلPك Nو Qن Oم Oه Oق QزO(15) ر

Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. ( QS al mulk : 15 )

Firman Allah SWT :

Qل Pق Qن Nم Nم ر8 Nح NةNينOز Oي الل8هOال8ت Nج Nر QخNأ OهOادNبOعOل OاتNبRالط8يNو Nن Oم Oق Qز Rالر

Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang Telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik ( QS al a'raf: 32 ) . dari ayat ini kita dapat mengambil faedah bahwasanya hukum asal perhiasan serta apa saya yang allah anugerahkan buat hambanya adalah boleh dan halal.

Dalil dari as sunnah

حديث) عفو فهو عنه سكت وما الله حرمه ما الحرام و الله أحله ما الحالل و 3800: رقم حديث تحريمه يذكر لم ما باب األطعمة كتاب في داود أبو رواه( اإلسناد صحيح: األلباني الشيح قال

" sesuatu yang halal itu adalah apa yang dihalalkan allah dan sesuatu yang haram apa-apa yang diharamkan allah , adapun sesuatu yang didiamkanNYA adakah dimaafkan ( HR abu dawud kitab " al ath'imah bab: apa saja yang tidak disebutkan pengharamanya hadist no : 3800 dan berkata as syeikh al albani : shahih sanadnya)

فيها األصل فالعادات أيضا، الوجوب تنفي التحريم تنفي كما القاعدة وهذه يكون قد اإلباحة صرف ألن بمحرمة؛ وليست بواجبة، ليست مباحة، أنها

على األدلة ومن الفعل، ترك يطلب بدليل يكون وقد الفعل، يطلب بدليل المسلمين أعظم من إن- " وسلم عليه الله صلى- النبي قول القاعدة هذه

رما Pفي كما" مسألته أجل من فحرم يحرم، لم شيء عن سأل من ج الصحيح،

Dalam kaidah ini menunjukkan tidak adanya keharaman atau larangan maka menunjukkan pula tidak adanya perintah wajib untuk melakukannya, karena semua kebiasaan manusia adalah boleh-boleh saja dilakukan, dan tidak wajib dan tidak pula haram dan ataupun dilarang, adapun yang memalingkan dari hukum asalnya ada kalanya dalil tersebut merupakan perintah untuk mengerjakan, dan ada kalanya dalil tersebut merupakan larangan untuk mengerjakannya, dan termasuk dalil dari masalah ini adalah sabda rasulullah SAW : "

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 60: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 60 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

sesungguhnya paling besar dosanya seorang muslim adalah orang yang bertanya sesuatu yang tidak ada pengharamannya, kemudian dia mengharamkanya karena demi suatu masalahnya." Sebagaiaman dalam kitab shahih.

حتى: " المؤلف وقول : صارف يجيء هنا إذا" يعني من دليل ورد اإلباحةأن: يدل الشارع بهذا يعمل فإنه محرمة، هي وإنما مباحة، ليست العادة علىوهذا". العادات في األصل" بقاعدة يعمل وال الدليل، أن على يدلنا اإلباحة

خاصة الشريعة وليست. باألحكام العباد أفعال جميع شملت قد الشريعةوبالعبادات- بدور- بالمساجد تشمل عامة، شاملة الشريعة بل فقط، العبادة

من وهذا عبادة، كان ما أو عادة، منها كان ما سواء المكلفين، أفعال جميعالشريعة. بهذه علينا- وجل عز- الله فضل

Adapun makna sampai ada dalil yang memalingkan hukum asalnya yang mubah

( (" اإلباحة صارف يجيء حتى " adalah : jika ada suatu dalil syar'ii yang menunjukkan bahwasanya kebiasaan tersebut adalah dilarang maka kita mengamalkan dalil tersebut, dan tidak mengamalkan kaidah tersebut

" اإلباحة العادات في األصل " dan ini menunjukkan bahwasanya syari'at islam ini mencakup semua perbuatan hambanya dan perbuatan tersebut ada hukum-hukumnya, dan bukanlah syari'at islam ini hanya khusus berputar disekitar masjid dan hanya membahas masalah ibadah saja, akan tetapi syari'at islam ini mencakup semua perkara secara umum, dan mencakup semua perbuatan hambanya baik hal itu adalah adat kebiasaan ataupun masalah ibadah, dan ini merupakan keutamaan yang Allah limpahkan kepada kita dengan syari'atnya.

KAIDAH KE DUA BELAS

التحريم العبادات في األصلAl aslu fil ibaadari at tahrim ( hukum asal ibadah adalah haram )Dalam mandhumah qowaidil fiqhiyyah nya as syeikh as sa'dhiy dikatakan:

مذكور شرعنا في الذي غيرP األمور من مشروعا وليس

Walaisal masru'an minal umuri ghoirul ladhi fi syar'inaa madhkurun

( dan semua perkara agama yang tidak ada dalam syari'at kita maka itu bukanlah syari'at islam )

sebagaian ulama mengungkapan kaidah ini dengan redaksi yang berbeda diantaranya:

بنص الحظراال العبادات في األصل

Al aslu fil ibaadaati al khatri illa binassin ( hukum asal dalam semua ibadah adalah haram kecuali ada nash yang mensyariatlannya)

Dalam mulakhos qowaidul fiqhiyyah as syeikh al usaimin yang di ringkas oleh abu humaid abdullah al falasy dikatakan dalam kaidah ke empat belas:

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 61: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 61 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

األصل: الرابعة القاعدة المنع. العبادات في عشرةHukum asal dalam semua ibadah adalah dilarang.

األصل: فيه هذا فال. العبادات في قاعدة لله يتعبد أن لإلنسان يجوز التحريم مشروعة. العبادة تلك بكون الشارع من دليل ورد إذا إال بعبادة،- وجل عز-

سواء/ بها،- وجل عز- الله ونتعبد جديدة، عبادات نخترع أن لنا يجوز وال ليست العبادة في صفة نبتدع أو مشروعة، ليست أصلها، في جديدة عبادة. مكان أو بزمان العبادة نخصص أو الشرع، في واردة

Dalam mandhumah diatas terdapat kaidah : hukum asal dalam peribadatan adalah haram, maka tidak boleh bagi siapaun untuk beribadah kepada allah SWT dengan suatu ibadah kecuali ada dalil dari al qur'an dan as sunnah yang mensyariatkan ibadah tersebut, dan tidak boleh bagi kita untuk membuat suatu bentuk ibadah-ibadah yang baru dan kita beribadah kepada allah dengannya, baik dalam bentuk ibadah yang baru yang kita ada-adakan dan tidak ada syari'atnya, atau menambah bentuk ibadah yang ada dengan sifat dan tata cara yang tidak ada contohnya dalam syari'at, atau kita mengkhusukan suatu ibadah pada waktu tertentu dan tempat tertentu yang tidak ada dalilnya dari al qur'an dan as sunnah.

جواز وعدم البدع، تحريم ودليل الشريعة، في المحرمة البدع من هذا كل- وجل عز- الله عبادة- التعبد قوله- لQ: } بها Pق بxونN كPنQتPمQ إOنQ سبحانه OحPت Nالل8ه

ات8بOعPونOي Nف PمPكQبOب QحPي Pوقوله. فاألصل( 31: عمران آل{ ) الل8ه وعال-: جل- االتباع {PوهPعOات8ب Nو QمPل8كNعNل NونPدNت QهNوقوله.( 158: األعراف{ ) ت { :Qد NقNل لNكPمQ كNانN سبحانه

ولO فOي Pس Nر Oالل8ه sة Nو QسPأ sةNن Nس Nوجل عز- وقوله( 21: آية األحزاب سورة{ ) ح -

{QمNأ Qم PهNل PاءNك Nر Pوا شPع Nر Nش Qم PهNل Nن Oم OينRا الد Nم QمNل QنNذQأNي OهOب Pالشورى سورة{ ) الل8ه ( .21: آية

Karena semua perkara ibadah yang tidak ada perintah dan dalil syar'ii merupakan bid'ah dan semua perkara bid'ah dalam agama hukumnya haram , adapun dalil yang melarang bid'ah dan tidak boleh beribadah kepada allah dengan suatu ibadah yang baru diantaranya all

Dalil dari al qur'an :

{Qل Pق QنOإ QمPتQنPك Nونxب OحPت Nي الل8هOونPعOات8ب Nف PمPكQبOب QحPي P(31: عمران آل{ ) الل8ه

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." ( QS ali imran : 31) dalam ayat ini di perintahkan bagi kita untuk mengikuti ( itiba') rasulullah SAW .

ات8بOعPوهP-: } جل- وقوله Nو تNدPونN لNعNل8كPمQ وعال QهN(158: األعراف{ ) ت.

dan ikutilah Dia ( muhammad ) supaya kamu mendapat petunjuk".( QS al a'raf : 158 )

دQ: } وقوله NقNل ولO فOي لNكPمQ كNانN سبحانه Pس Nر Oالل8ه sة Nو QسPأ sةNن Nس Nآية األحزاب{ ) ح :

21)

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ( QS al ahzab:21 ).

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 62: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 62 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

ا NمNو PمPاكNتN ولP آ Pس ذPوهP الر8 Pخ Nا ف NمNو QمPاك NهNن PهQنNوا ع PهNتQان Nف

.apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah.( QS al hasr : 7).

مQ أNمQ- } وجل عز- وقوله PهNل PاءNك Nر Pوا شPع Nر Nش Qم PهNل Nن Oم OينRا الد Nم QمNل QنNذQأNي OهOب Pالل8ه } (21: آية الشورى)

Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? ( Qs as suura': 21 )

وجل عز- بالله خاص حق فالتشريع

Maka membuat syari'at dalam agama merupakan hak khusus bagi allah semata,

Dalil dari sunnah من: " عائشة حديث السنة من منه، ليس ما هذا أمرنا في أحدث الصحيح

( عليه متفق) رد فهو

Di riwayatkan oleh aisyah RA : rasulullah bersabda : barang siapa yang mengada-adakan dalam perkara agama kami yang tidak ada perintahnya maka perkara tersebut tertolak ( HR bukhari dalam kitab : as shulhu, hadist no : 2697 dan muslim dalam kitab aqdhiyyah hadist no : 1718)

من: " وفي" " رد فهو أمرنا، عليه ليس عمال عمل رواية

Dalam riwayat lain dikatakan : " barang siapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami ( allah dan rasulnya ) maka amalan tersebut tertolak.

: " وسلم عليه الله صلى- النبي أن العرباض حديث وفي وإياكم- قال. النسائي في كما" ضاللة بدعة وكل بدعة، محدثة كل فإن األمور، ومحدثات

Dan dalam hadist yang di riwayatkan oleh irbadh bin syari'ah, bahwasanya rasulullah bersabda: dan berhati-hatilah kalian dari perkara –perkara yang baru dalam agama,karena sesunggunya semua perkara yang baru adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat ( lihat sunan nasa'i )

الشريعة حماية بها تحصل عظيمة، قاعدة القاعدة هذه فإن ذلك، تقرر إذافإنه. التحريف من ذلك لكان جديدة، عبادات اختراع بجواز قيل لو والتبديل

وأننا ناقصة، بكونها الشريعة وصف إلى ووسيلة الشريعة، تبديل إلى وسيلة الله صلى- النبي كون في الطعن إلى ووسيلة فيها، ونزيد نكملها نأتيوالرسل. لألنبياء خاتما- وسلم عليه

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 63: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 63 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Maka jika kita sudah mengetahui yang demikian itu , sesungguhya kaidah inu meruoakan kaidah yang sangat agung, dimana kaidah ini merupakan kaidah untuk menjaga syari'at ini dari penyelewengan dan perubahan, karena jika dikatakan boleh membuat dan mengada-ada dalam ibadah sungguh yang demikian itu merupakan sarana dan jalan untuk menganti dan merubah syari'at islam, dan menyebabkan suatau keyakinan bahwasanya : agama dan syari'at islam belum sempurna , dan kita datang dengan ibadah yang beru tersebut sebagai pelengkap dan penyempurna agama ini, dan yang demikian itu merupakan cercaan kepada nabi muhammad sebagai penutup para nabi dan rasul dan menyatakan bahwasanya nabi muhammad menyembunyikan syari'at, padahal allah telah berfirman :

Nم QوNيQال PتQل NمQكNأ QمPكNل QمPكNينOد PتQمNمQتN أ Nو QمPكQيNلNي عOت NمQعOن Pيت Oض NرNو PمPكNل Nم Nال QسO Qين/ا اإلOد : . ( 3المائدة)

pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. ( al maidah : 03 )

kaidah ini merupakan kebalikan dari kaidah sebelumnya ( اإلباحة العادات في األصل ) hukum asal dalam kebiasaan adalah boleh dan mubah, namun maksud dan tujuan nya adalah satu , kalo dalam adat dan kebiasan harus mengemukakan dalil dalam pengharamnya, sedang dalam perkara ibadah harus mengemukakan dalil dalam perintah dan syariatnya

ما: غير العبادات أمثلة ومن - لله التقرب من الناس بعض يفعله المشروعة العبادة جهة على فPعلت إذا هذه والغناء، بالرقص أو بالتصفيق- وجل عز

ومثل. مخالفة بدعة تكون االحتفال أو السنة، برأس االحتفال للشريعةإذا: ذلك ومثل النبوي، بالمولد ضعيف، دليل إال فيه يرد لم العمل كان أيضا

الحديث بواسطة جديدة عبادة تقرير يصح ال ألنه بدعة؛ بكونه يحكم فإنهمثل. . التسبيح صالة في الوارد الحديث الضعيف

Adapun contoh-contoh ibadah yang tidak ada syari'atnya diantaranya: apa yang di lakukan oleh sebagain orang dalam rangka beribadah mendekatkan diri kepada allah SWT dengan cara : bertepuk tangan, sambil berjoget dan menari, dan mendendangkan nyanyian ( seperti yang dilakukan oleh kaum sufi ) , maka hal yang demikian itu jika dimaskudkan dengan tujuan ibadah, maka hal tersebut adalah bid'ah dan menyelisihi syari'at.contah lainya adalah : perayaan tahun baru, atau peraaan maulid nabi, atau suatu ibadah denagn dalil hadist dhoif, maka hal itu di hukumi sebagai bid'ah, karena tidak boleh menetapkan suatu ibadah yang baru dengan dalil haidst dhaif, seperti hadist tentang shalat tasbih.

عليه يجب وال ينعقد، ال نذره فإن مشروعة، غير عبادة اإلنسان نذر وإذاودليل. عليه يجب وال النذر، بذلك الوفاء الله صلى- النبي أن ذلك كفارة

هذا: عنه فسأل الشمس في واقفا رجال رأى- وسلم عليه أبو فقيلنذر. فقال. وأن يستظل، وال يقعد وال الشمس، في يقوم أن إسرائيل يصوم

" صومه يتم وأن ويستظل، يقعد أن مروه- " وسلم عليه الله صلى- النبي بنذر الوفاء عن ونهاه الصوم، وهو المشروعة، العبادة بنذر بالوفاء فأمره يأمره ولم االستظالل، وعدم الوقوف وهي المشروعة، غير العبادة

بالكفارة.

Contoh lain , jika seseorang bernadhar dengan suatu ibadah yang tidak ada syari'atnya maka nadharnya tidak boleh di yakini dan tidak boleh melaksanakan nadhar tersebut, dan tidak wajib

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 64: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 64 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

baginya kafarah ( membayar denda) adapun dalilnya: bahwasanya rasulullah SAW melihat seorang laki-laki berdiam diri dengan berdiri dibawah terik matahari, maka rasulullah bertanya tentangnya, maka dikatakan kepada belaiu: dia itu adalah abu israil, dia bernadhar akan untuk berdiam diri dibawah terik matahari, tidak duduk dan tidak berteduh sambil berpuasa, maka rasulullah berkata: perintahkan kepadanya untuk duduk dan berteduh ( membatalkan nadharnya) dan boleh melanjutkan puasanya, dan rasulullah melarang dari melaksanakan nadhar ibadah yang tidak ada perintah dari syariat, yaitu berdiri dan tidak berteduh, dan rasulullah tidak memrintahkan untuk mengantinya dengan kafarah.

المشروع، الفعل على زيادة المشروع غير الفعل يأتي فقد ذلك، تقرر إذا الزيادة فحينِئذ مشروعة، ليست الزيادة ولكن مشروعا، الفعل أصل فيكون

ولكن. أنها شك ال نقول: باإلبطال؟ الفعل أصل على تعود هل باطلةصنفين: على األفعال

ما: الصنف الزيادة، تبطله فحينِئذ عليه، بالمزيد متصلة الزيادة تكون األولعليه. المزيد تبطلمن: مثال ألن باطلة؛ كلها صالته فإن ركعات، خمس الظهر صلى ذلك

زيادة: النوع باألربع متصلة الزائدة الركعة تعود ال فحينِئذ منفصلة، الثانيباإلبطال الفعل أصل علىمن: مثال ال لكن بدعة، الرابعة فالمرة ، مرات أربع مرات أربع توضأ ذلك. منفصلة لكونها باإلبطال؛ الثالث الغسالت على تعود نعم. عنها

Dari penjelasan diatas maka ada suatu pembahasan yaitu : menambah dalam ibadah yang disyariatkan dengan perkara yang tidak ada syari'atnya, maka tidak diragukan lagi tambahan tersebut bathil, namun apakah ibadah tersebut menjadi batal dan tidak syah dan kita harus mengulangnya lagi , maka di sana ada dua pembahasan :

Pertama : jika tambahan tersebut bersambung lansung dengan ibadah aslinya dan terus berhubungan tanpa ada pemisah maka batallah ibadahnya, misalnya : orang yang sholat dhuhur lima raka'at maka rakaat tambahanya membatalkan sholat tersebut karena satu rakaat tamabahan tersebut bersambung lansung dengan 4 rakaat ibadah asalnya.

Kedua: jika tambahan tersebut terpisah dengan ibadah aslinya maka tidak membatalkan ibadah aslinya dan tidak harus mengulanginya dari awal, misalnya: orang yang berwudhu empat kali empat kali , maka tambahan empat tersebut bid'ah namun tidak membatalakan yang tiga kali yang merupakan ibadah asalnya, karena tambahan tersebut ada jarak dan pemisah dengan ibadah aslinya, atau misal lainya : nadhar dan puasa yang dilakukan oleh abu israil dalam hadist diatas. ( wallahu a'lam bishowab )

KAIDAH KE TIGA BELAS

المقاصد أحكام تعطى الوسائل

( al wasailu tu'thii ahkamul maqosid )

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 65: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 65 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Artinya : semua sarana suatu perbuatan hukumnya sama dengan tujuannya ( perbuatan trersebut ).

Dalam kitab mandhumah qowaidul fiqhiyyah karya as syeikh abdur rahman as sa'diy dikatakan :

للزوائد الحكم بهذا واحكم كالمقاصد األمور وسائل

Wasaa ilul umuri kal maqoosidi wahkum bihaadhal hukmi lizzawaid

Semua sarana untuk melakukan suatu perbuatan hukumnya sama dengan tujuan perbuatan itu maka hukumilah dengan hukum tersebut sebagai penyempurna.

Adapun kaidah yang terkenal dikalangan fuqoha' adalah :

المقاصد حكم للوسائل ( lilwasaaili hukmul maqoosidi ) hukum sarana suatu pebuatan sama dengan hukum perbuatannya, sebagain ulaam yag lain menjelaskan : بالشيء األمر

الشيء ذالك به يتم ما يشمل ( al amru bis syai yasmulu maa yatimu bihi dhalikas syai) artinya : suatu perbuatan ( perkara) hukumnya mencakup semua sarana yang menyempurnakan perbuatan ( perkara ) tersebut. ( lihat kitab syarah mandhumah qowaidul fiqhiyyah li syeikh abdur rahman as sa'diy karya as syeikh ubaid al jaabirii )

بالوسائل، المراد هو المقاصد. هذا إلى المفضية األمور: الطرق بوسائل يراد األمور والمطلوبة. والزوائد: هي المرادة واألمور الغايات والمقاصد: هي

للفعل. المتممة فإنها بالتحريم، أو بالوجوب الشريعة، في مستقل حكم لها كان إن والوسائل

الشريعة. في األصلي حكمها تأخذ

Yang dimaksud wasail adalah jamak dari kata wasiilah artinya : sarana atau jalan yang bisa menyampaikan kepada tujuan perbuatan tersebut, adapun makna al maqosid adalah : tujuan perbuatan yang dimaksud. Sedang makna az zawaaid adalah : semua hal yang menyempurnakan perkara tersebut ( hanya sekedar pelengkap, atau tambahan seperti: dzikir setelah sholat, doa setelah berwudhu dsb ).

دليل فيه فهذا النكاح، بعقد األجنبية لوطء اإلنسان يتوسل أن ذلك: وسيلة مثالوحله. جوازه على يدل الشارع من

Contoh dari kaidah ini adalah : sarana yang bisa mewujudkan sesorang untuk bisa menjima' perempaun yaitu : ikatan pernikahan, maka nikah merupakan sarana untuk menghalalkan jima' dengan perempaun lain, maka menikah hukumnya wajib.

Contoh lain : berjalan menuju masjid untuk menegakkan sholat berjama'ah, maka berjalan merupakan sarana untuk melakukan suatu kewajiban sholat berjamaah.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 66: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 66 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

أنواع: ثالثة على الوسائل فإن الوسيلة، تلك يخص دليل يرد لم إذا أما أهل عنها ويعبر المقصود، حكم تأخذ قطعا. فهذه المقصود إلى مفضية وسائل ال القدم غ\سل واجب". مثل: أن فهو به إال الواجب يتم ال بقولهم: "ما األصول

واجبا.ويعبرون الجزء ذلك غسل فيكون الساق، من جزء بغسل إال استيعابه يتم يمكن لم حرام". إذا فهو باجتنابه إال الحرام اجتناب يتم ال بقولهم: "ما أيضا عنه

اختلطت حراما. مثال: ذلك: إذا اآلخر كان آخر، أمر باجتناب إال المحرم اجتناب على العقد وال وطء يحل ال ألنه تحرم. لماذا؟ األجنبية فإن بأجنبية، األخت

. بها اشتبهت التي األجنبية، باجتناب إال الحرام هذا اجتناب يتم وال األخت،

Adapun jika tidak ada dalil yang mengkhususkan wasilah / sarana tersebut, maka wasilah terbagi menjadi 3 macam :

1/ wasilah yang pasti yang bisa menyampaikan kepada tujuan perbuatan tersebut, maka wasilah ini dihukumi sesui dengan perbuatannya, dan para ahlul usul mengungkapkan jika berhubungan dengan hal-hal yang wajib dengan qaidah : " فهو به إال الواجب يتم ال ما tidak semprnalah suatu : (maa laa yatimul wajibu illa bihi fahuwa waajibun ) ."واجبkewajiban kecuali dengannya maka mengunakanya menjadi wajib.

Misalnya : mencuci kaki tatkala berwudhu, dan tidaklah sempurna mencuci kaki kecuali harus mencuci sebagian betis ( kaki bagian bawah diatas mata kaki) maka mencuci sebagian betis adalah wajib, atau misal berjalan menuju masjid untuk menegakkan sholat wajib berjama'ah diatas.

Dan ahlul usul mengungkapkan juga jika berhubungan dengan hal yang haram :

: " حرام فهو باجتنابه إال الحرام اجتناب يتم ال ما " ( maa laa yatimu ijtinaabul harami illa bij tinaabihi fahuwa haramun ) , tidaklah sempurna dalam menjauhi hal yang haram kecuali dengan nya maka hal itu menjadi haram ) maknanya : jika tidak bisa menjauhi sesutau yang haram kecuali harus menjauhi sarananya maka sarana itu menjadi haram.

Misalnya : jika seorang perempuan bercampur baur dengan laki-laki asing ( bukan muhrimnya ) ,sedang lelaki itu adalah haram baginya, karena tidak ada ikatan pernikahan dan tidak boleh menyentuhnya ( jima' ) dan tidak ada ikatan persaudaraan, maka tidaklah sempurna menjauhi lelaki asing yang haram baginya itu kecauli dengan menjauhi ikthilat ( bercampur baur ) maka ikthilat itu menjadi haram.

حكم تأخذ ال نادرا. فهذه المقصود إلى تفضي الوسائل: وسائل من الثاني النوع قال ذلك: لو ومثال الشريعة، إليه تلتفت الغالب- ال -في المقصود. والنادر

إلى تفضي وسيلة الخمر. فقيل: هذه منه يتخذ لئال العنب؛ زراعة قائل: نمنع الوسيلة على يحكم وال إليه، وسيلة كونها إلى يلتفت ال فحينئذ نادرا، المحرم هذا

المقصود. هذا إلى وسيلة األمر هذا اتخاذ لندرة هنا؛ المقصود بالحكم

2/ wasilah atau sarana yang digunakan dalam masalah yang sangat jarang,( tidak umum ) , maka sarana ini tidak dihukumi seperti tujuan perbuatan tersebut, maksudnya jarang ( nadir ) adalah tidak umum dibahas dalam syari'at.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 67: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 67 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

misalnya : jika ada yang berkata : janganlah kamu menanam angur, supaya buahnya tidak dijadikan minuman keras, maka kita jawab : sarana ini ( menanam angur ) merupakan sarana yang di gunakan dalam masalah yang jarang dilakukan, maka tidak dihukumi sesui dengan perbuatannya menjadikannya sebagai minuman keras, ( karena umunya angur untuk dimakan, walupun ada yang menjadikanya minuman keras namun tidak menjadi suatu hal umum.

غالبا. فهذه المقصود إلى مفضية الوسائل: وسائل أنواع من الثالث والنوع ومثلها الخمور، مصانع إلى العنب المسألة: بيع هذه فيها. ومثال الفقهاء اختلف

. بعضا بعضهم المسلمين بين الحرب وقت الفتنة، وقت في السالح بيع أيضا الذرائع تسد ال أنه إلى الحنفية، وبعض الشافعية، وبعض الظاهرية، فذهب الحالة. هذه في العنب بيع من مانع وال بالتحريم، عليها يحكم وال حينئذ،

وجل - عز والله والحل، الجواز األفعال هذه في األصل ذلك: بأن على واستدلواjنk mمj - يقول: } ف\إ عjت \از\ \ن ءn فkي ت jي دoوهm ش\ mل\ى ف\رk pهk إ ولk الل mس pالنساء { )سورة و\الر

mمj ( وقال: } و\م\ا59: آية \فjت \ل ت jاخ kيهkف jنkم nء jي jمmهm ش\ kل\ى ف\حmك pهk إ { )سورة الل( 10: آية الشورى

3/ wasilah /sarana yang digunakan untuk suatu tujuan perkara yang agak samar, dan para fuqoha berselisih pendapat dalam masalah ini misalnya: menjual angur ke pabrik pembuatan minuman keras, atau menjual senjata di saat terjadi fitnah, atau menjual senjata tatkala terjadi peperangan dikalangan intern kaum muslimin, kalangan dhohiriyyah, sebagian syafii'yah dan hanafiyyah berpendapat: tidak terlarang di saat itu, dan tidak dihukumi dengan keharamannya, dan tidak apa-apa menjual kurma ke pabrik pembuat minuman keras, dan mereka berdalil dengan kaidah : asalnya perbuatan ini ( jual-beli ) adalah boleh dan halal, dengan dalil: Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), ( QS an nisa':59) dan juga firmannya : Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah ( QS as syuro:10)

مقاصدها، بحكم المسائل هذه على يحكم المسألة: بأنه في الثاني والقول الله ذلك: أن ودليل غالبا- بالتحريم، الفساد إلى -المفضية الوسائل على ويحكم

مواطن من كثير في غالبا الفساد إلى المفضية الذرائع سد - قد وجل - عزoوا - } و\ال\ وجل - عز قوله ذلك ومن الشريعة، ب mس\ pذkين\ ت \دjعmون\ ال pهk دmونk مkنj ي الل

oوا ب mس\ pه\ ف\ي jرk ع\دjوyا الل kغ\ي n ب jم ل kآلهة سب من ( فمنع108: آية األنعام { )سورة ع المحرم إلى أفضى فما محرم، الله وسب الله، سب إلى يفضي ألنه المشركين؛

بالنصوص تمسك زيادة الذرائع سد في ثانيا: بأن . واستدلوا محرما يكون تمسكنا قد نكون طرقه، من ونمنع الشيء، من نمنع عندما الشرعية. فنحن

. وأولى أقوى وهو الجمهور، مذهب الشرعية. وهذا بالنصوص تمسك زيادة

Pendapat yang kedua dalam masalah ini : bahwasanya sarana tersebut dalam masalah seperti ini dihukumi dengan maksud dan tujuan dari perbuatannya, dan wasilah / saran tersebut dihukumi dengan hal yang merusak pada umumnya, yaitu dengan hukum haram, adapun dalilnya : bahwasanya Allah SWT telah memperingatkan dan melarang semua hal dan sarana

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 68: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 68 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

yang digunakan dalam perkara yang merusak dan hal ini banyak sekali disebutkan dalam syari'at diantaranya firmanAllah SWT :

oوا و\ال\ ب mس\ pذkين\ ت \دjعmون\ ال pهk دmونk مkنj ي oوا الل ب mس\ pه\ ف\ي jرk ع\دjوyا الل kغ\ي n ب jم ل kسورة ع( } (108: آية األنعام

Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, Karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan ( QS: al an'am : 108 )

Dalam ayat ini allah melarang kita untuk mencaci maki sembahan orang-orang musrik, karena bisa menyebabkan mereka akan mencaci maki Allah , sedangkan mencaci maki Allah adalah hal yang haram, maka segala sarana yang digunakan untuk suatau yang haram hukumnya juga haram.

Adapun dalil yang kedua : bahwasanya kita berhati-hati dan memperingatkan segala sarana yang bisa di gunakan dalam perkara yang haram menunjukkan kesungguhan dalam memegangi dan mengamalkan nash al qur'an dan syari'at islam pada umumnya, disaat kita melarang dari suatu hal yang haram, maka kita juga harus melarang semua jalan dan sarana yang digunakan dalam hal yang haram, dan ini menunjukkan bahwasanya hal tersebut lebih berpegang teguh dengan dalil dan nash syar'iiyah, da inilah madhab jumhur dan pendapat ini lebih kuat dan lebih rajih dari pada pendapat yang pertama.

والعقاب- تأخذ الثواب أصل -في فإنها المتممة، واألمور للزوائد، بالنسبة وأما هذا على مmثابا يكون البيت إلى المسجد من له. فالراجع متممة هي ما حكم

نقول: هذه حكمه؟ تأخذ للمحرم المتممة األمور هل التحريم، في الفعل. ولكن نوعي على

التحريم، أصل في حكمه فتأخذ جنسه، من للمحرم متممة األول: أمور النوعالتأثيم وفي .

حكمه تأخذ ال فهذه الحرام، من للتخلص الثاني: متممات والنوع . النزع هذا المخيط، ينزع فإنه مخيطا، بدنه على أن تذكر إذا ذلك: المmحjرkم مثال

م من للتخلص pالمحر .

Adapun masalah tambahan ( az zawa'id ) dan hal-hal penyempurna, maka hukum asalnya bisa mendapatkan pahala ataupun dosa misalnya: pulang dari masjid setelah menjalankan sholat ( perbuatan utamanya sholat penyempurnannya pulang dari masjid pent.) , maka hal ini mendapatkan pahala.

Adapun dalam perkara yang haram, apakah perkara tambahan dan penyempurna saja di hukumi haram ? dalam hal ini ada dua jenis:

Pertama: perkara yang menyempurnakan hal yang diharamkan tersebut maka hal ini di hukumi haram sesui hukum asal perbuatan haram.

Kedua: perkara penyempurna digunanakan untuk bisa lepas dari hal yang diharamkan, maka ini tidak dihukumi haram.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 69: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 69 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Misalnya: orang yang berihram, kemudian ingat kalau di badannya ada satu pakaian yang berjahit, kemudian dia melepaskan pakain tersebut, maka hal ini ( melapaskan kain yang berjahit ) merupakan perkara untuk bisa lepas dari hal yang di haramkan ( memakai pakaian yang berjahit disaat ihram dilarang).

Kesimpulan dari kaidah ini adalah :

المحروة وسيلة و مندوبة المندوب وسيلة و واجبة الواجب وسيلة محرمة

Sarana untuk melakukan suatu kewajiban maka hukumnya wajib, sarana yang digunakan untuk melakukan perkara sunnah maka hukumnya menjadi sunnah, dan sarana yang digunakan untuk hal yang haram maka hukumnya haram.

Misalnya :

Hal yang wajib :

Sholat berjamaah ( contoh diatas) bagi kaum laki-laki adalah wajib, maka berjalan menuju msajid menjadi wajib, mau melakukan sholat wajib sarana untuk bisa melakukan sholat adalah berwudhu maka berwudhu hukumnya wajib, misal lain: jihad fisabilillah yang hukumnya bisa fardlu ain/fardli kifayah, sarana untuk berjihad adalah memiliki senjata, perbekalan, latihan dsb, maka senjata dan bekal menjadi wajib dimiliki.

Dalam perkara sunnah :

Memakai minyak wanggi sebelum sholat, ataupun sholat jum'at, sarannya adalah memiliki / membeli minyak wangi , maka membeli minyak wangi dengan tujuan dipakai waktu sholat adalah sunnah hukumnya. Dsb.

Dalam perkara yang haram :

Berbuat syirik kepada Allah adalah haram, maka sarana berbuat syirik seperti memegang-megang kuburan dengan tujuan mencari barokah, adalah haram, karena membawa pelakunya untuk berbuat syirik, atau membeli menyan / bunga tujuh rupa, dengan tujuan dibawa kedukun sebagai pelengkap ritual kesyrikan , maka membeli menyan menjadi haram hukumnya. Wallahu 'alam bisshowab.

KAIDAH KE EMPAT BELAS

إكراها أو خطأ أو نسيانا المحظور ارتكاب

Hukum melakukan hal yang dilarang, atau meningalkan suatu kewajiban karena lupa atau salah tanpa disengaja, atau dipaksa.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 70: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 70 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

الرحمن معبدونا أسقطه والنسيان اإلكراه والخطأ

والزلل عنه التأثيم وينتفي البدل يثبت اإلتالف مع لكن

( al khotho u al ikroohu wan nisyanu asqothohu ma'budunar rahmanu

lakin ma'al itlaafi yusbitul badhalu wa yantafiyal taksiimu 'anhu waz zalalu)

salah ( tanpa di segaja) da dipaksa serta lupa adalh dimaafkan oleh sembahan kita yang maha pemurah , namun jika merugikan harus mengantinya sehingga dia tidak mendapat dosa dan kesalahan ).

PembahAsan ini terbagi dalam tiga pasal :

PERTAMA : KESALAHAN TANPA SENGAJA

معنيان: به يراد الخطأ\ا إخوة قول في كما الصواب، األول: ضد \ا يوسف: } ي \ان \ب \غjفkرj أ ت jا اس\ \ن \ا ل \ن mوب pا ذmن kن إ

pا mن kين\ ك الصواب. خالف به: على ( المراد97: آية يوسف ( { )سورة97) خ\اطkئالمعنى: "خاطئ". هذا من الفاعل واسم

: Al khotho ( salah ) ada dua makna الخطأ

1. pertama : salah lawan dari benar, sebagaiamana perkataan saudara nabi yusuf kepada bapaknya :

. Mereka berkata: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)". ( yusuf : 97) maknanya : menyelisihi kebenaran , dan isim fail ( pelaku ) dari kata ini adalah : khootik "."خاطئ

يقصد لم بمعنى: أنه فالن، للفعل. يقال: أخطأ القصد الثاني: عدم والمعنى وليس الثاني، المعنى المؤلف منه: "مخطkئ". ومراد الفاعل واسم الفعل،. األول المعنى

2. kesalahan tanpa sengaja, dikatakan : orang itu salah, maksudnya orang tersebut tidak sengaja melakukannya, dan isim fail ( pelaku ) dari makna ini adalah : "mukthik " "مخطkئ

dan ini yang dimaksud dari kaidah ini bukan makna yang pertama ( lawan dari kebenaran ) namun maknanya adalah kesalahan tanpa sengaja.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 71: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 71 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

\ا منها: قوله النصوص من عدد بداللة اإلثم، به يلحق ال والخطأ pن ب ال\ سبحانه: } ر\\ا ذjن kؤ\اخm kنj ت \ا إ ين kس\ وj ن

\ \اأ أ jن فعلت". الله: "قد ( قال286: آية البقرة { )سورة \خjط\أjس\ جل قوله ومنها \ي mمj وعال: } و\ل jك \ي \اح� ع\ل ن mيم\ا جkف jمm jت \خjط\أ kهk أ \كkنj ب \ع\مpد\تj م\ا و\ل ت

jمm mك mوب (5: آية األحزاب { )سورة قmل

Salah tanpa disengaja tidaklah mendapatkan dosa dengan dalil beberapa nash diantaranya firman Allah SWT:

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. ( Qs al baqorah : 286 ) dan di riwayat lain dikatakan allah menjawabnya : aku telah maafkan ( HR muslim kitab iman bab allah tidak membebani sesuatu kecuali sesui kemampuan manusia hadist no :125 dan 126 )

dan firmanNya : dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf ( salah ) padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. ( QS al ahzab : 5 )

عليه استكرهوا وما والنسيان الخطأ أمتي عن تجاوز الله " إن الحديث في ورد الحديث، هذا يضعف العلم أهل من كثير ولذلك إسناد؛ الحديث لهذا يصح " .وال بعضا بعضها فقال: يقوي متعددة، طرقه ألن قواه؛ وبعضهم أحمد، اإلمام منهم

Dan dalam sebuah hadist dikatakan : " sesungguhnya Allah memaafkan atas umatku :kesalahan tanpa disengaja, dan lupa serta orang yang terpaksa/dipaksa" akan tetapi hadist ini tidak shahih dari segi sanadnya, karena itu banyak kalangan ahlul ilmi mendhaifkan hadist ini, diantaranya imam ahmad, akan tetapi sebagian ulama lainya mengatakan hadist ini kuat sanadnya, karena diriwayatkan dengan banyak jalan, mereka berkata : antara riwayat satu dengan yang lainya saling menguatkan .

إن الضمان؟ عليه يترتب ال أو الضمان؟ عليه يترتب الخطأ فهل ذلك، تقرر إذا أو غيره، فأتلف أخطأ الضمان.من عليه يترتب فإنه المخلوقين، حقوق في كان

على الدية وجبت واحدا. ولذلك قوال الضمان، عليه وجب لغيره، ماال أتلفباإلجماع. مخطئا أتلفها من على األموال ضمان ووجب المخطئ،

Jika sudah jelas dalam masalah ini , sekarang timbul pertanyaan apakah melakukan kesalahan harus mengantinya ataukah tidak ?

Jika kesalahan tersebut berhubungan dengan hak-hak manusia, maka diharuskan baginya untuk menganti, jika kesalahan itu menyebabkan kerugian bagi orang lain, baik berupa harta atau yang lainya, dan dalam masalah ini semua ulama telah sepakat, wajibnya membayar denda bagi orang yang salah , atau wajib menganti harta / hak orang lain yang dirugikan .

Misal : anda tanpa sengaja menabrak mobil orang lain yang sedang parkir di depan rumahnya, maka anda harus menganti rugi kerusakan mobil tersebut, atau anda menghilangkan barang yang anda pinjam dari temen / orang lain maka anda harus mengantinya sesui bentuk barang atau harga barang tersebut.( pent .)

نقول: ال الضمان؟ يجب هل - فحينئذ، وجل - عز الله حق في الخطأ كان إن أما أكثر قول في ضمان وال كفارة يجب ال فإنه إتالف، يوجد لم إن الحال، يخلو

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 72: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 72 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

. الفقهاء عليه. وكذلك كفارة فال مخطئا، أو ناسيا محرم، وهو رأسه غطى ذلك: من مثالy، المخيط لبس من عليه. كفارة ال خطأ

Jika kesalahan tersebut berhubungan dengan hak Allah, apakah juga harus mengantinya dengan yang lain ? maka di sini ada perinciannya : jika tidak merugikan ( mengurangi hak-hak Allah ) maka tidak wajib mengantinya dan tidak ada kafarahnya, dan ini pendapat kebanyakan para ulama', contohnya : seorang yang sedang ihram ( umrah / haji ) dan dia menutupi kepalanya tanpa sengaja dan lupa ,maka tidak ada kafarah baginya, begitu juga memakai kain yang berjahit karena lupa atau tanpa sengaja tidak ada kafarah baginya.

األظافر مثل: قص إتالف، فيه كان الله: إذا بحقوق يتعلق مما الثاني النوع في الفقهاء اختلف للمحرم. وقد الصيد وقتل للمحرم، الرأس وحلق للمحرم،

قولين: على ذلك\ا وجل - عز قوله ذلك ودليل الضمان، يجب ال األول: بأنه القول oه\ا - } ي ي

\ pذkين\ أ الmوا \م\ن mوا ال\ آ mل \قjت jد\ ت mمj الصpي jت \ن م� و\أ mرmح jو\م\ن mه\ \ل mمj ق\ت jك \ع\م�دyا مkن اء� مmت jلm ف\ج\ز\ \ل\ م\ا مkث مkن\ ق\ت

k pع\م ال المخطئ أن على ( فقوله: "متعمدا" يدل95: آية المائدة { )سورة النالمخالفة. مفهوم بداللة وهذا المثل، عليه يجب وال الضمان، عليه يجب

Pembahasan yang kedua kesalahan yang berhubungan dengan hak Allah ( ibadah ) yang merugikan atau mengurangi hak Allah misal, memotong kuku dan memotong rambut, atau membunuh binatang buruan waktu ihram, maka disini para fuqoha berselisih , ada dua pendapat :

01/ pendapat yang pertama : tidak wajib menganti atau membayar kafarah, adapun dalil mereka adalah :

\ا oه\ا ي ي\ pذkين\ أ mوا ال \م\ن mوا ال\ آ mل \قjت jد\ ت mمj الصpي jت \ن م� و\أ mرmح jو\م\ن mه\ \ل mمj ق\ت jك \ع\م�دyا مkن اء� مmت jلm ف\ج\ز\ مkث\ل\ م\ا k مkن\ ق\ت pع\م (95: آية المائدة )سورة الن

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, Maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, (QS : al maidah : 95)

dalam ayat ini di sebutkan kata : ) "متعمدا"dengan sengaja ) yaitu orang yang sengaja membunuh binatang buruan di waktu ihram, maka jika tanpa sengaja tidak wajib membayar ganti atau kafarah , dalil ini diambil hari mafhumul mukholafah dari ayat ini ( jika dilakukan dengan sengaja harus menganti, mafhum mukhaolafahnya jika tidak sengaja tidak wajib menganti pent. )

خطئه على ترتب -إذا الله حق في المخطئ على يجب الثاني: بأنه والقول - قوله منها النصوص، من بعدد ذلك على ويستدلون والكفارة، إتالف- الضمان

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 73: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 73 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

\ل\ - } و\م\نj وجل عز yا ق\ت y مmؤjمkن \حjرkيرm خ\ط\أ \ةn ف\ت ق\ب \ةn ر\ : آية النساء { )سورة مmؤjمkنخطأ. كونه مع الكفارة ( قالوا: أوجب92

02/ pendapat yang kedua : wajib mengantinya atau membayar kafarah, jika berhubungan dengan hak Allah yang merugikan / mengurangi hak tersebut, mereka berdlail dengan nash-nash syar'iyyah diantaranya firman Allah :

jل\ } و\م\ن\ yا ق\ت y مmؤjمkن \حjرkيرm خ\ط\أ \ةn ف\ت ق\ب \ةn ر\ (92: آية النساء { )سورة مmؤjمkن

dan barangsiapa membunuh seorang mukmin tanpa sengaja (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu ( an nisa' : 92 )

Dalam ayat ini Allah menjelaskan wajibnya menganti rugi atau membayar kafarah, walaupun dilakukan tanpa sengaja.

المراد وإنما المفهوم، إعمال المراد ليس اآلية، "متعمدا" في قالوا: وقوله والضمان الكفارة بوجوب -القائل القول هذا ولعل الفاعل. ومن على التشنيع

هذا لعل األرجح، إتالف- هو خطئه على ترتب إذا الله، حقوق في المخطئ علىاألرجح. هذا القول

Mereka berkata : adapun kalimat"متعمدا" ( dengan sengaja ) dalam ayat diatas ( al maidah : 95), maksudnya bukan untuk diambil dan digunakan mafhumnya, adapun yang dimaskud ayat diatas adalah sebagai penegas sifat kesalahan orang yang mengerjakannya.

adapun yang rajih dari dua pendapat diatas adalah : pendapat wajibnya membayar ganti atau kafarah bagi orang yang salah tanpa sengaja yang berhubungan dengan hak Allah ( ibadah) jika kesalahannya tersebut menyebabkan kerugian atau mengurangi hak –hak allah.

القمل أن حتى الضرر، أصابه قد فإنه عجرة، بن كعب ذلك: حديث على ويدل ذلك يسقkط لم الشعر، حلق له جاز لما ذلك ومع شعره، من يتساقط أصبح

يلحقه -الذي المضطر كان الشعر. فإذا حلق إلى مضطرا كونه مع الكفارة، أولى باب فمن الكفارة، الفعل- يلحقه هذا الشارع له وأجاز واألذى، الضرر

إتالف. فعله على ترتب إذا الكفارة نرتب لكن اإلثم، نرتب ال المخطئ. نحن

Dan dalil yang menunjukkan hal itu adalah hadistnya ka'ab bin 'uzrah, tatkala dia berihram dan dia ditimpa musibah dan ganguan di kepalanya, sampai kutu-kutu jatuh dari rambut kepalanya, maka tatkala Rasulullah SAW membolehkan untuk mencukur rambutnya namun belaiu tidak mengugurkan kafarah baginya, padahal dia ( ka'ab ) dalam keadaan terkena musibah dan ganguan dikepalanya, dan syari'at membolehkan untuk mencukurnya namun harus membayar kafarah, maka hal ini lebih utama di terapkan bagi orang yang berbuat salah walaupun tanpa sengaja, kita tidak membahas tentang dosa, namun kita sedang membahas kafarahnya jika kesalahannya menyebabkan kerugian bagi selainnya.

KEDUA: ORANG YANG DIPAKSA DAN TERPAKSA

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 74: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 74 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

على يرغبه. واإلكراه وال يريده، ال ما على اإلنسان به: حمل فالمراد اإلكراه وأمانوعين:

فهذا شاهق، من ألقي بالكلية. مثل: من االختيار معه يزول األول: إكراه النوع "إكراها الجمهور ويسميه غيره وال ضمان، فعله يلحق وال التكليف، معه يزول

يسمونه "اضطرارا"، الحنفية االختيار. ويسميه فيه يزول الذي هذا ملجئا"،. اإلكراه أنواع من النوع بهذا يزول التكليف أن اضطرارا. وباإلجماع

Adapun makna terpaksa / dipaksa adalah : membawa manusia kepada hal yang tidak diinginkanya dan tidak ada kemauan untuk melakukannya, dalil tentang dipaksa adalah

Oال8 نQ إ Nم NهOرQكP لQبPهP أ Nق Nن¡ وOِئ NمQطPم Oان NيمO QاإلO(106: ) النحل ب

kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (Dia tidak berdosa), ( an nahl : 106)

dan dipaksa / terpaksa terbagi menjadi dua jenis :

pertama : dipaksa secara total yang tidak ada kemampuan untuk memilih seperti orang yang di lemparkan dari gunung ( tempat yang tinggi ) maka keadaan seperti ini hilang beban syariat darinya, maka tidak ada beban ganti rugi baginya, atau selainnya, dan jumhur ulama menyebutnya dengan : " ikrohohan malja an " yaitu yang tidak ada kemampuan memilih sama sekali, sedang hanafiyyah menamakanya: " idhroron ", yang jelas secara ijma ( kesepakatan para ulama') beban syariat terlepas dari orang yang dipaksa dalam dalam keadaan seperti ini.

بقطع أو بالقتل، هدد االختيار. كمن معه يبقى اإلكراه: إكراه من الثاني النوع ملجئ". والحنفية غير "إكراها الجمهور ويسميه والضرب، بالحبس أو عضو،

سموه بالقطع، أو بالقتل التهديد كان قسمين: إن إلى القسم هذا يقسمون غير "إكراها سموه الضرب، أو بالحبس اإلكراه كان وإن ملجئا"، "إكراهاملجئ".

Kedua : dipaksa / terpaksa yang masih bisa memilih, seperti orang yang diancam untuk dibunuh, atau diancam mau di potong anggota tubuhnya, atau di tahan dan disiksa, dsbnya, jumhur ulama' menamakan hal ini " ikroh ghoiru maljaak " sedang kalangan hanafiyyah membagi lagi menajdi dua bagian : jika di paksa dan diancam mau dibunuh atau di potong angota tubuhnya di sebut " ikrohan malja an" adapun jika di ancam akan di tahan atau di pukul dinamakan " ikrohan ghoiru maljaak"

هدد ما إيقاع على قادرا المكرkه يكون أن شروط: منها اإلكراه من النوع ولهذاه يكون أن ومنها به، على يغلب أن ومنها عليه، أكره ما دفع عن عاجزا المكر\

ه ظن غير عاجال التهديد يكون أن ومنها به، هدد ما سيوقع المكرkه أن المكر\آجل.

Adapaun terpaksa / dipaksa dalam jenis ini ada syarat-syaratnya baru bisa di sebut dipaksa :

1. yang memaksa bisa dan mampu melakukan ancaman tersebut. 2. yang dipaksa tidak mampu ( lemah ) menentang paksaan tersebut.

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 75: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 75 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

3. lebih banyak kemunkinannya yang dipaksa bisa jatuh kedalam paksaan dan ancaman dari si pemaksa.

4. paksaan dan ancaman tersebut bisa dilakukan dalam waktu cepat ataupun lambat.

يزول قالوا: ال العلم أهل جمهور التكليف؟ به يزول هل اإلكراه، من النوع فهذا عدمه. على ويقدر الفعل، على يقدر فهو اختيارا، معه ألن التكليف؛ به

الحالة. هذه في التكليف يقولون: يرتفع والمعتزلةmكرkه المسألة- م\ن هذه -في والجمهور المعتزلة بين الخالف وثمرة فعل على أ

اإلسالم، في بدخوله أو بصالته، فنوى اإلسالم، في الدخول على أكره أو الصالة،. للمعتزلة خالفا الجمهور، مذهب على صالته تصح فحينئذ تعالى، الله وجه

Dipaksa dalam jenis ini ( masih mempunyai pilihan ) apakah meniadakan beban syari'at atau tidak ? jumhur ahlul ilmi berpendapat : tidak menghilangkan dan meniadakan beban syari'at darinya, karena di memiliki kemampuan untuk memilih, dan dia bisa memilih melakukan paksaan dan bisa memilih untuk meningalkan paksaan tersebut, adapaun golongan muktazilah berpendapat: keadaan seperti ini mengugurkan beban syari'at, adapun hasil yang rajih dari perselisihan pendapat antara jumhur dengan mu'tazilah dalam masalah ini yaitu orang yang dipaksa melakukan sholat atau dipaksa masuk islam, maka dia niatkan sholatnya atau dia masuk islam karena allah, maka yang demikian itu sah sholatnya menurut pendapat jumhur berbeda dengan kelompok mu'tazilah yang menyatakan tidak sah sholatnya.

أكرkه ما يفعل أن له يجوز هل شيء، على اإلنسان أكره فإذا ذلك، تقرر إذا في يقول: يجوز مطلقا. وبعضهم ذلك يجوز يقول: نعم، الفقهاء بعض عليه؟

بين يقارن اإلنسان المسألة: أن هذه في األقوال. والصواب دون األفعالmكره الذي الفعل وبين اإلكراه، موجب مفسدة. أدناهما فيفعل عليه، أ

مفسدة؟ أقل أيهما قتلناك. هنا وإال غيرك، بيت له: ادخل قيل ذلك: من مثال قتلناك. وإال وفالنا، فالنا له: اقتل قيل البيت. ولو فيدخل مفسدة، أقل الدخول هي عليه. هذه أكره ما فعل على يقدم فال مفسدة، أقل اإلكراه موجب فحينئذ

. اإلكراه باب في القاعدة

Jika sudah jelas dalam masalah tersebut , kita masuk pembahasan berikutnya : jika seseorang dipaksa melakukan sesuatu, apakah boleh dia melakukan paksaan tersebut atau tidak ? berpendapat sebagaian fuqoha' boleh melakukan secara mutlaq, dan sebagian fuqoha yang lain berpendapat : boleh dilakukan jika berupa perbuatan dan tidak boleh jika berupa perkataan, adapaun yang rajih dan shahih dari masalah ini adalah : bahwasanya seseorang yang dipaksa harus memperhatikan dan menimbang, antara akibat dan bahaya paksaan tersebut dengan berat tidaknya paksaan tersebut, maka jika sudah demikian diambil mafsadah ( bahaya ) yang paling ringan ( sesui kaidah jika antara bahaya ( mudharat ) satu dengan yang lainya bertabrakan maka diambil bahaya yang paling ringan , lihat kaidah ke 04 ).

Contohnya : jika sesorang dipaksa dan dikatakan kepadanya : masuklah ke rumah orang lain jika tidak mau maka kami akan membunuh kamu ! dlaam hal ini mana yang lebih ringan mafsadahnya? Tentu masuk kerumah orang lain lebih ringan mafsadahnya, maka ngak apa-apa masuk kerumah orang lain dari pada di bunuh, contao yang lain , jika dikatakan : bunuhlah si A dan si B, kalo tidak mau kami akan membunuhmu, Maka kita harus menimbang , akibat

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 76: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 76 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

jika tidak mau melakukan paksaan dan akibat jika melakukan paksaan , maka kita mesti memilih yang lebih ringan mafsadahnya, maka kaidahnya : jika akibat meningalkan paksaan lebih ringan dari pada melakukan paksaan, maka tidak boleh melakukan perbuatan yang dipaksakan tersebut , inilah kaidah dalam hal paksaan.

KETIGA : ORANG YANG LUPA.

المراد اإلنسان. هذا يستحضره كان عما به: الغفلة فالمراد النسيان وأما إذا اإلنسان يأثم فال التأثيم، به ويسقط الفعل، به يسقط بالنسيان. والنسيان

الخلق، بحقوق متعلقا النسيان كان ناسيا. وإن شيئا فعل أو ناسيا، شيئا ترك الله، حقوق في النسيان كان إذا أتلفه. وأما ما ضمان اإلنسان على وجب

نسيه؟ ما تدارك وجوب يلحقه أو نسيه؟ ما بأداء اإلنسان يطالب هل فحينئذشيئين: من األفعال تخلو نقول: ال

Adapun yang dimaksud dengan " an nisyan " ( lupa ) adalah : lalai dan lupa yang biasa terjadi pada manusia, ini yang dimaksud dengan an nisyan, dan jika lupa mengerjakan suatu perbuatan, gugur darinya dosa, maka tidak ada dosa bagi manusia jika meninggalkan sesuatu kewajiban karena lupa, atau mengerjakan sesuatu yang melangar karena lupa.

Adapun jika lupa/ lalai yang berhubungan dengan hak-hak orang lain dan merugikannya maka wajib baginya untuk menganti rugi sesui kadar kerugiannya, kedua lupa atau lalai yang berhubungan dengan hak- hak Allah SWT , maka apakah wajib bagi manusia untuk mengerjakan kewajiban yang ia tingalkan karena lupa ? atau mengantinya dilain waktu tatkala ingat ? kami katakan : maka dalam keadaan seperti ini tidak lepas dari dua hal yaitu :

mسيت- يجب -إذا فإنها فيها، النسيان وقع إذا فهذه شرعا، بها مأمور أفعال ن نسيه؛ ما تدارك عليه يجب فإنه الصالة، نسي ذلك: من وفعلها. مثال تداركها

أو صالة عن نام البخاري-: " من في - -كما وسلم عليه الله - صلى النبي لقول" . ذلك إال لها كفارة ال ذكرها، إذا فليصلها نسيها،

Pertama : Perkara yang diperintahkan dan diwajibkan dalam syari'at, maka jika manusia lalai dan lupa mengerjakanya maka wajib mengantinya tatkala ingat, misalnya : orang yang lupa belum mengerjakan sholat, maka wajiba baginya mengantinya tatkala ingat ( walaupun sudah berlalu cukup lama waktunya pent.) sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam shohih imam bukhari: " barang siapa yang tertidur atau lupa dari sholatnya maka hendaknya dia mengantinya tatkala ingat, dan tidak ada kafarah kecuali mengerjakanya seperti itu"

على تؤثر ال فإنها نسيانا، الشيء فيها فmعل إذا الثاني: منهيات. فالمنهيات والنوع أكل " من الصحيح - في عنه الله - رضي هريرة أبي ذلك: حديث الفعل. ودليل

" - وسقاه وجل - عز الله أطعمه فإنما صومه، فليتم صائم، وهو ناسيا، شرب أو.

Kedua : perkara yang dilarang dalam syari'at, maka jika seseorang melakukan hal yang di dilarang tersebut karena lupa maka tidak apa-apa dan tidak ada dosa, dalilnya adalah hadist yang di riwayatkan oleh abu hurairah RA dalam kitab shahih : " barang siapa makan dan

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 77: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 77 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

minum karena lupa sedang dia dalam keadaan puasa maka hendaklah menyempurnakan puasanya ( tidak membatalkan puasanya pent ) karena hal tersebut merupakan nikmat Allah baginya"

الخالق حق وجانب المخلوق، حق الجانبان: جانب فيها يقع أفعال وهناك حق دون المخلوق، بحق المتعلقة األمور الفعل على يرت\ب سبحانه. فحينئذ

زوجته، طلق ذلك: رجل المنهيات. مثال في الفعل نسيان في كان إذا الخالق،طلقها. قد كونه ناسيا وطئها ثم العدة، من خرجت ثم

حقوق في الفعل هذا على المترتبة لألمور بالنسبة ساقط، لإلثم بالنسبة فحينئذ يتعلق مما ذلك غير إلى الزنا، حد عليه يقام تعتبر. فال فال منهي، في وألنه الله؛ أو المال، من لها يجب ما المرأة، حق المخلوق، بحق يتعلق ما الله. وأما بحق

ثابت. فهذا النسب، إلثبات

Disana ada perbuatan-perbuatan yang terdapat didalamnya dua sisi, satu sisi berhubungan dengan hak-hak makluq satu sisi berhubungan dengan hak-hak khooliq subhaanahu wata'ala, maka diutamakan yang berhubungan dengan hak makluq baru hak sang khaliq jika dia lupa melakukan suatu perkara dari perkara-perkara yang dilarang misal, seorang laki-laki telah menceraikan ( thalaq satu ) istrinya, kemudian telah selesai iddahnya, kemudian dia mengaulinya dan dia lupa kalo sudah menthalaqnya, maka jika seperti ini gugur dosanya karena dia lupa , dan melakukan perkara yang dilarang yang berhubungan dengan khaliq, maka hal ini di maafkan dan tidak dihukumi zina, ataupun selainya yang berhubungan dengan hak-hak khaliq , adpaun yang behubungan dengan hak-hak makhluq adalah hak sang istri yaitu wajib bagi sang suami untuk menafkahinya, baik lahir ataupun batin, atau untuk mendapatkan keturunan dan sebagianya dimana hal tersebut merupakan hal yang pasti.

إذا الشرط والموانع. فإن الشروط بين النسيان- نفرق -قاعدة القاعدة وبهذهmرك . العبادة في يؤثر ال فإنه نسيانا، فعل إذا المانع العبادة. وأما في أثر نسيانا، تهذا. على نقف

Maka dalam kaidah ini ( kaidah orang lupa ) kita bedakan antara syarat dan larangan, maka jika dia meningalkan salah satu syarat karena lupa maka hal ini mempengaruhi dalam ibadahnya, adapun jika mengerjakan perbuatan yang terlarang karean lupa , maka ini tidak memperngaruhi dalam hal ibadah, ini yang perlu diperhatikan.

Wallahu a'lam bisshowab ………….

وأن الصالح، والعمل النافع، -وإياكم- العلم يرزقنا - أن وجل - عز الله نسأل يوفق وأن ذنوبنا، ولكم لنا يغفر وأن فيه، المتحابين عباده -وإياكم- من يجعلنا الدين، لهذا للدعوة المسلمين جميع يوفق وأن أحكامها، لبيان الشريعة علماء

أعلم، الشريعة. والله بهذه للحكم المسلمين أمور والة يوفق وأن به، وللتمسكالله. حفظكم وأثابكم، إليكم، الله محمد. أحسن نبينا على الله وصلى

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]

Page 78: KAIDAH FIQHIIYYAH ( REFISI ) (1)

- 78 -

Kaidah-kaidah fiqhiyyah / الفقــهـــــية قواعــد

Kita berdoa : semoga Allah menganugerahkan kepada kami dan anda semuanya ilmu yang bermanfaat, dan amalan yang shalih, dan menjadikan kami dan anda semuanya termasuk hamba-hambanya yang saling menyayangi dan mencintai, dan mengampuni semua dosa-dosa kami dan dosa-dosa anda semuanya, dan menjadikan kami semua termasuk orang yang sesui dengan ilmunya para ulama' us sholeh yan telah mereka jelaskan kepada kita, dan menjadikan para pemimpin-peminpin kaum muslimin berhukum dengan syari'at islam , hanya Allah yang tahu itu semuanya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi kita muhammad , semoga allah membalas kebaikan anda semuanya, dan menjadikan kalian orang-orang yang istiqomah dijalannya.

على السالم و الصالة و الصالحات تتم بنعمته لله الحمد أجمعين صحبه و آله و محمد نبينا

Copy left : 2007 - 1428 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magetany - mail : [email protected]