12
Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 4, 021-032, Februari 2020 https://doi.org/10.32315/sem.4.021 Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020 | 021 Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Kelompok Kerja Struktur Konstruksi IPLBI ISBN : 978-623-93232-1-9 E-ISBN : 978-623-93232-2-6 Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan Toba dimulai dari Struktur-Konstruksi Handajani Asriningpuri Korespondensi: [email protected] Kelompok Keilmuan/Konsentrasi Teknologi Bangunan dan Struktur Konstruksi. Abstrak Loebis, M.N et al. (2019) menyatakan: Seluruh objek arsitektur tunduk kepada perubahan, sejalan dengan perubahan materiel dan immaterial manusia, serta daya adaptif manusia sebagai perancang, pembangun dan pengguna arsitektur. pernyataan tersebut disambut dengan melakukan pembuktian dilapangan dan penelitian untuk mempelajari Arsitektur Sumatra Utara. Perjalanan dilakukan sepanjang pesisir Danau Toba perjalanan dimulai dari Medan ke Balige sejak 3-6 November 2019. Desember 2019 terpublikasi adanya seminar bertopik “Menggali keaslian struktur dan konstruksi kayu dalam konteks arsitektur lokal di Indonesia. Niat mempelajari Arsitektur Sumatra Utara yang diawali dengan perekaman data dilanjutkan dengan penelitian berjudul “Kajian awal Ruma Batak dimulai dari bagian Struktur Konstruksi (di Simalungun, Karo, Samosir dan Toba Samosir). Tujuannya menggali keaslian prinsip struktur-konstruksi ruma Batak dikaitkan dengan tampilan, kekuatan, usia, terkait pelestarian. Digunakan Metoda gabungan (mix methods) dengan analisa kuantitatif, dan metoda pengumpulan data Anova. Temuan dilanjutkan dengan kajian tentang Perubahan tampilan, tata ruang dan maknanya, penggunaan bahan dan kemungkinan penggantinya. Kata kunci: Kayu, Ruma Batak, Struktur Konstruksi Pendahuluan Ruma tradisional Batak di empat kabupaten (Simalungun, Karo, Samosir dan Toba Samosir) sangat berkarakter akan tetapi banyak yang telah dimakan usia atau terbakar, akibatnya terjadi kemunduran eksistensi wujud arsitektur Nusantara. Pembangunan kembali dengan wujud yang sama oleh pemilik banyak berkendala. Mungkin inilah hal yang terindikasi oleh Loebis, N.M.et al. (2019). Dimulai dengan melakukan perjalanan dari Medan ke Tongging dan Simalem, 3 November 2019 dilanjutkan ke Seribu Dolok Kabupaten Simalungun Situs Cagar Budaya Kompleks Istana Raja Pematang Purba. Dari Seribu Dolok dilanjutkan perjalanan pendataan diawali dari Merek, Sumbul, Bukara, menyebrang ke Pangururan dilanjutkan dengan menelusuri pesisir pulau Samosir menuju Tomok/Ambarita lokasi Rumah dan Makam Raja Ambarita yang dikatakan sebagai cikal bakal suku Batak Samosir. Melalui Pelabuhan Parbaba menyeberangi Danau Toba perjalanan menuju Parapat untuk dilanjutkan ke Porsea dan Balige sebagai titik akhir perjalanan, perjalanan diakhiri melalui bandara SILANGIT untuk kembali ke Jakarta. Medan, Berastagi, Kabanjahe, Tongging dan Simalem, Seribu Dolok, Merek Gambar 1. Jalur Perjalanan (sumber: Pribadi). Merek Pangururan Prapat Balige Parbaba/Tomok Porsea Bukara Sumbul

Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 4, 021-032, Februari 2020 https://doi.org/10.32315/sem.4.021

Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020 | 021 Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan, SAPPK, Institut Teknologi Bandung

Kelompok Kerja Struktur Konstruksi IPLBI

ISBN : 978-623-93232-1-9 E-ISBN : 978-623-93232-2-6

Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan Toba dimulai dari Struktur-Konstruksi

Handajani Asriningpuri

Korespondensi: [email protected]

Kelompok Keilmuan/Konsentrasi Teknologi Bangunan dan Struktur Konstruksi.

Abstrak

Loebis, M.N et al. (2019) menyatakan: Seluruh objek arsitektur tunduk kepada perubahan, sejalan

dengan perubahan materiel dan immaterial manusia, serta daya adaptif manusia sebagai perancang,

pembangun dan pengguna arsitektur. pernyataan tersebut disambut dengan melakukan pembuktian

dilapangan dan penelitian untuk mempelajari Arsitektur Sumatra Utara. Perjalanan dilakukan

sepanjang pesisir Danau Toba perjalanan dimulai dari Medan ke Balige sejak 3-6 November 2019.

Desember 2019 terpublikasi adanya seminar bertopik “Menggali keaslian struktur dan konstruksi

kayu dalam konteks arsitektur lokal di Indonesia. Niat mempelajari Arsitektur Sumatra Utara yang

diawali dengan perekaman data dilanjutkan dengan penelitian berjudul “Kajian awal Ruma Batak

dimulai dari bagian Struktur Konstruksi (di Simalungun, Karo, Samosir dan Toba Samosir).

Tujuannya menggali keaslian prinsip struktur-konstruksi ruma Batak dikaitkan dengan tampilan,

kekuatan, usia, terkait pelestarian. Digunakan Metoda gabungan (mix methods) dengan analisa

kuantitatif, dan metoda pengumpulan data Anova. Temuan dilanjutkan dengan kajian tentang

Perubahan tampilan, tata ruang dan maknanya, penggunaan bahan dan kemungkinan penggantinya.

Kata kunci: Kayu, Ruma Batak, Struktur Konstruksi

Pendahuluan

Ruma tradisional Batak di empat kabupaten

(Simalungun, Karo, Samosir dan Toba Samosir)

sangat berkarakter akan tetapi banyak yang

telah dimakan usia atau terbakar, akibatnya

terjadi kemunduran eksistensi wujud arsitektur

Nusantara. Pembangunan kembali dengan

wujud yang sama oleh pemilik banyak

berkendala. Mungkin inilah hal yang terindikasi

oleh Loebis, N.M.et al. (2019).

Dimulai dengan melakukan perjalanan dari

Medan ke Tongging dan Simalem, 3 November

2019 dilanjutkan ke Seribu Dolok Kabupaten

Simalungun Situs Cagar Budaya Kompleks

Istana Raja Pematang Purba.

Dari Seribu Dolok dilanjutkan perjalanan

pendataan diawali dari Merek, Sumbul, Bukara,

menyebrang ke Pangururan dilanjutkan dengan

menelusuri pesisir pulau Samosir menuju

Tomok/Ambarita lokasi Rumah dan Makam Raja

Ambarita yang dikatakan sebagai cikal bakal

suku Batak Samosir. Melalui Pelabuhan Parbaba

menyeberangi Danau Toba perjalanan menuju

Parapat untuk dilanjutkan ke Porsea dan Balige

sebagai titik akhir perjalanan, perjalanan diakhiri

melalui bandara SILANGIT untuk kembali ke

Jakarta.

Medan, Berastagi, Kabanjahe, Tongging dan

Simalem, Seribu Dolok, Merek

Gambar 1. Jalur Perjalanan (sumber: Pribadi).

Merek

Pangururan

Prapat

Balige

Parbaba/Tomok

Porsea Bukara

Sumbul

Page 2: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan Toba dimulai dari Struktur-Konstruksi

022 | Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020

Pendataan diawali dari Ruma Bolon Simalungun

yang merupakan Situs Cagar Budaya Kompleks

istana raja Pematang Purba. Untuk menemukan

rumah Tradisional Simalungun sangat sukar, itu

sebabnya demi pelestarian budaya kompleks ini

dipertahankan di dalamnya terdapat Rumah

Raja disebut Rumah Bolon Adat sebagai

bangunan utama; Balai Buttu/rumah penjagaan;

Jambur/lumbung; Pantangan tempat menenun

atau menumbuk padi. Seperti gambar 2 berikut.

Gambar 2. Ruma Bolon Adat Batak Simalungun didalam kompleks Istana Raja Pematang Purba (sumber: M. Kusyanto)

Setelah dari Kompleks Istana Raja Pematang

Purba perjalanan dilanjutkan ke Merek dan

Sumbul dimana ruma tradisional yang terdapat

pada ke dua lokasi adalah Rumah Batak Karo,

Terletak di ujung utara Danau Toba. Susunan

Ruma Kampung Batak Karo umumnya berke-

lompok berbaris mengikuti alur sungai, pintu

utama umumnya di arah Selatan. Terdapat tiga

jenis bentuk atap, yaitu 1. Rumah atap (tersek)

tak bertingkat disebut Ruma Kurung Manik; 2.

Ruma beratap satu tingkat disebut Ruma Sada

Tersek; 3.Ruma beratap bertingkat dua dengan

menara (anjung-anjung) seperti gambar berikut

Gambar 3. Ruma Batak Karo jenis ke tiga (Sumber

Pribadi)

Pada kampung Ruma Tradisional Batak Karo

terdapat 1. Geriten (tempat penyimpanan tulang

belulang leluhur)seringkali ditempatkan ditengah

persawahan milik si kerangka; 2.Jambur terda-

pat disetiap kampung dengan bentuk bujur

sangkar mirip Sada Tersek,berpanggung dengan

kolom kayu dan lantai jalinan papan kayu, tanpa

dinding (derpik angina) di bagian tengah

berfungsi sebagai tempat bermusyawarah

dimalam hari dan tempat menenun kain, meng

anyam tikar, bakul dan lainnya disiang hari,

dibagian teratas untuk menyimpan padi, di ma-

lam hari bagian tengah ini digunakan para

pemuda bujang berkumpul dari tengah malam

kadang hingga pagi hari. 3.Lumbung Page

sebagai tempat menyimpan hasil panen ruang

tertutup dinding kayu, dibagian atas ruang pe-

nyimpanan digunakan untuk tempat tidur para

bujang (anak Perana) sedang dibagian bawah-

nya yang terbuka tanpa dinding digunakan

untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi,

yang wanita pada malam hari dan yang bujang

tidur dibagian atas. Bagian ke 4. Lesung tempat

para ibu muda atau para gadis sekampung

bersama menumbuk padi material bangunannya

dari tiang kayu dan papan, dengan konstruksi

sambungan ikat dan tumpuk sementara tiang

utama bangunan bertumpu pada batu sebagai

pondasi; 5.Kandang atau Lipo untuk ayam muda,

bagian lain terbagi menjadi Sagak, Peninggeren

dan Sangkar.Bangunan tradisional Batak Karo

sangat unik dalam bentuk, proses, dimensi dan

maka perlu dilakukan pembahasan tersendiri.

Memiliki keunikan dalam sistim struktur, a.

Bagian bawah ruma merupakan bagian

penyangga rumah yang penuh dengan kolom; b.

Bagian tengah ruma yang terdiri dari ruang

untuk berkegiatan; c. Bagian atas ruma yang

terbagi menjadi c1. rangka atap, c2. struktur

rangka atap, c3. rangka atap ijuk dan c4. bagian

tanduk Rumah.

Page 3: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Asriningpuri, H.

Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020 | 023

Gambar 4. Bagian penyangga ruma Batak Karo

(Sumber Pribadi)

Ruma Tradisional Batak Samosir mirip dengan

ruma tradisional Batak Toba Samosir perbedaan

nya pada ornament dan detailnya, pada Ruma

Tradisional Samosir di kampung Panjaitan

jumlah 10 rumah tanpa ornament. Ketinggian

lantai diatas 1-meter dan ketinggian kolom

merata (sama), hal ini disebabkan karena tinggi

permukaan tanah pesisir pulau Samosir datar,

seperti pada gambar 5 berikut.

Gambar 5. Rumah Batak Samosir muka tanah datar (sumber: Pribadi)

Gambar 6. rumah Batak Samosir. Tampaknya tanpa detail/ornament. (sumber: Pribadi)

Letak Tangga tepat dibawah kanopi atap tidak

dihubungkan dengan bagian ruang dalam.

selubung atap dari seng, konstruksi atap

bamboo, dibeberapa tempat ada yang

menggantikan dengan genteng, menarik untuk

diteliti karena genting dipasang pada sudut

kemiringan lebih besar dari 70° dengan cara

diikat.

Gambar 7. Rumah Batak Samosir (sumber: Pribadi)

Ruma Tradisional Batak Toba umumnya terletak di pesisir danau toba bagian pulau Sumatra terletak diantara area danau dan pegunungan

Bukit Barisan pada 0°30’ LU – 3.5° LU dan 97° 24’ BT - 100°10’ BT. Ada dua jenis ruma tradisonal Batak Toba yang dibedakan olah posisi tangga masuk pada area entrance, yaitu: si Tolumbea disebut sebagai rumah berjenis kelamin betina, yang tangga dan pintunya di bagian dalam bangunan tidak dibawah kanopi/ oversteck, tangga terletak diantara tiang/kolom

100

cm

datar

Page 4: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan Toba dimulai dari Struktur-Konstruksi

024 | Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020

luar dan tiang/kolom dalam. Ruma Si Baba ni amporik tangga terletak di bagian luar.

Gambar 8. rumah Batak Toba (sumber: Pribadi)

Diantara kedua jenis ruma tradisional, terdapat

satu jenis yang berbeda disebut Ruma

tradisional Batak Saru Angkola yang bentuk

dasarnya seperti si Tolumbea hanya saja tidak

memiliki pandindingan (merupakan ciri khas dari

ruma tradisional batak Toba). Rumah bagi suku

Batak Toba memiliki nilai spiritual karenanya

pada bagian elemen bangunan selalu diberi

ukiran yang bermakna sebagi doa bersifat

permohonan hal hal yang baik. Ruma tradisional

Batak apapun selalu mempunyai perbedaan

tinggi dengan ruang luar, pada ruma tradisional

Batak Toba terdapat tangga dengan jumlah

anak tangga berbeda yang memperlihatkan

status sosial, yang anak tangganya berjumlah

ganjil adalah rumah penghuni yang bebas,

sementara yang genap berarti penghuninya

termasuk kaum suruhan. Ruma Batak Toba

tidak berdiding tetapi berzona atas dasar status

kekeluargaan dari penghuni, ruang tengah

adalah ruang utama sedangkan keempat sudut

yang disebut Jabu Bona, Jabu Suhat, Jabu

Soding dan Jabu Tampar Piring. Selain ketiga

jenis diatas ada ruma Batak Toba yang

dinamakan Sopo yang digunakan sebagai

lumbung (tempat menyimpan hasil panen)

sekaligus sebagai tempat pertemuan kaum

muda, digunakan juga sebagai tempat menenun

atau menganyam tikar. Hampir seluruh

bangunan Ruma tradisional Batak Toba

menggunakan bahan kayu dimana digunakan

struktur tumpuk, pada sambungan digunakan

sistim ikat dengan tali samsam dan pasak

ransang dan tustus

Gambar 9. Gambar ini memperlihatkan penggunaan pasak tustus sebagai pengikat antar balok (sumber: Pribadi).

Tujuan

Menanggapi ungkapan Loebis.N.M.et al. (2019)

bahwa: Integrasi antara keyakinan dan agama,

teknologi, mistis dan cara hidup serta tatanan

masyarakat merupakan suatu kesatuan tak

terpisahkan dari eksistensi sebagai manusia.

Seluruh objek arsitektur tunduk pada perubahan

sejalan dengan perubahan materiel & immaterial

serta daya adaptasi sebagai perancang, pem-

bangunan, maupun pengguna arsitektur.

Pengaruh industrii dan teknologi serta

capitalisme memiliki peran besar terhadap laju

perubahan arsitektur Batak. Maka penelitian ini

bertujuan untuk menggali keaslian struktur dan

konstruksi yang digunakan pada bangunan ruma

Batak dalam rangka pelestarian untuk menjaga

eksistensi arsitektur lokal di Indonesia/Nusanta

ra serta pembuktian bahwa objek arsitektur

tunduk pada perubahan.

Permasalahan

Bangunan tradisional rumah Batak khususnya

Simalungun, Karo, Samosir dan Toba, Saat ini

mengalami kemunduran dalam tampilan dan

jumlah, disebabkan karena bangunan lama dari

kayu hancur dimakan usia, dan mudah terbakar

karena hubungan arus pendek listrik.

Dibeberapa kampung seperti Merek, Kampung

Panjaitan, Sumbul, Huta Siallagan, Pangururan,

Tomok, Bukara, Porsea yang peneliti datangi

banyak penghuni yang rumahnya dibangun

kembali tetapi tidak dalam bentuk rumah

asli/tradisional.

Pasak tustus

Page 5: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Asriningpuri, H.

Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020 | 025

Gambar 10. Gambar ini memperlihatkan adanya perbedaan waktu pembangunan, sehingga terjadi perubahan tampilan bangunan (sumber: Pribadi).

Rumah (a) lebih awal dibangun sementara ru-mah (b) lebih akhir dibangun, karena keterbatasan dana dan bahan rumah pengganti tidak dibangun dengan odl tradisional.

Hal ini disebabkan karena Jenis kayu (Kayu

Pokky) yang dimensi dan kekuatannya sesuai

standart sukar ditemukan, akibatnya biaya

bangunan menjadi tinggi; Tukang bangunan/ahli

yang disebut pande banyak yang sudah wafat.

Seorang Pande bertugas memberi petunjuk atau

arahan tentang tata cara-tata atur dan mengerti

pelaksanaan pembangunan rumah,

Maka banyak pemilik yang tidak lagi memiliki

kemampuan finansial, maka akibatnya

cenderung untuk membangun rumah baru

dengan model dan bahan modern, sehingga

suasana dan tampilan rumah menjadi berbeda,

tampilan ketradisionalan menjadi hilang.

Untuk mengurangi hal tersebut dan untuk

mempertahankan keberadaan bangunan

tersebut perlu dilakukan pelestarian dan

pemeliharaan (preservasi and konservasi),

antara lain dengan mendirikan kembali

bangunan sesuai aslinya seperti yang telah

dilakukan oleh tim Universitas Indonesia Depok

bekerja sama dengan Unika Soegiyopranoto

Semarang dan Perusahaan air minum Aqua

(sebagai kegiatan CSR)/Ibu Tirto di Jangga

Dolok

Kajian Pustaka

Pada bangunan tradisional rumah Batak

Simalungun, Karo, Samosir, dan Toba sistim

struktur yang digunakan adalah sistim struktur

tumpuk dengan bahan kayu maka kostruksi

yang digunakan adalah ketentuan ketentuan

pada konstruksi kayu

Struktur dan Konstruksi bangunan

Menurut Josef P. (2019) bahwa Sistim struktur

konstruksi merupakan faktor utama dalam

Kekuatan, Kestabilan, kekokohan, keindahan

berdirinya bangunan sementara Menurut Burl.E.

Dishongh (2001) bahwa : Sistim Struktur adalah

Rangkaian dalam sebuah susunan dari elemen

yang dirakit sedemikan rupa menjadi satu

kesatuan yang utuh untuk merespon beban

gravitasi dan lateral yang bekerja pada

konstruksi yang diterapkan pada struktur

tersebut. Adapun Konstruksi adalah susunan

dan hubungan kerja dari bagian bahan

bangunan baik yang tampak maupun tidak,

untuk menyalurkan beban gravitasi maupun

lateral kepada sistim struktur bawah (sub

struktur/pondasi) sehingga dapat direspon oleh

tanah keras dbagian bawah dimana bangunan

berdiri. Beban: adalah besaran berat sendiri

elemen bangunan yang bekerja pada sistim

struktur dinamakan pula sebagai gaya. Beban

terbagi menjadi Beban Gravitasi: beban akibat

berat sendiri terkait dengan gravitasi pada sistim

struktur yang bekerja tegak lurus (vertical)

kebumi secara alami Adapun Beban (horizontal)

adalah beban yang bekerja tegak lurus terhadap

beban gravitasi atau relative mendatar sejajar

permukaan bumi.

Teknologi Tumpuk

Sementara menurut Salvadori. M. (1990) bahwa

Sistim Struktur (Teknik) Tumpuk adalah

Rangkaian susunan elemen penyalur beban

dengan elemen pendukung, dirakit sedemikan

rupa menjadi satu kesatuan yang utuh untuk

merespon beban ( ) yang bekerja pada

konstruksi disalurkan ke pondasi dan disebarkan

merata dimuka tanah keras ( ) untuk

direspon oleh daya dukung tanah ( )

b a

Page 6: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan Toba dimulai dari Struktur-Konstruksi

026 | Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020

Gambar 11. Sketsa cara kerja sistim struktur tumpuk

menyebarkan beban yg direspon oleh daya dukung

tanah. (sumber: Pribadi)

Gambar 12. Struktur tumpuk pada pondasi (sumber:

Pribadi)

Gambar13. Struktur tumpuk antar kolom-balok

(sumber: Pribadi).

Sistim Sambungan Ikat

Menurut Josef P. (2019) bahwa Sistim

sambungan ikat adalah perangkaian dua elemen

bangunan dengan penggunaan rotan sebagai

pengikat dan ditakik secara datar akadang tanpa

takikan, takikan diperlukan agar elemen yang

diikat dapat lebih stabil atau tetap ditempat

manakala ada getaran atau goyangan.

Keistimewaan dari teknik ikat adalah sedikitnya

peralatan yang digunakan. Sambungan ikat

mampu mengalami transformasi sehingga dapat

menghilangkan kekakuan ikatan rotan,

Menurut Heinz Frick (2004). Hubungan dua atau

lebih bagian bangunan menjadi satu kesatuan

susunan dengan cara diikat agar menjadi kuat

dalam menerima beban dan bertahan lama.

Pada ruma tradisional Batak bangunan meng-

gunakan bahan kayu bulat dengan diameter

besar; bahan bamboo dengan diameter tertentu

dan bahan rotan menggunakan struktur tumpuk

dan ikat.

Gambar 14 Struktur ikat antara reng bambu sebagai

pengikat penggantung ijuk gording dan pengikat atap

dan antara bracing/ikatan angin). (sumber Pribadi)

Gambar 15. Struktur ikat antara bamboo sebagai

gording dan pengikat atap dan antara bracing/ikatan

angin. (sumber Pribadi).

Page 7: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Asriningpuri, H.

Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020 | 027

Gambar 16. Sistim tumpuk antara kolom – balok (a);

sistim ikat antara lisplang dan gording (b). (sumber:

Pribadi).

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metoda Gabungan

mix methods (Creswell, 2008) secara deskriptif,

eksploratif (Groat & Wang, 2002), dengan

pendekatan Anova (Analiys of Varience) sebagai

metoda pengumpulan data.

Metoda Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan

survey dan observasi tanggal 1- 6 November

2019 dilengkapi rekaman arsip dan literature.

Menggunakan Metoda Gabungan (mix methods)

(Creswell, 2008) dengan analisa kuantitatif, dan

cara pengumpulan data melalui observasi

lapangan

Metode Analisis Data

Hasil temuan didapat dari penerapan metoda

Analisa of variance (anova) dimana variannya

adalah tipologi bangunan Ruma tradisional A.

Batak Simalungun; B. Batak Karo; C. Batak

Samosir; D. Batak Toba. pengamaan pada 1.

Bentuk denah;2. Pondasi/Umpak; 3.

Tiang/Kolom Utama; 4. Dinding; 5. Tiang

penyangga Dinding; 6. Lantai; 7. Penyangga

Lantai; 8. Atap; 9. Penyangga Atap; 10 Penutup

Atap.

Adapun metoda analisis yang akan digunakan

adalah metoda gabungan antara pragmatis dan

advokasi untuk menemukan jawaban tentang ke

aslian struktur dan konstruksi kayu yang

digunakan pada ruma tradisional Batak.

Dikaitkan dengan pelestarian temuan tersebut

dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan.

Pembahasan dan Hasil

Sistim struktur yang digunakan pada keempat

ruma tradisional Batak adalah sistim struktur

tumpuk pada hubungan antar tiang utama,

tumpuan/umpak/batu dan tanah, pada sistim ini

arah garis kerja beban harus konsisten pada titik

tumpuan yang sama dengan demikian maka titik

berat tumpuan, tiang dan jatuhnya beban jatuh

pada titik yang sama.

Gambar 17. Garis adalah arah garis kerja beban

dikolom ke tumpuan yang berdiri diatas tanah keras

(sumber: Pribadi).

Dinding di keempat sisi ketiga tipe ruma batak

merupakan sebuah panel terbuat dari lembaran

kayu Pokky yang disusun dan disatukan dengan

batang kayu bujur sangkar + 15 cm atau profil

Gambar 18. Dinding di ke empat sisi luar ruma

Tradisional batak (sumber: Pribadi)

a a

b

Page 8: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan Toba dimulai dari Struktur-Konstruksi

028 | Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020

Tiang utama di keempat sudut bangunan

menyangga box trapezium terbalik yang

terbentuk oleh panel papan (lantai dan dinding)

sebagai bidang horizontal dan bidang miring.

Dibagian bawah bangunan (kolong) bidang

horizontal dari box langsung ditahan oleh

tiang/kolom secara tumpuk, dikatkan oleh pasak

rangsang dan tustus, direkat oleh getah pohon

Hariara.

Gambar 19. Hubungan Panel Lantai dengan balok

dan tiang penyangga utama bagian dalam dan

hubungan antar tiang penyangga dalam. (sumber:

Pribadi)

Pada gambar berikut dinding putih disatukan

dengan tiang penunjang utama sekaligus

menjepit panel lantai. Tiang penyangga utama

terdiri dari dua macam yaitu Penyangga utama

bagian dalam dihubungkan dengan balok ke

tiang penyangga sisi luar, berfungsi sebagai

pendukung panel lantai. Penyangga atap juga

bertumpu pd tiang bulat ( ) penyangga

utama ( ) sementara beban atap melalui

dirinya mendukung berat panil atap Ø15 - 20cm.

Gambar 20. Cara kerja kolom utama mempersatukan

box trapesium terbalik kolom penyangga dan tumpuan

umpak di bagian bawah.

Gambar 21. Bangunan Sopo bentuknya berpanggung

berlantai tinggi. (sumber Pribadi)

Pada Ruma Tradisional Batak Toba terdapat

bangunan Sopo yang digunakan bersama untuk

musyawarah atau menumbuk padi atau

menenun. Pada malam hari digunakan sebagai

tempat menginap para bujangan pria sambil ber

jaga jaga demi keamanan. Bangunan tersebut

kolom utamanya memiliki kepala tiang

berbentuk bulat, bagian ini memiliki arti dan

makna dalam kehidupan makna

Page 9: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Asriningpuri, H.

Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020 | 029

Dengan menggunakan tabel 1 & 2 berikut

dilakukan analisa dan hasilnya akan dijabarkan

pada hasil analisa:

Gambar 22. Kepala tiang pada tiang penyangga

utama memiliki arti spiritual selain untuk kekuatan

terhadap gaya lateral (horizontal) dan estetika

(sumber Pribadi)

Tabel 1. Bentuk, Lokasi, Jumlah Kampung, rumah, dan type ruma tradisional

Page 10: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan Toba dimulai dari Struktur-Konstruksi

030 | Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020

Hasil Analisa

Dari table 1 dan 2 diatas dan pengamatan di

lokasi, disimpulkan bahwa ketiga ruma

tradisional Batak memiliki kesamaan sistim

struktur yaitu struktur tumpuk dan ikat.

Kedua sistim (tumpuk dan ikat) dapat merespon

adanya gaya vertikal (gravitasi) dan horizontal

(gempa dan angin). Karena sistim tumpuk dari

tiang utama akan merespon beban per meter

persegi sebesar (Beban total tiap m2=1.2 Beban

mati atau DeadLoad +1,6 Beban hidup atau Life

Load) Yuwono. J. S. (2002).

Bila garis kerja titik berat diawal pembeban

jatuh berada pada satu garis lurus sampai

dengan titik berat dasar pondasi atau

umpak/batu maka kestabilan terjaga karena

daya dukung tanah akan merespon sebaran

beban di dasar pondasi (lihat gambar.4).

Gaya horizontal (lateral) akan direspon secara

tidak kaku pada titik-titik sambungqn (hubungan

tidak rigid) mengingat: penggunaan rotan

sebagai pengikat dan ditakik secara datar

bahkan kadang tanpa takikan.

Takikan diperlukan agar elemen yang diikat

dapat lebih stabil atau tetap ditempat manakala

ada getaran atau goyangan inilah bentuk

keistimewaan dari teknik ikat. Sambungan ikat

mampu mengalami transformasi sehingga dapat

menghilangkan kekakuan ikatan. Pada ruma

Page 11: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Asriningpuri, H.

Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020 | 031

tradisional Batak sistim ikat menggunakan rotan

yang memiliki nilai kelenturan tinggi. Akan tetapi

saat ini rotan dengan panjang lebih dari 2.00-

meter sangat sukar ditemukan (Sargon.JD

perwakilan pande Jangga Dolok).

Sistim ikat pada sambungan antara dinding luar

bangunan dengan bidang miring atap, menggu

nakan pilinan rotan 7, 5, 3 helai rotan, meng

hasilkan sambungan tidak kaku (rigid) untuk

merespon gaya lateral, hingga bangunan

menjadi ramah gempa karena lentur/tidak kaku.

Pilinan rota sbg pengikat Samb purus lubang antara bambu dg Kayu10/10 pengganti ringbalk pengaku dinding Gambar 5. Sistim Ikat digunakan pada atap bagian bawah dengan balok penghubung kolom (sumber Pribadi)

Mempertimbangkan dimensi, nilai koeffisien kuat

tekan dan lentur dari kayu Pokky serta jarak

bentang elemen struktur pada bangunan jika di

rujuk pada rumus Siswanto JY diatas maka

sistim struktur konstruksi dari elemen pend-

kung ruma tradisional batak sangat kuat selama

titik berat garis kerja pembebanan tidak

bergeser.Kesukaran menemukan material yang

alamiah adalah seperti Rotan, Kayu Pokky, Ijuk

getah pohon Hariara adalah permasalahan

utama maka untuk kegiatan pelestarian

bangunan ini harus berjalan seiring dengan

pelestarian material tersebut diatas. Sementara

pelestarian keahlian Pande yang sudah mulai

uzhur harus dilakukan perekaman warisan ilmu

dari para pande ke siswa siswa SMK Bangunan.

Kebaruan penelitian.

Berkaitan dengan tujuan penelitian untuk

menggali keaslian struktur konstruksi kayu yang

digunakan pada bangunan ruma Batak dalam

rangka pelestarian, ternyata hal ini dibarengi

oleh pelestarian pohon kayu poky, pohon aren,

pohon hariara dan rotan. Harus ada kegiatan

alih ilmu dari para pande ke para siswa SMK

agar ilmu pembuatan rumah tradisional Batak

terpelihara. Peneltian harus dilanjutkan dengan

bahasan tentang pemilihan bahan, kemungkinan

penggantinya. Perubahan tampilan, tata ruang.

Kesimpulan

Ditemukannya kesenjangan pengetahuan antara

para pande dengan kaum muda, diperlukan

tindakan transfer pengetahuan melalui pendidik

an formal. Adanya perubahan gaya hidup dari

pemilik ruma tradisional akibat kemajuan zaman

hal ini memerlukan dilakukan kajian socio aspect

agar ditemukan jalan keluar untuk menyadarkan

kaum tua bahwa bangunan lama masih layak

digunakan karena itu harus dilakukan perawatan

dan pelestarian. Ruma Tradisonal Batak memiliki

nilai konservasi tinggi maka perlu dipreservasi.

Daftar Pustaka

Mangunwijaya. Y. B. (1988). Pengantar ke Ilmu

Budaya Bentuk Arsitektur. Sendi2 filsafatnya beserta

contoh2 praktis. Jakarta: P.T Gramedia

Salvadori, M. (1990) Why Building Stand Up-The

strength of Architecture. New York: W.W. NORTON

& Company.

Sandaker, N. B., & Eggen, A. P. (1992) The Structural

Basis of Architecture. New York: Whitney Library of

Design

Tim Departemen Pendidikan Kebudayaan. (1992-

1993). Direktur Jenderal Kebudayaan Proyek

Pengembangan Media Kebudayaan. Jkt.

Dishongh B. E. (2001) Essential Structural Technology

for Construction and Architecture (terjemahan)

Jakarta. Penerbit Erlangga.

Yuwono. J. S. (2002) Sistem Bangunan Jakarta.

Penerbit Erlangga.

Creswell, J. W. (2002). Research Design: Qualitative,

Quantitative, and Mixed Methods Approaches.

California: Sage Publications, Inc. (dalam Hanson E

Kusuma. 2019 - Memilih Metoda Analisis Kuantitatif

untuk Penelitian Arsitektur – KKPA, SAPPK, ITB.)

Groat, L. & Wang, D. (2003). Architectural Research

Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. (dalam

Hanson E Kusuma. 2019- Memilih Metoda Analisis

Page 12: Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan ... · untuk tempat berkomunikasi para muda-mudi, yang wanita pada malam hari dan yang bujang tidur dibagian atas. Bagian ke

Kajian Awal Ruma Batak di Simalungun, Karo, Samosir dan Toba dimulai dari Struktur-Konstruksi

032 | Prosiding Seminar Struktur dalam Arsitektur 2020

Kuantitatif untuk Penelitian Arsitektur - KKPA, SAPPK,

ITB.)

Frick. H. (2004). Ilmu Konstruksi bangunan bambu.

Yogyakarta. Penerbit Kanisius dan Soegijapranata.

Wahid. J., & Bhakti. A. (2013). Arsitektur dan Sosial

budaya Sumatra Utara – Yogyakarta. Penerbit Graha

Ilmu.

Priyotomo. J. (2019). Omo Uma Ume Omah – jelajah

Arsitektur Nusantara yang Belum Usai. Surabaya.

Penerbit Wastu Lanas Grafika.

Nuryanto, MT. (2019). Arsitektur Nusantara. Bandung

Penerbit Remaja Rosdakarya.

Loebis. M.N et al. (2019). Eksistensi Debata dan

Identitas Arsitektur Toba. – Jelajah Eksistensi

Arsitektur Toba sebagai unsur identitas. Temu

Ilmiah IPLBI 1-3 November 2019 di Medan

Hasil Wawancara: Ibu Rosmalia Tarigan (wakil

penghuni kampung Sumbul-Merek). Kabupaten Karo,

3 November 2019; Bpk M Hutahean (mewakili

penghuni Huta Silalagan.) Desa Parbaba Kabupaten

Samosir 4 November 2019. Bapak Sargon JD. (wakil

penghuni & perwakil an Pande dari Jangga Dolok.

Kabupaten Toba Samosir) 5 November 2019 di

kampung Jangga Dolok.