65
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat i Visi Bank Indonesia maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta Misi Bank Indonesia kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia -nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi,

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua ... · Swasta yang memang umumnya terjadi pada triwulan II-2012 serta kenaikan harga komoditas bahan makanan khususnya komoditas

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

i

Visi Bank Indonesia

maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki

serta

Misi Bank Indonesia

kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia

-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi,

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

ii

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan

berkatNya, Kajian Ekonomi Regional Provinsi Papua dan Papua Barat triwulan II tahun

2012 ini dapat terbit tepat waktu. Ditengah upaya mendorong pertumbuhan ekonomi,

kajian yang meliputi analisa makro ekonomi daerah, perbankan, sistem pembayaran,

ketenagakerjaan dan keuangan daerah menjadi sangat penting terutama bagi

pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan dan referensi bagi masyarakat luas.

Pada triwulan II-2012, perekonomian Provinsi Papua maupun Papua Barat

menunjukkan daya tahan yang cukup kuat (resilient) ditengah ketidakpastian

perekonomian global. Hal itu ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi kedua provinsi

yang sangat menggembirakan ditengah krisis ekonomi global yang terjadi. Ekonomi

Papua tumbuh sebesar 5,27% (yoy) sementara ekonomi Provinsi Papua Barat tumbuh

positif sangat signifikan sebesar 23,69% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan

ekonomi Papua terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi dan investasi

sedangkan dan ekonomi Papua Barat ditopang oleh kinerja sektor konsumsi, sektor

investasi, dan sektor eksternal (ekspor minus impor) yang masih cukup tinggi.

Inflasi di Propinsi Papua dihitung dari pergerakan harga barang dan jasa di Kota

Jayapura. Sampai dengan periode triwulan II-2012, inflasi Jayapura tercatat sebesar

1,80% (yoy) sedikit lebih rendah dari 1,90% (yoy) pada triwulan I-2012. Jika dilihat

secara triwulanan, inflasi kota Jayapura tercatat sebesar 0.71% (qtq) atau jauh lebih

tinggi dibanding deflasi sebesar 0,46% (qtq) pada triwulan I-2012. Peningkatan inflasi

yang signifikan tersebut terutama disebabkan siklus konsumsi Pemerintah maupun

Swasta yang memang umumnya terjadi pada triwulan II-2012 serta kenaikan harga

komoditas bahan makanan khususnya komoditas ikan-ikanan lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan I-2012.

Kinerja perbankan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Jayapura yang meliputi

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada triwulan II-2012 cukup menggembirakan.

Secara umum, kinerja perbankan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada

triwulan II-2012 masih tetap menggembirakan. Hal itu tercermin dari pertumbuhan

Kata Pengantar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

iii

beberapa indikator perbankan yang cukup signifikan. Total aktiva perbankan tumbuh

sebesar 15,18% (yoy) yang diikuti dengan pertumbuhan kredit yang sangat tinggi

sebesar 31,64% (yoy), serta penghimpunan dana pihak ketiga perbankan yang tumbuh

sebesar 21,66% (yoy).

Pada triwulan II-2012, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-RTGS dari Wilayah

Papua mencapai Rp 7,19 trilliun dengan jumlah warkat sebesar 7.336. Sedangkan dana

yang masuk ke wilayah Papua mencapai Rp. 11,00 triliun sebagai akibat masuknya

dana alokasi umum dan masuknya dana perimbangan yang akan digunakan oleh

Pemerintah Daerah sebagai alat pembiayaan bagi aktivitas Pemerintahan dan investasi

di wilayah Papua. Tercatat sampai dengan triwulan II-2012 dana perimbangan yang

sudah masuk mencapai Rp. 1,7 triliun dan dan dana alokasi umum bagi beberapa

Kabupaten yang mencapai Rp. 1,2 triliun.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari koordinasi berbagai pihak, untuk itu

pada kesempatan yang baik ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

semoga hubungan kerjasama yang telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di

masa yang akan datang. Akhirnya besar harapan kami kiranya laporan triwulan ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam memahami perekonomian Provinsi Papua

dan Papua Barat.

Jayapura, September 2012

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI PAPUA & PAPUA BARAT

Kepala Perwakilan Ttd.

Leo R. Tandiarrang Deputi Direktur

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ vi

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................................. viii

TABEL INDIKATOR MONETER ........................................................................................... ix

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................... xii BAB I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL .............................................. 1

I. Provinsi Papua ................................................................................................... 4 1.1. Sisi Permintaan ............................................................................................ 4

1.1.1. Konsumsi Rumah Tangga ................................................................. 5 1.1.2. Investasi ........................................................................................... 6 1.1.3. Ekspor dan Impor .............................................................................. 7

1.2. Sisi Penawaran ............................................................................................ 8 1.2.1. Sektor Pertanian ................................................................................ 8 1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ................................................ 10 1.2.3. Sektor Industri Pengolahan ................................................................ 10 1.2.4. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ........................................... 11 1.2.5. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ............................................... 11 1.2.6. Sektor Lainnya................................................................................... 12

II. Provinsi Papua Barat .......................................................................................... 13 2.1. Sisi Permintaan ............................................................................................ 13

2.1.1. Konsumsi .......................................................................................... 13 2.1.2. Ekspor Impor ..................................................................................... 15 2.2. Sisi Penawaran ............................................................................................ 16

2.2.1. Sektor Pertanian ............................................................................... 16 2.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran .......................................... 16 2.2.3. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .............................................. 17 2.2.4. Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan ............................. 18 2.1.5. Sektor Pertambangan dan Galian ...................................................... 19 2.1.6. Sektor Lainnya................................................................................... 19

BAB 2. PERKEMBANGAN HARGA ................................................................................. 20

I. Provinsi Papua.................................................................................................... 20 1.1. Kondisi Umum ............................................................................................ 20 1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi

Pada Periode Berjalan Di Kota Jayapura ........................................................ 21 1.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas ......................................................... 22

1.3.1. Kelompok Bahan Makanan ................................................................ 22 1.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ................ 23 1.3.3. Kelompok Perumahan, Air dan Listrik ................................................. 23 1.3.4. Kelompok Sandang .......................................................................... 23 1.3.5. Kelompok Kesehatan......................................................................... 23 1.3.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga .................................... 23 1.3.7. Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan ............................ 24

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

v

II. Provinsi Papua Barat .......................................................................................... 24 2.1. Kondisi Umum ............................................................................................ 25 2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Selama Periode Berjalan ............... 25

2.2.1. Kelompok Bahan Makanan ................................................................ 25 2.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ................ 25 2.2.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar .................... 25 2.2.4. Kelompok Sandang ........................................................................... 25 2.2.5. Kelompok Kesehatan......................................................................... 25 2.2.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga .................................... 25 2.2.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan. ........................... 26

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN ......................................................................... 27

I. Perkembangan Umum Perbankan Wilayah Papua ............................................. 28 II. Perbankan Provinsi Papua ................................................................................ 29

2.1. Perkembangan Umum .................................................................................. 29 2.2. Perkembangan Aset .................................................................................... 29 2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan ............................................................. 30 2.4. Penyaluran Kredit Perbankan ....................................................................... 31 2.5. LDR dan NPL ............................................................................................... 32 2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ............................................................... 33

III. Perbankan Provinsi Papua Barat ....................................................................... 34 3.1. Perkembangan Umum ................................................................................. 34 3.2. Perkembangan Aset .................................................................................... 35 3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan ............................................................. 36 3.4. Penyaluran Kredit Perbankan ....................................................................... 37 3.5. LDR dan NPL .............................................................................................. 37 3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ................................................................ 37

BAB 4. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH .......................................................... 38

I. Keuangan Daerah Provinsi Papua ..................................................................... 38 1.1 Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Papua ........................................... 38 1.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................... 39

BAB 5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ...................................................... 41

I. Bank IndonesiaReal Time GrossSettlement (BI-RTGS) ......................................... 41 II. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) ................................................ 43 III. Perkembangan Uang Kartal .............................................................................. 43

BAB 6. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN ........................................................... 45 I. Ketenagakerjaan Provinsi Papua ....................................................................... 45

1.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua ............................................. 45 1.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ................................... 45

II. Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat .............................................................. 46 2.1. Perkembangan Keadaan Tenaga Kerja

Provinsi Papua Barat .................................................................................. 46 2.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama .................................... 47

BAB 7. PRAKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ................................................ 50 I. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Daerah ............................................................. 50 II. Prospek Inflasi ................................................................................................... 50 III. Prospek Perbankan ............................................................................................ 51

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

vi

Tabel 1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua dan

Provinsi Papua Barat Dari Sisi Permintaan ............................................................ 2

Tabel 2 Kontribusi Komponen Permintaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%) .............................................. 2

Tabel 3 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Papua

dan Provinsi Papua Barat Dari Sisi Penawaran (%) ............................................... 3

Tabel 4 Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PertumbuhanEkonomi Tahunan (yoy)

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat ............................................................. 4

Tabel 5 Perkembangan Penjualan PT. Freeport ................................................................ 8

Tabel 6 Perkembangan Produksi Ubi Kayu di Provinsi Papua ............................................ 9

Tabel 7 Perkembangan Produksi Ubi Jalar di Provinsi Papua ............................................. 9

Tabel 8 Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Papua ................................................... 9

Tabel 9 Perkembangan Produksi Perikanan di Provinsi Papua ........................................... 9

Tabel 10 Perkembangan Produksi PT. Freeport Indonesia .................................................. 10

Tabel 11 Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang Pelabuhan Papua .............................. 11

Tabel 12 Perkkembangan Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Papua .............................. 11

Tabel 13 Perkembangan Arus Bongkar Muat Barat di Pelabuhan Papua ............................. 12

Tabel 14 Pertumbuhan Sisi Permintaan Porvinsi Papua Barat .............................................. 13

Tabel 15 Pertumbuhan Sektoral PDRB Provinsi Papua Barat ............................................... 16

Tabel 16 Perkembangan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Provinsi Paua Barat ............... 18

Tabel 17 Perkembangan Arus Penumpang ........................................................................ 18

Tabel 18 Perkembangan Nilai Tambah Nilai Tambah Bank Papua Barat .............................. 18

Tabel 19 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura ................................................................... 20

Tabel 20 Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Volitile Food ..................................... 21

Tabel 21 Disagregasi Inflasi .............................................................................................. 22

Tabel 22 Perkembangan Infasi Papua Barat ....................................................................... 24

Tabel 23 Perkembangan Perbankan Wilayah Papua .......................................................... 27

Tabel 24 Perkembangan NPL persektor ............................................................................. 28

Tabel 25 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua ........................................................... 29

Tabel 26 Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua .................................................... 30

Tabel 27 Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua ................................... 31

Tabel 28 Perkembangan Indikator Perbankan Provinsi Papua ............................................. 33

Daftar Tabel

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

vii

Tabel 29 Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua ...................................................... 33

Tabel 30 Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat .................................................. 34

Tabel 31 Kredit Perbankan Provinsi Papua Barat ................................................................ 36

Tabel 32 Kredit Perbankan Berdasarkan Sektor Ekonomi ................................................... 36

Tabel 33 Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua ..................................................... 36

Tabel 34 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan I-2012 ............................... 39

Tabel 35 Perkembangan APBD dan Realisasi Belanja Daerah

Provinsi Papua Triwulan I Tahun 2010-2011 ....................................................... 40

Tabel 36 Transaksi RTGS Wilayah Papua ........................................................................... 42

Tabel 37 Transaksi Kliring Wilayah Papua .......................................................................... 42

Tabel 38 Perkembangan Perkasan KBI Jayapura ................................................................ 43

Tabel 35 Penduduk Menurut Kegiatan Utama Provinsi Papua ............................................ 42

Tabel 39 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Papua ......................................... 45

Tabel 40 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Kegiatan Utama Provinsi Papua Barat .................................................. 46

Tabel 41 Penduduk Yang Bekerja Menurut Kegiatan Utama .............................................. 47

Tabel 42 Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama .................................... 48

Tabel 43 Jumlah Penduduk Yang Miskin Provinsi Papua dan Papua Barat ........................... 49

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

viii

Grafik 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua

Dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua Barat ......................... 2

Grafik 2 Indeks Keyakinan ............................................................................................. 5

Grafik 3 Komponen Indeks Kondisi Ekonomi ................................................................. 5

Grafik 4 Konsumsi Listrik RT .......................................................................................... 6

Grafik 5 Kredit Konsumsi .............................................................................................. 6

Grafik 6 Realisasi Belanja Pegawai Pemda ...................................................................... 6

Grafik 7 Jumlah kendaraan Baru .................................................................................... 6

Grafik 8 Kredit Investasi Bank Umum ............................................................................. 7

Grafik 9 Realisasi Belanja Modal Pemrov. Papua ............................................................. 7

Grafik 10 Volume Ekspor Non Migas Papua ..................................................................... 7

Grafik 11 Nilai Ekspor Non Migas Papua .......................................................................... 7

Grafik 12 Volume Impor Non Migas Papua ...................................................................... 8

Grafik 13 Nilai Ekspor Non Migas Papua .......................................................................... 8

Grafik 14Nilai Tyukar Petani ............................................................................................. 10

Grafik 15 Perkembangan Konsumsi Listerik Industri ......................................................... 11

Grafik 16 Grafik Survey Konsumen ................................................................................... 14

Grafik 17 Grafik Kredit Konsumsi ..................................................................................... 14

Grafik 18 Pertumbuhan Konsumsi Listerik Papua Barat ..................................................... 14

Grafik 19 Tabel Perkembangan Ekspor ............................................................................. 15

Grafik 20 Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat .............................................................. 16

Grafik 21 Grafik Penggunaan Listerik .............................................................................. 17

Grafik 23 Perkembangan Disagregasi Inflasi Provinsi Papua .............................................. 22

Grafik 24 Perkembangan SEK ........................................................................................... 21

Grafik 25 Perkembangan Aset perbankan Provinsi Papua .................................................. 29

Grafik 26 Perkembangan Indiaktor Dana Pihak Ketiga Provinsi Papua ................................ 31

Grafik 27 Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua .................................. 32

Grafik 28 Perkembangan Indikator Perbankan .................................................................. 33

Grafik 29 Perkembangan Perbankan Papua Barat ............................................................. 35

Grafik 30 Perkembangan DPK Papua Barat ....................................................................... 35

Grafik 31 Perkembangan Kredit Papua Barat ................................................................... 36

Grafik 32 Perkembangan Indikator Perbankan Papua Barat .............................................. 37

Grafik 33 Nilai Transaksi RTGS .......................................................................................... 42

Grafik 34 Perkembangan Kliring Wilayah Papua ................................................................ 43

Daftar Grafik

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

ix

I I I I I I IV I I I I I I IV I I I

P E R T A N I A N 8,49% 4,59% 0,55% 3,28% 6,37% 1,39% 2,24% 4,93% -1,69% 1,60%

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -28,85% -37,90% -5,83% 12,49% 2,28% -5,20% -31,73% -60,44% -8,62% 0,12%

INDUSTRI PENGOLAHAN 6,25% 5,74% 9,12% 12,03% 14,31% 8,11% 5,24% 3,49% 5,11% 12,33%

LISTRIK DAN AIR BERSIH 5,23% 5,76% 7,98% 5,03% 5,27% 4,79% 3,86% 6,17% 5,02% 6,02%

B A N G U N A N 20,95% 23,94% 22,37% 22,23% 17,76% 16,76% 16,89% 15,12% 8,44% 10,58%

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 9,30% 9,32% 11,03% 12,10% 11,30% 10,81% 9,69% 7,46% 8,18% 8,68%

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 12,84% 13,62% 14,84% 13,49% 10,41% 9,44% 7,04% 10,41% 7,41% 7,97%

LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 0,84% -4,51% 14,36% 11,73% 4,03% 48,44% 27,86% -21,24% 42,46% 12,97%

JASA-JASA -1,60% 8,44% 18,60% 32,74% 14,67% 9,88% 11,29% 12,34% 32,46% 14,08%

PDRB -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% 8,05% 8,20%

I II I I I IV I I I I I I IV I I I

PERTANIAN 6,91% 7,26% 5,53% 5,06% 4,66% 0,57% 0,56% 0,64% 0,74% 2,25%

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN -2,08% -1,45% -0,80% -0,42% 2,95% 5,54% 7,95% 9,13% 15,71% 6,83%

INDUSTRI PENGOLAHAN 133,11% 167,18% 77,37% 142,58% 50,03% 66,20% 66,19% 72,43% 89,85% 52,04%

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7,18% 7,37% 6,13% 9,10% 8,97% 8,60% 9,83% 7,48% 10,08% 8,25%

KONSTRUKSI 7,15% 9,99% 8,07% 11,53% 16,04% 13,08% 13,61% 8,95% 10,58% 10,39%

PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2,81% 1,80% 1,16% 10,85% 12,33% 14,29% 15,58% 6,01% 8,77% 8,03%

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11,68% 10,35% 10,27% 12,61% 12,01% 13,30% 14,67% 10,74% 12,31% 9,45%

KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 13,08% 2,06% 13,92% -5,04% 7,01% 11,27% 12,45% 18,43% 8,05% 8,20%

JASA-JASA 20,68% 15,55% 16,54% 30,05% 17,58% 29,96% 30,90% 16,26% 12,90% 3,81%

PDRB 25,31% 29,43% 25,02% 33,88% 20,16% 26,74% 31,80% 29,39% 35,87% 23,69%

2012

PERTUMBUHAN YOY PAPUA BARAT2010 2011 2012

PERTUMBUHAN YOY PAPUA2010 2011

TABEL INDIKATOR

INFLASI DAN PDRB

I II III IV I II III IV I II

P E R T A N I A N 866.178,43 965.000,16 972.866,94 903.474,29 921.347,23 978.422,47 994.626,61 948.018,08 905.776,46 994.051,54

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.170.592,17 2.070.592,48 2.649.987,49 2.583.862,91 2.219.974,34 1.962.842,40 1.809.088,78 1.022.164,73 2.028.612,55 1.965.264,00

INDUSTRI PENGOLAHAN 134.040,44 134.140,66 141.336,18 149.280,00 153.225,10 145.021,71 148.737,26 154.486,81 161.054,90 162.906,90

LISTRIK DAN AIR BERSIH 12.564,17 12.712,23 13.108,77 13.183,48 13.225,78 13.321,48 13.614,61 13.997,15 13.889,71 14.124,06

B A N G U N A N 445.000,64 465.193,05 519.883,94 611.215,71 524.022,94 543.174,13 607.685,01 703.607,77 568.250,47 600.635,01

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 395.493,63 403.534,92 424.356,96 454.104,88 440.189,35 447.169,07 465.485,91 487.994,12 476.196,84 485.967,65

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 409.029,33 422.461,13 448.946,61 466.979,13 451.629,20 462.345,00 480.551,75 515.587,22 485.094,92 499.171,42

LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 159.182,48 156.082,79 173.064,93 304.447,06 165.599,05 231.693,82 221.279,80 239.770,66 235.912,41 261.744,76

JASA-JASA 480.993,77 539.248,72 608.526,57 726.617,12 551.570,84 592.541,08 677.248,36 816.278,21 730.610,73 675.954,90

( P D R B ) 5.073.075,06 5.168.966,15 5.952.078,41 6.213.164,58 5.440.783,82 5.376.531,15 5.418.318,09 4.901.904,74 5.243.827,45 5.659.820,25

I II III IV I II III IV I II

P E R T A N I A N 489.736,52 501.882,13 509.698,23 513.007,52 512.555,03 504.754,22 512.575,32 515.833,52 516.356,67 516.094,04

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 267.439,89 270.040,14 273.427,27 279.144,23 275.337,62 284.987,40 295.157,74 300.480,78 318.584,90 304.453,43

INDUSTRI PENGOLAHAN 560.784,42 650.554,06 953.455,15 846.136,40 841.359,38 1.081.228,94 1.584.511,61 1.450.729,51 1.597.325,33 1.643.861,17

LISTRIK DAN AIR BERSIH 8.171,65 8.439,25 8.616,57 8.857,66 8.904,55 9.164,64 9.463,24 9.570,31 9.801,71 9.920,36

B A N G U N A N 165.803,19 175.375,57 181.383,36 195.906,11 192.390,27 198.320,63 206.069,68 209.617,14 212.741,75 218.932,53

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 179.470,23 181.094,65 183.125,24 200.191,72 201.605,70 206.980,59 211.653,97 213.717,93 219.292,13 223.602,25

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 145.849,64 149.612,04 155.064,49 161.674,88 163.362,38 169.510,14 177.805,35 180.911,08 183.469,15 185.529,23

LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 46.725,40 46.630,46 52.825,63 52.060,44 50.000,67 51.887,33 59.403,30 59.213,63 54.026,03 56.143,57

JASA-JASA 224.614,42 223.475,51 233.387,44 262.745,98 264.097,98 290.435,90 305.493,64 307.042,58 298.158,34 301.510,26

( P D R B ) 2.088.595,37 2.207.103,82 2.550.983,38 2.519.724,93 2.509.613,59 2.797.269,79 3.362.133,85 3.247.116,48 3.409.756,01 3.460.046,84

2012

2012

PDRB PROVINSI PAPUA2010 2011

2011PDRB PROVINSI PAPUA BARAT

2010

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

x

TABEL PERBANKAN

I II III IV I II III IV I IITotal Asset (Rp miliar) 32.676,02 36.113,46 35.486,72 35.596,46 39.286,55 40.675,97 44.407,51 42.424,53 43.003,87 46.849,46 15,18%

DPK (Rp miliar) 21.488,24 24.448,64 24.462,23 25.184,86 28.307,35 27.795,65 31.063,17 30.486,95 31.100,15 33.817,22 21,66%

Giro (Rp miliar) 7.276,03 10.239,88 9.638,36 7.837,68 11.228,45 11.921,16 13.969,19 9.868,75 11.994,74 14.210,36 19,20%

Deposito (Rp miliar) 4.604,97 5.239,50 5.425,56 4.827,33 5.587,11 5.262,86 5.643,69 5.697,11 6.078,42 6.108,55 16,07%

Tabungan (Rp miliar) 9.607,24 8.969,27 9.398,31 12.520,15 11.491,79 10.611,63 11.450,29 14.926,66 13.026,99 13.498,30 27,20%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 9.713,34 10.425,29 11.058,83 11.521,02 12.363,42 13.112,08 15.084,86 14.789,08 15.224,80 17.260,77 31,64%

Modal Kerja 3.533,45 4.402,81 5.071,35 5.443,82 5.401,75 6.022,17 6.644,90 6.602,85 6.764,81 7.317,05 21,50%

Investasi 1.540,15 1.084,57 1.087,05 1.115,70 1.179,97 1.411,10 2.455,39 1.736,39 1.702,51 2.467,77 74,88%

Konsumsi 4.639,74 4.937,90 4.900,44 4.961,50 5.781,69 5.911,17 5.984,58 6.498,98 6.757,48 7.475,95 26,47%

LDR 45,20% 42,64% 45,21% 45,75% 43,68% 47,17% 48,56% 48,51% 48,95% 51,04% 8,20%

NPL 1,95% 1,74% 1,84% 1,18% 1,39% 1,62% 1,53% 1,27% 1,32% 1,41% -13,23%

Kredit MKM (Rp miliar) 7.049,14 8.581,55 8.685,99 9.104,03 9.851,92 10.830,19 11.316,18 11.703,52 11.936,54 13.407,26 23,80%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 1.252,32 1.271,44 1.389,17 1.420,56 1.391,11 1.117,97 1.214,84 1.274,49 1.308,89 1.375,00 22,99%

Kredit Kecil 3.460,65 4.494,00 4.276,34 4.661,15 5.066,68 6.280,58 6.191,14 6.475,65 6.567,71 7.415,07 18,06%

Kredit Menengah 2.336,18 2.816,11 3.020,48 3.022,32 3.394,44 3.431,64 3.910,19 3.953,38 4.059,94 4.617,19 34,55%

Wilayah Papua Growth20122010 2011

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xi

I II III IV I II III IV I II

Total Volume (lembar) 44.359 44.608 47.387 47.816 46.222 41.168 47.628 48.730 46.393 47.305 14,91%

Total Nominal Kliring (Rp Miliar) 1.065 1.113 1.146 1.346 1.179 1.175 1.328 1.394 1.206 1.203 2,37%

Rata-Rata Perputaran Kliring(per hari)

Rata-Rata Volume (lembar) 712 743 697 788 753 686 710 807 801 813 18,50%

Rata-Rata Nominal Perputaran Kliring Perhari

(Rp Milliar)16,85 18,56 17,39 22,21 25,74 19,58 21,62 22,70 26,62 21 5,79%

Nisbah Rata-Rata Penolakan

Volume (lembar) 1,29 1,28 1,40 1,34 1,32 0,82 1,66 1,34 1,49 1,12 35,64%

Nominal Nisbah Rata-Rata Penolakan(Rp Milliar) 1,59 2,06 2,10 1,53 1,62 0,90 1,78 1,40 1,25 1,40 54,98%

Growth

(YOY)Keterangan

2010 2011 2012

I I I I I I IV I I I I I I IV I I I

Outflow Nominal (Rp.milliar) 19.013,66 17.369,80 18.091,30 24.638,12 17.079,60 16.545,45 21.894,22 33.028,98 16.881,59 7.193,81 -56,52%

Lembar Warkat 8.564,00 8.033,00 9.936,00 8.760,00 9.497,00 10.521,00 10.337,00 11.701,00 10.341,50 7.366,00 -29,99%

Inflow Nominal (Rp.milliar) 7.519,57 10.866,86 12.622,90 16.777,64 10.617,20 8.484,09 13.406,81 14.788,83 10.545,44 11.003,62 29,70%

Lembar Warkat 14.807,00 12.587,00 18.978,00 22.478,00 13.717,00 11.382,00 15.272,00 15.088,00 14.090,36 13.374,00 17,50%

Net Outflow Nominal (Rp.milliar) 11.494,09 6.502,94 5.468,40 7.860,48 6.462,40 8.061,36 8.487,41 18.240,15 6.336,16 -3.809,81 -147,26%

Lembar Warkat -6.243,00 -4.554,00 -9.042,00 -13.718,00 -4.220,00 -861,00 -4.935,00 -3.387,00 -3.748,86 -6.008,00 597,79%

Intra Papua Nominal (Rp.milliar) 1.009,03 1.922,45 2.408,29 4.293,53 1.505,11 2.146,14 615,85 4.531,52 995,81 1.913,76 -10,83%

Lembar Warkat 1.187,00 1.534,00 1.541,00 1.797,00 1.473,00 1.748,00 605,00 2.112,00 1.574,41 1.646,00 -5,84%

Growth

(YOY)Keterangan

20112010 2012

I II III IV I II III IV I II

Inflow (Rp Miliar) 1.485,28 809,72 1.141,04 1.125,58 1.212,61 1.030,81 1.355,85 1.107,81 2.171,39 1.179,91 14,5%

Outflow (Rp Miliar) 653,36 1.709,60 2.268,54 4.067,95 937,77 2.047,72 2.095,87 4.716,16 1.006,40 2.374,08 15,9%

Net Flow (Rp Miliar) 831,92 (899,88) (1.127,50) (2.942,37) 274,84 (1.016,91) (740,02) (3.608,35) 1.164,99 (1.194,16) 17,4%

Saldo Kas BI Jap (Rp Miliar) 1.679,55 1.012,21 1.146,43 1.858,01 1.995,58 1.035,55 1.704,16 1.033,57 1.580,98 835,09 -19,4%

Saldo Persediaan Kas (Rp Miliar) 2.160,36 1.386,71 1.507,74 2.131,27 2.461,54 1.303,29 2.075,91 1.241,29 1.968,74 1.347,28 3,4%

Pemusnahan Uang Kertas - UTLE (Rp Miliar) 216,67 120,38 248,21 211,42 194,41 238,83 150,69 263,36 274,43 55,84 -76,6%

Saldo Kas Titipan (Rp Miliar) 480,81 374,50 361,31 273,25 465,96 267,73 371,74 207,72 387,77 512,19 91,3%

Remise (Rp Miliar) 40,48 20,85 1.438,93 3.769,78 267,43 105,20 2.033,99 227,00 190,43 42,40 -59,7%

UPAL (Rp juta) 3,24 0,75 0,20 0,68 - - - - - -

Indikator2012 Growth

(YOY)

2010 2011

TABEL SISTEM PEMBAYARAN

Tabel Transaksi Kliring

Tabel Transaksi RTGS

Tabel Perkasan KBI Jayapura

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xii

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. GAMBARAN UMUM

Pada triwulan II-2012, perekonomian Provinsi Papua maupun

Papua Barat menunjukkan daya tahan yang cukup kuat (resilient)

ditengah ketidakpastian perekonomian global. Hal itu ditunjukkan

oleh pertumbuhan ekonomi kedua provinsi yang sangat

menggembirakan ditengah krisis ekonomi global yang terjadi.

2. MAKRO EKONOMI

Pada periode triwulan II-2012, Ekonomi Papua tumbuh sebesar

5,27% (yoy) sementara ekonomi Provinsi Papua Barat tumbuh positif

sangat signifikan sebesar 23,69% (yoy). Dari sisi permintaan,

pertumbuhan ekonomi Papua terutama didorong oleh meningkatnya

konsumsi dan investasi sedangkan dan ekonomi Papua Barat

ditopang oleh kinerja sektor konsumsi, sektor investasi, dan sektor

eksternal (ekspor minus impor) yang masih cukup tinggi.

Dari sisi penawaran, ekonomi Papua terutama ditopang oleh

pertumbuhan pada sektor jasa-jasa; sektor lembaga keuangan;

sektor industri pengolahan; dan sektor bangunan. Dalam pada itu,

sektor industri pengolahan; konstruksi; pengangkutan dan

komunikasi; sektor keuangan; dan sektor listrik, gas, dan air bersih

menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Papua

Barat.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xiii

3. INFLASI

Inflasi di Propinsi Papua dihitung dari pergerakan harga barang

dan jasa di Kota Jayapura. Sampai dengan periode triwulan II-2012,

inflasi Jayapura tercatat sebesar 1,80% (yoy) sedikit lebih rendah dari

1,90% (yoy) pada triwulan I-2012. Jika dilihat secara triwulanan,

inflasi kota Jayapura tercatat sebesar 0.71% (qtq) atau jauh lebih

tinggi dibanding deflasi sebesar 0,46% (qtq) pada triwulan I-2012.

Peningkatan inflasi yang signifikan tersebut terutama disebabkan

siklus konsumsi Pemerintah maupun Swasta yang memang

umumnya terjadi pada triwulan II-2012 serta kenaikan harga

komoditas bahan makanan khususnya komoditas ikan-ikanan lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2012.

Inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat pada triwulan II-2012 terjadi

pada hampir semua sub kelompok komoditas. Hal itu terlihat dari

kenaikan harga kelompok bahan makanan sebesar 7,20%;

kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,79%;

kelompok sandang sebesar 1,70%; kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,77%; kelompok kesehatan

sebesar 0,33%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan

bakar sebesar 0,28%; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan

olahraga sebesar 1,35%.

4. PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Secara umum, kinerja perbankan di Provinsi Papua dan Provinsi

Papua Barat pada triwulan II-2012 masih tetap menggembirakan. Hal

itu tercermin dari pertumbuhan beberapa indikator perbankan yang

cukup signifikan. Total aktiva perbankan tumbuh sebesar 15,18%

(yoy) yang diikuti dengan pertumbuhan kredit yang sangat tinggi

sebesar 31,64% (yoy), serta penghimpunan dana pihak ketiga

perbankan yang tumbuh sebesar 21,66% (yoy).

Pada triwulan II-2012, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-

RTGS dari Wilayah Papua mencapai Rp 7,19 trilliun dengan jumlah

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

xiv

warkat sebesar 7.336. Sedangkan dana yang masuk ke wilayah

Papua mencapai Rp. 11,00 triliun sebagai akibat masuknya dana

alokasi umum dan masuknya dana perimbangan yang akan

digunakan oleh Pemerintah Daerah sebagai alat pembiayaan bagi

aktivitas Pemerintahan dan investasi di wilayah Papua. Tercatat

sampai dengan triwulan II-2012 dana perimbangan yang sudah

masuk mencapai Rp. 1,7 triliun dan dan dana alokasi umum bagi

beberapa Kabupaten yang mencapai Rp. 1,2 triliun.

5. PROSPEK PEREKONOMIAN

Melihat sumber pertumbuhan ekonomi Papua dan Papua Barat

yang masih di didominasi oleh sektor pertambangan dan sektor

industri pengolahan yang cenderung memiliki dampak penyerapan

tenaga kerja yang kecil, maka berbagai transformasi kebijakan yang

diarahkan mendorong pertumbuhan ekonomi pada pertumbuhan

sektor lainnya seperti sektor pertanian serta sektor perrdagangan,

hotel dan restoran dan sektor usaha lainnya yang bersifat padat

karya harus lebih diperhatikan.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

1

BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Pada triwulan II-2012, perekonomian Provinsi Papua maupun Papua Barat

menunjukkan daya tahan yang cukup kuat (resilient) ditengah ketidakpastian

perekonomian global. Hal itu ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi kedua provinsi

yang sangat menggembirakan ditengah krisis ekonomi global yang terjadi. Ekonomi

Papua tumbuh sebesar 5,27% (yoy) sementara ekonomi Provinsi Papua Barat tumbuh

positif sangat signifikan sebesar 23,69% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan

ekonomi Papua terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi dan investasi

sedangkan dan ekonomi Papua Barat ditopang oleh kinerja sektor konsumsi, sektor

investasi, dan sektor eksternal (ekspor minus impor) yang masih cukup tinggi.

Dari sisi penawaran, ekonomi Papua terutama ditopang oleh pertumbuhan pada

sektor jasa-jasa; sektor lembaga keuangan; sektor industri pengolahan; dan sektor

bangunan. Dalam pada itu, sektor industri pengolahan; konstruksi; pengangkutan

dan komunikasi; sektor keuangan; dan sektor listrik, gas, dan air bersih menjadi

motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Papua Barat.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

2

I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012

P D R B 5073075 5168966 5952078 6213165 5440784 5376531 5418318 4901905 5243827 5.659.8

GROWTH -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62% 5,27%

-25,00%

-20,00%

-15,00%

-10,00%

-5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000 PDRB Papua

I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012

P D R B 0 2088595 2207104 2550983 2519725 2509614 2797270 3362134 3247116 3409756 3460047

GROWTH 0 25,31% 29,43% 25,02% 34,42% 20,16% 26,74% 31,80% 28,87% 35,87% 0,23694

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000 PDRB Papua Barat

2012

I II III IV I II III IV I II

Konsumsi 6,34% 6,58% 8,44% 12,26% 11,17% 7,77% 5,97% 5,29% 7,43% 10,15%

Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,07% 2,83% 3,36% 5,11% 3,25% 3,59% 2,95% 3,33% 0,86% 1,97%

Ekspor -19,97% -11,01% -1,90% 4,16% -10,49% -6,71% ###### -36,13% -24,77% -21,03%

Impor 6,91% -1,37% 1,74% 26,84% 2,70% 6,56% 11,34% -22,35% -17,09% -14,67%

Net Ekspor -26,88% -9,64% -3,65% -22,69% -13,18% -13,27% ###### -13,78% -7,68% -6,35%

PDRB -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62% 5,27%

I II III IV I II III IV I IIKonsumsi 2,64% 6,39% 6,48% 8,64% 6,11% 4,94% 4,87% 3,97% 3,78% 4,09%Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,53% 1,54% 1,82% 3,88% 3,66% 2,36% 2,07% 1,51% 2,52% 2,85%Ekspor Barang dan Jasa 30,35% 33,46% 22,56% 31,67% 11,80% 16,97% 34,71% 45,46% 42,13% 28,43%Impor -0,93% 0,26% 2,81% 3,26% 1,71% 2,21% 3,51% 3,44% 23,59% 20,94%Net Ekspor 30,37% 33,46% 22,56% 31,65% 11,79% 16,97% 34,03% 44,93% 41,40% 28,41%PDRB 25,31% 29,43% 25,02% 34,42% 20,16% 26,74% 31,80% 28,87% 35,87% 23,69%

2011 2012

Kontribusi PDRB Provinsi Papua2010 2011

Kontribusi PDRB Papua Barat2010

I II III IV I II III IV I II

Konsumsi 7,97% 8,76% 10,03% 13,14% 11,52% 7,96% 6,63% 5,71% 7,37% 10,02%

Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,86% 8,55% 9,12% 12,28% 7,63% 8,38% 7,53% 8,12% 2,00% 4,42%

Ekspor -25,73% -17,81% -2,89% 6,75% -16,12% -11,05% -27,25% -62,65% -48,68% -40,51%

Impor 10,40% -2,14% 2,50% 38,80% 3,26% 8,76% 16,32% -26,51% -21,43% -18,72%

Net Ekspor -240,87% 417,01% 94,49% 296,35% 74,30% 92,98% 387,58% 51,72% 26,64% 23,99%

PDRB -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62% 5,27%

I II III IV I II III IV I II

Konsumsi 3,41% 8,36% 9,96% 12,04% 9,54% 7,73% 8,51% 6,63% 6,47% 7,53%

Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,95% 5,66% 7,86% 15,01% 16,46% 10,66% 10,34% 6,82% 11,68% 14,71%

Ekspor 91,24% 96,77% 52,42% 83,85% 23,25% 32,28% 66,16% 87,99% 80,90% 51,80%

Impor -2,22% 0,64% 8,18% 8,50% 5,21% 6,85% 11,84% 11,12% 82,20% 77,03%

Net Ekspor 91,38% 96,79% 52,42% 83,81% 23,22% 32,29% 64,87% 87,01% 79,53% 51,80%

PDRB 25,31% 29,43% 25,02% 34,42% 20,16% 26,74% 31,80% 28,87% 35,87% 23,69%

2011 2012Pertumbuhan PDRB Papua Barat

2010

2010 2011 2012Pertumbuhan PDRB Papua

Gafik 1.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Papua & Provinsi Papua Barat

Harga Konstan

Sumber : BPS Provinsi Papua & BPS Provinsi Papua Barat Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Dari Sisi Permintaan (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua & Papua Barat

Tabel 2. Kontribusi Komponen Permintaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (yoy)

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua & Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

3

I II III IV I II III IV I II

P E R T A N I A N 8,49% 4,59% 0,55% 3,28% 6,37% 1,39% 2,24% 4,93% -1,69% 1,60%

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -28,85% -37,90% -5,83% 12,49% 2,28% -5,20% -31,73% -60,44% -8,62% 0,12%

INDUSTRI PENGOLAHAN 6,25% 5,74% 9,12% 12,03% 14,31% 8,11% 5,24% 3,49% 5,11% 12,33%

LISTRIK DAN AIR BERSIH 5,23% 5,76% 7,98% 5,03% 5,27% 4,79% 3,86% 6,17% 5,02% 6,02%

B A N G U N A N 20,95% 23,94% 22,37% 22,23% 17,76% 16,76% 16,89% 15,12% 8,44% 10,58%

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 9,30% 9,32% 11,03% 12,10% 11,30% 10,81% 9,69% 7,46% 8,18% 8,68%

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 12,84% 13,62% 14,84% 13,49% 10,41% 9,44% 7,04% 10,41% 7,41% 7,97%

LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 0,84% -4,51% 14,36% 11,73% 4,03% 48,44% 27,86% -21,24% 42,46% 12,97%

JASA-JASA -1,60% 8,44% 18,60% 32,74% 14,67% 9,88% 11,29% 12,34% 32,46% 14,08%

PDRB -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62% 5,27%

I II III IV I II III IV I II

PERTANIAN 6,91% 7,26% 5,53% 5,06% 4,66% 0,57% 0,56% 0,64% 0,74% 2,25%

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN -2,08% -1,45% -0,80% -0,42% 2,95% 5,54% 7,95% 9,13% 15,71% 6,83%

INDUSTRI PENGOLAHAN 133,11% 167,18% 77,37% 142,58% 50,03% 66,20% 66,19% 72,43% 89,85% 52,04%

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7,18% 7,37% 6,13% 9,10% 8,97% 8,60% 9,83% 7,48% 10,08% 8,25%

KONSTRUKSI 7,15% 9,99% 8,07% 11,53% 16,04% 13,08% 13,61% 8,95% 10,58% 10,39%

PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2,81% 1,80% 1,16% 10,85% 12,33% 14,29% 15,58% 6,01% 8,77% 8,03%

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11,68% 10,35% 10,27% 12,61% 12,01% 13,30% 14,67% 10,74% 12,31% 9,45%

KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 13,08% 2,06% 13,92% -5,04% 7,01% 11,27% 12,45% 18,43% 8,05% 8,20%

JASA-JASA 20,68% 15,55% 16,54% 30,05% 17,58% 29,96% 30,90% 16,26% 12,90% 3,81%

PDRB 25,31% 29,43% 25,02% 33,88% 20,16% 26,74% 31,80% 29,39% 35,87% 23,69%

2011 2012PERTUMBUHAN YOY PAPUA BARAT

2012PERTUMBUHAN YOY PAPUA

2010 2011

2010

Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Dari Sisi Penawaran (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua & Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

4

I I I I I I IV I I I I I I IV I I I

P E R T A N I A N 1,18% 0,69% 0,09% 0,53% 1,09% 0,26% 0,37% 0,72% -0,29% 0,29%

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -15,37% -20,47% -2,83% 5,26% 0,97% -2,08% -14,13% -25,14% -3,52% 0,05%

INDUSTRI PENGOLAHAN 0,14% 0,12% 0,20% 0,29% 0,38% 0,21% 0,12% 0,08% 0,14% 0,33%

LISTRIK DAN AIR BERSIH 0,01% 0,01% 0,02% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01%

B A N G U N A N 1,35% 1,46% 1,64% 2,04% 1,56% 1,51% 1,48% 1,49% 0,81% 1,07%

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 0,59% 0,56% 0,73% 0,90% 0,88% 0,84% 0,69% 0,55% 0,66% 0,72%

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0,81% 0,82% 1,00% 1,02% 0,84% 0,77% 0,53% 0,78% 0,62% 0,68%

LEMBAGA KEUANGAN PERSW & JASA PERUSAHAAN 0,02% -0,12% 0,38% 0,59% 0,13% 1,46% 0,81% -1,04% 1,29% 0,56%

JASA-JASA -0,14% 0,68% 1,65% 3,29% 1,39% 1,03% 1,15% 1,44% 3,29% 1,55%

( P D R B ) -11,40% -16,26% 2,88% 13,92% 7,25% 4,02% -8,97% -21,10% -3,62% 5,27%

I II I I I IV I I I I I I IV I I I

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,90% 1,72% 1,44% 5,76% 1,09% 0,13% 0,11% 0,13% 0,15% 0,41%

3. INDUSTRI PENGOLAHAN -0,33% -0,20% -0,12% -0,28% 0,38% 0,68% 0,85% 1,00% 1,72% 0,70%

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 19,01% 44,04% 14,32% 117,06% 13,43% 19,51% 24,74% 24,28% 30,12% 20,11%

5. KONSTRUKSI 0,03% 0,03% 0,03% 0,17% 0,04% 0,03% 0,03% 0,03% 0,04% 0,03%

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 0,67% 0,82% 0,74% 4,53% 1,27% 1,04% 0,97% 0,69% 0,81% 0,74%

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 0,29% 0,16% 0,11% 4,66% 1,06% 1,17% 1,12% 0,48% 0,70% 0,59%

8. KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 0,93% 0,71% 0,79% 4,17% 0,84% 0,90% 0,89% 0,70% 0,80% 0,57%

9. JASA-JASA 0,35% 0,05% 0,39% -0,56% 0,16% 0,24% 0,26% 0,37% 0,16% 0,15%

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 2,35% 1,53% 1,79% 14,11% 1,89% 3,03% 2,83% 1,71% 1,36% 0,40%

25,31% 29,43% 25,02% 148,12% 20,16% 26,74% 31,80% 29,39% 35,87% 23,69%

2012

2012KONTRIBUSI PDRB PAPUA

2010 2011

KONTRIBUSI PDRB PROVINSI PAPUA BARAT2010 2011

Tabel 4. Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (yoy)

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (%)

Sumber: BPS Provinsi Papua & Papua Barat Diolah

I. Provinsi Papua

1.1. Sisi Permintaan

Pada triwulan II-2012, perekonomian Provinsi Papua tumbuh cukup kuat

sebesar 5,27% (yoy) jauh lebih tinggi dari triwulan I 2012 yang tercatat

tumbuh negatif sebesar -3,62% meskipun masih lebih rendah dari

pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,4%. Dari sisi permintaan, perbaikan

kinerja ekonomi Papua ditopang oleh komponen konsumsi masyarakat, konsumsi

pemerintah, dan investasi (pembentukan modal tetap bruto) yang tumbuh cukup

menggembirakan sementara sektor eksternal justru mengalami kontraksi yang cukup

dalam. Beberapa hal yang mendorong tingginya konsumsi swasta pada periode

laporan antara lain adalah penerimaan gaji ke 13 PNS yang diikuti oleh awal tahun

ajaran baru. Sementara itu, konsumsi pemerintah yang tumbuh positif berkaitan

dengan persiapan Pemerintah Daerah dalam menggelar Pemilihan Kepala Daerah

(Pilgub dan Pilbup). Walau tidak tumbuh signifikan, kinerja Investasi juga masih

tumbuh positif. Namun demikian, produksi PT. Freeport Indonesia (sebagai salah satu

mesin pertumbuhan ekonomi Papua) yang mulai meningkat tidak serta merta

meningkatkan kinerja ekspor Papua.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

5

Dari sisi penawaran, ekonomi Papua terutama ditopang oleh pertumbuhan pada

sektor jasa-jasa; sektor lembaga keuangan; sektor industri pengolahan; dan sektor

bangunan.

1.1.1 Konsumsi Rumah Tangga

Pada triwulan II-2012, komponen konsumsi masyarakat tumbuh

mencapai 10,83% (yoy) atau sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 10,88%. Tingginya pertumbuhan konsumsi

masyarakat terutama dipengaruhi oleh musim liburan sekolah, dan persiapan tahun

ajaran baru. Membaiknya konsumsi juga terekam dari survei konsumen di Kota

Jayapura. Hasil Survey Konsumen menunjukkan terdapat kecenderungan konsumen

untuk melakukan pembelian barang-barang durable goods dengan Indeks mencapai

100,7 di triwulan II-2012 sementara Indeks Keyakinan Konsumen secara keseluruhan

yang tercatat sebesar 131,9 masih tergolong sangat optimis dan sedikit lebih tinggi

dibanding triwulan I-2012.

Peningkatan komponen konsumsi juga tergambar dari perkembangan konsumsi

listrik rumah tangga yang tumbuh 12,35% (yoy) pada triwulan II-2012 walau sedikit

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,25% (yoy). Hal lain yang

juga dapat menjadi potret peningkatan komponen juga tercermin dari pertumbuhan

penyaluran kredit konsumsi oleh Bank Umum yang tumbuh sebesar 24,10% (yoy)

pada triwulan II-2012 serta peningkatan jumlah kenderaan baru sebesar 18,17%

(yoy).

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

6

-40

-20

0

20

40

60

80

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2

2009 2010 2011 2012

%Rp Juta

Realisasi Belanja Pegawai Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

-20,00%

-10,00%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

TW I TW II TWIII

TWIV

TW I TW II TWIII

TWIV

TW I TW II TWIII

TWIV

TW I TW II

2009 2010 2011 2012

(Unit)

Jumlah Kendaraan Baru Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

Disisi lain, pengeluaran pemerintah juga mengalami peningkatan sebesar 7,31%

meskipun sedikit lebih rendah dari triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 7,86%.

Peran pemerintah dalam peningkatan konsumsi juga cukup besar seperti terlihat

dari peningkatan realisasi belanja pegawai sebesar 56,24% (yoy).

1.1.2 Investasi

Realisasi investasi pada periode triwulan II-2012 tumbuh lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan I-2012. Hal itu terlihat dari Pembentukan Modal

Tetap Bruto yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,42% (yoy) jauh lebih tinggi

dibandingkan 2,00% pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan investasi tidak

terlepas dari semakin membaiknya animo masyarakat untuk melakukan ekspansi

bisnis seperti tercermin dari semakin tingginya penyaluran kredit untuk pembiayaan

kegiatan investasi. Pada periode triwulan II-2012, realisasi kredit investasi tercatat

sebesar Rp 1,97 triliun atau tumbuh 19,47% (yoy). Tingginya minat ekspansi bisnis

Grafik 7. Jumlah Kendaraan Baru Papua

Sumber: Dispenda Provinsi Papua, diolah

Grafik 6. Realisasi Belanja Pegawai PEMDA Prov. Papua

Sumber: BPKAD Provinsi Papua,

diolah

Sumber: PLN Wilayah Papua, diolah

Sumber: BPKAD Provinsi Papua, diolah

Sumber: BKAD Provinsi Papua, diolah

Grafik 5. Kredit Konsumsi Bank Umum Papua

Sumber: Kantor Bank Indoensia Jayapura

Grafik 4. Konsumsi Listrik Rumah Tangga Papua

Sumber: PLN Wilayah Papua, diolah

-

2

4

6

8

10

12

14

16

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010 2011 2012

(%)(Juta Kwh)

Konsumsi Listrik Rumah Tangga Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012

Kredit Konsumsi

Rp. Miliar

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

7

tersebut mencerminkan peningkatan peran investasi swasta dalam mendorong

pengembangan ekonomi Papua yang semakin meningkat. Selain faktor

pembiayaan perbankan, pertumbuhan investasi di triwulan II-2012 juga didorong

oleh meningkatnya realisasi belanja modal Pemerintah Daerah (PEMDA) Provinsi

Papua yang tumbuh mencapai 10,79% (yoy). Pertumbuhan tersebut terutama

didorong oleh realisasi pengerjaan beberapa proyek infrastruktur PEMDA.

1.1.3 Ekspor dan Impor

Ekspor Provinsi Papua pada triwulan II-2011 mengalami kontraksi yang

sangat dalam sebesar -40,51% (yoy) sementara impor juga mengalami

kontraksi sebesar -18,72% namun demikian net expor menjadi bertumbuh

positif sebesar 23,99%. Turunnya ekspor non migas sebesar -17,80% (yoy) menjadi

penyebab utama kontraksi ekspor Papua pada periode laporan. Kelompok komoditas

utama ekspor non migas Papua meliputi produk mineral dengan komoditas antara

lain berupa konsentrat tembaga dan konsentrat emas produksi PT. Freeport

Indonesia (PT.FI). Kontraksi ekspor Papua tersebut juga searah dengan penurunan

Sumber: BPKAD Provinsi Papua, diolah

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Grafik 10. Volume Ekspor Non Migas Papua Grafik 11. Nilai Ekspor Non Migas Papua

-100,00-80,00-60,00-40,00-20,000,0020,0040,0060,0080,00100,00120,00

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

2009 2010 2011 2012

Volume ekspor Non Migas (Ton) Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

-80,00

-60,00

-40,00

-20,00

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

-

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

Tw1

TW2

2009 2010 2011 2012

Nilai ekspor Non Migas (US$ Ribu)

Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

Grafik 8. Kredit Investasi Bank Umum Papua

Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat

0

500

1000

1500

2000

2500

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012

Investasi

Rp. Miliar

-100

-50

0

50

100

150

200

250

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

Tw4

Tw1

TW2

2008 2009 2010 2011 2012

%Rp Juta

Realisasi Belanja Modal PEMDA Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

Sumber:BKAD Provinsi Papua

Grafik 9. Belanja Modal

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

8

Tabel 5. Perkembangan Penjualan PT. Freeport Indonesia

I II III IV I II III IV I II

Produksi Konsentrat Tembaga (Juta Pounds) 279 276 358 309 284 261 233 68 123 173

Pertumbuhan Tahunan Produksi Tembaga (%) -30,94 -31,51 8,16 12,77 1,79 -5,43 -34,92 -77,99 -56,69 -33,72

Konsentrat Emas (Ribu Ons) 429 294 462 601 441 325 357 148 229 230

Pertumbuhan Tahunan Produksi Emas (%) -24,74 -62,21 -32,55 12,34 2,80 10,54 -22,73 -75,37 -48,07 -29,23

2010 2011Jenis Komoditas

2012

Penjualan PT Freeport baik komoditas tembaga dan komoditas emas yang mengalami

penurunan masing-masing sebesar -33,72% dan -29,23%.

.

Sumber: Laporan Keuangan Freeport-McMoran Cooper and Gold

Melambatnya kinerja impor antara lain tercermin dari penurunan volume impor

non migas Papua yang tumbuh negatif pada triwulan laporan sebesar -37,89%

(yoy). Sejalan dengan penurunan volume, nilai impor Papua juga mengalami

penurunan kinerja dengan pertumbuhan negatif yang mencapai -10,09% (yoy).

1.2. Sisi Penawaran

Pada sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua didorong oleh

pertumbuhan positif seluruh sektor dengan sektor jasa-saja; sektor lembaga

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor industri pengolahan; dan sektor

bangunan mampu mencatat pertumbuhan double digit masing-masing sebesar

14,08%; 12,97%; 12,33%; dan 10,58%. Sementara sektor perdagangan, hotel, dan

restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan sektor listrik dan air bersih; juga

tumbuh cukup baik masing-masing 8,68%; 7,97%; dan 6,02%. Sektor

pertambangan dan sektor pertanian yang memiliki share terbesar hanya tumbuh

masing-masing sebesar 1,60% dan 0,12%.

1.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada periode triwulan II-2012 tumbuh positif sebesar

1,60% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tumbuh negatif sebesar -1,69%. Pertumbuhan tersebut juga terlihat dari

(80)

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012

%Ribu Ton

Volume Impor Non Migas (Ribu Ton) Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

%Juta USD

Nilai Impor Non Migas (US$ Juta) Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

Grafik 12. Volume Impor Non Migas Papua Grafik 13. Nilai Impor Non Migas Papua

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

9

Keterangan 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan

yoy (%)

Luas Panen (Ha) 26.336 26.686 29.262 27.572 -5,78

Produktivitas (Ku/Ha) 37,41 38,45 39,45 40,32 2,21

Produksi (Ton) 98.510 102.610 115.437 111.252 -3,63

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2

LAUT

Produksi (Ton) 57.750 56.916 57.058 58.502 58.510 67.349 67.922 68.360 67.343 71.710

Pertumbuhan Tahunan (%) 2 -0,12 0,05 1,68 1,32 18,33 19,34 16,85 15,10 6,48

PERAIRAN UMUM

Produksi (Ton) 1.914 1.877 1.887 1.925,8 1.926 1.901 1.903 1.930 2.616 2.344

Pertumbuhan Tahunan (%) 2,00 -0,09 0,41 2,39 0,63 1,27 1,35 0,21 35,80 23,29

BUDIDAYA

Produksi (Ton) 584 613 643 656,3 656,4 587,5 590 1.030 1.640 1.558

Pertumbuhan Tahunan (%) 45,31 9,10 19,79 -16,78 12,46 -4,13 -3,69 56,94 149,85 165,19

TOTAL PRODUKSI (Ton) 60.247 59.407 59.588 61.084 61.093 69.837 70.415 71.320 71.599 75.612

PERTUMBUHAN TAHUNAN (%) 2,25 -0,07 0,21 1,43 1,40 17,56 18,53 16,76 17,20 8,27

20122011

2

3

No URAIAN

1

2010

perkembangan produksi beberapa komoditas tanaman seperti komoditas ubi kayu

dan ubi jalar yang merupakan 2 komoditas dengan jumlah produksi yang cukup

signifikan di Papua diprakirakan masing-masing 3,51% dan 0,66%.

Walaupun tumbuh negatif sebesar -3,63% pada triwulan I-2012, pertumbuhan

produktifitas padi masih menunjukkan pertumbuhan positif 2,21% (yoy) yang

didorong oleh peningkatan intensifikasi dan perbaikan pola tanam dan pemupukan.

Sub sektor perikanan sebagai salah satu sub sektor pendorong pertumbuhan

sektor pertanian pada periode triwulan ini tumbuh sebesar 8,27% (yoy). Peningkatan

kinerja sub sektor perikanan tercermin dari peningkatan volume produksi seluruh

jenis komoditas perikanan baik perikanan laut, perikanan perairan umum maupun

perikanan budidaya. Sepanjang periode triwulan II-2012, total volume hasil produksi

perikanan mencapai 75.612 ton.

Tabel 9. Perkembangan Produksi Perikanan Provinsi Papua

Pertumbuhan sektor pertanian juga tercermin dari pertumbuhan nilai NTP Papua pda triwulan II-2012 sebesar 101,74 lebih tinggi dari tiwulan II-2012 sebesae 101,11. Hal ini disebabkan adanya peningkatan pada kapasitas lahan dan membaiknya hasil panen komoditas pertanian.

Keterangan 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan

yoy (%)

Produksi Ubi Kayu (Ton) 36.500 35.530 34.899 36.125 3,51

Produktivitas (Ku/Ha) 119,83 118,91 121,73 122,58 0,70

Luas Panen (Ha) 3.046 2.988 2.867 2.947 2,79

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

Keterangan2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan

yoy (%)

Produksi Ubi Jalar (Ton) 343.325 349.135 348.438 350.742 0,66

Produktivitas (Ku/Ha) 98,01 100,70 101,25 101,09 -0,16

Luas Panen (Ha) 35.028 34.670 35.810 37.444 4,56

Sumber : BPS Provinsi Papua, diolah

Tabel 6. Perkembangan Produksi Ubi Kayu di Provinsi Papua

Tabel 7. Perkembangan Produksi Ubi Jalar di Provinsi Papua

Tabel 8. Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Papua

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua,

diolah

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

10

99

99,5

100

100,5

101

101,5

102

102,5

103

103,5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2010 2011 2012

Papua Barat

Sumber: BPS Provinsi Papua

1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2012 mengalami

pertumbuhan sebesar 0,12% (yoy) atau lebih tinggi dari pertumbuhan

negatif sebesar -8,62% pada triwulan I-2012. Sebagai penyumbang utama sektor

tambang, kegiatan produksi PT. Freeport Indonesia yang telah mulai beroperasi

normal walaupun belum dengan utilitasasi penuh sangat berperan dalam kinerjas

sektor tambang.

Tabel 10. Perkembangan Produksi PT. Freeport Indonesia

Laporan Keuangan Publikasi periode triwulan II-2012 Freeport-McMoran Copper

and Gold (holding company dari PT.Freeport Indonesia) menunjukkan pertumbuhan

sebesar 40,65%. Pada periode yang sama, volume produksi komoditas konsentrat

emas juga mengalami peningkatan sebesar 0,44%

1.2.3. Sektor pengolahan

Industri pengolahan pada triwulan II-2012 diperkirakan tumbuh sebesar

12,33% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mencapai 5,11% (yoy). Pertumbuhan ini juga terekam dari dan sejalan dengan

peningkatan konsumsi listrik sektor industri yang tercatat mencapai sebesar 678 ribu

Kwh sepanjang periode triwulan II-2012 atau tumbuh mencapai 14,04% (yoy).

I II III IV I II III IV I II

Produksi Konsentrat Tembaga (Juta Pounds) 279 276 358 309 284 261 233 68 123 173

Pertumbuhan Tahunan Produksi Tembaga (%) -30,94 -31,51 8,16 12,77 1,79 -5,43 -34,92 -77,99 -56,69 -33,72

Konsentrat Emas (Ribu Ons) 429 294 462 601 441 325 357 148 229 230

Pertumbuhan Tahunan Produksi Emas (%) -24,74 -62,21 -32,55 12,34 2,80 10,54 -22,73 -75,37 -48,07 -29,23

2010 2011Jenis Komoditas

Sumber: Laporan Keuangan Freeport-McMoran Cooper and Gold

2012

Grafik 14. Nilai Tukar Petani Papua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

11

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010 2011 2012

%Ribu Kwh

Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

Grafik 15 Perkembangan Konsumsi Listerik Industri

Sumber: PT PLN Wilayah Papua

1.2.4. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran

Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan I-2012

diperkirakan tumbuh sebesar 8,68% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

triwulan I-2012 yang mencapai 8,18% (yoy). Pertumbuhan sektor PHR yang

signifikan pada periode triwulan ini didorong adanya persiapan PILKADA yang

mendorong peningkatan occupancy rate hotel, musim liburan dan persiapan tahun

ajaran baru, serta meningkatnya kegiatan PEMDA untuk membahas berbagai

program kerja.

Tabel 11 Okupansi Hotel Jayapura

1.2.5. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan II-2012 tumbuh

mencapai 7,97% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan

I-2012 yang tercatat sebesar 7,41% (yoy). Pertumbuhan sektor ini didorong sub

sektor-sub sektor yang dominan yaitu angkutan laut, angkutan udara dan

I II III IV II I III IV I I I*

-3,75 -8,44 -7,89 19,42 2,95 8,54 3,80 21,00 27,81 46,09

*) Proyeksi KBI Jayapura, Sumber BPS Provinsi Papua

70,00

2011

56,81 77,62

2012

80,00

2010

50,45 53,20 Tingkat Hunian Hotel

Bintang di Papua

Growth (yoy)

Indikator

54,76 54,73 64,15 54,77

Sumber: PT. Pelindo IV Wilayah Papua

Tabel 12. Perkembangan Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Papua

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2

Perkembangan Arus

Penumpang (orang)43.191 102.685 153.247 210.308 46.971 48.683 81.078 232.699 47.419 73.964

Pertumbuhan Tahunan (%) -29,72 -6,44 2,84 17,08 8,75 -52,59 -47,09 10,65 0,95 51,93

2011Indikator

2010 2011

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

12

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2

-Menurut Jenis Perdagangan (Ton/M3) 208.463 506.208 761.284 1.072.523 250.156 297.747 254.740 922.370 284.266 350.915

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Perdagangan (%) -4,25 12,70 7,11 32,09 20,00 -41,18 -66,54 -14,00 13,64 17,86

-Menurut Jenis Distribusi (Ton/M3) 208.463 506.207 761.284 1.269.775 245.986 297.746 254.740 922.370 284.266 350.915

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Distribusi (%) -4,25 12,70 7,11 56,38 18,00 -41,18 -66,54 -14,00 15,56 17,86

-Menurut Jenis Kemasan (Ton/M3) 208.463 506.208 761.039 1.107.456 252.240 290.998 255.625 919.188 284.265 298.702

-Pertumbuhan Tahunan Menurut Jenis Kemasan (%) -4,25 9,67 7,07 35,08 21,00 -42,51 -66,41 -17,00 12,70 2,65

2012Perkembangan Arus Bongkar

Muat Barang

2010 2011

komunikasi, serta sub sektor angkutan jalan raya yang tetap tumbuh pada periode

triwulan ini dibadingkan triwulan sebelumnya. Sesuai kondisi geografis, sarana

transportasi laut dan angkutan udara merupakan transportasi dominan di Provinsi

Papua dalam menunjang mobilitas arus distribusi barang maupun orang.

Pertumbuhan siginifikan yang terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi juga

tercermin dari peningkatan jumlah penumpang menjadi sebesar 73.964 orang

tumbuh 51,93% (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Perbaikan kinerja sektor Pengangkutan dan Komunikasi juga terekam melalui

arus bongkar muat barang di Pelabuhan Papua. Arus bongkar muat barang yang

dibagi menjadi 3 kategori tumbuh positif pada triwulan II-2012, masing-masing

sebesar: menurut jenis perdagangan 17,86%, menurut jenis distribusi 17,86% dan

menurut jenis kemasan 2,85 %. Perbaikan tersebut disebabkan oleh semakin baiknya

perencanaan yang dilakukan oleh para distributor untuk memasok kebutuhan pokok

di Wilayah Papua.

Tabel 13. Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Papua

Sumber: PT Pelindo Papua

1.2.7. Sektor Lainnya

Beberapa sektor lainnya yaitu sektor listrik dan air bersih, sektor bangunan,

sektor jasa-jasa pada periode triwulan II-2012 masing-masing tumbuh sebesar

6,02% (yoy), 10,58% (yoy), 14,08% (yoy) lebih tinggi bila dibandingkan periode

triwulan sebelumnya.

Sumber: PT. Pelindo IV Wilayah Papua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

13

II. Provinsi Papua Barat

2.1. Sisi Permintaan

Pada triwulan II-2012, ekonomi Papua Barat masih tumbuh cukup

signifikan sebesar 23,69% (yoy) walaupun lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 35,87% (yoy) tetapi masih jauh di

atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,4%. Masih tingginya kinerja

ekonomi Papua Barat tetap ditopang oleh seluruh komponen pengeluaran seperti

konsumsi, investasi (pembentukan modal tetap bruto), pengeluaran pemerintah, dan

sektor eksternal (ekspor minus impor). Beberapa hal yang mendorong tingginya

konsumsi swasta pada periode laporan antara lain adalah penerimaan gaji ke 13 PNS

yang diikuti dengan masuknya awal tahun ajaran baru 2012/2013. Di sisi lain,

pengeluaran pemerintah yang tumbuh positif berkaitan percepatan realisasi

anggaran baik untuk infrastruktur maupun program kerja rutin Pemerintah Daerah.

Sementara itu, kinerja sektor eksternal yang tumbuh 67,69% juga turut memberikan

sumbangsih yang cukup berarti bagi kinerja perekonomian Papua Barat.

Tabel 14 Pertumbuhan Sisi Permintaan Provinsi Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Sementara itu, dari sisi penawaran, kinerja perekonomian Papua Barat lebih

banyak ditopang oleh pertumbuhan sektor industri pengolahan 52,04%; sektor

konstruksi yang tumbuh 10,39%; angkutan dan komunikasi 9,45%; sektor listrik,

gas, dan air bersih 8,25%; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan 8,20%;

dan sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar 6,83%.

2.1.1 Konsumsi

Konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2012 tumbuh sebesar 7,78%

(yoy), sedikit lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat

7,04% (yoy). Relatif tingginya pertumbuhan konsumsi tersebut merupakan salah

I II III IV I II III IV I II

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1.64% 4.99% 7.38% 11.61% 11.92% 10.37% 10.43% 7.31% 7.04% 7.78%

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 6.67% -0.56% 6.27% 10.25% 6.34% 5.38% 8.67% 9.06% 5.22% 4.55%

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9.38% 19.61% 18.36% 13.37% 2.02% 0.02% 2.83% 4.56% 4.50% 6.74%

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 1.95% 5.66% 7.86% 15.01% 16.46% 10.66% 10.34% 6.82% 11.68% 14.71%

5. Perubahan Stok 179.02% 258.91% 251.55% 278.79% 20.64% 3.96% -0.58% 8.91% 2.79% 20.10%

6. Diskrepansi Statistik

7. Ekspor Barang dan Jasa 46.72% 42.53% 30.66% 48.49% 60.64% 82.63% 93.85% 132.75% 80.90% 51.80%

8. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -2.22% 0.64% 8.18% 8.50% 5.21% 6.85% 11.84% 11.12% 82.20% 77.03%

PDRB 25.31% 29.43% 25.02% 34.42% 20.16% 26.74% 31.80% 28.87% 35.87% 23.69%

Pertumbuhan PDRB Papua Barat2010 2011 2012

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

14

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

0

20

40

60

80

100

120

140

160

9 10 11 12 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Garis 100 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

50.00%

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012Konsumsi Pertumbuhan Konsumsi

0

5

10

15

20

25

30

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010 2011 2012

(Juta Kwh) (%)

Jumlah Konsumsi Listrik Komersial Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

-5

0

5

10

15

20

25

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010 2011 2012

(%)(Juta Kwh)

Jumlah Konsumsi Listrik RT Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

indikator akan membaiknya pendapatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan hasil

Survey Konsumen Bank Indonesia di Kota Manokwari yang terus menunjukkan

peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Pada triwulan II-2012 IKK naik

menjadi sebesar 142,3 dari 129,4 pada triwulan I-2012. Ini berarti bahwa konsumen

masih tetap optimis akan kondisi ekonomi ke depan sehingga masih akan dapat

meningkatkan konsumsinya seperti tercermin dari masih tingginya indeks pembelian

durable goods yang mencapai sebesar 112,0.

Selanjutnya, komponen konsumsi masyarakat tersebut memberikan kontribusi

pertumbuhan ekonomi sebesar 3,23% pada triwulan II-2012. Pertumbuhan yang

signifikan tersebut antara lain didorong oleh peningkatan penyaluran kredit konsumsi

perbankan. Pada periode triwulan II-2012, realisasi kredit konsumsi tercatat sebesar

Rp 1,86 trilliun atau tumbuh sebesar 34,20% (yoy). Peningkatan kinerja konsumsi

masyarakat juga tercermin dari konsumsi listrik rumah tangga yang pada periode

laporan tercatat sebesar 48,98 juta Kwh atau tumbuh sebesar 22,31% (yoy)

Grafik 16. Grafik Survey Konsumen

Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat Sumber: Survei Konsumen KPwBI Papua & Papua Barat

Grafik 17. Kredit Konsumsi

Papua Barat

Grafik 18. Konsumsi Listrik Papua Barat

Sumber: PLN Wilyah Papuua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

15

-120.00%

-100.00%

-80.00%

-60.00%

-40.00%

-20.00%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

0

500

1000

1500

2000

2500

I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012

Produksi LNG Tangguh Growth

2.1.2. Ekspor Impor

Perkembangan ekspor Provinsi Papua Barat pada periode triwulan II-2012

diperkirakan tumbuh mencapai 51,80% (yoy), lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan triwulan I-2012 sebesar 80,90%. Tinginya nilai ekspor Provinsi

Papua Barat didominasi antara lain oleh ekspor gas alam cair hasil produksi LNG

Tangguh. Namun demikian juga terdapat ekspor non migas khususnya Nikel hasil

produksi usaha tambang di Kabupaten Raja Ampat dengan volume ekspor sebesar

2.558.341 ton.

Disisi lain, impor juga mengalami pertumbuhan cukup tinggi yakni sebesar

77,03% (yoy) meskipun lebih rendah dari 82,20% pada triwulan I-2012. Meskipun

pertumbuhan impor lebih besar dari pertumbuhan ekspor, namun secara netto sekor

external masih mengalami surplus dan tumbuh cukup signifikan yakni sebesar

67,69%.

2.2. Sisi Penawaran

Dari sisi penawaran, seluruh sektor utama ekonomi mengalami pertumbuhan

yang sangat menggembirakan dengan sektor industri pengolahan menjadi sektor

yang tumbuh paling tinggi yakni sebesar 52,04% (yoy) diikuti oleh sektor konstruksi;

sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estat, dan jasa

perusahaan; sektor listrik, gas dan air bersih; serta sektor PHR yang masing-masing

Tabel 19. Tabel Perkembangan Ekspor

Sumber: Laporan Keuangan LNG Tangguh, Proyeksi KPwBI Papua & Papua

Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

16

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

2010 2011 2012

Papua Barat

tumbuh sebesar 10,39%; 9,45%; 8,25%; 8,20%; dan 8,03%. Lebih lanjut rincian

pertumbuhan masing-masing sektor disajikan pada tabel berikut:

Tabel 15 Pertumbuhan Sektoral PDRB Provinsi Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

2.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada periode triwulan I-2012 diperkirakan tumbuh

sebesar 2,25% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2012

yang tercatat sebesar 0,74%. Masuknya musim panen pada beberapa komoditas

seperti padi merupakan salah satu penyebab masih positif pertumbuhan sektor ini.

Indikasi musim panen juga terlihat dari kenaikan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) pada

triwulan II-2012 menjadi sebesar 102,68 dari sebesar 102,56 pada triwulan I-2012.

Grafik 20 Nilai Tukar Provinsi Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

2.2.2. Sektor Industri Pengolahan Sektor-sektor Industri Pengolahan tumbuh sangat signifikan sebesar 52,04%

(yoy). Walau angka tersebut lebih rendah dari pertumbuhan 89,85% (yoy) pada

triwulan I-2012, sektor ini masih tetap menjadi sektor penyumbang pertumbuhan

I II III IV I II III IV I II

PERTANIAN 6.91% 7.26% 5.53% 5.06% 4.66% 0.57% 0.56% 0.64% 0.74% 2.25%

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN -2.08% -1.45% -0.80% -0.42% 2.95% 5.54% 7.95% 9.13% 15.71% 6.83%

INDUSTRI PENGOLAHAN 133.11% 167.18% 77.37% 142.58% 50.03% 66.20% 66.19% 72.43% 89.85% 52.04%

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.18% 7.37% 6.13% 9.10% 8.97% 8.60% 9.83% 7.48% 10.08% 8.25%

KONSTRUKSI 7.15% 9.99% 8.07% 11.53% 16.04% 13.08% 13.61% 8.95% 10.58% 10.39%

PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2.81% 1.80% 1.16% 10.85% 12.33% 14.29% 15.58% 6.01% 8.77% 8.03%

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11.68% 10.35% 10.27% 12.61% 12.01% 13.30% 14.67% 10.74% 12.31% 9.45%

KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 13.08% 2.06% 13.92% -5.04% 7.01% 11.27% 12.45% 18.43% 8.05% 8.20%

JASA-JASA 20.68% 15.55% 16.54% 30.05% 17.58% 29.96% 30.90% 16.26% 12.90% 3.81%

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 25.31% 29.43% 25.02% 33.88% 20.16% 26.74% 31.80% 29.39% 35.87% 23.69%

Pertumbuhan PDRB Provinsi Papua Barat2010 2011 2012

Sumber: PT.Pelindo IV Cabang Manokwari Sumber: Bank Indonesia

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

17

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010 2011 2012

%Ribu Kwh

Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan (yoy, sumbu kanan)

terbesar dengan andil 20,11% bagi ekonomi Papua Barat. Kinerja sektor industri

pengolahan didominasi oleh sub sektor gas alam cair yang disumbang oleh LNG

Tangguh. Masih tingginya kinerja sektor ini juga tercermin dari penggunaan listrik

industri sebesar 677 ribu kWh yang tumbuh sebesar 14,04% pada triwulan II-2012.

Grafik 21 Penggunaan Listerik

Sumber: PLN Wilayah Papua

2.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran

Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan II-2012

diperkirakan tumbuh sebesar 8,03% (yoy), atau sedikit lebih rendah

dibandingkan triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 8,77% (yoy). Perbaikan

kinerja sektor PHR juga tercermin dari meningkatnya konsumsi listrik konsumen

komersial yang tumbuh mencapai 4,90% (yoy) sebagai akibat dari meningkatnya

aktivitas bisnis atau dengan jumlah konsumsi listrik mencapai sebesar 24,78 juta

Kwh.

2.2.4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Pada triwulan II-2012, sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan

tumbuh mencapai 9,45% (yoy), atau jauh lebih rendah dibandingkan

triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 12,31% (yoy). Perkembangan sektor

pengangkutan dan komunikasi tercermin dari tumbuhnya sub sektor angkutan udara

dan angkutan laut sebagai jenis angkutan yang paling banyak dipergunakan

masyarakat di Papua Barat. Tumbuhnya sektor pengangkutan dan komunikasi

tercermin dari perkembangan arus penumpang kapal di Pelabuhan Papua Barat

tumbuh mencapai 15,43% (yoy)

Sumber: PLN Wilayah Papua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

18

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

A. PENDEKATAN PENDAPATAN

1. Biaya Tenaga Kerja 22.14 25.47 7.65 48.16 24.53 7.81

2. Surplus -0.46 64.70 24.90 13.84 5.56 35.33

3. Pajak Tak Langsung Neto 354.17 -55.85 213.36 -25.97 -38.45 33.80

4. Penyusutan 32.98 35.59 24.60 28.06 10.06 7.71

PRODUK BRUTO / NILAI TAMBAH BRUTO 4.15 52.25 19.72 22.76 9.45 28.06

B. PENDEKATAN PRODUKSI

1. Hasil imputasi jasa 1.64 50.53 27.59 31.95 15.26 32.52

2. Penerimaan neto dari transaksi devisa 2,426.98 32.98 -275.50 -285.08 -112.88 -220.58

3. Provisi dan komisi 21.69 27.48 -37.88 2.07 -2.54 -4.47

4. Pendapatan operasional lainnya 34.81 11.96 302.33 60.58 69.12 51.52

GROSS OUTPUT 5.22 45.50 20.36 28.40 13.22 27.33

5. Biaya-biaya antara 12.07 20.62 23.55 52.35 35.58 23.91

NILAI TAMBAH BRUTO / PRODUK BRUTO 4.15 52.25 19.72 22.76 9.45 28.06

KOMPONEN2011 2012

Peningkatan kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi juga tercermin dari

pertumbuhan arus bongkar muat barang di pelabuhan Provinsi Papua Barat yang

tumbuh menurut jenis perdagangan, menurut jenis distribusi maupun menurut jenis

kemasan yang masing-masing tumbuh sebesar 7,75% (yoy).

2.2.5. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Pada periode laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

tumbuh sebesar 8,20% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan I-2012 sebesar 8,05% (yoy). Sub sektor bank memberikan andil yang

cukup signifikan pada pertumbuhan sektor ini seperti tercermin dari pertumbuhan

tahunan Nilai Tambah Bank (NTB) sebesar 28,09% (yoy).

Tabel 18 Nilai Tambah Bank

Tabel 16. Perkembangan Arus Penumpang Kapal di Pelabuhan Provinsi Papua Barat

Sumber: PT.Pelindo IV Cabang Manokwari dan Proyeksi KPwBI Papua & Papua

Barat

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2

Perkembangan Arus Penumpang (orang) 51,951 43,468 51,336 39,237 58,412 46,280 64,293 54,649 62,846 53,419

Pertumbuhan Tahunan Arus Penumpang (%) 16.52 10.91 3.02 -9.56 12.44 6.47 25.24 39.28 7.59 15.43

2011 2012Keterangan

2010

Tabel 17. Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Provinsi Papua Barat

Sumber: PT. Pelindo IV Cabang Manokwari dan Proyeksi KPwBI Papua & Papua Barat

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TW 1 TW 2

Perkembangan Arus Bongkar Muat Barang

-Menurut Jenis Perdagangan (Ton/M3) 70,069 79,171 86,510 82,650 89,713 79,459 82,478 102,272.10 95,768.63 87,206.25

-Pertumbuhan Tahunan (%) 16.75 1.60 25.05 16.27 28.04 0.36 -4.66 23.74 6.75 9.75

-Menurut Jenis Distribusi (Ton/M3) 70,069 79,162 86,510 82,650 89,713 79,459 82,478 102,272.10 95,768.63 85,521.72

-Pertumbuhan Tahunan (%) 16.75 1.59 25.05 16.27 28.04 0.38 -4.66 23.74 6.75 7.63

-Menurut Jenis Kemasan (Ton/M3) 70,069 79,162 86,510 82,650 89,713 79,459 82,478 102,272.10 95,768.63 85,617.07

-Pertumbuhan Tahunan (%) 16.76 1.59 25.05 16.27 28.04 0.38 -4.66 23.74 6.75 7.75

20122011Keterangan 2010

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

19

-200,0%

-100,0%

0,0%

100,0%

200,0%

300,0%

400,0%

500,0%

600,0%

700,0%

800,0%

900,0%

-

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

30.000,00

35.000,00

I II III IV I II III IV I II

Papua Barat Growth

2.2.6. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Pada periode laporan, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh

6,83% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I-2012 sebesar

15,71% (yoy). Kecenderungan penurunan harga komoditas di pasar internasional

ditengarai menjadi salah satu penyebab penurunan kinerja sektor ini.

2.2.7. Sektor Konstruksi

Pada periode laporan, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh

10,39% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I-2012

yang tercatat sebesar 10,58% (yoy). Kecenderungan penurunan harga komoditas

ditengarai menjadi salah satu penyebab penurunan kinerja sektor ini. Pertumbuhan

sektor konstruksi tersebut sejalan dengan perkembangan penggunaan semen pda

triwulan berjalan yang mencapai 127% (yoy) jauh dengan nilai pengadaan 12.687

sak.

Grafik 22 Perkembangan Semen

Sumber: Departemen Statistik & Ekonomi Moneter

2.2.8. Sektor Lainnya

Sementara itu, 2 sektor lainnya yakni sektor listrik, gas, dan air bersih serta

sektor jasa-jasa pada periode triwulan ini tumbuh positif masing-masing sebesar

8,25%; dan 3,81% atau masing-masing lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat 10,08% dan 12,90%. Kedua sektor ini masing-masing

memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Papua Barat sebesar 0,03%

dan 0,40%.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

20

IHK MTM YOY IHK MTM YOY IHK MTM YOY IHK MTM QTQ YOY IHK MTM QTQ YOY

Bahan Makanan 135.97 (0.03) 2.79 136.41 (2.87) 1.34 140.26 (0.36) 6.00 137.38 (5.71) (2.05) 0.43 140.20 2.45 2.05 3.11

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 144.76 (0.01) 5.43 145.14 (0.07) 5.43 145.66 0.30 2.12 146.80 0.47 0.78 2.72 145.75 0.21 (0.72) 0.68

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 115.71 0.10 4.65 116.05 0.13 2.44 116.67 0.42 1.93 117.50 0.38 0.71 2.13 118.04 0.29 0.46 2.01

Sandang 120.54 0.05 3.14 126.53 1.48 9.20 129.03 0.26 8.40 129.50 0.08 0.36 8.47 128.14 (0.33) (1.05) 6.30

Kesehatan 114.67 0.14 1.34 115.16 0.38 1.67 114.87 0.01 0.50 115.42 0.25 0.48 1.19 115.62 0.21 0.17 0.83

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 108.32 - 0.24 108.76 - 0.62 108.74 (0.12) 0.38 108.75 - 0.01 0.41 108.92 0.16 0.16 0.55

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 118.63 2.74 5.26 117.50 (1.71) 2.62 118.72 1.52 2.50 117.59 0.19 (0.95) 2.11 118.69 0.94 0.94 0.05

Inflasi Jayapura (Inflasi MTM,YOY = %) 125.03 0.60 3.93 125.38 (1.07) 2.82 126.97 0.36 3.40 126.38 (1.52) (0.46) 1.94 127.28 0.96 0.71 1.80

Kelompok Komoditi TW IITW IV

2011

TW I

2012

TW II TW III

BAB 2 PERKEMBANGAN HARGA

1. Provinsi Papua

1.1. Kondisi Umum

Inflasi di Propinsi Papua dihitung dari pergerakan harga barang dan jasa di Kota

Jayapura. Sampai dengan periode triwulan II-2012, inflasi Jayapura tercatat sebesar 1,80%

(yoy) sedikit lebih rendah dari 1,90% (yoy) pada triwulan I-2012. Jika dilihat secara

triwulanan, inflasi kota Jayapura tercatat sebesar 0.71% (qtq) atau jauh lebih tinggi

dibanding deflasi sebesar 0,46% (qtq) pada triwulan I-2012. Peningkatan inflasi yang

signifikan tersebut terutama disebabkan siklus konsumsi Pemerintah maupun Swasta yang

memang umumnya terjadi pada triwulan II-2012 serta kenaikan harga komoditas bahan

makanan khususnya komoditas ikan-ikanan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-

2012.

Tabel 19. Perkembangan Inflasi Kota Jayapura

Sumber: BPS Provinsi Papua

Inflasi pada triwulan berjalan terutama disumbang oleh kenaikan indeks pada

kelompok barang dan jasa sebagai berikut; kelompok Bahan Makanan sebesar 2,05%,

kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,46%, kelompok

Kesehatan sebesar 0,17%, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,16%, kelompok

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 0,94%. Sementara itu, penurunan

indeks kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar -0,72% dan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

21

kelompok Sandang sebesar -1,05% menjadi penahan inflasi tidak naik ke level yang lebih

tinggi.

Dengan demikian, secara umum kenaikan harga (inflasi) yang terjadi pada triwulan II

2012 juga searah dengan hasil pemantauan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Papua & Papua Barat melalui Survei Pemantauan Harga (SPH) baik di pasar

tradisional maupun pasar modern di Kota Jayapura. Hasil SPH mengindikasikan

terjadi kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti ikan ekor kuning 8,30%

(qtq), ikan kembung 6,1% (qtq), ikan cakalang 8,0 (qtq), ikan tongkol 5,80% (mtm),

udang basah 1,90% (qtq).

Tabel 20. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Volatile Food

Sumber: Survei Pemantauan Harga KBI Jayapura Bekerjasama Dengan KEDUA UNCEN

1.2. Disagregasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi

Keseluruhan kelompok inflasi (core, volatile food, dan administered) tercatat

mengalami inflasi yang bervariasi. Inflasi kelompok inti (core) tercatat sebesar 1,76%

(yoy) tetapi secara triwulanan mengalami deflasi sebesar -0,19% (qtq). Penyumbang

inflasi pada kelompok ini adalah sub kelompok bahan makanan lainnya 3,32%,

makan jadi 0,01%, minuman yang tidak beralkohol 0,30%, biaya tempat tinggal

0,42%, peyelenggaraan rumah tangga 0,19%, sandang wanita 0,03%,

perlengkapan dan peralatan pendidikan 1,00%, perwatan jasmani dan kosmetika

0,49%.

Selanjutnya, inflasi pada kelompok volatile food masing-masing tercatat 2,96% (yoy)

dan secara triwulanan sebesar 2,16% (qtq). Sub kelompok yang signifikan menjadi

penyebab inflasi pada kelompok ini adalah ikan segar 9,05%, ikan diawetkan

6,28%, bumbu-bumbuan 3,54%, sayur-sayuran 3,31%, buah-buahan 2,46%,

kacang-kacangan 0,98%.

I I I I I I IV V I II I I I IV I I I I I I IV

IKAN BANDENG/EKOR KUNING 39000 40000 41000 40500 39500 42.500 43.000 42000 42.500 6,3% 10,3% 7,7% 9,0% 8,3%

IKAN KEMBUNG 39000 39000 41000 41000 41000 41.000 42.000 41500 42.000 2,5% 7,7% 6,4% 7,7% 6,1%

IKAN MAS/CAKALANG 39500 39500 39500 40000 39500 42.000 40.500 45000 42.000 5,0% 3,8% 15,4% 7,7% 8,0%

IKAN TONGKOL 41000 41500 42000 41000 40500 40.000 41.000 42000 43.000 0,0% 5,1% 7,7% 10,3% 5,8%

UDANG BASAH 39500 42500 41500 41000 42000 42.000 41.000 38500 38500 5,0% 5,1% -1,3% -1,3% 1,9%

Mei Juni Growth Rata-Rata

Growth (qtq)KOMODITAS

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

22

-10

-5

0

5

10

15

20

25

4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2009 2010 2011 2012

%,yoyDisagregasi Inflasi Papua

Inflasi IHK (yoy) Core

Adm Price Volatile Foods

Sumber: BPS (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)

Sementara itu, inflasi pada kelompok administered prices tercatat sebesar 0,57%

(yoy) dan 0,93 (qtq). Inflasi pada kelompok ini disumbang oleh sub kelompok

transpor 1,21% serta sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,72%.

Tabel 21. Disagregasi Inflasi

Sumber: KBI Jayapura

Grafik 23. Perkembangan Disagregasi Grafik 24. Perkembangan SEK Inflasi Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura Sumber: KBI Jayapura

1.3. Inflasi Menurut Kelompok Komoditas

1.3.1 Kelompok Bahan Makanan

Kelompok Bahan Makanan pada triwulan II-2012 mengalami inflasi sebesar

3,11% (yoy) atau 2,05% (qtq). Adapun sub kelompok yang menyebabkan kenaikan

harga pada kelompok ini adalah: sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar

0,05%, sub kelompok ikan segar sebesar 0,38%, sub kelompok sayur- sayuran

sebesar 7,72%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 4,36%, sub kelompok

I II III IV I II III IV I II

Index 112.77 114.54 114.78 116.78 117.19 117.89 118.83 119.45 120.20 119.97

Kontribusi (mtm) 0.04 0.28 0.18 0.47 0.04 0.01 0.03 0.11 0.08 0.12

Kotribusi qtq 0.13 0.66 0.13 0.77 0.16 0.26 0.32 0.21 0.30 -0.05

Kontribusi (yoy) 0.77 1.53 1.07 1.71 1.75 1.33 1.55 0.98 1.11 0.78

Inflasi Core (mtm) 0.09 0.66 0.37 1.07 0.09 0.01 0.09 0.23 0.12 0.22

Inflasi Core (qtq) 0.27 1.56 0.21 1.74 0.35 0.60 0.80 0.52 0.62 -0.19

Inflasi Core (yoy) 1.83 3.40 2.40 3.83 3.91 2.93 3.53 2.29 2.57 1.76

Index 130.82 131.90 134.52 132.35 136.60 135.99 136.32 140.10 137.08 140.04

Kontribusi (mtm) 0.46 0.42 0.33 0.97 0.00 -0.01 -0.76 -0.08 -1.38 0.69

Kontribusi (qtq) 1.18 0.20 0.58 -0.40 1.13 -0.12 -0.09 0.94 -0.56 0.55

Kontribusi (yoy) 0.58 1.50 2.70 1.40 1.48 1.05 0.53 1.78 0.16 0.67

Inflasi Volatile (mtm) 1.68 1.98 1.38 3.81 -0.27 0.05 -2.79 -0.38 -5.56 2.36

Inflasi Volatile (qtq) 4.42 0.82 1.98 -1.61 3.21 -0.44 0.24 2.78 -2.16 2.16

Inflasi Volatile (yoy) 2.38 5.90 9.55 5.64 4.41 3.11 1.34 5.86 0.35 2.98

Index 120.55 120.77 124.47 125.99 125.61 129.18 128.29 129.70 128.73 129.92

Kontribusi (mtm) 0.06 -0.02 0.04 0.33 0.00 0.54 -0.31 0.33 0.06 0.21

Kontribusi QTQ) 0.01 0.04 0.78 0.28 -0.06 0.65 -0.15 0.25 -0.17 0.21

Kontribusi (yoy) 1.76 1.45 0.93 1.12 1.04 1.66 0.71 0.68 0.57 0.14

Inflasi Adm Price (mtm) 0.25 -0.09 0.18 1.46 0.00 2.39 -1.42 1.47 0.25 0.91

Inflasi Adm (qtq) 0.03 0.18 3.06 1.22 -0.30 2.84 -0.69 1.10 -0.75 0.93

Inflasi Adm Price (yoy) 7.67 6.34 3.64 4.54 4.19 6.96 3.07 2.94 2.48 0.57

20122011

Core

Volatile

Foods

Adm Price

2010Komponen Disagregasi

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

23

buah-buahan sebesar 1,70%, sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 16,65% dan

sub kelompok bahan makanan Lainnya sebesar 3,31%.

1.3.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada triwulan II-2012 mengalami inflasi 0,68% (yoy) tetapi secara

triwulanan mengalami deflasi sebesar -0,72% (qtq). Dari tiga sub kelompok dalam

kelompok ini, sub kelompok yang menyebabkan deflasi adalah sub kelompok

minuman yang tidak beralkohol -4,66%.

1.3.3 Kelompok Perumahan, Air Dan Listrik.

Kelompok ini pada triwulan II-2012 mengalami inflasi 2,01% (yoy) dan 0,46%

(qtq). Adapun yang mendorong kenaikan inflasi kelompok tersebut adalah sub

kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,68% dan sub kelompok penyelenggaraan

rumah tangga sebesar 0,22%.

1.3.4. Kelompok Sandang

Kelompok ini pada triwulan II- 2012 mengalami inflasi 6,30% (yoy), namun

demikian secara triwulanan mengalami deflasi -1,05 (qtq). Deflasi triwulanan tersebut

disumbang oleh deflasi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang Lainnya

sebesar -2,94% dan sub kelompok sandang laki-laki -0,07%, serta sub kelompok

sandang wanita -0,09%.

1.3.5 Kelompok Kesehatan

Kelompok ini pada triwulan II- 2012 mengalami inflasi 0,83% (yoy) atau 0,17%

(qtq) yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga sebesar 0,39% pada sub kelompok

perawatan jasmani dan kosmetika. Kelompok ini secara keseluruhan memberikan

andil/sumbangan inflasi sebesar 0,01%.

1.3.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga pada triwulan II-2012 mengalami

inflasi 0,55% (yoy) dan 0,16 (qtq). Penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah

kenaikan harga pada sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar

1,00%.

1.3.7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan pada triwulan II-2012

mengalami inflasi sebesar 0,05% (yoy) dan 0,94 (qtq). Sub kelompok yang

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

24

IHK MTM YOY IHK MTM YOY IHK MTM YOY IHK MTM QTQ YOY IHK MTM QTQ YOY

Bahan Makanan 155.53 3.60 3.75 157.40 (1.06) (0.11) 156.45 2.19 (0.26) 153.30 (0.18) (2.01) 0.17 164.33 4.08 7.20 5.65

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 159.66 0.15 3.75 159.95 0.08 1.66 162.15 0.86 1.75 163.22 0.27 0.66 2.96 166.11 0.42 1.77 4.04

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 140.34 0.05 5.82 141.76 0.08 4.52 142.76 0.19 3.85 143.68 0.10 0.64 3.41 144.06 0.03 0.26 2.65

Sandang 121.40 0.12 3.05 123.11 - 3.90 123.39 (0.34) 2.73 123.85 0.15 0.37 2.59 125.96 0.04 1.70 3.76

Kesehatan 132.04 (0.51) 1.97 134.46 (0.01) 3.43 134.98 0.26 3.89 136.78 0.56 1.33 3.30 137.23 0.05 0.33 3.93

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 121.18 0.26 6.38 123.55 1.67 3.01 123.89 - 2.82 124.66 0.17 0.62 3.27 126.34 0.01 1.35 4.25

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 116.33 2.50 4.43 120.22 (2.92) 3.95 116.62 2.74 5.96 119.21 (0.44) 2.22 6.08 124.92 2.04 4.79 7.39

Inflasi Papua Barat (Inflasi MTM,YOY = %) 141.50 1,67 4.38 143.49 (0.76) 2.22 144.44 1.32 2.36 143.02 (0.05) (0.98) 2.65 148.31 1.80 3.70 4.81

Kelompok Komoditi TW II

2011

TW IV

2012

TW IITW ITW III

menyebabkan kenaikan dalam kelompok ini adalah sub kelompok Transpor yang

mencatat inflasi sebesar 1,21%.

2. Provinsi Papua Barat

2.1. Kondisi Umum

Inflasi di Provinsi Papua Barat dihitung dari perkembangan harga-harga di Kota

Manokwari dan Kota Sorong. Pada triwulan II- 2012, inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat

tercatat sebesar 1.80 % (yoy) dan 3,70% (qtq) atau lebih rendah dari triwulan I-2012 yang

tercatat inflasi 2,65% (yoy) dan deflasi 0,98% (qtq). Pada triwulan laporan, inflasi di Kota

Manokwari dan Sorong masing-masing tercatat sebesar 3,65% (qtq) dan 3,74% (qtq).

Peningkatan inflasi pada triwulan II-2012 tersebut ditengarai antara lain disebabkan oleh

masuknya tahun ajaran baru yang diperkirakan dapat mendorong kenaikan harga-harga

pada sektor pendidikan, pembayaran gaji ke-13 kepada para Pegawai Negeri Sipil yang

diperkirakan akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat, serta masuknya bulan puasa

yang diperkirakan mendorong kenaikan harga kebutuhan pokok seperti telur, daging ayam

ras, minyak goreng, gula, dan bahan makanan lainnya.

Tabel 22. Perkembangan Inflasi Provinsi Papua Barat

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter, BPS Provinsi Papua Barat

2.2. Disagregasi dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi

Inflasi gabungan di Provinsi Papua Barat pada triwulan II-2012 terjadi pada hampir

semua sub kelompok komoditas. Hal itu terlihat dari kenaikan harga kelompok bahan

makanan sebesar 7,20%; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,79%;

kelompok sandang sebesar 1,70%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

sebesar 1,77%; kelompok kesehatan sebesar 0,33%; kelompok perumahan, air, listrik, gas,

dan bahan bakar sebesar 0,28%; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar

1,35%.

Beberapa sub kelompok yang mencatat kenaikan harga antara lain meliputi: sub

kelompok ikan segar 6,79%; sub kelompok sub kelompok bumbu-bumbuan 31,34%; sub

kelompok barang pribadi dan sandang lainnya 13,91%; sub kelompok sayur-sayuran 7,79%;

sub kelompok tembakau dan minuman tidak beralkohol beralkohol 4,12%; sub kelompok

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

25

buah-buahan 3,43%; sub kelompok transpor 3,34%; sub kelompok padi-padian, umbi-

umbian, dan hasilnya sebesar 1,62%; serta sub kelompok minuman yang beralkohol 1,61%.

2.2.1 Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada triwulan II-2012 mengalami inflasi sebesar 5,65% (yoy)

dan 7,78 (qtq). Relatif tingginya inflasi tersebut antara lain didorong oleh kenaikan harga

pada sub kelompok sebagai berikut: sub kelompok ikan segar sebesar 6,71%, sub kelompok

bumbu-bumbuan sebesar 31,34%, sub kelompk sayur-sayuran 7,99%, buah-buahan

3,43%.

2.2.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan II-2012 tercatat

mengalami inflasi sebesar 4,04% (yoy) dan 1,83% (qtq). Kelompok komoditas yang

memberikan andil kenaikan inflasi antara lain meliputi sub kelompok sebagai berikut: sub

kelompok tembakau dan minuman tidak beralkohol sebesar 4,12%; sedangkan sub

kelompok kelompok makanan jadi sebesar 0,61%; dan sub kelompok tembaku dan

minuman beralkohol 1,61%.

2.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan II-2012 mengalami

inflasi sebesar 2,65% (yoy) dan 0,12% (qtq). Inflasi pada kelompok ini disumban oleh

kenaikan harga pada sub kelompok biaya tempat tinggal yang mencatat inflasi sebesar

0,19%.

2.2.4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang pada bulan triwulan II-2012 mengalami inflasi sebesar 3,76% (yoy)

dan 2,92% (qtq). Adapun kenaikan inflasi kelompok tersebut disebabkan oleh kenaikan tiga

sub kelompok, yakni sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 13,91%; sub

kelompok sandang laki-laki sebesar 0,08%; serta sub kelompok sandang anak-anak sebesar

0,12%,

2.2.5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan pada triwulan II-2012 mengalami inflasi sebesar 3,93% (yoy) dan

0,32% (qtq). Sub kelompok penyumbang inflasi pada kelompok ini antara lain meliputi: sub

kelompok jasa kesehatan 0,05%; sub kelompok obat-obatan sebesar 0,37%; dan sub

kelompok jasa perawatan jasmanidan kosmetika 0,42%.

2.2.6 Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada triwulan II-2012 mengalami inflasi

sebesar 4,25% (yoy) atau 2,34% (qtq). Penyumbang inflasi pada kelompok ini antara lain

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

26

adalah sub kelompok kursus-kursus/pelatihan yang mengalami inflasi sebesar 0,51% dan sub

kelompok jasa pendidikan yang tercatat mengalami inflasi sebesar 4,36%

2.2.7. Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada triwulan II-2012 mengalami

inflasi sebesar 7,39% (yoy) 2,87% (qtq). Penyebab kenaikan inflasi pada kelompok ini adalah

sub kelompok transpor sebesar 3,87% dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor

sebesar 0,51%. Masa liburan yang biasanya diikuti dengan masa peak season bagi

transportasi udara, laut, dan darat diyakini menjadi penyebab utama kenaikan harga pada

kelompok ini.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

27

BAB 3

PERKEMBANGAN PERBANKAN

I. Perkembangangan Umum Perbankan Wilayah Papua

Secara umum, kinerja perbankan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

pada triwulan II-2012 masih tetap menggembirakan. Hal itu tercermin dari

pertumbuhan beberapa indikator perbankan yang cukup signifikan. Total aktiva

perbankan tumbuh sebesar 15,18% (yoy) yang diikuti dengan pertumbuhan kredit

yang sangat tinggi sebesar 31,64% (yoy), serta penghimpunan dana pihak ketiga

perbankan yang tumbuh sebesar 21,66% (yoy).

Tabel 23. Perkembangan Perbankan Wilayah Papua (Miliar)

Sumber: KBI Jayapura

Pertumbuhan aset perbankan didominasi oleh tingginya pertumbuhan kredit

yang sangat pesat (31,64%). Kredit konsumsi kredit dan modal kerja menjadi porsi

terbesar dalam kredit yang diberikan dengan total share mencapai + 85% dan

tumbuh cukup tinggi masing-masing sebesar 26,47% dan 21,50% dibandingkan

dengan posisi yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, walau dengan share

yang lebih kecil, kredit investasi juga menyiratkan geliat yang sangat signifikan

I II III IV I II III IV I II qtq yoyTotal Asset (Rp miliar) 32.676,02 36.113,46 35.486,72 35.596,46 39.286,55 40.675,97 44.407,51 42.424,53 43.003,87 46.849,46 8,94% 15,18%

DPK (Rp miliar) 21.488,24 24.448,64 24.462,23 25.184,86 28.307,35 27.795,65 31.063,17 30.486,95 31.100,15 33.817,22 8,74% 21,66%

Giro (Rp miliar) 7.276,03 10.239,88 9.638,36 7.837,68 11.228,45 11.921,16 13.969,19 9.868,75 11.994,74 14.210,36 18,47% 19,20%

Deposito (Rp miliar) 4.604,97 5.239,50 5.425,56 4.827,33 5.587,11 5.262,86 5.643,69 5.697,11 6.078,42 6.108,55 0,50% 16,07%

Tabungan (Rp miliar) 9.607,24 8.969,27 9.398,31 12.520,15 11.491,79 10.611,63 11.450,29 14.926,66 13.026,99 13.498,30 3,62% 27,20%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 9.713,34 10.425,29 11.058,83 11.521,02 12.363,42 13.112,08 15.084,86 14.789,08 15.224,80 17.260,77 13,37% 31,64%

Modal Kerja 3.533,45 4.402,81 5.071,35 5.443,82 5.401,75 6.022,17 6.644,90 6.602,85 6.764,81 7.317,05 8,16% 21,50%

Investasi 1.540,15 1.084,57 1.087,05 1.115,70 1.179,97 1.411,10 2.455,39 1.736,39 1.702,51 2.467,77 44,95% 74,88%

Konsumsi 4.639,74 4.937,90 4.900,44 4.961,50 5.781,69 5.911,17 5.984,58 6.498,98 6.757,48 7.475,95 10,63% 26,47%

LDR 45,20% 42,64% 45,21% 45,75% 43,68% 47,17% 48,56% 48,51% 48,95% 51,04% 4,26% 8,20%

NPL 1,95% 1,74% 1,84% 1,18% 1,39% 1,62% 1,53% 1,27% 1,32% 1,41% 6,90% -13,23%

Kredit MKM (Rp miliar) 7.049,14 8.581,55 8.685,99 9.104,03 9.851,92 10.830,19 11.316,18 11.703,52 11.936,54 13.407,26 12,32% 23,80%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 1.252,32 1.271,44 1.389,17 1.420,56 1.391,11 1.117,97 1.214,84 1.274,49 1.308,89 1.375,00 5,05% 22,99%

Kredit Kecil 3.460,65 4.494,00 4.276,34 4.661,15 5.066,68 6.280,58 6.191,14 6.475,65 6.567,71 7.415,07 12,90% 18,06%

Kredit Menengah 2.336,18 2.816,11 3.020,48 3.022,32 3.394,44 3.431,64 3.910,19 3.953,38 4.059,94 4.617,19 13,73% 34,55%

Growth2010 2011 2012Wilayah Papua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

28

dengan pertumbuhan sebesar 74,88%. Pesatnya pertumbuhan kredit tersebut juga

diimbangi oleh kualitas kredit yang sangat baik seperti tercermin dari rendahnya

tingkat Non Performing Loan (NPL) yang hanya sebesar 1,41%. Walau angka NPL ini

meningkat dari 1,28% pada atau jauh di bawah batas maksimum 5% seperti yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Tabel 24. Perkembangan NPL Persektor

Sumber: KBI Jayapura

Selanjutnya dari seluruh dana pihak ketiga, peningkatan komponen tabungan

berada diperingkat tertinggi dengan pertumbuhan sebesar 27,20% diikuti oleh

pertumbuhan giro sebesar 19,20% dan pertumbuhan deposito sebesar 16,07%

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011. Masuknya dana otonomi

khusus dan tranfer sejumlah dana APBD ke wilayah Papua ditengarai menjadi salah

satu penyebab naiknya giro perbankan di wilayah Papua. Sedangkan kenaikan

tabungan diperkirakan disebabkan oleh pembayaran gaji ke 13 kepada para Pegawai

Negeri Sipil.

Namun demikian, fungsi intermediasi perbankan masih relatif stagnan dan

belum seperti yang diharapkan. Hal itu tercermin dari LDR yang hanya sebesar

51,08%, yang meski sedikit meningkat dari 48,95% pada triwulan I-2012 namun

masih jauh dari range minimal 78% seperti yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

I II III IV I II III IV I II

Tani 3,97% 0,21% 1,17% 1,44% 1,33% 1,55% 1,46% 1,14% 1,23% 1,30%

Tambang 0,31% 0,00% 0,00% 0,44% 0,41% 0,48% 0,45% 0,36% 0,38% 0,41%

Industri 0,57% 3,23% 2,01% 1,36% 1,29% 1,51% 1,43% 1,21% 1,19% 1,32%

Listrik,Gas 0,41% 24,34% 17,14% 9,70% 9,16% 10,66% 9,98% 7,78% 8,49% 8,94%

Konstruksi 4,24% 2,30% 1,89% 1,57% 1,47% 1,71% 1,65% 1,30% 1,34% 1,45%

Dagang/Hotel 2,12% 1,96% 2,17% 1,33% 1,26% 1,47% 1,39% 1,16% 1,16% 1,28%

Angkut/Komunikasi 1,60% 2,90% 1,77% 1,21% 1,15% 1,36% 1,28% 1,19% 1,07% 1,25%

JS.Dunia Usaha 2,56% 1,54% 0,43% 0,50% 0,39% 0,46% 0,42% 0,39% 0,36% 0,42%

JS.Sosial 3,94% 0,30% 2,20% 1,62% 1,53% 1,78% 1,67% 1,33% 1,42% 1,51%

Lain-2 1,13% 1,54% 1,53% 1,52% 1,46% 1,71% 1,60% 1,34% 1,35% 1,49%

Total 1,69% 1,64% 1,79% 1,46% 1,39% 1,62% 1,53% 1,27% 1,28% 1,41%

2012NPL PAPUA &

PAPUA BARAT (%)

2010 2011

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

29

II. Perbankan Provinsi Papua

2.1. Perkembangan Umum

Secara umum kinerja perbankan di Provinsi Papua masih cukup menggembirakan

seperti tercermin dari beberapa indikator, antara lain: pertumbuhan aset sebesar

10,52% (yoy), DPK sebesar 21,50 (yoy), dan kredit yang disalurkan sebesar 31,27%

(yoy), sementara LDR mencapai 49,12% dengan rasio kredit bermasalah sebesar

1,38%.

Tabel 25. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua (Rp. Miliar)

Sumber: KBI Jayapura

2.2 Aset Perbankan

Total aset perbankan di Papua tercatat sebesar Rp 37,72 triliun. Dari jumlah itu,

bank-bank Pemerintah masih menjadi pelaku dominan dengan pangsa sebesar 82%

dengan total aset sebesar Rp. 30,86 triliun. Selanjutnya, total aset bank umum milik

swasta dan BPR masing-masing mencapai Rp 6,3 triliun dan Rp. 500,43 miliar.

Pertumbuhan aset tersebut tidak terlepas dari pertumbuhan aktiva produktif seperti

kredit yang mencapai 31,27%

Gafik 25. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura

I II III IV I II III IV I II qtq yoyTotal Asset (Rp miliar) 26.548,52 29.642,33 29.006,88 28.863,48 32.421,15 34.135,67 36.139,84 34.505,96 34.600,91 37.728,24 9,04% 10,52%

DPK (Rp miliar) 15.791,93 18.845,77 18.930,47 19.424,41 21.650,25 21.248,63 23.853,37 23.818,69 23.828,40 25.817,18 8,35% 21,50%

Giro (Rp miliar) 5.387,86 7.917,71 7.486,74 6.413,04 9.075,82 9.309,03 10.940,68 8.195,55 9.520,81 11.168,80 17,31% 19,98%

Deposito (Rp miliar) 3.611,98 4.242,79 4.445,09 3.727,20 4.416,20 4.073,42 4.364,10 4.398,87 4.670,07 4.659,55 -0,23% 14,39%

Tabungan (Rp miliar) 6.792,09 6.685,28 6.998,65 9.284,47 8.158,23 7.866,19 8.548,59 11.229,84 9.637,53 9.988,83 3,65% 26,98%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 6.789,69 7.695,52 8.170,85 8.456,83 9.161,73 9.661,12 11.418,50 11.021,55 11.093,31 12.682,48 14,33% 31,27%

Modal Kerja 2.530,38 3.127,69 3.589,64 3.781,28 3.810,77 4.269,84 4.727,65 4.753,89 4.807,51 5.101,17 6,11% 19,47%

Investasi 690,77 748,54 777,47 822,99 864,50 1.070,81 2.112,43 1.353,09 1.337,30 1.967,92 47,16% 83,78%

Konsumsi 3.568,54 3.819,29 3.803,74 3.852,55 4.486,46 4.523,30 4.578,42 4.963,71 4.948,50 5.613,38 13,44% 24,10%

LDR 42,99% 40,83% 43,16% 43,54% 42,32% 45,47% 47,78% 46,27% 46,55% 49,12% 5,52% 8,04%

NPL 2,29% 1,87% 2,04% 1,24% 1,42% 1,65% 1,54% 1.20% 1,36% 1,38% 1,77% -16,11%

Kredit MKM (Rp miliar) 5.302,39 6.421,55 6.431,20 6.778,37 7.324,77 7.934,95 8.334,09 8.628,87 8.672,99 9.689,41 11,72% 22,11%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 954,91 981,66 1.087,62 1.128,30 1.007,58 824,69 900,97 962,84 952,72 1.007,05 5,70% 22,11%

Kredit Kecil 2.634,28 3.404,16 3.194,84 3.482,35 3.863,35 4.657,95 4.615,10 4.839,76 4.847,16 5.435,45 12,14% 16,69%

Kredit Menengah 1.713,20 2.035,74 2.148,74 2.167,72 2.453,84 2.452,31 2.818,01 2.826,26 2.873,12 3.246,92 13,01% 32,40%

Growth2010 2011 2012Provinsi Papua

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012

Perkembangan Aset

Total Aset Pertumbuhan

Pertumbuhan (yoy)Rp. Miliar

Swasta17%

Pemerintah82%

BPR1%

Komposisi Aset Perbankan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

30

2.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

DPK perbankan Provinsi Papua mencapai Rp 23,81 triliun yang terdiri dari giro

sebesar Rp 8,19 triliun, tabungan sebesar Rp 11,22 triliun dan deposito sebesar Rp

4,39 triliun. Dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya,

pertumbuhan giro berada diperingkat tertinggi yakni sebesar 22,62% diikuti oleh

pertumbuhan deposito sebesar 18,02% dan pertumbuhan tabungan sebesar

20,95%.

Sementara itu, dilihat dari share masing-masing kelompok bank, Bank

Pemerintah masih mendominasi dana pihak ketiga dengan share sebesar 78% diikuti

kelompok bank swasta 21% dan kelompok BPR 1%. Salah satu penyebab masih

tingginya dominasi Bank Pemerintah adalah kondisi infrastruktur yang masih terbatas

di Papua. Secara umum, peran swasta memang relatif lebih sedikit di wilayah dengan

kondisi infrastruktur yang terbatas. Khusus di daerah terpencil, peran Bank

Pembangunan Daerah (BPD) Papua juga sangat menonjol. Dalam kaitan jaringan

kantor, memang BPD Papua telah mampu memerankan fungsinya sebagai Bank

Regional Champion di wilayah Papua.

Tabel 26. Perkembangan DPK Perbankan Provinsi Papua (Rp. Miliar)

Sumber: KBI Jayapura

I II III IV I II III IV I II qtq yoyBank Pemerintah 12.453,58 15.341,46 15.146,37 14.976,47 16.861,33 16.587,15 18.528,53 18.150,55 18.287,97 20.246,47 10,71 22,06

Giro 4.874,44 7.297,35 6.691,18 5.232,11 7.637,72 7.752,47 9.268,26 6.304,84 7.698,35 9.219,45 19,76 18,92

Deposito 2.206,06 2.769,19 2.940,39 2.282,30 2.782,29 2.638,03 2.653,35 2.656,07 2.955,54 3.004,90 1,67 13,91

Tabungan 5.373,08 5.274,93 5.514,81 7.462,27 6.441,32 6.196,64 6.606,92 9.189,64 7.634,08 8.022,12 5,08 29,46

Bank Swasta 3.181,94 3.338,99 3.610,59 4.447,94 4.601,51 4.661,29 4.922,20 5.444,50 5.303,38 5.364,02 1,14 15,08

Giro 513,41 620,36 795,56 1.180,83 1.438,11 1.556,55 1.672,43 1.890,71 1.822,46 1.949,36 6,96 25,24

Deposito 1.278,68 1.338,65 1.452,37 1.444,90 1.484,34 1.435,23 1.487,52 1.563,15 1.523,22 1.500,82 -1,47 4,57

Tabungan 1.389,85 1.379,98 1.362,66 1.822,20 1.679,06 1.669,51 1.762,25 1.996,22 1.957,70 1.913,85 -2,24 14,64

BPR 156,41 165,32 173,50 166,35 187,42 197,87 402,64 223,64 237,06 206,69 -12,81 4,46

Deposito 127,25 134,95 142,04 131,78 149,57 159,33 223,22 179,66 191,31 153,84 -19,59 -3,45

Tabungan 29,16 30,37 31,47 34,56 37,85 38,54 179,42 43,98 45,75 52,85 15,53 37,14

Total DPK 15.791,93 18.845,77 18.930,47 19.590,75 21.650,25 21.446,31 23.853,37 23.818,69 23.828,40 25.817,18 8,35 20,38

Giro 5.387,86 7.917,71 7.486,74 6.412,94 9.075,82 9.309,03 10.940,68 8.195,55 9.520,81 11.168,80 17,31 19,98

Deposito 3.611,98 4.242,79 4.445,09 3.858,99 4.416,20 4.232,59 4.364,10 4.398,87 4.670,07 4.659,55 -0,23 10,09

Tabungan 6.792,09 6.685,28 6.998,65 9.319,03 8.158,23 7.904,69 8.548,59 11.229,84 9.637,53 9.988,83 3,65 26,37

2012Kelomok Bank

Growth (%)2010 2011

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

31

0,00

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012

Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Pemerintah

Giro Deposito Tabungan

0,00

1.000,00

2.000,00

3.000,00

4.000,00

5.000,00

6.000,00

I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012

Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Swasta

Giro Deposito Tabungan

0,0050,00

100,00150,00200,00250,00300,00350,00400,00450,00

I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012

Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR

Deposito Tabungan

0,00

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

30.000,00

I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012

Perkembangan Total Dana Pihak Ketiga

Giro Deposito Tabungan

I II III IV I II III IV I II

Pertanian 25,48 687,345 155,059414 156,629127 165,90 174,94 206,76 199,57 200,87 229,65 1,81%

Tambang 9,353 12,018 10,821 43,104 45,65 48,14 56,90 54,92 55,28 63,20 0,50%

Industri 186,159 343,521 305,976038 308,891 327,17 345,00 407,76 393,58 396,14 452,89 3,57%

Listrik,Gas 8,739 11,812 15,333 23,808 25,22 26,59 31,43 30,34 30,53 34,91 0,28%

Konstruksi 403,59 582,147 755,40 665,29 704,65 743,06 878,22 847,69 853,21 975,44 7,69%

Dagang/Hotel 1.501,03 1713,334 2.035,20 2.139,61 2.266,21 2.389,73 2.824,43 2.726,24 2.743,99 3.137,08 24,74%

Angkut/Komnikasi 42,517 46,539 46,241 53,19306 56,34 59,41 70,22 67,78 68,22 77,99 0,61%

JS.Dunia Usaha 95,27 145,9727 129,258851 149,59335 158,44 167,08 197,47 190,61 191,85 219,33 1,73%

JS.Sosial 431,64 579,442 573,45 512,665622 543,00 572,60 676,75 653,23 657,48 751,67 5,93%

Lain-2 4.085,92 4205,727 4.144,11 4.597,16 4.869,16 5.134,57 6.068,55 5.857,59 5.895,73 6.740,32 53,15%

Total 6.789,69 7.696,10 8.170,85 8.649,95 9.161,73 9.661,12 11.418,50 11.021,55 11.093,31 12.682,48 100,00%

Share2012

Sektor2010 2011

Grafik 26. Perkembangan Indikator Dana Pihak Ketiga Provinsi Papua

Sumber: KBI Jayapura

2.4. Penyaluran Kredit Perbankan

Total penyaluran kredit dibandingkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh

perbankan masih relatif kecil. Namun demikian perkembangan kredit di Papua

tumbuh cukup menggembirakan yakni sebesar 31,27% (yoy). Pertumbuhan oleh

kredit investasi yang tumbuh sebesar 83,78% (yoy) menjadi motor utama

pertumbuhan kredit diikuti oleh pertumbuhan kredit modal kerja sebesar 19,47%

(yoy) serta pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 24,10% (yoy). Tingginya

pertumbuhan kredit tersebut tidak lepas dari semakin membaiknya iklim investasi di

Provinsi Papua, sehingga sektor-sektor produktif yang bersifat jangka panjang seperti

pembangunan ruko, investasi berbagai alat berat untuk kebutuhan infrastruktur

berkembang dengan pesat.

Tabel 27. Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

32

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012

Pertumbuhan Kredit

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Rp. Miliar

Modal Kerja40%

Investasi16%

Konsumsi44%

Komposisi Kredit

Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat

Grafik 27. Perkembangan Indikator Kredit Perbankan Provinsi Papua

Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat

Lebih lanjut, jika dilihat dari sektornya, penyaluran kredit kepada sektor lain-lain

masih cukup dominan dengan share 53,13%, diikuti sektor perdagangan 24,74%,

konstruksi 7,69%. Pada umumnya sektor lain-lain ditujukan untuk penggunaan

kredit konsumtif seperti kredit kenderaan bermotor, kredit konsumsi di bidang

perumahan (ruko), serta pembelian alat-alat rumah tangga. Sedangkan untuk

perdagangan hotel dan restoran pada umumnya penggunaan kredit adalah untuk

hal-hal yang bersifat modal kerja seperti biaya pembelian barang modal ( barang

dagangan), biaya distribusi, penyediaan makan dan minum bagi restoran, dan lain-

lain.

2.5 LDR Dan NPL

Dari historis fungsi perbankan di Papua, peran sebagai sumber pembiayaan

(funding) masih belum bergeser. Fungsi lending masih belum dapat ditingkatkan

secara signifikan antara lain karena terbatasnya aktivitas industri manufaktur maupun

relatif terbatasnya aktivitas produksi selain sektor tambang dan pertanian. Hal itu

terlihat dari rendahnya fungsi intermediasi yang dilakukan seperti tercermin dari

rendahnya nisbah kredit terhadap DPK (LDR) yang hanya 49,12%. Namun demikian,

kualitas kredit perbankan Papua masih tergolong sangat baik seperti tercermin dari

NPL yang hanya sebesar 1,38%. Berdasarkan sektor ekonomi; sektor listrik, gas dan

air menjadi sektor yang paling berisiko seperti terlihat dari NPL sektor ini yang

mencapai 9,02%. Sektor-sektor ekonomi lainnya (sektor tambang, pertanian, idustri,

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

33

konstruksi, perdagangan, dunia usaha, jasa sosial) masih sangat menguntungkan

seperti tercermin dari NPL yang hanya berada pada kisaran 0,20%-2,09%.

2.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)

Kredit MKM masih mendominasi penyaluran kredit perbankan di Papua. Hal itu

tercermin dari rasio kredit mikro, kecil dan menengah (UMKM) terhadap total kredit

yang mencapai sebesar 76,40% dengan nilai sebesarRp 9,68 triliun. Nilai itu

mengalami pertumbuhan sebesar 22,11% dibandingkan dengan posisi yang sama

tahun sebelumnya. Pangsa kredit MKM yang cukup besar tersebut antara lain

disebabkan oleh relatif terbatasnya perusahaan skala besar di Papua atau tingkat

delegasi kewenangan pemberian kredit oleh pejabat bank di Papua yang masih relatif

terbatas. Di sisi lain, perusahaan skala besar yang berada di Papua mendapat kredit

dari parent company di luar negeri maupun di luar Papua.

Tabel 29. Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Provinsi Papua

Sumber: KPWBI Papua & Papua Barat, penghitungan menggunakan pendekatan plafond.

I II III IV I II III IV I II

Kredit MKM (Rp miliar) 5.302 6.422 6.431 6.778 7.325 7.935 8.334 8.629 8.673 9.689

Growth MKM 64,51% 101,49% 81,86% 73,16% 38,14% 23,57% 29,59% 27,30% 18,41% 22,11%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 954,91 981,66 1.087,62 1.128,30 1.007,58 824,69 900,97 962,84 952,72 1.007,05

Growth Kredit Mikro 220,10% 229,74% 403,67% 474,31% 5,52% -15,99% -17,16% -14,66% -5,45% 22,11%

Kredit Kecil 2.634 3.404 3.195 3.482 3.863 4.658 4.615 4.840 4.847 5.435

Growth Kredit Kecil 177,47% 259,88% 184,15% 160,44% 46,66% 36,83% 44,46% 38,98% 25,47% 16,69%

Kredit Menengah 1.713 2.036 2.149 2.168 2.454 2.452 2.818 2.826 2.873 3.247

Growth Kredit Menengah -13,28% 4,75% -2,16% -8,96% 43,23% 20,46% 31,15% 30,38% 17,09% 32,40%

Provinsi Papua2010 2011 2012

0,00%

0,50%

1,00%

1,50%

2,00%

2,50%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012

Perkembangan NPL dan LDR LDR

NPLI II III IV I II

Tani 1,45% 1,69% 1,58% 1,23% 1,35% 1,42%

Tambang 0,42% 0,48% 0,45% 0,35% 0,39% 0,41%

Industri 1,33% 1,55% 1,45% 1,13% 1,23% 1,30%

Listrik,Gas 9,24% 10,75% 10,06% 7,84% 8,57% 9,02%

Konstruksi 2,14% 2,49% 2,33% 1,81% 1,98% 2,09%

Dagang/Hotel 1,33% 1,54% 1,45% 1,13% 1,23% 1,30%

Angkut/Komunikasi 0,86% 1,01% 0,94% 0,73% 0,80% 0,84%

JS.Dunia Usaha 0,20% 0,24% 0,22% 0,17% 0,19% 0,20%

JS.Sosial 1,49% 1,73% 1,62% 1,27% 1,38% 1,46%

Lain-2 1,36% 1,59% 1,49% 1,16% 1,27% 1,33%

Total 1,42% 1,65% 1,54% 1,20% 1,31% 1,38%

2012NPL PAPUA (%)

2011

Tabel 28. Perkembangan Indikator Perbankan Grafik 28 . Perkembangan Indikator Perbankan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

34

III. Perbankan Provinsi Papua Barat

3.1 Perkembangan Umum

Secara umum perbankan di Provinsi Papua Barat mengalami perkembangan yang

sangat baik. Hal tersebut tercermin dari beberapa indikator utama seperti total aktiva,

dan DPK Perbankan pada triwulan II 2012. Total aset perbankan Provinsi Barat pada

triwulan II-2012 mencapai Rp 9,12 triliun atau meningkat 39,46% (yoy) sementara

total DPK mencapai Rp 8 triliun atau meningkat 22,19% (yoy) dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya.

Searah dengan itu, penyaluran kredit mencapai Rp 4,57 triliun atau tumbuh

32,67% (yoy) dengan rasio LDR mencapai 57,23%. Pesatnya pertumbuhan kredit

tersebut juga diimbangi oleh kualitas kredit yang sangat baik dengan NPL hanya

1,47%, atau masih jauh di bawah ambang batas maksimal yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia sebesar 5%.

Tabel 30. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

Sama seperti di Papua, masih rendahnya LDR perbankan di Papua Barat juga

disebabkan masih relatif terbatasnya sektor usaha yang layak dibiayai di Papua Barat

sementara usaha besar memperoleh pinjaman dari perbankan di luar Papua.

3.2 Total Aset

Secara total, aset perbankan Papua Barat mencapai Rp 9,12triliun atau tumbuh

39% dibanding periode yang sama tahun 2011. Sama seperti di Papua, dominasi

Bank-bank Pemerintah masih cukup tinggi di Papua Barat dengan pangsa 90%

sedangkan bank swasta hanya 9% dan BPR 1%.

I II III IV I II III IV I II qtq yoyTotal Asset (Rp miliar) 6.127,50 6.471,14 6.479,85 6.732,98 6.865,40 6.540,30 8.267,68 7.918,57 8.402,96 9.121,22 8,55% 39,46%

DPK (Rp miliar) 5.696,31 5.602,87 5.531,76 5.760,45 6.657,10 6.547,02 7.209,80 6.668,26 7.271,75 8.000,04 10,02% 22,19%

Giro (Rp miliar) 1.888,18 2.322,17 2.151,63 1.424,64 2.152,63 2.612,13 3.028,51 1.673,20 2.473,94 3.041,56 22,94% 16,44%

Deposito (Rp miliar) 992,99 996,71 980,47 1.100,13 1.170,91 1.189,44 1.279,59 1.298,24 1.408,36 1.449,00 2,89% 21,82%

Tabungan (Rp miliar) 2.815,14 2.283,99 2.399,66 3.235,69 3.333,56 2.745,44 2.901,70 3.696,82 3.389,45 3.509,48 3,54% 27,83%

Kredit (Rp miliar)-Lokasi Kantor 2.923,65 2.729,77 2.887,98 3.064,19 3.201,69 3.450,96 3.666,37 3.767,54 4.131,49 4.578,29 10,81% 32,67%

Modal Kerja 1.003,07 1.275,12 1.481,71 1.662,54 1.590,98 1.752,33 1.917,25 1.848,96 1.957,30 2.215,88 13,21% 26,45%

Investasi 849,38 336,03 309,58 292,71 315,47 340,30 342,96 383,30 365,21 499,84 36,86% 46,88%

Konsumsi 1.071,20 1.118,62 1.096,69 1.108,94 1.295,23 1.387,86 1.406,16 1.535,28 1.808,97 1.862,56 2,96% 34,20%

LDR 51,33% 48,72% 52,21% 53,19% 48,09% 52,71% 50,85% 56,50% 56,82% 57,23% 0,73% 8,57%

NPL 1,15% 1,38% 1,28% 1,03% 1,30% 1,55% 1,49% 1,47% 1,20% 1,47% 22,61% -4,71%

Kredit MKM (Rp miliar) 1.746,75 2.160,00 2.254,79 2.325,66 2.527,15 2.895,24 2.982,09 3.074,65 3.263,55 3.717,85 13,92% 28,41%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 297,41 289,78 301,55 292,26 383,53 293,28 313,87 311,65 356,17 367,96 3,31% 25,46%

Kredit Kecil 826,36 1.089,84 1.081,51 1.178,80 1.203,33 1.622,64 1.576,04 1.635,88 1.720,56 1.979,62 15,06% 22,00%

Kredit Menengah 622,98 780,37 871,74 854,60 940,59 979,33 1.092,18 1.127,12 1.186,82 1.370,28 15,46% 39,92%

Growth2010 2011 2012Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

35

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

45,00%

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Perkembangan Aset

Total Aset Pertumbuhan

Pertumbuhan (yoy)Rp. Miliar

Swasta9%

Pemerintah90%

BPR1%

Komposisi Aset Perbankan

-10,00%

-5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

45,00%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012

DPK (Rp miliar) Giro (Rp miliar)Deposito (Rp miliar) Tabungan (Rp miliar)Pertumbuhan DPK Pertumbuhan Giro

Rp. Miliar Pertumbuhan.

Grafik 29. Perkembangan Perbankan Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

Hal tersebut juga disebabkan oleh terbatasnya infrastruktur di Papua Barat

sehingga mengurangi minat sektor perbankan swasta.

3.3. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan

DPK perbankan Provinsi Papua Barat mencapai Rp 8,00 triliun yang terdiri dari

giro Rp 3,04 triliun, tabungan Rp 3,5 triliun dan deposito Rp 1,44 triliun. Apabila

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing

komponen tumbuh sebagai berikut: giro sebesar 16,44%, deposito sebesar 22,82%,

dan tabungan sebesar 27,18%. Searah dengan perkembangan aset, share bank

pemerintah masih mendominasi (90%) diikuti oleh kelompok bank swasta dengan

pangsa 9% dan BPR sebesar 1%.

Grafik 30. Perkembangan DPK Provinsi Papua Barat

Sumber: KBI Jayapura

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

36

I II III IV I II III IV I II

Pertanian 7,89 12,74 15,09 15,61 16,20 17,46 18,55 19,07 20,91 23,17 0,51%

Tambang 2,39 6,15 4,32 3,51 3,64 3,92 4,17 4,28 4,70 5,21 0,11%

Industri 48,24 68,88 86,16 156,59 162,53 175,19 186,12 191,26 209,74 232,42 5,08%

Listrik,Gas 0,00 0,02 0,01 0,21 0,22 0,23 0,25 0,26 0,28 0,31 0,01%

Konstruksi 226,93 312,87 380,34 418,65 434,55 468,38 497,62 511,35 560,75 621,39 13,57%

Dagang/Hotel 559,39 747,58 949,87 964,79 1001,44 1079,41 1.146,78 1.178,43 1.292,27 1.432,02 31,28%

Angkut/Komnikasi 79,38 78,44 72,29 64,42 66,86 72,07 76,57 78,68 86,28 95,61 2,09%

JS.Dunia Usaha 44,50 103,11 75,68 78,59 81,58 87,93 93,42 96,00 105,27 116,66 2,55%

JS.Sosial 18,67 40,80 43,60 32,58 33,82 36,45 38,72 39,79 43,64 48,36 1,06%

Lain-2 1936,27 1363,68 1260,62 1349,58 1400,85 1509,91 1.604,16 1.648,42 1.807,67 2.003,16 43,75%

Total 2923,65 2718,00 2887,98 3084,51 3201,69 3450,96 3666,37 3.767,54 4.131,49 4.578,29 100,00%

ShareSektor2010 2011 2012

3.4. Penyaluran Kredit Perbankan

Total penyaluran kredit sampai dengan triwulan II-2012 mencapai sebesar

Rp4,57 triliun atau tumbuh sebesar 32,67% dibanding periode yang sama tahun

2011. Berdasarkan penggunaannya, kredit modal kerja memiliki share terbesar yakni

48%, diikuti kredit konsumsi mencapai 41% dan kredit investasi 9%.

Tabel 31. Kredit Perbankan Provinsi Papua Barat

Grafik 31. Perkembangan Kredit Provinsi Papua Barat

Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat

Sementara itu, kredit berdasarkan alokasi sektornya, kredit pada sektor lain-lain

memiliki pangsa terbesar dengan share sebesar 43,75% diikuti kredit pada sektor

perdagangan, hotel dan restoran 31,28%, kredit sektor konstruksi sebesar 13,57%,

kredit sektor industri sebesar 5,08%.

Tabel 32. Kredit Perbankan Berdasarkan Sektor Ekonomi

Sumber: KBI Jayapura

2012

I II III IV I II III IV I II

Modal Kerja 1003,065 1275,118 1481,706 1662,535 1590,983 1752,327 1917,246 1848,957 1957,304 2215,884

Pertumbuhan Modal Kerja 41,45% 47,21% 60,60% 55,57% 58,61% 37,42% 29,39% 11,21% 23,02% 26,45%

Investasi 849,38 336,032 309,582 292,713 315,471 340,299 342,958 383,302 365,2137 499,8446

Pertumbuhan investasi 274,34% 8,52% 11,86% -5,17% -62,86% 1,27% 10,78% 30,95% 15,77% 46,88%

Konsumsi 1071,204 1118,615 1096,694 1108,944 1295,235 1387,864 1406,161 1535,277 1808,972 1862,564

Pertumbuhan Konsumsi 37,82% 42,96% 25,56% 11,64% 20,91% 24,07% 28,22% 38,44% 39,66% 34,20%

2011Provinsi Papua Barat

2010

-100,00%

-50,00%

0,00%

50,00%

100,00%

150,00%

200,00%

250,00%

300,00%

0

500

1000

1500

2000

2500

I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012Modal Kerja Investasi

Konsumsi Pertumbuhan Modal Kerja

Pertumbuhan investasi Pertumbuhan Konsumsi

Modal Kerja48%

Investasi11%

Konsumsi41%

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

37

I II III IV I II

Tani 0,09% 0,11% 0,11% 0,10% 0,08% 0,10%

Tambang 0,36% 0,42% 0,41% 0,40% 0,33% 0,40%

Industri 1,21% 1,44% 1,39% 1,37% 1,11% 1,37%

Listrik,Gas 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Konstruksi 0,39% 0,47% 0,45% 0,45% 0,36% 0,45%

Dagang/Hotel 1,09% 1,30% 1,25% 1,23% 1,00% 1,23%

Angkut/Komunikasi 1,40% 1,66% 1,60% 1,57% 1,28% 1,58%

JS.Dunia Usaha 0,74% 0,88% 0,85% 0,84% 0,68% 0,84%

JS.Sosial 2,10% 2,49% 2,40% 2,37% 1,92% 2,38%

Lain-2 1,77% 2,11% 2,03% 2,00% 1,62% 2,01%

Total 1,30% 1,55% 1,49% 1,47% 1,19% 1,47%

2012NPL PAPUA

BARAT (%)

2011

0,00%

0,20%

0,40%

0,60%

0,80%

1,00%

1,20%

1,40%

1,60%

1,80%

2,00%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012

LDR

NPL

3.5. LDR dan NPL

Peningkatan dalam DPK dan Kredit perbankan juga diikuti oleh meningkatnya

fungsi intermediasi perbankan di Provinsi Papua Barat. Hal itu tercermin dari

peningkatan LDR menjadi 57,23 % pada triwulan II-2012 dari 56,82% pada triwulan

I-2012 atau naik 8,57%. Namun demikian, peningkatan LDR tersebut juga diikuti

oleh penurunan kualitas kredit seperti tercermin dari kenaikan NPL menjadi 1,47%

pada triwulan II-2012 dari 1,20% pada triwulan I-2012 walaupun masih tetap

dibawah ambang batas 5%.

Grafik 32. Perkembangan Indikator Perbankan Provinsi Papua Barat

Sumber: KPwBI Papua & Papua Barat

3.6. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah.

Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah (MKM) yang disalurkan perbankan Provinsi

Papua Barat pada triwulan II-2012 mencapai Rp 3,71 triliun. Kredit MKM tersebut

didominasi oleh kredit kecil dengan share 53%, kemudian kredit menengah sebesar

37% dan kredit usaha mikro sebesar 10%.

Besarnya porsi kredit kepada UMKM masih diakibatkan belum adanya

perusahaan dengan skala besar yang mengajukan kredit di Papua Barat yang

kemungkinan disebabkan oleh terbatasnya delegasi pemberian kredit oleh Pejabat

Bank di Papua Barat.

Tabel 33. Perkembangan Kredit UMKM Provinsi Papua Barat (Rp Miliar)

Sumber: KBI Jayapura, Penghitungan masih menggunakan pendekatan berdasarkan plafond

I I I I I I IV I I I I I I IV I I I

Kredit MKM (Rp miliar) 1.746,75 2.160,00 2.254,79 2.325,66 2.527,15 2.895,24 2.982,09 3.074,65 3.263,55 3.717,85

Growth MKM 49,30% 68,98% 85,06% 62,27% 44,68% 34,04% 32,26% 32,21% 29,14% 28,41%

Kredit Mikro (<Rp50juta) (Rp miliar) 297,41 289,78 301,55 292,26 383,53 293,28 313,87 311,65 356,17 367,96

Growth Kredit Mikro 276,82% 329,62% 299,93% 308,09% 28,96% 1,21% 4,09% 6,63% -7,13% 25,46%

Kredit Kecil 826,36 1.089,84 1.081,51 1.178,80 1.203,33 1.622,64 1.576,04 1.635,88 1.720,56 1.979,62

Growth Kredit Kecil 112,48% 187,93% 215,19% 205,49% 45,62% 48,89% 45,73% 38,78% 42,98% 22,00%

Kredit Menengah 622,98 780,37 871,74 854,60 940,59 979,33 1.092,18 1.127,12 1.186,82 1.370,28

Growth Kredit Menengah -11,27% -6,24% 8,98% -12,41% 50,98% 25,49% 25,29% 31,89% 26,18% 39,92%

Provinsi Papua Barat2010 2011 2012

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

38

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

I. Keuangan Daerah Provinsi Papua

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu

komponen sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain

mempengaruhi langsung perekonomian, misalnya melalui pengeluaran pemerintah,

alokasi anggaran pemerintah dalam APBD juga menjadi acuan bagi sektor swasta

dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Disisi lain, rencana pendapatan dan

pengeluaran pemerintah juga sebagai acuan dalam memproyeksikan kegiatan

ekonomi ke depan. Peningkatan pendapatan pemerintah, misalnya dengan

menaikkan tarif Pajak, dapat mengakibatkan melemahnya gairah usaha dan

sebaliknya penurunan tarif pajak akan direspon pihak swasta dengan menambah

jumlah investasi.

Selanjutnya, realisasi pengeluaran pemerintah berdampak langsung dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek, menengah,

maupun jangka panjang. Oleh karena itu, kecepatan dan ketepatan waktu realisasi

baik pengeluaran maupun pendapatan pemerintah akan berpengaruh pada proses

pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

1.1 Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Anggaran pendapatan tahun 2012 mencapai sebesar Rp7,29 triliun atau

meningkat 35,88% dibandingkan dengan jumlah anggaran pada tahun 2011.

Kenaikan anggaran tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya rencana

Pendapatan melalui Dana Perimbangan (29,54%) khususnya dana alokasi umum

yang meningkat 21,52% menjadi Rp1,57 triliun dari hanya sebesar Rp744,5 miliar

pada tahun 2011. Komponen rencana pendatapan yang juga mengalami kenaikan

signifikan adalah pos lain-lain pendapatan daerah yang sah menjadi Rp4,17triliun

dari Rp3,49 triliun pada tahun 2011 atau meningkat 19,18%.

Sementara itu, realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua hingga triwulan II-

2012 baru mencapai 37,70% atau senilai Rp 2,75 triliun. Secara nilai absolut,

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

39

URAIAN Anggaran 2011 % Realisasi Triwulan

s.d II-2011 % Realisasi Anggaran 2012 %

Realisasi s.d

Triwulan II-2012

%

Realisasi

PENDAPATAN 5.369.147.179.000 100 2.265.104.744.337 42,19% 7.295.601.882.000 100 2.750.775.273.411 37,70%

PENDAPATAN ASLI DAERAH 304.175.000.000 5,67 173.332.813.294 56,98% 403.560.936.000 5,53 232.794.932.212 57,69%

Pajak Daerah 230.500.000.000 4,29 122.935.241.843 53,33% 273.920.000.000 3,75 150.596.076.893 54,98%

Retribusi Daerah 20.500.000.000 0,38 6.708.697.444 32,73% 15.500.000.000 0,21 7.504.012.534 48,41%

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan 29.175.000.000 0,54 19.887.905.137 68,17% 19.887.900.000 0,27 22.598.925.557 113,63%

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 24.000.000.000 0,45 23.800.968.870 99,17% 94.253.036.000 1,29 52.095.917.228 55,27%

DANA PERIMBANGAN 1.570.107.391.000 29,24 904.534.067.043 57,61% 2.155.377.790.000 29,54 1.038.706.884.199 48,19%

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 421.366.500.000 7,85 131.187.694.043 31,13% 479.404.176.000 6,57 253.815.660.199 52,94%

Dana Alokasi Umum 1.148.740.891.000 21,40 744.500.113.000 64,81% 1.569.782.444.000 21,52 784.891.224.000 50,00%

Dana Alokasi Khusus - 0,00 28.846.260.000 106.191.170.000 1,46 0,00 0,00%

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 3.494.864.788.000 65,09 1.187.237.864.000 33,97% 4.165.234.585.000 57,09 1.307.844.886.000 31,40%

Dana Penyesuaian/BOS 0,00 331.832.450.000 4,55 0,00%

Dana Otonomi Khusus 3.494.864.788.000 65,09 1.187.237.864.000 33,97% 3.833.402.135.000 52,54 171.428.571.000 4,47%

Dana Tambahan Infrastruktur 809.660.372.340 15,08 0,00% 571.428.571.000 7,83 0,00%

realisasi pendapatan memang meningkat 37,70% dibanding realisasi pendapatan

pada periode yang sama tahun 2011 namun dibanding kemampuan realisasi

pendapatan, pencapaian 37,70% jauh lebih rendah dengan pencapaian realisasi

pada tahun 2011 yang mencapai 42,19%. Dibanding tahun 2011, prosentasi

realisasi pendapatan tersebut justru mengalami penurunan sebesar 10,63%. Pos-pos

yang pencapaian realisasinya diatas 50% antara lain adalah PAD yang mencapai

Rp232,79 milliar (57,69%), Retribusi Daerah senilai Rp15,5 (54,98%), serta Lain-lain

Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebesar Rp55,1 miliar (55,27%).

Tabel 34. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Papua Triwulan II-2012

Sumber: Pemerintah Provinsi Papua

Namun demikian, walaupun baru mencapai target 37,70% hingga triwulan II

2012, pada akhir tahun diperkirakan target pendapatan tersebut akan tercapai. Pos-

pos yang belum mencapai 50% seperti Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang

dipisahkan serta Dana Penyesuaian/BOS diperkirakan juga akan dicapai pada akhir

tahun karena dana perimbangan secara umum hanya merupakan dana dropping dari

Pemerintah Pusat.

1.2. Pengeluaran Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Total Anggaran Belanja Pemerintah Daerah (government expenditure) Provinsi

Papua pada tahun 2012 mencapai Rp 7,32 triliun atau mengalami kenaikan sebesar

Rp 1,9 triliun dibanding tahun 2011. Dengan jumlah anggaran pendapatan mencapai

7,30 triliun berarti Provinsi Papua, walau tidak terlalu besar menjalankan deficit

spending budget untuk tahun 2012 sebesar Rp19,93 miliar. Hingga triwulan II-2012,

realisasi belanja pemerintah baru mencapai sebesar Rp 1,34 triliun atau baru

mencapai 18,29% dari target. Beberapa penyebab terlambatnya realisasi

pengeluaran 2012 antara lain disebabkan oleh keterlampatan proses DIPA kepada

Provinsi Papua serta masih belum definitifnya Gubernur Papua hingga saat ini.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

40

Memperhatikan struktur anggaran belanja tersebut (Tabel 31), jelaslah bahwa

kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengakselerasi pembangunan Papua masih

terbatas. Pengembangan infrastruktur yang sangat dibutuhkan antara lain untuk

membangun jalan, listrik, jaringan komunikasi masih sangat terbatas. Belanja modal

hanya sekitar 15,87% dari total anggaran sementara biaya terbesar adalah untuk

sektor non produktif seperti belanja pegawai, hibah, bantuan sosial serta bagi hasil

kepada Pemerintah Tingkat II yang mencapai 64,47%.

Tabel 35. Perkembangan APBD dan Realisasi Belanja Daerah

Provinsi Papua Triwulan II Tahun 2011 -2012

Sumber: Pemerintah Daerah Provinsi Papua

Ke depan, Pemerintah Provinsi diharapkan dapat mengalokasikan anggaran

yang lebih besar bagi pengembangan wilayah untuk membuka daerah-daerah

terisolir, mengembangkan dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia, dan pembangunan lainnya yang berpotensi lebih meningkatkan

produktivitas masyarakat. Walaupun Pemerintah Pusat telah membentuk Unit

Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), namun akselerasi

pembukaan daerah terisolir belum begitu nyata. Untuk itu diharapkan, agar sinergi

antara Pemda (Pemprov dan Pemkab/Pemkot) dengan UP4B dapat ditingkatkan

sehingga tujuan percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat dapat

direalisasikan.

Selain itu, perlu pula meningkatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk

dapat membantu Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. BUMD misalnya

dapat dilengkapi dengan moda transportasi khususnya laut sehingga mempercepat

arus barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain di Papua (intra Papua).

BELANJA 5.369.147.179.000 100 1.357.414.905.046 25,28 7.315.534.707.900 100,00 1.338.230.491.338 18,29

BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.749.678.900.097 51,21 963.182.461.686 35,03 4.716.525.397.000 12,01 1.212.890.836.921 25,72

Belanja Pegawai 579.289.679.600 10,79 239.229.904.192 41,30 878.683.381.000 11,26 186.302.930.000 21,20

Belanja Hibah 176.929.306.460 3,30 89.081.398.894 50,35 823.817.450.000 2,99 28.705.450.800 3,48

Belanja Bantuan Sosial 237.774.875.037 4,43 113.774.071.100 47,85 219.031.522.000 36,18 795.000.000 0,36

Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah 96.039.780.000 1,79 - 2.646.530.954.000 - 0,00 -

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, 1.638.377.659.000 30,51 519.830.250.000 31,73 2.646.530.954.000 1,48 565.188.488.700 21,36

Pemerintah Desa dan Partai Politik 21.267.600.000 0,40 - 108.336.720.000 0,55 -

Belanja Tidak Terduga - 1.266.837.500 40.125.370.000 35,53 0,00 -

BELANJA LANGSUNG 2.619.468.278.903 48,79 394.232.443.360 15,05 2.599.009.310.900 - 125.339.654.417 4,82

Belanja Pegawai 230.370.692.740 4,29 9.159.809.800 3,98 19,65

Belanja Barang dan Jasa 1.172.781.950.468 21,84 228.925.183.872 19,52 1.437.714.313.780 15,87 125.339.654.417 8,72

Belanja Modal 1.031.315.635.695 19,21 156.147.449.688 15,14 1.161.294.997.120 (0,27) -

SURPLUS / DEFISIT 185.000.000.000 3,45 977.566.128.506 528,41 (19.932.825.900) 1,03 1.412.544.782.073 (7.086,53)

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH - - 75.000.000.000 1,03 0,00 -

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya - 75.000.000.000 2,57 0,00 -

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 185.000.000.000 3,45 - - 187.968.488.000 1,37 0,00 -

Pembentukan Dana Cadangan 100.000.000.000 1,86 - - 100.000.000.000 1,16 0,00 -

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 85.000.000.000 1,58 - - 85.000.000.000 0,04 0,00 -

Pembayaran Pokok Utang - 2.968.488.000 (1,54) 0,00 -

PEMBIAYAAN NETTO (185.000.000.000) (3,45) - - (112.968.488.000) 0,66 0,00 -

SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN - 977.566.128.506 48.537.844.250 - 370.680.834.539 763,69

% TRIWULAN II-2012 %URAIAN ANGGARAN 2011 % TRIWULAN II-2011 % ANGGARAN 2012

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

41

BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem Pembayaran merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan

sebagai salah satu ukuran dalam mengukur kemajuan ekonomi suatu daerah. Secara

umum, semakin tinggi frekuensi dan nilai transaksi sistem pembayaran suatu daerah

semakin besar besar pula kapasitas perekonomiannya. Dalam kaitan itu, otoritas

sistem pembayaran diharapkan dapat mendorong bertumbuhnya sistem pembayaran

yang cepat, efisien, handal, dan aman yang mampu memenuhi kebutuhan sistem

perekonomian. Dalam kaitan itu, Bank Indonesia Jayapura senantiasa menjaga

ketersediaan alat pembayaran tunai (uang kartal) baik dalam jumlah, denominasi,

maupun tingkat kelayakan edar uang pada seluruh wilayah kerja KBI Jayapura. Untuk

mendukung berkembangnya perekonomian, KBI Jayapura juga senantiasa berupaya

menjaga kelancaran, keamanan, dan efisiensi proses penyelesaian transaksi uang

giral (non tunai) dengan memastikan bahwa Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) dan dapat

berjalan dengan baik tanpa gangguan yang berarti.

I. Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)

Pada triwulan II-2012, nilai transaksi keluar (outflow) melalui BI-RTGS dari

Wilayah Papua mencapai Rp 7,19 trilliun dengan jumlah warkat sebesar 7.336.

Sedangkan dana yang masuk ke wilayah Papua mencapai Rp. 11,00 triliun sebagai

akibat masuknya dana alokasi umum dan masuknya dana perimbangan yang akan

digunakan oleh Pemerintah Daerah sebagai alat pembiayaan bagi aktivitas

Pemerintahan dan investasi di wilayah Papua. Tercatat sampai dengan triwulan II-

2012 dana perimbangan yang sudah masuk mencapai Rp. 1,7 triliun dan dan dana

alokasi umum bagi beberapa Kabupaten yang mencapai Rp. 1,2 triliun.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

42

Tabel 36. Transaksi RTGS Wilayah Papua

Sumber:KBI Jayapura

Sebaliknya nilai transaksi yang menuju Wilayah Papua (inflow) tercatat sebesar

Rp. 11,00 trilliun dengan jumlah warkat sebanyak 13.374 lembar atau mengalami

peningkatan sebesar 29,70% (yoy).

Grafik 33. Nilai Transaksi RTGS

II. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)

Selain sistem BI-RTGS, KBI Jayapura juga menyelenggarakan kegiatan kliring

antar bank melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Kliring adalah jasa

penyelesaian utang piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan warkat-

warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring (penagihan warkat seperti cek atau

bilyet giro yang berasal dari dalam kota). Penyelesaian transaksi melalui SKNBI adalah

untuk transaksi dengan nilai nominal yang relatif kecil. Terdapat perbedaan jeda

waktu settlement antara kiliring dan RTGS. Transaksi kliring membutuhkan proses

sttelment yang lebih lama dibanding RTGS.

Tabel 37 . Transaksi Kliring Wilayah Papua

Sumber: KBI Jayapura

I I I I I I IV I I I I I I IV I I I

Outflow Nominal (Rp.milliar) 19,013.66 17,369.80 18,091.30 24,638.12 17,079.60 16,545.45 21,894.22 33,028.98 16,881.59 7,193.81 -56.52%

Lembar Warkat 8,564.00 8,033.00 9,936.00 8,760.00 9,497.00 10,521.00 10,337.00 11,701.00 10,341.50 7,366.00 -29.99%

Inflow Nominal (Rp.milliar) 7,519.57 10,866.86 12,622.90 16,777.64 10,617.20 8,484.09 13,406.81 14,788.83 10,545.44 11,003.62 29.70%

Lembar Warkat 14,807.00 12,587.00 18,978.00 22,478.00 13,717.00 11,382.00 15,272.00 15,088.00 14,090.36 13,374.00 17.50%

Net Outflow Nominal (Rp.milliar) 11,494.09 6,502.94 5,468.40 7,860.48 6,462.40 8,061.36 8,487.41 18,240.15 6,336.16 -3,809.81 -147.26%

Lembar Warkat -6,243.00 -4,554.00 -9,042.00 -13,718.00 -4,220.00 -861.00 -4,935.00 -3,387.00 -3,748.86 -6,008.00 597.79%

Intra Papua Nominal (Rp.milliar) 1,009.03 1,922.45 2,408.29 4,293.53 1,505.11 2,146.14 615.85 4,531.52 995.81 1,913.76 -10.83%

Lembar Warkat 1,187.00 1,534.00 1,541.00 1,797.00 1,473.00 1,748.00 605.00 2,112.00 1,574.41 1,646.00 -5.84%

Growth

(YOY)Keterangan

20112010 2012

0.00

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

30,000.00

35,000.00

I II III IV I II III IV I II

Outflow Nominal (Rp.milliar) Outflow Lembar Warkat

0.00

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

I II III IV I II III IV I II

Inflow Nominal (Rp.milliar) Inflow Lembar Warkat

I II III IV I II III IV I II

Total Volume (lembar) 44,359 44,608 47,387 47,816 46,222 41,168 47,628 48,730 46,393 47,305 14.91%

Total Nominal Kliring (Rp Miliar) 1,065 1,113 1,146 1,346 1,179 1,175 1,328 1,394 1,206 1,203 2.37%

Rata-Rata Perputaran Kliring(per hari)

Rata-Rata Volume (lembar) 712 743 697 788 753 686 710 807 801 813 18.50%

Rata-Rata Nominal Perputaran Kliring Perhari

(Rp Milliar)16.85 18.56 17.39 22.21 25.74 19.58 21.62 22.70 26.62 21 5.79%

Nisbah Rata-Rata Penolakan

Volume (lembar) 1.29 1.28 1.40 1.34 1.32 0.82 1.66 1.34 1.49 1.12 35.64%

Nominal Nisbah Rata-Rata Penolakan(Rp Milliar) 1.59 2.06 2.10 1.53 1.62 0.90 1.78 1.40 1.25 1.40 54.98%

Growth

(YOY)Keterangan

2010 2011 2012

Sumber: KBI Jayapura

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

43

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

36,000

38,000

40,000

42,000

44,000

46,000

48,000

50,000

I II III IV I II III IV I II

2010 2011

Total Volume (lembar) Pertumbuhan Volume

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

50.00%

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

I II III IV I II III IV I II

2010 2011

Total Nominal Kliring (Rp Miliar) Pertumbuhan Nominal Kliring

Sumber: KBI Jayapura

Perkembangan transaksi kliring selama periode triwulan II-2012 di wilayah

kerja KBI Jayapura secara nominal mencapai Rp. 1,20 triliun dengan jumlah warkat

sebesar 47.305 warkat. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya, terdapat peningkatan nilai nominal kliring sebesar 14,91%. Secara rata-

rata, perputaran kliring pada triwulan II-2012 sebesar Rp. 21 milliar/hari dengan rata-

rata warkat yang digunakan sebanyak 813 lembar. Nisbah rata-rata penolakan

sampai dengan triwulan I-2012 mencapai sebesar Rp 1,40 milliar dengan rata rata

penolakan warkat sebesar 1,12 lembar.

Grafik 34. Perkembangan Kliring Wilayah Papua

Sumber:Kantor Bank Indonesia Jayapura

III. Perkembangan Uang Kartal

Untuk mendukung aktivitas transaksi secara tunai, KBI Jayapura menyediakan

alat pembayaran berupa uang kartal yang cukup untuk menjamin terselenggaranya

transaksi tunai secara aman dan lancar.

Pada periode triwulan II-2012, jumlah uang kartal yang masuk (inflow) ke kas

KBI Jayapura mencapai Rp 1,17 triliun. Sementara itu, total outflow yang keluar dari

Kas KBI Jayapura sebesar Rp 2,37 Triliun. Secara keseluruhan KBI Jayapura

mengalami posisi net out flow sebesar Rp. 1.20 triliun.

Tabel 38. Perkembangan Perkasan KBI Jayapura

Sumber : KBI Jayapura

Sementara itu, untuk memastikan bahwa uang yang dipegang masyarakat

tetap dalam kondisi layak edar, KBI Jayapura melakukan berbagai upaya diantaranya:

I II III IV I II III IV I II

Inflow (Rp Miliar) 1,485.28 809.72 1,141.04 1,125.58 1,212.61 1,030.81 1,355.85 1,107.81 2,171.39 1,179.91

Outflow (Rp Miliar) 653.36 1,709.60 2,268.54 4,067.95 937.77 2,047.72 2,095.87 4,716.16 1,006.40 2,374.08

Net Flow (Rp Miliar) 831.92 (899.88) (1,127.50) (2,942.37) 274.84 (1,016.91) (740.02) (3,608.35) 1,164.99 (1,194.16)

Saldo Kas BI Jap (Rp Miliar) 1,679.55 1,012.21 1,146.43 1,858.01 1,995.58 1,035.55 1,704.16 1,033.57 1,580.98 835.09

Saldo Persediaan Kas (Rp Miliar) 2,160.36 1,386.71 1,507.74 2,131.27 2,461.54 1,303.29 2,075.91 1,241.29 1,968.74 1,347.28

Pemusnahan Uang Kertas - UTLE (Rp Miliar) 216.67 120.38 248.21 211.42 194.41 238.83 150.69 263.36 274.43 55.84

Saldo Kas Titipan (Rp Miliar) 480.81 374.50 361.31 273.25 465.96 267.73 371.74 207.72 387.77 512.19

Remise (Rp Miliar) 40.48 20.85 1,438.93 3,769.78 267.43 105.20 2,033.99 227.00 190.43 42.40

20122010 2011Indikator

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

44

mencabut uang yang sudah habis masa edar, memusnahkan uang tidak layak edar,

melaksanakan kas keliling dan membuka pelayanan kas titipan di perbankan untuk

kota Sorong, Merauke, Timika, Biak. Tercatat sampai dengan Juni 2012, kas titipan

yang dilakukan oleh Bank Indonesia Jayapura mencapai Rp.512,19 miliar dan

pemusnahan uang tidak layak edar sebesar Rp.55,84 miliar.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

45

BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN

I. Ketenagakerjaan Provinsi Papua

1.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua1

Jumlah angkatan kerja di Papua pada Februari 2012 mencapai 1.591.693

orang, mengalami kenaikan sebesar 3,41% dibanding posisi yang sama tahun

sebelumnya. Dengan demikian, tingkat partisipasi kerja di Papua mencapai sebesar

79,29% atau mengalami penurunan sebesar 2,23% dibandingkan dengan posisi

yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka mengalami

penurunan dari 3,72% pada Februari 2011 menjadi 2,90% pada Februari 2012. Hal

itu menunjukkan bahwa ketersediaan lapangan kerja tumbuh lebih cepat

dibanding pertambahan jumlah angkatan kerja.

Tabel 39. Penduduk Menurut Kegiatan Utama

Februari 2012 Provinsi Papua

1.2. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap pada Februari 2012 mengalami

peningkatan sebesar 4,62% dibandingkan 6 bulan sebelumnya. Sektor pertanian

menyerap tenaga kerja terbesar dan daya serapnya meningkat sebesar 8,52% diikuti

1 Data ketenagakerjaan di release oleh BPS setiap bulan Februari dan Agustus.

2012

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari 1. Penduduk 15+ 1.439.208 1.450.851 1.479.086 1.864.589 1.909.402 1.958.892 2.007.880

2. AngkatanKerja 1.089.950 1.128.036 1.166.346 1.510.176 1.556.336 1.536.728 1.591.693

Bekerja 1.044.927 1.082.028 1.118.779 1.456.545 1.498.454 1.476.227 1.545.467

Penganggur 45.023 46.008 47.567 53.631 57.882 60.501 46.226

3. Bukan Angkatan Kerja 349.258 322.815 31.274 354.413 353.066 422.164 416.187

4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 75,73 77,75 78,86 80,99 81,51 78.45 79,29

5. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,13 4,08 4,08 3,55 3,72 3.94 2,90

Kegiatan Utama2009 2010 2011

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

46

sektor perdagangan dan sektor jasa-jasa yang masing-masing meningkat 3,60% dan

3,09%. Di sisi lain, sektor industri dan sektor lainnya justru mengalami penurunan

daya serap tenaga kerja. Kedua sektor ini mengalami kontraksi tenaga kerja masing-

masing 27,24% dan 16,24%.

Sementara itu, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sektor lainya

meningkat sangat pesat sebesar 15,59% (yoy) diikuti oleh peningkatan sektor

perdagangan sebesar 14,63% (yoy) serta sektor pertanian yang mengalami

peningkatan daya serap tenaga kerja sebesar 2,92% (yoy).

Sektor pertanian masih tetap mendominasi penyerapan tenaga kerja. Pada

Februari 2012, tenaga kerja yang berhasil diserap oleh sektor pertanian mencapai

72,78% diikuti oleh sektor lainnya yang menyerap tenaga kerja sebesar 9,87%.

Tabel 40. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut

Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2008 – Agustus 2011 Provinsi Papua

II. Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat 2.1. Perkembangan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat

Sampai dengan periode bulan Februari 2012, jumlah angkatan kerja di Provinsi

Papua Barat mencapai 384.092 orang, atau mengalami peningkatan sebesar 4,57%

dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan angkatan kerja juga

diikuti oleh peningkatan tingkat pastisipasi angkatan kerja dari 71,50% pada

Februari 2011 menjadi 72,27% pada Februari 2012. Hal itu mengindikasikan bahwa

2012

Februari Agustus Februari Agustus Februari

Pertanian 840.696 1.133.982 1.092.878 1.036.520 1.124.829

Industri 10.601 15.671 24.645 19.885 14.468

Perdagangan 88.214 96.199 118.183 130.766 135.469

Jasa-Jasa 114.057 118.839 160.465 147.906 152.476

Lainnya 65.221 89.307 102.283 141.150 118.225

TOTAL 1.118.779 1.456.545 1.498.454 1.476.227 1.545.467

Pertanian 4,58 34,89 (3,62) (5,16) 8,52

Industri (44,41) 47,83 57,27 (19,31) (27,24)

Perdagangan (0,93) 9,05 22,85 10,65 3,60

Jasa-Jasa 21,97 4,19 35,03 (7,83) 3,09

Lainnya (14,81) 36,93 14,53 38,00 (16,24)

TOTAL 3,40 30,19 2,88 (1,48) 4,69

Pertanian 7,25 41,07 30,00 (8,59) 2,92

Industri (2,97) (17,82) 132,48 26,89 (41,29)

Perdagangan (1,16) 8,03 33,97 35,93 14,63

Jasa-Jasa 6,11 27,09 40,69 24,46 (4,98)

Lainnya 22,12 16,65 56,83 58,05 15,59

TOTAL 7,07 34,61 33,94 1,35 3,14

Lapangan

Pekerjaan Utama

2010 2011

Pertumbuhan Tenaga Kerja per semester

Pertumbuhan Tenaga Kerja per tahun

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua (diolah)

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

47

terdapat peningkatan lapangan kerja di Propinsi Papua Barat sebagai dampak dari

tingginya pertumbuhan ekonomi Propinsi Papua Barat khususnya dalam 3 tahun

terakhir. Dengan perkembangan positif tersebut, tingkat pengangguran terbuka

menurun dari 8,28% pada Februari 2011 menjadi 6,57% pada Februari 2012.

Ke depan diharapkan daya serap lapangan kerja juga akan semakin meningkat

khususnya dengan adanya pemekaran kabupaten Manokwari. Pemekaran wilayah

tersebut tentu akan diikuti oleh kebutuhan akan tenaga kerja pada kabupaten yang

baru dibentuk.

Tabel 41. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama

Februari 2010– Februari 2012 Provinsi Papua Barat

2.2 Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Pada Februari 2012 seluruh sektor berhasil menyerap tenaga kerja yang lebih

besar jika dibandingkan dengan posisi Agustus 2011. Jumlah penduduk yang bekerja

pada Februari 2012 mencapai 358.846 orang. Sektor Pertanian masih menjadi sektor

yang paling banyak menyerap tenaga kerja (47,63%) dikuti oleh sektor jasa-jasa

(17,46%).

2012

Februari Agustus Februari Agustus Februari Penduduk 15+ 488.287 494.862 513.750 522.211 531.489

Angkatan Kerja 343.365 342.888 367.312 369.619 384.092

- Bekerja 316.700 316.547 366.890 336.588 358.846

- Penganggur 26.665 26.341 30.422 33.031 25.246

Bukan Angkatan Kerja 144.922 151.974 146.438 152.592 147.397

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 70,32 69,29 71,50 70,78 72,27

Tingkat Pengangguran terbuka (%) 7,77 7,68 8,28 8,94 6,57

2011 Keterangan

2010

Sumber: Badan Pusat Statistik Povinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

48

Tabel 42. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat

Namun jika dibandingkan dengan Februari 2011, tenaga kerja sektor pertanian

pada Februari 2012 justru mengalami penurunan sebesar 1,66% atau sebanyak

2.892 orang. Sementara sektor Industri dan sektor perdagangan menjadi sektor yang

mengalami peningkatan daya serap tenaga kerja tertinggi dengan pertumbuhan

masing-masing 57,22% dan 35,83%.

III. Penduduk Pra Sejahtra (Miskin)

Secara umum, tujuan akhir dari kebijakan Pemerintah adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka peningkatan kesejahteraan

masyarakat Papua, Pemerintah telah pula memberikan otonomi khusus kepada

Papua yang kemudian diikuti dengan pemekaran wilayah/daerah tingkat II. Namun

demikian, berbagai kebijakan tersebut kelihatannya masih belum sepenuhnya ampuh

dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, baik di Provinsi Papua

maupun Papua Barat.

2012

Februari Agustus Februari Agustus Februari

Pertanian 184.369 171.060 173.803 163.164 170.911

Industri 12.173 12.300 10.208 11.580 16.049

Perdagangan 33.843 37.852 41.668 56.325 56.596

Jasa-Jasa 44.068 54.070 62.532 58.731 62.655

Lainnya 51.306 41.265 48.679 46.788 52.635

TOTAL 325.759 316.547 336.890 336.588 358.846

Pertanian 13,52 (7,22) 1,60 (6,12) 4,75

Industri (7,65) 1,04 (17,01) 13,44 38,59

Perdagangan (7,33) 11,85 10,08 35,18 0,48

Jasa-Jasa (26,50) 22,70 15,65 (6,08) 6,68

Lainnya (15,51) (19,57) 17,97 (3,88) 12,50

TOTAL (2,11) (2,83) 6,43 (0,09) 6,61

Pertanian (0,82) 5,32 (5,73) (4,62) (1,66)

Industri 2,00 (6,68) (16,14) (5,85) 57,22

Perdagangan 10,29 3,65 23,12 48,80 35,83

Jasa-Jasa 0,00 (9,82) 41,90 8,62 0,20

Lainnya 17,61 (32,05) (5,12) 13,38 8,13

TOTAL 3,02 (4,88) 3,42 6,33 6,52

Lapangan Pekerjaan

Utama

2010 2011

Pertumbuhan Tenaga Kerja per semester

Pertumbuhan Tenaga Kerja per tahun

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

49

Tabel 43: Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Papua dan Papua Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Papua dan Papua Barat

Hal itu tercermin dari jumlah penduduk miskin di kedua Provinsi yang

penurunannya relatif lambat walaupun secara relatif jumlah penduduk miskin Papua

Barat sedikit lebih cepat berkurang. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua hanya

menurun dari 35% pada tahun 2008 menjadi 31% pada Februari 2012 sementara di

Papua Barat jumlah itu menurun dari 37% pada tahun 2008 menjadi 28% pada

Februari 2012.

Provinsi

Jumlah

Penduduk

Miskin

%

Jumlah

Penduduk

Miskin

%

Jumlah

Penduduk

Miskin

%

Jumlah

Penduduk

Miskin

%

Jumlah

Penduduk

Miskin

%

Papua (ribu) 733.10 35.12 760,3 37,53 761.60 36,8 944.79 31,98 966.59 31.11

Papua Barat (ribu) 246.50 37.08 256,8 35,71 256.30 34,88 249.84 31,92 229.90 28.20

20122010 201120092008

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

50

BAB. 7 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH SERTA REKOMENDASI KEBIJAKAN

1. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Pada triwulan III-2012, ekonomi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

diperkirakan mengalami pertumbuhan positif dan lebih tinggi dibandingkan dengan

periode sebelumnya. Ekonomi Papua diprakirakan tumbuh pada kisaran 6-9%

terutama disebabkan membaiknya kinerja sektor tambang. Sementara itu

perekonomiaan Provinsi Papua Barat diprakirakan masih tumbuh signifikan pada

kisaran 20-23% terutama didorong oleh sektor pertanian dan sektor industri

pengolahan (peningkatan produksi LNG Tangguh).

Pada sisi permintaan, baik perekonomian Provinsi Papua maupun Papua Barat

diperkirakan masih didominasi oleh komponen konsumsi dan investasi.

2. PROSPEK INFLASI

Inflasi di wilayah Papua diperkirakan pada triwulan II-2012 akan berada 3+/-1%.

Target ini diperkirakan dapat dicapai sepanjang tidak ada guncangan signifikan dari

sisi supply (shock). Keyakinan pencapaian target tersebut juga ditopang oleh relatif

terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat serta peran aktif pemerintah dalam

pengendalian harga-harga khususnya kebutuhan bahan pokok melalui pemantauan

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

3. PROSPEK PERBANKAN

Perluasan aktivitas ekonomi seiring dengan pemekaran wilayah Tingkat II

dipastikan membutuhkan kehadiran perbankan. Pemekaran wilayah tersebut tentu

saja membutuhkan perluasan jaringan perbankan sehingga layanan jasa perbankan

diperkirakan akan meningkat seiring dengan prakiraan bertambahnya jaringan kantor

bank dalam bentuk penambahan ATM maupun KCP baru. Dari sisi permintaan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2012 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

51

kredit, diperkirakan akan terjadi peningkatan kredit perbankan mengikuti stabilnya BI

Rate pada level 5,75%.

4. REKOMENDASI

Melihat sumber pertumbuhan ekonomi Papua dan Papua Barat yang masih di

didominasi oleh sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan yang

cenderung memiliki dampak penyerapan tenaga kerja yang kecil, maka berbagai

transformasi kebijakan yang diarahkan mendorong pertumbuhan ekonomi pada

pertumbuhan sektor lainnya seperti sektor pertanian serta sektor perrdagangan,

hotel dan restoran dan sektor usaha lainnya yang bersifat padat karya harus lebih

diperhatikan.

Meskipun penyaluran kredit mengalami pertumbuhan namun apabila

dibandingkan dengan jumlah Dana Pihak Ketiga, secara umum total kredit

tersebut masih tergolong rendsh. Loan to Deposit Ratio (LDR) masih tetap rendah

(sekitar 45-49%). Masih rendahnya tingkat penyaluran kredit tersebut

disebabkan oleh beberapa hal seperti kemampuan dunia usaha memenuhi

persyaratan bank teknis yang masih rendah serta masih rendahnya kemampuan

para pelaku dunia usaha khususnya UMKM dalam menyusun proposal kelayakan

usaha. Berkenaan dengan hal-hal tersebut dan dalam rangka memaksimalkan

peran perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan

koordinasi dengan semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi.

Tingkat inflasi di Provinsi Papua dan Papua Barat memang tergolong cukup

rendah namun karena inflasi tersebut lebih disebabkan oleh keterbatasan

pasokan dan atau masalah distribusi, maka koordinasi dengan Pemerintah dan

stakeholders lainnya harus semakin ditingkatkan. Untuk itu pengadaan

ketersediaan kebutuhan barang dan jasa khususnya kebutuhan pokok dan

kebutuhan strategis harus dikordinasikan dengan daerah lainnya yang menjadi

pemasok serta memberikan subsidi bagi nelayan dan petani agar produksi dapat

ditingkatkan. Selain itu, percepatan pembangunan infrastruktur harus

diprioritaskan agar distribusi dapat semakin lancar.