32
2.1.1 Tinjauan Tentang Fasilitas Belajar 2.1.3.1 Pengertian Fasilitas Belajar Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang dapat memudahkan perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan. (Kamus Besar Indonesia, 2001: 314). Sedangkan menurut Suryo Subroto di dalam Arianto Sam (2012) “fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha, dapat berupa benda-benda maupun uang” Menurut Muhroji dkk (2004:49) “Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, effektif, dan efisien” Dari pendapat-pendapat diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa fasilits belajar adalah segala sesuatu baik berupa benda bergerak atau tidak bergerak serta uang (pembiayaan) yang dapat mempermudah, memperlancar, mengeffektifkan serta mengefisienkan penyelenggaraan kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar. 2.1.3.2 Peranan Fasilitas Belajar Dalam Proses Pembelajaran Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar tentulah sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa, dikarenakan keberadaan serta kondisi dari fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran serta keberlangsungan proses belajar anak, hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Dalyono (2001:241) yang menyatakan bahwa, “kelengkapan fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar akan menghambat kemajuan belajarnya.” Lebih lanjut Moh. Surya (2004: 80) memaparkan betapa pentingnya kondisi fisik fasilitas belajar terhadap proses belajar yang menyatakan bahwa, “Keadaan fasilitas fisik tempat belajar berlangsung di kampus/sekolah ataupun di rumah sangat mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan fisik yang lebih baik lebih menguntungkan mahasiswa belajar dengan

kajian teori

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: kajian teori

2.1.1   Tinjauan Tentang Fasilitas Belajar

2.1.3.1 Pengertian Fasilitas Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang dapat memudahkan

perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan. (Kamus Besar Indonesia, 2001:

314).

Sedangkan menurut Suryo Subroto di dalam Arianto Sam (2012) “fasilitas adalah segala sesuatu

yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha, dapat berupa benda-

benda maupun uang”

Menurut Muhroji dkk (2004:49) “Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses

belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat

berjalan lancar, teratur, effektif, dan efisien”

Dari pendapat-pendapat diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa fasilits belajar adalah

segala sesuatu baik berupa benda bergerak atau tidak bergerak serta uang (pembiayaan) yang

dapat mempermudah, memperlancar, mengeffektifkan serta mengefisienkan penyelenggaraan

kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar.

2.1.3.2 Peranan Fasilitas Belajar Dalam Proses Pembelajaran

Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar tentulah sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa, dikarenakan keberadaan serta kondisi

dari fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran serta keberlangsungan proses belajar

anak, hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Dalyono (2001:241) yang menyatakan bahwa,

“kelengkapan fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau

fasilitas belajar akan menghambat kemajuan belajarnya.”

Lebih lanjut Moh. Surya (2004: 80) memaparkan betapa pentingnya kondisi fisik fasilitas belajar

terhadap proses belajar yang menyatakan bahwa, “Keadaan fasilitas fisik tempat belajar

berlangsung di kampus/sekolah ataupun di rumah sangat mempengaruhi efisiensi hasil belajar.

Keadaan fisik yang lebih baik lebih menguntungkan mahasiswa belajar dengan tenang dan

teratur. Sebaliknya lingkungan fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi hasil

belajar”

Page 2: kajian teori

Jadi kelancaran dan keterlaksanaan sebuah proses pembelajaran akan lancar dan baik jika

didukung sarana atau fasilitas pembelajaran yang lengkap serta dengan kondisi yang baik

sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan baik.

2.1.3.3 Jenis-jenis Fasilitas Belajar

Menurut The Liang Gie (2002) fasilitas belajar dapat dilihat dari tempat dimana aktivitas belajar

itu dilakukan. Berdasarkan tempat aktivitas belajar dilaksanakan, maka fasilitas belajar dapat

dikelompokan menjadi dua yaitu: (1) Fasilitas belajar di sekolah dan (2) Fasilitas belajar di

rumah.

Menurut Oemar Hamalik (2003) terkait fasilitas belajar sebagai unsur penunjang belajar, bahwa:

“Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian kita, yakni media atau alat bantu belajar, peralatan-

perlengkapan belajar, dan ruangan belajar. Ketiga komponen ini saling mengait dan

mempengaruhi. Secara keseluruhan, ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik

secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kegiatan dan keberhasilan

belajar….”.

Menurut Mulyani (dalam Suharsismi dan Lia, 2008), “Perpustakaan sekolah merupakan suatu

unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang berupa tempat

menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistemik dengan cara tertentu untuk

digunakan siswa dan guru sebagai suatu sumber informasi dalam rangka menunjang program

belajar dan mengajar.

Dari paparan serta pendapat yang dikemukakan para ahli dapat di tarik sebuah kesimpulan

mengenai jenis-jenis fasilitas yang secara umum dapat mempengaruhi sebuah kegiatan belajar

serta dapat membantu proses kelancaran belajar diantaranya adalah:

1. 1.      Fasilitas belajar di sekolah

1. a.      Gedung sekolah

Gedung sekolah menjadi central perhatian dan pertimbangan bagi setiap pelajar yang ingin

memasuki suatu lembaga sekolah tertentu. Karena mereka beranggapan kalau suatu sekolah

mempunyai bangunan fisik yang memadai tentunya para siswa dapat belajar dengan nyaman

dan menganggap sekolah tersebut sebagai sekolah yang ideal.

1. b.      Ruang Belajar

Page 3: kajian teori

Ruang belajar di sekolah (Ruang kelas, Laboratorium dan Bengkel) adalah suatu ruangan

sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Ruang belajar yang baik dan serasi

adalah ruang belajar yang dapat menciptakan kondisi yang kondusif, karena ruangan belajar

merupakan salah satu unsur penunjang belajar yang effektif dan menjadi linggungan belajar

yang nantinya berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Dengan demikian letak

kelas sudah di perhatikan dan diperhitungkan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat

menghambat proses belajar mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan dalam ruangan

cukup menyenangkan, maka akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat. Sebaliknya

jika ruang belajar menyediakan lingkungan yang kurang atau tidak menyenangkan, maka

kegiatan belajar yang kurang terangsang dan hasilnya kurang memuaskan.

Secara ideal menurut Oemar Hamalik (2003) Ruang belajar harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

1)      Pencahayaan serta ventilasi yang baik, karena ruang demikian akan terasa besar

bantuannya dalam kebiatan belajar. Sebaliknya ruang yang gelap atau memerlukan penerangan

pada siang hari  dan pengap tentunya kurang baik bagi kesehatan dan sedikit-banyak kurang

menunjang kepentingan belajar

2)      Jauh dari hiruk-pikuk jalan raya atau keramaian kota, karena hal itu akan mengganggu

konsentrasi anak dalam belajar. Menempati ruang yang tenang dan jauh dari kegaduhan lebih

mendukung anak dalam belajar.

3)      Menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan ruangan agar ruangan sedap dipandang

mata.

4)      Lingkungan tertib dan aman, karena lingkungan yang kurang aman akan turut

mengganggu konsentrasi belajar, bahkan secara fisik mungkin terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan

5)      Menciptakan situasi ruang belajar yang nyaman, hal terebut dirasa penting guna

membantu ketenangan dan kesenangan belajar serta kenyamanan akan membawa kejernihan

suasana dan mempengaruhi pula prilaku dan sikap.

6)      Ukuran ruang cukup memadai untuk kegiatan belajar, ukuran ruang kelas hendaknya

disesuaikan dengan rancangan pengembangan instruksional yang sangat effektif untuk belajar

mengajar sehingga daya serap anak didik terhadap suara guru dapat mendengar dengan baik.

Page 4: kajian teori

7)      Cat tembok, meski tergolong sesuatu yang bersifat subjektif namun hendaknya pemilihan

warna jangan yang bersifat mencolok.

8)      Atur ruangan agar serasi terhadap penempatan meja dan kursi serta peralatan-peralatan

lain, dan jangan biarkan terkesan semrawut dan berantakan karena akan mempengaruhi motif

belajar.

1. c.       Alat Bantu Belajar dan Media Pengajaran

Alat bantu belajar berfungsi untuk membantu siswa belajar guna meningkatkan efisiensi dalam

belajar, sedangkan media pengajaran dapat diartikan “sebagai segala sesuatu yang dapat

dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemauan siswa sehingga dapat mendorong  proses belajar”. Bentuk-bentuk media yang

digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi kongkrit. Penggunaan media

tidak lain adalah untuk mengurangi verbalisme agar anak mudah mengerti bahan pelajaran yang

disajikan.

Penggunaan media harus disesuaikan dengan pencapaian tujuan. Bila penggunaan media tidak

tepat membawa akibat pada pencapaian tujuan pengajaran kurang efektif. Untuk itu guru harus

terampil memilih media pengajaran agar tidak mengalami kesukaran dalam menunaikan

tugasnya.

Beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam proses belajar antara lain:

1)      Media grafis atau media visual. Dalam media ini pesan-pesan dapat di sampaikan atau

dituangkan dalam bentuk Simbol-simbol komunikasi. Contohnya : Wallchart, Gambar, Slide

2)      Media audio dan audio-visual. Media audio adalah media yang berhubungan dengan

pendengaran, sedangkan media audio-visual adalah media yang menggabungkan unsur yang

bersifat pendengaran (bunyi) dan penglihatan (grafis) secara bersamaan. berfungsi

menyampaikan pesan pembelajaran yang akan disampaikan, dituangkan kedalam lambang-

lambang audio baik bersifat verbalis. Contohnya: Radio, rekaman, film, video, program televisi

3)      Media proyeksi. Media proyeksi adalah media baik bersifat visual ataupun audio visual.

Media ini interaksinya harus di proyeksikan dengan proyektor terlebih dahulu agar pesan dapat

dilihat oleh siswa. Yang termasuk dalam media ini adalah, film bingkai, Overhead projector(OHP)

dan transparansi, serta proyektor digital.

4)      Objek (benda sebenarnya) dan Model serta media-media lain

Page 5: kajian teori

1. d.      Perpustakaan sekolah

Menurut The Liang Gie (2004)  “perpustakaan adalah sebuah bangunan gedung yang isinya

berupa buku-buku dan bahan bacaan lainnya serta berbagai sumber pengetahuan seperti

film,chalet yang disediakan untuk dimanfaatkan oleh para pengguna. Dengan demikian

perpustakaan berfungsi sebagai sumber informsi, sebagai sumber referensi guna mempermudah

siswa dalam mengakses sumber belajar”.

1. e.       Alat-alat tulis

Proses belajar tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa alat tulis yang dibutuhkan. Semakin

lengkap alat tulis yang dimiliki semakin kecil kemungkinan belajarnya akan terlambat. Alat-alat

tulis tersebut adalah berupa: buku tulis, pensil, ballpoint, penggaris, penghapus, dan alat-alat lain

yang berhubungan secara langsung dengan proses belajar siswa yang perlu di miliki.

1. f.       Buku Pelajaran

Selain alat tulis, dalam kegiatan belajar seseorang perlu memiliki buku yang dapat menunjang

dalam proses belajar. Buku-buku yang dimiliki siswa antara lain:

1)      Buku Pelajaran Wajib. Yaitu buku pelajaran yang sesuai dengan bidang studi yang sedang

dipelajari oleh peserta didik.

2)      Buku Kamus, meliputi kamus bahasa Indonesia, kamus Inggris-Indonesia dan kamus-

kamus lain yang berhubungan dengan meteri pelajaran yang dipelajari.

3)      Buku Tambahan seperti majalah tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dan lain-lain.

1. g.      Fasilitas-fasilitas lain

Disamping macam-macam fasilitas belajar yang sudah disebutkan diatas, adapula hal-hal lain

yang menunjang belajar siswa antara lain yaitu soal uang, pembiayaan atau kesanggupan

pembiayaan guna pembayaran kebutuhan belajar seperti pembayaran SPP dan lain-lain, juga

beberapa fasilitas lain seperti: rak buku, tas sekolah, transportasi, dan lain-lain.

1. 2.      Fasilitas belajar di rumah

Kelengkapan fasilitas belajar di rumah sangat diperlukan oleh siswa untuk belajar, misalnya:

sarana belajar yang meliputi meja, kursi, lemari/rak buku, ruangan, alat-alat tulis dan gambar

serta penerangan. Mengenai prasayarat yang harus di penuhi terkait fasilitas belajar dirumah

Page 6: kajian teori

agar dikatakan baik bisa juga mengacu pada prasyarat mengenai fasilitas belajar di sekolah

seperti halnya mengenai ruangan.

Dari pendapat ahli, maka fasilitas dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang memudahkan

dan melancarkan proses belajar mengajar yang unsur-unsurnya meliputi: (1) Keadaan dan

ketersediaan tempat belajar, (2) kelengkapan, (3) alat bantu belajar , (4) peralatan-perlengkapan

belajar,  (5) perpustakaan, serta (6) kelengkapan-kelengkapan lain penunjang kelancaran proses

belajar siswa seperti ketersediaan uang/pembiayaan.

http://devamelodica.com/contoh-teori-fasilitas-belajar-untuk-skripsi-pendidikan/

Page 7: kajian teori

BAB 1PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSekolah sebagai bentuk organisasi diartikan sebagai wadah dari kumpulan manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan. Keberhasilan program pendidikan dalam proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, dana, prasarana dan sarana, dan faktor lingkunganlainnya. Apabila faktor tersebut terpenuhi dengan baik dan bermutu serta proses belajar bermutu padagilirannya akan menghasilkan meningkatkan mutu pendidikan di Negara kita ini.Salah faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses pembelajaran yaitu sarana dan prasarana. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Sarana prasarana adalah salah satu bagian input, sedangkan input merupakan salah satu subsistem. Sarana prasarana sangat perlu dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap bersaing terhadap pesatnya teknologi. Sarana prasarana merupakan bagian penting yang perlu disiapkan secara cermat dan berkesinambungan, sehingga dapat dijamin selalu terjadi KBM yang lancar. Dalam penyelengaraan pendidikan, sarana prasaran sangat di butuhkan untuk menghasilkan KBM yang efektif dan efisien.Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa :a Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.b Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.Hal itu tentu pas bagi Sekolah Dasar (SD) yang berada di kota, kebutuhan akan sarana dan prasarana tentunya tercukupi dengan baik, namun bagi SD Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) hal ini menjadi kebalikan dari sekolah di kota. Bagaimana mutu pendidikan di Indonesia ini akan meningkat sedangkan pemerintah masih kurang memperhatikan fasilitas baik sarana maupun prasarana di sekolah-sekolah terpencil yang jauh dari kota seperti di SD Negeri 12 Tanjung Raman, Sukarami Kecamatan Taba Penanjung ini. 

B.RUMUSAN MASALAH1.Apa itu sarana dan prasarana pendidikan?2.Apa saja jenis-jenis sarana dan prasarana pendidikan?3.Apa saja sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran?4.Bagaimana standar sarana dan prasarana yang seharusnya?

C.TUJUAN 1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kelas Rangkap (PKR)2.Untuk mengetahui pengertian sarana dan prasarana3.Untuk mengetahui jenis-jenis sarana dan prasarana pendidikan4.Untuk mengetahui apa saja sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran5.Untuk mengetahui bagaimana standar sarana dan prasarana yang seharusnya

Page 8: kajian teori

D.MANFAAT1.Dapat mengetahui pengertian sarana dan prasarana2.Dapat mengetahui jenis-jenis sarana dan prasarana pendidikan3.Dapat mengetahui apa saja sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran4.Dapat mengetahui bagaimana standar sarana dan prasarana yang seharusnya

BAB IIHASIL OBSERVASI

Berdasarkan hasil observasi yang di dapat pada tanggal 31 Maret 2012 di SD Negeri 12 Tanjung Raman, Sukarami Kecamatan Taba Penanjung, yaitu :SD Negeri 12 Tanjung Raman, Sukarami Kecamatan Taba Penanjung berada 3,5 KM dari jalan raya, untuk menuju ke sana kita harus melewati jalan berbatu, terjal serta harus melewati dua buah jembatan kayu dan mendaki dua buah tanjakan yang terjal serta beberapa jalan menurun. Dalam perjalanan ke sana dari jalan raya kita akan melewati perkebunan karet, persawahan dan sungai. Perjalanan Menuju Ke SD Sesampai di sana, kelompok kami mengobservasi sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri 12 Tanjung Raman, Sukarami Kecamatan Taba Penanjung ini, teknik pelaksanaannya yaitu :Pada pelaksanaan kegiatan observasi SD PKR ini kami memperoleh data dan informasi dengan menggunakan teknik pelaksanaan sebagai berikut :1.Observasi LangsungDalam hal ini kami melaksanakan observasi langsung setiap hari sabtu pukul 07.30 sampai 10.30 WIB.2.WawancaraDalam pelaksanaan untuk mengetahui sasrana dan prasaran di SD ini, kami mengadakan tanya jawab kepada kepala sekolah yaitu Bapak Suandi, S.Pd dan 4 guru honornya yang merupakan tamatan SMA.Adapun hasil observasi yang di dapat mengenai sarana dan sarana yang ada di sekolah ini yaitu:Kondisi Fisiki Serta Sarana dan Prasarana di SD Negeri 12 Desa Tanjung Raman, Kelurahan Sukarami Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah a.Bangunan Sekolah/SDKondisi fisik sekolah ini sangat kokoh dan sudah dikategorikan sangat memadai, gedung sekolah berwarna kuning dan ventilasi serta pintu berwarna hijau muda, di sekolah ini terdapat 2 kelas yang telah berlantai keramik dan 4 kelas berlantai semen, kantor guru pun telah berlantai keramik. Namun sayangnya kantor guru ini harus bersatu dengan perpustakaan sekolah. Dan juga bangunan SD ini bersatu dengan bangunan SMP.Kebersihan lingkungan sekolah, tampak sangat terjaga. Ini tampak dari keseluruhan lingkungan dalam keadaan bersih. Semua siswa-siswi sudah dilatih untuk membuang sampah pada tempatnya, tempat sampah sudah ada di setiap kelas juga alat kebersihan lainnya seperti sapu. b.Lapangan SekolahLapangan sekolah yang merupakan prasarana ini belum bisa dikatakan memadai, lapangannya masih tanah, jika hujan akan becek dan lapangan ini tandus. Terdapat satu tiang bendera di tengah-tengan lapangan. Lapangan ini selalu digunakan untuk upacara hari senin atau hari besar lainnya, namun upacara harus disatukan dengan anak SMP juga, serta lapangan ini juga digunakan untuk berolahraga dan tempat bermain siswa saat jam istirahat.Lapangan sekolahc.Ruang Kelas

Page 9: kajian teori

Ruang kelas yang merupakan prasarana di SD Negeri 12 Desa Tanjung Raman ini memiliki 6 ruang kelas dan 1 kantor guru yang juga menjadi perpustakaan. Dari 6 ruang kelas ini 2 diantaranya telah berlantai keramik yaitu pada kelas V dan kelas VI, sedangkan 4 kelas lagi masih berlantai semen pecah-pecah. Kantor guru yang merangkap menjadi perpustakaan ini telah berlantai keramik. Terdapat 12 meja dan 24 kursi di tiap kelas serta 1 meja dan kursi guru yang terdapat di depan kelas.Sarana yang terdapat di ruang kelas ini yaitu papan tulis, spidol, penghapus papan, sapu, tempat sampah serta gambar-gambar pahlawan dan gambar presiden, garuda serta wakil presiden. Namun setiap kelas tidak terdapat jam dinding.d.Kantor Kepala SekolahPrasarana seperti ruang kepala sekolah belum ada secara khusus, karena kekurangan akan gedung sekolah sehingga kepala sekolah harus bersatu ruangan dengan para guru dan sekaligus merangkap menjadi perpustakaan ini. Jika ada tamu, maka penyambutan tamu akan dilakukan di ruang guru yang merangkap perpustakaan ini.Kantor kepala sekolah yang sekaligus merangkap menjadi ruang guru dan perpustakaane.Ruang GuruPrasarana seperi ruang guru ini belum terdapat secara khusu, ruang guru ini merangkap menjadi kantor kepala sekolah dan perpustakaan. Fasilitas diruang guru ini terdapat 5 meja guru dan 5 kursi guru, 1 set kursi tamu, 4 lemari dan 2 rak buku perpustakaan serta media-media pembelajaran.f.PerpustakaanPrasarana seperti perpustakaan ini belum terdapat gedung perpustakaan secara khusus di sekolah ini, perpustakaan masih menjadi satu dengan ruang guru, sehingga jika siswa ingin meminjam buku, maka siswa harus masuk ke ruang guru ini. Terkadang guru merasah risih dengan hilir mudik siswa di ruang guru karena ingin meminjam atau membaca buku, karena ruang guru merupakan ruang istirahat bagi guru. Namun guru tidak dapat berbuat banyak dikarenakan masalah kekurangan ruang ini.Sarana yang ada di perpustakaan ini berupa buku-buku pelajaran maupun buku-buku cerita bantuan dari diknas dan 2 rak buku.g.Ruang UKSBelum ada ruang UKS khusus di sekolah ini, jika siswa sakit maka siswa akan dibawa ke ruang guru dan diobati.h.WC SekolahSarana sperti WC sekolah di SD ini hanya satu di dekat gerbang masuk, WC ini sekaligus bersatu dekat sumur. WC pun belum begitu memadai.i.Kantin SekolahTidak terdapat kantin sekolah di sini, jika jam istirahat siswa biasanya bermain dan jika siswa merasa lapar, siswa akan pulang kerumahnya kerena siswa yang bersekolah di sini bertempat tinggal di sekitar sekolah.j.Laboraturium IPAWalaupun media untuk pembelajaran IPA telah tersedia namun belum terdapat lap IPA di sini, jika akan mengadakan praktek IPA, maka hal ini akan dilakukan di kelas kemudian media akan disimpan lagi di kantor guru.Sarana lain yang menunjang proses pembelajaran yaitu:1.Alat olahraga berupa bola kaki, bola voli dan bola basket2.Buku bahan ajar yang merupakan bantuan dari diknas3.Sudah terdapat media-media pembelajaran untuk menunjang proses belajar mengajar.Sarana dan Prasarana yang belum ada di SD ini yaitu :1.Belum terdapat lisrik di sekolah ini, jika akan mengadakan acara, sekolah ini memakai energi listrik dari jenset

Page 10: kajian teori

2.Tidak terdapat komputer untuk membuat penyusunan laporan BOS, sehingga mereka merental di luar desa jika ingin menyusun laporan BOS3.Belum terdapat TU di sekolah ini yang menyusun pengadministrasian sekolah

BAB IIIPEMBAHASAN

A.PENGERTIAN SARANA DAN PRASARANADalam khazanah peristilahan pendidikan sering disebut-sebut istilah sarana dan prasarana pendidikan. Kerap kali istilah itu digabung begitu saja menjadi sarana-prasarana pendidikan. Dalam bahasa Inggris sarana dan prasarana itu disebut dengan facility (facilities). Jadi, sarana dan prasarana pendidikan akan disebut educational facilities. Sebutan itu jika diadopsi ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan artinya segala sesuatu (alat dan barang) yang memfasilitasi (memberikan kemudahan) dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan.Sarana pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Sementara prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan.Erat terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan itu, dalam daftar istilah pendidikan dikenal pula sebutan alat bantu pendidikan (teaching aids), yaitu segala macam peralatan yang dipakai guru untuk membantunya memudahkan melakukan kegiatan mengajar. Alat bantu pendidikan ini yang pas untuk disebut sebagai sarana pendidikan.Jadi, sarana pendidikan dapat juga diarikan segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut murid, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran. Lalu prasarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk “memudahkan penyampaian/mempelajari materi pelajaran, ” prasarana pendidikan untuk “memudahkan penyelenggaraan pendidikan.” Dalam makna inilah sebutan “digunakan langsung” dan “digunakan tidak langsung” dalam proses pendidikan seperti telah disinggung di awal dimaksudkan. Jelasnya, disebut “langsung” itu terkait dengan penyampaian materi (mengajarkan materi pelajaran), atau mempelajari pelajaran. Papan tulis, misalnya, digunakan langsung ketika guru mengajar (di papan tulis itu guru menuliskan pelajaran). Meja murid tentu tidak digunakan murid untuk menulis pelajaran, melainkan untuk “alas” murid menuliskan pelajaran (yang dituliskan di buku tulis; buku tulis itulah yang digunakan langsung).

B.JENIS-JENIS SARANA DAN PRASARANASarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.1Ditinjau dari Habis Tidaknya DipakaiDilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. a)Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh, kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa, dsb.Selain itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Contoh: pita mesin ketik/komputer, bola

Page 11: kajian teori

lampu, dan kertas.b)Sarana pendidikan tahan lamaSarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh, bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga.

2Ditinjau dari Bergerak Tidaknya pada Saat DigunakanDitinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak bergerak.a)Sarana pendidikan yang bergerakSarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya, contohnya: almari arsip sekolah, bangku sekolah, dsb.b)Sarana pendidikan yang tidak bergerakSarana pendidikan yang tidak bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).3Ditinjau dari hubungannya dengan Proses Belajar MengajarSarana Pendidikan dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran.a)Alat pelajaranAlat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik.b)Alat peragaAlat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai dengan yang konkret.c) Media Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:1. prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium.2. prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.C.SARANA DAN PRASARANA YANG MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN1.Sarana Yang Menunjang Proses Pembelajaran, meliputi :a.Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran. Seperti papan tulis, spidol, dll.b.Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk membantu komunikasi dalam pembelajaran.c.Buku adalah karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar, meliputi:Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan guru untuk setiap mata pelajaran.Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru.Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu.d.Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.

Page 12: kajian teori

2.Prasarana Yang Menunjang Proses Pembelajaran, Meliputi :a.Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus.b.Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka.c.Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.d.Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah.e.Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat, dan menerima tamu. 21. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi sekolah/madrasah.f.Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.g.Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan di sekolah/madrasah.h.Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.i.Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi peserta didik.j.Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.k.Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah/madrasah.l.Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olah raga.m.Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas.D.STANDAR SARANA DAN PRASARANA YANG SEHARUSNYAMenurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah :Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan berikut.a.Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai.b.Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan tempat sampah, serta penyaluran air hujan.c.Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.KETENTUAN PRASARANA DAN SARANASebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:1.ruang kelas,2.ruang perpustakaan,3.laboratorium IPA,4.ruang pimpinan,5.ruang guru,6.tempat beribadah,7.ruang UKS,8.jamban,9.gudang,10.ruang sirkulasi,11.tempat bermain/berolahraga.

Page 13: kajian teori

Ketentuan mengenai prasarana tersebut beserta sarana yang ada di dalamnya diatur dalam standar sebagai berikut:A.Ruang Kelasa.Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.b.Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.c.Kapasitas maksimum ruang kelas 28 peserta didik.d.Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas 30 m2.e.Lebar minimum ruang kelas 5 m.f.Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan.g.Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.h.Ruang kelas dilengkapi sarana sebagai berikut:A)Prabot1.1 buah kursi/ peserta didik, kursi harus kuat, stabil dan mudah dipindahkan oleh pesera didik2.Meja peserta didik 1 buah/peserta didik. Meja harus kuat, stabil, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran sesuai dengan kelompok usia peserta didik dan mendukung pembentukan postur tubuh yang baik, minimum dibedakan untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6. Desain memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke bawah meja.3.Kursi guru 1 buah/guru. Kursi harus kuat, stabil, dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman.4.Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman.5.Lemari 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk menyimpan perlengkapan yang diperlukan kelas. Tertutup dan dapat dikunci.6.Rak hasil karya peserta didik 1 buah/ruang. Ukuran memadai untuk meletakkan hasil karya seluruh peserta didik yang ada di kelas. Dapat berupa rak terbuka atau lemari.7.Papan pajang 1 buah/ruang Ukuran minimum 60 cm x 120 cm.B)Peralatan Pendidikan1.Alat peraga [lihat daftar sarana laboratorium IPA]C)Media Pendidikan1.Papan tulis 1 buah/ruang Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas.D)Perlengkapan Lain1.Tempat sampah 1 buah/ruang2.Tempat cuci tangan 1 buah/ruang3.Jam dinding 1 buah/ruang4.Soket listrik 1 buah/ruangB.Ruang Perpustakaana.Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.b.Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan 5 m.c.Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku.d.Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah dicapaie.Ketentuan sarana perpustakaan yaitu:

Page 14: kajian teori

A.Buku1.Buku teks pelajaran 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik, ditambah 2 eksemplar/mata pelajaran/sekolah Termasuk dalam daftar buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Mendiknas dan daftar buku teks muatan lokal yang ditetapkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota.2.Buku panduan pendidik 1 eksemplar/mata pelajaran/guru mata pelajaran bersangkutan, ditambah 1 eksemplar/mata pelajaran/sekolah3.Buku pengayaan 840 judul/sekolah Terdiri dari 60% non-fiksi dan 40% fiksi. Banyak eksemplar/sekolah minimum: 1000 untuk 6 rombongan belajar, 1500 untuk 7-12 rombongan belajar, 2000 untuk 13-24 rombongan belajar.4.Buku referensi 10 judul/sekolah Sekurang-kurangnya meliputi Kamus Besar Bahasa Indonesia, kamus Bahasa Inggris, ensiklopedi, buku statistic daerah, buku telepon, kitab undang-undang dan peraturan, dan kitab suci.5.Sumber belajar lain 10 judul/sekolah Sekurang-kurangnya meliputi majalah, surat kabar, globe, peta, gambar pahlawan nasional, CD pembelajaran, dan alat peraga matematika.B.Perabot1.Rak buku 1 set/sekolah Dapat menampung seluruh koleksi dengan baik. Memungkinkan peserta didik menjangkau koleksi buku dengan mudah.2.Rak majalah 1 buah/sekolah Dapat menampung seluruh koleksi majalah. Memungkinkan peserta didik menjangkau koleksi majalah dengan mudah.3.Rak surat kabar 1 buah/sekolah Dapat menampung seluruh koleksi suratkabar. Memungkinkan peserta didik menjangkau koleksi suratkabar dengan mudah.4.Meja baca 10 buah/sekolah Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik. Desain memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke bawah meja.5.Kursi baca 10 buah/sekolah Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik. Desain dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar.6.Kursi kerja 1 buah/petugas Kuat dan stabil. Ukuran yang memadai untuk bekerja dengan nyaman.7.Meja kerja/ sirkulasi 1 buah/petugas. Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan. Ukuran yang memadai untuk bekerja dengan nyaman.8.Lemari katalog 1 buah/sekolah Cukup untuk menyimpan kartu-kartu katalog. Lemari katalog dapat diganti dengan meja untuk menempatkan katalog.9.Lemari 1 buah/sekolah Ukuran memadai untuk menampung seluruh peralatan untuk pengelolaan perpustakaan. Dapat dikunci.10.Papan pengumuman 1 buah/sekolah Ukuran minimum 1 m2.11.Meja multimedia 1 buah/sekolah Kuat dan stabil. Ukuran memadai untuk menampung12.seluruh peralatan multimedia.C.Media Pendidikan1.Peralatan multimedia 1 set/sekolah Sekurang-kurangnya terdiri dari 1 set komputer (CPU, monitor minimum 15 inci, printer), TV, radio, dan pemutar VCD/DVD.D.Perlengkapan Lain1.Buku inventaris 1 buah/sekolah2.Tempat sampah 1 buah/ruang3.Soket listrik 1 buah/ruang4.Jam dinding 1 buah/ruangC.Ruang Pimpinana.Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsure komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya.b.Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3 m.c.Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dapat dikunci dengan baik.

Page 15: kajian teori

d.Ruang pimpinan dilengkapi sarana berikut :A.Perabot1.Kursi pimpinan 1 buah/ruang Kuat dan stabil. Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman.2.Meja pimpinan 1 buah/ruang Kuat dan stabil. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman.3.Kursi dan meja tamu 1 set/ruang Ukuran memadai untuk 5 orang duduk dengan nyaman.4.Lemari 1 buah/ruang Ukuran memadai untuk menyimpan perlengkapan pimpinan sekolah. Tertutup dan dapat dikunci.5.Papan statistik 1 buah/ruang Berupa papan tulis berukuran minimum 1 m2.B.Perlengkapan lain1.Simbol kenegaraan 1 set/ruang Terdiri dari Bendera Merah Putih, Garuda Pancasila, Gambar Presiden RI, dan Gambar Wakil Presiden RI.2.Tempat sampah 1 buah/ruang3.Mesin ketik/computer 1 set/sekolah4.Filing cabinet 1 buah/sekolah5.Brankas 1 buah/sekolah6.Jam dinding 1 buah/ruangD.Ruang Gurua.Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.b.Rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik dan luas minimum 32 m2.c.Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.d.Ruang guru dilengkapi sarana sebagai berikut:A.Perabot1.Kursi kerja 1 buah/guru Kuat dan stabil. Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman.2.Meja kerja 1 buah/guru Kuat dan stabil. Model meja setengah biro. Ukuran memadai untuk menulis, membaca, memeriksa pekerjaan, dan memberikan konsultasi.3.Lemari 1 buah/guru atau 1 buah yang digunakan bersama oleh semua guru Ukuran memadai untuk menyimpan perlengkapan guru untuk persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. Tertutup dan dapat dikunci.4.Papan statistik 1 buah/sekolah Berupa papan tulis berukuran minimum 1 m2.5.Papan pengumuman 1 buah/sekolah Berupa papan tulis berukuran minimum 1 m2.B.Perlengkapan Lain1.Tempat sampah 1 buah/ruangTempat cuci tangan 1 buah/ruang2.Jam dinding 1 buah/ruang 3.penanda waktu 1 buah/sekolahE.Jambana.Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil.b.Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru.c.Banyak minimum jamban setiap sekolah 3 unit.d.Luas minimum 1 unit jamban 2 m2.e.Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan.f.Tersedia air bersih di setiap unit jamban.g.Jamban dilengkapi sarana sebagai berikut:A.Perlengkapan Lain1.Kloset jongkok 1 buah/ruang Saluran berbentuk leher angsa.2.Tempat air 1 buah/ruang Volume minimum 200 liter. Berisi air bersih. 3.Gayung 1 buah/ruang

Page 16: kajian teori

4.Gantungan pakaian 1 buah/ruang5.Tempat sampah 1 buah/ruangF.Tempat Bermain/Berolahragaa.Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler.b.Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga 3 m2/peserta didik. Untuk satuan pendidikan dengan banyak peserta didik kurang dari 167, luas minimum tempat bermain/berolahraga 500 m2. Di dalam luasan tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran 20 m x 15 m.c.Tempat bermain/berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian ditanami pohon penghijauan.d.Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas.e.Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.f.Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga.g.Tempat bermain/berolahraga dilengkapi sarana sebagai berikut:A.Peralatan Pendidikan1.Tiang bendera 1 buah/sekolah Tinggi sesuai ketentuan yang berlaku.2.Bendera 1 buah/sekolah Ukuran sesuai ketentuan yang berlaku.3.Peralatan bola voli 1 set/sekolah Minimum 6 bola.4.Peralatan sepak bola 1 set/sekolah Minimum 6 bola.5.Peralatan senam 1 set/sekolah Minimum matras, peti loncat, tali loncat, simpai, bola plastik, tongkat.6.Peralatan atletik 1 set/sekolah Minimum lembing, cakram, peluru, tongkat estafet, dan bak loncat.7.Peralatan seni budaya 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi masingmasing satuan pendidikan.8.Peralatan ketrampilan 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi masingmasing satuan pendidikan.B.Perlengkapan Lain1.Pengeras suara 1 set/sekolah2.Tape recorder 1 buah/sekolahG.Laboratorium IPAa.Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas.b.Sarana laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu mendukung kegiatan dalam bentuk percobaan. d.Setiap SD/MI dilengkapi sarana laboratorium IPA seperti :A.Perabot 1.Lemari 1 buah/sekolah Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyimpa seluruh alat peraga. Tertutup dan dapat dikunci. Dapat memanfaatkan lemari yang terdapat di ruang kelas.B.Peralatan Pendidikan1.Model kerangka manusia 1 buah/sekolah Tinggi minimum 125 cm. Mudah dibawa.2.Model tubuh manusia 1 buah/sekolah Tinggi minimum 125 cm. Dapat diamati dengan mudah oleh seluruh peserta didik. Dapat dibongkar pasang. Mudah dibawa. 3.Globe 1 buah/sekolah Diameter minimum 40 cm. Memiliki penyangga dan dapat diputar. Dapat memanfaatkan globe yang terdapat di ruang perpustakaan. 4.Model tata surya 1 buah/sekolah Dapat mendemonstrasikan terjadinya fenomena gerhana. 5.Kaca pembesar 6 buah/sekolah 6.Cermin datar 6 buah/sekolah 

Page 17: kajian teori

7.Cermin cekung 6 buah/sekolah 8.Cermin cembung 6 buah/sekolah 9.Lensa datar 6 buah/sekolah 10.Lensa cekung 6 buah/sekolah 11.Lensa cembung 6 buah/sekolah 12.Magnet batang 6 buah/sekolah Dapat mendemonstrasikan gaya magnet.13.Poster IPA, terdiri dari: a) metamorfosis,b) hewan langka,c) hewan dilindungi,d) tanaman khas Indonesia, e) contoh ekosistemf) sistem-sistem pernapasan hewan, 1set/sekolah Jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1. 

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARANA.KESIMPULANSarana dan prasarana pendidikan sangatlah bermanfaat dan berperan penting untuk menunjang kelancaran proses pendidikan karena meskipun KBM (kegiatan Belajar Mengajar) sudah baik, namun tidak didukung dengan alat-alat atau sarana prasarana pendidikan maka hasil yang dicapai tidak akan sesempurna yang diharapkan.Sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri 12 Desa Tanjung Raman Kelurahan Sukarami Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah ini belum bisa dikatakan sangat memadai, dari struktur gedungnya memang sudah lumayan memadai, namun masih banyak sarana dan prasarana yang belum memadai di sekolah ini.B.SARANSuatu sekolah harus memperhatikan sarana dan prasarana di sekolahnya karena dalam penyelengaraan pendidikan, sarana prasaran sangat di butuhkan untuk menghasilkan KBM yang efektif dan efisien. Serta pemerintah harus lebih memperhatikan lagi sarana dan sarana di sekolah-sekolah yang berada di desa terpencil seperti SD Negeri 12 Desa Tanjung Raman Kelurahan Sukarami Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah ini agar mutu pendidikan di Indonseia dapat meningkat secara merata.

http://endahsblog-endah.blogspot.com/2012/04/sarana-dan-prasarana-pendidikan.html

Page 18: kajian teori

BAB IIKAJIAN TEORI, SARANA PRASARANA DAN MEDIA

PEMBELAJARAN SERTA MOTIVASI

A.     KAJIAN TEORI  

1.  Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pendidikan 

a.  Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan 

               Ada  lima  faktor  penting  yang  harus  ada  pada  proses  belajar mengajar yaitu: guru,

murid, tujuan, materi dan waktu. Ketidak adaan salah satu  faktor saja dari faktor  tersebut,

maka  tidak mungkin  terjadi

proses  belajar  mengajar.  Dengan  5  faktor  tersebut,  proses belajar

mengajar  dapat  dilaksanakan  walaupun  kadang-kadang  dengan  hasil

yang  minimal pula.  Hasil  tersebut  dapat  ditingkatkan  apabila  ada 

sarana  penunjang,  yaitu  faktor  fasilitas/Sarana  dan  Prasarana Pendidikan.

Sarana  adalah segala  sesuatu  yang  dapat  dipakai  sebagai  alat dalam mencapai maksud atau

tujuan; alat; media[1]

               Menurut  E. Mulyasa,  ìSarana  pendidikan  adalah  peralatan  dan

perlengkapan  yang secara  langsung  dipergunakan  dan  menunjang

proses  pendidikan,  khususnya  proses  belajar, mengajar,  seperti

gedung,  ruang  kelas,  meja  kursi,  serta  alat-alat  dan  media pengajaran.

[2] Sarana  pendidikan  merupakan  sarana  penunjang  bagi  proses belajar-mengajar. Menurut

Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, yang dimaksud dengan: Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan

dalam proses  belajar-mengajar,  baik  yang  bergerak maupun  yang  tidak

bergerak  agar pencapaian  tujuan  pendidikan  dapat  berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan

efisien.[3]

               Jadi,  dapat  disimpulkan  bahwa  yang  dimaksud  sarana  pendidikan

adalah  semua fasilitas  yang  secara  langsung  dan  menunjang  proses

pendidikan,  khususnya  proses  belajar mengajar,  baik  yang  bergerak maupun yang  tidak

bergerak agar pencapaian  tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan

efesien. Sedangkan  pengertian  prasarana secara  etimologis  (arti  kata)

prasarana  berarti  alat  tidak  langsung  untuk  mencapai  tujuan. Dalam  pendidikan

misalnya  :  lokasi/tempat,  bangunan  sekolah, lapangan olah raga, uang dan sebagainya. Sedang

sarana seperti alat  langsung  untuk  mencapai  tujuan  pendidikan, misalnya  : ruang, buku,

perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.[4] 

               Sedangkan menurut  Ibrahim Bafadal bahwa ìprasarana pendidikan adalah semua

perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses

pendidikan di sekolah.

[5] Jadi,  dapat  disimpulkan  bahwa  yang  dimaksud  dengan  prasarana pendidikan  adalah  fasil

itas  yang  secara  tidak  langsung  menunjang

Page 19: kajian teori

jalannya  proses pendidikan  atau  pengajaran,  seperti  halaman,  kebun,

taman  sekolah,  jalan  menuju sekolah,  tetapi  dimanfaatkan  secara langsung

untuk  proses  belajar mengajar,  seperti  taman sekolah untuk

pengajaran  biologi,  halaman  sekolah  sebagai  sekaligus  lapangan  olah raga, komponen

tersebut merupakan sarana pendidikan. 

b.  Jenis-jenis Sarana dan Prasarana  Pendidikan 

               Fasilitas  atau  benda-benda  pendidikan  dapat  ditinjau  dari  fungsi, jenis atau sifatnya,

yaitu:  

1.  Ditinjau  dari  fungsinya  terhadap PBM,  prasarana  pendidikan

berfungsi  tidak  langsung (kehadirannya  tidak  sangat

menentukan).  Sedangkan  sarana  pendidikan  berfungsi  langsung (kehadirannya sangat

menentukan) terhadap PBM. 

2.  Ditinjau  dari  jenisnya,  fasilitas  pendidikan  dapat  dibedakan menjadi fasilitas fisik dan

fasilitas nonfisik. 

3.  Ditinjau  dari  sifat  barangnya,  benda-benda  pendidikan  dapat

dibedakan  menjadi  barang bergerak  dan  barang  tidak  bergerak, yang kesemuanya dapat

mendukung pelaksanaan tugas.[6] Secara singkat ketiga tinjauan fasilitas atau benda-benda

pendidikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 

1. Ditinjau dari  fungsinya  terhadap Proses Belajar Mengajar  (PBM), prasarana pendidikan

berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Termasuk dalam prasarana

pendidikan adalah tanah,  halaman,  pagar,  tanaman,  gedung/bangunan  sekolah,

jaringan jalan,  air,  listrik,  telepon,  serta  perabot/mobiler.

Sedangkan  sarana  pendidikan  berfungsi langsung  (kehadirannya

sangat  menentukan)  terhadap  PBM,  seperti  alat  pelajaran,  alat peraga, alat praktek dan media

pendidikan. 

2.  Ditinjau  dari  jenisnya,  fasilitas  pendidikan  dapat  dibedakan menjadi fasilitas fisik dan

fasilitas nonfisik. Fasilitas  fisik  atau  fasilitas  material  yaitu  segala  sesuatu  yang 

berwujud  benda  mati  atau  dibendakan  yang  mempunyai  peran

untuk  memudahkan  atau melancarkan  sesuatu  usaha,  seperti

kendaraan,  mesin  tulis,  komputer,  perabot,  alat peraga,  model, media, dan sebagainya.

Fasilitas  nonfisik  yakni  sesuatu  yang  bukan  benda mati,  atau

kurang  dapat  disebut  benda  atau  dibendakan,  yang  mempunyai

peranan  untuk memudahkan  atau  melancarkan  sesuatu  usaha seperti manusia, jasa, uang. 

3.  Ditinjau  dari  sifat  barangnya,  benda-benda  pendidikan  dapat

dibedakan  menjadi  barang bergerak  dan  barang  tidak  bergerak, yang kesemuanya dapat

mendukung pelaksanaan tugas.  

a.  Barang  bergerak  atau  barang  berpindah/dipindahkan

dikelompokkan  menjadi  barang habis-pakai  dan  barang  tak habis pakai. 

1)  Barang  habis-pakai  ialah  barang  yang  susut  volumenya pada waktu dipergunakan, dan

dalam jangka waktu tertentu barang  tersebut  dapat  susut  terus  sampai  habis  atau  tidak

Page 20: kajian teori

berfungsi  lagi,  seperti  kapur  tukis,  tinta,  kertas,  spidol,

penghapus,  sapu  dan  sebagainya. (Keputusan  Menteri Keuangan Nomor 225/MK/V/1971

tanggal 13 April 1971). 

2)  Barang  tak-habis-pakai  ialah  barang-barang  yang  dapat

dipakai  berulang  kali  serta tidak  susut  volumenya  semasa

digunakan  dalam  jangka  waktu  yang  relatif  lama,  tetapi tetap

memerlukan  perawatan  agar  selalu  siap-pakai  untuk

pelaksanaan  tugas,  seperti mesin  tulis,  komputer,  mesin

stensil,  kendaraan,  perabot,  media  pendidikan  dan sebagainya. 

b.  Barang  tidak  bergerak  ialah  barang  yang  tidak  berpindah-pindah  letaknya  atau  tidak bis

a  dipidahkan,  seperti  tanah, bangunan/gedung, sumur, menara air, dan

sebagainya. Selanjutnya  menurut  Nawawi  (1987),  ditinjau  dari  hubungannya 

dengan Proses Belajar Mengajar  adalah sebagai berikut: Dalam hubungannya dengan proses

belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang

secara langsung digunakan  dalam  proses  belajar  mengajar.  Sebagai  contonya  adalah

kapur  tulis, atlas dan  sarana pendidikan  lainnya yang digunakan guru dalam mengajar. Kedua,

sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan  dengan  proses  belajar

mengajar,  seperti lemari  arsip  di

kantor  sekolah  merupakan  sarana  pendidikan  yang  secara  tidak langsung digunakan olehguru

dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan  bila  tinjau  dari  fungsi  dan peranannya  dalam  proses belajar mengajar, maka

sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi: 

1.  Alat pelajaran 

2.  Alat peraga 

3.  Media pengajaran.[7]

               Secara  singkat  ketiga  macam  sarana  pendidikan  tersebut  dapat dijelaskan sebagai

berikut: 

1.  Alat pelajaran 

               Alat  pelajaran  adalah  alat  yang  digunakan  secara  langsung dalam  proses  belajar

mengajar. Alat  ini mungkin  berwujud  buku tulis,  gambar-gambar,  alat-alat  tulis-

menulis lain  seperti  kapur, penghapusan  dan  papan  tulis maupun  alat-alat  praktek,  semuanya

termasuk ke dalam lingkup alat pelajaran.[8]

2.  Alat peraga 

               Alat  peraga  mempunyai  arti  yang  luas.  Alat  peraga  adalah

semua  alat pembantu  pendidikan  dan  pengajaran,  dapat  berupa

benda  ataupun  perbuatan  dari  yang tingkatannya  paling  konkrit

sampai  ke  yang  paling  abstrak  yang  dapat  mempermudah pemberian pengertian

(penyampaian konsep) kepada

murid.                                        Di samping  itu,  alat  peraga  sangatlah  penting  bagi  pengajar

untuk  mewujudkan  atau mendemonstrasikan  bahan  pengajaran

Page 21: kajian teori

guna  memberikan  pengertian  atau  gambaran  yang jelas  tentang

pelajaran  yang  diberikan.  Hal  itu  sangat  membantu  siswa  untuk tidak menjadi siswa

verbalis.[9] Dengan  bertitik  tolak  pada  penggunaannya, maka  alat  peraga dapat dibedakan

menjadi 2, yaitu: 

a)  Alat  peraga  langsung,  yaitu  jika  guru  menerangkan dengan menunjukkan benda

sesungguhnya (benda dibawa ke kelas, atau anak diajak ke benda); 

b)  Alat peraga  tidak  langsung, yaitu jika guru mengadakan

penggantian  terhadap  benda sesungguhnya.  Berturut-turut dari  yang  konkrit  ke  yang  abstrak,

maka  alat  peraga  dapat berupa: Benda  tiruan  (miniatur), Film, Slide, Foto, Gambar, Sketsa

atau bagan. Disamping pembagian  ini,  ada  lagi  alat  peraga  atau

peragaan  yang  berupa  perbuatan  atau  kegiatan yang

dilakukan  oleh  guru.  Sebagai  contoh  jika  guru  akan 

menerangkan  bagaimana  orang:  berkedip,  mengengadah, melambaikan  tangan, membaca

dan  sebagainya, maka  tidak perlu menggunakan alat peraga. Tetapi ia memperagakan.[10] 

3.  Media pengajaran 

               Kata  media  berasal  dari  bahasa  latin  dan  merupakan  bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.[11] Media adalah alat

bantu  apa saja yang dapat dijadikan  sebagai

penyalur  pesan  guna  mencapai  tujuan  pengajaran.  Media merupakan  sesuatu  yang  bersifat  

menyalurkan  pesan  dan  dapat merangsang  pikiran, perasaan  dan  kemauan  audien  (siswa)

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

[12] Oleh  karena  itu,  Penggunaan  media  secara  kreatif  akan

memungkinkan audien  (siswa)  untuk  belajar  lebih baik  dan  dapat meningkatkan performan

mereka  sesuai dengan  tujuan yang  ingin dicapai. 

               Menurut  Ramayulis,  Alat/Media  pendidikan  atau pengajaran mempunyai peranan

yang sangat penting. Sebab alat/media  merupakan  sarana  yang  membantu  proses

pembelajaran  terutama  yang  berkaitan  dengan  indera

pendengaran  dan  penglihatan. Adanya  alat/media  bahkan

dapat  mempercepat  proses  pembelajaran  murid  karena dapat membuat pemahaman murid

lebih lebih cepat pula.[13]

               Media  pendidikan  mempunyai  peranan  yang  lain  dari  peraga.

Media  pendidikan adalah  sarana  pendidikan  yang  digunakan

sebagai  perantara  di  dalam  proses  belajar mengajar,  untuk  lebih

mempertinggi  efektifitas  dan  efesiensi,  tetapi  dapat  pula  sebagai pengganti peranan guru.

Hamalik  (1986)  mengemukakan  bahwa  pemakaian  media

pengajaran  dalam  proses  belajar  mengajar  dapat  membangkitkan

keinginan  dan  minat yang  baru,  membangkitkan  motivasi  dan

rangsangan  kegiatan  belajar,  dan  bahkan membawa  pengaruh-pengaruh psikologis terhadap

siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu

keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada

saat  itu.  Di  samping  membangkitkan  motivasi dan  minat  siswa,

Page 22: kajian teori

media  pengajaran  juga  dapat  membantu  siswa  meningkatkan

pemahaman,  menyajikan  data  dengan  menarik  dan  terpercaya, memudahkan penafsiran data,

dan memadatkan informasi.[14]

               Biasanya  klasifikasi  media  pendidikan  didasarkan  atas  indera yang digunakan untuk

menangkap isi dari materi yang disampaikan

dengan  media  tersebut.  Dengan  cara pengklasifikasian  ini dibedakan atas: 

1.  Media  audio  atau  media  dengar,  yaitu  media  untuk pendengaran.  

2.  Media  visual  atau  media  tampak,  yaitu  media  untuk penglihatan.  

3.  Media  audio  visual  atau  media  tampak-dengar,  yaitu media untuk pendengaran dan

penglihatan.[15] 

               Sedangkan  contoh dari ketiga media di atas  adalah: Contoh yang  termasuk media

audio antara  lain,  transparansi, papan tulis,  gambar-

gambar,  grafik  poster,  peta  dan  globe, dll.

Contoh  yang  termasuk  media  visual  antara  lain,  radio,

rekaman  pada  tape  recorder, dll.  Sedangkan  contoh  yang termasuk media audio visual antara

lain, film, televisi, dll.[16]

               Ketiga  media  ini  dapat  digunakan  untuk  memudahkan  guru dalam menyampaikan

materi  pelajaran,  yaitu  di  antaranya  adalah

dapat  memperjelas  penyajian  pesan  dan informasi  serta  dapat

meningkatkan  dan  mengarahkan  perhatian  anak  sehingga  dapat

menimbulkan  motivasi  belajar,  interaksi  yang  lebih  langsung

antara  siswa  dan lingkungannya,  dan  kemungkinan  siswa  untuk belajar  sendiri-

sendiri  sesuai  dengan kemampuan  dan  minatnya. Oleh karena itu, media pengajaran harus

benar-benar dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin maka tujuan pendidikan dapat berjalan

secara efektif dan efisien serta mencapai tujuan yang diharapkan.[17] Sedangkan  jenis-

jenis  prasarana  pendidikan  di sekolah  bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:  

1.  Prasarana  pendidikan  yang  secara  langsung  digunakan

untuk  proses  belajar  mengajar, seperti  ruang  teori,  ruang

perpustakaan,  ruang  praktek  keterampilan,  dan  ruang laboratorium. 

2.  Prasarana  sekolah  yang  keberadaannya  tidak  digunakan

untuk  proses  belajar  mengajar, tetapi  secara  langsung  sangat menunjang  terjadinya proses

belajar mengajar. Beberapa contoh

tentang  prasarana  sekolah  jenis  terakhir  tersebut  di  antaranya

adalah  ruang  kantor,  kantin sekolah,  tanah  dan  jalan  menuju sekolah,

kamar  kecil,  ruang  usaha  kesehatan  sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat

parkir kendaraan. Sedangkan menurut  Suharsimi Arikunto  bahwa  yang  termasuk  ke dalam

klasifikasi prasarana pendidikan adalah: 

1.  Bangunan  sekolah  (tanah  dan  gedung)  yang  meliputi:

lapangan,  halaman  sekolah, ruang  kelas,  ruang  guru,  kantor,

ruang  praktek,  ruang  tamu,  ruang  kepala  sekolah,  ruang

perpustakaan,  laboratorium,  mushala,  kamar  kecil  dan sebagainya. 

Page 23: kajian teori

2.  Perabot  sekolah,  yang  meliputi:  meja  guru,  meja  murid, kursi, lemari, rak buku, sapu,

bulu-bulu, kotak sampah, alat-alat kantor TU.[18]

               Jadi, berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana

pendidikan  adalah    semua  perangkat  atau  fasilitas  atau

perlengkapan  dasar  yang  secara langsung  dan  tidak  langsung

dipergunakan  untuk  menunjang  proses  pendidikan  dan  deni tercapainya tujuan, khususnya

proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang,  meja  kursi,  alat-

alat  media  pengajaran,  ruang  teori,  ruang

perpustakaan,  ruang  praktik  keterampilan,  serta ruang  laboratorium dan sebagainya. Masalah

pemanfaatan  sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor yang penting terhadap proses

belajar mengajar. Untuk itu fungsi dan peranan sekolah, guru dan personel sekolah

memanfaatkan sarana dan  prasarana  pendidikan  ini  agar benar-benar  menentukan keberhasilan

proses belajar yang efektif. 

[1] Tim  Penyusun  Kamus  Pusat  Pembinaan  dan  Pengembangan  Bahasa,  Kamus  Besar 

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 700

[2] E. Mulyasa, Manajemen  Berbasis  Sekolah, Bandung:  PT Remaja Rosdakarya,  2004), 

Cet. VII, h. 49 

[3] Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 

(Jakarta: PT GrafindoPersada, 1993), Cet. II, h. 81 

[4] M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. IV, h. 51 

[5] Ibrahim  Bafadal,  Seri  Manajemen  Peningkatan  Mutu  Pendidikan  Berbasis  Sekolah, 

Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Cet. I, h. 3  

[6] Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), ( Jakarta: PT Rineka Cipta,

1996), Cet. I,  h. 115  

[7] Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materiil,  (Jakarta: PT Prima Karya, 1987), Cet.  I, h. 10 

[8] B.  Suryo  Subroto, Administrasi Pendidikan  di  Sekolah,  (Jakarta: Bina Aksara,  1998), Cet. II, h. 75  

[9] Subari, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet. I, h. 95[10] Suharsimi Arikunto, Pengelolaan MateriilÖ,  h. 14

[11] Arief  S.  Sadiman,  dkk.,  Media  Pendidikan:  Pengertian,  Pengembangan,  dan Pemanfaatannya, (Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada, 2007), Ed. I, h.

[12] Asnawir  dan  M.  Basyiruddin  Usman,  Media  Pembelajaran,  (Jakarta:  Ciputat  Pers, 

2002), Cet. I, h. 11 

[13] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002),  Cet. IV, h. 180  

[14] Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), Cet. II, h. 

15-16 

[15] Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, h. 83 

[16] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media PembelajaranÖ, h. 29  

Page 24: kajian teori

[17] Ibrahim  Bafadal,  Seri  Manajemen  Peningkatan Mutu  Pendidikan  Berbasis  Sekolah, Manajemen

Perlengkapan Sekolah Teori dan AplikasiÖ,  h. 3

[18] Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materiil, h. 10  

http://julysyawaladi.blogspot.com/2009/11/bab-ii-kajian-teori-sarana-prasarana.html