92
KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK AMPAS KECAP (SOY SAUCE CAKE) METODE ULTRASOUND ASSISTED EXTRACTION (KAJIAN RASIO BAHAN:PELARUT DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI) OLEH: RISALIA NUR RAHMAH ANUGRAH (115100401111014) Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAKAMPAS KECAP (SOY SAUCE CAKE) METODE ULTRASOUND

ASSISTED EXTRACTION (KAJIAN RASIO BAHAN:PELARUT DANLAMA WAKTU EKSTRAKSI)

OLEH:RISALIA NUR RAHMAH ANUGRAH

(115100401111014)

Sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar Sarjana Teknologi Pertanian

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2015

Page 2: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap
Page 3: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap
Page 4: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Lamongan, Provinsi

Jawa Timur pada tanggal 18 April 1993 dari ayah yang

bernama Imron Salim dan Ibu Rita Sri Wariyanti.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD

Negeri Bluluk 1 Lamongan pada tahun 2005, kemudian

melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP

Negeri 1 Modo Lamongan dengan tahun kelulusan 2008,

dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Babat pada tahun

2011. Pada tahun yang sama penulis diterima di Jurusan Teknologi Hasil

Pertanian, Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, minat studi Teknologi Pengolahan

Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang melalui

jalur SNMPTN undangan.

Pada tahun 2015 penulis telah berhasil menyelesaikan studinya di jenjang

Starata 1 (S1) Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Pada masa

pendidikannya, penulis aktif sebagai Asisten Teknologi Pengolahan Pangan,

Lembaga Kedaulatan Mahasiswa Agritech Research and Study Club pada tahun

2012-2013 dan Agritechno Business Centre pada tahun 2013-2014. Penulis juga

aktif dalam beberapa kepanitiaan seperti Scientific Great Moment 3,

Entrepreneur Generation Event dan National Agritech and Food Technology

Exhibition. Penulis juga mendapatkan beberapa prestasi seperti Juara 1 PKM

Maba UB pada tahun 2011, serta lolos pendanaan Program Kreativitas

Mahasiswa yang diselenggarakan oleh DIKTI pada tahun 2012 dan 2014

Page 5: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

Alhamdulillah, Terima Kasih Ya AllahKarya kecil ini saya persembahkankepada kedua Orang Tua saya, adik-adiksaya, dan semua sahabat saya tercintayang telah memberikan doa dansemangat sehingga karya ini bisa selesai.Juga kepada semua pembaca semogatulisan ini dapat memberikan manfaatuntuk kita semuaTerima Kasih-Risalia NR Anugrah-

Page 6: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap
Page 7: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

Risalia Nur Rahmah Anugrah. 115100401111014. Karakterisasi BeberapaSenyawa Biaoktif Ekstrak Ampas Kecap (Soy Sauce Cake) MetodeUltrasound Assisted Extraction (Kajian Rasio Bahan:Pelarut DanLama Waktu Ekstraksi). SKRIPSI. Pembimbing: Dr. Widya Dwi RukmiPutri, STP. MP dan Novita Wijayanti, STP. MP

i

RINGKASAN

Ampas kecap merupakan limbah padat hasil samping proses pengolahankecap. Dari total industri kecap di Indonesia dan produksi kecap per harinya bisadilihat bahwa ampas kecap tersebut sangat melimpah, namun pemanfaatannyaselama ini masih kurang hanya sebatas untuk pakan ternak. Ampas kecapdiduga masih mengandung beberapa senyawa bioaktif yang dapat dikeluarkanmelaui proses ekstraksi salah satunya dengan menggunakan ultrasound assistedextraction. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio bahan:etanol96% dan waktu ekstraksi yang tepat untuk mendapatkan rendemen ekstrak yangoptimal serta mengetahui pengaruh rasio bahan:etanol 96% dan waktu ekstraksiterhadap profil senyawa bioaktif yang terdapat dalam ampas kecap

Penelitian ini menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Lengkap)dengan 2 faktor yaitu rasio bahan:pelarut (1:3, 1:5, dan 1:7 b/v) dan waktuekstraksi (15, 20, dan 25 menit). Masing – masing perlakuan diulang sebanyak 3kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Data yang diperoleh kemudiandianalisa menggunakan ANOVA (Analysis of Varian) α = 0,05 dan dilakukan ujilanjut dengan DMRT atau BNT. Parameter yang diuji meliputi rendemen, totalflavonoid, total antosianin, dan aktivitas antioksidan. Pemilihan perlakuan terbaikdengan metode Zeleny.

Berdasarkan hasil penelitian rasio bahan:pelarut dan waktu ekstraksimemberikan pengaruh yang nyata terhadap aktivitas antioksidan dan kandungansenyawa bioaktif yang terkandung dalam ampas kecap seperti total flavonoid dantotal antosianin. Seiring dengan semakin tinggi rasio bahan:pelarut dan semakinlama waktu ekstraksi mengakibatkan rendemen ekstrak, total flavonoid, danaktivitas antioksidan semakin meningkat, namun menyebabkan total antosianinekstrak ampas kecap semakin menurun. Rasio bahan:pelarut 1:7 dan waktuekstraksi 25 menit merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan ekstrakampas kecap dengan kandungan senyawa bioaktif yang paling optimal yaiturendemen yang dihasilkan sebesar 17,04%, total flavonoid sebesar 5,373 mgQE/g sampel, total antosianin sebesar 0,189 mg/g sampel, dan aktivitasantioksidan sebesar 37,49%.

Kata Kunci: Ampas Kecap, Antosianin, Flavonoid, Ultrasonic Bath

Page 8: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

Risalia Nur Rahmah Anugrah. 115100401111014. Karakterisasi BeberapaSenyawa Biaoktif Ekstrak Ampas Kecap (Soy Sauce Cake) MetodeUltrasound Assisted Extraction (Kajian Rasio Bahan:Pelarut DanLama Waktu Ekstraksi). SKRIPSI. Pembimbing: Dr. Widya Dwi RukmiPutri, STP. MP dan Novita Wijayanti, STP. MP

ii

SUMMARY

Soy sauce cake is a solid waste from soy sauce processing. Totalindustrial of soy sauce and soy sauce processing per day can be seen that soysauce cakes are very abundant but the soy sauce cake is very minim usage, aslong as its only for feed. Soy sauce cakes expected that still contains of somebioactive compounds which can be exposed by extraction process such asultrasound assisted extraction. The purpose of research is to determine the ratioof material with ethanol 96% and time extraction which both of them must beprecision to get an optimum yield of extract and determine the influence both ofthem in bioactive compounds that soy sauce cakes contains.

The research arranged using Randomized Block Design with 2 factorswhich ratio of material:solvent (1:3, 1:5, 1:7 b/v) and time of extraction (15, 20, 25minutes). Each treatment repeated three times will be 27 experiment units. Thecollected data analyzed by ANOVA (Analysis of Variant ) α=0,05 and followed byDMRT or LSD. The parameter observed are yield, total flavonoids, totalanthocyanins, and antioxidant activities. The best treatment choose by usingZeleny methods.

Based on research, ratio of materials:solvents and extraction time givesignificant effect on antioxidant activities and bioactive compounds in soy saucecake contain such as total flavonoids and anthocyanins. The more increasing ofmaterials ratio:solvents and more time of extraction resulted in extract yield, totalflavonoids and antioxidant activities is increasing, but total anthocyanin will bedecreasing. The best treatment was obtain from (1:7 b/v) ratio ofmaterials:solvent and 25 minutes time extraction with a yield values of 17.04%,total flavonoids of 5,373 mg QE/g sample, total anthocyanin of 0,189 mg/gsample, and the antioxidant activity of 37.49%.

Key words: Antochyanins, Flavonoids, Soy Sauce Cakes, Ultrasonic Bath

Page 9: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakterisasi

Beberapa Senyawa Bioaktif Ekstrak Ampas Kecap (Soy Sauce Cake) Metode

Ultrasound Assisted Extraction (Kajian Rasio Bahan:Pelarut Dan Lama Waktu

Ekstraksi)”

Penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada:

1. Ibu Dr. Teti Estiasih, S.TP.,MP. selaku Ketua Jurusan Ilmu dan Teknologi

Pangan.

2. Ibu Dr. Widya Dwi Rukmi Putri, S.TP. MP. sebagai dosen pembimbing I

3. Ibu Novita Wijayanti, S.TP., MP. sebagai dosen pembimbing II

4. Ibu Erni Sofia Murtini, S.TP., MP., Ph.D. selaku dosen penguji pada seminar

hasil skripsi.

5. Orang tua dan semua keluarga besar yang telah memberikan semangat

serta motivasi untuk menyelesaikan laporan skripsi ini.

6. Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

untuk menyelesaikan laporan skripsi ini.

7. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam proses penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun. Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Malang, Oktober 2015

Penulis

Page 10: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

iv

DAFTAR ISI

RINGKASAN ........................................................................................................ iKATA PENGANTAR ............................................................................................ iiiDAFTAR ISI ......................................................................................................... ivDAFTAR TABEL .................................................................................................. vDAFTAR GAMBAR .............................................................................................. viDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 11. 1 Latar Belakang................................................................................................ 11. 2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 31. 3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 31. 4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 31. 5 Hipotesa ......................................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 42.1 Kedelai Hitam ............................................................................................... 42.2 Ampas Kecap ............................................................................................... 52.3 Antioksidan................................................................................................... 62.4 Mekanisme Kerja antioksidan ....................................................................... 72.5 Flavonoid...................................................................................................... 82.6 Antosianin..................................................................................................... 112.7 Stabilitas Antosianin ..................................................................................... 142.8 Ekstraksi Antosianin ..................................................................................... 152.9 Bahan Pengekstrak ...................................................................................... 172.10 Ultrasonik ..................................................................................................... 192.11 Pengukuran Aktivitas Antioksidan................................................................. 24

III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 263.1 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................... 263.2 Alat dan Bahan Penelitian............................................................................. 263.3 Metode Penelitian......................................................................................... 263.5 Analisa Data ................................................................................................. 283.6 Diagram Alir Penelitian ................................................................................. 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 314.1 Karakteristik Bahan Baku.............................................................................. 314.2 Karakteristik Fisik Ekstrak Ampas Kecap...................................................... 324.3 Karakteristik Kimia Ekstrak Ampas Kecap .................................................... 364.4 Pengaruh Total Flavonoid dan Total Antosianin terhadap Aktivitas

Antioksidan................................................................................................... 434.5 Pemilihan Perlakuan Terbaik ........................................................................ 48

V. PENUTUP ......................................................................................................... 515.1 Kesimpulan................................................................................................... 515.2 Saran............................................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 52LAMPIRAN............................................................................................................ 59

Page 11: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Zat Gizi dalam 100 gram Kedelai Hitam ............................. 4Tabel 2.2 Komponen Antosianin pada Kedelai Hitam.......................................... 5Tabel 2.3 Gugus Pengganti dalam Struktur Kation Falvium Antosianin ............... 13Tabel 2.4 pH dan Warna Antosianin.................................................................... 13Tabel 2.5 Karakteristik Fisik dan Kimia Etanol..................................................... 18Tabel 2.6 Perbandingan Ekstraksi Metode Soxhletasi dan UAE.......................... 20Tabel 2.7 Aplikasi Ultarsonik pada Berbagai Bidang ........................................... 24Tabel 4.1 Hasil Analisa Bahan Baku Tepung Ampas Kecap................................ 31Tabel 4.2 Rerata Rendemen Ekstrak Ampas Kecap Akibat Pengaruh Perlakuan

Rasio Bahan:Pelarut............................................................................ 33Tabel 4.3 Rerata Rendemen Ekstrak Ampas Kecap Akibat Pengaruh Perlakuan

Waktu Ekstraksi................................................................................... 35Tabel 4.4 Rerata Total Flavonoid Ekstrak Ampas Kecap Akibat Perlakuan Rasio

Bahan:Pelarut dan Waktu Ekstraksi..................................................... 38Tabel 4.5 Rerata Total Antosianin Ekstrak Ampas Kecap Akibat Pengaruh

Perlakuan Rasio Bahan:Pelarut........................................................... 39Tabel 4.6 Rerata Total Antosianin Ekstrak Ampas Kecap Akibat Pengaruh

Perlakuan Rasio Bahan:Pelarut........................................................... 40Tabel 4.7 Rerata Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ampas Kecap Akibat Pengaruh

Perlakuan Rasio Bahan:Pelarut........................................................... 42Tabel 4.8 Rerata Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ampas Kecap Akibat Pengaruh

Perlakuan Waktu Ekstraksi .................................................................. 42Tabel 4.9 Regresi Multivariate Total Flavonoid dan Total Antosianin terhadapa

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ampas Kecap ........................................ 44Tabel 4.10 Karakteristik Fisik dan Kimia Ekstrak Ampas Kecap Perlakuan

Terbaik (R3T3) .................................................................................... 48

Page 12: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur Kimia Isoflavon .................................................................. 9Gambar 2. 2 Reaksi Hidrolisis Glikosida Isoflavon Menjadi Aglukan Isoflavon... 11Gambar 2. 3 Struktur Antosianin dan Penomoran Atom Karbon ........................ 12Gambar 2. 4 Pengkonversian Etanol menjadi Asetaldehida dan Ion Asetat ....... 18Gambar 2. 5 Fenomena Kavitasi ....................................................................... 19Gambar 2. 6 Ultrasonik Bath ............................................................................. 22Gambar 2. 7 Struktur Kimia DPPH..................................................................... 24Gambar 3. 1 Proses Pembuatan Tepung Ampas Kecap.................................... 29Gambar 3. 2 Proses Ekstraksi Tepung Ampas Kecap ....................................... 30Gambar 4. 1 Grafik Rerata Rendemen Ekstrak Ampas Kecap Akibat Pengaruh

Perlakuan Rasio Bahan:Pelarut dan Waktu Ekstraksi ................... 33Gambar 4.2 Grafik Rerata Total Flavonoid Ekstrak Ampas Kecap Akibat

Pengaruh Perlakuan Rasio Bahan:Pelarut dan Waktu Ekstraksi ... 36Gambar 4.3 Grafik Rerata Total Antosianin Ekstrak Ampas Kecap Akibat

Pengaruh Perlakuan Rasio Bahan:Pelarut dan Waktu Ekstraksi ... 39Gambar 4.4 Grafik Rerata Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ampas Kecap Akibat

Pengaruh Perlakuan Rasio Bahan:Pelarut dan Waktu Ekstraksi ... 41Gambar 4.5 Grafik Korelasi Aktivitas Antioksidan (%) dengan Rerata Total

Flavonoid (mg/g) Ekstrak Ampas Kecap........................................ 45Gambar 4.6 Grafik Korelasi Aktivitas Antioksidan (%) dan Rerata Total

Antosianin (mg/g) Ekstrak Ampas Kecap ...................................... 46

Page 13: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persiapan Ekstrak............................................................................... 59Lampiran 2 Prosedur Analisa Sampel.................................................................... 61Lampiran 3 Hasil Analisa Bahan Baku Tepung Ampas Kecap ............................... 65Lampiran 4 Hasil Analisa Rendemen Ekstrak Ampas Kecap ................................. 66Lampiran 5 Hasil Analisa Total Flavonoid Ekstrak Ampas Kecap .......................... 69Lampiran 6 Hasil Analisa Total Antosianin Ekstrak Ampas Kecap ......................... 72Lampiran 7 Hasil Analisa Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ampas Kecap .................. 74Lampiran 8. Penentuan Perlakuan Terbaik Metode Zeleny.................................... 76Lampiran 9. Dokumentasi ...................................................................................... 78

Page 14: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

1

I. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Industri pengolahan kecap merupakan salah satu industri berkembang di

Indonesia. Pertumbuhan industri kecap di Indonesia cukup besar setiap tahun

yaitu secara nasional terjadi peningkatan 10% sampai 20%. Hal tersebut

mendorong peningkatan permintaan kedelai hitam sebagai bahan baku produksi

kecap. Menurut Matsuda (1998) satu kali produksi kecap bisa menghabiskan ½

hingga 2 ton kedelai hitam per hari. Dalam proses pembuatan kecap, yang

digunakan adalah ekstrak dari fermentasi kedelai sehingga ampasnya dibuang

menjadi limbah. Limbah industri kecap merupakan limbah padat yang

mengandung 27,26% protein, 10,06% lemak dan 28,83% karbohidrat (Lubis,

1997).

Dari total industri kecap di Indonesia dan produksi kecap per harinya bisa

dilihat bahwa limbah hasil ekstraksi kedelai terfermentasi (soy sauce cake)

tersebut sangat melimpah, namun pemanfaatannya selama ini masih sangat

kurang. Pemanfaatan limbah atau ampas kecap tersebut selama ini masih

terbatas sebagai pakan ternak, sementara ampas kecap yang berasal dari

kedelai hitam tersebut selain masih memiliki kandungan gizi yang tinggi, juga

diduga masih mengandung asam amino, asam organik, isoflavon seperti

daidzein dan genistein mengingat juga ampas kecap sebelumnya telah

mengalami proses fermentasi (Matsuda, 1998). Oleh karena itu ampas kecap

tersebut memIliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh. Salah satu potensi

untuk memanfaatkan dan meningkatkan nilai guna ampas kecap adalah

memanfaatkan kandungan antioksidan yang terdapat dalam ampas kecap.

Ampas kecap berasal dari kedelai hitam yang diduga masih memiliki

kadar antioksidan yang tinggi. Antioksidan pada kedelai hitam berupa antosianin

yang didapat dari pigmen hitam pada kedelai hitam. Menurut (Choung, et al.,

2001) kadar antosianin pada kedelai hitam berkisar antara 1,58-20,18 mg/g

dengan jenis antosianin antara lain yaitu Delpinidhin 3- monoglucoside, Cyainidin

3-Monoglucoside, dan Petunidin 3-Monoglucoside. Antosianidin atau aglikon

antosianin adalah salah satu senyawa flavonoid kelompok flavon. Senyawa

antioksidan lain yang terdapat pada ampas kecap adalah isoflavon. Isoflavon

dalam bentuk bebas (aglikon) mempunyai aktivitas antioksidatif. Isoflavon aglikon

Page 15: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

2

juga dijumpai pada makanan olahan kedelai, misalnya tempe, tahu, dan kecap

(Hou et al., 2002). Senyawa antioksidan seperti antosianin dan senyawa

golongan flavonoid lainnya berperan sebagai penangkap radikal bebas (radical

scavengers) dan mencegah reaksi berantai sehingga tidak terjadi peroksidasi

lipid yang diharapkan dapat membantu meminimalisir stress oksidatif dan

mencegah komplikasi pada diabetes mellitus tipe II.

Kandungan senyawa-senyawa bioaktif yang terdapat dalam ampas kecap

tersebut dapat dikeluarkan melalui ekstraksi. Ekstraksi konvensional memiliki

kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang lama dan suhu ekstraksi yang tinggi

dengan hasil ekstrak rendah namun konsumsi energi tinggi (Hemwimol, 2006).

Pengembangan proses ekstraksi untuk mendapat hasil yang lebih baik dan

waktu yang lebih singkat terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan metode

ultrasonik. Ultrasonik merupakan metode ekstraksi non termal yang efektif dan

efisien. Penelitian Mason et al., (1996) menyebutkan pada proses ekstraksi

senyawa dari adas, hops, marigold, daun mint, dan lemon dengan gelombang

ultrasonik dapat meningkatkan 20-40% hasil ekstraksi dibandingkan metode

ekstraksi konvensional.

Proses ekstraksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah jenis pelarut, konsentrasi pelarut, metode ekstraksi yang digunakan, dan

lama waktu ekstraksi (Goli et al., 2004). Kepolaran antosianin hampir sama

dengan etanol 95% sehingga pelarut yang paling baik digunakan untuk ekstraksi

antosianin adalah etanol 95% seperti pada penelitian Saati (2002) tentang

ekstraksi antosianin dari bunga pacar yang menggunakan pelarut etanol 95%.

Menurut Winata (2015) rasio bahan:pelarut 1:7 dan waktu ekstraksi 30 menit

adalah perlakuan terbaik untuk mengekstrak antosianin buah murbei dengan

ultrasonic bath dengan kadar antosianin 3344,62 ppm, aktivitas antioksidan

219,27 ppm, dan rendemen 45,26%. Agar diperoleh hasil yang paling baik dalam

proses ekstraksi, maka proses ekstraksi yang dilakukan harus maksimal dan

efisien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio

bahan dengan pelarut dan lama waktu ektraksi terhadap karakterisasi senyawa

bioaktif yang terdapat pada ampas kecap. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi tentang senyawa bioaktif yang terdapat dalam ekstrak

ampas kecap (soy sauce cake) sehingga bisa dimanfaatkan lebih lanjut dan

diaplikasikan untuk produk-produk pangan fungsional.

Page 16: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

3

1. 2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana rasio bahan dengan etanol 96% dan waktu ektraksi yang tepat

untuk mendapatkan rendemen ekstrak ampas kecap (soy sauce cake) yang

optimal?

2. Bagaimana pengaruh rasio bahan dengan etanol 96% dan waktu ektraksi

terhadap profil senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap (soy sauce cake)?

1. 3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui rasio bahan dengan etanol 96% dan waktu ektraksi yang tepat

dengan metode ultrasonic bath untuk mendapatkan rendemen ekstrak

ampas kecap (soy sacuce cake) yang optimal

2. Mengetahui pengaruh rasio bahan: etanol 96% dan waktu ektraksi terhadap

profil senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap (soy sauce cake).

1. 4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi mengenai rasio bahan dengan etanol 96% dan waktu

ekstraksi yang tepat untuk mengekstraksi senyawa bioaktif yang terdapat

dalam ampas kecap (soy sauce cake) dengan metode ultrasonic bath.

2. Memberikan informasi mengenai aktivitas antioksidan, senyawa bioaktif

(total flavonoid dan kadar antosianin) dari ekstrak ampas kecap yang

didapat.

3. Mendapatkan rendemen ekstrak yang optimal dari proses ekstraksi sehingga

bisa dimanfaatkan dan diaplikasikan lebih lanjut.

4. Memanfaatkan limbah industri pengolahan kecap yang jumlahnya sangat

melimpah sehingga bisa diketahui manfaat lain dari ampas kecap tersebut.

1. 5 Hipotesa

Perbedaan rasio bahan: etanol 96% dan waktu ekstraksi dengan metode

Ultrasonic bath diduga akan berpengaruh nyata terhadap karakteristik fisik, kimia,

dan profil senyawa bioaktif (aktivitas antioksidan, total flavonoid, dan total

antosianin) ekstrak ampas kecap (soy sauce cake) yang dihasilkan.

Page 17: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kedelai Hitam

Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan

yang menjadi bahan dasar berbagai macam makanan seperti tempe, tahu, dan

kecap. Di Indonesia kedelai banyak dibudidayakan di dataran rendah yang tidak

banyak mengandung air seperti di Pesisir Utara Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa

Barat, Sulawesi Utara (Gorontalo), Lampung, Sumatera Selatan, dan Bali.

Kedelai termasuk ke dalam famili Leguminoceae. Kedelai diklasifikasikan

menjadi tiga subgenus, yaitu : 1) Glycine (pengganti Leptocyamus), 2) Bracteata

(pengganti Glycine), dan 3) Soja (Hidajat, 1985). Subgenus kedelai yang banyak

dibudidayakan adalah subgenus Soja yang terdiri dari dua jenis, yaitu: Glycine

ussuriensis merupakan kedelai liar yang merambat dengan daun bertangkai tiga,

kecil dan sempit, berbunga ungu serta berbiji kecil keras berwarna hitam hingga

coklat tua dan Glycine max memiliki warna bunga putih atau ungu, memiliki

bentuk daun dan biji yang beragam (Adie dan Krisnawati, 2007).

Kedelai hitam (Glycine soja) merupakan kedelai lokal yang belum dikenal

luas dan belum dikembangkan di Indonesia. Tanaman kedelai hitam termasuk

famili Leguminosae (Yuliana, 2007). Komposisi gizi dalam kedelai hitam dapat

dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2. 1 Komposisi Zat Gizi dalam 100 gram Kedelai Hitam

Sumber: Somaatmadja (1985)

Menurut Beninger (2009), kedelai hitam menempati daftar teratas dengan

aktivitas antioksidan tertinggi dibandingkan jenis kedelai lainnya (kedelai merah,

cokelat, kuning, dan putih). Warna yang lebih gelap yang melapisi kulit kedelai

dikaitkan dengan kandungan flavonoid yang lebih tinggi, begitu juga dengan

aktivitas antioksidan yang lebih baik. Kandungan antioksidan pada kedelai hitam

Zat Gizi (Gram)Air 12,3Protein 33,3Lemak 15,0Karbohidrat 35,4Mineral 4,0

Page 18: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

5

berupa antosianin yang berasal dari pigmen hitam pada biji kedelai hitam.

Antosianin pada kedelai hitam antara lain adalah sebagai berikut.

Tabel 2. 2 Komponen Antosianin pada Kedelai Hitam

Sumber: Choung et al.(2001)

2.2 Ampas Kecap

Kecap adalah ekstrak dari fermentasi kedelai yang dicampurkan dengan

bahan-bahan lain yang digunakan untuk meningkatkan flavor dari makanan.

Tahap-tahap utama dari produksi kecap yang melibatkan pembentukan flavor

antara lain perlakuan panas terhadap bahan baku, pembentukan koji (fermentasi

kapang), fermentasi moromi (fermentasi bakteri asam laktat dan khamir), aging,

dan pasteurisasi (Nunomura dan Sasaki, 1992). Proses fermentasi dalam larutan

garam (fermentasi moromi) bertujuan agar bakteri-bakteri yang ada secara alami

di dalam larutan garam dapat memecah senyawa-senyawa peptida menjadi

asam-asam amino dan amonia. Menurut Koswara (1992) pada fermentasi ini

kedelai yang telah mengalami proses koji dicampur dengan larutan garam dan

difermentasi selama 1 minggu sampai 4 bulan. Konsentrasi garam yang

digunakan biasanya sekitar 20-25% (Krisno, 1990). Hasil dari fermentasi moromi

kemudian dipisahkan ekstrak dan ampasnya melalui penyaringan atau bisa juga

dengan pressing menggunakan mesin kompresi. Ekstrak tersebut kemudian

diolah dengan penambahan bumbu dan tahapan selanjutnya hingga menjadi

kecap. Sementara ampasnya dibuang menjadi limbah dan sebagian

dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Sehingga ampas kecap merupakan limbah

padat hasil penyaringan dan pengepresan dari proses pembuatan kecap

(Sukarini, 2004).

Sitorus (1986) menyatakan bahwa ampas kecap merupakan limbah dari

proses pembuatan kecap yang berbahan dasar kedelai hitam dan memiliki

kandungan protein cukup tinggi dan palatabel. Oleh karena ampas kecap berasal

dari kedelai hitam, maka kandungan gizi yang terkandung dalam ampas kecap

tidak berbeda jauh dari kedelai hitam. Xu dan Chang (2007) menyebutkan bahwa

kedelai hitam mempunyai kandungan fenolik, tanin, antosianin, dan isoflavon

Jenis Antosianin Jumlah (mg/g)Delphinidin-3-Glukosida 0 – 3,71Cyanidin3-Glukosida 0,94 – 15,98Petunidin-3-Glukosida 0 – 1,41Antosianin Total 1,58 – 20,18

Page 19: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

6

serta aktivitas antioksidan lebih tinggi dibanding kedelai kuning. Kandungan

asam amino, asam organik, isoflavon seperti daidzein dan genistein diduga

masih ada mengingat juga ampas kecap sebelumnya telah mengalami proses

fermentasi (Matsuda, 1998). Kandungan senyawa bioaktif yang masih ada pada

ampas kecap dapat dikeluarkan pada saat ekstraksi.

2.3 Antioksidan

Antioksidan adalah suatu zat yang diperlukan tubuh untuk menetralisir

radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas

terhadap sel normal. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi

kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya

reaksi pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif

(Holistic, 2011).

Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang meiliki

satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital paling luar,

termasuk diantaranya adalah atom hidrogen, logam-logam transisi dan molekul

oksigen. Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil karena kehilangan

elektronnya. Untuk menjadi stabil, radikal bebas akan mengambil elektron dari

molekul atau sel lain dalam tubuh kita. Proses pengambilan elektron dari sel-sel

tubuh kita menyebabkan kerusakan sel (Holistic, 2011).

Menurut Kumalaningsih (2006) antioksidan memiliki beragam jenis dan

terdapat tiga macam antioksidan yaitu:

a. Antioksidan yang dibuat sendiri oleh tubuh berupa enzim antara lain

superoksida dismutase, glutathione peroksidase, peroxidasi, dan

katalase.

b. Antioksidan alami yang dapat diperoleh dari tanaman atau hewan, yaitu:

tokoferol, vitamin C, β-karoten, flavonoid, dan senyawa fenolik.

Antioksidan alami dalam makanan dapat berasal dari senyawa

endogenous dari satu atau lebih komponen makanan, substansi yang

terbentuk dari hasil reaksi selama pengolahan dan bahan tambahan

makanan yang diisolasi dari sumber alami. Sebagian besar antioksidan

alami berasal dari tanaman. Beberapa sumber umum antioksidan alami

yang berasal dari tanaman diantaranya adalah alga, serealia, produk

coklat, rempah-rempah, legume, biji-bijian berminyak dan ekstrak

tanaman.

Page 20: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

7

c. Antioksidan sintetik merupakan antoksidan yang dibuat dari bahan-bahan

kimia seperti Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluena (BHT)

dan asam askorbat yang ditambahkan ke dalam makanan untuk

mencegah kerusakan lemak.

Menurut Sofia (2007), antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzim dan

vitamin. Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase, katalase, dan

glutation peroksidase. Antioksidan vitamin lebih popular sebagai antioksidan

dibandingakn enzim. Antioksidan vitamin mancakup alfa tokoferol (vitamin E),

beta karoten, dan asam askorbat (vitamin C).

Antikosidan alami di dalam makanan dapat berasal dari senyawa

antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen makanan, senyawa

antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan dan

ketiga adalah senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan

ditambahkan ke makanan sebagai bahan tambahan pangan (Kumalaningsih,

2006).

Salah satu senyawa antioksidan adalah senyawa golongan flavonoid.

Menurut Zubik and Meydani (2003) flavonoid merupakan senyawa polifenol yang

terdapat pada teh, buah-buahan, sayuran, anggur, bir, kecap, dan kacang-

kacangan. Salah satu senyawa kacang-kacangan yang banyak mengandung

senyawa isoflavon adalah kedelai. Secara alami, isoflavon pada kedelai hampir

seluruhnya terdapat dalam bentuk β-glikosida (glikon). Pada beberapa olahan

kedelai yang mengalami proses fermentasi seperti kecap, isoflavon bentuk

aglikon (bebas) lebih dominan. Ampas kecap seperti yang telah dijelaskan di atas

merupakan salah satu sumber isoflavon yang bisa digunakan sebagai

antioksidan. Selain itu kulit dari kedelai hitam merupakan sumber pigmen

antosianin seperti cyanidin-3-glucoside dan delphinidin-3-glucoside yang dapat

menurunkan kadar kolesterol darah. Kandungan antosianin pada kedelai hitam

jauh lebih banyak dibanding kedelai kuning karena warna hitam pada kulitnya.

2.4 Mekanisme Kerja antioksidan

Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama

merupakan fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen.

Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai

antioksidan primer. Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat

ke radikal lipida (R-, ROO- ) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara

Page 21: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

8

turunan radikal antioksidan (A+) tersbut memiliki keadaan lebih stabil dibanding

radikal lipida. Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan, yaitu

memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme

pemutusan rantai autooksidasi (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada

lipida dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak

(Jati, 2008).

Radikal-radikal antioksidan (A+) yang terbentuk pada reaksi tersebut

relatif stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan

molekul lipida lain membentuk radikal lipida baru. Besar antioksidan yang

ditambahkan dapat berpengaruh pada laju oksidasi. Pada konsentrasi tinggi,

aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap bahkan antioksidan tersebut

menjadi prooksidan. Pengaruh jumlah konsentrasi pada laju oksidasi tergantung

pada struktur antioksidan, kondisi, dan sampel yang akan diuji. Antioksidan

bertindak sebagai prooksidan pada konsentrasi tinggi (Jati, 2008).

AH + O2 ------- A+ + HOO-

AH + ROOH ------- RO + H2O + A

2.5 Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa fenol yang terdapat pada seluruh tumbuhan, di

bagian daun, akar, kayu, kulit, bunga, buah dan biji. Flavonoid berupa senyawa

yang terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid yang terdapat

dalam suatu tumbuhan sebagai campuran. Flavonoid merupakan senyawa polar

seperti etanol, butanol, methanol, aseton, air dan lain-lain. Adanya gula yang

terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut

dalam air (Padmawinata, 1988).

Xu dan Chang (2007) menyebutkan bahwa kedelai hitam mempunyai

kandungan fenolik, tanin, dan isoflavon serta aktivitas antioksidan lebih tinggi

dibanding kedelai kuning. Kedelai hitam kandungan flavonoidnya 6 kali lebih

banyak dibanding kedelai kuning, kandungan total flavonoid kedelai kuning dan

hitam berturut-turut 0,41 dan 2,57 mg ekuivalen dengan katekin per gram, dan

aktivitas antioksidan 15 kali lebih tinggi (DPPH scavenging capacity kedelai

kuning dan hitam berturut-turut yaitu 1,50 dan 17,58 μmol ekuivalen Trolox per

gram).

Isoflavon adalah salah satu senyawa yang termasuk dalam golongan

isoflavonoid. Isoflavonoid mengandung 15 atom C yang menyusun konfigurasi

Page 22: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

9

diphenylpropane skeleton sebagai struktur dasarnya termasuk sub-kelas

flavonoid. Penyebaran isoflavon terbatas di alam dan biasanya terdapat dalam

kelompok tanaman kacang-kacangan atau leguminosae dan tidak terdapat pada

mikroorganisme seperti bakteri, alga, jamur, dan lumut (Markham, 1988). Di

dunia tanaman, tidak diketahui secara pasti mengapa kacang-kacangan tertentu

mengandung isoflavon. Fungsi biologi isoflavon di dalam siklus hidup tanaman

juga tidak diketahui secara pasti (Dewick, 1994).

Senyawa isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak

disintesis oleh tanaman. Namun, tidak seperti senyawa metabolit sekunder lain,

senyawa ini tidak disintesis oleh mikroorganisme (Prawiroharsono, 2001).

Dengan demikian, mikroorganisme tidak mempunyai kandungan senyawa ini.

Oleh karena itu, tanaman merupakan sumber utama senyawa isoflavon di alam.

Dari beberapa jenis tanaman, kandungan isoflavon yang lebih tinggi terdapat

pada tanaman Leguminoceae, khususnya pada tanaman kedelai.

Kedelai diketahui mengandung antioksidan yang diidentifikasi sebagai

isoflavon (Wu dan Brewer, 1994). Isoflavon terdistribusi secara terbatas pada

bahan-bahan yang terdapat di alam (Hou et al., 2002). Isoflavon dalam bentuk

bebas (aglikon) mempunyai aktivitas antioksidatif. Isoflavon aglikon juga dijumpai

pada makanan olahan kedelai, misalnya tempe, tahu, dan kecap. Kudou et al.

(1991) dan Coward et al. (1993) melaporkan kandungan isoflavon aglikon

(genistein dan daidzein) dalam kedelai dan olahan kedelai adalah 1-3 mg/g berat

kering. Coward et al. (1993) juga melaporkan bahwa kandungan isoflavon

aglikon dalam olahan kedelai terfermentasi lebih besar daripada dalam olahan

kedelai tanpa fermentasi.

Isoflavon mempunyai struktur kimia hampir sama dengan estrogen.

Isoflavon sering disebut fitoestrogen atau estrogen nabati (Pakasi, 2000).

Struktur kimia Isoflavon dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2. 1 Struktur Kimia Isoflavon (Ariani dan Hastuti, 2009)

Page 23: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

10

Kaufman et al. (1997) melaporkan bahwa bagian vegetatif tanaman yaitu

biji, batang, daun, tunas, dan akar kacang-kacangan mengandung genistein dan

daidzein. Tanaman kacang-kacangan tersebut termasuk varietas kacang

panjang, kacang kapri, semanggi, kacang kedelai, kacang hijau, dan buncis.

Kacang kedelai memiliki kandungan isoflavon yang cukup tinggi dibandingkan

dengan jenis kacang-kacangan yang lain. Sementara itu menurut Kim et al.,

(2004) kedelai hitam memiliki kandungan isoflavon lebih tinggi daripada kedelai

kuning. Pada tanaman kedelai, kandungan isoflavon yang lebih tinggi terdapat

pada biji kedelai, khususnya pada bagian hipokotil (germ) yang akan tumbuh

menjadi tanaman. Sebagian lagi terdapat pada kotiledon yang akan menjadi

daun pertama dari tanaman. Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa

senyawa kompleks atau konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan

glukosida. Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistin, daidzin, dan

glisitin (Pradana, 2008).

Isoflavon pada kedelai terdapat dalam empat bentuk, yaitu dalam bentuk

aglikon: daidzein, genistein, dan glisitein; bentuk glikosida : daidzin, genistin, dan

glisitin; bentuk asetilglikosida : 6-0-asetildaidzin, 6-0-asetilgenestin, dan 6-

0asetilglisitin; dan bentuk Malonilglikosid: 6-0-malonildaidzin, 6-0malonilgenestin,

dan 6-malonilglisitin (Wang & Murphy, 1994). Gyorgy et al. (1964) telah

mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa isoflavon spesifik pada tempe kedelai,

yaitu faktor-2 (6,7,4’-trihidroksiisoflavon), genistein (5,7,4 trihidroksiisoflavon),

daidzein (7,4’ dihidroksiisoflavon), dan glisitein.

Naim (1973) melaporkan bahwa kedelai dorman mengandung glikosida

isoflavon yang terdiri dari : 65% genistin, 23% daidzin dan 15% glisitin. Isoflavon

yang dominan pada kedelai terdapat dalam bentuk glikosida, sedangkan yang

dominan pada produk kedelai yang mengalami fermentasi adalah aglikon

(Coward et al., 1993). Bentuk glikosida dipertahankan oleh tanaman sebagai

bentuk inaktif sehingga dibutuhkan sebagai antioksidan. Bentuk aktif glikosida

adalah aglikon, yang dihasilkan dari pelepasan glukosa dan glikosida (Anderson

et al., 1998).

Senyawa isoflavon merupakan salah satu komponen yang juga

mengalami metabolisme. Senyawa isoflavon ini pada kedelai berbentuk senyawa

konjugat dengan senyawa gula melalui ikatan -O- glikosidik. Selama proses

fermentasi, ikatan -O- glikosidik terhidrolisis, sehingga dibebaskan senyawa gula

dan isoflavon aglikon yang bebas. Senyawa isoflavon aglikon ini dapat

Page 24: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

11

mengalami transformasi lebih lanjut membentuk senyawa transforman baru.

Hasil transformasi lebih lanjut dari senyawa aglikon ini justru menghasilkan

senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas biologi lebih tinggi (Pawiroharsono,

2001).

Gambar 2. 2 Reaksi Hidrolisis Glikosida Isoflavon Menjadi Aglukan

Gambar 2.3 merupakan gambar reaksi hidrolisis glukosida isoflavon

menjadi aglukan. Pratt dan Hudson (1985), melaporkan bahwa daidzin, genistin,

dan glisitein yang terdapat pada biji kedelai dapat dihidrolisis oleh ß-glukosidase

selama proses perendaman menjadi aglikon isoflavon dan glukosanya yaitu

genestein (5,7,4’-trihidroksi isoflavon) dan glukosa, daidzein (7,4’-trihidroksi

isoflavon) dan glukosa, serta glisitein (6-metoksi-7,4’-dihidroksi isoflavon) dan

glukosa.

2.6 Antosianin

Antosianin adalah zat warna alami yang bersifat sebagai antioksidan yang

terdapat dalam tumbuh-tumbuhan. Lebih dari 300 struktur antosianin yang

ditemukan telah diidentifikasi secara alami (Wrolstad, 2001). Antosianin adalah

pigmen dari kelompok flavonoid yang larut dalam air, berwarna merah sampai

Page 25: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

12

biru dan tersebar luas pada tanaman. Terutama terdapat pada buah dan bunga,

namun juga terdapat pada daun. Kadar antosianin cukup tinggi terdapat pada

berbagai tumbuh-tumbuhan seperti misalnya: bilberries (Vaccinium myrtillus L),

minuman anggur merah (red wine), dan anggur (Jawi et al., 2007).

Antosianin tersusun dari glikosida dari polyhidroxyl yang larut dalam air

serta merupakan derivat dari polymetoksil dari 2-phenylbenzopytylium atau

garam flavilium (Galvano, 2005). Warna pada antosianin biasanya tidak dibentuk

oleh satu pigmen, seringkali lebih dari satu kombinasi atau sistem dari pigmen.

Struktur utama antosianin tersusun dari rangka karbon dengan gugus hidrogen

hidroksil dan metoksil yang ditemukan dalam enam posisi berbeda.

Dua puluh jenis senyawa antosianin telah ditemukan tetapi terdapat 6

jenis yang memegang peranan penting dalam bahan pangan. Keenam jenis

antosianin tersebut adalah cyanidin, delphinidin, malvidin, pelargonidin, peonidin,

dan petunidin yang mendominasi dalam buah-buahan dan sayuran di mana

keenamnya berbeda pada banyaknya gugus hidroksil pada cincin karbon serta

berbeda pada derajat metilasi dari gugus hidroksil tersebut. Identitas, nomor,

jumlah, dan posisi dari gula dalam rangka karbon juga bisa menjadi penyebab

perbedaan jenis antosianin. Gula yang biasanya berada dalam gugus karbon

dalam struktur antosianin adalah glukosa, arabinosa, galaktosa baik

monoglikosida, diglikosida atau triglikosida. Variabel penting lain yang berperan

pada penyusun struktur kimia dari antosianin adalah asil asam yang biasanya

berupa karbohidrat yaitu asam kafeat, perulat, dan sinamat tetapi asam alifatik

seperti asam amalat, malonat, oksalat, dan suksinat juga sering ikut dalam

penyusun antosianin (Galvano, 2005). Struktur antosianin dapat dilihat di

Gambar 2.4.

Gambar 2. 3 Struktur Antosianin (Mateus, 2009)

Antosianin tersusun oleh sebuah aglikogen yang berupa antosianidin

yang teresterifikasi dengan molekul gula. Seluruh senyawa antosianin

Page 26: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

13

merupakan turunan dari kation flavilium. Setiap inti flavilium terdapat sejumlah

molekul yang berfungsi sebagai gugus pengganti. Tabel 2.4 menunjukkan

sejumlah gugus pengganti yang ditemui dalam antosianin.

Tabel 2. 3 Gugus Pengganti dalam Struktur Kation Falvium Antosianin

Antosianidin Substitusi pada Karbon Nomor3’ 4’ 5’

Pelargonidin H OH HSianidin OH OH HDelfinidin OH OH OHPeonidin OCH3 OH HPetunidin OCH3 OH HMalvidin OCH3 OH OCH3

Sumber: Mateus (2009)

Secara kimia, antosianin merupakan turunan struktur aroma tunggal yaitu

cyanidin dan terbentuk dari pigmen cyanidin dengan penambahan atau

pengurangan gugus hidroksil. Antosianidin adalah aglikon antosianin yang

terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan asam. Antosianidin yang paling

umum dipakai adalah cyanidin. Warna merah dan biru umumnya disebabkan

oleh delfinidin yang gugus hidroksilnya lebih satu dibanding cyanidin. Akibat

pigmen antosianin yang sangat sensitif dengan perubahan pH, antosianin

dikelompokkan dalam empat bentuk struktur. Arthey dan Arthust (2001)

menyebutkan bahwa struktur antosianin yang dipengaruhi oleh pH adalah basa

quioidal (A), kation flavilium (AH+), basa karbinol yang tidak berwarna (B) dan

khalkone tidak berwarna (C). Perubahan pH mengakibatkan perubahan warna

antosianin seperti ditunjukkan pada Tabel 2.5.

Tabel 2. 4 pH dan Warna Antosianin

Warna pHCherry red (merah) 1-2Cerise 3Plum (coklat) 4Royal purple (ungu) 5Blue purple (ungu kebiruan) 6Blue (biru) 7Blue green (hijau kebiruan) 8Emerald green (hijau jamrud) 9-10Grass green (hijau) 10-11Lime green 12-13Yellow (kuning) 14Sumber: Arthey dan Arthust (2001)

Page 27: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

14

2.7 Stabilitas Antosianin

Antosianin adalah pigmen yang sangat dipengaruhi pH. Seperti yang

sudah dijelaskan sebelumnya, warna dari antosianin akan berubah sejalan

dengan perubahan nilai pH. Antosianin yang stabil pada pH rendah

kestabilannya akan berubah jika pH meningkat menuju pH netral. Selain pH,

antosianin juga dipengaruhi oleh oksigen, suhu, cahaya, logam, enzim, dan

asam askorbat (Iversen, 1999).

Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas antosianin adalah:

a. pH

Pigmen antosianin diperoleh dengan ekstraksi menggunakan air atau

alkohol yang telah diasamkan. Dalam media asam akan tampak berwarna

merah dan akan berubah menjadi biru apabila pH meningkat. Warna dari

antosianin biasanya lebih stabil pada pH di bawah 3,5. Pigmen ini cocok untuk

mewarnai makanan yang asam (Maga dan Tu, 1994). Eskin (1990)

menyebutkan bahwa pigmen antosianin stabil pada pH 1-3. Pada pH 4-5

antosianin hampir tidak berwarna.

b. Oksigen

Semua senyawa asing yang membentuk sistem ikatan dengan antosianin

akan menyebabkan kerusakan warna. Adanya ion positif menyebabkan

antosianin rentan terhadap senyawa asing seperti sulfur dioksida atau

hydrogen peroksida. Antosianin dengan SO2 membentuk asam falven 4-

sulfonik yang tidak berwarna.

c. Suhu

Pemanasan dapat mempengaruhi stabilitas pigmen antosianin (James,

1995). Muchsin (2006) menjelaskan bahwa pengalengan jus buah pada suhu

100°C selama 12 menit dapat menyebabkan warna merah turun. Pemanasan

suhu 100°C menyebabkan pigmen antosianin berkurang sebesar 95,25%.

Suhu dapat merusak ion flavilium yang dapat menyebabkan hilangnya warna.

Suhu juga dapat menyebabkan reaksi maillard dimana residu gula dalam

antosianin dapat berpengaruh.

d. Ion Logam

Degradasi antosianin dapat pula disebabkan karena reaksi pengikatan

dengan ion logam, terutama pada konsentrat buah yang kaya akan

antosianin. Antosianin berikatan dengan ion timah membentuk warna biru.

Logam seperti Fe3+ dan Al3+ dapat membentuk kompleks logam antosianin

Page 28: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

15

yang menyebabkan rusaknya warna pada beberapa produk pengalengan

buah seperti pear dan persik.

e. Enzim

Enzim antosianase yang terkandung dalam buah dan sayuran juga

menyebabkan kehilangan warna pada antosianin meskipun dapat diinaktifkan

dengan blanching. Sehubungan dengan aktivitasnya, terdapat dua kelompok

enzim yang menyebabkan kehilangan warna pada antosianin di dalam

jaringan tanaman yaitu glikosidase. Enzim glikosidase akan menghidrolisis

ikatan glikosida dari antosianin yang membebaskan gula dari aglikonnya.

Aglikon ini bersifat tidak stabil dan secara spontan berubah menjadi derivate

yang tidak berwarna (Arthey dan Arshurst, 2001) dan dengan asam amino

akan membentuk polimer berwarna cokelat.

f. Penyimpanan

Penyimpanan sangat berpengaruh terhadap stabilitas antosianin, kondisi

penyimpanan dalam kulkas menyebabkan antosianin masih dalam keadaan

baik hingga 106 hari, sedangkan kondisi yang buruk hanya dapat bertahan 19

hari (Budiarto, 1991). Sedangkan hasil yang disampaikan Muchsin (2007)

menunjukkan bahwa penyimpanan dalam lemari pendingin lebih bias

mengurangi kecepatan kerusakan antosianin dibandingkan dengan

penyimpanan dalam suhu ruang, dimana untuk penyimpanan hari ke-10 kadar

antosianin mengalami kerusakan sebesar 50,99% sedangkan pada kondisi

suhu ruang mengalami kerusakan sebesar 81,07% dari kadar antosianin awal.

g. Cahaya

Antosianin tidak stabil dalam larutan netral atau basa bahkan dalam larutan

asam warnanya dapat memudar perlahan-lahan akibat terkena cahaya.

Sehingga larutan sebaiknya disimpan di tempat gelap suhu dingin

(Harbone,1996). Secara umum dapat diketahui cahaya dapat mempercepat

degradasi antosianin. Efek tersebut dapat dilihat pada jus anggur dan red

wine. Pada wine metilasi diglikosida yang terasiliasi dan metilasi

monoglikosida.

2.8 Ekstraksi Antosianin

Menurut Hui (1992) ekstraksi adalah metode pemisahan di mana

komponen terlarut suatu campuran dipisahkan dari komponen yang tidak larut

dengan pelarut. Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan

Page 29: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

16

pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur

untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain.

Banyak inovasi teknologi yang telah dilakukan di dunia pangan, salah satunya

pada proses ekstraksi. Inovasi teknologi dibutuhkan dalam proses ekstraksi

adalah yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang tinggi dengan waktu yang

relatif singkat. Untuk tujuan tersebut, metode yang dijadikan pilihan adalah

metode ultrasonik (Puspita, 2011).

Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan

pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam

campuran. Pelarut polar akan melarutkan solut yang polar dan pelarut non polar

akan melarutkan solut yang non polar atau disebut dengan “like disolve like”

(Suyitno, 1989).

Prinsip ekstraksi pelarut berbeda dengan ekstraksi mekanis. Ekstraksi

mekanis dilakukan berdasarkan perbedaan tekanan. Sedangkan ekstraksi

pelarut berdasarkan kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam

campuran. Kelarutan suatu komponen tergantung derajat polaritas pelarut yang

ditentukan oleh konstanta dielektrikum (Sax dan Lewis, 1998).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi antara lain:

a. Ukuran Bahan

Bahan yang akan diekstrak sebaiknya memiliki luas permukaan yang

besar untuk mempermudah kontak antara bahan dengan pelarut sehingga

ekstraksi berlangsung lebih baik (Purgeslove et al., 1981). Kehalusan bubuk

yang sesuai akan menghasilkan ekstraksi yang sempurna dalam waktu yang

singkat, sebaliknya bahan yang digiling terlalu halus dapat menyebabkan

pemampatan (Guenther, 1987).

b. Lama dan Suhu Ekstraksi

Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi dapat

mengakibatkan beberapa komponen akan mengalami kerusakan (Moestofa,

1981). Menurut Suryandari (1981), semakin lama waktu ekstraksi,

kesempatan untuk bersentuhan makin besar sehingga hasilnya juga

bertambah sampai titik jenuh larutan.

c. Jenis Pelarut

Menurut Somaatmadja (1981), ada dua pertimbangan utama dalam

memilih jenis pelarut, yaitu pelarut harus mempunyai daya pelarut yang

tinggi dan pelarut tidak berbahaya atau beracun. Guenther (1987)

Page 30: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

17

menambahkan bahwa dalam pemilihan pelarut, pelarut harus melarutkan

ekstrak yang diinginkan saja, mempunyai kelarutan yang besar dan titik didih

antara zat yang diekstrak dan pelarutnya tidak boleh terlalu dekat. Pelarut

yang sering digunakan dalam proses ekstraksi adalah aseton, etilen klorida,

etanol, heksana, isopropyl alkohol dan metanol (Perry, 1984). Somaatmadja

(1981) menyatakan bahwa etilen klorida merupakan pelarut paling banyak

digunakan tetapi etanol merupakan pelarut paling banyak digunakan tetapi

etanol merupakan pelarut yang paling aman.

Antosianin adalah molekul polar yang bersifat larut dalam air dan lebih

stabil dalam pelarut polar daripada non polar. Antosianin dapat larut dalam asam

dan tidak stabil dalam larutan netral atau basa sehingga metode konvensional

ekstraksi antosianin biasanya menggunakan pelarut asam seperti HCl dalam

etanol (Vargas dan Lopez, 2003).

Budiarto (1991) mengekstrak antosianin dari kulit manggis menggunakan

pelarut air, methanol, dan etanol. Intensitas warna ekstrak dengan air lebih

rendah dibandingkan dengan etanol dan methanol. Hal ini diduga polaritas

senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan air sehingga pelarut yang

baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang kurang polar. Ekstraksi dilakukan

dengan memakai etanol yang sudah ditambahkan HCl 1%.

Pada penelitian Saati (2002) untuk ekstraksi antosianin dari bunga pacar

air, pelarut yang paling baik digunakan adalah etanol 95%. Begitu juga dengan

penelitian Wijaya et al. (2001) tentang ekstraksi pigmen dari kulit buah rambutan.

Hal ini disebabkan tingkat kepolaran antosianin hampir sama dengan etanol 95%

sehingga dapat larut dengan baik pada etanol 95%.

2.9 Bahan Pengekstrak

Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih jenis pelarut dalam

proses ekstraksi. Menurut Guenther (1987), syarat pelarut yang digunakan

pertama harus bersifat selektif artinya pelarut harus dapat melarutkan semua

senyawa dengan cepat. Syarat kedua harus mempunyai titik didih yang cukup

rendah. Hal ini supaya pelarut mudah dapat diuapkan tanpa menggunakan suhu

tinggi, namun titik didih pelarut tidak boleh terlalu rendah karena akan

mengakibatkan kehilangan akibat penguapan. Syarat ketiga bersifat inert artinya

pelarut tidak bereaksi dengan komponen minyak. Syarat keempat carilah pelarut

yang murah dan mudah didapatkan.

Page 31: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

18

Tabel 2. 5 Karakteristik Fisik dan Kimia Etanol

No Karakteristik1. Nama sistematik Etanol2. Nama lain Etil akohol, hidroksietan, EtOH3. Rumus kimia C2H6O4. Berat molekul 46,07 g/mol5. Kenampakan Cairan tidak berwarna6. Densitas dan fase 0,789 g/cm3, cairan7. Kelarutan dalam air Sangat larut8. Titik leleh -114,3°C (158,8 K)9. Titik didih 78,4°C (351,6 K)10. Keasaman (pKa) 15,9 (H+ dari grup OH)11. Viskositas 1200 cP pada 20°C12. Momen dipole 1,69 D (gas)

Tabel 2.6 merupakan tabel karakteristik fisik dan kimia dari etanol. Etilen

diklorida merupakan pelarut yang paling banyak digunakan tetapi etanol

merupakan pelarut yang paling aman (Arif, 2010). Etanol disebut juga etil alkohol

dengan rumus kimia C2H5OH atau CH3CH2OH dengan titik didihnya 78,4° C.

Etanol memiliki sifat tidak berwarna, volatil dan dapat bercampur dengan air

(Kartika et al., 1997). Ada 2 jenis etanol menurut Rama (2008), etanol sintetik

sering disebut metanol atau metil alkohol atau alkohol kayu, terbuat dari etilen,

salah satu derivat minyak bumi atau batu bara. Bahan ini diperoleh dari sintesis

kimia yang disebut hidrasi, sedangkan bioetanol direkayasa dari biomassa

(tanaman) melalui proses biologi (enzimatik dan fermentasi).

O‖

CH3CH2OH CH3 – C – H + 2HEtanol Asetaldehida

O O‖ ‖

CH3 – C – H + 2H CH3 – C – O- + 3HAsetaldehida Ion Asetat

Gambar 2. 4 Pengkonversian Etanol menjadi Asetaldehida dan Ion Asetat

Gambar 2.5 merupakan gambar pengkonversian etanol menjadi

asetaldehid kemudian menjadi ion asetat. Etanol bersifat toksik, tetapi tubuh

akan mengaturnya dengan segera. Lebih dari 90% etanol akan diproses oleh

liver. Di liver, enzim alkohol dehidrogenase mengkonversi etanol menjadi

asetaldehida yang masih bersifat toksik, tetapi asetaldehid akan rusak oleh

enzim aldehida dehidrogenase yang mengkonversi menjadi ion asetat. Menurut

FDA, kadar residu etanol sebagai pelarut dalam suatu ekstraksi adalah 50 ppm.

Page 32: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

19

2.10 Ultrasonik

Ultrasonik adalah salah satu bentuk energi yang dihasilkan gelombang

suara dengan frekuensi yang sangat tinggi di atas deteksi telinga manusia, yaitu

antar 20 kHz-2 MHz (Wardiyati, 2004). Hal tersebut menyebabkan ultrasonik

dapat diaplikasikan pada rentang disiplin ilmu yang cukup luas. Pemanfaatan

ultrasonik salah satunya diterapkan pada bidang kimia contohnya pada proses

ekstraksi, kristalisasi, sintesis bahan dan pembuatan katalis (Wardiyati, 2004).

Ultasonik pada intensitas rendah dan frekuensi tinggi, biasanya diaplikasikan

untuk evaluasi non-dekstruktif, sebaliknya pada intensitas tinggi dan frekuensi

rendah merupakan jenis ultrasonik untuk aplikasi sonokimia (Thompson and

Doraiswamy, 1999).

Tenaga ultrasonik pada proses-proses kimia seperti ekstraksi tidak

secara langsung kontak dengan medan yang bersangkutan, akan tetapi melalui

perantara yang berupa cairan. Gelombang bunyi yang dihasilkan oleh tenaga

listrik (lewat transduser) diteruskan oleh media cair ke medan yang dituju melalui

fenomena kavitasi. Fenomena kavitasi merupakan terbentuknya gelembung kecil

pada media perantara yang lama kelamaan gelembung-gelembung akan

bertambah besar dan akhirnya akan pecah atau collapse dan mengeluarkan

tenaga besar, tenaga inilah yang digunakan untuk proses kimia. Fenomena

kavitasi dapat digambarkan seperti Gambar 2.6.

Gambar 2. 5 Fenomena Kavitasi (Wardiyati, 2004)

Terdapat efek ganda yang dihasilkan dari ekstraksi menggunakan

gelombang ultrasonik yaitu pengacuan dinding sel sehingga membebaskan

kandungan senyawa yang ada di dalamnya dan pemanasan lokal pada cairan

Page 33: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

20

dan meningkatkan difusi ekstrak. Energi kinetik dilewatkan ke seluruh bagian

cairan, diikuti dengan munculnya gelembung kavitasi pada dinding atau

permukaan sehingga meningkatkan transfer massa antara permukaan padat-

cair. Efek mekanik yang ditimbulkan adalah meningkatkan penetrasi dari cairan

menuju dinding membran sel, mendukung pelepasan komponen sel dan

meningkatkan transfer massa (Keil, 2007). Liu (2010) menyatakan bahwa

kavitasi ultrasonik menghasilkan daya patah yang akan memecah dinding sel

secara mekanis dan meningkatkan transfer material.

Tabel 2. 6 Perbandingan Ekstraksi Metode Soxhletasi dan UAE

Parameter Soxhletasi UAEBerat bahan (gram) 5-10 5-30Volume pelarut (ml) >300 300

Suhu (°C) Titik didih RuangWaktu 16 jam 30 menit

Tekanan (atm) Ruang RuangKonsumsi energi relative 1 0,05Sumber: (Jain et al., 2009)

Ultrasonik merupakan alternatif metode ekstraksi yang efektif dan efisien,

rendah energi, waktu dan material serta rendemen yang dihasilkan lebih tinggi

(Vinatoru, 2001). Ultrasonik memiliki kemampuan yang lebih cepat dan lebih

sempurna dalam proses ekstraksi dibandingkan dengan metode maserasi dan

soxhlet. Menurut Brennan (2006), efek mekanis yang ditimbulkan oleh

gelombang ultrasonik dapat meningkatkan kemampuan penetrasi pelarut ke

dalam sel bahan sehingga meningkatkan jumlah komponen sel yang berdifusi ke

dalam pelarut.

Ultrasonik adalah gelombang akustik dengan frekuensi lebih besar dari

16-20 kHz (Suslick, 1988). Mcclemen (1995) menyatakan bahwa salah satu sifat

dari ultrasonik adalah non-destructive dan non-invasive, sehingga dengan mudah

diadaptasikan ke berbagai aplikasi gelombang ultrasonik dapat merambat dalam

medium padat, cair, dan gas. Cameron (2006) mengungkapan bahwa

pengembangan proses ekstraksi untuk mendapat hasil yang lebih baik dan waktu

yang lebih singkat terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan metode

ultrasonik. Penggunaan ultrasonik pada proses ekstraksi dengan menggunakan

pelarut organik dapat lebih cepat, getaran ultrasonik dapat memecahkan dinding

sel sehingga kandungan didalamnya dapat keluar dengan cepat.

Page 34: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

21

Gelombang ultrasonik diklasifikasikan menjadi dua definisi yang

dibedakan atas besarnya frekuensi dan aplikasinya (Mason, 1990), yaitu:

1. Frekuensi tinggi atau diagnostic ultrasound (2-10 MHz),

2. Frekuensi rendah atau power ultrasound (20-100 MHz).

Diagnostic ultrasound atau gelombang dengan amplitudo rendah

digunakan untuk mengukur kecepatan dan koefisien penyerapan gelombang

dalam medium dengan jarak 2-10 MHz. Biasanya digunakan untuk aplikasi

medis, analisa kimia, dan studi fenomena relaksasi. Sedangkan power

ultrasound melibatkan gelombang energi yang tinggi (frekuensi rendah),

diaplikasikan untuk pembersihan (cleaning), penyatuan plastik, dan untuk

mengamati pengaruh reaktivitas kimia.

Kecepatan gelombang suara berbeda dengan kecepatan gelombang

elektromagnetik. Perbedaan tersebut disebabkan gelombang elektromagnetik

dapat merambat tanpa medium dan mempunyai kecepatan konstan. Kecepatan

suara dipengaruhi oleh parameter karakteristik medium yang dilewati seperti

suhu, komposisi materi, tekanan, volume, dan kecepatan. Karena kecepatan

suara lebih lambat daripada gelombang elektromagnetik, maka pada frekuensi

yang sama panjang gelombang suara lebih pendek (Anonymous, 2005)

Gelombang suara yang merambat melalui cairan juga menyebabkan

terjadinya perpindahan energi. Perpindahan ini disebabkan oleh tubrukan elastik

antar molekul dengan molekul lain, sehingga meningkatkan intensitas

perpindahan energinya. Pada kenyataannya kehilangan energi terjadi karena

pengaruh (Mason, 1990):

a. Kekentalan atau Viskositas (gerak bergesekan satu molekul relatif dengan

yang lain dalam cairan).

b. Panas (transfer panas dari bagian yang tinggi ke bagian yang rendah).

Hal ini menyebabkan energi gelombang akan menjadi lemah (attenuasi)

saat melalui medium. Koefisien penyerapan tidak hanya tergantung pada fluida

dan suhu, tetapi tergantung pada frekuensi gelombang.

Ketika gelombang merambat ke dalam medium cair menghasilkan

tekanan bolak balik dan siklus ekspansi. Selain siklus ekspansi, gelombang

ultrasonik dengan intensitas tinggi menyebabkan timbulnya gelembung-

gelembung kecil dalam cairan.Ketika gelembung mencapai volume yang tidak

cukup lagi menyerap energi, gelembung tersebut pecah, fenomena ini disebut

Page 35: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

22

sebagai “kavitasi”.Intensitas tinggi radiasi akustik yang merambat melalui

medium menyebabkan beberapa perubahan (Kuldiloke, 2002).

2.10.1 Ultrasonic Bath

Menurut Gogate et al. (2006), konfigurasi reaktor gelombang ultarsonik

dikenal beberapa macam diantaranya adalah sistem tanduk getar, sistem bath,

sistem rambatan frekuensi ganda, sistem rambatan frekuensi triple, sistem batch

dengan getaran longitudinal, homogenozer tekanan tinggi, homogenizer

kecepatan tinggi, dan plat oriffice.

Ultrasonik bath termasuk ke dalam jenis power ultrasound, yaitu memiliki

gelombang yang ditransmisikan berkisar 20-100 kHz. Prinsip kerja dari alat

ultrasonik bath ini adalah pengkonversian energi elektrik menjadi gelombang

ultrasonik yang disebut dengan ultasonic tranducers yang terikat pada dasar

tangki air alat ultrasonik (Anonymous, 2011)

Tranducer selalu berada pada bagian dasar tangki air yang dioperasikan

berkisar antara 40 kHz. Cairan atau bahan yang dimasukkan dalam tangki

ultrasonik harus diatur agar seluruh bagian bahan terkena gelombang ultrasonik

sehingga ekstraksinya maksimal (Brennan, 2006). Adapun gambar ultrasonik

bath dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2. 6 Ultrasonik Bath (Anonymous, 2011)

2.10.2 Keuntungan Menggunakan Gelombang Ultrasonik

Beberapa keuntungn dari metode Ultrasonik adalah mempermudah

proses ekstraksi, transfer massa, distrupsi sel, meningkatkan efek penetrasi.

Penelitian Mason et al. (1996) menyebutkan pada proses ekstraksi senyawa dari

adas, hops, marigold, daun mint dan lemon dapat meningkatkan 20-40% hasil

Page 36: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

23

ekstraksi menggunakan metode ultrasonik dibandingkan dengan metode

ekstraksi konvensional. Menurut penelitian Cameron and Wang (2006) tentang

ekstraksi pati jagung, menyebutkan rendemen pati jagung yang didapat dari

proses ultrasonik selama 2 menit adalah sekitar 55,2-67,8% hampir sama

dengan rendemen yang didapat dari pemanasan dengan air selama 1 jam yaitu

53,4%. Penelitian lain tentang ekstraksi pati beras oleh Wang et al., (2004)

menyebutkan kombinasi 0,5% sodium dedocyl sulface dengan ultrasonik dapat

meningkatkan rendemennya hingga 84,9% dengan residu protein yang rendah.

Kuldiloke (2002) menyebutkan salah satu manfaat metode ultrasonik

adalah untuk mempercepat proses ekstraksi. Dengan penggunaan ultrasonik

proses ekstraksi senyawa organik pada tanaman dan biji-bijian dengan

menggunakan pelarut organik dapat berlangsung lebih cepat. Efek mekanik dari

metode ultrasonik adalah meningkatkan penetrasi pelarut ke dalam sel bahan

serta meningkatkan transfer massa. Dinding sel dari bahan dipecah dengan

getaran ultrasonik sehingga kandungan yang ada didalamnya dapat keluar

dengan mudah. Metode ini telah digunakan pada proses ekstraksi gula bit

(Mason et al., 1996).

Penelitian Linda et al. (2002) menyebutkan bahwa dengan viskositas

yang tinggi pada konsentrasi rendah yaitu 1% menunjukkan perubahan

viskositas yang drastis setelah menggunakan metode ultrasonik. Perubahan

viskositas yang sama ditunjukkan pula pada beberapa jenis pati. Penurunan

viskositas suatu larutan juga berpengaruh pada penurunan berat molekulnya.

Kecepatan penurunan berat molekul suspensi pati jagung berkurang secara

cepat setelah 30 menit, setelah itu penurunan berat molekul berjalan lebih lambat

setelah 60 menit dan lebih bertambah lambat setelah 120 menit.

Selama ini gelombang ultrasonik telah diaplikasikan di berbagai

bidang.Diantaranya adalah di bidang biologi, biokimia, industri, kedokteran,

plastik, dan polimer. Adapun beberapa aplikasi dari penggunaan gelombang

ultrasonik tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.8 berikut ini.

Page 37: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

24

Tabel 2. 7 Aplikasi Ultarsonik pada Berbagai Bidang

No Bidang Aplikasi1 Biologi, biokimia Aplikasi ultrasonik digunakan untuk memecah dinding

sel biologis. Dinding sel dari bahan dipecah dengangetaran ultrasonik keluar dengan mudah.

2 Industri Dapat digunakan untuk membersihkan (sterilisasi alat) diindustri. Alat-alat teknis industri dapat dibersihkandengan cara mencelupkan alat dalam ultrasonik bath.

3 Kedokteran Aplikasi utama ultrasonik adalah dalam bidang obat-obatan yaitu ultrasonik pada frekuensi 2-10 MHz,terutama dalam ilmu kebidanan. Ultrasonik telah banyakdigunakan pada fisioterapi sebagai bantuan dalampemijatan dan terutama untuk urat tegang.

4 Plastik danpolimer

Pengelasan termoplastik mencapai tingkat efisiendengan menggunakan metode ultarsonik. Hal ini jugadimungkinkan untuk melalui radical polymerization danmenurunkan bentuk polimer.

Sumber: Mason (1990)

2.11 Pengukuran Aktivitas Antioksidan

Stabilitas antioksidan dapat diartikan sebagai kemampuan lemak, minyak

atau makanan berlemak dalam mempertahankan kesegaran rasa dan baunya

selama penyimpanan dan penggunaannya. Stabilitas ini berkaitan dengan

komposisi bagian lipid, sifat, dan derajat perlakuan terhadap sistem, ada tidaknya

prooksidan atau antioksidan dan efektifitas kemasan. Lemak dengan derajat

ketidakjenuhan tinggi biasanya tidak stabil (Tranggono et al., 1990).

Berbagai metode pengujian aktivitas antioksidan telah digunakan untuk

meneliti dan membandingkan aktivitas antioksidan dalam makanan. Aktivitas

antioksidan menggunakan metode penangkapan radikal bebas dapat dilakukan

dengan cepat, mudah, dan sederhana. Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-

Picrylhydrazyl) digunakan untuk mengetahui kemampuan zat antioksidan untuk

menangkap radikal bebas (Pokorny, 2001). Adapun gambar struktur DPPH

adalah sebagai berikut.

Gambar 2. 7 Struktur Kimia DPPH (Pokorny, 2001)

Page 38: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

25

2,2-Diphenyl-2-1-picrylhydrazyl (DPPH) dan dikenal sebagai 1,1-

Diphenyl-2-picrylhydrazyl atau α,α-Dyphenyl-β-picrylhydrazyl merupakan radikal

bebas yang biasa digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan. Reduksi

terhadap DPPH oleh antioksidan akan menghasilkan penurunan absorbansi

pada panjang gelombang 515-520 nm. Tingkat kehilangan warna dari larutan

menunjukkan tingkat efisiensi penangkapan radikal bebas oleh substansi yang

ditambahkan (Martinez et al., 2002).

Menurut Prakash et al. (2001), elektron yang tidak berpasangan pada

DPPH memiliki kemampuan penyerapan yang kuat pada panjang gelombang

517 nm dengan warna ungu. Perubahan warna ungu menjadi kuning seiring

dengan menurunnya absorbtivitas molar dari radikal DPPH, karena elektron yang

tidak berpasangan dengan adanya pemberian atom hidrogen dari antioksidan

membentuk DPPH-H tereduksi. Penurunan warna secara stoikiometri

berdasarkan jumlah elektron yang tertangkap. Aktivitas penangkapan radikal

bebas ditunjukkan dengan berkurangnya presentase warna ungu dari DPPH.

Mekanisme reaksi penangkapan radikal DPPH oleh antioksidan sebagai

berikut:

DPPH° + AH DPPH – H + A°

Reaksi yang cepat dari radikal DPPH terjadi dengan beberapa fenol

misalnya α-tokoferol, akan tetapi reaksi sekunder berjalan lambat. Hal ini

menyebabkan penurunan absorbansi yang progesif sehingga keadaan steady

state tidak akan dicapai untuk beberapa jam. Kebanyakan penelitian yang

menggunakan metode DPPH melaporkan aktivitas antioksidannya setelah waktu

reaksi 15 atau 30 menit (Pokorny, 2001).

Aktivitas antioksidan bahan pangan dapat berbeda bila diuji dengan

metode yang berbeda. Tidak seperti DPPH yang mengukur aktivitas total

antioksidan, beberapa metode lain terbatas mengukur komponen yang larut pada

pelarut yang digunakan dalam analisa. Metode DPPH mengukur semua

komponen antioksidan, baik larut lemak ataupun air (Prakash et al., 2001).

Page 39: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

26

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan dan Rekayasa

Proses Pangan dan Hasil Pertanian THP FTP UB, Laboratorium Kimia dan

Biokimia Pangan dan Hasil Pertanian THP FTP UB, dan Laboratorium Kimia

Organik Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, pada bulan

Maret 2015 sampai Juni 2015.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat untuk pembuatan

tepung ampas kecap, alat untuk ekstraksi dan alat untuk analisa ekstrak. Alat

untuk pembuatan tepung ampas kecap meliputi pengering kabinet (cabinet

dryer), blender kering, dan ayakan 80 mesh.

Alat yang digunakan dalam ekstraksi meliputi ultrasonik bath, pengering

vakum, rotary evaporator, freezer, beaker glass, kertas saring halus, timbangan

analitik, dan botol gelap.

Alat yang digunakan dalam analisis ekstrak meliputi beaker glass,

timbangan analitik, spatula besi, rak tabung kayu, aluminium foil, dan kuvet.

3.2.2 BahanBahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ampas kecap yang

didapat dari hasil samping produksi kecap di PT. Aneka Food Tatarasa Industri,

Probolinggo, etanol 96%, NaNO3, Kuersetin, AlCl3, NaNO2, NaOH 1M, DPPH.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Rancangan Percobaan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan

laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan

dua faktor yaitu rasio bahan dengan pelarut dan lama waktu ekstraksi sebanyak

tiga kali ulangan.

Page 40: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

27

- Faktor 1 rasio bahan dengan pelarut :

1:3 b/v (R1)

1:5 b/v (R2)

1:7 b/v (R3)

- Faktor 2 lama waktu ekstraksi:

15 menit (T1)

20 menit (T2)

25 menit (T3)

15 menit (T1) 20 menit (T2) 25 menit (T3)

1:3 b/v (R1) R1T1 R1T2 R1T3

1:5 b/v (R2) R2T1 R2T2 R2T3

1:7 b/v (R3) R3T1 R3T2 R3T3

3.4 Pelaksanaan Penelitian

a. Prosedur Pembuatan Tepung Ampas Kecap- Ampas kecap hasil pemisahan filtrat dan ampas pada proses

pembuatan kecap dikumpulkan

- Ampas kecap yang telah terkumpul kemudian dicuci dengan air

mengalir sebanyak 5 kali

- Ampas kecap kemudian ditiriskan

- Ampas kecap dikeringkan dalam pengering kabinet selama 8 jam ± 5

menit dengan suhu 50 ± 2 °C

- Ampas kecap yang telah kering kemudian dihaluskan menggunakan

blender kering

- Ampas kecap yang telah halus kemudian diayak menggunakan

ayakan 80 mesh hingga menjadi tepung ampas kecap.

b. Prosedur Ekstraksi Tepung Ampas Kecap Metode Ultrasonic Bath- Tepung ampas kecap ditimbang sebanyak 20 gram

- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan pelarut etanol

96% dengan rasio bahan:pelarut 1:3 (b/v), 1:5 (b/v), dan 1:7 (b/v)

WaktuEkstraksiRasio

Bahan:Pelarut

Page 41: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

28

- Setelah itu diekstrak menggunakan ultrasonic bath 50 kHz dengan

variasi lama waktu 15 menit, 20 menit, dan 25 menit

- Hasil ekstraksi kemudian dilakukan penyaringan menggunakan

penyaring vakum sehingga diperoleh filtrat yang bebas ampas

- Filtrat diuapkan dengan rotary evaporator suhu 40°C sampai

diperoleh volume ekstrak yang diinginkan

- Hasil ekstraksi disemprot gas nitrogen sampai sisa pelarut habis.

c. Analisa Profil Senyawa Bioaktif Ekstrak Ampas Kecap- Rendemen (Yuwono dan Susanto, 1998)

- Aktivitas Antioksidan metode DPPH (Tang et al., 2002)

- Total Antosianin (Giusti dan Wrolstad, 2000)

- Total Flavonoid (Zhinshen et al., 1999)

3.5 Analisa Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2

faktor. Faktor yang pertama yaitu rasio bahan:pelarut 1:3 (b/v), 1:5 (b/v), dan 1:7

(b/v). Faktor yang kedua yaitu lama waktu ekstraksi 15 menit, 20 menit, dan 25

menit. Dari kedua faktor tersebut kemudian dilakukan kombinasi dan didapatkan

9 satuan percobaan yang akan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan

data sebanyak 27 satuan percobaan. Data hasil penelitian yang diperoleh

kemudian dianalisa dengan analisa keragaman ANOVA (Analysis of Varians)

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perlakuan pada tingkat α=0,05.

Apabila terdapat beda nyata pada interaksi antar perlakuan dilakukan uji lanjut

dengan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada tingkat α yang sama. Dan

apabila tidak terdapat interaksi maka dilakukan uji beda BNT dengan taraf nyata

5%. Sedangkan untuk pemilihan perlakuan terbaik dengan metode Zeleny.

Page 42: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

29

3.6 Diagram Alir Penelitian

3.6.1 Proses Pembuatan Tepung Ampas Kecap

Dicuci dengan air mengalir (5x)

Ditiriskan

Dikeringkan di pengering kabinet

(Suhu 50 ± 2°C, 8 Jam ± 5 menit)

Dihaluskan dengan blender

Diayak dengan ayakan 80 mesh

Gambar 3. 1 Proses Pembuatan Tepung Ampas Kecap

Ampas Kecap

Tepung Ampas Kecap

Analisa :

- Kadar air- Aktivitas

Antioksidan- Total

Flavonoid- Total

Antosianin

Page 43: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

30

3.6.2 Proses Ekstraksi Tepung Ampas Kecap

Ekstraksi menggunakan Ultrasonic Bath

dengan frekuensi 50 kHz

Disaring menggunakan penyaring vakum

Filtrat

Dievaporasi menggunakan Rotary Evaporator

(Suhu 40°C, 200 mBar)

Gambar 3. 2 Proses Ekstraksi Tepung Ampas Kecap

20 gram Tepung AmpasKecap

Faktor I:Tepung AmpasKecap : Etanol 96%1:3 b/v1:5 b/v1:7 b/v

Faktor II:Lama WaktuEkstraksi

15 menit20 menit25 menit

Ekstrak Ampas Kecap

Analisa:- Rendemen- Aktivitas Antioksidan- Total Flavonoid-Total Antosianin

Page 44: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

31

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Bahan Baku

Bahan baku utama yang akan digunakan dalam proses ekstraksi adalah

ampas kecap. Ampas kecap diperoleh dari hasil samping pengolahan kecap di

PT. Aneka Food Tatarasa Industri, Probolinggo, Jawa Timur. Ampas kecap yang

diperoleh kemudian dicuci hingga sebanyak 5 kali pencucian untuk mengurangi

kadar garam yang tersisa dari proses moromi dan menghilangkan kotoran-

kotoran yang ada. Kemudian ampas kecap yang telah bersih dilakukan penirisan

dan dilanjutkan untuk proses pengeringan dalam cabinet dryer selama 8 jam

dengan suhu 50°C. Ampas kecap yang telah kering kemudian dihaluskan

menggunakan blender dan diayak menggunakan ayakan 80 mesh sehingga

menjadi tepung ampas kecap yang kemudian digunakan untuk analisa bahan

baku sebelum proses ekstraksi dilakukan. Parameter bahan baku yang dianalisa

meliputi kadar air, aktivitas antioksidan (% inhibibisi), total flavonoid, dan total

antosianin. Data hasil analisa disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4. 1 Hasil Analisa Bahan Baku Tepung Ampas Kecap

Parameter Tepung Ampas KecapKadar Air (%) 9,256Aktivitas Antioksidan (% Inhibibisi) 18,511Total Flavonoid (mg QE/g sampel) 0,805Total Antosianin (mg/g sampel) 0,098

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kadar air tepung ampas

kecap hasil analisa yaitu sebesar 9,25 %. Pengujian kadar air pada bahan baku

yaitu tepung ampas kecap bertujuan sebagai standar untuk dapat

membandingkan dengan hasil analisa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

yang didapat.

Hasil analisa aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa tepung ampas

kecap memiliki aktivitas antioksidan sebesar 18,511%. Sedangkan hasil analisa

total flavonoid dan total antosianin tepung ampas kecap berturut-turut yaitu

sebesar 805,695 mg QE/Kg dan 98,84 mg/Kg sampel. Menurut Sitorus (1986)

ampas kecap merupakan limbah dari proses pembuatan kecap yang berbahan

dasar kedelai hitam dan memiliki kandungan protein cukup tinggi dan palatabel.

Page 45: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

32

Oleh karena ampas kecap berasal dari kedelai hitam, sehingga diduga masih

mengandung beberapa senyawa bioaktif yang sebelumnya terdapat dalam

kedelai hitam.

Xu dan Chang (2007) menyebutkan bahwa kedelai hitam mempunyai

kandungan fenolik, tanin, antosianin, dan isoflavon serta aktivitas antioksidan

lebih tinggi dibanding kedelai kuning. Kedelai hitam kandungan flavonoidnya 6

kali lebih banyak dibanding kedelai kuning, kandungan total flavonoid kedelai

kuning dan hitam berturut-turut 0,41 dan 2,57 mg ekuivalen dengan katekin per

gram, dan aktivitas antioksidan 15 kali lebih tinggi (DPPH scavenging capacity

kedelai kuning dan hitam berturut-turut yaitu 1,50 dan 17,58 μmol ekuivalen

Trolox per gram) (Xu dan Chang, 2007). Sementara itu, menurut Astadi et al.

(2009) kulit kedelai hitam varietas Mallika memiliki kandungan antosianin 1,36

g/100g dan senyawa fenolik 6,46 g/100 g. Kandungan senyawa bioaktif pada

tepung ampas kecap memiliki perbedaan dengan kandungan senyawa bioaktif

pada kedelai hitam. Perbedaan tersebut dikarenakan karena ampas kecap telah

mengalami proses pengolahan seperti proses fermentasi dan kemudian

dilakukan pressing untuk memisahkan filtrat yang digunakan untuk diproses lebih

lanjut menjadi kecap dan ampas kecap yang selama ini pemanfaatannya hanya

sebatas pakan ternak atau dibuang sebagai limbah, sehingga kandungan

senyawa bioaktifnya banyak yang terikut dalam filtrat. Meskipun demikian ampas

kecap diduga masih mengandung senyawa bioaktif dikarenakan sebelumnya

telah mengalami fermentasi sehingga kandungan senyawa bioaktifnya meningkat

dibanding dengan kedelai hitam yang belum mengalami proses pengolahan. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Matsuda (1998) yang menerangkan oleh

karena asal ampas kecap adalah kedelai hitam, maka kandungan asam amino,

asam organik, isoflavon seperti daidzein dan genistein diduga masih ada

mengingat juga ampas kecap sebelumnya telah mengalami fermentasi.

4.2 Karakteristik Fisik Ekstrak Ampas Kecap

4.2.1 Rendemen

Hasil analisa rerata rendemen ekstrak ampas kecap akibat pengaruh

perlakuan rasio bahan:pelarut dan waktu ekstraksi berkisar antara 11,31%

sampai 17,04%. Grafik rerata rendemen ekstrak ampas kecap dapat dilihat pada

Gambar 4.1.

Page 46: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

33

Gambar 4. 1 Grafik Rerata Rendemen Ekstrak Ampas Kecap Akibat PengaruhPerlakuan Rasio Bahan:Pelarut dan Waktu Ekstraksi

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi hasil

rerata rendemen semakin meningkat, sedangkan rasio bahan:pelarut yang

semakin besar juga akan menghasilkan rerata rendemen yang semakin besar.

Rerata rendemen tertinggi diperoleh dari perlakuan rasio bahan:pelarut 1:7 dan

waktu ekstraksi 25 menit (b.v), sedangkan rerata rendemen terendah diperoleh

dari perlakuan rasio bahan:pelarut 1:3 dan waktu ekstraksi 15 menit.

Hasil analisa ragam terhadap rerata rendemen (Lampiran 4)

menunjukkan bahwa perlakuan rasio bahan:pelarut dan waktu ekstraksi

memberikan pengaruh nyata (α=0,05) terhadap rendemen ekstrak ampas kecap,

namun tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut. Nilai rerata

rendemen ekstrak ampas kecap akibat pengaruh perlakuan yang diberikan

disajikan pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

Tabel 4. 2 Rerata Rendemen Ekstrak Ampas Kecap Akibat Pengaruh PerlakuanRasio Bahan:Pelarut

Rasio Bahan:Pelarut Rerata (%) BNT (95%)

1:3 12,28 a

1,121:5 15,21 b

1:7 16,39 c

Keterangan: - Data merupakan rerata 3 ulangan- Angka yang didampingi huruf yang berbeda menunjukkan

berbeda nyata (α=0,05)

11,31 11,9413,6114,41 14,97

16,2615,95 16,19 17,04

0,002,004,006,008,00

10,0012,0014,0016,0018,0020,00

15 20 25

Rer

ata

Ren

dem

en (%

)

Waktu Ekstraksi (menit)

RasioBahan:Pelarut1:3

RasioBahan:Pelarut1:5

RasioBahan:Pelarut1:7

Page 47: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

34

Dari Tabel 4.2 diketahui bahwa semakin tinggi rasio bahan:pelarut maka

rendemen ekstrak ampas kecap yang dihasilkan cenderung semakin meningkat.

Rendemen tertinggi adalah adalah rasio bahan:pelarut 1:7 yaitu sebesar 16,39%,

sedangkan rendemen terendah adalah perlakuan rasio bahan:pelarut 1:3 yaitu

sebesar 12,28%. Rendemen ekstrak tersebut sudah tergolong tinggi karena

rendemen yang didapat hampir tidak ada zat pengotor lain seperti sisa air atau

sisa pelarut yang masih tertinggal dalam ekstrak. Hal tersebut dikarenakan

proses ekstraksi menggunakan pelarut 96% dimana volatilitas etanol 96% sangat

tinggi sehingga dapat dengan mudah menguap saat proses evaporasi

berlangsung, dengan demikian dapat diduga bahwa kecil kemungkinan adanya

sisa pelarut yang masih tersisa dalam ekstrak ampas kecap tersebut. Selain itu,

ekstrak ampas kecap juga diduga hampir tidak memiliki kandungan air, hal

tersebut dikarenakan penggunaan etanol 96% yang hampir mendekati absolut

sehingga air yang terkandung dalam pelarut sangat sedikit dan sudah terikut

menguap saat proses evaporasi berlangsung. Jika pun masih ada kandungan air

dalam ekstrak ampas kecap di duga sangat sedikit dan hampir tidak memberikan

pengaruh yang nyata antar perlakuan.

Semakin banyak jumlah pelarut yang digunakan akan menyebabkan

kontak bahan dengan pelarut juga semakin besar sehingga berpotensi

memaksimalkan proses ekstraksi dan diperoleh rendemen ekstrak ampas kecap

yang lebih besar. Menurut Susanto (1999), jumlah pelarut berpengaruh terhadap

efisiensi ekstraksi tetapi jumlah berlebihan tidak akan mengekstrak lebih banyak.

Efek suhu pada sampel akan dipengaruhi oleh massa larutan yang diekstrak.

Semakin banyak massa larutan, maka kenaikan suhunya semakin kecil dengan

energi panas yang sama. Adanya kenaikan suhu yang lebih kecil tersebut, maka

kemungkinan terjadinya penguapan pelarut semakin kecil pula, sehingga

semakin banyak pelarut yang digunakan akan menghasilkan rendemen hasil

ekstrak semakin tinggi.

Zhang et al. (2009) menyebutkan bahwa kenaikan rendemen hasil

ekstraksi di setiap perlakuan bahan:pelarut disebabkan karena kontak antara

matriks bahan dan pelarut akan lebih besar ketika volume pelarut yang lebih

besar digunakan, sehingga memudahkan pelarut untuk melakukan penetrasi ke

dalam sel matriks bahan dan melarutkan senyawa target. Namun penggunaan

volume pelarut yang berlebihan perlu dihindari karena menyebabkan

terhambatnya transfer energi gelombang ultrasonik akibat diserap oleh pelarut

Page 48: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

35

sebelum sampai ke matriks bahan (Chan et al., 2011). Dari literatur tersebut

dapat dikatakan bahwa perlakuan rasio bahan:pelarut 1:7 adalah rasio ekstraksi

yang paling maksimal. Sedangkan pada rasio bahan:pelarut 1:3 yang memiliki

volume pelarut lebih sedikit menyebabkan kontak antara bahan dengan pelarut

belum maksimal sehingga rendemen ekstrak yang dihasilkan rendah.

Tabel 4. 3 Rerata Rendemen Ekstrak Ampas Kecap Akibat Pengaruh PerlakuanWaktu Ekstraksi

Waktu Ekstraksi Rerata (%) BNT 95%

15 Menit 13,89 a

1,12220 Menit 14,36 a

25 Menit 15,63 b

Keterangan: - Data merupakan rerata 3 ulangan

- Angka yang didampingi huruf yang tidak sama menunjukkan

berbeda nyata (α=0,05)

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa semakin lama waktu ekstraksi

maka rendemen ekstrak yang dihasilkan akan semakin meningkat. Rendemen

ekstrak tertinggi adalah waktu ekstraksi 25 menit yaitu sebesar 15,63%.

Sedangkan rendemen ekstrak terendah adalah waktu ekstraksi 15 menit yaitu

sebesar 13,89%. Menurut Mandal et al. (2007) secara umum semakin lama

waktu ekstraksi pada ultrasonic sistem bath kuantitas bahan yang terekstrak juga

akan semakin meningkat. Routray dan Orsat (2012) menyebutkan bahwa

umumnya rendemen hasil ekstraksi berbanding lurus dengan waktu iradiasi

dengan gelombang ultrasonik sampai taraf tertentu. Fenomena ini terjadi karena

difusi senyawa target dari matriks bahan ke dalam pelarut akan meningkat

dengan semakin meningkatnya waktu ekstraksi hingga level tertentu.

Beberapa keuntungan dari metode ultrasonik dibandingkan dengan

metode lain adalah mempermudah proses ekstraksi, transfer massa, distrupsi

sel, dan meningkatkan efek penetrasi. Menurut penelitian Cameron dan Wang

(2006) tentang ekstraksi pati jagung, menyebutkan bahwa rendemen pati jagung

yang didapat dari proses ultrasonik selama 2 menit hampir sama dengan

rendemen yang didapat dari pemanasan dengan air selama 1 jam.

Page 49: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

36

4.3 Karakteristik Kimia Ekstrak Ampas Kecap

4.3.1 Total Flavonoid

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rerata total flavonoid ekstrak

ampas kecap akibat pengaruh rasio bahan:pelarut dan waktu ekstraksi berkisar

antara 0,450 mg QE/Kg sampai 5,373 mg QE/Kg. Grafik rerata total flavonoid

ekstrak ampas kecap akibat pengaruh rasio bahan:pelarut dan waktu eksraksti

disajikan pada Gambar 4.2.

Gambar 4. 2 Grafik Rerata Total Flavonoid Ekstrak Ampas Kecap Akibat PengaruhPerlakuan Rasio Bahan:Pelarut dan Waktu Ekstraksi

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa rasio bahan:pelarut yang semakin

banyak dan waktu ekstraksi yang semakin lama mengakibatkan total flavonoid

ekstrak ampas kecap yang dihasilkan semakin tinggi. Rerata total flavonoid

ekstrak ampas yang yang tertinggi ditunjukkan pada perlakuan rasio

bahan:pelarut 1:7 dan waktu ekstraksi 25 menit yaitu sebesar 5,373 mgQE/Kg.

Pelarut yang semakin banyak dengan jumlah zat terlarut sama akan

memberikan kesempatan lebih banyak kontak langsung antara pelarut dan

bahan. Suryandari (1981) menyatakan bahwa semakin besar kemampuan

pelarut untuk melarutkan bahan sehingga semakin banyak komponen bahan

yang dapat terekstrak oleh pelarut. Komponen bahan yang terekstrak akan terus

meningkat hingga larutan menjadi jenuh, setelah melewati titik jenuh larutan tidak

akan terjadi peningkatan hasil ekstraksi dengan penambahan pelarut. Hal

tersebut juga dapat dipengaruhi dengan adanya gelombang ultrasonik yang

membantu perusakan pada dinding sel sehingga senyawa flavonoid dalam

ampas kecap akan keluar secara optimal.

0,548 0,5931,063

0,450

1,193

2,749

0,777

2,952

5,373

0,000

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

15 20 25Rer

ata

Tota

l Fla

vono

id (m

gQ

E/g

sam

pel)

Waktu (Menit)

1:03

1:05

1:07

RasioBahan:Pelarut

Page 50: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

37

Navas et al. (2012) menyebutkan bahwa waktu ekstraksi yang semakin

lama akan memberikan kesempatan bahan terpapar oleh gelombang ultrasonik

juga semakin lama sehingga dapat mengakibatkan dinding sel pada bahan

pecah dan mengeluarkan zat terlarut (solute) ke dalam pelarut (solvent). Dinding

sel dari bahan dipecah dengan getaran ultrasonik sehingga kandungan yang ada

didalamnya dapat keluar dengan mudah.

Menurut Keil (2007) gelombang ultrasonik terbentuk dari pembangkitan

ultrason secara lokal dari kavitasi mikro pada sekeliling bahan yang akan

diekstraksi sehingga terjadi pemanasan pada bahan tersebut, sehingga akan

melepaskan senyawa ekstrak. Terdapat efek ganda yang dihasilkan, yaitu

pengacuan dinding sel sehingga membebaskan kandungan senyawa yang ada

di dalamnya dan pemanasan lokal pada cairan dan meningkatkan difusi ekstrak.

Kavitasi terjadi akibat gelombang ultrasonik yang dirambatkan pada cairan

sehingga menimbulkan suara, dimana tekanan cairan akan meningkat saat

amplitude positif dirambatkan dan tekanan menurun pada saat amplitude negatif.

Perubahan tekanan secara stimulan dengan frekuensi tinggi dan dinding

ultrasonik direaksi lamba oleh cairan sehingga timbul gelombang mikro.

Gelembung mikro tersebut mengembang dan mengempis tidak stabil dengan laju

pengembangan lebih besar dibandingkan dengan laju pengempisan sehingga

diameter gelembung tumbuh membesar hingga pecah dan merusak dinding sel

(Susilo, 2007). Namun waktu paparan yang terlalu lama harus dihindari agar

mencegah terjadinya degradasi senyawa hasil ekstraksi (Chan et al., 2011).

Tabel 4.4 merupakan Tabel Rerata total flavonoid ekstrak ampas kecap

akibat perlakuan rasio bahan:pelarut dan waktu ekstraksi. Hasil analisa ragam

(Lampiran 5) menunjukkan bahwa perlakuan rasio bahan:pelarut dan waktu

ekstraksi memberikan pengaruh yang nyata (α=0,05) terhadap total flavonoid

ekstrak ampas kecap yang dihasilkan. Interaksi antara kedua perlakuan tersebut

juga memberikan pengaruh nyata (α=0,05).

Page 51: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

38

Tabel 4. 4 Rerata Total Flavonoid Ekstrak Ampas Kecap Akibat Perlakuan RasioBahan:Pelarut dan Waktu Ekstraksi

RasioBahan:Pelarut

WaktuEkstraksi

(Menit)

Rerata TotalFlavonoid (mgQE/Kg sampel)

Nilai DMRT(α=0,05)

Notasi

1:3 (b/v)

15 0,548 1,774 a20 0,593 1,860 a25 1,063 1,914 ab

1:5 (b/v)

15 0,450 1,951 a20 1,193 1,978 ab25 2,749 1,997 b

1:7 (b/v)

15 0,777 2,013 a20 2,952 2,025 b25 5,373 2,033 c

Keterangan: - Data merupakan rerata 3 ulangan

- Angka yang didampingi huruf yang tidak sama menunjukkan

berbeda nyata (α=0,05)

Dari hasil uji lanjut DMRT (α=0,05) dapat diketahui pada perlakuan rasio

bahan:pelarut 1:3 (b/v) memberikan nilai rerata total flavonoid yang berbeda

nyata pada waktu ekstraksi 25 menit, namun pada perlakuan waktu ekstraksi 15

menit dan 20 menit tidak memberikan pengaruh nyata. Pada perlakuan rasio

bahan:pelarut 1:5 (b/v) dan 1:7 (b/v) memberikan nilai rerata total flavonoid yang

berbeda nyata pada semua perlakuan waktu ekstraksi 15 menit, 20 menit, dan

25 menit.

4.3.2 Total Antosianin

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rerata total antosianin akibat

pengaruh rasio bahan:pelarut dan waktu ekstraksi berkisar antara 0,148 mg/g

sampel hingga 0,255 mg/g sampel. Grafik rerata total antosianin akibat pengaruh

rasio bahan:pelarut dan waktu ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Page 52: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

39

Gambar 4. 3 Grafik Rerata Total Antosianin Ekstrak Ampas Kecap Akibat PengaruhPerlakuan Rasio Bahan:Pelarut dan Waktu Ekstraksi

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa rerata total antosianin ekstrak ampas

akibat rasio bahan:pelarut 1:3 dan 1:5 cenderung sama pada waktu ekstraksi 15

menit dan 20 menit kemudian meningkat pada waktu ekstraksi 25 menit.

Sedangkan rerata total antosianin akibat pengaruh rasio bahan:pelarut 1:7 terus

meningkat akibat semakin lama waktu ekstraksi. Rerata total antosianin tertinggi

ditunjukkan pada perlakuan rasio bahan:pelarut 1:3 dan waktu ekstraksi 25 menit

yaitu sebesar 0,255 mg/g sampel. Nilai rerata total antosianin ekstrak ampas

kecap akibat pengaruh perlakuan yang diberikan disajikan pada Table 4.5 dan

Tabel 4.6.

Tabel 4. 5 Rerata Total Antosianin Ekstrak Ampas Kecap Akibat PengaruhPerlakuan Rasio Bahan:Pelarut

Faktor RRerata Total

Antosianin (mg/Kg)BNT 95%

1:3 224,02 a

40,0511:5 181,28 b

1:7 154,73 b

Keterangan: - Data merupakan rerata 3 ulangan

- Angka yang didampingi huruf yang tidak sama menunjukkan

berbeda nyata (α=0,05)

0,211 0,205

0,256

0,161 0,163

0,219

0,152 0,148

0,189

0,000

0,050

0,100

0,150

0,200

0,250

0,300

0,350

15 20 25

Rer

ata

Tota

l Ant

osia

nin

(mg/

gsa

mpe

l)

Waktu Ekstraksi (menit)

1:03

1:05

1:07

RasioBahan:Pelarut

Page 53: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

40

Tabel 4. 6 Rerata Total Antosianin Ekstrak Ampas Kecap Akibat PengaruhPerlakuan Rasio Bahan:Pelarut

Faktor TRerata Total

Antosianin (mg/Kg)BNT 95%

15 Menit 166,44 b

40,05120 Menit 172,19 b

25 Menit 221,34 a

Keterangan: - Data merupakan rerata 3 ulangan

- Angka yang didampingi huruf yang tidak sama menunjukkan

berbeda nyata (α=0,05)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka

kadar antosianin yang dihasilkan dari ekstrak ampas kecap akan semakin

mengalami peningkatan. Kadar antosianin tertinggi adalah perlakuan waktu

ekstraksi 25 menit yaitu sebesar 0,221 mg/g sampel. Menurut Navas et al.,

(2012), semakin lama waktu ekstraksi semakin lama pula bahan akan terpapar

oleh gelombang ultrasonik dari ultrasonic sistem bath, mengakibatkan pecahnya

dinding sel pada bahan sehingga mengeluarkan zat terlarut (solute) ke dalam

pelarut (sovent). Secara umum, semakin lama waktu ekstraksi kuantitas bahan

yang terekstrak juga akan semakin meningkat, hal tersebut dikarenakan

kesempatan untuk bersentuhan antara bahan dengan pelarut semakin besar

sehingga hasilnya akan bertambah sampai titk jenuh larutan (Mandal, et al.,

2007). Kurniati (2011) menjelaskan bahwa penambahan waktu tidak memberikan

konsentrasi yang nyata dengan lama ekstraksi terhadap proses ekstraksi saat

larutan menjadi jenuh.

Trisnobudi (2001) menyatakan bahwa ekstraksi menggunakan

gelombang ultrasonik merupakan ekstraksi dengan perambatan energi melalui

gelombang dengan menggunakan cairan sebagai media perambatan yang dapat

meningkatkan intensitas perpindahan energi sehingga proses ekstraksi lebih

maksimal. Penggunaan ultrasonik ini dapat menimbulkan efek kavitasi yang

dapat memecah dinding sel bahan sehingga antosianin dalam sel dapat keluar

dengan mudah, didapatkan hasil ekstrak yang maksimal (Susilo, 2007).

Kavitasi ini terjadi akibat dari gelombang ultrasonik yang dirambatkan

pada cairan sehingga menimbulkan suara, dimana tekanan cairan akan

meningkat saat amplitude positif dirambatkan dan tekanan menurun pada saat

Page 54: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

41

amplitude negatif disalurkan. Perubahan tekanan secara stimulan dengan

frekuensi tinggi dari dinding ultrasonik direaksi lamba oleh cairan sehingga timbul

gelembung mikro. Gelembung tersebut mengembang dan mengempis tidak stabil

dengan laju pengembangan lebih besar dibandingkan dengan laju pengempisan

sehingga diameter gelembung tumbuh membesar hingga pecah dan merusak

dinding sel (Susilo, 2007). Namun waktu ekstraksi yang terlalu lama juga dapat

merusak senyawa hasil ekstraksi yang ada pada bahan, dikarenakan

penggunaan ultrasonik yang lama mengakibatkan cairan pada ultrasonik panas

sehingga dapat mendegradasi senyawa antosianin (Chan et al., 2011).

4.3.3 Aktivitas Antioksidan

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rerata aktivitas antioksidan

ekstrak ampas kecap akibat pengaruh rasio bahan:pelarut dan waktu ekstraksi

berkisar antara 33,50% sampai 37,49%. Grafik rerata aktivitas antioksidan

ekstrak ampas kecap akibat pengaruh rasio bahan:pelarut dan waktu ekstraksi

disajikan pada Gambar 4.4.

Gambar 4. 4 Grafik Rerata Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ampas Kecap AkibatPengaruh Perlakuan Rasio Bahan:Pelarut dan Waktu Ekstraksi

Dari Gambar 4.4 tersebut dapat ditunjukkan bahwa aktivitas antioksidan

ekstrak ampas kecap cenderung mengalami peningkatan akibat pengaruh rasio

bahan:pelarut dan waktu ekstraksi yang semakin meningkat. Aktivitas

antioksidan tertinggi dari ekstrak ampas kecap adalah perlakuan rasio

bahan:pelarut 1:7 dan waktu ekstraksi 25 menit. Sedangkan untuk aktivitas

33,5034,86 35,37

33,8134,82

36,87

34,7936,18

37,49

27,00

30,00

33,00

36,00

39,00

15 20 25

Aktiv

itas

Antio

ksid

an (%

)

Waktu Ekstraksi (menit)

RasioBahan:Pelarut1:3

RasioBahan:Pelarut1:5

RasioBahan:Pelarut1:7

Page 55: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

42

antioksidan terendah dari ekstrak ampas kecap ditunjukkan oleh perlakuan rasio

bahan:pelarut 1:3 dan waktu ekstraksi 15 menit.

Hasil analisa ragam (Lampiran 4) menunjukkan bahwa perlakuan rasio

bahan:pelarut dan waktu ekstraksi memberikan pengaruh yang nyata (α=0,05)

terhadap aktivitas antioksidan ekstrak ampas kecap yang dihasilkan. Sedangkan

interaksi antara kedua perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata (α=0,05).

Rerata aktivitas antioksidan ekstrak ampas kecap pada berbagai perlakuan rasio

bahan:pelarut dan waktu ekstraksi disajikan pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8.

Tabel 4. 7 Rerata Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ampas Kecap Akibat PengaruhPerlakuan Rasio Bahan:Pelarut

Rasio Bahan:PelarutRerata Aktivitas

Antioksidan (%)BNT (95%)

1:3 34,57 a

0,961:5 35,16 a

1:7 36,15 b

Keterangan: - Data merupakan rerata 3 ulangan

- Angka yang didampingi huruf yang tidak sama menunjukkan

berbeda nyata (α=0,05)

Tabel 4. 8 Rerata Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ampas Kecap Akibat PengaruhPerlakuan Waktu Ekstraksi

Waktu EkstraksiRerata Aktivitas

Antioksidan (%)BNT 95%

15 Menit 34,035 a

0,9620 Menit 35,286 b

25 Menit 36,577 c

Keterangan: - Data merupakan rerata 3 ulangan

- Angka yang didampingi huruf yang tidak sama menunjukkan

berbeda nyata (α=0,05)

Dari Tabel 4.7 diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas antioksidan

ekstrak ampas kecap dengan semakin meningkatnya jumlah pelarut yang

ditambahkan sampai perlakuan rasio bahan:pelarut 1:7. Aktivitas antioksidan

tertinggi adalah perlakuan rasio bahan:pelarut 1:7 yaitu sebesar 36,15%

Page 56: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

43

sedangkan aktivitas antioksdian terendah adalah perlakuan rasio bahan:pelarut

1:3 yaitu sebesar 34,57%. Peningkatan aktivitas antioksidan dapat dikarenakan

kadar senyawa bioaktif seperti antosianin dan isoflavon dalam ekstrak ampas

kecap cukup tinggi. Antosianin dan isoflavon merupakan senyawa golongan

flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Peningkatan rasio bahan:pelarut

yang digunakan menyebabkan kadar senyawa bioaktif yang terekstrak semakin

banyak, sehingga aktivitas antioksidan semakin meningkat.

Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas

antioksidan ekstrak ampas kecap yang dihasilkan dengan semakin lama waktu

ekstraksi yang diberikan. Aktivitas antioksidan tertinggi adalah perlakuan waktu

ekstraksi 25 menit yaitu sebesar 36,577% sedangkan aktivitas terendah adalah

perlakuan waktu ekstraksi 15 menit yaitu sebesar 34,035%. Waktu ekstraksi

yang kurang menyebabkan kurang optimalnya proses kavitasi atau pemecahan

dinding sel saat diberi pelakuan gelombang ultrasonik sehingga aktivitas

antioksidan yang dihasilkan dari ekstrak ampas kecap juga kurang maksimal.

Sedangkan aktivitas antioksidan tertinggi dapat disebabkan oleh waktu ekstraksi

yang lama sehingga kontak antara pelarut dan bahan sudah cukup untuk

mengekstraksi senyawa bioaktif yang terdapat dalam ampas kecap. Menurut

Mason (1999) efek mekanik dari metode ultrasonik adalah meningkatkan

penetrasi pelarut ke dalam sel bahan serta meningkatkan transfer massa.

Selain itu, menurut Acherman et al. (1998), bagian dinding sel di dekat

gelembung akan mengalami perpindahan besar nisbi terhadap bagian dinding

sel yang lain. Tegangan geser yang dihasilkan akan dengan mudah merobek

dinding sel. Di dekat kaviti yang menghilang terdapat juga turbulensi yang

mengaduk dengan hebat. Dinding sel dapat dirusak oleh tegangan geser yang

ditimbulkan oleh turbulensi ini. Apabila proses pemecahan telah sempurna dan

proses ekstraksi masih berlanjut, maka akan terjadi perusakan senyawa hasil

ekstraksi. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan proses ekstraksi

menggunakan ultrasonik akan dapat berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan

yang dihasilkan.

4.4 Pengaruh Total Flavonoid dan Total Antosianin terhadap AktivitasAntioksidan

Aktivitas antioksidan (%Inhibisi) pada ekstrak ampas kecap dipengaruhi

oleh banyak faktor, total flavonoid dan total antosianin merupakan contoh yang

Page 57: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

44

menentukan aktivitas antioksidan pada ekstrak ampas kecap. Berdasarkan hasil

analisa yang sudah diperoleh, dilakukan uji regresi multivariate untuk mengetahui

bagaimana pengaruh senyawa bioaktif seperti total flavonoid dan total antosianin

terhadap aktivitas antioksidan pada ekstrak ampas kecap. Hasil uji regresi

multivariate dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4. 9 Regresi Multivariate Total Flavonoid dan Total Antosianin terhadapaAktivitas Antioksidan Ekstrak Ampas Kecap

Parameter NilaiMultiple R 0,91R – Square 0,84Adjusted R - Square 0,78Koefisien RegresiIntercept (constant) 32,95Flavonoid 0,00073Antosianin 0,00562

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai R regresi

multivariate antara total flavonoid dan total antosianin terhadap aktivitas

antioksidan sebesar 0,91 yang berarti total flavonoid dan total antosianin

mempunyai korelasi yang sangat kuat karena nilai multiple R mendekati 1.

Selanjutnya untuk nilai adjusted R Square dari regresi multivariate yaitu 0,78 atau

0,78% dimana hal tersebut menunjukan bahwa aktivitas antioksidan pada

ekstrak ampas kecap dipengaruhi oleh total flavonoid dan total antosianin dan

sisanya 22% dipengaruhi oleh faktor lain. Dari tabel Regresi multivariate

diperoleh koefisien regresi dari semua variabel yaitu total fenol dan total

flavonoid. Berikut persamaan regresi linier yang diperoleh:

Keterangan:

Y = Nilai aktivitas antioksidan (%)

X1 = Total flavonoid (mg QE/Kg sampel)

X2 = Total antosianin (mg/Kg sampel)

Nilai Intercept (konstanta) 32,95 menunjukan bahwa apabila tidak ada

kedua variabel bebas (total flavonoid dan toal antosianin), maka nilai aktivitas

antioksidan pada ekstrak daun kersen adalah sebesar 32,95%. Nilai koefisien

X1= 0,00073 menunjukan bahwa adanya hubungan positif atau pengaruh searah

antara total flavonoid terhadap aktivitas antioksidan pada ekstrak ampas kecap

artinya apabila total flavonoid yang terukur tinggi maka nilai antioksidan yang

Page 58: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

45

diperoleh diprediksi meningkat dengan asumsi bahwa variable lain tetap atau

konstan. Pada nilai koefisien X2 = 0,00562menunjukan bahwa adanya hubungan

positif atau pengaruh searah antara total antosianin terhadap aktivitas

antioksidan pada ekstrak ampas kecap artinya apabila total antosianin yang

terukur tinggi maka nilai antioksidan yang diperoleh diprediksi meningkat dengan

asumsi bahwa variable lain tetap atau konstan. Selanjutnya dilakukan analisa

pengujian korelasi antara total flavonoid, total antosianin dan aktivitas

antioksidan. Korelasi antara aktivitas antioksidan dan total flavonoid dapat dilihat

pada Gambar 4.5.

Gambar 4. 5 Grafik Korelasi Aktivitas Antioksidan (%) dengan Rerata TotalFlavonoid (mg QE/Kg) Ekstrak Ampas Kecap

Gambar 4.5 menunjukkan grafik korelasi antara aktivitas antioksidan dan

total flavonoid. Dapat dilihat korelasi antara aktivitas antioksdian dan total

flavonoid sebesar 0,8163 atau 82% hal ini menunjukkan korelasi antara 2

parameter memiliki nilai yang positif dan saling mempengaruhi dengan

keterkaitan sebesar 82%. Nilai yang ditunjukkan positif, dimana keterkaitan

parameter total flavonoid terhadap aktivitas antioksidan berbanding lurus yang

artinya apabila total flavonoid meningkat maka aktivitas antioksidan juga

meningkat, begitu pula sebaliknya apabila total flavonoid menurun, maka

aktivitas antioksidan juga turun.

Korelasi total flavonoid dan aktivitas antioksidan yang tinggi dan hampir

mendekati 1 dikarenakan kandungan isoflavon yang terdapat pada kedelai hitam

yang tinggi pula. Hal tersebut ditambah dengan proses fermentasi koji dan

y = 0,0007x + 34,03R² = 0,8163

33,000

34,000

35,000

36,000

37,000

38,000

39,000

0,000 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000

Aktiv

itas

Antio

ksid

an (%

)

Rerata Total Flavonoid (mg QE/Kg)

Page 59: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

46

moromi yang dapat meningkatkan kandungan isoflavon pada kedelai hitam,

sehingga meskipun telah mengalami pemisahan filtrat dan ampas, masih ada

kandungan isoflavon yang tersisa dalam ampas kecap. Hal tersebut diperkuat

dengan pernyataan Matsuda (1998) yang menyebutkan bahwa ampas kecap

yang berasal dari kedelai hitam masih memiliki kandungan gizi yang tinggi dan

diduga masih mengandung asam amino, asam orgnaik, isoflavon seperti

daidzein dan genistein mengingat juga ampas kecap sebelumnya telah

mengalami proses fermentasi. Isoflavon merupakan flavonoid yang dijumpai

dalam kedelai. Flavonoid sering merupakan senyawa pereduksi yang baik yang

dapat menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzimatik maupun non

enzimatik (Robinson, 1991). Menurut Ralston (2005) proses ferrmentasi juga

dapat menghidrolisis senyawa-senyawa flavon glikosida menjadi aglikonnya,

yang menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi. Isoflavon yang

dominan pada kedelai terdapat dalam bentuk glikosida, sedangkan yang

dominan pada produk kedelai yang mengalami fermentasi adalah aglikon

(Coward et al., 1993).

Sedangkan nilai korelasi antara total antosianin dan aktivitas antioksidan

disajikan pada Gambr 4.6.

Gambar 4. 6 Grafik Korelasi Aktivitas Antioksidan (%) dan Rerata Total Antosianin(mg/Kg) Ekstrak Ampas Kecap

Dapat dilihat pada Gambar 4.6 bahwa nilai korelasi antara total antosianin

dan aktivitas antioksidan cukup rendah yaitu hanya 0,012 atau 1,2%. Hal

tersebut dikarenakan pigmen antosianin yang terkandung dalam ampas kecap

y = 0,004x + 34,54R² = 0,012

33,000

34,000

35,000

36,000

37,000

38,000

100,000 150,000 200,000 250,000 300,000

Aktiv

itas

Antio

ksid

an (%

)

Rerata Total Antosianin (mg/Kg)

Page 60: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

47

banyak mengalami degradasi selama proses ekstraksi berlangsung. Sebelumnya

ampas kecap mendapat perlakuan pengeringan untuk dijadikan tepung ampas

kecap. Pengeringan terjadi pada suhu 50°C selama 8 jam. Selama proses

tersebut antosianin dapat terdegradasi akibat panas yang diberikan. Menurut

Brat (2008) temperatur dapat menggeser kesetimbangan antosianin. perlakuan

panas dapat menyebabkan kesetimbangan anosianin cenderung menuju bentuk

yang tidak berwarna yaitu basa karbinol dan khalkone. Kerusakan akibat

pemanasan ini dapat terjadi melalui dua tahap. Pertama hidrolisis terjadi pada

ikatan glikosidik antosianin sehingga menghasilkan aglikon-aglikon yang tidak

stabil. Kedua, cincin aglikon terbuka membentuk gugus karbinol dan khalkone.

Degaradasi ini dapat terjadi lebih lanjut jika terdapat oksidator sehingga

terbentuk senyawa berwarna coklat .

Selain itu antosianin juga dapat terdegradasi akibat waktu ekstraksi yang

terlalu lama. Menurut Chan et al. (2011) waktu ekstraksi yang terlalu lama juga

dapat merusak senyawa hasil ekstraksi yang ada pada bahan, dikarenakan

penggunaan ultrasonik yang lama mengakibatkan cairan pada ultrasonik panas

sehingga dapat mendegradasi senyawa antosianin.

Hal lain yang dapat menyebabkan antosianin terdegradasi sehingga

peranannya dalam menyumbang aktivitas antioksidan pada ampas kecap kurang

yaitu kestabilan antosianin. Antosianin stabil pada kondisi asam sedangkan pada

penelitian ini kondisi proses ekstraksi tidak terjadi kondisi asam. Pelarut yang

digunakan dalam proses ekstraksi ampas kecap ini adalah etanol 96%.

Kepolaran antosianin dengan etanol memang hampir sama sehingga sehingga

cocok untuk proses ekstraksi. Seperti pada penelitian Saati (2002) untuk

ekstraksi antosianin dari bunga pacar air, pelarut yang paling baik digunakan

adalah etanol 95%. Begitu juga dengan penelitian Wijaya dkk (2001) tentang

ekstraksi pigmen dari kulit buah rambutan. Hal ini disebabkan tingkat kepolaran

antosianin hampir sama dengan etanol 95% sehingga dapat larut dengan baik

pada etanol 95%. Namun pelarut etanol saja tidak cukup untuk mengekstrak

antosianin, perlu adanya kondisi asam dalam proses ekstraksi. Seperti pada

penelitian Budiarto (1991) mengekstrak antosianin dari kulit manggis dengan

pelarut etanol yang telah ditambahkan HCl 1% yang memiliki intensitas warna

ekstrak lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan pelarut air atau metanol.

Sifat antosianin yang hidrofilik menyebabkannya sering diekstrak dengan

Page 61: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

48

menggunakan pelarut alkohol atau air. Pelarut alkohol menghasilkan warna

antosianin yang lebih biru dibandingkan dengan pelarut air (Rein, 2005).

4.5 Pemilihan Perlakuan Terbaik

Perlakuan terbaik akibat pengaruh rasio bahan:pelarut dan waktu

ekstraksi dipilih menggunakan metode Multiple Attribute (Zeleny, 1982).

Penilaian meliputi parameter fisik dan kimia dari ekstrak ampas kecap yaitu

rendemen, aktivitas antioksidan, total flavonoid, dan total antosianin. Perlakuan

terbaik dipilih berdasarkan tingkat kerapatannya, dimana perlakuan yang memiliki

tingkat kerapatan paling kecil dinyatakan sebagai perlakuan terbaik. Perhitungan

perlakuan terbaik dapat dilihat pada Lampiran 7

Perlakuan terbaik berdasarkan parameter yang sudah dijelaskan

diperoleh pada perlakuan dengan rasio bahan:pelarut 1:7 (b/v) dan waktu

ekstraksi 25 menit (R3T3). Parameter pada ekstrak ampas kecap hasil perlakuan

terbaik kemudian dibandingkan dengan analisa bahan baku tepung ampas kecap

yang sudah dianalisa pada awal penelitian. Nilai parameter uji pada perlakuan

terbaik dari ekstrak ampas kecap dan bahan baku tepung ampas kecap dapat

dilihat pada Lampiran 7.

Tabel 4. 10 Karakteristik Fisik dan Kimia Ekstrak Ampas Kecap Perlakuan Terbaik(R3T3)

ParameterTepung Ampas

Kecap Hasil Analisa

Ekstrak Ampas

Kecap

Rendemen (%) - 17,042

Total Flavonoid (mg QE/g

sampel) 0,805 5,373

Total Antosianin (mg/g sampel) 0,098 0,189

Aktivitas Antioksidan (%) 18,510 37,494

Tabel 4.10 menunjukkan perbandingan hasil analisa tepung ampas kecap

yang digunakan sebagai bahan baku penelitian dengan ekstrak ampas kecap

perlakuan terbaik. Berdasarkan tabel tersebut tepung ampas kecap tidak

dilakukan analisa rendemen karena sebagai bahan baku tepung ampas kecap

masih memiliki rendemen 100%. Rendemen ekstrak ampas kecap hasil analisa

perlakuan terbaik yaitu sebesar 17,042%. Hasil tersebut merupakan hasil dari

Page 62: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

49

proses ekstraksi dimana senyawa-senyawa murni yang diinginkan terekstrak

sehingga diusahakan kecil kemungkinan adanya residu yang tertinggal seperti

sisa pelarut etanol dan zat pengotor lainnya. Rendemen ekstrak ampas kecap

yang diukur hanya rendemen ekstrak kasar dengan kondisi optimum karena

umumnya, seiring meningkatnya rasio bahan:pelarut dan waktu ekstraksi maka

jumlah senyawa target dan rendemen akan meningkat, walaupun terdapat resiko

terjadinya degradasi senyawa target itu sendiri (Mandal, 2007).

Sitorus (1986) menyatakan bahwa ampas kecap merupakan limbah dari

proses pembuatan kecap yang berbahan dasar kedelai hitam dan memiliki

kandungan protein cukup tinggi dan palatabel. Oleh karena ampas kecap berasal

dari kedelai hitam, maka kandungan gizi yang terkandung dalam ampas kecap

tidak berbeda jauh dari kedelai hitam. Xu dan Chang (2007) menyebutkan bahwa

kedelai hitam mempunyai kandungan fenolik, tanin, antosianin, dan isoflavon

serta aktivitas antioksidan lebih tinggi dibanding kedelai kuning. Kandungan

senyawa bioaktif yang masih ada pada ampas kecap akan dikeluarkan pada saat

ekstraksi. Kandungan senyawa bioaktif tersebut cenderung akan mengalami

peningkatan pada waktu ekstraksi sampai pada titik optimal, kemudian

peningkatan waktu ekstraksi dapat menyebabkan menurunnya kandungan

senyawa bioaktif yang terkandung dalam bahan. Hal ini dikarenakan pada awal

proses ekstraksi seluruh senyawa dalam bahan akan terekstrak keluar dan

bercampur dengan pelarut etanol dan setelah mencapai titik optimal beberapa

senyawa yang terdapat pada bahan akan mengalami penurunan (Sukardi, 2007).

Proses ekstraksi dapat diartikan sebagai proses pemisahan satu atau

lebih bahan dari suatu padatan atau cairan. Proses ekstraksi diawali dengan

terjadinya penggumpalan ekstrak dalam pelarut sehingga pada bidang antar

muka bahan dan pelarut terjadi pengendapan massa bahan (Cowan, 1999). Hal

ini jelas terihat pada Tabel 4.9 dimana terjadi peningkatan aktivitas antioksidan,

kadar total flavonoid, dan kadar total antosianin antara bahan baku tepung

ampas kecap dengan hasil ekstrak ampas kecap menggunakan metode

ultrasonik. Flavonoid dan antosianin merupakan senyawa yang bersifat larut

dalam air sehingga kelarutannya paling tinggi dalam pelarut yang bersifat polar.

Penelitian Yang dan Zhang (2009) menyebutkan ekstraksi flavonoid dari daun

Eunymus Alatus menggunakan ultrasonik menghasilkan kadar flavonoid yang

lebih tinggi, waktu ekstraksi yang lebih singkat dan volume pelarut yang lebih

sedikit daripada ekstraksi dengan maserasi.

Page 63: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

50

Aktivitas antioksidan antara tepung ampas kecap dengan ekstrak ampas

kecap perlakuan terbaik menunjukkan hasil yang cukup berbeda, yaitu sebesar

18,51 % pada tepung ampas kecap dan meningkat dua kali lipat sebesar 37,49%

pada ekstrak ampas kecap. Aktivitas antioksidan ekstrak ampas kecap

mengalami peningkatan akibat penambahan pelarut etanol yang akan

menyebabkan penetrasi ke dalam sel-sel ampas kecap dan mengeluarkan

senyawa-senyawa bioaktif yang masih terkandung dalam ampas kecap. Pada

tepung ampas kecap tidak ada penambahan pelarut etanol sehingga

pengeluaran senyawa-senyawa bioaktif dari ampas kecap menjadi kurang

maksimal. Perlakuan terbaik menunjukkan penambahan pelarut etanol dan waktu

yang paling optimal untuk mengekstrak senyawa-senyawa bioaktif yang

terkandung dalam ampas kecap adalah perlakuan rasio bahan:pelarut 1:7

dengan waktu ekstraksi 25 menit. Hal tersebut menyebabkan kontak antara

pelarut dan bahan yang diekstrak semakin lama sehingga memungkinkan

adanya pengeluaran senyawa-senyawa dalam ampas kecap semakin banyak.

Dengan adanya gelombang ultrasonik maka transfer massa, disturpsi sel, dan

efek penetrasi akan meningkat. Gelombang ultrasonik dapat memfasilitasi

pembengkakan (swelling) dan hidrasi sehingga dapat memperluas pori-pori

dinding sel. Hal ini akan meningkatkan proses difusi dan transfer massa

(Vinatoru, 2001).

Page 64: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

51

V. PENUTUP

5.1 KesimpulanPada penelitian ini dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut.

a. Rasio bahan:pelarut dan waktu ekstraksi memberikan pengaruh yang nyata

terhadap aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa bioaktif yang

terkandung dalam ampas kecap seperti total flavonoid dan total antosianin

yang diekstrak menggunakan ultrasonic bath.

b. Rasio bahan:pelarut 1:7 dan waktu ekstraksi 25 menit merupakan perlakuan

terbaik untuk menghasilkan ekstrak ampas kecap dengan kandungan

senyawa bioaktif yang paling optimal yaitu rendemen yang dihasilkan

sebesar 17,04%, total flavonoid sebesar 5,373 mgQE/g sampel, total

antosianin sebesar 0,189 mg/g sampel, dan aktivitas antioksidan sebesar

37,49% .

5.2 SaranAmpas kecap yang diekstrak menggunakan ultrasonic bath dapat

diaplikasikan lebih lanjut. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lanjutan

mengenai ampas kecap. Adapun saran yang diberikan antara lain sebagai

berikut.

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai senyawa bioaktif lain yang

terkandung dalam ekstrak ampas kecap seperti asam asam amino organik

dan profil senyawa isoflavon dengan menggunakan HPLC (High

Performance Liquid Chromatography).

2. Perlu adanya penelitian mengenai kandungan garam yang terkandung

dalam ekstrak ampas kecap mengingat sebelumnya ampas kecap

mengalami proses fermentasi garam (moromi).

3. Dapat diaplikasikan sebagai suplemen atau alternatif pangan fungsional,

namun pemanfaatan tersebut perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai

efektivitas senyawa bioaktif yang terkandung dalam ampas kecap melalui uji

in vivo.

Page 65: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

52

DAFTAR PUSTAKA

Adie, M. M. dan A. Krisnawati. 2007. Biologi Tanaman Kedelai dalam KedelaiTeknik Produksi dan Pengembangan, disunting oleh Sumarno, Suyamto,Adi Widjono, Hermanto, dan Husni Kasim. Bogor. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. 521.

Anderson J.W., V.A. Diwadkar, and S.R. Bridges. 1998. Selective Effect OfDifferent Antioxidants on Oxidation of Lipoprotein from Rats.Proceeding Biology. Medical. 218: 376 – 381.

Ariani, S.R.D 2001. Identifikasi Senyawa Faktor-2 (Suatu Senyawa Isoflavon)dari Tempe Selama Proses Fermentasi Hari ke-0,1,2,3,4, dan 5.Paedagogia, 4 (1).

Ariani, S.R.D. 2003. Pembuatan Keju Kedelai yang Mengandung SenyawaFaktor-2 Hasil Biokonversi Isoflavon Pada Tahu Oleh Rhizopusoligosporus , BioSMART 5(1) : 8–12.

Ariani, S.R.D. dan Hastuti, W. 2009. Analisis Isoflavon dan Uji AktivitasAntioksidan pada Tempe dengan Variasi Lama Waktu Fermentasidan Metode Ekstraksi. Prosiding Kimia Organik, Bahan Alam, danBiokimia. FKIP UNS Surakarta.

Astadi, I.R., M. Astuti, U. Santoso and P.S. Nugraheni. 2009. In VitroAntioxidant Activity of Anthocyanins of Black Soybean Seed Coat inHuman Low Density Lipoprotein (LDL). Food Chemistry. 122: 659-663

Barz, W., Heskamp, Klus, K., Rehms, H. and Steinkamp, R. 1993. RecentAspect of Protein, Phytate and Isoflavone Metabolism byMicroorganisms Isolated from Tempe-Fermentation. Jakarta. TempoWorkshop.

Beninger, Clifford W and George L. Hosfield. 2003. Antioxidant Activity ofExtract, Condensed Tannin fraction, and Pure Flavonoids fromPhaseolus vulgaris L. Seed Coat Color Genotypes. Journal ofAgriculture and Food Chemistry. 51: 7879-7883.

Brat, P., Tournaire, F., Amiot Carlin, MJ. 2008. Stability and Analysist ofPhenolic Pigments. Dalam Food Colorants Chemical and FunctionalProperties. Boca Raton: CRC Press.

Brennan, J. G. 2006. Food Processing Handbook. Wiley-VCH Verlag GmBH &Co. KgaA Weinheim. Germany.

Budiarto, H. 1991. Stabilitas Antosianin Buah Manggis (Garciniamangostana) dalam Minuman Berkarbonasi. Skripsi. FakultasTeknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Page 66: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

53

Cameron, D. K. And Wang. 2006. Appilcation of Protease and High- IntensityUltrasound in Corn Starch Isolation from Degermed Corn Flour.Journal Food Science University of Arkansas. 83 (5) : 505-509

Chan, C., Yusoff, R., Ngoh G., and Kung, F. W. 2011. Microwave AssistedExtractions of Active Ingredients from Plants. Journal ofChromatography A, 1218:6213-6225

Choung, M. G., Baek, I. Y., Kang, S. T., Han, W. Y., Shin, D. C., Moon, H. P. andKang, K. H. 2001. Isolation and determination of anthocyanins inseed coats of black soybean Glycine max (L.) Merrill. Journal ofAgriculture and Food Chemistry. 49:5848-5851.

Cowan, M.M. 1999. Plant Product as Antimicrobial Activity of Flavonoids.International Journal of Antimicrobial Agents. 26. 343-356

Coward, L., Barnes, N., Setchell, K.D.R., Barnes, S. 1993. Genestein andDeidzein and their ß Gliciside Conjugates anti-Tumor Isoflavones inSoybeans Foods from American and asian Diets. Journal ofAgriculture and Food Chemistry. 41: 1961-1967.

Gogate, P. R., R. K. tayal dan A. B. Pandit., 2006. Cavitation: A Technology onThe Horizon Current Science. 91 (1).

Goli AH, Baregar M, Sahari MA. 2004. Antioxidant Activity and Total PhenolicCompunds of Pistachio (Pistachia vera) Hull Extract. Food Chemistry92: 521-525

Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri I. Diterjemahkan Oleh S. Ketaren. Penerbit UI.Jakarta

Gyorgy, P., K. Murata, and H. Ikehata. 1964. Antioxidants Isolated fromFermented Soybeans Tempeh. Nature. 203: 872-875.

Hemwimol., P. Pasavant and A. Shotiruk. 2012. Ultrasonic Sonochemistry. 13,543.

Hidajat, O.O. 1985. Morfologi Tanaman Kedelai. Hal 73-86. Dalam : S.Somaatmaja, M. Ismunadji dkk (Eds). Kedelai. Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Hui, Y.H. 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology. Volume 2.John Wiley and Sons Inc. New York.

Holistic Health Solution. 2011. Khasiat Fantastis Kulit Manggis. Grasindo.Jakarta: 17-71

Hou, H.J., Chang, K.C. 2002. Interconvertion of Isoflavone in Soybean asAffected by Storage. Journal of Food Science. 67 : 2083 – 2089.

Jain, T., V. Jain, R. Pandey, A. Vyas and S. S. Shukla. 2009. MicrovaweAssisted extraction for Phytoconstituents. An Overview. Asian JournalResearch Chemistry, 1 (2):19-25.

Page 67: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

54

Jati, S. Handoko. 2008. Efek Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Salam(Syzygium polyanthum [Wight.] Walp) Pada Hati Tikus Putih JantanGalur Wistar Yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4). FakultasFarmasi Univerisitas Muhammadiyah Surakarta.

Jawi, S. dan Sutirtayasa. 2007. Efek Antioksidan Ekstrak Umbi Jalar Ungu(Ipomoea batatas L) Terhadap Hati Setelah Aktivitas Fisik Maksimaldengan Melihat Kadar AST dan ALT Darah pada Mencit. JurnalFarmasi. Dexa Media Vegetarian Phythochemical : Guardian of our Health,Continuing, Education article, hal 103-105.

Jha, H.C. 1985. Novel Isoflavanoids and It’s Derivates, New AntioxydantDerived from Fermented Soybean (Tempeh). Asian Symposium Non-salted Soybean Fermentation. Tsukaba. Japan. 14-16.

Kartika, B., Guritno, A.D dan Ismoyowati, 1997. Petunjuk Evaluasi ProdukIndustry Hasil Pertanian. PAU-Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.

Keil, F. J. 2007. Ultrasonic Vs. Microwave Extraction Intensification of ActivePrinciples From Medicinal Plants. AIDIC Conference Series, 9 : 1-8.

Koswara, S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai. Pustaka Sinar Harapan.Jakarta.

Krisno, 1990. Fermentasi Moromi dan Fermentasi Koji dalam MeillyKusmdewi. 2012. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Kecap Manis Komersi.Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kuldiloke, J. 2002. Effect of Ultrasound, temperature and ProssuseTreatments on Enzyme activity and Quality Indicators of Fruit andVegetable Juices. Dissertation der Technischen Universitat Berlin.Berlin.

Kumalaningsih S. 2006. Antioksidan Sumber danManfaatnya. Antioxidant centre 12:112-123

Kurniati, S. 2011. Ekstraksi Antosianin Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas varAyamurasaki) Menggunakan Ultrasonic Bath. Skripsi. UniversitasBrawijaya, Malang.

Liu, Q. M. 2010. Optimization of Ultrasonic-Assisted Extraxtion ofChlorogenic acid from Maria van Lersel, M. Sensible Sonochemistry.

Lubis, Hayati. 1997. Pengolahan Limbah Pabrik Kecap Menjadi Etanol. Tesis.Pascasarjana USU, PSL Medan.

Mandal, V., Y. Yogesh Mohan and S. Hemalatha, 2007. Microwave-AssistedExtraction-As Inovative and Promising Extraction Toil for MedicalPlant Research. Pharmacognosy Reviews. 1(1):7-18.

Page 68: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

55

Markham. 1988. Techniques of Flavonoid Identification. Academic Press,London.

Martinez, A. C., Pina, G. L. and B. D., Oomah., 2001. Antioxidant Activity inCommon Beans (Phaseolus Vulgaris L.). Journal Agriculture FoodChemistry 50(24): 6975-6980.

Mason T. J., 1990. Introduction, Chemistry with Ultrasound. Edited by T. JMason. Elsevier Applied Science. London.

Mason T.J, Paniwynk, L. and Lorimer, J.P. 1996.The Use of Ultrasound inFood Technology.Ultrasonic Sonochemistry. 3:253-260.

Matsuda, S. 1998. Study on Antioxidant Subtance of Soy Sauce Lee (inJapaness). Journal of Brewing society of Japan. 93. 263-269.

Moestofa, A. 1981. Isolasi Oleoresin dari Lada Hitam. Proceeding Minyak AtsiriII. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian.Bogor.

Mueller. 2012. Soy intake and risk of type 2 diabetes mellitus in ChineseSingaporeans: Soy intake and risk of type 2 diabetes. Europe Journalof Nutrition. 51(8):1022-40.

Naim, M. 1973. A new isoflavone from soybeans. Phytochemistry 12: 169-171.

Navas, M. J., Jiménez-Moreno, A. M., Bueno, J. M., Sáez-Plaza, P., and A. G.Asuero. 2012. Analysis and Antioxidant Capacity of AnthocyaninPigments. Part IV: Extraction of Anthocyanins. Critical Reviews inAnalytical Chemistry. 42:313-342.

Nunomura, N. dan Sasaki, M. 1992. Japanese Soy Sauce Flavour withEmphasis on Off Flavours. Dalam : Charalambous, G. (ed.). OffFlavours in Foods and Beverages. Elsevier Science Pub. B. V.,Amsterdam.

Padmawinata, K, 1988. Cara Mengidentifikasi Flavanoid, ITB Press. Bandung.

Pawiroharsono, S. 2001. Prospek dan Manfaat Isoflavon untuk Kesehatan.Direktorat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi.

Perry. 1984 dalam M. Syaflan dan Hastuti, S. 2002. Ekstraksi Oleoresin SuatuAlternatif untuk Memberikan Nilai Tambah Bagi Penili. SeminarNasional PATPI. Malang.

Pokorny, J., 2001. Antioxidant in Food: Practical Application. CRC Press.Boca Raton.

Pradana, S. 2008. Prospek dan Manfaat Isoflavon sebagai Fitoestrogen BagiKesehatan. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/biologi-umum/prospek-dan-manfaat-isoflavon-sebagai-fitoestrogen-bagi-kesehatan. Diakses 16 Januari 2015.

Page 69: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

56

Prakash, A., 2001, Antioxidant Activity. Medallion Laboratories AnalyticalProgress, 9 (2).

Purgeslove, J.W., Brown, E.G., Green, C.L and Robinson, S. R. 1981. Spices 2.Longman. New York.

Puspita, M. 2011. Ultrasonikasi Suatu Langkah Efisiensi Proses Produksi.http://artikelpanganhmppi.wordpress.com/juni-2011/ultrasonikasi-suatu-langkahefisiensi-proses-produksi/ artikel pangan hmppi. Diakses tanggal10 Desember 2014

Rahmat, H. (2009). Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Sayuran IndigenousJawa Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut PertanianBogor. Bogor

Rama. P. 2008. Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Penerbit AgroMedia. Jakarta.

Ralston, L. 2005. Partial Reconstruction of Flavonoid and IsoflavonoidBiosynthesis in Yeast using Soybean type I and II ChaconeIsomerase. Plant physiology. 137.

Rein, M. 2005. Copigmentation Reactions and Color Stability of BerryAntochyianins. Dissertation. Food Chemistry Division. Universitas ofHelsinky.

Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi Edisi Keenam.Penerbit ITB. Bandung.

Routry, W. And V. Orsat. 2012. Microwave-Assisted Extraction of Flavonoids:A Review. Food Bioprocess Technol, 5:409-424.

Siagian A. 2002. Bahan Tambahan Makanan. Sumatera: Fakultas KesehatanMasyarakat, Universitas Sumatera Utara

Sitorus, S., 1986. Pemberian Urea dan Ampas Kecap pada Domba yangDiberi Makan Jerami Padi dan Molase. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Sofia D. 2007. Antioksidan dan Radikal Bebas. www.chemistry.org. Akses:Juni 2015

Somaatmadja, D. 1981. Prospek Pengembangan Industri Oleoresin diIndonesia. Komunikasi No. 201. BBIHIP. Bogor.

Somaatmadja, S. 1985. Kedelai. Badan Penelitian dan PengembanganPertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Sukarini, N. E., L. D. Mahfudz., dan A. M. Legowo. 2004. PengaruhPenggunaan Ampas Kecap yang Diproses dengan Asam Asetatuntuk Pakan terhadap Komposisi Kimia Daging Dada Ayam Broiler.Jurnal of Indonesia Tropical Animal and Agriculture 29 (3).

Page 70: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

57

Suryandari, S. 1981. Pengambilan Oleoresin Jahe dengan Cara SolventEkstruksi. BUL IHP (2) BBIHP. Bogor.

Susanto, W.H. 1999. Teknologi Lemak dan Minyak Makan. Fakultas TeknologiPertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Susilo, N. 2007. Studi Penggunaan Ultrasonik untuk TransesterifikasiMinyak Pengembangan Industri Intregatednya. Hotel Senayan Jakarta. SBRC LPPM IPB. Bogor.

Suyitno. 1989. Petunjuk Laboratorium Pangan Proyek Pengembangan.Pusat Fasilitas Bersama Antar Universitas (Bank Dunia XVII). PAUPangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

Thompson, L. H. And L. K. Doraiswamy. 1999. Sonochemistry: Science andEngineering. Industrial and Engineering Chemistry Research 38: 1215-1249.

Tranggono, S. Sutardi, Haryadi, Suparno, A. Murdiyati, S. Sudarmadji, K.Rahayu, S. Naruki, dan M. Astuti. 1990. Bahan Tambahan Pangan. PAUPangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.

Trisnobudi, A. 2001. Aplikasi Ultrasonik. Departemen fisika Teknik. PenerbitITB. Bandung.

Vargas, F.C and O.P, Lopez. 2003. Natural Colorant and Nutraceutical Uses.CRC Press. London.

Vinatoru, M. 2001. An Overview of The Ultrasonically Assisted Extraction ofBioactive Principle from Herbs. Ultrason. Sonochem. 8: 303-313

Wardiyati, S. 2004. Pemanfaatan Ultrasonik dalam Bidang Kimia. Puslitbang.IPTEK Bahan (P3IB). Batan.

Wijaya, L.S, S.B Widjanarko, T. Susanto. 2001. Ekstraksi dan KarakterisasiPigmen dari Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum) var.Binjai. Biosain (Jurnal Ilmu-ilmu Hayati 1 (2)). Pasca Sarjana UniversitasBrawijaya. Malang.

Wrolstad, R. 2001. The Possible Health Benefits of Anthocyanin Pigmentsand Polyphenolics. http://lpi.oregonstate.edu/ss01/anthocyanin.html.Diakses tanggal 07 April 2011.

Wu, S.Y. dan Brewer, M.S. 1994. “Soy Protein Isolate Antioxidant Effect onLipid Peroxidation of Ground Beef and Microsomal Lipids”. JournalFood Science. 59 (4).

Xu, B.J. and S.K.S. Chang. 2007. A Comparative Study on Phenolic Profilsand Antioxidant of Legums as Affected by Extraction Solvents. JornalFood Science. 75 (2):159-166.

Yuliana, Tri. 2007. Pengaruh Inokulasi Silang Bakteri Nodul dari BerbagaiTanaman Leguminosae pada Tanaman Kedelai Hitam {Glycine soja

Page 71: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

58

(Moench) F.J. Herm)}.http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbppgdltriyuliana31689. (abstr.). Diakses pada 08 Januari 2015

Zhang, L., Shan, Y., Tang, K., and Putheti, R. (2009). Ultrasound-AssistedExtraction Flavonoid from Lotus (Nelumbo nuficera Gaertin) Leaf.International Journal of Physical Sciences. 4 (8):418-422.

Zubik, L. and M. Meydani. 2003. Bioavability of Soybean Isoflavon fromAglycone and Glucoside form in American Wsomen. Jornal of Clinicaland Nutrition. 77: 1459-1465.

Page 72: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

59

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 PERSIAPAN EKSTRAK

1. Persiapan Bahan Baku dan Pembuatan Tepung Ampas Kecap

Bahan baku berupa ampas kecap diperoleh dari PT. Aneka Food Tatarasa

Industri, Probolinggo, Jawa Timur.

Ampas kecap hasil pemisahan filtrat pengolahan kecap dikumpulkan

Kemudian dilakukan pencucian sebanyak kurang lebih 5x untuk

menghilangkan kotoran dan garam sisa proses fermentasi moromi

Ampas kecap yang telah bersih kemudian ditiriskan untuk

mengurangi kandungan air setelah pencucian

Setelah itu, ampas kecap dikeringkan dalam pengering kabinet

selama ± 8 jam dengan suhu ± 50°C

Ampas kecap yang telah kering kemudian dihaluskan menggunakan

blender

Setelah itu, ampas kecap diayak menggunakan ayakan 80 mesh

untuk menjadikan tepung ampas kecap yang siap digunakan proses

ekstraksi.

2. Ekstraksi Ampas Kecap Metode Ultrasonic Bath

Tepung ampas kecap ditimbang sebanyak 20 gram

Kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL

Ditambahkan pelarut etanol 96% dengan rasio bahan:pelarut 1:3, 1:5,

dan 1:7 yaitu etanol 96% sebanyak 60 mL, 100 mL, dan 140 mL

kemudian ditutup dengan alumunium foil

Setelah itu diekstrak menggunakan ultrasonic bath50 kHz dengan

variasi lama waktu 15 menit, 20 menit, dan 25 menit

Hasil ekstraksi kemudian disaring menggunakan kertas saring halus

dengan pengulangan 2x penyaringan sehingga diperoleh filtrat yang

bebas ampas

Filtrat kemudian dipisahkan pelarutnya dengan penguapan

menggunakan rotary evaporator suhu 35°C sampai diperoleh ekstrak

pekat yang telah bebas pelarut

Page 73: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

60

Hasil ekstrak pekat kemudian siap untuk dianalisa senyawa

bioaktifnya

Page 74: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

61

LAMPIRAN 2 PROSEDUR ANALISA SAMPEL

1. Analisa Rendemen (Yuwono dan Susanto, 1998)

Hasil ekstraksi ditimbang dalam wadah yang sudah diketahui

beratnya

Rendemen dihitung berdasarkan berat kering bahan

Rendemen = Berat Akhir Sampel X 100 %

Berat awal sampel

2. Prosedur Analisa Penentuan Kadar Air (Sudarmadji dkk, 1997)

Botol timbang dimasukkan ke dalam oven 105°C selama 24 jam

kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit, setelah

itu ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik (x gram)

Sampel yang sudah dihaluskan ditimbang (y gram), kemudian

dimasukkan ke dalam botol timbang yang sudah diketahui beratnya

Sampel dalam botol timbang dimasukkan oven 105°C selam 5 jam,

kemudian didinginkan dalam desikator selama 0,5 jam, sampel yang

sudah dingin ditimbang. perlakuan ini diulang-ulang sampai tercapai

berat konstan (z gram), yaitu selisih penimbangan berat sampel

berturut-turt kurang dari 0,2 gram

Kadar air dihitung dengan rumus:

kadar air = (x+y) – z X 100%

Y

3. Prosedur Analisa Total Antosianin (Giusti dan Wrolstad, 2000)

Persiapan Bahan:

- Dibuat larutan buffer pH 1 dengan cara mencampurkan KCl 0,2 M

14,9 gram diencerkan dalam 1000 mL dalam labu ukur (Larutan

A) dan HCl 0,2 M(larutan B), buffer pH 1 (50 ml larutan A + 97 ml

larutan B diencerkan sampai 200 ml) diukur pH sampai mencapai

pH 1.

- Dibuat larutan buffer pH 4,5 dengan cara mencampurkan asam

asetat 0,2 M 11,55 ml asetat dalam 1000 ml (larutan A), dan

larutan Na-Asetat 0,2 M 14,49 gram dalam 1000 ml (larutan B),

Page 75: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

62

buffer pH 4,5 (28 ml larutan A + 22 ml larutan B diencerkan

sampai 100 ml) diukur pH sampai mencapai pH 4,5.

Preparasi Sampel Padat

- Sampel dihancurkan kemudian ditimbang sebanyak 20 g

- Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, kemudian diekstrak dengan

menambahkan pelarut HCl 1% dalam metanol sampai tanda

batas

- Diekstrak dan dihomogenkan, kemudian didiamkan selama 4 jam

dan disaring dengan menggunakan kertas waring wathmant no 1

- Filtrat disentrifuse selama 10 menit pada putaran angka 7 (3850

rpm)

Preparasi Sampel Cair

- Hasil preparasi sampel (filtrat) dipipet sebanyak 1 ml dan

dimasukkan dalam labu ukur 10 ml, kemudian diencerkan dengan

menggunakan larutan buffer pH 1 sampai tanda batas

- Diambil 1 ml larutan hasil preparasi dan dimasukkan dalam labu

ukur 10 ml, kemudian diencerkan dengan menggunakan larutan

buffer pH 4,5 sampai tanda batas

- Diukur absorbansi tiap sampel pada λ maks dan λ 700 nm

- Dihitung absorbansi sampel dengan rumus:

A = (A λmax pH 1 – A λ700 nm pH 1 ) - (A λmax pH 4,5 – A λ700 nm pH 4,5)

- Dihitung total antosianin:

Total antosianin (ppm) = (A x BM x FP x 1000) / ɛ x 1

Keterangan:

ɛ = koefisien absorbsivitas = 26900 L/mol dinyatakan

sebagai Cyanidin-3-glukoside

BM (Berat Molekul) Cyanidin-3-glukoside= 449,2

FP = Faktor Pengenceran

λmax = menunjukkan serapan paling tinggi pada sampel

λ700 nm = menunjukkan serapan Cyanidin-3-glukoside

Page 76: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

63

4. Prosedur Analisa Aktivitas Antioksidan Metode DPPH (Tang et al,

2000)

- Pembuatan blanko dibuat dengan cara etanol diambil sebanyak 4 ml

kemudian dimasukkan dalam tabung rekaksi, kemudian ditambah

dengan 1 ml 0,2 mM larutan 1,1-diphenyl-2-pycrilhidrazil (DPPH),

kemudian diukur absorbansinya

- Sebanyak 4 ml sampel dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan 1 ml DPPH 0,2 mM (tingkat berkurangnya warna dari

larutan menunjukkan efisinsi penangkapan radikal bebas)

- Didiamkan 30 menit dalam ruang tertutup, kemudian diukur

absorbansinya pada λ=517 nm

- Aktivitas scavenger radikal bebas dhitung sebagai persem inhibibisi

(berkurangnya warna DPPH dengan menggunakan persamaan:

Aktivitas penangkapan radikal bebas (%) = [ (A0 – A1/ A0) x

100]

Keterangan: A0 = Absorbansi kontrol

A1= Absorbansi sampel

5. Prosedur Analisa Total Flavonoid (Zhinshen et al., 1999)

Pembuatan Larutan Stock

- 10 mg Quercetin dilarutkan dengan etanol dalam labu ukur 10 ml

sampai tanda batas

- Diperoleh larutan quercetin konsentrasi 1000 ppm

- Dipipet masing-masing sebanyak 0: 2: 4: 6: 8: dan 10 ml ke

dalam labu ukur 10 ml

- Diencerkan dengan etanol hingga batas

- Diperoleh larutan stock konsentrasi 0: 200: 400: 600: 800: dan

1000 ppm

Pembuatan Kurva Standar

- Larutan stock konsentrasi 0: 200: 400: 600: 800: dan 1000 ppm

dipipet 1 ml ke dalam tabung reaksi

- Ditambahkan 4 ml etanol dan 0,3 ml NaNO2 5%

- Diinkubasi 5 menit pada suhu ruang

- Kemudian ditambahkan 0,3 ml AlCl3 10%

Page 77: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

64

- Diinkubasi 6 menit pada suhu ruang

- Ditambahkan 2 ml NaOH 1 M dan 2,4 ml etanol

- Divortex dan diukur absorbansinya pada λ = 510 nm

- Diperoleh kurva hubungan absorbansi dengan konsentrasi

Pengujian Total Flavonoid pada Sampel

- Sampel masing-masing perlakuan dipipet 1 ml kemudian

dimasukkan ke dalam tabung reaksi

- Ditambahkan 4 ml etanol dan 0,3 ml NaNO2 5%

- Diinkubasi 5 menit pada suhu ruang

- Ditambahkan 0,3 ml AlCl3 10% kemudian diinkubasi 6 menit pada

suu ruang

- Ditambahkan 2 ml NaOH 1 M dan 2,4 ml etanol

- Kemudian masing-masing sampel divortex dan diukur

absorbansinya pada λ = 510 nm

- Diperoleh kurva hubungan absorbansi dengan konsentrasi

Page 78: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

65

LAMPIRAN 3 HASIL ANALISA BAHAN BAKU TEPUNG AMPAS KECAP

1. Hasil Analisa Kadar Air Tepung Ampas Kecap

SampelBerat

CawanKosong

(g)

Berat Cawan+ Sampel

(awal)(Gram)

BeratSampel

Awal(gram)

BeratSampelAkhir

(gram)

BeratCawanAkhir

KadarAir(%)

TAK 1 41,425 46,432 5,007 4,532 45,957 9,49TAK 2 42,534 47,541 5,006 4,598 47,132 8,16TAK 3 35,422 40,427 5,004 4,498 39,921 10,11

Rerata 9,25

2. Hasil Analisa Total Flavonoid Tepung Ampas Kecap

Sampel

Ulangan

RerataRerataTotal

Flavonoid(ppm)

RerataTotal

Flavonoid(mg QE/Kg

sampel)I II II

Tepung AmpasKecap 1 0,276 0,285 0,279 0,28 6691,43 805,313

Tepung AmpasKecap 2 0,275 0,269 0,265 0,27 6396,19 769,782

Tepung AmpasKecap 3 0,284 0,297 0,291 0,29 6996,19 841,992

Rerata 15,15

3. Hasil Analisa Aktivitas Total Antosianin Tepung Ampas Kecap

Sampel AbsorbansipH 1

AbsorbansipH 4,5

Absorbansiakhir

Antosianinppm

Antosianin(mg/Kg)

TAK 1 0,090 0,039 0,051 851,64 102,49TAK 2 0,101 0,047 0,054 901,74 98,90TAK 3 0,099 0,047 0,052 868,34 95,14

Rerata 98,84

4. Hasil Analisa Aktivitas Antioksidan Tepung Ampas Kecap

Sampel Absorbansi Blanko Rerata % InhibisiTAK 1 0,391 0,398 0,397 0,482 0,395 17,98TAK 2 0,389 0,387 0,388 0,482 0,388 19,50TAK 3 0,394 0,396 0,395 0,482 0,395 18,05

Rerata 18,51

Page 79: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

66

LAMPIRAN 4 HASIL ANALISA RENDEMEN EKSTRAK AMPAS KECAP

- Ulangan I

Sampel BeratLabu

BeratSetelah

EvapBerat

EkstrakBeratAwal

SampelRendemen

(%)

R1T1 166,201 168,608 2,407 20 12,035R1T2 166,201 168,395 2,194 20 10,968R1T3 166,190 168,986 2,796 20 13,981R2T1 166,201 168,759 2,557 20 12,787R2T2 166,201 169,355 3,154 20 15,771R2T3 166,190 169,226 3,036 20 15,181R3T1 166,201 169,557 3,355 20 16,777R3T2 166,201 169,572 3,371 20 16,855R3T3 166,190 169,447 3,256 20 16,282

- Ulangan II

Sampel BeratLabu

BeratSetelah

EvapBerat

EkstrakBeratAwal

SampelRendemen

(%)

R1T1 166,181 168,542 2,361 20 11,807R1T2 166,181 168,480 2,299 20 11,496R1T3 166,181 168,851 2,670 20 13,352R2T1 166,181 169,473 3,292 20 16,462R2T2 166,181 169,306 3,125 20 15,626R2T3 166,194 169,551 3,357 20 16,785R3T1 166,194 169,323 3,130 20 15,648R3T2 166,194 169,241 3,047 20 15,237R3T3 166,194 169,764 3,571 20 17,853

- Ulangan III

Sampel BeratLabu

BeratSetelah

EvapBerat

EkstrakBeratAwal

SampelRendemen

R1T1 166,188 168,205 2,017 20 10,085R1T2 166,188 168,857 2,669 20 13,345R1T3 166,188 168,888 2,700 20 13,501R2T1 166,188 168,983 2,795 20 13,973R2T2 166,188 168,889 2,701 20 13,506R2T3 166,188 169,551 3,364 20 16,818R3T1 166,188 169,274 3,086 20 15,432R3T2 166,188 169,481 3,293 20 16,466R3T3 166,188 169,587 3,399 20 16,994

Page 80: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

67

- Rumus Perhitungan Rendemena. Berat Ekstrak = Berat Setelah Evap – Berat Labu

= 168,608 – 166,201

= 2,407

b. Rendemen = (Berat Ekstrak/ Berat Sampel) x 100%

= (2,407/ 20 gram) x 100%

= 12,035 %

- Perhitungan Rendemen Ulangan I, II, dan III

SampelUlangan

Total Rerata (%)I II III

R1T1 12,035 11,807 10,084 33,92 11,30

R1T2 10,968 11,496 13,345 35,81 11,93

R1T3 13,980 13,352 13,501 40,83 13,61

R2T1 12,787 16,462 13,973 43,22 14,40

R2T2 15,771 15,626 13,505 44,90 14,96

R2T3 15,181 16,784 16,818 48,78 16,26

R3T1 16,777 15,647 15,431 47,85 15,95

R3T2 16,854 15,236 16,466 48,55 16,18

R3T3 16,282 17,852 16,993 51,12 17,04

- Tabel Dua Arah

Perlakuan 15 Menit 20 Menit 25 Menit R

1:3 (b/v0 33,926 35,809 40,833 110,57

1:5 (b/v) 43,222 44,902 48,783 136,90

1:7 (b/v) 47,856 48,557 51,128 147,54

T 125,00 129,27 140,74

Page 81: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

68

- Analisa Ragam

SumberVariasi

db JK KT F HitungF Tabel

Notasi5% 1%

Rata-Rata 1 5779,29 5779,29

Kelompok 2 1,133 0,567 0,45 3,63 6,22 TN

Perlakuan 8 96,412 12,051 9,55 2,59 3,89 **

R 2 80,510 40,255 31,91 3,63 6,22 **

T 2 14,728 7,364 5,83 3,63 6,22 **

RxT 4 1,174 0,293 0,23 3,01 4,77 TN

Galat 16 20,184 1,262

Total 27 117,730

- Uji BNT Faktor Rasio Bahan:Pelarut

FAKTOR R Data BNT (α=0,05) Notasi

Rasio Bahan:Pelarut 1:3 12,28

1,12

a

Rasio Bahan:Pelarut 1:5 15,21 b

Rasio Bahan:Pelarut 1:7 16,39 c

- Uji BNT Faktor Waktu Ekstraksi

FAKTOR T Data BNT (α=0,05) Notasi

15 Menit 13,89

1,12

a

20 Menit 14,36 a

25 Menit 15,63 b

Page 82: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

69

LAMPIRAN 5 HASIL ANALISA TOTAL FLAVONOID EKSTRAK AMPASKECAP

- Penetapan Kurva Standar

Konsentrasi (ppm) Absorbansi

1. 0 0,0192. 200 0,1973. 400 0,3414. 600 0,5225. 800 0,6526. 1000 0,730

- Hasil Analisa Total Flavonoid (ppm)

SampelKadar Flavonoid (ppm) Total Flavonoid (ppm)I II III I II III

R1T1 246,952 246,952 230,762 4939,048 4939,048 4615,238R1T2 156,476 293,619 284,571 3129,524 5872,381 5691,429R1T3 273,619 436,952 466,000 5472,381 8739,048 9320,000R2T1 286,952 93,619 110,286 5739,048 1872,381 2205,714R2T2 457,905 439,333 281,714 9158,095 8786,667 5634,286R2T3 828,381 817,429 888,381 16567,619 16348,571 17767,619R3T1 189,333 197,429 349,333 3786,667 3948,571 6986,667R3T2 748,381 946,476 1047,429 14967,619 18929,524 20948,571R3T3 1580,762 1565,048 1584,095 31615,238 31300,952 31681,905

- Rumus Perhitungan Total Flavonoid (ppm)Kadar Flavonoid:

Y= 0,0007x + 0,0458 Y= hasil absorbansi

X= (Y-0,0458)/ 0,0007

69

LAMPIRAN 5 HASIL ANALISA TOTAL FLAVONOID EKSTRAK AMPASKECAP

- Penetapan Kurva Standar

Konsentrasi (ppm) Absorbansi

1. 0 0,0192. 200 0,1973. 400 0,3414. 600 0,5225. 800 0,6526. 1000 0,730

- Hasil Analisa Total Flavonoid (ppm)

SampelKadar Flavonoid (ppm) Total Flavonoid (ppm)I II III I II III

R1T1 246,952 246,952 230,762 4939,048 4939,048 4615,238R1T2 156,476 293,619 284,571 3129,524 5872,381 5691,429R1T3 273,619 436,952 466,000 5472,381 8739,048 9320,000R2T1 286,952 93,619 110,286 5739,048 1872,381 2205,714R2T2 457,905 439,333 281,714 9158,095 8786,667 5634,286R2T3 828,381 817,429 888,381 16567,619 16348,571 17767,619R3T1 189,333 197,429 349,333 3786,667 3948,571 6986,667R3T2 748,381 946,476 1047,429 14967,619 18929,524 20948,571R3T3 1580,762 1565,048 1584,095 31615,238 31300,952 31681,905

- Rumus Perhitungan Total Flavonoid (ppm)Kadar Flavonoid:

Y= 0,0007x + 0,0458 Y= hasil absorbansi

X= (Y-0,0458)/ 0,0007

69

LAMPIRAN 5 HASIL ANALISA TOTAL FLAVONOID EKSTRAK AMPASKECAP

- Penetapan Kurva Standar

Konsentrasi (ppm) Absorbansi

1. 0 0,0192. 200 0,1973. 400 0,3414. 600 0,5225. 800 0,6526. 1000 0,730

- Hasil Analisa Total Flavonoid (ppm)

SampelKadar Flavonoid (ppm) Total Flavonoid (ppm)I II III I II III

R1T1 246,952 246,952 230,762 4939,048 4939,048 4615,238R1T2 156,476 293,619 284,571 3129,524 5872,381 5691,429R1T3 273,619 436,952 466,000 5472,381 8739,048 9320,000R2T1 286,952 93,619 110,286 5739,048 1872,381 2205,714R2T2 457,905 439,333 281,714 9158,095 8786,667 5634,286R2T3 828,381 817,429 888,381 16567,619 16348,571 17767,619R3T1 189,333 197,429 349,333 3786,667 3948,571 6986,667R3T2 748,381 946,476 1047,429 14967,619 18929,524 20948,571R3T3 1580,762 1565,048 1584,095 31615,238 31300,952 31681,905

- Rumus Perhitungan Total Flavonoid (ppm)Kadar Flavonoid:

Y= 0,0007x + 0,0458 Y= hasil absorbansi

X= (Y-0,0458)/ 0,0007

Page 83: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

70

= (0,219-0,0458)/0,0007

= 246,952 ppm

Total Flavonoid:

Faktor Pengenceran= 50000 ppm

= 50000 mg/L

= 50 mg/mL

= 0,05 gram/mL = 1/20

Jadi Faktor Pengenceran yang digunakan adalah 20X

Total Flavonoid (dalam ekstrak) = Kadar Falvonoid x Faktor Pengenceran

= 246,952 x 20

= 4939,048 ppm = 4939,048 mg QE/Kg

- Hasil Analisa Total Flavonoid (mg QE/Kg sampel)

Sampel Ulangan I Ulangan II UlanganIII

Rerata TotalFlavonoid(mg QE/Kg

sampel)

Rerata TotalFlavonoid(mg QE/gsampel)

R1T1 594,414 583,055 465,447 547,639 0,548R1T2 343,309 675,030 759,521 592,620 0,593R1T3 765,039 1166,663 1258,200 1063,301 1,063R2T1 733,737 308,194 308,249 450,060 0,450R2T2 1444,232 1372,917 760,910 1192,686 1,193R2T3 2514,965 2744,108 2988,514 2749,195 2,749R3T1 635,213 617,951 1078,043 777,069 0,777R3T2 2522,792 2883,913 3449,182 2951,962 2,952R3T3 5146,961 5588,785 5384,340 5373,362 5,373

- Rumus Perhitungan Total Flavonoid (mg QE/Kg sampel)Rendemen ekstrak R1T1 = 2,407 gram

Sampel yang diekstrak = 20 gram

Total Flavonoid (dalam sampel) = (Total Flavonoid dalam ekstrak) x

Rendemen Ekstrak) / Berat Sampel

= (4939,0448 mg QE/Kg x 2,407 gram) / 20

Gram

= 594,414 mg QE/Kg sampel

= 0,594 mg QE/gram sampel

Page 84: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

71

- Tabel Dua Arah

Perlakuan 15 menit 20 menit 25 menit R1:3 (b/v) 1642,916 1777,860 3189,902 6610,6781:5 (b/v) 1350,180 3578,059 8247,586 13175,8241:7 (b/v) 2331,207 8855,887 16120,086 27307,180

T 5324,303 14211,806 27557,573

- Analisa Ragam

SumberVariasi db JK KT F HITUNG

F TabelKet5% 1%

Rata-Rata 1 82141292,01 82141292,01

Kelompok 2 180296,96 90148,48 1,15 3,63 6,226 TNPerlakuan 8 65326047,69 8165755,96 104,58 2,59 3,89 *

R 2 24857096,68 12428548,34 159,18 3,63 6,226 *T 2 27830204,17 13915102,09 178,22 3,63 6,226 *

RxT 4 691778076 x10^6

172944519 x10^6 2215015359,72 3,01 4,773 *

Galat 16 1249251,97 78078,25Total 27 66755596,63

- Uji Lanjut DMRT

RasioBahan:Pelarut

WaktuEkstraksi

(Menit)

Rerata TotalFlavonoid (mgQE/Kg sampel)

Nilai DMRT(α=0,05)

Notasi

1:3 (b/v)

15 0,548 1,774 a20 0,593 1,860 a25 1,063 1,914 ab

1:5 (b/v)

15 0,450 1,951 a20 1,193 1,978 ab25 2,749 1,997 b

1:7 (b/v)

15 0,777 2,013 a20 2,952 2,025 b25 5,373 2,033 c

Page 85: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

72

LAMPIRAN 6 HASIL ANALISA TOTAL ANTOSIANIN EKSTRAK AMPASKECAP

- Hasil Analisa Total Antosianin (dalam pengujian 1000 ppm)

SampelUlangan I

(ppm)Ulangan II

(ppm)Ulangan III

(ppm)Rerata(ppm)

R1T1 1886,974 1848,010 1864,709 1758,949

R1T2 1809,046 1836,877 1541,864 1751,527

R1T3 1942,637 2087,361 1608,659 1621,647

R2T1 1436,104 1118,825 834,944 1250,561

R2T2 1213,452 873,908 1196,753 1152,223

R2T3 1558,563 1135,524 1369,309 1113,259

R3T1 1141,090 1063,162 645,690 1052,030

R3T2 1241,284 517,665 951,836 983,379

R3T3 1296,947 862,776 1191,187 1079,861

- Hasil Analisa Total Antosianin (mg/Kg sampel)

SampelUlangan Rerata

(mg/Kg)Rerata(mg/g

sampel)I (mg/Kg) II (mg/Kg) III (mg/Kg)R1T1 227,097 218,195 188,047 211,11 0,211

R1T2 198,416 211,167 205,769 205,11 0,205

R1T3 271,590 278,704 217,185 255,82 0,255

R2T1 183,635 184,181 116,671 161,49 0,161

R2T2 191,374 136,557 161,628 163,18 0,163

R2T3 236,605 190,592 230,290 219,16 0,219

R3T1 191,441 166,358 22,333 126,71 0,126

R3T2 209,212 78,874 156,734 148,27 0,148

R3T3 211,175 154,027 202,424 189,21 0,189

- Rumus Perhitungan Total Antosianin (ppm)Faktor Pengenceran = 1000 ppm

= 1000 mg/L

= 1 mg/mL

= 0,001 gram/mL = 1/1000

Jadi, faktor pengenceran yang digunakan adalah 1000 x

Page 86: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

73

Keterangan:

ɛ = koefisien absorbsivitas

= 26900 L/mol dinyatakan sebagai Cyanidin-3-glukoside

BM (Berat Molekul) Cyanidin-3-glukoside = 449,2

FP = Faktor Pengenceran

λmax = menunjukkan serapan paling tinggi pada sampel

λ700 nm = menunjukkan serapan Cyanidin-3-glukoside

A = (A λmax pH 1 – A λ700 nm pH 1 ) - (A λmax pH 4,5 – A λ700 nm pH 4,5)

= 0,113 (pada perlakuan R1T1 ulangan I)

Total antosianin (dalam ekstrak) = (A x BM x FP x 1000) / ɛ x 1

= (0,113 x 449,2 x 1000 x 1000) / 26900 x 1

= 1886,974 ppm = 1886,974 mg/Kg

- Rumus Perhitungan Total Antosianin (mg/Kg sampel)Rendemen ekstrak R1T1 ulangan I = 2,407 gram

Berat sampel yang diekstrak = 20 gram

Total antosianin (dalam sampel) = (Total antosianin (ekstrak)) x Rendemen

Ekstrak) / Berat Sampel Yang diekstrak

= (1886,974 mg/Kg x 2,407 gram) / 20 gram

= 227,097 mg/Kg sampel

= 0,227 mg/g sampel

- Tabel Dua Arah

Perlakuan 15 menit 20 menit 25 menit R

1:3 (b/v) 633,338 615,353 767,480 2016,17

1:5 (b/v) 484,487 489,558 657,488 1631,53

1:7 (b/v) 380,132 444,820 567,627 1392,58

T 1497,95 1549,73 1992,59

Page 87: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

74

- Analisa Ragam

SumberVariasi

Db JK KTF

HitungF Tabel

Notasi5% 1%

Rata-Rata 1 940905,594 940905,594

Kelompok 2 10404,130 5202,065 3,23 3,63 6,22 TN

Perlakuan 8 39111,841 4888,980 3,043 2,59 3,89 *

R 2 21996,761 10998,380 6,84 3,63 6,22 *

T 2 16424,969 8212,485 5,11 3,63 6,22 *

RxT 4 690,111 172,528 0,10 3,01 4,77 TN

Galat 16 25697,942 1606,121

Total 27 75213,913

- Uji BNT Faktor Rasio Bahan:Pelarut

Faktor R Data BNT (α=0,05) Notasi

1:03 224,01

40,05

a

1:05 181,28 b

1:07 154,73 B

- Uji BNT Faktor Waktu Ekstraksi

Faktor T Data BNT(α=0,05) Notasi

15 Menit 166,44

40,05

B

20 Menit 172,19 B

25 Menit 221,40 A

Page 88: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

75

LAMPIRAN 7 HASIL ANALISA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK AMPASKECAP

SampelUlangan

Total Rerata (%)I II III

R1T1 32,496 33,572 34,433 100,50 33,50

R1T2 36,155 35,007 33,429 104,59 34,86

R1T3 36,801 33,859 35,438 106,09 35,36

R2T1 34,577 33,429 33,429 101,43 33,81

R2T2 34,505 34,720 35,222 104,44 34,81

R2T3 37,231 36,442 36,944 110,61 36,87

R3T1 33,572 35,294 35,509 104,37 34,79

R3T2 35,438 36,585 36,514 108,53 36,17

R3T3 36,944 37,805 37,733 112,48 37,49

- Tabel Dua Arah

Perlakuan 15 menit 20 menit 25 menit R

1:3 (b/v) 100,502 104,591 106,098 311,19

1:5 (b/v) 101,435 104,448 110,617 316,50

1:7 (b/v) 104,376 108,537 112,482 325,39

T 306,31 317,57 329,19

- Analisa Ragam

SumberVariasi

Db JK KTF

HitungF Tabel

Notasi5% 1%

Rata-Rata 1 33643,346 33643,346

Kelompok 2 0,209 0,104 0,11 3,63 6,22 TN

Perlakuan 8 42,595 5,324 5,77 2,59 3,89 *

R 2 11,446 5,723 6,20 3,63 6,22 *

T 2 29,095 14,548 15,77 3,63 6,22 *

RxT 4 2,053 0,513 0,55 3,01 4,77 TN

Galat 16 14,760 0,922

Total 27 57,563

Page 89: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

76

- Uji BNT Faktor Rasio Bahan:Pelarut

FAKTOR R Data BNT (α = 0,05) Notasi

1:3 (b/v) 34,57

0,96

a

1:5 (b/v) 35,16 a

1:7 (b/v) 36,15 b

- Uji BNT Faktor Waktu Ekstraksi

FAKTOR T Data BNT (α = 0,05) Notasi

15 menit 34,03

0,96

a

20 menit 35,28 b

25 menit 36,57 c

Page 90: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

77

LAMPIRAN 8. PENENTUAN PERLAKUAN TERBAIK METODE ZELENY

ParameterKelompok

R1T1 R1T2 R1T3 R2T1 R2T2 R2T3 R3T1 R3T2 R3T3

Antosianin 633,338 615,353 767,480 484,487 489,558 657,488 457,439 444,820 567,627Flavonoid 1642,916 1777,860 3189,902 1350,180 3578,059 8247,586 2331,207 8855,887 16120,090%inhibisi 112,482 108,537 101,076 106,528 101,435 100,502 104,663 104,376 950,215Rendemen 33,927 35,810 40,834 43,223 44,903 48,784 47,856 48,558 51,129DK antosianin 0,825 0,802 1,000 0,631 0,638 0,857 0,596 0,580 0,740DKFlavonoid 0,102 0,110 0,198 0,084 0,222 0,512 0,145 0,549 1,000DK %inhibisi 0,118 0,114 0,106 0,112 0,107 0,106 0,110 0,110 1,000DK Rendemen 0,664 0,700 0,799 0,845 0,878 0,954 0,936 0,950 1,0001-DK antosianin 0,175 0,198 0,000 0,369 0,362 0,143 0,404 0,420 0,2601-DK Flavonoid 0,898 0,890 0,802 0,916 0,778 0,488 0,855 0,451 0,0001-DK %inhibisi 0,882 0,886 0,894 0,888 0,893 0,894 0,890 0,890 0,0001-DK Rendemen 0,336 0,300 0,201 0,155 0,122 0,046 0,064 0,050 0,000(1-DK)^2 antosianin 0,031 0,039 0,000 0,136 0,131 0,021 0,163 0,177 0,068(1-DK)^2 Flavonoid 0,807 0,792 0,643 0,840 0,605 0,239 0,732 0,203 0,000(1-DK)^2 %inhibisi 0,777 0,785 0,799 0,788 0,798 0,800 0,792 0,792 0,000(1-DK)^2 Rendemen 0,113 0,090 0,041 0,024 0,015 0,002 0,004 0,003 0,000DK*lamda antosianin 0,206 0,200 0,250 0,158 0,159 0,214 0,149 0,145 0,185DK*lamda Flavonoid 0,025 0,028 0,049 0,021 0,055 0,036 0,036 0,137 0,250DK*lamda %inhibisi 0,030 0,029 0,027 0,028 0,027 0,026 0,028 0,027 0,250DK*lamda Rendemen 0,166 0,175 0,200 0,211 0,220 0,239 0,234 0,237 0,250lamda^2*((1-DK)^2)antosianin 0,002 0,002 0,000 0,008 0,008 0,001 0,010 0,011 0,004

lamda^2*((1-DK)^2) 0,050 0,049 0,040 0,052 0,038 0,015 0,046 0,013 0,000

Page 91: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

78

Flavonoidlamda^2*((1-DK)^2)%inhibisi 0,049 0,049 0,050 0,049 0,050 0,050 0,049 0,050 0,000

lamda^2*((1-DK)^2)Rendemen 0,007 0,006 0,003 0,001 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000

lamda*(1-DK) antosianin 0,044 0,050 0,000 0,092 0,091 0,036 0,101 0,105 0,065lamda*(1-DK) Flavonoid 0,000 0,222 0,201 0,229 0,195 0,122 0,214 0,113 0,000lamda*(1-DK) Inhibisi 0,000 0,221 0,223 0,222 0,223 0,224 0,222 0,223 0,000lamda*(1-DK) Rendemen 0,000 0,075 0,050 0,039 0,030 0,011 0,016 0,013 0,000

0,427 0,432 0,526 0,418 0,461 0,515 0,447 0,547 0,935L1 0,573 0,568 0,474 0,582 0,539 0,485 0,553 0,453 0,065L2 0,108 0,107 0,093 0,112 0,097 0,066 0,106 0,073 0,004Lmaksimal 0,044 0,568 0,474 0,582 0,539 0,393 0,553 0,453 0,065

0,724 1,243 1,041 1,275 1,174 0,944 1,212 0,979 0,134

Page 92: KARAKTERISASI BEBERAPA SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK …repository.ub.ac.id/150399/1/Skripsi_Risalia_Nur_Rahmah_Anugrah... · karakterisasi beberapa senyawa bioaktif ekstrak ampas kecap

79

LAMPIRAN 9. DOKUMENTASI KEGIATAN

Ampas Kecap Kering Penghalusan Ampas Kecap Pengayakan Ampas Kecap

Ekstraksi denganUltrasonic Bath

Penyaringan HasilEkstraksi

Evaporasi HasilEkstrak

Hasil Ekstrak AmpasKecap Pekat

Uji Total FlavonoidEkstrak Ampas Kecap

Reagen untuk Analisa

Uji AktivitasAntioksidan