12
1 KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN PREOPERASI KATARAK BAKTI SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO Disusun oleh : Sindi Dwijayanti NPM 131221150507 PENELITIAN OBSERVASIONAL DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG 2018

KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

1

KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN

PREOPERASI KATARAK BAKTI SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS

PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

Disusun oleh :

Sindi Dwijayanti

NPM 131221150507

PENELITIAN OBSERVASIONAL

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

BANDUNG

2018

Page 2: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

2

Penelitian Observasional

KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN

PREOPERASI KATARAK BAKTI SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS

PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

Disusun oleh :

Sindi Dwijayanti

NPM 131221150507

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

dr. Syumarti, SpM(K), MSc

Page 3: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

3

KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN PREOPERASI

KATARAK BAKTI SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS PUSAT MATA

NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

Sindi Dwijayanti, Syumarti

Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo

Abstract

Introduction : Cataract is one of the leading cause of blindness reaching 12.6 million

people in the world and increasing causing cataract backlog. The prevalence of blindness

in Indonesia, collected from Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) at 15

provinces was 1.7% - 4.4%, with 64.3% - 94.1% caused by cataract. The availability of

cataract surgical service has increased drastically over the past decades, but many

developing countries still has limited access to surgical services.

Objective : To describe patient’s characteristic and visual acuity before cataract surgery

in a community based population

Methods : Data were collected retrospectively, all patients operated in a community based

setting, from January 2016 to July 2018 were included, incomplete data were excluded.

Patient’s data include age, sex, diagnosis of the operated eye, visual acuity of the operated

eye and the fellow eye. Visual acuity is classified by the revised categorization of blindness

and visual impairment by World Health Organization.

Results : There were 9459 patients included in this study, 4756 (50.3%) were male and

4703 (49.7%) were female. There were 3647 patients (38.6%) in the range of 60 – 69

years, median age 64 years (range 57-70) (p<0.001). Most common diagnosis was mature

senile cataract in 4937 eyes (52.2%). Visual acuity were <3/60 in 8964 eyes (94.8%) for

the operated eye, but by WHO categorization of blindness only 3824 patients (40.4%) were

blind in the better eye. Most of them were female, but it was not statistically different

(p=0.586). Most of operations were done in Java island, 7835 patients (82.8%), with

blindness in 3155 patients (33.3%) (p<0.001).

Conclusion : Most operated patients in this study were male, in the age group of 60 – 69

years old, with a diagnosis of mature senile cataract. Based on WHO categorization of

blindness, there were 40.4% patient who were blind in the better eye, and 94.8% eyes were

blind in the operated eye. Preoperative visual acuity depends on the visual acuity threshold

set for operable cataract based on the budget and health resources available.

Keywords : Cataract surgery, preoperative visual acuity, characteristics, community-

based

PENDAHULUAN

Definisi kebutaan yang telah

direvisi menurut World Health

Organization (WHO) adalah tajam

penglihatan <3/60 pada mata terbaik

saat dilakukan pemeriksaan

(presenting visual acuity), atau lapang

pandang < 10° dari fiksasi, sedangkan

gangguan penglihatan adalah tajam

penglihatan < 6/18 – 3/60 pada mata

terbaik saat dilakukan pemeriksaan

(presenting visual acuity). Katarak

merupakan penyebab utama kebutaan

di dunia, baik di negara berkembang

atau di negara maju. Berdasarkan

penelitian meta analisis secara global

tahun 2015, didapatkan 12.6 juta

orang buta disebabkan oleh katarak

dan membuat backlog katarak.

Prevalensi kebutaan katarak pada usia

50 tahun ke atas hampir tidak

berubah, menurun dari 36.7%

Page 4: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

4

menjadi 35.1% dari tahun 1990 –

2015, dan diperkirakan menjadi

34.7% pada tahun 2020.1–4

Berdasarkan hasil survey

Rapid Assessment of Avoidable

Blindness (RAAB) yang dilakukan di

15 propinsi Indonesia pada tahun

2014 - 2016, didapatkan bahwa

prevalensi kebutaan pada populasi

usia di atas 50 tahun yaitu 1.7% -

4.4%. Penyebab kebutaan terbesar

adalah katarak, yaitu 64.3% - 94.1%.

Penurunan prevalensi kebutaan dan

gangguan penglihatan yang

disebabkan oleh katarak merupakan

salah satu prioritas dari program

pengendalian gangguan penglihatan

di Indonesia. Inisiatif dari WHO,

Vision 2020, bertekad untuk

memberantas kebutaan yang dapat

dihindari, terutama yang disebabkan

oleh katarak, dengan meningkatkan

jumlah dan kualitas operasi katarak

untuk mendapatkan penglihatan yang

memuaskan dan meningkatkan

kualitas hidup seseorang.5–7

Pengukuran pelayanan

operasi katarak secara kuantitatif

dapat dihitung menggunakan

Cataract Surgical Rate (CSR) dan

Cataract Surgical Coverage (CSC).

Untuk mengurangi jumlah gangguan

penglihatan yang disebabkan oleh

katarak, CSR harus lebih besar dari

angka insidensi katarak. World

Health Organization menyarankan

CSR sebesar 3000-5000 per tahun per

1 juta penduduk, CSR di Indonesia

(berdasarkan data tahun 2014) masih

sebesar 1411. Cataract Surgical

coverage mengukur proporsi individu

(atau mata) yang dapat dioperasi

(didefinisikan pada level tajam

penglihatan <3/60, <6/60, <6/18) dan

yang telah dioperasi. Di Indonesia,

CSC dengan tajam penglihatan <3/60

masih sebesar 52.7% (orang), dan

33.6% (mata). Terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi jumlah operasi

katarak di komunitas yaitu, struktur

usia di komunitas, indikasi atau

ambang batas operasi, dan proporsi

orang yang dapat dioperasi yang

mendapatkan operasi. 8–12

Walaupun biaya operasi

katarak sangat beragam di seluruh

dunia, operasi katarak tetap

merupakan program yang paling cost-

effective dari seluruh intervensi

kesehatan. Ketersediaan pelayanan

operasi katarak telah meningkat

secara drastis di negara berkembang

dalam 10 tahun terakhir, namun

beberapa negara masih memiliki

akses yang terbatas untuk pelayanan

ini. Dibeberapa tempat, walaupun

pelayanan telah tersedia, jumlah

populasi yang mau dioperasi katarak

masih rendah. Populasi yang terus

bertambah tua membuat jumlah orang

yang mengalami gangguan

penglihatan yang disebabkan oleh

katarak juga semakin bertambah.

Penelitian ini bertujuan untuk

memberikan gambaran profil pasien

dan tajam penglihatan preoperasi

katarak bakti sosial berbasis

komunitas oleh Pusat Mata Nasional

RS Mata Bandung.1,9–11,13,14

SUBJEK DAN METODE

Penelitian ini merupakan

penelitian retrospektif deskriptif

dengan subjek penelitian pasien

katarak yang telah dilakukan operasi

katarak bakti sosial berbasis

komunitas, baik di pulau Jawa dan di

luar pulau Jawa, pada periode Januari

2016 - Juli 2018. Kriteria inklusi

yaitu, seluruh pasien katarak yang

telah dilakukan operasi katarak bakti

sosial berbasis komunitas, baik di

Page 5: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

5

pulau Jawa dan di luar pulau Jawa,

pada periode Januari 2016 - Juli 2018.

Kriteria eksklusi yaitu, data yang

tidak lengkap dan pasien katarak yang

dilakukan operasi katarak bakti sosial

berbasis rumah sakit.

Data yang diambil meliputi jenis

kelamin, usia, diagnosis mata yang

dioperasi, dan tajam penglihatan mata

yang dioperasi dan tidak dioperasi.

Diagnosis katarak ditegakkan dengan

anamnesis dan pemeriksaan klinis.

Pemeriksaan tajam penglihatan

dilakukan tanpa koreksi

menggunakan Snellen Chart,

kemudian hitung jari, pergerakan

tangan, lalu persepsi cahaya secara

berurutan. Pasien dengan tajam

penglihatan <6/60 diperiksa

menggunakan slitlamp biomikroskopi

portabel dan funduskopi direk untuk

menilai tingkat kekeruhan.

Katarak senilis matur (KSM)

didefinisikan kekeruhan pada seluruh

lensa yang disebabkan oleh usia ≥ 50

tahun. Katarak senilis imatur (KSI)

didefinisikan kekeruhan pada

sebagian lensa yang disebabkan oleh

usia ≥ 50 tahun. Katarak presenil

didefinisikan kekeruhan lensa pada

usia 18 - 49 tahun. Katarak

komplikata didefinisikan kekeruhan

lensa yang disebabkan oleh penyakit

mata primer lainnya. Katarak

traumatika didefinisikan kekeruhan

lensa yang disebabkan oleh trauma.

Tajam penglihatan diklasifikasikan

berdasarkan kategori penglihatan

menurut WHO, yaitu kategori 0

(normal atau gangguan penglihatan

ringan) ≤6/18, kategori 1 (gangguan

penglihatan sedang) <6/18 - 6/60,

kategori 2 (gangguan penglihatan

berat) <6/60 - 3/60, kategori 3 (buta 1)

<3/60 - 1/60, kategori 4 (buta 2) <1/60

- persepsi cahaya (LP), kategori 5

(buta 3) tidak ada persepsi cahaya

(NLP), pada mata yang terbaik.1,15–17

Bakti sosial operasi katarak yang

dilakukan meliputi propinsi Jawa

Barat, Jakarta, Sumatra Barat,

Sumatra Utara, Kepulauan Riau,

Kepulauan Bangka Belitung,

Kalimantan Tengah, Kalimantan

Utara, Sulawesi Utara, Nusa

Tenggara Timur, Maluku, dan Papua

Barat. Data diolah menggunakan

program microsoft excel office 2013

dan SPSS v20. Analisis data

dilakukan menggunakan uji statistika

Chi-square dengan nilai p<0.05

secara statistik memiliki perbedaan

yang signifikan.

HASIL

Jumlah total pasien yang

dilakukan operasi katarak bakti sosial

berbasis komunitas periode Januari

2016 – Juli 2018, yaitu sebanyak 9459

pasien, seluruh pasien dilakukan

operasi hanya pada satu mata

(unilateral) dengan total 9459 mata.

Karakteristik demografi pasien

ditampilkan pada tabel 1 yang

menggambarkan jenis kelamin laki-

laki 4756 orang (50.3%), perempuan

4703 orang (49.7%). Usia paling

banyak pada rentang 60 – 69 tahun

sebesar 3647 orang (38.6%), dan

paling sedikit pada rentang usia ≥ 80

tahun 576 orang (6.1%). Usia termuda

adalah 18 tahun dan tertua 97 tahun,

dengan median 64 tahun (rentang

interkuartil 57 – 70). Grafik distribusi

katarak berdasarkan rentang usia

dapat dilihat pada gambar 1.

Diagnosis pasien paling banyak

adalah katarak senilis matur, yaitu

4937 mata (52.2%), katarak senilis

imatur 3784 mata (40.0%), katarak

presenil 679 mata (7.2%), katarak

komplikata 35 mata (0.4%), dan

Page 6: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

6

katarak traumatika 20 mata (0.2%)

(gambar 2).

Tabel 1. Karakteristik pasien yang dilakukan operasi katarak Karakteristik n=9459 %

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

4756

4703

50.3

49.7

Usia

<50

50 – 59

60 – 69

70 – 79

≥80

716

2295

3647

2225

576

7.6

24.3

38.6

23.5

6.1

Diagnosis

Katarak Senilis Matur

Katarak Senilis Imatur

Katarak Presenil

Katarak Komplikata

Katarak Traumatika

4937

3784

679

35

20

52.2

40.0

7.2

0.4

0.2

Gambar 1. Grafik distribusi pasien katarak berdasarkan usia

Usia

Per

senta

si

Page 7: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

7

Gambar 2. Grafik persentasi diagnosis katarak

Tajam penglihatan mata yang

dioperasi adalah 495 mata (5.2%)

<6/60 – 3/60 (gangguan penglihatan

berat), 2843 mata (30.1%) <3/60 –

1/60 (buta 1), 6121 mata (64.7%)

<1/60 – LP (buta 2), dan tidak ada

yang memiliki tajam penglihatan

NLP (Tabel 2). Tajam penglihatan

pada mata terbaik, berdasarkan

kategori buta WHO, didapatkan 5635

pasien (59.6%) tidak buta (≥3/60),

3824 pasien (40.4%) buta (<3/60),

2342 pasien (24.7%) memiliki tajam

penglihatan <3/60 – 1/60 (buta 1),

1482 pasien (15.7%) memiliki tajam

penglihatan <1/60 – LP (buta 2), dan

tidak ada yang memiliki tajam

penglihatan NLP. Berdasarkan jenis

kelamin, laki-laki sebanyak 1751

orang (18.5%) dan perempuan 2073

orang (21.9%) memiliki tajam

penglihatan <3/60 pada mata terbaik,

namun secara statistik tidak

didapatkan perbedaan yang signifikan

(nilai p=0.586). Berdasarkan usia,

1487 pasien (15.7%) yang memiliki

tajam penglihatan <3/60 pada mata

terbaik berada pada rentang usia 60-

69 tahun, secara statistik terdapat

perbedaan yang signifikan (nilai

p<0.001). Terdapat 7835 pasien

(82.8%) yang dioperasi di pulau Jawa

dan 1624 pasien (17.2%) di luar Jawa,

dengan total pasien buta (<3/60) 3155

pasien (33.3%) di pulau Jawa dan

669 pasien (7.1%) di luar Jawa, secara

statistik terdapat perbedaan yang

signifikan (nilai p<0.001) (tabel 3).

Tabel 2. Tajam penglihatan mata yang dioperasi Tajam

Penglihatan

Gangguan

penglihatan berat

(<6/60-3/60)

Buta 1

(<3/60 – 1/60)

Buta 2

(<1/60 – LP)

Buta 3

(NLP)

Total Buta

(<3/60-

NLP)

n=9459

%

495

5.2

2843

30.1

6121

64.7

0

0

8964

94.8

52,2%40.0%

7.2%

0.4%0.2%

diagnosis

KSM

KSI

Katarak presenil

katarak komplikata

katarak traumatika

Page 8: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

8

Tabel 3. Tajam penglihatan pada mata terbaik berdasarkan kategori buta WHO

menurut jenis kelamin, usia, dan daerah Tajam

Penglihatan

Tidak buta

(≥3/60)

Buta 1

(<3/60 – 1/60)

Buta 2

(<1/60 –

LP)

Buta3

(NLP)

Total Buta

(<3/60-

NLP)

Nilai

P

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Total

3005 (31.8%)

2630 (27.8%)

5635 (59.6%)

1116 (11.8%)

1226 (12.9%)

2342 (24.7%)

635 (6.7%)

847 (8.9%)

1482 (15.7%)

0

0

0

1751 (18.5%)

2073 (21.9%)

3824 (40.4%)

0.586

Usia

<50

50-59

60-69

70-79

≥80

525 (5.5%)

1437 (15.2%)

2160 (22.8%)

1233 (13.0%)

280 (3.0%)

103 (1.1%)

585 (6.2%)

977 (10.3%)

545 (5.8%)

129 (1.4%)

88 (0.9%)

273 (2.9%)

510 (5.4%)

447 (4.7%)

156 (1.6%)

0

0

0

0

0

191 (2.0%)

858 (9.1%)

1487(15.7%)

992 (10.5%)

285 (3.0%)

0.000

Daerah

Jawa

n=7835

(82.8%)

Luar jawa

n=1624

(17.2%)

4680 (49.5%)

955 (10.1%)

1939 (20.5%)

403 (4.3%)

1216 (12.8%)

266 (2.8%)

0

0

3155 (33.3%)

669 (7.1%)

0.000

Gambar 3. Grafik tajam penglihatan menurut kategori buta WHO pada mata

terbaik berdasarkan jenis kelamin

DISKUSI

Jumlah pasien yang menderita

katarak paling banyak berada dalam

rentang usia 60 – 69 tahun, median 64

tahun (rentang 57-70 tahun), sebesar

3647 orang (38.6%), dengan tajam

penglihatan <3/60 pada 1487 pasien

(15.7%). Hasil ini hampir sama

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tidak Buta (>=3/60) Buta 1 (<3/60-1/60) Buta 2 (1/60-LP) Total Buta (<3/60-NLP)

laki-laki perempuan

Per

senta

si

27.8%

31.8% 12.9%

11.8% 8.9%

6.7%

21.9%

18.5%

Page 9: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

9

dengan penelitian yang dilakukan

oleh Zhang et al, dengan usia rata-rata

63 - 65 tahun, dan penelitian Gautam

et al dengan usia rata-rata 63 – 80

tahun. Katarak senilis merupakan

katarak yang paling sering ditemukan

pada usia lebih dari 60 tahun. Di usia

ini katarak sering kali telah

mengganggu penglihatan. Hal ini

disebabkan oleh pantulan cahaya

yang tidak beraturan yang disebabkan

oleh kekeruhan media dan

menyebabkan silau. Selain itu juga

terjadi perubahan sklerosis nuklear

lensa sehingga penglihatan jauh

pasien mulai terganggu.9,18–21

Jumlah pasien yang berada

dalam kategori buta pada mata terbaik

lebih banyak pada perempuan

dibandingkan dengan laki-laki,

perempuan 2073 pasien (54.2%) dan

laki-laki 1751 pasien (45.8%) dari

total pasien yang buta, dengan rasio

perempuan terhadap laki-laki 1.18 : 1,

namun secara statistik tidak terdapat

perbedaan yang signifikan (p=0.586).

Sebuah penelitian meta analisis oleh

Flaxman et al menemukan prevalensi

rasio prempuan terhadap laki-laki

usia 50 tahun ke atas adalah 1.05

untuk kebutaan dan 1.07 untuk

gangguan penglihatan sedang dan

berat. Penelitian yang dilakukan oleh

Gautam et al, didapatkan bahwa

jumlah pasien yang dilakukan operasi

katarak berbasis komunitas di Nepal

lebih banyak wanita. Hal ini mungkin

disebabkan oleh wanita yang lebih

terabaikan dalam mendapatkan

pelayanan operasi katarak dan harus

menunggu pelayanan basis komunitas

bakti sosial untuk dapat dilakukan

operasi katarak. Sebuah penelitian

meta analisis juga telah dilakukan

untuk melihat pengaruh jenis kelamin

dengan kebutaan. Kebutaan yang

disebabkan oleh katarak lebih tinggi

pada perempuan dibandingkan

dengan laki-laki. Hal ini tidak hanya

dikarenakan oleh faktor

epidemiologi, namun wanita di

negara berkembang, terutama di asia

selatan, memiliki akses yang lebih

buruk untuk pelayanan operasi

katarak dibandingkan dengan laki-

laki.1,3,9,18

Studi ini menemukan

sebanyak 8964 mata (94.8%) buta dan 495 mata (5.2%) gangguan

penglihatan berat pada mata yang

akan dioperasi, sedangkan total

pasien yang buta berdasarkan

kategori WHO adalah 3824 orang

(40.4%) buta pada mata yang terbaik.

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Shah et al, 72% mata

yang dilakukan operasi katarak

memiliki tajam penglihatan <6/60.

Tajam penglihatan preoperasi

berhubungan dengan pembangunan

negara dan CSR. Negara dengan CSR

yang rendah memiliki lebih banyak

tajam penglihatan preoperasi yang

lebih buruk. Jika CSR negara telah

rendah selama bertahun-tahun,

operasi yang dilakukan hanya

mengatasi backlog dan kasus-kasus

yang berat. Di negara yang telah

berkembang (seperti United

Kingdom, dan Northern Ireland),

kebutaan yang disebabkan oleh

katarak sangat sedikit walaupun

populasi terus bertambah tua, hal ini

menunjukkan bahwa jumlah volume

operasi katarak sama dengan atau

lebih dari insidensi gangguan

penglihatan akibat katarak. 10,11,20,22

Tajam penglihatan preoperasi

merupakan indikator yang umum

digunakan untuk operasi katarak.

Penelitian oleh Kessel et al

melaporkan bahwa masih terdapat

Page 10: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

10

bukti ilmiah yang kurang dalam

menggunakan tajam penglihatan

preoperasi untuk merekomendasikan

operasi katarak, namun tajam

penglihatan efektif dalam

memprioritaskan operasi dan

mengatur jumlah operasi yang

diperlukan untuk mencegah populasi

dengan kebutuhan yang tidak

terpenuhi. Terdapat banyak hal yang

mempengaruhi ambang batas tajam

penglihatan untuk operasi katarak.

Keterbatasan dana, sumber daya, staf,

dan ketersediaan tempat akan

meningkatkan ambang batas tajam

penglihatan preoperasi dan

menurunkan jumlah operasi.10,11,20

Nilai ambang batas tajam

penglihatan untuk operasi katarak

tidak direkomendasikan oleh

American Academy of

Ophthalmology (AAO), saat fungsi

visual tidak lagi memenuhi kebutuhan

pasien, sebaiknya dianjurkan untuk

dilakukan operasi. Keadaan dimana

penyedia pelayanan operasi katarak

memiliki pendapatan yang rendah,

mereka harus berhati-hati dalam

mengatur sumber daya yang terbatas.

Individu yang mengalami kebutaan

yang disebabkan oleh katarak

sebaiknya diprioritaskan, sesuai

dengan objektif program VISION

2020. Faktor lain seperti usia,

komorbiditas, pekerjaan, dukungan

sosial, kesehatan mental, dan lain-lain

juga harus dipertimbangkan saat

menyarankan operasi katarak.10,17,20

Keterbatasan penelitian ini

yaitu data yang tercatat tidak cukup

lengkap. Pengumpulan data seperti

pendidikan, pekerjaan dan

penghasilan tidak ada, sehingga tidak

dapat menggambarkan status

sosioekonomi pasien. Diagnosis

hanya terdapat pada mata yang akan

dioperasi, sedangkan mata yang

sebelahnya hanya terdapat data tajam

penglihatan saja. Data berupa riwayat

operasi sebelumnya, riwayat penyakit

mata lainnya dan riwayat penyakit

sistemik lainnya yang dapat

mempengaruhi tajam penglihatan

hanya ada pada beberapa pasien,

sehingga sulit untuk mengetahui

apakah gangguan penglihatan hanya

disebabkan oleh katarak saja.

Penyebab katarak sulit diketahui

dengan pasti dikarenakan data yang

kurang lengkap, sehingga dapat

terjadi diagnosis katarak yang tidak

akurat. Pemeriksaan klinis dan tajam

penglihatan tidak dilakukan oleh satu

operator, dan dilakukan di tempat

yang berbeda-beda dengan fasilitas

yang berbeda-beda. Pemeriksaan

lapang pandang tidak dilakukan pada

studi ini.

SIMPULAN

Pasien yang dilakukan operasi

katarak bakti sosial berbasis

komunitas PMN RS Mata Cicendo

pada periode Januari 2016 – Juli 2018

adalah sebagian besar laki-laki

(50.28%), rentang usia 60 – 69 tahun

(38.6%), dengan diagnosis katarak

senilis matur (52.2%). Berdasarkan

kategori buta menurut WHO, 40.4%

pasien memiliki tajam penglihatan

<3/60 (buta) pada mata terbaik.

Sebagian besar adalah wanita, namun

secara statistik tidak terdapat

perbedaan yang signifikan (p=0.586).

Jumlah mata yang akan dioperasi

terdapat 94.8% mata dengan tajam

penglihatan <3/60 (buta). Tajam

penglihatan preoperasi dipengaruhi

oleh ambang batas tajam penglihatan

yang ditentukan untuk dilakukannya

operasi katarak berdasarkan dana dan

sumber daya kesehatan yang tersedia.

Page 11: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Gordon JJ,Darwin CM,Robert

AW, Sheila KW. The

Epidemiology of Eye Disease.

Imperial College Press.

2012:147-165.

2. Islam MN, Saha M, Mukherji S,

Khanam BS. Efficacy of Manual

Small Incision Cataract Surgery

at the Base Hospital at Tertiary

Level in West Bengal.

Internasional Journal of

Scientific Study. 2017 Apr

1;5(1):157-60.

3. Flaxman SR, Bourne RR,

Resnikoff S, Ackland P,

Braithwaite T, Cicinelli MV,

Das A, Jonas JB, Keeffe J,

Kempen JH, Leasher J. Global

causes of blindness and distance

vision impairment 1990–2020: a

systematic review and meta-

analysis. The Lancet Global

Health. 2017 Des

1;5(12):e1221-34.

4. World Health Organization.

Universal Eye Health : A global

action plan 2014-2019

[Internet]. Spain: World Health

Organization; 2013. tersedia di :

www.who.int/about/licensing/co

pyright_form/en/index.html

5. dr. Lily S. Sulistyowati,MM, dr.

M. Sidik, SpM. Roadmap of

visual impaiment control

program in Indonesia 2017-

2030. Indonesia: Internasional

Agency for the Prevention of

Blindness; 2018.

6. Najmul Aqib Khan M, Ansari

MA, Ahmad A, Khalil S,

Maroof M. Coverage and

sociodemographic association

of cataract surgery among

elderly population of Aligarh: A

cross-sectional study. Int J Med

Sci Public Health. 2018;7.

7. Bharath B, Krishnaiah S, Imtiaz

A, Ramani RV. Prevalence and

determinants of cataract

surgical coverage in India:

findings from a population-

based study. International

Journal Of Community

Medicine And Public Health.

2017 Jan 25;4(2):320-7.

8. Honavar SG. Eliminating

cataract blindness: Are we on

target?. Indian journal of

ophthalmology. 2017

Dec;65(12):1271.

9. Liu YC, Wilkins M, Kim T,

Malyugin B, Mehta JS.

Cataracts. The Lancet. 2017

Aug 5;390(10094):600-12.

10. Shah SP, Gilbert CE, Razavi H,

Turner EL, Lindfield RJ.

Preoperative visual acuity

among cataract surgery patients

and countries’ state of

development: a global study.

Bulletin of the World Health

Organization. 2011;89:749-56.

11. Taylor HR. Cataract: how much

surgery do we have to do? Br J

Ophthalmol. 2000 Jan 1;84(1):1.

12. Jadoon Z, Shah SP, Bourne RR,

Dineen B, Khan MA, Gilbert

CE, Foster A, Khan MD.

Cataract prevalence, cataract

surgical coverage and barriers

to uptake of cataract surgical

services in Pakistan: the

Pakistan National Blindness and

Visual Impairment Survey.

British Journal of

Ophthalmology. 2007 Jun 7.

13. Chua J, Lim B, Fenwick EK,

Gan AT, Tan AG, Lamoureux E,

Mitchell P, Wang JJ, Wong TY,

Cheng CY. Prevalence, risk

Page 12: KARAKTERISTIK PASIEN DAN TAJAM PENGLIHATAN …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/09/Karakteri… · Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia, baik di negara

12

factors, and impact of

undiagnosed visually significant

cataract: the Singapore

Epidemiology of Eye Diseases

Study. PloS one. 2017 Jan

27;12(1):e0170804.

14. Zhang XJ, Jhanji V, Leung CK,

Li EY, Liu Y, Zheng C, Musch

DC, Chang DF, Liang YB, Lam

DS. Barriers for poor cataract

surgery uptake among patients

with operable cataract in a

program of outreach screening

and low-cost surgery in rural

China. Ophthalmic

epidemiology. 2014 Jun

1;21(3):153-60.

15. Park C, Cho H-K, Chung SK.

Epidemiology of presenile

cataract over 10 years in Korea.

Invest Ophthalmol Vis Sci. 2012

Mar 26;53(14):2288–2288.

16. Brad Bowling. Kanski’s Clinical

Ophthalmology : A systemic

approach. 8th ed. Australian:

Elsevier Limited; 2016. 273 p.

17. American Academy of

Ophthalmology. Basic and

Clinical Science Course : Lens

and Cataract. American

Academy of Ophthalmology;

2016.

18. Gautam P, Dhungel P, Adhikari

HB, Dhungel S. Efficacy of

small incision cataract surgery

in community based eye camps:

a report from Sindupalchowk,

Nepal. Journal of Institute of

Medicine. 2015 Nov 6;38(2).

19. Zhang X, Li EY, Leung CK,

Musch DC, Tang X, Zheng C,

He M, Chang DF, Lam DS.

Prevalence of visual impairment

and outcomes of cataract

surgery in Chaonan, South

China. PloS one. 2017 Aug

10;12(8):e0180769.

20. Fernández J, Rodríguez-Vallejo

M, Martínez J, Tauste A, Piñero

DP. From Presbyopia to

Cataracts: A Critical Review on

Dysfunctional Lens Syndrome.

Journal of ophthalmology.

2018;2018.

21. Dr. Jitendra Kumar, Dr. Preeti

Chaubey, Dr. Vijay Pratap

Singh. Pre-Senile cataract:

Analytical study. IOSR J Dent

Med Sci. 2018 Apr 17;17(4):6–

9.

22. Lundström M, Goh PP, Henry

Y, Salowi MA, Barry P,

Manning S, Rosen P, Stenevi U.

The changing pattern of

cataract surgery indications: a

5-year study of 2 cataract

surgery databases.

Ophthalmology. 2015 Jan

1;122(1):31-8.