12
KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK ETAMBUTOL DI PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO Disusun oleh : Muhammad Arief Munandar NPM 131221170010 PENELITIAN OBSERVASIONAL DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG 2019

KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

1

KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK ETAMBUTOL

DI PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

Disusun oleh :

Muhammad Arief Munandar

NPM 131221170010

PENELITIAN OBSERVASIONAL

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

BANDUNG

2019

Page 2: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

2

Penelitian Observasional

KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK ETAMBUTOL

DI PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

Disusun oleh :

Muhammad Arief Munandar

NPM 131221170010

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

dr. Antonia Kartika Sp M(K)., Mkes

Page 3: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

1

KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK ETAMBUTOL

DI PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

Muhammad Arief Munandar, Antonia Kartika

Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo

Abstract

Introduction : Ethambutol toxic optic neuropathy is one of the complication of ethambutol that

can cause visual impairment. The visual impairment can be temporary or permanent. Purpose : To describe the characteristics of patients with ethambutol toxic optic neuropathy in

National Eye Center Cicendo Eye Hospital.

Methods : This study is a descriptive retrospective study. Data were gathered from the medical

records of 30 patients that has been diagnosed with ethambutol toxic optic neuropathy in

Cicendo Eye Hospital from January 2014 to December 2018. The collected data include sex,

age, onset of visual complaints, visual acuity at the initial examination, on the first month and

the second month follow up visit, funduscopic examination, color vision, visual field defect, and

the treatment

Results : There were 30 patients included in this study. The mean age was 41.1 ± 15.6 years.

Sixteen (53.33%) patients were male. Twenty-three (76.67%) patients decrease in vision more

than 1 month since the start of treatment with ethambutol. At the initial examination, twenty-

two(36.67%) eyes had visual acuity less than 6/18 until 6/60 on snellen chart. Thirty-one

(51.67%) eyes had normal optic disc were seen by funduscopy. Thirty-six (60%) eyes had

dyschromatopsia. Thirty-eight (63.33%) eyes had bitemporal hemianopia. Nineteen (63.33%)

patients received a combination treatment of coenzyme Q10 and methylcobalamin. Conclusion : The majority of patients were male with mean age was 41.1 ± 15.6 years with

visual acuity less than 6/18 until 6/60 on snellen chart, color perception disorder and

bitemporal hemianopia. The optic disc is mostly normal.

Keyword : Ethambutol, Toxic optic neuropathy

PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TBC) merupakan

penyakit infeksi yang hingga saat ini

masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat diberbagai negara di dunia.

Indonesia merupakan negara ke-3

dengan penderita TBC terbanyak

setelah India dan China. Pada tahun

2017 World Health Organization

(WHO) memperkirakan terdapat 10 juta

pasien kasus baru tuberkulosis

didunia.1,2,3

Etambutol adalah salah satu obat

anti tuberkulosis yang efektif dan jarang

terjadi resistensi. Salah satu efek

samping yang dilaporkan yaitu

terjadinya neuropati optik toksik.1,4,5,6

Neuropati optik toksik etambutol

merupakan komplikasi yang dapat

menyebabkan gangguan penglihatan.

Kejadian neuropati optik toksik

etambutol bervariasi, pada beberapa

studi berkisar antara 0,5% hingga 35%

penderita. Penelitian yang dilakukan

oleh Indrayani dkk melaporkan

insidensi neuropati optik toksik

etambutol di Rumah Sakit Sanglah,

Denpasar sebesar 16,7%. Chen dkk

melaporkan insidensi neuropati optik

toksik etambutol di Taiwan selatan

Page 4: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

2

sebesar 1.29%. Yang HK dkk

melaporkan insidensi neuropati optik

toksik etambutol di Korea sekitar

0,7%.1,5,7,8,9.

Neuropati optik toksik etambutol

memberikan gejala penurunan tajam

penglihatan bilateral, perlahan dan

progresif. Gangguan penglihatan

lainnya yaitu berupa gangguan persepsi

warna dan defek lapang pandang.

Pemeriksaan funduskopi umumnya

didapatkan hasil normal, tetapi jika

progresifitas berlanjut dapat ditemukan

gambaran atrofi diskus saraf optik.

Tajam penglihatan, penglihatan warna

dan lapang pandang dapat membaik

dengan penghentian pengobatan

etambutol. Pada beberapa kasus

gangguan penglihatan menetap dengan

atrofi diskus saraf optik.10,11,12.

Penatalaksanaan pasien dengan

neuropati optik toksik etambutol yaitu

dengan penghentian segera pengobatan

etambutol. Pada sebagian kasus,

gangguan tajam penglihatan menetap

namun hingga saat ini belum terdapat

obat yang spesifik untuk neuropati optik

toksik etambutol. Terdapat penelitian

mengenai alternatif terapi neuropati

optik toksik etambutol yang dilakukan

di Rumah Sakit Mata Cicendo yaitu

koenzim Q 10 dan omega 3 namun

belum terdapat penelitian yang

membahas karakteristik pasien dengan

neuropati optik toksik etambutol.

Tujuan penelitiaan ini adalah untuk

melaporkan karakteristik pasien dengan

neuropati optik toksik etambutol di

Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata

Cicendo.

SUBJEK DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian

retrospektif deskriptif dengan

mengambil data dari rekam medis

pasien dengan diagnosis neuropati optik

toksik etambutol di Pusat Mata

Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo,

Bandung, selama periode Januari 2014

hingga Desember 2018.

Kriteria inklusi dari penelitian ini

yaitu rekam medis pasien yang

didiagnosis neuropati optik toksik

etambutol pada bulan Januari 2014

hingga Desember 2018. Kriteria

eksklusi adalah pasien dengan kelainan

mata lain yang dapat menyebabkan

gangguan tajam penglihatan,

penglihatan warna dan lapang pandang

seperti kelainan pada retina, glaukoma

dan neuropati optik karena penyebab

yang lain.

Data rekam medis pasien yang

diambil meliputi jenis kelamin, usia,

onset keluhan penurunan tajam

penglihatan sejak awal pengobatan

dengan etambutol, tajam penglihatan

saat pemeriksaan awal, kontrol bulan

ke-1 dan ke-2, pemeriksaan funduskopi,

penglihatan warna, lapang pandang dan

tatalaksana pasien.

Data usia dikelompokan dalam 7

kelompok usia berdasarkan

pengelompokan usia pasien TBC paru

Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia tahun 2013 - 2017. Onset

adalah waktu antara awal pengobatan

dengan etambutol hingga munculnya

keluhan gangguan penglihatan. Onset

terjadi gangguan tajam penglihatan

dikelompokan menjadi kurang dari 1

bulan dan 1 bulan atau lebih.

Chuenkongkaew W dkk melaporkan

Page 5: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

3

neuropati optik toksik etambutol dapat

muncul antara bulan ke-1 hingga ke-6

setelah awal pemberian etambutol pada

dosis 13 hingga 20 mg/KgBB/hari.

Tajam penglihatan yaitu Best corrected

visual acuity (BCVA) dinilai

menggunakan Snellen chart. Tajam

penglihatan dikelompokan dalam 6

kategori gangguan penglihatan

berdasarkan definisi kerja WHO.

Penglihatan warna dinilai dengan

menggunakan test ishihara, dimana

dikatakan mengalami diskromatopsia

apabila terdapat penurunan dari

penglihatan warna pada plate ishihara.

Pemeriksaan diskus saraf optik dengan

menggunakan funduskopi direct.

Lapang pandang dinilai dengan

menggunakan Zeiss perimetri Humprey

30-2. Pasien dengan gangguan lapang

pandang apabila ditemukan defek

lapang pandang pada hasil pemeriksaan

perimetri.

Hasil penelitian dicatat dalam

windows Microsoft excel 2010 dan

ditampilkan dalam bentuk tabel dan

gambar .

HASIL

Berdasarkan data dari rekam medis

pasien sejak bulan Januari 2014 sampai

bulan Desember 2018 di Pusat Mata

Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo,

didapatkan 33 pasien dengan neuropati

optik toksik etambutol. Pasien yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

sebanyak 30 pasien, dengan kelainan

bilateral. Jumlah kasus pasien dengan

neuropati optik toksik etambutol

mengalami peningkatan sejak tahun

2014 hingga 2018.

Gambar 1. Insidensi neuropati optik

toksik etambutol 2014-2018

Tabel 1. Karakteristik Demografis

Variabel n %

Jumlah pasien

Usia (n=30)

≥65 tahun

55-64 tahun

45-54 tahun

35-44 tahun

25-34 tahun

15-24 tahun

0-14 tahun

Rata-rata

30

4

5

8

5

6

2

0

41,1±15,6

13,33

16,67

26,67

16,67

20

6,67

0

Jenis kelamin

(n=30)

Laki-laki

16

53,33

Perempuan 14 46,67

Pada tabel l menampilkan

karakteristik demografis pasien

neuropati optik toksik etambutol. Umur

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2014 2015 2016 2017 2018

tahun

Jumlah

pasien

Page 6: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

4

rata-rata pasien pada penelitian ini

adalah 41,1 ± 15,6 tahun dengan usia

terbanyak yaitu 45 hingga 54 tahun.

Terdapat 16 pasien (53,33%) laki-laki

dan 14 pasien (46,67%) perempuan.

Tabel 2. Karakteristik Klinis

Variabel n %

Onset keluhan

penurunan tajam

penglihatan (n=30)

<1 bulan

≥1 bulan

BCVA (snellen

chart) (n=60)

≥ 6/18

<6/18-6/60

<6/60-3/60

<3/60-1/60

<1/60-LP

NLP

Pemeriksaan fundus

(n=60)

Normal

Atrofi diskus saraf

optik

Penglihatan warna

(n=60)

Normal

Diskromatopsia

Sulit dinilai

Perimetri (n=60)

Hemianopia

bitemporal

Skotoma sentral

Dalam batas normal

Tidak ada data

7

23

10

22

12

9

7

0

31

29

17

36

7

38

4

4

14

23,33

76,67

16,67

36,67

20

15

11,67

0

51,67

48,33

28,33

60

11,67

63,33

6,67

6,67

23,33

Terapi (n=30)

Koenzim Q10

Kombinasi koenzim

Q10

+ metilkobalamin

+ citicolin

+ metilprednisolon

+ metilkobalamin dan metilprednisolon

Citicolin

2

19

1

1

5

2

6,67

63,33

3,33

3,33

16,67

6,67

Pada tabel 2 menampilkan

karakteristik klinis pasien neuropati

optik toksik etambutol. Onset pasien

mengeluh adanya penurunan tajam

penglihatan pada mata sebagian besar

terjadi pada 1 bulan atau lebih (76,67%)

sejak awal pengobatan dengan

etambutol. Sebagian besar tajam

penglihatan pasien kurang dari 6/18

hingga 6/60 yaitu 22 mata (36,67%).

Pada pemeriksaan Funduskopi

didapatkan pasien dengan diskus saraf

optik normal sebanyak 31 mata

(51,67%). Pada pemeriksaan

penglihatan warna didapatkan sebagian

besar mengalami diskromatopsia yaitu

36 mata (60%). Pemeriksaan lapang

pandang didapatkan 38 mata (63,33%)

mengalami hemianopia bitemporal.

Terapi pasien sebagian besar

mendapatkan kombinasi koenzim Q10

dengan metilkobalamin yaitu 19 pasien

(63,33%).

Page 7: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

5

Gambar 2. Grafik tajam penglihatan

pada neuropati optik toksik etambutol

Pada gambar 2 menampilkan grafik

tajam penglihatan pasien neuropati

optik toksik etambutol. Terdapat 40

mata yang tidak menjalani kontrol pada

bulan ke-2 pengobatan neuropati optik

toksik etambutol.

Tabel 3. Perkembangan tajam

penglihatan pada bulan ke-2 kontrol

Tajam

penglihatan

n=20mata

%

Peningkatan 12 60

Tetap

Penurunan

6

2

30

10

Pada tabel 3 menunjukkan

perkembangan tajam penglihatan pada

bulan ke-2 pengobatan neuropati optik

toksik etambutol. Pada 20 mata yang

menjalani kontrol terdapat 12 dari 20

mata (60%) dengan peningkatan tajam

penglihatan, 6 dari 20 mata (30%)

dengan gangguan tajam penglihatan

yang menetap dan 2 dari 20 mata (10%)

dengan penurunan tajam penglihatan.

DISKUSI

Etambutol hidroklorid merupakan

golongan antimikroba bakteriostatik

yang digunakan sebagai obat anti

tuberkulosis (OAT) sejak tahun 1960.

Neuropati optik toksik etambutol

merupakan komplikasi yang timbul

akibat penggunaan etambutol dengan

dosis yang melebihi dosis ajuran yaitu

15 mg/KgBB/hari. Etambutol memiliki

chelating metal (Zn chelate) yang dapat

memblok proses oxidative

phosphorilation, sehingga ion Zn tidak

terikat pada mitokondria ganglion sel

retina yang mengakibatkan gangguan

metabolisme mitokondria dan memicu

kematian sel. Ion Cu dan ion Zn

diperlukan sebagai kofaktor sitokrom C

oksidase yang merupakan enzim utama

untuk rantai transpor dan untuk

metabolisme oksidase seluler dalam

mitokondria. Neuropati optik toksik

etambutol dapat menyebabkan

gangguan tajam penglihatan, persepsi

warna dan defek lapang pandang.

Kelainan ini biasanya bilateral, namun

onsetnya dapat berjalan unilateral.

Neuropati optik toksik etambutol dapat

reversibel ataupun menetap.1,2,5,15

Umur pasien pada penelitian ini

rata-rata 41,1 ± 15,6 tahun. Hasil ini

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

awal bulan 1 bulan 2

≥ 6/18 <6/18-6/60<6/60-3/60 <3/60-1/60<1/60-LP NLPtidak kontrol

Jumlah

mata

Page 8: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

6

sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Indrayani dkk yang

melaporkan umur rata-rata pasien

dengan neuropati optik toksik

etambutol di Rumah Sakit Sanglah

Denpasar yaitu 46.8 tahun. Penelitian

yang dilakukan oleh Chen dkk

melaporkan umur rata-rata pasien

dengan neuropati optik toksik

etambutol di Taiwan selatan yaitu 76.75

± 7.21 tahun.5,8

Penelitian yang dilakukan oleh Chen

dkk melaporkan sebagian besar

neuropati optik toksik etambutol

diderita oleh laki-laki (81.25%) serta

penelitian yang dilakukan oleh

Indrayani dkk melaporkan sebanyak

80% pasien neuropati optik toksik

etambutol diderita oleh laki-laki. Pada

penelitian ini didapatkan sebagian besar

neuropati optik toksik etambutol

diderita oleh laki-laki yaitu sebesar

53,33%. Hal ini sejalan dengan

penderita tuberkulosis di Indonesia

pada tahun 2018. Berdasarkan data dan

informasi Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia tahun 2018 terdapat

511.873 penderita tuberkulosis dengan

jumlah laki-laki sebanyak 294.757

penderita (57,58%) dan perempuan

sebanyak 217.116 penderita

(42,42%).5,8,24

Pada penelitian ini sebagian besar

pasien datang ke Rumah Sakit Mata

Cicendo dengan keluhan penurunan

tajam penglihatan 1 bulan atau lebih

(76,67%) sejak awal pengobatan

dengan etambutol. Chuenkongkaew W

dkk melaporkan neuropati optik toksik

etambutol muncul antara 1 hingga 6

bulan (rata-rata 2,9 bulan) setelah

memulai terapi etambutol dengan dosis

13 hingga 20 mg/KgBB/hari (rata-rata

17 mg/KgBB hari). Penelitian Chan dan

Kwok menyatakan bahwa manifestasi

neuropati optik toksik etambutol paling

sering terjadi antara 3 hingga 5 bulan

pengobatan.7,12

Penurunan tajam penglihatan

bervariasi dari ringan hingga no light

perception (NLP). Pada penelitian ini,

pada pemeriksaan awal didapatkan

sebagian besar pasien yaitu 22 mata

(36,67%) dengan tajam penglihatan

kurang dari 6/18 hingga 6/60 dan

terdapat 10 mata (16,67%) dengan

tajam penglihatan 6/18 atau lebih. Pada

penelitian Nurindi dkk melaporkan

terdapat 24,4% pasien dengan

penurunan tajam penglihatan pada

pasien tuberkulosis yang mendapatkan

terapi etambutol, penelitian yang

dilakukan oleh Indrayani dkk

melaporkan terdapat 23,3% pasien

dengan penurunan tajam penglihatan

pada pasien tuberkulosis yang

mendapatkan terapi etambutol.2,8,18

Karakteristik pada pemeriksaan

funduskopi, dimana didapatkan 31 mata

(51,67%) dengan diskus saraf optik

normal dan 29 mata (48,33%) dengan

atropi diskus saraf optik. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Indrayani dkk melaporkan dalam

penelitiannya tidak didapatkan adanya

gangguan diskus saraf optik pada pasien

dengan neuropati optik toksik

etambutol. Penggunaan etambutol

dalam waktu yang lama akan

menyebabkan gambaran pucat pada

diskus saraf optik, terutama pada sisi

temporal dan biasanya bilateral serta

dapat menyebabkan gangguan

penglihatan permanen.8,19

Page 9: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

7

Penelitian yang dilakukan oleh

Nurindi ddk melaporkan sebanyak

17,0% pasien yang mengalami

gangguan persepsi warna pada pasien

tuberkulosis dengan terapi etambutol.

Carissa dkk melaporkan terdapat

18,18% pasien dengan gangguan

persepsi warna pada pasien tuberkulosis

dengan terapi etambutol. Pada

penelitian yang dilakukan oleh

Indrayani dkk melaporkan sebanyak

23% pasien dengan gangguan persepsi

warna pada pasien tuberkulosis dengan

terapi etambutol. Pada penelitian ini

didapatkan 36 mata (60%) dengan

diskromatopsia. Gangguan persepsi

warna (diskromatopsia) merupakan

gangguan yang sering muncul pertama

kali namun sering kali tidak disadari

oleh pasien. Gangguan ini disebabkan

oleh apoptosis sel-sel ganglion tipe P

(parvoselullar) yang berfungsi sebagai

persepsi warna. Gangguan persepsi

warna pada awal intoksikasi etambutol

berupa defek biru-kuning (tritan) dan

pada fase lanjutan intoksikasi etambutol

berupa defek merah-hijau (protan dan

deutran).2,8,15,18

Neuropati optik toksik etambutol

dapat menyebabkan gangguan lapang

pandang berupa skotoma sentral atau

sekosentral dan hemianopia bitemporal.

Pada penelitian ini didapatkan

gambaran hemianopia bitemporal pada

38 mata (63,33%) dan skotoma sentral

pada 4 mata (6,67%). Penelitian yang

dilakukan oleh Mehta melaporkan

terdapat 33,33% pasien dengan

neuropati optik toksik etambutol

didapatkan hemianopia bitemporal.

Penelitian yang dilakukan oleh Kho dkk

melaporkan terdapat 32% pasien

dengan neuropati optik toksik

etambutol didapatkan hemianopia

bitemporal. Pada fase awal, saraf optik

yang pertama kali terkena, akan tetapi

jika etambutol dilanjutkan kerusakan

dapat menyebar sampai ke seluruh

kiasma yang akan memberikan gejala

hemianopia bitemporal.12,14

Sebagian besar pasien mendapatkan

terapi kombinasi koenzim Q10 dan

metilkobalamin yaitu 19 pasien

(63,33%). Tatalaksana neuropati optik

toksik etambutol yaitu dengan

penghentian terapi etambutol akan

tetapi penglihatan dapat terus menurun

atau tidak dapat membaik walaupun

etambutol telah dihentikan. Belum ada

obat yang spesifik untuk terapi

neuropati oleh karena etambutol.13,17

Xu dkk melaporkan terdapat

perkembangan tajam penglihatan dan

lapang pandang setelah pemberian

terapi metilkobalamin pada pasien

dengan neuropati optik toksik

etambutol. Metilkobalamin adalah salah

satu bentuk dari koenzim turunan

vitamin B12. Metilkobalamin banyak

digunakan untuk mengobati berbagai

penyakit neurologis.13.

Penelitian yang dilakukan pada

hewan oleh Kartika dkk melaporkan

terdapat perbedaan densitas sel

ganglion retina dengan dan tanpa

suplementasi koenzim Q10 pada tikus

yang diberikan etambutol, dimana

kelompok yang diberikan suplementasi

koenzim Q10 memiliki densitas sel

ganglion lebih tinggi dan bermakna

secara signifikan. Koenzim Q10

merupakan neuroprotektif yang

berperan dalam transport elektron,

produksi ATP di mitokondria dan

Page 10: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

8

sebagai anti oksidan yang mereduksi

radikal bebas. Martucci dan Carlo

menyatakan bahwa koenzim Q10

terbukti dapat memperlambat

perubahan patologis dan dapat menjadi

pertimbangan sebagai neuroprotektor

pada glaukoma.17,22.

Citicolin telah terbukti memberikan

efek neuroprotektif pada berbagai

bentuk cedera pada sistem saraf pusat,

termasuk cerebralischemia. Hingga

saat ini belum ada studi yang

melaporkan efek citicolin terhadap

neuropati optik toksik etambutol. Pada

penelitian ini terdapat 3 pasien yang

mendapatkan terapi citicolin. Ottobeli

dkk melaporkan adanya per-

lambatan, stabilisasi, dan perbaikan

fungsi penglihatan pada pasien

glaukoma yang diberikan citicolin.20,21

Pemberian steroid berperan dalam

menghambat proses demyelinisasi dan

pembengkakan pada selubung saraf

optik sehingga dapat mengembalikan

fungsi penglihatan dan mencegah

kebutaan permanen. Pada penelitian ini

terdapat 6 pasien yang mendapatkan

terapi metilprednisolon. Saat ini belum

terdapat penelitian penggunan

metilprednisolon pada neuropati optik

toksik etambutol.19,23

Penelitian yang dilakukan oleh

Chen dkk melaporkan bahwa 50 %

pasien mengalami perbaikan tajam

penglihatan dan 50% pasien mengalami

gangguan tajam penglihatan yang

menetap setelah penghentian terapi

etambutol. Pada penelitian ini, pada

bulan ke-2 kontrol terdapat 20 mata

yang menjalani kontrol dimana terdapat

12 dari 20 mata (60%) mengalami

peningkatan tajam penglihatan dan 6

dari 20 mata (30%) mengalami

gangguan tajam penglihatan yang

menetap. Tajam penglihatan pada

neuropati optik toksik etambutol akan

membaik setelah penghentian

pemberian etambutol. Akan tetapi pada

beberapa kasus menetap. Prognosis

neuropati optik toksik etambutol

tergantung pada derajat kerusakan saraf

optik saat ditemukan.5,14

Keterbatasan pada penelitian ini

yaitu terdapatnya data pengobatan

tuberkulosis yang tidak lengkap pada

beberapa pasien seperti dosis regimen

terapi dan durasi pengobatan

tuberkulosis. Saran peneliti agar

pencatatan data pengobatan

tuberkulosis saat pemeriksaan lebih

lengkap.

SIMPULAN

Neuropati optik toksik merupakan

salah satu komplikasi yang disebabkan

oleh etambutol yang dapat

menyebabkan gangguan penglihatan.

Karakteristik di Rumah Sakit Mata

Cicendo sebagian besar diderita oleh

laki-laki dengan umur rata-rata 41,1 ±

15,6 tahun, dengan tajam penglihatan

sebagian besar kurang dari 6/18 hingga

6/60, adanya gangguan persepsi warna

dan hemianopia bitemporal. Diskus

saraf optik sebagian besar normal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Song W, Shancheng. The rare ethambutol-induce optic neuropathy A case report and literatur review. Medicine (Baltimore). 2017 Jan; 96(2): e5889

2. Nurindi FS, Rani H, Arif YP et al. Hubungan durasi penggunaan

Page 11: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

9

Etambutol fase Intensif kategori 1 terhadap gangguan persepsi warna dan penurunan tajam penglihatan pada penderita tuberkulosis di puskesmas rawat inap panjang kota Bandar Lampung. Agromedicine. 2018 jun; volume 5: nomor 1

3. World Health Organization. Global report tuberculosis 2018. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/274453/9789241565646-eng.

4. Putra OA. Studi kasus mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap antibiotik lini pertama pada pasien tuberkulosis di RSUP Fatmawati. Bagian program studi farmasi fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2012

5. Chen SC, Lin MC, Sheu SJ. Incidence and prognostic factor of ethambutol-related optic neuropathy: 10-year experience in Southern Taiwan. Kaohsiung J Med Sci. 2015 Jul;31(7):358-62

6. American Academy of Ophthalmology. Neuro-

Ophthalmology. Section 5 San

Fransisco: AAO; 2014-2015. h. 141-142

7. Chuenkongkaew W, Samsen P, Thanasombatsakul N. Ethambutol and optic neuropathy. J Med Assoc Thai. 2003 Jul;86(7):622-5

8. Indrayani IA, Masputra AA, Ida AJ et al. Characteristics of ethambutol optic neuropathy on tuberculosis treatment in Sanglah hospital Denpasar.2019 april DOI: 10.5455/IJMRC

9. Yang HK, Park MJ, lee JH et al. insidence of toxic optic neuropathy with low dose ethambutol. Int J Tuberc Lung Dis. 2016 Feb;20(2):261-4.

10. Miller NR, Prem SS, Vivek RP. Clinical Neuro Opthalmology. Edition 3.wolters kluwer. 2016. h.345-346

11. Chan RY, Kwok AK. Ocular toxicity of ethambutol. Hong Kong Med J. 2006;12(1):56

12. Mehta S. Patterns of ethambutol ocular toxicity in extended use therapy. Cureus . 2019;11(4): e4408

13. Xu J, Qi D, Shuangqing W et al. Treatment of ethambutol-induced optic neuropathy by buqihuoxue formula combined with methycobal. Int J Clin Exp Med 2017;10(4): 7011-7015

14. Kho RC, Al-Obailan M, Arnold AC. Bitemporal visual field defects in ethambutol-induced optic neuropath J Neuroophthalmol.2011Jun;31(2):121-6

15. Carissa ID, Esy N, Hariyanto IH et al. Kejadian buta warna pada Pasien tuberkulosis paru di unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru (UP4) Pontianak.CDK-251/ th. 2017/vol. 44 no. 4

16. Koul PA. Ocular toxicity with ethambutol therapy: Timely recaution. Institute of Medical Sciences, Soura, Srinagar -190 011

17. Martucci A and Carlo N. Evidence on neuroprotective properties of coenzyme Q10 in the treatment of glaucoma. Neural Regen Res. 2019 Feb; 14(2): 197–200

18. Widyanatha MI, Antonia K, Maula R. Pengaruh pemberian omega 3 terhadap fungsi penglihatan warna pada penderita tuberkulosis yang mendaparkan etambutol. Bagian ilmu kesehatan mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Bandung. 2018

19. Margolin E, Shemesh A. Optic Neuropathy, Toxic and Nutritional. [Updated 2019 Jan 25]. In: StatPearls Internet. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan-. Available from:

Page 12: KARAKTERISTIK PASIEN NEUROPATI OPTIK TOKSIK …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/11/Karakteri… · Kejadian neuropati optik toksik etambutol bervariasi, pada beberapa

10

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499979/

20. Hurtado O, Ignacio L, María AM. Neuroprotection and recovery recent data at the bench on citicoline. Stroke. 2011;42[suppl 1]:S33-S35.

21. Ottobelli L, Manni GL, Centofanti M, et al. Citicoline oral solution in glaucoma: is there a role in slowing disease progression? Ophthalmologica Journal International 2013;229(4):219-26

22. Kartika A, Setiohadji B. Perbandingan densitas sel gangglion retina dengan dan tanpa suplementasi koenzim q10 pada tikus yang diberikan etambutol. Bagian ilmu kesehatan mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Bandung. 2014

23. Kartika A. Setiohadji B. Methanol toxic optic neuropathy : clinical characteristics and visual acuity out come after High dose methylprednisolon. Neuro-ophthalmol jpn 2016.33: 421-427.

24. Kementerian kesehatan Republik Indonesia. Data dan informasi profil kesehatan Indonesia 2018. https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.