59
PRESENTASI KASUS BANGSAL INTERNA epaniteraan Klinik Farmasi- Farmakoterapi Terapan Periode : 11 Mei – 13 Juni 2015 Fakultas Kedokeran niversitas Kristen Indonesia

Kasus Bangsal Interna

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kasus

Citation preview

Page 1: Kasus Bangsal Interna

PRESENTASI KASUS BANGSALINTERNA

Kepaniteraan Klinik Farmasi-Farmakoterapi Terapan

Periode : 11 Mei – 13 Juni 2015Fakultas Kedokeran

Universitas Kristen Indonesia

Page 2: Kasus Bangsal Interna

IDENTITAS

Nama : Tn. V. MUmur : 30 tahunTgl Masuk RS : 28 Mei 2015Diagnosa Kerja :- Pneumonia- TB paru on OAT kategori II- Hiponatremia- Anemia- Dispepsia- Intake sulit

Page 3: Kasus Bangsal Interna

ANAMNESIS

RPS :Pasien datang dengan keluhan demam, lemas sejak 2 hari SMRS. Lemas hari ini lebih berat daripada 2 hari sebelumnya. Lemas dan demam dirasakan sepanjang hari. Pasien baru pulang dari rawat inap tgl 25 mei 2015 di RS UKI dan akan kontrol ke poli tgl 28 dan 29 Mei 2015. Pusing berputar, mual.Pasien sedang dalam pengobatan TB

Page 4: Kasus Bangsal Interna

PEMERIKSAAN FISIKGCS : E4M5V5TD : 110/80 mmHg, Nadi : 96x/menit, Nafas : 40x/menit, Suhu : 38,2 derajat celsius

Leher : KGB tidak teraba membesarDada :

Ins : Pergerakan dinding dada simetris Kanan dan KiriPal : VF simetris kanan dan kiriPer : Sonor ka/kiAus : BND Vesikuler. Rh +/+, Wh -/-

Abdomen :Ins : Perut tampak mendatarAus : BU +Per : NK Pal : NT

Page 5: Kasus Bangsal Interna

PEMERIKSAAN LABPemeriksaan Hasil Satuan Normal

Hb 10,2 gr/dl 14-16Leukosit 16,6 Ribu/ul 5-10Hematokrit 31,9 % 40-48Trombosit 389 Ribu/ul 150-400Natrium 129 Mmol/L 136-145Kalium 4,5 Mmol/L 3,5-5,1Clorida 94 Mmol/L 99-111Ureum Darah 33 Mg/dl 15-45Creatinin Darah 0,78 Mg/dl 0,70-1,10GDS 98 Mg/dl <200SGOT 41 U/L 10-34SGPT 33 U/L 9-43Calsium 9,8 Mg/dl 8,8-10,3Albumin 3,1 g/dl 3,7-5,2

Page 6: Kasus Bangsal Interna

TERAPI- Rawat Inap- IVFD III NS 0,9%/24 jam- Diet Lunak- mm :Seftriakson 2x1 ampOAT teruskanRanitidin 2x1 ampSucralfat 3x1 CDomperidone 3x10 mgAmbroxol 3x1 CInhalasi Ventolin 3xsehari

Page 7: Kasus Bangsal Interna

NS 0,9%• Komposisi:

Na 154 mEq/L, Cl 154 mEq/L ( Natrium klorida 9 gram, air untuk injeksi 1000 ml), osmolaritas 308 mOsm/L

• Indikasi : 1. Penderita hiponatremia atau sindrom rendah garam, 2. Sebagai zat pembawa atau pelarut untuk obat-obatan infus serta

pelarut obat IV drip3. Mengganti kehilangan air dan Natrium Klorida, 4. Mengganti cairan ekstraseluler, 5. Terapi alkalosis Metabolik karena kehilangan cairan dan deplesi

natrium ringan

• Kontraindikasi : hipernatremia, retensi cairan

Page 8: Kasus Bangsal Interna

• Perhatian khusus : 1. dekompensasi kordis, 2. sirotik, 3. penyakit nefrosis dan hipoproteinemia.4. Jangan digunakan secara berlebihan dengan

cairan bebas K dan NaCl. 5. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit

selama penggunaan jangka panjang

• Kemasan : 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml

Page 9: Kasus Bangsal Interna

OPINI• Indikasi pemberian cairan NS sesuai karena pada pasien

mengalami hiponatremia dengan hasil lab natrium 129 mmol/L dan kadar klorida pasien rendah yaitu 94 mmol/L. Dan pasien juga mengalami intake sulit

Koreksi Na = (Na normal-Na pasien) x Bb x 0,6= (140-129) × 40 x 0,6 = 264 mEq

Cc Ns yang dibutuhkan = dalam 1 cc terdapat 0,154 mEq = 264 : 0,154 = 1714 cc

Catatan: koreksi natrium dilakukan bila Na <120

Page 10: Kasus Bangsal Interna

SEFTRIAKSON

Antimikroba golongan sefalosprosin generasi III.

FARMAKODINAMIK :• Efek bakterisida SEFTRIAKSON dihasilkan akibat

penghambatan sintesis dinding kuman.• Aktif terhadap kuman Gram positif, tetapi kurang

efektif dibandingkan generasi I• Bersifat Nefrotoksik

Page 11: Kasus Bangsal Interna

FARMAKOKINETIK :• Diberikan secara IV/IM.• 83-96 % berikatan dengan protein plasma.• Waktu paruh 8 jam• Mencapai kadar tinggi di cairan sinovial dan cairan

perikardium.• Melewati sawar darah uri, mencapai kadar tinggi di cairan

sinovial dan cairan perikardium.• Diekskresi dalam bentuk utuh melalui ginjal (60-80%)

dengan proses sekresi tubuli, oleh karena itu dosis harus dikurangi pada pasien insufisiensi ginjal.

Page 12: Kasus Bangsal Interna

INDIKASI :1. Pengobatan pneumonia yang didapat dari masyarakat, misalnya

oleh pneumococcus atau S.aureus.2. Infeksi THT, 3. Infeksi saluran kemih4. Sepsis5. Meningitis6. Infeksi tulang, sendi dan jaringan lunak7. Infeksi intra abdominal8. Infeksi genital (termasuk gonore)9. Profilaksis perioperatif 10. Infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh

Page 13: Kasus Bangsal Interna

KONTRA INDIKASI : Hipersensitifitas terhadap sefalosporin

EFEK SAMPING :• Reaksi alergi• Mual, muntah• Diare • Stomatitis• Sakit kepala, vertigo• Leukopenia, anemia

Page 14: Kasus Bangsal Interna

CARA PEMBERIAN : IV dan IM

DOSIS : Dewasa : 1-4 gr/24 jam Dosis Anak : 50-100 mg/kgBB/h, dalam 2 dosis

Dosis total < dosis dewasa Dosis neonatus : 50 mg/kgBB/h

SEDIAAN :Bubuk Obat suntik 0,25 g, 0,5 g, 1 g.

Page 15: Kasus Bangsal Interna

OPINI

1. Indikasi : Sesuai2. Dosis :

1-4 g/24 jam Dosis yang diberikan di bangsal : 1x2 gr

Sesuai

Page 16: Kasus Bangsal Interna

OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)

Page 17: Kasus Bangsal Interna

PASIEN LAKI-LAKI USIA 30 TAHUN

PENGOBATAN OAT KATEGORI II

Page 18: Kasus Bangsal Interna

KATE-GORI

KASUS PANDUAN OBAT YANG DIANJURKAN

KETERANGAN

I TB PARU BTA (+), BTA (-),LESI LUAS

2 RHZE / 4 RH ATAU 2RHZE/6HE* 2RHZE/4R3H3

II KAMBUH (BTA POSITIF KEMBALI SETELAH DINYATAKAN SEMBUH SETELAH MENJALANI OAT SELAMA 6 BULAN

RHZES / 1RHZES / ATAU SESUAI HASIL UJI RESISTENSI ATAU 2RHZES / 1 RHZE / 5RHE

BILA STREPTOMISIN DAPAT DIGANTI KANAMISIN

II GAGAL PENGOBATAN (BTA TETAP POSITIF DAN HASIL FOTO THORAKS POSITIF SETELAH MENJALANI PENGOBATAN OAT 5-6 BULAN )

3-6 KANAMISIN, OFLOKSASIN, ETIONAMID, SIKLOSERIN/15-18 OFLOKSASIN, ETIONAMID, SIKLOSERIN ATAU 2RHZES / 1RHZE / 5RHE

BILA STREPTOMISIN DAPAT DIGANTI KANAMISIN

Page 19: Kasus Bangsal Interna

KATEGORI

KASUS PANDUAN OBAT YANG DIANJURKAN

KETERANGAN

II TB PARU PUTUS BEROBAT SESUAI LAMA PENGOBATAN SEBELUMNYA, LAMA BERHENTI MINUM OBAT DAN KEADAAN KLINIS, BAKTERIOLOGI DAN RADIOLOGI SAAT INI (LIHAT URAIANNYA) ATAU* 2RHZES / 1RHZE / 5 R3H3E3

III TB PARU BTA (-) LESI MINIMAL 2RHZE / 4RH atau 6RHE ATAU * 2RHZE / 4R3H3

Page 20: Kasus Bangsal Interna

KATEGORI

KASUS PANDUAN OBAT YANG DIANJURKAN

KETERANGAN

IV KRONIK RHZES / SESUAI HASIL UJI RESISTENSI (MINIMAL OAT YANG SENSITIF) + OBAT LINI 2 (PENGOBATAN MINIMAL 18 BULAN)

IV MDR TB SESUAI UJI RESISTENSI + OAT LINI 2 ATAU H SEUMUR HIDUP

Page 21: Kasus Bangsal Interna

NAMA OBAT

MEKANISME KERJA

KONTRA INDIKASI

EFEKSAMPING

INTERAKSI DOSIS SEDIAAN

ISONIAZID(INH)

MENGHAMBAT SINTESIS AS. MIKOLAT & DINDING SEL M.TB

PENYAKIT HATI AKUT, HIPERSENSITIVITAS TERHADAP INH

MULUT KERING, TINITUS, MUAL MUNTAH, URTIKARIA, ANEMIA

TOKSIK KARBAMAZEPINE, FENITOIN, DIAZEPAM, WARFARINKETOKONAZOLE ONSET INH DI DARAH.ALKOHOL INH, HEPATOTOKSIK

4-5 MG/KGBB/HRMAKS : 300 MG/HR

300 MG TAB

RIMFAMPIZIN

MENGHAMBAT SINTESA RNA M.TB, BAKTERISID

HIPERSENSITIVITAS TERHADAP RIMFAMPIZIN,

IKTERUS, SIND.REDMAN, FLU-LIKE SYNDROME

RESPON ANTIKOAGULAN ANTIDIABETIK, ANALGESIK.-MENGGANGGU EFEKTIFITAS ABSORBSI TALBUTAMID, KETOKONAZOLE

450-600 MG/HR

TAB : 300 MG, 450 MG, 600 MG

LINI 1

Page 22: Kasus Bangsal Interna

NAMA OBAT

MEKANISME KERJA

KONTRA INDIKASI

EFEKSAMPING

INTERAKSI DOSIS SEDIAAN

ETAMBUTOL

MENGHAMBAT SINTESIS METABOLIT SEL

NEURITIS OPTIKHIPERSENSITIVITAS TERHADAP ETAMBUTOL

NEURITIS RETROBULBAR, SAKIT KEPALA, PUSING

KHASIAT URIKOSURIK ASAM URAT TERUTAMA PADA PEMBERIAN BERSAMA INH DAN PIRIDOKSIN

15 MG/KGBB/HR

TAB : 250 MG, 300 MG

PIRAZINAMID

MENGHAMBAT SINTESA AS. MIKOLAT

NEURITIS OPTIK, HIPERSENSITIVITAS

HEPATOTOKSIK, MALAISE, ANOREKSIA, URTIKARIA, DEMAM

PROBENECID MENGHAMBAT EKSKRESI PIRAZINAMID

20-35 MG/KGBB/HR

TAB 500 MG

LINI 1

Page 23: Kasus Bangsal Interna

NAMA OBAT

MEKANISME KERJA

KONTRA INDIKASI

EFEKSAMPING

INTERAKSI DOSIS SEDIAAN

STREPTOMICIN

BAKTERIOSTATIK BAKTERISID

TRIMESTER 1 KEHAMILAN, KETULIAN PADA JANIN BILA DOSIS TOTAL >20 GRAM DALAM 5 BULAN TERAKHIR KEHAMILAN

NEUROTOKSISITAS DAN OTOTOKSISITAS TERUTAMA USIA >65 THN, ANEMIA APLASTIK, DEMAM, PARASTHESIA PADA WAJAH, MALAISE

INTERAKSI TERHADAP OBAT ETAKRINAT DAN FUROSEMID

20 MG/KGBB I.MMAKS : 1 GR/HR SELAMA 2-3 MGG KEMUDIAN FREKUENSI PEMBERIAN DIKURANGI 2-3 KALI SEMINGGU

VIAL 1 GR DAN 5 GR

LINI 1

Page 24: Kasus Bangsal Interna

NAMA OBAT

MEKANISME KERJA

KONTRA INDIKASI

EFEKSAMPING

INTERAKSI DOSIS SEDIAAN

OFLOKSASIN

BAKTERISIDAL

MUAL, MUNTAH, SAKIT KEPALA, PUSING, HEPATOTOKSIK, KARDIOTOKSISITAS, DISGLIKEMIA, FOTOTOKSISITAS

ABSORBSI OFLOKSASIN BILA DIBERIKAN BERSAMA ANTASI DAN PREPARAT BESI SEHINGGA DIBERIKAN DENGAN SELANG WAKTU 3 JAM

ORAL : 1-3 KALI : 100-200 MG/HRPARENTERAL : 1-3 KALI 100-200 MG IV

TAB 200 DAN 400 MG.SUNTIKAN : 200 MG/200 ML

LINI 2

Page 25: Kasus Bangsal Interna

NAMA OBAT

MEKANISME KERJA

KONTRA INDIKASI

EFEKSAMPING

INTERAKSI DOSIS SEDIAAN

SIKLOSERIN

MENGHAMBAT SINTESIS DINDING SEL M.TBC

GANGGUAN FUNGSI GINJA BERAT, EPILEPSI, KETERGANTUNGAN ALKOHOL

SOMNOLEN, SAKIT KEPALA,, VERTIGO, GANGGUAN SSP

2 X 250 MG KAPSUL 250 MG

ETIONAMID

ANOREKSIA, MUAL MUNTAH, HIPOTENSI POSTURAL, MENGANTUK, PENGLIHATAN KABUR, DIPLOPIA

DOSIS AWAL2X250 MG/HR, KEMUDIAN DINAIKAN SETIAP 5 HR DENGAN 125 MG SAMPAIMAKS 1 GR

TAB 250 MG

LINI 2

Page 26: Kasus Bangsal Interna

NAMA OBAT

MEKANISME KERJA

KONTRA INDIKASI

EFEKSAMPING

INTERAKSI DOSIS SEDIAAN

KANAMISIN/AMIKASIN

MENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN BAKTERI

KANAMISIN BUMIL, BUSUI, BAYI DAN ANAK <10 THN

AMIKASIN NEUROTOKSIK DAN OTOTOKSIK N.VIII, MUAL KANAMISIN MUNTAH, DIARE, SAKIT KEPALA

PENGGUNAAN BERSAMA FUROSEMID, AS ETAKRINAT HARUS DIHINDARI

KANAMISIN 10-15 MG/KGBB/HRAMIKASIN 15 MG/KGBB/HR

KANAMISIN DEWASA : 500MG/2ML, 1GR/3ML. ANAK 75MG/2MLAMIKASIN VIAL 250, 500, 1000 MG

LINI 2

Page 27: Kasus Bangsal Interna

NAMA OBAT ABSORBSI DISTRIBUSI METABOLISME EKSKRESI

1. ISONIAZID (INH )

2. OFLOKSASIN

ORAL

GIT

SEMUA CAIRAN TUBUH

SEMUA CAIRAN TUBUH

HATIT ½ : 4 Jam

HATI T1/2 5-7 jam

URIN

URIN

FARMAKOKINETIK

Page 28: Kasus Bangsal Interna

Pirazinamide

• Indikasi : tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain

• Kontraindikasi: gangguan fungsi hati berat, porfiria, hipersensifitas terhadap pirazinamid

• Peringatan: gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, diabetes, pirai

• Efek samping: hepatotosisitas, termasuk demam anoreksia, hepatomegali, ikterus, gagal hati, mual, muntah, artralgia, anemia sideroblastik, urtikaria

Page 29: Kasus Bangsal Interna

FARMAKOKINETIK

• A : pirazinamid mudah diserap di usus • D: tersebar luas ke seluruh tubuh. Dosis 1

gram menghasilkan kadar plasma sekitar 45 ug/ml pada 2 jam setelah pemberian obat

• M:dimetabolisme di hati• E: ekstresi terutama melalui filtrasi

glomerolus.

Page 30: Kasus Bangsal Interna

STREPTOMISIN

1. OAT pertama yang secra klinik dinilai efektif.2. Tidak ideal bila digunakan secara tunggal.3. Bersifat Bakteriostatik dan Bakterisid terhadap

kuman tuberkulosis sehingga menghambat pertumbuhan kuman.

4. Mekanisme kerja : SUPRESI bukan eradikasi.5. Dapat mencapai kavitas tetapi relatif sukar berdifusi

ke cairan intrasel.6. Penggunaan jangka panjang, dapat meningkatkan

resiko resistensi.

Page 31: Kasus Bangsal Interna

FARMAKOKINETIK :1. Diserap ditempat suntikan.2. Hampir semua streptomisin berada dalam

plasma, kemudian menyebar ke cairan ekstrasel.

3. 1/3 terikat protein.4. Diekskresi melalui filtrasi glumerolus.5. Masa paruh pada orang dewasa normal

antara 2-3 jam dan sangat memanjang pada gagal ginjal.

Page 32: Kasus Bangsal Interna

ETAMBUTOL

• ANTIBAKTERI

– Hampir seluruh galur M. tuberculosis sensitif terhadap etambutol,

dan tidak efektif untuk kuman lain.

– Bisa tetap menekan pertumbuhan kuman yang telah resisten terhadap

isoniazid dan streptomisin.

– Kerjanya menghambat sintesis metabolit sel sehingga sel mati.

– Sukar menciptakan resistensi , tapi dapat timbul jika digunakkan

secara tunggal

Page 33: Kasus Bangsal Interna

ETAMBUTOL

• Farmakokinetik

– Secara oral 75 -80 % diserap oleh saluran cerna.

– Massa paruhnya 3 – 4 jam

– Dalam waktu 24 jam, 50% etambutol diekskresikan melalui urin

– Tidak dapat menembus sawar darah otak, tp dalam kondisi tertent

( meningitis TB ) dapat ditemukan kadar terapi dalam cairan otak

• Efek samping obat

– Jarang menimbulkan efek samping, dengan dosis 15mg/kgbb

– Terapi dengan etambutol menyebabkan peningkatan kadar asam urat darah

pada pasien

Page 34: Kasus Bangsal Interna

KANAMISIN & AMIKASIN

• Termasuk kedalam golongan aminoglikosida yang bersifat bakterisid dan menghambat sintesis protein• Digunakan sebagai antituberkulosis lini ke-2 yang

telah resisten tergadap stepromisin• Kanamisin telah ditinggalkan karena amikasin dan

kapreomisin relatif kurang toksik

Page 35: Kasus Bangsal Interna

• Aktivitas dan mekanisme kerja– Aktif terhadap basil gram negatif aerobik. Aktivitas

Amikasin lebih tinggi daripada kanamisin – Aktivitas dipengaruhi beberapa faktor terutama

perubahan pH, keadaan aerobik-anaerobik atau hiperkapni

– Kedua obat ini menghambat sintesis protein dan menyebabkan mis reading dalam penerjemah mRNA

• Efek samping– Ototoksik ( N.VIII akustik)– Kanamisin nefrotoksik, neurotoksik

Page 36: Kasus Bangsal Interna

• Farmako kinetik– Aminoglikosid sebagai polikation bersifat sangat

polar sehingga sangat sukar di absorbsi melalui saluran cerna

– Untuk mendapatkan kadar sistemik yg afektif diberikan secara parenteral (IM absorbsi sangat baik)

– Amikasin IM dosis 500-1000mg/hari , mencapai kadar puncak 10-30ug/ml

– Eksresi sebagian besar di ginjal, kadar dalam urin 500-200ug/mL. eksresi terjadi 12 jam setelah obat diberikan

Page 37: Kasus Bangsal Interna

• Sediaan, posologi dan dosis– Kanamisin

Vial equivalen dng basa kanamisin 500mg/2ml(dewasa), 75mg/2ml(anak)

Vial bubuk kering berisi 1g dan 0,5g.Dosis 750-1000mg/hari

Oral kapsul/tablet 250mg, sirup 50mg/mlDosis 50mg/kgbb/hari (anak)

– AmikasinIM/IV vial 250; 500; 1000 mg

dosis dewasa dianjurkan 15mg/kgBB/hari diberikan IM/IV selama 5hari/minggu selama 2 bulan kemudian dilanjutkan 1-1,5mg dua atau tiga kali/minggu selama 4 bulan

Page 38: Kasus Bangsal Interna

ETIONAMID• Etionamid merupakan turunan tioisonikotinamid, sebagai

antituberkulosis sekunder yang harus dikombinasi dengan antituberkulosis lain bila obat primer tak efektif lagi atau dikontraindikasikan.

• Zat ini berwarna kuning dan tidak larut dalam air.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI. Etionamid menghambat pertumbuhan M. tuberculosis jenis human yang kadar 0,9-2,5ug/mL. Basil yang sudah resisten terhadap tuberkulostatik lain masih sensitif terhadap etionamid.

Resistensi mudah terjadi bila dosis kurang tinggi atau obat ini digunakan sendiri, dan timbul lebih lambat jika dikombinasi dengan streptomisin atau INH.

Page 39: Kasus Bangsal Interna

ETIONAMID

FARMAKOKINETIK. Pada pemberian per oral etionamid mudah diabsorbsi. Kadar puncak tercapai dalam 3 jam dan kadar terapi bertahan selama 12 jam. Distribusi cepat, luas dan merata ke seluruh cairan dan jaringan tubuh. Ekskresi berlangsung cepat dan terutama dalam bentuk metabolitnya hanya 1% dalam bentuk aktif.

Page 40: Kasus Bangsal Interna

OPINI DAN SARAN

PASIEN LAKI-LAKI USIA 30 TAHUN DIHARAPKAN DAPAT MENJALANI PENGOBATAN TB KATEGORI 2 SECARA TUNTAS DAN PERLU DIBERIKAN

OBAT LAIN UNTUK MEMINIMALISIR ESO YANG DITIMBULKAN DARI PENGOBATAN TBC DAN JUGA DIPERLUKAN PERANAN DOTS UNTUK

KASUS INI

Page 41: Kasus Bangsal Interna

INTERAKSI OBAT OAT PADA PASIEN

DARI LIST OBAT YANG DIBERIKAN KEPADA PASIEN, TIDAK TERDAPAT INTERAKSI ANTARA

OAT DENGAN OBAT LAINNYA

Page 42: Kasus Bangsal Interna

RanitidinIndikasi: Pengobatan jangka pendek tukak duodenum aktif,tukak lambung aktif,mengurangi gejala refluks esofagitis. Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak duodenum dan lambung.

Dosis: • Tukak duodenum: sehari 2x150mg (pagi dan malam) atau

sehari 1x300mg setelah makan malam atau sebelum tidur, selama 4-8 minggu

• Tukak lambung aktif: sehari 2x150mg (pagi dan malam) selama 2 minggu.

• Terapi pemeliharaan penyembuhan tukak duodenum dan tukak lambung: 150mg malam sebelum tidur

Page 43: Kasus Bangsal Interna

• Refluks gastro esofagitis: sehari2x150mg.• Esofagitif erosif: sehari 4x150mg.• Pemeliharaan dan penyembuhan esofagitif erosif : sehari

2x150mg • Gangguan ginjal: bila bersihan kreatinin <50ml/mnt:

150mg/24jam. (bila perlu dosis dapat ditingkatkan secara hati-hati tiap 12 jam atau tergantung kondisi penderita.

• Inj : 50mg IM/IV suntikan lambat/ IV infus tiap 6-8jam.

KI : sakit kepala, hematologik, endokrinES: HipersensitifSediaan : tab 150mg. Amp 50mg/2ml

Page 44: Kasus Bangsal Interna

SUKRALFAT

Sukralfat adalah suatu kompleks yang dibentuk dari sukrosa oktasulfat dan

polialumunium hidroksida. Sukralfat membentuk polimer mirip lem pada

suasana asam dan terikat pada jaringan nekrotik tukak secara selektif

Sulkralfat hampir tidak diabsorbsi secara sistemik

Indikasi

Efektif untuk tukak lambung dan duodenum

Efek Samping

Hipersensitif Konstipasi

Page 45: Kasus Bangsal Interna

Interaksi Dapat mengganggu absorbsi tetrasiklin, warfarin, fenitoin dan digoksin,

sehingga dianjurkan untuk diberikan dengan interval 2 jam Menurunkan bioavailabilitas siprofloksasin dan norfloksasin, dianjurkan

tidak diberikan secara bersamaan Pemberian bersamaan AH2 atau antasid menurunkan bioavailabilitas

sukralfat

Perhatian Hati-hati penggunaan pada pasien gagal ginjal Sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil Pemberian antasid diberikan interval 1 jam setelah sukralfat

Dosis Dosis dewasa 500-1000mg/kali , 4 x sehari dalam keadaan lambung kosong

(1 jam sebelum makan) Pengobatan selama 4-8minggu kecuali apabila pemeriksaan endoskopi atau

sinar-X telah memperlihatkan kesembuhan

Page 46: Kasus Bangsal Interna

Opini

• Pemberian obat 4 kali sehari

Page 47: Kasus Bangsal Interna

DOMPERIDONE• Komposisi: domperidone

• Indikasi:

1. Pengobatan mual dan muntah akut.

2. Tidak untuk pencegahan muntah pasca operasi.

3. Mual & muntah akibat kemoterapi & radioterapi kanker.

4. Mual & muntah akibat terapi levodopa & bromokriptin dalam 12 minggu

terakhir.

5. Terapi simptomatik dispepsia fungsional (tidak dianjurkan untuk terapi jangka

panjang)

Page 48: Kasus Bangsal Interna

Farmakodinamik:

1. Domperidone merupakan antagonis dopamin yang

mempunyai kerja anti emetik.

2. Domperidon merangsang motilitas saluran cerna bagian

atas tanpa mempengaruhi sekresi gastrik, empedu dan

pankreas.

3. Peristaltik lambung meningkat sehingga dapat

mempercepat pengosongan lambung.

Page 49: Kasus Bangsal Interna

• Farmakokinetik:– Absorpsi: bioavailabilitas 13-17% konsentrasi

puncak dicapai dalam waktu 30-110 menit– Distribusi: 91-93% terikat pada protein plasma.

Volume distribusi: 5,71 L/kg– Metabolisme: terutama di hati (metabolisme

lintas pertama)– Ekskresi: waktu paruh ekskresi: 7-9 jam. Sekitar

30% dari dosis oral diekskresi lewat urin dalam waktu 24 jam. Hampir seluruhnya diekskresi sebagai metabolit. Sisanya diekskresi dalam feses dalam beberapa hari, sekitar 10% sebagai bentuk yang tidak berubah.

Page 50: Kasus Bangsal Interna

• Dosis:– Dispepsia fungsional:

• dewasa & lanjut usia 10-20mg 3x/hr & jika perlu 10-20 mg 1x menjelang tidur. Lama terapi: 12 minggu

– Mual & muntah yg diinduksi oleh levodopa & bromokriptin:• Dewasa & lanjut usia: 10-20 mg dgn interval 4-8 jam

– Pengobatan mual & muntah akibat kemoterapi & radioterapi kanker:• Anak: 0.2-0.4 mg/kgBB/dosis dgn interval 4-8 jam

• Kemasan:– 10mg tablet– Botol 10ml tetes oral 5mg/ml– Botol syrup 60ml 1mg/ml

Page 51: Kasus Bangsal Interna

OPINI

• Dosis yg diberikan: 3x10mg• Indikasi pemberian: sesuai

Page 52: Kasus Bangsal Interna

AMBROXOL

• Komposisi : Ambroxol Hidroklorida• Dosis Obat : 0,5mg/kgBB/x• Bentuk Sediaan Obat– Tablet 30mg/tab (10x10tab)

– Sirup 15mg/5ml & 30mg/5ml forte (60ml)

– Drops 15mg/ml tetes (20ml)

Page 53: Kasus Bangsal Interna

AMBROXOL• Dosis Obat– Tablet

• Dws - Ank > 10thn : 3x1 tab

– Sirup• < 2thn 2x ½ Cth• 2-5thn 3x ½ Cth• 5-10thn 2-3 x 1Cth• 5-10thn 2-3x 2,5ml (sirup forte)• Dws - Ank > 10thn 3x 1Cth

– Drop• ≤ 2thn 2x 0,5ml(10tetes)

Page 54: Kasus Bangsal Interna

AMBROXOL

• INDIKASI : Penyakit saluran nafas akut dan kronik disertai sekresi bronkial

abnormal, seperti eksaserbasi bronkitis kronis, bronkitis asmatik dan asma

bronkial

• KONTRAINDIKASI : Hipersensitivitas

• INTERAKSI OBAT : Amoksisilin, Sefuroksim, Eritromisin, Doksisiklin

• PERHATIAN : Penggunaan jangka lama, insufisiensi ginjal, hamil dan

menyusui

• EFEK SAMPING : Reaksi intoleran, ggn. Pencernaan ringan, ruam,

pembengkakan wajah, dispenia, demam dan tidak diketahui efeknya

terhadap kemampuan mengendarai kendaraan atau menjalankan mesin

Page 55: Kasus Bangsal Interna

Terapi di Bangsal EdelweisAmbroxol 3x IC

• Dosis Ambroxol: Dewasa 30mg• Sedian: Sirup forte 30mg/5ml • Pemberian seharusnya: 3x ICth

Dosis yang diberikan tidak tepat !

Page 56: Kasus Bangsal Interna

VENTOLIN

• Kandungan : Salbutamol ( albuterol )

• Indikasi : meredakan asma ringan, sedang, atau berat.

• Dosis : – Inhaler ( dewasa 100 – 200 mcg)– Nebules ( 1 nebules/kali )– Tablet ( 4mg atau 2 tab 3-4x/hari )

Page 57: Kasus Bangsal Interna

Cara kerja

• Salbutamol ( albuterol ) merupakan golongan obat yang mempengaruhi

saraf otonom simpatis. Termasuk dalam β2 agonis adrenergik. Cara kerja

obat ini menyerupai epinefrin atau adrenalin yang mana adalah sebuah

hormon yang memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak

tubuh.

• Farmakokinetik terhadap obat ini untuk organ respirasi adalah

menimbulkan bronkodilatasi kuat dengan bekerja langsung pada otot

polos bronkus ( kerja β2 ). Pada kasus syok anafilaksis, obat ini dapat

menyelamatkan nyawa

Page 58: Kasus Bangsal Interna

Opini

Jika memang terdapat indikasi sesak atau mengarah kepada

output terjadinya bronkospasme maka pemberian obat ini dinilai

sangat efektif melihat dari respon yang akan ditimbulkan.

Page 59: Kasus Bangsal Interna

R/ NS 0,9% 500 ml kolf No.IV S i.M.MR/ Seftriakson Inj amp No. II S I.M.MR/ Isoniazid tab 300 mg no.XXX S 1 dd I tab R/ Rifampisin tab 450 mg no.XXX S 1 dd I tabR/ Etambutol tab 500 mg No.XXX S 1 dd I tabR/ Pirazinamid tab 500 mg No. XXX S 1 dd I tabR/ Streptomicin vial 1 gr No. XXX S I.M.M

R/ Syr. Ambroxol 30mg/5ml (60ml) No.II S 3 dd I Cth p.c R/ Ventolin inhaler No. III S immPro : Tn. Vidi

Jakarta, 2 Juni 2015

dr. RikiSIP. 1061050173

Alamat : Jl. Dewi Sartika No. 07, Cawang, Jakarta TimurNo. Telp (0561) 789156