9
Keawanan dan Presipitasi Oleh Kelompok 5 Charis Hernanto NIM 071710201014 Rila Nafisa Anggraini NIM 071710201076 Yonatan Yudistira NIM 071710201077

Keawanan Dan Presipitasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keawanan Dan Presipitasi

Keawanan dan Presipitasi

Oleh Kelompok 5

Charis Hernanto NIM 071710201014

Rila Nafisa Anggraini NIM 071710201076

Yonatan Yudistira NIM 071710201077

Page 2: Keawanan Dan Presipitasi

2

Siklus Hidrologi

• Siklus hidrologi merupakan sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi

• Presipitasi merupakan perubahan bentuk uap air yang turun ke permukaan bumi dari atmosfer

• Awan merupakan kumpulan uap air jenuh dan mendekati jenuh yang berasal dari proses penguapan dari daratan maupun lautan

Page 3: Keawanan Dan Presipitasi

3

Gambar Proses Siklus Hidrologi

Page 4: Keawanan Dan Presipitasi

4

Syarat proses pembentukan awan untuk menjadi curah hujan

• Ketersediaan awan dalam atmosfer• Ketersediaan inti pembekuan yang cukup

untuk proses kondensasi• Kondisi cuaca yang memungkinkan

proses kondensasi uap air• Hasil akhir kondensasi dapat mengenai

permukaan bumi

Page 5: Keawanan Dan Presipitasi

5

Proses kondensasi uap air menjadi cair/padat dapat terjadi dengan 2 proses

• Kondensasi secara kontak

Massa udara berhubungan dengan benda yang lebih dingin, sedangkan secara pengangkatan terjadi karena kenaikan massa udara. Proses kondensasi secara kontak terjadi pada pembentukan embun(kecepatan angin rendah) dan k abut (kecepatan angin tinggi)

• Kondensasi secara pengangkatan

Disebabkan oleh perbedaan tekanan, topografi, serta pertemuan massa udara dingin dengan massa udara panas

Page 6: Keawanan Dan Presipitasi

6

Pengukuran curah hujan

• Hasil pengukuran curah hujan adalah kedalaman atau intensitas curah hujan. Kedalaman curah hujan menunjukkan tinggi curah hujan, sedangkan intensitas curah hujan merupakan kedalaman curah hujan dalam waktu tertentu

• Dua macam alat ukur untuk pengukuran curah hujan: Alat pengukur curah hujan manual Alat pengukur curah hujan otomatis• Pada dasarnya pengukuran curah hujan secara manual

menggunakan corong dengan diameter tertentu dengan gelas ukur. Sedangkan secara otomatis dengan menggunakan alat pencatat

Page 7: Keawanan Dan Presipitasi

7

• Tipe alat pengukur curah hujan otomatis adalah tipping bucket dan siphon

Page 8: Keawanan Dan Presipitasi

8

Tiga metode pendugaan curah hujan

• Metode rata-rata aritmatik, curah hujan yang dihasilkan dari berbagai stasiun pengamatan yang tidak menunjukkan perbedaan yang amat besar.

• Metode rata-rata Thiessen, digunakan untuk pengamatan curah hujan yang tidak tersebar merata berdasarkan perbandingan curah hujan terpusat dengan basis daerah aliran terdekat dari stasiun pengamatan.

• Metode Isohyet, metode garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai kedalaman curah hujan yang sama. Metode ini digunakan isohyets sebagai garis pembagi daerah aliran menjadi daerah-daerah, dimana luas daerah tersebut digunakan sebagai koreksi dalam perhitungan

Page 9: Keawanan Dan Presipitasi

9

Hujan dibedakan menjadi beberapa jenis, Berdasarkan terjadinya

• Hujan siklonal, yaitu terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.

• Hujan zenithal, yaitu sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.

• Hujan orografis, yaitu terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah sekitar pegunungan.

• Hujan frontal, yaitu terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Front inilah sering terjadi hujan lebat. Hujan muson, yaitu hujan yang terjadi karena Angin

Musim/Angin Muson