20
Kebijakan Perencanaan Tata Ruang dan Transportasi

Kebijakan Perencanaan Tata Ruang dan Transportasidishub.lampungprov.go.id/...Kebijakan-Transportasi.pdf · Kebutuhan Transportasi Perencanaan tata ruang dan transportasi yang terintegrasi

Embed Size (px)

Citation preview

Kebijakan Perencanaan Tata

Ruang dan Transportasi

Tren Perencanaan Tata

Ruang Untuk Transportasi

Peningkatan mobilitas memerlukan lahan yang lebih luas untuk

transportasi

Pemilikan kendaraan bermotor yang meningkat menyebabkan

penggunaan lahan yang maikin tinggi untuk jalan raya

Tren di beberapa negara maju yang makin meningkatnya laju

pertumbuhan ruang jalan untuk kendaraan pribadi

Trend tersebut diikuti oleh negara berkembang

Dengan menggunakan perbandingan presentase jalan

terbangun dengan luas lahan sebagai indikator pembangunan

Interaksi antara pola guna

lahan dan transportasi

Pembangunan dengan kepadatan yang rendah dan pengembangan jalan yang besar menyebabkan meningkatnya jumlah perjalanan

Pengaturan tata guna lahan yang saling bersinergi dan beraneka ragam memungkinkan terjadinya efesiensi dalam pelaksanaan perjalanan

Perlu mengatur dan meminimalkan terjadinya pembangunan yang menyebar (urban S

Sehingga sebenarnya Kepadatan kota sangat berpengaruh

Interaksi antara pola guna

lahan dan transportasi

Kota yang padat akan membatasi kebutuhan akan mobil dan kebutuhan mobilitas dapat disalurkan menggunakan angkutan umum, sepeda atau berjalan kaki

Aspek lain yang berpengaruh adalah aspek mikro lainnya, seperti Daerah ruang jalan, orientasi gedung thd jalan, bentuk jaringan jalan

Pola Pertumbuhan Kota

Model atau pola pertumbuhan kota yang berbeda

mengakibatkan berkembangknya pola sistem

transportasi dan mobilitas yang berbeda

Pola Pertumbuhan Kota

Akibat pertumbuhan penduduk, dan juga akibat perubahan preferensi masyarakat dan in- vestor komersil, fungsi perkotaan menyebar melampaui batas kota lama.

suburbanisasi telah merubah pola dan tatanan distribusi fungsional. Interaksi antara pembangunan kota dan infra- struktur transportasi

Pola yang pada umumnya ditemui adalah pembangunan menjari sepanjang arteri dan jalan-lingkar yang baru dibangun, diikuti dengan pembangunan yang mengisi segmen-segmen yang kosong

Pola Pertumbuhan Kota

Pola Pertumbuhan Kota

Bangkitan Pergerakan dan

Pilihan Moda terkait Tata

Ruang

Luas wilayah, kepadatan dan sebaran lokasi asal-tujuan, dan intensitas kegiatan/aktifitas menentukan bangkitan pergerakan

Pilihan moda transportasi sangat bergantung pada infrastruktur dan aksesibilitas terkait mobil pribadi, angkutan umum dan kendaraan tidak bermotor

Dalam pemodelan secara matematis menghitung kebutuhan transportasi berda-sarkan bangkitan perjalanan, jarak geografis antara lokasi-lokasi asal-tujuan dimodelkan dalam fungsi hambatan, komponen umumnya adalah harga dan waktu tempuh

besarnya pergerakan berkorelasi linier terhadap besarnya lokasi dan berkorelasi terbalik dengan hambatan perjalanan kuadrat (model grafitasi)

Bangkitan Pergerakan dan

Pilihan Moda terkait Tata

Ruang

Menurut model grafitasi volume

transportasi akan meningkat apabila:

Meningkatnya manfaat dari berpindah

tempat, baik dalam pengertian

mencapai tempat baru atau

meninggalkan tempat asal;

Menurunnya total hambatan dalam

mengatasi jarak perjalanan (biaya, waktu, ketidak-nyamanan, pe- nyusutan

operasional kendaraan).

Bangkitan Pergerakan dan

Pilihan Moda terkait Tata

Ruang

Perubahan pada sistem transportasi menye- babkan perubahan struktur ruang kota dalam beberapa aspek

kebutuhan akan ruang untuk satu moda mengurangi ketersedia- an ruang untuk moda lainnya. Semakin jalan diperlebar, semakin terhimpit ruang untuk peja- lan kaki dan pesepeda dan sebaliknya

kondisi yang lebih baik bagi moda yang lebih cepat mengubah orientasi ruang bagi pen- duduk dan dunia usaha, mengakibatkan jarak tempuh yang semakin panjang. Fasilitas per- belanjaan lainnya dapat dicapai dalam waktu yang tersedia, dan di sisi lain, pengembang dan investor akan memilih lokasi sesuai perubahan struktur aksesibilitas.

Pembangunan kota yang beriorientasi angkutan umum akan mengubah karakteristik pertumbuhan kota menjadi lebih ramping, yang berorientasi pada mobil pribadi sebaliknya

Pengaruh Pembangunan

Transportasi terhadap Tata

Ruang Pembangunan infrasrtuktur transportasi dan la- yanan angkutan

umum merubah pola aksesibi- litas dan mempengaruhi keputusan lokasi bagi rumah tangga dan perusahaan swasta

Keputus- an-keputusan ini mempengaruhi struktur kota dan lingkungan sekitarnya, dan menimbulkan bangkitan perjalanan dengan pola yang baru

Ketika infrastruktur jalan baru atau perluasan jalan dilakukan untuk mengatasi kemacetan di koridor tertentu, perubahan preferensi lokasi dari investor swasta dan rumah tangga dapat menimbulkan/meng- induksi kebutuhan perjalanan baru dan bertam- bahnya jarak tempuh, dan bahkan dapat meng- akibatkan kemacetan lalu-lintas pada koridor- koridor tersebut

Pengaruh Pembangunan

Transportasi terhadap Tata

Ruang

Pengaruh Pembangunan

Transportasi terhadap Tata

Ruang Sistem pembangunan koridor seperti ‘untaian

mutiara’ lebih baik, berbasis sistem angkutan

umum regional,

Pengaruh Pembangunan

Transportasi terhadap Tata

Ruang

Beberapa bentuk/pola dasar pembangunan perkotaan

tanpa intervensi – hanya meneruskan praktek-praktek pembangunan yang ada.

ringkas – peningkatan penduduk di dalam kota.

Satelit – pertumbuhan penduduk, kepadatan perumahan dan lapangan kerja pada noda-noda terpilih, dan peningkatan investasi untuk jalan bebas hambatan antara pusat-pusat tersebut.

Koridor – pertumbuhan sepanjang ko-ridor arteri dari pusat niaga, koneksi menjari melalui angkutan umum yang baik.

Pinggiran – pertumbuhan yang besar terjadi di luar/pinggir kota.

Ultra – pertumbuhan pusat-pusat re-gional dalam jarak 100 kilometer dari CBD. Dihubungkan dengan kereta-api berkecepat- an tinggi yang menghubungkan pusat-pusat regional dengan jantung kota utama.

Pengaruh Pembangunan

Transportasi terhadap Tata

Ruang

Dengan asumsi laju

pertumbuhan

penduduk kota

tertentu,

pembangunan kota

tipe koridor

memberikan hasil yang

paling baik dalam hal

jarak tempuh total

kendaraan (mobil-km),

kon- sumsi energi dan

minimalisasi dampak

polusi udara

Perencanaan Tata Ruang

Untuk mengurangi

Kebutuhan Transportasi

Perencanaan tata ruang dan transportasi yang terintegrasi sangat penting dalam pembangun- an kota yang berkelanjutan baik dari sudut pandang lingkungan, sosial dan ekonomi

Pe- rencanaan kota dan pilihan lokasi hendaknya bertujuan untuk: mengurangi tingkat pertumbuhan perjalan- an dengan mobil pribadi, mendukung angkutan umum (untuk orang dan barang), berjalan kaki dan bersepeda, meningkatnya kondisi kesehatan jasmani.

Pembangunan berskala besar harus berada pada lokasi yang terlayani oleh angkutan umum secara memadai, atau penyediaan angkutan umum adalah bagian dari rencana pembangunan

Sebagai bagian dari rencana pembangunan, kebijakan manajemen lalu-lintas harus di- implementasi, termasuk kebijakan parkir dan pembatasan lalu-lintas pada kawasan-kawas- an yang rawan kemacetan

Perencanaan Tata Ruang

Untuk mengurangi

Kebutuhan Transportasi

memas- tikan kondisi yang aman bagi pejalan kaki dan pesepeda, dan menekankan pentingnya rute yang aman untuk anak-anak dan pelajar yang berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah

angkutan umum harus direncanakan dan diimplementasi, sehingga membuat halte angkutan umum mudah diakses

Pembangunan baru akan diletakkan dekat dengan rute angkutan umum berkapasitas tinggi, terminal akhir, dan halte transfer

Pembangunan baru yang membangkitkan tarikan angkutan barang yang signifikan sebaiknya diletakkan di dekat jaringan jalan raya yang sudah ada

Perencanaan Tata Ruang

Untuk mengurangi

Kebutuhan Transportasi