9
Kebutuhan parkir Keperluan mobil untuk diparkir disebut dengan Kebutuhan Parkir. Apabila jumlah mobil dalam suatu lingkungan atau kota bertambah, begitu- pula dengan kebutuhan ruang parkir. Kebutuh- an akan parkir akan semakin bertambah apabi- la sebagian besar dari mobil tersebut digunakan untuk berpergian sehingga dibutuhkan lebih dari satu unit ruang parkir. Di banyak negara berkembang, proporsi penduduk yang memiliki mobil sangat kecil: misalnya, di Istanbul, Turki, jumlah mobil per 1.000 penduduk adalah 134 dan di Asia Selatan, Namun demikian, kepadatan penduduk di banyak kota berpendapatan mene- ngah dan rendah, seringkali dikombinasikan dengan kurangnya ruang parkir di luar ruang- milik jalan (off-street parking), sehingga dampak dari pakir di lingkungan yang relatif sejahtera sangat besar. Masalah perparkiran mulai muncul ketika kebutuhan akan ruang parkir melebihi keter- sedian. Seringkali, perkotaan dan pusat kota adalah tempat dimana masalah ini muncul pertama kalinya, dan akhirnya meluas dari situ. Di beberapa negara bekas Uni Soviet di Eropa Timur dan Asia Tengah, pesatnya pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor sejak runtuh- nya Uni Soviet juga membangkitkan masalah parkir di lingkungan perumahan-perumahan padat yang dibangun pasca Perang Dunia II yang dibangun tanpa ruang parkir dengan asumsi bahwa tingkat kepemilikan kendaraan sangat rendah.

Kebutuhan parkir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaaa

Citation preview

Kebutuhan parkirKeperluan mobil untuk diparkir disebut dengan Kebutuhan Parkir. Apabila jumlah mobil dalam suatu lingkungan atau kota bertambah, begitu- pula dengan kebutuhan ruang parkir. Kebutuh- an akan parkir akan semakin bertambah apabi- la sebagian besar dari mobil tersebut digunakan untuk berpergian sehingga dibutuhkan lebih dari satu unit ruang parkir. Di banyak negara berkembang, proporsi penduduk yang memiliki mobil sangat kecil: misalnya, di Istanbul, Turki, jumlah mobil per 1.000 penduduk adalah 134 dan di Asia Selatan, Namun demikian, kepadatan penduduk di banyak kota berpendapatan mene- ngah dan rendah, seringkali dikombinasikan dengan kurangnya ruang parkir di luar ruang- milik jalan (off-street parking), sehingga dampak dari pakir di lingkungan yang relatif sejahtera sangat besar. Masalah perparkiran mulai muncul ketika kebutuhan akan ruang parkir melebihi keter- sedian. Seringkali, perkotaan dan pusat kota adalah tempat dimana masalah ini muncul pertama kalinya, dan akhirnya meluas dari situ. Di beberapa negara bekas Uni Soviet di Eropa Timur dan Asia Tengah, pesatnya pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor sejak runtuh- nya Uni Soviet juga membangkitkan masalah parkir di lingkungan perumahan-perumahan padat yang dibangun pasca Perang Dunia II yang dibangun tanpa ruang parkir dengan asumsi bahwa tingkat kepemilikan kendaraan sangat rendah.

Jenis-jenis parkirAda empat jenis parkir, yaitu: Parkir di ruang milik jalan (on-street).Sesuai namanya, adalah ruang parkir pada jalan umum meskipun hal ini menjadi kabur apabila jalan, atau milik jalan, adalah semi-publik. Parkir di ruang milik jalan se- ringkali mengambil ruang, baik secara legal maupun tidak, yang sebelumnya disediakan untuk pejalan kaki.

Parkir umum di luar ruang milik jalan (Public off-street). Parkir mobil tidak di jalan umum, dimana semua anggota masyarakat dapat menggunakan, sesuai ketentuan berla- ku (misal: waktu parkir maksimum (dalam satuan jam), atau pengenaan biaya parkir). Parkir jenis ini dapat dimiliki dan atau/di- operasikan oleh pemerintah dan/atau swasta.

Parkir swasta non-residensial diluar ruang milik jalan (Private non-residential (PNR) off-street). Parkir jenis ini adalah yang umum dijumpai di dalam suatu bangunan gedung atau tata guna lahan. Contohnya adalah parkir dalam pusat perbelanjaan, atau gedung perkantoran. Secara teoretis, hanya mereka yang terkait dengan gedung tersebut yang dapat menggunakan ruang parkir tersebut, dan pemilik gedung dapat mengen- dalikan hal ini dalam batas ketentuan hukum yang berlaku.

Parkir pribadi dalam permukiman (Priva- te residential parking). Jenis ini biasa ditemui dalam gedung yang terkait dengan perumah- an atau rumah susun. Secara teoretis, hanya penghuni yang dapat menggunakan parkir disini.

Survey parkir

Survey parkir dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik parkir disuatu kota atau kawasan. Karakteristik parkir merupakan ukuran-ukuran atau besaran-besaran yang bisa digunakan dalam merencanakan kebutuhan fasilitas ruang parkir serta digunakan dalam mengendalikan kebutuhan ruang parkir. Apalagi dengan permintaan ruang parkir yang sudah sedemikian tingginya. Hal ini perlu, sebab jika persoalan parkir tidak ditangani dengan baik, bisa memicu terjadinya kemacetan lalu lintas di jalan. Apalagi dengan makin banyaknya ruas jalan di beberapa kota besar yang belakangan banyak di dipakai untuk parkir (on street parking). Sehingga diperlukan penatan parkir yang baik, apalagi dengan makin terbatasnya ruang parkir dibandingkan jumlah kendaraan yang terus bertambah.

Bangkitan ParkirPada saat ini, sebagian besar pengaturan sistem perparkiran yang terdapat di pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran, dan lain sebagainya, masih dilakukan secara konvensional. Padahal untuk kelancaran dan kenyaman parkir, diperlukan manajemen dengan system penangan yang juga modern. Sehingga perlu adanya bangkitan parkir atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Parking Generation. Maksudnya adalah bangkitan parkir yang terjadi di suatu kawasan, perkantoran, perbelanjaanan, sekolah, daerah wisata, ataupun tata ruang lainnya.Informasi lain yang penting dalam bangkitan parkir adalah akumulasi parkir, sehingga dapat diperoleh profil penggunaan ruang parkir sepanjang hari secara akurat, lama parkir dan informasi yang terkait dengan jenis kendaraan yang parkir. Guna mendapatkan informasi bangkitan parkir yang akurat, perlu dilakukan survei parkir. untuk mendapatkan informasi besarnya bangkitan parkir, jenis kendaraan yang parkir, lamanya parkir, serta informasi pendukung lainnya. Dengan informasi ini, selanjutnya dapat direncanakan: Jumlah ruang parkir yang dibutuhkan berdasarkan beberapa variabel seperti waktu.Dasar untuk penerapan kebijakan parkir seperti kebijakan pembatasan ruang parkir, kebijakan tarif parkir dan kebijakan jangka waktu parkir.Lama ParkirWaktu yang diperlukan atau lama parkir yang disebut juga sebagai durasi parkir yang dalam bahasa Inggrisnya disebut sebagai Parking duration, merupakan informasi mengenai lamanya parkir kendaraan di suatu tempat parkir. Tentu lamanya parkir tergantung kepada maksud perjalanan yang dilakukan. Misalnya untuk parkir di tempat kerja biasanya lebih panjang ketimbang belanja di mall. Apalagi parkir yang sekadar beli rokok atau roti di warung, durasi waktunya lebih pendek lagi.

Cara memperoleh data lama parkirBanyak cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh data lama parkir suatu kendaraan. Tapi yang paling mudah dan akurasinya tinggi, yakni dengan system computerized. Data lama parkir biasanya dikelola dalam suatu basis data berbasiskan komputer dengan mencatat waktu kendaraan masuk dan keluar ke pelataran/gedung parkir hingga kendaraan keluar. Kemudian dapat dihitung dengan formula:

dimana:LP = Lama parkirWm = Waktu saat kendaraan masukWk = Waktu saat kendaraan keluarSedang untuk mendapatkan lama parkir rata-rata dapat digunakan formula sebagai berikut:

Dimana:Ei = frekuensi kendaraan yang parkir kelas iLPi = lama parkir pada kelas i = jumlah kendaraan yang parkir selama periode pengamatan.

Penggunaan informasi lama parkirInformasi lama parkir ini sangat berguna untuk membuat manajemen parkir yang baik. Data informasi lama parkir, digunakan untuk merencanakan kebutuhan ruang parkir dan juga sistem pengaturan keluar masuknya kendaraan. Selain itu, data lama parkir bisa digunakan untuk menghitung besarnya tarif yang akan terapkan kepada penggun jasa parkir. Khususnya untuk tempat parkir yang harus membayar berdasarkan lama parkir. Satuan yang biasanya digunakan dalam perhitungan tarif adalah jam seperti yang banyak digunakan di perkantoran atau di pusat perbelanjaan di kota-kota besar Indonesia. Di sejumlah negara maju., bahkan menggunakan satuan 15 menit-an ataupun tiap menit. Selain itu, digunakan sebagai acuan untuk menerapkan pembatasan lamanya parkir misalnya untuk menaikkan atau menurunkan muatan maksimum 5 menit, parkir di depan toko, maksimum 1 atau 2 jam saja. Dalam hal ini, biasanya digunakan meter parkir.

Data survei dan hasil survei