31
KEBUTUHAN SPIRITUAL A. Pengertian Spiritualisasi Spiritualisasi adalah sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas segala sesuatu yang pernah diperbuat. B. Hubungan Spiritual, Sehat dan Sakit Agama merupakan petunjuk perilaku karena di dalam agama terdapat ajaran bak dan larangan yang dampak berdampak pada kehidupan dan kesehatan seseorang. Agama sebagai sumber dukngan bagi seseorang yang mengalami kelemahan untuk membangkikan semangat untuk sehat. C. Perkembangan Spiritual 1. Usia anak-anak Tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman. Anak belum mempunyai pemahaman salah atau benar. Keyakinan yang ada pada masa ini mungkin hanya mengikui ritual orang lain. Pada masa prasekolah kegiatan keagamaan yang dilakukan belum bermakna pada dirinya, perkembangan spiritual mulai mencotoh aktivitas keagamaan orang lain dan biasanya sudah mulai bertanya tentang Penciptanya

Kebutuhan Spiritual

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KDK

Citation preview

Page 1: Kebutuhan Spiritual

KEBUTUHAN SPIRITUAL

A. Pengertian Spiritualisasi

Spiritualisasi adalah sesuatu yang dipercayai oleh

seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi

(Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan

terhadap adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas segala sesuatu

yang pernah diperbuat.

B. Hubungan Spiritual, Sehat dan Sakit

Agama merupakan petunjuk perilaku karena di dalam agama

terdapat ajaran bak dan larangan yang dampak berdampak pada

kehidupan dan kesehatan seseorang. Agama sebagai sumber

dukngan bagi seseorang yang mengalami kelemahan untuk

membangkikan semangat untuk sehat.

C. Perkembangan Spiritual

1. Usia anak-anak

Tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan

pengalaman. Anak belum mempunyai pemahaman salah atau

benar. Keyakinan yang ada pada masa ini mungkin hanya

mengikui ritual orang lain. Pada masa prasekolah kegiatan

keagamaan yang dilakukan belum bermakna pada dirinya,

perkembangan spiritual mulai mencotoh aktivitas keagamaan

orang lain dan biasanya sudah mulai bertanya tentang

Penciptanya

2. Usia remaja akhir

Tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan

adanya partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan

3. Usia awal dewasa

Masa pencarian kepercayaan diri, diawali dengan

proses pertanyaan akan keyakinan yang dikaitkan secara

kognitif sebagai bentuk yang tepat untuk mempercayai.

Page 2: Kebutuhan Spiritual

4. Usia pertengahan dewasa

Tingkatan kepercayaan dari diri sendiri, diawali dengan

semakin kuatnya kepercayaan diri yang dipertahankan

walaupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan

lebih mengerti akan kepercayaan dirinya.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual

1. Perkembangan: usia perkembangan dapat menentukan proses

pemenuhan kebutuha spiritual, karena setiap tahap

perkembangan memiliki cara menyakini kepercayaan terhadap

Tuhan.

2. Keluarga: karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat

dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-sehari.

3. Ras / suku: faktor ini berbeda sehingga pemenuhan kebutuhan

spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.

4. Agama yang dianut: keyakinan agama yang dimiliki dapat

menentukan arti pentingnya kebutuhan spiritual.

5. Kegiatan keagamaan: adanya faktor ini dapat mengingatkan

keberadaan dirinya dengan Tuhan dan mendekatkan diri

kepada Penciptanya.

E. Konsep Pengkajian Kebutuhan Spiritual Umum

1. Keluhan Utama

a. Apakah saat ini Saudara mempunyai masalah?

b. Bagaimana Saudara menanggapi masalah yang sedang

Saudara hadapi?

c. Apakah Saudara ada keluhan tentang kehidupan beribadah

Saudara, jika ada apa keluhan itu?

2. Keyakinan dan makna

a. Menurut Saudara, arti hidup Saudara seperti apa?

Page 3: Kebutuhan Spiritual

b. Menurut Saudara, apa yang memberi arti bagi hidup

Saudara? Misalnya kejadian, peristiwa atau pengalaman

tertentu yang berkesan dan membuat hidup Saudara

berubah?

c. Bagi Saudara, apa hal yang paling penting dalam

kehidupan Saudara?

3. Autoritas dan pembimbing

a. Apa yang membuat Saudara kuat menghadapi kehidupan?

b. Ketika Saudara memiliki masalah, Siapa yang biasanya

menolong Saudara?

c. Apakah seseorang yang menolong Saudara mengerti betul

tentang kehidupan Saudara sehingga orang itu dapat

membantu masalah yang Saudara sedang hadapi?

4. Pengalaman dan emosi

a. Adakah suatu masalah yang membuat Saudara berubah

dalam menjalani hidup? Misalnya kejadian atau

pengalaman tertentu yang membuat Saudara mendekatkan

diri kepada Sang Pencipta.

b. Apa arti suatu masalah bagi Saudara?

c. Bagaimana Saudara memecahkan masalah yang sedang

Saudara hadapi?

d. Menurut Saudara orang yang sehat seperti apa?

e. Menurut Saudara orang yang sakit seperti apa?

f. Apakah masalah yang pernah Saudara alami mengubah

perasaan atau tingkat emosi?

g. Bagaimana menjalankan ibadah bila Saudara sakit?

h. Apakah Saudara menanamkan perilaku yang baik kepada

masyarakat sekitar?

i. Bagaimana kiat Saudara untuk bisa menjadi contoh bagi

masyarakat di sekitar?

Page 4: Kebutuhan Spiritual

5. Ritual dan ibadah

a. Bagaimana kebiasaan beribadah Saudara, baik dalam

keluarga  maupun masyarakat?

b. Bagaimana peran anggota keluarga atau sahabat Saudara

dalam menjalankan kebiasaan beribadah?

c. Berapa kali Saudara mengikuti kajian keagamaan?

d. Ketika Saudara memiliki masalah, apakah masalah tersebut

mempengaruhi atau mengganggu kebiasaan Saudara

dalam beribadah?

e. Bagaimana cara Saudara memecahkan masalah tersebut?

f. Dalam keadaan seperti apa Saudara membutuhkan

dukungan spiritual?

g. Apakah Saudara pernah membutuhkan kegiatan spiritual?

h. Bagaimana toleransi Saudara dengan agama lain?

i. Apakah Saudara menyisihkan sebagian rizki Saudara

kepada orang yang kurang mampu?

j. Apakah Saudara sering pergi ke tempat ibadah?

6. Dorongan dan pertumbuhan

a. Apakah ada perubahan tentang pandangan Saudara

mengenai keyakinan dalam agamapada saat ini dan masa

lalu?

b. Bagaimana kebiasaan beribadah Saudara sekarang

dibanding dulu?

c. Apakah cita Saudara impikan dulu sudah tercapai?

7. Panggilan dan konsekuensi

a. Apakah pekerjaan Saudara mengganggu ibadah Saudara?

b. Apakah saat Saudara sakit, akan menganggu ibadah

Saudara?

c. Apakah kondisi tersebut akan meningkatkan atau

menurunkan keimanan Saudara?

Page 5: Kebutuhan Spiritual

F. Pengkajian kebutuhan spiritual menurut agama yang dianut

1. Untuk klien beragama Islam

a. Apakah masalah atau sakit yang saudara hadapi

mengganggu pelaksanaan ibadah saudara?

b. Apakah karena masalah atau sakit tersebut saudara

kesulitan menunaikan ibadah salat?

c. Apakah saudara berkeinginan untuk melaksanakan ibadah

puasa?

d. Apakah karena masalah atau sakit tersebut saudara

kesulitan menunaikan ibadah puasa?

2. Untuk klien beragama Kristen atau Katholik

a. Apakah masalah atau sakit yang saudara hadapi

mengganggu pelaksanaan sembahyang saudara setiap

hari?

b. Apakah saudara ada masalah untuk menunaikan

sembahyang hari Minggu?.

c. Apakah sakit atau masalah yang saudara alami

menghambat keinginan saudara melaksanakan kegiatan di

hari Raya Natal atau Paskah?

Page 6: Kebutuhan Spiritual

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Hari, tanggal : Rabu, 2 November 2011

Jam : 12.00

Oleh : Kartika

Tempat : RS Sardjito

Metode : Wawancara

Sumber data : Klien, keluarga klien dan status klien

1. Identitas

a. Pasien

Nama : Ny ‘A’

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Alamat : Wonosari, Gunungkidul

Suku : Jawa

Bangsa : Indonesia

b. Penanggung jawab

Nama : Ny ‘S’

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : S1

Agama : Islam

Hubungan : Kakak

Alamat : Wonosari, Gunungkidul

Page 7: Kebutuhan Spiritual

2. Hasil Pengkajian

a. Klien mengungkapkan bahwa ia tidak menerima keadaan

sekarang ini.

b. Klien tidak bisa mengatakan arti hidupnya.

c. Klien mengatakan tidak kuat dalam menghadapi masalah

selama dirawat di rumah sakit

d. Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit merasa

tingkat emosinya meningkat.

e. Klien mengungkapkan bahwa dirinya kurang damai dan tidak

berdaya.

f. Klien mengungkapkan bahwa klien kurang mempunyai

tujuan hidup dalam dirinya.

g. Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai motivasi

hidup.

h. Klien menyatakan bahwa dirinya merasa bersalah karena

tidak mengikuti perkataan dari keluarga.

i. Klien mengatakan bahwa rasa nyeri telah mengganggu

aktivitas beribadah.

j. Klien mengatakan bahwa klien kesulitan dalam menjalankan

shalat di atas tempat tidur.

k. Klien mengatakan semenjak dirawat di rumah sakit ia tidak

bisa melaksanakan kegiatan keagamaan seperti shalat

berjamaah di masjid.

Pemeriksaan fisik:

a. Tekanan darah : 130 / 90 mmHg

b. Nadi : 110 x / menit

c. Respirasi : 25 x / menit

Page 8: Kebutuhan Spiritual

B. Analisa Data

DATA MASALAH PENYEBABDS :

Klien mengungkapkan bahwa ia tidak menerima keadaan sekarang ini.

Klien tidak bisa mengatakan arti hidupnya.

Klien mengatakan tidak kuat dalam menghadapi masalah selama dirawat di rumah sakit

Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit merasa tingkat emosinya meningkat.

Klien mengungkapkan bahwa dirinya kurang damai dan tidak berdaya.

Klien mengungkapkan bahwa klien kurang mempunyai tujuan hidup dalam dirinya.

Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai motivasi hidup.

Klien menyatakan bahwa dirinya merasa bersalah karena tidak mengikuti perkataan dari keluarga.

DO : Klien tampak lesu. Klien tampak tidak bersemangat

saat berbicara Nadi : 110 x/menit TD : 130/90 MmHg Respirasi : 25 x/menit

Distres spiritual Penyakit kronis

DS : Klien mengatakan bahwa rasa

nyeri telah mengganggu aktivitas beribadah.

Klien mengatakan bahwa klien kesulitan dalam menjalankan shalat di atas tempat tidur.

Klien mengatakan semenjak dirawat di rumah sakit ia tidak bisa melaksanakan kegiatan keagamaan seperti shalat

Hambatan religiositas

Penyakit / sakit

Page 9: Kebutuhan Spiritual

berjamaah di masjid. DO :

Klien tampak lemas.

C. Diagnosa Keperawatan

Page 10: Kebutuhan Spiritual

1. Distres spiritual berhubungan dengan sakit kronis ditandai

dengan :

DS :

a. Klien mengungkapkan bahwa ia tidak menerima keadaan

sekarang ini.

b. Klien tidak bisa mengatakan arti hidupnya.

c. Klien mengatakan tidak kuat dalam menghadapi masalah

selama dirawat di rumah sakit

d. Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit merasa

tingkat emosinya meningkat.

e. Klien mengungkapkan bahwa dirinya kurang damai dan tidak

berdaya.

f. Klien mengungkapkan bahwa klien kurang mempunyai tujuan

hidup dalam dirinya

g. Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai motivasi

hidup.

h. Klien menyatakan bahwa dirinya merasa bersalah karena

tidak mengikuti perkataan dari keluarga.

DO :

a. Klien tampak lesu.

b. Klien tampak tidak bersemangat saat berbicara

c. Nadi : 110 x/menit

d. TD : 130/90 MmHg

e. Respirasi : 25 x / menit

2. Hambatan religiositas berhubungan dengan penyakit/sakit

ditandai dengan :

Page 11: Kebutuhan Spiritual

DS :

a. Klien mengatakan bahwa rasa nyeri telah mengganggu

aktivitas beribadah.

b. Klien mengatakan bahwa klien kesulitan dalam menjalankan

shalat di atas tempat tidur.

c. Klien mengatakan semenjak dirawat di rumah sakit ia tidak

bisa melaksanakan kegiatan keagamaan seperti shalat

berjamaah di masjid.

DO :

Klien tampak lemas.

Page 12: Kebutuhan Spiritual

D. D.PERENCANAAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. “A” Dx medis : Vertigo Pukul : 12.00 WIB

Umur : 18 tahun Hari, tanggal : Rabu, 2 November 2011

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUANRENCANA

INTERVERENSIRASIONAL

1. Rabu, 2 November 2011

Jam : 12.00 WIB

Distres spiritual berhubungan dengan sakit kronis ditandai dengan :DS : Klien mengungkapkan bahwa

ia tidak menerima keadaan sekarang ini.

Klien tidak bisa mengatakan arti hidupnya.

Klien mengatakan tidak kuat dalam menghadapi masalah selama dirawat di rumah sakit

Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit merasa tingkat emosinya meningkat.

Klien mengungkapkan bahwa dirinya kurang damai dan tidak berdaya.

Rabu, 2 November 2011

Jam : 12.00 WIB

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 kali pertemuan selama satu minggu klien tidak mengalami distress spirirual dengan kriteria :DS1. Klien mengungkapkan

dapat menerima keadaannya.

2. Klien mempunyai motivasi hidup.

3. Klien dapat mengungkapkan makna hidup.

4. Klien dapat mengungkapkan tujuan hidup

Rabu, 2 November 2011

Jam : 12.00 WIB

1. Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya.

2. Berikan informasi lisan atau tertulis yang tepat mengenai apa yang sedang terjadi dan diskusikan dengan klien atau orang terdekat.

3. Minta klien menceritakan kejadian tentang keluarganya mengenai pengalaman keluarga yang positif dan membahagiakan.

Rabu, 2 November 2011

Jam : 12.00 WIB

1. Meningkatkan pemahaman tentang penyakit yang diderita klien.

2. Membantu pasien menerima keadaan “di sini dan sekarang”, menurunkan rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui oleh klien.

3. Menceritakan kejadian timbulnya pola yang menggambarkan cara klien menjalani hidup dengan penuh makna.

Page 13: Kebutuhan Spiritual

Klien mengungkapkan bahwa klien kurang mempunyai tujuan hidup dalam dirinya.

Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai motivasi hidup.

Klien menyatakan bahwa dirinya merasa bersalah karena tidak mengikuti perkataan dari keluarga.

DO : Klien tampak lesu. Klien tampak tidak

bersemangat saat berbicara Nadi : 110 x/menit TD : 130/90 MmHg Respirasi : 25 x/menit

DO1. TD dalam rentang

normal 100-120 / 70-80 mmHg

2. Frekuensi nadi dalam rentang normal 60-100 x/menit

3. Frekuensi respirasi dalam rentang normal 12-20 x/menit.

4. Klien terlihat ceria.

4. Mintalah klien untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa

5. Dengarkan klien dan beri dorongan untuk berbagi perasaan emosi, seperti marah, rasa bersalah atau depresi dengan cara yang paling nyaman bagi klien.

6. Berikan apresiasi terhadap tanggapan klieN.

7. Kolaborasi dengan dokter

4. Berdoa merupakan cara yang efektif untuk mengatasi nyeri, stres dan distress.

5. Ekspresi perasaan adalah unik untuk seorang individu. Mendengarkan klien tanpa memberi penilaian. Meningkatkan perkembangan hubungan terapeutik yang akan meningkatkan rasa percaya dan keterbukaan.

6. Meningkatkan optimisme

7. Menyembuhkan penyakit klien

2 Rabu, 2 November 2011

Jam : 12.00 WIB

Hambatan religiositas berhubungan dengan penyakit / sakit ditandai dengan :

Rabu, 2 November 2011

Jam : 12.00 WIB

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 kali pertemuan

Rabu, 2 November 2011

Jam : 12.00 WIB

1. Menjelaskan kepada klien tentang bagaimana cara menjalankan shalat

Rabu, 2 November 2011

Jam : 12.00 WIB

1. Dengan menjelaskan bagaimana cara menjalankan shalat di

Page 14: Kebutuhan Spiritual

DS : Klien mengatakan bahwa

rasa nyeri telah mengganggu aktivitas beribadah.

Klien mengatakan bahwa klien kesulitan dalam menjalankan shalat di atas tempat tidur.

Klien mengatakan semenjak dirawat di rumah sakit ia tidak bisa melaksanakan kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah di masjid.

DO : Klien tampak lemas.

dalam satu minggu klien dapat menerima dan beradabtasi dengan kondisinya dengan kriteria :Klien tidak mengeluhkan kegiatan beribadahnya..

di atas tempat tidur

2. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat analgesik.

3. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10), frekuensi dan waktu.

atas tempat tidur klien bisa menjalankan shalat di atas tempat tidur tanpa ada kesulitan.

2. Dibutuhkan untuk menghilangkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan.

3. Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami klien.

Page 15: Kebutuhan Spiritual

E. E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dx Pukul Tindakan Evaluasi1. 12.00 WIB Jumat, 4 November 2012

Minta klien menceritakan kejadian tentang keluarganya mengenai pengalaman keluarga yang positif dan membahagiakan.

Page 16: Kebutuhan Spiritual
Page 17: Kebutuhan Spiritual

SKENARIO ROLE PLAY

TENTANG TINDAKAN KEPERAWATAN

Perawat : Selamat pagi , dek Tika!

Klien : Selamat pagi, Sus! (tampak lemas)

Perawat :Bagaimana Tika, tadi malam tidurnya nyenyak tidak?

(menyentuh pundak klien)

Klien : Tidak nyenyak , Sus.

Perawat : lho kenapa?

Klien : gak tahu ni sus perasaanku nggak enak.

Perawat : Oh, kalau begitu saya periksa dulu.

Klien : Baiklah, Sus

Perawat : (sambil memeriksa TD, Suhu, RR, Nadi).Tadi malam

kenapa kok tidak bisa tidur dek Tika? Apakah ada yang

dipikirkan?

Klien : iya sus.. aku merasa sudah melakukan kesalahan yang

besar kepada keluarga terutama kepada ibuku.

Perawat : memangnya apa yang dilakukan dek tika?

Klien : penyebab aku dirawat di rumah sakit itu kan karena

kesalahanku sendiri sus.

Perawat : lho dek Tika kok bisa berkesimpulan kayak gitu?

Klien : begini sus, aku kan dilarang sama dokter untuk melakukan

aktivitas yang berlebihan. Apa lagi sampai kecapekan. Tapi

saya melanggar itu sus, saat saya merasa sehat saya

melakukan apa saja yang saya inginkan.

Perawat : Apakah ibunya dek Tika atau keluarga yang lain menegur

atau mengingatkan kalau dek Tika itu tidak boleh melakukan

aktivitas berlebihan apalagi sampai kecapekan?

Klien : Iya , sus. Terutama ibuku, beliau pasti ngomeli aku saat

aku melakukan aktivitas yang berlebihan. Tapi aku tidak

mendengarkan perkataannya. Pada akhirnya vertigoku

kambuh dan harus dirawat di RS.

Page 18: Kebutuhan Spiritual

Kakak : iya tu sus. Tika tu kalau dibilangin susah. Masuk telinga kiri

keluar telinga kanan. Makanya aku tu dah bosen banget

kalau bilangin Tika. Untung aja ibu masih punya perhatian

sama kamu dan terus bilangin Tika.

Perawat : sudah.sudah..yang berlalu biarlah berlalu. Dah mbak April

gak usah nyalahin adiknya terus. Dek Tika toh sudah

menyadari kalau dia salah. Setiap manusia itu pasti pernah

melakukan kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna.

Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak. Yang

berlalu biarlah berlalu yang penting dek Tika tidak

melakukan kesalahan yang sama.

Kakak : itu dengerin apa yang dikatakan suster..jangan melakukan

kesalahan yang sama lagi.

Klien : iya kak.. tapi kakak juga berhenti nyalah-nyalahin aku terus.

Kakak : iya tapi ingat jangan melakukan kesalahan yang sama lagi

Klien : iya kak, tenang aja. Kakak percaya deh sama aku. Tapi

suster aku masih merasa bersalah nih sama kedua

orangtuaku.

Perawat : lho ada apalagi dek Tika?

Klien : Suster tahu sendiri kan kalau biaya rawat inap di rumah

sakit ini cukup mahal padahal ayahku tu cuma bekerja

menjadi buruh bangunan sedangkan ibuku cuma pembantu

rumah tangga. Dan selama aku dirawat di rumah sakit ini

mereka harus lebih bekerja keras lagi untuk dapat

membayar biaya RS ini. Aku kasihan sama orangtuaku sus,

mereka harus menanggung beban yang sangat berat gara-

gara kesalahan aku sendiri. Aku merasa aku adalah beban

bagi kedua orangtuaku. Aku selalu membuat orangtuaku

bekerja keras setiap hari tanpa henti. Aku hanya benalu di

keluargaku sendiri, sus.

Kakak : Tik, jangan bilang begitu..orangtua kita melakukan semua

itu agar kamu sembuh, agar kamu bisa sekolah dan

Page 19: Kebutuhan Spiritual

menggapai cita-citamu. Katanya kamu mau jadi dokter

makanya kamu harus sembuh dan raihlah cita-citamu itu.

Perawat : benar itu dek Tika yang dikatakan sama kakakmu..dek Tika

tidak boleh ngomong kayak gitu. Orangtua dek tika

melakukan itu semua karena mereka sayang sama dek tika.

Mereka berharap dek Tika itu sembuh dan dapat menggapai

cita-cita dek Tika. Masak dek Tika tega membalas kebaikan

kedua orangtuanya dek Tika dengan rasa putus asa kayak

gitu. Itu malah membuat orangtua dek tika sedih. Apa dek

tika seneng liat kedua orang tua dek tika sedih?

Klien : yaw jelas tidaklah sus.

Perawat : makanya dek Tika harus kuat menghadapi cobaan ini dan

jangan lupa berdoa kepada Allah SWT untuk memberi

kekuatan dan kemudahan kepada dek Tika agar mampu

menghadapi cobaan ini.

Klien : baiklah sus, aku akan mencobanya.

Perawat : lha gitu dong dek. Mungkin besuk kalau dek Tika dah

sembuh dan dek Tika sudah menjadi dokter, dek Tika bisa

membalas semua kebaikan orangtuanya dek Tika. Apakah

itu tidak menyenangkan dek tika, kita bisa membalas semua

kebaikan orangtua kita. Membuat orangtua kita tersenyum

itu mendapatkan pahala yang besar lho dek Tika dari Allah

SWT.

Kakak : dengerin tu tik, apa yang dikatakan suster

Klien : iya kak…suster terimakasih ya telah membantuku

Perawat : sama-sama dek Tika..jangan sedih lagi ya

Klien : iya sus

Perawat :baiklah dek Tika, apakah dek Tika sudah merasa lebih

tenang?

Klien : iya sus. Setelah saya cerita-cerita ini saya merasa lebih

tenang.

Page 20: Kebutuhan Spiritual

Perawat : ya kalau begitu saya akan melanjutkan memeriksa pasien

yang lain ya dek Tika..kalau ada masalah lagi jangan

sungkan minta tolong kepada saya atau suster yang

lain..permisi mbak April dan selamat beristirahat dek Tika.

Selamat pagi. !!!

Klien : selamat pagi sus.

Kakak : selamat pagi sus. Terimakasih !!!!!!

Page 21: Kebutuhan Spiritual

SKENARIO ROLE PLAY

TENTANG PERAN PERAWAT SEBAGAI “KONSELOR”

Seorang pasien yang harus operasi pengangkatan amandel

Perawat: silakan masuk!!..silakan duduk ibu

Ibu : terimakasih suster

Perawat: ini dengan ibu siapa?

Ibu : saya ibunya dek tika yang dirawat di bangsal 1. Nama saya sofi.

Perawat : ada yang bisa saya bantu , bu?

Ibu : gini sus, anak saya ini kan tiga hari lagi harus operasi amandel,

tapi dia nggak mau.

Perawat : lho? Lha kenapa kok nggak mau?

Ibu : katanya tika dia tuh takut disuntik sus,, padahal kayaknya itu

cuma alasan aja biar operasinya gak jadi.

Perawat: oo begitu..apakah ibu sudah memberi tahu kepada dek tika

kalau disuntik itu tidak sakit?

Ibu : saya sudah memberitahu sus. Saya bilang sama tika kalau

disuntik tu kayak digigit semut.

Perawat : bagus itu bu..ibu sudah memberitahu

Ibu : terus apa yang harus kami lakukan sus.. tika tetep aja takut

dioperasi, sedangkan operasinya tiga hari lagi?

Perawat : ibu bisa terus membujuk dek tika sampai dia mau

dioperasi..beri penjelasan pada dek tika kalau operasi amandel

ini demi kesehatan dia sendiri..kemudian ibu bilang sama dek

tika kalau dia mau dioperasi ibu mau beliin hadiah..atau juga ibu

bisa berkonsultasi sama dokter yang akan operasi dek tika, ibu

Tanya sama dokter bagusnya gimana..karena dokter lebih

mengerti tentang operasi amandel ini

Ibu : oh begitu ya sus.. tapi dia tu kalau dibilangin ngeyel.

Perawat: begini saja, ibu dapat menerangkan kepada dek tika tentang

prosedur operasinya. Seperti, Tindakan operasi tidak sama

dengan yang anak saksikan di televisi, yang bersifat

Page 22: Kebutuhan Spiritual

menakutkan. Setelah operasi terasa sakit, pasti ada obatnya.

Setelah operasi selesai, dek tika akan mendapat kesembuhan

total, sehingga tidak merasa kesakitan lagi, dan tidak perlu ke

dokter lagi untuk penyakit yang sama.

Ibu : oh. Misalnya selama operasi tika akan dibuat tertidur dan

nyaman , nggak akan sakit. Terus ketika selesai operasi, ibu

akan ada disampingnya gitu ya suster?

Perawat: iya benar, atau bisa dengan bekerjasama dengan orang yang

bisa membuat dek tika nurut.

Ibu : kalau nurut, dia cenderung ke tantenya sus. Kalau sama

tantenya nurut banget, disuruh ngapa-ngapain mau.

Perawat :ibu bisa pilih mana cara yang menurut ibu terbaik

buat dek tika

Ibu : iya sus, kalau begitu saya akan mengambil cara yang

melibatkan tantenya itu. Mungkin dengan diberi penjelasan

dari tantenya itu tika dapat mau dioperasi.

Perawat : iya buk, karena jika dilakukan pendekatan yang mendalam

pasti dek tika juga akan mau dioperasi.

Ibu : ya sus. Terimaksih atas sarannya

Perawat: sama-sama bu. Kalau ada kesulitan silakan ibu datang lagi ke

sini. Saya siap membantu ibu.

Ibu : baik sus..saya kembali ke kamar dulu ya sus, soalnya tika cuma

sendiri..sekali lagi terimakasih.

Perawat : iya buk..