63
1 KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI UNTUK MENINGKATKAN TATA KRAMA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG KECAMATAN TRANGKIL KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: Susfala Septi Sari Nim. K3102510 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

1

KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI

UNTUK MENINGKATKAN TATA KRAMA SISWA KELAS VI SDN

REJOAGUNG KECAMATAN TRANGKIL KABUPATEN PATI

TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh:

Susfala Septi Sari

Nim. K3102510

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

2

KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI

UNTUK MENINGKATKAN TATA KRAMA SISWA KELAS VI SDN

REJOAGUNG KECAMATAN TRANGKIL KABUPATEN PATI

TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh :

SUSFALA SEPTI SARI

NIM. K 3102510

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

v

v

ABSTRAK

Susfala Septi Sari, KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI UNTUK MENINGKATKAN TATA KRAMA SISWA KELAS VI SD NEGERI REJOAGUNG KECAMATAN TRANGKIL TRANGKIL KABUPATEN PATI. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 2009/2010. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Keefektifan layanan informasi tentang budi pekerti untuk meningkatkan tata krama siswa dikelas VI SDN Rejoagung Kecamatan Trangkil Kabupaten pati Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variable input : Tata krama siswa, variabel proses : Layanan Informasi tentang budi pekerti, sedangkan variabel output : Tata krama siswa setelah mendapatkan layanan Informasi tentang budi pekerti. Subyek penelitian ini ada tiga siswa yang tata kramanya kurang baik dengan cirri-ciri tidak menyapa atau memberi salam saat berpapasan dengan guru, berbicara pada guru dengan berkaca pinggang, berbicara terhadap teman dengan menggunakan bahasa yang kasar. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Lebih tepatnya menggunakan analisis pengubahan tingkah laku post rate-base rate. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketiga siswa yang diberi layanan bimbingan mengalami penurunan tata krama kurang baik. Untuk mengetahui hasil kemajuan dan perubahan sebelum dan sesudah treatment digunakan prosentase perubahan frekuensi perilaku. Dari hasil perhitungan penelitian ini mengalami penurunan frekuensi tata krama kurang baik rata-rata 66,67%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian layanan informasi tentang budi pekerti efektif untuk meningkatkan tata krama siswa kelas VI SDN Rejoagung Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Tahun 2009/2010.

Page 4: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

vi

MOTTO

“Barang siapa memberi kemudahan orang yang sedang mengalami kesulitan.

Maka Allah akan memudahkan kepadanya didunia dan akhirat”

(Terjemahan HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

“Jika saudaramu meminta nasehat kepadamu, maka berikanlah nasehat

kepadanya”

(Hadist Nabi)

Page 5: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

vii

PERSEMBAHAN

Bila layak , karya ini akan kupersembahkan kepada :

Ø Ayah dan Bunda tercinta

Ø Kakak-kakaku dan keponakanku

tersayang

Ø Kedua pembimbingku yang

memberi arahan dan waktu

Ø Teman- teman BK yang

kusayang

Ø Kekasihku tercinta

Ø Almamaterku

Page 6: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

rahmat, anugrah dan pertolongannya yang dilimpahkan kepada penulis. Dengan

limpahan anugerahnya, maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian

hingga penulisan skripsi ini.

Sangat disadari bahwa tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak

penelitian maupun penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Karena

itu pada kesempatan ini disampaikan terima kasih yang amat besar dan mendalam

kepada yang terhormat :

1. Bp Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan yang telah memberi ijin penulisan skripsi

ini.

2. Bp. Drs. Indianto, M.Pd selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin dalam

penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Chasiyah, M.Pd selaku ketua program studi Bimbingan dan

Konseling FKIP UNS yang telah memberikan kemudahan, dorongan dan

semangat kepada penulis dalam penulisan skripsi ini

4. Ibu Dra. Hj. Siti Sutarmi Fadhilah, M.Pd selaku pembimbing 1 yang telah

memberikan petunjuk, bimbingan, semangat, nasehat serta dorongan

disela-sela kesibukannya dari awal hingga akhir.

5. Bp Drs. Mudaris Muslim, M.Si, selaku pembimbing II yang menyediakan

waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan semangat dalam

penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Siti Fuzanah S.Pd selaku kepala sekolah SDN Rejoagung Kecamatan

Trangkil Kabupaten Pati yang telah member izin dan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Bp dan Ibu Dosen Program Bimbingan Konseling yang telah memberikan

ilmunya yang sangat bermanfaat

Page 7: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

ix

8. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas doanya yang terbaik selama ini

9. Kakak-kakakku tersayang yang selalu mendukungku

10. Dhony, yang selalu memberikan semangat dan cintanya.

11. Sahabat-sahabatku, rekan-rekan seangkatan terima kasih atas semua

kebaikannya, kehadiran kalian membuat hidup semakin bermakna.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu

menanyakan kabar skripsiku ini, terima kasih untuk keikhlasan, perhatian,

dorongan dan semangat serta hari-hari yang indah selama ini.

Walaupun disadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak sekali

terdapat kekurangan, namun diharapkan sekripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Penulis

Page 8: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v

HALAMAN MOTTO....................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH ........................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................... 2

C. CARA PEMECAHAN MASALAH .......................................... 3

D. MANFAAT PENELITIAN ........................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 5

1. Tata Krama ........................................................................... 5

2. Budi Pekerti .......................................................................... 8

Page 9: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

xi

3. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ...................................... 12

4. Layanan Informasi ............................................................... 14

B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 18

C. Hipotesis ..................................................................................... 19

BAB III RENCANA PENELITIAN

A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ............. 20

1. Setting Penelitian ................................................................. 20

2. Karakteristik Subyek Penelitian ........................................... 21

B. Variabel Penelitian .................................................................... 21

C. Rencana Tindakan ...................................................................... 22

D. Pengumpulan Data ..................................................................... 28

1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ........................................ 28

2. Teknik dan Instrumen Data................................................... 28

E. Analisis Data .............................................................................. 30

F. Uji Hipotesis .............................................................................. 30

G. Indikator Kinerja ........................................................................ 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ............................................................................ 32

1. Profil SDN Rejoagung ......................................................... 32

2. Subyek Penelitian ................................................................. 34

B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 34

C. Evaluasi Akhir Tindakan ............................................................ 39

D. Pembahasan ................................................................................ 42

Page 10: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 45

B. Saran............................................................................................ 45

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47

LAMPIRAN

Page 11: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Karakteristik Subyek Penelitian ...................................................... 21

Tabel 2 Data Tentang Keadaan Guru SD Rejoagung ................................... 33

Tabel 3 Hasil Evaluasi Tindakan Siklus I ..................................................... 35

Tabel 4 Hasil Evaluasi Tindakan Siklus II .................................................... 37

Tabel 5 Hasil Evaluasi Tindakan Siklus III .................................................. 39

Tabel 6 Perubahan Budi Pekerti Siswa yang Berperilaku Tidak Mau

Menyapa atau Memberi Salam Saat Berpapasan dengan Guru ....... 40

Tabel 7 Perubahan Budi Pekerti Siswa yang Berperilaku Berbicara

Terhadap Guru dengan Berkacak Pinggang...................................... 40

Tabel 8 Perubahan Budi Pekerti Siswa yang Berperilaku Berbicara Kasar

Terhadap Teman .............................................................................. 40

Tabel 9 Prosentase Keberhasilan Ketiga Siswa yang Berbudi Pekerti Tidak

Baik .................................................................................................. 41

Page 12: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

xiv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1. Kerangka Pemikiran .................................................................. 19

GAMBAR 2. Siklus Rencana Tindakan .......................................................... 22

GAMBAR 3. Histogram Rekapitulasi ............................................................. 44

Page 13: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Checklis ........................................................................ 49

Lampiran 2 Angket Budi Pekerti ................................................................. 50

Lampiran 3 Jadwal Penelitian ...................................................................... 51

Lampiran 4 Daftar Siswa ............................................................................. 53

Lampiran 5 Satuan Layanan 1 ...................................................................... 55

Lampiran 6 Satuan Layanan 2 ...................................................................... 57

Lampiran 7 Satuan Layanan 3 ...................................................................... 59

Lampiran 8 Satuan Layanan 4 ...................................................................... 61

Lampiran 9 Satuan Layanan 5 ...................................................................... 63

Lampiran 10 Satuan Layanan 6 ...................................................................... 65

Lampiran 11 Satuan Layanan 7 ...................................................................... 67

Lampiran 12 Satuan Layanan 8 ...................................................................... 69

Lampiran 13 Satuan Layanan 9 ...................................................................... 71

Lampiran 14 Satuan Layanan 10 .................................................................... 73

Lampiran 15 Satuan Layanan 11 .................................................................... 75

Lampiran 16 Satuan Layanan 12 .................................................................... 77

Lampiran 17 Satuan Layanan 13 .................................................................... 79

Lampiran 18 Satuan Layanan 14 .................................................................... 81

Lampiran 19 Satuan Layanan 15 .................................................................... 83

Lampiran 20 Satuan Layanan 16 .................................................................... 85

Lampiran 21 Satuan Layanan 17 .................................................................... 87

Page 14: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

xvi

Lampiran 22 Satuan Layanan 18 .................................................................... 89

Lampiran 23 Wawancara dengan Wali Kelas .............................................. 91

Lampiran 24 Wawancara dengan Guru Pembimbing .................................... 93

Lampiran 25 Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah ............................. 95

Lampiran 26 Wawancara dengan Siswa ........................................................ 96

Lampiran 27 Wawancara dengan siswa AP (Siklus I).................................... 98

Lampiran 28 Wawancara dengan siswa AP (Siklus II) .................................. 100

Lampiran 29 Wawancara dengan siswa AP (Siklus III) ................................ 101

Lampiran 30 Wawancara dengan siswa DP (Siklus I) ................................... 102

Lampiran 31 Wawancara dengan Siswa DP (Siklus II) ................................. 103

Lampiran 32 Wawancara dengan siswa DP (Siklus III) ................................. 104

Lampiran 33 Wawancara dengan siswa BD (Siklus I) ................................... 105

Lampiran 34 Wawan cara dengan siswa BD (Siklus II) ................................ 107

Lampiran 35 Wawan cara dengan siswa BD (Siklus III) ............................... 109

Lampiran 36 Uraian Materi Pengertian Budi Pekerti .................................... 110

Lampiran 37 Uraian Materi Sopan santun ...................................................... 111

Lampiran 38 Uraian Materi Sopan santun di kelas........................................ 113

Lampiran 39 Uraian Materi Budi pekerti....................................................... 114

Lampiran 40 Uraian Materi Tata karma ........................................................ 115

Lampiran 41 Uraian Materi Manfaat tata karma ........................................... 116

Lampiran 42 Uraian Materi Menghormati sesama teman ............................. 117

Lampiran 43 Uraian Bertanggung jawab ....................................................... 118

Lampiran 44 Uraian Sopan santun di kelas ................................................... 119

Lampiran 45 Daftar Cheklist Budi pekerti Tidak Baik .................................. 120

Page 15: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

xvii

Page 16: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut undang-undang tentang sistem pendidikan nasional maka arti

pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Bab I Pasal I ayat I). Undang-undang

tersebut menjelaskan bahwa pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk

mengembangkan potensi siswa agar siswa memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia”.

Menurut Undang-undang sisdiknas Bab II pasal 3 maka tujuan pendidikan

nasional adalah “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab” . Dengan jelas undang-undang tersebut

menjelaskan bahwa salah satu tujuan dari pendidikan nasional adalah membentuk

akhlak mulia bagi siswa.

Upaya mencapai tujuan tersebut menjadi tanggung jawab semua guru,

kepala sekolah, siswa itu sendiri. Maka diperlukan dukungan dan kerja sama

semua pihak termasuk orang tua, sekolah dan pemerintah. Hal tersebut didasarkan

bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan satu komponen saja karena

pada dasarnya pendidikan merupakan satu sistem.

Untuk membentuk akhlak mulia bagi setiap siswa maka diberikanlah mata

pelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut. Pelajaran tersebut meliputi

Page 17: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

2

mata pelajaran Agama, PPKn, bahasa Indonesia, bahasa daerah. Namun seiring

arus globalisasi yang begitu cepat, pemberian pelajaran-pelajaran akhlak tersebut

tidak berfungsi optimal. akhlak dan tata krama siswa dalam pergaulannya semakin

terpuruk saja. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa

yang dalam interaksi sosial sehari hari disekolah kurang menunjukkan perilaku

yang baik. Budi pekerti yang kurang baik yang dimiliki para siswa nampak dalam

interaksi antar siswa maupun interaksi dengan komponen sekolah yang lain

misalnya guru. Sependapat dengan hal tersebut detik.com (2008) “memberitakan

bahwa generasi yang muncul sekarang adalah generasi yang akhlaknya kurang

baik. Sebagai contoh sesama teman bisa menyebut ”monyet” tanpa merasa itu

salah. Pada saat ospek siswa yang senior sering menindas/menzhalimi siswa baru.

Sering tawuran dan bahkan siswa yang sampai membunuh”.

Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk memperbaiki tata krama siswa

adalah dengan memberikan layanan informasi tentang budi pekerti. Layanan

informasi tentang budi pekerti adalah salah satu pendekatan konseling yang dirasa

perlu dan tepat untuk membantu siswa mengubah perilakunya. Pendekatan ini

akan memberikan wawasan pada siswa mengenai budi pekerti dan nilai-nilai adat

yang berlaku di masyarakat.

Layanan informasi tentang budi pekerti diprediksikan dapat meningkatkan

tata krama siswa.

Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis akan mengadakan penelitian

dengan judul : KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI

PEKERTI UNTUK MENINGKATKAN TATA KRAMA SISWA KELAS VI

SDN. REJOAGUNG KECAMATAN TRANGKIL KABUPATEN PATI

TAHUN AJARAN 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut dapat disimpulkan

bahwa tata krama siswa menjadi tanggung jawab semua pihak baik orang tua,

Page 18: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

3

guru, kepala Sekolah. Dalam hal ini guru pembimbing memiliki peran penting

dalam membimbing siswa dalam bertata krama yang baik.

Sebagai pokok permasalahan pada penelitian ini adalah apakah layanan

informasi tentang budi pekerti memiliki efektif untuk meningkatkan tata karma

siswa kelas VI SDN. Rejoagung Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati tahun ajaran

2009/2010?

C. Cara Pemecahan Masalah

Bertolak dari permasalalahan di atas cara yang akan digunakan untuk

meningkatkan tata karma siswa kelas VI SD Negeri Rejoagung Kecamatan

Trangkil Kabupaten Pati tahun ajaran 2009/2010, adalah dengan menggunakan

layanan informasi tentang budi pekerti. Dengan menggunakan layanan informasi

tentang budi pekerti, siswa diharapkan dapat mengerti dan mengetahui cara-cara

bertata krama yang baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat.

Pada kelompok siswa, tata karma dalam pergaulan merupakan ketrampilan

baru yang perlu dipelajari, oleh karena itu layanan informasi tentang budi pekerti

merupakan suatu treatmen yang efektif untuk meningkatkan tata karma siswa.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan layanan informasi

tentang budi pekerti dalam meningkatkan tata krama siswa kelas VI SD Negeri

Rejoagung Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian dapat menambah khasanah teoritis bimbingan dan

konseling, khususnya layanan informasi tentang budi pekerti untuk

Page 19: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

4

meningkatkan tata krama siswa kelas VI SD Negeri RejoagungKecamatan

Trangkil Kabupaten Pati.

b. Menambah pengetahuan kepada para guru, untuk bekal mengembangkan

ilmu pengetahuan khususnya mengenai masalah bimbingan dan konseling

di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan pengetahuan mengenai budi pekerti agar dapat menjadikan

model bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas VI SDN.

Rejoagung Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati.

b. Memberikan masukan kepada guru SD Negeri Rejoagung Kecamatan

Trangkil Kabupaten Pati tentang pentingnya memberikan layanan

informasi tentang budi pekerti kepada seluruh siswa SD Negeri

Rejoagung.

c. Memberikan alternatif pemecahan masalah bagi para pendidik dalam

meningkatkan tata krama pergaulan siswa di sekolah.

Page 20: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

5

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tata Krama

a. Pengertian Tata Krama

Tata Krama atau sopan santun atau yang biasa disebut dengan etiket

telah menjadi pembicaraan dalam kehidupan kita dari jaman dahulu

sampai sekarang dan selamanya tata krama akan menjadi pembahasan

dimanapun manusia berada, tata krama telah menjadi persyaratan dalam

hidup sehari-hari, bahkan menjadi semakin meningkat dan sangat berperan

penting untuk memudahkan manusia agar dapat berinteraksi dan diterima

di masyarakatnya. Pengertian tata krama adalah selalu bertingkah laku dan

bersikap tertib menurut adat yang baik (Depdiknas, 2001 : 41). Sedangkan

Heryani Fauziah (http://www.smkn6dki.or.id, 11 November 2008 )

mengatakan “tata krama merupakan suatu kebiasaan”. Kebiasaan ini

merupakan tata cara yang lahir dalam hubungan antar manusia. Kebiasaan

ini muncul karena adanya aksi dan reaksi dalam pergaulan”. Lebih lanjut

Christiyati Ariani (2002: 94) menyatakan bahwa “Tata krama adalah tata

cara atau aturan turun-temurun yang berkembang dalam suatu budaya

masyarakat yang mengatur pergaulan antar individu maupun kelompok

untuk saling pengertian, hormat-menghormati menurut adat yang berlaku”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tata krama

adalah perbuatan/tindakan yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau

norma-norma yang berlaku untuk kehidupan sehari-hari dalam berinteraksi

dengan lingkungan yang kemudian dijadikan kebiasaan. Dengan istilah

lain tata krama adalah norma kebiasaan yang mengatur sopan santun dan

Page 21: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

6

disepakati oleh lingkungan. Dapat ditarik kesimpulan lagi bahwa

pengertian tata krama dalam kehidupan adalah :

1) Tau situasi dan kondisi serta bertanggung jawab

2) Aksi dan reaksi manusia dalam suatu lingkungan

3) Menghormati sesama

4) Sopan santun dalam berbicara

b. Dasar-dasar tata krama (etiket)

Menurut John Robert Power (mariana ramelan,

blogspot.com/2008/09/tata- krama-pergaulan.html, 12 November 2008).

Dasar-dasar Etiket meliputi :

1) Sopan dan ramah kepada siapa saja.

2) Memberi perhatian kepada orang lain.

3) Ingin membantu.

4) Memiliki rasa toleransi.

5) Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi.

Lebih lanjut menurut Pemkab Tanjung Jabung Barat

(Http://www.Pemkab Tanjung Jabung Barat.Go.Id/Artikel=&Id=17, 11

November 2008) mengemukakan dasar - dasar etiket terdiri dari :

1) Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja.

2) Memberi perhatian kepada orang lain.

3) Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain.

4) Bersikap ingin membantu.

5) Memiliki rasa toleransi yang tinggi.

6) Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi apapun.

Page 22: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

7

c. Manfaat tata krama (etiket)

Manfaat tata krama (etiket) dalam kehidupan menurut John Robert

Power (Mariana Ramelan.blogspot.com/2008/09/tata-krama-pergaulan.

html,12 Januari 2009)

1) Membuat seseorang disegani, dihormati, disenangi orang lain.

2) Mendapat kemudahan dalam hubungan baik dengan orang

3) Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi.

4) Dapat memelihara suasana yang baik dilingkungan keluarga, tempat

kerja, dan antara teman.

Sedangkan menurut wordpress.com (2008) manfaat tata krama

(etiket) dalam kehidupan manusia adalah :

1) Akan menambah rasa bangga dan mengingat orang menjadi contoh,

dengan sendirinya akan menjadi contoh baik dalam kehidupan.

2) Kebiasaan tingkah laku terkontrol, tidak ragu-ragu bertingkah terbuka

maka akan tumbuh dengan sendirinya rasa percaya diri.

3) Prilaku yang baik akan menumbuhkan kelebihan dalam pendidikan

dan pelatihan yang diikuti.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

manfaat tata krama adalah menambah rasa percaya diri, menambah rasa

bangga dan dengan sendirinya akan menjadi contoh yang baik dalam

kehidupan, akan menumbuhkan kelebihan dalam diri seseorang, kebiasaan

tingkah laku akan terkontrol dan tidak ragu dalam berbuat sesuatu

sehingga akan menambah rasa percaya diri, mendapat kemudahan dalam

hubungan baik dengan orang, dan membuat kita dihormati orang lain serta

diterima dilingkungan manapun.

Page 23: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

8

2.Budi Pekerti

a. Pengertian Budi Pekerti

“Berdasarkan etimologi budi pekerti merupakan kata majemuk yang

berasal dari kata budi dan pekerti, budi memiliki arti perbuatan baik

sedangkan pekerti berarti tingkah laku, perangai, watak”

(Poerwodarminto,1982: 158). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

Indonesia (1999: 131) “budi pekerti adalah tingkah laku, akhlak, dan

watak. Budi merupakan alat batin sebagai alat panduan akal dan perasaan

untuk menimbang baik / buruk tingkah laku, akhlak, dan watak”.

Lebih lanjut Soedjadi Setjonegoro (dalam I Gede Sura,

Http://www.balipost.com, 11 November 2008) merumuskan pengertian

budi pekerti sebagai "pimpinan bagi segala pekerti, perbuatan, yang

bersumber pada budi atau ratio". Ditambahkan bahwa yang dimaksudkan

dengan pimpinan ialah pimpinan ke arah kebaikan yang didasarkan atas

kesadaran. Kesatuan budi yang bersifat batiniah dengan perbuatan yang

bersifat lahiriah. Menurut Edi Sedyawati “Budi pekerti merupakan

moralitas yang mengandung pengertian adat istiadat, sopan santun, dan

perilaku” (1997:4)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

budi pekerti adalah tingkah laku, akhlak, dan watak yang mengarah pada

kebaikan yang didasarkan atas kesadaran. Kesatuan budi yang bersifat

batiniah dengan perbuatan yang bersifat lahiriah yang dilandasi dengan

pikiran yang jernih dan baik. karena budi pekerti merupakan induk dari

segala etika, tata krama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan,

pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Page 24: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

9

b. Tujuan pendidikan budi pekerti

“Tujuan pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai tertentu dalam diri siswa. Pengajarannya bertitik tolak dari nilai-nilai sosial tertentu, yakni nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia lainnya, yang tumbuh dan berkembangan dalam masyarakat Indonesia.”Trimo (http://re-searchengines.com/0807trimo, 12 Januari 2009)

Sedangkan menurut Depdiknas (2001: 5) tujuan dari pendidikan budi

pekerti “adalah untuk menfasilitasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuan, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasikan nilai, mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya akhlak mulia dalam diri siswa serta mewujudkan dalam perilaku sehari-hari dalam pelbagai konteks sosial budaya yang bhineka”.

Lebih lanjut Sudharto (2000: 3) mengatakan tujuan dari pendidikan

budi pekerti adalah “Untuk membekali peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan selama pertumbuhan dan perkembangan diri sebagai bekal bagi masa depannya agar memiliki hati nurani yang bersih berperangai baik serta menjaga kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesama makhluk, sehingga terbentuk pribadi seutuhnya yang tercermin pada perilaku berupa ucapan, perbuatan. Sikap, pikiran, perasaan, kerja, dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta norma budaya” (2000:3).

Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

pendidikan budi pekerti adalah membekali dengan menanamkan nilai-nilai

luhur budaya bangsa Indonesia kepada peserta didik melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran dan latihan selama pertumbuhan dan

perkembangan diri sebagai bekal bagi masa depannya sehingga kita bisa

berkiprah menuju kesuksesan hidup, mampu menjalin kerukunan antar

sesama dan berada dalam koridor perilaku yang baik dan memiliki hati

nurani yang bersih dan berperangai baik serta menjaga kesusilaan dalam

melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesama makhluk.

Page 25: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

10

c. Materi Pendidikan Budi Pekerti

Pendidikan budi pekerti pada dasarnya adalah pendidikan nilai,

artinya pendidikan budi pekerti adalah penguasaan nilai dan sikap. Nilai

dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan, dan pandangan tentang sesuatu

yang dianggap berharga oleh seseorang didalam hidupnya, misalnya nilai

religius, nilai pribadi dan nilai sosial.

Materi pendidikan budi pekerti menurut Depdiknas {2001 : 26}

adalah materi pendidikan nilai yang meliputi (1) bekerja keras,(2)

berdisiplin, (3) beriman, (4) berhati lembut, (5) bersahaja, (6) bertanggung

jawab, (7) bertenggang rasa, (8) bijaksana, (9) pemaaf, (10) ramah tamah,

(11) rendah hati, (12) sabar, (13) sopan santun atau tata krama, (14) susila,

(15) amal saleh, (16) berani memikul resiko, (17) empati (ikut merasakan

apa yang dirasakan oleh orang lain), (18) berhati lapang, (19) berani

berbuat benar, (20) berkepribadian, (21) cermat, (22) simpati (perhatian

dan peduli terhadap sesama), (23) hemat, (24) demokratis, (25) kreatif,

(26) kesatria, (27) lugas, (28) menghargai karya orang lain, (29) mencintai

ilmu, (30) pemurah, (31) patriotik, (32) sikap hormat, (33) sikap tertib,

(34) sportif, (35) susila, (36) tekun, (37) tegar, (38) ulet, (39 ) jujur.

Dari sejumlah materi pendidikan nilai budi pekerti tersebut untuk

layanan informasi difokuskan pada pendidikan tata krama sebagai berikut:

1) Ramah tamah

Sikap dan perilaku dengan budi bahasa yang baik, tutur kata yang

manis dan lembut.

2) Sikap Hormat

Terbiasa bersikap menghormati orang lain di lingkungan sekolah dan

masyarakat, menghindari diri sendiri dari sikap meremehkan orang

lain, selalu menghargai orang yang lebih tua, dan selalu menaati aturan

yang berlaku.

Page 26: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

11

3) Sopan Santun

Sikap dan perilaku yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau norma

yang berlau didalam masyarakat.

4) Susila

Sikap dan perilaku yang sesuai dengan harapan-harapan masyarakat

yang dikendalikan oleh nurani yng tinggi dalam tatanan kehidupan.

5) Bertanggung jawab

Sikap dan perilaku yang berani menanggung segala akibat dari

perbuatan atau tindakan yang dilakukan.

d. Pendekatan Pendidikan Budi Pekerti

Departemen Pendidikan Nasional (2001: 61) menjelaskan bahwa “

Penerapan Pendidikan Budi Pekerti dalam konteks Pendidikan Nasional

saat ini menggunakan pendekatan Pengintergrasian dan peningkatan

dengan cara mengoptimalkan isi, proses, dan pengelolaan proses

pembelajaran saat ini guna mencapai tujuan Pendidikan Nasional ”.

Sedangkan Sudharto ( 2000 : 8 ) menyatakan bahwa pendidikan

budi pekerti dilaksanakan melalui beberapa pendidikan yaitu :

1) Pendekatan Keimanan, yaitu memberi peluang dan pengarahan kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk pada alam semesta.

2) Pendekatan Pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membiasakan perilaku baik yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa dalam kehidupan sehari-hari.

3) Pendekatan Emosional, yaitu upaya menggugah peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.

4) Pendekatan Rasional yaitu memberi peran pada Rasional yaitu upaya memberikan peran pada rasio atau akal dalam memerangi dan membedakan perilaku yang baik dengan perilaku yang buruk dalam kehidupan sehari-hari

5) Pendekatan fungsional yaitu usaha menyajikan bentuk akhlak atau budi pekerti dalam segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari

Page 27: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

12

6) Pendidikan keteladanan yaitu usaha para pendidik menjadi figure atau contoh utama dari seluruh komponen pendidikan budi pekerti.

7) Pendekatan penghargaan dan sanksi yaitu memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berperilaku baik dan sebaliknya memberikan sanksi kepada peserta didik yang berperilaku buruk.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan budi

pekerti adalah pengintegrasian dan peningkatan yang dilakukan dengan

cara pendekatan keimanan, pendekatan pembiasaan, pendekatan

emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional, pendekatan

keteladanan, pendekatan penghargaan dan sanksi.

3 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

a. Pengertian Sekolah Dasar

Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama enam

tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan

menengah.

Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada

pendidikan formal di Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu 6

tahun, mulai dari kelas satu sampai kelas 6. Pelajar sekolah dasar pada

umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga Negara berusia

7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar 9 tahun, yaitu Sekolah Dasar

(SD) atau sederajat selama 6 tahun dan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama tyaitu SMP selama 3 tahun.

b. Karakteristik anak sekolah dasar

Menurut Edy Wiyono (http://beranda.bloasome.com/2008) anak

sekolah dasar memiliki sifat Ingin mendapat pengakuan diri,punya

pendapat yang berbeda, gaya bicara berbeda, dan hobinyapun berbeda.

Page 28: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

13

Sedangkan menurut Darmojo (1992:25) anak usia sekolah dasar

adalah “Anak yang sedang mengalami pertumbuhan baik pertumbuhan

intelektual, emosional maupun badaniah dimana kecepatan pertumbuhan

anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehinggga terjadi

berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut”. Ini suatu

faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak

sekolah dasar walaupun mereka berada dalam usia yang sama.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia

sekolah dasar merupakan pribadi atau individu yang sedang berkembang,

anak usia sekolah dasar juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan

bervariasi sehingga mempengaruhi tingkah kaku dan pola pikir yang

berbeda-beda.

Dengan pemberian layanan informasi tentang budi pekerti terhadap

siswa sekolah dasar maka diharapkan siswa dapat bertingkah laku lebih

baik.

c. Tugas perkembangan siswa sekolah dasar

Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul dalam periode

tertentu dalam kehidupan individu. Sementara itu tugas-tugas

perkembangan yang dihadapi oleh siswa SD adalah, antara lain, mengatur

kegiatan-kegiatan belajarnya dengan bersikap tanggung jawab, bertingkah

laku dengan cara yang dapat diterima oleh orang dewasa serta teman-

teman sebaya, mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam

membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan kesadaran moral

berdasarkan nilai-nilai kehidupan (values), dengan membentuk kata hati.

Pada usia sekolah dasar tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar

dengan memandang dunia secara obyektif, bergeser dari satu aspek situasi

ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak,

Page 29: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

14

berfikir secara operasional untuk mengklasifikasikan bend-benda,

membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip

ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat.

Bertitik tolak dari uraian diatas menunjukkan bahwa siswa sekolah

dasar telah dapat memahami dan dapat bersikap serta bertindak sesuai

dengan tata krama yang benar.

Tata krama pada siswa sekolah dasar dapat ditingkatkan melalui

pemberian layanan informasi tentang budi pekerti.

4 Layanan Informasi

a. Pengertian Layanan Informasi

“Layanan informasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai

informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk

kepentingan peserta didik” (Prayitno, 1997 : 33).

”Layanan informasi adalah kegiatan dalam rangka program

bimbingan dan konseling di sekolah untuk peserta didik dalam mengenal

diri dan lingkungannya, terutama kesempatan-kesempatan yang ada dalam

lingkungannya yang dapat dimanfaatkan, baik pada masa kini maupun

pada masa yang akan datang” (Depdiknas, 2000 : 9)

Menurut H Achmad Juntika Nurisan, dan Akur Sudianto (2005 :

20) Layanan informasi adalah layanan yang memberikan sejumlah

informasi kepada peserta didik. Tujuan layanan ini agar peserta didik

memiliki informasi yang memadai, baik informasi tentang dirinya

maupun informasi tentang lingkungannya. Informasi yang diterima oleh

siswa merupakan bantuan dalam membuat keputusan yang tepat.

Page 30: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

15

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian layanan informasi adalah layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami

berbagai informasi yang dapat dipergunakan untuk mengenal diri dan

lingkungannya serta untuk bahan pertimbangan dan pengambilan

keputusan peserta didik. Layanan informasi memberikan pemahaman

kepada individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang

diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan atau untuk

menentukan suatu arah tujuan atau rencana yang dikehendaki. Layanan

informasi merupakan penyampaian berbagai informasi agar individu dapat

mengolah dan memanfaatkan informasi tersbut demi kepentingan hidup

dan perkembangannya.

b.Tujuan Layanan Informasi

“Tujuan diberikannya layanan informasi adalah untuk membekali

para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang

pendidikan sekolah, bidang pekerjaan, dan bidang perkembangan pribadi-

sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih

mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri” (Winkel W.S,

1991 : 274).

Menurut Prayitno, dan Erman Anti (1994 : 226) ada tiga alasan

utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan;

1) Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial-budaya. Dalam masyarakat yang serba majemuk dan semakin komplek, pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagian terletak ditangan individu itu sendiri. Dalam hal ini, layanan informasi berusaha merangsang individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi berkaitan dengan hajat hidup dan perkembangannya.

Page 31: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

16

2) Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya “kemana dia ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu. Dengan kata lain, berdasarkan atas informasi yang diberikan itu individu diharapkan dapat membuat rencana-rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya itu.

3) Setiap individu adalah unik, keunikan itu akan membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu. Pertemuan antara keunikan individu dan variasi kondisi yang ada di lingkungan dan masyarakat yang lebih luas, diharapkan dapat menciptakan berbagai kondisi baru baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi masyarakat, yang semuanya itu sesuai dengan keinginan individu dan masyarakat. Dengan demikian akan terciptalah dinamika perkembangan individu dan masyarakat berdasarkan potensi positif yang ada pada diri individu dan masyarakat.

c.Fungsi Layanan Informasi

Fungsi layanan informasi pada dasarnya sama dengan empat fungsi

bimbingan. Menurut Prayitno, dan Erman Anti (1994 : 14) bimbingan dan

konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan,

pemeliharaan, dan penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu

kepada empat fungsi bimbingan yaitu :

1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

2) Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

3) Fungsi adaptasi, yaitu membantu petugas-petugas disekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik.

4) Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi, memahami, dan memecahkan masalah.

Page 32: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

17

Sesuai dengan tujuan dan fungsinya, layanan informasi diarahkan

kepada terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan akan bantuan dalam

hal informasi, orientasi, konsultasi dan komunikasi kepada peserta didik

dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian akan tercipta

kemudahan bagi terselengaranya proses dan tercapainya tujuan program

pendidikan seperti yang diharapkan.

d.Jenis-jenis Informasi

Jenis informasi yang perlu diberikan kepada peserta didik dalam

rangka kegiatan bimbingan dan konseling disekolah

Menurut Depdiknas (2001 : 11) adalah : 1) Informasi Pendidikan, meliputi data dan keterangan yang valid dan berguna tentang kesempatan dan syarat-syarat berkenaan dengan berbagai jenis pendidikan yang ada sekarang dan yang akan datang. 2) Informasi Jabatan, meliputi penyampaian tentang, pengetahuan dan penghayatan tentang pekerjaan atau jabatan yang akan dimasuki. 3) Informasi Sosial Budaya adalah informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial budaya yang perlu dipahami oleh siswa untuk menyesuaikan diri dan membuat keputusan.

Data dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi

dibedakan atas 3 jenis, yaitu :

1) Informasi tentang pendidikan sekolah, yang mencakup semua data mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat. 2) Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai posisi atau jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai klasifikasi jabatan, dan prospek masa depan yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat akan jenis pekerjaan tertentu. 3) Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis (Winkel. W.S, 1991 : 311)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jenis layanan

informasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu : 1) Informasi

pendidikan, 2) Informasi jabatan, 3) Informasi Sosial budaya, 4) Informasi

Page 33: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

18

tentang proses perkembangan manusia muda, 5) Informasi tentang proses

perkembangan manusia muda.

e.Metode Layanan Informasi

Ada banyak metode yang bisa digunakan dalam penyampaian

layanan informasi. Seperti yang dikatakan Prayitno dan Erman Anti (1994

: 275) bahwa dalam pemberian layanan informasi kepada siswa dapat

dilakukan dengan berbagai cara seperti metode ceramah, diskusi panel,

wawancara, karya wisata, alat-alat peraga, dan alat-alat bantu lainnya,

buku panduan, kegiatan sanggar karier, dan sosiodrama.

B.Kerangka Pemikiran

Budi pekerti adalah tingkah laku, akhlak, dan watak yang

mengarah pada kebaikan yang didasarkan atas kesadaran kesatuan budi

yang bersifat batiniah dengan perbuatan yang bersifat lahiriah. Besar atau

kecilnya, tinggi atau rendahya pengetahuan budi pekerti seseorang akan

sangat berpengaruh pada tata krama siswa.

Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN. Rejoagung

Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati tahun ajaran 2009/2010. Secara

umum pemberian layanan informasi diberikan pada seluruh kelas VI yang

bertata krama baik maupun yang kurang baik. Tata krama yang baik

adalah siswa member salam dan menyapa ketika berpapasan dengan guru,

siswa berbicara tanpa berkaca pinggang terhadap guru, berbicara sopan

terhadap teman. Sedangkan tata krama yang tidak baik adalah siswa yang

tidak mau menyapa atau memberi salam saat berpapasan dengan guru,

berbicara dengan berkaca pinggang, berbicara dengan menggunakan

bahasa yang kasat terhadap semama teman.

Page 34: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

19

Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

C.Hipotesis

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai

berikut : “Layanan informasi tentang budi pekerti efektif untuk

meningkatkan Tata Krama siswa kelas VI SDN. Rejoagung Kecamatan

Trangkil Kabupaten Pati.

Siswa kelas VI SDN. Rejoagung Kecamatan Trangkil Tata karma

kurang baik

Layanan informasi

tentang budi pekerti

Tata karma baik

Page 35: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

20

20

BAB III

RENCANA PENELITIAN

A. Setting Penelitian dan Karakteristik subyek penelitian

1. Setting Penelitian

Tempat penelitian berarti lokasi yang dijadikan tempat berlangsungnya

penelitian. Tempat penelitian ini adalah di SDN. Rejoagung Kecamatan Trangkil

Kabupaten Pati. Alasan dipilihnya lokasi tersebut menjadi tempat penelitian

adalah :

a. Di sekolah tersebut belum pernah dilaksanakan penelitian tentang pelaksanaan

layanan informasi tentang budi pekerti. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya

pengetahuan yang dimiliki oleh guru pembimbing tentang masalah budi

pekerti dan bagaimana cara penanganannya.

b. Diduga di SDN Rejoagung Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati masih

terdapat banyak siswa yang kurang bertata krama dalam pergaulan sekolah.

c. Di SDN Rejoagung kecamatan Trangkil Kabupaten Pati tersebut mempunyai

visi dan misi yang sesuai dengan salah satu tujuan penelitian ini. Adapun visi

yang terdapat di sekolah tersebut adalah menjadikan siswa bertaqwa, beriman,

berkualitas, terampil serta berbudi pekerti luhur. Sedangkan misi yang terdapat

di sekolah tersebut adalah Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara

efektif untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa, Mengembangkan

budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya meningkatkan prestasi,

Mengembangkan kegiatan olah raga dan seni, Membimbing siswa agar

berrtingkah laku sopan santun dalam segala hal sesuai dengan norma-norma

yang berlaku didalam pendidikan agama.

d. Kebanyakan orang tua siswa memiliki latar belakang pendidikan yang kurang

tinggi dan ekonomi sosial yang rendah. Kebanyakan sebagian besar orang tua

siswa bekerta sebagai petani, buruh dan ada sebagian yang berternak.

Sehingga dengan kesibukan para orang tua, kebanyakan dari mereka kurang

memperhatikan bagaimana pergaulan anak-anaknya dan tata krama disekolah

maupun dilingkungan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Page 36: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

21

dengan latar belakang orang tua siswa yang rata-rata berasal dari ekonomi dan

pendidikan yang rendah menjadikan para orang tua kurang terlatih untuk

mengajari dan menanamkan tentang tata krama yang baik. Dan para orang tua

biasanya berpandangan untuk menyerahkan sepenuhnya pendidika anak

kepada guru yang mengajar para siswa.

2. Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik subyek penelitian adalah sifat khas, latar, dan jumlah subyek

penelitian. Sifat khas berarti sifat yang dimiliki siswa sebagai subyek penelitian.

Latar yang dimaksudkan adalah keadaan lingkungan subyek yang mempunyai tata

krama kurang baik, misalnya tentang keadaan rumah siswa, hubungan siswa

dengan teman, dddan keadaan kelas. Jumlah subyek penelitian ini ada tiga orang

siswa yang merupakan siswa kelas VI tahun ajaran 2009/2010.

Subyek penelitian pada siswa kelas VI SDN Rejoagung Kecamatan Trangkil

kabupaten Pati dengan karakteristik sebagai berikut :

Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian

No Nama

Tempat tanggal lahir

Karakteristik

1 “AP”

Pati 26-6-1998

Tidak memberi salam atau menyapa saat

berpapasan dengan guru

2 DP

Pati 4-5-1997

Berbicara pada guru dengan berkaca

pinggang

3 BD

15-11-1998

Berbicara dengan teman menggunakan

bahasa yang kasar

B. Variabel Penelitian

Variabel oleh Sutrisno Hadi (dalam Suharsimi Arikunto, 1997: 94)

didefinisikan sebagai gejala yang bervariasi”. Sedang Yatim Rianto (1996: 9)

“mengartikan variabel sebagai suatu konsep yang memiliki nilai ganda, atau

dengan perkataan lain suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang

Page 37: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

22

bervariasi.Variabel bebas dalam penelitin ini yaitu adalah layanan informasi

tentang budi pekerti. Adapun variabel terikatnya adalah tata krama.

Variabel dalam penelitian ini mencakup tiga jenis variabel yaitu:

1. variabel input, yaitu kondisi awal atau tingkah laku yang akan di ubah melalui

penelitian ini. Adapun yang akan dirubah melalui penelitian ini adalah tata

krama siswa kelas VI SD Negeri RejoagungKecamatan Trangkil Kabupaten

Pati.

2. Variabel proses yaitu cara teknis yang akan digunakan untuk mengubah

perilaku yang akan di inginkan menjadi perilaku yang diharapkan. Pada

penelitian ini variabel prosesnya adalah layanan informasi tentang budi

pekerti.

3. Variabel Output, yaitu kondisi akhir berupa perilaku yang diharapkan sebagai

tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan. Jadi variabel output dalam

penelitian ini adalah tata karma siswa setelah mendapatkan layanan informasi

tentang budi pekerti.

C. Rencana Tindakan

Tiap penelitian yang dilakukan memerlukan perencanaan. Perencanaan yang

dimaksud mencakup gambaran mengenai tindakan yang akan dilaksanakan.

Rencana tindakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus I,

siklus II dan siklus III. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan dalam gambar

sebagai berikut:

Permasalahan Rencana Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Refleksi I Analisis Data II Observasi I

Page 38: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

23

Belum terselesaikan

Belum Terselesai

Belim terselesaikan

Permasalahan Rencana Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Refleksi II Analisa Data II Observasi II

Permasalahan Rencana Tindakan III

Pelaksanaan Tindakan III

Refleksi III Analisis data III Observasi III

Gambar 2 Siklus Rencana Tindakan

Page 39: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

24

Perencanaan pelaksanaan tindakan ada tiga siklus langkah, yaitu; 1) Pelaksanaan

tindakan siklus I, 2) Pelaksanaan tindakan siklus II, 3) Pelaksanaan tindakan

siklus III. Secara rinci, langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :

a. Rencana pelaksanaan tindakan siklus I

1. Rencana tindakan I

Rencana tindakan I berarti rencana yang digunakan dasar untuk melakukan

tindakan penelitian tentang keefektifan layanan informasi tentang budi pekerti

untuk meningkatkan tata krama siswa. Rencana tindakan I dilatar belakangi oleh

adanya masalah yang menjadi faktor penyebab dari permasalahan – permasalahan

yang ada dan kemudian melakukan perumusan tujuan ditetapkan berdasarkan

kebutuhan siswa, yakni kebutuhan untuk mendapatkan teladan yang konkrit

tentang tata karma di sekolah.

2. Tindakan I

Pelaksanaan tindakan I dilakukan di lingkungan sekolah dengan memberikan

perilaku atau tingkah laku khusus yang di rumuskan untuk meningkatkan tata

krama siswa adalah; 1) siswa memberi salam dan menyapa ketika berpapasan

dengan guru, 2) berbicara dengan guru tanpa kacak pinggang, 3) berbicara dengan

teman menggunakan bahasa yang baik dan lembut,tidak perlu berteriak.

3. Observasi I

Tekanannya adalah pada pengamatan tentang apa yang dilakukan sebagai

dasar untuk tahap refleksi yang akan datang. Pada observasi I dilakukan dengan

mengamati perilaku siswa yang muncul serta didukung dengan adanya wawancara

yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperoleh dengan menanyakan

secara langsung kepada narasumber.

4. Analisis tindakan I

Menganalisis masalah yang muncul yaitu dengan mencari penyebab siswa

tidak berperilaku sopan.

5. Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan

pencapaian tujuan sementara, untuk menentukan tindak lanjut dalam langkah

Page 40: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

25

pencapaian tujuan akhir yang mungkin dicetuskan dalam pencapaian berbagai

tujuan sementara lainnya (Sugiyanto, 2006 : 5).

Refleksi dalam penelitian tindakan adalah upaya mengkaji apa yang telah

terjadi atau belum tuntas pada langkah atau upaya sebelumnya. Jadi, apabila dari

hasil evaluasi menunjukkan hasil yang kurang baik atau belum berhasil, maka

perlu dilakukan dengan melanjutkan pelaksanaan tindakan siklus II.

b. Pelaksanaan Rencana Tindakan Siklus II

1. Rencana Tindakan II

Rencana tindakan II berarti rencana yang digunakan dasar untuk melakukan

tindakan penelitian yaitu berupa layanan informasi tentang budi pekerti pada

siswa. Rencana tindakan II dilatar belakangi oleh adanya masalah yang timbul

yaitu terdapat 3 siswa yang memiliki budi pekerti tidak baik.

Rencana tindakan II dilakukan dengan memberikan materi tentang pengertian

budi pekerti kepada siswa. Peneliti juga menjelaskan tentang bagaimana berbudi

pekerti yang baik di dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Mengidentifikasi siswa yang melakukan budi pekerti tidak baik dan kemudian

peneliti mulai melaksanakan bimbingan kepada tiga siswa bermasalah.

2. Tindakan II

Pelaksanaan tindakan dilakukan di dalam dan di luar kelas (ruang konseling)

yaitu memberikan penjelasan secara rinci kepada siswa didalam kelas mengenai

pengertian budi pekerti dan memberikan contoh kepada siswa budi pekerti yang

tidak baik. Ditemukan tiga orang siswa yang memiliki budi pekerti kurang baik

yaitu “AP, DP dan BD” dengan karakteristik yang berbeda. Peneliti melakukan

bimbingan mengenai budi pekerti melalui layanan informasi yang lebih

difokuskan pada siswa bermasalah dan melakukan pendekatan secara pribadi.

3. Observasi II

Tekanannya adalah pada pengamatan tentang apa yang dilakukan sebagai

dasar untuk tahap refleksi yang akan datang. Melakukan pengamatan tentang

perilaku siswa yang kerang baik difokuskan pada “AP, DP dan BD”. Instrumen

yang digunakan untuk observasi yaitu cheklist. Observasi dilakukan sebanyak 3

Page 41: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

26

kali selama 1 minggu sebelum dilakukan pelayanan budi pekerti secara khusus

kepada tiga siswa bermasalah.

4. Evaluasi II

Evaluasi berarti kegiatan menilai hasil atau dampak tindakan layanan tentang

budi pekerti untuk meningkatka tata karama. Sasaran yang dievaluasi adalah siswa

yang bermasalah terhadap budi pekerti. Kriteria yang digunakan evaluasi sebagai

tolak ukur keberhasilan adalah ada tidaknya perubahan pada siswa yang berbudi

pekerti tidak baik. Apabila siswa tidak mengalami perubahan maka penelitian

dianggap belum berhasil.

5. Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan

pencapaian tujuan sementara, untuk menentukan tindak lanjut dalam langkah

pencapaian tujuan akhir yang mungkin dicetuskan dalam pencapaian berbagai

tujuan sementara lainnya (Sugiyanto, 2006 : 5).

Refleksi dalam penelitian tindakan adalah upaya mengkaji apa yang telah

terjadi atau belum tuntas pada langkah atau upaya sebelumnya. Jadi, apabila dari

hasil evaluasi menunjukkan hasil yang kurang baik atau belum berhasil, maka

perlu dilakukan dengan melanjutkan pelaksanaan tindakan siklus III.

c. Pelaksanaan Rencana Tindakan Siklus III

1. Rencana Tindakan III

Rencana tindakan III berarti rencana yang digunakan dasar untuk melakukan

tindakan penelitian yaitu berupa layanan informasi tentang budi pekerti yang

difokuskan pada siswa yang bermasalah. Rencana tindakan III dilatar belakangi

oleh adanya masalah yang timbul yaitu terdapat 3 siswa yang memiliki budi

pekerti tidak baik dan pelayanan informasi tentang budi pekerti kepada siswa

bermasalah lebih ditingkatkan dalam upaya meningkatkan tata krama siswa.

Rencana tindakan III dilakukan dengan memberikan materi tata tertib siswa,

mengajak siswa belajar bertutur kata dengan baik dan benar, memberikan

pengertian tentang akhlak dan watak kepada siswa guna memenuhi keefektifan

layanan informasi budi pekerti untuk meningkatkan tata krama.

Page 42: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

27

2. Tindakan III

Pelaksanaan tindakan dilakukan di dalam dan di luar kelas (ruang konseling)

yaitu melakukan pendekatan kepada siswa dengan memanggilnya satu persatu

kedalam ruang konseling dan menjelaskannya tentang tindakan yang seharusnya

dilakukan di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yaitu pada “AP,

DP dan BD”. Peneliti melakukan bimbingan mengenai budi pekerti melalui

layanan informasi tanpa harus memarahi tetapi dengan melakukan pendekatan

secara pribadi dan menjelaskannya secara hati - hati.

3. Observasi III

Tekanannya adalah pada pengamatan tentang apa yang dilakukan sebagai

dasar untuk tahap refleksi yang akan datang. Melakukan pengamatan tentang

perubahan yang terjadi terhadap perilaku siswa yang kurang baik difokuskan pada

“AP, DP dan BD”. Instrumen yang digunakan untuk observasi yaitu cheklist.

Observasi dilakukan sebanyak 3 kali selama 1 minggu setelah dilakukan

pelayanan budi pekerti secara khusus kepada tiga siswa bermasalah.

4. Evaluasi III

Evaluasi berarti kegiatan menilai hasil atau dampak tindakan layanan tentang

budi pekerti untuk meningkatka tata karama. Sasaran yang dievaluasi adalah siswa

yang bermasalah terhadap budi pekerti. Kriteria yang digunakan evaluasi sebagai

tolak ukur keberhasilan adalah ada tidaknya perubahan pada siswa yang berbudi

pekerti tidak baik. Apabila siswa tidak mengalami perubahan maka penelitian

dianggap belum berhasil.

5. Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan

pencapaian tujuan sementara, untuk menentukan tindak lanjut dalam langkah

pencapaian tujuan akhir yang mungkin dicetuskan dalam pencapaian berbagai

tujuan sementara lainnya (Sugiyanto, 2006 : 5).

Refleksi dalam penelitian tindakan adalah upaya mengkaji apa yang telah

terjadi atau belum tuntas pada langkah atau upaya sebelumnya. Jadi, apabila dari

hasil evaluasi menunjukkan hasil yang kurang baik atau belum berhasil, maka

perlu dilakukan dengan melanjutkan pelaksanaan tindakan siklus IV.

Page 43: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

28

D. Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber Data Penelitian

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan ada tiga yaitu data yang berhubungan dengan

proses, dampak tindakan yang dilakukan, dan data yang digunakan sebagai

dasar menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan. Data yang berhubungan

dengan proses berupa data tentang pelaksanaan layanan informasi. Sedangkan

data tentang dampak tindakan yang dilakukan berupa peningkatan tata krama.

Data yang digunakan sebagai dasar menilai keberhasilan tindakan adalah

keberhasilan layanan informasi dalam meningkatkan tata krama siswa kelas

VI SDN Rejoagung Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati.

Jenis data penelitian dapat berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk bilangan, sedangkan data kualitatif

yaitu data yang tidak berbentuk bilangan. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan jenis data kuantitatif karena untuk mengetahui prosentase

perubahan perilaku sebelum dan sesudah treatment.

b. Sumber data

Menurut Marzuki (2002: 55) sumber data dalam penelitian dibedakan

menjadi dua, yaitu data sumber data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati dan

dicatat untuk pertama kalinya. Sedangkan data sekunder adalah data yang

bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Jadi, data sekunder

diperoleh dari sumber-sumber luar yang memerlukan adanya ketelitian. Data

primer diperoleh dari keterangan siswa kelas VI yang tidak memilki tata

krama, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil wawancara dengan guru,

wali kelas, dan orang tua siswa.

2. Teknik dan Instrumen Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan dibedakan yaitu berupa teknik

pengumpulan primer dan teknik pengumpulan data sekunder. Teknik

Page 44: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

29

pengumpulan data primer berupa layanan informasi. Sedangkan teknik

pengumpulan data sekunder berupa teknik wawancara. Adapun penjelasannya

sebagai berikut:

a. Teknik Observasi

Dalam penelitian ilmiah observasi diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno

Hadi, 2001: 136). Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam proses observasi selain

melibatkan indra penglihatan dan pendengaran juga aktivitas lain yaitu berupa

pencatatan, karena itu dalam observasi dibutuhkan daya ingat yang baik untuk

menjamin agar data yang dikumpulkan dapat valid dan reliable.

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan observasi

dimaksudkan untuk memperoleh data tentang; 1) gejala awal yang nampak

pada perilaku siswa yang bertata krama tidak baik pada tiga siswa yang

menjadi subjek penelitian, 2) perubahan perilaku siswa yang bertata krama

tidak baik setelah diberi treatment berupa layanan informasi.

Pengumpulan data pada penelitian ini ditempuh dengan cara observasi

karena berkaitan dengan perilaku, sedangkan perilaku siswa disekolah sangat

mudah diamati oleh guru pembimbing. Untuk mengetahui perubahan perilaku

siswa disekolah sangat tepat digunakan cara observasi.

b. Teknik Wawancara

Teknik wawancara sebagai teknik sekunder dapat diartikan sebagai

teknik pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa

secara lisan (Winkel,1991: 249). Dengan wawancara peneliti bisa menggali

data lebih dalam tentang siswa baik itu mengenai latar belakang keluarga,

ataupun penyebab perilaku menyimpang siswa.

Teknik wawancara dapat dibedakan menjadi dua yaitu wawancara

berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Wawancara berstruktur

merupakan teknik wawancara dimana pewawancara menggunakan

(mempersiapkan) daftar pertanyaan sebagai pedoman saat melakukan

wawancara. Sedangkan wawancara tidak berstruktur yaitu teknik wawncara

Page 45: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

30

dimana pewawancara tidak menggunakan daftar pertanyaan di dalam proses

wawancara.

Jenis teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara

berstruktur. Alasan pemilihan teknik wawancara berstruktur lebih efektif

untuk mengumpulkan dan mengungkap data tentang tata krama siswa yang

tidak baik.

E. Analisis Data

Untuk menguji hipotesa yang telah dikemukakan didepan dan untuk

mendapatkan kesimpulan yang benar maka data yang terkumpul harus

dianalisis.

Adapun cara menganalisa dan mengolahnya sangatlah tergantung dari

jenis datanya. Jenis data dalam penelitian ini adalah data yang dapat diukur

secara langsung atau dapat dihitung. Sutrisno Hadi {2004:74} mengatakan

bahwa jenis data yang dapat diukur secara langsung ataupun dapat dihitung

termasuk dalam jenis data kuantitatif. Data penelitian ini dapat secara

langsung diukur atau dihitung dikarenakan jenis data penelitia ini merupakan

penelitian kuantitatif. Lebih tepatnya menggunakan analisis pengubahan

tingkah laku post rate-base rate.

F. Uji Hipotesis

Layanan informasi tentang budi pekerti efektif untuk meningkatkan tata

krama siswa kelas VI SD Negeri Rejoagung kecamatan Trangkil Kabupaten Pati.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan suatu kondisi atau keadaan tingkah laku yang

diharapkan terjadi setelah diadakan penelitian. Indikator kinerja dijadikan sebagai

tolak ukur keberhasilan treatment dan dapat dimanfaatkan sebagai dasar penelitian

akhir tentang berhasil atau tidaknya penelitian tindakan yang telah dilaksanakan.

Pada penelitian ini indikator kinerja yang diharapkan muncul sebagai hasil

tindakan adalah berubahnya perilaku siswa yang bertata krama tidak baik

Page 46: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

31

menjadi bertata krama baik pada tiga siswa sebagi subjek penelitian. Perubahan

perilaku tersebut ditandai dengan: 1) memberi salam atau menyapa saat

berpapasan dengan guru, 2) berbicara dengn guru tanpa berkaca pinggang, 3)

berbicara dengan teman menggunakan bahasa yang baik dengan suara yang

lembut.

Page 47: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

32

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai hasil dari penelitian tindakan

yang telah dilakukan oleh peneliti.

A. Deskripsi Data

1. Profil SDN Rejoagung

Sekolah yang dipilih sebagai tempat penelitian ini adalah SD Negeri

Rejoagung. Sekolah tersebut terletak di Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Di

sekolah tersebut memiliki visi dan misi sebagai tujuan utama dalam pendidikan.

Adapun visi dan misi SDN Rejoagung adalah bsebagai berikut :

a.Visi

Menjadikan siswa bertaqwa, beriman, berkualitas, terampil serta berbudi

pekerti luhur.

b. Misi

Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk

mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa, Mengembangkan budaya kompetitif

bagi siswa dalam upaya meningkatkan prestasi, Mengembangkan kegiatan olah

raga dan seni, Membimbing siswa agar berrtingkah laku sopan santun dalam

segala hal sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Lingkungan fisik sekolah ini terlihat baik dan rapi, halaman sekolah

tidak terlalu luas dan merupakan jalan kampung yang tidak begitu ramai.

Walaupun begitu siswa-siswa sangat menikmatinya. SDN Rejoagung juga sangat

sejuk dan bebas dari polusi kendaraan jadi sangat nyaman untuk para siswa karena

selain bebas polusi siswa juga tidak dibisingkan dengan lalu lalang kendaraan.

Selain itu SDN Rejoagung juga berdekatan dengan sekolah TK (taman kanak-

kanak), tepatnya berada persis dibelakang SDN Rejoagung. Jadi kebanyakan

siswa yang sekolah di SDN Rejoagung ini adalah mereka yang sebelumnya

sekolah di TK tersebut tepatnya TK Pertiwi. Kebersihan dan kerapian kelas juga

diperhatikan, terlihat dari setiap hari sebelum pelajaran dimulai ruangan kelas

Page 48: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

33

dibersihkan dan ditata oleh siswa regu piket dan juga oleh penjaga sekolah.

Penjaga sekolah di SDN Rejoagung sangat beertanggung jawab untuk

membersihkan lingkungan sekolah sehingga sekolah tersebut tidak pernah kotor

dan selalu terawat.

SDN Rejoagung mempunyai 11 guru yang terdiri dari 6 wali guru kelas dan

5 guru bidang studi. Mengenai status kepegawaian sebagian berstatus sebagai

Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru Bantu (GTT) dan Wiyata Bakti (WB). Tingkat

pendidikan guru SD tempat penelitian mayoritas lulusan D2, ada yang lulusan

PGA dan juga Strata -1.

Khusus kedaan guru SDN Rejoagung dilaporkan sebagai berikut :

Tabel 2

Data Tentang Keadaan Guru SD Rejoagung

Jenis Kelamin Status

Kepegawaian Pendidikan

Jabatan

L P PNS GTT WB S1 D2 PGA

Kepala

Sekolah

Guru Kelas

Guru Bid.

Studi

1

3

4

-

3

1

1

1

1

-

3

-

-

2

4

1

-

-

-

6

2

-

-

3

Jumlah siswa SD Rejoagung sebanyak 106 siswa yang terbagi dalam 6

kelas, kelasI 15 siswa, kelas II 17 siswa, kelas III 9 siswa, kelas IV 23 siswa, kelas

V 13 siswa, dan kelas VI 29 siswa. Kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah

kelas VI dengan jumlah siswa 3 anak.

Karakter dari siswa kelas VI yang dijadikan obyek penelitian pada

umumnya memiliki keaktifan dalam pembelajaran dan budi pekerti yang kurang

baik, diantaranya masih ada siswa yang tidak mau mengucapkan salam apabila

berpapasan dengan guru, berbicara dengan guru sambil berkacak pinggang dan

berbicara dengan teman menggunakan bahasa kasar.

Page 49: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

34

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas VI

yang memiliki masalah dalam budi pekerti yaitu tiga orang siswa diantaranya

adalah “AP”, “DP”, “BD”.

B. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan urutan tentang pelaksanaan

tindakan siklus I untuk seluruh siswa kelas IV SD Rejoagung bertujuan untuk

memperoleh faktor penyebab dari permasalahan. Pelaksanaan tindakan siklus II

bertujuan untuk mengubah indikator perilaku tata krama siswa yang bermasalah

dan pelaksanaan tindakan siklus III bertujuan untuk mengetahui perubahan budi

pekerti siswa apakah mengalami perubahan atau tidak.

1. Pelaksanaan tindakan siklus I

Pada bagian ini berisi tindakan awal dari penelitan dilatar belakangi oleh

adanya masalah yang menjadi faktor penyebab dari permasalahan – permasalahan

yang ada dan kemudian melakukan perumusan tujuan ditetapkan berdasarkan

kebutuhan siswa, yakni kebutuhan untuk mendapatkan teladan yang konkrit

tentang tata karma di sekolah

a. Pelaksanaan tindakan I

Penelitian tentang keefektifan layanan informasi tentang budi Pekerti untuk

meningkatkan tata karma ini mulai dilaksanakan pada minggu pertama bulan

Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari. Penelitian ini diawali dengan dialog

awal antara peneliti , guru wali kelas dan guru Pembimbing, dan wakil kepala

sekolah. Dialog ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dilingkungan sekolah dan

keadaan awal siswa sebelum dilakukan penelitian dan mendiskusikan bagaimana

cara yang efektif.

b. Observasi I

Berdasarkan dialog awal dan hasil observasi yang dilakukan dengan

diperoleh beberapa faktor penyebab dari permasalahan yaitu sebagai berikut:

1) Gejala awal yang nampak pada perilaku siswa yang bertata krama tidak baik

Page 50: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

35

2) Siswa yang nampak memiliki tata krama tidak baik terdiri dari tiga siswa yaitu

“AP”, “DP”, “BD”

3) Ketiga siswa yang memiliki budi pekerti tidak baik ditandai dengan tidak

menyapa guru dan tidak mengucap salam saat berpapasan dengan guru,

berbicara pada guru dengan berkaca pinggang, berbicara dengan teman

menggunakan bahasa kasar.

Peneliti melakukan pengamatan secara langsung hal – hal yang dilakukan

guru yang berkenaan dengan permasalahan yang ada yaitu meliputi :

1) Interaksi antara guru dengan siswa dilakukan dengan melakukan bimbingan

pada siswa secara tegas tentang sikap disiplin dan memiliki tata krama yang

baik dalam kehidupan sehari – hari. Selain itu guru memberikan contoh

langsung tentang tata krama yang baik.

2) Sekolah memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tata tertib yang

mengatur siswa apabila ada yang melanggar akan dikenakan sanksi yang

sesuai. Disekolah juga diberikan pelajaran yang mengembangkan sikap siswa

bertata karma yang baik.

3) Guru Bimbingan konseling memberikan layanan informasi tentang budi

pekerti kepada siswa dalam meningkatkan tata krama siswa yang lebih

ditekankan pada siswa yang bermasalah.

c. Evaluasi I

Hasil evaluasi tindakan berdasarkan standar minimum (50%) dari setiap

siklus dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3

Hasil Evaluasi Tindakan Siklus I

Kode

Siswa

Sebelum Persentase

sebelum

Sesudah Persentase

Sesudah

Keberhasilan

6 100% 5 83,33 % 16,67%

5 100% 2 40% 60%

“AP”

“DP”

“BD” 5 100% 3 60% 40%

Keterangan :

Pengamatan dan hasil evaluasi dilakukan selama satu minggu

Page 51: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

36

d. Refleksi

Dari hasil evaluasi di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan

frekuensi budi pekerti tidak baik pada “AP” mencapai 16,67% hasil evaluasi

menyatakan bahwa untuk siswa “AP” belum berhasil, siswa “DP” mencapai 60 %

hasil evaluasi menyatakan bahwa siswa “DP” sudah berhasil, sedangkan untuk

siswa “BD” mencapai 40% hasil evaluasi menyatakan bahwa siswa “BD” belum

berhasil. Selanjutnya dilakukan pelaksanaan tindakan pada siklus II.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dlakukan dengan melakukan perecanaan

tindakan layanan informasi budi pekerti dilakukan dengan diskusi antara peneliti

dengan guru Pembimbing dan wakil kepala sekolah yang dilakukan pada saat

dialog awal.

a. Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan II dilakukan di dalam dan di luar kelas (ruang

konseling) yaitu memberikan penjelasan secara rinci kepada siswa didalam kelas

mengenai pengertian budi pekerti dan memberikan contoh kepada siswa budi

pekerti yang tidak baik. Ditemukan tiga orang siswa yang memiliki budi pekerti

kurang baik yaitu “AP, DP dan BD” dengan karakteristik yang berbeda. Peneliti

melakukan bimbingan mengenai budi pekerti melalui layanan informasi yang

lebih difokuskan pada siswa bermasalah dan melakukan pendekatan secara

pribadi.

Sebelum dilakukan pelayanan informasi tentang budi pekerti dilakukan

persiapan untuk melaksanakan tindakan layanan informasi antara lain yaitu

melakukan observasi untuk mencari siswa yang bermasalah dalam budi pekerti,

Dari hasil observasi yang didapat, diperoleh 3 orang siswa yang memiliki budi

pekerti tidak baik. Dari 3 orang siswa tersebut diberikan pelayanan informasi

budi pekerti dengan memberikan pengarahan kepada mereka bahwa tindakan yang

mereka lakukan tersebut tidak baik.

Layanan informasi budi pekerti dilakukan dalam upaya meningkatkan tata

krama siswa dimana siswa diberikan materi pendidikan budi pekerti dalam

penguasaan nilai dan sikap siswa selama di sekolah. Tiga orang siswa memiliki

Page 52: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

37

tata krama yang kurang baik yaitu diantaranya berbicara pada guru dengan

berkacak pinggang, tidak memberikan salam pada saat berpapasan dengan guru,

berbicara kasar kepada teman. Pelayanan informasi budi pekerti dilakukan pula

melalui contoh dan tindakan di lingkungan sekolah baik itu guru maupun siswa –

siswi yang lain.

b. Observasi II

Observasi dilaksanakan setiap kegiatan pelaksanaan layanan informasi

tentang budi pekerti untuk meningkatkan tata krama.

c. Evaluasi II

Hasil evaluasi tindakan berdasarkan standar minimum (50%) dari setiap siklus

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Hasil Evaluasi Tindakan Siklus II

Kode

Siswa

Sebelum Persentase

sebelum

Sesudah Persentase

Sesudah

Keberhasilan

5 100% 2 40 % 60%

2 100% 2 100% 0%

“AP”

“DP”

“BD” 3 100% 2 66,67% 33,33%

Keterangan :

Pengamatan dan hasil evaluasi dilakukan selama satu minggu

d. Refleksi II

Dari hasil evaluasi di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan

frekuensi budi pekerti tidak baik pada “AP” mencapai 60% hasil evaluasi

menyatakan bahwa untuk siswa “AP” sudah berhasil, siswa “DP” mencapai 0 %

hasil evaluasi menyatakan bahwa siswa “DP” belum berhasil, sedangkan untuk

siswa “BD” mencapai 33,33% hasil evaluasi menyatakan bahwa siswa “BD”

belum berhasil. Selanjutnya dilakukan pelaksanaan tindakan pada siklus III.

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus III

a. Pelaksanaan Tindakan III

Pelaksanaan tindakan dilakukan di dalam dan di luar kelas (ruang

konseling) yaitu melakukan pendekatan kepada siswa dengan memanggilnya satu

Page 53: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

38

persatu kedalam ruang konseling dan menjelaskannya tentang tindakan yang

seharusnya dilakukan di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yaitu

pada “AP, DP dan BD”. Peneliti melakukan bimbingan mengenai budi pekerti

melalui layanan informasi tanpa harus memarahi tetapi dengan melakukan

pendekatan secara pribadi dan menjelaskannya secara hati - hati.

Guru melakukan pendekatan kepada tiga orang siswa yang bermasalah

tersebut dengan memberikan pengarahan kepada mereka satu persatu.”AP”

misalnya ia memiliki karakteristik tidak memberikan salam atau menyapa kepada

guru pada saat berpapasan dengan guru. Disini guru memberikan teguran

kepadanya disaat berpapasan dengannya bahwa hal tersebut tidak baik dan

memberikan contoh secara langsung apa yang harus dilakukan apabila berpapasan

dengan guru yaitu mengucapkan Assalamualaikum, selamat pagi, selamat siang

atau mencium tangan guru.

“DP” memiliki karakteristik berbicara kepada guru dengan berkacak

pinggang. Karakteristik siswa yang memiliki sikap seperti ini dapat diberikan

pengarahan yang lebih tegas, dengan memberikan masukan kepada siswa tersebut

agar apabila berbicara kepada orang yang lebih tua harap berbicara sopan santun

dengan tidak berkacak pinggang. Karena berbicara dengan berkacak pinggang

akan terkesan menantang lawan bicara hal tersebut sangatlah tidak baik.

“BD” yang memiliki karakteristik berbicara kasar terhadap temannya,

karakteristik siswa seperti ini harus dilakukan pendekatan serta pengarahan

mengenai bagaimana bertutur kata yang baik kepada siapa kita berbicara

contohnya, teman sebaya, teman yang lebih tua, adik, guru dan orang tua.

b. Observasi III

Observasi dilaksanakan setiap kegiatan pelaksanaan layanan informasi

tentang budi pekerti untuk meningkatkan tata krama.

c. Evaluasi III

Hasil evaluasi tindakan berdasarkan standar minimum (50%) dari setiap

siklus dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 54: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

39

Tabel 5

Hasil Evaluasi Tindakan Siklus III

Kode

Siswa

Sebelum Persentase

sebelum

Sesudah Persentase

Sesudah

Keberhasilan

2 100% 1 50 % 50%

2 100% 0 0% 100%

“AP”

“DP”

“BD” 2 100% 1 50% 50%

Keterangan :

Pengamatan dan hasil evaluasi dilakukan selama satu minggu

c. Refleksi III

Dari hasil evaluasi di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan

frekuensi budi pekerti tidak baik pada “AP” mencapai 50% hasil evaluasi

menyatakan bahwa untuk siswa “AP” sudah berhasil, siswa “DP” mencapai 100

% hasil evaluasi menyatakan bahwa siswa “DP” sudah berhasil, sedangkan untuk

siswa “BD” mencapai 50% hasil evaluasi menyatakan bahwa siswa “BD” sudah

berhasil. Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa siklus III sudah

berhasil.

C. Evaluasi Akhir Tindakan

Evaluasi akhir tindakan berarti evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir

siklus yang bertujuan untuk mengetahui tingkat penurunan frekuensi perilaku budi

pekerti tidak baik menjadi meningkatkan tata krama siswa pada setiap siklus.

Berdasarkan perolehan data hasil analisis angket data siswa yang diperoleh

melalui instrument angket dengan teknik data deskriptif yang menyatakan tentang

perilaku siswa setelah diberikan layanan informasi tentang budi pekerti dapat

digunakan sebagai penunjang keberhasilan penelitian. Angket diberikan pada guru

di SD Negeri Rejoagung Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Yaitu terdiri dari

11 orang guru yang mengamati tingkah laku ketiga siswa selama 1 minggu

sebanyak 3 kali pengamatan mulai dari siswa berangkat sekolah sampai dengan

pulang terdiri dari pengamatan sebelum dan sesudah pemberian layanan informasi

budi pekerti. Hasil angket yang diisi oleh guru kemudian dianalisis dan ditentukan

prosentase keberhasilan layanan informasi budi pekerti.

Page 55: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

40

Berdasarkan hasil pengisian angket dapat disampaikan sebagai berikut :

Tabel 6

Perubahan budi pekerti siswa yang berperilaku tidak mau menyapa

atau member salam saat berpapasan dengan guru.

Kode Siswa Sebelum Persentase

sebelum

Sesudah Persentase

Sesudah

Keberhasilan

6 100% 5 83.33% 16,67 %

5 100% 2 40% 60%

“AP”

2 100% 1 50% 50%

Tabel 7

Perubahan budi pekerti siswa yang berperilaku berbicara terhadap

guru dengan berkaca pinggang.

Kode siswa Sebelum Persentase

sebelum

Sesudah Persentase

Sesudah

Keberhasilan

5 100% 2 40% 60%

2 100% 2 0% 100%

“DP”

2 100% 0 0% 100%

Tabel 8

Perubahan budi pekerti siswa yang berperilaku berbicara kasar

terhadap teman.

Kode siswa Sebelum Persentase

sebelum

Sesudah Persentase

Sesudah

Keberhasilan

5 100% 3 60% 40%

3 100% 2 66,67% 33,33%

“BD”

2 100% 1 50% 50%

Page 56: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

41

Selanjutnya dengan melihat perubahan tingkah laku dari ketiga siswa pada

tabel diatas dapat dipaparkan rekapitulasi akhir yang didasarkan pada prosentase

keberhasilan yang memenuhi syarat untuk diterima (lebih dari 50%)

Tabel 9

Prosentase keberhasilan ke tiga siswa yang berbudi pekerti tidak baik

Kode siswa Sebelum Persentase

sebelum

Sesudah Persentase

Sesudah

Keberhasilan

“AP”

“DP”

“BD”

Jumlah

2

2

2

6

100%

100%

100%

-

1

0

1

2

50%

0%

50%

50%

100%

50%

Rata – rata

66,67 %

Berdasarkan tabel diatas persentase keberhasilan dapat dihitung :

%100xrateBase

rateBaseratepost - (Prosentase perubahan Edi Legowo, 1993 : 71)

Keterangan :

Post Rate : Frekuensi munculnya budi pekerti tidak baik setelah mendapat

layanan informasi

Base Rate : Frekuensi munculnya indikator budi pekerti tidak baik sebelum

mendapat layanan informasi

Berdasarkan rumus diatas didapat :

1. Siswa “AP”

= %1002

21x

-

= %10021

x-

= 50 %

Page 57: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

42

2. Siswa “DP”

= %1002

20x

-

= %10022

x-

= 100 %

3. Siswa “BD”

= %1002

21x

-

= %10021

x-

= 50 %

4. Jumlah seluruhnya didapat perhitungan berikut :

= %1006

62x

-

= %10064

x-

= 66,67 %

Dari hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan kriteria

keberhasilan tindakan yang didasarkan pada pencapaian prosentase perubahan

lebih dari 50%. Karena nilai perhitungan jumlah rata - rata perubahan sebesar

66,67% lebih besar dari 50% artinya budi pekerti tidak baik pada siswa

mengalami penurunana sebesar 66,67% maka layanan informasi tentang budi

pekerti dikatakan berhasil.

D. Pembahasan

Siswa yang diberikan layanan mengenai informasi budi pekerti yang

diharapkan siswa dapat meningkatkan tata krama yaitu dengan memberikan

contoh budi pekerti yang baik dalam setiap pergaulan. Memberikan teguran

langsung kepada siswa yang berperilaku kurang baik dengan cara yang bijaksana,

Page 58: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

43

apabila perlu adanya hukuman kepada siswa dapat dilakukan agar siswa tidak

mengulanginya kembali.

”Layanan informasi adalah kegiatan dalam rangka program bimbingan dan konseling di sekolah untuk peserta didik dalam mengenal diri dan lingkungannya, terutama kesempatan-kesempatan yang ada dalam lingkungannya yang dapat dimanfaatkan, baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang” (Depdiknas, 2000 : 9).

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dideskripsikan dapat dipaparkan

bahwa bahasan mengenai keefektifan layanan informasi budi pekerti dalam upaya

meningkatkan tata krama ditinjau dari aspek tata krama yaitu pada saat

pengamatan siswa mendapatkan layanan informasi yang baik mengenai budi

pekerti. Dan guru memberikan contoh secara langsung mengenai budi pekerti

yang baik pada dirinya sendiri maupun terhadap sekolah. Budi pekerti yang baik

amat penting dalam lngkungan sekolah, sebab tanpa adanya budi pekerti yang

baik kegiatan dalam lingkungan sekolah akan tidak teratur.

Melalui layanan informasi yang diberikan kepada siswa bermasalah dapat

meningkatkan tata krama siswa yaitu 3 orang siswa yang memiliki karakteristik

yang berbeda “AP” yang setiap harinya tidak pernah menyapa guru ataupun

member salam terhadap guru frekuensi awal sebelum diberikan layanan informasi

budi pekerti yaitu 6 kali, 5 kali dan 2 kali. Setelah diberikan layanan informasi

budi pekerti berubah menjadi 5 kali, 2 kali dan 1 kali.

“DP” selalu berkacak pinggang apabila berbicara dengan guru sebelum

diberikan layanan informasi budi pekerti memiliki frekuensi 5 kali, 2 kali dan 2

kali. Kemudian setelah diberikan layanan informasi budi pekerti frekuensi

berubah menjadi 2 kali, 2 kali dan 0 kali. Sedangkan “BD” yang selalu berkata

kasar saat berbicara pada temannya memiliki frekuensi sebelum 5 kali, 3 kali 3

kali diberikan layanan informasi budi pekerti setelah diberikan layanan budi

peketi berubah menjadi 3 kali, 2 kali dan 1 kali. Berdasarkan hasil pengamatan

dan perolehan hasil angket dapat disimpulakan bahwa terdapat perubahan perilaku

pada ketiga siswa sebesar 66.67%. Apabila dipandang dari indikator kinerja, maka

penelitian ini dinyatakan berhasil karena melebihi batas prosentase perubahan

Page 59: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

44

sebesar 50%. Selanjutnya apabila dilihat dari hipotesis penelitian hasil penelitian

ini dapat diterima. Terbukti bahwa “ Efektifitas layanan informasi budi pekerti

dapat meningkatkan tata krama siswa”

Dari hasil rekapitulasi prosentase keberhasilan tersebut diatas maka dapat

digambarkan dengan histogram sebagai berikut dibawah ini

2

1

0

AP DP BD AP DP BD

Gambar 3

Histogram

Histogram Rekapitulasi Prosentase Keberhasilan

Keterangan

AP : Tidak menyapa ataupun member salam saat berpapasan dengan guru

DP : Berbicara dengan berkaca pinggang

BD : Berbicara terhadap teman dengan menggunakan bahasa yang kasar

Sebelum tindakan Sesudah tindakan

Layanan Informasi

Page 60: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diperoleh dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Masih terdapat siswa yang memiliki budi pekerti tidak baik pada siswa kelas VI

SDN Rejoagung Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati yaitu 3 orang siswa

diantaranya “AP” yang tidak menyapa apabila bertemu dengan guru, “DP” yang

berbicara dengan berkacak pinggang, dan “BD” yang berbicara kasar kepada

teman.

2. Layanan informasi tentang budi pekerti memiliki prosentase keberhasilan siswa

“AD” sebesar 50%, siswa “DP” sebesar 100% , siswa “BD” sebesar 50%

sedangkan rata – rata perubahan penurunan budi pekerti tidak baik sebesar

66,67%. Hal ini membuktikan bahwa melalui layanan informasi budi pekerti

efektif untuk diterapkan dalam meningkatkan tata krama siswa.

3. Perubahan budi pekerti melalui layanan informasi siswa dapat meningkatkan tata

krama siswa sehingga kegiatan belajar mengajar akan meningkat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan deskritif data yang diperoleh, agar siswa dapat

meningkatkan tata krama dikemukakan beberapa saran diantaranya kepada :

1. Kepala Sekolah dan Guru

a. Kepala Sekolah hendaknya memberikan masukan kepada guru agar

memperhatikan budi pekerti siswanya di sekolah yang merupakan salah satu

upaya dalam meningkatkan kinerja guru.

b. Memasukan Progam pengembangan layanan informasi pada pembelajaran

siswa khususnya pada layanan informasi bimbingan konseling.

c. Hendaknya guru memberikan layanan informasi budi pekerti baik pada siswa,

atau mencontohkan dalam kegiatan sehari – hari disekolah.

Page 61: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

46

d. Hendaknya guru memberikan hukuman kepada siswa harus sebanding dengan

kesalahan yang dilakukan dan bersifat wajar apabila siswa tidak mengurangi

budi pekerti yang kurang baik.

2. Orang tua

a. Hendaknya orang tua mengawasi sikap putra – putrinya di lingkungan rumah,

karena rumah adalah lingkungan pertama dimana siswa dibesarkan dalam

keluarga dan mulai mengenal hubungan sosial.

b. Orang tua hendaknya memberikan pelajaran tentang budi pekerti yang baik.

c. Orang tua dapat membekali putra-putrinya denga ilmu agama yang baik.

d. Orang tua hendaknya memberikan sedikit waktunya untuk memperhatikan

perkembangan budi pekerti putra-putrinya selama berada dirumah maupun di

lingkungan masyarakat.

3. Siswa

a. Siswa hendaknya berbudi pekerti baik disekolah, di lingkungan keluarga

maupun masyarakat.

b. Hendaknya siswa tidak berbicara kasar atau kotor terhadap teman maupun

siapa saja baik dilimgkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.

c. Hendakya siswa tidak berkaca pinggang saat berbicara dengan guru

dilingkungan sekolah.

d. Hendaknya menyapa atau memberi salam kepada guru apabila berpapasan

dengan guru.

Page 62: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

47

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Juntika Nuhrisan & Akur Sudianto. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling

di SMP. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Christyati Arianti. 2002. Tata krama suku bangsa jawa di Kabupaten Sleman Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Yogyakarta.

Darmojo. 1994. Karakteristik siswa disekolah Dasar.Gramedia Widiasarana Indonesia. Depdiknas. 2001. Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Pendidikan

Dasar dan Menengah Buku I. Jakarta: Depdiknas. Edy Legowo. 1993. Analisis Pengubahan Tingkah Laku. Surakarta: Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Edy Sedyawati. 1999. Pedoman Budi Pekerti Luhur. Jakarta: Balai Pustaka. Edy Wiyono. http: //beranda bloasome. Com/2008.(11 Desember 2008) Heryani fauziah. 2008. Tata Krama Siswa. http: //www.smkn6dki.or.id. (12 November

2008) I Gede Sura. 2004. Implementasi Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah.

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/4/11/kel2.html. (11 November 2008)

Mariana Ramelan. 2008. http://www.blogspot.com/2008/09/tata-krama-pergaulan.html.

(12 November 2008) Paskibra Kota Bandar Lampung. 2008. Tata Krama: Wordpress.com/.../tata-krama (12

Juni 2009) Pemkab Tanjung Jabung Barat.Tata krama dalam pergaulan.

Http://Www.Pemkab_Tanjung_Jabung_Barat.Go.Id/Artikel=&Id=17. (12 November 2008)

Poerwodarminto WJS.1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Prayitno & Erman Anti. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 63: KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI …/Keefekti... · KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BUDI PEKERTI ... maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan penelitian ... BAB

48

Prayitno dkk. 1997. Buku II Pelayanan dan Bimbingan. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi Sudharto. 2000. Program Pendidikan Budi Pekerti bagi Siswa di sekolah. Surakarta:

Depdiknas Provinsi Jawa Tengah. Sutrisno Hadi. 1998. Metode Research. Yogyakarta: Andi Offset Sugiyanto.2006. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Trimo. 2007. Pendekatan Penanaman Nilai Dalam Pendidikan: http://re-

searchengines.com/0807trimo.html. (12 Juni 2009) Winkel W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia.