68
KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK COGNITIVE RESTRUCTURING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONTROL DIRI MANTAN PECANDU NARKOBA DI YAYASAN “RUMAH DAMAI” KOTA SEMARANG Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling oleh Dwi Laelatul Faizah 1301412046 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK COGNITIVE RESTRUCTURING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONTROL DIRI MANTAN PECANDU NARKOBA

DI YAYASAN “RUMAH DAMAI” KOTA SEMARANG

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling

oleh

Dwi Laelatul Faizah

1301412046

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Page 2: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

ii

Page 3: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

iii

Page 4: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

iv

Page 5: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

� One’s greatest challenge is to control oneself (Kazi Shams)

Persembahan

Almamaterku

Jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

Page 6: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi dengan judul “Keefektifan Layanan Konseling Kelompok

Dengan Teknik Cognitive Restructuring untuk Meningkatkan Kemampuan

Kontrol Diri Mantan Pecandu Narkoba Di Yayasan Rumah Damai Kota

Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah layanan konseling

kelompok dengan teknik cognitive restructuring memiliki pengaruh terhadap

kontrol diri mantan pecandu narkoba. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa

kontrol diri pada siswa yayasan Rumah Damai Kota Semarang mengalami

peningkatan setelah diberi treatment berupa layanan konseling kelompok

menggunakan teknik cognitive restructuring. Penyusunan skripsi berdasarkan atas

penelitian eksperimen yang dilakukan dalam suatu prosedur terstruktur dan

terencana. Dalam proses penelitian skripsi ini tidak banyak kendala, meskipun

diskusi penelitian ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, berkat

rahmat Allah SWT dan ketekunan, dapat terselesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1) Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di

Fakultas Ilmu Pendidikan.

2) Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian, untuk penyelesaian

skripsi ini.

3) Drs. Eko Nusantoro, M.Pd.,Kons. Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4) Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd., Kons Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan ilmu, bimbingan, saran, motivasi, dan dukungan dalam

penyelesaian skripsi ini.

Page 7: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

vii

5) Dr. Catharina Tri Anni M.Pd., Dosen Pembimbing II yang juga telah

memberikan ilmu bimbingan, saran, motivasi, dan dukungan dalam menyusun

skripsi ini.

6) Dosen Penguji I Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd., Penguji II Prof. Dr. DYP

Sugiharto, M.Pd., Kons dan Dosen Penguji III Dr. Catharina Tri Anni M.Pd.,

yang telah menguji skripsi ini.

7) Mulawarman, Ph.D., selaku dosen penimbang yang telah memberikan

bimbingan selama proses pembuatan proposal skripsi.

8) Bapak dan Ibu dosen jurusan bimbingan dan konseling yang telah

memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

9) Kedua orangtua, Ibu Sukarni dan Bapak Suhardi dan kakak adik tersayang

Ayu, Bela, Afni yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril dan

materiil untuk keberhasilan peneliti.

10) Ketua Yayasan Rumah Damai dan para mentor yang telah memberikan ijin,

fasilitas, dan bimbingan kepada peneliti selama proses penelitian.

11) Seluruh siswa Yayasan Rehabilitasi Narkoba Rumah Damai yang telah

bersedia berpartisipasi dalam subjek penelitian.

12) Sahabat-sahabat, Ela, Monik, Nirma, Widya, Rere, Anis, Rudi, Roba’i yang

selalu membantu dan mendoakan peneliti.

13) Serta pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya

bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan kritik dan

saran yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis juga berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

yang budiman.

Semarang, Desember 2016

Penulis

Page 8: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

viii

ABSTRAK

Faizah, Dwi Laelatul. 2016. Keefektifan Layanan Konseling Kelompok Teknik Cognitive Restructuring untuk Meningkatkan Kemampuan Kontrol Diri Mantan Pecandu Narkoba di Yayasan “Rumah Damai” Kota Semarang. Skripsi. Jurusan

Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing utama prof. Dr. DYP. Sugiharto, M.Pd., Kons., dan

pembimbing kedua Dr. Catharina Tri Anni, M.Pd.

Kata Kunci : Konseling Kelompok, Teknik Cognitive Restructuring, Kontrol

Diri

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada

mentor dan pihak BNN yang menunjukkan bahwa dalam keberhasilan program

rehabilitasi untuk mantan pecandu narkoba untuk tidak relapse masih sedikit. Dari

50 siswa setiap tahunnya data yang relapse (kambuh) ada 5 siswa pasca rehab.

Hal ini menjadi permasalahan bagi individu mantan pecandu narkoba terkait daya

tahan untuk mengendalikan diri. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang

keefektifan layanan konseling kelompok dengan teknik cognitive restructuringuntuk meningkatkan kemampuan kontrol diri mantan pecandu narkoba di yayasan

Rumah Damai Kota Semarang.

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Populasi penelitian

adalah siswa yayasan Rumah Damai Kota Semarang yang berjumlah 50 siswa.

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Ukuran

sampel berdasarkan layanan untuk konseling kelompok adalah 6,25% dari jumlah

siswa atau dari siswa yang mempunyai kriteria tertentu yaitu 8 siswa. Metode

pengumpulan data ini menggunakan skala psikologis, yaitu skala Kontrol Diri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan konseling kelompok dengan teknik

Cognitive Restructuring efektif untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri

mantan pecandu narkoba di yayasan Ruma Damai. Dari hasil pretest sebesar

72,4% setelah diberkan perlakuan meningkat sebesar 79,4%. Peningkatan yang

dialami cukup signifikan yaitu 7%. Dalam penelitian ini terdapat keefektifan

layanan konseling kelompok teknik Cognitive Restructuring terhadap kemampuan

kontrol diri, dengan taraf signifikansi 5% diperoleh (z= -2,521, p<0,05). Dengan

kata lain, hipotesis yang diajukan diterima.

Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat keefektifan layanan konseling

kelompok dengan teknik cognitive restructuring terhadap mantan pecandu

narkoba. Konselor dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan

kontrol diri dengan layanan konseling kelompok menggunakan teknik cognitive restructuring di setting luar sekolah.

Page 9: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 9

1.5 Sistematika Skripsi ..................................................................................... 9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 11

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 11

2.2 Kontrol Diri .............................................................................................. 13

2.2.1 Pengertian Kontrol Diri .................................................................... 13

2.2.2 Perkembangan Kontrol Diri ............................................................. 15

2.2.3 Jenis dan Aspek Kontrol Diri ........................................................... 18

2.3 Pengendalian Diri (self control) Pada Remaja....................................... 20

Page 10: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

x

2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kohesifitas Kelompok

Teman sebaya .................................................................................. 22

2.4 Penyalahgunaan Narkoba ....................................................................... 22

2.4.1 Karakteristik Penyalahgunaan Narkoba ........................................... 22

2.5 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat NAPZA .................................. 25

2.6 Ciri-ciri Umum Penggunaan Narkoba ................................................... 25

2.7. Konseling Kelompok ............................................................................... 28

2.7.1 Pengertian Konseling Kelompok ..................................................... 28

2.7.2 Tujuan Konseling Kelompok ........................................................... 31

2.7.3 Asas Konseling Kelompok .............................................................. 32

2.7.4 Tahapan Konseling kelompok ......................................................... 34

2.8 Pendekatan Cognitive Behavior Therapy ................................................ 35

2.8.1 Teknik Cognitive Restructuring ............................................................ 37

2.9 Rehabilitasi dan Pekerjaan Sosial .......................................................... 39

2.9.1 Tujuan Rehabilitasi Sosial ............................................................... 40

2.9.2 Sasaran Rehabilitasi Sosial .............................................................. 40

2.10 Kaitan Kontrol Diri dan Konseling Kelompok ................................... 41

2.11 Kerangka Berfikir .................................................................................. 44

2.12 Hipotesis .................................................................................................. 45

BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................. 46

3.1 Metode Penelitian ..................................................................................... 46

3.2 Jenis dan Desain Penelitian ..................................................................... 48

3.2.1 Jenis penelitian ................................................................................. 47

3.2.2 Desain Penelitian ............................................................................. 47

3.2.2.1 Pretest .................................................................................. 48

3.2.2.2 Perlakuan (treatment) ......................................................... 48

3.2.2.3 Posttest ................................................................................ 49

3.3 Variabel Penelitian ................................................................................... 49

3.3.1 Identifikasi Variabel ......................................................................... 50

3.3.2 Hubungan AntarVariabel ................................................................. 50

3.3.3 Definisi Operasional ........................................................................ 51

Page 11: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

xi

3.3.3.1 Kontrol Diri ......................................................................... 51

3.3.3.2 Layanan Konseling Kelompok Teknik

Cognitive Restructuring .................................................... 52

3.4 Populasi dan Sampel ................................................................................ 53

3.4.1 Populasi ............................................................................................ 53

3.4.2 Sampel .............................................................................................. 53

3.5 Metode, Alat Pengumpulan Data dan Kisi-kisi ..................................... 54

3.5.1 Secara Kuantitaitf menggunakan Skala Psikologi ........................... 55

3.6 Penyusunan Instrumen ............................................................................ 62

3.7 Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 62

3.7.1 Validitas Data ................................................................................... 63

3.7.2 Reliabilitas ....................................................................................... 64

3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................ 65

3.8.1 Analisis Deskriptif Prosentase ......................................................... 66

3.9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 68

3.9.1 Hasil Uji Validitas Skala Kontrol Diri ............................................. 68

3.9.2 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kontrol Diri ......................................... 70

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 71

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 71

4.1.1 Tingkat Kontrol Diri Sebelum

Layanan Konseling Kelompok Teknik Cognitive Restructuring .... 72

4.1.2 Tingkat Kontrol Diri Setelah Layanan

Konseling Kelompok Teknik Cognitive Restructuring ............................ 74

4.1.3 Keefektifan Layanan Konseling Kelompok Teknik

Cognitive Restructuring ................................................................... 76

4.1.3.1 Hasil Pengujian Hipotesis .................................................... 77

4.1.4 Proses Pelaksanaan Konseling kelompok dengan Teknik

Cognitive Restructuring ................................................................... 78

4.1.4.1 Penilaian Proses Dinamika Kelompok Selama Sesi

Konseling Kelompok Teknik Cognitive Restructuring ....... 93

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 102

Page 12: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

xii

4.2.1 Kontrol Diri Sebelum Diberikan Layanan Konseling

Kelompok dengan Teknik Cognitive Restructuring ........................ 102

4.2.2 Kontrol Diri sesudah diberikan Layanan Konseling Kelompok

dengan Teknik Cognitive Restructuring .......................................... 105

4.2.3 Keefektifan Layanan Konseling Kelompok dengan Teknik

Cognitive Restructuring Terhadap Tingkat Kontrol Diri ............... 106

4.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 108

BAB 5. PENUTUP .......................................................................................... 110

5.1 Simpulan ................................................................................................... 110

5.2 Saran ......................................................................................................... 111

5.2.1 Saran untuk Peneliti ......................................................................... 111

5.2.2 Saran untuk Penelitian Lanjutan ...................................................... 111

DAFRAR PUSTAKA ..................................................................................... 112

LAMPIRAN

Page 13: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbandingan BKP dan KKP .................................................................... 31

3.1 Kategori Jawaban Instrumen Penelitian Kontrol Diri ................................ 56

3.2 Kisi-kisi Instrumen ..................................................................................... 58

3.3 Klasifikasi Reliabilitas Instrumen .............................................................. 64

3.4 Analisis Deskriptif Prosentase ................................................................... 67

3.5 Distribusi Item yang Valid Skala Kontrol Diri .......................................... 69

3.6 Reliabilitas Skala Kontrol Diri dengan SPSS 0.20 ..................................... 70

4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Kontrol Diri Siswa Rehab (Pre test) .............. 73

4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Kontrol Diri Siswa Rehab (Post Test) ............ 75

4.3 Tabel rata-rata kontrol diri per indikator pre test dan post test ................. 77

4.4 Hasil Perhitungan Pre Test dan Post Test kelas eksperimen ..................... 78

4.5 Penilaian Proses Dinamika Kelompok per Siswa 1 ................................... 95

4.6 Penilaian Proses Dinamika Kelompok per Siswa 2 ................................... 95

4.7 Penilaian Proses Dinamika Kelompok per Siswa 3 ................................... 96

4.8 Penilaian Proses Dinamika Kelompok per Siswa 4 ................................... 96

4.9 Penilaian Proses Dinamika Kelompok per Siswa 5 ................................... 97

4.10 Penilaian Proses Dinamika Kelompok per Siswa 6 ................................. 98

4.11 Penilaian Proses Dinamika Kelompok per Siswa 7 ................................. 98

4.12 Penilaian Proses Dinamika Kelompok per Siswa 8 ................................. 99

4.12 Hasil Deskripsi Kkp Teknik Cognitive Restructuring Tiap Pertemuan .............. 100

Page 14: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Grafik Hasil Pre Test dan Post Test kelompok Eksperimen ...................... 76

4.2 Grafik Pertemuan 1 s/d 8 Proses Konseling Kelompok ............................. 93

Page 15: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gambar Rumus Validitas Construct ........................................................ 64

2.1 Gambar Rumus Wilcoxon ........................................................................ 67

Page 16: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 Kerangka Berfikir..................................................................................... 44

3.1 Hubungan antar Variabel ......................................................................... 50

3.2 Penyusunan Instrumen ............................................................................. 62

Page 17: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kegiatan Penelitian di Yayasan Rumah Damai ........................................... 116

2. Rencana Pelaksanaan Program Penelitian .................................................... 117

3. Pedoman Observasi Mentor .......................................................................... 133

4. Pedoman Observasi Proses Peneliti ............................................................ 138

5. Pedoman Perlakuan teknik cognitive restructuring ..................................... 139

6. Format Observasi Konseling Kelompok ...................................................... 143

7. Kisi-kisi Instrumen ...................................................................................... 144

8. Instrumen Kontrol Diri ................................................................................ 148

9. Hasil Tabulasi Try Out ................................................................................. 151

10. Hasil Validitas ............................................................................................ 152

11. Hasil Reliabilitas ........................................................................................ 154

12. Hasil Tabulasi Pre Test dan Post Test Eksperimen ................................... 155

13. Uji Hipotesis Wilcoxon .............................................................................. 159

14. Program Harian Layanan Konseling Kelompok teknik

cognitive restructuring ............................................................................. 160

15. Laporan Pelaksanaan Konseling Kelompok teknik

cognitive restructuring ................................................................................. 171

16. Data Pribadi, Resume dan Verbatim Konseling Kelompok

teknik cognitive restructuring .................................................................. 185

17. Daftar Hadir Konseling Kelompok teknik

cognitive restructuring ................................................................................ 294

18. Laiseg Konseling Kelompok teknik cognitive restructuring ..................... 296

19. Surat Penelitian .......................................................................................... 297

20. Dokumentasi .............................................................................................. 299

Page 18: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Individu merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa hidup benar-benar

mandiri. Maka untuk bekal bersosialisasi, individu harus mampu membentengi

diri untuk mencegah pengaruh negatif dari lingkungan sekitarnya. Dalam

kaitannya seorang individu harus mampu mengontrol dan mengendalikan setiap

tindakannya. Terlebih untuk para mantan pecandu narkoba yang rentan dengan

stigma negatif dari lingkungan sekitar. Para mantan pecandu narkoba yang ada di

yayasan Rumah Damai mempunyai keyakinan bahwa dirinya sudah tidak

berguna, sehingga mantan pecandu narkoba seringkali mempunyai rasa rendah

diri, terlebih untuk bersosialisasi kembali dengan masyarakat. Pada pemikiran

mereka masih ada perasaan dipandang sebelah mata, dikucilkan, bahkan

diacuhkan. Sebenarnya mantan pecandu narkoba sangat membutuhkan dukungan

dari orang sekitarnya, untuk mendukung dan meyakinkan bahwa dapat kembali

membaur dengan masyarakat. Walaupun sebenarnya sebagian dari mereka mantan

pecandu narkoba sudah mendapat treatment saat menjalani program rehabilitasi.

Hal tersebut tidak bisa menjamin para mantan pecandu narkoba pulih.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa

permasalahan. Salah satunya yaitu perilaku relapse (kembali menggunakan

narkoba). Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara dengan mentor dan siswa

yayasan yang menunjukkan adanya perilaku relapse yang disebabkan masih

Page 19: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

2

rendah nya kontrol diri para mantan pecandu narkoba. Sebanyak 15% dari siswa

rehab mereka merupakan siswa yang sebelumnya pernah memakai narkoba

kembali. Sebab dari relapse nya para siswa tersebut adalah pada lingkungan

pergaulan, pekerjaan, kontrol keluarga, dan kontrol sosial. Dampak dari

kembalinya individu bersahabat dengan narkoba ini sangat merugikan.

Mengecewakan keluarga sudah pasti. Bagi fisik dan psikis individu sendiri juga

sangat buruk. Individu dapat menambah dosis penggunaan narkoba berkali-kali

lipat dari sebelumnya lebih antisosial dari penggunaan pertama.

Umumnya mereka telah menjalani serangkaian program penyembuhan

atau rehabilitasi selama kurang lebih satu tahun. Dalam kurun waktu satu tahun

tersebut secara mental dan fisik individu menjalani treatment atau penyembuhan

dari penyembuhan fisik maupun psikis, yang dasarnya adalah penyembuhan

kerohanian dalam yayasan Rumah Damai. Dengan harapan agar setelah menjalani

program rehabilitasi seseorang dapat sembuh dan menjalani kehidupan lebih baik

setelah selesai menjalani program. Namun yang terjadi justru sebaliknya bagi

sebagian siswa rehabilitasi, mereka mengalami relapse atau kambuh kembali

menggunakan narkoba. hal ini terjadi karena beberaoa faktor. Salah satunya

adalah pergaulan, teman sebaya, rasa rendah diri bahkan yang paling extream tata

ruang dari lingkungan tempat individu tinggal juga berpengaruh untuk relapse.

.

Page 20: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

3

Perilaku relapse ini tidak lepas dari ketahanan individu saat berinteraksi

dengan lingkungan sekitar. Asumsinya saat individu mengalami relapse maka

dapat dikatakan jika dalam mengendalikan atau mengontrol diri masih lemah.

Terlebih mantan pecandu narkoba sangat rentan terhadap kontol diri terkait

dengan perilaku relapse. Hampir setiap hari dalam media online maupun televisi

terdapat beberapa kasus tentang penyalahgunaan narkoba. Tidak hanya

melibatkan warga negara Indonesia, ada juga dari warga negara asing yang masuk

dan menyelundupkan narkoba secara ilegal.

Beberapa waktu lalu juga masih teringat jelas terdapat kasus narkoba yang

melibatkan selebritis di Indonesia, seperti Rivaldo, gitaris band Geisha Robby,

dan artis legendaris Roy Marten. Beberapa tokoh diatas merupakan public figure

yang tidak hanya sekali berurusan dengan hukum terkait kasus yang sama yaitu

kasus narkoba. Terakhir kasus yang muncul pada media online yaitu kasus Robby

gitaris Geisha yang tertangkap di pulau Bali karena terbukti memesan ganja. Dari

kasus diatas juga membuktikan, bahwa narkoba tidak hanya marak pada kalangan

muda saja tetapi semua kalangan. Kejahatan barang haram (narkoba) tersebut

tidak memandang usia, semua usia dapat terpengaruh oleh narkoba. Untuk

membentuk self control sendiri perlu dilatih dan dibiasakan, untuk itu

diadakannya bimbingan sangatlah perlu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN 85% individu mantan

pecandu narkoba yang telah menjalani rehabilitasi kambuh kembali. Seringkali

mantan pecandu narkoba mempunyai rasa rendah diri dibandingkan dengan orang

lain yang tidak pernah menggunakan narkoba. Sehingga para mantan pecandu

Page 21: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

4

narkoba juga memiliki kontrol diri yang rendah. Untuk itu dukungan sosial dari

orang sekitar untuk meyakinkan mereka diperlukan dan membuka pikiran mantan

pecandu bahwa mereka bisa membaur kembali dengan masyarakat sehingga bisa

menghindari perilaku relapse.

Pemakaian narkoba menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak,

syaraf, pembuluh darah, darah, tulang, dan seluruh jaringan tubuh

pada manusia. Pemakai narkoba berubah menjadi tertutup karena

malu akan dirinya, takut mati, atau takut perbuatannya diketahui.

Karena menyadari buruknya perbuatan yang ia lakukan, pemakai

narkoba berubah menjadi pemalu, rendah diri, dan sering merasa

menjadi pecundang, tidak berguna, dan sampah masyarakat. Sebagai

akibat dari adanya sifat jahat narkoba yang khas, pemakai narkoba

berubahmenjadi orang yang egois, eksklusif, paranoid (selalu curiga

dan bermusuhan), jahat (psikosis), bahkan tidak perduli dengan

orang lain (asosial) (Subagyo, 2010: 33).

Dalam permasalahannya individu mantan pecandu narkoba seringkali

mengalami kecemasan (anxiety) saat bergaul dan bertemu dengan dunia luar

terutama kawan lamanya, atau ada petugas polisi untuk menagkapnya. Sebagai

mantan pecandu juga merasa takut jika suatu saat diajak kembali pada perilaku

terdahulu, seperti ditawari narkoba yang kemudian menyusahkan orang

sekitarnya. Dalam diri individu sebagai mantan pecandu narkoba juga masih

meragukan “daya tahan” atau kontrol diri mereka untuk tidak terpengaruh kepada

lingkungan pergaulan. Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu

mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya (Hurlock,

1990). Menurut konsep ilmiah, pengendalian emosi berarti mengarahkan energi

emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial.

Page 22: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

5

Data yang akurat mengenai besaran penyalahguna narkoba secara umum

memang belum ada. Namun diperkirakan jumlah penyalahguna narkoba dan zat

yang digunakan semakin berkembang. Berdasarkan data dari Badan Narkotika

Nasional (BNN), diperkirakan jumlah penyalahguna narkoba sebanyak 3,8 juta

sampai 4,1 juta orang atau sekitar 2,10% sampai 2,25% dari total seluruh

penduduk Indonesia yang berisiko terpapar narkoba di tahun 2014.

Menurut Pasal 54 Undang-Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009

mengamanatkan kepada negara untuk melakukan rehabilitasi kepada pecandu dan

korban penyalahgunaan narkotika, dengan demikian negara wajib menyediakan

sumber daya manusia, program rehabilitasi dan fasilitas rehabilitasi. Saat ini

lembaga rehabilitasi yang dikelola oleh pemerintah dan masyarakat hanya mampu

menyediakan lebih kurang 18.000 orang per tahun, sedangkan kebutuhan untuk

rehabilitasi sebagaimana hasil penelitian dari BNN dan Puslitkes UI tahun 2011

diperkirakan untuk 1,19 juta orang yang memerlukan rehabilitasi baik rehabilitasi

rawat jalan maupun rawat inap serta rehabilitasi yang ada di dalam lapas dan

rutan. Bagaimana untuk mengatasi ini, diperlukan kerjasama yang kuat dan terus

menerus oleh pemerintah dalam hal ini BNN, Kementerian Kesehatan dan

Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta komponen

masyarakat.

Tetapi rencana penyembuhan untuk para mantan pecandu narkoba tidak

sejalan dengan tujuan awal. Tujuan memasukkan seseorang pada program

rehabilitasi untuk kesembuhan mental dan fisik, tetapi pada kenyataannya ada

banyak diantara mereka relapse. Hal ini terjadi tidak lepas dari daya tahan

Page 23: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

6

individu masing-masing. Selain itu dari berbagai faktor eksternal, dari mulai

pergaulan, pertemanan, hubungan kerja, dan kerabat yang masih menggunakan

narkoba. Sedangkan individu merupakan makhluk sosial yang membutuhkan

orang lain untuk membantu keberlangsungan hidupnya. Dalam kegiatannya

sangat diperlukan kontrol diri untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan

terjadi.

Dari permasalahan di atas dapat dibantu usaha pengentasannya melalui

layanan konseling kelompok dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam

hubungan langsung tatap muka antara konselor dengan beberapa klien atau

anggota kelompok. Dalam layanan tersebut masalah klien dicermati dan

diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kemampuan klien sendiri

yang dapat dibantu dalam satu kelompok atau anggota lain. Dengan kaitan itu,

konseling kelompok dianggap sebagai upaya layanan yang dianggap tepat dalam

penyelesaian masalah yang dialami rata-rata mantan pecandu narkoba di yayasan

tersebut. Permasalahan perilaku relapse pada siswa yayasan rehabilitasi mantan

pecandu narkoba, menjadikan alasan penulis untuk melakukan penelitian

eksperimen dengan menggunakan layanan konseling kelompok dengan

menggunakan teknik cognitive restructuring.

Melalui konseling kelompok dengan teknik cognitive restructuring

individu dapat memadukan segenap pikiran melalui kelompok dalam diskusi

tentang permasalahan yang sedang dibahas. Selain itu dengan memanfaatkan

dinamika dalam kelompok diharapkan muncul beberapa pemikiran baru sebagai

referensi penyelesaian masalah. Tujuan dari konseling kelompok tidak hanya

Page 24: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

7

sekedar anggota kelompok mengikuti kemauan pemimpin kelompok sampai pada

masalah pengambilan keputusan, pengembangan kesadaran, pengembangan

pribadi, penyembuhan dan penerimaan pada diri klien sendiri. Dengan teknik

cognitive restructuring diharapkan dapat mengubah pemikiran irasional klien

menjadi rasional. Dari uraian di atas penulis ingin meneliti tentang “Efektivitas

layanan konseling kelompok menggunakan teknik Cognitive Restructuring untuk

meningkatkan kemampuan kontrol diri mantan pecandu narkoba di yayasan

rehabilitasi narkoba “Rumah Damai” “.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang diajukan

yaitu:

1. Bagaimana tingkat kontrol diri mantan pecandu narkoba sebelum

diberikan layanan konseling kelompok menggunakan teknik cognitive

restructuring?

2. Bagaimana tingkat kontrol diri mantan pecandu narkoba setelah diberikan

layanan konseling kelompok menggunakan teknik cognitive restructuring?

3. Apakah layanan konseling kelompok menggunakan teknik cognitive

restructuring efektif terhadap peningkatan kontrol diri mantan pecandu

narkoba di Rumah Damai?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitiannya yaitu:

Page 25: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

8

1. Untuk mengetahui tingkat kontrol diri mantan pecandu narkoba sebelum

diberikan layanan konseling kelompok menggunakan teknik cognitive

restructuring

2. Untuk mengetahui tingkat kontrol diri mantan pecandu narkoba setelah

diberikan layanan konseling kelompok menggunakan teknik cognitive

restructuring

3. Untuk menguji efektivitas layanan konseling kelompok menggunakan

teknik cognitive restructuring terhadap kontrol diri mantan pecandu

narkoba di Rumah Damai

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

tentang pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang bimbingan

dan konseling, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan

bimbingan dan konseling khususnya pada setting rehabilitasi atau luar

sekolah.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi Konselor

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada

konselor tentang keadaan di lapangan yang sebenarnya dan siswa

yang lebih terbuka terhadap konselor dan dapat mengontrol dirinya.

Page 26: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

9

2. Bagi Siswa

Siswa dapat berempati satu sama lain, bertukar pengalaman dan

diskusi tentang permasalahan mereka masing-masing.

3. Bagi Peneliti

Manfaat yang diperoleh penulis adalah untuk menambah

wawasan bagi penulis dan acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika skripsi merupakan susunan permasalahan-permasalahan yang

akan dikaji atau langkah-langkah pembahasan yang tersusun dalam bab-bab yang

akan disajikan dalam skripsi. Sistematika skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu:

bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Adapun uraiannya sebagai berikut:

1. Bagian Awal Skripsi

Bagian awal skripsi terdiri atas halaman judul, pengesahan, pernyataan,

motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel,

daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi Skripsi

Bagian isi skripsi terdiri dari (5) bagian disajikan yaitu:

Bab 1 Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab 2 Tinjauan pustaka mengkaji tentang penelitian terdahulu, kontrol

diri, pengendalian diri (self control) pada remaja, penyalahgunaan narkoba,

gangguan mental dan perilaku akibat NAPZA, ciri-ciri umum pengguna narkoba,

Page 27: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

10

konseling kelompok, teknik Cognitive Restructuring, keterkaitan antara kontrol

diri dengan konseling kelompok teknik cognitive restructuring, kerangka berfikir,

dan hipotesis.

Bab 3 Metode penelitian yang berisi tentang metodologi peneltian, terdiri

dari jenis dan desain penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel

penelitian, metode dan alat pengumpulan data, validitas dan reliabilitas data, serta

teknik analisis data.

Bab 4 Hasil dan pembahasan yang berisi tentang laporan hasil penelitian

dan pembahasan penelitian.

Bab 5 Penutup yang berisi simpulan dari hasil penelitian yang telah

dilaksanakan dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian

yang dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

3. Bagian Akhir Skripsi

Skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang

mendukung penelitian. Bagian lampiran terdiri atas instrumen penelitian, analisis

data, surat ijin penelitian, surat keterangan setelah penelitian, dan dokumen-

dokumen lain yang diperlukan.

Page 28: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang relevan dengan judul diatas.

Dalam suatu penelitian dibutuhkan teori menurut para ahli terkait dengan topik

yang akan dibahas untuk mempertanggungjawabkan penelitian. Hal yang akan

dibahas diantaranya tentang pengertian kontrol diri, perkembangan, dan jenisnya.

Menggunakan layanan konseling kelompok dalam menyelesaikan permasalahan

siswa rehabilitasi Berikut ada beberapa teori yang mendukung penelitian diatas.

2.1 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu berisi tentang penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti jauh sebelum penulis melakukan penelitian. Adanya penelitian

terdahulu ini bertujuan untuk membandingkan dan hubungan penelitian penulis

dengan penelitian terdahulu serta sebagai kritik dan saran untuk penulis.

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Sukmadewi (2010). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa jika seseorang telah mampu mengembangkan self

control-nya, dapat dimungkinkan dirinya akan berhasil membina ketahanan diri

dan ketrampilan menolak terhadap bahaya narkoba. Penelitian tersebut memiliki

kesamaan dengan tema yang akan peneliti lakukan. Hal tersebut dapat dilihat dari

penggunaan self control (kontrol diri) terhadap kalayan di yayasan rehabilitasi

narkoba.

Penelitian kedua, dilakukan oleh Mastur dkk (2012). Penelitian ini

menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and

Page 29: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

12

development). Seperti dijelaskan pada penelitian tersebut bahwa dengan

menggunakan layanan konseling kelompok dapat efektif untuk meningkatkan

kepercayaan diri siswa. Bedanya pada penelitian yang akan penulis dalami untuk

meningkatkan kontrol diri dengan menggunakan konseling kelompok kepada

mantan pecandu narkoba.

Penelitian ketiga, dilakukan oleh Serpianing (2012). Penelitian ini

menggunakan korelasi antara tingkat kontrol diri dengan kenakalan remaja.

Dengan melalui metode wawancara peneliti mencaritahu kebenaran dari adanya

tingkat kontrol diri dengan perilaku kenakalan remaja dengan sampel remaja

antara usia 14-19 tahun. Terdapat persamaan antara penelitian tersebut dengan

yang akan penulis teliti. Sama dengan meningkatkan kemampuan kontrol diri dari

perilaku kenakalan remaja dari pengaruh buruk penyalahgunaan narkoba.

Penelitian keempat, dilakukan Fridiana (2014). Penelitian ini

menggunakan korelasi antara tingkat kontrol diri dengan perilaku kenakalan

remaja. Salah satu aspek dalam kontrol diri pada penelitian ini menggunakan

behavior kontrol, karena dalam hal ini masalah yang lihat kepada siswa yang

maladaptive. Dengan populasi siswa SMP, dari variabel penelitian tersebut

terdapat kesamaan dengan penulis, yaitu terkait dengan kontrol diri siswa, tetapi

dengan sampel yang berbeda yaitu rehabiltasi narkoba.

Penelitian kelima dilakukan oleh Nurfitasari (2014). Penelitian ini

merupakan studi deskritif tentang implementasi layanan konseling kelompok di

SMP se-Kabupaten Pati. Dengan populasi sebanyak 40 konselor, dari variabel

Page 30: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

13

penelitian tersebut terdapat kesamaan dengan penulis terkait kegiatan layanan

konseling kelompok, tetapi menggunakan populasi siswa pada seting rehabilitasi.

Penelitian keenam dilakukan oleh Nicholas (2010). Penelitian ini

menggunakan pendekatan research and development Pada variabel tersebut

terdapat kesamaan dengan penulis terkait teknik cognitive resructuring yang

digunakan.sedangkan pada peneliti lebih kepada penggunaan kegiatan yang

berupa pelaksanaan konseling kelompok tetapi menggunakan suatu teknik yaitu

cognitive restructuring terhadap siswa mantan pecandu narkoba di yayasan.

2.2 Kontrol Diri

Pada bab ini kontrol diri akan dijelaskan lebih rinci tentang pengertian

kontrol diri, perkembangan dan aspek kontrol diri. Kontrol diri diartikan sebagai

kemampuan untuk menyusun membimbing, mengatur, mengarahkan bentuk

perilaku yang dapat membawa kearah konsekwensi positif. Kontrol diri yang

dimaksud dalam penelitian study kasus konseling disini juga untuk mengetahui

bagaimana kontrol diri siswa yang ada di yayasan rehabilitasi narkoba.

2.2.1 Pengertian Kontrol Diri

Salah satu sikap yang perlu dikembangkan yaitu kontrol diri, yang

berfungsi untuk mengarahkan seseorang kepada konsekwensi yang positif.

Dengan adanya kontrol diri pada individu dapat membaca situasi diri dan

lingkungannya, sehingga dapat berperilaku yang tidak merugikan diri sendiri atau

orang lain. Pendapat tersebut sejalan menurut Ghufron (2010: 27) bahwa kontrol

diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri

Page 31: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

14

dan lingkungannya. Selain itu, juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola

faktor-faktor perilaku sesuai dengan kondisi untuk menampilkan diri dan

melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan

menarik perhatian, keinginan merubah perilaku agar sesuai untuk orang lain,

menyenangkan orang lain, selalu conform dengan orang lain, dan menutupi

perasaannya. Adapun pendapat lain yang dikemukakan Ghufron dan Risnawati

dalam Calhoun dan Accocella (1990) mendefinisikan kontrol diri (self-control)

sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang,

dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri.

Pengertian kontrol diri juga didefinisikan menurut Goldfried dan Merbaum

sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan

mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi

positif. Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui

pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk

meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan.

Kontrol diri berkaitan dengan bagiamana individu mengendalikan emosi

serta dorongan-dorongn dari dalam dirinya. Menurut konsep ilmiah, pengendalian

emosi berarti mengarahkan energi emosi kesaluran ekspresi yang bermanfaat dan

dapat diterima secara sosial. Konsep ilmiah menitikberatkan pada pengendalian.

Tetapi tidak sama artinya dengan penekanan. Ada dua kriteria yang menentukan

apakah kontrol emosi dapat diterima secara sosial atau tidak. Kontrol emosi dapat

diterima bila reaksi masyarakat terhadap pengendalian emosi adalah positif.

Namun, reaksi positif saja tidaklah cukup karenanya perlu diperhatikan kriteria

Page 32: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

15

lain, yaitu efek yang muncul setelah mengontrol emosi terhadap kondisi fisik dan

psikis. Kontrol emosi seharusnya tidak membahayakan fisik dan psikis individu.

Artinya dengan mengontrol emosi kondisi fisik dan psikis individu harus

membaik.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kontrol diri adalah suatu

sikap yang ditunjukkan seseorang untuk mengontrol dan mengelola perilaku yang

tampak untuk membentuk citra dirinya melalui pertimbangan kognitif, untuk

mencapai suatu tujuan baik tertentu dengan membimbing dan mengarahkan

individu pada suatu konsekuensi yang sifatnya positif.

Kontrol diri pada mantan pecandu narkoba bilamana dirinya saat setelah

dirinya menjalani program rehabilitasi. Individu tersebut ditawari kembali

narkoba, dan merasa binggung saat dirinya harus menolak dan mempertahankan

dirinya untuk tidak kembali menggunakan narkoba. Saat dirinya kembali dalam

pergaulannya yang semula. Jadi dapat dikatakan perilaku relapse merupakan salah

satu bentuk kecemasan yang dirasakan mantan pecandu narkoba.

2.2.2 Perkembangan Kontrol diri

Pada pembahasan di atas, bahwa kontrol diri merupakan kecakapan dan

kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya. Salah satu situasi yang

membuat seseorang merasa cemas saat dihadapkan dengan lingkungan

pergaulannya yang dulu individu adalah ketika mereka ditawari narkoba kembali.

Mayoritas dari mereka masih meragukan daya tahan untuk melindungi dirinya

dari pemakaian narkoba kembali. Dalam perkembangannya kontrol diri ada

beberapa tahapan. Mulai dari usia dini hingga usia matang. Menurut Vasta dkk

Page 33: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

16

(1992) mengungkapkan bahwa perilaku anak pertama kali dikendalikan oleh

kekuatan eksternal. Seperti misalnya dipengaruhi oleh lingkungan dimana

individu tinggal. Secara perlahan-lahan kontrol eksternal tersebut

diinternalisasikan menjadi kontrol internal. Salah satu cara untuk

menginternalisasikan kontrol dengan melalui kondisioning klasikal. Pendapat

tersebut juga sejalan dengan Calhoun dan Accocella (1990) langkah penting

dalam perkembangan bayi adalah belajar melalui kondisioning klasikal. Orang tua

mempunyai nilai yang tinggi karena bayi secara instingtif menegosiasikan orang

tuanya sebagai stimulus yang menyenangkan, seperti makanan, kehangatan, dan

pengasuhan. Dalam perkembangannya individu tidak langsung menerima stimulus

secara cepat. Hal tersebut dikarenakan kemampuan tiap individu berbeda dalam

menerima respon dari lingkungannya.

Pada akhir tahun pertama, bayi mengalami kemajuan dalam hal kontrol

diri. Mulai memenuhi perintah dari orang tuanya untuk menghentikan

perilakunya. Seperti halnya dapat mengendalikan dirinya saat menerima respon

dari orangtuanya. Perilaku tersebut merupakan langkah maju dalam

perkembangan kontrol diri. Dan memodifikasi perilakunya sebagai respons

terhadap perintah. Pada usia 18-24 bulan sudah muncul self control pada anak.

Pada usia 24 bulan anak akan melakukan apa yang dilakukan oleh orangtuanya.

Seperti meniru apa yang orang tuanya lakukan.

Kontrol diri muncul pada tahun ketiga anak sudah mulai menolak sesuatu

yang dilakukan untuknya dan menyatakan keinginannya untuk melakukan sendiri.

Ini sudah ada perkembangan untuk anak lebih mandiri. Dengan meniru perintah

Page 34: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

17

yang sama untuk dirinya sendiri. Anak akan menginternalisasikan dengan

mengarahkan perilakunya diam-diam melalui pikiran, tanpa banyak bicara. Oleh

karena itu, kontrol verbal terhadap perilaku anak yang awalnya berasal dari

kekuatan eksternal menjadi berasal dari dirinya sendiri. Selanjutnya akan

diterapkan dalam kegiatan anak sehari-hari.

Kemampuan kontrol diri akan berkembang seiring bertambahnya usia

seseorang. Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja adalah

mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dan kemudian mau membentuk

perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa harus dibimbing, diawasi,

didorong, dan diancam seperti hukuman yang dialami ketika anak-anak. Pada usia

remaja semua perilaku yang tampak menunjukkan individu semakin terlihat. Hal

ini seperti misalnya individu lebih mandiri. Semua yang dilakukan tanpa adanya

reward atau hukuman. Sudah mulai berfikir apa yang dilakukannya boleh atau

tidak untuk dilakukan. Pada masa perkembangan remaja juga seseorang dalam

tahap pencarian jati diri.

Pada remaja, kemampuan semacam ini berkembang seiring dengan

kematangan emosi. Remaja dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila

pada akhir masa remajanya tidak meledak emosinya dihadapan orang lain.

Dengan pengendalian diri tersebut remaja sudah dikatatakan mencapai

kematangan emosi. Akan tetapi, menunggu waktu dan tempat yang lebih tepat

untuk mengungkapkan emosinya dengan cara yang lebih diterima.

Pendapat tersebut sejalan dengan teori Piaget, remaja telah mencapai tahap

pelaksanaan formal dalam kemampuan kognitif. Oleh karenanya remaja mampu

Page 35: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

18

mempertimbangkan suatu kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah dan

mempertanggungjawabkannya. Ketika individu memasuki tahap perkembangan

selanjutnya atau masa dewasa ia akan mampu menjadi individu yang telah

menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam

masyarakat, seperti tanggung jawab yang diberikan kepadanya ataupun jabatan

yang akan dipangkunya.

2.2.3 Jenis dan Aspek Kontrol Diri

Kematangan emosi pada remaja tentunya berbeda-beda dalam setiap tahap

perkembangan individu. Seperti kontrol diri yang tertanam pada tiap anak juga

berbeda. Mulai dari segi perilaku, kognitif, dan ketegasannya. Selanjutnya lebih

lanjut dibahas tentang jenis dan aspek kontrol diri menurut Ghufron & Risnawati

(2010: 29). Kontrol diri yang digunakan seseorang dalam menghadapi situasi

tertentu, meliputi :

1. Behavioral control, kemampuan untuk mempengaruhi atau memodifikasi

suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Adapun cara yang sering digunakan

antara lain dengan mencegah atau menjauhi situasi tersebut, memilih waktu

yang tepat untuk memberikan reaksi atau membatasi intensitas munculnya

situasi tersebut.

2. Cognitive control, kemampuan individu dalam mengolah informasi yang

tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai dan menggabungkan

suatu kejadian dalam sutu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau

untuk mengurangi tekanan. Dengan informasi yang dimiliki oleh individu

terhadap keadaan yang tidak menyenangkan, individu berusaha menilai dan

Page 36: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

19

menafsirkan suatu keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi positif

secara subyektif atau memfokuskan pada pemikiran yang menyenangkan atau

netral.

3. Decision control, kemampuan seseorang untuk memilih suatu tindakan

berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam

menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan,

kebebasan atau kemungkinan untuk memilih berbagai kemungkinan

(alternative) tindakan.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis kontrol diri ada tiga

jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kontrol perilaku, yaitu respon secara langsung dari individu saat menghadapi

keadaan yang kurang menyenangkan. Yang didalamnya ada dua komponen

dengan mengatur pelaksanaan dan memodifikasi stimulus dari lingkungan.

Hal ini juga tergantung oleh individu untuk menentukan siapa yang

mengendalikan situasi, apakah dirinya atau menggunakan sumber eksternal.

2. Kontrol kognitif, yaitu kemampuan individu dalam mengolah informasi yang

tidak diinginkan dengan cara mengintepretasi dan menilai siatu keadaan.

Dalam kontrol kognitif juga terdapat dua komponen yaitu memperoleh

informasi dan melakukan penilaian. Dengan memperoleh informasi individu

dapat mengantisipasi keadaan dengan berbagai pertimbangan. Untuk

penilaian berarti individu berusaha menafsirkan keadaan dengan segi positif

secara subjektif.

Page 37: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

20

3. Mengontrol keputusan yaitu kemampuan seseorang untuk memilih suatu

tindakan berdasarkan keyakinannya untuk memilih tindakan.

2.3 Pengendalian Diri (Self Control) pada Remaja

Remaja merupakan masa dimana individu mengalami fase transisi

dari anak-anak mencapai kematangan emosi atau masa dewasa. Dalam fase

ini tidaklah mudah, karena remaja pada umumnya mengalami krisis identitas.

Pada usia remaja biasanya rentan untuk terjadi perubahan secara psikologis.

Baik perubahan secara negatif ataupun positif. Sehingga dalam dunia remaja,

seorang individu harus mempunyai ketegasan atau mengendalikan dirinya

secara baik. Pengendalian ini berfungsi untuk mengarahkan remaja kepada

konsekwensi positif yang didapatkan terhadap lingkungan sekitarnya.

Pendapat tersebut juga sejalan dengan Gillion et al dalam Gunarso

(2009) pengendalian diri adalah kemampuan individu yang terdiri atas tiga

aspek, yaitu kemampuan mengendalikan atau menahan tingkah laku yang

bersifat menyakiti atau merugikan orang lain (termasuk dalam aspek tapping

aggressive and delinquent behaviors), kemampuan untuk bekerjasama

dengan orang lain dan kemampuan untuk mengikuti peraturan yang berlaku

(termasuk dalam aspek cooperation), serta kemampuan untuk mengungkap

keinginan atau perasaan kepada orang lain tanpa menyakiti atau

menyinggung perasaan orang lain tersebut (termasuk dalam aspek

assertiveness). Adanya sikap pengendalian tersebut remaja dapat melalui

Page 38: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

21

tugas perkembangannya secara baik dan dapat mengatasi masalahnya secara

bijak dan tanpa merugikan diri sendiri atau orang disekitarnya.

Menurut Hurlock (2004: 209), semua tugas perkembangan remaja

dipusatkan pada penanggulangan sikap dan perilaku dari anak-anak untuk

menghadapi masa dewasa. Pada sekolah dan pendidikan tinggi juga mencoba

untuk membentuk nilai-nilai dewasa yaitu terkait perilaku sosial yang

bertanggung jawab. Hal ini juga sangat diperlukan peran dari orang tua.

Namun biasanya nilai-nilai dewasa bertentangan dengan teman sebaya.

Ketika seorang remaja memilih nilai teman sebaya, maka individu

mengharapkan dukungan teman teman yang menentukan kehidupan sosial

mereka. Sebagian besar remaja ingin diterima oleh teman sebaya.

Kelompok teman sebaya merupakan dunia nyata para remaja untuk

penyesuaian dengan lingkungan orang dewasa. Pendapat tersebut diperkuat

oleh Wibowo (2004: 63) bahwa kelompok sebaya sebagai tempat

bersosialisasi melalui nilai-nilai yang berlaku didalamnya. Sehingga antar

sesama remaja biasanya bertahan berada dalam kelompok karena merupakan

satu kesatuan atau biasa disebut dengan kohesivitas. Sedangkan menurut

Walgito (2006: 72) Kohesi kelompok ialah bagaimana para anggota

kelompok saling menyukai satu dengan lainnya. Selain itu menurut Chaplin

dalam Dhian (2010: 29) kohesivitas adalah satu kesatuan yang terikat dan

saling mendukung sehingga menggambarkan adanya kualitas saling

ketergantungan diantara kelompok. Adapun beberapa faktor yang

mempengaruhi kohesivitas teman sebaya.

Page 39: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

22

Dengan demikian dapat disimpulkan kohesivitas dalam kelompok

merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan saling menyukai antar

sesama anggota kelompok pada usia sebaya. Antar anggotanya saling

mempengaruhi dan mempunyai aturan tersendiri di dalam kelompok.

2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kohesifitas Kelompok Teman

Sebaya

Menurut Gotman dalam Santrok (2007: 268) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kohesivitas teman sebaya, antara lain:

a. Kebersamaan,

b. Stimulasi,

c. Dukungan fisik,

d. Dukungan ego,

e. Perbandingan sosial,

f. Keakraban atau perhatian dari kelompok

2.4Penyalahgunaan Narkoba

2.4.1 Karakteristik Penyalahguna Narkoba

Menurut Direktorat Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan pada

tahun 2010 tercatat sebanyak 6.854 pasien kunjungan rawat jalan di rumah sakit

karena gangguan mental dan perilaku yang disebabkan penggunaan opioida.

Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir secara berturut-turut jumlah terbesar

pasien narkoba ada pada kelompok 30 - 34 tahun yakni tahun 2009 sebanyak 128

pasien (34,04%), tahun 2010 sebanyak 93 pasien (33,7%), tahun 2011 sebanyak

Page 40: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

23

169 pasien (68,98%), tahun 2012 sebanyak 195 pasien (33,56%). Namun pada

tahun 2013 dari 328 pasien rawat inap RSKO karena gangguan mental dan

perilaku yang disebabkan penyalahgunaan narkoba, lebih dari sepertiganya

(36,6%) adalah pasien kelompok umur >34 tahun. Ini menunjukkan antara tahun

2012 dan 2013 terjadi pergeseran proporsi terbesar penyalah guna narkoba dari

kelompok umur 30 – 34 tahun menjadi kelompok umur >34 tahun. Pergeseran ini

tentunya masih perlu diamati lagi perkembangannya pada tahun-tahun berikutnya.

Besarnya proporsi penyalahguna narkoba pada kelompok umur dewasa

perlu mendapat perhatian lebih, khususnya dalam hal pencegahan penyalahgunaan

narkoba, yang harus dilakukan tidak saja oleh pemerintah melainkan juga oleh

masyarakat khususnya keluarga. Orang dewasa bisa dengan mudahnya

memperoleh obat baik di tempat umum seperti warung maupun di tempat–tempat

tertentu seperti diskotik. Penyalah Guna Narkoba Menurut Jenis Kelamin Menurut

data dari Badan Narkotika Nasional, tercatat sebagian besar penyalah guna

narkoba adalah laki-laki.

Problem yang sangat mengancam saat ini adalah efek penggunaan narkoba

melalui jarum suntik terhadap timbulnya HIV/AIDS. Di Thailand, pola

HIV/AIDS dimulai dari penggunaan jarum suntik oleh penyalah guna narkoba

atau disebut juga dengan IDU (Injecting Drug User), tapi di Indonesia pola

HIV/AIDS dimulai dari seks, kemudian berkembang dalam 10 tahun terakhir

pemakaian narkoba melalui jarum suntik menjadi salah satu pola penyebab

timbulnya HIV/AIDS. Hal ini merupakan sebuah fenomena second explossion of

HIV/AIDS epidemic.

Page 41: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

24

Di kalangan pengguna narkoba suntik, infeksi HIV berkisar antara 50%

sampai 90%. Dengan demikian dewasa ini masalah infeksi HIV tidak hanya

berkaitan erat dengan hubungan seks yang tidak aman tapi amat erat hubungannya

dengan penggunaan narkoba suntik. Penggunaan narkoba suntik biasanya

dilakukan dengan cara tidak terbuka sehingga tidak mudah memperkirakan

penggunaan narkoba suntik di Indonesia.

Sebagian dari penyalahguna lama ini kemungkinan besar adalah

penyalahguna narkoba yang telah kambuh. Mereka biasanya sudah berhenti

mengkonsumsi narkoba tetapi kemudian kembali lagi menjadi pengguna narkoba.

perilaku tersebut biasa disebut dengan relapse. Hal tersebut merupakan suatu

tantangan yang tidak bisa dipisahkan dari proses panjang menuju kesembuhan

penuh. Walaupun mantan pecandu sudah dapat lepas dari ketergantungan narkoba

untuk jangka waktu tertentu, tetapi kecenderungan untuk menggunakan zat-zat

tersebut masih akan terasa. Itu merupakan musuh dalam selimut yang jarang

terlihat. Namun, sugesti tersebut bisa dipicu secara mendadak dan tak

terkendalikan, bila situasi batin individu mulai kacau. Berdasarkan hal tersebut,

banyak ahli berpendapat bahwa sugesti untuk kambuh adalah bagian dari penyakit

ketergantungan.

2.5 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat NAPZA

Secara Umum gangguan mental dan perilaku akibat mengkonsumsi

NAPZA adalah sebagai berikut:

a. Meninggalkan ibadah

b. Pandai berbohong

Page 42: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

25

c. Membolos sekolah

d. Meninggalkan Rumah

e. Terjebak pergaulan bebas

f. Melakukan tindak kriminal termasuk perusakan barang

Dari beberapa gangguan yang dipaparkan sebenarnya masih terdapat

banyak gejala lain. Salah satunya yaitu perilaku maladaptive yang ditunjukkan

individu secara signifikan maupun bertahap. Mulai dari perilaku yang biasa-biasa

saja kemudian merugikan diri sendiri bahkan orang lain, cenderung menjadi

individu yang tingkat agresifitas tinggi arogan dan acuh tak acuh.

2.6 Ciri-ciri Umum Penggunaan Narkoba

Penggunaan narkoba yang terus menerus akan menyebabkan kerusakan

pada tubuh hingga syaraf yang sangat membahayakan diri seseorang. Akibat

penggunaan narkoba terdapat perbedaan yang tampak. Seperti kondisi fisik, mata

merah, sempoyongan, bahkan sakaw yang dapat berakibat fatal hingga kematian

seseorang. Daya tahan dari mantan pecandu narkoba yang masih menjadi masalah

tiap siswa di rehabilitasi. Kontrol diri terkait dengan penggunaan narkoba pada

kasus yang sedang peneliti dalami. Sebagian siswa yang masuk rehabilitasi

mengalami relapse karena beberapa faktor yang menyebabkannya. Pendapat ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh BNN yang menyatakan 85% siswa

yang masuk rehabilitasi relapse. Bahaya dari relapse sendiri akan lebih fatal, jika

awalnya individu mengalami relapse maka dosis obat atau kadar narkoba yang

akan dipakai bertambah sehingga berakibat sangat fatal.

Page 43: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

26

Dari hal tersebut berakibat individu tersebut tidak bisa hidup tanpa

memakai narkoba. Maka dirinya akan selalu mencari narkoba, sampai menunggu

tubuh pengguna sudah tidak bisa menahannya lagi dan selanjutnya overdosis yang

dapat menyebabkan kematian. Berikut ada beberapa ciri-ciri umum penggunaan

narkoba menurut Patrodiharjo (2010; 85). secara umum, pengguna narkoba terdiri

dari 4 tahap, yaitu pemakai coba-coba, pemakai pemula, pemakai berkala, dan

pemakai setia (tetap).

1. Tahapan pemakaian

Tahap awal, mulanya coba-coba, kemudian terjebak sifat narkoba dan

menjadi ketagihan. Setelah itu tahap eksperimen coba-coba lalu meningkat

menjadi terbiasa. Seseorang mulai memakai narkoba secara insidentil karena

sudah merasakan kenikmatannya. Selanjutnya tahap berkala, yaitu pemakaian

yang lebih sering lagi. Selain merasakan nikmat juga merasakan sakaw.

Pemakaiannya rutin dan teratur. Terakhir tahap tetap (madat), pemakai ini akan

dituntut oleh tubuhnya untuk sering memakai dengan dosis yang semakin tinggi

pula. Bila tidak akan mengalami sakaw (menderita). Dan pada tahapan ini

pengguna tidak dapat lepas dari narkoba. hidupnya 100% tergantung oleh

narkoba. biasanya disebut dengan pecandu, pemadat, atau junkies.

2. Multiple drugs

Pemakai narkoba pada tahap ke III dan IV sudah tergolong pemakai

“senior” dikalangannya. Junkies ini biasanya memakai lebih darisatu jenis

narkoba. mereka dapat memakai 2-5 macam narkoba sekaligus secara bergantian

maupun bersamaan. Pemakai ini selain sulit disembuhkan dan tandanya juga

Page 44: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

27

tidak terlalu jelas. Komplikasinya akan lebih banyak dan berbahaya. Pemakai

tidak jarang meninggal atau mengalami sakit jiwa.

3. Kewaspadaan orang tua

Orang tua perlu mewaspadai adanya tanda awal pemakaian narkoba oleh

anak, diantaranya sebagai berikut:

1) Kewaspadaan terhadap manusianya: sikap dan tingkah lakunya mengalami

perubahan, lebih tertutup, gemar menyendiri, agak sensitif, mudah

tersinggung, sering meminta uang, menginap dirumah teman, meminjam

uang, malas belajar atau olahraga, sulit bergaul dengan teman baru, dan

sering menggunakan kacamata hitam dan baju lengan panjang.

2) Kewaspadaaan terhadap narkoba yang dikonsumsi: pila tau kapsul dalam

bentuk ataupun warna, bubuk berwarna putih, daun kering, rokok, caoiran

pelarut penghapus cair, lem atau bau tajam lainnya, alkohol dan lain

sebagainya.

3) Kewaspadaan terhadap peralatan: gelas dengan pengaduk sendok, alat

suntik, kertas timah, korek api, selang kecil, corong, dan lampu kecil.

4) Perubahan sikap dan perilaku anak, antara lain:

a) Jarang menikuti kegiatan dalam keluarga

b) Hanya intensif berteman dengan temannya

c) Berbincang hanya dengan orang yang dianggap simpati kepadanya

d) Sering batuk atau pilek (sakaw)

e) Marah jika privasinya terganggu

f) Sensitif, mudah marah, mudah tersinggung dan cenderung asosial.

Page 45: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

28

Selain beberapa ciri-ciri diatas sebagai orang tua sudah seharusnya dapat

mengenali anaknya. Dengan memberikan perhatian yang cukup dan mencurahkan

kasih sayang kepada sang anak untuk mengantisipasi penggunaan narkoba kepada

anak. Selain menjadi panutan orang tua seyogyanya menjadi teman bagi anak.

Sehingga dalam keluarga, posisi anak sebagai individu yang diperhitungkan.

Sebagai orang tua juga harus lebih cerdas. Dengan pemahaman kepada anak dan

mempunyai pengetahuan tentang dunia luar. Tidak hanya pemahaman kepada

anak saja. Selain itu mendampingi anak belajar tidak terlalu menggurui untuk

kenyamanan anak, karena pada usia remaja juga sudah mulai mencari jati diri.

2.7 Konseling Kelompok

2.7.1 Pengertian Konseling Kelompok

Pada bimbingan konseling terdapat beberapa layanan konseling baik

secara individu, kelompok maupun klasikal. Dengan berbagai kelemahannya

dan efektifitas dari layanan tersebut diatas. Dalam pemecahan masalah di

yayasan Rumah Damai peneliti menggunakan salah satu layanan konseling

kelompok (Group Counseling) dengan teknik Cognitive Restructuring untuk

menyelesaikan masalah terkait kontrol diri pada siswa yayasan Rumah

Damai.

Konseling kelompok sendiri dapat diartikan sebagai suatu layanan

dalam bimbingan konseling yang beranggotakan 5-8 untuk menyelesaikan

masalah dengan memanfaatkan dinamika kelompok tersebut diharapkan

masalah individu dapat terselesaikan. Pendapat tersebut juga sejalan dengan

Page 46: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

29

pendapat Gadza, dkk yang dikutip oleh Wibowo (2005: 18) menyatakan

bahwa: “layanan konseling kelompok adalah suatu proses antara pribadi yang

terpusat pada pribadi yang dinamis, terpusat pada pe-mikiran dan perilaku

yang sadar dan me-libatkan fungsi-fungsi seperti berorientasi pada

kenyataan, saling mempercayai, saling pengertian, saling menerima, dan

saling mendukung.” Menurut Gibson (2012: 52) konseling kelompok adalah

pengalaman-pengalaman perkembangan dan penyesuaian rutin yang

disediakan dalam lingkup kelompok. Fokusnya untuk membantu konsli

menyesuaikan diri dan menjaga perkembangan serta pertumbuhan agar tetap

pada koridor yang benar.

Sedangkan menurut Winkel konseling kelompok adalah suatu proses

antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari,

dibina, dalam suatu kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesama

anggota dan konselor, dimana komunikasi antar pribadi tersebut dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap

nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku

tertentu ke arah yang lebih baik (Winkel dan Hastuti, 2004: 198).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling

kelompok merupakan salah satu layanan dalam bimbingan konseling dengan

format kelompok yang dipimpin oleh pemimpin kelompok dengan anggota

5-10 orang yang membahas permasalahan pribadi diungkapkan kepada

anggota kelompok dan konselor atau pemimpin kelompok. Konseling

kelompok sangat tepat bagi kelompok remaja karena memberikan

Page 47: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

30

kesempatan untuk menyampaikan perasaan, permasalahan, melepas keragu-

raguan diri kepada teman-temannya sehingga tercipta rasa empati, rasa

menghormati dan menghargai pendapat orang lain, serta dapat memberikan

rasa saling motivasi antar anggotanya.

Pada kelompok dalam penelitian ini termasuk kelompok pertumbuhan

dan terapi yang dikhususkan untuk perilaku kognitif. Hal tersebut

menerapkan teori perilaku dalam Skinner dan Bandura dalam (Jhonson,

2012: 36) untuk membangun perubahan dalam berperilaku tanpa

menghubungkan dengan perilaku asli yang tidak efektif atau dinamika

kejiwaan dari orang yang bersangkutan. Ini merupakan pendekatan yang

lebih sistematis yang berhubungan dengan permasalahan perilaku atau pola

pikir. Individu mengabaikan akar permasalahan dari perilaku dan pola,

memutuskan bahwa mereka berkeinginan untuk mengubah dan melalui

prosedur seperti peragaan, latihan, feedback, malahan menemukan pola

perilaku yang lebih efektif. Sedangkan dalam Waston dan Tharp dalam

(Jhonson, 2010) Anggota kelompok mempelajari ketrampilan manajemen

diriuntuk mengontrol hidupnya dan berhubungan dengan masalah secara

efektif.

Tabel 2.1 Perbandingan BKp dan KKp

Aspek Bimbingan Kelompok

Konseling Kelompok

1. Jumlah Anggota tidak terlalu dibatasi,

dapat 60-80 orang

terbatas, yaitu 5-10

orang

2. Kondisi dan

karakteristik anggota

relatif homogeny hendaknya homogen,

dapat pula heterogen

terbatas

3. Tujuan yang ingin penguasaan informasi pemecahan masalah

Page 48: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

31

dicapai untuk tujuan yang

lebih luas

dan perkembangan

kemampuan

komunikasi serta

interaksi sosial

4. Pemimpin kelompok konselor atau

narasumber

konselor

5. Peran anggota menerima informasi

untuk tujuan tertentu

berpartisipasi dalam

dinamika

interaksisosial,

menyumbang

pengentasan masalah,

dan menyerap bahan

untuk pemecahan

masalah

6. Suasana interaksi monolog/dialog

terbatas dan dangkal

interaksi multi arah,

mendalam dengan

melibatkan aspek

emosional

7. Sifat isi pembicaraan tidak rahasia rahasia

8. Frekuensi kegiatan kegiatan berakhir

apabila informasi telah

disampaikan

kegiatan berkembang

sesuai dengan tingkat

kemajuan pemecahan

masalah evaluasi

dilakukan sesuai

dengan tingkat

kemajuan pemecahan

masalah

2.7.2 Tujuan Konseling Kelompok

Dalam layanan konseling kelompok ada tujuan yang tentunya

berbeda dengan bimbingan kelompok. Jika bimbingan kelompok bertujuan

untuk melatih skill berbicara anggotanya untuk mengemukakan pendapat,

sedangkan dalam konseling kelompok bertujuan untuk menyelesaikan

masalah salah satu anggota yang dianggap paling urgent. Pendapat ini sejalan

dengan pendapat Wibowo (2005: 20), tujuan yang ingin dicapai dalam

konseling kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan

pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota

Page 49: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

32

kelompok, agar terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan dengan

cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.

Sedangkan menurut Sukardi, (2002: 49). Tujuan konseling

kelompok meliputi:

a. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang

banyak

b. Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap

teman sebayanya

c. Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing

anggota kelompok

d. Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan konseling kelompok

bertujuan mengembangkan diri dengan format kelompok dapat terselesaikan

masalah yang dialami salah satu anggota kelompok. Selain itu antar anggota

kelompok dapat melatih rasa empati satu sama lain.

2.7.3 Asas Konseling Kelompok

Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-

asas yang harus diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:

1. Asas Kerahasiaan

Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam konseling kelompok

karena masalah yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi,

maka setiap anggota kelompok diharapkan bersedia menjaga semua

(pembicaraan ataupun tindakan) yang ada dalam kegiatan konseling

kelompok dan tidak layak diketahui oleh orang lain selain orang-orang yang

mengikuti kegiatan dalam konseling kelompok.

Page 50: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

33

2. Asas Keterbukaan

Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika

keterbukaan ini tidak muncul maka akan terdapat keraguan atau kekhawatiran

dari anggota.

3. Asas kesukarelaan

Setiap anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau

dipaksa oleh teman lain atau pemimpin kelompok.

4. Asas kenormatifan

Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai

pendapat orang lain, jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka

anggota yang lain harus mempersilahkannya terlebih dahulu atau dengan kata

lain tidak ada yang berebut.

5. Asas kekinian

Masalah yang dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat

sekarang. Maksudnya, masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini

sedang dialami yang mendesak, yang mengganggu keefektifan kehidupan

sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan masalah dua

tahun yang lalu ataupun masalah waktu kecil.

6. Asas kegiatan

Hasil layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klienyang

dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan

bimbingan. Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan suasana agar klien

Page 51: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

34

yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud dalam

penyelesaian masalah.

2.7.4 Tahapan Konseling Kelompok

Pada pelaksanaannya proses konseling kelompok juga tidak serta merta

berjalan sesuai dengan keinginan pemimpin kelompok atau anggota kelompok.

Ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Diantaranya tahapan pelaksanaan

layanan konseling kelompok menurut Tohirin (2007: 188) terdapat beberapa

kegiatan yang penting untuk diperhatikan yaitu:

a. Tahap persiapan: (1) menetapkan waktu dan tujuan; (2)

mempersiapkan perlengkapan yang di perlukan,

b. Pembentukan: (1) Menyampaikan salam dan doa sesuai agama

masing-masing; (2) menerima anggota kelompok dengan

keramahan dan keterbukaan; (3) melakukan perkenalan; (4)

menjelaskan tujuan konseling kelompok; (5) menjelaskan

pelaksanaan konseling kelompok; (6) menjelaskan asas-asas

dipedomani da-lam pelaksanaan konseling kelompok; (7)

melakukan permainan untuk pengakraban,

c. Peralihan terdiri (1) menjelaskan kembali dengan singkat cara

pelaksa-naan kenseling kelompok; (2) melaku-kan tanya jawab

untuk memastikan kegiatan anggota; (3) menekankan asas-asas

yang dipedomani dan di perhatikan dalam layanan konseling

kelompok,

d. Kegiatan terdiri dari: (1) menjelaskan topik atau masalah yang

dikemukakan; (2) meminta setiap kelompok memiliki sikap

keterbukaan dengan masalah yang terjadi pada diri masing-

masing; (3) membahas masalah yang paling banyak muncul, dan

e. Pengakhiran terdiri dari: (1) menjelaskan bahwa kegiatan

konseling kelompok akan berakhir; (2) penyampaian kemaju-an

yang dicapai oleh masing-masing kelompok; (3) penyampaian

komitmen untuk memegang kerahasiaan masalah teman; (4)

menyepakati kegiatan beri-kutnya; (5) mengucapkan terimakasih;

(6) berdoa menurut agama masing-masing; (7) bersalaman dan

mengucap-kan kata-kata perpisahan.

Page 52: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

35

2.8 Pendekatan Cognitive Behavior Therapy

Pada layanan konseling ada beberapa pendekatan, yaitu psikoanalisis,

behavior, dan humanistik. Pada penelitian ini mengunakan pendekatan

kognitif behavior yaitu Cognitive behavior Therapy (CBT). Menurut Ellis

dalam Komalasari (2011: 201) Pendekatan CBT menekankan pada

keterkaitan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran. Pendekatan ini

dikembangkan oleh Ellis melalui beberapa tahapan. Pandangan dasar

pendekatan ini tentang manusia adalah individu memiliki tendensi untuk

berpikir irrasional yang salah satunya didapat melalui belajar sosial. Menurut

Ellis dalam Latipun (2011: 73) perilaku seseorang khususnya konsekuensi

emosi; senang, sedih, frustasi, bukan disebabkan secara langsung oleh

peristiwa yang dialami individu. Perasaan-perasaan tersebut diakibatkan oleh

cara berpikir atau sistem kepercayaan seseorang. Perilaku yang salah adalah

perilaku yang didasarkan pada cara berikir yang irrasional. Albert Ellis

mengemukakan indikator keyakinan irasional yang berlaku secara universal.

Indikator-indikator orang yang berkeyakinan irrasional tersebut sebagai

berikut:

a) Pandangan bahwa suatu keharusan bagi orang dewasa untuk dicintai

oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan.

b) Pandangan bahwa tindakan tertentu adalah mengerikan dan jahat, dan

orang yang melakukan tindakan demikian sangat terkutuk.

c) Pandangan bahwa hal yang mengerikan jika terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan pada diri kita.

Page 53: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

36

d) Pandangan bahwa kesengsaraan (segala masalah) manusia selalu

disebabkan oleh aktor eksternal dan kesengsaraan itu menimpa kita

melalui orang lain atau persitiwa.

e) Pandangan bahwa jika sesuatu yang berbahaya, kita terganggu dan tidak

akan berakhir dalam memikirkannya.

f) Pandangan bahwa kita lebih mudah menghindari berbagai kesulitan

hidup dan tanggung jawab daripada berusaha untuk mengadapainnya.

g) Pandangan bahwa kita secara absolut membutuhkan sesuatu dari orang

lain.

h) Pandangan bahwa kita seharusnya kompeten, intelegen dan mencapai

dalam semua kemungkinan yang menjadi perhatian kita.

i) Pandangan bahwa karena segala sesuatu kejadian sangat kuat

pengaruhnya terhadap kehidupan kita, hal itu akan mempengaruhi dalam

jangka waktu yang tidak terbatas.

j) Pandangan bahwa kita harus memiliki kepastian dan pengendalian yang

sempurna atas sesuatau hal.

k) Pandanagan bahwa kita harus kebahagiaan manusia dapat dicapai

dengan santai dan tanpa berbuat.

l) Pandangan bahwa kita sebenarnya tidak mengendalikan emosi kita dan

bahwa kita dpat membantu perasaan yang menganggu pikiran .

Ellis berkeyakinan yang rasional berakibat pada perilaku dan reaksi

individu yang tepat, sedangkan keyakinan irrasional berakibat pada reaksi

emosional dan perilaku yang salah. Dalam CBT juga ada beberapa teknik spesifik

Page 54: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

37

untuk mengatasi berbagai permasalahan. Seperti Self Manajement, Asertive

Training, Behavioral Contract, Cognitive Restructuring dan sebagainya. Terkait

dengan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik cognitive restructuring untuk

mengatasi permasalahan kontrol diri pada mantan pecandu narkoba.

2.8.1 Teknik Cognitive Restructuring

Menurut Hofmann dan Asmundson dalam Efford (2016; 251)

mendiskusikan Cognitive Restructuring memungkinkan konselor mengenali

secara kolaboratif pikiran-pikiran irrasional atau maladaptive dan

menggunakan strategi-strategi tertentu, seperti logical disputation, Socratic

Questioning, dan eksperimen perilaku, untuk menentang realitas mereka. The

type of cognitive restructuring that is available will depend to a great extend

on the nature of the stressor that accoured. In the case of an interpersonal

offense, one likely appropriate and productive restructuring would be

forgiveness (Nicholas, 2010).

Cara mengimplementasikan teknik Cognitive Restructuring menurutt

Doyle dalam Efford (2016; 255) mendeskripsikan sebuah prosedur tujuh

langkah spesifik untuk diikuti oleh konselor ketika menggunakan Cognitive

Restructuring dengan klien mereka:

1. Kumpulkan informasi latar belakang untuk mengungkapkan bagaimana klien

menangani masalah di masa lalu maupun saat ini.

2. Bantu klien dalam menjadi sadar akan proses pikirannya. Diskusikan contoh-

contoh kehidupan nyata yang mendukung kesimpulan klien dan diskusikan

berbagai interpretasi yang bebeda tentang bukti yang ada.

Page 55: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

38

3. Periksa proses berfikir rasional klien, yang memfokuskan bagaimana pikiran

klien memengaruhi kesejahteraannya. Konselor professional dapat membesar-

besarkan pemikiran irasional untuk membuat poinnya lebih terlihat bagi

klien.

4. Memberikan bantuan kepada klien untuk mengevaluasi keyakinan klien

tentang pola-pola pikiran logis klien sendiri dan orang lain.

5. Membantu klien belajar mengubah keyakinan dan asumsi internalnya.

6. Ulangi proses pikiran irasional sekali lagi, kali ini dengan mengajarkan

tentang aspek-aspek penting kepada klien dengan menggunakan contoh-

contoh-contoh kehidupan nyata. Bantu klien membentuk tujuan-tujuan yang

masuk akal yang akan bisa dicapai oleh klien.

7. Kombinasikan Thought Stopping dengan simulasi, PR (pekerjaan rumah), dan

relaksasi sampai pola-pola logis benar-benar terbentuk.

Kegunaan dan evaluasi teknik Cognitive Restructuring menurut

Johnco, Wuthrich, dan Rapee (2012) menemukan bahwa fleksibilitas pada

orang dewasa adalah salah satu prediktor penting apakah seorang dewasa

akan mampu mendapatkan dan menguasai strategi Cognitive Restructuring

untuk coping. Cognitive Restructuring bisa di praktikkan dengan kelompok,

Cognitive Restructuring lazim digunakan dengangan individu-individu yang

pikirannya terpolarisasi, menunjukkan kekuatan dan kecemasan dalam

situasi-situasi tertentu, atau bereaksi berlebihan terhadap masalah-masalah

kehidupan bisasa dengan menggunakan langkah-langkah ekstrem. Menurut

Velting, Setzer, dan Albano mengusulkan menggunakan Cognitive

Page 56: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

39

Restructuring untuk remaja dan anak-anak yang mengidap gangguan

kecemasan. Dengan mengidentifikasi pikiran yang menyebabkan perasaan

cemas, anak-anak dapat belajar menantang pikiran-pikiran self-defeatingnya

sendiri dengan pikiran-pikiran coping.

2.9 Rehabilitasi dan Pekerjaan Sosial

Rehabilitasi mengandung makna pemulihan kepada perbaikan

anggota tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu supaya menjadi

manusia yang lebih berguna dan memiliki tempat di masyarakat (KBBI,

2008). Jika rehabilitasi dipadukan dengan kata sosial maka diartikan sebagai

pemulihan kembali keadaan individu yang mengalami masalah sosial

menjadi kembali seperti semula. Rehabilitasi sosial merupakan bagian dari

proses rehabilitasi penderita cacat yang berusaha untuk menghilangkan atau

setidaknya mengurangi semaksimal pengaruh negatif yang disebabkan

kecacatannya, sehingga penderita dapat aktif dalam kehidupannya

dimasyarakat. Dalam penelitian ini gangguan sosial yang dialami oleh

individu adalah tempat rehabilitasi untuk para mantan pecandu narkoba.

2.9.1 Tujuan dari Rehabilitasi Sosial

a. Memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta

tanggung jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun mmasyarakat

lingkungan sosialnya.

b. Memulihkan kembali kemauan dan kemampuan untuk dapat

melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

Page 57: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

40

c. Mencapai kemandirian mental, fisik, psikologis, dan sosial dalam arti

adanya keseimbangan antara apa yang masih dapat dilakukan dan tidak

dapat dilakukan.

2.9.2 Sasaran dari Rehabilitasi Sosial

a. Meningkatkan insight individu terhadap problem yang sedang dihadapi

b. Membentuk sosok self identity yang lebih baik pada individu

c. Memecahkan konflik yang dianggap mengganggu

d. Merubah dan memperbaiki pola kebiasaan dan pola reaksi tingkahnlaku

yang tidak diinginkan

e. Meningkatkan kemampuan melakukan relasi interpersonal maupun

kemampuan lainnya

f. Modifikasi asumsi-asumsi individu yang tidak tepat tentang dirinya sendiri

dan dunia lingkungannya

g. Membuka jalan bagi eksistensi individu yang lebih berarti dan berguna

2.10 Kaitan antara Konseling Kelompok dan Kontrol Diri

Ghufron menyebut Kontrol diri merupakan kepekaan individu dalam

membaca situasi lingkungan sekitar. Pada aspeknya kontrol diri terdiri dari

behavior control, cognitive control, dan decisional control. Dalam permasalahan

yang peneliti tulis disini mengungkap tentang perilaku kontrol diri pada siswa

yayasan pada rehabilitasi narkoba. Permasalahan tersebut dapat dilihat dari

perilaku relapse (kambuh) yang dialami beberapa individu yang telah selesai

program rehabilitasi. Saat para mantan pengguna narkoba mendapat treatment

Page 58: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

41

saat program mereka diajarkan banyak hal, salah satunya social skill. Diharapkan

dengan mendapatkan materi tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.Salah satunya yaitu kontrol diri para siswa dilatih dengan program yayasan

yaitu ada “pasca rehab” dengan melatih siswa seperti menjadi entrepreneur dan

skill lain. Rata-rata siswa yang mengalami relapse pada usia remaja. Sedangkan

menurut Kartono (2008; 45) remaja melakukan kejahatan pada umumnya

mempunyai kontrol diri yang cukup lemah. Bahkan beberapa diantara mereka

mempunyai standar tingkah laku sendiri yang mereka anggap baik menurut

versinya.

Dengan berorientasi kesenangan saja tanpa memikirkan konsekuensi

dijangka panjang, hal tersebut merupakan salah satu indikator lemahnya kontrol

diri. Seperti relapse, mereka hanya ingin kembali merasakan kenikmatan dari

sensasi ganja, putaw dan sebagainya termasuk alkohol dan merokok. Maka

peneliti menekankan untuk perilaku kontrol diri pada siswa pada sisi kognitif.

Yaitu untuk mempermudah individu dalam mengolah informasi dengan

mengintepretasikan, menilai, menggabungkan suatu kejadian dalam suatu

kerangka kognitif sebagai adaptasi mengurangi tekanan. Hal tersebut juga untuk

memfokuskan kepada individu untuk menghilangkan distorsi negatif tentang

dirinya terkait dengan pemakaian narkoba. Dengan begitu individu berusaha

menilai dan menafsirkan suatu keadaan dengan memperhatikan segi-segi positif

dengan memfokuskan pada pemikiran yang menyenangkan.

Pada riset ini peneliti menggunakan format kelompok yang bertujuan untuk

meningkatkan kontrol diri pada siswa. Selain itu siswa dapat saling berempati,

Page 59: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

42

menghormati, menghargai pendapat, dan menyelesaikan masalah secara bersama

dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Pada layanan konseling kelompok

menggunakan salah satu pendekatan dalam konseling, yaitu cognitive behavior

therapy dengan asumsi masalah irrasional belief yaitu seseorang harus dicintai

(dicintai teman sebayanya) yang berdampak pada perilaku maladaptive dengan

kembalinya kepada kawan lama. Sedangkan teknik yang digunakan dalam

pelaksanaan konseling kelompok yaitu cognitive restructuring yang

memungkinkan konselor mengenali secara kolaboratif pikiran-pikiran irasional

dan menggunakan strategi-strategi tertentu, seperti mendebat keyakinan dari klien

(logical disputation untuk menentang realitas individu. Dengan teknik tersebut

diharapkan dapat menghilangkan distorsi-distorsi negatif pada individu mantan

pengguna narkoba dan memfokuskan pada pikiran yang menyenangkan serta

mengubah mindset untuk bisa yakin dapat kembali bekerja dengan masyarakat

tanpa khawatir down dan kambuh.

Pelaksanaan treatment nya dengan menggunakan konseling kelompok

dengan teknik kognitif restrukturing, karena fokus yang menjadi goals peneliti

tentang kognitif kontrol pada siswa. Dengan harapan dapat terubah mindset

irasional menjadi rasional. Alasan menggunakan konseling kelompok karena

untuk melatih siswa dapat berempati, saling bertenggang rasa, dan menyelesaikan

masalah dengan diskusi bersama. Konseling kelompok menggunakan teknik

cognitive restructuring yang diberikan kepada siswa rehabilitasi dapat aplikatif

untuk membantu siswa dengan masalah yang sama (relapse) dari beberapa siswa.

Mengingat program BK untuk menangani masalah tersebut masih insidental. Hal

Page 60: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

43

tersebut dilakukan untuk mempersingkat waktu penyelesaian masalah.

Pemecahannya berfokus pada pola pikir dari siswa untuk memecahkan masalah

sendiri dengan cara diskusi, walaupun faktor penyebabnya berbeda-beda. Sebagai

konselor membantu mengarahkan untuk mengenali potensi irasional untuk

mengevaluasi keyakinan yang ada pada siswa untuk menggali kekuatan positif

pada siswa.

Pada konseling kelompok juga terdapat beberapa asas yang paling utama

adalah asas kerahasiaan yang merupakan komponen penting dalam pelaksanaan

konseling kelompok. Untuk lebih detailnya akan dijabarkan pada panduan

perlakuan yang ada dalam lampiran 6.

Page 61: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

44

2.10

Ker

angk

a B

erpi

kir

Rela

pse

(men

gal

ami

kek

am

bu

han

)

Pem

akai

an d

osi

s le

bih

tin

ggi

yan

g b

erak

ibat

san

gat

fat

al

Mas

uk R

ehab

ilit

asi

kem

bal

i

Kec

and

uan

Fak

tor

Rela

pse:

1.

Ind

ivid

u (

mec

ari

dan

in

gin

mer

asak

an

sen

sasi

pem

akai

an

nar

ko

ba)

2.

ling

ku

ngan

(ter

sed

ian

ya

nar

ko

ba

dan

min

imn

ya

duk

un

gan k

eluar

ga)

3.

So

sial

(m

eras

a

dik

uci

lkan d

an

adan

ya

ren

dah d

iri)

Lem

ahn

ya

Ko

ntr

ol

dir

i

Irra

sion

al b

elie

fm

anta

n p

ecan

du

nar

ko

ba

untu

k

kem

bal

i u

ntu

k

tidak

dap

at p

uli

h

(rel

apse

)

Lay

anan

Kon

seli

ng

Kel

om

po

k d

engan

tekn

ikco

gniti

ve

rest

ruct

urin

g

Page 62: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

45

2.11 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012: 96) hipotesis merupakan jawaban

sementara atau teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empirik dengan data.

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti merumuskan hipotesis yaitu

sebagai berikut: layanan konseling kelompok dengan teknik cognitive

restructuring efektif untuk meningkatan kontrol diri pada mantan pecandu

narkoba di yayasan Rumah Damai.

Page 63: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

110

BAB 5PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan kepada

mentor dan siswa yayasan tingkat kontrol diri mantan pecandu narkoba sebelum

diberi layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring berada pada

kategori tinggi. Hal ini terbukti pada hasil pretest tiap indikator mendapat skor

dari 69% - 81%. Hal tersebut terjadi karena keadaan di dalam rehabilitasi

terkondisikan dan dapat diawasi secara maksimal. Selain itu siswa sudah

mempunyai jadwal yang baku untuk dijalankan setiap hari. Berbeda saat setelah

mendapat perlakuan (treatment) berupa konseling kelompok teknik cognitive

restructuring terlihat kenaikan yang signifikan. Dari siswa juga tampak dari

perubahan sikap lebih empati dan mendengarkan lebih fokus saat mendengarkan

masalah yang sedang didiskusikan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil posttest

tiap indikatornya meningkat dari 76% - 87%. Untuk keseluruhan kenaikannya

sebanyak 7% dari hasil pretest dan posttest.

Pada hasil uji hipotesis diperoleh nilai z=-2,521, p<0,05 hal ini

menunjukkan adanya dampak yang positif dari layanan konseling kelompok

teknik cognitive restructuring terhadap kemampuan kontrol diri siswa yayasan,

yang membuktikan bahwa layanan konseling kelompok teknik cognitive

restructuring efektif terhadap kemampuan kontrol diri siswa mantan pecandu

narkoba di yayasan rehabilitasi narkoba Rumah Damai Kota Semarang.

Page 64: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

111

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diajukan

saran sebagai berikut:

5.2.1 Saran untuk praktisi

1. Guru BK dapat memperluas wawasannya dengan mengikuti beberapa

kegiatan workshop atau seminar yang dilakukan oleh BNN terkait

pengetahuan tentang bahaya dan dampak penggunaan narkoba pada siswa,

sehingga dapat memberikan layanan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan

siswa

5.2.2 Saran untuk penelitian lanjutan

1. Untuk penelitian selanjutnya, jika akan meneliti tentang variabel yang sama

yaitu tingkat kontrol diri bisa menggunakan teknik atau metode yang lebih

baik atau sesuai dengan kebutuhan siswa yayasan. Mengingat banyaknya

teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling sekaligus

mengembangkan khususnya pada setting luar sekolah seperti di rehabilitasi.

2. Untuk penelitian terdahulu, layanan dan metode dalam bimbingan dan

konseling banyak digunakan untuk penelitian diranah sekolah. Untuk

penelitian selanjutnya agar lebih banyak untuk mengaplikasikan dalam

penelitian diluar sekolah. Selain itu dalam jurusan bimbingan dan konseling

itu sendiri terdapat peminatan di bidang sosial yang menangani khususnya

masalah pribadi pada siswa yang berada di luar sekolah.

Page 65: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

112

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; PT

Rineka Cipta.

Azwar. 2015. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bandura. 1997. Self Efficacy In Changing Societes. New York: Cambrige

University Press.

Cahyono dkk. 2014. Panduan Penulisan Skripsi, Tugas Akhir, dan Artikel Ilmiah.Semarang; Unnes Press

Chintia. 2013. Pengguanaan Strategi Cognitive Restructuring (CR)Untuk Meningkatkan Efikasi Diri Siswa Kelas X-TSM (Teknik Sepeda Motor)-1 SMK Negeri 1 Mojokerto

Dhian. 2010. Hubungan antara Body Image dan Kohesivitas Kelompok Teman Sebaya dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa Kelas VII I Program Akselerasi di SMP Negeri 2 Surakarta.

Froggat, W. 2009. A Brief Introduction to Cognitive Behavior Therapy. Journal Educatin of Phsycology Page 1

Fridiana. 2014. Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Deliquency Pada Remaja di SMP Bhakti Turen Malang

Gunarsa. S. 2009. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: Gunung Mulia

Gibson, R. L dan H. Mitcell. 2011. Bimbingan dan Konseling (edisi ketujuh).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Hurlock. 2009. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hawari, D. 2012. Hidup Sehat Tanpa Miras, Narkoba, Rokok (Zat Adiktif) & HIV/AIDS (Dalam Gambar). BNN: Mei. Hlm. 01

Iskandar. A. 2015. Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan BNN.

Jhonson, J. 2012. Dinamika Kelompok Teori dan Ketrampilan (Edisi kesembilan).Jakarta : PT. Indeks

Page 66: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

113

Kartono. K. 2010. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Komalasari. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta. PT Indeks.

Latipun. 2011. Psikologi Konseling [Edisi Ketiga]. Malang: Upt penerbitan

Muhammadiyah Malang umm press

Lestari, S. 2015. Manajemen Geisha Marah Roby Satria Terjerat Kasus Narkoba.Kompas. Online. Tersedia di

http://entertainment.kompas.com/read/2015/12/31/192042210/lima.artis

.Indonesia.yang.terserempet.kasus.hukum.pada.2015?page=all [diakses

16 April 2016].

Mugiarso, dkk. 2007. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT MKK UNNES.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nicholas. 2010. Cognitive Distancing, Cognitive Restructuring, And Cardiovascular Recovery From Stress. Journal of Biological Psycology.

Nurfitasari. 2014. Implementasi Layanan Konseling Kelompok se-Kabupaten Pati.

Partodiharjo. S. 2010. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannnya.

Semarang; PT. Gelora Aksara Pratama

Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta ; PT Renika Cipta

Primadi, O. 2014. Gambaran Umum Penyalahgunaan Narkoba. Bulletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan. Hlm (5-19).

Risnawati & Ghufron. 2011. Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruz Media

Santoso, T. 2000. Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja: Suatu Prespektif. Jurnal kriminologi: 37-45 Vol. 1 (1)

Santrock. 2007. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga.

Serpianing A & Suminar Dwi R. 2012. Hubungan Antara Tingkat Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Perilaku Kenakalan Remaja. Jurnal Psikologi

Pendidikan dan Perkembangan, Vol. 1. No.2

Page 67: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

114

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung; Cv Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung; Alfa Beta

Sukardi. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta

Sukmadewi, A. 2010. Studi Kasus Tentang Kalayan Narkoba Yang Relaps. Jurnal

Psikologi. UNNES

Supriyo, 2013. Rehabilitasi dan Pekerjaan Sosial. Semarang ; Cv Swadaya

Manunggal

Sutoyo, A. 2012. Pemahaman Individu (observasi, checklist, interviu, kuesioner, dan sosiometri). Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integrasi). Jakarta; Raja Grafindo Persada

Walgito. B. 2006. Psikologi Kelompok. Yogyakarta : Andi

Wibowo. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Unnes Press.

Winkel. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:

Media Baru.

Yuliandita. 2015. Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan

Pemahaman Self-Control Siswa Kelas IX di SMP Kabupaten Brebes

Page 68: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK …lib.unnes.ac.id/28857/1/1301412046.pdf · keefektifan layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

301

Pengisian Posttest

Ucapan Terima Kasih Kepada Seluruh Siswa Yayasan Rehabilitasi Narkoba Rumah Damai Kota Semarang