88
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MAN 1 MAKASSAR DIE EFFEKTIVITÄT DER VERWENDUNG DER PUZZLE BILD MEDIEN BEI DER SCHREIBFERTIGKEIT DES EINFACHEN DEUTSCHEN SATZES DER SCHÜLER AN DER ELFTEN KLASSE MAN 1 MAKASSAR SUNARTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2016

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

1

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE

DALAM KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA

BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MAN 1 MAKASSAR

DIE EFFEKTIVITÄT DER VERWENDUNG DER PUZZLE BILD

MEDIEN BEI DER SCHREIBFERTIGKEIT DES EINFACHEN

DEUTSCHEN SATZES DER SCHÜLER AN DER ELFTEN KLASSE

MAN 1 MAKASSAR

SUNARTI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2016

Page 2: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

2

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE

DALAM KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA

BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MAN 1 MAKASSAR

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Derajat

Magister

Program Studi

Pendidikan Bahasa Jerman

Disusun dan Diajukan Oleh

SUNARTI

kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2016

Page 3: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

3

TESIS

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE DALAM

KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN

SISWA KELAS XI MAN 1 MAKASSAR

Disusun dan Diajukan Oleh

SUNARTI

Nomor Pokok : 14B21009

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis

pada tanggal 25 November 2016

Menyetujui

Komisi Penasihat,

Dr. H. Ambo Dalle, M. Hum. Dr. Muhammad Anwar, M. Pd.

Ketua Anggota

Mengetahui

Ketua Direktur

Program Studi Program Pascasarjana

Pendidikan Bahasa Jerman, Universitas Negeri Makassar.

Dr. Hj. Wahyu Kurniati Asri, M. Pd. Prof. Dr. Jasruddin, M. Si.

NIP. 196103041987022001 NIP. 19641222199103002

Page 4: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

4

PRAKATA

Tiada kata yang patut penulis ucapkan kecuali puji dan syukur atas kehadirat

Allah SWT, atas karunia, kekuatan, dan pertolongan-Nya yang begitu sempurna, serta

salam dan shalawat selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Keefektifan penggunaan Media

Gambar Puzzle dalam Keterampilan Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Jerman

Siswa Kelas XI MAN I Makassar”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan

menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman

Universitas Negeri Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini, terdapat banyak

kekurangan, sehingga penulis mengharapkan bantuan dan dorongan serta bimbingan

dari berbagai pihak, sehingga tesis ini selesai sebagaimana yang diharapkan.

Ungkapan terima kasih yang tulus dan tidak terhingga kepada kedua orang tua yang

terkasih, Ibunda Rosmini dan Ayahanda (Alm) Mappeasse beserta keluarga dan

suami tercinta Jumardi dan ananda Afifah Putri atas segala upaya, doa, cinta dan

kasih sayang, motivasi, penghargaan dan dukungannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dengan baik.

Selain itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Husain Syam, M. TP, Rektor Universitas Negeri Makassar beserta

stafnya.

Page 5: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

5

2. Prof. Dr. Jasruddin, M. Si, Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri

Makassar beserta stafnya.

3. Dr. Hj. Wahyu Kurniati Asri, M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

Jerman, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar sekaligus penguji

yang telah memberikan dukungan, saran, nasihat serta motivasi selama menempuh

pendidikan dan penyusunan tesis ini.

4. Dr. H. Ambo Dalle, M. Hum, sebagai pembimbing 1 yang telah memberikan

dukungan, saran, nasehat serta motivasi selama menempuh pendidikan dan

penyusunan tesis ini.

5. Dr. Muhammad Anwar, M.Pd, sebagai pembimbing 2 yang telah memberikan

dukungan, saran, nasehat serta motivasi selama menempuh pendidikan dan

penyusunan tesis ini.

6. Dr. Syukur Saud, M. Pd. Sebagai penguji yang telah memberikan dukungan,

saran, nasihat, motivasi selama menempuh pendidikan dan penyusunan tesis ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman yang telah

memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Program Pascasarjana UNM.

8. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Makassar yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

9. Ramli Rasyid, S. Ag., M. Pd., I, M. Ed., Kepala MAN 1 Makassar dan teman-

teman guru beserta staf MAN 1 Makassar serta siswa siswa di kelas XI IPA1 dan

Page 6: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

6

XI IPA 3 atas respon dan kerja sama yang baik sehingga pelaksanaan penelitian

dapat berjalan dengan lancar.

10. Teristimewa kepada sahabatku Hasmawati, S. Pd., M. Hum., Ph. D. dan

Rahmawati, S. Pd, atas bantuan dan kebersamaannya yang selalu memberikan

doa, dukungan dan bantuan selama ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga penulisan tesis ini.

Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang

telah membantu. Semoga semua bantuannya mendapatkan balasan yang setimpal.

Penulis menyadari bahwa manusia itu tidak luput dari kesalahan. Mudah-mudahan

suatu saat karya ini membawa suatu manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan atas apa yang telah kita perbuat. Amin.

Makassar,

Oktober 2016 Sunarti

Page 7: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

7

PERNYATAAN KEORISINILAN TESIS

Saya, Sunarti.

Nomor Pokok : 14B21009.

Menyatakan bahwa tesis yang berjudul : Keefektifan penggunaan Media Gambar

Puzzle dalam Keterampilan Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas

XI MAN I Makassar merupakan karya asli. Seluruh ide yang ada dalam tesis ini,

kecuali yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide yang saya susun sendiri.

Selain itu, tidak ada bagian dari tesis ini yang telah saya gunakan sebelumnya untuk

memperoleh gelar atau sertifikat akademik.

Jika pernyataan di atas terbukti sebaliknya, maka saya bersedia menerima

sanksi yang ditetapkan oleh PPs Universitas Negeri Makassar.

Tanda Tangan ........................ Tanggal, .....................................

Page 8: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

8

ABSTRAK

Sunarti. 2016. Keefektifan Penggunaan Media Gambar Puzzle dalam Keterampilan

Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MAN 1 Makassar. Tesis.

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.

Tujuan penelitian ini untuk memeroleh data dan informasi tentang keefektifan

penggunaan media gambar puzzle dalam keterampilan menulis kalimat sederhana

bahasa Jerman siswa kelas XI MAN 1 Makassar. Desain penelitian ini adalah True

Eksperimen (two grouppretest-posttestdesign). Populasi penelitian adalah siswa kelas

XI MAN 1 Makassar yang berjumlah 112 siswa dari empat kelas. Sampel dalam

penelitian dipilih secara acak (random sampling) yakni siswa kelas XI IPA 1 yang

berjumlah 29 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI IPA 3 yang

berjumlah 29 siswa sebagai kelas kontrol. Data dianalasis dengan menggunakan

analisis Uji-t. Hasil analisis data menunjukkan bahwa th 6,134 > tt 2,003 pada taraf

signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media gambar

puzzle efektif dalam keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa

kelas XI MAN 1 Makassar.

Kata Kunci : Keefektifan, media gambar puzzle, dan keterampilan menulis.

Page 9: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

9

ABSTRAKT

Sunarti. 2016. Die Effektivität der Verwendung der Puzzle Bildmedien bei der

Schreibfertigkeit des einfachen deutschen Satzes der Schüler an der elften Klasse

MAN 1 Makassar. These. Das Postgraduiertesprogramm der Staatlichen Universität

Makassar.

Das Ziel dieser Forschung war, um die Daten und die Informationen über der

Effektivität der Verwendung der Puzzle Bildmedien bei der Schreibfertigkeit des

einfachen deutschen Satzes der Schüler an der elften Klasse MAN 1 Makassar zu

bekommen. Diese Forschung design war true Experiment (two group pretest-posttest

design). Die Population der Forschung waren die Schüler IPA MAN I Makassar und

die Stichprobe waren die Schüler der elften Klasse IPA 1 als Experimente Klasse und

er elften Klasse IPA 3 als Kontrolle Klasse, die dürch den zufall ausgewählt worden.

Die Daten wurden mit t-Test analysiert. Das Ergebnis der Datenanalyse zeigte, dass tr

6,134 > tt 2,003 mit dem Signifikansniveau 0,05 war. Das Ergebnis dieser Forschung

zeigte, die Verwendung der Puzzle Bildmedien bei der Schreibfertigkeit des

einfachen deutschen Satzes der Schüler an der elften Klasse MAN 1 Makassar

effektiv war.

Schlusselwort : Die Effektivität, der Puzzle Bildmedien, und Schreibfertigkeit.

Page 10: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

10

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN iii

PRAKATA iv

PERNYATAAN KEORISINILAN TESIS vii

ABSTRAK viii

ABSTRAKT ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Hasil Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 8

A. Tinjauan Pustaka 8

1. Pengertian Efektifitas 8

2. Media Pembelajaran 9

3. Media Gambar Puzzle 11

4. Keterampilan Menulis 21

Page 11: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

11

5. Kalimat 28

B. Kerangka Pikir 38

C. Hipotesis Penelitian 39

BAB III METODE PENELITIAN 41

A. Variabel dan Desain penelitian 41

B. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 42

C. Populasi dan Sampel Penelitian 44

D. Teknik Pengumpulan Data 44

E. Teknik Analisis Data 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49

A. Hasil Penelitian 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 67

A. Kesimpulan 67

B. Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 69

LAMPIRAN 73

Page 12: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

12

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 3. 1. Desain Penelitian Eksperimen 42

Tabel 3. 2. Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis 43

Tabel 3. 3. Skala Penilaian Nilai Konversi 44

Table 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test

Kelas Eksperimen XI IPA 1 MAN 1 Makassar 50

Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test

Kelas Kontrol XI IPA 3 MAN 1 Makassar 52

Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test

Kelas Eksperimen XI IPA 1 MAN 1 Makassar 54

Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test

Kelas Kontrol XI IPA 3 MAN 1 Makassar 56

Page 13: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

13

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir 39

Gambar 4.1 Histogram Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test

Kelas Eksperimen XI IPA1 MAN 1 Makassar 51

Gambar 4.2 Histogram Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test

Kelas Kontrol XI IPA3MAN 1 Makassar 53

Gambar 4.3 Histogram Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test

Kelas Eksperimen XI IPA1MAN 1 Makassar 56

Gambar 4.4 Histogram Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test

Kelas Kontrol XI IPA3 MAN 1 Makassar 58

Page 14: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian 73

2. Data Penelitian 92

3. Analisis Data Penelitian 95

4. Dokumentasi Kegiata Penelitian 117

5. Persuratan 120

6. Zusammenfassung dan Artikel 132

7. Riwayat Hidup 142

Page 15: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencetak generasi

bangsa yang intelek, kreatif dan berkompeten. Hal ini dikarenakan pendidikan

merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM). Untuk mencapai semua itu, diperlukan adanya kesadaran dan usaha

dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah, terutama para pelaku pendidikan dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses yang

memanusiakan manusia, artinya suatu proses yang membantu manusia dalam

mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Berbagai upaya harus

dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan guna mengikuti dan mendukung

perkembangan IPTEK yang semakin maju. Pendidikan bertujuan untuk meneruskan,

mengembangkan, dan melatih kecakapan serta menyempurnakan manusia dalam

segala bidang sepanjang hidupnya.

Melalui lembaga pendidikan, bahasa telah diajarkan mulai bahasa daerah,

bahasa nasional sampai bahasa asing. Bahasa asing misalnya, bahasa Jerman, bahasa

Inggris, bahasa Belanda, bahasa Mandarin, dan bahasa Jepang. Penguasaan bahasa

asing menjadi tuntunan yang sangat penting karena dengan menguasai bahasa asing,

Page 16: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

16

seseorang mampu bersaing di negara-negara maju lainnya seperti negara Jerman.

Negara Jerman merupakan salah satu negara yang memiliki teknologi yang

berkembang dan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan bahasa yang ada

di Indonesia. Oleh karena itu, di Indonesia, bahasa Jerman diajarkan di lembaga

pendidikan tingkat SMA dan sederajatnya serta di perguruan tinggi.

Tujuan pengajaran bahasa asing di tingkat SMA dan sederajat, yaitu untuk

meningkatkan kompetensi berbahasa asing siswa dalam empat aspek, yaitu

keterampilan menulis (Schreibfertigkeit), kemampuan membaca (Lesevertehen),

kemampuan menyimak (Hörverstehen), dan keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit)

serta aspek penunjang, yaitu penguasaan tata bahasa dan kosakata (Strukturen und

Wortschatz). Keterampilan menulis dan kemampuan membaca bertujuan untuk

komunikasi tertulis sedangkan kemampuan menyimak dan keterampilan berbicara

merujuk pada kemampuan berkomunikasi lisan.

Salah satu kompetensi berbahasa yang sangat penting dalam pembelajaran

bahasa asing adalah keterampilan menulis karena saat menulis, siswa harus

memerhatikan kaidah-kaidah bahasa Jerman, penguasaan kosakata, tanda baca, dan

kemampuan menyusun kalimat serta mengungkapkan ide atau gagasan dalam bentuk

kalimat. Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, menulis merupakan aspek

yang paling sulit di antara keterampilan berbahasa lainnya, seperti mendengarkan,

berbicara, dan membaca karena keterampilan menulis hanya dapat dicapai setelah

ketiga keterampilan lainnya dikuasai.

Page 17: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

17

Suatu keterampilan akan dikuasai siswa jika diajarkan dengan baik. Oleh

sebab itu, keterampilan menulis (Schreibfertigkeit) perlu diajarkan. Pembelajaran

keterampilan menulis (Schreibfertigkeit) yang baik dan berkesinambungan sangat

dibutuhkan mengingat pentingnya keterampilan menulis bagi siswa dalam

pembelajaran bahasa Jerman di sekolah. Pembelajaran keterampilan menulis

merupakan penuangan gagasan ke dalam bentuk tulisan untuk menyampaikan

gagasan kepada pembaca. Materi pelajaran akan mudah dipahami siswa apabila ia

mampu memahami materi yang disajikan dalam bentuk tertulis. Jika dalam aspek

menulis siswa kurang berhasil, maka pada aspek bahasa lain mereka juga kurang

berhasil. Salah satu cara yang bisa digunakan agar siswa dapat memahami materi

pelajaran dengan baik termasuk dalam meningkatkan keterampilan menulis adalah

dengan menggunakan media pembelajaran.

Salah satu media pembelajaran yang dapat dijadikan alat pendukung dalam

peningkatan keterampilan menulis adalah media gambar puzzle. Penerapan media

puzzle dapat menciptakan kreativitas, menyenangkan, dan tidak membosankan,

melatih siswa berpikir logis, mengembangkan ide siswa, membantu siswa untuk

memahami suatu persoalan dengan mudah dan cepat. Media gambar puzzle berfungsi

sebagai inspirasi mengembangkan gagasan yang ada dalam pikiran setiap siswa

sehingga mereka dapat menuangkannya dalam bentuk tertulis. Media ini memiliki

daya tarik tersendiri karena siswa dapat melihat langsung materi pembelajaran

dengan gambar yang ditampilkan untuk menciptakan interaksi edukatif yang efektif

Page 18: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

18

antara guru dan siswa dan mampu menyusun kalimat sederhana dengan media

gambar yang digunakan.

Berdasarkan pengamatan penulis sendiri sebagai guru bahasa Jerman di MAN

1 Makassar, diketahui bahwa rata-rata siswa kelas XI MAN I Makassar mengalami

kesulitan dalam pembelajaran bahasa Jerman khususnya keterampilan menulis.

Kesulitan tersebut disebabkan karena masih kurangnya penggunaan media dalam

pembelajaran, kesulitan menyusun kalimat dengan struktur yang benar, kosa kata,

kurang latihan dan juga faktor internal dan eksternal setiap siswa. Oleh sebab itu,

guru sebaiknya memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat agar

pembelajaran berhasil dan menumbuhkan semangat belajar bagi siswa dalam aspek

menulis kalimat sederhana.

Penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan permasalahan

pembelajaran keterampilan menulis, antara lain dilakukan oleh Rapang (2012:51)

menunjukkan bahwa keterampilan menulis bahasa Jerman siswa kelas X 8 SMAN 3

Makale Tana Toraja termasuk dalam kategori rendah (56,28%). Selanjutnya,

penelitian yang dilakukan oleh Taro (2008:33) menunjukkan bahwa keterampilan

menyusun kalimat bahasa Jerman siswa kelas XI SMA 1 Anggeraja Kabupaten

Enrekang masih dalam kategori rendah (59,2%). Demikian pula yang dilakukan oleh

Haerani (2013:47) mengemukakan bahwa kemampuan menulis kalimat sederhana

bahasa Jerman melalui media gambar siswa kelas XI SMA 1 Bontonompo Kabupaten

Gowa termasuk dalam kategori baik (75,28).

Page 19: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

19

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian yang berjudul “Keefektifan Penggunaan Media Gambar Puzzle dalam

Keterampilan Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI MAN 1

Makassar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dirumuskan

masalah dalam penelitian ini, yaitu

1. Apakah ada perbedaan keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman

yang signifikaan antara siswa kelas XI MAN I Makassar yang diajar dengan

menggunakan media gambar puzzle dan tanpa menggunakan media gambar

puzzle?

2. Apakah penggunaan media gambar puzzle efektif dalam keterampilan menulis

kalimat sederhana bahasa Jerman siswa kelas XI MAN 1 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan keterampilam menulis

kalimat sederhana bahasa Jerman antara siswa kelas XI MAN I Makassar yang

diajar dengan menggunakan media gambar puzzle dan tanpa menggunakan media

gambar puzzle.

Page 20: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

20

2. Untuk Mengetahui keefektifan penggunaan media gambar puzzle dalam

keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa kelas XI MAN 1

Makassar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas ilmu pengetahuan dalam bidang

bahasa Jerman dan wawasan mengenai penggunaan media gambar dalam

meningkatkan keterampilan menulis yang benar serta dapat dijadikan suatu referensi

yang relevan bagi penelitian di masa akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Sebagai mahasiswa yang kelak menjadi pendidik khususnya di bidang bahasa

Jerman akan mendapatkan pengalaman dan memperoleh wawasan mengenai media

pembelajaran bahasa Jerman, khususnya dalam penggunaan media gambar puzzle.

b. Bagi siswa

Diharapkan melalui penelitian ini, siswa dapat termotivasi dan bersemangat

belajar mempelajari bahasa Jerman.

Page 21: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

21

c. Bagi guru

Memberikan hal baru dalam pembelajaran yang menarik untuk siswa dan

menjadi pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran keterampilan menulis

kalimat bahasa Jerman.

Page 22: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini memerlukan teori

sebagai acuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media gambar puzzle dalam

keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman. Beberapa teori diuraikan,

sebagai berikut:

1. Pengertian Efektifitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris, yaitu “effective” yang berarti berhasil

atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Efektivitas merupakan

keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan selalu terkait dengan

hasil yang sesungguhnya dicapai. Siagian (2008:24) mengemukakan bahwa

efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana, dan prasarana dalam jumlah

tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah

barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan

dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan.

Selanjutnya, menurut Drucker dalam Sulistiyowati (2007:7) “efektifitas

adalah rasio dari target yang dicapai untuk target yang ditetapkan.” Sebuah perilaku

efektif saat mencapai tujuan tertentu. Hal ini kurang efektif apabila tidak atau hanya

Page 23: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

23

sebagian dipenuhi. Hal ini tidak bergantung pada upaya yang diperlukan untuk

mencapai tujuan yang dapat dinilai dengan kriteria efisiensi. Sedangkan Shadly dalam

Nasaruddin (2011:12) mengemukakan bahwa keefektifan adalah keberhasilan

pengaruh sebagai akibat perlakuan media dalam proses belajar. Madyo dan Kasihadi

dalam Nasaruddin (2011:13) mengemukakan bahwa keefektifan adalah suatu

tindakan yang menunjukkan sesuatu yang telah direncanakan dapat tercapai.

Sedangkan menurut Mahmudi (2015:92) mengemukakan bahwa efektivitas

merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi

(sambungan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi,

program atau kegiatan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah

suatu pengukuran yang menyatakan hasil, kualitas, kuantitas, waktu, dan besarnya

manfaat sarana atau media yang digunakan terhadap tujuan yang dicapai.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Proses pembelajaran memerlukan adanya interaksi edukatif antara guru dan

siswa. Interaksi tersebut lebih efektif dan efisien jika menggunakan media

pembelajaran. Media pembelajaran adalah suatu alat bantu mengajar yang digunakan

oleh pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas. Menurut

Sudjana dan Rivai (2011:1), “media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada

dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh

Page 24: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

24

guru”. Selanjutnya, Sadiman, dkk. (2012:7) mengatakan bahwa media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Teori yang berbeda

dikemukakan oleh Musfiqon (2012:28) bahwa media pembelajaran sebagai alat bantu

berupa fisik dan nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan

siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.

Sedangkan, menurut Arsyad (2011:3), “media dalam belajar-mengajar diartikan

sebagai alat-alat grafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal”.

Hal yang sama dikemukakan oleh Danim (2013:7) bahwa media pendidikan

merupakan alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam

rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Alat bantu itu disebut media

pendidikan, sedangkan komunikasi adalah sistem penyampaiannya. Selanjutnya,

Storch (2008:271) mengemukakan bahwa Medien bzw speichern Information und

dienen dazu, Information zu übermitteln. Artinya, media membawa atau menyimpan

informasi-informasi dan berguna untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari

pengirim ke penerima yang mampu merangsang pikiran dan minat siswa dalam

proses belajar.

Page 25: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

25

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki fungsi dan manfaat dalam proses pembelajaran.

Salah satu manfaat dari media pembelajaran adalah meningkatkan dan mengarahkan

perhatian siswa agar dapat menimbulkan motivasi belajarnya. Menurut Sanjaya

(2009:207), “media pembelajaran memiliki fungsi, yaitu: (1) menangkap suatu objek

atau peristiwa-peristiwa tertentu, (2) memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek

tertentu, (3) menambah gairah dan motivasi belajar siswa, dan (4) media

pembelajaran memiliki nilai praktis“. Hal senada diungkapkan oleh Sanaky (2009:7)

bahwa empat fungsi media pembelajaran khususnya pada media visual, yaitu: fungsi

atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa media pembelajaran

memiliki fungsi dan manfaat tertentu bagi siswa dalam proses pembelajaran, yaitu:

untuk memperjelas pesan yang disampaikan, memberikan persepsi yang sama,

meningkatkan kualitas pembelajaran, dan menumbuhkan motivasi belajar siswa.

3. Media Gambar Puzzle

Media gambar puzzle merupakan media permainan yang memudahkan anak

secara bertahap untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam memecahkan

masalah, dan untuk mengetahui akan tempat-tempat permainan yang sesuai serta

mengajarkan anak untuk bertindak cermat. Dengan puzzle dapat melatih anak untuk

mengingat-ingat, berimajinasi dan menyimpulkan.

Page 26: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

26

a. Pengertian Media Puzzle

Pembelajaran menggunakan puzzle, memberikan manfaat siswa untuk berpikir

secara nyaman melalui permainan untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan

dengan materi pelajaran yang masih dipelajari. Proses belajar memecahkan masalah

memerlukan suatu pengamatan secara cermat dan lengkap. Kemudian, untuk

menjadikan permasalahan yang dapat membuat siswa tertantang menyelesaikannya

memerlukan beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Istilah puzzle ini oleh

masyarakat Indonesia dikenal sebagai permainan bongkar pasang. Puzzle merupakan

salah satu media yang bisa juga digunakan untuk mengenalkan bangun datar

sederhana, seperti persegi, persegi panjang, segitiga, dan lingkaran. Puzzle sebagai

alat untuk permainan yang mengharuskan kita sebagai pemain menyusun potongan-

potongan puzzle.

Menurut Patmonodewo (dalam Misbach & Muzamil, 2010:17), “kata puzzle

berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle

merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang.” Sedangkan,

Jamil (2012:2) mengemukakan bahwa puzzle merupakan bentuk teka-teki dengan

model menyusun potongan-potongan gambar menjadi kesatuan gambar yang utuh.

Selanjutnya, menurut Rahmanelli (2007:24), “puzzle adalah permainan merangkai

potongan-potongan gambar yang berantakan menjadi suatu gambar yang utuh”.

Sedangkan, Ismail (2012:199) mengemukakan bahwa puzzle adalah permainan yang

menyusun suatu gambar atau benda yang telah dipecah dalam beberapa bagian.

Buttner (2013:173) menambahkan bahwa puzzle kosakata merupakan sarana yang

Page 27: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

27

sangat bermanfaat untuk mempelajari kembali kosakata, gramatikal, kebudayaan, dan

topik berdasarkan konten.

Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka disimpulkan bahwa

media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan

anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan

pasangannya.

b. Fungsi dan Manfaat Puzzle

Fungsi dan manfaat puzzle sebagai media pembelajaran edukatif bagi siswa

adalah untuk meningkatkan kompetensi berbahasa mereka terutama dalam

meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis kalimat sederhana bahasa Jerman.

Nani (2008:27) mengemukakan bahwa pada umumnya, sisi edukasi permainan puzzle

ini berfungsi untuk: 1) melatih konsentrasi, ketelitian, dan kesabaran; 2) melatih

koordinasi mata dan tangan. Anak belajar mencocokkan keping-keping puzzle dan

menyusunnya menjadi satu gambar; 3) memperkuat daya ingat; 4) mengenalkan anak

pada konsep hubungan; 5) dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk

berpikir matematis (menggunakan otak kiri); 6) melatih logika anak. Misalnya, puzzle

bergambar manusia. Anak dilatih menyimpulkan di mana letak kepala, tangan, dan

kaki sesuai logika

Teori yang berbeda dikemukakan oleh Rochmani (2011:18) bahwa proses

pembelajaran menggunakan media gambar dapat dilakukan dengan langkah sebagai

berikut: (1) Kegiatan awal, terdiri dari salam pembuka, dan menjelaskan tujuan

pembelajaran; (2) kegiatan inti, guru menunjukkan gambar kepada siswa dan

Page 28: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

28

memberikan contoh pelafalan yang tepat; (3) penutup, guru menginformasikan

kepada siswa tentang kesimpulan pembelajaran.

Puzzle secara bahasa Indonesia diartikan sebagai tebakan. Tebakan adalah

sebuah masalah atau "enigma" yang diberikan sebagai hiburan; yang biasanya ditulis,

atau dilakukan. Banyak tebakan berakar dari masalah matematika dan logistik serius

(lihat masalah pengepakan dan tebakan tur). Lainnya, seperti masalah catur, diambil

dari permainan papan. Lainnya lagi dibuat hanya sebagai pengetesan atau godaan

otak. Pelajaran resmi tebakan disebut enigmatologi Games Puzzle merupakan bentuk

permainan yang menantang daya kreativitas dan ingatan siswa lebih mendalam

dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah,

namun tetap menyenangkan karena bisa diulang-ulang. Tantangan dalam permainan

ini akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba, dan terus

mencoba hingga berhasil.

Bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir dan

bertindak imajinatif serta penuh daya khayal yang erat hubungannya dengan

perkembangan kreativitas anak. Proses kemerdekaan anak akan memberi kemampuan

lebih pada anak untuk mengembangkan pikirannya mendapatkan kesenangan dan

kemenangan dari bentuk permainan tersebut. Ambisi untuk memenangkan permainan

tersebut akan memberikan nilai optimalisasi gerak dan usaha anak, sehingga akan

terjadi kompetisi yang adil dan beragam dari anak.

Berdasarkan standar yang ditetapkan di atas, maka proses pembelajaran yang

dilakukan antara peserta didik dengan pendidik seharusnya perlu meninggalkan cara-

Page 29: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

29

cara dan model yang konvensional sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran

secara efektif dan efisien. Kenyataan saat ini, banyak di antara pendidik di kota

Makassar yang masih melaksanakan proses pembelajaran secara konvensional

bahkan di antaranya belum menguasai teknologi informasi seperti komputer dan

internet.

Beberapa manfaat bermain puzzle menurut Al-Azizi (2010:79), antara lain:

1) Meningkatkan keterampilan kognitif

Keterampilan kognitif (cognitive skill) berkaitan dengan kemampuan untuk belajar

dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang menarik bagi anak balita

karena anak balita pada dasarnya menyukai bentuk gambar dan warna yang

menarik. Bermain puzzle akan membuat anak mencoba memecahkan masalah,

yaitu menyusun gambar. Pada tahap awal mengenal puzzle, mereka mungkin

mencoba untuk menyusun gambar puzzle dengan cara mencoba memasang-

masangkan bagian-bagian puzzle tanpa petunjuk. Dengan sedikit arahan dan

contoh, maka anak sudah dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan

cara mencoba menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna, atau logika. Contoh

usaha anak menyesuaikan bentuk, misalnya, bentuk cembung harus dipasangkan

dengan bentuk cekung. Contoh usaha anak menyesuaikan warna misalnya, warna

merah dipasangkan dengan warna merah. Contoh usaha anak menggunakan

logika, misalnya, bagian gambar roda atau kaki posisinya selalu berada di bawah.

Page 30: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

30

2) Meningkatkan keterampilan motorik halus

Keterampilan motorik halus (fine motor skill) berkaitan dengan kemampuan anak

menggunakan otot-otot kecilnya khususnya tangan dan jari-jari tangan. Anak

balita khususnya anak berusia kurang dari tiga tahun (balita) direkomendasikan

banyak mendapatkan latihan keterampilan motorik halus. Dengan bermain puzzle,

tanpa disadari anak akan belajar secara aktif menggunakan jari-jari tangannya.

Supaya puzzle dapat tersusun membentuk gambar, maka bagian-bagian puzzle

harus disusun secara hati-hati. Perhatikan cara anak-anak memegang bagian puzzle

akan berbeda dengan caranya memegang boneka atau bola. Memegang dan

meletakkan puzzle mungkin hanya menggunakan dua atau tiga jari, sedangkan

memegang boneka atau bola dapat dilakukan dengan mengempit di ketiak (tanpa

melibatkan jari tangan) atau menggunakan kelima jari dan telapak tangan

sekaligus.

3) Meningkatkan keterampilan sosial

Keterampilan sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

Puzzle dapat dimainkan secara perorangan. Namun, puzzle dapat pula dimainkan

secara kelompok. Permainan yang dilakukan oleh anak-anak secara kelompok

akan meningkatkan interaksi sosial anak. Dalam kelompok, anak akan saling

menghargai, saling membantu, dan berdiskusi satu sama lain. Jika anak bermain

puzzle di rumah orang tua dapat menemani anak untuk berdiskusi menyelesaikan

puzzle-nya, tetapi sebaiknya orang tua hanya memberikan arahan kepada anak dan

tidak terlibat secara aktif membantu anak menyusun puzzle.

Page 31: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

31

4) Melatih koordinasi mata dan tangan

Anak belajar mencocokkan keping-keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu

gambar. Ini langkah penting menuju pengembangan keterampilan membaca.

5) Melatih logika

Membantu melatih logika anak. Misalnya, puzzle bergambar manusia. Anak dilatih

menyimpulkan letak kepala, tangan, dan kaki sesuai logika.

6) Melatih kesabaran

Bermain puzzle membutuhkan ketekunan, kesabaran, dan memerlukan waktu

untuk berpikir dalam menyelesaikan tantangan.

7) Memperluas pengetahuan

Anak akan belajar banyak hal, warna, bentuk, angka, dan huruf. Pengetahuan

yang diperoleh dari cara ini biasanya mengesankan bagi anak dibandingkan yang

dihapalkan. Anak dapat belajar konsep dasar, binatang, alam sekitar, buah-

buahan, alfabet, dan lain-lain. Tentu saja dengan bantuan ibu dan ayah.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dan

manfaat puzzle adalah melatih logika, meningkatkan motorik halus anak, melatih

koordinasi mata dan tangan, melatih kosentrasi, ketelitian, dan kesabaran,

memperluas pengetahuan, serta meningkatkan keterampilan sosial anak.

c. Jenis Puzzle

Media Peramainan termasuk media permainan puzzle sangat banyak jenisnya

mulai dari gambar-gambar berwarna yang berbentuk huruf atau kalimat-kalimat

sampai pada gambar-gambar yang tidak berwarna dan berbentuk dua atau tiga

Page 32: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

32

dimensi. Berikut ini ada beberapa jenis puzzle yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan memahami kosakata:

1. Spelling puzzle, yaitu puzzle yang terdiri dari gambar-gambar dan huruf-huruf

acak untuk dijodohkan menjadi kosakata yang benar.

2. Jigsaw puzzle, yaitu puzzle yang berupa beberapa pertanyaan untuk dijawab

kemudian dari jawaban itu diambil huruf-huruf pertama untuk dirangkai

menjadi sebuah kata yang merupakan jawaban pertanyaan yang paling akhir.

3. The thing puzzle, yaitu puzzle yang berupa deskripsi kalimat-kalimat yang

berhubungan dengan gambar-gambar benda untuk dijodohkan.

4. The letter(s) readiness puzzle, yaitu puzzle yang berupa gambar-gambar disertai

dengan huruf-huruf nama gambar tersebut, tetapi huruf itu belum lengkap.

5. Crosswords puzzle, yaitu puzzle yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus

dijawab dengan cara memasukan jawaban tersebut ke dalam kotak-kotak yang

tersedia baik secara horizontal maupun vertikal.

Bahan-bahan media gambar puzzle sederhana yang diadopsi dari puzzle oleh

Purnamasari (2006:172), yaitu: a) berbagai lembar informasi tentang rumus dan

fungsi; b) gunting; c) amplop; d) lem; e) kertas HVS untuk tempat menempel media

puzzle.

Langkah-langkah penggunaan media gambar puzzle, yaitu: 1) siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok; 2) gunting setiap bentuk menjadi beberapa potongan

yang sederhana untuk membuat puzzle; 3) tunjukan kepada anak-anak cara menyusun

Page 33: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

33

puzzle, setelah itu letakkan puzzle di tempat yang biasa digunakan anak-anak; 4) Saat

bekerja dapat diiringi dengan mendengarkan musik.

Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan bahwa ada beberapa langkah

penggunaan media gambar, yaitu memberikan salam, menjelaskan penggunaan media

gambar, menunjukkan gambar kepada siswa, dan menyimpulkan materi

pembelajaran.

d. Manfaat Media Gambar

Media gambar sangat bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan motivasi

siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan keterampilan siswa

dalam menulis kalimat sederhana bahasa Jerman. Manfaat media pembelajaran

khususnya media gambar, yaitu: memperjelas informasi dan memberikan persepsi

yang sama kepada siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Arsyad (2009:25-27) bahwa

manfaat praktis pengembangan media gambar dalam proses pembelajaran sebagai

berikut:

“1) media gambar dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; 2)

media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar; 3) media gambar dapat

mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu; 4) dapat memberikan

kesamaan pengalaman dan persepsi pada siswa”.

Menurut Sudjana (2009:2) manfaat media gambar dalam proses belajar siswa

adalah:

“1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa, 2) Bahan pembelajaran akan lebih

jelas maknanya, 3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi sehingga

Page 34: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

34

siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, 4) Siswa dapat lebih

banyak melakukan kegiatan belajar”.

Sementara itu Daryanto (2010:40) mengungkapkan bahwa media

pembelajaran bermanfaat sebagai berikut :

“1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas; 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra; 3) Menimbulkan gairah belajar; 4) Memungkinkan anak dapat belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori,dan kinestetiknya; 5) Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama; 6) Dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

Menurut Aqib (2013:51) mengemukakan tentang manfaat media pembelajaran

yaitu:

“Menyampaikan materi pembelajaran dapat diseragamkan; proses

pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik; proses pembelajaran lebih

intensif; efisiensi dalam waktu dan tenaga; meningkatkan kualitas hasil belajar

anak didik; media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja

dan kapan saja; media dapat menumbuhkan sikap positif anak didik terhadap

materi dan proses belajar; dan mengubah peran guru kearah yang lebih positif

dan produktif”.

Sedangkan Mangewa (2010:172) mengemukakan manfaat media

pembelajaran yaitu “menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang

lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan serta

memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan

minatnya”.

Page 35: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

35

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa manfaat pengembangan

media gambar yaitu untuk memperjelas informasi dan menimbulkan motivasi belajar

siswa melalui penggunaan media gambar serta mengatasi keterbatasan indra.

4. Keterampilan Menulis

a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan adalah kecakapan seseorang menggunakan akal, pikiran, ide,

dan kreatifitas dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu untuk menghasilkan

nilai dari pekerjaan tersebut. Menurut Tarigan (2008:1) “keterampilan merupakan

kecakapan seseorang dalam berbahasa yang hanya dapat diperoleh dan dikuasai

dengan jalan praktik dan banyak latihan”. Sedangkan Zainurrahman (2011:12)

mengemukakan bahwa keterampilan bahasa dibagi menjadi dua jenis, yaitu

keterampilan yang bisa diperoleh secara alami dan keterampilan yang hanya

diperoleh melalui latihan-latihan, dan penguasaan konsep tertentu. Teori lain

dikemukakan oleh Junus (2011:10) bahwa keterampilan ialah kemampuan yang

disertai dengan kemahiran melakukan sesuatu untuk memilikinya diperlukan latihan

yang teratur bahkan remedial. Sedangkan, Arends (2002:100) mengemukakan bahwa

keterampilan adalah gaya atau perilaku ketika bahasa itu digunakan. Menurutnya,

keterampilan mengacu kepada keterampilan produktif yang mencakup berbicara dan

menulis serta keterampilan reseptif yang mencakup membaca dan mendengarkan atau

menyimak.

Page 36: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

36

Selanjutnya, menurut Nurjamal, Sumirat, dan Darwis (2011:2), “keterampilan

berasal dari kata terampil yang berarti menguasai, sehingga seseorang dikatakan

terampil dalam berbahasa jika mampu menguasaai empat aspek dalam keterampilan

berbahasa mencakup menyimak, berbicara, membaca, dan menulis,”

Straka (2007:6) mengatakan:

“Fertigkeiten: im Europäischen Qualifikationsrahmen werden fertigkeiten

als kognitive Fertigkeiten (logisches, intituives und kreatives Denken) und

praktische Fertigkeiten beschrieben Geschiklichkeit und Verwendung von

Methoden, Materialen, Werkzeugen und Instrumenten”.

Maksud kalimat tersebut bahwa dalam kualifikasi Eropa, keterampilan disebut

sebagai kognitif logis, berpikir intuitif dan kreatif dan keterampilan praktis

melibatkan ketangkasan manual dan penggunaan metode, bahan, peralatan, dan

instrumen.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, disimpulkan bahwa keterampilan

adalah kecakapan seseorang dalam berbahasa yang diperoleh dengan jalan praktik

dan banyak latihan.

b. Pengertian Menulis

Salah satu aspek dalam keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis.

Menulis bukan hanya menyalin suatu informasi ke dalam bentuk tulisan saja tetapi

juga mengekspresikan gagasan, pikiran, dan ide-ide yang ada dalam pikiran setiap

individu dan menuangkannya dalam bentuk tulisan yang mampu dipahami oleh

pembaca. Steets und Ehlich (2003:1) mengemukakan bahwa Schreiben ist ein

Zentralles Medium wissenschaftlicher Kommunikation, die Fȁhigkeit

Page 37: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

37

wissenschaftliche Texte zu verfassen. Artinya, menulis adalah sebuah media utama

komunikasi yang ilmiah, sebuah keterampilan dalam mengarang atau menyusun satu

teks ilmiah. Sedangkan menurur Byrne (1990:1) bahwa: “When we write, we use

graphic Symbols: that is letter or combination Letter which relate to the sounds we

make when spech”. Artinya, jika kita menulis maka kita menggunakan simbol-simbol

grafik yaitu kombinasi huruf-huruf yang berhubungan dengan bunyi ketika kita

berbicara.

Selanjutnya, Musaba dalam Sudirman, (2011:19) mendefenisikan menulis

berarti melahirkan atau mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui suatu lambang

(tulisan). Sedangkan, menurut Dalman (2015:3) “menulis merupakan kegiatan

komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain

dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya”. Selain itu, menulis

memiliki kaitan erat dengan menyusun kalimat secara terstruktur.

Menurut Storch (1999:248) menulis adalah:

“Schreiben ist langsamer prozess, der von Stark kognitiven Aktivitäten

begleitet ist. Im Sinne der Multimodallen Gedächtnistheorien werden beim

Schreiben verschiedenen modalitäten den Sprache aktiviert. Der Lehrer

kann beim Schreiben gezielt Formulierungen und Konstruktionen

ansprobieren, da das Produkt, der fertige Text, später korrigiert, besprochen

und überarbeitet bsw”.

Maksud dari pernyataan di atas, menulis adalah sebuah proses yang lambat

disertai aktivitas kognitiv yang kuat. Menulis harus didukung oleh berbagai teori dan

kemampuan berbahasa yang lain. Siswa dapat memformulasi dan mengonstruksi

Page 38: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

38

tulisan sabagai produk yang kemudian dikoreksi, dibahas dan direvisi sehingga

menghasilkan tulisan yang baik.

Berkaitan hal di atas, Tarigan (2008:22) mengemukakan bahwa menulis

adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut jika mereka dapat memahami bahasa dan grafik

tersebut. Groth (2013:1) mengatakan bahwa:”Writing is a process of Expressing

ideals ot thoughts in Words, should be done at our leisture. Writing can be very

enjoyable as long we have the ideas and the means to achieve it”. Senada dengan

pendapat di atas, Tütken (1995:57) juga mengemukakan bahwa: “Schreiben nämlich

ist nicht ein Singular Akt sondern ein Komplexer Denk und Produktionprozes, und

Stattdesen Ende steht das Fertige der Text”. Artinya, menulis bukanlah suatu

pekerjaan yang sederhana melainkan suatu proses berpikir yang bertujuan

menciptakan suatu hasil yakni teks.

Teori lain dikemukakan oleh Semi (2007:10) bahwa pada hakikatnya, menulis

itu merupakan salah satu keterampilan berbahasa, kegiatan perekaman bahasa lisan ke

bahasa tulisan. Keterampilan bahasa yang dimiliki penulis mencakup keterampilan

menggunakan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, pemilihan kata, dan penggunaan

kalimat yang efektif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa menulis

merupakan kegiatan komunikasi secara tertulis berupa penyampaian pesan kepada

Page 39: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

39

pihak lain dengan penggunaan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, pemilihan kata,

dan penggunaan kalimat yang efektif.

c. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang sangat perlu

dikuasa siswa agar mampu menuangkan ide-ide, gagasan, dan pikiran dalam bentuk

tulisan. Menurut Tarigan (2008:3) “keterampilan menulis adalah salah satu

keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain”.

Sedangkan Jufri (2002:88) mengemukakan bahwa keterampilan menulis tidaklah

semudah dengan keterampilan yang lainnya. Keterampilan menulis membutuhkan

keterampilan khusus, karena dalam menulis, kata-kata yang digunakan harus tepat,

berisi kalimat yang baik, serta mampu menghubungkan paragraf yang satu dengan

yang lainnya.

Menurut Gie (2002:3) “keterampilan menulis adalah keterampilan dalam

pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun dengan suatu alat tulis

pada suatu halaman tertentu”. Sedangkan, Abbas (2006:125) mengemukakan bahwa

keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan

perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Selanjutnya menurut

Nurgiyantoro (2010:422) mengemukakan bahwa dibanding tiga kompetensi

berbahasa yang lain, kompetensi menulis secara umum boleh dikatakan lebih sulit

dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun.

Page 40: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

40

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, disimpulkan bahwa keterampilan

menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan menggunakan kata-

kata yang tepat.

d. Tujuan Menulis

Banyak orang menekuni hal yang berkaitan dengan tulisan, setiap penulis

pasti memiliki tujuan tertentu, tujuan inilah yang menjadi pedoman bagi penulis

dalam mengembangkan ide-ide yang ada. Tujuan menulis, yaitu: untuk

menyampaikan informasi kepada pembaca, menanamkan pemahaman yang baik

kepada pembaca, dan memotivasi pembaca.

Menurut Dalman (2015:9-11) tujuan menulis adalah:

“1) tujuan penugasan, yaitu menulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas

yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga; 2) tujuan estetis, yaitu untuk

menciptakan sebuah keindahan; 3) tujuan penerangan, yaitu untuk

memberikan informasi yang dibutuhkan pembaca; 4) tujuan pernyataan diri,

yaitu untuk menegaskan tentang apa yang telah diperbuat; 5) tujuan kreatif,

yaitu untuk mengembangkan tulisan mulai dalam mengembangkan

penokohan, melukiskan setting; 6) tujuan komunikatif, yaitu untuk dijual dan

dikonsumsi oleh para pembaca”.

Teori yang berbeda oleh Rosidi (2009:5-7) menyatakan bahwa tujuan menulis

yaitu: a) untuk memberitahukan atau menjelaskan; b) untuk meyakinkan atau

mendesak; c) untuk menceritakan sesuatu; d) untuk memengaruhi pembaca; e) untuk

menggambarkan sesuatu. Tarigan (2008:24) membagi tujuan menulis: “1)

memberitahukan atau mengajar; 2) meyakinkan atau mendesak; 3) menghibur atau

menyenangkan, dan (4) mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi

Page 41: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

41

yang berapi-api”. Sedangkan, Hartig (dalam Tarigan 2008:26), membagi tujuan

menulis menjadi tujuh bagian, yaitu: “1) tujuan pemecahan masalah; 2) tujuan kreatif;

3) tujuan pernyataan; 4) tujuan penerangan; 5) tujuan persuasif; 6) tujuan altruistik;

dan 7) tujuan penugasan”.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk

meyakinkan, memengaruhi, menyampaikan informasi kepada pembaca yang

dituangkan dalam bentuk tulisan.

e. Tahapan Menulis

Pada kenyataannya, suatu proses kreatif yang dituangkan dalam bentuk

tertulis harus memiliki daya tarik bagi pembaca. Untuk memenuhi kriteria penulisan,

maka perlu diperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh. Teori yang

dikemukakan oleh Dalman (2015:15-20) bahwa menulis perlu melibatkan beberapa

tahap, yaitu:

“(1) tahap pra menulis adalah tahap persiapan dalam menulis, hal-hal yang

dilakukan yaitu memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran,

mengumpulkan bahan dan informasi, (2) tahap penulisan, yaitu tahap

pengembangan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan

dengan memanfaatkan informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan, (3)

tahap pascapenulisan, yaitu tahap penghalusan dan penyempurnaan buram

yang dihasilkan, kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan

(revisi)”.

Hal senada diungkapkan oleh Pujiono (2013:5-6) bahwa:

“1) mengidentifikasi pramenulis adalah tahap persiapan untuk menulis. Hal-

hal yang dilakukan pada tahap pramenulis adalah memilih topik,

mempertimbangkan tujuan, bentuk dan pembaca, serta mengidentifikasi dan

menyusun ide-ide, 2) penulisan adalah tahap dimana penulis mulai

melakukan kegiatan menulis setelah kerangka karangan tersusun, 3)

Page 42: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

42

pascapenulisan adalah tahap penghalusan dan penyempurnaan tulisan kasar

yang kita hasilkan. Kegiatan ini meliputi penyuntingan dan merevisi”.

Selanjutnya, menurut Semi (2007: 46-52) bahwa:

“Ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu: “(1) tahap prapenulisan,

tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, (2) tahap

penulisan, tahap ini merupakan tahap yang paling penting karena pada tahap

ini semua persiapan yang telah dilakukan pada tahap pratulis dituangkan

kedalam kertas, (3) tahap pascatulisan, setelah draf atau konsep tulisan

selesai, tahap selanjutnya yaitu tahap penyelesaian akhir tulisan.”

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa ada beberapa langkah

dalam menulis, yaitu: tahap persiapan, memilih topik dan menyusun ide-ide, memulai

menulis dengan kerangka yang tersusun, dan tahap selanjutnya yaitu tahap

penyuntingan dan merevisi.

5. Kalimat

a. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa yang biasanya berupa klausa yang dapat berdiri

sendiri yang diungkapkan secara lisan maupun tulisan dan mengandung pikiran

lengkap yang mempunyai pola intonasi final. Secara tertulis, kalimat diawali dengan

huruf kapital dan tanda baca yang sesuai.

Ramly (2006:60) berpendapat bahwa kalimat adalah rentetan kata yang

disusun secara sistematis yang di dalamnya penuh dengan tanda baca serta memiliki

unsur subjek dan predikat. Hal serupa dikemukakan oleh Putrayasa (2008: 20) bahwa

kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang

Page 43: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

43

disertai nada akhir naik atau turun. Menurut Sasangka (2015:15), kalimat adalah

satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh atau setiap

tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap. Selanjutnya,

Tarigan (2009:49) mengemukakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang relatif

dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir yang terdiri atas klausa.

Sedangkan, menurut Chaer (2006:327), “Kalimat adalah satuan bahasa yang berisi

suatu pikiran atau amanat yang lengkap“.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa kalimat adalah

satuan bahasa yang relatif dapat berdiri sendiri dan disusun secara sistematis yang

terdiri atas rentetan kata disertai dengan tanda baca serta memiliki unsur subjek dan

predikat yang dibatasi adanya jeda panjang, nada akhir naik atau turun yang di

dalamnya berisi suatu pikiran dan amanat yang lengkap.

b. Pengertian Kalimat Sederhana

Kalimat sederhana merupakan kalimat yang hanya terdiri atas inti subjek dan

inti predikat. Kalimat itu ditandai oleh kesesuaian bentuk makna, fungsi,

kesederhanaan unsur, posisi, dan urutan unsur. Misalnya Meine Tochter kocht den

Reis (Anak perempuan saya masak nasi).

Menurut Putrayasa (2012:41), “kalimat sederhana, yaitu kalimat yang hanya

terdiri atas dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur

tambahan, asalkan unsur-unsur tambahan tersebut tidak boleh membentuk pola yang

baru.” Sedangkan menurut Suhardi (2013:83), sebuah kalimat sederhana minimal

dibangun atas dua unsur inti (S+P)”. Selanjutnya, Chaer (2006:329) mengemukakan

Page 44: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

44

bahwa kalimat sederhana dibentuk dari sebuah klausa yang unsur-unsurnya berupa

kata atau frasa sederhana.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa kalimat sederhana

adalah kalimat yang minimal terbentuk dari sebuah klausa yang terdiri atas subjek

dan predikat.

Pada tahap pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan menggunakan

media gambar, terdapat beberapa kegiatan yang harus dilakukan guru, yaitu:

1. Menyajikan materi pembelajaran.

2. Memberikan contoh kalimat sederhana dengan menggunakan media gambar.

3. Menjelaskan teknik menulis kalimat sederhana dengan menggunakan media

gambar.

4. Menjelaskan unsur-unsur menulis kalimat sederhana.

5. Menyuruh siswa untuk membuat kalimat sederhana dari media gambar yang

ada.

6. Mengidentifikasi hasil temuan-temuan siswa, kemudian memberikan

pengerahan agar tidak terjadi lagi kesalahan dalam menulis kalimat sederhana

dengan menggunakan media gambar seri.

7. Melakukan postes.

Berdasarkan teori di atas, disimpulkan bahwa pembelajaran menulis kalimat

sederhana dengan menggunakan media gambar adalah memberi contoh kalimat,

menjelaskan cara-cara menulis kalimat sederhana dengan media gambar dan guru

Page 45: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

45

memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan arahan arahan supaya tidak terjadi

kesalahan lagi dalam membuat kalimat sederhana.

c. Bagian-Bagian Kalimat Bahasa Jerman

Peranan penting bahasa Jerman adalah bagian yang akan mmbentuk suatu

kalimat yang memiliki unsur dan makna yang tidak jelas. Ada beberapa bagian

kalimat dalam bahasa Jerman, yaitu

1) Subjek

Subjek merupakan pelengkap nominatif dari verba.

Contoh subjek dalam kalimat

- Asri trinkt eine Tasse Tee.

‘Asri minum secangkir teh’.

- Sie kauft das Brot.

- ‘Dia (pr) membeli roti’.

- Wir möchten Apfel essen.

- ‘Kami ingin makan apel’.

2) Predikat (Verba)

Dalam kalimat, verba memberikan informasi tentang apa yang dilakukan

seseorang dan apa yang terjadi.

Contoh dalam kalimat

- Ich kaufe Gemüse.

‘Saya membeli sayuran’.

- Er nimmt ein Glass Milch.

‘Dia (lk) minum segelas susu’.

- Wir bestellen eine Pizza.

‘Kami memesan pizza’.

Page 46: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

46

3) Objek

Dalam kalimat, verba membutuhkan pelengkap lainnya seperti objek.

Contoh objek dalam kalimat.

- Ich esse gern Obst.

‘saya sangat suka buah-buahan’.

- Sie braucht zwei Brötchen.

‘Dia membutuhkan dua roti kecil’.

- Sie trinken ein Glas Mineralwasser.

‘Mereka minum segelas air mineral’.

4) Keterangan (Angabe)

Keterangan merupakan fungsi kalimat yang paling beragam dan paling mudah

berpindah letaknya. Keterangan terbagi atas beberapa jenis, di antaranya adalah

keterangan tempat (Ortsangabe) dan keterangan waktu (Zeitangabe).

Contoh ortsangabe:

- Ich koche Kuchen in der Küche.

‘Saya memasak kue di dapur’.

- Meine Schwester bestellt Humburger im Restaurant.

‘Saudara perempuanku memesan Hamburger di restoran’.

- Wir kaufen Würst im Supermarkt.

‘Kami membeli sosis di supermarket’.

Contoh zeitangabe:

- Heute bestelle ich eine Pizza.

‘Hari ini saya memesan Pizza’.

- Am Morgen gibt Amel Brot und Milch für ihre Groβmutter.

‘Pada pagi hari Amel memberikan roti dan susu untuk neneknya’.

Page 47: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

47

- Am Abend machen wir Abendessen zusammen.

‘Pada malam hari kami membuat makanan malam bersama-sama’.

Berdasarkan beberapa contoh di atas, disimpulkan bahwa kalimat memiliki

subjek, predikat, objek, dan keterangan. Keterangan dalam kalimat bisa terletak di

awal kalimat atau di akhir kalimat.

d. Jenis-jenis Kalimat dalam Bahasa Jerman

Ada beberapa jenis kalimat bahasa Jerman, di antaranya sebagai berikut.

1) Kalimat berita (Aussagesatz)

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya menyampaikan suatu peristiwa.

Dikemukakan oleh Chaer (2006:349) bahwa kalimat berita merupakan kalimat yang

isinya menyatakan berita atau pernyataan untuk diketahui oleh orang lain (pendengar

atau pembaca). Sedangkan, Kuntarto dan Kusumaningtyas (2012:101) mengatakan

bahwa kalimat berita adalah kalimat yang berfungsi untuk menyatakan suatu berita

atau peristiwa yang perlu diketahui sendiri atau orang lain.

Serupa dengan pendapat Putrayasa (2012:19) mengemukakan bahwa kalimat

berita adalah kalimat yang mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian.

Demikian pula pendapat Arifin dan Tasai (2010:95) bahwa kalimat berita dipakai jika

penutur ingin menyampaikan sesuatu dengan lengkap pada waktu dia ingin informasi

kepada lawan berbahasanya. Hal ini juga diungkapkan Suhardi (2013:77) bahwa

kalimat berita adalah kalimat yang di dalamnya berisi berita atau sesuatu informasi

kepada orang lain.

Page 48: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

48

Contoh kalimat:

a) Meine Mutter kocht gebratenen Reis in die Küche.

‘Ibu saya memasak nasi goreng di dapur.’

b) Sie kauft viel Obst.

‘Dia membeli banyak buah-buahan.’

c) Wir pflücken das Gemüse im Garten.

‘Kami memetik sayuran di kebun.’

2) Kalimat tanya (Fragesatz)

Kalimat tanya merupakan kalimat yang isinya berupa pertanyaan yang

memerlukan jawaban. Pendapat Chaer (2009:46) bahwa “kalimat tanya (interogatif),

yakni kalimat yang berisi pertanyaan yang memerlukan jawaban.” Sedangkan,

menurut Suhardi (2013:8), “kalimat tanya adalah kalimat yang meminta orang lain

untuk menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Biasanya di akhir kalimat

menggunakan tanda baca tanya (?)”. Menurut Kuntarto dan Kusumaningtyas

(2012:101), “kalimat tanya adalah bentuk kalimat yang belum lengkap susunannya

karena kalimat tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang

dimaksud (pelengkap)”. Sepadan dengan Arifin dan Tasai (2010:95) berpendapat

bahwa “kalimat tanya dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi

(jawaban) yang diharapkan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa kalimat tanya

merupakan suatu kalimat yang mengandung unsur pertanyaan kepada seseorang dan

membutuhkan suatu jawaban dari pertanyaan tersebut.

Page 49: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

49

Dalam pembelajaran bahasa Jerman, terdapat beberapa jenis kalimat tanya, di

antaranya sebagai berikut:

a. Kalimat tanya tanpa kata tanya (Entscheidungsfrage).

Pola: V + S + O + (Angabe) ?

Contohnya:

- Magst du gern Würst?

‘Apakah kamu suka sosis?’

- Möchten Sie den Fisch im Markt kaufen ?

‘Apakah Anda ingin membeli ikan di pasar ?’

- Braucht ihr Nudeln ?

‘Apakah kalian membutuhkan mie ?’

b. Kalimat tanya dengan kata tanya (Fragesatz mit Fragewort).

Pola: Fragewort + V + S + (O) + (Angabe) ?

Contohnya:

- Welches Essen mag Aidil am liebsten ?

‘Makanan apa yang paling disukai Aidil ?’

- Wo habt ihr den Meis gekauft ?

‘Dimana kalian membeli jagung ?’

- Wann machen sie Kuchen?

‘Kapan mereka membuat kue?’

c. Kalimat perintah (Imperativsatz)

Kalimat perintah adalah kalimat yang mengharapkan adanya respon dari

lawan bicara. Putrayasa (2012:31) mengemukakan bahwa kalimat perintah adalah

Page 50: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

50

kalimat yang isinya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita

kehendaki.

Menurut Arifin dan Tasai (2010:96), “kalimat perintah dipakai jika penutur

ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu. (Biasanya intonasi

menurun, tanda baca titik atau tanda seru)”. Sedangkan, Kuntarto dan

Kusumaningtyas (2012:102) berpendapat bahwa kalimat perintah adalah bentuk

kalimat yang menyatakan suatu perintah atau suruhan yang harus dikerjakan oleh

orang kedua dan hubungannya erat sekali. Pendapat lain disampaikan oleh Suhardi

(2013:77) bahwa kalimat perintah adalah kalimat yang di dalamnya berisi perintah

dari seseorang kepada orang lain agar melakukan sesuatu (pekerjaan) sesuai apa yang

diperintahkan.

Chaer (2006:356) mengemukakan bahwa kalimat perintah adalah kalimat

yang isinya mengharapkan adanya reaksi berupa tindakan atau perbuatan dari orang

yang diajak bicara (pendengar atau pembaca). Selanjutnya, Chaer (2009:46)

menjelaskan secara detail bahwa kalimat perintah (imperatif), yaitu kalimat yang

berisi perintah dan perlu diberi reaksi berupa tindakan. Demikian juga pendapat

Anbiya (2012:110) bahwa kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan

memberikan perintah agar seseorang melakukan sesuatu. Dalam tulisan, kalimat tidak

hanya bisa diakhiri dengan tanda seru, tetapi juga bisa dengan tanda titik. Adapun

dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi yang tinggi.

Page 51: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

51

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa kalimat perintah adalah

kalimat yang isinya menyampaikan suatu hal yang berupa perintah dan larangan yang

mengharapkan reaksi atau respon dari lawan bicara melalui tindakan.

Dalam bahasa Jerman ada tiga bentuk kalimat perintah, yaitu:

a. Du-Form, yaitu kalimat perintah yang ditujukan untuk orang kedua tunggal.

Contoh:

- Sag,was ist dein Lieblingessen!

‘Katakan apa makanan kesukaanmu!’

- Kauf das Brot!

‘Beli sebuah roti!’

- Trink die Milch!

‘Minumlah susu itu!’

b. Ihr-Form yaitu kalimat perintah yang ditujukan untuk orang kedua jamak.

Contoh:

- Esst eine Pizza!

‘makanlah pizza!’

- Kauft ein Ei!

‘Belilah telur!’

- Esst dein Lieblingessen !

‘Makanlah makanan kesukaanmu !’

c. Sie-Form yaitu kalimat perintah yang ditujukan untuk orang kedua tunggal dalam

bentuk sopan.

Contoh:

- Kaufen Sie bitte den Fisch in dem Markt.

‘Belilah ikan di pasar!’

Page 52: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

52

- Rauchen Sie nicht !

‘Jangan merokok!’

- Essen Sie den Reis!

‘Makanlah nasi itu!’

B. Kerangka Pikir

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Jerman adalah agar

siswa terampil berbahasa Jerman. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang

penting untuk dikuasai adalah keterampilan menulis khususnya menulis kalimat

sederhana. Kalimat sederhana merupakan suatu kalimat yang memiliki makna yang

jelas dengan unsur kalimat, yaitu: subjek, predikat, dan objek serta dilengkapi dengan

keterangan. Keterampilan menulis membutuhkan pemahaman yang baik tentang

penggunaan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, pemilihan kata, dan penggunaan

kalimat yang efektif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan menulis

kalimat sederhana, seharusnya guru bahasa Jerman memilih media pembelajaran

yang tepat.

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam aspek menulis

adalah media gambar puzzle. Penggunaan media gambar ini dapat memotivasi dan

membuat siswa antusias belajar karena gambar disajikan dengan jelas dan menarik.

Media gambar puzzle juga berfungsi sebagai inspirasi mengembangkan

gagasan yang ada dalam pikiran setiap siswa sehingga mereka dapat menuangkannya

dalam bentuk tertulis. Media ini memiliki daya tarik tersendiri karena siswa dapat

Page 53: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

53

melihat langsung materi pembelajaran dengan gambar yang ditampilkan untuk

menciptakan interaksi edukatif yang efektif antara guru dan siswa dan mampu

menyusun kalimat sederhana dengan media gambar yang digunakan. Pemilihan

media ini dianggap relevan dengan tujuan dan fungsi pengajaran bahasa Jerman.

Lebih jelasnya kerangka pikir akan dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah media pembelajaran

terhadap keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa kelas XI

MAN 1 Makassar. Hal ini dirumuskan ke dalam:

Pembelajaran Bahasa Jerman

Keterampilan Menulis

Penggunaan Media

Pembelajaran (Puzzle)

Media Gambar Puzzle

Keterampilan Menulis

Kalimat Sederhana

Page 54: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

54

H1 : Ada perbedaan keefektifan yang signifikan antara keterampilan menulis

kalimat sederhana siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar

puzzle dan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media gambar.

H0 : Tidak ada perbedaan keefektifan yang signifikan antara keterampilan menulis

kalimat sederhana siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar puzzle

dan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media gambar.

Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : µ1 ˃ µ2

H0 :µ1 ≤ µ2

Keterangan:

µ1 : Keterampilan menulis kalimat sederhana dalam bahasa Jerman dengan

menggunakan media gambar puzzle.

µ2 : Keterampilan menulis kalimat sederhana dalam bahasa Jerman dengan tidak

menggunakan media gambar puzzle.

Page 55: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas (X) adalah penggunaan media gambar puzzle dan variabel

terikat (Y) adalah keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa kelas

XI MAN 1 Makassar.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true

experimental design dengan bentuk two group pretest-posttest design. Desain

penelitian ini terdiri atas dua kelompok, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan

media gambar puzzle dalam proses pembelajaran untuk melihat apakah media gambar

puzzle efektif terhadap keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa

kelas XI IPA 1 MAN 1 Makassar dan kelas kontrol di kelas XI IPA 3 MAN 1

Makassar yang menggunakan buku pembelajaran bahasa Jerman di sekolah, yaitu

buku Deutsch ist einfach.

Desain penelitian digambarkan dengan tabel sebagai berikut:

Page 56: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

51

Tabel 3. 1. Desain Penelitian Eksperimen

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

E O1 X O2

K O3 - O4

Sumber: Sugiyono (2010:116)

Keterangan:

O1 : Pretest kelas eksperimen

O2 : Posttest kelas eksperimen

O3 : Pretest kelas kontrol

O4 : Posttest kelas kontrol

X : Perlakuan

B. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini menggunakan dua variabel,

yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Penggunaan media gambar puzzle

sebagai variabel bebas (X) pada kelas eksperimen, yaitu kelas XI IPA 1 dengan tema

Alltags, sub tema Essen und Trinken. Media gambar puzzle dalam proses

pembelajaran adalah suatu media bentuk visual yang digunakan untuk meningkatkan

dan merealisasikan ide-ide siswa, sedangkan keterampilan menulis sebagai variabel

Page 57: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

52

terikat (Y) adalah keterampilan siswa dalam menulis kalimat sederhana bahasa

Jerman yang datanya diperoleh melalui tes membuat kalimat sederhana.

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian, ini yaitu dengan memberikan tes

membuat kalimat sederhana bahasa Jerman melalui media gambar untuk mengetahui

tingkat kemampuan siswa dalam menulis kalimat sederhana bahasa Jerman. Kriteria

penilaian kemampuan menulis yang digunakan adalah penilaian Djiwandono yang

diadopsi ke dalam penilaian tes kemampuan menulis kalimat sederhana. Kriteria

penilaiannya sebagai berikut:

Tabel 3. 2. Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis

No. Aspek Penilaian Skor Kriteria

1. Kesesuaian kalimat dengan gambar puzzle

a. Kalimat sangat sesuai dengan gambar

puzzle

b. Kalimat sesuai dengan gambar puzzle

c. Kalimat cukup sesuai dengan gambar

puzzle

d. Kalimat kurang sesuai dengan gambar

puzzle

4

3

2

1

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

2. Penulisan kosakata

a. Penulisan kata sangat tepat

b. Penulisan kata tepat

c. Penulisan kata cukup tepat

d. Penulisan kurang tepat

4

3

2

1

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

3. Kerapian penulisan

a. Tulisan sangat rapi dan terbaca

b. Tulisan rapi dan terbaca

c. Tulisan cukup rapi dan terbaca

4

3

2

Sangat baik

Baik

Cukup

Page 58: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

53

d. Tulisan kurang rapi dan terbaca 1 Kurang

Keterangan:

Nilai =

Nilai =

Nilai = …

(Modifikasi Kunandar, 2013: 305)

Skala penilaian tersebut dapat dikonfersi untuk memperoleh data kuantitatif

sebagai berikut:

Tabel 3. 3. Skala Penilaian Nilai Konversi

No. Skor Kriteria

1. 91-100 Baik sekali

2. 81-90 Baik

3. 71-80 Cukup

4. <70 Kurang

(Kunandar, 2013: 307)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MAN 1 Makassar

yang terdiri atas 4 kelas dengan jumlah keseluruhan 112 siswa.

2. Sampel Penelitian

Page 59: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

54

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 58 orang yakni kelas

XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 29 orang dan kelas XI IPA 3

sebagai kelas kontrol yang berjumlah 29 orang yang dipilih secara acak (random

sampling).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen

sebagai berikut:

1. Tes awal (Pretest), yaitu tes yang diberikan kepada siswa di awal penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa dalam pembelajaran

bahasa Jerman.

2. Tes akhir (Posttest), yaitu tes esai tentang menulis kalimat sederhana yang

diberikan kepada siswa setelah diajar. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana tingkat pencapaian siswa setelah penerapan media gambar puzzle dalam

pembelajaran bahasa Jerman.

Bentuk pretest dan posttest pada penelitian ini adalah esai yang berjumlah

masing-masing 10 nomor.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistika

deskriptif dan inferensial untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan

uji-t. Sebelum melakukan pengujian tersebut terlebih dahulu dilakukan uji

Page 60: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

55

normalitas dengan menggunakan tabel Z-score, chi kuadrat, dan uji homogenitas

dengan menggunakan uji F (Fisher). Sebelum menentukan uji normalitas data dan

homogenitas maupun uji hipotesis terlebih dahulu tentukan nilai rata-rata (mean),

simpangan baku dan varian. Masing-masing rumus tersebut adalah:

Rumus mencari rata-rata:

Keterangan:

: Nilai rata-rata

: Jumlah keseluruhan skor

: Jumlah peserta

(Nurgiyantoro, 2012: 219)

Rumus mencari simpangan baku:

(Djiwandono, 2011: 221)

Rumus mencari varians:

(Djiwandono, 2011: 223)

1. Uji Normalitas dengan Rumus Chi Kuadrat

Page 61: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

56

Data post-test dianalisis untuk mengetahui apakah kemampuan membaca

kelas eksperimen lebih efektif dari pada kemampuan membaca kelas kontrol.

Sebelum dianalisis terlebih dahulu diuji normalitas. Uji normalitas dimaksudkan

untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

X2 : harga Chi-kuadrat yang dicari

f0 : frekuensi yang ada (sesuai dengan keadaan)

fh : frekuensi yang diharapkan

(Arikunto, 2013: 312)

2. Uji Homogenitas

Data pre-test diperlukan untuk mengetahui apakah kelas kontrol dan kelas

eksperimen adalah homogen. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

data yang diperoleh bersifat homogen atau tidak.

Pengujian homogenitas varians menggunakan uji F (Fisher) digunakan untuk

mengetahui homogenitas dilakukan dengan rumus:

Page 62: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

57

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Data homogen jika

Data tidak homogen jika >

(Sugiyono, 2014:199)

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Uji-t digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam kemampuan membaca

memahami siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat

diketahui perbedaan keefektifan antara kedua kelas tersebut. Perbedaan akan tampak

setelah hasil Uji-t dibandingkan dengan tabel distribusi t dan mengetahui apakah

H0yang berbunyi: Tidak ada perbedaan keefektifan yang signifikan antara

keterampilan menulis kalimat sederhana siswa yang diajar dengan menggunakan

media gambar puzzle dan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media

gambar, ditolak atau diterima dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Tolak jika

Terima , jika >

Dimana:

Page 63: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

58

Keterangan:

: rerata skor kelompok eksperimen

: rerata skor kelompok kontrol

: varian kelompok eksperimen

: varian kelompok kontrol

: banyaknya sampel kelompok eksperimen

: banyaknya sampel kelompok eksperimen

: simpangan baku gabungan

(Supardi, 2013:329)

Thitung yang telah diperoleh dibandingkan dengan ttabel yang memiliki kebebasan sk =

N1 + N2 dan taraf signifikan.

Page 64: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini telah disajikan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil

tes siswa tentang Alltags, sub tema Essen und Trinken, baik di kelas eksperimen

maupun di kelas kontrol. Pertama, kelas tersebut masing-masing diberikan pre-test

dengan soal yang sama untuk mengetahui keterampilan menulis kalimat sederhana

Bahasa Jerman. Kemudian kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu penggunaan

media gambar puzzle, sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan buku

pelajaran bahasa Jerman di sekolah yaitu Deutsch ist einfach 2. Setelah dilakukan

empat kali pertemuan, kedua kelas tersebut diberi post-test dengan soal yang sama.

Data yang diperoleh dapat disajikan dalam analisis data berikut ini:

1. Analisis Statistik Deskriptif

a. Analisis Statistik Deskriptif Pre-test

Penelitian ini dimulai dengan pemberian pre-test keterampilan menulis

kalimat pernyataan (Aussagesatz), kalimat pertanyaan pertanyaan (Fragesatz) yang

terdiri atas dua jenis yakni kalimat pertanyaan tanpa kata tanya (Entscheidungsfrage)

dan kalimat pertanyaan menggunakan kata tanya (Ergänzungsfrage), serta kalimat

perintah (Imperativsatz) kepada kedua kelas untuk melihat keterampilan menulis

kalimat sederhana bahasa Jerman.

Page 65: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

60

1) Kelas Eksperimen

Berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil pre-test kelas XI IPA 1MAN 1

Makassar sebagai kelas eksperimen, rata-rata (mean) dari 29 siswa adalah 53,38 (nilai

tertinggi adalah 73 dan terendah adalah 43). Dari hasil perhitungan diperoleh

rentangan 5 dengan jumlah interval skor adalah 6. Adapun distribusi frekuensi data

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen XI

IPA1 MAN 1 Makassar.

No. Interval Skor Frekuensi Persentase (%)

1 68 2 7

2 63-67 2 7

3 58-62 4 14

4 53-57 3 10

5 48-52 12 41

6 43-47 6 21

Jumlah 29 100

Data frekuensi dan persentase nilai pre-test kelas eksperimen berdasarkan

tabel 4 di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa, terdapat 2siswa (7%) memeroleh

nilai pada interval skor dengan rentangan 68, 2 siswa (7%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara 63-67, 4 siswa (14%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara 58-62, 3 siswa (10%) memeroleh nilai pada

interval skor dan rentangan antara 53-57, 12 siswa (41%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara 48-52 dan 6 siswa (6%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara 43-47.

Page 66: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

61

0

2

4

6

8

10

12

68 63-67 58-62 53-57 48-52 43-47

2 2

4 3

12

6

FREK

UEN

SI

INTERVAL SKOR

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dari 29 siswa, 2 (7%) orang

siswa memeroleh nilai tertinggi pada interval skor dengan rentangan 68 , sedangkan

6 (6%) orang siswa memeroleh nilai terendah pada interval skor dengan rentangan

43-47. Berdasarkan hasil tes awal yang diberikan kepada siswa, dapat disimpulkan

bahwa tingkat keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa dalam

mengerjakan soal pre-test sebesar 53,38%, dengan rincian tes keterampilan menulis

kalimat pernyataan (Aussagesatz) sebesar 45,86%, tes keterampilan menulis kalimat

pertanyaan (Fragesatz) sebesar 47,79% dan tes keterampilan menulis kalimat

perintah (Imperativsatz) sebesar 34,45%.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada sebaran data berdasarkan daftar

distribusi frekuensi pada histogram berikut ini:

Gambar 4.1 Histogram Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen XI

IPA1 MAN 1 Makassar.

Page 67: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

62

2) Kelas Kontrol

Berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil pre-test kelas XI IPA3 MAN 1

Makassar sebagai kelas kontrol, rata-rata (mean) dari 29 siswa adalah 57,93 (nilai

tertinggi adalah 65 dan terendah adalah 50). Dari hasil perhitungan diperoleh

rentangan rentangan 2,5 dibulatkan menjadi 3 dengan jumlah interval skor adalah 6.

Adapun distribusi frekuensi data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas Kontrol XI IPA 3

MAN 1 Makassar.

No. Interval Skor Frekuensi Persentase (%)

1 65-67 1 3

2 62-64 4 14

3 59-61 6 21

4 56-58 13 45

5 53-55 4 14

6 50-52 1 3

Jumlah 29 100

Data frekuensi dan persentase nilai pre-test kelas eksperimen berdasarkan

tabel 5 di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa, terdapat 1siswa (3%) memeroleh

nilai pada interval skor dengan rentangan 65-67, 4 siswa (14%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara 62-64, 6 siswa (21%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara 59-61, 13 siswa (45%) memeroleh nilai pada

interval skor dan rentangan antara 56-58, 4 siswa (14%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara 53-55 dan 1 siswa (3%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara 50-52.

Page 68: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

63

0

2

4

6

8

10

12

14

65-67 62-64 59-61 56-58 53-55 50-52

1

4

6

13

4

1

FREK

UEN

SI

INTERVAL SKOR

Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dari 29 siswa, 1 (3%) orang

siswa memeroleh nilai tertinggi pada interval skor dengan rentangan 65-67,

sedangkan 1 (3%) orang siswa memeroleh nilai terendah pada interval skor dengan

rentangan 50-52. Berdasarkan hasil tes awal yang diberikan kepada siswa, dapat

disimpulkan bahwa tingkat keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman

siswa dalam mengerjakan soal pre-test sebesar 57,93%, dengan rincian tes

keterampilan menulis kalimat pernyataan (Aussagesatz) sebesar 48,34%, tes

keterampilan menulis kalimat pertanyaan (Fragesatz) sebesar 56,17% dan tes

keterampilan menulis kalimat perintah (Imperativsatz) sebesar 34,52%.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada sebaran data berdasarkan daftar

distribusi frekuensi pada historam berikut ini:

Gambar 4.2 Histogram Frekuensi dan Persentase Nilai Pre-Test Kelas Kontrol XI

IPA3MAN 1 Makassar.

Page 69: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

64

b. Analisis Statistik Deskriptif Post-test

Setelah kelas eksperimen XI IPA 1 MAN 1 Makassar diberi perlakuan dengan

menggunakan media gambar puzzle, sedangkan pada kelas kontrol dengan

menggunakan buku pelajaran bahasa Jerman di sekolah yaitu Deutsch ist einfach 2

sebanyak empat kali pertemuan, kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi

post-test untuk melihat tingkat keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa

Jermansiswa masing-masing kelas setelah pembelajaran.

1) Kelas Eksperimen

Berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil post-test kelas XI IPA 1MAN 1

Makassar sebagai kelas eksperimen, rata-rata (mean) dari 29 siswa adalah 84,18 (nilai

tertinggi adalah 98 dan terendah adalah 77). Dari hasil perhitungan diperoleh

rentangan 3,5 dibulatkan menjadi 4 dengan jumlah interval skor adalah 6. Adapun

distribusi frekuensi data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas EksperimenXI

IPA 1 MAN 1 Makassar.

No. Interval Skor Frekuensi Persentase (%)

1 97-100 1 3

2 93-96 1 3

3 89-92 4 14

4 85-88 7 24

5 81-84 5 17

6 77-80 11 38

Jumlah 29 100

Data frekuensi dan persentase nilai post-test kelas eksperimen berdasarkan

tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa, terdapat 1siswa (3%) memeroleh

Page 70: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

65

nilai pada interval skor dengan rentangan 97-100, 1 siswa (3%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara93-96, 4 siswa (14%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara 89-92, 7 siswa (24%) memeroleh nilai pada

interval skor dan rentangan antara 85-88, 5 siswa (17%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara 81-84 dan 11 siswa (38%) memeroleh nilai

pada interval skor dengan rentangan antara 77-80.

Dari pemaparan di atas, disimpulkan bahwa dari 29 siswa, 1 (3%) orang siswa

memeroleh nilai tertinggi pada interval skor dengan rentangan 97-100, sedangkan 11

(38%) orang siswa memeroleh nilai terendah pada interval skor dengan rentangan 77-

80. Berdasarkan hasil tes awal yang diberikan kepada siswa, dapat disimpulkan

bahwa tingkat keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa dalam

mengerjakan soal post-test sebesar 84,18%, dengan rincian tes keterampilan menulis

kalimat pernyataan (Aussagesatz) sebesar 70,31%, tes keterampilan menulis kalimat

pertanyaan (Fragesatz) sebesar 80,86% dan tes keterampilan menulis kalimat

perintah (Imperativsatz) sebesar 50,8%.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada sebaran data berdasarkan daftar

distribusi frekuensi pada histogram berikut ini:

Page 71: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

66

0

2

4

6

8

10

12

97-100 93-96 89-92 85-88 81-84 77-80

1 1

4

7

5

11

FREK

UEN

SI

INTERVAL SKOR

Gambar 4.3 Histogram Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas Eksperimen

XI IPA1MAN 1 Makassar.

2) Kelas Kontrol

Berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil post-test kelas XI IPA3 MAN 1

Makassar sebagai kelas kontrol, rata-rata (mean) dari 29 siswa adalah 75 (nilai

tertinggi adalah 84 dan terendah adalah 60). Dari hasil perhitungan diperoleh

rentangan 4 dengan jumlah interval skor adalah 6. Berdasarkan tes yang diberikan,

sebagian siswa mengalami kendala dalam pengerjaannya. Adapun distribusi frekuensi

data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas Kontrol XI IPA 3

MAN 1 Makassar.

No. Interval Skor Frekuensi Persentase (%)

1 80 6 21

2 76-79 11 38

3 72-75 4 14

4 68-71 4 14

5 64-67 2 7

6 60-63 2 7

Jumlah 29 100

Page 72: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

67

Data frekuensi dan persentase nilai post-test kelas eksperimen berdasarkan

tabel 7 di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa, terdapat 6 siswa (21%) memeroleh

nilai pada interval skor dengan rentangan 80, 11 siswa (38%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara76-79, 4 siswa (14%) memeroleh nilai pada

interval skor dengan rentangan antara 72-75, 4 siswa (14%) memeroleh nilai pada

interval skor dan rentangan antara 68-71 dan 2 siswa (7%) masing-masing memeroleh

nilai pada interval skor 64-67 dan 60-63.

Pemaparan di atas, disimpulkan bahwa dari 29 siswa, 6 (21%) orang siswa

memeroleh nilai tertinggi pada interval skor dengan rentangan 80 , sedangkan 2

(7%) orang siswa masing-masing memeroleh nilai pada interval skor 64-67 dan 60-

63. Berdasarkan hasil tes awal yang diberikan kepada siswa, dapat disimpulkan

bahwa tingkat keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa dalam

mengerjakan soal post-test sebesar 75%, dengan rincian tes keterampilan menulis

kalimat pernyataan (Aussagesatz) sebesar 62,52%, tes keterampilan menulis kalimat

pertanyaan (Fragesatz) sebesar 71,59% dan tes keterampilan menulis kalimat

perintah (Imperativsatz) sebesar 45,86%.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada sebaran data berdasarkan daftar

distribusi frekuensi pada histogram berikut ini:

Page 73: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

68

0

2

4

6

8

10

12

80 76-79 72-75 68-71 64-67 60-63

6

11

4 4

2 2 FREK

UEN

SI

INTERVAL SKOR

Gambar 4.4 Histogram Frekuensi dan Persentase Nilai Post-Test Kelas Kontrol XI

IPA3 MAN 1 Makassar.

2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t, terlebih

dahulu dilakukan pengujian normalitas data dengan menggunakan tabel z-score dan

chi-kuadrat.

1) Pre-test Kelas Eksperimen

Untuk pengujian normalitas data pre-test untuk kelas eksperimen, jumlah

interval skor ditetapkan = 6 dan p anjang kelas = 5 dengan kriteria pengujian:

- Data normal jika

- Data tidak normal jika >

Berdasarkan tabel z-score dan chi-kuadrat, maka uji normalitas data pre-test

untuk kelas eksperimen dapat dihitung sebagai berikut:

Page 74: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

69

=

= 0,71 + 0,31 + 0,50 + 10,81 + -53,16 + -28,98

= -69,82

Hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel harga chi-kuadrat dengan dk = (k-

1). Pada tabel, jumlah interval skor adalah 6. Oleh karena itu, (k-1) = 6 – 1 = 5. Pada

tabel dengan dk = 5 tertera harga x2

( ) atau dengan taraf signifikan 0,05 = 11,07.

Jadi harga chi-kuadrat hitung lebih kecil dari pada chi-kuadrat tabel, (-69,82)

< (11,07). Oleh karena harga chi-kuadrat hitung lebih kecil dari pada chi-

kuadrat tabel, maka data pre-test siswa pada kelas eksperimen dinyatakan

berdistribusi normal atau sesuai dengan keterampilan menulis kalimat sederhana

bahasa Jerman siswa.

2) Pre-test Kelas Kontrol

Untuk pengujian normalitas data pre-test untuk kelas kontrol, jumlah interval

skor ditetapkan = 6 dan panjang kelas = 3 dengan kriteria pengujian:

- Data normal jika

- Data tidak normal jika >

Berdasarkan tabel z-score dan chi-kuadrat, maka uji normalitas data Pre-test

untuk kelas kontrol dapat dihit ung sebagai berikut:

X2

= ∑

Page 75: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

70

= 0,66+ 0,00 + -24,49 + 17,18 + 8,80 + 13,85

= 16,01

Hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel harga chi-kuadrat dengan dk = (k-

1). Pada tabel, jumlah interval skor adalah 6. Oleh karena itu, (k-1) = 6 – 1 = 5. Pada

tabel dengan dk = 5 tertera harga x2

( ) atau dengan taraf signifikansi 0,05 = 11,07.

Jadi harga chi-kuadrat hitung lebih kecil daripada chi-kuadrat tabel, (16,01)

< (11,07) atau (16,01<11,07). Oleh karena harga chi-kuadrat hitung lebih kecil

daripada chi-kuadrat tabel, maka data pre-test siswa pada kelas kontrol dinyatakan

berdistribusi normal atau sesuai denganketerampilanmenulis kalimat sederhana

bahasa Jerman siswa.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians data menggunakan uji F

=

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

- Data homogen jika

- Data tidak homogen jika >

Pre-test

a) Varians Pre-test Eksperimen

Page 76: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

71

b) Varians Pre-test Kontrol

Hasil tersebut dikonsultasikan dengan F tabel dengan dk = k-1, dimana (k)

merupakan banyaknya jumlah kelas pada interval kelas uji normalitas sehingga

diperoleh = (6 – 1= 5) dan = (6 - 1= 5) dengan taraf signifikan

( ) = 0,05 maka diperoleh = 5,050 Ternyata =

5,050. Oleh karena lebih kecil dari < maka disimpulkan

bahwa kedua sampel pre-test (eksperimen dan kontrol) memiliki varian yang sama

atau homogen.

c. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial yang dilakukan terhadap hasil

post-test siswa, dua kelas antara kelas XI IPA 1 (kelas eksperimen) dan XI IPA 3

(kelas kontrol) MAN 1 Makassar yang berjumlah 58 orang, untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan tingkat keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman

khususnya pada kelas eksperimen, sebelum dan sesudah proses pembelajaran yang

dilakukan di kelas, maka digunakan uji-t dengan rumus:

Page 77: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

72

Dengan kriteria pengujian:

- Tolak jika

- Terima , jika >

Berdasarkan data pada lampiran 3 hal 105-119 maka dapat dikatakan bahwa

hasil analisis data dengan menggunakan rumus uji- t di atas menunjukkan bahwa

harga thitung = 6,134. Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga

ttabel dengan dk = = 29 + 29 – 2 = 56 pada taraf signifikansi 0,05 maka

diperoleh ttabel= 2,042. Berdasarkan kriteria pengujian tolak jika

atau terima jika < diperoleh t hitung (6,134)

(2,003). Dengan demikian H0 yang berbunyi: tidak ada perbedaan keefektifan

yang signifikan antara keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa

yang diajar dengan menggunakan media gambar puzzle dan siswa yang tidak diajar

dengan menggunakan media gambar puzzle kelas XI IPA MAN 1 Makassar ditolak.

Konsekuensi dari penolakan H0 maka H1 yang berbunyi: ada perbedaan keefektifan

yang signifikan antara keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa

yang diajar dengan menggunakan media gambar puzzle dan siswa yang tidak diajar

Page 78: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

73

dengan menggunakan media gambar puzzle kelas XI IPA MAN 1 Makassar

diterima.

Penerimaan H1 membuktikan bahwa media gambar puzzle efektif dalam

keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa kelas XI IPA MAN 1

Makassar.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, pembelajaran dilakukan selama 4 kali pertemuan. Dalam

pembelajaran tersebut, kedua kelas diajar menggunakan teknik yang berbeda. Kelas

eksperimen siswa diajar dengan menggunakan media gambar puzzle dalam

keterampilan menulis bahasa Jerman, sedangkan kelas kontrol diajar dengan tidak

menggunakan media gambar puzzle. Dalam hal ini menggunakan metode ceramah

dan tanya jawab.

Hasil pre-test menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) untuk kelas

eksperimen 84,18 dan kelas kontrol adalah 75 dalam keterampilan menulis kalimat

sederhana bahasa Jerman siswa kelas XI IPA MAN 1 Makassar, jumlah skor

perolehan untuk kelas eksperimen adalah 2441 dan kelas kontrol adalah 2175. Hasil

uji normalitas pada data pre-test pada kedua kelas menunjukkan bahwa kelas

eksperimen dan kontrol memiliki chi-kuadrat hitung masing-masing lebih kecil dari

chi-kuadrat tabel, < , dimana pre-test kelas eksperimen (-69,82<11,07)

Page 79: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

74

dan pre- test kelas kontrol (-42,07<11,07), sehingga distribusi data pre-test

dinyatakan normal, artinya tes yang diberikan sesuai dengan kemampuan siswa.

Berdasarkan hasil post-test kelas eksperimen, penggunaan media gambar

puzzle berdampak positif dalam peningkatan keterampilan menulis kalimat sederhana

bahasa Jerman siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai post-test siswa,

pada kelas eksperimen nilai terendah yaitu 77 dan nilai tertinggi 98 dengan nilai rata-

rata 84,18, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai 60 untuk nilai terendah dan

84 untuk nilai tertinggi dengan nilai rata-rata 75. Selain itu, tingkat keterampilan

menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa dalam mengerjakan soal pre-test

pada kelas eksperimen(53,38%) setelah diberikan perlakuan, persentasenya lebih

meningkat sebesar 30,80% yakni (84,18%) dibandingkan kelas kontrol yang tidak

diberikan perlakuan. Sehingga, media gambar puzzle dianggap cukup membantu

dalam keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa.

Hasil analisis di atas, dilanjutkan dengan uji-t untuk melihat hasil akhir dari

penelitian ini. Hasilnya adalah = 6,134 sementara = 2,003, jadi

(6,134) 2,003).

Dengan demikian, H1 yang menyatakan bahwa ada perbedaan keefektifan

yang signifikan antara antara keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman

siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar puzzle dan siswa yang tidak

diajar dengan menggunakan media gambar puzzle kelas XI IPA MAN 1 Makassar

dinyatakan diterima dan H0 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan

Page 80: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

75

keefektifan yang signifikan antara antara keterampilan menulis kalimat sederhana

bahasa Jerman siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar puzzle dan

siswa yang tidak diajar dengan menggunakan media gambar puzzle kelas XI IPA

MAN 1 Makassar ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian

tentang keefektifan penggunaan media gambar puzzle dalam keterampilan menulis

kalimat sederhana bahasa Jerman siswa kelas XI IPA MAN 1 Makassar dinyatakan

berhasil (efektif).

Keefektifan penggunaan media gambar puzzle dalam keterampilan menulis

kalimat sederhana bahasa Jerman siswa kelas XI IPA MAN 1 Makassar juga dapat

dilihat pada hasil analisis post-test siswa. Hasil analisis post-test pada kelas

eksperimen (XI IPA 1) dengan jumlah 29 orang siswa menunjukkan bahwa terdapat

11 (38%) siswa memperoleh nilai tertinggi berada pada interval skor 77-80.

Rendahnya pencapaian nilai tersebut disebabkan karena siswa masih keliru menulis

penulisan kata benda (Nomen), serta penggunaan struktur yang tepat dalam

penulisan kalimat pernyataan (Aussagaesatz), kalimat pertanyaan (Fragesatz) yang

terdiri atas kalimat pertanyaan dengan tidak menggunakan kata tanya

(Entscheidungsfrage) dan kalimat pertanyaan dengan menggunakan kata tanya

(Ergänzungsfrage), serta kalimat perintah (Imperativesatz). Sedangkan 6 (21%)

orang siswa memperoleh nilai pada interval skor 90. Persentase nilai tersebut

menunjukkan bahwa siswa sudah mampu menulis penulisan kata benda (Nomen),

serta penggunaan struktur yang tepat dalam penulisan kalimat pernyataan

Page 81: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

76

(Aussagaesatz), kalimat pertanyaan (Fragesatz) yang terdiri atas kalimat pertanyaan

dengan tidak menggunakan kata tanya (Entscheidungsfrage) dan kalimat pertanyaan

dengan menggunakan kata tanya (Ergänzungsfrage), serta kalimat perintah

(Imperativsatz).

Hasil analisis post-test pada kelas kontrol (XI IPA 3) dengan jumlah 29

orang siswa menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai pada masing-masing

interval skor 80 sebanyak 6 orang siswa, 76-79 sebanyak 11 orang siswa, 72-75

dan 68-71 sebanyak 4 orang siswa, 64-67 dan 60-63 sebanyak 2 orang siswa. Data

tersebut menunjukkan bahwa terdapat 11 orang siswa yang memperoleh nilai di

bawah standar kelulusan (75). Dengan kata lain 38% siswa memperoleh nilai di

bawah standar tersebut disebabkan karena siswa masih keliru menulis penulisan

kata benda (Nomen), serta penggunaan struktur yang tepat dalam penulisan kalimat

pernyataan (Aussagaesatz), kalimat pertanyaan (Fragesatz) yang terdiri atas kalimat

pertanyaan dengan tidak menggunakan kata tanya (Entscheidungsfrage) dan kalimat

pertanyaan dengan menggunakan kata tanya (Ergänzungsfrage), serta kalimat

perintah (Imperatisatz).

Kesulitan yang dialami siswa di atas sangat berbeda dengan pencapaian

siswa setelah diajar melalui penggunaan media gambar puzzle. Hal tersebut dapat

dilihat pada hasil analisis data post-test yang menunjukkan bahwa 100% siswa pada

kelas eksperimen memperoleh nilai di atas standar minimal kelulusan untuk mata

pelajaran bahasa Jerman, khususnya dalam keterampilan menulis. Pencapain

Page 82: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

77

tersebut juga menunjukkan bahwa siswa telah mampu menulis kata, frasa dan

kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat. Selain itu, siswa juga telah

mampu mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai

konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata, frasa dan kalimat

sesuai dengan ejaan, tanda baca dan struktur yang tepat.

Temuan penelitian dengan penggunaan media gambar puzzle efektif dalam

keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa kelas XI IPA MAN 1

Makassar didukung oleh teori Ismail (2012:199) pada bab II mengemukakan bahwa

puzzle adalah permainan yang menyusun suatu gambar atau benda yang telah dipecah

dalam beberapa bagian. Puzzle sebagai media permainan tersbut ditambahkan oleh

Buttner (2013:173) yang mengemukakan bahwa puzzle kosakata merupakan sarana

yang sangat bermanfaat untuk mempelajari kembali kosakata, gramatikal,

kebudayaan dan topik berdasarkan konten.

Page 83: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab IV di atas, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media gambar puzzle efektif dalam keterampilan

menulis kalimat sederhana bahasa Jerman siswa kelas XI IPA MAN 1 Makassar. Hal

tersebut dibuktikan dari hasil analisis uji-t pada nilai post-test siswa setelah dilakukan

uji-t pada masing-masing kelompok dengan hasil analisis data yaitu thitung = 6,134>

ttabel = 2,003 pada taraf signifikansi 0,05. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa

100% siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai di atas standar minimal

kelulusan untuk mata pelajaran bahasa Jerman, khususnya keterampilan menulis.

Pencapain kelulusan tersebut juga menunjukkan bahwa siswa telah mampu menulis

kata, frasa dan kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat. Selain itu,

siswa juga telah mampu mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat

sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata, frasa

dan kalimat sesuai dengan ejaan, tanda baca dan struktur yang tepat. Hal ini berarti

bahwa ada perbedaan yang signifikan penggunaan media gambar puzzle dalam

pembelajaran. Perbedaan yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan

media gambar puzzle efektif dalam keterampilan menulis kalimat sederhana siswa

kelas XI IPA MAN 1 Makassar.

Page 84: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

68

B. Saran

Untuk meningkatkan kemampuan membaca memahami bahasa Jerman maka

disarankan:

1. Bagi pengajar, agar dapat menggunakan media gambar puzzledalam pengajaran

menulis agar siswa bisa meningkatkan keterampilan menulis bahasa Jerman.

2. Bagi siswa, agar lebih termotivasi dalam meningkatkan keterampilan menulis

melalui penggunaan media gambar puzzle ini.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan dan memperkuat hasil

penelitian ini dengan melakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan

penggunaan media gambar puzzle dalam keterampilan menulis kalimat sederhana

bahasa Jerman.

Page 85: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

69

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Al-Azizi. 2010. Ragam Latihan Khusus Asah Ketajaman Otak Anak Plus Melejitkan

Ingatannya. Jogjakarta: Diva Press.

Anonim. 2006. Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Bahasa

Jerman.Jakarta: Depdikbud Balai Pustaka.

Arends, Richard. 2009. Learning to teach. New York: Mcgraw-Hill Companies.

Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia untuk

Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Aqib, Zainal 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Buttner, Amy. 2013. Aktivitas Permainan dan Strategi Penilaian untuk Kelas Bahasa

Asing. Jakarta: PT. Indeks.

Byrne (1990:1), Donn. 1990. Teaching Writing Skills New Edition. England.

Longman Group (FE) Ltd.

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

_______ 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Danim, Sudarwan. 2013. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Daryanto, 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes Bahasa. Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Edisi 2.

Jakarta: Indeks.

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Page 86: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

70

Groth. Cheryl. 2013. Essay Writing Englisch For Academic Purposes. Yogyakarta.

Haerani. 2013. Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Jerman melalui

Media Gambar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Bontonompo Kabupaten

Gowa. Skripsi. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Ismail, Andang. 2012. Education Games. Yogyakarta: Pro-U Media.

Jamil, Sya’ban. 2012. 56 Games untuk Keluarga. Jakarta: Republika.

Jufri. 2002. Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran Bahasa. Makassar: State

University of Makassar Press.

Junus, H. A. Muhammad, Junus. A. Fatimah. 2011. Keterampilan Berbahasa Tulis.

Makassar: UNM.

Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Martoatmodjo.

Mangewa, Maharuddin. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Badan

Penerbit UNM.

Musaba, Zulkifli. 2011. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Yogyakarta: CV.

Aswaja Pressindo.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT

Prestasi Pustakaraya.

Nasaruddin, Nasmiati. 2011. Keefektifan Strategi Mencari Pasangan (Make a Match)

dalam Pembelajaran Apresiasi Puisi Siswa Kelas XI SMKN 4 Jeneponto.

Tesis. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.

BPFE-Yogyakarta.

Nurjamal, D. Sumirat, W. & Darwis, R. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung:

Alfabeta.

____________________. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.

Pujiono, Setyawan. 2013. Terampil Menulis; Cara Mudah dan Praktis dalam

Menulis. Yogyakarta: Prestasi Pustaka.

Putrayasa. 2008. Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Makassar: FBS UNM.

Page 87: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

71

Rahmanelli. 2007. “Efektivitas Pemerian Tugas Media Puzzle dalam Pembelajaran

Geografi Regional.” Jurnal Pelangi Pendidikan. Vol.2 (1): 23-30.

Ramly, 2006. Pengajaran Bahasa Indonesia. Makassar: FBS UNM.

Rosidi, Imron. 2009. Menulis….Siapa Takut?.Yogyakarta: Kanisius.

Sadiman, Arief S. dkk. 2012. Media pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sanaky, Hujair AH. 2009. Media pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.

Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Sasangka, Sry Satrya Tjatur Wisnu. 2015. Kalimat. Jakarta: Pusat Pembinaan Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Semi, Atar. M. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Multi Grafis

Nusantara.

Siagian. P. Sondang. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Steets, Angelika dan Ehlich Konrad. 2003. Wissenschaftlich Schreiben: Lehrer und

lernen. Berlin: Walter de Groyter.

Straka, Gerald A. 2007. Has Germany Sacrificed its Concept of Competence at the

alter of the EU. European Journal of Vocational Treining (online), Vol. 2,

No.44, (http://www. Los. Forschung. De, Diaksed 21 Mei 2014).

Storch, Gunther, 1999, Deutsch als Fremdsprache als Didaktik. Germany: Wilhelm

Fink Gmbh.

Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. 2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Page 88: KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PUZZLE …eprints.unm.ac.id/4409/1/SUNARTI jerman.pdf · Nomor Pokok : 14B21009 Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 25

72

Suhardi. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Supardi. 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta: Smart.

Sulistiyowati, Atik 2007. Efektivitas Penggunaan media film “hallo Aus Berlin”

terhadap Kemampuan menulis Siswa kelas XI Bahasa di SMAN 7 Malang.

Skripsi. FBS Malang.

Taringan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tütken, Gisela. 1993. Schreiben in der Unterricht an Hochschulen und

Studienkolleges. Regensburg Becker-Kuns Druck.

____________________. 2009. Pengajaran Bahasa Tagmimik. Bandung: Angkasa.

Zainurrahman, 2011. Menulis dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun

Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.