14
SPIRITUALISASILINGKUNGAN MATERIEL DAN MORAL KENABIAN DALAM MODERNITAS Abdul Munir Mulkhan Pendahuluan Kemajuan masyarakat yang semakin modern dan mak- mur.ternyata tidak. mampu mengubur potensi tindak kejahatan dan kekerasan sosial yang justru meningkat. Kejahatan, sadisme dan kekerasan sosial tampaknya berada di luar kemodernan, ketradisionalan dan keterbelakangan, sehingga kebladaban dan kekejaman manusia bisa terjadl dalam masyarakat berperadaban tinggi dengan kemakmuran ekonomi. Hal Itu menunjukkan bahwa kejahatan ekonomi, politik dan kejahatan lainnya terjadl menyllang 'meiintas sepanjang kutub-kutub budaya dan peradaban. Jlka secara teorltls moral adalah elemen dasar, maraknya kejahatan menunjukkan kegagalan peradaban mod ern mengemban amanat sebagal tempat penyemalan moralltas. Sayangnya, orang modern tIdak memlliki kamus lengkap mengenal dunia moral yang metaflsis yang terlanjur diberi cap'non-rasional, tak dikenal dan tidak penting. Moralltas hanya dianggap pentlng sepanjang membantu kemajuan pisik materiel, sehingga pembangunan moral dlletakkan dalam kerangka ekonomi dan polltlk. Akibatnya, terjadllah proses materialisasi moralltas yang memang mempermudah perencanaan dan evaluasi hasi! materiel yang dicapal., UNlSfA NO. 30IXVmi996 Berlta mengenal tindak kekerasan dan kejahatan maslh terus memenuhi lembaran koran, sehingga persoalannya bukan bagalmana itu terjadl tetapl maslh adakah jalan menghentlkannya. Orang pun bertanya bagalmana hidup tanpa khawatlr tanahnya terserobot, pergi bekerja tanpa bayangan maut bag! dihnya dan keluarga yang ditinggalkannya di rumah. Hal inimenunjukkan bahwa dalam dunia beradab tetap berlaku mitos yang perkasa, menang dan manusia, serigala bag! manusia lainnya. Bangunan gedung bertlngkat yang menjejall kota besar dengan manusia yang semakin padat tak ubah hutan belantara dl pedalaman Kalimantan dan Irian Jaya, karena manusia kota tetap dlburu ketakutan bukan terhadap hewan buas tapl kebuasan dan kebladaban manusia yang hidup modern. .Dalam hal itu, Nabi-habi diutus dalam suatu kurun peradaban untuk mencerahi moral sebagal basis kehldupan. Balat pertama atasMuhammad Sang Nabi agar manusia menyadari jati kemanuslannya seperti isi pesan lima ayat pertama A1 Quran yaitu kritikdiri sehingga menyadari proses kejadlannya. Karena itu moral kenabian patut direnungkan agar mencera/?/pikiran dan tindakan. Moral kenabian adalah cara pandang jauh ke depan a! akhirat menembus batas wllayah geografis dan zaman jauh ke ujung paling dalam dan paling ekstrlrn. Sosok 35

Kemajuan masyarakat yang

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kemajuan masyarakat yang

SPIRITUALISASILINGKUNGAN MATERIEL

DAN MORAL KENABIAN DALAM

MODERNITAS

Abdul Munir Mulkhan

PendahuluanKemajuan masyarakat yangsemakin modern dan mak-

mur.ternyata tidak. mampumengubur potensi • tindakkejahatan dan kekerasan sosial

yang justru meningkat. Kejahatan,sadisme dan kekerasan sosial tampaknyaberada di luar kemodernan,ketradisionalan dan keterbelakangan,sehingga kebladaban dan kekejamanmanusia bisa terjadl dalam masyarakatberperadaban tinggi dengan kemakmuranekonomi. Hal Itu menunjukkan bahwakejahatan ekonomi, politik dan kejahatanlainnya terjadl menyllang 'meiintassepanjang kutub-kutub budaya danperadaban. Jlka secara teorltls moraladalah elemen dasar, maraknya kejahatanmenunjukkan kegagalan peradaban modern mengemban amanat sebagal tempatpenyemalan moralltas.

Sayangnya, orang modern tIdakmemlliki kamus lengkap mengenal duniamoral yang metaflsis yang terlanjur dibericap'non-rasional, tak dikenal dan tidakpenting. Moralltas hanya dianggap pentlngsepanjang membantu kemajuan pisikmateriel, sehingga pembangunan moraldlletakkan dalam kerangka ekonomi danpolltlk. Akibatnya, terjadllah prosesmaterialisasi moralltas yang memangmempermudah perencanaan dan evaluasihasi! materiel yang dicapal.,

UNlSfA NO. 30IXVmi996

Berlta mengenal tindak kekerasandan kejahatan maslh terus memenuhilembaran koran, sehingga persoalannyabukan bagalmana itu terjadl tetapl maslhadakah jalan menghentlkannya. Orangpun bertanya bagalmana hidup tanpakhawatlr tanahnya terserobot, pergibekerja tanpa bayangan maut bag! dihnyadan keluarga yang ditinggalkannya dirumah. Hal ini menunjukkan bahwa dalamdunia beradab tetap berlaku mitos yangperkasa, menang dan manusia, serigalabag! manusia lainnya. Bangunan gedungbertlngkat yang menjejall kota besardengan manusia yang semakin padat takubah hutan belantara dl pedalamanKalimantan dan Irian Jaya, karenamanusia kota tetap dlburu ketakutan bukanterhadap hewan buas tapl kebuasan dankebladaban manusia yang hidup modern.

.Dalam hal itu, Nabi-habi diutusdalam suatu kurun peradaban untukmencerahi moral sebagal basis kehldupan.Balat pertama atasMuhammad Sang Nabiagar manusia menyadari jatikemanuslannya seperti isi pesan lima ayatpertama A1 Quran yaitu kritikdiri sehinggamenyadari proses kejadlannya. Karena itumoral kenabian patut direnungkan agarmencera/?/pikiran dan tindakan.Moral kenabian adalah cara pandang jauhke depan a! akhirat menembus bataswllayah geografis dan zaman jauh ke ujungpaling dalam dan paling ekstrlrn. Sosok

35

Page 2: Kemajuan masyarakat yang

Topik : Spiritualisasi Lingkungan^,A&iuiAfuflirAfu/iAon

Muhammad adalah sosok yang tindakandan pikirannya jauh melampuaikemampuan manusia biasa sehinggasetelah sekian lama orang baru mengertimaksudtlndakan atau perlotannya. Untukitu petlu pembangkitan kembali moral agarmanusia menyadari sepenuhnya hakikathidup dan duntanya, hakikat diri, keluargadan tetangganya, hakikat tuan dan pekerjaserta hakikat pemimpin dan rakyat yangharus dipimpinnya.

Dimensl Etik Lingkungan Alam ^Jika dikatakan bahwa prinsip pal

ing dasar dari manusia dan alam padaakhlmya bersifat rasional fisis, maka tatalingkungan hanya akan merupakansekedar kaidah formal bagaimanamanusia bertindak terhadap diri danalam.Sebaliknya. apabila prinsip utamaakhirnya non-rasional atau rasionalmetaflsis, etika lingkungan bukan hanyakaidah formal melainkan kesadaran

mengenai hubungan manusia denganyang metafisis.

Sesuai pandangan terakhir, sejarahdan hirarhi ha! ada merupakan kajianpenting etika lingkungan. Schumacher[Keluar, 1980) menyatakan bahwa adahubungan hirrakhis seiuruh alam danmanusia menempati posisi puncak. Sikappenolakan terhadap fungsi asli alam bagimanusia berarti ketidaksesuaian denganakibat kehancuran manusia dan alam itusendiri. Seluruhnya menunjukkanhubungan etika dengan berbagaikepentingan manusia termasukpelestarian lingkungan alam fisis ataumetafisis. Karena itu, etika disebut filsafatpraktis yang berhubungan dengantindakan empiris.

Selama ini, pembangunanmerupakan operas! teori modernisasi yangmerujuk pada pandangan filosofis yangpos/Y/V/sf/s yang menyatakan bahwa alamfisis adalah prinsip dasar seiuruhkeberadaan termasuk yang bersifatruhaniah. Pandangan ini cepatmemperoleh dukungan karena mudah

36

dilihat dan diukur terutama dalam meng-evaluasi kegagalan atau keberhasilanpembangunan. Namun sejak tahun 70-anmodernisasi justnj dipandang telah gagalmemahami realitas sehingga kebijakanpembangunan menyebabkan kerusakanlingkungan, dehumanisasi danketerasingan manusia dari diri dan alamsekitarnya (Hardiman, 1990 & 1993).

Melalui sikap kritis akan diperolehpemahaman dan kesadaran hakikat danmaksud suatu perundangan sehinggaseseorang bertindak otonommempertanggungjawabkan setiaptindakannya (Magnis, 1979). Karena itu,dimensl etik dari lingkungan alam akanberarti kesadaran mengenai hakikatmanusia dan alam. Manusia memangmemiliki banyak peluang untuk bertindaktetapi justru bagaimana manusia mampudan bersedia menahan diri. Bukan karenatuntutan'hukum,tapi kesadaran mengenaiakibat tindakan itu yang diderita orang lain,walaupun mereka tidak beranimenyatakannya.

Kecenderungan "kerakusan"manusia atas sumber daya alam yangsering atas nama pembangunanbersumber cara pandang tidakberkembangnya bumi, alam serta energi(Schumacher, Kecil, 1985). Konsepsiyangmenggerakkan modernisasi danteknologisasi, juga memunculkan sikapyang tampak berlawanan. Sebagianmerekomendasi pengembangan wawasanetik dan yang lain mendorong perampasanpenguasaan sumber daya alam sekerasdan sebanyak mungkin.

Pandangan demlkian antara lainbersumber dari spekulasi filosofisNietsczhe mengenai "kematian Tuhan"sehingga Tuhan berhenti mencipta.Penelitian ilmiah yang sampai kini takdapat menghindar dari manipulasi teoritis

1) Bahasan ini pemah disampaikan dalamSeminar Etika Lingkungan Dalam Islam oleh KPSLingkunganHIdupP3MlAI NSunan Kalijaga, 12/B/95

UNISIA NO. 30IXVIIU/J996

Page 3: Kemajuan masyarakat yang

memang menunjukkan bukti pendukung,sehingga modernisasi dan teknologisaslcendenjng menjadi ideologi. Bumii ^lamdan energi dtpandang sebagai realitasstatis tidak bertambah dan berkembang,sehingga eksploltasi besar-besaranberakibat pengurangan simpanan energiyang mengindikasikan hari kiam'at.Sementara terperangkapnya energi dalamteknologl dari Ikatan aslinya menyebabkanpelipatan panas, sehingga alam rayameleleh, kutub utara dan selatan mencair,banjirterjadi di seluruh bum! yang berakhirdengan kiamat.

Fisika modern mulai membantahspekulasi di atas dengan alasan masihberlangsungnya ledakan-ledakan besaryang memungkinkan munculnya-pianetbaru yang berpengaruh terhadap stmkturbumi dan alam semesta. Spekulasi ilmiahyang masih diperdebatkan tetapmemungkinan.percepatan kiamat sepertikeruaakan ozon dan iingkungacuj^anghebat. Akibatnya perampasan tanahmereka yang kuat atas yang lemah terusberiangsung karena ketakutan segeradatangnya kiamat.

Persoalannya, bag_aimanamemenuhi kebutuhan hidup'Tahpateknologl ketika manusia terperangkap'teknologl. Sayangnya, manusia terlanjurpercaya bahwa tanpa teknologl hidupmanusia seolah tak bermakna bahkanragu tak dapat bertahan hidup. IVfasalahini akhlrnya tergantung cara pandangmanusia terhadap alam dan teknologi atauilmu. Dalam pandangan modem, tidak adainstansi yang berhak memerintah ataumelarang manusia menrenuhlkehendaknya kecuall dirinya sendlrl.Pertanyaan, mengapa tidak bersediamengendalikan sebagian keinginannyadaripada menggusur orang lain, dipandangtidak ekonomis. Demiklan pula pertanyaanmengapa manusia tidak menahan dirlmengkonsumsi energi yang berlebihan.

Pembangunan yang dilihat dariperspektif ekonomis menyebabkankehidupan sosial-budaya diletal^an dalam

UmiA NO. 30/XVIIWJ996

Top&-£SptrteikynsiXingktmgan..,/4&iu/Muni>MuUAan

kemaknaan ekonomis yang subordinatif.Tanpa perspektif metaflsis dan teologistak lama lagi industrlalisasi yangmembutuhkan lahan yang luas di kawasanpinggiran kota dan pedesaan akanmendorong - penggusuran danmempertinggi tingkat keresahan sosiai.Kebutuhan sarana transportasl akanmembelah desa dengan jalan-jalanraksasa dimana banyak warga pedesaantidak dapat mengambll banyak manfaatkecuall perubahan struktur budaya dankepribadian mereka. Pohon-pohon hijaupun berganti bangunan bertlngkat. Sumberair berkurang dan metabolisme alammenjadi terganggu. Persoalannya bukansekedar persoalan politik dan ekonomimelainkan persoalan etis; tidakbahagiakah manusia yang hanya berjalankaki dan lambat- mencapal titik tertentualam semesta ?

Tak hanya alam dilepaskan dari nilaimetaflsis ruhanlah, manusia pun dianggapsebagai obyek materiel yang dikeloladengan paradigma serupa. Eksploltasisumber daya alam mencapal puncaktertinggi atas nama kemanusiaan, manusiapun direkayasa guna mendukung cita-citadan idealitas materialisme di.bawah dalil-dalil ekonomis. Bahkan penciptaan mesinperang dan senjata nuklir pun tak lepasdari kepentingan ekonomis (Zen, 1981).

Peradaban modern-industrial, takcukup sabar mengkaji masalah moralitasyang abstrak dan sulit dievaluasi, kecualldiletakkan dalam format fisik-mateheluntuk mempermudah perencanaan danevaluasi. Sikap ini adalah akibatkuantivikasi dan materialisasi waktu yangdiartikan sebagai sekuen perjalanan bumimengitari matahari dalam satuan detik,menit, jam dan hari serta tahun. Sementararuang diartikan sebagai jarak fisis dalamsatuan meter. Seluruh benda dalam ruanghanya berarti jika memiliki hubunganfungsional dengan yang materiel tanpadimensi ruhanlah kecuall terletak dalamruang-waktu fisis. Hidup manusia diberimakna sebagai gerak ruang-waktu

37

Page 4: Kemajuan masyarakat yang

Topik : Spiritualisasi Linglningan...,'4fatfufA/u/uVA/u/M(i/i

kuantitatif yang terbatas sebagai alatpencapaian target ekonomi materialistis.

Sains dan teknologi sebagai sumberdaya modernrtas dan industrialisasi hanyameilhat manusia dan alam dari satu sudutpandang secara reduktif dan tidak utuh(Polncare dalam Zen, 1981). Seperti

•pemyataan Bronowski (dalam Zen, 1981)bahwa dalam i]mu,jantung kehllangan satudenyutan. Daya kritis demlkian hanyamungkin jika manusia memiliki wawasanetis sehlngga memiliki peluang melihatalam dan dirinya dari sisi lain yang tidaksekedar ilmiah. Moralltas dimanipulasi dandirekayasa sehingga dapat mendukungpencapaian tujuan materiel. Kepribadianmanusia dievaluasi sepanjang aturan formal lahiriah, sehlngga kebaikan ataukeburukan adalah kesesuaian perilakuempirik dengan kaidah formal hukum danperundangan. 01 luar ukuran yang sudahdibakukan tersebut diartikan sebagaiketidakbaikan atau keburukan.

Akibatnya sekuen rasa kehidupan -yang memang sulit ditangkap oleh ukuranformal materiel - menjadi terabaikan dantidak penting. Kebahagiaan danpenderltaan kehidupan manusiadibakukan dalam ukuran formal materiel.

Dimensi ruhaniah dan kejiwaan diartikansebagai terpenuhi atau tidaknyakebutuhan materiel. Kehorrriatan dan

•harga diri diletakkan dalam prosedur formal dan prestasi fisikalnya. Tradisi inimemerlukan refleksi mendalam mengenaihari depan manusia dan mempertanyakankembali nilai moral dan etis kehidupan.Seorang- ahli ekonomi JermanSchumacher (1985) kemudianmengumandangkan rekomendasi etis dibawah semboyan small is beautiful.Sejauh ini rekomandasi demikian takbanyak di dengar, dan manusia pun terusmemepuhl kerakusannya atas sumberdaya alam dan mematerialisasi manusia.

Selain rekomendasi etis. di atas,muncul kritik tajam mengenai kerusakanlingkungan beserta kritik dehumanisasidan degradasi kemanusiaan. Walaupun

38

demikian, iptek yang seolah terlepas darikehidupan manusia dan campurtangannya, terus merpaksa manusiamenjalani hidup di bawah bayangankeperkasaannya. Seolah tanpamemperdulikan kritik etik, eksploitasisumber daya alam terus berlangsungtanpa henti.

Disisi lain, penguasaan sekelompokorang atas tanah mulai mempengaruhihubungan sosialnya. Tak peduli apakahhal itu akan mengakibatkan penderitaanbanyak orang yang tak menguasai sumberdaya politik dan ekonomi, atas namakemanusiaan dan pembangunan terusdilegalisasl. Kemajuan pembangunanseolah identik dengan perluasanpenderitaan dan keterampasan hakbanyak orang dan eksploitasi besar-besaran sumber daya alam.

Muncul pertanyaan serius, apakahkesejahteraan hidup memang memerlukanj'alan tol, pabrik-pabrik dan pesawat.sertabarang elektronik yang untuk keperluanitu lingkungan hidup harus rusak danbanyak manusia harus menderita dantersingkir dari bum! tempat tinggalnya.Walaupun kebutuhan ruang mulaidiminimalisasi teknologi chip, namun takdisadari bahwa untuk memelihara barangelektronik dalam mencukupi kebutuhanmanusia juga memerlukan ruang yanglebih luas yang hanya bisa dipenuhidengan menggusur banyak orang lain.Muncul pertanyaan apakah efisien jikauntuk memproduksi barang yang hanyadapat dinikmati serta memenuhikebutuhan sedikit orang harus membuatbanyak orang menderita. Demikjan pulapertanyaan apakah perubahan paradabanmanusia hanya berkaitan denganpertambahan jumlah penduduk dalamkelipatan deret ukur atau karena arahpemikiran manusia; apakah arahpemikiran manusia berhubungan denganpertambahan jumlah manusia atau karenanilai intrinsik perkembangan alam itusendiri. Perlu dikaji apakah alam itu tetapataukah mengalami perkembangan.

UNISIA NO. 30IXVIIIIII996

Page 5: Kemajuan masyarakat yang

Jawaban pertanyaan itu menjadi.dasar pengembangan strategi lingkunganyang hanya mungkin dalam wawasan etiskehidupan manusia. Seperti pernyataanSains-Exupery (Mathiide Niei, dalam Zen,.1981) "Jika rasa hormat kepada manusiaditanamkan dalam hati manusia, (grsbawah/ pen) baruiah manusia akanberhasil membangun sistem politik, sistemsosial, dan ekonomi yang menghormatidasar-dasar kemanusiaan itu". BarbaraWard & Rene Dubos (1974) menulis "Padatingkat kepentingan sendiri yang. palingkonkrit, kesadaran (grs/ pen) bahwa udara,tanah, dan air di seluruh planit ini ada didalam satu sistim yang sepewnuhnyabersambungan dan- saling-tergantungitulah yang teiah mempermudah usahauntuk mencegah puncak' kegilaanpersenjataan nuklir". Sayangnya, Iptekhanya sampai pada kebenaran sampling,sehingga untuk mencapai kesadaran etikdiperlukan pendekatan kritik.

Moral Kenablan sebagal ParadigmaPembangunan^

Beberapa persoalan yang selalutersisa dari proyek pembangunan danmodernisme iaiah; kerusakan lingkungan,ketldakadilan, kemiskinan dan'dehumanisasi, bahkan semakin burukdalam peradaban global. Pada saatdemikian, ramalan mengenai kebangkltanagama yang maksudnya belum jelaskecuall dalam paradigma modernisme,menimbulkan antuiasme agamawan.Antusiasme ini, sebaliknya justru dicurigalpotensial memicu konflik yang lebih kerasdan global (Huntington, 1995, him SSI-AOS).

Menghadapl persoalan dunia global yang menyisakan masalah mikrokemanusiaan tersebut di atas, pemikiranIslam setidaknya harus dapat berdtalogdengan modernisme dan kerangka budayayang diciptakannya. SekUrangnya, dapatmenawarkan pemecahan persoalan modern, sehingga beriman sekaligus modernatau sebaliknya.

VNISIA NO. 30/XVmi996

Topik : SpiritualisasiLingkungao..,<4MuiMwiirMuiMan

Dalam bahasa ekonomi, pemikiranIslam menjadi paradigma model harapanrasional {rational expectetion) mengenaimasa depan yang lebih berorientasi padakemanusiaan (meminjam konsep RobertLucas; Kompas, 17/10/95 him 13). Risikososial ketldakadilan, ketimpangan dankerniskinan yang metuas merupakan dasarpengembangan kesadaran^ sehinggamemotivasi pelaku ekonomi dan politik.Juga model public choice (PC) perlumenjadi landasan pengembangan etikab/sn/s sebagai komitmen pelaku ekonomibagi pemberdayaan rakyat {Kompas, 23-26/10/1995), dan etika politik pemihakanmikro ekonomi-politik (Berger, 1982).Keagamaan dalam pesan kenablan berartibebas darl struktur modernisme tanpamenghindar atau menolak, tetapi sebagaisintesis non-hegelian.

1. Perangkap Keagamaan danModernisme ^

.Modernisme bersumber revolusiekonomi, politik.dan filosofis renaisancedan aufklarung abad ke 16 lahir dari akarideologis; (i) bebas dari agama (gereja)dan (li) fisika. ditempatkan sebagaiparadigma humaniora (kemanusiaan). Disatu sisi modernitas merupakan kritikkegagalan peran agama (Hadiwijono, JId1 & 2, 1980), namun bertanggungjawabatas sejumlah ketldakadilan. Kaumintelektual, ternyata kembali gagal

2) Naskah ini semula berjudul 'MoralKenabian; Paradigma Manusia DalamPembangunan'. Naskah tersebutpemah disampaikandalam Seminar Nasional 'Pembangunan dalamPerspektif Martabat Manusia', dengan sub-tema'Pembangunan Bermartabatmanusia;SebuahTelaahKeagamaan", UMSurakarta, 29-30 Nopember 1995

3) Kajian kritis modemisme dlambll darimakalah yang akan disampaikan daiamSeminarNasional 'Pembangunan dalam Perspektif Martabatmanusia", dengan sub-tema 'PembangunanBermartabat manusia;Sebuah Telaah Keagamaan'UM Surakarta, 29-30 Nopember 1995di bawah judul'Moral Kenabian; Paradigma Manusia DalamPembangunan'.

39

Page 6: Kemajuan masyarakat yang

Tc^ik : Spiritualisasi Lingkiuigan.„,

membela manusia dari penindasan atasnama agama dan Iptek (Schumacher,Kecil, 1985).

Dalam perkembangan mutakhir,teori hukum' fisik muiai menempatkanketidakterukuran tunggal* dalammenjelaskan sejarah alam semesta.Terdapat kesadaran baru hienganai jalinanhubungan realitasmetafisis dengan fenonaalam kehidupan. Pada saat yang sama,paradlgma. kemanusiaan maslh-terkungkung fisika klaslk sepertikecenderungan keagaman legalformalistis. Teknologi, menjadl legltlmasi"kolonisasi" yang memandang diri leblhberadab (Berger, 1982), sehihgga hampirmustahll kesejahteraan dunia dinikmatisemua kawasan (Schumacher, '/Cep/V,1985). Hanya ada satu plllhan bag)kawasan berkembang yaltu berjuangsendiri penuh kepercayaan bagi-kesejahiteraannya (Haqi 1983; Berger,1982).

Ketidakadilan demi keunggulanyang berkualitas menunjukkan cacatbawaan logika modern, yang membuatmanusia bagaikan ramses. Karen'a itu,keagamaan modern harus merupakankonsep kemanusiaan sebagal sintesis non-historls-realitas materiel dan 'spiritualme^flsis®.'. Keagamaan merupakanpergumulan sejarah manusia menafsirdoktrin wahyudengan duniaob'yektif yanghistoris (bin' Nabi, Dunia Baru; 1995;Rahman, Ijtihad, 1984).

' Mega-budaya abad InformasI, danpasar tunggal perdagangan bebas(Nalsbitt, 1994; & Aburdene, 1990),menyisakan ketidakadilan dan kemiskinan.Globallsasi ruang hidup tetap belummengatasi dehumanisasl. Perhatianpendekatan yang leblh berorientasi makroperlu dikoreksl dengan realitas rnlkromehgenai kemiskinan. Memasuki abad'21,setiap orang memiliki akses terhadapinformasi global dari "seribu" pintu dan"seribu" penjuru berhubungan timbal balikdengan jutaan orang.-Satu dari 100 orang,dapat mengambil keputusan sendiri

40

dengan "seribu" altematif yang disedlakanmesin komputer dalam sistem internettanpa konsultan. Manusia berada dalamperadaban publik, sekaligus tldakmengenal orang lain secara pribadi(Nalsbitt, Paradox, 1994).

Persoalan peradaban modernmasih dalam tesis Malthus dan "kiamat"Club of Roma dalam format dankontroversi berbeda (Kennedy, 1995).Sementara optimisme John Nalsbitt danIsterinya (1990, him 15-17), mengenaipedumbuhan ekonomi negara industri 100kali wllayah miskin, mengabaikan resikoketimpangan distribusi pangan dan energiserta kemiskinan lebih 1 millar manusia.

Situasi serupa juga dihadapi dalamnasionalitas Indonesia.

Situasi di atas membuat sistem danstruktur modernitas dengan mulusmelestarlkan konfllk dan melahirkankesenjangan struktural, dalam basisketidakadilan.Hingga akhirabad ke 21,laju'pertumbuhan penduduk kawasanterbelakang tetap ieblh tinggi, sementara

4) Llhat Singularitas Ketaterhinggaan dalamStephen Hawking Blach Hotels And Bab/ Universes;Lubang hitam Dan Jagat Bayi dan Esei-esei Lain,Gramedia, Jakarta, 1995; ju^a dalam Riwa/atSangKala; Dari Detuman Besar hingga Lubang Hitam,Pustaka Grafiti Utama, 1994, Jakarta.

5) Murtadha Mutahari menyebutkansistematistersebutdengan tigatingkatkesdara;iman,kemausiaan dan tanggung jawab kemasyarakatan(Masyarakat dan Sejarah; Kritik Islam atas Mandsmedan Teori lainnya, 1986, Mizan, Bandung htm 194-195). Izutsu merumuskan sebagai refleksl hubunganamal shaleh dengan keyakinan atas sifat-sifatTuhanrealitas perilaku obyektif (Konsep-konsep EtikaReligius dalam Qur'an, 1993, Tiara WacanaYogyakarta. Ziauddin Sardar menyatakan sebagaikemajuan .metafisis kesadaran' did (usaha'keselamatan pribadi*) dalam refleksl his sosial,sehingga keselamatan diriadalah keselamatan oranglain dan masyarakat (Sains, Teknologi danPemabangunan di Dunia Islam, 1989, Pustaka,Bandung, him. 36-39). Ilyas Ba-Vunus &Farid Ahmadmenyebut sebagai jalan-tengah (Sbsiologi Islam &Masyarakat Komtemporer, 1993, Mizan', Bandunghim 60-63)

VMSIA NO. 30lXVJlinj996

Page 7: Kemajuan masyarakat yang

persediaan barang konsumsi melimpah-aiah di kawasan maju. Penduduk duniadiperkirakan lebih dari 10 hingga 14 miliar3/4-nya tinggal di kawasan terbelakangdengan penurunan ekonomi domestiknegara dkawasan tersebut (Kennedy.1995, him 29-31; 302-303).

Pertumbuhan ekonomi global 400% akhir abad ke 20 berkat teknologi, hanyadinlkmati negara maju. Sementaraseorang penduduk kawasan miskln hidupdengan kurang 300 dolar pertahun,kawasan tersebut masih harus membayarhutang luar negeri yang membengkak 400% dengan sumber daya manusia rentanmental dan pisik.

Tahun 60-an, 31 % penduduk duniakawasan maju mengonsumsi 87 % energidunia, dekade terakhir abad ini, 23 %penduduk dunia mengonsumsi 67 %energi dunia (Schumacher, Kecil, 1985,him 24-25). Pada saatyang sama, seorangpenduduk negara teknologi seperti Swiss,hidup dengan 40 ribu dolar pertahun atau100 kali lipat penduduk negara termiskin(Kennedy, 1995, him 66-69; 299-306).Seperempat abad lalu ketimpangan kaya-miskin demikian masih berbanding 20:1(Ha'q, 1983, him 53, 143).

Hingga akhir. abad ke 21,ketimpangan pertumbuhan pendudukdunia (3:1), kelimpahruahan energi (1:21),bahkan pendapatan perpakita pertahun(1:100). Sementara kawasan berkembangmasih harus membayar hutang dengankondisi tisik-mental yang -rentan((Kennedy, 1995, him 29-69; 299-303;(Schumacher, Kecil, 1985, him 24-25).Seperempat abad .lalu ketimpanganpendapatan kaya-miskin masihberbanding 20:1 (Haq, 1983, him53,143).

Sementara seorang artismenghabiskan sekitar 1 miliaruntukpestaperkawinan, beberapa kantor pemdaberlebihan membangun fasilitas birokrasi(mmah dinas, kolam renang, kendaraan).Sekall biaya makan orang kaya, cukupuntuk ratusan rakyat miskin dan betapasulitnya orang bantaran ciliwung kembaW

UNISIA NO. 'S0IXVmi996

T<^ik : Spirittialitasi Lingiautgui-,/U«tu<MiM>rMii^U(2A

ke desatanpatanah garapan. Sementaramereka "terusir", beberapa gelintir orangmembangun garden c/iy ^dengan fasilitasmodern serba berlebihan di pinggiran kotayang cukup untuk tinggal ribuan orang.

Dalam keadaan demikian,pemberdayaan ekonomi rakyat seringmenjadi legitimasi elit politik dan ekortomiseperti kasus tebu rakyat yang justrumernbuat petani merugi. Pendapatansekitar 60 ribu perbulan pendudukkawasan berkembang, masih tergolongtinggi bagi sebagian besar penduduk (27juta) yang terperangkap kemiskinan diIndonesia. Mereka pun masih harusmembayar biaya hidup lebih mahal karenatenaga kerja murah dan waktu hidup tidakefektif, di tengah pertumbuhan ekonominasional yang cukup menggembirakansekitar 800 US dolar {Kompas, 26/10/95him 13).

Dalam situasi itu, agendaPembangunan Nasional, adalah perhatianserius 56,63 % penduduk usia 10 th keatas yang tak tamat SD (88,5 juta lebih),60 % (80 juta) petani dan 70 % pendudukdesa dengan fasilitas hidup pas-pasan,rentan dan serba kekurangan. Dekadepertama tahun 2000, eksodus 20 jutapemuda pedesaan ke kota di antara 210juta penduduk memerlukan kearifan sosialdan kemanusiaan lebih dari sekedarkebijakan jangka pendek.

Sebagian pemuda desa yang kekota di atas untuk mencari pekerjaandengan bekal pendidikan rendah, danlainnya untuk studi lanjut. Jumlah merekaakan merupakan penambahan beban barukawasan kota (BPS, Ciri Pemeluk, 1994;Proyeksi, 1994). Sementara "pengusiran"atas mereka yang terus mendesak wilayahpinggiran kota, bukanlah penyelesaian,

6) Lihat uraian lebih lanjutKuntowijoyo'Muhammadiyah sebagal GerakanKebudayaan' dalam Ade Ma'ruf WS & Zulfan Heri,MuhammadiyahDan Pemberdayaan Rakyat, PustakaPelajar, 1995, Yogyakarta.

41

Page 8: Kemajuan masyarakat yang

Topik : Spiritoalisasi Lingkungen~, AZetidMurtirAfuttAtifi

tapi menambah masalah yang dapatmenimbulkan keresahan dan resiko sosial

yang lebih aimit.Tanpa kritikfilosofis, modernitas dan

keagamaan, manusia akan tenjs menjadikuitan. Sikap eksklusif modernitas akanmenempatkan manusta kelas pinggiranIptek ciptaannya (Schumacher, Kecil,1985, him 102). Sementara sikap eksklusifkeagamaan menciptakan ambiguitassosial-budaya komunitas agama. KarenaHu, keterbukaan logika modern sekaligushistorisitas keagamaan, merupakan basiskemanuslaan pengembangan strateglperan agama ^

2. SIntesis Realltas dalam MoratKenablan ^

Berbagai persoalan yang paradokdi atas bersumber pada kegagalanmanusia membuat sintesis religiositasmodern. Iptek gagal menangkap maknarealltas yang tampil dalam keragamanfenomen dan keagamaan gagalmenangkap pesan kenabian, sehinggamenjadi suci dan saleh diartikanmenghindar dari pergumulan dinamissejarah. "Pertempurari" agama dan Iptekbelum berakhir, sintesis keduanya disikapipenuh curiga kedua pihak. Mcdemismesecara sombong mengabaikan realltasmetafisis, dan membiarkan dirl terjebakdalam struktur ketldakadilan yangdiciptakannya sendirl (lihat Schumacher,Kecil. 1985).

Sejarah merupakan cerita"penderitaan" manusia (Berger, 1982), danpesan kerahmatan risalah para nabi, gagalditangkap sejarah. Negara dan orang-orang kaya terus mengembangkankemampuan membuat energi lebih murahdengan daya lebih tinggi, bahkan bersamapasar tunggal menahan laju Inflasl.Seme'ntara mereka yang lemah terusterpuruk dalam penderitaan tanpa tangankuat yang bersedia memberi kesempatanmereka untuk bangkit ®.

Naisbitt (1990) memihak negarateknologi, namun mengabaikan hak hidup

42

1 miliar manusia yang setiap hari berjuangmenahan lapar untuk bertahan hidup(Korten, 1993, him 20-25). Paul Kennedy(1995) menjelaskan selingkuh peradabanmodern dengan ketldakadilan akibatmalapraktek teknologi. RIsIko sosialketldakadilan terlihat dalam fenomena

kekerasan metropolitan Jakarta, sebelumpasar bebas merasuk dalam strukturbudaya. Pembunuhan Perdana MenteriYitzak Rabin atas nama Tuhanmenunjukkan cermin kebangkrutanmodernitas dan kegagalan keagamaan.

Isu HAM dan demokratisasiterperangkap logika modern yangseidarianis, sehingga raslalisme Amerikasulit dipecahkan (Goldscheider, 1985, him361-388). Sementara Partai Republikmerasa sah merebut kemenangan lewat"martlr" anggaran Demokrat.Clintondengan-resiko ratusan ribu penganggur.Bioteknologi bersama teknokulturmembuat manusia robot tanpa jiwa danperasaan (Kennedy, 1995). SDMdikembangkan sebagai konspirasi(selingkuh) kecerdasan dan teknologimenguasai seluruh SDAbagi kepentingandirinya bagaikan ramses. Moralitaskapltalis (a/ taka-tsur), menjadikankejujuran berarti suap dan korupsi yangdipandang sebagai alat produksi dan politik(Naisbitt, Paradox, 1994).

7) Tinjauan kritis terhadap modernitas lihatSchumacher dalam dua bukunya Kecil Itu Indah,1985, LPES,Jakarta;dan Keiuar oiari Kemelut;SebuahPeta Pemildran Baru, 1981,.LP3ES, Jakarta. Uhatjuga kritik Jurgen Habermas dan Kritik kielogi dalamtulisan Hardiman yang diterbitkan Kanisius,Yogyakarta.

8} Lihat 'kebijaksanaan kenabian* tulisanKuntowijoyo'Kebudayaan, Masyarakatindustri Lanjut,dan Dakwah' dalam Mateh Muktamar Muhammadiyahke- 43, PP Muhammadiyah, 1995, him 45-54,Yogyakarta

9} Mengenai krisis dan ketimpanganpenggunaanenergihasileksploitasi alam, lihatlanjutanalisis E.F. Scumacher dalam Kecil Itu Indah, 19^,LP3ES, Jakarrta.

UNISIA NO. 30IXVI/W1996

Page 9: Kemajuan masyarakat yang

Etika kemanusiaan agaknyaberlawan arah dengan modernitassekaligus gagal ditangkap sebagai pesandakwah kenabian. AI Qur'an secara jelasmenyatakan bahwa sejarah selalumenempatkan mereka yang terbaikmegatasi konflik kepentingan; mengatasibukan menghindari (lihat surat AI Baqarah214; A! An'aam57)..

ReorientasI modernitas danpembangunan serta keagamaan berwajahmanusia, sudah menjpakan kehanjsansejarah (lihat perspektif ekonomi-politikbaru dalam Seminar FE UGM; Kompas,23-26/10/95). Penempatan manusia bukansekedar ketubuhan tetapi sekaligus dalamposisi metafisis (Schumacher, Keluar,1981) menjpakan pesan kenabian industrial, sehingga bebas dari konflikkepentingan'®.

Transendensi bendawi atas strukturmetafisis, adalah pengendali kerakusanyang membuat manusia bersedia berlakuadil. Kenabian, adalah visi kritismaterialisasi kemanusiaan dan sejarahsebagai basis kepasrahan padakebenaran dan keadilan. Di dalamnyaterakumulasi kepentingan manusia di luarbatas keluarga, etnik, dan primo'rdiaiitaspolitik, sehingga moral kenabian sebagaiparadigma sosial dan rancang-bangunpembangunan.

Moral kenabian berartipemberdayaan manusia melampauimodernitas dinamika historis kebendaan,bebas konspirasi politis kaum elit.Pengembangan kawasan Industri tidaksekedar'dalam tata hubungan alatproduksi, tapi dalam kerangkakemasyarakatan atamiah. Disinilah moralkenabian mengatasi individualitas dalamtataran transendental, integrasi seluruhkepentingan personal dalam kepentingantransenden. Kepemilikan harta dankekuasaan tidak eksklusif tetapi bebas daripertentangan individu sebagai.kepentingan kolektif karena berada dalamkepentingan kenabian.

UNISJA NO. S0/XV1/II/I996

Topik : Spirifialiiati lir\^iT\g,tn.„MduIMuMrMutkhan

Ketldakadilan dunia modernmenurut Schumacher {Kecil, 1985) akibathasil produksi menjadi milikmutlak pribadi.Sementara moral kenabian menempatkankekuasaan dan kepemilikan harta sebagaiamanah dimana atas nama Tuhan semuaorang berhak memperoleh manfaat(Husaini,. 1983, him 294-302).Kesejahteraan ekonomi bukan ukuranpembangunan tapi alat bagi kesejahteraantotalitas kemanusiaan. Distribusi alatproduksi diatur menurut perwalianekonomi, yang tak berdaya tetap memilikipeluang hidup sejahtera. Berger (1982)menyebutnya "biaya manusiawP, sehinggakeuntungan bukan diperoleh dariketimpangan distribusi, tapi hasil bersihpemerataan produksi secara adil (Husaini.1993, him 299).

Kemajuan atau keberhasilan hanyadapat dicapai dalam keterlibatan manusiauniversal, sehingga keadilan distribusibukan ,pengeluaran, tapi bagian darikeuntungan perusahaan. Ekonomi tidaksekedar hubungan produksi, tapi fungsirealitas metafisis amal shaleh, sehinggaharta pribadi ditransendensi memiliki haksosial dalam perspektif iman (tauhid).Kalimat thayyibah menjadi mediaoptimisme yang lemah, dan fungsi sosialberkeadilan sebagai jalan mencapaimartabat spiritual bagi yang kuat".Persoalannya adalah bahwa tradisikeagamaan akan berperan memberipencerahan peradaban modern industrialjika dikembangkan dalam fungsi dinamikasejarah kemanusiaan khususnyamengenai pengembgangan aksi bagikeadilan tersebut.

10) Lihat sintesa realitas fisik dan metafisis(rohaniah spiritual) sebagai jalan tengah dan tigatingkat kesadaran sebagaimana penjelas^ dalamcatatan kaki yang telah disebutkan di atas.

11) Lihat kasus sahabat Rasul yangmengadukim kemiskinannya serta peluang ke^lanmemperoleh ganjaran tindakan dalam hladitsArbaln

An Nawawi.

43

Page 10: Kemajuan masyarakat yang

Topik : Spirilualisisi lingkuogan—,Ai*&t/AfitiHrA/uZtA<in

Risiko' sosial yang disadarimengenai akibat ketidakadilan menjadi"pemaksa" rasional bagi tindakan ekonomidan politik. Sejarah memberi pelajaranmengenai hubungan modernitas denganrevolusi. RevolusI industrl (ekonomi)inggris dan revolusi politik Perancis,melahirkan dua revolusi simultan lanjutyaitu ekonomi global dalam revolusitelekomunikasi (Naisbitt, 1994, GlobalParadox). Lahirlah mega-budaya abadinformasi,. dan pasar tunggal dalamperdagangan bebas, namun tetapmenyisakan persoaian mengenai keadilandan pemartabatan manusia.

Dua revolusi terakhir di atas munculbersamaan dengan revolusi filosofisrenaisance dan aufklarung menjadi dasarparadlgmatlk modernisasi dandevelopmentalisme atau pembangunan.Modemisme melahirkan ketimpangan danketidakadilan yang memberi inspirasiproyek humanisasi atau penyadarankembali atas dunia dan dirinya sendiri.Akumulasi risikososial potensial terhadap"revolusi" disadari sebagal harapan yang

"secara rasional (iihat harapan rasionalRobert Lucas; Usman, Kompas, 17/10/95,him 13) menjadi dasar pilihan tindakanpelaku ekonomi dan politik.

Reran Agama dalam Kemanusian Industrial

Sudah lebih 2500 tahun manusiamencari dirinya, namun belum juga tuntas.Dunia dan manusia tetap merupakanmisteri penuh rahasia. Spekulasi ilmiahsampal teori ledakan super nova yangmenjelaskan asal-muasal alam tempatmanusia hidup. Peradaban mutakhirsedang memburu teknologi mesin waktuyang mampu menggerakkan manusiakeluar dari jebakan ruang dan gravitasi(Haw/king, 1994; 1995) dan bertandangke zaman Adam minta pertanggung-jawaban. Pada saat demikian munculpertanyaan mengenai tersisa tidaknyarahasia Tuhan dengan segala risiko logisyang menyertai. Pertanyaan teologis yang

44

mungkin dianggap melanggar doktrinkeagamaan demikian, tak mungkindihindari untuk dijelaskan.

Sementara hidup tetap tak bisadihentikan dan sejarah terus bedangsung,manusia memaksa diri membangunberdasar pengetahuan yang belum dantak pernah selesal. Modernisms justrumerasa pasti atas kebenaran dan kebaikandengan mengabaikan hal-hal mistis danspiritual yang tak pemah dapat ditangkapdalam ukuran baku.

Secara gegabah dunia modernmenepiskan bidang metafisis ketuhanansebagai bidang tak penting. walaupungagal membuktikan tidak adanya bidangmetafisis. Peradaban modern beradadalam ambiguitas dihotomi realltastersebut. Konsep integrasi dimensi sakraltransenden dengan imanen sekuler,segera berhadapan dengan logika rrx>dernyang tidak terbiasa memasuki wilayahyang tidak seluruhnya logis, empiris danobyektlfis tersebut. Karena Itu akan bijakjika gagasan tersebut didialogkan denganlogika peradaban modern industrial yangsekarang mamasuki aras global.Gugatan Nietschze kepada Tuhan,tampaknya merupakan pertanyaanpereniat ketika selalu muncul dalamsejarah nabi-nabi. Modemisme sebagalakar berbagai teori pembangunanmerupakan proklamsi peradilan Tuhan,ketika renaisance dan aufklarungmeminggirkan agama di luar wilayahpraksis kehidupan manusia.

Fenomena kesejarahan alam danmanusia mencerminkan rahasia seluascakrawala semesta dan keragamanmanusia. Justru ke-misterius-an demikianmendorong penelitian dan karya ilmiahyang terus mengalirbagaikan sungai tanpamuara. Inilah ciri khas manuslawi yang

12) Uraian penulis mengenai masalah inipemah dimuat dalam harian Kedualatan rakyat dbawah judul 'Gagasan tauhid Sosial dan AgendaPublik Keagamaan, 23 Nopember 1995, him4.

UNISIA NO. 30IXVIIWI996

Page 11: Kemajuan masyarakat yang

unik sekaligus universal, dimana hidup dansejarah berlangsung dalam panduanpertanyaan tersebut. Kebajikan insanijustru terletak pada kesadaran mengenaimisteri yang menunjukkan batas-bataskemampuan manusia dan melahlrkanwisdom atau hikmah. Inilah ilmu sejati yangdiburu filsuf, iimuwan dan kaum sufi.Sayangnya, serlng tersembunyi dalamwilayah paling dekat manusia, sebinggasullt disadari kehadirannya.

Modernlsme justru merasa pastiatas kebenaran dan kebaikan denganmengabaikan hal-hal mistis dan spiritualyang tak pernah dapat ditangkap dalamukuran baku. Secara gegabah duniamodern menepiskan bidang metaflsisketuhanan (Schumacher, Keluar, 1981)sebagai bidang tak penting, walaupun takpernah berhasil membuktikan tidak adanyabidang metafisis. Peradaban modernkemudian berada dalam ambiguitasdihotomi realitas tersebut.

Futurls mulai meramalkanmengenai kebangkitan agama yang tanpaatribut Institusi menjaditopeng relativismespiritual modern. Sementara antusiameagamawan akan berhadapan denganagama iimuwan gagasan Auguste Comtedalam wajah lebih global dan industrial.Namun demikian kematian Yitzak Rabirisebagai martir perdamaian akan pemicukeraguan model keagamaan konvensionalyang sebaliknya dituduh sebagai biangkekerasan fundamentalisme. Agawamankembali akan menghadapi seranganiimuwan seperti prolog renaisance danafuklarung awal abad ke 19. Elitintelektualagama pun dituduh sebagai pemicu politikallran yang sektarianistis.

Pemeranan keagamaanmemerlukan kerangka operasional yangtidak sekedar mampu berdialog denganmodernltas industrial, tapi mengatasiberbagai kesulitan . modernltasmengembangkan proyek kemanusiaandan keadilan. Tidak ada pilihan kecualikajian kritis seluruh khasanah Islam,sehingga agama menjadi wilayah publik.

UNISIA NO. 30/XVmJ996

Topik : Spiritualisui liiigkiuigui-,<4M((/Afuw>A/j<2£A<m

dan dokrtrin tekstual terus berdialogdengan konteks sejarah yang dinamis.Keberagamaan menjadi cara manusiamelakukan transendensi keluar dari kcnflikkepentingan Individual metarialistls,sehingga kedamaian dan keadilankesejahteraan manusia menjadi mungkin.

Kebangkitan agama menimbulkanharapan palsu mengenai peran agamatradisional. Sementara agama peradabanindustrial terbatas penghargaan dimensispiritual berbeda dari tradisi agamakonvensional sebagai pembebasanmanusia dari strukturbaku mekanisme in

dustrial. Hal yang tidak biasa di luarrutinitas ditangkap sebagai dimensiruhaniah spiritual, mencari kepuasanrohani dengan perilaku yang bebas darijadwal harian. Seperti juga mulai marak diberbagai kota besar di Indonesia, orang-orang kaya yang berkelimpah^ruahanbenda materiel dari sandang, papan,pangan dan kendaraan, seluruh waktuhariannya habis untuk berhubungandengan benda-benda berlimpah tersebut.Mereka mulai merasakan sesuatu bagianhidup yang hilang dan mulai tertarikkegiatan hidup yang telah lama ditinggaldan dllupakan, sehingga kembalimelantunkan do'a dan upacara ritualdengan kesediaan membayar cukupmahal.

Bersamaan itu masyarakat Indonesia benar-benar akan berbeda ketikaberada di tengah pasar bebas dengansegala keuntungan dan resiko sosial yangharus di bayar. Perlu dikembangkanstrategi keagamaan yang tidak hanyaberorientasi pemecahan tapi pemihakankeadilan sosial, politik terutama ekonomi.Pemikiran sufistik dapat dipertimbangkandengan moditikasi teknologis, sehinggatidak justru menciptakan sekedar budayatandingan yang kekirian atau kekanananatas modernltas melainkan memandupemikiran ke arah Jalan tengahperimbangan konflik kepentingan dankeadiian. Proyek Ini perlu pemikiran yangmendalam bersisi ganda; sebagai kritik

45

Page 12: Kemajuan masyarakat yang

Topik : Spiritualisasi [ingkungaa_Aix^uiA/uAif-MuU/tM

khasanah Islam dan sekallgus peradabanmodern, bersamaan membangun konstrukpikiran melampauai pertentangan historlstradisi Islam dan peradaban modem Industrial.

Dengan demikian dapatdikembangkan suatu konsep mengenaikualltas dan derajat soslal yang .bukansemata jumlah penguasaan atas barangdan fasllitas soslal tap) kemampuanmemanfaatkan keduanya bag!kepentingan bersama. Penguasaansejumlah harta-benda tidak hanyadipandang sebagal hak milikpersonal, tapisekallgus bertungsl soslal. Keadllandltribusi produksl barang dan jasa melalulberbagal keglatan sqslal budaya bukanlahbagian darl pengeluaran, melainkanditempatkan dan dihargal sebagal bagiandarl keuntunganproduktlf. -

. Selanjutnya, .sejarah merupakanbuktl otentik bahwa kemenangan tanpakeadllan melahirkan pergolakan danrevolusi yang ^harus dibayar yangmelumatkan. seluruh karya manusia.Karena Itu ^tidak ada kemenangan'melainkan kemenangan manusia atasdirinya sendirl bag! hidup bersama yangleblh langgeng dan surgawl. Iptek tidakdikembangkan untuk membuat manusiatak berdaya daripada yang lain akibatruntuhnya sistem produksl tradlsional, tapiagar setiap orang mampumemberdayakan dirl bag! keberdayaanorang lain.

Keberhasiian pembangunan tidakhanya diukurdarl prestasi ekonomis. politikbahkan budaya jangka pendek, tapidltelakkan dalam kalkulasi jangka panjangdan global. Hanya dari pendekatan sejarahyang terbuka dan optlmis seseorangnienjadl leblh peduli nasib-.tetangga,sahabat dan orang lain.' Etikapembangunan bukan hanya moral personal, tapi konsekuensi sejarah dangloballsasi planet bumi. Kemenangan dansukses hanya dapat dicapal jlka oranglain terlibat bukan kemenangaa palsuberjangka pendek.

46

Agenda besar keagamaan bagipembangunan bersumber gagasanpemberdayaan makro ekonomi-politikmodernisasi beserta teknologi dan negarabagi pemberdayaan rakyat. Pemerananagama dilakukan melalul Iptek dansebaliknya Iptek beroperasi dalamperspektif keagamaan sehinggamemperoleh visi kemanusiaan. Karena itu,di'samping dikembangkan proyek teorltispendekatan kritis terhadap modernismsdan tradisi keagamaan, dikembangkanaksi keagamaan bagi pemberdayaankemanusiaan.

Daftar Pustaka

Bakker, A., 1992, Ontologi MetafisikaUmum; Filsafat Pengada .danDasar-Dasar.Kenyataan, Kanisius,Yogyakarta.

Basyir, A., 1993, Refleksi Atas PersoalanKeislaman; Seputar Filsafat,Hukum, Politik dan Ekonomi, Mizan,Jakarta.

Belling dan Totten, 1985, ModernisasiMasalah Model Pembangunan, YIIS& Rajawali, Jakarta.

Berger, P.L., 1995, Religion and Modernity, Jakarta Conference, Jakarta.

Berger, P.L & Hansfried Kellner, 1981,Sosioiogi Ditafsirkan Kembali; Eseitentang Metode dan Bidang Kerja,

• LP3ES, Jakarta.Belling Berger, P.L., 1982, Piramida

Kurban Manusia; Etika Politik Danr Perubahan Sosiai, LP3ES, Jakarta.

BPS, 1994, Beberapa CiriPemelukAgama. Di Indonesia 1990, BPS, Jakarta.

BPS, 1992, Penduduk indonesia HasilSensus 1990, Seri S2, BPS,BPSJakarta. •

BPS, 1994, Proyeksi Penduduk IndonesiaPer Kabupaten/ Kotamadya 1990-

' 2000, Jakarta.BPS, 1984, Beberapa CiriPemelukAgama

di Indonesia 1980, BPS, Jakarta. •Brant, W, 1980, Utara-Selatan, Leppenas,

. Jakarta.

UNISIA NO. 30fXVHIII1996

Page 13: Kemajuan masyarakat yang

Coward, Harold. 1989, Pluralisme;Tantangan bagi Agama-Agama,Kanisius, Yogyakarta.

Goldschelder, -0., 1985, Populasi,Modernisasi, dan Struktur Sosial,Bajawali, Jakarta.

Hadiwijono, H., 1980, SariSejarah FilsafatBarat I & //. Kanisius. Yogyakarta.

Haq, M., 1983, TIral Kemlsklnan;Tantangan-tantangan Untuk DuniaKetiga, Yayasan Obor Indonesia,Jakarta.

Hawking, S., 1994, Riwayat Sang Kaia;Darl Dentuman Besar hinggaLubang Hitam, Pustaka UtamaGrafiti, Jakarta..

, 1995, Black Holes And BabyUniverses; Lubang Hitam Dan JagatBayi; dan Esel-esei Lain, Gramedia,Jakarta.

Hardiman, F.B., 1990, Kritik Ideologi,Kanisius, Yogyakarta.

, 1993, Menuju MasyarakatKomunikatif; ilmu, Masyarakat,Poiitik & Postmodernisme Menurut

Jargon Habermas, Kanisius,Yogyakarta.

Huntington, S.P., 1993, BenturanKebudayaan ?, A! Jami'ah No. 53Th 1993, Jurnal Ilmu

Pengetahuan Agama Islam, IAIN SunanKalijaga, Yogyakarta.

Huntington, S.P., 1995, GelombangDemokratisasI Ketiga, PustakaUtama Grafiti, Jakarta.

Izutsu, T., 1994, Konsep Kepercayaandalam Teologi Islam; AnalisisSemantik Iman dan Islam, TiaraWacana, Yogyakarta.

Izutsu, T., 1993, Konsep-Konsep EtikaReligius dalam Qur'an, TiaraWacana, Yogyakarta.

Kattsoff, L.O., 1986, Pengantar Filsafat,Tiara Wacana, Yogyakarta.

Kennedy, P., 1995, Menyiapkan DiriMenghadapi Abad Ke-21, YayasanObor Indonesia, Jakarta.

Kuhn, T.S., 1989, Peran Paradigma DalamRevolusi Sains, Remadja Karya,

UNISIA NO. 30IXVIIIII1996

Topik : Spiritimliniiri Ijn^nmgta^AbiiuiMuiarMulUiaH

Bandung.Kuntowijoyo, 1995, "Muhammadlyah

sebagai Gerakan Kebudayaan"dalam Ma'ruf WS, A. &

Zulfan Heri, Muhammadiyah DanPemberdayaan Rakyat, PustakaPelajar, Yogyakarta.

, 1995, "Kebudayaan, MasyarakatIndustri Lanjut, Dan Dakwah" dalamPP Muhammadiyah, MateriMuktamar Muhammadiyah ke-43,Yogyakarta.

Latif, Y, & Subandy Ibrahim, 1994,"Kekerasan" Spiritual DalamMasyarakat Pasca-Modern" dalamUlumulQur'anHo. 3, Vol VTh 1994,him 72-83, Jakarta.

Leahy, L., 1984, Manusia Sebuah Misteri,Gramedia, Jakarta.

Long, N., 1987, Sosiologi PembangunanPedesaan, Bina Aksara, Jakarta.

Madjid, N., 1995, Islam, AgamaKemanusiaan, Paramadina, Jakarta.

Magnis, F.v., 1979, Etika Umum, Kanisius,Yogyakarta.

Mulkhan, A.M., 1994, ParadigmaIntelektual Muslim; PengantarFilsafat Pendidikan Islam danDakwah, cet 2, Sipress, Yogyakarta.

, 1995, Teologi. Kebudayaan danDemokrasi Modernitas, PustakaPelajar, Yogyakarta.., 1995, "Islam dan KebudayaanKritls" dalam Kompas, 10 Oktober1995, him 4-5.

Mulkhan, A.M., 1995, "Gagasan TauhidSosial dan Agenda PublikKeagamaan", Kedaulatan Rakyat,23 Nopember 1995, him 4.

Mutahhari, M., 1986, Masyarakat DanSejarah; Kritik Islam atas Marxismsdan Teori Lainnya, Mizan, Bandung.

Nabi, M.b., 1994, Membangun Dunia BaruIslam, Mizan, Jakarta.

Naisbitt, J., 1994, Global Paradox,Binampa Aksara, Jakarta.

Naisbitt J., & Patricia Aburdene, 1990,Sepuluh Arah Baru untuk Tahun

47

Page 14: Kemajuan masyarakat yang

Topik : Spintualisasi lingkungan-^Ab(iWA/un(>MuUA<in

1990-an; Megatrends 2000,Binampa Aksara, Jakarta.

Sardar, Z., 1992, Rekayasa Masa DepanPeradaban Muslim, MIzan,Bandung.

Sardar, Z., 1989, Sains, Teknologi DanPembangunan Di Dunia Islam,Pustaka, Bandung.

Schumacher, E.F., 1985, Kecil Itu Indah,LP3ES, Jakarta.

, 1981, Keluar Dari Kemeluit,LP3ES, Jakarta.

Soedjatmoko (dkk), 1986, Masalah SosialBudaya Tahun 2000, Tiara Wacana,Yogyakarta.

SyariatI, All, 1990, Ideologi KaumIntelektual; Suatu Warisan Islam,MIzan, Jakarta.

48

UsmaOi W., 1995, "Mengapa 'HarapanRasionar Penting ?", Kompas, 17Oktober 1995, him 13.

Ward, B. & Rene Dutos, 1974, HanyaSatuBumi, Gramedia, Jakarta.

Wlbisono, K, 1983, Art/ PerkembanganMenurut Filsafat PositivismsAugusts Comts, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Zen, M.T. (ed), 1981, Sains, Teknologi DanHari Depan Manusia, .Gramedia,Jakarta.

Kompas, 28-31 Agustus 1995.Kompas, 1995, Laporan Seminar FE-UGM

tentang Strategi PembangunanEkonomidan Bisnis, 23-26 Oktober1995.

Prisma, No. 6. Th. XIII, 1994.

UNISIA NO. 30/XVim/1996