145
NILAI SPIRITUAL PADA PERAYAAN SINTREN DI DESA CIKENDUNG PEMALANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh: Syifaul Khusna NIM: 11150321000066 PROGRAM STUDI STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

NILAI SPIRITUAL PADA PERAYAAN SINTREN

DI DESA CIKENDUNG PEMALANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Syifaul Khusna

NIM: 11150321000066

PROGRAM STUDI STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Syifaul Khusna

NIM : 1115032100006

Fakultas : Ushuluddin

Jurusan/Prodi : Studi Agama-agama

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul NILAI SPIRITUAL

PADA PERAYAAN SINTREN DI DESA CIKENDUNG PEMALANG adalah

benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tidakan plagiat dalam

penyusunannya. Adapun kutipan dalam penyusunan karya ini telah saya

cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses

yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata

skripsi ini sebagian atau keseluruhan akan merupakan plagiat dari karya orang

lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Ciputat, 15 September 2019

Syifaul Khusna

1115032100006

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

iii

NILAI SPIRITUAL PADA PERAYAAN SINTREN

DI DESA CIKENDUNG PEMALANG

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.AG)

Oleh:

Syifaul khusna

NIM: 11150321000066

Di bawah bimbingan:

Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer

NIP: 19510304 198203 1 003

PROGRAM STRATA SATU (S1) STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “NILAI SPIRITUAL PADA PERAYAAN SINTREN DI

DESA CIKENDUNG PEMALANG” telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 September 2019

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Agama (S. Ag) pada program Studi Agama-Agama.

Jakarta, 24 September 2019

Ketua Merangkap Anggota,

Syaiful Azmi, MA

NIP. 19710310 199703 1 005

Sekretaris Merangkap Anggota,

Lisfa Sentosa Aisyah, MA

NIP. 19750506200501 2 003

Anggota

Penguji I

Dra. H. Hermawati, MA

NIP. 19541226 198603 2 002

Penguji II

Siti Nadroh, MA

NIP. 9920112687

Pembimbing,

Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer

NIP: 19510304 198203 1 003

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

v

ABSTRAK

Syifaul Khusna. 2019. Nilai Spiritual Pada Perayaan Sintren di Desa Cikendung

Pulosari Pemalang. Prodi Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang

terletak di sentral wisata pegunungan. Desa ini merupakan masyarakat yang

mayoritas menganut agama Islam. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat

menjalankan syariat Islam sesuai dengan sumber pokok ajaran Islam. Namun,

beberapa kalangan senantiasa melaksanakan tradisi peninggalan nenek moyang

setempat yang mengandung unsur kepercayaan sebelumnya. Salah satu tradisi

yang masih dilakukan adalah ritual perayaan Sintren. Kepercayaan Animisme dan

dinamisme pada saat ritual pelaksanaan sangat mempengaruhi keberlangsungan

perayaan sintren, dengan mempercayai bahwa roh bidadri akan masuk ke dalam

tubuh sintren yang masih suci. Sintren mengalami trance (Kesurupan) saat

pawang membacakan mantra. Prosesi mbalangan (melempar koin) adalah bentuk

saweran/memberi apresiasi terhadap tarian sang sintren, dengan harapan

keinginannya dapat terkabul. Saat koin saweran tersebut mengenai tubuh sang

sintren seketika koin tersebut berbau wangi dan saat itu juga sintren pingsan,

kemudian pawang membacakan mantra kembali. Sintren sadar kemudian menari

dengan gaya tarian yang berbeda menandakan bahwa roh bidadari telah berganti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan

(field research) yang didukung oleh studi kepustakaan (library research) dengan

pendekatan kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian

adalah pendekatan antropologi yaitu menggunakan teori animisme tentang

primitife culture bagaimana saat ritual pelaksanaan sintren seseorang menyadari

akan adanya roh/jiwa yang berkeliaran selain manusia itu sendiri. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara,

dan dokumentasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan oleh penulis

adalah teknik deskriptif.

Hasil penelitian yang penulis dapatkan adalah dalam pelaksanaan Sintren yang

dalam ritualnya memanggil roh bidadari untuk masuk ke dalam diri sang Sintren

terdapat beberapa hal yang menimbulkan perbedaan pendapat antar kalangan

masyarakat tertentu. Namun, perbedaan tersebut tidak menjadi suatu pertentangan.

Masyarakat menyadari bahwa hal tersebut hanya sebagai kekayaan tradisi dan

ekspresi kepercayaan saja. Selain itu, perayaan Sintren juga mengandung

beberapa nilai spiritual yang dianggap mampu memberikan manfaat terhadap

seseorang yang meyakini proses mbalang/saweran tersebut akan terkabul melalui

perantara roh bidadri yang masuk kedalam diri sang sintren. Dengan demikian,

beberapa kalangan yang memiliki perbedaan dalam menyikapi pelaksanaan

perayaan Sintren masih bisa menerima dan menghargai adanya pelaksanaan

tradisi tersebut.

Kata Kunci: Sintren, Spiritual, Tradisi

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan

kesempurnaan akal pikiran kepada manusia. Shalawat dan salam senantiasa

tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, para

sahabat, dan para pengikutnya dari awal hingga akhir zaman. Semoga kelak

mendapatkan syafa‟atnya. Amin

Tiada kata yang dapat penulis haturkan selain ucapan syukur yang amat

besar kepada Allah SWT. atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis

mampu menyelesaikan tanggung jawab kepada kedua orang tua serta terhadap diri

sendiri penulis dengan skripsi ini. Penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Nilai Spiritual Pada Perayaan Sintren di Desa Cikendung Pemalang”

dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama

(S.Ag) di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak mungkin

dapat selesai tanpa dukungan dari berbagai pihak. Sudah sepatutnya penulis

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua

pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini. Dari lubuk hati yang

paling dalam, penulis ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

vii

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA.,

selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

periode 2019-2023.

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA., selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

beserta jajarannya.

3. Bapak Syaiful Azmi, MA., selaku Ketua Prodi Studi Agama-

agama, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak masukan yang

sangat bermakna. Selain itu juga yang telah meluangkan waktunya

sebagai penguji Komprehensif dalam penulisan skripsi penulis.

4. Ibu Lisfa Sentosa Aisyah, MA., selaku Sekretaris Jurusan Prodi

Studi Agama-agama yang telah mengarahkan penulis dalam

penyusunan skripsi dari mulai proposal hingga skripsi selesai.

5. Bapak Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer, selaku pembimbing skripsi

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk saya.

6. Ibu Dra. H. Hermawati, MA., selaku penguji I dalam sidang skripsi

saya.

7. Ibu Siti Nadroh, MA., selaku penguji II dalam sidang skripsi saya.

8. Segenap Dosen Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen Studi Agama-agama

dan dosen pengampu mata kuliah yang bersinggungan dengan

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

viii

penulis secara langsung dari mulai semester satu sampai delapan

yang telah berkenan membagi ilmunya dengan sepenuh hati kepada

penulis.

9. Segenap staf perpustakaan, baik Perpustakaan Umum maupun

Perpustakaan Fakultas yang menyediakan berbagai referensi yang

dibutuhkan penulis.

10. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin yang telah

berkenan membantu penulis dalam mengurus hal pengadaan surat,

perihal beasiswa BLU yang penulis dapatkan hingga akhir

semester 8, serta telah menyediakan sarana dan prasarana yang

membuat penulis nyaman dalam proses belajar di kelas.

11. Segenap masyarakat Desa Cikendung yang telah menyediakan

tempat dan waktu untuk penulis dalam melakukan penelitian.

Bapak Kepala Desa Cikendung yang telah memberikan izin secara

penuh kepada penulis untuk melakukan penelitian dan

pengambilan data. Bapak Kasie Pemerintahan Desa yang telah

memberikan data mengenai Desa Cikendung. Bapak BPD

Cikendung yang telah berkenan memberikan informasi seputar

desa. Ketua Pokdarwis yang telah menjelaskan runtut mengenai

lika liku Desa Cikendung serta penggiat Sintren dari mulai pawang,

penabuh hingga penari yang telah membarikan banyak informasi

tentang ritual pelaksanaan Sintren.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

ix

12. Bapak Drs. Koestoro selaku Budayawan Kabupaten Pemalang,

yang telah menuangkan segala pengetahuan sangat bermanfaat

untuk penulis.

13. Kedua orang tua tercinta, Bapak Casmari dan Ibu Nur Jannah yang

telah mencurahkan segala kasih sayangnya dalam bentuk apapun

yang semoga suatu saat dapat terbalaskan. Semoga kedua orang tua

senantiasa diberi kesehatan dan selalu dalam lindungan-Nya.

Teruntuk adik-adikku tersayang, Dwi Utami, Dina Sakinah, Riza

Kamilah, Safina Nur Habibah. Muhammad Faiz Abdul Muiz dan

Istiana Khoerun Najjah yang menjadi motivasi penulis untuk terus

berjuang supaya kelak dapat menjadi panutan terbaik untuk mereka.

14. Sahabat-sahabat penulis Ikhwatun Muamalah, Nadya Q. A,

Rozatul Husna, Prameswary Allysa Kyrana, Ade Ulfatun Najah,

Zulfal Muna, Khusnul Khotimah yang seringkali menjadi tempat

berkeluh kesah dan selalu memberikan dorongan, motivasi, dan

doa yang sangat bermanfaat bagi penulis serta menemani penulis

dalam mengerjakan dan mencari Refrensi data.

15. Teman seperantauan yang terbentuk dalam organisasi primordial

Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang Jakarta (IMPP-J) yang

seringkali membantu mengurangi rasa rindu terhadap kampung

halaman dan yang saling menguatkan untuk hidup jauh dari

keluarga.

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

x

16. Sahabat Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Pandega, Salam

Pramuka. Yang tergabung dalam keluarga pangkalan pramuka

Nyimas Ganda Sari- Raden Fatahillah 07-075/07-076 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya teman angkatan BATU (Barisan

Bersatu).

17. Sahabat Remaja Masjid yang tergabung dalam IRMAFA (Ikatan

Remaja Masjid Fathullah), khususnya teman seangkata REMATA

RUSH, sopyan sebagai ketua Irmafa sekaligus sahabat yang selalu

ada untuk penulis.

18. Teman seperjuangan meraih gelar sarjana, Studi Agama-Agama

angkatan 2014 yang telah mengajarkan banyak hal kepada penulis.

Terutama untuk kelas B (Firman Hidayat, khidzmatul Hadi, Syarif

Al „azizi, Aris Sunandar, Muhammad Sholeh dan lainnya) yang

telah memberikan banyak warna selama 4 tahun bersama. Bertemu

dengan kalian merupakan anugerah yang tak mungkin penulis

dapatkan di tempat lain.

19. Seorang tersabar dalam memberikan kasih dan Suportnya Faur

Rasid. Terima kasih telah menjadi segala sosok untuk penulis,

sebagai kakak, sahabat, teman, kekasih hingga Suami. Terimakasih

untuk keberadaannya yang tak kenal lelah dari mulai observasi

penelitian, penyusunan hingga skripsi selesai.

20. Terlalu banyak pihak yang berpengaruh bagi penulis yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Tanpa mengurangi rasa

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

xi

hormat, penulis ucapkan ribuan terima kasih atas segala dukungan,

baik dalam bentuk dorongan, motivasi, dan doa sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Akhir kata, semoga Allah SWT. membalas segala kebaikan kepada semua

pihak yang membantu, menemani, dan mendukung penulis dalam menjalani

proses perkuliahan hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan karya

selanjutnya. Besar harapan dari penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat secara umum bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.

Jakarta, September 2019

Penulis,

Syifaul khusna

NIM 11150321000066

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i

Surat Pernyataan Keaslian ...................................................................................... ii

Persetujuan Pembimbing Skripsi ........................................................................... iii

Pengesahan Ujian Skripsi ...................................................................................... iv

Abstrak .................................................................................................................... v

Kata Pengantar ....................................................................................................... vi

Daftar Isi ............................................................................................................... xii

Daftar Tabel ......................................................................................................... xiv

Daftar Lampiran .................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ......................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 9

F. Metodologi Penelitian ............................................................................ 13

G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 19

BAB II GAMBARAN UMUM DESA CIKENDUNG PEMALANG ............. 21

A. Sejarah Desa Cikendung Pemalang ....................................................... 21

B. Kondisi Geografis dan Demografi Desa Cikendung Pemalang ............. 24

C. Kondisi Ekonomi Desa Cikendung Pemalang…………………………30

D. Kondisi Sosial dan Budaya Desa Cikendung Pemalang……………….34

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

xiii

E. Kondisi Keagamaan Desa Cikendung Pemalang……………………...40

F. Kondisi Pendidikan Desa Cikedung Pemalang………………………..42

BAB III PROSES RITUAL PERAYAAN SINTREN DI DESA

CIKENDUNG PEMALANG………..……………………………………. …..46

A. Perkembangan Perayaan Sintren………………………………………46

B. Perlengkapan Ritual Sintren…………………………………………...49

C. Prosesi Ritual Sintren ………………………………………………...52

1. Tahap Pra Pertunjukan/Persiapan……………………………….53

2. Tahap Pertunjukan/Pelaksanaan………………………………...57

D. Sintren dan Masyarakat Desa Cikendung……………………………..62

BAB IV SINTREN DAN NILAI SPIRITUAL ………………………….......64

A. Sintren dan Kepercayaan……………………………………………...64

B. Nilai Spiritual pada Perayaan Sintren………………………………....64

C. Sintren pada Masa Hindu dan Budha…………………………………72

D. Sintren pada Masa Penyebaran Agama Islam………………………...73

BAB V PENUTUP……………………………………………………………..75

A. Kesimpulan…………………………………………………………...75

B. Saran……………………………………………………………….....76

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………78

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………82

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 25

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ................................................ 26

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ..................................................... 26

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............................... 27

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan .......................................... 28

Tabel 2.6 Sarana Perekonomian Desa Cikendung ................................................ 32

Tabel 2.7 Data Potensi Wisata .............................................................................. 36

Tabel 2.8 Data Sarana Sosial dan Budaya ............................................................ 39

Tabel 2.9 Data Prasarana Sosial dan Budaya ........................................................ 40

Tabel 2.1 Data Sarana Keagamaan Desa Cikendung ............................................ 41

Tabel 2.11 Sarana Pendidikan Formal Desa Cikendung ...................................... 43

Tabel 2.12 Sarana Pendidikan Non Formal Desa Cikendung ............................... 43

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Izin Penelitian ............................................................... 82

Lampiran II : Surat Keterangan Penelitian ................................................... 83

Lampiran IX : Pedoman Wawancara ............................................................. 84

Lampiran X : Pernyataan Informan .............................................................. 86

Lampiran XI : Hasil Wawancara .................................................................... 95

Lampiran XVI : Dokumentasi Penelitian ........................................................ 122

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kekayaan seni di Indonesia sangatlah melimpah. Beragam seni

keterampilan yang diciptakan oleh manusia baik visual, audio maupun

pertunjukan mengungkapkan imajinasi, gagasan dan proses pembuatannya. Seni

tersebut bertujuan untuk dihargai keindahannya atau kekuatan emosinya. Seni di

Indonesia tidak luput dari budaya dan keanekaragaman nilai didalamnya. Seni

merupakan ciptaan yang dapat menimbulkan rasa indah bagi orang yang melihat,

mendengar atau merasakannya.1

Indonesia terdiri dari pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke sehingga

memiliki banyak suku bangsa dan banyak perbedaan di setiap daerahnya. Tidak

hanya macam budayanya saja, akan tetapi makna dalam satu kesenianpun

menjadikan antar daerah berbeda. Menurut Dr. AJ Barnet Kempers, seorang

Arkeolog Belanda dalam bukunya Ancient Indonesia Art mengatakan bahwa

memiliki bakat kodrati dalam bidang seni dan kerajinan merupakan ciri khas

bangsa Indonesia.2

Sintren merupakan kebudayaan seni tari tradisional yang terkenal di daerah

Jawa Barat dan Jawa Tengah dari mulai Cirebon, Majalengka, Jatibarang,

Kuningan, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, hingga Kendal.

Kesenian Sintren dinilai oleh kebanyakan orang sebagai tarian yang mistis serta

1 Diakses dari https;//kbbi.web.id/karya.html pada tanggal 21 Januari 2019 17.27 WIB.

2Moehkardi, Sendratari Ramayana Prambanan Seni dan Sejarahnnya (Jakarta: KPG

Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan PT. Taman Wisata Candi Borobudur,

Prambanan dan Ratu Boko, 2011), hal. 31.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

2

melibatkan beberapa sesajian.3 Sintren merupakan wujud kebudayaan berupa

kesenian tari, wujud kebudayaan tersebut dinilai sangat konkrit, sebab dapat

dilihat, ditampilkan dan didokumentasikan.4

Sintren di Cikendung merupakan Sintren yang tergolong langka, pemain

Sintren tidak hanya diperankan oleh perempuan saja akan tetapi juga diperankan

oleh pemain laki-laki yang disebut dengan “lais” atau Sintren lanang. Dahulu

pelaku Sintren adalah orang-orang Animisme dan Dinamisme dengan beberapa

ritual sesembahan lainnya, namun seiring berjalannya waktu Sintren ini

dilanjutkan oleh orang-orang Islam.5

Sintren dipandang oleh sebagian masyarakat di Cikendung memiliki unsur

keyakinan tertentu seperti ajang mencari jodoh, mengharap turunnya hujan, dan

juga menukar informasi perantara alam ghaib. Mbalang (bahasa jawa) diartikan

melempar, saat penari Sintren yang sedang menari maka dari arah penonton ada

yang melempar koin, kemudian penari akan jatuh dan pingsan. Hal tersebut

menandakan bahwa Sintren sudah berada di antara alam nyata dan alam gaib,

sambil pawang membacakan beberapa mantra tertentu, kedua tangan Sintren

diasapi dengan kemenyan dan diteruskan dengan mengusapkan wajah penari

Sintren, tujuannya adalah agar roh bidadari datang, Sintren kemudian sadar dan

Sintren kembali menari.6

Pawang Sintren melakukan beberapa tirakat atau amalan-amalan agar

mantra yang dibacakan nantinya mampu memanggil roh bidadari. Amalan

3Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah, (Jakarta: Perpustakaan

Republik Indonesia,2012), hal.15. 4Lutfi Deska A, Kesenian Sintren Sebagai Kearifan Lokal Jurnal Penelitian Humaniora,

vol. 21 No. 1 (April 2016) hal. 57-72. 5Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, Pimpinan Sanggar Sintren Desa Cikendung, 11

Desember 2018. 6Wawancara Pribadi dengan Bapak Koestoro, Budayawan Kabupaten Pemalang (kesenian,

sejarah, dan aliran kepercayaan), 9 September 2018.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

3

tersebut adalah puasa selama beberapa hari menurut perhitungan Jawa. Pelaku

Sintren juga melaksanakan hal yang sama. Puasa dimaksudkan agar orang

tersebut suci dan bersih dari segala hal tentang keduniawian. Selama puasa

dilaksanakan seorang pawang Sintren memanjatkan doa dan mantra dalam bahasa

Jawa. Selain itu juga seorang pawang Sintren merupakan titisan dari turun

temurun leluhurnya, dikarenakan untuk menjaga nilai tradisi dan budaya aslinya.7

Namun, untuk menjadi penabuh gamelan tidak harus melakukan ritual

khusus cukup mampu memainkan dengan baik dan benar. Semua yang

berhubungan saat pementasan Sintren ada pada kendali sang pawang, yang

terpenting hanya permainan tabuh selaras dengan lagu dan layak untuk dinikmati.

Penabuh gendang atau gamelan sudah terlatih serta hafal beberapa lagu yang pasti

dimainkan saat ritual perayaan Sintren. Dalam seminggu setidaknya dua kali

berlatih, khususnya beberapa minggu sebelum pementasan.8

Menghadapi era modernitas ini, kebanyakan penggerak dari kemajuan

bangsa Indonesia adalah generasi muda, namun sedikit dari generasi tersebut yang

mengetahui bagaimana Sintren dan perkembangannya. Kesenian Sintren yang

dilaksanakan dalam bentuk perayaan tertentu dipandang sebagai bagian terkecil

dari suatu pengetahuan. Namun, Sintren merupakan seni yang mampu mendobrak

kemajuan suatu daerah lantaran ciri khas dan dianggap mampu mewakili

keindentikan suatu daerah. Oleh sebab itu, penulisan tentang Sintren yang

berkaitan dengan beberapa aspek spiritual saat perayaan dianggap perlu lantaran

gerak tarian serta lirik atau syair yang mempengaruhi kemistisan tersebut. Dalam

7Wawancara Pribadi dengan Bapak Kartono, Pawang Sintren Desa Cikendung, 7

September 2018. 8Wawancara Pribadi dengan Ahmad, Penabuh Gendang dan Gamelan Sintren Desa

Cikendung, 11 Desember 2018.

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

4

hal inilah Sintren menjadi salah satu perwujudkan bagaimana memperlihatkan

kekayaan bangsa Indonesia perantara budaya dari suatu daerah, khususnya

Pemalang.9

Ditinjau dari segi koreografinya, sintren merupakan tarian rakyat yang

sakral dan telah ada sejak zaman masyarakat primitif dan terus berkembang

hingga sekarang. Tarian sintren tidak memperhatikan bentuk lekuk tubuh karena

tarian ini mengutamakan keyakinan atas apa yang ada dibalik tarian tersebut, hal

ini lantaran pertunjukan tarian sintren dipergunakan sebagai sarana ritual

permohonan.10

Konon sejarah Sintren berawal dari kisah Raden Sulandono putra dari Ki

Bahurekso seorang bupati Mataram, istrinya bernama Dewi Rantamsari dijuluki

sebagai Dewi Lanjar. Raden Sulandono mencintai seorang putri dari desa

Kalisalak yang bernama Sulasih dan berniat untuk menikahinya, namun hal itu

ditentang oleh Ki Bahurekso. Raden Sulandono diperintahkan oleh ibunya untuk

bertapa dengan diberikannya sehelai sapu tangan (sebagai sarana kelak untuk

bertemu Sulasih jika suatu hari bertemu) kemudian Sulasih diperintahkan untuk

menjadi penari ketika pertunjukan rakyat, sebagai syarat untuk bertemu dengan

Raden Sulandono.11

Tepat pada saat bulan purnama, ketika diadakannya upacara bersih desa dan

berbagai pertunjukan pesta rakyat pada saat itulah Sulasih menari sebagai bagian

dari pertunjukan. Setelah menyelesaikan pertapaannya, pada malam tersebut

Raden Sulandono turut serta menyaksikan Sulasih yang sedang menari, saat itulah

9Wawancara Pribadi dengan Bapak Deni Suseno, Ketua BPD Desa Cikendung, 11

Desember 2018. 10

Moehkardi, Sendratari Ramayana Prambanan Seni dan Sejarahnya, hal. 32. 11

Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah (Jakarta: Perpustakaan

Republik Indonesia,2012), hal.17.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

5

Sulasih kemasukan kekuatan spiritual dari Dewi Rantamsari sehingga

menimbulkan trace atau kerasukan roh halus kesurupan yang disebut dengan

Sintren. Pada saat bersamaan Raden Sulandono melemparkan sapu tangan yang

diberikan oleh ibunya, disebut dengan balangan hal tersebut adalah ilmu yang

didapat oleh Sulandono melalui proses pertapaan. Raden Sulandono membawa

Sulasih kabur, keduanya mewujudkan cita-citanya untuk bersatu dan mewujudkan

mahligai perkawinan.12

Sintren di desa Cikendung, tak lepas dari sejarah tersebut, hanya saja

beberapa hal sudah dimodifikasi menyesuaikan lingkungan masyarakat. Beberapa

hal yang menarik dari Sintren yang ada di Cikendung adalah pertama, keunikan

tari Sintren sebagai warisan turun temurun yang memiliki unsur keyakinan.

Kedua atraksi yang dilakukan oleh pemain Sintren ketika mendengar instrumen

musik dapat berdandan dalam kondisi diikat dalam keadaan petang. Ketiga

penonton boleh melempari suatu barang yang disisipi uang saat pertunjukan dan

setelah itu barang tersebut akan dikembalikan dalam kondisi wangi.13

Arti kata spiritual, berasal dari kata spirit yang berarti roh atau jiwa.

Pengertian spiritual adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kejiwaan,

rohani atau batin. Batin merupakan sesuatu yang tak kelihatan yang terletak di

dalam hati. Pada intinya spiritual adalah sesuatu yang menyangkut jiwa, ruh yang

berada dalam diri manusia yang mencoba menekankan makna dalam setiap

kegiatan yang dilakukan. Spiritual memberi arti atau makna dalam segala

tindakannya, dengan tindakan tersebut yang berdasarkan spiritual maka individu

12

Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah, hal.18 13

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, Pimpinan Sanggar Sintren Desa Cikendung, 11

Desember 2018.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

6

atau kelompok akan merasa lebih berarti dalam hidupnya.14

Dalam pembahasan tentang Sintren di desa Cikendung, sebagaimana

perkembangan Sintren dari masa ke masa hingga sekarang, pelaksanaan tarian

tersebut tetap mempertahankan nilai spiritual dan keindahan tarian dengan

semestinya tanpa mengurangi hakikat dari tujuan dan kegunaan Sintren yang

sebenarnya. Proses sebelum menjadi Sintren, calon sintren tersebut harus belum

haid dan benar-benar suci hatinya, tanpa terselimuti urusan keduniawian sehingga

tirakat-tirakat dilaksanakan guna mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.15

Di berbagai daerah terdapat perubahan makna Sintren lantaran minat

pengunjung. Sintren yang semestinya memiliki unsur magis dan budaya gaib yang

dimainkan oleh gadis lugu nan suci tidak lagi diutamakan, semua penari manapun

bebas melakukannya asalkan memiliki penonton yang banyak. Penari Sintren

yang semula wajib melaksanakan puasa sebelum melaksanakan pementasan serta

belum pernah tersentuh oleh lawan jenis bisa ditawar tanpa melaksanakan hal

tersebut, sehingga pertunjukan memiliki kesan hambar tanpa mengandung pesan

moral.16

Sebagaimana pertahanan pelestarian budaya tarian Sintren yang ada di desa

Cikendung, masyarakat turut serta mengapresiasi perayaan budaya lokal yang

dilaksanakan oleh pemerintah Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang. Salah

satu pelestarian tersebut yaitu paska perayaan Festival Wong Gunung (FWG)

yang bertempat di Pulosari sebagai pusat strategis pegunungan yang menjadi

sentral budaya wisata. Tarian Sintren di mainkan dengan penuh antusias warga

14

Ratna pujiastuti, Research Methods And Organizational Studies, Jurnal Penelitian ,vol.

01, hal. 367-371, Februari 2014. 15

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, Pimpinan Sanggar Sintren Desa Cikendung, 11

Desember 2018. 16

Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah, hal.48.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

7

sebagai bentuk rasa syukur daerah pegunungan yang berisi limpahan hasil bumi.

Tujuan diadakannya FWG sendiri adalah untuk mengangkat dan mengeksplor

potensi budaya dan wisata yang ada di pelosok pegunungan Pemalang serta

keunikannya .17

Keberadaan seni Sintren tetap eksis karena adanya pelaku seni

Sintren sebagai sebuah pengabdian untuk mewariskan budaya nenek moyang atau

mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal yang tersimpan didalamnya.18

Jika menekankan pada pembahasan Sintren lebih jauh, maka banyak sekali

beberapa aspek nilai Sintren yang akan diperoleh. Oleh sebab itu, permasalahan

khusus yang akan diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana sebenarnya nilai

spiritual yang terkandung pada perayaan Sintren dengan melihat bagaimana

gambaran umum perayaan Sintren dilaksanakan, sehingga permasalahan yang

diangkat tidak melebar jauh, dan fokus ke dalam pembahasan yang sebenarnya

ingin penulis sampaikan. Maka dari itu perlu adanya penelitian skripsi yang

berjudul “Nilai Spiritual pada Perayaan Sintren di Desa Cikendung Pemalang”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis membatasi penelitian ini

terfokus kepada Nilai Spiritual pada Perayaan Sintren saja. Dalam pembatasan

masalah tersebut membentuk suatu pertanyaan yang dijadikan rumusan masalah

dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimana nilai spiritual yang terkandung pada

perayaan Sintren?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian di atas memiliki

17

Mamdukh Adi Priyanto, Pemalang gelar Festival Wong Gunung di Lereng Gunung

Slamet (Laporan wartawan tribun jateng), Rabu, 22 November 2017. 18

Puji Dwi Darmoko, Kesenian Sintren dalam Tarikan Tradisi dan Modernitas, Jurnal

Ilmiah Madaniah, vol. 4 no.1, Januari 2014.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

8

tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apa saja unsur nilai spiritual pada

perayaan sintren yang sebenarnya.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka

penelitian ini memiliki manfaat antara lain:

1. Manfaat Akademis

a. Penelitian ini sebagai sumber informasi khususnya bagi calon

sarjana jurusan Studi Agama-agama yang dituntut memiliki sikap

arif dan bijaksana terhadap berbagai perbedaan budaya lokal yang

erat kaitannya denga nilai spiritual yang ada.

b. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan guna

memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1) Agama pada Jurusan Studi

Agama – Agama Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dilakukan untuk memberi manfaat kepada warga

Pemalang yang bersinggungan langsung dengan tarian sintren, khususnya

bagi para komunitas penggiat sanggar sintren maupun kesenian yang

berkaitan dengan hal tersebut, khususnya kepada masyarakat Desa

Cikendung dan Para Pemudanya. Selain itu juga untuk memberikan

manfaat kepada para pembaca dalam menambah pengetahuan mengenai

sintren dan apa saja aspek spiritual yang ada di Desa Cikendung

Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

9

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai Nilai Spiritual pada Perayaan Sintren di Desa

Cikendung Pemalang belum pernah diteliti dalam penelitian sebelumnya. Namun

penulis akan membahas beberapa penelitian yang berhubungan dengan judul

penelitian skripsi ini.

Pertama, karya dalam bentuk buku yang ditulis oleh Laila Nur Hayati dan

Rukoyah yang berjudul Kesenian Sintren di Jawa Tengah. Buku ini berfokus pada

perkembangan tarian Sintren yang ada di Jawa Tengah dimulai dari Cirebon

hingga Kendal. Dalam penjelasannya mengenai perkembangan Sintren dari masa

ke masa hingga saat ini, Sintren mengalami banyak perubahan baik dari segi

pelaksanaan maupun maknanya. Kedua penulis berpendapat bahwa semestinya

kesenian Sintren dilestarikan sesuai dengan tujuan nenek moyang terdahulu, yang

mana memiliki kesakralan dalam pelaksanaannya. Modernisme mengubah

pemikiran masyarakat terhadap Sintren sebagai hiburan semata, tanpa mengetahui

bagaimana Sintren yang terdahulu diperankan. Khususnya Sintren di Pemalang,

semula sebagai sarana untuk mendekatkan diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

namun seiring berkembangnya waktu difungsikan sebagai media untuk meminta

sesuatu melalui roh bidadari.19

Kedua, karya dalam bentuk Jurnal yang ditulis oleh Puji Dwi Darmoko

yang berjudul Kesenian Sintren dalam Tarikan Tradisi dan Modernitas dari Puji

Dwi Jurnal Ilmiah Madaniah yang diedarkan di Pemalang. Jurnal ini sebagai

pelengkap dan penguat pembahasan Sintren yang penulis bahas karena

19

Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah, Perpustakaan Republik

Indonesia, 2012.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

10

menggambarkan bagaimana Sintren paska pelaksanaan, namun kajian jurnal

tersebut hanya mengfokuskan bagaimana tradisi Sintren dimainkan oleh

masyarakat pegunungan khususnya di Pemalang, tanpa menjelaskan lebih detail

bagaimana unsur spiritual yang ada pada perayaan Sintren yang ada di Pemalang.

Dalam pelaksanaannya Sintren mengalami pola pikir religiuitas masyarakat desa

Cikendung. Jurnal ini menjelaskan bahwa masyarakat Cikendung

mempertahankan nilai spiritual yang ada.20

Ketiga, karya dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Khomsatun yang

berjudul Makna Simbolik Seni Pertunjukan Tari Tradisional Sintren dari jurusan

Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2016. Skripsi ini berkaitan dengan perkembangan kesenian Sintren. Namun

yang menjadikan berbeda adalah skripsi ini hanya mengambil segi makna

simboliknya saja tanpa membahas Nilai Spiritual seperti yang ada di dalam skripsi

yang penulis tulis.21

Keempat, karya dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Puji Dianti yang

berjudul Istilah-Istilah dalam Kesenian Sintren di Desa Cikendung Pulosari,

Pemalang (Kajian Etnoquistik) dari jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Universitas Sebelas Maret (USM) Solo tahun 2018. Skripsi ini memuat

pembahasan Sintren yang mengacu pada nilai-nilai tarian yang ada, hanya saja

skripsi ini memilih fokus kajian etnokuistik sedangkan skripsi yang penulis

sampaikan tentang fokus kajian antropologi.22

20

Puji Dwi Darmoko, Kesenian Sintren dalam Tarikan Tradisi dan Modernitas, Jurnal

Ilmiah Madaniah, vol. 4 no.1, Januari 2014. 21

Khomsatun,Makna Simbolik Seni Pertunjukan Tari Tradisional Sintren (Skripsi S1

Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). 22

Puji Dianti, Istilah-Istilah dalam Kesenian Sintren di Desa Cikendung Pulosari,

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

11

Kelima, karya dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Jati Sekar Pinilih yang

berjudul Makna Simbolis Pertunjukan Sintren di Desa Surajaya Kecamatan

Pemalang, Kabupaten Pemalang dari jurusan Pendidikan Seni Tari Universtas

Negeri Semarang (UNNES) tahun 2012. Skripsi ini membahas makna simbolis

tariannya, tanpa membahas unsur nilai mistis pada saat ritual perayaannya.

Penulisan tentang skripsi yang berjudul makna simbolis dalam pertunjukan Sintren

ini berada di pemalang pesisir, berbeda dengan skripsi yang penulis tulis, letaknya

berada di daerah pegunungan.23

Keenam, karya dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Fitri Inayati berjudul

Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kesenian Sintren di Desa Sambong Kecamatan Batang

Kabupaten Batang dari jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Negeri

Semarang (UNNES) tahun 2016. Skripsi ini menjelaskan bagaimana Sintren

sebagai kearifan lokal di Indonesia diharapkan dapat dilestarikan dan dijaga nilai

kesenian yang didalamnya.Skripsi ini ditinjau dari segi sosiologis, berbeda dengan

skripsi yang penulis tulis yang meninjau dari segi antropologi.24

Ketujuh, karya dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Giska Faris Al-Amim

yang berjudul Analisis Karakter Fungsi Instrumen musik di Desa Pagejukan

Kabupaten Brebes dari jurusan program Studi Pendidikan Seni Musik Universitas

Negeri Yogyakarta (UNY) tahun 2012. Skripsi ini lebih menonjolkan deskripsi

karakter musik Sintren Brebes yang memiliki keunikan, selain itu skripsi ini

Pemalang (Kajian Etnoquistik) (Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sebelas Maret (USM) Solo, 2018) 23

Jati Sekar Pinilih, Makna simbolis pertunjukan Sintren di Desa Surajaya kecamatan

Pemalang, kabupaten Pemalang (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang, 2012) 24

Fitri Inayati, Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kesenian Sintren di Desa Sambong Kecamatan

Batang Kabupaten Batang (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang,

2016)

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

12

juga difokuskan pada karakter instrumen. Perbedaan dalam Skripsi yang penulis

tulis adalah pada bagian nilai spiritual pada saat perayaan. Kedua skripsi ini juga

mengacu pada desa dan kota yang berbeda.25

Kedelapan, karya dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Dini Novianti yang

berjudul Ritual Magis Dibalik Kesenian Sintren (Studi Deskriptif pada Paguyuban

Sintren Sinar Sahar Cangkol Tengah Kotamadya Cirebon) dari jurusan Studi

Antropologi Universitas Airlangga Surabaya tahun 2001. Skripsi ini menjelaskan

bahwa Sintren memiliki unsur magis yang merupakan keunikan dalam setiap

pementasan Sintren, dengan gadis yang masih suci sebagai penarinya. Dalam hal

ini antara skripsi yang penulis tulis dengan skripsi ini sama-sama ingin

mengetahui apakah sampai saat ini kesenian Sintren masih menggunakan unsur

magis, dengan terpaut penelitian yang cukup lama oleh sebab itu penelitian ini

sebagai sumber agar mengetahui adakah perubahan-perubahan dalam kesenian

Sintren dengan kota yang berbeda.26

Kesembilan, karya dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Eka Wati yang

berjudul Makna Filosofis Pertunjukan Kesenian Sintren (Studi Kasus Sanggar

Sintren Sekar Insani desa Babadan, Gunungjati, Kabupaten Cirebon) dari jurusan

Akidah Filsafat Islam Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon tahun

2017. Skripsi menjelaskan bagaimana pagelaran kesenian Sintren hanya

dilaksanakan pada hari-hari besar saja. Sanggar Sintren Sekar Insani adalah salah

satu sanggar yang masih aktif dalam melakukan pertunjukan Sintren. Perbedaan

25

Giska Faris Al-Amim Analisis Karakter Fungsi Instrumen Musik di Desa Pagejukan

Kabupaten Brebes (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2012) 26

Dini Novianti, Ritual Magis Dibalik Kesenian Sintren (Studi Deskriptif pada Paguyuban

Sintren Sinar Sahar Cangkol Tengah Kotamadya Cireboh), (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik, Universitas Airlangga Surabaya, tahun 2001)

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

13

dengan skripsi yang penulis sampaikan hanya pada fokus pembahasan, skripsi ini

menjelaskan bagaiamana nilai filosofis sedangkan penulis lebih menekankan ke

nilai spiritualitasnya.27

F. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari

suatu metode atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-

langkah sistematis dalam suatu penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat, metodogi

penelitian merupakan epistemology penelitian , yaitu menyangkut bagaimana kita

mengadakan penelitian.28

Macam-macam metodologi penelitian, sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Penulis

melakukan survey langsung ke lapangan serta bersinggungan langsung

dengan para pelaku Sintren, seperti tokoh masyarakat yang ada di desa

Cikendung, pemain dalam perayaan Sintren juga pawang dari Sintren itu

sendiri. Tidak hanya itu, penulis juga melakukan pendekatan langsung

terhadap pemuda desa serta masyarakat setempat yang saling berkaitan.

Penulis mendiskripsikan gambaran secara keseluruhan apa saja yang

penulis dapatkan saat penelitian mengenai kesenian Sintren tersebut.

Adapun penelitian lapangan yang dilakukan oleh penulis

dilaksanakan pada:

27

Eka Wati, Makna Filosofis Pertunjukan Kesenian Sintren (Studi Kasus Sanggar Sintren

Sekar Insani desa Babadan, Gunungjati, Kabupaten Cirebon), (Skripsi S1 jurusan Akidah Filsafat

Islam Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon, tahun 2017) 28

Usman Husaini, Purnomo Setyadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta, PT.

Bumi Aksara, 2009), hal. 41

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

14

a. Penelitian Pertama

Tanggal : 7 September 2018

Tempat : Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang

b. Penelitian Kedua

Tanggal : 9 September 2018

Tempat : Pemalang, Bojongbata

c. Penelitian Ketiga

Tanggal : 11 Desember 2018

Tempat : Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang

d. Penelitian keempat

Tanggal : 3 Juli 2019

Tempat : Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang

Peneliti juga melakukan studi kepustakaan (library research) yaitu

penelitian yang dilakukan peneliti dengan menghimpun data atau informasi

tertulis yang dianggap relevan dengan topik yang diteliti. Data atau

informasi tersebut diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian,

jurnal ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, dan sumber- sumber lainnya, baik

berupa cetak maupun elektronik.29

2. Pendekatan

Penelitian skripsi ini adalah tentang nilai spiritual pada perayaan

29

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah

(Jakarta: Kencana, 2012), hal. 33-34.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

15

Sintren di Desa Cikendung Pulosari Pemalang. Sebagaimana suatu

penelitian agar kebenarannya menjadi mutlak, tanpa terjadinya pengurangan

maupun kelebihan makna yang semestinya, maka pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan antropologi, yang mana

berhubungan langsung dengan kebudayaan di masyarakat sekitar. Selain itu,

karena kebudayaan tersebut erat sekali kaitannya dengan kehidupan sosial

masyarakat. Peneliti menerapkan secara langsung ketika antusias

masyarakat dalam keikutsertaan membantu penulis untuk menyelesaikan

penelitian tentang kesenian Sintren yang ada di desa Cikendung Pulosari

Pemalang.

3. Sumber Data

Data merupakan informasi tentang suatu kenyataan atau fenomena

empiris yang wujudnya dapat berupa seperangkat ukuran (kuantitatif) atau

berupa ungkapan kata-kata (kualitatif). Sumber data yang didapatkan

peneliti yaitu dari masyarakat desa Cikendung. Penelitian ini menggunakan

dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari

sumbernya. Data primer umumnya berupa karakteristik demografi

atau sosioekonomi, sikap atau pendapat, kesadaran atau pengetahuan,

minat, motivasi, dan perilaku (tindakan dan penggunaan).

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah disusun,

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

16

dikembangkan, dan diolah dari aslinya kemudian tercatat. Data

sekunder terdiri dari data sekunder internal suatu organisasi (terutama

untuk penelitian terapan dan studi kasus) dan data sekunder eksternal

yang dipublikasikan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang didapatkan

melalui penelitian baik secara langsung maupun tidak secara langsung

menuju ke objek yang akan diteliti. Observasi bertujuan untuk

mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi dan kondisi yang

sebenarnya, sehingga dapat diketahui bagaimana sebenarnya keadaan

yang dipertanyakan. Metode ini menggunakan pengamatan atau

penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi dan

proses atau perilaku.30

Dalam hal ini peneliti datang langsung ke lokasi penelitian yaitu

Desa Cikendung untuk melihat dan mengamati fenomena-fenomena

yang terjadi dan diharapkan mampu memberikan gambaran objektif

mengenai spiritual dan nilai apa saja yang ada pada saat perayaan

30

Faisal Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2008), hal. 52

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

17

Sintren di Desa Cikendung Pulosari Pemalang.

b. Interview (wawancara)

Interview merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara berdialog langsung dengan narasumber yang berkaitan,

akan tetapi dapat juga dilaksanakan dengan memberikan beberapa

rentetan pertanyaan tertulis agar narasumber mempunyai waktu untuk

menjawab dengan tidak tergesa-gesa.31

Wawancara adalah pertemuan antara periset dan responden

(narasumber), dimana jawaban responden akan menjadi data mentah,

guna bahan yang akan di selesaikan.32

Dalam hal ini penulis

menggunakan wawancara dengan serentetan pertanyaan yang sudah

terstruktur (sistematis), kemudian diperdalam untuk mengorek

keterangan lebih lanjut. Proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dan tanya jawab dengan bertatap muka antara pewawancara

(peneliti) dengan informan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data

dan informasi langsung dari sumber-sumber yang dianggap kompeten,

serta untuk memastikan kembali kebenaran data yang telah didapat

peneliti melalui pengamatannya.

Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai beberapa

narasumber yang merupakan pelaku, pelaksana, dan penjaga tradisi

Sintren, antara lain:

1. Bapak Sokhi selaku Pimpinan sanggar Sintren

31

Faisal Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, hal. 54 32

Harrison lisa, Metode Penelitian Politik, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Offset, 2009)

hal.104

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

18

2. Bapak Kartono Pawang Sintren

3. Bapak Ahmad selaku Penabuh Gendang

4. Mas Romdhon Arisqi selaku ketua Pokdarwis

5. Bapak Kustoro selaku Budayawan Kabupaten Pemalang

meliputi, kesenian, sejarah, dan aliran kepercayaan.

6. Bapak Wahyu selaku Perangkat Desa bagian Kasie Pelayanan

Desa Cikendung

7. Bapak Deni Suseno selaku Sekretaris BPD sekaligus Manager

BUMDes

8. Mas Zaqi Zidqon selaku Penggiat Budaya Kabupaten Pemalang.

9. Mbak Santi Selaku Penari Sintren

Wawancara tersebut tidak luput dari beberapa list wawancara

yang sudah penulis siapkan, serta meninjau kembali hasil wawancara

yang telah penulis dapatkan. Oleh sebab itu, perlunya wawancara

tersebut guna kevalidan dalam penyususnan skripsi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang didapat

dari survei penelitian lapangan berupa dokumentasi photo maupun

video recorder, selain itu juga dokumen-dokumen atau catatan-catatan

yang tersimpan, seperti autobiografi, surat pribadi, buku atau catatan

harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di

server atau flashdisk, dan data tersimpan di web site.33

33

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

hal.138-141.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

19

Penulis melakukan sejumlah pengambilan foto di tempat

penelitian serta meminta beberapa dokumentasi yang memang sudah

ada, sehingga memudahkan penulis dalam melaksanakan penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian,

termasuk alat-alat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian.

Jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.34

Dalam menganalisis data yang penulis lakukan yaitu melihat beberapa

tabel data yang didapatkan seperti table data profil desa kemudian

menganalisisnya sesuai dengan kondisi serta keadaan yang ada di

masyarakat.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dalam skripsi ini menggunakan Surat Keputusan

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017 Tentang

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini disusun secara sistematis yang terdiri

dari lima bab, sebagai berikut :

Bab I, yaitu pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, masalah,

pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, landasan teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

34

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

hal.163.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

20

Bab II, yaitu berisi gambaran umum Desa Cikendung yang meliputi sejarah

desa, kondisi geografis, kondisi ekonomi, kondisi sosial dan budaya, kondisi

keberagamaan, dan kondisi pendidikan masyarakat Desa Cikendung Pemalang.

Bab III, yaitu membahas tentang prosesi ritual Perayaan Sintren di Desa

Cikendung Pemalang yang meliputi perkembangan perayaan Sintren, tujuan

perayaan Sintren, prosesi perayaan Sintren, serta Sintren dan masyarakat Desa

Cikendung.

Bab IV, yaitu membahas Sintren dan kepercayaan, nilai spiritual dalam

ritual perayaan Sintren yang meliputi Sintren pada masa Hindu dan Budha dan

Sintren pada Masa Penyebaran Agama Islam

Bab V yaitu penutup yang meliputi kesimpulan dan saran dari penulis.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

21

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA CIKENDUNG PEMALANG

A. Sejarah Desa Cikendung Pemalang

Sejarah merupakan suatu kejadian atau peristiwa masa lampau. Sejarah

berkaitan dengan hubungan sebab akibat dan keterkaitannya dengan suatu

peristiwa, bagaimana sejarah tersebut menjadi acuan terjadinya peristiwa itu

sendiri. Setiap nama desa memiliki sejarahnya masing-masing yang dilatar

belakangi oleh letak geografis, cerita rakyat maupun inspirasi dari tokoh

setempat.35

Salah satunya adalah desa Cikendung yang tidak lepas dari kenangan

sejarahnya.

Sejarah desa Cikendung bermula dari dua tokoh karismatik Mbah Tuwuh

Wijaya dan Mbah Margalangu, berdasarkan cerita para leluhur yang kemudian

turun temurun diwariskan kepada para sesepuh desa Cikendung hingga kini,

konon kedua tokoh tersebut bukanlah saudara atau kerabat namun mereka bertemu

setelah kerajaan-kerajaan di Tanah Jawa banyak berkembang termasuk kerajaan

Hindu Kuno atau Mataram Kuno yang mana desa Cikendung termasuk dalam

wilayahnya.36

Pada masa itu menurut cerita dari berbagai sumber sesepuh atau tokoh desa

Cikendung datanglah seorang pelancong dari daerah Jawa Barat bernama Kyai

Suta wijaya. Kyai Suta Wijaya adalah murid dari kyai Walang Sungsang seorang

pengasuh sebuah padepokan di daerah Cirebon yang kemudian menugaskan salah

satu muridnya Suta Wijaya untuk menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa sesuai

35

Diakses https://kbbi.web.id/sejarah pada hari Minggu 7 Juli pukul 17.00 WIB 36

Wawancara Pribadi dengan Bapak Wahyu, “Perangkat Desa Cikendung Bagian Kasie

Pelayanan”, 3 Juli 2019

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

22

dengan wasilah Kanjeng Sunan Gunung Jati dikala itu. Setelah menempuh

perjalanan yang cukup jauh dengan mengendarai seekor Kuda Hitam maka

sampailah di daerah Pemalang selatan tepatnya di sebuah lembah yang sekarang

dikenal dengan nama Cikendung. Di sebuah bukit kecil yang bernama bukit

Cibengang tempat semedi dan pertapaan Mbah Tuwuh mereka bertemu dan saling

memperkenalkan diri masing-masing sehingga mereka berdua saling menimba

ilmu.

Seiring berjalannya waktu akhirnya Kyai Suta Wijaya Kembali ke Tanah

Pasundan dan Kyai Walang Sungsang menugaskan kembali kepada Kyai

Margalangu dengan tugas yang sama yaitu menyebarkan ilmu agama Islam dan

mereka pun saling menimba ilmu. Mbah Tuwuh belajar ilmu agama Islam dan

Kyai Margalangu belajar ilmu Kanuragan serta ilmu membuat berbagai pusaka

sakti antara lain keris Sipedut, keris Nagasasra dan tombak bergagang pendek

bernama Tombak Kencana Wungu.37

Keakraban Mbah Tuwuh Wijaya dan Kyai Walang Sungsang sudah seperti

saudara kandung, berbagai peperangan dihadapi bersama dalam menegakan agama

Islam di tanah Cikendung, perang tanding sering terjadi namun mereka berdua

dapat memenangkanya dengan senjata-senjata pusaka yang mereka buat di bukit

Cibengang. Di bukit Cibengang Mbah Tuwuh menempatkan Mbah Margalangu

untuk tapabrata dan semedi di sebelah barat yang jaraknya hanya sekitar lima

puluh meter dari tempat Mbah Tuwuh Wijaya bermukim. Hal tersebut

dimaksudkan sebagai partanda bahwa Mbah Margalangu berasal dari barat atau

Tanah Pasundan sehingga Mbah Margalangu di berikan tempat atau petilasan di

37

Profil Desa Cikendung 2019, Selayang pandang Desa Cikendung, Kecamatan Pulosari

Kabupaten Pemalang, hal. 1

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

23

sebelah barat bersama sang istrinya yaitu Nyai Senti.38

Suatu hari setelah mereka membersihkan pusaka-pusaka di sebuah

kubangan air disebelah utara bukit Cibengang tempat mereka bermukim, mereka

beristirahat sambil membicarakan tentang daerah yang mereka tempati yang

belum memiliki nama, mereka memikirkan bagaimana para warga yang bermukim

dapat menyebut tempat yang mereka tempati dengan nama yang pasti. Mbah

Margalangu menyampaikan idenya kepada Mbah Tuwuh Wijaya tentang sebuah

tempat yang digunakan untuk mencuci gobang dan rangkanya (pedang dan

sarungnya) kemudian ditimpali oleh Mbah Tuwuh Wijaya dengan sebutan Gobang

Werangan yang artinya pedang dan rangkanya.

Seiring berjalanya waktu masyarakat Cikendung menyebut dengan sebutan

Kubang Wangan (ejaan masyarakat Jawa agar mempermudah kalimat). Desa

Kubang Wangan menjadi tempat aktivitas para warga mukim pengunungan yang

mata pencahariannya bercocok tanam dari fajar hingga petang. Suatu ketika

setelah aktifitas warga selesai kemudian beristirahat di bawah kayu yang sangat

besar bernama kayu Kendung dibawahnya mengalir air kecil dan berbentuk

kedungan, warga menyebutnya Cikendung. Dilestarikanlah kayu besar tersebut

agar tidak dirusak oleh tangan yang tidak bertanggungjawab.39

Kayu besar yang warga sebut sebagai Cikendung pun ramai dibicarakan

oleh warga setempat baik lingkup desa Kubang Wangan hingga jangkauan desa

yang jauh, sesekali warga menyebut desa wangan menjadi Cikendung dan menjadi

kebiasaan warga menyebut kata Cikendung sebagai desa yang mereka tempati,

38

Profil Desa Cikendung 2019, Selayang pandang Desa Cikendung, Kecamatan Pulosari

Kabupaten Pemalang, hal. 2. 39

Profil Desa Cikendung 2019, Selayang pandang Desa Cikendung, Kecamatan Pulosari

Kabupaten Pemalang, hal. 2.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

24

kemudian para wargapun bersepakat untuk mengubah desa Kubang Wangan

menjadi desa Cikendung hal tersebut juga bertujuan untuk menghormati Mbah

Margalangu yang bersal dari Jawa Barat, Ci bermakna cai/air ( dalam bahasa

Sunda ) Kedungan adalah air yang mengumpul membentuk sebuah kubangan

tempat mandi orang desa jaman dulu.

Hingga sekarang desa yang semula bernama Kedung Wangan menjadi nama

desa Cikendung yang mana telah melalui beberapa proses selametan atau ruat dari

awal penamaan desa sesuai dengan filosofinya hingga kini warga menyebutnya

Cikendung sesuai dengan kebiasaan masyarakat dan mengandung arti air yang

mengumpul membentuk kubangan. Keabsahan sejarah tersebut masih tertutur

langsung oleh leluhur desa yang usianya lebih tua dari desa Cikendung sendiri.40

B. Kondisi Geografis dan Demografi Desa Ckendung Pemalang

Desa Cikendung adalah sebuah desa di daerah pegunungan tepatnya di

kecamatan Pulosari kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Letak desa

Cikendung berdekatan dengan pusat pemerintah kecamatan yang hanya berjarak 3

km, sedangkan jarak desa dengan Ibukota Kabupaten yaitu 45 Km dan jarak dari

Ibukota Provinsi sejauh 447 Km. Desa Cikendung memiliki kas tanah desa seluas

14.10 Ha, dengan jumlah janah bersertifikat 840 Buah. Jumlah tanah sawah seluas

63,3000 Ha, tanah kering 527.5170 Ha, tanah fasilitas umum 22.4430 Ha, Tanah

Hutan 180.000 Ha. Sehingga total dari luas tanah Desa Cikendung adalah

793.26000 Ha.41

Adapun batas-batas wilayah desa Cikendung sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Banyumudal

40

Profil Desa Cikendung 2019, Selayang pandang Desa Cikendung, Kecamatan Pulosari

Kabupaten Pemalang, hal. 1-2. 41

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal. 3-4.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

25

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Siremeng

3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pulosari

4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Beluk42

Data penduduk Desa Cikendung yang tercatat pada Kantor Desa Cikendung

tahun 2019 per bulan Juli adalah sebanyak 6.262 jiwa dengan jumlah keseluruhan

kepala keluarga di Desa Cikendung sebanyak 1.869 KK dan kepadatan penduduk

789 (Jiwa/km).43

Adapun data tersebut akan dipetakan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Jumlah Kepala Keluarga

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

3.173 jiwa

3.089 jiwa

1.869 KK

Jumlah Total 6.262 jiwa 1.869 KK

Sumber: Data primer yang telah diolah.44

Penduduk Desa Cikendung berdasarkan data di atas, antara jumlah laki-laki

dan jumlah perempuan seimbang dengan selisih angka yang tidak terpaut jauh.

Jumlah Penduduk yang terbilng stabil lantaran beberapa faktor yang mendukung

sehingga tidak terjadi penurunan maupun peningkatan jumlah penduduk yang

sangat drastis. pertama, terlaksananya program KB yang diadakan langsung oleh

desa dengan baik, kedua, pernikahan yang berpasangkan dari dalam daerah,

sehingga hanya mengubah perpindahan KK. Ketiga, angka kelahiran dalam setiap

42

Profil Desa Cikendung 2019, Data Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ,

Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Tahun 2019, hal. 7-8 43

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal. 3-4. 44

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal.3-4.

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

26

keluarga baik laki-laki maupun perempuan seimbang.45

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah

1. Islam 6.262 jiwa

2. Katolik 0 jiwa

3. Protestan 0 jiwa

4. Hindu 0 jiwa

5. Buddha 0 jiwa

6. Konghucu 0 jiwa

Jumlah Total 6.262 jiwa

Sumber: Data primer yang telah diolah.46

Dari data jumlah penduduk berdasarkan agama terlihat bahwa seluruh

penduduk Cikendung menganut agama Islam. Nilai-nilai Religiutas sangat

melekat pada masyarakat desa Cikendung. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan

sehari-hari seperti mengadakan kegiatan keagamaan di lingkungan masing-

masing.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah

1.

2.

3.

4.

0 – 6 tahun

7 – 18 tahun

18 – 36 tahun

36 – 56 tahun

621 jiwa

308 jiwa

2.611 jiwa

1.614 jiwa

45

Wawancara Pribadi dengan Bapak Wahyu, “Perangkat Desa Cikendung Bagian Kasie

Pelayanan”, 3 Juli 2019 46

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal.11.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

27

5.

6.

56 – 80 tahun

80 tahun ke atas

525 jiwa

583 jiwa

Jumlah 6.262 jiwa

Sumber: Data primer yang telah diolah.47

Dari data jumlah penduduk berdasarkan usia terlihat bahwa penduduk Desa

Asemdoyong paling banyak berusia 18 – 36 tahun dan usia 38 – 56 tahun yang

merupakan termasuk dalam usia produktif. Seseorang yang berusia produktif,

dianggap dapat berproduksi atau menghasilkan suatu produk atau jasa untuk

menjalani kehidupannya secara optimal.

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Pokok Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Buruh jasa perdagangan hasil

bumi

15 6 21

2. Tidak mempunyai pekerjaan

tetap

880 655 1.535

3. Buruh harian lepas 657 382 1.039

4. Buruh usaha jasa transportasi

dan perhubungan

27 0 27

5. Sopir 107 0 107

6. Montir 2 0 2

7. Wiraswasta 541 653 1.194

8. Belum Bekerja 912 873 1.785

47

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal.12.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

28

9. Buruh Usaha jasa hiburan

dan pariwisata

17 5 22

10. Pemuka Agama 6 4 10

11. Tukang Batu 683 0 683

12. Perangkat Desa 10 1 11

13. Ibu Rumah Tangga 0 1.224 1.224

14. Tukang Cukur 2 2 4

15. Tukang Anyaman 1 0 1

Jumlah 3.860 3835 7.656

Sumber: Data primer yang telah diolah.48

Penduduk Desa Cikendung mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh

harian lepas, banyak pula yang melakukan pekerjaan tidak tetap sesuai dengan

musim dan kebutuhan yang sedang berlangsung. Letak desa Cikendung yang

berada di dataran tinggi menyebabkan cuaca yang tidak menentu, sehingga

menyebabkan masyarakat memilih pekerjaan yang tidak tetap ketimbang bertani

atau berkebun dengan kondisi air yang tidak pasti, seringnya mengalami

kekeringan. Tidak banyak masyarakat yang memanfaatkan kebun atau sawah

hanya beberapa warga saja sesuai dengan musim yang dapat mereka perkirakan. 49

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan.

No. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Belum masuk Sekolah 550 605 1.055

2. Tidak tamat SD 950 1.045 2.095

48

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal. 13-14. 49

Wawancara Pribadi dengan Bapak Wahyu, “Perangkat Desa Cikendung Bagian Kasie

Pelayanan”, 3 Juli 2019

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

29

3. Tamat SD 111 115 226

4. Tidak tamat

SMP/Sederajat

556 513 1,069

5. Tamat SMP/Sederajat 430 515 945

6. Tidak tamat

SMA/Sederajat

219 107 326

7. Tamat SMA/Sederajat 210 114 324

8. Tamat Akademi 30 23 53

9. Tamat Perguruan Tinggi 10 18 28

10. Buta Huruf 100 41 141

Jumlah 3.166 3096 6.262

Sumber: Data primer yang telah diolah.50

Dari penjelasan tabel di atas menunjukkan bahwa masyarakat desa

Cikendung kurang menyadari akan pentingnya pendidikan. Hal tersebut dinilai

dari banyaknya masyarakat yang hanya belajar sampai pada tingkat SD/sederajat

ataupun hanya sampai pada tingkat SMP/Sederajat. Dikarenakan kurangnya

pemahaman terhadap masyarakat yang menilai bahwa tanpa belajar tinggipun bisa

mempunyai uang yang banyak. Selain itu, banyak pula yang belum sekolah artinya

bahwa angka kelahiran di desa ini sangat tinggi. Namun, jumlah penduduk yang

mengenyam pendidikan lebih tinggi hingga tingkat akademi maupun perguruan

tinggi tiap tahun selalu bertambah. Artinya perlahan-lahan masyarakat desa

Cikendung bisa lebih mengerti akan pentingnya pendidikan.

50

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal. 15.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

30

C. Kondisi Ekonomi Desa Cikendung Pemalang

Desa Cikendung terletak di dataran tinggi pegunungan yang merupakan

central wisata alam yang ada di Pemalang bagian selatan. Pemerintah desa

Cikendung memanfaatkan wisata desa sebagai sumber potensi yang diunggulkan.

Banyak wisatawan yang mengenal Cikendung dari berbagai tempat wisatanya.

Hal tersebut menjadi peluang yang sangat besar bagi warga sekitar, banyak warga

yang memanfaatkan peluang untuk berjualan disekitar tempat wisata,

menyewakan home satay atau montel dengan harga dari kisaran yang murah

sampai dengan mahal.51

Perekonomian desa Cikendung sangat didominasi oleh perkembangan

potensi wisata yang digagas oleh beberapa pemuda desa, beberapa spot tempat

wisata yang semula hanya pemandangan alas dan rerumputan liar kemudian

dirubahnya menjadi pemandangan yang mampu bernilai jual dan mendapat

sorotan masyarakat dalam maupun luar desa Cikendung. Wisatawan dikenai tiket

masuk, tidak hanya itu berjejeran pedagang kaki limapun ikut serta menikmati

keuntungan dari adanya tempat wisata tersebut.

Potensi Desa Wisata Cikendung bisa menikmati atraksi tari tradisional

Silakupang (Sintren, Lais, Kuntulan, Kuda Kepang) tarian ini dibawakan oleh

beberapa remaja perempuan dan laki-laki yang menari dengan menggunakan kuda

kepang dan diiringi musik tradisional. Di akhir tarian para penari akan mengalami

trance atau kesurupan. Mereka akan terus menari dalam keadaan trance sampai

sang pawang melecutkan.52

51

Wawancara Pribadi dengan Bapak Wahyu, “Perangkat Desa Cikendung Bagian Kasie

Pelayanan”, 3 Juli 2019 52

Romdon Arisqi, Profil Desa Wisata Budaya Cikendung, Jurnal Desa Wisata Cikendung,

hal. 1

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

31

Desa Wisata Cikendung dianugerahi alam yang luar biasa indah. Hamparan

padi yang menghijau diselingi tanaman palawija seperti cabai, tomat, jagung dan

kacang panjang sangat menyegarkan mata. Selain itu ada juga tanaman sereh dan

nilam yang daunnya bisa diolah untuk dijadikan minyak nilam dan tentu saja

hamparan perkebunan teh juga merupakan pemandangan yang tak kalah indahnya.

Desa yang terletak 45 km arah selatan ibukota Kabupaten Pemalang ini

menyuguhkan lanskap yang sangat menarik, dari hamparan kebun teh yang

menghijau, areal persawahan yang terbentang laksana permadani dibawah kaki

gunung Slamet yang menakjubkan.53

Masyarakat desa Cikendung selain memanfaatkan pengelolaan wisata,

banyak pula warga yang menjadi peternak, petani, pedagang, dan buruh. Fasilitas

ekonomi untuk para warga juga lebih diperhatikan, seperti adanya usaha kecil

menengah, lembaga ekonomi unit desa. Adanya usaha tersebut ditujukan untuk

membantu masyarakat mengelola hasil pendapatan yang mereka kerjakan.

Beberapa jenis lembaga ekonomi desa meliputi, industri makanan dari hasil

perkebunan yang berlimpah, kelompok simpan pinjam, Bumdes dan sebagainya.54

Desa Cikendung banyak memiliki pekarangan yang dimanfaatkan para

peternak untuk memelihara hewan ternaknya. Perkebunan di desa Cikendung

sangatlah luas dan sangat membantu warga memproduksi sumber pangan berupa

sayur-sayuran baik untuk konsumsi pribadi maupun diperjual belikan baik untuk

masyarakat desa Cikendung dan sekitarnya maupun masyarakat luar khususnya

dibagian kota Pemalang.

53

Romdhon Arisqi, Profil Desa Wisata Budaya Cikendung, Jurnal Desa Wisata

Cikendung, 2019 hal. 1 54

Wawancara Pribadi dengan Bapak Wahyu, “Perangkat Desa Cikendung Bagian Kasie

Pelayanan”, 3 Juli 2019

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

32

Banyak produsen dari luar daerah memesan sayur-sayuran dari para warga

untuk dikirim ke berbagai wilayah seperti kota Pekalongan, kota Tegal, dan

sebagainya. Masyarakat yang menjadi pedagang ada yang berdagang sayuran di

rumah-rumah maupun di pasar, ada yang memiliki toko pribadi, adapula yang

menjadi pedagang keliling. Cikendung memiliki bebarapa industri kecil seperti

tenun dan anyaman. Sebagian masyarakat desa Cikendung bekerja sebagai buruh

industri tersebut dan adapula sebagai buruh bangunan. Untuk memperoleh usaha

yang maksimal banyak warga yang saling melakukan kerja sama seperti

membentuk organisasi karang taruna pada beberapa bentuk pekerjaan

Dalam melakukan aktifitas perekonomian, tentu masyarakat membutuhkan

sarana sebagai penunjang untuk mencapai tujuan perekonomian. Sarana

perekonomian yang dimiliki masyarakat desa Cikendung antara lain:

Tabel 2.6 Sarana Perekonomian Desa Cikendung

Jenis Lembaga

Ekonomi

Kategori Jumlah Jumlah

Pengurus

Industri kecil dan

menengah

Industri Makanan 8 20

Lembaga Ekonomi dan

unit usaha desa

Kelompok simpan

Pinjam

15 25

Badan Usaha Milik

Desa

Lumbung Desa 1 15

Usaha jasa

keterampilan

1. 1. Tukang Batu

2. Tukang jahit/border

3. Tukang cukur

667

5

3

667

5

3

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

33

4. Tukang kayu

5. Bercocok tanam

11

40

11

40

Usaha jasa dan

perdagangan

1. Warung serba ada

1. 2. Toko Rumahan

2.

11

9

11

9

Usaha jasa hiburan 1. Group Musik/Band

2. Sendra tari dan

kesenian

4

5

30

30

Usaha jasa gas,

listrik,BBM dan Air

Pengecer gas dan bahan

bakar minyak

12 16

Usaha pengangkuta Angkutan darat 9 25

Usaha Saran dan

prasarana transportasi

1. Angkutan perdesa

2. Ojek

3. Truk Umum

8

10

4

8

10

4

Jumlah Total 808 Unit 909 Orang

Sumber: Data primer yang telah diolah.55

Dari data tabel di atas dijelaskan bahwa warga di dominasi dengan

pekerjaan sebagai tukang batu. Sedangkan pekerjaan lainnya warga tidak memiliki

pekerjaan tetap lantaran menyesuaikan musim yang ada. Jika terjadi musim

kemarau panjang biasanya warga lebih banyak melakukan pekerjaan sampingan

(wiraswasta) sebaliknya jika musim hujan warga lebih banyak melakukan

pekerjaan perkebunan diladang sendiri ataupun sebagai buruh ladang orang lain.

55

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal. 16.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

34

D. Kondisi Sosial dan Budaya Desa Cikendung Pemalang

Kondisi Sosial dan Budaya sebagaimana halnya dengan wilayah lain di

kabupaten Pemalang, penduduk di desa Cikendung sebagian besar juga merupakan

petani atau buruh tani, sebagian yang lain sebagai PNS, terutama Guru. Dengan

demikian pola kehidupan masyarakat agraris masih sangat kental dirasakan dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat di wilayah Desa Wisata Cikendung ini. Tingkat

pendidikan penduduk Cikendung sebagian besar SLTA, beberapa Perguruan

Tinggi. Hanya sebagian kecil yang tidak mengenyam pendidikan (buta huruf) dan

itupun merupakan generasi tua dari penduduk Cikendung. Untuk meningkatkan

pendidikan, terutama bagi generasi yang sudah agak tua, telah dilakukan Kejar

Paket A dan Kejar Paket B yang dihimpun dalam kegiatan di Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Kecamatan Pulosari.56

Sifat kegotong royongan masih dijunjung tinggi oleh masyarakat desa

Cikendung. Hal ini akan sangat terasa terutama pada saat ada warga masyarakat

yang sedang membangun atau merenovasi rumah, mempunyai hajatan, atau

sedang ditimpa musibah. Masih dikenal istilah Sambatan (berasal dari kata

Sambat yang berarti meminta tolong), dimana penduduk kampung beramai-ramai

membangun / merenovasi rumah salah satu warga secara suka rela tanpa diberi

upah dari kerja gotong royong tersebut. Demikian juga pada tiap hari Minggu dan

menghadapi Hari Raya, masih sering dilakukan kerja bakti membersihkan

lingkungan secara bergotong royong.

Pembentukan Desa Wisata Cikendung dilatarbelakangi pemikiran dan

kenyataan bahwa desa Cikendung layak dan patut untuk di jadikan desa wisata,

56

Romdhon Arisqi, Profil Desa Wisata Budaya Cikendung, Jurnal Desa Wisata

Cikendung, 2019, hal. 2

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

35

baik dari segi alam, budaya dan kearifan lokal masyarakatnya. Didasari dari hal

tersebut di atas masyarakat desa Cikendung dan pemerintah desa Cikendung

memberanikan diri untuk menuju Cikendung sebagai desa wisata dan itu semua

dimulai dari tahun 2012, nuansa pedesaan yang aman, tentram, dan damai, jauh

dari segala kesibukan yang melelahkan membuat desa Cikendung banyak di

kunjungi oleh wisatawan dari berbagai kota di Indonesia. Para wisatawan diajak

untuk hidup bersama dengan masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai

kehidupan yang luhur, seperti keramahan, gotong royong, tolong menolong,

keuletan, serta kehidupan yang harmonis dengan alam sekitarnya.

Desa Cikendung sebagai sebuah desa yang pola kehidupan masyarakatnya

yang masih tradisional, menyambut baik dukungan Pemerintah dalam hal ini Sub

Dinas Pariwisata Kabupaten Pemalang bersama dengan beberapa pelaku penggiat

wisata, untuk menjadikan desa Cikendung menjadi salah satu Desa Wisata.

Kesediaan ini juga dilatarbelakangi kesadaran bahwa sudah selayaknya rejeki

pariwisata tidak hanya dinikmati oleh orang-orang yang berpunya saja, namun

masyarakat desa juga dapat menikmatinya sekaligus sebagai upaya untuk

melestarikan adat istiadat yang luhur warisan nenek moyang kita. Sebagai tindak

lanjut dari kesediaan itu, maka disusunlah panitia persiapan pembentukan Desa

Wisata Cikendung. Hingga akhirnya pada tahun 2012, secara resmi dicanangkan

Desa Wisata.57

57

Romdon Arisqi, Profil Desa Wisata Budaya Cikendung, Jurnal Desa Wisata Cikendung,

2019, hal. 3

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

36

Tabel 2.7 Data Potensi Wisata

No. Lokasi/Tempat/Area Wisata Jumlah

Pengurus

Pemanfaatan

1. Situs Sejarah dan Museum 8 Orang Aktif

2. Wisata alam (Pegunungan) 12 Orang Aktif

3. Cagar Budaya/Taman Nasional 10 Orang Aktif

4. Wisata Hutan 12 Orang Aktif

5. Bumi Perkemahan 16 Orang Aktif

6. Curug 11 Orang Aktif

7. Rumah Kreatif/Kesenian 11 Orang Aktif

Jumlah 80 Orang

Sumber: Data primer yang telah diolah.58

Desa Cikendung merupakan desa yang masih sangat menjaga budaya

leluhurnya. Budaya yang lahir dari leluhurnya masih terus dilestarikan. Desa

Cikendung terkenal memiliki kepercayaan yang sangat kuat akan roh-roh gaib.

Namun seiring berkembangnya zaman, kepercayaan yang sangat kuat itu hidup

berdampingan dengan agama yang dianut masyarakat. Budaya tersebut seperti:

1. Sintren

Sintren merupakan kebudayaan seni tari tradisional yang terkenal

di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah dari mulai Cirebon,

Majalengka, Jatibarang, Kuningan, Banyumas, Brebes, Tegal,

Pemalang, hingga Pekalongan. Kesenian Sintren dinilai oleh

kebanyakan orang sebagai tarian yang mistis, magis serta melibatkan

58

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, h. 17.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

37

beberapa sesajian juga pemanggilan roh. Pemeran utama dipegang oleh

gadis berumur belasan tahun, dibantu gadis lain sebagai pengiring

nyanyian, diiringi dengan musik Jawa seperti Gamelan, Angklung,

Gong, dan sebagainya. 59

Sintren yang dipimpin oleh bapak Sokhi

pernah mengikuti beberapa acara di rancah internasional mewakili

kesenian Jawa Tengah Indonesia. Kelompok Sintren ini mendapat

kesempatan menampilkan pertunjukannya di Bali.60

2. Selametan

Selamatan merupakan sebuah tradisi ritual masyarakat Jawa

sebagai bentuk acara syukuran dengan mengundang beberapa kerabat

atau tetangga. Tujuan pelaksanaan selamatan adalah untuk terhindar

dari gangguan roh-roh jahat setempat dengan upaya tawar-menawar

melalui makanan yang disajikan pada pelaksanaan selametan.61

Dalam

kehidupan masyarakat desa Cikendung sering mengadakan slametan

hampir pada semua kejadian, seperti kelahiran, pernikahan, kematian,

pindah rumah, kelulusan sekolah, hari-hari besar, dan lain sebagainya.

3. Ruwat Bumi

Ruwat Bumi /Sedekah Bumi sudah merupakan tradisi turun

temurun di tanah Jawa,dan sampai saat sekarang masih dilestarikan

oleh masyarakat Jawa pada umumnya. Ruwat berasal dari kata Rawat

yang berarti dalam bahasa Jawa mengandung arti bersih atau bebersih

dan Sedekah Bumi mengandung arti Sodakoh atau ngormati bumi yang

59

Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah, hal.17. 60

Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah, hal.15. 61

Clifford Geertz, The Religion of Java. Terj. Aswab Mahasin “Abangan, Santri, Priyayi

dalam Masyarakat Jawa”, (Jakarta, Pustaka Jaya, 1983) h. 17-18

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

38

kita tempati, hal ini dilakukan karena kita mendapat bahan pangan

sampai membuang kotoran juga dari dan di bumi yang kita pijak

sehingga sudah sepatutnya kita menghormati dengan cara meruwat atau

nylameti bumi yang kita tempati.62

4. Kirab Gunungan

Kirab Gunungan merupakan tradisi kirab yang dilaksanakan setiap

setahun sekali yang diperingati setiap bulan Apit (penanggalan Jawa).

Kirab gunungan dimaksudkan sebagai manifestasi rasa syukur kepada

Sang Khalik atas melimpahnya hasil panen selama ini yang mana

mayoritas warga adalah petani. Sebagai rasa syukur atas hasil panen

melimpah dan tak ada kendala hasil bumi serta sebagai simbol

kemakmuran.63

Malam harinya dimeriahkan acara Wayang Kulit.

Tradisi ini menguatkan bahwa desa Cikendung mempunyai sejarah

yang perlu dipelajari dan dilestarikan. Nenek moyang kami adalah

petani yang hidup rukun dan saling menghormati perbedaan. Adapun

Wayang Kulit adalah peninggalan masa kerajaan Jawa.

5. Wedhus Kendhit

Wedhus Kendhit adalah tradisi warga desa Cikendung tradisi ini

dituturkan dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Tradisi tersebut dilaksanakan pada pertengahan bulan Sapar hari Rabu.

Tradisi mbeleh Wedhus Kendhit ini bagi masyarakat pendukungnya

dianggap sebagai simbol tolak balak musibah (pageblug).Wedhus

Kendhit merupakan kambing berbulu hitam, namun bagian

62

Wahyu, Sejarah ruat bumi, Jurnal Desa, 3 Juli 2019 63

Admin wisata, Enam Gunungan meriahkan kirab apitan megawon,Jurnal Pantura, 3

Agustus 2018

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

39

punggungnya putih, mirip selendang putih yang melingkar di

badannya.64

Saat prosesi adat pemuka agama berdoa agar penduduk

Cikendung diberi keselamatan. Ada pawang yang bertugas membakar

kemenyan dan mohon perlindungan dari „Danyang‟ Kalibuka, antara

lain Kyai Kentol Bausetika dan Nyai Kentol Bausetika.

Beberapa acara di atas yang sering dilaksanakan oleh masyarakat Desa

Cikendung tidak terlepas ritual sesuai dengan kebutuhan yang ada. Dalam

menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat kesehariannya, desa

Cikendung memiliki beberapa sarana sosial dan budaya, baik milik pribadi

masyarakat maupun desa, antara lain:

Tabel 2.8 Data sarana sosial dan budaya

No. Jenis sarana sosial dan budaya Jumlah Unit/Orang

1. Para medis 4

2. Bidan 2

3. Dukun bersalin terlatih 5

4. Perawat 5

5. Apoteker 6

6. Penggiat seni kebudayaan 10

7. Pemuda/i Kreatif 18

8. Guide/Tour Leader 10

Jumlah Total 60

Sumber: Data primer yang telah diolah.65

64

Fariz kurniawan , Upacara Tradisi Mbeleh Wedhus Kendhit (kajian cerita kelisanan,

dan nilai-nilai) Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang, 15 Aug 2011. 65

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

40

Berdasarkan data tersebut sarana sosial dan budaya diberdayakan untuk

memfasilitasi serta menunjang kebutuhan warga sesuai minat dan kebutuhan

masing-masing. Sehingga mempermudah berbagai aspek kegiatan yang dijalani.

Tabel 2.9 Data Prasarana sosial dan budaya

No. Prasana Sosial dan Budaya Jumlah

1. Rumah Penduduk 2.324 Unit

2. Prasarana Hiburan dan lainnya 4 Unit

3. Jumlah tempat wisata 6 Unit

4. Sanggar Kesenian/Budaya 6 Unit

5. Poliklinik 2 Unit

6. Posyandu 4 Unit

7. Puskesmas 1 Unit

8. Apotek 2 Unit

Jumlah Total 2.349 Uunit

Sumber: Data primer yang telah diolah.66

E. Kondisi Keagamaan Desa Cikendung Pemalang

Masyarakat desa Cikendung sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan,

sejak dini seorang anak sudah diajarkan belajar ilmu agama. Terdapat tempat

belajar agama di sore hari seperti halnya sekolah formal sehingga penanaman nilai

religious warga Cikendung sangat kuat. Agama yang dianut oleh kalangan

masyarakat adalah agama Islam yang mayoritas tergolong dalam kelompok

Nahdiyin (NU), beberapa ada yang masuk dalam golongan Islam Muhammadiyah,

namun perbedaan dari keduanya tidak begitu terlihat lantaran pelajaran agama

Pemalang, Tahun 2019, hal. 18.

66Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal. 18.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

41

yang disamaratakan. 67

Beberapa kegiatan keagamaan sering dilaksanakan baik oleh sekumpulan

bapak-bapak maupun pemuda-pemudinya, mengadakan acara rutinan guna

menguatkan persaudaraan antar warga. Dalam hal ini kaum ibu-ibu juga tidak

kalah kompak, lebih dari 2 kegiatan dalam seminggu dilaksanakan. Organisasi

keagamaan tersebut meliputi Ikatan Pelajar Putra Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan

Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Ikatan Remaja Masjid (IRMA), Jam‟iyah

Fatayat, Jam‟iyah Muslimat, Majelis Qur'an, Majelis Diba, Majelis

Qhotrotunnada, Majelis Berzanji, Kelompok Hadroh, dan lainnya. Kegiatan

organisasi tersebut meliputi pengajian, yasin dan tahlil, baca al-Qur‟an dan Iqro‟,

manaqib, asmaul husna, shalawatan, dzikir bersama, kajian, diskusi maupun

kegiatan sosial seperti bakti sosial dan santunan.68

Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan, desa Cikendung

memiliki beberapa sarana untuk menunjang terlaksananya kegiatan tersebut antara

lain:

Tabel 2.10 Sarana Keagamaan Desa Cikendung

67

Wawancara Pribadi dengan Romdhon Arisqi , “Ketua Pokdarwis Desa Cikendung” 3

Juli 2019. 68

Wawancara Pribadi dengan Bapak Deni Suseno , “Ketua Badan Permusyawaratan Desa

Cikendung”, 11 Desember 2018.

No. Sarana Keagamaan Jumlah

1.

2.

3.

4.

Masjid

Mushola

Pondok Pesantren

Majelis Taklim

7 Unit

16 Unit

3 Unit

23 Kelompok

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

42

Sumber: Data primer yang telah diolah.69

F. Kondisi Pendidikan Desa Cikendung Pemalang

Pendidikan sangatlah penting bagi pertumbuhan setiap orang, tidak hanya

berguna untuk diri sendiri melainkan berguna juga baik bangsa, negara dan

terlebih khususnya desa yang ditempati. Pendidikan pada umumnya terbagi

menjadi dua jenis yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan

formal meliputi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK),

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjut

Tingkat Akhir (SLTA), dan Perguruan Tinggi.

Pendidikan formal menjadi acuan yang bersifat sangat penting supaya tidak

menjadi masyarakat yang terbelakang. Banyak orang yang berpendidikan sangat

dibutuhkan bagi pertumbuhan desa. Pada kenyataannya anak-anak aesa Cikendung

sedikit yang melanjutkan sampai ke jenjnag perguruan tinggi ataupun setingkat

SMA/Sedrajat, pendidikan bukan menjadi tolak ukur bagaimana seseorang

menjadi sukses, bahkan masyarakat banyak yang berfikir bahwa tanpa sekolah

saja mereka bisa kaya. Kurangnya motivasi dari orang tua agar anak-anaknya tetap

bersekolah dan pengaruh dari teman sebayanya yang juga tidak melanjutkan

pendidikan. Namun, sebagian dari mereka masih ada yang mampu memberikan

motivasi hingga anaknya bisa menyelesaikan pendidikan yang semestinya.

70Beberapa sarana pendidikan formal sebagai berikut :

69

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal. 19. 70

Wawancara Pribadi dengan Romdhon Arisqi, “Ketua Pokdarwis Desa Cikendung” 3

Juli 2019.

Jumlah Total 26 unit dan 23 kelompok

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

43

Tabel 2.11 Sarana Pendidikan Formal Desa Cikendung

No. Sarana Pendidikan Formal Jumlah

1. PAUD 3 unit

2. TK 1 unit

3. SD/Sederajat 4 unit

4. SMP/Sederajat 1 unit

5. SMA/Sederajat 0 unit

6. Perpustakaan desa/Kelurahan 1 unit

7. Lembaga pendidikan agama 8 unit

8. Lembaga bimbingan belajar 0 unit

9. Sekolah Akademi 0 unit

10. Perguruan Tinggi 0 unit

Jumlah Total 18 unit

Sumber: Data primer yang telah diolah.71

Adapan sarana pendidikan non formal meliputi, kursus, kejar paket,

pengajian, diskusi, mapun lembaga belajar keagamaan, dengan table data sebagai

erikut :

Tabel 2.12 Sarana Pendidikan Non Formal Desa Cikendung

No. Sarana Pendidikan non formal Jumlah

1. 1. Kursus Komputer 1

2. 2. Kursus Menjahit 1

3. 3. Kursus Bahasa 1

4. 4. Bimbingan Belajar 1

71

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal. 20.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

44

5. 5. Kejar Paket 1

6. 6. TPA /TPQ 2

7. 7. Pengajian 4

8. 8. Diskusi 3

Jumlah Total 14

Sumber: Data primer yang telah diolah.72

Banyak warga yang lebih menyukai mendalami kursus komputer maupun

kursus menjahit guna melatih kemampuannya lantaran tidak mampu membiayai

sekolah kejuruan formal. Namun kemampuan mereka setidaknya mampu

meningkatkan pengetahuan agar tetap belajar dan berguna dimanapun berada

khususnya di desa. Anak-anak yang kurang memahami pelajaran di sekolah

formal mengikuti kursus bimbingan belajar supaya paham pelajaran yang sudah

didapatkan dari lembaga pendidikan formal bagi mereka mengulang kembali

pelajaran dengan privat atau suasana yang berbeda menjadikan mereka mudah

memahami.

Kursus Bahasa diadakan di tempat bimbingan belajar, tempat kursus

keahlian, bahkan adapula secara pribadi yaitu datang ke rumah mentor. Sebagian

masyarakat desa Cikendung memang kurang meemahami pentingnya pendidikan

formal, ada juga juga yang memang tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya

ke tingkat yang lebih tinggi di pendidikan formal.

Warga desa Cikendung sebagian besar mewajibkan anaknya untuk belajar

di Taman Pendidikan Al-Qur‟an/TPA, pondok pesantren serta majelis taklim, bagi

warga ilmu agama sangatlah penting untuk kehidupan manusia karena mampu

72

Profil Desa Cikendung 2019, Data Monografi Desa , Kecamatan Pulosari, Kabupaten

Pemalang, Tahun 2019, hal. 20.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

45

membawa kedua orangtua melalui amal ibadahnya serta menjadi bekal kelak di

akhirat. Anak yang tidak bersekolah memiliki banyak waktu untuk mengaji, baik

iqro‟, juz „amma, pengetahuan agama seperti fiqih, akhlak, dan lainnya mereka

belajar di tempat dan waktu yang berbeda. Hal inilah yang terlihat sebagaimana

besar kekuatan religius masyarakat Cikendung.73

73

Wawancara Pribadi dengan Romdhon Arisqi, “Ketua Pokdarwis Desa Cikendung” 3

Juli 2019.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

46

BAB III

PROSES RITUAL PERAYAAN SINTREN DI DESA CIKENDUNG

PEMALANG

A. Perkembangan Perayaan Sintren

Sintren adalah nama penari yang masih gadis yang menjadi bintang dalam

suatu pertunjukan. Dari segi asal usul Bahasa (etimologi) Sintren merupakan

gabungan dua suku kata “Si” dan “tren”. Si dalam bahasa Jawa berarti “ia” atau

“dia” dan “tren” berarti “tri” atau panggilan dari kata “putri” sehingga Sintren

adalah “Si putri” yang menjadi pemeran utama dalam kesenian tradisional

Sintren.74

Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma mistis atau magis.

Penari Sintren dalam pertunjukan Sintren atau lais, terdapat seseorang yang

memainkan tugasnya sebagai pemeran utama. Penari Sintren disebut juga dengan

Sintren, sedangkan penari utama lais disebut juga lais atau ronggeng buyung.

Apabila pertunjukan tersebut menggunakan penari wanita, maka disebut dengan

Sintren. Jika pertunjukan tersebut dimainkan oleh laki-laki maka disebut dengan

wari lais.75

Penari dengan tangan terikat dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang

berselebung kain. Pawang atau dalang kemudian membakar kemenyan dan

merapalkan mantra memanggil ruh. Jika pemanggilan roh berhasil, maka ketika

kurungan dibuka, sang gadis tersebut sudah terlepas dari ikatan dan berdandan

cantik, lalu menari diiringi gending. Pawang atau dalang juga menjalani sejumlah

74

Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah, (Jakarta: Perpustakaan

Republik Indonesia,2012) hal. 7. 75

Dyah Komala Laksmiyati, Chusnul Khotimah, Sintren Keindahan Seni Budaya

Cirebon, (Cirebon: Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati, 2013) hal. 3.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

47

ritual sebelum memulai pertunjukan Sintren. Mereka harus berpuasa patigeni,

tidak makan dan minum serta tidak keluar rumah selama beberapa hari sebelum

tampil.76

Kesenian Sintren diawali dari cerita rakyat/legenda yang dipercaya oleh

masyarakat dan memiliki dua versi.

Versi pertama, berdasar pada legenda cerita percintaan Sulasih seorang

putri dari Desa Kalisalak dan R. Sulandono seorang putra Bupati di Mataram Joko

Bahu atau dikenal dengan nama Bahurekso dan Rantamsari. Percintaan Sulasih

dan R. Sulandono tidak direstui oleh orang tua R. Sulandono. Sehingga R.

Sulandono diperintahkan ibundanya untuk bertapa dan diberikan selembar kain

”sapu tangan” sebagai sarana kelak untuk bertemu dengan Sulasih apabila masa

bertapanya telah selesai. Sedangkan Sulasih diperintahkan untuk menjadi penari

pada setiap acara bersih desa yang diadakan sebagai syarat dapat bertemu R.

Sulandono. Tepat pada saat bulan purnama, diadakan upacara bersih desa dan

berbagai pertunjukan rakyat. Pada saat itulah Sulasih menari sebagai bagian

pertunjukan, dan R. Sulandono turun dari pertapaannya secara sembunyi-

sembunyi dengan membawa sapu tangan pemberian ibunya.77

Sulasih yang menari kemudian dimasuki kekuatan roh Rr. Rantamsari

sehingga mengalami trance (kerasukan) dan saat itu pula R. Sulandono

melemparkan sapu tangannya sehingga Sulasih pingsan. Saat Sulasih trance atau

kemasukan roh halus ini yang disebut Sintren, dan pada saat R. Sulandono

melempar sapu tangannya disebut sebagai balangan. Dengan ilmu yang dimiliki

R. Sulandono maka Sulasih akhirnya dapat dibawa kabur dan keduanya dapat

76

Mamdukh adi priyanto, Sintren dan Lais, Tarian Mistis yang Semakin Terpinggirkan,

Tribunjateng.com, rabu 29 November 2017. 77

Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah, hal.17.

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

48

mewujudkan cita-citanya untuk bersatu dalam mahligai perkawinan.78

Versi kedua, Sintren dilatarbelakangi kisah percintaan Ki Joko Bahu

(Bahurekso) dengan Rantamsari, yang tidak disetujui oleh Sultan Agung Raja

Mataram. Untuk memisahkan cinta keduanya, Sultan Agung memerintahkan

Bahurekso menyerang VOC di Batavia. Bahurekso melaksanakan titah Raja

berangkat ke VOC dengan menggunakan perahu Kaladita (Kala-Adi-Duta). Saat

berpisah dengan Rantamsari itulah, Bahurekso memberikan sapu tangan sebagai

tanda cinta. Tak lama terpetik kabar bahwa Bahurekso gugur dalam medan

peperangan, sehingga Rantamsari begitu sedihnya mendengar orang yang dicintai

dan dikasihi sudah mati. Terdorong rasa cintanya yang begitu besar dan tulus,

maka Rantamsari berusaha melacak jejak gugurnya Bahurekso.79

Sintren menggambarkan perjalanan hidup, percintaan dan kesucian seorang

gadis yang diperankan seorang gadis belia yang masih suci, belum akil-balik dan

tidak pernah terjamah tangan lelaki. Meskipun percintaan itu gagal karena tidak

direstui orang tuanya tetapi pertemuan di antara keduanya masih terus berlangsung

melalui alam gaib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang

memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula R. Sulandono yang

sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah

pertemuan di antara Sulasih dan R. Sulandono. Sejak saat itulah setiap diadakan

pertunjukan Sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya,

dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam

keadaan suci (perawan).80

Masyarakat desa Cikendung berpegang teguh dengan prinsip agama Islam.

78

Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah, hal.17. 79

Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah, hal.18. 80

Nurhayati Laela, Rukoyah, Kesenian Sintren di Jawa Tengah, hal. 18

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

49

Namun, dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat terlepas dari pengaruh kebiasaan

leluhurnya terdahulu. Sehingga sering disebut bahwa masyarakat Jawa masih

menganut kepercayaan Kejawen. Kejawen adalah ajaran spiritual asli leluhur Jawa

yang belum mendapat pengaruh dari budaya luar, yaitu sebelum budaya Hindu dan

Buddha masuk.81

Kesenian tari Sintren pada mulanya dipentaskan pada waktu yang sunyi di

saat malam bulan purnama karena kesenian tari ini berhubungan dengan roh halus

yang masuk ke dalam sang penari, namun kini pementasan tari Sintren tidak lagi

dilakukan pada malam bulan purnama saja melainkan dapat juga dipentaskan pada

siang hari dan bertujuan untuk menghibur wisatawan serta memeriahkan acara

hajatan. Peralatan kesenian Sintren awalnya berupa alat musik tetekan sebagai

ritme dan melodi, bumbung besar sebagai gong dan kendang. Namun saat ini alat

musik yang digunakan adalah instrumen gamelan laras slendro seiring

perkembangan zaman musik yang mengiringipun bebas yang terpenting

mengandung bunyi dan bisa digunakan sebagai media pelaksanaan Sintren.82

B. Perlengkapan Ritual Sintren

Pemain Sintren terdiri dari enam sampai sepuluh orang bahkan bisa lebih,

antara lain sebagai berikut:

1. Satu orang pawang, boleh laki-laki atau wanita.

2. Penari Sintren 1 orang seorang remaja putri yang masih gadis (lajang) yang

berusia sekitar 9-11 tahun atau belum pernah mengalami menstruasi.

3. Dayang cantik biasanya berjumlah 4 orang seniwati dan maksimal 10 orang.

81

Wawancara Pribadi dengan Bapak Koestoro, “Budayawan Kabupaten Pemalang

(kesenian, sejarah, dan aliran kepercayaan)”, 9 September 2018. 82

Wawancara Pribadi dengan Bapak Koestoro, “Budayawan Kabupaten Pemalang

(kesenian, sejarah, dan aliran kepercayaan)”, 9 September 2018.

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

50

4. pengiring musik tembang-tembang terdiri dari 3 orang seniwati sebagai

sinden atau penggerong (vokalis) dan 1 group pengrawit (penabuh gamelan)

yang biasanya berjumlah kuranglebih 10 orang.

Selain para pemain kesenian, terdapat pula peralatan permainan yang

digunakan dalam kesenian Sintren, antara lain:

1. Sebuah kurungan ayam yang ditutup dengan kain batik dan kain putih untuk

menutupi penari saat berganti busana didalam kurungan.

2. Nampan

3. Bunga melati

4. Minyak telon

5. Dlupok (tempat membakar kemenyan).

6. Rokok Siong

7. Jaran Gribig

8. Kemenyan.

9. Bunga-bungaan dan bunga yang diuntai.

10. Minyak wangi.

11. Perlengkapan rias Sintren.

12. Seperangkat gamelan khas laras slendro atau waditra yang terdiri dari: dua

buah ketipung, sebuah kendang kecil, tiga buah ketuk, kecrek, gong, tutuka,

dua buah buyung atau juru atau klenting (wadah untuk mengambil air).

13. Sajen, berupa makanan sesuai keinginan penari Sintren.

14. Pakaian penari yang utama mirip dengan pakaian penari tari srimpi, lengkap

dengan kacamata hitam.83

83

Atik Triratnawati, Isni Herawati, Revitalisasi Kesenian Sintren (Yogyakarta, Balai

Pelestarian Nilai Budaya (BPNB), 2012), hal. 73

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

51

Selain perlengkapan di atas, terdapat juga beberapa perlengkapan busana

yang dikenakan Sintren, antara lain:

1. Baju keseharian, yang dipakai sebelum pertunjukan kesenian Sintren

berlangsung.

2. Baju golek, adalah baju tanpa lengan yang biasa dipergunakan dalam tari

golek.

3. Kain atau jarit, model busana wanita Jawa.

4. Celana Cinde, yaitu celana tiga perempat yang panjangnya hanya sampai

lutut.

5. Sabuk, yaitu berupa sabuk lebar dari bahan kain yang biasa dipakai untuk

mengikat sampur.

6. Sampur, berjumlah sehelai (selembar) dililitkan di pinggang dan diletakkan

di samping kiri dan kanan kemudian ditutup sabuk atau diletakkan di depan.

7. Jamang, adalah hiasan yang dipakai di kepala dengan untaian bunga melati

di samping kanan dan kiri telinga sebagai koncer.

8. Kaos kaki hitam dan putih, seperti ciri khas kesenian tradisional lain

khususnya di Jawa Tengah.

9. Kacamata hitam, berfungsi sebagai penutup mata karena selama menari,

Sintren selalu memejamkan mata akibat kerasukan yang merupakan ciri khas

kesenian Sintren dan menambah daya tarik atau mempercantik penampilan.84

Jenis tembang yang biasanya digunakan untuk mengiringi kesenian Sintren

terdiri dari beberapa lagu yang digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:

1. Iringan proses pembentukan Sintren. Tembang turun Sintren digunakan

84

Atik Triratnawati, Isni Herawati, Revitalisasi Kesenian Sintren, hal. 73.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

52

sebagai doa pembuka agar roh bidadari empat puluh masuk ke dalam raga

calon penari Sintren. Saat tembang dilantunkan maka penari Sintren akan

ganti pakaian dari pakaian biasa dengan pakaian Sintren dalam keadaan

badan terikat tali dan dalam kurungan. Sintren benar-benar dalam kondisi

tidak sadar, sang Sintren hanya merasakan ada makhluk yang

mandadaninya tanpa dapat melihat wujud aslinya.85

2. Iringan penyajian hiburan. Tembang dolanan khas Sintren dan tembang

yang sesuai keadaan saat ini misalnya lagu-lagu campursari.

3. Iringan permohonan dan puji rahayu (pengruwatan). Lagu kembang orok-

orok atau kembang lombok untuk permohonan Sintren ganti busana

misalnya dari pakaian kebaya menjadi rok. Tembang kawula gusti, untuk

permohonan maaf kepada Sintren yang pingsan karena marah atau tidak

berkenan hatinya. Tembang kembang mawar, dilantunkan untuk mengiringi

permintaan temohan kepada penonton.

4. Iringan penyajian akrobat. Tembang dayung untuk atraksi permainan piring

dan lilin. Tembang ayam walik untuk permainan naik di atas kurungan.

Tembang hertu gelang untuk permainan duduk di atas pucuk keris.

5. Iringan penutup. Tembang turun Sintren, untuk pertanda bahwa permainan

Sintren akan usai. Tembang piring kedawung, untuk melepas roh Dewi

Sulasih dan Sintren berganti busana keseharian.86

C. Prosesi Ritual Perayaan Sintren

Dalam Prosesi perayaan Sintren terdapat beberapa tahap yang harus

dilalui agar ritual pelaksanaan Sintren dapat berlangsung dengan lancer tanpa

85

Wawancara Pribadi dengan,“Penari Sintren”, 3 Juli 2019. 86

Atik Triratnawati, Isni Herawati, Revitalisasi Kesenian Sintren, hal. 73.

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

53

adanya kendala.

1. Tahap Pra Pertunjukan/ Persiapan

Pelaksanaan seni pertunjukan atau pementasan seni tidaklah sederhana, akan

tetapi perlu adanya persiapan yang cukup. Persiapan-persiapan itu dimaksudkan

supaya nanti setelah tiba waktunya untuk pentas dapat sukses atau berhasil dengan

baik dan mendapat pujian dari penonton. Hal tersebut lantaran dalam pementasan

melibatkan banyak pihak yang perlu koordinasi satu sama lain.

Persiapan tersebut antara lain, kesiapan penabuh Gendang atau gamelan,

penari Sintren, sinden (penyanyi), pakaian (kostum), kurungan Sintren, sesaji,

sound system (pengeras suara). Semunya di persiapkan serta di atur sedemikian

rupa agar acara berjalan dengan lancar tanpa adaya kendala.87

Pertunjukan Sintren diawali dengan mengadakan upacara tertentu yang

dipimpin oleh pemimpin kelompok (dalang atau pawang) untuk mengundang roh-

roh halus agar mau memasuki tubuh penari. Untuk itu, perlu disediakan

kemenyan, tempat pembakaran kemenyan, bunga-bungaan, dan minyak wangi.

Upacara tersebut dilakukan ditempat-tempat yang dipercaya sebagai tempat

tinggal para roh halus, seperti makam kramat, curug (air terjun), atau yang lainnya.

Selanjutnya, alat pengiring ditabuh dengan membawakan lagu yang berirama

dinamis sebagai tanda dimulainya pertunjukan.88

Seorang pawang sebagai pengendali pertunjukan Sintren melakukan olah

batin atau ritual. Ritual merupakan perilaku yang dilakukan secara ketat sesuai

87

Wawancara Pribadi dengan Bapak Deni Suseno, “Ketua Badan Permusyawaratan Desa

Cikendung”, 11 Desember 2018. 88

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa Cikendung”,

11 Desember 2018.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

54

dengan ketentuan dan berbeda dengan perilaku sehari-hari baik cara

melakukannya maupun maknanya (Djamari:54). Ritual ini dalam bentuk puasa

tujuan ritual ini untuk memohon ampun dan sebagainya.89

Tidak hanya

pawangnya saja, penari Sintren sebelum pelaksanaan pertunjukan Sintren

melakukan puasa 3 hari serta melaksanakan mandi besar dan keramas tujuannya

adalah penempaan diri secara lahir dan batin untuk menahan dari godaan yang

akan datang.90

Sebelum kesenian Sintren disajikan secara komunikatif antara seniman dan

seniwati, beberapa hal yang harus dilakukan agar penonton menyatu dalam satu

arena pertunjukan.

a. Dupa Ratus

Dupa Ratus merupakan penyajian awal ritual sebelum pelaksanaan

Sintren dimulai. Dupa sebagai simbol doa bersama-sama diiringi

membakar kemenyan dengan tujuan memohon perlindungan kepada Tuhan

Yang Maha Esa agar selama pertunjukan terhindar dari mara bahaya.

Pawang memegang kedua tanga calon penariSintren, kemudian diletakan

di atas asap kemenyan sambal mengucapkan rapalan atau mantra.91

b. Mengundang penonton.

Sebelum dimulai, para juru kawih (sinden) memulai dengan lagu-

lagu yang dimaksudkan untuk mengundang penonton. Pertunjukan Sintren

diawali dengan tembang yang menarik perhatian para penonton yaitu

"Kukus Gunung". Para pemain berlenggak-lenggok mengikuti irama

89

Atik Triratnawati, Isni Herawati, Revitalisasi Kesenian Sintren, hal. 52. 90

Atik Triratnawati, Isni Herawati, Revitalisasi Kesenian Sintren, hal. 53. 91

Atik Triratnawati, Isni Herawati, Revitalisasi Kesenian Sintren, hal. 54.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

55

gamelan yang dimainkan para penabuh.92

Judul Syair : Tambak tambak pawon

Isi dandang kukusan

Ari kebul-kebul wong nontone pada kumpul

Artinya: Tambak-tambak dapur isinya dandang kukusan (kalau ada kebul-

kebul yang nonton pada kumpul)

Syair tersebut dilantunkan secara berulang-ulang sampai penonton

benar-benar berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan Sintren. Begitu

penonton sudah banyak, juru kawih mulai melantunkan syair berikutnya:

Judul Syair: Turun Sintren, Sintrene widadari

Nemu kembang yun ayunan

Nemu kembang yun ayunan

Kembange si Jaya Indra

Widadari temurunan

Kang manjing ning awak ira

Turun-turun Sintren

Sintrene widadari

Nemu kembang yun ayunan

Nemu kembang yun ayunan

Kembange si Jaya Indra

Widadari temurunan

Kembang kates gandul

Pinggire kembang kenanga

92

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa Cikendung”,

11 Desember 2018.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

56

Kembang kates gandul

Pinggire kembang kenanga

Arep ngalor arep ngidul

Wis mana gageya lunga

Kembang kenanga

Pinggire kembang melati

Kembang kenanga

Pinggire kembang melati

Wis mana gageya lunga

Aja gawe lara ati

Kembang jae laos

Lempuyang kembange kuning

Kembang jae laos

Lempuyang kembange kuning

Ari balik gage elos

Sukiki meneya maning

Kembang kilaras

Ditandur tengae alas

Paman-bibi aja maras

Dalang Sintren jaluk waras

Syair tersebut dilantunkan sampai dengan acara akan dimulai atau

sebagai penanda bahwa acara akan segera dimulai.93

Sebelum acara benar-

benar dimulai pawang sudah memandikan terlebih dahulu sang Sintren

93

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa Cikendung”,

11 Desember 2018.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

57

dengan air bunga telon dari ujung rambut sampai kepala tiga kali.

Kembang telon mempunyai makna bahwa dalam kehidupan manusia ada

kehidupan yang lebih tinggi yaitu sang pencipta, yang mana kembang telon

sebagai simbol dari bentuk kehidupan yang saling berhubungan, yaitu

Jagad Ngisor, Jagad Tengah dan Jagad Dhuwur. Keseluruhan aspek

tersebut mempunyai arti bahwa keselarasan Jagad tersebut adalah

keseimbangan dan keselarasan yang harmonis (Subagyo 2000:27). Tidak

hanya itu (Soedarso, 1999:3) menyampaikan dalam kosmologi Hindu

Dharma ada 3 dunia yaitu, Suarga Loka atau dunia atas (tempat para

Dewa), Bhuawah Loka atau dunia tengah (tempat manusia) dan Bhuta

Loka ataudunia bawah (tempat roh jahat bersemayam). Ketiganya saling

berkaitan satu sama lain.94

2. Tahap Pertunjukan atau Pelaksanaan

Pertama, tahapan menjadikan Sintren dilakukan oleh pawang beriringan

dengan 4 pemain dayang sebagai lambang bidadari (Jawa: Widodari patang puluh,

artinya bidadari yang berjumlah 40). Pawang segera menjadikan penari Sintren

dengan beberapa mantra serta kemenyan yang ada di tangannya, sementara para

sinden pelantun lagu mengalunkan tembang Yu Sintren.

Judul Syair : Yu Sintren

Turun-turun Sintren

Wintrene widhadhari

Widhadhari tumuruno

Aja suwen mindho dalem

94

Atik Triratnawati, Isni Herawati, Revitalisasi Kesenian Sintren, hal. 53.

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

58

Dalem sampun kangelan

Tabuhan gendang atau Gamelan terus menggema dan pawang tidak

berhenti membaca doa dengan asap kemenyan mengepul yang bertujuan

memanggil kekuatan dari luar. Sintren yang diikat dengan tali, kemudian pawang

mengintruksikan kepada Sintren untuk berjongkok keadaan berpakaian biasa dan

dimasukan ke dalam kurungan dengan dibekali busana dan alat kosmetik yang

sudah dipersiapkan. 95

Selama dalam kurungan inilah proses menjadikan Sintren

sebagai penari berlangsung. Nyanyian dari sinden dikumdangkan sampai pada

kurungan tampak bergerak sebagai pertanda bahwa Sintren telah selesai berganti

pakaian. Beberapa saat kemudian kurungan dibuka, Sintren sudah berdandan

dalam keadaan terikat tali, lalu Sintren ditutup kurungan kembali.96

.

Kedua, setelah ada tanda-tanda Sintren sudah jadi (biasanya ditandai

kurungan bergetar kembali) kurungan dibuka, Sintren sudah melepas tali dan siap

menari. Selama pertunjukan Sintren berlangsung, pembakaran kemenyan tidak

berhenti. 97

Tarian sang Sintren tidak dapat diprediksi akan tetapi alunan musik

dapat mempengaruhi terhadap gerak tariannya. Jika roh halus yang masuk adalah

seorang penari sesuai dengan roh yang dipanggil oleh pawang, maka gerakannya

gemulai dan enak dilihat, jika yang masuk adalah roh yang tidak dikenal maka

gerakannya akan monoton. Dalam hal ini saat pemanggilan roh bergantian masuk,

roh apapun bisa masuk. 98

Sang penari Sintren menari dengan menggunakan kacamata hitam,

95

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa Cikendung”,

11 Desember 2018. 96

Wawancara pribadi dengan Santi “Penari Sintren” 3 Juli 2019. 97

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa Cikendung”,

11 Desember 2018. 98

Wawancara pribadi dengan Santi “Penari Sintren” 3 Juli 2019.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

59

biasanya lagu Sulasi Sulandana menjadi lagu pertama yang dilantunkan. Lagu ini

merupakan lagu untuk mengundang Dewa.99

Judul Syair : Sulasih Sulandono

Sulasi Sulandana

Menyan kang ngundang dewa

Ala dewa dening sukma

Widhadhari tumuruno

Lagu tersebut merupakan lagu wajib saat pertunjukan tarian Sintren,

sebagai bentuk pancingan terhadap roh-roh baik, agar tujuan ritual Sintren yang

sebenarnya dapat dilaksankan dengan semestinya. Lagu wajib setelahnya yaitu

berjudul Bismillah.100

Judul Syair : Bismillah

Bismillah mulai gambang

Sing tak gambang kayune jati

Bismillah mulai gambang

Sing tak gambang Sintren saiki

Nyanyian tersebut dilantunkan sebagai isyarat bahwa Sintren akan segera

dimulai. Nyanyian yang mengandung unsur doa sekaligus ucapan salam pembuka.

Lagu ini tidak paten (harus) dinyayikan, karena setiap daerah mempunyai lagu

wajibnya sendiri dan bismillah ini merupakan ciri khas pawang Sintren di desa

Cikendung ketika akan memulai ritual.

Selanjutnya lagu Tambak-tambak Pawon yang mana lagu tersebut

menceritakan bahwa sang roh dengan senang hati masuk ke dalam diri Sintren

99

Wawancara pribadi dengan Santi “Penari Sintren” 3 Juli 2019. 100

Wawancara pribadi dengan Santi “Penari Sintren” 3 Juli 2019.

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

60

serta meminta tubuh penari Sintren yang masih suci.

Judul Syair : Tambak-tambak Pawon

Tambak-tambak pawon

Aku kena udang kuwali

Mung jaran mungsapi

Njaluk prawan sing nomor siji

Ketiga, adalah prosesi saweran disebut dengan balangan atau temohan,

Setelah lagu Tambak-tambak Pawon selesai, lagu yang dibawakan pada saat

dimulai acara nyawer ini adalah lagu Ayo Ngewer-ngewer Puntren.101

Judul Syair : Ayo Ngewer-ngewer Puntren

Ayo ngewer-ngewer puntren

Sing dikewer rujake bae

Ayo nyawer-nyawer Sintren

Sing disawer panjoke bae

Para penonton mulai nyawu (nyawer) Sintren dengan melemparkan

saputangan, baju, atau kain lainnya yang berisi uang ala kadarnya. Ketika saweran

itu mengenai tubuhnya, maka penari Sintren pun akan pingsan dan baru akan

bangun kembali setelah diberi asap kemenyan dari dlupok ke arah hidung dan

mantra-mantra oleh sang pawang. Setelah bangun kembali, penari Sintren akan

meneruskan tariannya sampai jatuh pingsan lagi ketika ada uang logam atau kain,

pakaian yang mengenai tubuhnya sebagai tanda saweran.102

Balangan adalah ketika Sintren sedang menari, kemudian dari arah

101

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa Cikendung”, 11

Desember 2018. 102

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa

Cikendung”, 11 Desember 2018.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

61

penonton ada yang melempar sesuatu ke arah penari Sintren. Setiap penari terkena

lemparan maka Sintren akan jatuh pingsan. Pada saat itu, pawang dengan

menggunakan mantra-mantra tertentu kedua tangan penari Sintren diasapi dengan

kemenyan dan diteruskan dengan mengusap wajah penari Sintren dengan tujuan

agar roh bidadari datang lagi sehingga penari Sintren dapat melanjutkan menari

lagi. Temohan adalah kata sejenis balangan hanya saja temohan ini dilakukan oleh

penari Sintren dengan nyiru (tampah), kotak kardus, baskom atau nampan

mendekati penonton untuk meminta tanda terima kasih berupa uang ala

kadarnya.103

Pemain Sintren saat menari tidak dibatasi dengan waktu, pawang

memberikan kebebasan pada roh untuk memasuki tubuh sang Sintren dengan

tarian yang diinginkan. Pergantian roh sering terjadi lantaran banyak sekali roh

bidadari yang ada disekitar perayaan Sintren, sehingga bergantian untuk masuk ke

dalam tubuh Sintren menjadikan waktu yang tidak terbatas.104

Keempat, menyadarkan Sintren sebagai penutup permainan, Tahapan

penutup ini dilakukan apabila penonton yang mengasih uang (nyawer) sudah

mulai sepi, pawang menyuruh Sintren berhenti menari lalu berjongkok untuk

selanjutnya ditutup kembali dengan kurungan ayam. Beberapa saat kemudian

kurungan dibuka dan sang Sintren kembali mengenakan pakaian sehari-hari,

kemudian sang pawang mengarahkan asap kemenyan dari dlupok ke arah hidung

Sintren agar ia siuman. Setelah siuman, maka pertunjukan Sintren pun telah

usai.105

103

Atik Triratnawati, Isni Herawati, Revitalisasi Kesenian Sintren, hal. 62. 104

Wawancara Pribadi dengan Bapak Kartono, “Pawang Sintren Desa Cikendung”, 7

September 2018. 105

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

62

Desa Cikendung biasanya melaksanakan pertunjukkan Sintren untuk

keperluan upacara-upacara ritual, seperti selametan desa atas limpahan rezeki serta

hasil panen perkebunan. meminta turun hujan, bersih desa, upacara tolak bala,

nadzar, ruwatan dan pernikahan, serta ntuk memeriahkan peringatan hari besar.106

D. Sintren dan Masyarakat Desa Cikendung

Kehidupan masyarakat selalu diwarnai dengan perbedaan mengenai segala

sesuatu yang terjadi atau dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu terjadi

pada ritual perayaan Sintren di Cikendung. Beberapa masyarakat desa Cikendung

memiliki perbedaan dalam menyikapi tradisi tersebut. Mayoritas masyarakat

menerima adanya pelaksanaan ritual Sintren, namun tidak dipungkiri bahwa ada

beberapa golongan yang kurang setuju dengan ritual-ritual yang dilakukan.

Perbedaan tersebut tidak menimbulkan perpecahan dalam kehidupan masyarakat

karena mereka memiliki jiwa solidaritas yang tinggi.107

Pelaksanaan ritual Sintren merupakan suatu perayaan yang harus

dilaksanakan setiap memliki hajat sebagai upaya untuk melestarikan budaya nenek

moyang setempat. Menurut kepercayaan masyarakat, mereka mendapatkan banyak

rezeki dari hasil gunung. Maka dari itu, sebagai bentuk timbal balik, mereka patut

memberi sajen kepada para roh yang masuk ke dalam diri Sintren.

Untuk mengatasi adanya benturan budaya dan agama, masyarakat yang

tidak setuju dengan beberapa ritual tersebut mengajarkan ilmu pengetahuan agama

yang ketat, dan memang desa Cikendung merupakan desa yang berpegang teguh

Cikendung”, 11 Desember 2018.

106Wawancara Pribadi dengan Bapak Wahyu, “Perangkat Desa Cikendung Bagian Kasie

Pelayanan”, 3 Juli 2019. 107

Wawancara Pribadi dengan Mas Ahmad, “Prenabuh Gamelan Sintren Desa

Cikendung”, 11 Desember 2018.

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

63

pada nilai kereligiutasannya. Sejatinya mereka menyadari bahwa tradisi ini sudah

mengakar pada kehidupan masyarakat Cikendung, sehingga sulit untuk

dihilangkan. ilmu agama dipegang erat-erat untuk menjaga keimanan serta bekal

kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.108

Para penggiat kesenian Sintren pun menghargai perbedaan pendapat

tersebut. Menurut mereka melaksanakan tradisi ritual Sintren adalah bagian dari

pelesatarian adat dan budaya, mereka tetap percaya kepada Tuhan dan tetap

berdoa kepada-Nya. Namun, mereka juga percaya bahwa nenek moyang setempat

memiliki peran yang kuat dalam kehidupannya. Karena tradisi tersebut merupakan

budaya yang sudah ada sejak nenek moyang tinggal di desa Cikendung.109

Di Cikendung khususnya Sintren dikemas dengan menggunakan bahasa

Jawa tanpa adanya unsur bahasa Arab, namun sebenarnya tujuannya sama.

Bermujahaddah dan berdoa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dijadikan seperti

kebiasaan. Begitupula ritual perayaan Sintren sehingga menjadikan tradisi tersebut

jauh berbeda yang terlihat saling bertentangan. Dalam Sintren bisa saja terdapat

arti dalam Al-Qur‟an hanya saja tidak dalam Bahasa Arab akan tetapi di bahasa

Jawakan.110

108

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa

Cikendung”, 11 Desember 2018. 109

Wawancara Pribadi dengan Zaki, “Pnggiat Kebudayaan”, 11 Desember 2018.

110

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa

Cikendung”, 11 Desember 2018.

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

64

BAB IV

SINTREN DAN NILAI SPIRITUAL

A. Sintren dan Kepercayaan

Sintren disebut juga sintru yang mempunyai arti sesuatu yang tidak fulgar,

abu-abu, alam yang tidak terlihat. Kesenian rakyat yang timbul pada zaman dahulu

disebut juga dengan anonym (tidak diketahui) karena penciptanya sulit di cari. Ada

yang membuatnya namun, orang-orang terdulu tidak ingin menampakan dirinya

sebagai pencipta. Orientasinya saat penciptaan ritual Sintren yaitu pada kehidupan

roh halus, sebab ada dan hidup pada masa agama-agama yang diakui belum hadir

dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat animism, dinamisme.111

Animisme dinamisme mewujudkan kepercayaan dengan berbagai hal yang

mengaitkan dengan gunung atau sesuatu yang besar karena memiliki keyakinan

tertentu. Sintren dimainkan di daerah pegunungan lantaran mistis yang ada sangat

kental dan banyak roh yang tanpa disadari berkeliaran dengan dunia yang tidak

manusia ketahui.

Sintren adalah media sarana yang orientasinya sebagai sumber permintaan

kepada Sang Maha Kuasa yang diwujudkan melalui roh atau leluhur yang sudah

meninggal, sebagai bentuk perwujudannya yaitu berdoa dan meminta yang

terpenting dalam hal ini adalah jangan saling menyalahkan antar kepercayaan yang

berbeda, karena sejatinya Tuhan itu satu.

Seiring berkembangnya zaman agama hadir dengan beberapa ketetapan oleh

111

Wawancara Pribadi dengan Bapak Koestoro, “Budayawan Kabupaten Pemalang

(kesenian, sejarah, dan aliran kepercayaan)”, 9 September 2018.

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

65

pemerintah, sehingga Pancasila dibentuk dan didiskusikan,agar tidak terjadi

pemberontakan antar pemeluk agama yang berbeda maupun kepercayaan yang

berbeda. Sintren tetap dijalankan dengan rapalan-rapalan yang ada tanpa

melampaui batas penyelewengan yang merusak kehidupan beragama dan tidak

pula mengurangi keyakinan terhadap Tuhan. Nilai spiritual yang ada pada

perayaan Sintren bertujuan agar mampu menghubungkan roh halus dalam diri

Sintren.112

Perayaan Sintren harus disesuaikan agar tidak terbentur dengan ideologi.

Animisme memiliki sifat menyembah kepada roh, kaitannya dengan agama karena

memiliki keyakinan yang berbeda tersebut biarkanlah berjalan beriringan karena

seiring berjalannya waktu budaya menyesuaikan zaman.

Pada zaman Hindu dan Budha masuk, tentu tidak bisa dihindari akan

tercampurnya budaya asli masyarakat dengan budaya baru. Hal tersebut juga

terjadi pada ritual perayaan Sintren. Sebelum Hindu datang, rapalan atau mantra

Sintren menggunakan rapalan Jaya Baya bukan Hindu Budha akan tetapi Jawa.

Namun, setelah masuknya agama Hindu dan Budha terjadi beberapa perubahan

meski tidak seluruhnya seperti perapalan mantra maupun syair lagunya yang

terdapat kata dewa. Cantoh yang terlihat dalam syair lagu yang berjudul Sulasih

Sulandono terdapat kata-kata “Menyan kang ngundang dewa (menyan yang

mengundang dewa) ala dewa dening sukma (kepada dewa dengan jiwa). Lagu

tersebut memohan kepada dewa agar menurunkan bidadari.113

112

Wawancara Pribadi dengan Bapak Koestoro, “Budayawan Kabupaten Pemalang

(kesenian, sejarah, dan aliran kepercayaan)”, 9 September 2018. 113

Wawancara Pribadi dengan Bapak Koestoro, “Budayawan Kabupaten Pemalang

(kesenian, sejarah, dan aliran kepercayaan)”, 9 September 2018.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

66

Pada saat agama Islam masuk, kondisinya tidak jauh berbeda dengan agama

Hindu dan Budha masuk. Banyak kata atau pengucapan mantra yang

menggunakan kalimat bukan Allah, namun disiati oleh beberapa budayawan

menggunakan kalimat ganti yang sesuai, sebagai contohnya salah satu syair dalam

kata Duh Dewa duh Cawata Gung diubah menjadi Duh Gusti Kang Maha

Agung yang memiliki arti Wahai Tuhan Yang Maha Besar. Lirik atau syair sangat

berpengaruh dalam pelaksanaan ritual sintren sehingga pelafalannya harus jelas

.114

Masuknya agama Islam juga merubah perapalan atau mantra yang digunakan

oleh seorang pawang untuk memasukan roh bidadari ke dalam calon Sintren.

Dengan merubah mantra menggunakan potonyan ayat Al-qur‟an dan juga bacaan-

bacaan Arab Jawa.115

Sintren yang benar-benar autentik atau melestarikan nilai spiritual yang

sebenarnya biasanya berada di perkampungan, masyarakatnya belum begitu

terpengaruh dengan kebiasaan yang berada di kota, sehingga Sintren diterapkan

sesuai dengan makna dan proses semestinya. Pada waktu itu Sintren merupakan

seni yang timbul dari proses alam, guna melaksanakan pemanjatan doa terhadap

Sang Maha Kuasa di alam terbuka yang kemudian di garap oleh seniman dan

menjadi sebuah karya. Berkreasi dalam seni sama dijadikan media yang berbeda,

dikemass dengan kepuasan untuk menghantarkan kepada roh untuk turun.116

Pada diri sang Sintren roh masuk, seseorang meminta sesuatu melalui

mbalangan dan meyakini bahwa roh tersebut akan mengabulkan permintaannya.

114

Wawancara Pribadi dengan Bapak Koestoro, “Budayawan Kabupaten Pemalang

(kesenian, sejarah, dan aliran kepercayaan)”, 9 September 2018. 115

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa

Cikendung”, 11 Desember 2018. 116

Wawancara Pribadi dengan Bapak Koestoro, “Budayawan Kabupaten Pemalang

(kesenian, sejarah, dan aliran kepercayaan)”, 9 September 2018.

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

67

Dalam Islam meminta terhadap selain Allah tidaklah boleh, akan tetapi hal ini

merupakan turun temurun warisan budaya yang bermula Animism Dinamisme

yang kemudian di lakonkan oleh orang-orang beragama, sehingga seiring

berjalannya waktu masyarakatpun mempercayai hal tersebut sebagai bentuk rasa

syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang di implementasikan melalui media

hiburan Sintren karena yang merupakan keyakinan pada waktu itu dan sebagai

persembahan hubungan Animisme dan Dinamisme.117

Dalam kehidupan yang berbeda, antara orang yang masih memegang teguh

kepercayaan Animisme dan Dinamisme dan orang beragama yang terpentinng

adalah jangan menggangu kehidupan alam ghaib maka alam sana pun tidak akan

mengganggu begitupula sebaliknya biarkan pembaharuan kehidupan terus

berlangsung tanpa saling merasa siapa yang benar dan siapa yang salah.118

B. Nilai Spiritual pada Perayaan Sintren

Dalam teori jiwa/spiritual para ilmuan penganut teori ini berpendapat bahwa

agama yang paling awal bersamaan dengan pertama kali manusia mengetahui

bahwa di dunia ini tidak hanya di huni oleh makhluk materi, tetapi juga oleh oleh

makhluk immateri yang disebut dengan jiwa (anima). Pendapat ini dipelopori oleh

ilmuan inggris yang bernama Edward Burnet Taylor (1832-1917) dalam bukunya

yang sangat terkenal, The Primitife Culture (1872) yang mengenalkan teori

animisme, ia mengatakan bahwa asal mula teori agama bersamaan dengan

munculnya kesadaran manusia akan adanya roh atau jiwa. Mereka memahami

117

Wawancara Pribadi dengan Bapak Koestoro, “Budayawan Kabupaten Pemalang

(kesenian, sejarah, dan aliran kepercayaan)”, 9 September 2018. 118

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa

Cikendung”, 11 Desember 2018.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

68

akan adanya roh dan kematian, yang mengantarkan mereka kepada pengertian

bahwa kedua peristiwa itu adalah mimpi dan kematian yang merupakan bentuk

pemisah antara roh dan tubuh kasar. 119

Apabila orang meninggal dunia maka tubuhnya akan membusuk akan tetapi

rohnya akan mampu hidup terus. Darisanalah asal muasal kepercayaan bahwa roh

orang yang telah mati itu kekal abadi. Selanjutnya, roh orang mati tersebut

dipercayai dapat mengunjungi manusia, dapat menolong manusia, bisa

mengganggu hidup manusia dan bisa juga menjaga manusia, terutama anak, cucu,

dan keluarga sekampung.

Alam semesta ini dipercayai dengan adanya jiwa-jiwa yang bebas, merdeka

E.B Taylor menyebutnya spirit atau makhluk halus. roh dan makhluk halus

memiliki prengertiannya masing-masing. Roh adalah bagian halus dari setiap

makhluk yang mampu hidup terus menerus setelah jasadnya mati, sedangkan

makhluk halus adalah sesuatu yang memang terjadi karena sejak awalnya memang

seperti itu, contohnya seperti peri/bidadari, mambang, dewa-dewi yang dianggap

berkuasa. Sejatinya pikiran manusia telah mentransformasikan kesadaran akan

adanya jiwa yang akhirnya menjadi kepercayaan kepada makhluk-makhluk halus.

Tingkat yang paling dasar dari evolusi agama adalah ketika manusia percaya

bahwa terdapat makhluk halus yang menempati alam sekeliling tempat tinggal

manusia karena mereka bertubuh halus, manusia tidak dapat menangkap dengan

panca inderanya. Makhluk halus tersebut itu mampu berbuat berbagai hal yang

tidak dapat diperbuat oleh manusia. Berdasarkan kepercayaan semacam itu,

119

Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, September

2000), hal.24.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

69

makhluk halus dijadikan sebagai objek penghormatan dan penyambahan manusia

dengan berbagai ritual atau upacara keagamaan berupa doa, sesajen atau korban.

Kepercayaan seperti itulah yang oleh E.B Taylor disebut animisme. 120

Pada tingkat selanjutnya dalam evolusi agama, manusia percaya bahwa

gerak alam ini disebabkan oleh jiwa yang ada di belakang peristiwa dan gejala

alam itu. Sungai sungai yang mengalir, gunung yang meletus, angin topan yang

menderu, matahari, bulan, dan tumbuh-tumbuhan semuanya bergerak karena jiwa

alam ini, kemudian dianggap sebagai makhluk-makhluk yang berkepribadian,

yang mempunyai kemauan dan disebut dewa-dewa alam. 121

Teori jiwa atau ritual ini menegaskan bahwa antara agama dan alam

disekelilingnya itu saling berkaitan, dimana manusia tetap memerlukan agama

namun juga tetap melakukan berbagai tindakan atau ritual yang berhubungan

dengan roh-roh yang ada di alam semesta. Seperti halnya tarian Sintren yang

sudah menjadi kebiasaan masyarakat melalui beberapa ritual dan prosesinya

berkaitan dengan pemanggilan roh bidadari serta gerakan tari melalui mantra yang

dibawakan oleh pawang Sintren yang akhirnya menimbulkan gerakan di luar

kesadaran manusia.

Sintren merupakan tradisi Jawa khususnya di desa Cikendung Pemalang.

Perayaan Sintren di desa Cikendung dimaksud sebagai pemanjatan rasa syukur

terhadap Allah S.W.T atas limpahan rezeki serta kekayaan alam yang ada di dunia

melalui roh-roh yang ada di alam semesta. Roh Bidadari yang masuk ke dalam diri

Sintren merupakan perwujudan kuasa-Nya bahwa terdapat makhluk disekeliling

120

Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, September

2000), hal.24. 121

Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, hal.25.

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

70

manusia yang tidak dapat dilihat oleh panca indera. Pemberian sesajen , dupa

maupun obor memiliki makna suatu harapan agar doa yang dipanjatkan

dikabulkan serta sebagai rasa syukur atas apa yang sudah di dapatkan oleh

manusia khususnya warga Cikendung. 122

Dalam teori yang diungkapkan oleh Marcel Mauss dalam karyanya yang

berjudul The Gift atau Pemberian, bahwa tidak ada sesuatu pemberian yang tanpa

pamrih. Karena menurutnya, kehidupan manusia telah berlangsung suatu evolusi

secara alamiah, sehingga manusia memiliki hubungan dengan roh-roh dari mereka

yang sudah meninggal atau dengan para dewa. Jadi dengan melaksanakan

pemberian atau saling tukar-menukar adalah hal yang dianggap penting karena

untuk menghindari adanya kekuatan jahat dari para roh leluhur dan membuat

kehidupan masyarakat menjadi lebih mudah dan aman.123

Sintren timbul pada zaman kuno berhubungan dengan roh halus, garapan

Sintren adalah mampu memasukan roh halus masuk ke dalam diri perempuan

yang di maksudkan, Sintren bergerak sesuai keinginan roh tersebut melalui

instrumen musik yang dimainkan dan mantra yang dibacakan oleh pawang. Ciri-

ciri instrumen musik untuk mengiringi Sintren sangatlah sederhana, tidak

selengkap zaman yang sekarang, yang dibutuhkan kesenian rakyat, bukanlah

kualitas seni (keindahan, urutan gerak) akan tetapi sebagai ungkapan atau sebagai

media agar bisa berinteraksi dengan alam ghaib atau roh-roh dan mampu

122

Wawancara Pribadi dengan Bapak Kartono, “Pawang Sintren Desa Cikendung”, 7

September 2018 123

Marcel Mauss, The Gift: Form and Functions of Exchange in Archaic Societies, terj.

Parsudi Suparlan “Pemberian: Bentuk dan Fungsi Tukar-Menukar di Masyarakat Kuno”

(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1992), hal. 19.

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

71

menghubungkan komunikasi dengan roh halus.124

Pada waktu itu melempar koin atau balanagan adalah sabagai sarana untuk

membeli kembang atau bunga dan juga merupakan faktor Animisme Dinamisme

sebagai bentuk permintaan. Hal tersebut merupakan spiritual saat roh masuk ke

dalam diri penari Sintren. Modern ini kata balangan diubah menjadi saweran,

sumbangsih hajat maupun bahasa lainnya sesuai dengan kebiasaan daerah masing-

masing yang pada intinya tertuju untuk memenuhi sarana atau kegunaan

kepercayaan tersebut. Sintren sebelum masuk ke dalam kurungan, rapalan atau

mantra sudah di bacakan terlebih dahulu, Sintren mengalami trance kemudian

pingsan saat didudukan disamping kurungan. Sebelum dimasukan ke dalam

kurungan tangan Sintren dalam kondisi diikat, pakaian apa adanya dan tanpa

riasan, posisi Sintren sudah dalam keadaan tidak sadar.125

Perubahan Sintren yang dulu dan sekarang adalah perubahan lirik atau

syair yang digunakan. saat Sintren dibacakan dengan potongan ayat Al-qur‟an

yang kemudian di terjemahkan dalam Bahasa Jawa maka seharusnya Sintren di

lakukan malam hari berturut turut selama 4 hari dengan disandingkan rapalan-

rapalan lainnya. Namun Jika mantra di bacakan dalam Bahasa Jawad an diiringi

dengan jimat dan sebagainya maka Sintren akan lebih mudah untuk kemasukan

roh bidadari, karena unsur bacaan yang mempengaruhi dan biasanya sesuai

dengan lingkungan yang ada karena memang disekitar pegunungan tersebut

terdapat banyak media yang bersifat mistis.126

124

Wawancara Pribadi dengan Bapak Koestoro, “Budayawan Kabupaten Pemalang

(kesenian, sejarah, dan aliran kepercayaan)”, 9 September 2018. 125

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa

Cikendung”, 11 Desember 2018. 126

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, “Pimpinan Sanggar Sintren Desa

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

72

Hal yang terpenting adalah proses penyucian diri Sintren saat dimasukan

bersih dari hal-hal keduniawian. Ngelatih Jiwa atau melatih jiwa merupakan

sesuatu yang harus dipenuhi agar mendapatkan keadaan yang tenang atau rileks

intinya adalah perasaan yang tulus serta pasrah.127

C. Sintren pada Masa Hindu dan Budha

Perayaan ritual Sintren pada saat penggunaan sesajen bagian dari alat atau

sesembahan roh sebenarnya tidak harus menggunakan kemenyan, bisa

menggunakan alat obor, air atau sebagainya lantaran menyesuaikan adat dan

tradisi lingkungan yang ada. Proses Sintren pada zaman dahulu sebelum Islam

masuk masih terpengaruh oleh ajaran Hindu dan Budha, hal yang terpenting yaitu

yakin terhadap kepercayaan animism dan dinamisme. 128

Pertunjukan Sintrenpada

zaman pengaruh hindu dan Budha tercermin dalam lagu yang bersyair sebagai

berikut :

1. Kembang jahe laos (Bunga jahe laos).

2. Kecampur kembang kemuning (tercampur bunga kemuning).

3. Arep balik age los (mau pulang silahkan pergi)

4. Mengko sore menea maning (Nanti sore kesini lagi)129

Kata balik (pulang) yang dimaksudkan dalam syair di atas artinya mati.

Kemudian kata menea maning (kesini lagi = kembali lagi) maksudnya adalah

Cikendung”, 11 Desember 2018

. 128

Wawancara Pribadi dengan Bapak Kartono, “Pawang Sintren Desa Cikendung”, 7

September 2018.

129

Dyah Komala Laksmiyati, Chusnul Khotimah, SINTREN Keindahan Seni Budaya

Cirebon, (Cirebon: Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati, 2013) hal. 6-7.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

73

menitis kembali atau kelahiran kembali (reinkarnasi). Dalam agama Hindu dan

Budha dikenal istilah manitis/manitis-manuksa-manjalma (menjelma).130

D. Sintren pada Masa Penyebaran Agama Islam

Kesenian Sintren pada zaman perkembangan agama Islam, sangat banyak

pesan-pesan terselubung yang mencerminkan ajaran falsafah agama Islam.

Beberapa ajaran nya sebagai berikut:

1. Pemeran utama Sintren, yaitu Sintren atau lais dan dalang Sintren

berjumlah 2 orang, melambangkan 2 kalimat syahadat, yaitu syahadat

Tauhid dan syahadat Rasul.

2. Jenis waditra yang 4 melambangkan Iman, Tauhid, Ma‟rifat, Islam.

3. Jumlah waditra yang 5 melambangkan Rukun Islam ada lima

4. Nayaga, Pembawa lagu, jumlah pemain Sintren yang berjumlah 20 orang

melambangkan sifat-sifat Tuhan (Allah) yang jumlahnya ada 20.

5. Kurungan dan Sintren atau lais melambangkan badan jasmani dan rohani,

yang pada waktunya dengan ketentuan oleh tuhan yang Maha Esa, badan

jasmani akan ditingkalkan oleh badan rohani, seperti halnya kurungan

yang nantinya akan ditinggalkan oleh Sintren atau lais.131

Demikian pula dengan ajaran syair lagu yang diterapkan, mengandung

beberapa ajaran falsafah agama Islam sebagai berikut :

1. Waris lais terapnang sandang ira (Pawang lais pasangkan pakaianmu) =

130

Wawancara Pribadi dengan Bapak Kartono, “Pawang Sintren Desa Cikendung”, 7

September 2018. 131

Dyah Komala Laksmiyati, Chusnul Khotimah, SINTREN Keindahan Seni Budaya

Cirebon. hal. 7.

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

74

Wari lais adalah pemain lais yang melambangkan makhluk (umat manusia)

yang memiliki kehendak

2. Dunung alah dunung (majikan duh majikan) = dunung mempunyai arti

majikan yaitu Allah S.W.T yang wajib disembah.

3. Si dununge bahu kiwa (majikannya bahu kiri) = yang berarti Tuhan itu

tidak jauh dari kita, Tuhan maha mengetahui segala perbuatan kita

4. Pangeran kang lara tangis (Tuhan yang pengasih dan penyayang) =

maksudnya adalah Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang sebagai

tempat mengabdi dan memohon pertolongan.132

Penggalan syair tersebut adalah Sintren atau lais (manusia) boleh meminta

apa saja, Tuhan yang akan mengabulkan. Sedangkan dilihat dari instrument

musiknya, dua buah bumbung bambu, satu buah gendi, satu buah buyung dan satu

buah kecrek dapat diartikan sebagai rukun Islam yang lima perkara. Instrument

pada gendi sebagai gong yang ditiup secara teratur dengan bunyi huu huu itu

berarti menyebut asma Tuhan, huu yang diucakan secara teratur dan terus menerus

sebagai gambaran kita selalu berdzikir kepada Allah S.W.T.

132

Dyah Komala Laksmiyati, Chusnul Khotimah, SINTREN Keindahan Seni Budaya

Cirebon. hal. 8.

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Sintren yang telah penulis tulis menyimpulkan

bahwa Sintren menceritakan atau menggambarkan suatu kehidupan, bagaimana

seseorang mengalami proses menghadapi kehidupan dari mulai terbangun untuk

bernafas dan terlelap saat tidur kemudian mati. Masuknya Sintren cepluk/makan

kemudian kemasukan roh bidadari yang berjumlah 40 kemudian berakhir

meninggal (layung-layung). Ritual perayaan Sintren yang ada di desa Cikendung

memiliki nilai spiritual sebagai berikut:

Pertama, nilai spiritual Sintren pada saat proses ritual mbalang, ketika koin

saweran mengenai tubuh sang sintren, maka penari Sintren pun akan pingsan dan

akan bangun kembali setelah diberi asap kemenyan dari dupa ke arah hidung dan

mantra-mantra oleh sang pawang. Sintren bangun kembali dan melanjutkan tarian

dengan gaya yang berbeda, menandakan pergantian roh bidadri yang masuk.

Sintren akan berulang pingsan ketika uang koin mengenai tubuhnya.

Kedua, Sintren sebagai bentuk akulturasi budaya, Pertunjukan tari

peninggalan leluhur yang menggunakan mantra guna mengundang roh halus

tersebut oleh masyarakat dianggap sakral karena sebagai bentuk permintaan.

Beberapa syair serta lirik lagu mengalami perubahan tampak pada syair bismallah

saat membuka acara, selain itu juga beberapa lirik lagu sintren lainnya.

Dari penelitian tersebut juga dapat disimpulkan bahwa keyakinan atau

kepercayaan masing-masing individu yang saling bertentangan satu sama lain

ketika dipertemukan akan sulit, oleh sebab itu disiasati dengan cara menyesuaikan

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

76

bagaimana sekitar agar tidak saling tersinggung. Keyakinan seseorang melekat

pada diri sendiri tanpa bisa ditetapkan maupun dipaksa, masing-masing keyakinan

mempunjyai jalurnya sendiri. Dari kacamata ketuhanan baik Islam atau yang

lainnya menetapkan bahwa Indonesia menggunakan Ketuhanan Yang Maha Esa,

bahwa ada sesuatu atau zat dialam ghaib sana yang dinamakan Tuhan.

Manifestasinya kebawah antara Tuhan dengan manusia itu sendiri merupakan

pilihan masing-masing dan dijalankan sesuai dengan ketentuan yang ada menurut

syariat yang sudah ditetapkan oleh masing-masing kepercayaan tersebut.

B. Saran

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis, penulis telah

mengetahui bagaimana proses pelaksanaan Sintren dari mulai persiapan sampai

dengan pelaksaan hingga Sintren berakhir, Penulis juga mengetahui bagaimana

sebenarnya tujuan dari pelaksaan Sintren yang langsung diadakan oleh pemerintah

desa maupun diadakan pribadi keluarga sesuai dengan tujuannya masing-masing.

Penulis beranggapan bahwa ritual pelaksanaan Sintren perlu dipertahankan serta

dilestarikan agar ritual tersebut tidak termakan oleh budaya baru yang tidak

mencerminkan ciri khas desa dan kegunaannya.

Sintren memiliki potensi kesenian yang kuat yang mengandung nilai

religiuitas, sosial serta toleransi yang tinggi antar sesama masyarakat, hal tersebut

dirasakan oleh beberapa elemen masyarakat dari mulai yang muda sampai dengan

yang tua. Pelaksanaan ritual Sintren juga memerlukan kerjasama antara warga

yang pro maupun kontra terhadap ritual tersebut. Bagi warga yang tidak

menyukainya memaknai Sintren sebagai selingan hiburan semata, karena

menganggap Sintren bertolak belakang dengan kepercayaan yang dianutnya

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

77

lantaran mengandung hal-hal yang negatife seperti pemujaan roh dan sebagainya.

Sebaliknya, bagi warga yang menyukainya, menganggap Sintren sebagai garapan

seni sekaligus media interaksi terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Adapun roh-roh

bidadri yang dipanggilan merupakan sumber perwujudan bahwa didunia ini tidak

hanya makhluk hidup yang berjenis manusia akan tetapi terdapat makhluk ghaib

yang tidak dapat dilihat oleh panca indera manusia.

Selain sebagai warisan budaya leluhur yang turun temurun, Sintren

merupakan bentuk akulturasi budaya yang semula dilaksanakan untuk pemujaan

semata, guna meminta jodoh dan sebagainya, Sintren diberlangsungkan tidak

hanya untuk demikian akan tetapi sebagai bentuk pelaksananaan rasa syukur

kehadirat Allah S.w.t atas limpahan karunia atas apa yang ada baik di Bumi

maupun di langit.

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

78

DAFTAR PUSTAKA

Refrensi Buku :

Ali, Mukti dan Abdullah Fajar. Metodologi Penelitian Agama, Yogyakarta: Tiara

Wacana, Oktober 2004.

Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2008.

Geertz, Clifford. The Religion of Java. Terj. Aswab Mahasin “Abangan, Santri,

Priyayi dalam Masyarakat Jawa”. Jakarta: Pustaka Jaya, 1983.

Harrison, Lisa. Metode Penelitian Politik, Jakarta: PT Fajar Interpratama Offset,

2009.

Kahmad, Dadang. Sosiologi Agama, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

September 2000.

Laksmiyati, Komala Dyah dan Chusnul Khotimah. Sintren Keindahan Seni

Budaya Cirebon, Cirebon: Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati,

2013

Mauss, Marcel. The Gift: Form and Functions of Exchange in Archaic Societies,

terj. Parsudi Suparlan “Pemberian: Bentuk dan Fungsi Tukar-Menukar di

Masyarakat Kuno”, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1992

Moehkardi. Sendratari Ramayana Prambanan Seni dan Sejarahnnya. Jakarta:

KPG Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan PT. Taman

Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, 2011.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2012.

Nurhayati, Laela dan Rukoyah. Kesenian Sintren di Jawa Tengah, Jakarta:

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

79

Perpustakaan Republik Indonesia, 2012.

Usman, Husaini dan Purnomo Setyadi Akbar. Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009

Triratnawati, Atik dan Isni Herawati. Revitalisasi Kesenian Sintren, Yogyakarta:

Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB), 2012

Sumber Jurnal dan Skripsi:

Admin Desa Wisata. Enam Gunungan Meriahkan Kirab Apitan Megawon, Jurnal

Pantura, 3 Agustus 2018

Aris. Profil Desa Wisata Budaya Cikendung Jurnal Desa Wisata Cikendung, 2019

Data Monografi Desa Cikendung, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang,

Tahun 2019

Dini Novianti, Ritual Magis Dibalik Kesenian Sintren (Studi Deskriptif pada

Paguyuban Sintren Sinar Sahar Cangkol Tengah Kotamadya Cirebon),

Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Airlangga

Surabaya, tahun 2001.

Eka Wati, Makna Filosofis Pertunjukan Kesenian Sintren (Studi Kasus Sanggar

Sintren Sekar Insani desa Babadan, Gunungjati, Kabupaten Cirebon),

Skripsi S1 jurusan Akidah Filsafat Islam Institut Agama Islam Negeri

Syekh Nurjati Cirebon, tahun 2017.

Fariz Kurniawan. Upacara Tradisi Mbeleh Wedhus Kendhit (kajian cerita

kelisanan, dan nilai-nilai) Under Graduates thesis, Universitas Negeri

Semarang, 15 Agustus 2011.

Fitri Inayati. Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kesenian Sintren di Desa Sambong

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

80

Kecamatan Batang Kabupaten Batang, Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 2016.

Giska Faris Al-Amim. Analisis Karakter Fungsi Instrumen Musik di Desa

Pagejukan Kabupaten Brebes, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.

Jati Sekar Pinilih. Makna simbolis pertunjukan Sintren di Desa Surajaya

kecamatan Pemalang, kabupaten Pemalang, Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 2012.

Khomsatun. Makna Simbolik Seni Pertunjukan Tari Tradisional Sintren, Skripsi

S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Lutfi Deska. Kesenian Sintren Sebagai Kearifan Lokal, Jurnal Penelitian

humaniora, vol. 21 No. 1, April 2016.

Mamdukh Adi Priyanto. Pemalang gelar Festival Wong Gunung di Lereng

Gunung Slamet, jurnal wartawan tribun jateng, Rabu, 22 November 2017.

Mamdukh Adi Priyanto. Sintren dan Lais, Tarian Mistis yang Semakin

Terpinggirkan, jurnal wartawan tribun jateng, Rabu 29 November 2017.

Puji Dianti. Istilah-Istilah dalam Kesenian Sintren di Desa Cikendung Pulosari,

Pemalang (Kajian Etnoquistik), Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret (USM) Solo, 2018.

Puji Dwi Darmoko. Kesenian Sintren dalam Tarikan Tradisi dan Modernitas,

Jurnal Ilmiah Madaniah, vol. 4 no.1, Januari 2014

Ratna pujiastuti. Research Methods And Organizational Studies, jurnal penelitian,

vol. 01, Februari 2014.

Wahyu. Sejarah Ruat Bumi, Jurnal Desa, 3 Juli

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

81

Sumber Internet:

Diakses dari https;//kbbi.web.id/karya.html pada tanggal 21 Januari 2019 17.27

WIB.

Diakses https://kbbi.web.id/sejarah pada hari Minggu 7 Juli pukul 17.00 WIB

Sumber Wawancara:

Wawancara Pribadi dengan Bapak Koestoro, Penggiat Budaya Kabupaten

Pemalang meliputi, kesenian, Sejarah, dan Aliran Kepercayaan, 9

September 2018.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sokhi, Pimpinan Sanggar Sintren Desa

Cikendung, 11 Desember 2018.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Wahyu, “Perangkat Desa Cikendung Bagian

Kasie Pelayanan”, 3 Juli 2019

Wawancara Pribadi dengan Bapak Deni Suseno , “Ketua Badan

Permusyawaratan Desa Cikendung”, 11 Desember 2018.

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

82

Lampiran VII : Surat Izin Penelitian

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

83

Lampiran VIII : Surat Keterangan Penelitian

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

84

Lampiran IX : Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

Data Informan

Nama :

Umur :

Alamat :

Jabatan:

Waktu Wawancara :

Tempat Wawancara :

Daftar Pertanyaan

A. Gambaran Umum Desa Cikendung

1. Bagaimana asal usul Desa Cikendung?

2. Bagaimana kondisi geografis dan Demografis Cikendung?

3. Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat Desa Cikendung?

4. Bagaimana kondisi sosial dan budaya Desa Cikendung?

5. Bagaimana kondisi keagamaan masyarakat Desa Cikendung?

6. Bagaimana kondisi pendidikan masyarakat Desa Cikendung?

B. Sekilas tentang Ritual Perayaan Sintren

1. Apakah yang disebut dengan Sintren?

2. Bagaimana Perkembangan Ritual Perayaan Sintren?

3. Apa tujuan dilaksanakannya Ritual Sintren?

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

85

4. Kapan dan dimana Ritual Pelaksanaan Sintren?

5. Apa saja perlengkapan Ritual Sintren?

6. Bagaimana Prosesi Ritual Pelaksanaan Sintren?

7. Bagaimana masyarakat menyikapi pelaksanaan Ritual Sintren?

C. SINTREN DAN NILAI SPIRITUAL

1. Apakah Sintren sama dengan kepercayaan?

2. Apakah sesuai dengan syariat Islam?

3. Apakah pelaksanaan Ritual Sintren mendapat pengaruh dari agama lain

selain Islam?

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

86

Lampiran X : Pernyataan Informan

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

87

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

88

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

89

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

90

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

91

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

92

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

93

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

94

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

95

Lampiran XI : Hasil Wawancara

HASIL WAWANCARA

Data Informan

Nama : Wahyu

Umur : 50 Tahun

Alamat : Desa Cikendung, Pulosari, Pemalang

Jabatan : Perangkat Desa Kasie Pemerintahan”,

Tanggal wawancara : 3 Juli 2019, pukul 09.00 WIB

Tempat wawancara : Balai Desa Cikendung

Beberapa Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana asal usul Desa Cikendung?

Jawab: Sejarah desa Cikendung bermula dari dua tokoh karismatik Mbah Tuwuh

Wijaya dan Mbah Margalangu, berdasarkan cerita para leluhur yang kemudian

turun temurun diwariskan kepada para sesepuh desa Cikendung hingga kini,

konon kedua tokoh tersebut bukanlah saudara atau kerabat namun mereka

bertemu setelah kerajaan-kerajaan di tanah jawa banyak berkembang termasuk

kerajaan Hindu Kuno atau Mataram Kuno yang mana desa Cikendung termasuk

dalam wilayahnya

2. Bagaimana kondisi geografis Desa Cikendung?

Jawab: Desa Cikendung adalah sebuah desa di daerah pegunungan tepatnya di

kecamatan Pulosari kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Desa Cikendung

berseebelah utara perbatasan dengan Desa Banyu mudal, di sebelah selatannya

berbatasan dengan Desa Siremeng, Sebelah barat berbatasan dengan Desa

Pulosari dan Sebelah timur berbatasan dengan Desa Beluk

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

96

3. Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat Desa Cikendung?

Jawab: Masyarakat desa Cikendung memanfaatkan pengelolaan wisata, selain itu

banyak pula warga yang menjadi peternak, petani, pedagang, dan buruh. Fasilitas

ekonomi untuk para warga juga lebih diperhatikan, seperti adanya usaha kecil

menengah, lembaga ekonomi unit desa. Adanya usaha tersebut ditujukan untuk

membantu masyarakat mengelola hasil pendapatan yang mereka kerjakan.

Beberapa jenis lembaga ekonomi desa meliputi, industri makanan dari hasil

perkebunan yang berlimpah, kelompok simpan pinjam, Bumdes dan sebagainya

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

97

HASIL WAWANCARA

Data Informan

Nama : Romdhon Arisqi

Umur : 28 Tahun

Alamat : Desa Cikendung RT 14 RW 02

Jabatan: Ketua POKDARWIS Desa Cikendung.

Tanggal Wawancara : 3 Juli 2019, pukul 13.00 WIB.

Tempat Wawancara : Rumah Pribadi

Beberapa Daftar Pertanyaan :

1. Bagaiamana Kondisi Sosial dan Kebudayaan yang ada di Desa Cikendung?

Jawab : Desa Cikendung merupakan desa yang masih sangat menjaga budaya

leluhurnya. Budaya yang lahir dari leluhurnya masih terus dilestarikan. Desa

Cikendung terkenal memiliki kepercayaan yang sangat kuat akan roh-roh gaib.

Namun seiring berkembangnya zaman, kepercayaan yang sangat kuat itu hidup

berdampingan dengan agama yang dianut masyarakat

2. Bagaimana Kondisi Pendidikan di Desa Cikendung?

Jawab : Pendidikan formal menjadi acuan yang bersifat sangat penting supaya

tidak menjadi masyarakat yang terbelakang. Banyak orang yang berpendidikan

sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan desa. Pada kenyataannya anak-anak aesa

Cikendung sedikit yang melanjutkan sampai ke jenjnag perguruan tinggi ataupun

setingkat SMA/Sedrajat, pendidikan bukan menjadi tolak ukur bagaimana

seseorang menjadi sukses, bahkan masyarakat banyak yang berfikir bahwa tanpa

sekolah saja mereka bisa kaya. Kurangnya motivasi dari orang tua agar anak-

anaknya tetap bersekolah dan pengaruh dari teman sebayanya yang juga tidak

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

98

melanjutkan pendidikan. Namun, sebagian dari mereka masih ada yang mampu

memberikan motivasi hingga anaknya bisa menyelesaikan pendidikan yang

semestinya.

3. Bagaimana Kondisi Keagamaan yang ada di Desa Cikendung

Jawab : Warga desa Cikendung sebagian besar mewajibkan anaknya untuk belajar

di Taman Pendidikan Al-Qur‟an/TPA, pondok pesantren serta majelis taklim, bagi

warga ilmu agama sangatlah penting untuk kehidupan manusia karena mampu

membawa kedua orangtua melalui amal ibadahnya serta menjadi bekal kelak di

akhirat. Anak yang tidak bersekolah memiliki banyak waktu untuk mengaji, baik

iqro‟, juz „amma, pengetahuan agama seperti fiqih, akhlak, dan lainnya mereka

belajar di tempat dan waktu yang berbeda. Hal inilah yang terlihat sebagaimana

besar kekuatan religius masyarakat Cikendung.

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

99

HASIL WAWANCARA

Data Informan

Nama : Drs. Koestoro

Umur : 71 tahun

Alamat : Jalan Jati 2 no 33 Griya Pelutan Indah rt 01 rw 03

Jabatan: Budayawan Kabupaten Pemalang

Tanggal Wawancara : 9 September 2019, pukul 10.00 WIB

Tempat Wawancara : Rumah Pribadi

Beberapa Daftar Pertanyaan :

1. Apakah Sintren itu?

Jawab: Sintren disebut juga sintru yang mempunyai arti sesuatu yang tidak

fullgar, abu-abu, alam yang tidak terlihat. Kesenian rakyat yang timbul pada

zaman dahulu disebut juga dengan anonym karena penciptanya sulit di cari. Ada

yang membuatnya namun, orang-orang terdulu tidak ingin menampakan dirinya

sebagai pencipta. Orientasinya saat penciptaan ritual Sintren yaitu pada kehidupan

roh halus, sebab ada dan hidup pada masa agama-agama yang diakui belum hadir

dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat animism, dinamisme

2. Bagaimana kaitannya Sintren dengan animism dinamisme?

Jawab: Animisme dinamisme mewujudkan kepercayaan dengan berbagai hal yang

mengaitkan dengan gunung atau sesuatu yang besar karena memiliki keyakinan

tertentu. Sintren dimainkan di daerah pegunungan lantaran mistis yang ada sangat

kental dan banyak roh yang tanpa disadari berkeliaran dengan dunia yang tidak

manusia ketahui. Sebelum Hindu datang, rapalan atau mantra Sintren

menggunakan rapalan Jaya Baya bukan Hindu Budha akan tetapi Jawa, agar

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

100

keduanya tetap hidup, seni dan ajaran agama beriringan asalkan tidak dibenturkan

karena sejatinya hal tersebut saling melengkapi namun berjalan sendiri-sendiri

sesuai dengan ketentuan masing-masing. Animisme dinamisme mewujudkan

kepercayaan dengan berbagai hal yang mengaitkan dengan gunung atau sesuatu

yang besar karena memiliki keyakinan tertentu. Sintren dimainkan di daerah

pegunungan lantaran mistis yang ada sangat kental dan banyak roh yang tanpa

disadari berkeliaran dengan dunia yang tidak manusia ketahui. Sebelum Hindu

datang, rapalan atau mantra Sintren menggunakan rapalan Jaya Baya bukan Hindu

Budha akan tetapi Jawa, agar keduanya tetap hidup, seni dan ajaran agama

beriringan asalkan tidak dibenturkan karena sejatinya hal tersebut saling

melengkapi namun berjalan sendiri-sendiri sesuai dengan ketentuan masing-

masing.

3. Bagaimana Kaitannya Sintren yang mengandung unsur animism dan

dinamisme dengan Agama Islam

Jawab : Pada diri sang Sintren roh masuk, seseorang meminta sesuatu melalui

mbalangan dan meyakini bahwa roh tersebut akan mengabulkan permintaannya.

Dalam Islam meminta terhadap selain Allah tidaklah boleh, akan tetapi hal ini

merupakan turun temurun warisan budaya yang bermula Animism Dinamisme

yang kemudian di lakonkan oleh orang-orang beragama, sehingga seiring

berjalannya waktu masyarakatpun mempercayai hal tersebut sebagai bentuk rasa

syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang di implementasikan melalui media

hiburan Sintren karena yang merupakan keyakinan pada waktu itu dan sebagai

persembahan hubungan Animisme dan Dinamisme

4. Apa Tujuan dilaksanakan ritual Sintren sebelum masuknya islam?

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

101

Jawab: Sintren timbul pada zaman kuno berhubungan dengan roh halus, garapan

Sintren adalah mampu memasukan roh halus masuk ke dalam diri perempuan

yang di maksudkan, Sintren bergerak sesuai keinginan roh tersebut melalui

instrumen musik yang dimainkan dan mantra yang dibacakan oleh pawang. Ciri-

ciri instrumen musik untuk mengiringi Sintren sangatlah sederhana, tidak

selengkap zaman yang sekarang, yang dibutuhkan kesenian rakyat, bukanlah

kualitas seni (keindahan, urutan gerak) akan tetapi sebagai ungkapan atau sebagai

media agar bisa berinteraksi dengan alam ghaib atau roh-roh dan mampu

menghubungkan komunikasi dengan roh halus

5. Apakah pelaksanaan ritual Sintren mendapat pengaruh dari agama lain

selain Islam?

Jawab: Sintren dipengaruhi oleh agama Hindu Budha pada waktu itu, karena

Islam belum masuk. Seperti dalam beberapa lagu Sintren juga banyak yang

mengandung bhasa sansekerta pasca Hindu Budha. Kata balik (pulang) yang

dimaksudkan dalam syair di atas artinya mati. Kemudian kata menea maning

(kesini lagi = kembali lagi) maksudnya adalah menitis kembali atau kelahiran

kembali (reinkarnasi). Dalam agama Hindu dan Budha dikenal istilah

manitis/manitis-manuksa-manjalma (menjelma).

6. Bagaimana Sintren pada masa penyebaran agama Islam?

Jawab : Sintren dan lais pada masa penyebaran agama Islam adalah Sintren atau

lais yang diislamkan oleh para Wali. Syair-syair yang mengandung ajaran

Animisme dan Dinamisme serta Hindu dan Budha diganti dengan syair-syair

Islami. Para Wali mendirikan Islam sangatlah susah oleh sebab itu lewat Sintren

dan lais yang didalamnya terdapat gamelan, gendhing dan syair-syair keislaman

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

102

dijadikan sebagai media hiburan sekaligus media dakwah guna mengajak

masyarakat untuk memeluk agama Islam.

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

103

HASIL WAWANCARA

Data Informan

Nama : Bapak Sokhi

Umur : 47 Tahun

Alamat : Desa Cikendung RT. 01 RW. 01

Jabatan: Pemimpin Sanggar Sintren Desa Cikendung.

Tanggal Wawancara : 11 Desember 2019, 20.00 WIB.

Tempat Wawancara : Sanggar Sintren

Beberapa Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana Sintren yang ada di Desa Cikendung?

Jawab: Sintren di Desa Cikendung merupakan Sintren yang tergolong langka,

pemain Sintren tidak hanya diperankan oleh perempuan saja akan tetapi juga

diperankan oleh pemain laki-laki yang disebut dengan “lais” atau Sintren lanang.

Dahulu pelaku Sintren adalah orang-orang Kapitayan dengan beberapa ritual

sesembahan lainnya, namun seiring berjalannya waktu Sintren ini dilanjutkan oleh

orang-orang Islam

2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap Sintren yang ada di Desa

Cikendung?

Jawab: Sintren dipandang oleh sebagian masyarakat di desa Cikendung memiliki

unsur keyakinan tertentu seperti ajang mencari jodoh, mengharap turunnya hujan,

dan juga menukar informasi perantara alam ghaib (mbalang). Mbalang (bahasa

jawa) diartikan melempar, saat penari Sintren yang sedang menari maka dari arah

penonton ada yang melempar koin, kemuadian penari akan jatuh dan pingsan. Hal

tersebut menandakan bahwa Sintren sudah berada diantara alam nyata dan alam

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

104

gaib, sambil pawang membacakan beberapa mantra tertentu, kedua tangan Sintren

diasapi dengan kemenyan dan diteruskan dengan mengusapkan wajah penari

Sintren, tujuannya adalah agar roh bidadari datang, Sintren kemudian sadar dan

Sintren kembali menari.

3. Adakah amalan-amalan atau tirakat yang dilakukan oleh pawang dan

pemain Sintren?

Jawab : Pawang Sintren sebelum melakukan pementasan harus melaksanakan

beberapa tirakat atau amalan-amalan agar mantra-mantra yang diucapkan nanti

sesuai dengan maksud yang diharapkan dan mampu mendatangkan roh bidadari

yang dipanggilnya. Amalan tersebut adalah puasa selama beberapa hari menurut

perhitungan Jawa. Tidak hanya pawangnya saja, akan tetapi pelaku Sintren dan

harus juga melaksanakan hal yang sama. Puasa dimaksudkan agar orang tersebut

suci dan bersih dari segala hal tentang keduniawian. Selama puasa dilaksanakan

seorang pawang Sintren harus juga memanjatkan doa dan mantra kejawen yang

menggunakan bahasa jawa, Selain itu juga seorang pawang Sintren merupakan

titisan dari turun temurun leluhurnya, dikarenakan untuk menjaga nilai tradisi dan

budaya aslinya

4. Apa yang menarik dari ritual perayaan Sintren?

Jawab: Beberapa hal yang menarik dari Sintren yang ada di Cikendung adalah

pertama, keunikan tari Sintren sebagai warisan turun temurun yang memiliki

unsur keyakinan. Kedua atraksi yang dilakukan oleh pemain Sintren ketika

mendengar instrumen musik dapat berdandan dalam kondisi diikat dalam keadaan

petang. Ketiga penonton boleh melempari suatu barang yang disisipi uang saat

pertunjukan dan setelah itu barang tersebut akan dikembalikan dalam kondisi

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

105

wangi

5. Bagaimana Perkembangan Sintren di Desa Cikendung?

Jawab: Dalam pembahasan tentang Sintren di desa Cikendung, sebagaimana

perkembangan Sintren dari masa ke masa hingga sekarang, pelaksanaan tarian

tersebut tetap mempertahankan nilai spiritual dan keindahan tarian dengan

semestinya tanpa mengurangi hakikat dari tujuan dan kegunaan Sintren yang

sebenarnya. Nilai spiritual yang dimaksudkan dalam ritual Sintren adalah

bagaimana proses sebelum menjadi Sintren, sosok Sintren tersebut benar-benar-

benar suci hatinya, tanpa terselimuti urusan keduniawian sehingga tirakat-tirakat

dilaksanakan guna mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa

Sintren merupakan tradisi yang sudah ada sejak masa nenek moyang. Dahulu

melaksanakan tradisi tersebut sebagai upaya persembahan kepada roh-roh gaib

yang ada di sekitar. Namun berbeda dengan masa kini bahwa persembahan

tersebut dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT. atas rezeki

yang diterima oleh masyarakat. Persembahan sajen yang diberikan tidak jauh

berbeda dari masa ke masa

6. Bagaimana Prosesi pelaksanaan Sintren?

Jawab: Pertunjukan Sintren diawali dengan mengadakan upacara tertentu yang

dipimpin oleh pemimpin kelompok (dalang atau pawang) untuk mengundang roh-

roh halus agar mau memasuki tubuh penari. Untuk itu, perlu disediakan

kemenyan, tempat pembakaran kemenyan, bunga-bungaan, dan minyak wangi.

Upacara tersebut dilakukan ditempat-tempat yang dipercaya sebagai tempat

tinggal para roh halus, seperti makam kramat, curug (air terjun), atau yang

lainnya. Selanjutnya, alat pengiring ditabuh dengan membawakan lagu yang

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

106

berirama dinamis sebagai tanda dimulainya pertunjukan

Sebelum dimulai, para juru kawih (sinden) memulai dengan lagu-lagu yang

dimaksudkan untuk mengundang penonton. Pertunjukan Sintren diawali dengan

tembang yang menarik perhatian para penonton yaitu "Kukus Gunung". Para

pemain berlenggak-lenggok mengikuti irama gamelan yang dimainkan para

penabuh

Judul Syair lagunya Tambak tambak pawon, untuk mengundang penonton

Isi dandang kukusan

Ari kebul-kebul wong nontone pada kumpul

Artinya: Tambak-tambak dapur isinya dandang kukusan (kalau ada kebul-kebul

yang nonton pada kumpul)

Syair tersebut dilantunkan secara berulang-ulang sampai penonton benar-benar

berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan Sintren. Begitu penonton sudah

banyak, juru kawih mulai melantunkan syair berikutnya:

Judul Syair: Turun Sintren, Sintrene widadari

Nemu kembang yun ayunan

Nemu kembang yun ayunan, dst

7. Bagaimana peran pawang saat ritual pelaksanaan Sintren?

Jawab : Peran pawang saat ritual yaitu diiringi tabuhan gendang atau Gamelan

yang terus menggema. Pawang tidak berhenti membaca doa dengan asap

kemenyan mengepul yang bertujuan memanggil kekuatan dari luar. Sintren yang

diikat dengan tali, kemudian pawang mengintruksikan kepada Sintren untuk

berjongkok keadaan berpakaian biasa dan dimasukan kedalam kurungan dengan

dibekali busana dan alat kosmetik yang sudah dipersiapkan. Selama dalam

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

107

kurungan inilah proses menjadikan Sintren sebagai penari berlangsung. Nyanyian

dari sinden dikumdangkan sampai pada kurungan tampak bergerak sebagai

pertanda bahwa Sintren telah selesai berganti pakaian. Beberapa saat kemudian

kurungan dibuka, Sintren sudah berdandan dalam keadaan terikat tali, lalu Sintren

ditutup kurungan kembali

Jawab: Judul Syair : Tambak-tambak Pawon

Tambak-tambak pawon

Aku kena udang kuwali

Mung jaran mungsapi

Njaluk prawan sing nomor siji

Setelah itu adalah prosesi saweran disebut dengan balangan atau temohan, Setelah

lagu Tambak-tambak Pawon selesai, lagu yang dibawakan pada saat dimulai acara

nyawer ini adalah lagu Ayo Ngewer-ngewer Puntren.

Judul Syair : Ayo Ngewer-ngewer Puntren

Ayo ngewer-ngewer puntren

Sing dikewer rujake bae

Ayo nyawer-nyawer Sintren

Sing disawer panjoke bae

8. Apa yang terjadi pada Sintren saat balangan?

Jawab : Saat para penonton mulai nyawu (nyawer) Sintren dengan melemparkan

saputangan, baju, atau kain lainnya yang berisi uang ala kadarnya. Ketika saweran

itu mengenai tubuhnya, maka penari Sintren pun akan pingsan dan baru akan

bangun kembali setelah diberi asap kemenyan dari dlupok ke arah hidung dan

mantra-mantra oleh sang pawang. Setelah bangun kembali, penari Sintren akan

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

108

meneruskan tariannya sampai jatuh pingsan lagi ketika ada uang logam atau kain,

pakaian yang mengenai tubuhnya sebagai tanda saweran.

9. Apakah penari Sintren dibatasi oleh waktu?

Jawab : Pemain Sintren saat menari tidak dibatasi dengan waktu, pawang

memberikan kebebasan pada roh untuk memasuki tubuh sang Sintren dengan

tarian yang diinginkan. Pergantian roh sering terjadi lantaran banyak sekali roh

bidadari yang ada disekitar perayaan Sintren, sehingga bergantian untuk masuk

kedalam tubuh Sintren menjadikan waktu yang tidak terbatas.

10. Bagaimana menyadarkan kembali sang Sintren saat ritual selesai ?

Jawab : menyadarkan Sintren sebagai penutup permainan, Tahapan penutup ini

dilakukan apabila penonton yang mengasih uang (nyawer) sudah mulai sepi,

pawang menyuruh Sintren berhenti menari lalu berjongkok untuk selanjutnya

ditutup kembali dengan kurungan ayam. Beberapa saat kemudian kurungan

dibuka dan sang Sintren kembali mengenakan pakaian sehari-hari, kemudian sang

pawang mengarahkan asap kemenyan dari dlupok ke arah hidung Sintren agar ia

siuman. Setelah siuman, maka pertunjukan Sintren pun telah usai.

11. Apa tujuan Pelaksanaan ritual Sintren?

Jawab : Pelaksanaan ritual Sintren merupakan suatu perayaan yang harus

dilaksanakan setiap memliki hajat sebagai upaya untuk melestarikan budaya

nenek moyang setempat. Menurut kepercayaan masyarakat, mereka mendapatkan

banyak rezeki dari hasil gunung. Maka dari itu, sebagai bentuk timbal balik,

mereka patut memberi sajen kepada para roh yang masuk kedalam diri Sintren.

12. Adakah Benturan agama dan budaya?

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

109

Jawab : Untuk mengatasi adanya benturan budaya dan agama, masyarakat yang

tidak setuju dengan beberapa ritual Sintren mengajarkan ilmu pengetahuan agama

yang ketat, dan memang desa Cikendung merupakan desa yang berpegang teguh

pada nilai kereligiutasannya. Sejatinya mereka menyadari bahwa tradisi ini sudah

mengakar pada kehidupan masyarakat Cikendung, sehingga sulit untuk

dihilangkan. ilmu agama dipegang erat-erat untuk menjaga keimanan serta bekal

kehidupan baik di dunia maupun di akhirat

13. Apa tujuan sebenarnya ritual Sintren?

Jawab : Di Cikendung khususnya Sintren dikemas dengan menggunakan bahasa

Jawa tanpa adanya unsur bahasa Arab, namun sebenarrnya tujuannya sama.

Bermujahaddah dan berdoa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dijadikan seperti

kebiasaan. Begitupula ritual perayaan Sintren sehingga menjadikan tradisi tersebut

jauh berbeda yang terlihat saling bertentangan. Dalam Sintren bisa saja terdapat

arti dari dalam Al-Qur‟an hanya saja tidak dalam Bahasa Arab akan tetapi

dibahasa Jawakan. Oleh sebab itu agar tidak salah presepsi digunakanlah bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional yang umumnya semua orang mengerti. Hidup

di Indonesia merupakan kemajemukan yang tidak dapat dihindari, oleh sebab itu

perlu adanya pembatas antara bidang masing-masing, agama tidak dapat

disamakan dengan budaya, agama adalah bagaimana sikap personal terhadap

Tuhannya, sedangkan budaya merupakan bentuk kreativitas yang di fasilitasi oleh

Tuhan dan harus disyukuri

14. Seberapa pengaruh mantra yang dibacakan oleh pawang Sintren?

Jawab : Peran pawang saat pembacaan mantra atau rapal sangat mendominasi

keberlangsungan perayaan Sintren, karena mempengaruhi segala aspek baik

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

110

instrumen musik, penambuh gendhing maupun penari Sintren, jika tidak ada

mantra yang dibacakan oleh pawang maka roh tidak akan masuk, mantranya

tersebut meliputi bacaan karomah, didalamnya terdapat potongan ayat Al-qur „an

dan juga bacaan-bacaan Arab Jawa

15. Apa tujuan dari Balangan?

Jawab : Pada waktu itu melempar koin atau balanagan adalah sabagai sarana

untuk membeli kembang atau bunga dan juga merupakan faktor Animisme

Dinamisme sebagai bentuk permintaan dalam Islam disebut sebagai shodaqoh dan

mempercayai terhadap hal-hal yang dipercayai akan memenuhi kebutuhannya.

Hal tersebut merupakan spiritual saat roh masuk kedalam diri penari Sintren.

Kepercayaan masyarakat terhadap roh yang masuk ke dalam diri Sintren, sehingga

masyarakat melaksanakan ritual balangan/melempar sesuatu saat Sintren menari

guna memanjatkan permintaan terhadap roh tersebut.

Modern ini kata balangan diubah menjadi saweran, sumbangsih hajat maupun

bahasa lainnya sesuai dengan kebiasaan daerah masing-masing yang pada intinya

tertuju untuk memenuhi sarana atau kegunaan kepercayaan tersebut. Sintren

sebelum masuk ke dalam kurungan, rapalan atau mantra sudah di bacakan terlebih

dahulu, Sintren mengalami trance kemudian pingsan saat didudukan disamping

kurungan. Sebelum dimasukan ke dalam kurungan tangan Sintren dalam kondisi

diikat, pakaian apa adanya dan tanpa riasan, posisi Sintren sudah dalam keadaan

tidak sadar.

16. Apa perbedaan Sintren dahulu dan sekarang?

Jawab : Perubahan Sintren yang dulu dan sekarang adalah penggunakan karomah,

saat Sintren dibacakan dengan potongan ayat Al-qur‟an yang kemudian di

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

111

terjemahkan dalam Bahasa Jawa maka seharusnya Sintren di lakukan malam hari

berturut turut selama 4 hari dengan disandingkan rapalan-rapalan lainnya. Namun

Jika mantra di bacakan dalam Bahasa Jawa/ Kejawen asli khususnya dari wali-

wali terdahulu, contohnya jimat dan sebagainya maka Sintren akan lebih mudah

untuk kemasukan roh bidadari, karena unsur bacaan yang mempengaruhi dan

biasanya sesuai dengan lingkungan yang ada karena memang disekitar tersebut

mistis, yang terpenting adalah proses penyucian diri Sintren saat dimasukan bersih

dari hal-hal keduniawian

Lagu apa saja yang dimainkan saat permainan Sintren?

Jawab : Kolaborasi lagu bisa dilaksanakan sesuai dengan permintaan yang

mempunyai hajat karena sekarang sudah mengalami modivikasi seiring

berkembangnya zaman dan bermunculnya lagu-lagu baru yang sebelumnya tidak

ada.zaman dahulu pelaku Sintren adalah wanita yang belum haid atau masih suci,

pawang dan penabuh gamelan menggunakan rapal-rapal tertentu, penabuh

gamelan hanya mengikuti, pawang atau dukun yang memiliki kekuatan penting

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

112

HASIL WAWANCARA

Data Informan

Nama : Deni Suseno

Umur : 32 Tahun

Alamat : Desa Cikendung, Rt. 08/Rw. 01

Jabatan : Ketua BPD/Guru

Tanggal wawancara : 11 Desember 2019, pukul11.00 WIB.

Tempat wawancara : Rumah Pribadi

1. Adakah pengaruh Sintren untuk masyarakat khususnya Desa Cikendung?

Jawab : Menghadapi era modernitas ini, kebanyakan penggerak dari kemajuan

bangsa Indonesia adalah generasi milenial, namun sedikit dari generasi tersebut

yang mengetahui bagaimana Sintren dan perkembangannya. Kesenian Sintren

yang dilaksanakan dalam bentuk perayaan tertentu dipandang sebagai bagian

terkecil dari suatu pengetahuan. Namun, Sintren merupakan seni yang mampu

mendobrak kemajuan suatu daerah lantaran ciri khas dan dianggap mampu

mewakili keindentikan suatu daerah.

2. Apa saja kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di Desa Cikendung?

Jawab : Beberapa kegiatan keagamaan sering dilaksanakan baik oleh sekumpulan

bapak-bapak maupun pemuda-pemudinya, mengadakan acara rutinan guna

menguatkan persaudaraan antar warga. Dalam hal ini kaum ibu-ibu juga tidak

kalah kompak, lebih dari 2 kegiatan dalam seminggu dilaksanakan. Organisasi

keagamaan tersebut meliputi Ikatan Pelajar Putra Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan

Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Ikatan Remaja Masjid (IRMA),

Jam‟iyah Fatayat, Jam‟iyah Muslimat, Majelis Qur'an, Majelis Diba, Majelis

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

113

Qhotrotunnada, Majelis Berzanji, Kelompok Hadroh, dan lainnya. Kegiatan

organisasi tersebut meliputi pengajian, yasin dan tahlil, baca al-Qur‟an dan Iqro‟,

manaqib, asmaul husna, shalawatan, dzikir bersama, kajian, diskusi maupun

kegiatan sosial seperti bakti sosial dan santunan

3. Adakah persiapan khusus yang dilaksanakan saat ritual Sintren?

Jawab : Pelaksanaan khususnya tidak ada, hanya saja seni pertunjukan atau

pementasan seni tidaklah sederhana, akan tetapi perlu adanya persiapan yang

cukup. Persiapan-persiapan itu dimaksudkan supaya nanti setelah tiba waktunya

untuk pentas dapat sukses atau berhasil dengan baik dan mendapat pujian dari

penonton. Hal tersebut lantaran dalam pementasan melibatkan banyak pihak yang

perlu koordinasi satu sama lain.

Persiapan tersebut antara lain, kesiapan penabuh Gendang atau gamelan, penari

Sintren, sinden (penyanyi), pakaian (kostum), kurungan Sintren, sesaji, sound

system (pengeras suara). Semunya di persiapkan serta di atur sedemikian rupa

agar acara berjalan dengan lancar tanpa adaya kendala

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

114

HASIL WAWANCARA

Data Informan

Nama : Kartono

Umur : 67 Tahun

Alamat : Desa Cikendung Kubang, Rt. 01/Rw. 01

Jabatan : Pawang Sintren

Tanggal wawancara : 7 September 2019, pukul 19.00 WIB.

Tempat wawancara : Rumah Pribadi

Beberapa Daftar Pertanyaan :

1. Adakah batasan menari yang dimainkan oleh Sintren?

Jawab : Pemain Sintren saat menari tidak dibatasi dengan waktu, pawang

memberikan kebebasan pada roh untuk memasuki tubuh sang Sintren dengan

tarian yang diinginkan. Pergantian roh sering terjadi lantaran banyak sekali roh

bidadari yang ada disekitar perayaan Sintren, sehingga bergantian untuk masuk

kedalam tubuh Sintren menjadikan waktu yang tidak terbatas

2. Apakah Sintren itu?

Jawab : Sintren merupakan tradisi Jawa khususnya di desa Cikendung Pemalang.

Perayaan Sintren di desa Cikendung dimaksud sebagai pemanjatan rasa syukur

terhadap Allah S.W.T atas limpahan rezeki serta kekayaan alam yang ada di dunia

melalui roh-roh yang ada di alam semesta. Roh Bidadari yang masuk kedalam diri

Sintren merupakan perwujudan kuasa-Nya bahwa terdapat makhluk disekeliling

manusia yang tidak dapat dilihat oleh panca indera. Pemberian sesajen , dupa

maupun obor memiliki makna suatu harapan agar doa yang dipanjatkan

dikabulkan serta sebagai rasa syukur atas apa yang sudah di dapatkan oleh

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

115

manusia khususnya warga Cikendung

3. Saat ritual haruskah ada kemenyan?

Jawab : Perayaan ritual Sintren pada saat penggunaan sesajen bagian dari alat atau

sesembahan roh sebenarnya tidak harus menggunakan kemenyan, bisa

menggunakan alat obor, air atau sebagainya lantaran menyesuaikan adat dan

tradisi lingkungan yang ada. Proses Sintren pada zaman dahulu sebelum Islam

masuk masih terpengaruh oleh ajaran Hindu dan Budha, hal yang terpenting yaitu

yakin terhadap kepercayaan animism dan dinamisme.

4. Adakah Pengaruh Sintren dari luar ajaran Agama Islam?

Jawab : Pertunjukan Sintrenpada zaman pengaruh hindu dan Budha tercermin

dalam lagu yang bersyair sebagai berikut :

1. Kembang jahe laos (Bunga jahe laos).

2. Kecampur kembang kemuning (tercampur bunga kemuning).

3. Arep balik age los (mau pulang silahkan pergi)

4. Mengko sore menea maning (Nanti sore kesini lagi)

Kata balik (pulang) yang dimaksudkan dalam syair di atas artinya mati. Kemudian

kata menea maning (kesini lagi = kembali lagi) maksudnya adalah menitis

kembali atau kelahiran kembali (reinkarnasi). Dalam agama Hindu dan Budha

dikenal istilah manitis/manitis-manuksa-manjalma (menjelma).

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

116

HASIL WAWANCARA

Data Informan

Nama : Ahmad Faizal

Umur : 24 Tahun

Alamat : Desa Cikendung Kubang, Rt. 01/Rw. 01

Jabatan : Penabuh Gendang atau Gamelan

Tanggal wawancara : 11 Desember 2019, pukul 18.00 WIB

Tempat wawancara : Rumah Pribadi

Beberapa Daftar Pertanyaan :

1. Untuk penabuh gendang, apakah ada ritual khususnya?

Jawab : untuk menjadi penabuh gendang atau gamelan (pemain musik) tidak ada

ritual khusus yang harus dimiliki sang penabuh gendang atau gamelan. Semua

yang berhubungan saat pementasan Sintren ada pada kendali sang pawang, yang

terpenting hanya permainan tabuh srelaras dengan lagu dan layak untuk dinikmati.

Penabuh gendang atau gamelan sudah terlatih serta hafal beberapa lagu yang pasti

dimainkan saat ritual perayaan Sintren. Dalam seminggu mereka berlatihkan

setidaknya dua kali, khususnya beberapa minggu sebelum pementasan

2. Adakah masyarakat yang tidak menyukai adanya tarian Sintren?

Jawab : Kehidupan masyarakat selalu diwarnai dengan perbedaan mengenai

segala sesuatu yang terjadi atau dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu

terjadi pada ritual perayaan Sintren di Cikendung. Beberapa masyarakat desa

Cikendung memiliki perbedaan dalam menyikapi tradisi tersebut. Mayoritas

masyarakat menerima adanya pelaksanaan ritual Sintren, namun tidak dipungkiri

bahwa ada beberapa golongan yang kurang setuju dengan ritual-ritual yang

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

117

dilakukan. Perbedaan tersebut tidak menimbulkan perpecahan dalam kehidupan

masyarakat karena mereka memiliki jiwa solidaritas yang tinggi

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

118

HASIL WAWANCARA

Data Informan

Nama : Santi

Umur : 17 Tahun

Alamat : Desa Cikendung Kubang, Rt. 07/Rw. 01

Jabatan : Penari Sintren

Tanggal wawancara : 3 Juli 2019, pukul 16.00 WIB

Tempat wawancara : Rumah Pribadi

Beberapa Daftar Pertanyaan :

1. Apakah saat menari menyadari gerakannya?

Jawab : Tarian Sintren tidak dapat diprediksi akan tetapi alunan musik dapat

mempengaruhi terhadap gerak tariannya. Jika roh halus yang masuk adalah

seorang penari sesuai dengan roh yang dipanggil oleh pawang, maka gerakannya

gemulai dan enak dilihat, jika yang masuk adalah roh yang tidak dikenal maka

gerakannya akan monoton. Dalam hal ini saat pemanggilan roh bergantian masuk,

roh apapun bisa masuk.

2. Adakah alat khusu yang dibawa saat menari?

Jawab : Sang penari Sintren menari dengan menggunakan kacamata hitam serta

beberapa alat kosmetik, kostum serta kurangan sebagai media ritual saat menari

3. Lagu apa yang pasti dimanikan saat Sintren mulai?

Jawab : biasanya lagu Sulasi Sulandana menjadi lagu pertama yang dilantunkan.

Lagu ini merupakan lagu untuk mengundang Dewa.

Judul Syair : Sulasih Sulandono

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

119

Sulasi Sulandana

Menyan kang ngundang dewa

Ala dewa dening sukma

Widhadhari tumuruno

Lagu tersebut merupakan lagu wajib saat pertunjukan tarian Sintren,

sebagai bentuk pancingan terhadap roh-roh baik, agar tujuan ritual Sintren yang

sebenarnya dapat dilaksankan dengan semestinya.

4. Bagaimana kondisi saat berada di dalam kurungan?

Jawab : Selama dalam kurungan adalah proses menjadikan Sintren sebagai penari

berlangsung. Nyanyian dari sinden dikumdangkan sampai pada kurungan tampak

bergerak sebagai pertanda bahwa Sintren telah selesai berganti pakaian. Beberapa

saat kemudian kurungan dibuka, Sintren sudah berdandan dalam keadaan terikat

tali, lalu Sintren ditutup kurungan kembali. Tembang turun Sintren digunakan

sebagai doa pembuka agar roh bidadari empat puluh masuk ke dalam raga calon

penari Sintren. Saat tembang dilantunkan maka penari Sintren akan ganti pakaian

dari pakaian biasa dengan pakaian Sintren dalam keadaan badan terikat tali dan

dalam kurungan. Sintren benar-benar dalam kondisi tidak sadar, sang Sintren

hanya merasakan ada makhluk yang mandadaninya tanpa dapat melihat wujud

aslinya.

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

120

HASIL WAWANCARA

Data Informan

Nama : Zaqi Zidqon Aji

Umur : 30 Tahun

Alamat : Gang Soeroto Soedarwo RT.02/RW. 03, Bojongbata,

Pemalang

Jabatan : Penggiat Kebudayaan Pemalang

Tanggal wawancara : 3 Juli 2019, pukul 09.00 WIB

Tempat wawancara : Rumah Pribadi

Beberapa Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana tanggapan penggiat kesenian Sintren terhadap respon

masyarakat terhadap Sintren?

Jawab : Para penggiat kesenian Sintren pun menghargai perbedaan pendapat baik

yang menerima baik Sintren maupun yang tidak menyukainya. Menurut mereka

melaksanakan tradisi ritual Sintren adalah bagian dari pelesatarian adat dan

budaya, mereka tetap percaya kepada Tuhan dan tetap berdoa kepada-Nya.

Namun, mereka juga percaya bahwa nenek moyang setempat memiliki peran yang

kuat dalam kehidupannya. Karena tradisi tersebut merupakan budaya yang sudah

ada sejak nenek moyang tinggal di desa Cikendung

2. Apakah Sintren di desa cikendung benar-benar autentik?

Jawab : Sintren yang benar-benar autentik atau melestarikan nilai spiritual yang

sebenarnya biasanya berada di perkampungan, masyarakatnya belum begitu

terpengaruh dengan kebiasaan yang berada di kota, sehingga Sintren diterapkan

sesuai dengan makna dan proses semestinya. Pada waktu itu Sintren merupakan

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

121

seni yang timbul dari proses alam, guna melaksanakan pemanjatan doa terhadap

Sang Maha Kuasa di alam terbuka yang kemudian di garap oleh seniman dan

menjadi sebuah karya. Berkreasi dalam seni sama dijadikan media yang berbeda,

dikemass dengan kepuasan untuk menghantarkan kepada roh untuk turun.

3. Bagaimana seharusnya perilaku orang yang beragama terhadap orang yang

masih menganut animism dan dinamisme?

Jawab: Dalam kehidupan yang berbeda, antara orang yang masih memegang teguh

kepercayaan Animisme dan Dinamisme dan orang beragama yang terpentinng

adalah jangan menggangu kehidupan alam ghaib maka alam sana pun tidak akan

mengganggu begitupula sebaliknya biarkan pembaharuan kehidupan terus

berlangsung tanpa saling merasa siapa yang benar dan siapa yang salah. Ngelatih

rasa atau melatih rasa adalah sesuatu yang harus dipenuhi ketika ingin mempunyai

jiwa yang tenang, seseorang harus dalam keadaan rileks, adem/tenang dan intinya

adalah kehalusan/kelunakan. Contohnya ketika salat yang baik adalah salat malam

seperti tahajut, hajat, maupun salat lainnya yang dikerjakan pada malam hari yang

berfungsi untuk menenagkan jiwa, fokus terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan

pasrah.

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

122

Lampiran XVI : Dokumentasi Penelitian

Foto 1 : Sajen

Sajen lengkap

Bunga dalam ember untuk pelengkap sajen

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

123

Foto 2 : Aksesoris Sintren

Bunga Mahkota untuk dipasang di kepala

Pakain untuk digunakan Sintren

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

124

Foto 3 : Pelaksanaan Ritual Sintren

Pembakaran kemenyan dan doa bersama sebelum acara

Calon Sintren diikat sebelum dimasukan ke kurungan

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

125

Calon Sintren akan dimasukan ke kurungan

Calon Sintren di dalam kurungan

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

126

Menjadi Sintren

Sintren sedang menari

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

127

Para pemain musik (penabuh gamelan)

Foto 4 : Dokumentasi Wawancara

Bersama Pawang Sintren dan penabuh gendhang

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

128

Bersama Kasie Pemerintahan Desa

Bersama Ketua BPD

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47352/1/Syifaul Khusna... · Desa Cikendung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang adalah desa yang terletak

129

Bersama Budayawan Kabupaten Pemalang

Bersama Penggiat Seni Kabupaten Pemalang