47

KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kumpulan Khutbah Jumat

Citation preview

Page 1: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH
Page 2: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 2

(Kumpulan Materi Khuthbah Jum’at)

Oleh:

K.H. MUHYIDDIN FATTAH, MA

`tá}|w ]tÅ|Ë TÄ`tá}|w ]tÅ|Ë TÄ`tá}|w ]tÅ|Ë TÄ`tá}|w ]tÅ|Ë TÄ@@@@Y|wtY|wtY|wtY|wt Komplek Angkasa RW. 9 Halim Perdanakusumah

Jakarta Timur Kode Pos 13610

Page 3: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 3

Daftar Isi

1. Prioritas utama pengamalan ajaran agama ....….............. 3

2. Menghadirkan niat ikhlas karena Allah ….......…............ 10

3. Menjaga aqidah dari kekufuran ...…......…...................... 18

4. Kemuliaan masjid dan adab di dalamnya …......…........... 27

5. Muhasabah dalam kehidupan sehari-hari …......…........... 36

6. Khuthbah kedua .................................................................. 46

Page 4: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 4

Prioritas Utama Pengamalan Ajaran Agama

ijk

تغفره تعينه ونسـ مده ونسـ ن� الحمد �، حن �هتديه ا نا ومن ، ونعوذ !� م ونسـ ور ا'نفسـ ن رش

النا، ال� . فال هادي 7 ، ومن يضلل 7 فال مضل� من هيد هللا سيئات ا'مع�7 ا

�ا'شهد ا'ن ال ا

دا عبده ورسو7 ال رشيك 7 هللا وحده يدF محم� عىل . ، وا'شهد ا'ن� سـ �هم� فصل وسمل الل الكرمي ه اهريناء ، وعىل ذا الن�يب يبني الط� به الط� ا بعد فيا عباد هللا، اXوصيمك .7 وحص ا'م�

� ا ن ، فقد فاز م بتقوى هللا ونفيس ، ا'عوذ القران العظمي عاىل يف ، يقول هللا تبارك وت ىق ـتجمي !� من يطان الر� مح الشـ� حمي بسم هللا الر� ين ء n � ن الر� �oا ا pا'هي � قوا هللا حق� امنوا ات

ال� وا'نـتـم مسلمونتـقاته و �� ����� �التموتن� ا��

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Segala Puji kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, yang selalu melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semuanya hingga sampai saat ini kita masih bisa melaksanakan faridlatul Jum’ah; kewajiban shalat Jum’ah berjamaah. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa mengikuti jejak langkahnya. Kami selaku khathib mewasiatkan kepada diri kami dan kepada para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena di akhirat nanti, di alam kubur nanti, tidak ada sesuatupun yang bermanfaat bagi kita kecuali iman, takwa dan amal shaleh yang kita lakukan ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Belakangan ini muncul di kalangan sebagian besar umat Islam kesadaran untuk kembali menghayati nilai-nilai agama, untuk kembali mengamalkan ajaran-ajaran agama yang Allah turunkan kepada kita semuanya yaitu agama Islam, satu-satunya agama yang diridlai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Page 5: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 5

Namun muncul kebimbangan, muncul ketidaktahuan, dari mana seseorang harus memulai mengamalkan agama. Sekian banyak orang tidak mengetahui apa inti ajaran agama Islam ini, sehingga sebagian orang mengira bahwa dengan berdzikir, mengikuti halaqah-halaqah dzikir maka dia sudah melaksanakan ajaran Islam seluruhnya, sebagian lagi menganggap bahwa Islam dari A sampai Z adalah ketika seseorang memanjangkan janggutnya, memakai jubah, memakai peci haji, memendekkan celananya dan lain sebagainya. Sebagian orang lagi mengira bahwa melaksanakan, mengamalkan ajaran Islam adalah dengan senantiasa mengadakan peringatan-peringatan seremonial Islam, hari-hari besar Islam seperti peringatan Maulid, Isra’ Mi’raj, Nishfu Sya’ban dan lain sebagainya. Padahal kalau kita tilik, kita tinjau hadits Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

� وحد� حدودا فال تعتدوهاها و ع ي ض ت ال ف ض ائ ر ف ض ر ف هللا ن� ا

م ياء فال وحر� )رواه الرتمذي( اه و ك هت ـن ت ا'شـRasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, beliau

menjelaskan tentang inti ajaran Islam : Bahwa Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan beberapa

kewajiban, maka janganlah dilalaikan dan Allah subhanahu wa ta’ala membuat batasan-batasan, membuat pagar-pagar janganlah diterjang dan Allah subhanahu wa ta’ala mengharamkan beberapa

hal yang Allah haramkan jangan diterjang, jangan dilakukan.

Inilah sesungguhnya inti dari ajaran Islam, orang yang mengetahui hadits ini, mempelajari ilmu agama akan tahu bahwa inti dari ajaran Islam adalah :

مات ـ واج ا'داء الواجبات تـناب المحر�Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan dan menjauhi semua hal-hal yang diharamkan oleh Allah

subhanahu wa ta’ala.

Ketika seseorang mau mengamalkan ajaran Islam, maka sesuatu yang harus dia prioritaskan, dia kedepankan adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan dan

Page 6: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 6

menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Kalau kita tilik maka peringatan Maulid, peringatan Isra’ Mi’raj dan lain sebagainya hanyalah merupakan perkara-perkara sunnah dan bukan perkara wajib. Memanjangkan janggut, memakai baju jubah, memendekkan celana itu bukanlah suatu kewajiban tetapi hanya perkara sunnah, karena itu tidak layak untuk dijadikan prioritas utama dalam mengamalkan ajaran Islam. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam ketika beliau mendidik para sahabatnya, beliau terlebih dahulu mendahulukan mengajarkan kepada mereka hal-hal yang berkait dengan kewajiban dan menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Satu-satunya jalan untuk mengetahui hal-hal yang diwajibkan oleh Allah, untuk mengetahui hal-hal yang diharamkan oleh Allah adalah dengan mempelajari ilmu agama, karena kewajiban itu sangatlah banyak, kewajiban yang Allah wajibkan kepada kita bukan hanya shalat lima waktu, hal-hal yang Allah haramkan kepada kita bukan hanya berzina, berjudi dan semacamnya tetapi banyak sekali hal-hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Jalan satu-satunya untuk mengetahui hal-hal yang wajib dan perkara-perkara yang haram adalah mempelajari ilmu agama. Karena itu kita lihat kondisi para sahabat Nabi, meskipun banyak di kalangan mereka yang ummi, yang tidak bisa membaca tulisan dan tidak mengenal membaca, tidak bisa menulis dan tidak bisa membaca, namun demikian, itu tidak mematahkan semangat mereka untuk mempelajari ilmu agama, meskipun dengan cara menguping pelajaran-pelajaran Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam. Meskipun para sahabat itu sekian banyak yang ummi tapi karena mereka tekun belajar kepada baginda Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam akhirnya mereka berhasil terbentuk menjadi generasi terbaik umat ini, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Surat al-Jum’ah, Allah ta’ala mengatakan :

Page 7: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 7

ي � �oم هو اXن رسو ني ـي ـ بعث يف اال مهم الكتاب ـ ي ـ اnته ويزك هم ء ـ هم يتلوا علي ـ ال م هم ويعلن مة ـوالحك

�بني ي ـقبل لف ا من اكنو وا p٢امجلعة �ضالل م

Allah-lah yang mengutus di kalangan para orang yang ummi, di kalangan masyarakat yang tidak mengerti baca tulis seorang

Rasul dari kalangan mereka,

م ءاnته ...� �...يتلوا علهيRasul tersebut membacakan ayat-ayat Allah, yang Allah

turunkan kepada mereka,

ي ـوي ...� �...هم ـ زكRasul tersebut menyucikan jiwa mereka

�... �...مهم الكتاب والحمكة ويعلRasulullah mengajarkan kepada mereka al-Quran dan Sunnah,

بني ...� pن اكنوا من قبل لفي ضالل م� �وا

Meskipun mereka sebelum itu dalam kesesatan yang nyata.

Tetapi karena berkat keteguhan mereka belajar agama kepada baginda Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, mereka pelajari apa yang Allah wajibkan kepada mereka, mereka pelajari apa yang Allah haramkan kepada mereka, kemudian mereka mengamalkan itu, melaksanakan semua kewajiban dan menjauhi semua larangan, akhirnya mereka menjadi generasi terbaik di kalangan umat Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, tidak ada generasi yang lebih mulia daripada generasi sahabat Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam, Rasulullah bersabda :

ين يلون �oـهم ث ـ خري القرون قرين ثـم� ا ين يلون �oرواه الرتمذي( هم ـ م� ا( Sebaik-baik generasi adalah generasi di mana aku hidup,

kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya.

Ini artinya bahwa kita sesibuk apapun janganlah sampai mengosongkan dalam seminggu meskipun satu hari, meskipun satu jam, untuk mempelajari ilmu agama Islam, yang diajarkan di masjid-masjid, di majelis-majelis ta’lim, di mushalla-mushalla, di rumah-rumah para Ulama dan lain sebagainya. Janganlah sampai kita lewatkan, karena bekal

Page 8: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 8

kita untuk ke akhirat nanti, tiada lain adalah belajar ilmu agama kemudian mengamalkannya, melaksanakan kewajiban dan menjauhi semua yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Allah ta’ala menyatakan dalam sebuah hadits qudsiy :

ب وما يل� تقر� �ء عبدي ا يل� ا'حب� بيش �

ا ا ضته مم� عبدي يزال ثـم� ال عليه، افرتب يل� يتقر� �

)البخاري رواه( ...اXحب�ه حىت� !لن�وافل اTidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan

sesuatu yang lebih aku cintai daripada perkara-perkara yang aku wajibkan kepadanya dan setelah itu hambaku akan mendekatkan diri kepadaku dengan mengamalkan perkara-perkara yang sunnah

yang dianjurkan oleh agama, karena itu...

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Marilah kita prioritaskan, untuk mempelajari ilmu agama, kemudian kita amalkan kewajiban-kewajiban, kita jauhi larangan-larangan Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga kita termasuk orang yang mengamalkan perintah Allah untuk bertaqwa kepada-Nya karena hakekat taqwa adalah melaksanakan semua kewajiban dan menjauhi semua larangan Allah subhanahu wa ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Di antara sekian banyak ilmu agama, di antara sekian banyak kewajiban, kewajiban yang paling utama dan kewajiban yang paling besar pahalanya adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ال ا'فضل يمان اال'مع� )البخاري رواه( ورسو7 !� ا

Amal yang paling utama, amal yang paling mendekatkan diri kepada Allah, amal yang paling besar pahalanya adalah adalah

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Karena itu kita harus mempelajari bagaimana cara beriman kepada Allah. Beriman kepada Allah adalah harus meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta’ala ada tanpa keraguan sedikitpun. Allah subhanahu wa ta’ala ada tanpa permulaan karena Allah ta’ala adalah Pencipta, yang memiliki permulaan adalah makhluk, sedangkan Allah Pencipta, sehingga Allah subhanahu wa ta’ala ada tanpa permulaan. Kita juga harus

Page 9: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 9

meyakini bahwa satu-satunya yang berhak disembah, satu-satunya yang berhak menerima ibadah kita, menerima puncak perendahan diri kita adalah Allah subhanahu wa ta’ala, selain itu kita juga wajib meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya, Allah ta’ala berfirman dalam al-Quran :

ء � ميع البصري ليس مكث� ىش ١١ الشورى �وهو الس�“Bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyerupai sesuatupun

dari makhluk-Nya dan tidak ada sesuatupun dari makhluk yang menyerupai-Nya”.

Kalau makhluk ini ada dua; ada benda dan sifat benda, benda itu ada dua; ada benda yang bisa dipegang oleh tangan seperti manusia, tumbuh-tumbuhan, pepohonan, benda-benda padat dan ada makhluk yang tidak bisa dipegang oleh tangan seperti cahaya, kegelapan, roh, angin dan lain sebagainya. Berarti Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyerupai semua itu, Allah bukan manusia, Allah bukan manusia raksasa yang punya anggota badan yang besar, punya muka besar, tangan besar, kaki besar, tidak. Allah subhanahu wa ta’ala bukan menyerupai benda padat, Allah ta’ala bukan cahaya, bukan roh, bukan angin, Allah tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak boleh disifati dengan sifat-sifat makhluk, tidak boleh dikatakan Allah ta’ala melahirkan, Allah ta’ala dilahirkan, tidak boleh dikatakan Allah ta’ala mengantuk, Allah ta’ala tidur, tidak boleh dikatakan Allah ta’ala berjalan, duduk, bersemayam, turun dari atas ke bawah, naik dari bawah ke atas dan lain sebagainya, semuanya itu adalah sifat-sifat makhluk yang tidak boleh disandarkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah cara-cara atau ketentuan-ketentuan bagaimana kita beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Beriman kepada Rasulullah artinya meyakini bahwa Muhammad ibnu Abdillah yang berasal dari bangsa arab suku Quraisy adalah hamba Allah dan utusan-Nya kepada seluruh umat manusia dan jin, kita semuanya wajib

Page 10: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 10

memercayai bahwa semua yang beliau sampaikan dari Allah subhanahu wa ta’ala adalah perkara yang haq, perkara yang benar, perkara yang pasti terjadi baik peristiwa-peristiwa tentang masa lalu, tentang para Nabi terdahulu yang Rasulullah beritakan, tentang umat-umat terdahulu yang Rasulullah sampaikan beritanya tentang mereka kepada kita, maupun tentang peristiwa-peristiwa yang Rasulullah sampaikan akan terjadi di masa mendatang, baik itu di alam kubur maupun di akhirat nanti. Demikian juga hal-hal yang Rasulullah sampaikan berkait dengan perkara yang halal dan haram, kita harus percayai bahwa semua yang Rasulullah sampaikan adalah benar, yang Rasulullah katakan halal adalah halal, yang Rasulullah katakan haram adalah haram. Inilah cara beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa telah memenuhi prasyarat iman kepada Allah dan Rasul-Nya ini, ini adalah jaminan pasti suatu ketika nanti dia akan masuk surga meskipun amal perbuatannya buruknya bukan main, meskipun dia banyak berbuat maksiyat kepada Allah subhanahu wa ta’ala tetapi ketika dia mati dalam keadaan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan benar maka jaminan bahwa dia nanti terakhir pasti akan masuk surganya Allah subhanahu wa ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Inilah khuthbah singkat yang bisa kami sampaikan mudah-mudahan bermanfaat.

كر الحكمي ، القران العظمي !رك هللا يل ولمك يف oت واnمك بما فيه من اال �n� ،ونفعين وا

ومنمك تالوته ميع البصري وتقب�ل مين �ه هو الس� ن�.ا

Page 11: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 11

Urgensi Menghadirkan Niat Ikhlas Karena Allah

ijk

� و ه د م حن ،� د حم ال ن� ا و ه ن ي ع ت سـ ن و ه ر ف غ ت سـ ن ، و ه ي د هت سـ ن ن م ا و ن سـ ف ن ا' ر و رش ن م � ! ذ و ع ن

س ال� ا'شهد ا' . فال هادي 7 ل ل ض ي ن م و ،فال مضل� 7 هللا د هي ن ، م نا ال مع ا' ت ئا ي�7 ا

�ن ال ا

دا عبده ورسوF 7 د ي وا'شهد ا'ن� سـ ،ال رشيك 7 هللا وحده . محم� �هم� فصل وسمل اللد ك ر ! و يدF محم� ىل ع و ،عىل سـ م� ن، ا' ي ر اه الط� ني ب ي الط� ه ب حص و 7 ا هللا، اد ب ع يا ف د ع ا ب Xو مك ي ص و ا ن و ق ت� م ال از ف د ق ف ،بتقوى هللا يس ف ن ، القران العظمي يف اىل ع ت و ك ار ب ت هللا ل و ق ، ي

جمي ا'عوذ !� من يطان الر� ا' n � الشـ� pهي �oن ام ء ن ي ا ا � � ن� ت و م ت ال ه و ت قا ت ق� ح وا هللا ق ـوا ات ال� ا

١٠٢ال معران �ن و م ل س م مت ن ا' و

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, atas nikmat iman dan islam, nikmat sehat wal ‘afiat, sehingga dalam kesempatan siang hari yang sangat berbahagia ini, kita masih bisa menjalankan kewajiban kita bersama, melaksanakan shalat Jum’ah berjama’ah. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa mengamalkan, tunduk dan patuh terhadap ajaran-ajaran agamanya. Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami dan kepada para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena kunci kebahagiaan yang haqiqi di akhirat kelak, adalah ketika orang berhasil sukses, menjalankan seluruh perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan-larangan Allah subhanahu wa ta’ala.

Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah Kita semuanya sudah ma’lum, kita semuanya sudah mafhum, bahwa setiap amal ibadah yang kita lakukan, setiap amal shaleh yang kita lakukan, jika tidak disertai dengan niat yang ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, maka ibadah dan

Page 12: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 12

amal shaleh itu tidak akan mungkin diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala, amal ibadah itu tidak akan tercatat sebagai amal shaleh kita. Sehingga kita di akhirat nanti tidak akan menemukan balasan dari Allah subhanahu wa ta’ala atas amal perbuatan yang kita lakukan tersebut. Menghadirkan niat yang ikhlas di hati kita, ini bukanlah hal yang mudah, bahkan para ulama Salaf seperti al-Imam Sufyan ats-Tsauri pernah mengatakan :

ـاع م يت ـي� ـ ن ن م يل� ع د� ش ا ا' ئ ـ ي ش ت ج الAku tidak pernah mengalami kesulitan luar biasa, seperti yang

aku hadapi ketika aku berusaha meluruskan niat-niatku di hatiku karena Allah.

Ulama yang lain al-Imam Abdullah ibnu al-Mubarak pernah menyatakan :

ة ـي� ـ الن ه ر غ ص ت ري ب ك ل مع ب� ر و ة ـي� ـ الن ه م ظ ع ت ري غ ص ب� ر Betapa banyak amal yang sepele, amal yang terlihat kecil

tidak seberapa, tetapi karena niat yang baik, berubah menjadi amal yang besar.

Sebaliknya berapa banyak amal yang sebetulnya adalah amal yang bisa berpahala besar, akan tetapi karena tidak disertai dengan niat

yang baik, tidak disertai dengan niat ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, maka amal itu berpahala, bernilai sangat kecil.

Demikian pentingnya niat ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala ini. Ketika Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan ayatnya kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam :

� n 'ا pهي �oو ن م ءا ن ي ا ا � مل ع ا' هللا ن� ه و ن ح ت ام ف ات ر اج هم ات ن م ؤ م ال مك اء ا ج ذ ا ا

� �ن� اهن م ي !

١٠املمتحنة Ketika turun ayat ini baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam diperintahkan oleh Allah, agar setiap ada perempuan Mukminah, datang kepada Nabi untuk berhijrah ke Madinah, Nabi diperintahkan oleh Allah untuk memerintahkan masing-masing perempuan Mukminah ini, bersumpah atas nama Allah, bahwa dia hijrah ke Madinah bukan karena benci dan lari dari suami, mereka hendak hijrah ke Madinah bukan karena benci terhadap tanah Makkah cinta kepada tanah Madinah, mereka hijrah ke

Page 13: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 13

Madinah bukan karena mencari dunia, tetapi murni karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, murni karena melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Demikian penting niat ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, sampai-sampai baginda Rasulillah mengadakan acara penyumpahan terhadap masing-masing perempuan Mukminah itu, sebelum mereka melaksanakan hijrah ke Madinah, melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Niat yang ikhlas, adalah ketika seseorang melaksanakan suatu amal shaleh, dengan niat murni hanya karena mencari ridla Allah, dengan niat karena amal ini diperintahkan oleh Allah maka aku mengerjakannya, karena amal ini dicintai oleh Allah maka aku melaksanakannya. Karena amal ini diperintahkan oleh Allah, maka aku mengerjakannya karena murni niat untuk melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan mencari ridla-Nya. Barang siapa ketika melakukan amal shaleh berniat, bukan karena Allah atau niat mencari pahala dari Allah pun mencari pujian sesama hamba, maka orang itu tidak akan memperoleh pahala sedikitpun dari amal perbuatannya, bahkan, dia masuk atau terjatuh pada maksiyat riya’ yang termasuk salah satu dosa besar. Suatu ketika, dalam sebuah hadits riwayat al-Imam Abu Dawud dan an-Nasai ada seseorang yang menghadap kepada baginda Rasulillah, dia berkata kepada beliau :

“ n هللا ل و س ر ” Wahai Rasulullah “ كر ال'جر واo ا يلتمس اغز ال رج ا'را'يت ” Jika ada seorang laki-laki ikut berperang, berjihad di jalan Allah tujuannya adalah mencari pahala dan supaya dikenang disebut-

sebut sebagai pahlawan, “ 7 ؟ ما ” apa yang dia peroleh dari

Jihadnya itu?, Rasulullah bersabda “ ء ال 7 يش ” tidak ada pahala

sedikit-pun dari amal perbuatannya, sahabat itu bertanya kembali sampai tiga kali, Rasulullah menjawab dengan jawaban yang sama

tiga kali pula “ ء ال 7 يش ” tidak ada sedikitpun nilai dari amal jihad

yang dilakukan oleh seseorang itu, sambil Rasulullah mengatakan :

Page 14: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 14

ه ال� ما اكن خالصا 7 وما ابتغي به و�ن� هللا ال يقبل من العمل ا �

اSesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan menerima

amal perbuatan apapun, kecuali yang dilakukan murni karena mencari ridla-Nya.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Ketika membahas tentang ikhlas ini, para ulama senantiasa merujuk kepada hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidina Umar Ibn al-Khaththab dan diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahihnya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

� ن�ال !لنـي�ات ـاما امرئ ما نوى اال'مع �ام للك ن

�ىل هللا ورسو7 فمن اكنت جه وا

�رته فهج رته ا

ىل هللا ورسو7 �ىل ومن اكنت جهر ا

�نيا يصيهبا ا'وامرا'ة ينكحها فهجرته ا p¶ ليه ته

� ما هاجر اRasulullah bersabda : “Sesungguhnya sah atau tidaknya amal

perbuatan seseorang, itu tergantung kepada niatnya, sesungguhnya dapat atau tidaknya pahala, seseorang ketika melakukan amal

shaleh itu tergantung kepada niatnya. Seseorang tidak akan memperoleh dari amal shalehnya kacuali yang dia niatkan. Barang

siapa melaksanakan amal shaleh berupa hijrah ke Madinah, hijrahnya niat dan tujuannya karena Allah dan Rasul-Nya maka

secara syara’ hijrah itu adalah hijrah karena Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa melakukan amal shaleh berupa hijrah ke Madinah,

tetapi bukan karena melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya, tetapi karena mencari harta dunia atau karena mengejar perempuan

yang lebih dahulu berhijrah ke Madinah demi menikahinya, maka orang ini tidak akan memperoleh pahala sedikitpun dari amal

perbuatannya, dia hanya akan memperoleh dunia yang dia kejar dan dia cari tersebut.

Oleh karenanya niat ini begitu penting dalam meluruskan seluruh amal ibadah kita, paling tidak niat itu berfungsi : a. untuk membedakan antara amal yang menjadi ibadah dan

perbuatan yang tidak bernilai ibadah, kalau seseorang mandi meratai seluruh tubuhnya dengan air, maka bisa jadi amal ini berupa ibadah ketika diniati karena mandi besar. Adapun ketika orang meratai seluruh badannya dengan air hanya niat seger-seger, berdingin-dingin saja karena cuaca begitu panas maka mandi meratai seluruh badan dengan air ini, tidak bernilai ibadah sama sekali.

Page 15: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 15

Niat juga membedakan antara satu ibadah dengan ibadah yang lain, antara shalat Zhuhur dan shalat Ashar, tidak ada yang membedakannya kecuali niat.

b. Fungsi niat yang kedua untuk menegaskan siapa yang dituju oleh seseorang dalam beramal ibadah, kalau yang dituju ketika orang beramal adalah Allah dan Rasul-Nya, maka orang itu akan memperoleh pahala dari amal perbuatannya, jika tidak maka dia tidak akan memperoleh nilai amal ibadah sedikitpun

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Hadits ini hanya berlaku untuk amal-amal baik, sedangkan amal buruk diniati atau tidak diniati maka orang akan terjatuh pada maksiyat, orang yang berzina niat atau tidak niat, berdosa, orang yang berjudi niat atau tidak niat, berdosa, orang yang durhaka kepada kedua orang tua niat atau tidak berniat, berdosa, hadits ini hanya berlaku untuk amal-amal baik. Amal baik dalam hal ini ada dua model : 1. Yang pertama amal baik yang tidak akan sah dilakukan

tanpa niat, orang yang berwudlu, orang yang mandi besar, orang yang Shalat, Puasa, Zakat, Haji, I’tikaf tanpa niat maka amalnya tidak sah sama sekali.

2. Model amal yang kedua adalah amal yang jika dilakukan tanpa niat terlaksana, akan tetapi jika tidak diniati ikhlas karena Allah, meskipun amal itu terlaksana tetapi orang tidak akan memperoleh pahala darinya.

Ketika orang menyumbangkan hartanya, menyedekahkan hartanya kepada fakir miskin, anak yatim selama tidak meniati ikhlas karena Allah amalnya tetap terlaksana akan tetapi dia tidak memperoleh pahala sedikitpun dari Allah subhanahu wa ta’ala. Orang yang membaca al-Qur’an dengan mengingat hukum-hukum yang harus dipenuhi ketika membaca al-Qur’an, kalau dia tidak meniatkan ikhlas karena Allah, terlaksana amalnya tetapi tidak memperoleh pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala. Seorang kepala rumah tangga yang setiap hari memberikan nafkah pada anak isterinya, dia telah melakukan kewajiban

Page 16: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 16

tetapi ketika dia tidak meniatkannya ikhlas karena Allah dia tidak memperoleh pahala sama sekali. Seorang ibu rumah tangga yang mengurus rumah tangga, mencuci piring, memasak nasi, membersihkan rumah, dapur, merapikan halaman rumahnya, amal ini seandainya tidak disertai dengan niat, terlaksana, akan tetapi tidak akan memperoleh pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala. Seorang ibu yang memiliki anak kecil yang sering begadang karena anak-nya, yang selalu di malam hari bangun untuk mengganti popok anaknya, mengurus bayi dari kecil sampai dia besar, amal ini jika tidak disertai dengan niat terlaksana, akan tetapi ibu itu tidak memperoleh pahala sama sekali dari Allah subhanahu wa ta’ala. Orang yang menghadiri majelis ilmu tanpa niat yang ikhlas karena Allah terlaksana amalnya, tetapi tidak memperoleh pahala dari Allah. Orang yang mengajarkan ilmu agama, menyampaikan ceramah agama tanpa niat yang ikhlas amalnya terlaksana, tetapi tidak memperoleh pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karenanya, niat yang ikhlas ini begitu penting untuk selalu kita hadirkan dalam setiap permulaan amal ibadah kita, baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah mengingatkan dalam sebuah hadits :

� )رواه البخاري ( فهـي 7 صدقة اهب سـ ت حي و ه و � ه ا' ىل ع ل ج الر� ق ف ن ا ا' ذ ا

Ketika seorang kepala rumah tangga, seorang bapak menafkahi

anak dan isterinya, “ هبا و ه و تسـ حي ” karena ia meminta mencari pahala

dari Allah subhanahu wa ta’ala, maka sama saja itu bernilai sedekah kepada orang fakir yang bukan keluarganya.

Dalam hadits lain baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam menjelaskan bahwa ketika seseorang pergi dari rumahnya menuju masjid untuk melakukan shalat berjama’ah, Jum’at dan lainnya hendaklah dia membaca doa:

Page 17: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 17

الل ين�ق ممشاي هذا فا ائلني عليك وحب ق الس� ين ا'سا'« حب

�ا وال بطرا لم ا'خر هم� ا ج ا'رش

عة،والرnء وال �مـا مس ن� قاء خسطك وابتغاء مرضاتك، فا'سا'« ا'ن تنقذين خرجت اتـ ا

ال� ا'نت ذنويب تغفر يل من الن�ار وان �نوب ا poه ال يغفر ا� ن

� )رواه امحد والطرباين والبهيقي( ا

“Ya Allah, aku memohon kepadamu, dengan haq orang-orang yang shaleh, dengan kemuliaan-Mu dan derajat orang-orang yang shaleh yang memohon kepadamu dan dengan langkah-langah kakiku ini sesungguhnya aku keluar rumah bukan karena ingin dipuji orang, bukan karena ingin dijuluki orang rajin ke masjid, bukan karena

ingin dikatakan oleh orang-orang ini, Masya Allah shalatnya, jama’ahnya tapi aku keluar rumah karena demi mencari ridla-Mu,

karena demi melaksanakan perintahmu, Ya Allah”.

Maka orang ini akan diridlai oleh Allah, dan dimintakan ampun oleh tujuh puluh ribu para malaikat. Rasulullah mengingatkan jangan sampai langkah kaki kita, sekedar langkah kaki kita, yang kita lakukan dari rumah ke masjid, jangan sampai itu tidak bernilai pahala, haruslah semuanya diniati ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Demikian pentingnya niat ini, oleh karenanya mari kita senantiasa berupaya setiap amal baik yang kita lakukan, kita lakukan ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, ketika kita menafkahi anak isteri kita, cukup niat sekali seumur hidup bahwa saya menafkahi anak isteri saya untuk mencari ridla Allah subhanahu wa ta’ala, bukan supaya dipuji oleh para tetangga, bukan supaya dipuji oleh orang, orang ini menafkahi anak isterinya secara los tanpa disimpan-simpan, bukan untuk pujian itu, tetapi betul-betul niat ikhlas karena mencari pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala, jika niat ini selama hidupnya lurus tidak terbatalkan oleh riya’ dan semacamnya maka cukup niat sekali, adapun kalau niatnya berubah maka perlu diadakan niat yang baru ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Inilah khuthbah kami, mudah-mudahan bermanfaat.

Page 18: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 18

كر الحكمي ، القران العظمي !رك هللا يل ولمك يف oت واnمك بما فيه من اال �n� ،ونفعين وا

� ن� ومنمك تالوته ا ميع العلمي وتقب�ل مين جمي ا'عوذ !� من .ه هو الس� يطان الر� بسم الشـ�

حمي ن الر� مح م ساهون . فويل للمصلني � هللا الر� ين مه عن صالهت �oين مه يرائون . ا �oا . � �ويمنعون الماعون �������

حمي �ه هو الغفور الر� ن �تغفروه، ا تغفر هللا يل ولمك فاسـ .ا'قول قويل هذا وا'سـ

Page 19: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 19

Menjaga Aqidah dari Tiga Kekufuran

ijk

ن� الحمد � �تغفره ،ا تعينه ونسـ مده ونسـ هتديه حن نا ومن ، ونعوذ !� ونسـ ور ا'نفسـ من رش

النا، ال� . فال هادي 7 ، ومن يضلل 7 فال مضل� من هيد هللا سيئات ا'مع�7 ا

�ا'شهد ا'ن ال ا

دا عبده ورس ال رشيك 7 هللا وحده يدF محم� . و7 ، وا'شهد ا'ن� سـ �هم� فصل وسمل اللاهرين، يبني الط� به الط� د، وعىل ا7 وحص يدF محم� ا بعد فيا عباد هللا، و!رك عىل سـ ا'م�

، القران العظمي ك وتعاىل يف ، يقول هللا تبار فقد فاز المت�قون ، بتقوى هللا اXوصيمك ونفيس جمي ا'عوذ !� من يطان الر� ين ء n � الشـ� �oا ا pا'هي � ال� ـامنوا ات

�قوا هللا حق� تقاته وال تموتن� ا

سلمون p١٠٢ال معران �وا'نمت م

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Puji syukur mari senantiasa kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa tunduk dan patuh menjalankan ajaran-ajaran agamanya. Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami dan kepada para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena pada hakekatnya orang yang akan berada dekat dengan Nabi di surga kelak, adalah orang yang bertaqwa, orang yang senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah dari bangsa manapun tinggal di manapun meskipun jauh dari Makkah dan Madinah, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ن� ا'وىل الن�اس � قون من اكنوا حيث اكنواـي المت� ـب ا

“Sesungguhnya orang yang kelak akan berada di tempat yang paling dekat denganku bersamaku adalah orang yang senantiasa

bertaqwa kepada Allah, dari suku bangsa manapun dan di manapun mereka tinggal dan berada”.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah

Page 20: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 20

Kita semuanya sudah ma’lum, bahwa lawan dari iman adalah kekufuran, kekufuran adalah lawan dari iman, jika iman ibarat cahaya maka kekufuran adalah kegelapan, jika iman adalah kunci kebahagiaan dan kenikmatan yang kekal abadi, maka kekufuran adalah kunci kesengsaraan, kebinasaan, siksa yang kekal abadi kelak di Yaumil Qiyamah. Kekufuran adalah dosa yang paling besar di antara semua dosa-dosa yang ada, tidak ada maksiyat, dosa, kemungkaran yang lebih besar dari pada kekufuran. Kekufuran ada dua macam: Kekufuran yang mengandung unsur syirik ك ر ـف ـك رش , yaitu

seperti orang yang menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala dengan salah satu Di antara makhluk-Nya. Yang kedua, ك غري فر ـك رش kekufuran yang mengeluarkan orang

dari Islam tetapi tidak mengandung unsur Syirik seperti orang yang beriman kepada Allah dan hanya beribadah kepada Allah tetapi dia mendustakan, tidak beriman kepada Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam. Baik kekufuran jenis pertama, yang mengandung unsur Syirik maupun kekufuran jenis kedua yang tidak mengandung unsur Syirik, kedua dosa ini adalah dosa yang paling besar, dan barang siapa meninggal dalam keadaan kufur yang mengandung unsur Syirik maupun kufur yang tidak mengandung unsur Syirik, jika dia meninggal dalam kondisi seperti itu Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah mengampuninya, Allah ta’ala berfirman :

ك به ويغفر ما دون ذ« لمن يشاء � ن� هللا ال يغفر ا'ن يرش � ١١٦النساء �ا

“Sesungguhnhya Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan mengampuni dosa Syirik dan akan mengampuni dosa selain Syirik,

bagi orang yang Allah kehendaki”

Dalam sebuah hadits baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ن� هللا ليغفر لع � بده مالم يقع الحجاب ا

“Sesungguhnya Allah ta’ala akan mengampuni hamba-Nya selama tidak ada penghalang”, Para sahabat bertanya :

حجاب n رسول هللا ؟وما يقع ال

Page 21: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 21

“Apa penghalang itu wahai Rasulullah ?”, Rasulullah menjawab :

)رواه امحد( وت الن�فس ويه مرشكة ا'ن تم “Ketika jiwa meninggal dalam kondisi Syirik menyekutukan Allah

subhanahu wa ta’ala”.

Dalam ayat lain Allah ta’ala berfirman :

وا عن سبيل هللا � pين كفروا وصد �oن� ا � ����� �فلن يغفر هللا لهم ر مث� ماتوا ومه كـف�اا

“Sesungguhnya orang-orang yang kufur, ingkar, tidak beriman kepada Allah, kemudian mereka meninggal dalam keadaan kufur maka Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah mengampuni

orang-orang kafir tersebut”.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Kekufuran adakalanya terjadi dengan keyakinan, adakalanya terjadi dengan perbuatan, ada kalanya terjadi dengan perkataan. Artinya ada keyakinan-keyakinan yang jika diyakini oleh seseorang akan mengakibatkan orang itu keluar dari Islam, ada perbuatan-perbuatan yang jika dilakukan oleh seseorang maka akan mengakibatkan orang itu keluar dari Islam, ada perkataan-perkataan yang jika dikatakan, diucapkan oleh seseorang maka akan mengakibatkan orang itu keluar dari Islam, sudah bukan muslim lagi, bukan hanya berdosa, bukan hanya bermaksiyat, bukan hanya salah, bukan hanya sesat tetapi benar-benar telah keluar dari Islam dan sudah bukan Muslim lagi. Pembagian kekufuran menjadi tiga ini, kufur keyakinan, kufur perbuatan, kufur perkataan, pembagian ini disepakati oleh para ulama Islam dari kalangan pengikut empat madzhab maupun madzhab-madzhab lain di seluruh dunia Islam, dalil-dalil dari al-Quran di antaranya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

�ما المؤمنو � ن�ي ا �oبو ـ7 ث ا !� ورسو امنو ن ء ن اÏ١٥ احلجرات �...ام� لم ير

“Sesungguhnya orang-orang mukmin tidak lain adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian

mereka tidak ragu-ragu”.

Ini menunjukkan bahwa jika seseorang ragu tentang adanya Allah, jika seseorang ragu apakah Muhammad itu Rasulullah atau bukan, keraguan yang ada di hati ini meskipun tidak

Page 22: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 22

terucap dalam lisan mengakibatkan orang tersebut keluar dari Islam sebagaimana ditegaskan oleh ayat ini. Demikian juga ketika orang meragukan prinsip-prinsip ajaran Islam yang diketahui oleh seluruh lapisan umat Islam baik yang terpelajar maupun awam dan disepakati oleh umat Islam, seperti orang yang meragukan tentang al-Quran, apakah al-Quran itu benar-benar wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad atau tidak, orang yang meragukan hal ini maka dia telah keluar dari Islam. Orang yang meragukan adanya hari akhir, orang yang meragukan adanya surga dan neraka kelak di Yaumil Qiyamah, orang yang meragukan adanya pahala dan siksa maka orang ini dengan keyakinannya itu, dengan keraguan yang ada di hatinya itu telah keluar dari Islam. Dalam ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

مس وال تسجدو ال ...� ٣٧فصلت �...للقمر ا للش�“Janganlah kalian bersujud kepada matahari, janganlah kalian

bersujud kepada bulan...”.

Karena sujud kepada matahari, sujud kepada bulan adalah salah satu bentuk kekufuran kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sujud dilakukan oleh seseorang dengan anggota badannya, dengan perbuatannya, ini artinya ada perbuatan-perbuatan seperti sujud kepada berhala, bersujud kepada matahari, bersujud kepada bulan, menginjak-injak al-Quran dan semacamnya, jika orang melakukan perbuatan-perbuatan ini maka orang ini telah keluar dari Islam. Dalam ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

�ما كن� هم ليقو ـ ت ـ سا'ل ولنئ � ن �و لن� ا ه ـ لاnته ورسو ض ونلعب قل ا'!� وء ا خن

ي ا قد كفرمت تعتذرو ال )��( ن هتزءو مت تسـ كن � ٦٦-٦٥التوبة �...مانمك بعد ا

Suatu ketika ada sekelompok orang yang berolok-olok mencaci Nabi Muhammad maka Allah subhanahu wa ta’ala turunkan ayat ini,

Allah katakan kepada Nabi kita Muhammad :

�...هم ـ سا'لت ولنئ � Jikalau engkau bertanya kepada mereka wahai Muhammad, mereka

pasti menjawab kami cuma bercanda, kami cuma berolok-olok,

Page 23: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 23

katakan wahai Muhammad : ”Apakah kepada Allah, apakah kepada Rasul Allah, apakah kepada ayat-ayat Allah, kalian melakukan

pelecehan –meskipun sedang bercanda– ?”

�...اتعتذرو ال �“Jangan cari-cari alasan...”

ي قد كفرمت ...� � �...مانمك بعد ا

“Kalian sudah kufur, kalian sudah keluar dari Islam, setelah tadinya, sebelumnya kalian beriman”.

Ini artinya bahwa ada perkataan-perkataan yang jika diucapkan oleh seseorang, yang mengandung unsur pelecehan kepada Allah atau Rasul-Nya, atau syariat-Nya, atau hukum-hukum agama-Nya, atau janji dan ancaman Allah maka orang ini telah keluar dari Islam.

Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah Bahayanya kekufuran ini juga, bahwa ketika seseorang sudah terjatuh pada keyakinan kufur, ketika orang meyakini bahwa Allah ta’ala adalah cahaya, ketika orang melakukan perbuatan kufur bersujud kepada berhala misalnya, ketika orang mencaci maki Allah atau melecahkan Rasulullah misalnya, meskipun orang ini tidak berniat untuk keluar dari Islam, mekipun orang ini tidak ada niat untuk berpindah agama, meskipun orang ini masih tetap shalat, zakat dan puasa, orang ini telah keluar dari Islam. Al-Imam Muhammad Ibnu Ja’far Ibnu Jarir ath-Thabari dalam kitab beliau “Tahdziibul Aatsaar” ketika mengomentari sabda-sabda baginda Rasulillah tentang Khawarij, beliau mengatakan :

سالم من غ �رج من اال ري ا'ن يقصد الخروج منه ـوفيه ا'ن� من المسلمني من خيتار د سالم ومن غري ا'ن خي

� ينا عىل دين اال

Beliau mengatakan hadits-hadits Rasulullah tentang Khawarij ini, menunjukkan bahwa ada di antara umat Islam yang bisa saja keluar dari Islam tanpa ada keinginan, kehendak, niat darinya untuk keluar dari Islam, tanpa mereka memilih agama untuk

dipeluknya selain agama Islam.

Page 24: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 24

Oleh karenanya menjadi sangat berbahaya yang namanya kekufuran ini dan oleh karenanya kita harus betul-betul ekstra hati-hati menjaga hati kita, keyakinan-keyakinan kita, menjaga perbuatan-perbuatan kita, perkataan-perkataan kita dari hal-hal yang mengeluarkan orang dari Islam tersebut.

Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah Di antara keyakinan-keyakinan yang mengeluarkan dari Islam, meskipun tidak terucap dalam lisan adalah keyakinan bahwa setelah Nabi Muhammad ada orang yang diangkat menjadi Nabi, ketika orang meyakini, mengaku dirinya sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad, atau memercayai orang lain yang mengaku sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad, siapapun orang itu, berasal dari golongan manapun orang itu, kalau ada orang meyakini dirinya sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad atau memercayai orang yang mengaku sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad, maka orang ini telah keluar dari Islam, karena keyakinan bahwa Nabi Muhammad Nabi terakhir, tidak ada orang yang diangkat menjadi Nabi setelah Nabi Muhammad adalah keyakinan yang sifatnya Qoth’iy, pasti, disepakati oleh umat Islam. Tidak terhitung ayat-ayat, hadits-hadits yang menunjukkan pada keyakinan ini. Oleh karenanya siapapun orangnya yang menyalahi keyakinan ini maka orang ini telah keluar dari Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

د ا'با ا'حد م � ااكن محم� سو كن جالمك ول ر ن م� ـل هللا وخات ر� ٤٠االحزاب �ني م الن�بي“Muhammad bukanlah ayah dari salah seorang di antara kalian,

tetapi Muhammad adalah Rasulullah utusan Allah dan penutup para Nabi”.

Khatam di sini memang secara bahasa punya dua makna, Khatam bisa berarti penutup, Khatam juga bisa berarti perhiasan yaitu cincin, namun dalam ayat ini tidak ada makna yang mungkin ditafsirkan dari “Khataman Nabiyyin” kecuali penutup para Nabi, karena dalam qira’ah lain, dalam versi lain dari bacaan ayat ini dalam qira’ah Warsy bunyi ayat ini adalah :

م ـوخات ...� �...ني الن�بي

Page 25: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 25

Yang tidak memiliki kemungkinan makna lain selain penutup para Nabi, juga dalam hadits riwayat Imam Muslim baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

م يب الن�بيpونـوخت “Dan para Nabi telah ditutup, diakhiri dengan diutusnya

aku kepada seluruh umat manusia dan jin”. Demikian diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Demikian juga sekian banyak hadits-hadits, di antaranya baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam hadits riwayat al-Bukhari :

ائ رس �نبياء اكنت بنوا ا يل تسوسهم اال'

“Dulu Bani Israil itu dipimpin oleh para Nabi”,

Þخلفه نيب Þنيب ßلك�ما ه “Setiap Nabi yang memimpin mereka meninggal diganti

dengan Nabi yang yang lain”

خامت الن�بي ين� ال نيب� بعدي ني ـوا

“Kemudian Nabi menegaskan bahwa aku adalah penutup para Nabi tidak ada seorangpun diangkat menjadi Nabi setelahku”

Dalam hadits riwayat al-Bukhari yang lainnya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

pات و� ـب ذهبت الن ة وبقيت المبرش“Sudah usai, sudah selesai keNabian dan yang tersisa adalah

Mubasy-syirat, kabar gembira, kabar gembira. Para sahabat bertanya :

n رسول هللا ؟ رات ـش ـ مب ـ ل ا ي ـوما ه “Apa kabar-kabar gembira itu wahai Rasulullah ?

ؤn ا pالحة الر لص�“Mimpi yang baik, mimpi yang dialami oleh orang-orang yang

shaleh yang dekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala”.

Dalam hadits lain Nabi bersabda dalam Shahih al-Bukhari bahwa beliau punya lima nama, salah satu di antara nama ini adalah :

ي ليس بعده ا'حد اب ق وا'F العا �o

Page 26: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 26

“Dan aku adalah al-‘Aqib yang maknanya tidak ada seorangpun yang menjadi Nabi, diangkat menjadi Nabi setelahku”.

Dalam hadits lain diriwayatkan al-Imam al-Tirmidzi baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ر لو اكن بعدي نيبÞ لاكن مع“Seandainya setelahku masih ada Nabi, niscaya Umar itu layak

diangkat untuk menjadi Nabi”.

Seandainya itu artinya tidak terjadi, itu artinya penegasan dari baginda Rasulillah bahwa seshaleh apapun orang yang datang setelah beliau tidak akan pernah diangkat menjadi Nabi. Dalam hadits lain riwayat al-Bukhari juga Rasulullah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib ketika beliau hendak pergi ke perang Tabuk dan melarang Ali untuk ikut perang karena mau ditugasi untuk memimpin umat yang beliau tinggalkan di Madinah, Rasulullah bersabda kepadanya, kepada sayyidina Ali :

ا'ما ترىض ا'ن تكون بمزنل �ه ال نيب� بعدي ـة هارون من موىس غ ـمين ري ا'ن“Tidakkah engkau ridla, terhadap posisi yang aku berikan

kepadamu seperti posisi Nabi Harun yang menjaga umat Nabi Musa ketika Nabi Musa menerima wahyu dari Allah di suatu tempat, hanya saja setelahku tidak ada satu orang pun yang

diangkat menjadi Nabi”, kata baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam.

Ma’asyiral Muslimin, masih banyak lagi hadits-hadits yang menjelaskan hal yang sama dan oleh karenanya seluruh umat Islam meyakini bahwa tidak akan ada seorang pun yang diangkat menjadi Nabi setelah Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam dan keyakinan ini tidak bisa ditawar-tawar. Oleh karenanya barangsiapa mengaku dirinya sebagai Nabi atau memercayai orang lain yang mengaku sebagai Nabi, maka dia telah keluar dari Islam, Kufur Keyakinan, meskipun itu tidak terucap dari lisan. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda mengingatkan kepada kita agar betul-betul hati-hati, waspada, jika kita sudah memahami kaidah-kaidah ini kita akan tahu, bahwa betapa mudahnya orang keluar dari Islam,

Page 27: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 27

hanya dengan satu keyakinan yang kufur orang keluar dari Islam, hanya karena melakukan satu perbuatan Kufur orang keluar dari Islam, hanya karena mengatakan satu kalimat yang mengandung unsur Kekufuran orang keluar dari Islam. Kita tidak perlu heran, kita semuanya tahu masuk Islam juga sesuatu yang mudah, dengan hanya membaca dua kalimah Syahadat dengan meyakini maknanya, orang yang tadinya kafir sudah menjadi Muslim, demikian juga hanya karena satu kalimat, satu keyakinan, satu perbuatan yang menyebabkan orang keluar dari Islam maka orang itu sudah tidak berstatus sebagai Muslim lagi. Rasulullah bersabda :

اك نع� والن�ار مثل ذ« ىل ا'حدمك من رش� )رواه البخاري( الجن�ة ا'قرب ا

“Surga sangat dekat kepada salah seorang di antara kalian dari pada tali sendalnya, neraka pun juga seperti itu”.

Oleh karena demikian sensitifnya, demikian rawannya titik pemisah antara kekufuran dan keimanan, oleh karenanya mari kita semuanya berupaya untuk mempelajari ajaran-ajaran Islam sebanyak-banyaknya, untuk menggali pengetahuan-pengetahuan agama sebanyak-banyaknya, supaya kita betul-betul bisa menerapkan pesan Allah subhanahu wa ta’ala agar kita semuanya tidak meninggal kecuali dalam keadaan Muslim.

مك بما فيه من ا القران العظمي !رك هللا يل ولمك يف �n�كر الحكمي، ، ونفعين وا oت واnالميع العلمي �ه هو الس� ن

� ومنمك تالوته ا تغفر . وتقب�ل مين هللا يل ولمك ا'قول قويل هذا وا'سـ

حمي �ه هو الغفور الر� ن �تغفروه، ا .فاسـ

Page 28: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 28

Kemuliaan Masjid dan Adab di Dalamnya

ijk

ن� الحمد � �تغفره ،ا تعينه ونسـ مده ونسـ هتديه حن نا ومن ونسـ ور ا'نفسـ ، ونعوذ !� من رش

النا، ال� . فال هادي 7 ، ومن يضلل مضل� 7 من هيد هللا فال سيئات ا'مع�7 ا

�ا'شهد ا'ن ال ا

دا عبده ورسو7 ال رشيك 7 هللا وحده يدF محم� �هم� فصل وسمل . ، وا'شهد ا'ن� سـ اللد و! يدF محم� اهرين رك عىل سـ يبني الط� به الط� ا بعد فيا عباد هللا .، وعىل ا7 وحص ، ا'م�

، ظمي القران الع ، يقول هللا تبارك وتعاىل يف فقد فاز المت�قون ، بتقوى هللا اXوصيمك ونفيس جمي ا'عوذ !� من يطان الر� مح الشـ� حمي بسم هللا الر� ين ء n � ن الر� �oا ا pقوا هللا ا'هي� امنوا ات

ادقني ١١٩التوبة �وكونوا مع الص�Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa tunduk dan patuh menjalankan ajaran-ajaran agamanya. Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami dan kepada para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena sungguh seluruh jenis, seluruh macam kemuliaan telah sirna, yang tersisa adalah kemuliaan taqwallah, bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

ال� الت�قوىالماكرم لكp ت هب ذ � ها ا

“Seluruh kemuliaan telah hilang, telah sirna, yang tersisa hanyalah kemuliaan taqwallah, kemuliaan bertaqwa kepada Allah”

Melaksanakan kewajiban-kewajiban seluruhnya, men-jauhi semua perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah

Page 29: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 29

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan sedikit membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan masjid, keutamaannya dan lain sebagainya. Sekian banyak ayat-ayat suci al-Quran yang berbicara tentang masjid, salah satunya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala :

�ما يعمر مس � ن�لو امن !� واليوم ا جد هللا من ء ا ك ة وء الخر وا'قام الص� وة ـاىت الز�

ال� هللا فعىس �ش ا ١٨التوبة �ا من المهتدين ئك ا'ن ي�كونو اXولـ ولم خي

“Sesungguhnya orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah subhanahu wa ta’ala tidak lain adalah mereka yang beriman

kepada Allah, beriman kepada hari Akhir, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan tidak memiliki rasa takut kecuali kepada

Allah subhanahu wa ta’ala, mudah-mudahan mereka ini termasuk orang-orang yang diberikan petunjuk oleh Allah subhanahu wa ta’ala”

Disebut, dinamakan masjid ini diambil dari kata ‘as-sujud’, kata masjid itu diambil dari kata ‘as-sujud’, kalau sujud artinya bersujud ketika shalat, maka masjid adalah tempat di mana orang bersujud di dalam shalat, artinya tempat pelaksanaan shalat, kenapa misalnya tidak disebut marka’, tempat orang ruku’ di dalam shalat, karena sujud itu adalah gerakan atau bagian yang paling mulia dalam shalat, bahkan kita dianjurkan untuk memperbanyak berdoa ketika sujud, karena sujud adalah salah satu saat yang kemungkinan besar jika orang berdoa kepada Allah akan diijabah, dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Suatu ketika baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam

ditanya oleh salah seorang sahabat :

n البقاع خي p؟ـ رسول هللا ا'ي Þالبقاع رش pر، وا'ي Rasulullah, tempat di belahan bumi ini, mana yang paling mulia..

dan mana tempat yang paling buruk di muka bumi ini ?. Ditanya tentang itu baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam

menjawab : ال ا'دري (saya tidak tahu) جربيل î'ا'سا'ل ا (saya akan bertanya

kepada saudaraku Jibril terlebih dahulu). Maka baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bertanya kepada malaikat Jibril, Jibril-pun memberikan jawaban, kemudian baginda Rasulillah shallallahu

‘alayhi wa sallam menyampaikan kepada penanya dan kaum muslimin kepada umumnya :

Page 30: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 30

)رواه مسمل وابن حبان( ، ورشp بقاع اال'رض اال'سواق خري بقاع اال'رض املساجد Bagian bumi yang paling mulia adalah masjid dan bagian bumi

yang paling buruk adalah pasar.

Jika memang bagian bumi yang paling mulia, paling baik adalah masjid, bagian bumi yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid, karena masjid ini tempat yang digunakan untuk beribadah kepada Allah, di masjidlah kaum muslimin melaksanakan shalat lima waktu, di masjidlah kaum muslimin melakukan kegiatan i’tikaf, di masjidlah kaum muslimin memperbanyak bacaan al-Quran dan amal ibadah lainnya karena Allah subhanahu wa ta’ala. Jika memang masjid ini adalah bagian bumi yang paling dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. apakah kita telah mengisi hari-hari kita, dengan beri’tikaf di masjid, beribadah di masjid, apakah hati kita sudah terpaut dengan masjid, sehingga setiap kita keluar dari masjid hati ini selalu rindu untuk kembali berada di masjid dan beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, ataukah jangan-jangan kita tidak pernah menginjakkan kaki di masjid ini.

Wahai saudara-saudaraku seiman Mereka yang hatinya selalu rindu kepada masjid, untuk beribadah di sana, nanti di yaumil qiyamah, di padang mahsyar, ketika matahari mendekat ke kepala manusia hingga jaraknya hanya sekitar satu kilo meter, sehingga banyak orang bercucuran keringat, bahkan ada yang tenggelam dalam keringatanya, di sanalah orang yang senantiasa memakmurkan masjid, orang yang senantiasa rindu dan kembali ke masjid untuk selalu beribadah kepada Allah, di sana akan dilindungi, akan dinaungi oleh bayangan ‘Arsy di mana saat itu tidak ada bayangan lain kecuali bayangan ‘Arsy. Sudahkah kita memakmurkan masjid, hati kita terpaut dengan masjid, sehingga kita termasuk golongan orang yang dilindungi oleh naungan ‘Arsy, ketika tidak ada naungan selain naungan ‘Arsy. Seandainya kita semuanya tahu seberapa banyak kebaikan, keberkahan masjid, niscaya kita akan melihat saudara-saudara kita kaum muslimin berlomba-lomba untuk senantiasa berada di masjid,

Page 31: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 31

memakmurkan masjid dan seterusnya. Namun sangat disesalkan, banyak di antara kaum muslimin yang datang ke masjid bahkan hanya sekali dalam satu minggu untuk melaksanakan shalat Jumat, bahkan ada sebagian kaum muslimin yang dalam setahun hanya dua kali datang ke masjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha, sungguh menyedihkan sekali, seandainya kaum muslimin betul-betul memahami betapa banyak keutamaan-keutamaan yang dijanjikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang yang senantiasa memakmurkan masjid tentunya ini tidak akan mungkin terjadi.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Karena masjid adalah tempat yang paling mulia di muka bumi ini, tentunya masjid ini termasuk salah satu syiar agama Allah, jika orang melihat masjid, akan selalu muncul kesan di hatinya, ini masjid adalah tempat beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Jika ada sebuah masjid dibangun di suatu daerah, ini artinya penduduk sekitarnya adalah kaum muslimin, oleh karenanya masjid ini termasuk syiar agama Allah dan orang-orang yang mengagungkan syiar agama Allah itu menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Allah ta’ala berfirman :

p ذ � م شع ـ« ومن ي � عظ ن� ٣٢احلج �ها من تقوى القلوب ـ رئ هللا فا

“Sungguh orang-orang yang mengagungkan syiar-syiar agama Allah, maka itu sesungguhnya adalah menunjukkan taqwa yang ada di

hati orang-orang tersebut”.

Dalam salah satu haditsnya Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ن� ه �ن ه ذه المساجد ال تصلح لىش ا ذا البول وال القذر ء م

كر هللا o ما يه� ن� )رواه مسمل( عز� وجل� وقراءة القرءان ا

Baginda Rasulillah menegaskan : “Sesungguhnya masjid ini tidaklah boleh dimasukkan kotoran-kotoran ke dalamnya, air kencing,

kotoran manusia dan lain sebagainya, ataupun kotoran-kotoran lain, benda-benda najis yang lain, tidak boleh mengotori masjid dengan

benda-benda najis, masjid diperuntukkan untuk berdzikir menyebut

Page 32: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 32

asma Allah subhanahu wa ta’ala dan membaca ayat-ayat suci al-Qur’an”. (H.R. Muslim dan lainnya)

Oleh karenanya, marilah kita muliakan masjid ini dengan selalu menjaga kebersihan masjid, jangan sampai kita mengotori masjid dengan benda-benda yang suci sekalipun, diharamkan orang untuk mengotori masjid dengan benda-benda yang suci sekalipun, seperti air ludah, seperti ingus, seperti dahak, seseorang tidak diperbolehkan berdahak mengenai lantai masjid, mengeluarkan ingus atau meludah mengenai lantai masjid dan semacamnya, apalagi mengotori masjid dengan benda-benda yang najis, tentunya lebih haram hukumnya. Oleh karenanya kaum muslimin sejak masa khalifah Umar ibn al-Khathab di setiap hari Jum’at mereka menjadikan masjid ini, diberikan wewangian-wewangian, dibakarkan gahru dan semacamnya untuk membuat nyaman orang yang berada di masjid beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan suatu ketika di masa Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam ada seorang perempuan muslimah yang berwajah atau berkulit gelap, wanita ini biasanya membersihkan masjid Nabawi, tiba-tiba suatu hari baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak melihat perempuan ini seperti biasanya, beliau bertanya kepada para sahabat “Kemanakah wanita yang biasanya membersihkan masjid ini, aku tidak melihatnya lagi ?”, para sahabat menjawab bahwa wanita itu sudah meninggal ya Rasulallah, maka Rasulullah bersabda “Mengapa kalian tidak memberitahuku tentang kematian perempuan tersebut, tunjukkanlah kepadaku di mana kuburannya”, ditunjukkanlah oleh para sahabat kuburan perempuan tersebut kepada baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam, kemudian Rasulullah shalat di dekat makam perempuan itu, sambil beliau bersabda :

ن� ه � ءة ظلمة عىل ا'هلهاو ذه القبور ممل ا

“Sesungguhnya kuburan-kuburan ini dipenuhi kegelapan bagi penduduknya, bagi orang-orang yang dikubur di situ”

رها لهم بصاليت علي و ن� هللا عز� وجل� ينو� هم ـ ا

Page 33: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 33

“Dan sungguh Allah menerangi kuburan-kuburan yang ada di areal pemakaman itu karena shalat yang aku lakukan untuk mereka”.

Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah Di antara adab memuliakan masjid, bahwa dimakruhkan orang untuk melakukan transaksi jual beli dan semacamnya di dalam masjid, karena masjid bukanlah pasar, masjid adalah tempat beribadah kepada Allah, bukan tempat untuk berjual beli, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ذا را' ��بيع ا'و يـب ا ارتك،مسجد فقولو تاع يف ال يـمت من ي ا ال ا'ربح هللا جت

ذا را'ي �� مت من ـوا فقولوا ال نشد ف ـ ي �øا )رواه الرتمذي( رد� هللا عليك يه الض�

“Jika kalian melihat orang yang menjual barang atau membeli

barang di dalam masjid maka katakanlah : semoga Allah tidak menjadikan perdaganganmu itu beruntung, dan jika engkau melihat orang yang mencari barang yang hilang di masjid, maka katakanlah kepadanya : semoga Allah tidak mengembalikan kepadamu barang

yang hilang itu”.

Ini adalah bagian dari memuliakan masjid, jika kita hendak pergi ke masjid jangan lupa untuk berdoa, membaca doa yang diajarkan oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam :

ا وال بطر الل ين لم ا'خرج ا'رش�ق ممشاي هذا فا ائلني عليك وحب ق الس� ين ا'سا'« حب

�ا هم� ا

عة، خرجت ات قاء خسطك وابتغاء مرضاتك، فا'سا'« ا'ن تنقذين من ـوال رnء وال مسال� ا'نت الن�

�نوب ا poه ال يغفر ا� ن

� )رواه امحد والطرباين والبهيقي( ار وان تغفر يل ذنويب ا

Doa ini dianjurkan untuk dibaca, ketika orang pergi dari rumahnya berjalan menuju ke masjid, ketika sudah tiba di depan masjid hendaklah membaca doa masuk masjid :

بسم هللا الل هم� اغفر يل وافتـح يل ا'بواب رمحتك هم� صل عىل محم�د الل

Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah Begitu kita masuk masjid, marilah kita laksanakan shalat dua rokaat, tahiyyatul masjid sebelum duduk, setelah itu mari kita perbanyak membaca ayat-ayat suci al-Quran, berdzikir menyebut asma Allah subhanahu wa ta’ala, meminta kebaikan-kebaikan untuk diri kita atau orang-orang yang kita cintai, banyaklah berdoa setiap waktu antara adzan

Page 34: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 34

dan iqamah, karena waktu antara adzan dan iqomah termasuk salah satu waktu di mana doa akan diijabah, dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Namun demikian, jangan sampai kita kemudian memunculkan adab-adab sendiri yang tidak diatur oleh agama, sebagian orang melarang kaum muslimin untuk berbicara tentang urusan dunia di dalam masjid, ini adalah pernyataan yang tidak berdasar, bahkan sebagian orang menyebutkan sebuah perkataan yang mereka katakan itu adalah hadits Nabi padahal itu bukan hadits Nabi, kata mereka :

نات ü تاû لك الن�ار الحطب نيا يف المسجد ياû لك الحسـ p¶م يف ا ýالـ Sebagian orang itu mengatakan Nabi bersabda : jika orang

berbicara dalam masjid tentang urusan dunia, maka kebaikannya akan hilang, akan lenyap seperti api yang membakar kayu bakar

Ini adalah pernyataan yang tidak benar dan bukan hadits Nabi, hadits ini adalah hadits palsu, karena tidak jarang para sahabat radliyallahu ta’ala anhum setelah mereka selesai shalat, kadang mereka duduk-duduk berbicara tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa jahiliyyah, mereka ingat masa-masa lalu mereka, mereka tersenyum, tertawa, baginda Rasulillah menyaksikan itu, beliau tidak melarang, beliau bahkan tersenyum kepada para sahabatnya tersebut, bahkan suatu ketika dalam hadits riwayat Imam al-Bukhari ada dua orang sahabat yang ribut di dalam masjid karena masalah hutang, salah seorang sahabat yaitu Ka’ab menagih hutangnya terhadap sahabat lain yang saat itu ada di masjid, keributan terjadi kemudian mereka mengadu kepada baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam maka Rasulullah mengatakan kepada Ka’ab : ”Wahai Ka’ab, kurangi hutang kamu itu setengah, bebaskan hutang kamu yang setengah itu pada orang itu bebaskan, biarkan dia membayar sisa hutangnya separuh saja, yang separuh gugurkan dari kawanmu itu”. Baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak memarahi para sahabat tersebut, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bahkan justru mengatakan

Page 35: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 35

kepada sahabatnya itu agar menggugurkan sebagian hutangnya kepada sahabat yang lain. Termasuk juga perkataan yang tidak berdasar, sebagian orang melarang orang untuk tidur di masjid, selama orang tidur di masjid itu tidak menggangu kesucian masjid, maka ini tidak boleh dilarang, karena sahabat Abdullah Ibnu Umar Ibnu Khaththab seringkali beliau tidur di Masjid Nabawiy, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam mengetahui itu dan beliau tidak melarangnya, bahkan beliau memuji sahahat Abdullah Ibnu Umar bahwa beliau adalah Rajulun Shaleh, yang dilarang oleh Nabi adalah ketika seseorang, ketika kaum Muslimin berada di masjid, kemudian saling mengangkat suaranya sehingga mengganggu orang lain yang sedang shalat atau sedang membaca al-Quran, ini yang dilarang oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Nabi bersabda :

þمك ينا ن�مك لكـ� ��ه فال يؤذين� بعضمك بعضا وال يرفعن� بعضمك ا'ال ا رب

الة يف ا عىل بعض لقراءة يف الص�“Sesungguhnya masing-masing dari kalian sedang bermunajat

kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka jangan sampai sebagian mengganggu sebagian yang lain, jangan sampai

sebagian mengangkat suaranya berlebihan sehingga mengganggu kekhusyuan saudaranya yang lain yang sedang

beribadah di dalam masjid tersebut”. Demikian juga dilarang seseorang untuk pergi ke masjid dengan bau-bau yang tidak sedap, yang mengganggu saudara Muslim yang lain, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

pـك ـوم وال من ا'لك البصل والث Fاث فال يقربن� مسجد ر�ن� املالئكة ت

�ا يتا'ذ�ى منه بنو ءادم ـ فا )رواه مسمل( تا'ذ�ى مم�

“Barangsiapa makan bawang merah atau bawang putih atau bawang pre maka jangan mendekati masjidku, karena malaikat

tidak menyukai sesuatu yang menyebabkan kaum muslimin terganggu”. (H.R. Muslim dan lainnya)

Oleh karenanya ketika pergi ke masjid marilah kita sebaik mungkin mengurus badan kita, sehingga tidak menimbulkan

Page 36: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 36

bau yang busuk yang mengganggu saudara kita, marilah kita memakai pakaian yang paling dicintai oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam, pakaian-pakaian yang berwarna putih, meskipun ini tidak wajib tetapi ini sangat dianjurkan oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Inilah khuthbah kami mudah-mudahan bermanfaat, mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan taufik, hidayah kepada kita semuanya untuk bisa memakmurkan masjid, mengisi hari-hari kita dengan sebanyak-banyaknya beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala ditempat yang paling dimuliakan oleh Allah yaitu masjid-masjid yang dibangun untuk beribadah kepada Allah.

كر الحكمي ، القران العظمي !رك هللا يل ولمك يف oت واnمك بما فيه من اال �n�، ونفعين واميع العلمي �ه هو الس� ن

� ومنمك تالوته ا تغفر هللا . وتقب�ل مين يل ولمك ا'قول قويل هذا وا'سـ

حمي �ه هو الغفور الر� ن �تغفروه، ا .فاسـ

Page 37: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 37

Muhasabah Dalam Kehidupan Sehari-Hari ijk

ن� الحمد � �تغفره ،ا تعينه ونسـ مده ونسـ هتديه حن نا ومن ونسـ ور ا'نفسـ ، ونعوذ !� من رش

النا، س ال� . فال هادي 7 ، ومن يضلل 7 فال مضل� من هيد هللا يئات ا'مع�7 ا

�ا'شهد ا'ن ال ا

دا عبده ورسو7 ال رشيك 7 هللا وحده يدF محم� . ، وا'شهد ا'ن� سـ �هم� فصل وسمل اللاهرينو يبني الط� به الط� د، وعىل ا7 وحص يدF محم� ا بعد فيا عباد هللا .!رك عىل سـ ، ا'م�

، القران العظمي ، يقول هللا تبارك وتعاىل يف فقد فاز المت�قون ، بتقوى هللا اXوصيمك ونفيس جمي ا'عوذ !� من يطان الر� ين ء n � الشـ� �oا ا pا'هي � ال� ـامنوا ات

�قوا هللا حق� تقاته وال تموتن� ا

سلمون p١٠٢ال معران �وا'نمت م

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, atas seluruh nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita semuanya, padahal nikmat-nikmat tersebut tidak wajib bagi Allah ta’ala memberikannya kepada kita. Mudah-mudahan niknat-nikmat yang Allah berikan kepada kita semuanya tidak menyebabkan kita lalai, sibuk oleh nikmat-nikmat tersebut, melalaikan Sang Pemberi nikmat dan hak-haknya yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa tunduk dan patuh menjalankan ajaran-ajaran agamanya. Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami, kepada para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena sungguh semua kemuliaan, semua keistimewaan, semuanya itu tidak akan menentukan akhir keadaan kita kelak di akhirat, di Yaumil Qiyamah, yang menentukan semuanya tidak lain tidak bukan adalah taqwallah, bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

ال� الت�قوىالماكرم لكp ت ذهب � ها ا

Page 38: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 38

“Semua kemuliaan-kemuliaan sirna, kecuali taqwallah, bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala”

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Pada kesempatan kali ini marilah kita manfaatkan mimbar dan waktu yang sangat mulia ini, untuk kita semuanya melakukan muhasabah, berintrospeksi diri terhadap semua tindakan-tindakan kita, tingkah laku, perbuatan, ucapan-ucapan dan segenap gerakan-gerakan kita di dunia ini. Memang muhasabah, berintrospeksi diri itu tidak ditentukan oleh waktu kapanpun, tidak dibatasi oleh waktu, tidak di awal tahun, tidak di akhir tahun, tidak di pertengahan tahun, bahkan muhasabah ini seharusnya dilakukan setiap saat, setiap waktu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam salah satu ayat al-Qur’anul al-Karim :

� n p ي ـ ا'ي �oن ء ها ا � � ظر نفس ن ـ قوا هللا ولت ـامنوا ات مت لغد وات اقد� قوا هللا م�ن� هللا خبي �

�� �ن بما تعملو ر ـا� �� Kita lihat dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kita untuk melakukan muhasabah

مت لغد ظر نفس ن ـ ولت ...� اقد� �...م�

Hendaklah setiap jiwa, setiap pribadi, setiap orang melihat-lihat, meneliti, merenung, berfikir,

مت م � �اقد� apa yang telah dia lakukan � لغد� untuk akhiratnya

al-Ghad, hari esok di sini dalam ayat ini yang dimaksud adalah akhirat. Jadi Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada kita semuanya, untuk setiap saat, setiap pribadi ini, melakukan muhasabah, memikir-mikir, merenungkan, apakah sudah banyak amal-amal yang dia kerjakan untuk kehidupan akhiratnya, apakah masing-masing sudah benar-benar melaksanakan perintah Allah

دوا ف ـوت ...� اد الت� زو� ن� خري الز�� �...ىقو ـا

apakah masing-masing dari kita sudah benar-benar melaksanakan perintah Allah untuk mengambil bekal dari kehidupan dunia ini, untuk kepentingan, untuk kita gunakan dalam kehidupan akhirat kita kelak dan sebaik-baik bekal itu

Page 39: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 39

adalah taqwallah; bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sangat jelas perintah untuk muhasabah dalam ayat ini diapit oleh perintah untuk bertaqwa yang disebut dua kali sekaligus

dalam satu ayat: � n p � ـ ا'ي ين ءامنوا ات �oقوا هللا ـها ا� “Wahai orang-orang yang

beriman bertaqwalah kepada Allah”, مت لغد ظر نفس ن ـ ولت � اقد� Perintah �م�

untuk muhasabah, kemudian diulangi lagi perintah untuk

bertaqwa � قوا هللا� �وات “Hendaklah kalian semuanya bertaqwa kepada

Allah ta’ala” ن� هللا خبي � � Sesungguhnya Allah ta’ala maha“ �ن بما تعملو ر ـا

mengetahui setiap amal perbuatan yang kalian lakukan”.

Oleh karenanya taqwallah, ini adalah tujuan dari kita melakukan muhasabah, kita ingin melakukan muhasabah, berintrospeksi dalam rangka berupaya untuk betul-betul mencapai derajat muttaqin, betul-betul melaksanakan takwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala melaksanakan semua kewajiban-kewajiban dan menjahui semua larangan-larangan, karena itu adalah bekal yang paling bermanfaat bagi kita kelak untuk kehidupan akhirat kita. Kita diingatkan oleh para sahabat rodhiyallohu ta’ala ‘anhum, sahabat Umar ibnu al-Khaththab pernah mengatakan :

بوا، وزنو ا'نفسمك قبل ا'ن توزن بوا ا'نفسمك قبل ا'ن حتاسـ ا،و حاسـنوا للعرض ا ـوت ـ� فى منمك خافية ال' زي كرب يومئذ ال خت

Umar ibnu al-Khaththab menegaskan hisablah diri kalian, sebelum kalian nanti dihisab oleh Allah di Yaumil Qiyamah, timbanglah diri kalian, amal perbuatan kalian sebelum amal perbuatan kalian nanti ditimbang oleh para malaikat di Yaumil Qiyamah. Bersiap-siaplah untuk menghadapi al-’Ardhul Akbar saat di mana seluruh amal perbuatan kita diperlihatkan kepada kita kelak di Yaumil Qiyamah

فى منمك خافية saat itu tidak ada satupun amal perbuatan يومئذ ال خت

kita yang samar dari kita, semua amal perbuatan yang pernah kita lakukan yang baik dan yang buruk, semuanya akan nampak akan kita lihat dalam catatan amal perbuatan kita. Sahabat Ali ibn Abi Thalib juga mengingatkan kita

Page 40: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 40

semuanya, dalam sebuah riwayat al-Bukhari dalam shohihnya, Sahabat Ali ibn Abi Thalib menegaskan :

نيا ويه مدبرة، وارحتلت اال'خرة ويه مقب� p¶ارحتلت ا Dunia itu berjalan membelakangi kita, dunia itu pasti

akan meninggalkan kita, sebaliknya akhirat itu datang menuju kepada kita, seakan dia berjalan ke arah kita dan pasti

akan menghampiri kita

نيا p¶فكونوا من ا'بناء اال'خرة وال تكونوا من ا'بناء ا “Jadilah kalian pemburu-pemburu kebahagiaan akhirat, jangan

menjadi pemburu kebahagian-kebahagian dunia semata”.

اليوم العمل وال حساب “Hari ini, dunia ini adalah saat beramal bukan saat menuai

balasan”.

وغدا احلساب وال معل “Esok hari akhirat, adalah saat menuai balasan dan bukan lagi saat

beramal”.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Oleh karenanya, para ulama salafus shaleh di antara meraka sangking sering melakukan muhasabah terhadap dirinya sendiri sehingga dijuluki sebagai ‘al-Muhasibiy’ orang yang senantiasa mengevaluasi, mengintrospeksi dirinya. Al-Harits ibn Asad al-Muhasibiy adalah seorang tokoh di kalangan para ulama as-salafus shaleh yang terkenal karena seringkali atau bahkan terlalu sering melakukan muhasabah terhadap dirinya sendiri, bahkan muhasabah itu dia lakukan terhadap setiap lintasan pikiran yang melintas dalam benak, jangan sampai terlintas sekalipun pikiran-pikiran buruk, pikiran-pikiran kotor, pikiran-pikiran untuk berbuat durhaka dan maksiyat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kita semuanya tanpa terkecuali… Kita sebagai seorang anak, apakah kita sudah melaksanakan kewajiban kita kepada orang tua kita, orang tua kita yang membutuhkan, apakah sudah kita penuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kita sebagai seorang anak, sudahkah kita mendoakan untuk orang-orang tua kita, baik orang tua kita masih hidup, apalagi sudah meninggal.

Page 41: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 41

Kita sebagai seorang ayah, apakah kita sudah benar-benar melaksanakan kewajiban kita kepada anak-anak kita, apakah ketika anak kita sudah genap berumur tujuh tahun Hijriyah, kita sudah benar-benar melakukan, memerintah anak kita untuk shalat lima waktu dengan sebaik-baiknya, apakah setiap hari Jumat, kita sudah memerintahkan anak kita yang sudah genap berumur tujuh tahun Hijriyah itu, untuk pergi ke masjid melaksanakan shalat Jumat, ataukah barangkali kita jarang-jarang, sesekali saja dan tidak terlalu serius memerintahkan anak-anak kita untuk melaksanakan shalat lima waktu yang sangat tinggi kedudukannya dalam agama. Anak-anak kita yang sudah baligh, apakah kita selalu memberikan arahan-arahan, bimbingan-bimbingan agar seluruh perbuatan mereka tidak menyalahi aturan-aturan agama dan betul-betul bisa mencapai ridha Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagai seorang suami, apakah kita sudah benar-benar melaksanakan kewajiban-kewajiban yang Allah bebankan kepada kita agar kita lakukan kepada isteri-isteri kita. Apakah kita sudah memenuhi kewajiban-kewajiban kita kepada isteri-isteri kita dengan mengajari mereka ilmu agama, dengan senantiasa memberikan arahan-arahan, dengan mengendalikan semua perbuatan gerak-gerik isteri-isteri kita, supaya tidak menyalahi aturan-aturan Allah subhanahu wa ta’ala, ataukah kita hidup dengan isteri kita hanya demi keperluan kebutuhan fisik semata dan tidak perduli dengan agama dan akhirat kita. Kita sebagai seorang isteri –kita sampaikan kepada isteri kita di rumah–, apakah sebagai isteri sudah betul-betul melaksanakan kewajibannya terhadap suami, yang merupakan orang manusia yang paling besar haknya kepada seorang isteri, kewajiban-kewajiban isteri apakah betul-betul sudah dilaksanakan untuk suaminya dengan sebaik-baiknya. Kita sebagai seorang Profesional, apakah benar-benar profesi yang kita jalankan ini, yang menjadi mata pencaharian kita ini betul-betul profesi yang halal dalam agama, bukan dalam anggapan kita semata, dalam hukum agama apakah profesi yang kita jalankan ini benar-benar sesuai dengan aturan

Page 42: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 42

agama, sehingga harta yang kita peroleh betul-betul harta yang halal, ataukah jangan-jangan yang penting kita menemukan sumber penghasilan tanpa peduli apakah ini sesuai dengan aturan agama atau tidak, dan kita selalu menggampangkan. Kita sebagai pribadi, apakah kita sudah benar-benar melaksanakan semua kewajiban-kewajiban yang dibebankan oleh Allah ta’ala dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita semuanya, atau jangan-jangan bahkan kita tidak tahu mana yang wajib bagi kita, mana yang haram bagi kita, karena kita tidak pernah belajar ilmu agama dengan baik, sehingga ndak tahu mana yang haram mana yang halal, mana yang wajib mana yang haram, yang wajib ditinggalkan, yang Haram malah dilakukan. Banyak di antara kita, tidak pernah melakukan muhasabah atau malas-malasan untuk berinstrospeksi diri, karena selalu mengukur diri kita dengan orang-orang di bawah kita dalam urusan agama, kita selalu berfikir kita masih mending dibanding orang lain, kita mencukupkan diri dengan hanya melaksanakan shalat lima waktu, karena menganggap masih lebih baik dari orang yang shalat lima waktunya bolong-bolong. Kita tidak pernah membandingkan dengan orang yang di atas kita dalam urusan akhirat kita, padahal baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam mengajarkan dalam urusan dunia agar kita lihat orang yang di bawah kita tapi dalam urusan akhirat kita mesti melihat orang yang di atas kita, supaya terus berkembang, bertambah kebaikan-kebaikan kita. Sering-seringlah kita membaca sejarah para sahabat, para tabi’in, orang-orang shalih, orang-orang yang mulia yang telah mendahului kita, orang-orang shaleh yang banyak di antara mereka tinggal hanya nama dalam kenangan-kenangan kita, kita seringkali melupakan bagaimana sejarah para sahabat, para tabiin bagaimana para sahabat meninggalkan anak isteri mereka untuk berdakwah, bagaimana para sahabat menggunakan harta-harta mereka

Page 43: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 43

untuk berjuang fi sabilillah, untuk bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Sahabat Utsman ibn ‘Affan pernah mendanai kebutuhan logistik dan persenjataan untuk perang kaum muslimin seluruhnya di masa baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Seorang Tabiin yang mulia Ali ibn al-Husain ibn Ali ibn Abi Thalib di masa hidupnya menghidupi seratus keluarga di Madinah, seratus keluarga seluruhnya kehidupannya beliau tanggung. Seorang Gubernur Sijistan, Thalhatut Thalahat beliau mendanai seratus orang dai dan kebutuhan-kebutuhannya, kebutuhan pernikahan mereka, nafaqah untuk anak isteri mereka, semuanya ditanggung oleh gubernur Sijistan itu hanya dalam rangka supaya mereka betul-betul bisa fokus, konsentrasi untuk berdakwah di jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Kita sebagai pribadi, kita ini termasuk orang yang dicintai oleh Allah atau orang yang dibenci oleh Allah, kita ini seringkali hidup dalam subyektifitas kita, Kita selalu merasa sudah hebat, sudah shaleh, sudah banyak sedekah, sudah banyak ibadah, jangan-jangan ibadah kita tidak terima oleh Allah, jangan-jangan amal shaleh yang kita lakukan, kita lakukan karena mengharap pujian sesama hamba, sedekah-sedekah yang kita lakukan hanya berharap dipuji oleh orang lain atau berasal dari harta yang haram, sehingga tidak diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala padahal kita mengira kita ini sudah beres semuanya sudah benar, sudah shaleh sudah bertaqwa. Baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

اظ بp لك� جعظري جو� ن� هللا ال حي � ،خس�اب يف اال'سواق، جيفة !لل�يل ،ا

ار ار !لهن� نيا، جاهل با'مر االخرة مح p¶رواه ابن حبان( ، عالم با'مر ا( Sesungguhnya Allah ta’ala tidak mencintai orang yang menumpuk-

numpuk harta, kemudian tidak mengeluarkan hak-hak harta itu, baik hak yang wajib seperti zakat maupun hak-hak fakir miskin

yang sunnah yang kita perlu berikan orang-orang fakir miskin di sekeliling kita.

Page 44: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 44

Allah tidak mencintai orang yang menumpuk-numpuk harta, tidak mengeluarkan hak-haknya, ketika malam hari bagaikan bangkai,

tidak pernah bangun untuk wudhu shalat dua rokaat atau membaca al-Qur’an, pintar urusan dunia, bodoh urusan akhirat,

tidak memperlajari ilmu agama yang wajib dipelajari, tidak mengamalkan ilmu agama yang sudah dipelajari.

Kita sebagai pribadi di tengah-tengah masyarakat, apakah sudah berusaha untuk selalu menyesuaikan perkataan kita, perbuatan kita, tindakan kita dengan ajaran baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam dengan ajaran agama. Baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah mewanti-wanti :

ب�ه بقوم فهو مهنم من تشـ“Barang siapa menyerupai suatu kaum dalam perbuatan-perbuatan

mereka, maka orang ini tergolong seperti kelompok mereka”.

Orang-orang yang menyerupai orang-orang kafir dalam perbuatan yang kufur, mengagungkan syiar-syiar kufur, merayakan hari raya-hari raya orang kafir, maka orang ini jatuh dalam kekufuran, orang-orang yang menyerupai orang kafir dalam perkara yang haram, maka dia jatuh dalam perkara yang haram. Baginda Rasulillah mengingatkan :

ا بشرب ذراعا بذراع حىت� لو سنـن لتـت�بعن� دخلوا جحر ضب من اكن قبلمك شرب )رواه البخاري( ؟فمن قلنا الهيود والن�صارى n رسول هللا قال تموه دخل

Sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan, tradisi-tradisi orang-orang, umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga seandainya mereka memasuki liang

Biawak-pun kalian akan ikut-ikut memasukinya. Para sahabat bertanya yang anda maksud orang-orang Yahudi dan Nasrani ya

Rasulullah ?, Rasulullah menjawab siapa lagi kalau bukan mereka.

Tahun baru yang akan tiba satu dua hari ke depan, ini bukan tahun baru kaum Muslimin, merayakannya dengan meniup terompet dan semacamnya, bukan kebiasaan kaum Muslimin, merayakan ulang tahun dengan meniup lilin dan bernyanyi-nyanyi, itu bukan kebiasaan kaum Muslimin. Oleh karenanya marilah dengan kerelaan hati, dengan hati yang jernih, tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran agama ini, yang bukan tradisi-tradisi kaum Muslimin kita

Page 45: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 45

tinggalkan, supaya kita tidak terkena ancaman baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Siapapun orangnya, jabatan setinggi apapun yang dia miliki selama hawa nafsunya, tindak-tanduknya tidak sesuai dengan ajaran baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak akan pernah sempurna imannya, tidak akan pernah mulia menurut Allah subhanahu wa ta’ala. Baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ال يؤمن ا'حدمك حىت يكون هواه تبعا لما جئت به Al-Imam an-Nawawi mengatakan يح حديث ةـ روي حص ناه يف كتاب الحج� .

Tidak akan sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya, pemikiran-pemikirannya, pendapat-pendapatnya, kebiasaan-kebiasaannya, tradisi-tradisi yang dilakukannya hingga

itu semuanya sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam.

Inilah khuthbah kami mudah-mudahan bermanfaat, kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala, mudah-mudahan Allah ta’ala selalu menetapkan kita dalam hidayah, iman dan Islam memberikan tambahan hidayah, tambahan taufik dan ‘inayah oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam kehidupan-kehidupan kita yang tersisa ini.

مك بما فيه من االn ، القران العظمي !رك هللا يل ولمك يف �n�كر الحكمي ونفعين وا oت وا ،ميع العلمي �ه هو الس� ن

� ومنمك تالوته ا تغفر هللا يل ولمك . وتقب�ل مين ا'قول قويل هذا وا'سـ

حمي �ه هو الغفور الر� ن �تغفروه، ا .فاسـ

Page 46: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 46

انيةـبة الثـ ط ـ اخل

ا ü ا'مر د م ـح لا دا كثري رغاما . � مح�ال� هللا وحده الرشيك 7 ا

�7 ا

�وا'شهد ا'ن ال ا

ادق الوعد اال'بر دا عبده ورسو7 الص� يدF محم� �هم� . لمن جحد به وكفر، وا'شهد ا'ن� سـ اللد فصل يدF محم� عىل سـ طهار ، وعىل ء ر مختاال وسمل ابه اال'خيار ا7 اال' ا بعد ، وا'حص ، ا'م�

يقول هللا تبارك وتعاىل يف . فقد فاز المت�قون بتقوى هللا م ونفيس ـاXوصيك . فيا عباد هللاجمي ، ا'عوذ !� من القران العظمي يطان الر� p � الشـ� �قوا هللا ولتنظر ـ n ا'ي ين امنوا ات �oها ا

ن� هللا خبي ��قوا هللا، ا مت لغد وات ١٨ احلرش �ر بما تعملون ـنفس ما قد�

الة ـ، ا'مرك ا'مرمك با'مر عظمي واعلموا ا'ن� هللا الم م !لص� عز� ، فقال الكرمي حبيبه عىل والس�ن� هللا ومالئكته � :قائل من �

n ا pون عىل الـن�يب pوا عليه وسلموا ا'هيp يصل ين امنوا صل �oا ا ٥٦ االحزاب �ام تسلي

ي �هم� صل عىل سـ د الل د ، وعىل ال دF محم� يدF محم� ىل ، ü صل�يت ع سـ�يدF ا مي اه ر ب سـ

براهمي وعىل ال �يدF ا يد مجيد سـ �ك مح ن

��هم� !رك عىل سـ .ا د يدF الل يدF وعىل ال ، محم� سـ

د ي ، ü !ر محم� براهمي كت عىل سـ�براهمي وعىل ال دF ا

�يدF ا يد مجيد ،سـ �ك مح ن

�وارض .ا

اشدين �هم� عن الخلفاء الر� الل ر وعثمان وعل ا'يب بك ني ـالمهدي ب احص ا' ي�ة ـ وعن بق ي ـر ومعاهري يبني الط� ىل يوم الت�ابعني يـوÏبع وعن الت�ابعني ن رسول هللا الط�

�حسان ا

�ومن تبعهم !

ين ني ـن�ا، وع ا¶ امح تك n ا'رحم الر� �هم� . معهم برمح والمؤمنني والمسلمات للمسلمني اغفر الل�هم� حياء مهنم واال'موات اال' ؤمنات والم ين ، الل ، واخذل من خذل انرص من نرص ا¶

ين المسلمني ىل يوم ا¶�متك ا ٣x المسلمني ، واشف مرضاF ، وا'عل لك

نة وقنا عذاب الن�ار � نة ويف االخرة حسـ نيا حسـ p¶نا اتنا يف ا� ٢٠١البقرة �رب

يتاء ذي القرىب � عباد هللا �حسان وا

�ن� هللا ياûمر !لعدل واال �

ـى عن الفحشاء هـ وين ا ٩٠النحل �رون ـمك تذك� ـيعظمك لعل� كر والبغي والمن

ئل م واـاذكروا هللا العظمي يذكرك ف ك ـك ط ع ي وه سـ oو ـا'ع ر هللا ـم و pز pالة رب ـا'ك و ا'جل ...وا'قم الص�

Page 47: KHUTBAH KH. MUHYIDDIN FATTAH

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 47