31
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi memiliki resiko tinggi di sektor hulu, yaitu pada kegiatan pengelolaan dan pengeboran. Selain itu pada sector hilir yaitu pada kegiatan pengolahan dan distribusi juga memiliki resiko yang hampir sama dengan sektor hulu. Resiko ini meliputi aspek finansial, kecelakaan, kebakaran, ledakan maupun penyakit akibat kerja dan dampak lingkungan. Melihat keadaan tersebut diperlukan suatu manajemen yang berorientasi pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri perminyakan. Indonesia telah memiliki undang – undang mengenai keselamatan kerja yaitu Undang – Undang No. 1 Tahun 1970. Selain itu terdapat pula beberapa peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Perkembangan ilmu manajemen yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah berhasil menurunkan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada berbagai industri di dunia. Selain bidang Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan, juga diperlukan aspek Lindung Lingkungan (LL). K3 dan LL merupakan aspek organisasi bisnis yang tidak hanya memerlukan pengetahuan mendalam akan latar belakang maupun tata cara pelaksanaannya, tetapi juga bagaimana perusahaan menaati peraturan yangberkaitan dengan K3 dan LL. Pemahaman K3 dan LL ini berawal dari pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan prilaku (behaviour).

KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

potensi bahaya di kilang minyak

Citation preview

Page 1: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Industri yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi

memiliki resiko tinggi di sektor hulu, yaitu pada kegiatan pengelolaan

dan pengeboran. Selain itu pada sector hilir yaitu pada kegiatan

pengolahan dan distribusi juga memiliki resiko yang hampir sama

dengan sektor hulu. Resiko ini meliputi aspek finansial, kecelakaan,

kebakaran, ledakan maupun penyakit akibat kerja dan dampak

lingkungan. Melihat keadaan tersebut diperlukan suatu manajemen

yang berorientasi pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada

industri perminyakan. Indonesia telah memiliki undang – undang

mengenai keselamatan kerja yaitu Undang – Undang No. 1 Tahun

1970.

Selain itu terdapat pula beberapa peraturan yang telah ditetapkan

oleh pemerintah. Perkembangan ilmu manajemen yang mempengaruhi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah berhasil menurunkan angka

kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada berbagai industri di dunia.

Selain bidang Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan, juga diperlukan

aspek Lindung Lingkungan (LL). K3 dan LL merupakan aspek organisasi

bisnis yang tidak hanya memerlukan pengetahuan mendalam akan

latar belakang maupun tata cara pelaksanaannya, tetapi juga

bagaimana perusahaan menaati peraturan yangberkaitan dengan K3

dan LL. Pemahaman K3 dan LL ini berawal dari pengetahuan

(knowledge), sikap (attitude) dan prilaku (behaviour).

Salah satu faktor yang mempengaruhi prilaku manusia dalam hal

yang berkaitan dengan K3 dan LL adalah persepsinya terhadap K3 dan

LL serta pelaksanaannya dalam perusahaan yang bersangkutan.

Persepsi ini dipengaruhi oleh aspek internal dan aspek eksternal. Aspek

internal merupakan aspek yang berkaitan dengan sifat atau karakter

individu karyawan serta motivasi karyawan. Sedangkan aspek

eksternal meruapak aspek yang berkaitan dengan kepemimpinan serta

Page 2: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

pengelolaan aspek K3 dan LL seperti komitmen pimpinan dan

karyawan terhadap pelaksanaan, kebijakan yang diberlakukan,

program dan penerapan program K3 dan LL. Persepsi atau bagaimana

pandangan penilaian karyawan terhadap K3 dan LL dalam perusahaan

menjadi semakin penting dalam mewujudkan budaya yang mendukung

K3 dan LL yang akan memberikan kontribusi yang besar untuk

meningkatkan performance dan citra perusahaan secara keseluruhan.

Perkembangan bidang keselamatan dan kesehatan lingkungan

mengikuti upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan adalah

upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup

termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk

menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa

kini dan generasi masa depan. Untuk menunjang pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan ini diperlukan suatu sistem

politik yang menjamin partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan

keputusan, sistem ekonomi yang mampu menghasilkan surplus dan

berdasarkan kemampuan sendiri yang berlanjut, sistem sosial yang

memberikan penyelesaian terhadap ketegangan akibat pembangunan

yang tidak selaras, sistem produksi yang menghormati kewajiban

untuk melestarikan ekologi, sistem teknologi yang dapat menemukan

jawaban terhadap permasalahan lingkungan yang ada secara terus

menerus.

Page 3: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MINYAK BUMI

Minyak Bumi ialah Campuran komplek hidrokarbon plus

senyawaan organik dari Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa –

senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan

Tembaga.

Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform,

melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada

lokasi, umur lapangan minyak dan juga kedalaman sumur. Dalam

minyak bumi parafinik ringan mengandung hidrokarbon tidak kurang

dari 97 % sedangkan dalam jenis asphaltik berat paling rendah 50 %.

Komponen Hidrokarbon

Perbandingan unsur – unsur yang terdapat dalam minyak bumi

sangat bervariasi. Berdasarkan atas hasil analisa, diperoleh data

sebagai berikut :

Karbon : 83,0 – 87,0 %

Hidrogen : 10,0 – 14,0 %

Nitrogen : 0,1 – 2,0 %

Oksigen : 0,05 – 1,5 %

Sulfur : 0,05 – 6,0 %

Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atas

tiga golongan, yaitu :

1. golongan parafinik

2. golongan naphthenik

3. golongan aromatik

Sedangkan golongan olefinik umumnya tidak ditemukan dalam

crude oil, demikian juga hidrokarbon asetilenik sangat jarang. Crude oil

Page 4: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

mengandung sejumlah senyawaan non hidrokarbon, terutama

senyawaan Sulfur, senyawaan Nitrogen, senyawaan Oksigen,

senyawaan Organo Metalik (dalam jumlah kecil/trace sebagai larutan)

dan garam – garam anorganik (sebagai suspense koloidal).

Senyawaan Sulfur

Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan

Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi

sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat

menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair),

karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai

hasil pembakaran gasoline) dan air.

Senyawaan Oksigen

Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2

% dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen

bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara.

Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai

asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan

disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat

(asam alisiklik) dan asam alifatik.

Senyawaan Nitrogen

Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat

rendah, yaitu 0,1 – 0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe

Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat

membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak

terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang

mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan

asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang

tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.

Konstituen Metalik

Logam – logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan

vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas

katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan

Page 5: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator

temperature tinggi, misalnya oil – fired gas turbine, adanya konstituen

logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine.

Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium

dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata

tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga

merusakkan refractory itu.

Agar dapat diolah menjadi produk-produknya, minyak bumi dari

sumur diangkut ke Kilang menggunakan kapal, pipa, mobil tanki atau

kereta api. Didalam Kilang, minyak bumi diolah menjadi produk yang

kita kenal secara fisika berdasarkan trayek titik didihnya (distilasi),

dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi dan residu (aspal)

berada pada dasar kolom fraksinasi. Tentang pengolahan minyak bumi

menjadi produkproduk yang kita ketahui di pasaran dari dalam kilang

akan dibahas secara khusus nanti. Setiap trayek titik didih disebut

“Fraksi”, misal :

0 – 50°C : Gas

50 – 85°C : Gasoline

85 – 105°C : Kerosin

105 – 135°C : Solar

> 135°C : Residu (Umpan proses lebih lanjut)

Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah ditemukan

minyak bumi dalam bentuk olefin, maka minyak bumi kemudian

dikelompokkan menjadi tiga jenis saja, yaitu Parafin, Naften dan

Aromat.

Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin

atau senyawa isomernya. Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu

senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus kimia yang sama.

Keduanya merupakan jenis minyak bumi jenis parafin.

Sedangkan sisa kandungan hidrokarbon lainnya dalam minyak

bumi adalah senyawa siklo-parafin yang disebut juga naften dan/atau

senyawa aromat. Berikut adalah contoh dari siklo-parafin dan aromat.

‘Keluarga hidrokarbon’ tersebut diatas disebut homologis, karena

Page 6: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

sebagian besar kandungan yang ada dalam minyak bumi tersebut

dapat dipisahkan kedalam beberapa jenis kemurnian untuk keperluan

komersial. Secara umum, di dalam kilang minyak bumi, pemisahan

perbandingan kemurnian dilakukan terhadap hidrokarbon yang

memiliki kandungan karbon yang lebih kecil dari C7. Pada umumnya

kandungan tersebut dapat dipisahkan dan diidentifikasi, tetapi hanya

untuk keperluan di laboratorium.

Campuran siklo parafin dan aromat dalam rantai hidrokarbon

panjang dalam minyak bumi membuat minyak bumi tersebut

digolongkan menjadi minyak bumi jenis aspaltin. Minyak bumi di alam

tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murni maupun aspaltin

murni, tetapi selalu dalam bentuk campuran antara parafin dan

aspaltin. Pengelompokan minyak bumi menjadi minyak bumi jenis

parafin dan minyak bumi jenis aspaltin berdasarkan banyak atau

dominasi minyak parafin atau aspaltin dalam minyak bumi.

Artinya minyak bumi dikatakan jenis parafin jika senyawa

parafinnya lebih dominan dibandingkan aromat dan/atau siklo

parafinnya. Begitu juga sebaliknya. Dalam skala industri, produk dari

minyak bumi dikelompokkan berdasarkan rentang titik didihnya, atau

berdasarkan trayek titik didihnya. Pengelompokan produk berdasarkan

titik didih ini lebih sering dilakukan dibandingkan pengelompokan

berdasarkan komposisinya.

Minyak bumi tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni.

Dalam minyak bumi terdapat juga zat pengotor (impurities) berupa

sulfur (belerang), nitrogen dan logam. Pada umumnya zat pengotor

yang banyak terdapat dalam minyak bumi adalah senyawa sulfur

organik yang disebut merkaptan. Merkaptan ini mirip dengan

hidrokarbon pada umumnya, tetapi ada penambahan satu atau lebih

atom sulfur dalam molekulnya.

Senyawa sulfur yang lebih kompleks dalam minyak bumi terdapat

dalam bentuk tiofen dan disulfida. Tiofen dan disulfida ini banyak

terdapat dalam rantai hidrokarbon panjang atau pada produk distilat

pertengahan (middle distillate).

Page 7: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam minyak bumi

adalah berupa senyawa halogen organik, terutama klorida, dan logam

organik, yaitu natrium (Na), Vanadium (V) dan nikel (Ni). Titik didih

minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara pasti,

karena sangat bervariasi, tergantung bagaimana komposisi jumlah dari

rantai hidrokarbonnya.

Jika minyak bumi tersebut banyak mengandung hidrokarbon

rantai pendek dimana memiliki jumlah atom karbon lebih sedikit maka

titik didihnya lebih rendah, sedangkan jika memiliki hidrokarbon rantai

panjang dimana memiliki jumlah atom karbon lebih banyak maka titik

didihnya lebih tinggi.

B. PENGERTIAN KILANG MINYAK

Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang

mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa

langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan

baku bagi industri petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan

dari kilang minyak antara lain: minyak bensin (gasoline), minyak disel,

minyak tanah (kerosene). Kilang minyak merupakan fasilitas industri

yang sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan

fasilitas pendukungnya. Selain itu, pembangunannya juga

membutuhkan biaya yang sangat besar.

C. PROSES PADA KILANG MINYAK

Sebuah kilang minyak adalah pabrik proses industri dimana

minyak mentah diproses dan dimurnikan menjadi produk petroleum

berguna. Minyak yang mentah atau tak diproses tidak begitu berguna

dalam bentuknya saat dipompa keluar dari dalam tanah. Agar dapat

dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses

terlebih dahulu di dalam kilang minyak.

Page 8: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Diperlukan proses untuk menguraikannya menjadi bagian-bagian

dan memurnikannya sebelum penggunaan dalam bahan padat seperti

plastik dan busa, atau sebagai bahan bakar fosil petroleum seperti

dalam halnya mesin otomotif dan pesawat terbang.

Minyak bisa digunakan dengan banyak cara yang beragam karena

mengandung hidrokarbon yang berbeda panjangnya seperti parafin,

aromatik, napthene (atau cycloalkane), alkene, diene, dan alkyne.

Minyak mentah dipisahkan menjadi pecahan-pecahan dengan distilasi

fraksional (penyulingan pecahan). Pecahan pendorong, yang timbul

dari bawah lajur pemecahan seringkali diuraikan (retak) untuk

membuat produk yang lebih berguna.

Hidrokarbon adalah susunan molekul-molekul berbeda panjang

dan kerumitan terbuat dari hidrogen dan karbon. Strukturnya yang

bermacam-macam memberikan mereka ciri-ciri dan fungsi berbeda.

Kelihaian dalam proses pengilangan minyak adalah memisahkan dan

memurnikan ini. Semua hidrokarbon yang berbeda ini memiliki titik

didih yang berbeda, yang berarti mereka dapat dipisahkan dengan

distilasi / penyulingan.

Setelah dipisahkan dan segala kontaminan serta ketidakmurnian

telah dibuang, minyak ini bisa: baik dijual tanpa pemrosesan lebih

lanjut, atau molekul-molekul yang lebih kecil seperti isobutane dan

propylene atau butylene dapat digabung ulang untuk memenuhi

persyaratan oktan tertentu dengan proses seperti alkylasi atau yang

kurang umum, dimerisasi. Oktan juga bisa diperbaiki dengan

pembentukan ulang katalytik, yang mencarik hidrogen keluar dari

hidrokarbon untuk memproduksi aromatik, yang mempunyai taraf

oktan lebih tinggi. Produk menengah bahkan dapat pula diproses ulang

untuk menghancurkan minyak berat dan berantai-panjang menjadi

yang lebih ringan dan berantai-pendek, menggunakan berbagai bentuk

peretakan seperti Peretakan Katalytik Cairan, Peretakan Thermal, dan

Peretakan-hidro. Langkah final dalam produksi gasolin adalah

pencampuran bahan bakar dengan taraf oktan berbeda, tekanan uap

dan ciri-ciri lain untuk memenuhi spesifikasi produk.

Page 9: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Minyak mentah hanya sedikit mengandung bensin dan minyak

diesel, 2 fraksi terpenting yang paling banyak digunakan. Untuk

meningkatkan produk 2 fraksi ini, maka sejak 60 tahun yang lalu

ditambahkan proses menggunakan katalis pada penyulingan minyak

bumi untuk meningkatkan fraksi minyak mentah yang diubah menjadi

bensin dan minyak diesel.

Pada perkembangannya, proses katalis dilakukan tidak hanya

untuk memperbesar produk bensin dan minyak disel, tetapi juga

dilakukan untuk meningkatkan kualitas produknya. Secara umum

penggunaan katalis di dalam proses pengolahan minyak bumi dikenal

sebagai hidroprocessing. Ada 3 bagian dari hidroprocessing, yaitu

hidrocracking, hidrorefining, dan hidrotreating.

Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang

tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak

tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan

memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga

diperoleh produk yang bermanfaat.

Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang

minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:

1.Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan

titik didih; 2.Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan

Kolom Destilasi Vakum.

3.Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur

senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:

4.Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal

and catalytic cracking)

5.Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi

6.Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming

7.Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk

menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga

untuk diolah menjadi produk akhir.

Page 10: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

8.Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran

fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk

mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.

9.Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah,

proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses

pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan,

proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses

pendukung lainnya.

D. PRODUK-PRODUK KILANG MINYAK

Produk-produk utama kilang minyak adalah:

-Minyak bensin (gasoline). Minyak bensin merupakan produk

terpenting dan terbesar dari kilang minyak.

-Minyak tanah (kerosene)

-LPG (Liquified Petroleum Gas)

-Minyak distilat (distillate fuel)

-Minyak residu (residual fuel)

-Kokas (coke) dan aspal

-Bahan-bahan kimia pelarut (solvent)

-Bahan baku petrokimia

-Minyak pelumas

E. Kilang Minyak di Indonesia

Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:

1. Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara

(Kapasitas 5 ribu barel/hari). Kilang minyak pangkalan brandan

sudah ditutup sejak awal tahun 2007.

2. Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau (Kapasitas

Kilang Dumai 127 ribu barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu

barel/hari)

Page 11: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

3. Pertamina Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera Selatan (Kapasitas

145 ribu barel/hari)

4. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas 348 ribu barel/hari)

5. Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur

(Kapasitas 266 ribu barel/hari)

6. Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat (Kapasitas 125

ribu barel/hari)

7. Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya Barat (Kapasitas 10

ribu barel/hari)

8. Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah (Kapasitas 5 ribu barel/hari).

Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.

BAB III

PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI TEMPAT

Kilang minyak Balikpapan terletak di tepi Teluk Balikpapan,

meliputi areal seluas 2.5 km2 . Kilang ini terdiri dari unit Kilang

Balikpapan 1 dan unit Kilang Balikpapan II. Kilang Balikpapan 1

dibangun sejak tahun 1922 dan dibangun kembali pada tahun 1948.

Page 12: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Saat pecah Perang Dunia II kilang ini hancur akibat pemboman hebat

yang dilancarkan oleh pihak Sekutu dan pembangunan kembali kilang

yang hancur ini mulai beroperasi tahun 1950. Sedangkan Kilang

Balikpapan II dibangun tahun 1980 dan resmi beroperasi 1 Nopember

1983. Tugas Kilang Balikpapan mengolah minyak mentah menjadi

produk-produk yang siap dipasarkan, yaitu BBM dan Non BBM. yang

memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya kawasan Timur

Indonesia. Lokasi kilang terletak di Jl. Minyak yang berhadapan

langsung dengan teluk Balikpapan.

Kilang Balikpapan I terdiri dari :

- 2 Unit pengilangan minyak kasar (mentah). Hasil dari unit ini adalah

Naphta, kerosene, gasoline, diesel, dan residue.

- 1 Unit penyulingan hampa (High Vacuum Unit) hasil unit ini adalah :

parafinic oil destilate (POD), yang dipakai untuk bahan baku untuk 1

unit pabrik lilin dengan kapasitas 100 ton lilin perhari. Lilin yang

dihasilkan terdiri dari berbagai jenis (grade) yang dipasarkan didalam

negeri maupun keluar negeri.

Kilang Balikpapan II terdiri dari :

Kilang ini terdiri dari dua kelompok kilang, yaitu : Kilang Hydroskiming

dan kelompok Kilang Hydrocracking. Hasil dari kilang balikpapan II ini

adalah : gas (refinery gas), LPG, Naphta, kerosene, diesel, dan residue.

B. PARAMETER KESEHATAN LINGKUNGAN

1. SIMPUL A : RISIKO YANG AKAN TERJADI PADA KILANG

MINYAK

Proses yang terjadi pada kilang minyak tentunya akan

menghasilkan limbah. Adapun jenis limbah yang dihasilkan dari kilang

minyak berupa :

- ceceran minyak yang terakumulasi dalam kurun waktu relatif lama

- limbah kimia hasil cracking crude oil

- limbah gas

- air sisa produksi

- limbah domestik

Page 13: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Dengan adanya jenis limbah tersebut, maka fisik lingkungan

disekitarnya akan beresiko mengalami pencemaran. Suatu tumpahan

minyak mengkontaminasi tanah dan beresiko mencemarai air tanah

dalam. Jika hal ini tidak ditangani dengan benar maka pencemaran

yang terjadi semakin parah dan meluas.

RESIKO PADA LINGKUNGAN KERJA

Resiko yang terjadi dalam aktivitas kerja manusia berkaitan

dengan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Setiap kecelakaan

tidak terjadi begitu saja, tetapi terdapat faktor penyebabnya. Apabila

faktor tersebut dapat kita ketahui, maka kita dapat melakukan

pencegahan ataupun penanggulangan terhad kecelakaan tersebut.

Penyebab utama kecelakaan adalah :

a. Kondisi tidak aman (unsafe condition)

Hal ini berkaitan dengan mesin / alat kerja seperti mesin yang rusak

ataupun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu kondisi tidak

aman juga dapat berupa kondisi lingkungan kerja yang kurang

mendukung, seperti penerangan yang kurang, keadaan bising,

kebersihan maupun instalasi yang kurang baik. Kondisi tidak aman

juga dapat diakibatkan oleh metode / proses produksi yang kurang

baik. Hal ini dilihat dari sistem pengisian bahan kimia yang salah,

pengangkutan beban secara manal / menggunakan tenaga manusia.

b. Tindakan tidak aman (unsafe action)

Tindakan tidak aman ini lebih berkaitan terhadap personal pekerja,

antara lain :

menggunakan peralatan yang kurang baik, sembrono dalam bekerja,

tidak menggunakan alat pelindung diri maupun menjalan sesuatu

tanpa wewenang.

c. Kelemahan sistem manajemen

Kelemahan sistem manajemen ini seringkali terkait dengan sistem

prosedur kerja yang tidak jelas ataupun tidak adanya standar yang

dapat menjadi acuan bagi pekerja dalam melakukan kegiatan kerja

nya.

Page 14: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Dari penyebab kecelakaan di atas, tentunya akan berpengaruh pula

pada lingkungan kerja dan lingkungan hidup sekitarnya. Kecelakaan

kerja khususnya di bidang industry seringkali diikuti dengan adanya

kerusakan lingkungan terlebih jika kecelakaan industri tersebut

berskala besar. Bagi para pekerja sendiri tentunya akan berakibat

cedera bahkan kematian jika kecelakaan yang terjadi sangat fatal,

sedangkan bagi lingkungan hidup akan terjadi gangguan

keseimbangan ekosistem bahkan penurunan kualitas lingkungan

hidup. Penurunan kualitas lingkungan ini biasanya disebabkan oleh

adanya bahan sisa proses produksi yang masih mengandung zat kimia

berbahaya. Zat kimia berbahaya ini tidak hanya terjadi akibat dari

kecelakaan industri, namun bahkan lebih sering sebagai akibat dari

sistem pengolahan limbah industry yang tidak baik.

Suatu lingkungan kerja meliputi :

1. Faktor Mekanis

2. Faktor Fisik

3. Faktor Kimia

4. Faktor Biologi

5. Faktor Ergonomi

Lingkungan kerja yang kondusif mendukung terciptanya keselamatan

dan kesehatan kerja, terpelihara sumber produksi dan tercapainya

produktivitas kerja yang tinggi.

Lingkungan kerja yang baik dan cara kerja yang baik disamping faktor-

faktor lain di masyarakat akan menciptakan lingkungan umum / hidup

yang terjamin secara

komprehensif.

Bahaya Khusus yang Timbul dari Crude Oil

Bahaya yang perlu mendapat perhatian di samping hal-hal umum

juga tentang adanya bahaya peledakan crude oil yang tinggi. Uap dan

gas mudah meledak dan menimbulkan asap racun. Crude Oil juga

mengandung sulfur yang tinggi yang dapat menimbulkan bahaya

kematian.

Page 15: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

2. SIMPUL B : POTENSI BAHAYA/DAMPAK PADA KILANG

MINYAK

Secara umum bahaya yang timbul pada kilang minyak terdiri

dari :

1. Jenis Pekerjaan, berhubungan dengan bahaya mekanik dan bahan

kimia

2. Crude Oil, berhubungan dengan bahaya uap gas, cairan yang mudah

meledak, keracunan sulfur.

3. Cuaca, misalnya petir

Bahaya Bahan Kimia

Kilang minyak menggunakan bahan – bahan kimia yang

terkadang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan manusia serta

lingkungan hidup. Penangangan bahan – bahan kimia tersebut harus

dilakukan dengan serius. Untuk membantu pekerja dalam

memperlakukan bahan – bahan kimia tersebut, maka diberikan suatu

sistem labeling yang dapat menunjukan jenis dan bahaya dari bahan

kimia yang mereka gunakan.

Label ini dapat mejelaskan sifat bahaya dari bahan kimia yang

bersangkutan. Label bahaya diberikan dalam bentuk gambar untuk

memberikan gambaran cepat sifat bahaya. Terdapat dua label yang

digunakan, yaitu menurut PBB (internasional) dan NFPA (Amerika).

Label NFPA ditunjukkan pada tabel dibawah, berupa 4 kotak yang

mempunyai ranking bahaya (0-4) ditinjau dari aspek bahaya kesehatan

(biru), bahaya kebakaran (merah) dan reaktivitas (kuning).

Bahan – bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi juga

harus diberikan informasi mengenai :

1. Informasi bahan singkat :

Informasi singkat mengenai jenis bahan, wujud, manfaat serta bahaya-

bahaya utamanya. Dari informasi singkat dan label bahaya, secara

cepat bisa dipahami

kehati-hatian dalam menangani bahan kimia tersebut.

Page 16: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

2. Sifat-sifat bahaya :

a. Bahaya kesehatan :

Bahaya terhadap kesehatan dinyatakan dalam bahaya jangka pendek

(akut) dan jangka panjang (kronis). NAB (Nilai Ambang Batas) diberikan

dalam satuan mg/m3 atau ppm. NAB adalah konsentrasi pencemaran

dalam udara yang boleh dihirup seseorang yang bekerja selama 8

jam/hari selama 5 hari. Beberapa data berkaitan dengan bahaya

kesehatan juga diberikan, yakni :

1.LD-50 (lethal doses) : dosis yang berakibat fatal terhadap 50 persen

binatang percobaan mati.

2.LC-50 (lethal concentration) : konsentrasi yang berakibat fatal

terhadap 50 persen binatang percobaan.

3.IDLH (immediately dangerous to life and health) : pemaparan yang

berbahaya terhadap kehidupan dan kesehatan.

b. Bahaya kebakaran :

Ini termasuk kategori bahan mudah terbakar, dapat dibakar, tidak

dapat dibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan zat untuk

terbakar ditentukan oleh :

1.Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat dinyalakan.

2.Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas yang

dapat dinyalakan. Konsentrasi uap zat terendah yang masih dapat

dibakar disebut LFL (low flammable limit) dan konsentrasi tertinggi

yang masih dapat dinyalakan disebut UFL (upper flammable limit).

Sifat kemudahan membakar bahan lain

ditentukan oleh kekuatan oksidasinya.

3.Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.

Page 17: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

c. Bahaya reaktivitas :

Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai, bereaksi

dengan zat lain atau terpolimerisasi yang bersifat eksotermik sehingga

eksplosif. Atau reaktivitasnya terhadap gas lain menghasilkan gas

beracun.

3. Sifat-sifat fisika :

Sifat-sifat fisika merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

sifat bahaya suatu bahan.

Potensi Dampak Pengilangan minyak

Kegiatan di kilang minyak merupakan sumber yang dapat

menimbulkan pencemaran minyak di perairan, karena air limbah

proses pengilangan bercampur minyak, misalnya air drain yang berasal

dari stripping, desalter, dan treating process. Setelah digunakan di

kilang, sebagian besar air dibuang kembali ke lingkungan sebagai

limbah, dimana limbah ini banyak mengandung minyak yang dapat

mencemari badan air dan pada akhirnya menuju ke laut.

Laut yang tercemar oleh tumpahan minyak, memberikan dampak

negatif ke berbagai organisme laut, sehingga mengganggu

keseimbangan ekosistem di laut, yang pada akhirnya akan merugikan

kehidupan manusia. Beberapa dampak ekologis akibat dari tumpahan

minyak adalah sebagai berikut :

1. Lapisan tumpahan minyak mempengaruhi tingkat intensitas

fotosintesis fitoplankton yang dapat menurunkan atau memusnahkan

populasi fitoplankton. Kondisi ini merupakan bencana besar bagi

kehidupan di perairan karena fitoplankton merupakan dasar bagi

semua kehidupan perairan.

Page 18: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

2. Pencemaran air laut dari tumpahan minyak berdampak pada

beberapa jenis burung laut, karena tumpahan minyak tersebut

menyebabkan degradasi lemak dalam hati, kerusakan saraf,

pembesaran limpa, radang paru dan ginjal pada burung-burung

tersebut.

3. Tumpahan minyak dapat mengganggu keseimbangan berbagai

organisme aquatik pantai, seperti berbagai jenis ikan, terumbu karang,

hutan mangrove dan rusaknya pantai wisata. Hutan mangrove yang

hidup disepanjang pantai beradaptasi di dalam air laut dengan cara

desalinasi melalui proses ultra-filtrasi. Akar mangrove, yang tumbuh di

dalam lumpur, berfungsi untuk menyerap oksigen melalui suatu

jaringan aerasi yang kontak dengan udara, yang disebut dengan

breathing roots. Jika pantai tercemar minyak, lumpur akan tertutup

oleh deposit minyak yang dapat merusak sistem akar mangrove,

sehingga difusi oksigen dari udara ke dalam jaringan aerasi terhambat.

4. Tumpahan minyak menghambat atau mengurangi transmisi cahaya

matahari ke dalam air laut, yang disebabkan karena absorpsi minyak

bumi (cahaya matahari diserap oleh tumpahan minyak) atau cahaya

dipantulkan kembali oleh minyak ke udara. Semakin tebal lapisan

minyak maka pelarutan oksigen dari udara semakin terganggu dan

akan merugikan biota-biota laut.

5. Jika tumpahan minyak tersebut tidak mematikan sumber daya laut,

maka pencemaran tersebut menurunkan kualitasnya. Hal ini

berhubungan dengan kemampuan hewan-hewan laut untuk

mengakumulasi minyak di dalam tubuhnya. Akumulasi ini sering

menyebabkan daging ikan berbau minyak, sehingga merugikan para

nelayan karena tidak dapat menjual ikan tangkapan mereka.

6. Untuk bidang pariwisata, polutan minyak di perairan mengurangi

minat wisatawan, karena keindahan laut tertutup oleh lapisan minyak.

3.SIMPUL 3

TAMBAHKAN SENDIRI YAH TEMAN!

Page 19: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

4.SIMPUL 4

TAMBAHKAN JUGA!

C. PENANGANAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA PADA KILANG

MINYAK

a. Mengurangi faktor resiko kebakaran dari sumber, misalnya

hubungan listrik.

Pencegahan ini harus dilengkapi dengan peralatan pemadam

kebakaran yang memadai.

b. Penanggulangan kedaruratan termasuk fasilitas komunikasi dan

medis

c. Pengawasan kesehatan dan mempertahankan personal hygiene

yang baik disamping pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat,

termasuk penyediaan fasilitas pencegahan keracunan dan pengadaan

pertolongan pernafasan.

d. Mematuhi peraturan K3

e. Pelatihan K3 bagi semua pekerja sesuai dengan bidang kerja dan

produk masing – masing, termasuk didalamnya emergency drill.

Setiap individu cenderung untuk melihat dan memahami dunia

dan lingkungan sekitarnya sesuai dengan cara pandang individu itu

sendiri. Tindakan dan reaksi individu tersebut berdasarkan

persepsinya, bukan atas dasar kenyataan obyektif.

Persepsi pekerja terhadap K3 dapat berupa persepsi positif

ataupun persepsi negatif. Persepsi positif terjadi jika pekerja merasa

bahwa K3 dapat memberikan kenyamanan, ketenangan, kesehatan

dan keamanan. Sedangkan persepsi negatif terjadi karena program K3

tidak dapat memberikan rasa nyaman, tenteram, tenang dan aman

pada pekerja.

Persepsi merupakan suatu proses untuk mengatur dan

menginterpretasikan sensor informasi yang masuk kedalam tubuh atau

persepsi merupakan suatu rangkaian proses pengenalan,

pengorganisasian dan pengartian stimulus yang ada dilingkungan.

Page 20: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Berdasarkan keadaan tersebut, maka diperlukan suatu kontrol

bahaya yang dapat mendefinisikan bahaya secara objektif bagi seluruh

pekerja di kilang minyak. Pengontrolan bahaya ini meliputi kegiatan

internal kilang minyak maupun kegiatan eksternal/lapangan kilang

minyak. Kontrol bahaya tersebut meliputi :

a. House keeping yang memadai

b. Penyediaan alat keselamatan dan alat pelindung diri (APD)

c. Perawatan mesin dan instalasi kilang minyak

d. Ventilasi

4. Keselamatan dan pengamanan :

- Diberikan langkah-langkah keselamatan dan pengamanan :

a. Penanganan dan penyimpanan : usaha keselamatan yang dilakukan

apabila bekerja dengan atau menyimpan bahan.

b. Tumpahan dan kebocoran : usaha pengamanan apabila terjadi

bahan tertumpah atau bocor.

c. Alat pelindung diri : terhadap pernafasan, muka, mata dan kulit

sebagai usaha untuk mengurangi keterpaan bahan.

d. Pertolongan pertama : karena penghirupan uap / gas, terkena mata

dan kulit atau tertelan.

e. pemadaman api : alat pemadam api ringan yang dapat dipakai

untuk memadamkan api yang belum terlalu besar dan cara

penanggulangan apabila sudah membesar.

5. Informasi lingkungan :

Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan dan bagaimana menangani

limbah atau buangan bhan kimia baik berupa padat, cair maupun gas.

Termasuk di dalamnya cara pemusnahan. Pencegahan pencemaran

minyak di perairan ditujukan untuk berbagai sumber penyebab

pencemaran.

Untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan polusi laut

akibat tumpahan minyak ini terdapat 3 (tiga) faktor yang dapat

dijadikan landasan yaitu:

a. Aspek Legalitas

Page 21: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Suatu peraturan yang baik adalah peraturan yang tidak saja memenuhi

persyaratan formal sebagai suatu perturan, tapi juga dapat

menimbulkan rasa keadilan dan kepatuhan, serta dilaksanakan atau

ditegakan dalam kenyataan. Menjadi tugas pemerintah dan seluruh

komponen masyarakat untuk menegakan peraturan-peraturan yang

ada. Di lain pihak, tugas pemerintah ini juga harus diimbangi dengan

dua faktor yaitu: pertama, adanya fasilitas yang memungkinkan untuk

bergerak dinamis, dalam hal ini mencari dan mengumpulkan data

lapangan tentang penyebab terjadinya suatu kasus pencemaran

lingkungan akibat tumpahan minyak di laut; kedua, ketersediaan

sumber daya manusia yang memadai. Perlu ada aturan yang jelas

untuk diberikan sanksi kepada pemerintah yang memberikan izin tidak

sesuai dengan aturan sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan.

b. Aspek Perlengkapan

Beberapa teknik yang dapat direkomendasikan untuk penanggulangan

minyak adalah: penggunaan spraying chemical dispersants;

pengoperasian slick-lickers; dan floating boom. Berkaitan dengan

perlengkapan kapal, UU No. 21 tahun 1992 juga menyebutkan tentang

perlengkapan kapal baik dalam operasi maupun penanggulangan

kecelakaan (termasuk tumpahan minyak). Para produsen minyak dan

gas bumi pun sudah memiliki produsedur kerja dan fasilitas

penanggulangan tumpahan minyak yang cukup memadai untuk

digunakan dalam penerapan Tier 1 (penanggulangan bencana

tumpahan minyak yang terjadi dalam lingkup pelabuhan) dan Tier 2

(penanggulangan bencana tumpahan minyak yang terjadi di luar

lingkungan pelabuhan) yang dilakukan secara iner-connection di

bawah koordinasi Administrasi Pelabuhan (Adpel). Hal yang penting

untuk diperhatikan pada aspek ini adalah pentingnya penguasan

prosedur dan teknik-teknik penanggulangan tumpahan minyak oleh

pelaksana lapangan.

c. Aspek Koordinasi

Seluruh departemen, instansi terkait serta masyarakat harus dapat

berkoordinasi untuk menanggulangi pencemaran ini.

Page 22: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Beberapa penanganan yang dilakukan untuk mencegah dan

memperbaiki pencemaran yang telah terjadi adalah sebagai berikut :

a. revegetasi alam, identifikasi lahan yang selanjutnya ditentukan

prioritas lahan dan jenis tanaman yang ditanam kembali dilahan

tersebut

b. rehabilitasi lahan tercemar

c. Flaring gas sisa, dalam proses kilang minyak terdapat gas yang tidak

bernilai ekonomis sehingga harus dikelola agar tidak mencemari

lingkungan.

Pengaturan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan

Bahan Kimia

Usaha untuk menjaga keselamatan dan kesehatan lingkungan

terutama yang berkaitan dengan bahan – bahan kimia berbahaya

dilakukan mulai dari persiapan personal yang menggunakan bahan

kimia tersebut hingga perlakuan pada bahan kimia selama proses

produksi. Hal pertama yang perlu dilakukan :

1. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman untuk

melindungi mata,

jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk

melindungi kaki.

2. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.

3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak

tinggi.

4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.

Bekerja aman dengan bahan kimia :

1. Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia.

2. Hindari mengisap langsung uap bahan Kimia.

3. Dilarang mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah

khusus.

4. Bahan Kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan

iritasi (pedih atau gatal).

Memindahkan bahan Kimia :

Page 23: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

1. Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk

menghindari kesalahan.

2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

3. Jangan menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.

4. Jangan mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk

mencega kontaminasi.

Memindahkan bahan Kimia cair :

1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan seklaigus

telapak tangan memegang botol tersebut.

2. Tutup botol jangan ditaruhdi atas meja karena isi botol dapat

terkotori.

3. Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar

tidak memercik.

Memindahkan bahan Kimia padat :

1. Gunakan tutup botol untuk mengatur pengeluaran bahan Kimia.

2. Jangan mengeluarkan bahan Kimia secara berlebihan.

3. Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang

dapat mengotori bahan tersebut.

Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi :

1. Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.

2. Api pemanas hendaknya terletak pada bagiuan atas larutan.

3. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.

4. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar

percikannya tidak melukai orang lain maupun diri sendiri.

Cara memanaskan larutan menggunakan gelas Kimia :

1. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas Kimia

tersebut.

2. Letakkan Batang gelas atau batu didih dalam gelas Kimia untuk

mencegah pemanasan mendadak.

3. Jika gelas Kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air.

Maksimum seperempatnya.

PENCEGAHAN KECELAKAAN

Page 24: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Setelah melihat proses yang terjadi pada suatu kilang minak dan

potensi bahaya yang terjadi pada kilang minyak, maka secara

keseluruhan pencegahan kecelakaan yang diperlukan adalah :

1. Peraturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan

perencanaan industri

2. Standarisasi, baik dalam perlakuan bahan baku industri, pengadaan

alat pengamanan, maupun dari hasil limbah yang dihasilkan agar tidak

mengganggu kualitas lingkungan.

3. Dilakukan pelatihan dan tindakan persuasif bagi pengusaha dan

pekerja sehingga diharapkan dapat lebih berhati – hati dalam

melakukan pekerjaan terutama yang menggunakan peralatan ataupun

bahan kimia yang dapat membahayakan diri sendiri maupun

lingkungan.

TAMBAHKAN YAH TEMAN, LO ADA YANG SALAH HAPUSLAH!!

TTD

_WANA HRUS SMANGT_

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 9 Mei 2010.

www.chem-is-try.org. Diakses pada tanggal 9 Mei 2010.

www.balikpapan.go.id. Diakses pada tanggal 9 Mei 2010.

www.tambangnews.com. Diakses pada tanggal 9 Mei 2010.

Page 25: KILANG MINYAK SEMANGAATTTTTTTTTTTT

Gayle Woodside and Diana Kocurek, Environmental, Safety and Health

Engineering, 1997

Undang – Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997