Author
hanspeterhw
View
243
Download
4
Embed Size (px)
Kinerja Sonografi dalam Staging Papillary Thyroid Carcinoma
Preoperative Berdasarkan Sistem Klasifikasi TNM AJCC / UICC Edisi
Keenam
ABSTRAK
Tujuan: Tujuan dari studi prospektif ini adalah untuk mengevaluasi kinerja
Sonografi secara keseluruhan dalam staging karsinoma tiroid papiler.
Subjek dan Metode: Sembilan puluh empat pasien dengan tiroid papiler karsinoma
melakukan pemeriksaan Sonografi preoperative. Dua ahli radiologi yang
berpengalaman secara prospektif mengevaluasi tumor primer (misalnya, diameter,
nomor, adanya metastase extrathyroidal) dan kelenjar getah bening cervical untuk
metastasis. Sebuah skala 5-point grading abutment capsular digunakan untuk
mengevaluasi kemungkinan adanya invasi extrathyroidal. Kelenjar getah bening
dibagi menjadi kelompok pusat dan lateral sesuai dengan kebutuhan staging N.
Kriteria Sonografi yang digunakan untuk metastasis kelenjar getah bening antara
lain hilus tidak ada, perubahan hyperechoic, bentuk bulat, kalsifikasi, perubahan
kistik, atau pola warna Doppler abnormal. Hasil Sonografi dibandingkan dengan
temuan histopatologi.
Hasil: Seratus dua puluh tujuh dari 94 pasien terbukti menderita kanker setelah
operasi. Sonografi mengidentifikasi secara akurat 75,9% (22/29) dari pasien
dengan kanker multifokal dan 83,3% (15/18) dari pasien dengan kanker bilateral.
Menggunakan nilai cutoff sebesar 50% atau lebih dari tumor yang berbatasaan
dengan kapsul tiroid (kelas 2), sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi Sonografi dalam
memprediksi invasi extrathyroidal adalah 85,3%, 70,0%, dan 74,5%, masing-
masing, dan secara keseluruhan akurasi Sonografi dalam staging T 67,0% (63/94).
Seratus empat puluh tujuh kelenjar getah bening level cervical dibedah. Keenam
temuan Sonografi lebih signifikan menunjukkan adanya metastasis kelenjar getah
bening pada kelompok lateral. Namun, pada kelompok sentral, hanya dua kriteria-
kalsifikasi dan pola abnormal Doppler yang ditemukan untuk memprediksi secara
signifikan adanya metastasis. Keakuratan Sonografi untuk staging N adalah 71,3%
(67/94).
Kesimpulan: Sonografi adalah alat yang layak digunakan untuk staging
preoperative karsinoma tiroid papiler.
Karsinoma tiroid papillary adalah jenis histologis yang paling umum dari
kanker tiroid dan kejadiannya 80% dari semua kanker tiroid [1, 2]. Tingkat
kelangsungan hidup penyakit karsinoma tiroid papiler sangat baik dan dapat
melebihi 90% pada angka 10 tahun, namun tingkat kekambuhan lebih dari 30% [2-
4]. Laporan sebelumnya telah menunjukkan bahwa invasi extrathyroidal oleh tumor
primer dan kelenjar metastasis getah bening merupakan faktor risiko independen
kekambuhan [5, 6]. Selain itu, metastasis kelenjar getah bening juga telah
diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk metastasis jauh. Oleh karena itu, evaluasi
preoperative staging tumor primer dan adanya metastasis kelenjar getah bening
sangat penting untuk pengobatan yang optimal serta untuk mengurangi tingkat
kekambuhan.
Sesuai dengan AJCC / UICC edisi keenam dari (American Joint Committee on
Cancer/International Union Against Cancer) klasifikasi system TNM [7] (Tabel 1). T
ditentukan oleh ukuran tumor dan luasnya invasi extrathyroidal. Ekstensi
extrathyroidal dibagi menjadi T3 (ekstensi minimal) dan T4 (luar kapsul) sesuai
revisi sistem klasifikasi. Dalam sistem klasifikasi terdahulu, metastasis kelenjar
getah bening regional diklasifikasikan menjadi metastasis ipsilateral dan
kontralateral, namun untuk revisi keenam [7], N dibagi menjadi N1a dan N1b. Yang
terdahulu adalah metastasis terbatas ke tingkat kelenjar getah bening VI dan revisi
yang terakhir adalah metastasis ke kelenjar getah bening cervical atau mediastinum
superior (Gambar 1).
Gambar 1 - Diagram menunjukkan klasifikasi tingkat kelenjar getah bening leher
TABEL 1: Sistem Klasifikasi TNM untuk Kanker Tiroid Differentiated
Kategori Deskripsi
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti tumor primer
T1 Tumor ≤ 2 cm dalam ukuran terbesar dan terbatas pada tiroid
T2 Tumor > 2 cm tapi 4 cm dalam dimensi terbesar dan terbatas pada
Tiroid
T3 Tumor > 4 cm dalam ukuran terbesar dan terbatas pada tiroid atau
tumor dengan ekstensi extrathyroid minimal (misalnya,
ekstensi m. sternothyroid otot atau jaringan lunak perithyroid)
T4a Tumor dari berbagai ukuran meluas dari kapsul tiroid menginvasi
jaringan lunak subkutan, laring, trakhea , oesophagus, atau n.
reccurrent laryngeus
T4b Tumor menginvasi fasia prevertebral atau mengenai arteri karotis
atau pembuluh darah mediastinum
Nx Regional kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis kelenjar getah bening
N1a Metastasis ke level VI (pretracheal, paratrakeal, dan prelaryngeal
atau Delphian kelenjar getah bening)
N1b Metastasis ke unilateral atau bilateral serviks atau kelenjar getah
bening mediastinum superior
Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Metastasis jauh
Note - Diadaptasi dari the American Joint Committee on Cancer/International Union Against
Cancer (AJCC/UICC) edisi keenam sistem klasifikasi TNM.
Total tiroidektomi telah menjadi standar perawatan untuk pasien dengan
kanker tiroid, tetapi baru-baru ini telah ada beberapa perdebatan tentang sejauh
mana operasi karena operasi luas tidak memiliki manfaat untuk kelangsungan hidup
dan risiko untuk Hipoparatiroidisme serta cedera saraf laringngeus cedera bisa
lebih rendah pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan unilateral [2, 8, 9].
Selain itu, perdebatan tentang luasnya operasi telah memunculkan kekhawatiran
tentang staging yang akurat pada pasien dengan karsinoma tiroid papiler.
Resolusi tinggi Sonografi menjadi metode pilihan untuk deteksi dan
diagnosis nodul tiroid dan menjadi penuntun dalam intervensi. Penelitian
sebelumnya telah menunjukkan bahwa USG berguna untuk mendiagnosa metastasis
kelenjar getah servikal kanker tiroid [10-13].
Meskipun staging pra operasi bedah penting sehubungan dengan prognosis,
tren baru dalam perawatan bedah, dan pentingnya Sonografi untuk staging TNM,
kami terkejut bahwa hanya satu analisa komprehensif yang telah dilakukan untuk
pengetahuan kita pada staging Sonografi preoperative dari karsinoma tiroid papiler
[14]. Selanjutnya, dalam analisis itu, penulis menggunakan versi lama dari sistem
klasifikasi TNM. Dengan demikian, tujuan dari studi prospektif ini adalah untuk
mengevaluasi kinerja Sonografi secara keseluruhan untuk kepeluan diagnostik
dalam staging preoperative dari karsinoma tiroid papiler sesuai dengan Sistem
klasifikasi TNM yang baru.
Subjek dan Metode
Populasi Pasien
Studi prospektif ini dilakukan di rumah sakit rujukan dimana terdapat lebih
dari 600 pasien menjalani operasi thyroid tiap tahunnya. Antara November 2006
sampai maret 2007, 131 pasien diikutsertakan dalam evaluasi Sonografi pre operasi
untuk ca thyroid papillary yang telah dikonfirmasi sebelumnya dengan FNAB.
Sebanyak 35 pasien dieklusikan dari penelitian karena memiliki tumor recurrent
dan 2 pasien lainnya karena kelenjar thyroid tidak berhubungan dengan gambaran
patologis dan Sonografi pre operasinya.
Jumlah pasien yang ikut serta dalam penelitian ini sebanyak 94 pasien ( 79
perempuan, 15 laki-laki; rata-rata usia 47 tahun dan rentang usia 26–79 tahun).
Smua pasien menjalani Sonografi pre operasi dan dilanjutkan dengan sub total
thyroidektomi. Interval rata-rata antara pemeriksaan Sonografi dengan
pembedahan 5,3 hari(dengan rentang 1-17 hari).
Karakterisasi Tumor Primer dan Staging T
Sonografi kelenjar thyroid di evaluasi oleh 2 ahli radiologi yang
berpengalaman selama 7 dan 4 tahun di bidang Sonografi kepala dan leher.
Sonografi dilakukan dengan mengarahkan transducer 7,5-12 MHz (Accuvix,
Medison) atau 10-12 MHz (IU22, Philips Healthcare). Ahli radiologi tersebut tidak
diberitahu lokasi ca thyroid yang diperiksa.
Sebuah nodul dikatakan ganas apabila terdapat mikrokalsifikasi,
hypoechogenocity, dan batas irregular atau lebih tinggi daripada lebar. Untuk semua
hal yang terdeteksi nodul yang dicatat adalah diameter terpanjang dari tumor
terbesar, multifaktorial, bilateral atau tidak serta lokasi. “Estimasi akurasi diameter
tumor” didefinisikan sebagai perbesaran ukuran 20% antara Sonografi dan
diameter secara patologisdari diameter terpanjang dan tumor terbesar. Temuan
Sonografi dari semua nodul yang ditemukan dibandingkan dengan hasil
histopatologis,kemudian diperhitungkan deteksi, false positif, dan false negative.
Dalam hal evaluasi invasi extrathyroidal, yang merupakan variabel penting
untuk T staging, hubungan antara tumor dan kapsul tiroid diklasifikasikan menurut
tingkat capsular penyangga menggunakan 5-point berikut skala (dari 0 sampai 4): 0,
0% dari berbatasan tumor tiroid kapsul, 1, 1 25%, 2, 26-50%, 3, 51-75%, dan 4, 76-
100% (Gambar. 2). Skor yang lebih tinggi mencerminkan tinggi kemungkinan invasi
extrathyroidal.
Gambar. 2 - Wanita 47 tahun dengan papiler kanker tiroid. Sonogram menunjukkan tumor dengan diameter 1 cm. Tingkat abutment kapsuler dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: A / B x 100, di mana A adalah perbatasan diameter dan B adalah diameter tumor keseluruhan. Dalam hal ini, A 0,8 cm dan B 1,0 cm, sehingga derajat abutment adalah 80%, yaitu grade 3.Oleh karena itu, stage sonografi preoperative adalah T3, yang dalam stage ini kasus patologis cocok ditentukan setelah tiroidektomi total.
Untuk T staging, dianggap baik invasi extrathyroidal dan diameter tumor
menurut pada edisi keenam dari AJCC / UICC TNM sistem klasifikasi (Gbr. 3), dan
Sonografi dibandingkan dengan tahap tahap histopatologi. Ketepatan dan
keakuratan keseluruhan dengan tahap T juga dihitung.
Gambar 3 - sonogram menunjukkan gambaran dari setiap stage T
Gambar. 3A - sonogram menunjukkan kasus dari setiap stage T. Wanita 58 tahun dengan tumor yang berdiameter 0,8 cm (panah) dan terbatas pada tiroid, menunjukkan T1.
Gambar. 3B-sonogram menunjukkan kasus dari setiap stage T. Wanita 35 tahun dengan tumor yang berdiameter 2,8 cm (panah) dan terbatas pada tiroid, menunjukkan T2.
Gambar. 3C - sonogram menunjukkan kasus dari setiap stage T. Wanita 66 tahun dengan tumor yang berdiameter 0,8 cm dan menyerang kapsul anterior (penyangga capsular luas dan hilangnya kapsul hyperechoic, panah), menunjukkan T3.
Gambar. 3D - sonogram menunjukkan kasus dari setiap stage T. Wanita 79 tahun
dengan tumor dari berbagai ukuran yang melebihi kapsul tiroid untuk menginvasi
trakea (panah), menunjukkan T4.
Karakterisasi Getah Bening Metastatik Node dan Staging N
Hal yang sama dilakukan ahli radiologi yang melakukan tiroid Sonografi juga
meteliti serviks kelenjar getah bening bilateral, sekali lagi tanpa pengetahuan
Sonografi sebelumnya atau hasil sitologi. Untuk mengevaluasi metastasis kelenjar
getah bening leher rahim, pemeriksa mencatat enam kriteria berikut Sonografi
untuk semua kelenjar getah bening patologis: tidak ada hilus Echogenic, bentuk
bulat (rasio panjang sumbu ke sumbu pendek <1,5), perubahan hyperechoic dari
kelenjar getah bening versus otot yang berdekatan, kalsifikasi, cystic berubah, dan
warna perifer Doppler pola [11, 13, 17, 18] (Gbr. 4). Ketika sebuah getah bening
node menunjukkan satu atau lebih dari enam temuan, ahli radiologi mencatat
lokasinya (tingkat I-VI) dan ditandai pada kulit sebagai lokasi dari patologi kelenjar
getah bening minimal 24 jam sebelum operasi. Diagram skematik yang berisi
informasi mengenai lokasi tumor dan dicurigai metastasis kelenjar getah bening
dikirim ke primer operator dan ahli patologi. Menurut kami pedoman kelembagaan
untuk operasi kanker tiroid, tingkat VI ipsilateral kelenjar getah bening yang
dibedah secara rutin. Untuk getah serviks lainnya nodul dalam kelompok lateral dari
tingkat I sampai V, kelenjar getah bening di tingkat selektif telah dibedah pada
temuan Sonografi pra operasi dan tanda-tanda kulit berikutnya.
Gambar 4 - Kriteria sonografi untuk Metastasis Kelenjar Getah Bening
Gambar. 4A- Kriteria sonografi untuk metastasis kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening (panah) kurang hilus pada wanita 60 tahun.
Gambar. 4B- Kriteria sonografi untuk metastasis kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening (panah) bulat (panjang sumbu-sumbu pendek rasio <1,5) pada manusia 39 tahun.
Gambar. 4C- Kriteria sonografi untuk metastasis kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening (panah) menunjukkan peningkatan echogenitas cortical dibandingkan dengan otot atau jaringan ikat pada wanita 50 tahun.
Gambar. 4D- Kriteria sonografi untuk metastasis kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening (panah) telah mengalami punctate kalsifikasi hyperechoic (panah) pada manusia 44 tahun.
Gambar. 4E- Kriteria sonografi untuk metastasis kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening (panah) menunjukkan bagian Anechoic perubahan kistik pada pencitraan Doppler warna pada wanita 45 tahun.
Gambar. 4F- Kriteria sonografi untuk metastasis kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening (panah) menunjukkan vaskularisasi perifer pada pencitraan Doppler warna pada manusia 65 tahun.
Untuk mengevaluasi ketepatan stadium N berdasarkan Sonografi, lokasi
kelenjar getah bening dibagi menjadi dua sub-yaitu pusat kelompok (N1a, tingkat
VI) dan kelompok lateral (N1b, tingkat I-V)-menurut edisi keenam sistem / AJCC
klasifikasi TNM UICC [7]. standar acuan yang digunakan adalah histopatologi Hasil
tentang keberadaan metastasis ke kelenjar getah bening.
Statistik perbandingan minimal rata-rata diameter getah bening dan
metastasis nonmetastatic node dilakukan, dan frekuensi dari Sonografi enam
kriteria, disebutkan sebelumnya, dalam metastasis kelenjar getah bening versus
nonmetastatic adalah dihitung dan dibandingkan antara pusat dan lateral kelompok.
Sensitivitas, spesifisitas, positif dan negatif nilai prediktif, dan akurasi dihitung
untuk masing-masing dari enam temuan Sonografi.
Analisis Statistik
Peningkatan di kelas Sonografi dari kapsul penyangga dianalisis dengan
operasi penerima karakteristik (ROC) analisis menggunakan perangkat lunak
komersial (MedCalc, versi 8.0.0.1, MedCalc). Analisis statistik untuk kelenjar getah
bening metastasis dilakukan untuk setiap kelompok pusat atau lateral. Fisher exact
test digunakan untuk menentukan apakah frekuensi Sonografi variabel berbeda
secara signifikan dari histopatologi variabel. Siswa berpasangan's uji t digunakan
untuk membandingkan terdistribusi secara normal. Variable kontinyu seperti tumor
dan diameter nodul getah bening. Semua analisis dilakukan menggunakan software
SPSS (versi 12, SPSS), dan signifikansi diterima pada tingkat p <0,05.
HASIL
Karakteristik Tumor Primer
Dari hasil bidang histopatologi, terdapat 127 kanker, yang didiagnosis
berjumlah 94 pasien (Tabel 2). Kami mendeteksi satu atau lebih fokus papiler
karsinoma tiroid pada semua pasien. Pendeteksian dari fokus papiler karsinoma
tiroid berjumlah 91,3% (116/127), dan tingkat false-negatif dari deteksi preoperatif
papiler karsinoma tiroid berjumlah 8,7% (11/127). Dari 11 fokus terjawab dengan
sonografi, lima dari sebelas (45,5%) diameter nya adalah 0,1 cm. Enam kanker
soliter 6,4% (6/94), termasuk empat lesi bilateral, adalah salah didiagnosis sebagai
kanker multifokal berdasarkan temuan sonografi pre operasi. Tingkat false-positif
sonografi sebanyak 4,7% (6/127), dan diagnosa histologis dari enam lesi
misdiagnosed adalah adenomatosa hiperplasia (n=4) dan tiroiditis fokal (n=2).
TABEL 2: Demografi 94 Pasien dengan Papillary Thyroid Carcinoma
Ukuran tumor rata-rata 1,2 cm (kisaran 0,1 - 5 cm) dengan pemeriksaan
histopatologi. Perkiraan sonografi didasarkan dari diameter tumor terpanjang yang
akurat 83,0% (78/94) dari pasien; rata-rata tingkat atas dan bawah masing-masing
sebanyak 14,9% (14/94) dan 2,1% (2/94). Namun, hanya satu perkiraan false
sonografi yang berdasarkan ukuran tumor yang menyebabkan stage T sonografi
salah: dalam hal ini, sonografi stage T adalah T2, bukan T1.
Dua puluh sembilan dari 94 pasien (30,9%) memiliki lesi multifokal dan 18
(19,1%) memiliki lesi bilateral dari hasil histopatologi. Sonografi memprediksi 22
dari 29 pasien dengan tumor multifokal (75,9%) dan 15 dari 18 pasien dengan
tumor bilateral (83,3%).
T Staging
Tiga puluh empat dari 94 pasien (36,2%) memiliki invasi
extrathyroidal. Daerah di bawah kurva ROC (AUC) pada nilai ambang antara
perbatasan kapsul lapisan ke-2 dan 3 sebesar 0,78, yang menunjukkan perbatasan >
50%. Sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi diagnosis sonografi extrathyroidal
extension adalah masing-masing 85,3%, 70,0%, dan 74,5%. Tidak ditemukan
adanya hubungan yang signifikan antara extrathyroidal extension dan ukuran tumor
(p> 0,05).
Ketika keduanya, diameter tumor dan invasi extrathyroidal berjalan secara
bersamaan, akurasi keseluruhan staging T sonografi adalah 67,0%
(63/94). Keakuratan staging sonografi kanker untuk T1, T2, T3, dan T4 masing-
masing adalah 64,9%, 50%, 73,5%, dan 0%.
Karakteristik Metastatik Kelenjar Gatah Bening dan Staging N
Dari kelenjar getah bening 147 level (102 kelompok central dengan 94
pasien dan 45 kelompok lateral dengan 29 pasien) yang dibedah. Menurut temuan
histopatologis, metastasis kelenjar getah bening terdapat pada 34 dari 94 pasien
(36,2%), 31 dari 102 level (30,4%) pada kelompok central, dan 21 dari 45 level
(46,7%) pada kelompok lateral. Diameter minimum kelenjar getah bening pada
sonografi berkisar antara 2,5 - 12,1 mm. Diameter rata-rata metastasis kelenjar
getah bening adalah 4,2 mm pada kelompok sentral dan 5,3 mm pada kelompok
lateral, dan diameter rata-rata nonmetastatic kelenjar getah bening adalah 4,3 mm
pada kelompok sentral dan 5,0 mm pada kelompok lateral. Tidak ada perbedaan
statistik yang diamati antara diameter getah bening pada histopatologi metastasis
kelenjar getah bening dengan nonmetastatic di kedua kelompok (p> 0,05).
Semua enam temuan pada sonografi secara bermakna berhubungan dengan
metastasis kelenjar getah bening pada kelompok lateral (Tabel 3). Namun, dalam
kelompok sentral, hanya dua kriteria ini yaitu, kalsifikasi dan warna pola Doppler
yang abnormal secara bermakna terkait dengan metastasis kelenjar getah bening.
Tak satu pun dari kelenjar getah bening nonmetastatic menunjukkan kalsifikasi atau
perubahan kistik. Sensitivitas, spesifisitas, prediksi nilai positif dan negatif, dan
akurasi kriteria ini disajikan pada Tabel 4. Keakuratan keseluruhan sonografi untuk
staging N adalah 71,3% (67/94), dan akurasi dalam staging N0, N1a, dan N1b tumor
masing-masing adalah 90%, 9,5%, dan 84,6%.Hasil staging sonografi dan patologi
diringkas dalam Tabel 5 dan 6.
TABEL 3: Insiden Kriteria sonografi dan getah bening Nodes metastatik dan
nonmetastatic
TABEL 4: Sensitivitas, Spesifisitas, nilai prediktif positif (PPV), dan Nilai Prediktif
Negatif (NPV) dari Kriteria sonografi Metastasis Kelenjar Getah Bening
TABEL 5: Sonografi Versus patologis Stage T
TABEL 6: Sonografi Versus patologis Stage N
DISKUSI
Sonografi telah dilihat sebagai standar metode pencitraan untuk mendeteksi
dan mendiagnosa nodul-nodul thyroid serta sebagai pemandu tindakan-tindakan
intervensi medis [19-22]. Selain itu, Sonografi telah luas diterima sebagai teknik
pilihan untuk klasifikasi carcinoma thyroid papillary seperti yang ditetapkan oleh
American Thyroid Association [23], yang juga merekomendasikan Sonografi pre-
operatif untuk menilai lesi-lesi primer pada thyroid serta menilai keterlibatan
kelenjar getah bening lokal.
Mengesampingkan perdebatan tentang penggunaan tindakan bedah,
konsensus telah tercapai tentang kapan tindakan bedah ekstensif diperlukan untuk
mengobati Karsinoma Tiroid Papiler. Tiroidektomi total disarankan jika sebuah
massa sekurang-kurangnya berdiameter 1 cm, jika sebuah massa membesar hingga
keluar tiroid, jika ada metastasis, atau jika gabungan dari temuan-temuan ini
didapati [2, 24, 25]. Invasi ekstratiroidal dan metastasis nodus limfe leher sering kali
berhubungan dan merupakan faktor prognostik umum [26-28]. Oleh karena itu,
prediksi preoperatif mengenai ukuran tumor, invasi ekstratiroidal, multifokalitas,
dan metastasis nodus limfe leher penting untuk menentukan sejauh mana intervensi
bedah yang optimal.
Dalam penelitian sebelumnya mengenai skoring sonografik dengan
menggunakan sistem klasifikasi AJCC/UICC TNM edisi keempat [14], penulis
berfokus pada invasi ekstratiroidal untuk T-staging dan tidak dapat membedakan
antara invasi ekstratiroidal minimal dan perluasan ekstratiroidal hingga ke luar
kapsula tiroid.
Pada penelitian yang sedang dilakukan saat ini, 83,3% tumor primer dapat
diukur dengan akurat menggunakan Sonografi, yang mengakibatkan
kecenderungan overestimasi ukuran tumor – 14,9% teroverestimasi sementara
hanya 2,1% yang terunderestimasi. Meskipun demikian, fakta bahwa hanya ada satu
kesalahan pengukuran diameter T-staging oleh Sonografi menyediakan bukti yang
signifikan bahwa Sonografi dapat digunakan untuk mengukur massa tiroid secara
akurat. Lebih dari itu, dari 127 kanker yang terbukti secara histologis, 91,3% dapat
terdeteksi dengan bagus menggunakan Sonografi dan tingkat false-positive nya 4,7%
(yang mempunyai arti temuan Sonografi dari lesi benign dan malignant yang
tumpang tindih).
Merujuk kepada hasil penelitian sebelumnya, tumor T4 dapat diprediksikan
dengan melihat invasi tumor langsung ke dalam organ sekitarnya [14, 29]. Namun
pada penelitian tersebut, tidak digunakan kriteria sonografik T3 yang telah
diperbaiki dalam sixth edition of the AJCC/UICC fourth edition TNM staging untuk
menentukan minimally invasive tumor [14]. Penulis berasumsi bahwa peningkatan
kontak antara tumor dan kapsul memperlihatkan probabilitas yang lebih tinggi dari
invasi kapsul thyroid. Mempergunakan kriteria dari > 50% dari tumor bergabung
dengan kapsul thyroid, ketepatan Sonografi untuk mendeteksi extrathyroidal invasi
adalah 74,5% dan ketepatan Sonografi untuk T staging secara keseluruham adalah
67,0%
Diagnosis preoperatif dari metastase kelenjar getah bening cervical
merupakan tantangan tersendiri bagi Radiologist. Dalam hal N staging, hasil
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa staging preoperatif secara sonografik
mempunyai nilai yang terbatas dengan ketepatan sebesar 48,1% [14]. Akan tetapi,
Sonografi resolusi tinggi mampu mendeteksi dan memberi gambaran karakter dari
kelenjar getah bening cervical. Untuk selanjutnya, beberapa kriteria sonografik
dapat digunakan untuk membedakan kelenjar getah bening yang metastatik dan
yang non-metastatik, antara lain hilangnya fatty hilum, perubahan hiperechoik,
bentuk bulat, kalsifikasi, perubahan kistik, serta warna abnormal pada pola Doppler
[11, 13, 18]. Pada hasil yang kita dapatkan, keenam temuan sonografik ini secara
signifikan lebih sering pada kelenjar getah bening metastatik di grup lateral.
Kriteria-kriteria tersebut kurang sensitif untuk mendeteksi kelenjar getah bening
metastatic di grup sentral (22,6%) daripada di grup lateral (76,2%). Keenam
kriteria ini spesifik untuk metastase grup sentral (98,6%), dimana kalsifikasi dan
abnormal pola Doppler sebagai kriteria sonografik yang signifikan.
Berlawanan dengan temuan dari penelitan-penelitian sebelumnya, hasil
yang kami dapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan kistik tidak
tercatat secara signifikan pada metastase kelenjar getah bening grup sentral. Kasus
dengan temuan sonografik berupa perubahan kistik jumlahnya kecil (n = 2), dan
deteksi dari perubahan kistik terbatas dikarenakan jeleknya sonic window pada
lower level VI. Selanjutnya, perbedaan yang mendasar juga ditemukan pada
ketepatan Sonografi antara tumor-tumor N staging N1a (9,5%) dan N1b (84,6%),
hal ini mengindikasikan bahwa Sonografi terbatas hanya pada mendeteksi
metastase kelenjar getah bening grup sentral saja. Jika dibandingkan dengan hasil
penelitian Shimamoto et al. [14], keseluruhan ketepatan sonografik untuk N staging
meningkat secara signifikan pada penelitian ini, yaitu dari 48,1% [14] menjadi
71,3%. Hasil ini kemungkinan dikarenakan penggunaan Sonografi resolusi tinggi
dan kriteria yang lebih spesifik dalam mendeteksi metastase kelenjar getah bening,
khususnya pada grup lateral.
Kriteria ukuran untuk metastase kelenjar getah bening cervical belum bisa
ditentukan [30-32]. Pada penelitian ini, rerata minimal diameter kelenjar getah
bening tidak ditemukan mempunyai hubungan dengan status metastase kelenjar
getah beningnya. Pada metastase kelenjar getah bening dari Papillary Thyroid
Carcinoma, keenam kriteria Sonografik yang telah dibahas sebelumnya lebih
berguna daripada kriteria ukuran.
Penelitian ini dibatasi oleh early-stage cancer, dimana mencerminkan
kecenderungan terkini untuk mendeteksi dini kanker thyroid dengan alat-alat
pencitraan, sebagai contoh, screening carotid Doppler sonography dan screening
thyroid sonography [33, 34]. Pada penelitian ini, hanya satu kanker T4 menunjukkan
invasi ke trachea, dan telah didiagnosa preoperatif sebelumnya sebagai T3 dengan
penyatuan luas dan bulging dari kapsul anterior. Seiring dengan temuan diatas,
ketepatan sonografik untuk mendiagnosa tumor T4 tidak dapat ditegakkan pada
penelitian ini. Peneliti tidak dapat menunjukkan analisis nodul demi nodul pada
semua kelenjar getah bening karena masalah teknis yang berhubungan dengan
diseksi dari kelenjar getah bening. Peneliti yakin bahwa keterbatasan ini tidak
memberi pengaruh signifikan terhadap keseluruhan ketepatan sonografik hasil
penelitian ini.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah Sonografi
merupakan teknik yang bagus untuk staging preoperatif Papillary Thyroid
Carcinoma dan berguna untuk mendeteksi metastase kelenjar getah bening cervical
pada grup lateral serta untuk mengevaluasi multiplisitas dari Papillary Thyroid
Carcinoma.