Upload
doanngoc
View
255
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
KODE MODUL: BUS-207C
Penyusun:TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL2004
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada Tim penulis Modul untuk Sekolah
Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Tata Busana dan Tata Kecantikan, sehingga
dapat menyelesaikan berbagai modul tepat pada waktunya.
Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa kerjasama yang baik
antar anggota Tim penulis dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan modul ini
tidak dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu, pada kesempatan ini, perkenankan
tim Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, yang telah memberikan berbagai dukungan demi kelancaran
penulisan modul ini.
2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang dan, sebagai
penanggung jawab yang telah memberikan bantuan demi kelancaran
penulisan modul ini
3. Ketua Jurusan Teknologi Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang, yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam menulis
modul ini.
4. Ketua Team, Konsultan ahli, dan para validator yang telah memberikan
bantuan, arahan, serta masukan demi kelancaran penulisan modul ini.
5. Bapak pidekso Adi, dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Sastra Universitas Negeri Malang, yang telah membantu proses
penyuntingan bahasa pada modul ini.
6. Kawan-kawan sejawat yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, yang
telah membantu memberikan kemudahan dalam rangka penulisan modul
ini.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana ii
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kekuatan, kasih,
dan petunjuk atas bantuan Bapak, Ibu, dan Saudara semua.
Penulis menyadari bahwa dalam modul ini masih terdapat celah-celah atau
ketidaksempurnaan, baik substansi maupun deskripsinya. Untuk itu, taggapan dan
saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan. Harapan kami,
semoga modul ini bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana iii
PETA KEDUDUKAN MODUL TATA BUSANA
BUS417B
BUS417C
BUS417D
BUS417A
BUS416C
BUS416B
BUS416A
BUS415A
BUS414A
BUS313A
BUS313B
BUS313C
BUS312A
BUS312B
BUS312C
BUS311A
BUS311B
BUS207A
BUS207B
BUS207C
BUS101ABUS
101B
BUS208A
BUS208B BUS
208CBUS209A
BUS209B
BUS209C
BUS210A
BUS210B
BUS210C
BUS415B
BUS414B
RBUS418 M
BUS313
EBUS205
FBUS206
GBUS207
ABUS101
BBUS102
CBUS103
DBUS104
HBUS208
IBUS209
JBUS210
LBUS312
KBUS311
QBUS417
PBUS416
IVJURU
GAMBAR
IPEMBANTUPENJAHIT
OBUS415
NBUS414
IIIPENJAHITMODISTE
IIPENJAHITINDUSTRI
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana iv
KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL
TATA BUSANA
Mata Diklat : A. Memelihara Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana
No Kode Modul Judul Modul
1 BUS – 101A Pemeliharaan piranti menjahit dan K3 bidang busana
2 BUS - 101B Piranti menjahit
Mata Diklat : B. Menjahit Bagian Busana Sesuai Dengan Prosedur Menjahit
No Kode Modul Judul Modul
3 BUS - 102 Teknik Jahit Bagian-bagian Busana
Mata Diklat : C. Memberi Tanda Untuk Jahit dan Setrika
No Kode Modul Judul Modul
4 BUS – 103 Tanda-tanda Jahit dan Penyeterikaan
Mata Diklat : D. Melaksanakan Pengepakan Pakaian Dalam Kemasan danSiap Kirim
No Kode Modul Judul Modul
5 BUS – 104 Teknik Pengemasan dan Pelabelan
Mata Diklat : E. Melakukan Proses Dan Pelaksanaan Penyeterikaan DanPressing
No Kode Modul Judul Modul
6 BUS - 205 Teknik Setrika dan Pressing
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana v
Mata Diklat : F. Melaksanakan Pekerjaan Pengikatan Dan PenomoranPotongan Busana
No Kode Modul Judul Modul
7 BUS - 206 Teknik Pengikatan dan Penomoran Potongan Busana
Mata Diklat : G. Melaksanakan Pekerjaan Marker
No Kode Modul Judul Modul
8 BUS – 207A Teknik marker
9 BUS – 207B Teknik merancang bahan
10 BUS – 207C Petunjuk praktis pekerjaan marker
Mata Diklat : H. Membuat Sampel Sesuai Desain
No Kode Modul Judul Modul
11 BUS – 208A Teknik pembuatan sampel (busana wanita)12 BUS – 208B Teknik pembuatan sampel (busana pria)13 BUS – 208C Teknik pembuatan sampel (busana anak)
Mata Diklat : I. Melaksanakan Pekerjaan Bagian Produksi
No Kode Modul Judul Modul
14 BUS – 209A Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana anak)15 BUS – 209B Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana
wanita)16 BUS – 209C Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana pria)
Mata Diklat : J. Melakukan Pekerjaan Bordir
No Kode Modul Judul Modul
17 BUS – 210A Teknik bordir
18 BUS – 210B Teknik bordir lanjut pada busana
19 BUS – 210C Variasi bordir
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana vi
Mata Diklat : K. Melakukan Pekerjaan Sablon/Printing
No Kode Modul Judul Modul
20 BUS – 311A Dasar-dasar printing21 BUS – 311B Pengembangan printing design
Mata Diklat : L. Membuat Pola Busana Sesuai Konstruksi Dan Model
No Kode Modul Judul Modul
22 BUS – 312A Konstruksi pola busana pria
23 BUS – 312B Konstruksi pola busana wanita
24 BUS – 312C Konstruksi pola busana anakMata Diklat : M. Membuat Pakaian Dengan Teknik Madya
No Kode Modul Judul Modul
25 BUS – 313A Prinsip dasar pembuatan busana Madya
26 BUS – 313B Garniture27 BUS – 313C Teknik penyelesaian busana madya
Mata Diklat : N. Berkomunikasi Dan Melaksanakan Pelayanan Prima
No Kode Modul Judul Modul
28 BUS – 414A Teknik komunikasi
29 BUS – 414B Prinsip pelayanan primaMata Diklat : O. Membuat Pakaian Dengan Teknik Tailoring
No Kode Modul Judul Modul
30 BUS – 415A Prinsip dasar pembuatan busana tailoring31 BUS – 415B Teknik penyelesaian busana tailoring
Mata Diklat : P. Membuat Desain Busana Dan Desain Hiasan
No Kode Modul Judul Modul
32 BUS – 416A Menggambar proporsi tubuh manusia
33 BUS – 416B Dasar-dasar desain hiasan busana
34 BUS – 416C Dasar-dasar desain hiasan lenan rumah tangga
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana vii
Mata Diklat : Q. Membuat Hiasan Dan Penerapannya Pada Busana Dan Lenan
Rumah Tangga
No Kode Modul Judul Modul
35 BUS – 417A Pola hiasan lenan rumah tangga
36 BUS – 417B Pola hiasan busana
37 BUS – 417C Teknik menghias lenan rumah tangga38 BUS – 417D Teknik menghias busana
Mata Diklat : R. Melakukan Draping Pakaian
No Kode Modul Judul Modul
39 BUS – 418 Prinsip dan teknik draping busana
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................
PETA KEDUDUKAN MODUL .......................................................
KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL ...........................
DAFTAR ISI ......................................................................................
PERISTILAHAN/GLOSARY ...........................................................
BAB I: PENDAHULUAN
A. Deskripsi ................................................................................
B. Prasyarat .................................................................................
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................
D. Tujuan Akhir ..........................................................................
E. Kompetensi ............................................................................
F. Cek Kemampuan ....................................................................
BAB II: PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Didik ...............................................
B. Kegiatan Belajar .....................................................................
1. Kegiatan Belajar I: Pengetahuan Dasar Merancang
Bahan
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 1 ...............................
b. Uraian Materi 1: Tanda-tanda Pola ............................
c. Uraian Materi 2: Arah Serat Kain ... ..........................
d. Uraian Materi 3: Motif Bahan ....................................
e. Uraian Materi 4: Model Pakaian ................................
f. Uraian Materi 5: Menyiapkan Bahan..........................
g. Rangkuman 1 .............................................................
h. Tugas 1........................................................................
i. Tes Formatif 1.............................................................
j. Kunci Jawaban ...........................................................
Halaman
i
iii
iv
viii
1
2
2
2
4
5
5
7
8
8
8
8
10
11
12
13
18
18
19
21
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana ix
2. Kegiatan Belajar 2: Teknik Dasar Merancang Bahan.....................
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 2 ...............................
b. Uraian Materi 1: Merancang Bahan ...........................
c. Uraian Materi 2: Merancang Harga ..........................
d. Rangkuman 2 .............................................................
e. Tugas 2........................................................................
f. Tes Formatif 2.............................................................
g. Kunci Jawaban 2 ........................................................
3. Kegiatan Belajar 3: Merancang Bahan Pada Bahan
Bermotif..............................................
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 3 ...............................
b. Uraian Materi : Merancang Bahan Pada Bahan
Bermotif .. ..................................................................
c. Rangkuman 3 .............................................................
d. Tugas 3........................................................................
e. Tes Formatif 3.............................................................
f. Kunci Jawaban 3 ........................................................
BAB III: EVALUASI ........................................................................
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................
22
22
22
36
38
39
39
43
44
44
44
54
54
54
62
64
76
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 1
PERISTILAHAN/GLOSSARY
Kampuh : Lebar guntingan atau jarak menggunting dari garis pola bagian
pinggiran kain yang merupakan tempat untuk menggabung
kain yang satu dengan kain yang lain.
Kelim : Penyelesaian tepi kain untuk menghilangkan bagian yang
bertiras
Kumai : Kain serong yang dibuat untuk melapisi pinggiran kerah dan
sebagainya guna menutupi tiras
Lungsin : Benang yang membujur lurus sepanjang kain dalam blok
Marker : Teknik merancang bahan skala besar/industri
Pakan : Benang yang melintang pada lungsin
Pias : Garis hias atau sambungan berupa lajur yang disambung dari
atas sampai ke bawah.
Rompok : Kain serong untuk membalut kain, seperti pada garis leher,
ujung lengan, ataupun tempat lain
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul dengan judul Merancang Bahan ini, merupakan salah satu
modul penunjang dan merupakan bagian dari teknik marker. Tujuan
diajarkannya modul ini, agar peserta diklat memiliki wawasan dan
keterampilan yang memadai untuk melakukan pekerjaan marker dan membuat
perencanaan bahan dalam pembuatan pakaian. Agar tujuan pemelajaran ini
dapat tercapai, ada beberapa materi yang harus dikuasai dengan baik oleh
peserta diklat melalui modul ini. Materi tersebut meliputi: (1) tAnda-tAnda
pola, (2) arah serat bahan, (3) menyiapkan bahan, dan (4) cara merancang
bahan untuk berbagai model pakaian, serta (5) cara merancang bahan dengan
menggunakan bahan berbagai motif.
B. Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini, peserta diklat harus sudah menguasai
pengetahuan dan keterampilan tentang pola dasar dan pecah pola serta modul
Teknik Marker BUS-207A.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Petunjuk Peserta Diklat
a. Langkah-langkah belajar yang harus ditempuh dalam mempelajari modul ini
adalah sebagai berikut.
1) Pelajari materi dengan membaca secara seksama hingga benar-benar
memahami dan mengerti materi yang telah dibaca. TAndai/catat bagian kata
atau kalimat yang belum dimengerti atau dipahami.
2) Jika ada yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari isi
modul, silahkan menghubungi guru pengajar teknik marker.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 3
3) Lakukan kegiatan praktek secara sistematis menurut langkah-langkah
belajar yang ditulis dalam modul ini. Agar benar-benar terampil dalam
melakukan pekerjaan merancang bahan, Anda perlu melakukan latihan
secara berulang-ulang dengan mencoba merancang bahan dengan berbagai
model pakaian dan berbagai motif bahan, sampai benar-benar merasa
terampil.
b. Perlengkapan yang perlu dipersiapkan:
1) Bahan-bahan
a) kertas payung
b) kertas dorslag warna merah / biru
c) lem kertas
d) jarum pentul
2) Peralatan praktek
a) alat tulis
b) pensil jahit ( pensil merah/biru)
c) gunting kertas
d) penggaris
e) penggaris skala
2. Peran Guru/Instruktur
Guru/instruktur mempunyai kewajiban untuk
a). menginformasikan langkah-langkah belajar yang harus dilakukan oleh
peserta diklat agar terampil dalam membuat rancangan bahan.
b). memberikan penjelasan kepada peserta diklat bagian-bagian dari modul
yang belum dapat dipahami oleh peserta diklat
c). mendemonstrasikan langkah-langkah yang dipersyaratkan dalam kegiatan
belajar.
d). membimbing peserta diklat untuk melaksanakan praktikum perencanaan
bahan.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 4
e). melakukan evaluasi secara komprehensif melalui proses dan produk belajar
yang dicapai peserta diklat, meliputi: ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat mampu:
1. menjelaskan tAnda-tAnda pola untuk membuat perencanaan bahan.
2. menentukan arah serat yang benar dalam membuat perencanaan bahan
sesuai model yang telah ditentukan.
3. membuat perencanaan bahan sehemat mungkin dengan tetap
memperhatikan arah serat dan motif bahan
4. membuat perencanaan bahan dengan berbagai model pakaian.
5. membuat perencanaan bahan dengan berbagai motif bahan.
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan modul ini adalah 40 jam dengan
rincian:
a. Teori = 8 jam
b. Praktik= 32 jam
E. Kompetensi
Kode dan Kompetensi : BUS 207B, melaksanakan pekerjaan marker
Sub. Kompetensi:
1. Menyiapkan alat untuk pekerjaan marker,
2. Melakukan grading pola sesuai order,
3. Menyesuaikan pola dengan jumlah order,
4. Meletakkan pola di atas kertas marker,
5. Menghitung kebutuhan bahan.
Kriteria unjuk kerja:
1. Alat-alat pekerjaan marker dapat dipersiapkan sesuai kebutuhan,
2. Grading pola dapat dikerjakan sesuai order
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 5
3. Pola dapat disesuaikan sesuai jumlah order
4. Pola dapat diletakkan di atas kertas marker sesuai perencanaan
5. Kebutuhan bahan dapat dihitung sesuai marker
Ruang lingkup kompetensi:
1. Pengetahuan alat marker
2. Grading pola
3. Perencanaan Pola
4. Rancangan Marker
5. Perencanaan bahan baku dan bahan penunjang
F. Cek Kemampuan
No Aspek yang dinilai Belum Sudah
1.
2.
Pengetahuan:
- membaca tAnda-tAnda pola pada pola
pakaian
- mengaplikasikan tAnda-tAnda pola pada
pembuatan rancangan bahan
- prinsip merancang bahan meliputi membaca
model, memperhatikan motif bahan, arah
serat bahan
- cara meletakkan pola pada bahan sesuai serat
bahan
Sikap:
- Kecermatan dalam menyiapkan bahan
- Kecermatan dalam menghitung order
- Ketelatenan dalam memperkirakan letak pola
pada bahan
- Kerapian dalam meletakkan dan
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 6
3.
menempelkan pola
- Ketepatan dalam memilih alat-alat
- Hemat dalam menggunakan bahan
Psikomotor:
- Keterampilan menyiapkan alat dan bahan
- Keterampilan meletakkan pola pada bahan
- Keterampilan dalam meprediksi kebutuhan
bahan sehemat mungkin
- Kecepatan dalam membuat perencanaan
bahan
Catatan pembimbing
1. ........................................................................................................................
2. ........................................................................................................................
3. ........................................................................................................................
Kesimpulan :
............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 7
BAB IIPEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat
Kompetensi : Melaksanakan pekerjaan marker
Sub. Kompetensi :
1. Menyiapkan alat untuk pekerjaan marker
2. Melakukan grading pola sesuai order
3. Menyesuaikan pola dengan jumlah order
4. Meletakkan pola di atas kertas marker
5. Menghitung kebutuhan bahan.
Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempatbelajar
AlasanPerubahan
Tandatanganguru
Pengetahuan dasar
merancang bahan
Menyiapkan alat untuk
mebuat rancangan bahan
Teknik dasar merancang
bahan
Merancang bahan pada
bahan bermotif
Merancang harga untuk
suatu model pakaian
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 8
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1: Pengetahuan Dasar Merancang Bahan
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 1
Setelah mengikuti kegiatan belajar tanda-tanda pola peserta diklat
mampu:
1) menjelaskan apa yang dimaksud dengan tanda-tanda pola;
2) menyebutkan minimal 6 tanda-tanda pola yang dipergunakan dalam
membuat rancangan bahan;
3) menjelaskan 2 arah serat benang yang terdapat pada bahan pakaian;
4) menjelaskan arah serat benang yang benar dalam membuat pakaian atau
dalam meletakkan pola;
5) menjelaskan pentingnya memperhatikan motif bahan dalam merancang
bahan dan membuat pakaian;
6) menjelaskan pentingnya memperhatikan model pakaian dalam merancang
bahan dan membuat pakaian;
7) menjelaskan persiapan bahan yang harus dilakukan sebelum meletakkan
pola pada bahan.
b. Uraian Materi:
1) Tanda-Tanda Pola
Merancang bahan adalah menghitung berapa banyak bahan yang
diperlukan untuk membuat suatu model pakaian. Salah satu cara untuk
mengetahui jumlah bahan yang diperlukan dalam pembuatan suatu model
pakaian, adalah dengan meletakkan pola-pola kecil pada bahan yang dibuat
pada skala atau perbandingan yang sama antara pola dan bahannya.
Sebelum kita mempelajari benar-benar tentang bagaimana merancang bahan
yang sesungguhnya, maka sebaiknya kita pelajari terlebih dahulu
pengetahuan dasar yang harus dikuasai atau diketahui dalam membuat suatu
rancangan bahan, diantaranya adalah: (a) tanda-tanda pola, (b) arah serat
bahan, , (c) motif bahan, dan (d) model pakaian.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 9
Tanda-tanda pola adalah tanda yang terdapat pada pola. Beberapa
tanda yang biasanya terdapat pada pola pada proses peletakan pola untuk
pembuatan suatu rancangan bahan adalah sebagai berikut.
No. Tanda/kode Keterangan dan artipenjelasannya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
ÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ
Arah panahMenunjukkan arah benang panjangkain.Pola yang bertanda panah ini harusdiletakkan menurut panjang kain.
Garis zig-zagMenunjukkan kerutanPada tempat yang bertanda ini harusdikerut
Garis kembar (paralel)Garis batas pemotongan ataupemisahan
Setrip, setripGaris tanda lipatan, untuk dirangkapjadi satu
Setrip, titikMenunjukkan garis tanda lipatan,namun tidak untuk dirangkap jadisatu
Menunjukkan lipitPada tempat yang bertanda ini harusdilipit
Garis serong-serongTanda bagian yang harus terbuatdari kain serong
Garis setengan lingkaranTanda bagian yang harus dirapatkanmenjadi satu
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 10
Garis hitam tipisGaris pola dasar asli, atau tandagaris pengguntingan
Garis hitam tebalGaris pola dasar yang telah diubah(garis yang telah jadi model)
2) Arah Serat kain
Pada bahan pakaian terdapat dua arah serat benang yang saling
berlawanan, yaitu serat benang yang memanjang dan arah serat bahan yang
melebar. Arah bahan pakaian yang memanjang disebut benang lungsin yang
memanjang sejajar. Arah serat bahan yang melebar disebut benang pakan.
Tenunan dan benang pakan adalah tegak lurus pada benang lungsin dan
melintang dari tepi tenunan yang satu ke tepi tenunan yang lain.
Gambar 2.1. gambar arah serat benang
Benang lungsin dibuat lebih kuat daripada benang pakan, karena
benang lungsin direntangkan pada alat tenun dan mengalami sentakan dan
tarikan ketika bahan ditenun, sedangkan benang pakan hanya sebagai
pengisi saja. Jadi pada saat membuat pakaian dan membuat rancangan
bahan atau pada saat meletakkan pola pada bahan, arah panjang badan
sebaiknya mengikuti arah lungsin bahan. Hal tersebut perlu diperhatikan
karena ketepatan arah serat bahan diperlukan sebagai tambahan kekuatan
ketika bahan pakaian sudah menjadi pakaian. Sebagai contoh, ketika kita
Arah benang lungsin
Arah benang pakan
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 11
duduk ataupun membungkuk dan melakukan gerakan-gerakan lainnya
memerlukan kelenturan bahan pakaian sehingga memberi kenyamanan
ketika melakukan gerakan. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman,
jatuhnya pakaian pada badan juga akan lebih baik. Bentuk pakaian pun tidak
berubah (meregang) setelah pakaian dipakai, dicuci dan diseterika. Untuk
model-model tertentu yang memerlukan kelenturan tertentu (seperti draperi)
atau untuk bagian-bagian tertentu seperti bagian dalam kerah, lapisan untuk
belahan, pembuatan kumai serong dan rompok, diperlukan peletakan bahan
dengan arah serong, daripada ke arah lebar bahan (mengikuti arah pakan).
Hal ini disebabkan dibutuhkan keregangan yang lebih tinggi untuk
mengikuti bentuk pakaian yang diharapkan.
3) Motif bahan
Berbicara mengenai motif bahan, terlebih dahulu harus diketahui
bahwa bahan pakaian ada yang tidak bermotif (bahan polos) dan bahan yang
bermotif. Motif bahan di antaranya adalah berkotak, bergaris, berbintik kecil
atau besar (polkadot), berbunga, bergambar binatang, motif abstrak, motif
batik, dan banyak lagi perkembangan motif bahan lain yang makin variatif.
Motif bahan juga perlu
diperhatikan dalam proses merancang
bahan. Hal ini berkaitan dengan cara
peletakan atau penataan pola pada
bahan, untuk bahan yang tidak
bermotif, tidak akan banyak
mengalami kesulitan dalam meletakkan
pola. Demikian pula dengan motif
serak, maupun motif abstrak. Hal
tersebut disebabkan untuk bahan polos,
motif serak atau abstrak merupakan
motif yang tidak beraturan. DenganGambar 2.2.a. Kemeja motif
batik
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 12
demikian dalam meletakkan pola dapat
diletakkan secara berlawanan arah, dan
tidak perlu memperhatikan pertemuan motif pada garis-garis
sambungannya. Sedangkan untuk bahan bermotif dengan motif searah,
berkotak, bergaris ataupun motif istimewa (misalnya pada motif batik), kita
harus memperhatikan peletakan polanya. Karena untuk motif-motif yang
demikian, harus diperhatikan benar pertemuan motif pada tiap bagian
sambungan pakaiannya. Misalnya pada garis tengah muka atau tengah
belakang, pertemuan sisi badan, dan pertemuan antara motif pada badan dan
sakunya.
Contoh 1: Misalnya saja untuk kemeja
dengan bahan berkotak (lihat gambar 2.2.b),
kita harus memperhatikan jatuhnya motif
pada pertemuan-pertemuan bagian yang lain.
Bagian-bagian itu meliputi: antara tengah
muka sebelah kanan dan kiri, antara sisi
muka dan belakang, pemasangan saku, dan
lain sebagainya. Demikian pula pada motif
istimewa (contoh 2 gambar 2.2.a), kita harus
memperhatikan benar pertemuan antar
motifnya sehingga pada bagian permukaan
muka dan belakang, dan pada garis
sambungan suatu pakaian hendaknya
motifnya tidak terputus.
Uraian lebih lanjut tentang motif bahan ini akan dibahas pada saat kita
mempelajari cara meletakkan pola pada bahan.
4) Model Pakaian
Model pakaian juga termasuk hal yang harus diperhatikan dalam
merancang bahan, karena sebelum pakaian dibuat harus ditetapkan
modelnya terlebih dahulu. Setelah model dipilih, pola dasar diubah sesuai
Gambar 2.2.b Kemeja motifberkotak
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 13
dengan model yang dikehendaki. Pola yang sudah diubah inilah yang
nantinya akan diletakkan pada bahan. Dengan model pakaian ini dapat
ditentukan di bagian mana letak belahan, lapisan apa saja yang dibutuhkan,
serta detail-detail atau aksen-aksen lain yang terdapat pada suatu model
pakaian. Dengan demikian, dapat diketahui apakah bahan harus
dibentangkan atau dilipat, jika berkaitan dengan model pakaian
simetris atau asimetris. Untuk model pakaian simetris bahan pakaian dapat
dilipat dua memanjang, karena model pakaian kiri dan kanannya sama.
Untuk model asimetris, meletakkan bahannya harus dibentangkan karena
model pakaian kanan dan kirinya tidak sama. Contoh model pakaian
simetris dan asimetris dapat dilihat gambar 2.3. Dengan mengetahui model
pakaian, dapat diketahui pula bagian pola yang mana yang harus diletakkan
pada lipatan kain, bagian pola yang mana yang harus diletakkan serong,
dan lain sebagainya, yang nantinya akan kita pelajari secara lebih
mendalam lagi pada contoh-contoh peletakan pola.
Gambar 2.3.a. contoh modelpakaian simetris
Gambar 2.3.b contoh modelasimetris
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 14
5) Menyiapkan bahan
Setelah mengetahui empat hal yang harus diperhatikan dalam
membuat rancangan bahan, maka pengetahuan selanjutnya yang harus
dikuasai sebelum kita melaksanakan merancang bahan adalah meletakkan
pola pada bahan yang sesungguhnya. Ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan dalam meletakkan pola pada bahan, di antaranya adalah:
meluruskan benang pada ujung bahan, meluruskan tenunan bahan,
penyusutan bahan, dan melicinkan tenunan, serta memeriksa cacat kain.
a) Meluruskan benang pada ujung bahan
Semua bahan yang ditenun dapat diluruskan ujungnya. Ada dua
macam cara dalam meluruskan benang, yaitu dengan cara menyobek
bahan dan menggunting bahan. Berbagai jenis bahan yang berasal dari
kapas yang ditenun rapat seperti: blaco, kain sprei, popelin, berkolin.
Bahkan beberapa bahan ada yang tidak berasal dari kapas, seperti:
chiffon, krep soset, yang dapat diluruskan dengan cara menyobek.
Adapun cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunting sedikit
pada tepi kain, kemudian menyobeknya sampai ke tenunan yang lain.
Dalam melakukan penyobekan harus dilakukan langsung dan cepat,
karena jika menarik sobekan terlalu lambat, akan menyebabkan tepi
sobekan berkerut dan tidak rata, dan apabila menyobeknya berhenti di
tengah jalan, sobekan dapat berubah arah ke arah benang lungsin. Untuk
bahan-bahan yang mulur seperti triko, dan bahan tenunan renggang,
seperti: vitrase dan brokat tule, tidak dapat diluruskan dengan cara
menyobek. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara menarik
sehelai benang pakan dari tepi ke tepi kemudian digunting. Cara yang ke
dua ini memerlukan waktu lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik.
Untuk meluruskan ujung bahan yang bermotif, seperti motif kotak-
kotak, bergaris, berbunga, berbintik, atau motif-motif lain yang teratur,
terkadang tidak dapat mengikuti arah benangnya. Yang penting adalah
mengikuti arah motif bahan agar hasil jadi pakaian lebih sedap
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 15
Gambar 2.6 Meluruskan bahan dengan
dipandang mata walaupun nantinya akan membuat perancang bahan
sedikit sulit untuk memotong bahannya. Setelah ujung bahan diluruskan
menurut arah benang maupun menurut motif bahan, kemudian bahan
dilipat dua memanjang menurut lungsin di tengah-tengah tenunan
dan dibentangkan di atas meja atau tempat yang datar. Ada dua hal yang
akan terjadi, yaitu tepi-tepi tenunan bertumpukan rata dan benang pakan
juga bertumpukan rata. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.4, keadaan
inilah yang kita harapkan. Hal lain yang juga dapat terjadi ialah tepi
tenunan bertumpukan rata, tetapi arah benang pakan tidak rata. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.5.
b) Meluruskan Tenunan Bahan
Cara meluruskan tenunan
sangat bergantung pada jenis bahan
Gambar 2.4 tepi tenunan bertumpukan rata
Gambar 2.5 tepi tenunan bertumpukan rata arahbenang tidak rata
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 16
tekstilnya. Untuk jenis-jenis bahan,
seperti katun, sutera, lenan, wol,
dan jenis bahan sintetis,
meluruskannya dapat dilakukan
dengan jalan menarik-narik kain
menurut serong bahan (lihat
gambar 2.6).
Dengan demikian, sudut-sudut bahan bertemu dan tepi-tepi
memanjang maupun melebar dapat bertumpukan dengan rapi. Jika
dengan cara tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan cara lain dengan
jalan merendam bahan dalam air. Sebelum di rendam, bahan dilipat dua
memanjang di tengah-tengah tenunan hingga kedua tepi tenunan
bertumpukan dan sudut-sudutnya bertemu. Jelujurlah kedua lapis bahan
tersebut pada tepi-tepi memanjang dan melebarnya. Lipatan bahan yang
telah dijelujur tersebut kemudian dilipat-lipat renggang. Setelah itu,
dicelup dan direndamkan ke dalam air secara perlahan-lahan (gambar 2.7)
. Biarkan sejenak, kemudian angkat bahan dan bentangkan di atas meja,
lalu tarik perlahan ke arah serong sampai letak tenunan menjadi lurus dan
bahan tidak bergelombang. Keringkan bahan dengan cara diangin-
anginkan pada tali jemuran. Pada saat mengeringkan bahan, hindari alat
pengering listrik atau seterika listrik karena akan merusak bahan.
Gambar 2.7 Meluruskan bahan dengan pelipatan dan perendaman
air
bahan
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 17
c) Penyusutan Bahan
Untuk mendapatkan hasil pakaian yang benar-benar memuaskan,
penyusutan bahan juga merupakan hal yang harus diperhatikan.
Penyusutan bahan harus diperiksa sebelum meletakkan bahan. Caranya
adalah dengan mengetahui apakah bahan tersebut dibuat tahan susut.
Pada bahan-bahan tertentu yang telah melalui proses penyusutan, pada
ujung bahan akan tercantum tAnda bahwa bahan tahan susut.
Kenyataannya, pada saat membeli bahan, kita tidak mengetahui apakah
bahan tersebut telah mengalami penyusutan atau tidak. Cara sederhana
untuk menyusutkan bahan yang belum mengalami proses penyusutan
dapat dilakukan melalui perendaman bahan, seperti pada proses
meluruskan tenunan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindarai
penyusutan bahan setelah bahan dijahit menjadi pakaian terutama untuk
bahan yang terbuat dari kapas atau bahan katun, sehingga tidak
mengakibatkan pakaian tidak sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
Untuk mengetes bahan tersebut susut atau tidak, dapat dilakukan dengan
cara sederhana, potonglah bahan dengan ukuran 15 X 15cm, kemudian
cuci/rendam bahan tersebut, lalu dikeringkan dan diseterika. Apabila
setelah proses tersebut ukuran bahan tersebut tetap, berarti bahan tersebut
tidak susut. Sebaliknya, apabila ukurannya mengecil maka berarti bahan
tersebut mengalami penyusutan sehingga perlu dilakukan perendaman
terhadap seluruh bahan.
d) Melicinkan tenunan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan bahan
adalah melicinkan permukaan bahan/tenunan. Cara yang dapat dilakukan
adalah dengan menyeterika bahan dari bagian buruk kain dengan arah
memanjang atau mengikuti arah lungsin bahan. Hal ini berfungsi untuk
menghilangkan kerut dan lipatan yang terdapat pada bahan akibat dari
penyimpanan bahan yang kurang baik. Jika bahan sulit diratakan, dapat
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 18
dibantu dengan cara membasahi permukaan bahan kemudian seterika
sampai licin agar mendapatkan hasil bahan yang benar-benar rata.
e) Memeriksa cacat kain
Pada bahan pakaian terkadang terdapat cacat kain yang harus kita
hindari dalam pembuatan pakaian. Dengan demikian, kita harus
menghindari peletakan pola pada kain yang cacat. Cacat yang terdapat
pada bahan pakaian, di antaranya adalah warna yang tidak rata, motif
yang rusak, kerusakan serat bahan. Apabila pada saat akan meletakkan
pola diketahui ada bagian kain yang rusak, maka pada bagian tersebut
tidak boleh diberi pola (harus dilewati) agar ketika sudah menjadi
pakaian atau menjadi benda jadi yang lain, bagian kain yang cacat
tersebut tidak ikut terjahit.
c. Rangkuman 1
Yang dimaksud dengan merancang bahan adalah menghitung banyaknya
bahan dalam membuat pakaian. Pekerjaan merancang bahan ini perlu
dilakukan agar di dalam membuat suatu model pakaian dapat mempergunakan
bahan dengan sehemat mungkin (ekonomis). Hal itu dapat dilakukan dengan
cara menata pola dengan baik sehingga pemakaian kain dapat seminimal
mungkin dengan tetap memperhatikan arah serat kain. Dengan membuat
rancangan bahan, maka diharapkan tidak sampai terjadi membeli bahan secara
berlebih atau kurang,
Di dalam merancang bahan ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu tanda-tanda yang terdapat di dalam pola, arah serat bahan, motif bahan,
dan model pakaian. Keempat hal tersebut apabila diperhatikan dan dicermati
dengan baik, pasti akan menghasilkan rancangan bahan yang baik.
Meskipun di dalam merancang ini kita masih menggunakan pola-pola
kecil dan kertas payung sebagai pengganti, tetapi pengetahuan tentang
perlakuan terhadap bahan sebelum meletakkan pola pun perlu dicermati untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, diantaranya adalah: meluruskan benang
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 19
pada ujung jahitan, meluruskan tenunan benang, penyusutan bahan, dan
melicinkan tenunan, serta memeriksa cacat kain.
d. Tugas 1
1) Amatilah dan pahami berbagai tanda-tanda pada pola dan penerapannya
pada rancangan bahan atau peletakan pola dari buku-buku sumber yang ada
di sekitar Anda.
2) Diskusikan dengan teman kelompok belajar Anda tentang kegiatan
pengamatan Anda.
3) Apabila Anda mengalami kesulitan di dalam memahaminya, bertanyalah
pada guru pembimbing Anda
e. Tes formatif 1
I. Pernyataan benar salah
Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf B
apabila pernyataan di bawah ini benar, dan S apabila pernyataannya salah.
1) B – S Arah benang lungsin adalah arah benang yang memanjang sejajar
2) B – S Benang pakan lebih kuat daripada benang lungsin
3) B – S Arah panah pada tanda-tanda pola menjadi arah lebar kain
4) B– S Pada merancang pahan, pola model pakaian asimetris dapat
diletakkan dengan cara kain dilipat dua memanjang
5) B – S Peletakan pola pada bahan motif serak, semua pola harus
diletakkan searah dengan motif bahan.
II. Pilihan Berganda
Pilihlah salah satu pilihan jawaban dari setiap butir pertanyaan di bawah ini
yang saudara anggap paling tepat
Pelajarilah bab tentang pengetahuan dasar merancang bahan ini dengan
seksama, setelah Anda merasa menguasai bab ini, cobalah kerjakan lembar
tugas dan latihan di bawah ini.!
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 20
1) Garis pada tanda-tanda pola menunjukkan:
a. Arah lebar kain c. Arah serong kain
b. Arah panjang kain d. Arah pola
2) Arah serat benang yang dianjurkan dalam membuat pakaian adalah:
a. arah benang lungsin c. arah melebar
b. arah benang pakan d. Arah horisontal
3) Berikut ini merupakan bagian dari menyiapkan bahan untuk pekerjaan
merancang bahan, kecuali:
a. memeriksa cacat kain c. Penyusutan bahan
b. meluruskan tenunan bahan d. Motif bahan
4) Motif bahan yang paling mudah digunakan untuk merancang bahan adalah:
a. motif serak c. Motif bergaris
b. motif berkotak d. Motif istimewa
5) Berikut ini merupakan bagian yang harus diperhatikan dalam merancang
bahan, kecuali:
a. arah serat bahan c. Lebar bahan
b. model pakain d. Motif bahan
III. Soal jawaban uraian singkat
1) Apakah saudara ketahui tentang merancang bahan?
2) Dalam merancang bahan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebut
dan jelaskan!
3) Dalam merancang bahan kita harus meletakkan pola sesuai dengan arah
benang lungsinnya, mengapa demikian?
4) Adakah perbedaan fungsi meluruskan tenunan dan penyusutan bahan
dalam persiapan merancang bahan.
5) Lakukan uji penyusutan bahan, dari bahan yang saudara miliki.
Analisislah hasil yang saudara peroleh.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 21
Kerjakan lembar evaluasi tersebut dengan baik, dalam menjawab,
Anda tidak dibenarkan untuk melihat kunci jawaban. Setelah
selesai menjawab, kemudian cocokan dengan kunci jawaban pada
lembar berikut ini. Apabila tingkat penguasaan materi Anda sudah
mencapai 75-100% Anda boleh melanjutkan ke bab berikutnya.
Apabila taraf penguasaan materi Anda masih kurang dari 75%,
Anda disarankan untuk mempelajari bab ini sampai Anda benar-
benar memahaminya. Setelah itu, barulah saudara dapat
mempelajari bab berikutnya. Konsultasikan hal ini pada guru
pembimbing
f. Kunci Jawaban
I. 1) . b II. 1) b
1) s 2) d
2) s 3) a
3) s 4) a
4) b 5) c
III.
1) Merancang bahan adalah menghitung berapa banyaknya bahan untuk
membuat suatu model pakaian.
2) Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam merancang bahan, yaitu: 1)
tAnda-tAnda pola diperlukan untuk mengetahui peletakan pola berdasar
tAnda pola; 2) arah serat bahan, diperlukan untuk menentukan arah serat
yang benar dalam peletakan pola sesuai model pakaian dan keperluannya; 3)
Motif bahan, diperlukan untuk mengatahui apakah peletakan pola letaknya
harus searah, bolak- balik, harus memperhatikan motif; dan 4) Model
pakaian, hal ini berkaitan dengan pecah polanya, diperlukan untuk
mengetahui apakah modelnya simetris atau asimetris, apakah memerlukan
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 22
kain arah serong, sehingga berdampak pada perlakuan bahan, apakah harus
dilipat, dibeber, diletakkan arah lungsin, serong, dan sebagainya.
3) Dalam merancang bahan, pola harus diletakkan searah benang lungsinnya
karena benang lungsin lebih kuat dari benang pakan, selain itu jatuhnya
pakaian juga akan lebih baik daripada searah benang pakan.
4) Meluruskan tenunan berfungsi untuk mendapatkan bahan yang benar-benar
lurus sesuai dengan arah serat bahannya, sedangkan penyusutan
bahanberfungsi untuk membuat bahan yang akan dibuat pakaian menjadi
tahan susut sehingga tidak terjadi pengurangan/pengecilan ukuran ketika
hasil pakain jadi tersebut dicuci.
5) Apabila bahan hasil uji coba Anda mengecil, berarti bahan tersebut
mengalami penyusutan, atau belum mengalami proses penyusutan; dan
apabila bahan hasil uji coba Anda tetap/tidak mengalami perubahan ukuran,
berarti bahan tersebut tahan susut atau telah melalui proses penyusutan.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 23
2. Kegiatan Belajar 2: Teknik Dasar Merancang Bahan dan Harga
a. Tujuan kegiatan pemelajaran 2
Setelah mengikuti kegiatan pemelajaran, diharapkan peserta diklat
mampu:
1) Menjelaskan 3 cara merancang bahan dengan benar
2) Merancang bahan dengan hitungan secara global dengan model dan ukuran
yang telah ditentukan
3) Membuat rancangan bahan dengan menggunakan skala 1:4 dengan model
yang telah ditentukan
4) Membuat rancangan harga untuk membuat suatu model pakaian
b. Uraian Materi :
1) Merancang Bahan
Merancang bahan merupakan salah satu urutan atau tertib kerja dalam
membuat pakaian. Merancang bahan perlu diketahui agar dalam membuat
pakaian dapat digunakan bahan seefisien atau sehemat mungkin, dengan
tetap memperhatikan arah serat bahan dan model yang dikehendaki.
Merancang bahan adalah membuat rancangan/rencana mengenai
bahan/kain yang akan dipergunakan untuk memproduksi suatu model
pakaian. Dengan kata lain, merancang bahan adalah menghitung banyaknya
bahan yang diperlukan dalam membuat suatu model pakaian. Cara yang
dilakukan adalah dengan meletakkan pola yang telah diberi kampuh di atas
bahan dan diatur sehingga menghasilkan pemakaian bahan yang sehemat
mungkin. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam merancang bahan,
yaitu: (1) merancang bahan secara global, (2) merancang bahan dengan
mempergunakan pola-pola kecil, dan (3) merancang bahan secara marker.
Perbedaan ketiga teknik merancang bahan akan dibahas dalam uraian
sebagai berikut.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 24
a) Merancang bahan secara global.
Merancang bahan secara global adalah menghitung banyak bahan
yang diperlukan untuk membuat suatu model pakaian berdasarkan
penghitungan ukuran panjangnya pakaian yang akan dibuat (mis: blus,
paun, rok, celana panjang kemeja) ditambah panjang lengan (lengan
panjang atau pendek, jika pakaian yang akan dibuat menggunakan
lengan), serta kampuh yang dibutuhkan. Pekerjaan merancang bahan
secara global dapat dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman di
dalam membuat pakaian ataupun pemula yang sedang belajar membuat
pakaian. Akan tetapi, berdasarkan pengalaman yang berbeda tersebut,
hasil yang diperoleh dari penghitungan bahan rancangan globalnya akan
ada sedikit perbedaan. Dalam arti, hasil penghitungan orang yang sudah
berpengalaman akan menghasilkan rancangan bahan yang lebih
sedikit/lebih hemat dibanding seorang pemula. Hal tersebut terjadi
karena pada orang yang sudah punya keahlian menjahit sudah biasa
menata pola sehingga dapat memperkirakan dengan tepat. Pada pemula
penghitungannya benar-benar hanya berdasar ukuran panjang kain dan
panjang lengan. Selain itu, orang yang sudah terampil menjahit, selain
ukuran panjang pakaian dan lengan, dia juga mempunyai tambahan
pertimbangan dalam merancang. Pertimbangan itu meliputi postur tubuh
seseorang (seperti: gemuk, kurus, panggul besar, dan lain sebagainya),
motif bahan, model bahan, dan lain sebagainya.
Terkadang, apabila Anda akan belajar membuat pakaian dengan
mempergunakan pola cetak yang terdapat pada majalah mode, majalah
wanita ataupun tabloid, pada pola cetak tersebut sudah dicantumkan
banyaknya bahan yang diperlukan . Hal itu dimaksudkan agar
pembuatannya sesuai dengan model dan ukuran stAndar yang
ditentukan. Dengan demikian, Anda tidak perlu lagi menghitung
kebutuhan bahannya.
Apabila Anda akan membuat pakaian sendiri dan membeli bahan
sesuai dengan yang Anda butuhkan, sebaiknya Anda membuat rancangan
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 25
bahan. Dengan demikian pada saat pembelian bahan tidak terjadi
kesalahan. Apabila Anda belum mempunyai pengetahuan cara membuat
pola dasar dan pecah pola, maka Anda dapat merencanakan
penghitungan bahan yang dilakukan secara global.
Berikut ini akan diberikan contoh bagaimana menghitung bahan
secara global. Pada umumnya, lebar bahan yang terdapat di pasaran
yaitu, 90cm, 100cm, 110cm, 115cm, 120cm, atau 150cm, yang semuanya
dapat dipergunakan untuk membuat pakaian. Permasalahannya adalah
berapa panjang kain yang diperlukan. Untuk itulah kita perlu membuat
suatu rancangan bahan.
Contoh 1 : Merancang bahan untuk sebuah blus berlengan panjang.
Untuk membuat sebuah blus lengan panjang diperlukan bahan
dengan lebar 90 cm sampai 110 cm. Perhitungan bahan yang diperlukan
sebagai berikut: diperlukan dua kali panjang blus yang dikehendaki, satu
kali panjang lengan yang dikehendaki, ditambah kelebihan kelim dan
kampuh. Misalnya, panjang blus 56 cm, ditambah 2 cm untuk kampuh
dan 4 cm untuk kelim dikalikan dua ditambah satu kali panjang lengan
(54cm) ditambah 2 cm untuk kampuh dan 4 cm untuk kelim. Jadi jumlah
bahan yang diperlukan adalah 124 cm + 6 cm dan 54 cm + 6 cm = 190
cm atau 1,9m.
Contoh 2 : Merancang bahan celana panjang
Untuk membuat celana panjang, diperlukan bahan dengan lebar
yang sesuai dengan lebar yang dikehendaki, yaitu sekitar 115, atau bahan
celana dengan lebar 150cm.
Untuk kain dengan lebar bahan 115 cm, diperlukan dua kali
panjang celana ditambah kampuh 1,5 cm dan kelim 4 cm. Jadi
seAndainya panjang celana 102 cm, maka diperlukan panjang kain dua
kali panjang celana ditambah kampuh dan kelim, yaitu 215 cm atau 2,15
m. Tetapi apabila memakai bahan dengan lebar 115 cm hanya diperlukan
satu kali panjang celana ditambah kelim dan kampuh, yaitu 107,5 cm atau
1,1 m.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 26
Pada pembuatan rancangan bahan secara global, kita harus
memperhitungkan model pakaiannya dan motif kain. Jika
penghitungannya hanya dibuat secara global/kasar, terkadang hasilnya
kurang memuaskan. Dengan demikian dapat terjadi kekurangan atau
kelebihan bahan karena kurang teliti dalam memperhitungkan kebutuhan
bahan. Kekurangtelitian ini di antaranya adalah karena kurang
memperhatikan motif bahan, postur tubuh orang, atau kurang
memperhitungkan bahan-bahan pelapis atau penunjang lain yang
dipergunakan untuk membuat model pakaian. Agar dapat membuat
rancangan bahan secara, tepat maka langkah yang dapat dilakukan adalah
dengan membuat rancangan bahan dengan membuat pola-pola kecil. Hal
itu dilakukan dengan cara berikut ini.
b) Merancang bahan dengan menggunakan pola-pola kecil
Merancang bahan menggunakan pola kecil merupakan tahapan dan
tertib kerja yang harus dilalui dalam membuat pakaian, terlebih bagi
peserta didik yang masih belajar. Merancang bahan menggunakan pola-
pola kecil adalah membuat rancangan bahan berdasarkan pola yang sudah
diubah sesuai model dengan menggunakan skala kecil. Pola kecil adalah
pola besar/pola pakaian sesungguhnya yang dibuat dengan skala kecil.
Pada umumnya skala yang dipergunakan adalah skala 1:4, skala 1:6, dan
skala 1:8.
Selain untuk mengetahui bahan yang dipergunakan dalam membuat
pakaian, rancangan bahan ini sangat membantu dalam meletakkan pola
pada proses pemotongan. Pembuatan pola-pola kecil dapat menghasilkan
pemakaian bahan sehemat mungkin dengan tetap memperhatikan kaidah
pemakaian bahan dan arah serat kain yang benar.
Langkah awal yang ditempuh sebelum membuat perencanaan
adalah:
(1) Mengubah pola dasar menjadi pola yang sesuai dengan model yang
dikehendaki atau telah ditentukan.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 27
(2) Membuat semua pola-pola bagian busana termasuk lapisan-lapisan
yang diperluan sesuai model pakaiannya.
(3) Mengutip tiap-tiap bagian pola tersebut menggunakan kertas dorslag
(4) Menggunting tiap-tiap bagian pola yang telah dikutip di kertas
dorslag
(5) Mempersiapkan kertas payung (yang dianggap sebagai fragmen
bahan) dengan lebar sesuai dengan ukuran lebar bahan yang
dibutuhkan (misalnya 90 cm, 110 cm, atau 150 cm dengan
menggunakan skala ukuran yang sama dengan yang dipakai untuk
membuat pola.) yang ukurannya sesuai dengan panjang kertas
payungnya. Hal itu disebabkan belum diketahui kebutuhan panjang
kain yang diperlukan Kertas t dilipat dua memanjang apabila model
pakaian yang akan dibuat simetris, atau dibentangkan secara
keseluruhan/ sebagian jika model pakaiannya asimetris.
(6) Atur/tatalah guntingan pola-pola yang telah dipersiapkan, di atas
bahan/kertas payung tersebut dengan tepat sehingga menghasilkan
pemakaian bahan yang sesedikit mungkin. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam menata pola, di antaranya adalah:
· tempelkan pola-pola yang besar terlebih dahulu, baru kemudian
pola-pola yang lebih kecil;
· letakkan pola sesuai dengan arah serat kain yang benar;
· atur pola dengan teliti, perhatikan mana yang harus diletakkan
pada lipatan kain, pada tepi kain, dan sebagainya; dan
· perhatikan tambahan kampuh dan kelim yang diperlukan untuk
tiap bagian pola
(7) Apabila telah menemukan susunan/letak pola yang baik, tempelkan
tiap-tiap pola sesuai tempatnya dengan cara memberi lem pada tiap-
tiap ujung pola sehingga pola tertempel dengan baik dan rapi.
Ada kemungkinan Anda tidak merancang bahan dengan pola-pola
kecil ini (seperti pada pekerjaan marker). Kalau itu yang Anda
lakukan, maka dapat langsung menggunakan pola dengan ukuran
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 28
sebenarnya. Namun pedoman atau petunjuk merancang bahan dengan
pola-pola kecil ini tetap perlu untuk dijadikan pegangan dalam
membuat rancangan bahannya. Hal tersebut perlu dimengerti karena
dasar teori rancangan bahannya sama, hanya penerapannya yang
berbeda. Dengan menggunakan pola-pola kecil, kita dapat
menghitung banyaknya bahan yang diperlukan, sedangkan apabila
dengan menggunakan pola besar langsung, kita dapat
mempergunakan bahan yang ada sehemat mungkin.
Berikut ini akan diberikan satu contoh merancang bahan dengan
mempergunakan pola-pola kecil, yang akan dibuat dalam ukuran
skala kecil. Untuk membuat rancangan bahan, apabila modelnya
simetris, maka dalam merancang bahan, bahan tersebut dapat dilipat
menjadi dua sesuai arah lungsin atau panjang kain. Rancangan bahan
yang panjang kainnya dilipat dua dapat dilihat pada contoh 1,
gambar rancangan bahan 2.8c yang dibuat berdasarkan model pada
gambar 2.8a; dan contoh 2 pada gambar rancangan bahan 2.9b.
Untuk model asimetris, kain harus dibentangkan selebar kain. Hal ini
dapat dilihat pada contoh 3 gambar 2.10c yang rancangan bahannya
dibuat berdasarkan model blus asimetris pada gambar 2.10a. Ada pula
yang membuat rancangan bahan yan bahannya hanya dilipat
sebagian. Berbagai kondisi pelipatan kain ini akan makin Anda
pahami apabila Anda banyak berlatih membuat rancangan bahan
dengan berbagai model pakaian, dengan berbagai lebar kain, serta
berbagai motif bahan.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 29
Contoh 1: Merancang bahan blus
Perhatikan gambar model dibawah ini:
Keterangan Model:- badan longgar- lengan panjang- kerah rebah- pias di dada dan berkerut- berikat pinggang- panjang blus sampai panggul
Gambar 2.8a
gambar 2.8b ini adalah ubahan gambar pola dasar berdasarkan model
blus pada gambar 2.8a.
Gambar 2.8b Pola yang sudah diubah
arti tanda:
: dirapatkan menjadi satu kain : bagian yang harus dipotong : kain dilipat selebar lapisan
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 30
Cara Merancang bahan,
Keterangan:
BG = ikat pinggang, lebar 4cm, panjang 10 cm lebih panjang
dari ukuran
BD = bagian depan/muka badan
K = kerah
DA = Dada atas
M = manset lengan, dengan lebar jadi 2 cm
BB = badan bagian belakang ditambah 2cm untuk kancing, dan
ditambah 4 cm untuk lapisan
Berdasar pola yang sudah diubah tersebut, masing-masing
bagian pola dikutip, untuk kemudian diatur/ditata pada bahan sampai
mendapatkan hasil yang maksimal. Hasilnya seperti yang terlihat
pada gambar 2.8c berikut ini.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 31
Gambar 2.8c gambar rancangan bahan blus
Banyaknya bahan yang diperlukan untuk membuat blus di atas
adalah:
a – a = 55 cm X 2 = 110 cm = lebar bahan
a – b = = panjang bahan.
Jika kita perhatikan gambar 2.8c, lebar bahan yang
dipergunakan adalah 110 cm, tetapi peletakanya dilipat dua karena
model blusnya simetris. Perhatikan pula letak pola badan bagian
belakang yang diletakkan pada lipatan kain. Tampak bahwa model
bagian tengah belakangnya tidak ada belahan. Belahan pakaian
terletak di bagian muka sehingga pola muka diletakkan pada tepi kain
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 32
dengan memberi kelebihan untuk lidah kancing dan lapisannya
sekaligus. Selanjutnya, batas garis potongan boleh saling
bersinggungan. Hal tersebut memang harus diupayakan agar dalam
merancang bahan dengan menggunakan pola-pola kecil ini benar-
benar mendapatkan susunan rancangan yang sehemat mungkin.
Dengan demikian, sebelum mendapatkan hasil yang paling maksimal,
pola jangan ditempel menggunakan lem terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan untuk menghindari bongkar pasang pola yang
menyebabkan pola-pola tersebut kotor ataupun sobek.
Contoh 2 : Merancang bahan celana panjang
Berikut ini akan
diberikan contoh cara
merancang bahan dengan
cara memben-tangkan
seluruh kain (kain tidak
dilipat dua memanjang)
Perhatikanlah gambar
model celana dan gambar
2.9a, yaitu gambar pola
yang sudah diubah, dan
cara meletakkan pola pada
bahan berikut ini.
Gambar 2.9a pola celana panjang
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 33
Gambar 2.9b gambar rancangan bahan celana
Bahan yang dipakai untuk rancangan bahan celana panjang pada
gambar 2.9b tersebut menggunakan lebar bahan 150 cm yang dilipat
dua memanjang, dengan panjang kain 105cm. Pada saat meletakkan
pola celana ini yang harus diingat adalah garis tengah celana harus
terletak sejajar dengan arah panjang serat kain agar jatuhnya garis
lipatan celana bagus dan nyaman dipakai. Untuk merancang bahan
celana dengan lebar kain 150cm, dapat pula hanya dengan
menghitung panjang celana dan tambahan untuk kelim dan kampuh.
Demikian pula untuk membuat rok dengan lebar bahan 150 cm, cukup
dengan menghitung panjang rok dan kelim serta kampuh yang
diperlukan.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 34
Contoh 3: Contoh model blus asimetris
Perhatikan gambar model di bawah ini:
Model: - blus longgar langsing
- blus bagian kanan asimetris,
dengan kerah kelepak
- lengan pendek biasa
- bukaan kancing blus 3 buah
Gambar 2.10a gambar model blus asimetris
Gambar 2.10b gambar pecah pola blus asimetris
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 35
Cara Merancang bahan,
Gambar 2.10c gambar rancangan bahan blus asimetris
Banyaknya bahan yang diperlukan untuk membuat gaun di atas
adalah:
a – a = 90 cm = lebar bahan
a – b = 110cm = panjang bahan.
Untuk membuat rancangan bahan model blus asimetris, seperti
pada gambar 2.10c, bahan tidak dilipat menjadi dua melainkan
dibentangkan secara keseluruhan. Hal ini untuk menghindari
kesalahan letak pola untuk pola sebelah kanan dan pola sebelah kiri.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 36
c) Merancang bahan dengan teknik marker
Merancang bahan dengan teknik marker adalah merancang bahan
yang akan digunakan untuk memproduksi pakaian dalam jumlah banyak
(skala industri). Pada pekerjaan marker, biasanya satu model pakaian
dibuat dalam beberapa ukuran sesuai dengan pesanan. Setelah itu, pola-
pola dari berbagai ukuran tersebut diletakkan pada satu lembar kertas
marker atau bahan dengan ukuran sebenarnya. Selanjutnya, diletakkan
pada tumpukan kain yang terdiri beberapa lapis sekaligus, sesuai dengan
jumlah pakaian yang akan diproduksi atau dipesan. Pada kesempatan ini
pekerjaan marker tidak akan dibahas secara mendalam. Untuk
mempelajarinya Anda dapat melihat modul BUS 207A tentang teknik
marker.
Setelah mempelajari dan memperhatikan beberapa contoh
merancang bahan, maka ada baiknya Anda mulai mencoba berlatih
membuat beberapa rancangan bahan dengan beberapa model. Akan tetapi
sebelum Anda mencoba sebaiknya Anda mencermati beberapa hal yang
harus diperhatikan pada saat merancang bahan, baik pada saat
menggunakan pola kecil maupun pada saat Anda merancang bahan
dengan pola dan bahan sesungguhnya. Beberapa hal tersebut adalah
sebagai berikut:
(1) Untuk merancang bahan simetris, bahan dapat dirangkap (dilipat dua
memanjanng) dengan bagian baik bahan diletakkan di sebelah dalam,
sedangkan untuk model asimetris bahan harus dibentangkan.
(2) Bila mungkin, bentangkan bahan sepanjang yang dibutuhkan di atas
meja. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari dan mencegah
kemungkinan yang sering terjadi, misalnya garis hias tertukar
arahnya atau bagian baik tertukar dengan bagian buruk.
(3) Perhatikan arah serat benang. Letakkan pola dengan tepar sehingga
garis panah, atau garis yang menunjukkan bahwa garis itu harus
terletak pada arah yang lurus, benar-benar terletak pada arah benang
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 37
lungsinnya. Cara meletakkan dengan benar, dapat dilihat pada
contoh-contoh peletakan pola pada pembahasan sebelumnya.
(4) Perhatikan motif bahan, terutama untuk motif searah jangan sampai
salah satu bagian terbalik motifnya, demikian pula dengan bahan
polos searah (seperti bahan berkilau, berbulu dan koduray), karena
jika diletakkan terbalik akan memberikan kesan yang berbeda. Untuk
motif berbunga-bunga besar harus diatur letaknya agar bagian satu
dengan yang lain dapat bertemu motifnya, terutama tengah muka
ataupun bagian tengah belakang.
(5) Untuk bahan dengan motif bergaris, perlu pula diperhatikan garis-
garisnya. Demikian pula untuk bahan berkotak. Sebaiknya, pada pola
diberi tanda untuk memudahkan pada saat meletakkan pola pada
bahan sesuai dengan garis atau kotaknya.
(6) Meletakkan pola pada bahan harus sehemat mungkin, tetapi tidak
boleh melupakan segi keindahan dan arah benang.
(7) Tambahan untuk kampuh, pada umumnya 2 cm untuk kampuh, dan 4
cm atau 5cm untuk kelim.
2) Merancang Harga
Setelah kegiatan merancang bahan selesai, maka kegiatan berikutnya
yang harus dilakukan adalah merancang harga. Merancang harga adalah
menghitung semua biaya yang diperlukan untuk membuat suatu model
pakaian tertentu. Selain bahan pokoknya, yaitu bahan pakaiannya, maka
pemakaian bahan penunjang lain pun harus diketahui kebutuhannya. Bahan-
bahan penunjang untuk membuat pakaian di antaranya adalah: benang,
kancing, ruitsleting (tutup tarik), vuring, kain pelapis, benang obras (atau
jasa obras), benang bordir (jasa bordir), bis band, renda, dan lain
sebagainya, disesuaikan dengan model pakaian yang akan dibuat.
Tujuan merancang harga adalah untuk mengetahui biaya produksi
pakaian yang akan dibuat. Dengan mengetahui rancangan harganya atau
biaya produksinya akan bermanfaat pada saat Anda mau membuat suatu
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 38
usaha jasa pakaian. Dari rancangan bahan tersebut dapat ditentukan biaya
jasa, keuntungan yang akan diperoleh, biaya penyusutan alat, dan biaya-
biaya tak terduga lainnnya.
Berikut ini akan diberikan contoh sederhana dalam membuat
rancangan bahan dan harga. Adapun yang harus dihitung dan dilakukan
adalah:
a) Mengetahui panjang kain.
Panjang kain dihitung berdasarkan hasil rancangan bahan yang
telah dibuat dan sesuaikan pula dengan lebar kainnya. Selanjutnya
tentukan nama bahannya. Hal ini penting, karena perbedaan jenis bahan
akan membedakan harganya.
b) Mengetahui kebutuhan bahan penunjang
Keperluan bahan penunjang harus dirinci sesuai kebutuhan dalam
menyelesaikan suatu model pakaian, misalnya: benang jahit, benang
jelujur, kancing hias, ruitsleting, renda, atau hiasam lainnya beserta
ukuran dan harganya.
c) Menghitung jasa lainnya
Kebutuhan jasa lainnya adalah seperti biaya obras, biaya
membordir, biaya neci/bis, ataupun biaya-biaya lain yang tidak dapat
dilakukan sendiri.
d) Menjumlahkan semua kebutuhan bahan pokok dan bahan penunjang
Berdasarkan penjumlahan dari kebutuhan bahan pokok dan bahan
penunjang inilah dapat diketahui biaya produksi dalam membuat pakaian
secara keseluruhan.
Contoh merancang harga Blus
Bahan : Katun Jepang
Lebar bahan : 115 cm (1,15m)
Panjang bahan : 1,75m (sesuai rancangan bahan yang dibuat
sebelumnya)
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 39
Keperluan:
1,75m bahan katun jepang a Rp. 16.000,00. = Rp. 28.000,00.
1 benang jahit astra a Rp. 400,00. = Rp. 400,00.
1 benang jelujur a Rp. 150,00. = Rp. 150,00.
1 buah ruitsleting jepang 40cm a Rp. 4.000,00. = Rp. 4.000,00.
1 buah kancing kait a.Rp. 50,00. = Rp. 50,00.
jasa obras warna a Rp. 1.000,00, = Rp. 1.000,00.
Jumlah = Rp. 33.600,00.
Jadi untuk membuat model blus dengan panjang bahan 1,75 dan
bahan katun, serta sesuai model yang telah ditentukan, keseluruhannya
menghabiskan biaya Rp. 33.600,00.
Ada satu hal lagi yang harus diketahui adalah bahwa biaya
produksi membuat satu pakaian harganya akan jauh lebih mahal
dibandingkan memproduksi pakaian dalam jumlah banyak (massal). Hal
tersebut dapat terjadi, karena untuk pembelian bahan baku maupun bahan
penunjang dalam jumlah banyak akan mempunyai harga yang berbeda.
Demikian pula pada pemakaian benang, misalnya untuk membuat satu
pakaian, minimal kita harus membeli dua benang yaitu benang jelujur
dan benang jahitnya. Masing-masing benang tersebut akan terpakai
sedikit. Jika kita memproduksi banyak, maka biaya benangnya tentunya
tidak sama, dalam arti membuat satu pakaian harus membeli dua benang,
tetapi dalam produksi massal, dua benang dapat dipakai untuk 20 blus
misalnya. Demikianlah gambaran penghematan biaya dalam
memproduksi massal, belum lagi dari penghematan harga. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka tidaklah mengherankan apabila ada pakaian
(blus misalnya) yang harganya hanya Rp. 12.000,00. dengan model yang
manis, bahan yang cukup bagus, dan jahitan yang cukup rapi pula.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 40
c. Rangkuman
Dalam pembuatan rancangan bahan ada tiga sistem yang dapat
dipergunakan, yaitu: merancang bahan secara global, merancang bahan
menggunakan pola-pola kecil, dan merancang bahan dengan teknik marker.
Yang dimaksud dengan merancang bahan secara globlal adalah menghitung
banyak bahan hanya dengan cara menghitung banyaknya bahan berdasar
ukuran panjang pakain (blua, gaun, celana, rok) maupun panjang lengan
(pendek, panjang). Sedangkan yang dimaksud merancang bahan menggunakan
pola-pola kecil adalah membuat rancangan bahan berdasarkan pola yang sudah
diubah sesuai model dengan skala kecil. Adapun merancang bahan dengan
teknik marker adalah merancang bahan yang akan digunakan untuk
memproduksi pakaian dalam jumlah yang banyak. Merancang harga adalah
menghitung semua biaya yang diperlukan untuk membuat suatu model pakaian
tertentu, yang bertujuan untuk mengetahui biaya produksi pembuatan suatu
model pakaian tertentu.
Pelajarilah kegiatan belajar 2 ini dengan seksama, setelah Anda uraian
menguasai materi dengan baik, kerjakan lembar tugas dan latihan berikut
ini.
d. Tugas 2
1) Amatilah dan pahami dan cara merancang bahan dari buku-buku sumber
yang ada di sekitar Anda
2) Diskusikan dengan teman kelompok belajar Anda tentang kegiatan
pengamatan Anda.
3) Mengapa memproduksi pakaian dalam jumlah yang banyak (massal) Jauh
lebih murah biaya produksinya dibanding satuan? Diskusikanlah hal ini
dengan teman Anda?
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 41
4) Apabila Anda mengalami kesulitan di dalam memahaminya, bertanyalah
pada guru pembimbing Anda
e. Tes formatif 2
I. Pernyataan benar salah
Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf B
apabila pernyataan di bawah ini benar, dan S apabila pernyataan salah.
1) B – S Merancang bahan menggunakan pola-pola kecil biasa dilakukan
oleh orang yang sudah berpengalaman menjahit
2) B – S Merancang bahan dilakukan agart menghasilkan penghitungan
bahan sehemat mungkin tanpa memperhatikan arah serat kain
3) B – S Hasil merancang bahan menggunakan pola-pola kecil akan lebih
maksimal hasilnya daripada merancang bahan secara global
4) B – S Teknik merancang bahan menggunakan pola-pola kecil dan
merancang bahan menggunakan teknik marker hampir sama
prinsipnya, hanya ukuran dan jumlah polanya yang berbeda
5) B – S Cara yang paling sederhana dalam menghitung/merancang bahan
adalahmerancang bahan secara global.
II. Pilihan Berganda
Pilihlah salah satu pilihan jawaban dari setiap butir pertanyaan di bawah ini
yang saudara anggap paling tepat
1) Tujuan merancang bahan adalah agar mendapatkan pemakaian bahan yang:
a. sesuai pola c. Sesuai pemakaian
b. sehemat mungkin d. Sesuai model pakaian
2) Hasil penghitungan bahan untuk pembuatan pakaian yang kurang teliti
adalah merancang bahan menggunakan tenik:
a. marker c. Merancang dengan pola besar
b. pola-pola kecil d. Merancang secara global
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 42
3) Bahan yang dipergunakan untuk membuat blus dengan panjang blus 60
cm, panjang lengan 24 cm dengan lebar bahan 90 cm, bahan yang
diperlukan adalah:
a. 192 cm atau 2 m c. 182 cm atau 1,9 m
b. 202 cm atau 2,1 m d. 162 cm atau 1,7 m
4) Berikut ini merupakan langkah di dalam merancang bahan kecuali:
a. mengubah pola dasar sesuai model pakaian
b. membuat pola-pola lapisan
c. mengatur pola di atas bahan/kertas
d. menggunting bahan
5) Berikut ini merupakan tujuan merancang bahan dan harga, kecuali:
a. menghitung panjang kain
b. menghitung bahan penunjang
c. menghitung lebar kain
d. menghitung jasa-jasa lain, seperti obras, neci, dan lain-lain
III. Soal jawaban uraian singkat
1) Ada berapa cara membuat rancangan bahan untuk membuat pakaian?
2) Apa kelebihan dan kekurangan dalam merancang bahan secara global dan
menggunakan pola-pola kecil?
3) Buatlah rancangan bahan untuk model pakaian dengan pola yang sudah
diubah seperti pada gambar dibawah ini dengan bahan polos
a. model a menggunakan lebar bahan 115cm,
b. model b menggunakan lebar bahan 150cm,
masing-masing mempergunakan skala 1:6 seperti pada pola yang telah
tertera di bawah ini (gambar soal 3a.)
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 45
Kerjakan lembar evaluasi tersebut dengan baik, kemudian cocokan dengan
kunci jawaban pada lembar di belakang modul ini. Apabila tingkat
penguasaan materi Anda sudah mencapai 75-100% Anda boleh melanjutkan
ke bab berikutnya. Apabila taraf penguasaan materi Anda masih kurang dari
75%, Anda disarankan untuk mempelajari bab ini sampai Anda benar-benar
memahaminya. Setelah itu, barulah saudara mempelajari bab berikutnya.
f. Kunci jawaban kegiatan belajar 2
I. 1) s II. 1) b
1) s 2) d
3) b 3) d
4) b 4) d
5) b 5) c
III.
1) Ada tiga cara dalam merancang bahan, yaitu merancang bahan secara
global dan merancang bahan menggunakan pola-pola kecil, merancang
bahan dengan teknik marker
2) Kelebihan atau kekurangan merancang bahan secara global dan
menggunakan pola kecil, adalah pada merancang bahan secara global lebih
mudah dilakukan, lebih cepat waktunya tetapi hasilnya kurang maksimal.
Hanya baik dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman. Sedangkan
pada merancang bahan menggunakan pola kecil waktu yang diperlukan
lebih lama dan lebih rumit, tetapi hasilnya bisa sangat maksimal dalam
pemakaian banyak. Sangat baik dilakukan oleh orang yang sedang belajar
menjahit atau untuk produksi pakaian dalam jumlah banyak.
3) Apabila hasil jawaban latihan saudara sama atau hampir mendekati dengan
jawaban di bawah ini dalam hal banyaknya bahan yang diperlukan dan
dalam ketepatan peletakan polanya, dengan sisa kain yang minim berarti
penguasaan Anda sudah sangat bagus.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 46
3. Kegiatan belajar 3: Merancang Bahan Pada Bahan Bermotif
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 3
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 ini diharapkan peserta didik
mampu:
1) Membuat rancangan bahan menggunakan pola kecil pada motif searah
sesuai dengan model yang telah ditentukan
2) Membuat rancangan bahan menggunakan pola kecil pada motif berkotak
sesuai dengan model yang telah ditentukan
3) Membuat rancangan bahan menggunakan pola kecil pada motif bergaris
sesuai dengan model yang telah ditentukan
4) Membuat rancangan bahan menggunakan pola kecil pada motif searah
sesuai dengan model yang telah ditentukan
b. Uraian Materi
Pada kegiatan belajar sebelumnya telah disinggung bahwa merancang
bahan untuk bahan bermotif sangat diperlukan kecermatan dan pengetahuan
yang lebih dibanding dengan merancang bahan polos. Mengapa demikian?
Untuk lebih jelasnya marilah kita pelajari bersama-sama dengan seksama agar
dalam merancang berbagai bahan nantinya tidak akan mengalami kesalahan,
dan kesulitan sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.
Meskipun merancang bahan bermotif memerlukan ketelitian yang tinggi,
tetapi masih ada pengecualian. Untuk bahan bermotif serak/bolak-balik atau
motif abstrak, tidak mengalami perbedaan merancang bahan dengan bahan
polos, karena dengan motif yang demikian, pola diletakkan secara berlawanan
arah pun tidak akan menimbulkan masalah. Jika bahan tersebut sangat berkilau,
kita harus memperhatikan arahnya karena meskipun secara arah tidak
bermasalah, tetapi secara penampakan kilau pakaian akan menimbulkan
perbedaan, dengan demikian jika pola akan diletakkan secara bolak-balik,
paling tidak kita harus mempertimbangkan bagian muka yang harus searah
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 47
semua. Selanjutnya, bagian belakangnya dapat diletakkan secara berlawanan
arah semua.
Untuk lebih jelasnya, berikut akan dipaparkan tentang bagaimana
merancang bahan untuk motif-motif tertentu, yaitu: (a) merancang bahan motif
searah, (b) merancang bahan motif berkotak, (c) merancang bahan motif
bergaris, dan (d) merancang bahan arah istimewa. Dalam merancang bahan
dengan motif-motif ini, biasanya kita memerlukan bahan yang lebih banyak
daripada motif polos atau abstrak, karena pola tidak bisa kita letakkan secara
bolak-balik.
1) Merancang bahan motif searah
Pada saat meletakkan pola pada bahan dengan motif searah, semua
pola diletakkan searah dengan motif. Apabila tidak diletakkan searah
semua, maka hasil jadi pakaiannya pun akan ada motif yang terbalik.
Gambar 2.11 Rancangan Bahan Motif Searah
Jika kita lihat gambar 2.11, dapat dilihat bahwa semua letak pola
diletakkan secara satu arah. Bandingkan dengan gambar 2.8c, yang letak
polanya boleh di bolak-balik. Hal tersebut disebabkan gambar 2.11
menggunakan bahan dengan motif searah, sedangkan gambar 2.8c
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 48
Gambar 2.12 Bahan motif berkotak
Gambar 2.13 Bahan motif berkotak
menggunakan bahan polos sehingga pengaturan pola dapat lebih bebas atau
leluasa.
2) Merancang bahan motif berkotak
Untuk merancang bahan motif berkotak, diperlukan tingkat ketelitian
yang tinggi pada saat meletakkan pola pada bahan. Anda akan lebih paham
dengan penjelasan yang akan dipaparkan di bawah ini apabila Anda
mencoba melakukan perancangan bahan dengan bahan berkotak. Selain
harus memperhatikan jatuhnya kotak pada satu pola dengan pola yang lain,
di antaranya Anda juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
· Besar kecil kotak
Pada tiap baris kotak harus
diperhatikan lebar kotak tiap
baris, Hal itu disebabkan banyak
motif kain yang meskipun
berkotak tetapi lebar kotak untuk
masing-masing baris tidak sama,
atau nanti berulang pada beberapa
garis kemudian. Dengan demikian
dalam peletakan polanya harus
memperhatikan besar kecilnya
kotak. (gambar 2.12)
· Warna-warni yang terdapat pada
kotak
Pada motif berkotak dengan
warna yang bermacam-macam
kadang-kadang kombinasi
warnanya berbeda-beda. Dengan
demikian, dalam memper-
temukan kotak juga harus
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 49
Gambar 2.14 Kain Bermotif KotakSederhana
memperhatikan pertemuan warnanya (gambar 2.13)
Pada bahan berkotak
dengan motif sederhana
(gambar 2.14), tidak akan
terlalu banyak mengalami
kesulitan dalam meletakkan
pola dibanding dengan pada
motif-motif kotak yang
dicontohkan sebelumnya
(gambar 3.1 dan 3.2).
Meskipun demikian, ada
beberapa hal yang sama yang
harus diperhatikan, yaitu untuk mendapatkan pertemuan kotak yang
sama maka beberapa pola harus diletakkan pada kotak-kotak yang sama.
Dengan demikian jatuhnya kotak pada pakaian akan terletak pada kotak
dan baris mendatar yang sama. Tempat-tempat pertemuan kotak yang
harus diperhatikan di antaranya adalah:
a) pada garis tengah muka, selain harus bertemu pada garis kotak
mendatar, hendaknya letak tengah muka juga terletak pada tengah-
tengah motif pada garis memanjangnya.
b) garis sambungan sisi badan
c) saku, kecuali jiksa sakunya dibuat variasi dengan meletakkan kain
secara serong, agar mendapatkan pertemuan kotak yang baik.
Agar lebih jelas perhatikanlah gambar 2.15. berikut ini.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 50
Gambar 2.16 Merancang Bahan MotifBerkotak
Berdasar gambar 2.15,
dapat diketahui bahwa untuk
mendapatkan hasil motif
berkotak yang benar, maka
garis sisi badan pada bagian
kerung lengan bagian bawah,
untuk pola muka dan pola
belakang, jatuhnya harus pada
garis kotak yang sama pada
bagian garis batas tinggi
puncak lengan. Untuk rok,
yang menjadi pertimbangan
adalah garis panggulnya yang
harus terletak pada kotak/garis
yang sama. Demikian pula
untuk pola celana, garis center
celana harus tegak lurus searah
dengan serat pakan bahan.
Meskipun demikian, dalam
merancang bahannya tidak
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 51
harus diletakkan secara berjajar, seperti gambar tersebut. Hanya pada
saat pengaturannya harus memperhatikan motif kotaknya. Untuk lebih
jelasnya berikut ini akan diberikan contoh cara merancang bahan motif
berkotak pada gambar 2.16.
Jika Anda amati gambar 2.16 di samping, lihatlah peletakan pola pada
bahan yang letak antara garis sisi pola muka, garis sisi pola belakang, serta
pangkal lengan harus terletak pada motif yang sama. Meskipun letak pola
lengannya terbalik, tetapi karena motif kotaknya sederhana maka tidak
begitu sulit untuk menentukan letak pola lengan. Pola lengan tersebut harus
terletak pada kotak/garis yang sama dengan kerung lengan bagian
badannya. Demikian juga letak lapisannya, yang diletakkan pas pada motif
tempat lapisan itu akan dipertemukan. Demikian juga peletakan kerah yang
harus diletakkan memanjang.
3) Merancang Bahan Motif Bergaris
Pada saat merancang bahan dengan motif bahan bergaris, harus
diusahakan agar garis-garis dapat bertemu pada sambungan-sambungan
bagian pakaian (lihat gambar2.17a). Demikian pula pada waktu meletakkan
bahan pada bahan yang mempunyai corak hiasan tepi, hendaknya hiasan
tersebut diletakkan dengan tepat dan sesuai dengan model pakaian yang
akan dibuat (lihat gambar 2.17b). Tingkat kesulitan yang dihadapi juga
hampir sama, hanya saja pada bahan motif bergaris, kita dapat lebih
berkreasi dengan permainan garis, sehingga model pakaian yang dibuat
dengan bahan bergaris ini dapat lebih bervariasi (lihat gambar 2.17c)
Gambar 2.17. Cara Meletakkan Pola pada Kain Motif Bergaris
a b c
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 52
Gambar 2.18 Rancangan Bahan MotifBergaris
Pada Gambar 2.17 dapat dilihat berbagai variasi peletakan bahan yang
disesuaikan dengan variasi model yang dikehendaki. Pada gambar 2.17b,
misalnya kita menghendaki garis motif pada setiap pinggiran, maka letak
pola harus diatur sehingga model yang dikehendaki dapat diwujudkan.
Demikian pula dengan gambar 2.17c, jika menghendaki pertemuan garis
menyerong, maka pola harus diletakkan secara serong dengan tetap
memperhatikan pertemuan garisnya.
Pada uraian materi berikut ini akan diperlihatkan cara meletakkan pola
pada saat membuat
rancangan bahan pada kain
bergaris. Pada rancangan
bahan untuk kemeja, seperti
pada gambar 2.18, garis pas
bahunya dibuat bervariasi
dengan garis yang
berlawanan.
Dengan demikian
letak pas bahunya pun
diletakkan berlawanan
garis dengan pola badan
belakangnya. Tempat
menempelkan saku harus
diletakkan pada motif garis
pada pola badannya.
Meskipun peletakan
polanya terbalik tetapi
karena motif garis, maka peletakakan polanya dapat dipasang secara
berlawanan arah. Pola kerah diletakkan memanjang searah benang
lunsinnyanya agar nyaman dikenakan.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 53
Gambar 2.19 Rancangan Bahan Motif
Istimewa
4) Merancang Bahan Motif Istimewa
Untuk motif-motif istimewa, seperti batik, bunga-bunga besar, dan
motif besar lain, juga memerlukan ketelitian. Hal ini berkaitan dengan
pertemuan motif pada belahan yang pada umumnya terletak pada garis
tengah muka maupun pada garis tengah belakang. (lihat contoh pada gambar
2.19).
Dalam merancang bahan
pakaian dengan motif istimewa,
seperti yang akan ditunjukkan
pada gambar 2.19, harus benar-
benar memperhatikan
pertemuan motif antara pola
muka atau belakang bagian
kanan atau kirinya yang terdapat
sambungan atau pertemuan
motif (lihat contoh gambar
kemeja batik pada gambar 2.2).
Pada gambar kemeja tersebut
hasil pertemuan motif antara
pola muka bagian kanan dan
bagian kiri harus bertemu
sehingga tidak merusak motif.
Jika Anda lihat rancangan
bahan motif istimewa, seperti
pada gambar 2.19, akan terlihat
bahwa dalam penggunaan bahan
dan peletakan polanya sangatlah
boros. Hal ini harus dimengerti,
contohnya pada peletakan pola
lengan (lengan tulip). Pola
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 54
lengan bagian kanan dan kirinya harus terletak pada motif yang sama,
sehingga mau tidak mau kita harus membuang banyak bahan. Jika Anda
ingin membuktikannya, cobalah pola-pola ini Anda potong, kemudian coba
letakkan pada bahan polos. Apa yang akan terjadi? Manakah yang lebih
banyak menghabiskan bahan?
Secara sederhana telah dicoba dicontohkan beberapa cara merancang
bahan pada berbagai motif bahan, sekarang yang perlu Anda lakukan
setelah mempelajari berbagai cara merancang bahan, adalah dengan banyak
berlatih. Dengan demikian, keterampilan yang Anda milikipun akan
semakin meningkat. Hanya saja yang masih perlu Anda ingat, berkaitan
dengan pembuatan rancangan bahan ini adalah sebagai berikut:
a) Usahakan bagian-bagian pola terbesar, misalnya pola rok, bagian bawah
pola biasanya lebih lebar dari bagian atasnya, dan diletakkan pada ujung
permulaan bahan. Selanjutnya meletakkan pola-pola yang lebih kecil,
misalnya pola badan, lalu pola-pola yang lebih kecil lagi, seperti: pola
lengan, kerah, saku dan pola-pola lapisan.
b) Pada saat meletakkan pola-pola yang lebih kecil, kita coba dulu pada sisa
bahan di sebelah pola yang sudah diletakkan sebelumnya. Jika tidak
dapat atau tidak cukup, barulah kita ambil bahan lanjutannya.
c) Jangan lupa pikirkan pula tambahan untuk kampuh pada sekeliling pola
untuk penyelesaian jahitan, kelim, arah benang untuk tiap pola dan
banyaknya lapisan yang diperlukan untuk penyelesaian kerah, saku, pas,
keurs, manset, dan lain-lain.
d) Apabila Anda memakai pola jadi yang dilengkapi dengan lembaran
petunjuk cara meletakkan pola, maka ikutilah petunjuk tersebut. Hal itu
disebabkan rancangannya telah dibuat oleh para ahli melalui percobaan
cara meletakkan pola secara ekonomis dan pada bermacam-macam lebar
bahan, sesuai dengan modelnya. Dengan demikian, kepastian letak dan
hasilnya tidak diragukan lagi.
e) Periksalah hasil peletakan pola dengan seksama, apakah ada yang ganda
atau tertinggal. Usahakan sisa-sisa kelebihan bahan terkumpul jadi satu,
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 55
sehingga perca kainnya tidak terlalu menjadi serpihan-serpihan yang
tidak berarti.
c. Rangkuman
Pada merancang bahan antara bahan polos dan bermotif ada perbedaan
ketelitian dalam mengerjakannya, karena pada bahan bermotif harus
diperhatikan motif-motifnya agar antara bagian satu dengan yang lain atau
antar sambungan motifnya tetap menyatu sesuai dengan model yang
dikehendaki. Bahan bermotif yang memerlukan kecermatan dalam membuat
rancangan bahan adalah bahan bermotif searah, motif berkotak, motif bergaris,
motif istimewa.
Pelajarilah kegiatan belajar 3 ini dengan seksama, setelah Anda uraian
menguasai materi dengan baik, kerjakan lembar tugas dan latihan berikut
ini
d. Tugas 3
1) Amatilah dan pahami dan cara merancang bahan dengan berbagai motif
dari buku-buku sumber yang ada di sekitar Anda
2) Diskusikan dengan teman kelompok belajar Anda tentang kegiatan
pengamatan Anda
3) Apabila Anda mengalami kesulitan di dalam memahaminya, bertanyalah
pada guru pembimbing Anda
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 56
e. Tes formatif 3
I. Pernyataan benar salah
Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf B
apabila pernyataan di bawah ini benar, dan S apabila pernyataan di bawah ini
salah.
1) B – S Kilau bahan mempengaruhi peletakan bahan pada motif serak dan
bahan polos
2) B – S Merancang bahan pada motif serak lebih rumit daripada
merancang Bahan pada bahan motif berkotak
3) B – S Merancang bahan motif istimewa lebih memerlukan ketelitian yang
Tinggi dibanding merancang bahan motif berkotak
4) B – S Merancang bahan motif bergaris dan berkotak memerlukan
ketelitian dalam mempertemukan garis/kotaknya
5) B – S Merancang bahan pada motif kotak sederhana satu warna lebih
sedikit menghabiskan bahan dibanding merancang bahan pada
bahan motif berkotak yang besar kecilnya kotak tidak sama
dengan warna yang bervariasi
II. Pilihan berganda
Pilihlah salah satu pilihan jawaban dari setiap butir pertanyaan di bawah ini
yang saudara anggap paling tepat
1) Pekerjaan paling sederhana dalam merancang bahan adalah merancang
pada bahan bermotif:
a. berkotak c. Serak
b. bergaris d. Istimewa
2) Peletakan pola pada pekerjaan merancang bahan, yang polanya harus
diletakkan searah adalah pada bahan bermotif:
a. serak c. bergaris
b. searah d. Istimewa
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 57
3) Berikut ini adalah pekerjaan merancang bahan yang peletakan polanya
dapatdibolak-balik, yaitu:
a. serak c. Bergaris
b. searah d. Istimewa
4) Peletakan pola dalam merancang bahan pada bahan berkotak, yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. pertemuan warna dalam barisan kotak yang sama
b. pertemuan kotak dalam barisan kotak yang sama
c. pertemuan garis pakaian yang harus terletak pada barisan kotak yang
sama
d. semua jawaban di atas adalah benar
5) Kita dapat melakukan permainan garis lebih variatif pada bahan bermotif:
a. berkotak c. abstrak
b. bergaris d. searah
III. Soal Praktik
1) Buatlah rancangan bahan menggunakan pola kecil pada motif searah
sesuai dengan model yang telah ditentukan. Lihat gambar soal 1 pada
halaman selanjutnya.
2) Buatlah rancangan bahan menggunakan pola kecil pada motif berkotak
sesuai dengan model yang telah ditentukan. Lihat gambar soal 2.
3) Buatlah rancangan bahan menggunakan pola kecil pada motif bergaris
sesuai dengan model yang telah ditentukan. Lihat gambar soal 3.
4) Buatlah rancangan bahan menggunakan pola kecil pada motif istimewa
sesuai dengan model yang telah ditentukan. Lihat gambar soal 4.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 63
Kerjakan lembar evaluasi tersebut dengan baik, kemudian cocokan
dengan kunci jawaban pada lembar di belakang modul ini. Apabila
tingkat penguasaan materi Anda sudah mencapai 75-100% Anda boleh
melanjutkan ke bab berikutnya. Apabila taraf penguasaan materi Anda
masih kurang dari 75%, Anda disarankan untuk mempelajari bab ini
sampai Anda benar-benar memahaminya. Konsultasikan hal ini pada
guru pembimbing
f. Kunci jawaban kegiatan belajar 3
I. 1) b II. 1) c
2) s 2) b
3) b 3) a
4) b 4) d
5) s 5) b
III.
Apabila hasil jawaban 4 latihan merancang bahan yang Anda kerjakan sama atau
hampir mendekati dengan jawaban di bawah ini dalam hal banyaknya bahan yang
diperlukan dan dalam ketepatan peletakan polanya, dengan sisa kain yang minim
berarti penguasaan Anda sudah sangat bagus.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 64
BAB III
EVALUASI
A. Soal Tes Sumatif
I. Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberi tAnda silang (X) pada
huruf B apabila pernyataan di bawah ini benar, dan S apabila pernyataan
di bawah ini salah.
1. B – S Arah benang pakan adalah arah benang yang memanjang sejajar
2. B – S Benang lungsin lebih kuat daripada benang pakan
3. B – S Arah lebar kain pada tAnda-tAnda pola digambarkan sebagai arah
panah kain
4. B – S Pada merancang pahan, pola model pakaian simetris dapat
diletakkan dengan cara kain dilipat dua memanjang
5. B – S Peletakan pola pada bahan motif istimewa, semua pola dapat
diletakkan secara bolak-balik (berlawanan arah)
6. B – S Merancang bahan dilakukan agar dapat menghasilkan penghitungan
bahan seirit mungkin dengan memperhatikan arah serat kain
7. B – S Hasil merancang bahan secara global hasilnya akan lebih hemat
dalam penggunaan bahan dibanding merancang bahan
menggunakan pola kecil
8. B – S Kilau bahan tidak berpengaruh dalam peletakan bahan yang
diletakkan secara berlawanan arah pada motif serak dan bahan
polos
9. B – S Merancang bahan motif istimewa lebih memerlukan ketelitian yang
tinggi dibanding merancang bahan motif berkotak
10. B – S Merancang bahan pada motif kotak sederhana satu warna lebih
banyak menghabiskan bahan dibanding merancang bahan pada
bahan motif berkotak yang besar kecilnya kotak tidak sama dengan
warna yang bervariasi
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 65
II. Pilihlah salah satu pilihan jawaban dari setiap butir pertanyaandi bawah
ini yang saudara anggap paling tepat
1. Garis pada tAnda-tAnda pola menunjukkan:
a. tanda lipatan kain utk dirangkap jadi satu c. Garis batas potongan
b. tanda lipatan kain tidak untuk dirangkap d. Garis pola dasar asli
2. Arah serat benang yang dianjurkan untuk membuat ban pinggang dalam
membuat pakaian adalah:
a. arah benang lungsin c. arah melebar
b. arah benang pakan d. Arah horisontal
3. Tujuan merancang bahan adalah agar mendapatkan pemakaian bahan yang:
a. sesuai pola c. Sesuai pemakaian
b. sehemat mungkin d. Sesuai model pakaian
4. Berikut ini merupakan bagian dari menyiapkan bahan untuk pekerjaan
merancang bahan, kecuali:
a. memeriksa cacat kain c. penyusutan bahan
b. meluruskan tenunan bahan d. Merancang harga
5. Motif bahan yang paling memerlukan ketelitian untuk merancang bahan
adalah:
a. motif serak c. motif istimewa
b. motif abstrak d. motif searah
6. Hasil penghitungan bahan untuk pembuatan pakaian yang paling teliti adalah
merancang bahan menggunakan tenik:
a. gabungan pola besar dan pola kecil c. Merancang pola besar
b. pola-pola kecil d. Merancang secara global
7. Bahan yang dipergunakan untuk membuat blus dengan panjang blus 65cm,
panjang lengan 21 cm dengan lebar bahan 90 cm, bahan yang diperlukan
adalah:
a. 224 cm atau 2,3 m c. 182 cm atau 1,9 m
b. 179 cm atau 1,8 m d. 169 cm atau 1,7 m
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 66
8. Bahan yang dipergunakan untuk membuat celana panjang dengan panjang
celana 114 cm, panjang ban pinggang 75cm dan lebar bahan 150cm, adalah:
a. 120 cm atau 1, 2 m c. 195 cm atau 2 m
b. 240 cm atau 2,4 m d. 1 89cm atau 1,9 m
9. Kita dapat melakukan permainan garis lebih variatif pada bahan bermotif:
a. berkotak c. Berkotak dan bergaris
b. bergaris d. Motif abstrak
10. Tujuan merancang bahan dan harga, adalah:
a. menghitung panjang kain untuk membuat suatu model pakaian
b. menghitung bahan penunjang untuk membuat suatu pakaian
c. menghitung lebar kain untuk membuat suatu pakaian
d. menghitung biaya produksi untuk membuat suatu model pakaian.
Jawab dan jelaskan pertanyaan di bawah !
1. Apakah saudara ketahui tentang merancang bahan dan merancang harga,
jelaskan?
2. Dalam merancang bahan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebut dan
jelaskan!
3. Menurut Anda, apa kelebihan dan kekurangan dalam merancang bahan secara
global dan menggunakan pola-pola kecil?
III. Buatlah rancangan bahan untuk model pakaian dengan pola yang sudah
diubah seperti pada gambar dibawah ini dengan bahan polos, lebar bahan
115cm mempergunakan skala 1:4 seperti pada pola yang telah tertera di
berikut ini:
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 68
Untuk aspek ketrampilan kognitif, afektif dan psikomotor alat ukur penilaian
dilakukan melalui tes tertulis terhadap seluruh materi yang telah disajikan
didalam modul dengan pola pilihan gAnda dan jawaban singkat, dan tes
perbuatan melalui pembuatan rancangan bahan dan harga. Pada penilaian akhir
ini skor tertinggi yang dapat dicapai adalah 100, dengan rincian sbb:
1. Untuk evaluasi bagian I, setiap butir pertanyaan yang dijawab benar
mendapatkan skor satu, sehingga skor tertinggi untuk evaluasi bagian I adalah
10.
2. Untuk evaluasi bagian II, setiap butir pertanyaan yang dijawab dengan benar
mendapatkan skor satu, sehingga skor tertinggi untuk evaluasi bagian I adalah
10.
3. Untuk evaluasi bagian III, setiap butir pertanyaan yang dijawab secara jelas
danlengkap maksimal mendapat skor 10, sehingga skor tertinggi untuk
evaluasi bagian III adalah 30, dengan skala penilaian sebagai berikut:
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Pengertian dan tujuan yang dimaksud harus mengandung
beberapa kata kunci sebagai berikut dengan masing-masing
dapat dideskripsikan sebagai berikut
1. menghitung bahan
2. menghitung biaya
3. untuk membuat pakaian/memproduksi pakaian
4. memperkirakan/mengetahui kebutuhan bahan dan
biaya
2
2
2
4
2. Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam merancang bahan,
dengan penjabaran nilai sbb:
1. tanda-tanda pola
dan penjelasannya
1
1,5
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 69
2. arah serat kain
dan penjelasannya
3. motif bahan
dan penjelasannya
4. model pakaian
dan penjelasannya
1
1,5
1
1,5
1
1,5
3. Kelebihan dan kekurangan merancang bahan secara global dan
pola kecil dapat dideskripsikan dalam jabaran nilai sebagai
berikut:
1. merancang secara global
pengertian: menghitung bahan berdasar panjang pakaian
kelebihan: sederhana, mudah, praktis, dan cepat
kekurangan: hasilnya kurang presisi
2. merancang menggunakan pola-pola kecil
pengertian: menghitung bahan menggunakan pola-
pola dengan ukuran skala kecil
kelebihan: hasil rancangannya sangat tepat shg dapat
dipakai untuk menghemat kain.
Kekurangan: memerlukan waktu lama dan ketelitian
yang tinggi serta rumit
1
2
2
1
2
2
4. Untuk evaluasi bagian IV yang merupakan gabungan penilaian untuk aspek
kognitif, afektis, psikomotorik, produk kerja, serta kelaziman waktu stAndar
produksi dilakukan dengan menggunakan skala penilaian sebagai berikut,
dengan nilai maksimal 50.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 70
No. Aspek yang dinilai Penilaian
1. Waktu yang dipergunakan pembuatan rancangan
bahan dan harga adalah 30 menit
Deskriptor:
5 = bila waktu yang digunakan 30 menit
4 = bila waktu yang digunakan 31- 35 menit
3 = bila waktu yang digunakan 36- 40 menit
2 = bila waktu yang digunakan 41- 45 menit
1 = bila waktu yang digunakan lebih dari 45
menit
5 - 4 - 3 - 2 – 1
2. Kelengkapan bagian-bagian pola yang harus
dibuat termasuk di dalamnya adalah lapisan-
lapisannya dan kelebihan untuk kelim dan
kampuh.
Deskriptor:
5 = bila semua bagian pola tersedia secara
lengkap
4 = bila ada salah satu bagian pola pendukung
yang tidak dibuat
3 = bila ada salah satu bagian pola pokok yang
tidak dibuat
2 = bila tidak ada tAnda kelebihan untuk kampuh
dan kelim
1= bila ada bagian pola yang tidak dipotong dan
tidak ada tAnda untuk kampuh/kelim
5 - 4 - 3 - 2 – 1
3. Ketepatan ukuran pembuatan bagian-bagian pola
Deskriptor:
5 = bila semua bagian pola dibuat dengan ukuran
yang tepat
4 = bila ada salah satu bagian pola dibuat dengan
5 - 4 - 3 - 2 – 1
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 71
ukuran yang tidak tepat
3 = bila ada dua bagian pola dibuat dengan
ukuran yang tidak tepat
2 = bila ada tiga bagian pola dibuat dengan
ukuran yang tidak tepat
1 = bila ada lebih dari tiga bagian pola dibuat
dengan ukuran yang tidak tepat
4. Ketepatan dalam meletakkan pola sesuai arah
bahan dan motif bahan.
5 = bila semua bagian pola diletakkan sesuai
dengan arah bahan, dan motif bahan
4 = bila ada salah satu bagian pola yang tidak
diletakkan sesuai dengan arah, dan motif
bahan
3 = bila ada dua bagian pola yang tidak
diletakkan sesuai dengan arah, dan motif
bahan
2 = bila ada tiga bagian pola yang tidak
diletakkan sesuai dengan arah, dan motif
bahan
1= bila ada lebih dari tiga bagian pola yang tidak
diletakkan sesuai dengan arah, dan motif
bahan
5 - 4 - 3 - 2 – 1
5. Kesesuaian peletakan pola dengan model pakaian
(misalnya, bagian-bagian pola mana yang harus
diletakkan pada lipatan kain, bahan sebaiknya
dibentang atau dilipat, dll)
Deskriptor:
5 = bila semua bagian pola diletakkan sesuai
model pakaian
5 - 4 - 3 - 2 – 1
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 72
4 = bila salah bagian pola tidak diletakkan sesuai
model pakaian
3 = bila dua bagian pola tidak diletakkan sesuai
model pakaian
2 = bila tiga bagian pola tidak diletakkan sesuai
model pakaian
1 = bila lebih dari tiga bagian pola tidak
diletakkan sesuai model pakaian
6. Ketepatan menentukan letak tiap bagian pola
sehingga menghasilkan penataan pola yang
sangat hemat
Deskriptor:
5 = bila semua pola diletakkan/ditata secara
benar dengan jarak masing-masing
guntingan pola sangat minimal atau bahkan
bertemu
4 = bila salah satu bagian pola di atas tidak
ditata secara benar dengan jarak masing-
masing guntingan pola sangat minimal
3 = bila ada dua bagian pola di atas tidak ditata
secara benar dengan jarak masing-masing
guntingan pola antara 1-2cm minimal
2 = bila ada tiga bagian pola di atas tidak ditata
secara benar dengan jarak masing-masing
guntingan pola 3-4cm
1 = bila ada lebih dari tiga bagian pola di atas
tidak ditata secara benar dengan jarak
masing-masing guntingan pola lebih dari
5cm
5 - 4 - 3 - 2 – 1
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 73
7. Ketepatan menghitung banyaknya bahan yang
diperlukan untuk membuat pakaian sesuai model
sehemat mungkin,
Deskriptor:
5 = bila hasil penghitungan pemakaian bahan
menghasilkan pemakaian yang seharusnya
(paling minimal)
4 = bila hasil penghitungan pemakaian bahan
melebihi 1-10cm dari yang seharusnya.
3 = bila hasil penghitungan pemakaian bahan
melebihi 11-20cm dari yang seharusnya.
2 = bila hasil penghitungan pemakaian bahan
melebihi 21-30cm dari yang seharusnya.
1 = bila hasil penghitungan pemakaian bahan
melebihi di atas 31cm dari yang
seharusnya.
5 - 4 - 3 - 2 – 1
8. Kerapihan dalam pembuatan rancangan bahan,
seperti pemotongan kertas sebagai bahan
utamanya, pengeliman, pemberian garis
pemotongan, gambar model, penulisan rancangan
harga, dll:
5 = bila semua indikator di atas dilakukan secara
rapi
4 = bila salah satu indikator di atas dilakukan
tidak dilakukan secara rapi
3 = bila dua indikator di atas dilakukan tidak
dilakukan secara rapi
2 = bila tiga indikator di atas dilakukan tidak
dilakukan secara rapi
1 = bila lebih dari tiga indikator di atas dilakukantidak dilakukan secara rapi
5 - 4 - 3 - 2 – 1
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 74
9. Keterampilan dalam menggunakan sarana
kegiatan belajar (praktek)
Deskriptor:
5 = mampu mendayagunakan secara tepat semua
perangkat kerja praktek yang diperlukan.
4 = mampu mendayagunakan secara tepat
sebagian besar perangkat kerja praktek yang
diperlukan
3 = mampu mendayagunakan secara tepat
sebagian kecil kerja praktek yang diperlukan
2 = kurang mampu mendayagunakan secara tepat
sebagian kecil
perangkat kerja praktek yang diperlukan
1 = tidak mampu mendayagunakan secara tepat
semua perangkat kerja praktek
5 - 4 - 3 - 2 – 1
10. Kecermatan dan kejujuran dalam mengerjakan
seluruh rangkaian kegiatan belajar (prosedur kerja
praktek).
Deskriptor:
5 = mampu melaksanakan secara tepat seluruh
rangkaian kegiatan belajar yang harus
dilakukan dan jujur.
4 = mampu melaksanakan secara tepat sebagian
besar rangkaian kegiatan belajar yang harus
dilakukan, dan jujur.
3 = mampu melaksanakan secara tepat sebagian
kecil rangkaian kegiatan belajar yang harus
dilakukan dan jujur.
2 = mampu melaksanakan secara tepat seluruh
maupun sebagian rangkaian kegiatan belajar
5 - 4 - 3 - 2 – 1
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 75
yang harus dilakukan tetapi tidak jujur.
1 = tidak mampu melaksanakan secara tepat
seluruh rangkaian kegiatan belajar yang
harus dilakukan dan tidak jujur.
Teknik Merancang Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana 76
DAFTAR RUJUKAN
Budiman Yoyok dan Reni Kusumawardhani. 2001. Anda dan Gaya Busana.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hadijah Idah. 2003. Teknik Marker. Jakarta: Bagian Proyek PengembanganKurikulum Dikmenjur Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional.
Poeradisastra Ratih. 2002. Busana Pria Eksekutif. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.
Wancik, MH. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Wanita 1. 1993. Jakarta:Gramedia.
Wancik, MH. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Wanita 2. 1992. Jakarta:Gramedia.