Komunikasi Bisnis Assertive Communication Skills

Embed Size (px)

DESCRIPTION

komunikasi bisnis assertive

Citation preview

PENDAHULUAN

Komunikasi dan Negoisasi Bisnis

Assertive Communication Skills

Anggota Kelompok:

Dwi Asmara, SE (14911034)

Nizar Dio Fani, S.Kom

(14911079)Dyfan Dwitrinisat, SE

(14911094)Subhi Nurfuad, S.Sos

(14911095)Fahmi Khotib, SE (14911114)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2015

I. LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka" (Everett M. Rogers). Sedangakan menurut Rogers & O. Lawrance Kincaid, Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang membangun atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada akhirnya akan tiba dimana mereka saling memahami dan mengerti". Kemampuan setiap orang untuk berbicara dan berinteraksi dengan orang lain mempunyai karakter dan cara penyampaian yang yang berbeda beda. Dalam menyampaikan pesan tersebut, komunikator (sumber) dengan cara dan kemampuan yang dimiliki akan berusaha menyampaikan pesan dapat diterima dengan baik oleh komunikan (penerima pesan).

Salah satu teknik dalam melakukan komunikasi adalah komunikasi Asertif. Komunikasi Asertif adalah kemampuan orang untuk berbicara dan berinteraksi dengan cara yang menganggap dan menghormati pendapat orang lain tetapi juga harus mempertahankan pendapat sendiri dalam batas-batas tertentu. Maksudnya adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Ketika kita dengan tegas dan positif mengekspresikan diri kita tanpa maksud mengalah dan juga menyerang orang lain. Kunci utama dalam berkomunikasi asertif adalah I Message yaitu menyampaikan perasaan, pikiran atau opini kita. Tidak ada satu kekuatanpun didunia ini yang dapat menghambat anda untuk berkomunikasi. Kemampuan komunikasi asertif dapat menciptakan peluang munculnya diskusi dan berbagai pendapat dari orang lain yang harus didengar dan dipertimbangkan untuk mencapai win-win solution untuk masalah tertentu.Makalah ini dibuat untuk menjelaskan tentang Kepemimpinan Asertif, sehingga mengetahui apa itu kepemimpinan asertif, tujuan dan manfaatnya serta bagaimana menjadi pemimpin yang asertif tersebut.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari Kepemimpinan Asertif ?

2. Apa tujuan dari Kepemimpinan Asertif?3. Bagaimana manfaatnya menjadi pemimpin yang asertif

4. Bagaimana berperilaku secara asertif?III. PEMBAHASAN

Kepemimpinan atau Leadership adalah ilmu terapan dari ilmu ilmu sosial, sebab prinsip prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam kartono, 2003). Pengertian kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Menurut Young (dalam Kartono, 2003).

Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemempuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Sedangkan Asertif yaitu :

Asertif adalah sikap di mana seseorang mampu bertindak sesuai dengan keinginannya, membela haknya dan tidak dimanfaatkan oleh orang lain. Selain itu, bersikap asertif juga berarti mengkomunikasikan apa yang kita inginkan secara jelas dengan menghormati tanpa menyakiti orang lain.

Asertif merupakan ungkapan perasaan, pendapat, dan kebutuhan kita secara jujur, wajar dan tidak dibuat-buat.

Asertif adalah sarana untuk menjadikan hubungan kita lebih setara dan menghindari perasaan direndahkan yang kerap kali datang bilamana gagal mengekspresikan apa yang sungguh-sungguh kita dambakan.

Asertif adalah Cara Efektif dalam mengekpresikan diri, mempertahankan harga diri, dan menunjukan rasa hormat kepada orang lain.

Asertif adalah kemampuan mengekspresikan hak, pikiran, perasaan, dan kepercayaan secara langsung, jujur, terhormat, dan tidak mengganggu hak orang lain. Jadi, berani untuk secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran dengan apa adanya. Asertif artinya menyadari bahwa andalah penentu perilaku anda sendiri dan anda dapat memutuskan apa yang anda lakukan atau tidak. Kita juga menyadari kondisi yang sama yang dihadapi orang lain dan tidak berusaha mengendalikan mereka.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa asertif adalah sikap positif bukan sikap negatif, asertif bukan agresif yang selalu merugikan orang lain, bukan pula perilaku permisif/pasif yang dapat merugikan diri sendiri. Dengan Bersikap Asertif, seorang individu akan mampu mempertahankan kredibiltas dan eksistensi diri sebagai pribadi yang berguna bagi lingkungannya.

TUJUAN SIKAP ASERTIF

Sikap asertif bertujuan untuk mengajar orang tentang bagaimana menggunakan hak mereka, untuk membantu mereka dalam mengembangkan berbagai perilaku, dan untuk membantu mereka bertindak menurut minta terbaik mereka sendiri. Karena pelatihan sikap asertif ini adalah metode perilaku (bukan metode yang berorientasi pada pemahaman), maka tujuan ini lebih bersifat induktif daripada deduktif.

MANFAAT SIKAP ASERTIF

1. Orang menyadari peran dan keberadaan anda.

2. Membuka peluan-peluang baru.

3. Memperoleh banyak teman dan lebih mudah bekerja sama.

4. Memudahkan diplomasi dan mempengaruhi orang lain.

5. Membuat orang merasa dihargai karena kepentingan dan kebutuhannya terakomodasi.

UNSUR-UNSUR SIKAP ASERTIF

Secara garis besar, sikap asertif bisa terbagi menjadi 2 unsur yaitu :

1. Unsur verbal

2. Unsur non verbal

Untuk dikategorikan sebagai asertif, sebuah komunikasi harus mengandung kedua unsur ini.

1. Unsur verbal

a. Mengatakan tidak pernyataan asertif dapat berupa inisiasi atau reaksi. Terdapat cara-cara untuk mengatakan tidak secara asertif sebagai respon terhadap permintaan orang lain atau kebutuhan orang lain.

b. Menunjukkan sikap unsur dari asertif ini bisa merupakan inisiasi atau respon terhadap suatu situasi.

c. Meminta bantuan ketika meminta bantuan atau pertolongan, bersikap asertif berarti menyatakan masalah dengan jelas dan membuat permintaan yang khusus.

d. Mengajukkan hak dalam masyarakat tidak ada manusia yang mempunyai hak untuk mengambil keuntungan dari orang lain, tiap manusia mempunyai hak untuk berbicara.

e. Ungkapan perasaan meskipun perasaan sering muncul dan tampak dari perilaku non verbal, orang mungkin tidak mengetahui perasaan orang lain kecuali perasaan itu diungkapkan melalui kata-kata. Sebagai sikap dari menjadi asertif adalah mengungkapkan emosi, seperti marah dan kasih sayang.2. Unsur non verbal.

Unsur non verbal dari perilaku asertif adalah :a. Kekerasan suara nada yang asertif harus keras dan tegas sehingga terdengar dengan jelas, tetapi tidak boleh terlalu keras sehingga memekakan telinga pendengar

b. Kelancaran kecepatan berbicara yang sedang dan tidak terputus-putus.

c. Kontak mata kontak mata asertif berarti bahwa seseorang mampu memandang wajah penerima secara (hampir) terus menerus tetapi tanpa intesitas tertentu yang membuat penerima merasa ditantang. Tunjukkan bahwa anda tertarik untuk mendengarkan.

d. Ungkapan wajah bila marah, janganlah tersenyum, bila menunjukan penghargaan tersenyumlah. Maka dengan keselarasan itu dapan membantu mengurangi kecemasan.

e. Ungkapan tubuh orang yang asertif dalam ungkapan tubuhnya akan tampak santai tetapi tidak membungkuk, berdiri tegak tanpa menjadi kaku, dan menggunakan tangan serta bahu untuk menekankan pembicaraan mereka tanpa menjadi terlalu memksa atau kasar.

f. Jarak orang yang asertif dalam jarak mereka dari orang lain, akan berdiri cukup dekat sehingga tidak banyak yang dapat lewat diantara mereka dan penerima mereka (misalnya, tubuh orang lain) tetapi tidak terlalu dekat.

PERILAKU ASERTIF

Perilaku asertif adalah suatu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan cara yang jujur, langsung serta respek terhadap lingkungannya tanpa menyinggung perasaan orang lain sehingga ia merasa bebas untuk mengemukakan diri sendiri, mampu berkomunikasi dengan orang lain, mempunyai pandangan yang aktif tentang hidup, dan mampu bertindak dengan cara yang dihormatinya sendiri.

Perilaku asertif diperlukan, setidaknya jika dilihat dari dua sudut pandang yang pertama menunjukan komunikasi yang terbuka, dewasa, dan langsung, yang memungkinkan orang lain untuk melihat dan mengetahui perasaan seseorang, serta meningkatkan harga diri (percell, 19977). Dan yang kedua merupakan cara yang tidak terlalu mahal untuk menciptakan hubungan antara pribadi yang efektif dari pada prilaku asertif dan agresif.

Sesorang dikatakan mempunyai sikap asertif apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan.

2. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.

3. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik.

4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain, atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negatif.

5. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan.

6. Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan dengan cara yang tepat.

7. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.

8. Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun gagal ia akan tetap memiliki harga diri (self esteem) dan kepercayaan diri (self confidence).

FORMULA MEMBANGUN ASERTIFAda tiga formula untuk membangun asertif sebagai sebuah pendekatan yang dapat dilakukan dalam mewujudkan sikap Assertivitas diri, yaitu:1) Appreciation.Dengan cepat dan tanggap memberikan penghargaan dan rasa hormat terhadap kehadiran orang lain sampai pada batas-batas tertentu atas apa yang terjadi pada diri mereka tanpa menunggu mereka untuk lebih dahulu memperhatikan, memahami, menghormati dan menghargai kita.2)AcceptanceAdalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi pribadi yang terbuka dan dapat menerima orang lain sebagaimana keberadaan diri mereka masing-masing. Dalam hal ini, kita tidak memiliki tuntutan berlebihan terhadap perubahan sikap atau perilaku orang lain (kecuali yang negatif) agar ia mau berhubungan dengan mereka. Tidak memilih-milih orang dalam berhubungan, dengan tidak membatasi diri hanya pada keselarasan tingkat pendidikan, status sosial, suku, agama, keturunan, dan latar belakang lainnya.3) Accomodating.Menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, tanpa terkecuali, merupakan perilaku yang sangat positif. Keramahan senantiasa memberikan kesan positif dan menyenangkan kepada semua orang yang kita jumpai. Keramahan membuat hati kita senantiasa terbuka, yang dapat mengarahkan kita untuk bersikap akomodatif terhadap situasi dan kondisi yang kita hadapi, tanpa meninggalkan kepribadian kita sendiriTEKNIK KOMUNIKASI YANG BERKAITAN DALAM PERILAKU ASERTIFAda beberapa teknik yang berkaitan dan berhubungan dalam perilaku positif asertif antara lain:

1. Menggunakan ekspresi yang nyaman untuk dipandang, selalu menjaga pandangan mata secara baik.

2. Menjaga intonasi dalam memberikan ketegasan tapi dapat menyenangkan orang lain.

3. Mendengarkan secara baik lawan bicara yang sedang mengatakan sesuatu

4. Menanyakan pertanyaan apabila membutuhkan penjelasan

5. Selau berpandang untuk menemukan solusi yang terbaik dalam menyelesaikan suatu masalah.

KEPEMIMPINAN ASERTIF

Kemimpinan Asertif (Assertive) kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan mempunyai perhatian yang sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif lebih terbuka dalam konflik dan kritik. Pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan beberapa sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan.

SIFAT YANG DAPAT MENGURANGI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN ASERTIF

a. Kesewenang-wenangan Arogan

b. Ketidak tegasan

c. Kurangnya kejujuran dan ketulusan

d. Kegagalan untuk mendelegasikan tanggung jawab

e. Gagal untuk menunjukan apresiasi

f. Kegagalan karena tidak melihat sudut pandang orang lain

g. Berburuk sangka, membiarkan emosi

h. Kegagalan untuk menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh

IV. KESIMPULAN

Sikap asertif dalam interaksi antara dua orang berarti bahwa keduanya menungkapkan kebutuhan, keinginan, dan perhatian mereka. Keduanya saling mendengarkan dan memberikan respon secara tidak mempertaankan diri. Sebuah pesan yang asertif berbeda dari komunikasi yang pasif atau agresif. Perilaku asertif mempunyai dua unsur yaitu unsur verbal dan nonverbal. Unsur verbal meliputi mengatakan tidak, meminta pertolongan, mengungkapkan perasaan, mengajukan hak dan menyatakan sikap pada suatu isu sedangkan unsur nonverbal meliputi kekerasan suara, kelancaran bicara, kontak mata, ungkapan wajah dan tubuh, dan jarak di antara orang yang berinteraksi.