Komunikasi Dokter - Profesi Lain

Embed Size (px)

DESCRIPTION

komunikasi

Citation preview

  • KOMUNIKASI DOKTER-PROFESI LAIN DAN PERAN DOKTER SEBAGAI SAKSI AHLI DI PENGADILANdr. ADJI SUWANDONO, S.H.

  • Pengertian KOLABORASIBanyak definisi disampaikan para ahli.Sebagian besar menggunakan prinsip:Perencanaan Pengambilan keputusan bersama Berbagi saranKebersamaanTanggung gugatKeahlianTujuan dan tanggung jawab bersamaTidak semua definisi tersebut cocok untuk diterapkan dalam hal Kolaborasi Dokter-Profesi Lain (Perawat)

  • Menurut Shortridge, et al (1986) Hubungan timbal balik di mana [pemberi pelayanan] memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang respektif mereka.Meskipun ada bidang yg tumpang tindih,mayoritas pelayanan yg diberikan adalah.. pelengkap.Praktik Kolaboratif menekankan Tanggung jawab bersama dalam manajemen perawatan pasien Proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi.

  • STRUKTURSebelum ada model Kolaborasi, hubungan yang ada adalah Model PRAKTIK HIRARKIS.Praktik Hirarkis merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan sebelum profesi perawat semakin berkembang.Selanjutnya dikenal ada 2 (dua) model Kolaborasi yang lain (Model 1 dan 2).

  • Pendekatan Praktik HirarkisMenekankan Komunikasi satu arah Kontak Dokter dengan Pasien terbatasDokter merupakan Tokoh yang dominanCocok untuk diterapkan di keadaan tertentu, spt IGDDOKTERRegistered NURSEPemberi Pelayanan LainPASIENPendekatan ini sekarang masih dominan dalam Praktik dokter di Indonesia.

  • Model Kolaboratif Tipe IMenekankan Komunikasi Dua Arah Masih menempatkan Dokter pada posisi utamaMasih membatasi Hubungan Dokter dengan PasienDOKTERPemberi Pelayanan LainPASIENRegistered Nurse

  • Model Kolaboratif Tipe IIPASIENLebih berpusat pada Pasien Semua Pemberi Pelayanan harus bekerja samaAda kerja sama dengan PasienTidak ada pemberi pelayanan yang mendominasi secara terus-menerusDOKTERPemberi Pelayanan LainRegistered Nurse

  • INTERAKSI dan KOLABORASIPraktik Kolaborasi perlu mempertimbangkan beberapa aspek kerja sama antar pasangan, termasuk:Siapa yg akan dilibatkan (disiplin apa yg dibutuhkan)Kebutuhan fisik pelaksanaannya (ruangan, peralatan)KeuanganKebutuhan komunikasiPertemuanPencatatanKorespondensi, dll

  • KOMUNIKASI DOKTER - APOTEKERTermasuk tenaga Asisten Apoteker yang membantu para Apoteker

  • PenganTar Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, dokter perlu mengetahui apa yang menjadi tanggung jawab profesi apoteker dalam pelayanan farmasiPelayanan farmasi dapat dilakukan di berbagai tempat seperti rumah sakit, Puskesmas, Poliklinik, Apotek, dllAdanya pemahaman masing-masing pada profesi mitra kerjanya akan memudahkan terjadinya komunikasi yang baik antar profesi

  • Praktik Dispensing yang BaikPraktik dispensing mencakup semua kegiatan yg terjadi antara waktu resep diterima dan obat atau bahan lain yg ditulis disampaikan kepada pasienDispensing merupakan salah satu unsur vital dari penggunaan obat secara rasional, selain unsur lain yaitu kebiasaan penulisan obat secara rasional

  • Kegiatan dalam Proses DispensingMenerima dan memvalidasi resep/orderMengerti dan menginterpretasi maksud dokter penulis resepPengisian Profil Pengobatan Pasien (bila di RS)Menyediakan/ meracik dengan telitiMemberi wadah dan etiket yang benarMerekam semua tindakanMendistribusikan obat/ bahan lain kepada pasien, disertai nasehat atau informasi yg diperlukan pasien dan perawat.

  • R/Levocin 500mgR/ SalofalkR/ TripanzymR/ Sanmag syrR/ VometaR/ CounterpainR/ LazR/ DexametasonKalnexBrainact

    R/TebokanMerislonTradosik

  • ASPEK ETIS DAN MEDIKOLEGALDalam Hubungan Dokter dengan Profesi lain

  • Etika ProfesiDokter harus selalu menjaga dan berpegang pada etika kedokteran, termasuk dalam hubungan dan komunikasi dengan profesi lainDokter harus menghormati profesi lain sebagai mitra kerja yang sejajar secara profesi, dengan tujuan utama pelayanan terbaik untuk pasien

  • MedikolegalDalam konteks hubungan dengan profesi lain:Dokter harus memahami sampai di mana tanggung jawab dan wewenang profesinya (apa yg harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan)Memahami sejauh mana pendelegasian dapat dilakukanTetap bertanggung jawab dan memperhatikan aspek medikolegal, dalam menjalankan kolaborasi dan kerja sama dengan profesi lain, sesuai kewenangan profesi masing-masing.Dokter wajib memahami semua peraturan perundangan yg berlaku di bidang kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan praktik kedokteran.UU, Peraturan Menteri, Peraturan Pelaksana dari Dirjen, dllKetentuan dalam institusi seperti Hospital by Laws (Statuta RS) dan Medical Staf by Laws (Statuta Staf Medis)Metaati berbagai Standar Prosedur Operasional (SPO), Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang ada

  • PERAN DOKTER SEBAGAI SAKSI AHLI DI PENGADILAN

  • Peran Dokter di Pengadilan

    HAKIM pemeriksa sidang alat bukti Dokter pembuat VisumPerlu kerja samaJawaban sebagai fakta hukumKesimpulan yg didapat sebagai dasar keputusan

  • Pembuktian Perkara PidanaFungsi Hukum Acara Pidana : Mencari dan menemukan kebenaran Pemberian keputusan oleh hakim Pelaksanaan keputusan

    Salah satu cara pembuktiannya : bantuan dokter sebagai saksi (ahli) di pengadilan

  • KETERANGAN AHLIPasal 1 angka 28 KUHAP berbunyi :

    Keterangan ahli yang diberikan oleh seseorang yang memiliki keahlian khusus hal yang diperlukan untuk membuat tentang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan

  • KETERANGAN AHLISyarat sahnya keterangan ahli, yaitu :

    Keterangan diberikan kepada ahli Memiliki keahlian khusus dalam bidang tertentu Menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya Diberikan dibawah sumpah

  • KETERANGAN AHLISyarat sahnya keterangan ahli, yaitu :

    Keterangan diberikan kepada ahli Memiliki keahlian khusus dalam bidang tertentu Menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya Diberikan dibawah sumpah

  • Keterangan AhliKeterangan SaksiDari segi subyeknyaTidak semua orang dapat memberikan keterangan, hanya orang-orang tertentu yang dapat memberikan keterangan yaitu bagi mereka yang memiliki pengetahuan khusus tentang masalah yang dihadapinyaDiberikan kepada setiap orang, tidak terbatas pada siapapun yang penting ia melihat, mengetahui dan mengalami sendiri tentang kejahatan yang diperiksaDari segi keterangannyaHanya merupakan pendapat seorang ahli tentang suatu masalah yang ditanyakanYang disampaikan adalah peristiwa dan kejadian yang berhubungan langsung dengan kejahatan yang terjadiDari segi sumpahSaya bersumpah bahwa akan memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnyaSaya bersumpah akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya tidak lain daripada yang sebaik-baiknya

  • DOKTER SEBAGAI SAKSI AHLI Tugas pokok hukum acara pidana adalah menentukan kebenaran materiil Keterangan saksi diberikan berdasarkan pada hal yang dilihat, didengar atau dialami sendiri Keterangan seorang ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan

  • Pasal 185 KUHAP mengatur : Keterangan saksi ialah apa yang saksi nyatakan di sidang Pengadilan Keterangan seorang saksi dapat dijadikan alat bukti apabila disertai alat bukti sah lainnya Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri dapat dipergunakan sebagai alat bukti apabila keterangan tersebut saling berhubungas Syarat bagi hakim dalam memberikan penilaian atas keterangan saksi Keterangan saksi yang tidak disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti yang sah apabila keterangan saksi tersebut sesuai dengan keterangan saksi yang disumpah.

  • DOKTER SEBAGAI SAKSI AHLI Dokter sebagai saksi ahli memberikan keterangan tentang teori/ hipotesa Dokter sebagai saksi ahli memberikan keterangan tentang suatu obyek; 1. Obyek terdakwa2. Obyek korban3. Obyek lain (bercak darah, bercak mani, dsb)

  • KEWAJIBAN DOKTER SEBAGAI SAKSI AHLI

    Wajib memberikan keterangan ahli

    Wajib mengucapkan sumpah/ janji

  • KENDALA DOKTER DI PERSIDANGAN

    Keterbatasan fasilitas Kurangnya koordinasi antara penyidik dan dokter Keberatan dari pihak keluarga korban Identifikasi pada korban yang tidak dikenal

  • ReferensiAbdul Muniem Idries, 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Binarupa Aksara Ali MM., Sidi IPS, Hadat T, Adam K, Rafly A, Zahir H et al. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Hal 1.10. Jakarta : Konsil Kedokteran IndonesiaAndi Hamzah., 2006. KUHP dan KUHAP. Jakarta : Rineka Cipta BeagleholeR., Epping-Jordan J, Patel V, Chopra M, Ebrahim S, et al., 1990. Improving the prevention and management of chronic disease in low-income and middle-income countries 2(2) : 105-122. World Health Organ Tech.http://www-archive.com/[email protected]/msg07902html. Diakses pada 19 September 2010.Ikatan Dokter Indonesia. Perubahan Perilaku Fokus Utama Pembangunan Bidang Kesehatan. http://www.depkominfo.go.id/2007/06/12Levinson W., 1999. In context : Physician-patient communication and manage care 14(5) 226-230. J Med Pract ManageLiliweri A., 2008. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan hal. 2-22. Yogyakarta : Pustaka PelajarMuhammad Rusli., 2007. Hukum Acara Pidana Kontemporer. Bandung : PT Citra Aditya BaktiRakhmat J., 1993. Psikologi Komunikas. Edisi Revisi hal. 129-136. Bandung :Remaja RosdakaryaTriana Ohoiwutun, 2006. Profesi Dokter dan Visum Et Repertum. Malang : Dioma

  • TERIMA KASIH...Selamat belajar dan mendalami berbagai area kompetensi yang sudah disampaikan